HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIPARA YANG BERSALIN DI KLINIK BIDAN SUMIARIANI
JL. KARYA KASIH KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2014
DI SUSUN OLEH : ELI ERVIYANTI
135102069
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIPARADI KLINIK BIDAN SUMIARIANI
MEDAN TAHUN 2014 ABSTRAK
Eli Erviyanti
Latar belakang: Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan putting susu menjadi lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada Ibu Primipara di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
concecutive sampling. Analisis data menggunakan program uji Continuitycorrection.
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden, mayoritas teknik menyusui benar 16 orang (53,3%) dan produksi ASI baik 11 orang (36,7%) dan teknik menyusui tidak benar dan produksi tidak baik 12 orang (40,0%). Hasil uji statistik didapat ada hubungan antara teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu primipara (p=0,008) dan OR= 13,200 artinya responden yang teknik menyusui benar mempunyai peluang 13,200 kali untuk mempunyai produksi ASI.
Kesimpulan: Hasil penelitian ini menyatakan ada buhungan teknik menyusui dengan produksi ASI. Disarankan kepada petugas kesehatan dapat dijadikan salah satu intervensi kebidanan yang efektif untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara di Klinik Bidan
Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor”.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan,
akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan yang membantu penulis dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Sumiariani selaku pimpinan di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih
Kecamatan Medan Johor yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti
dalam melakukan penelitian di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih
6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi yang
besar, baik berupa dukungan moril maupun material kepada penulis untuk
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Teman-teman mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatra Utara 2013/2014 yang telah banyak
memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan
saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca dan bagi penulis
khususnya. Akhirkata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Januari 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI……… ... iii
DAFTAR TABEL………... v
DAFTAR SKEMA……….. vi
DAFTAR LAMPIRAN………... vii
BAB I PENDAHULUAN……….... 1
A. Latar Belakang.…………...……….... 1
B. Rumusan Masalah………...……… 3
C. Tujuan Penelitian…………...……….. 3
a. Tujuan Umum………..………. 3
b. Tujuan Khusus…….………. 4
D. Manfaat Penelitian……….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 5
A. Teknik Menyusi……….. 5
1. Cara Menyusui yang Baik dan Benar……… 6
2. Tanda-tanda Ibu Menyusui dengan Benar……… 7
3. Tanda-tanda Ibu Belum Menyusui Bayi dengan Benar………… 8
4. Lama dan Frekuensi Menyusui………... 8
5. Masalah dalam Menyusui pada Ibu……….. 9
B. Produksi ASI……… 14
C. Primipara………. 18
BAB III KERANGKA KONSEP……… .……… 19
A. Kerangka Konsep……….. 19
B. Hipotesa……….... 19
C. Defenisi Operasional………. 20
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN……… 21
A. Desain Penelitian………... 21
B. Populasi dan Sampel Penelitian……… 21
1. Populasi……… .. 21
2. Sampel……….... 21
C. Tempat Penelitian………. 21
D. Waktu Penelitian………... 22
E. Etika Penelitian………. 22
F. Alat Pengumpulan Data……… 23
G. Prosedur Pengumpulan Data………. 24
H. Analisa Data……….. 24
1. Analisa Univariat………... 24
2. Analisa Bivariat………... 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 27
A. Hasil Penelitian………. 27
1. Analisis Univariat………. 27
1. Teknik menyusui pada ibu primipara……….... 30
2. Produksi ASI pada ibu primipara……….. 30
3. Hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI………... 31
BAB VI PENUTUP……… . 32
A. Kesimpulan………. 32
B. Saran………... 33
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Defenisi Operasional……… 20
5.1: Distribusi Karakteristik Responden……… 27
5.2: Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui………... 28
5.3: Distribusi Frekuensi Produksi ASI………. 28
DAFTAR SKEMA
Skema 1: Kerangka Konsep Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu primipara di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Lembar Kuesioner
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Content Validity
Lampiran 4 : Lembar Uji Validitas
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 6 : Surat izin pengambilan Data Awal dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 : Surat Pernyataan Telah Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 11 : Master Tabel
Lampiran 12 : Lembar Distribusi Frekuensi dan Uji Chi Square
Lampiran 13 : Lembar Uji Realibilitas
HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIPARADI KLINIK BIDAN SUMIARIANI
MEDAN TAHUN 2014 ABSTRAK
Eli Erviyanti
Latar belakang: Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan putting susu menjadi lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada Ibu Primipara di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
concecutive sampling. Analisis data menggunakan program uji Continuitycorrection.
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden, mayoritas teknik menyusui benar 16 orang (53,3%) dan produksi ASI baik 11 orang (36,7%) dan teknik menyusui tidak benar dan produksi tidak baik 12 orang (40,0%). Hasil uji statistik didapat ada hubungan antara teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu primipara (p=0,008) dan OR= 13,200 artinya responden yang teknik menyusui benar mempunyai peluang 13,200 kali untuk mempunyai produksi ASI.
Kesimpulan: Hasil penelitian ini menyatakan ada buhungan teknik menyusui dengan produksi ASI. Disarankan kepada petugas kesehatan dapat dijadikan salah satu intervensi kebidanan yang efektif untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin mengalami berbagai masalah,
hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti
misalnya cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan bayi yang
mengakibatkan putting susu terasa nyeri, dan masih banyak lagi masalah yang lain.
Terlebih pada minggu pertama setelah persalinan seseorang, ibu lebih peka dalam emosi.
Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi
termasuk dalam menyusui orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang
berpengaruh besar dalam kehidupannya atau yang disegani, seperti suami,
keluarga/kerabat terdekat, atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter/ tenaga
kesehata (Handayani, 2011)
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI
dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan putting susu menjadi lecet
dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan
menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan
informasi tentang manfaat ASI dan tentang menyusui yang benar (Roesli, 2005)
Berdasarkan penelitian Susanti, 2006 tentang kegagalan dalam menyusui pada
ibu postpartum primipara yang menyusui bayi berusia 3 hari- 2 bulan terdapat dua faktor
post partum primipara terdapat 19 orang (59,38%) yang menyusui teknik menyusui
buruk. Sedangkan 13 orang lagi (40,62%) teknik menyusuinya baik. Faktor yang kedua
adalah produksi ASI dimana didapatkan 19 orang (59,38%) produksi ASI nya buruk dan
13 orang lagi (40,62%) merupakan produksi ASI yang baik.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997,
cakupan ASI Eksklusif (pemberian air susu ibu kepada bayi sampai dengan usia 4 bulan)
di Indonesia baru mencapai 52% dari yang ditetapakan sebesar 80% pada tahun 2005.
Meskipun pencapaian tersebut lebih baik dari Brazil, yaitu 42% pada tahun 1996, tetapi
masih lebih rendah bila dibandingkan dengan Cuba yang telah mencapai 72% pada
tahun 1996. (Depkes RI, 2002)
Berdasarkan hasil penelitian Rahayu, 2012 yang dilakukan di RSUD Tugurejo
Semarang 4 dari 7 ibu kebingungan ketika bayi mereka menangis, sedangkan ASI yang
keluar belum lancar. Mereka masih tampak canggung dalam posisi menyusui. Mereka
sempat bertanya mengenai cara agar ASI nya banyak. Ibu-ibu tersebut memilki
keinginan untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi mereka. Informasi juga didapatkan
dari perawat yang mengatakan bahwa sekitar 30% ibu primipara mengeluh bahwa
produksi ASI nya kurang lancar pada hari pertama pasca melahirkan. Salah satu
penyebabnya yaitu ibu kurang mengerti tentang faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
produksi ASI. Namun, perawat selalu memberi motivasi agar ibu berusaha
meningkatkan produksi ASI serta memberikan ASI kepada bayinya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Hubungan
Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara’’ di Klinik bidan Sumiariani
Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu
Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan
Johor.
b. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui teknik menyusui pada ibu primipara
b. Untuk mengetahui produksi ASI pada ibu primipara
c. Untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu
primipara
D. Manfaat Penelitian
1 Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
2 Bagi peraktek kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi bidan tentang teknik
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada institusi
pendidikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Teknik Menyusui
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau
bayi enggan menyusu (Wulandari, dan handayani, 2011)
Kebanyakan putting nyeri disebabkan oleh kesalahan dalam teknik menyusui,
yaitu bayi tidak menyusu sampai kalangan payudara. Bila bayi menyusu hanya pada
putting susunya, maka bayi akan mendapat ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan
pada daerah sinus laktiferus, sedangkan pada ibunya akan terjadi nyeri pada putting
susunya (Handayani, dkk, 2011)
Sebelum menyusui, berbaringlah selama 10-15 menit dan tenangkan pikiran.
Perasaan marah, jengkel, atau tegang akan mempengaruhi produksi ASI sehingga hanya
keluar sedikit. ASI dibentuk di dalam kelenjar-kelenjar susu jauh di dalam payudara,
kemudian dibawa oleh saluran-saluran kecil ke tempat areola, yaitu lingkaran yang
berwarna gelap di sekeliling luar putting. Oleh karena itu, jika bayi hanya menghisap di
putting saja maka ASI yang keluar tidak cukup banyak. Masukkan juga areola ke dalam
mulutnya sehingga tekanan gusinya akan mendorong timbunan ASI dalam areola ini
kearah putting. Sementara itu, saluran-saluran akan mengalirkan lagi ASI dari tempat
pembentukannya di kelenjar ke dalam tempat penampungannya. Kalau hanya putting
yang masuk mulut, bayi harus menghisap dengan kuat dan menyebabkan putting mejadi
Seorang ibu mungkin akan mengalami kesulitan ketika belajar menyusui bayinya
pertama kali. Anda bisa membantunya dengan menunjukkan padanya posisi yang benar
untuk menyusui. Posisi yang baik membantu bayi makan lebih baik dan mencegah
putting susu jadi kempis atau pecah (Klein, 2009)
1. Cara Menyusui yang Baik dan Benar
1. Posisi badan ibu dan bayi : a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai. b)
Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ibu. d) Rapatkan dada bayi
dengan dada ibu atau bagian bawah payudara. e) Tempelkan dagu bayi pada
payudara ibu. f) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam
satu garis dengan leher dan lengan bayi. g) Jauhkan hidung bayi dari payudara
ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.
2. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu : a) Payudara dipegang dengan ibu jari
diatas, jari yang lain menopang dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit
payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola
(kalangan payudara). b) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting
reflek). c) Posisikan putting susu diatas “bibir atas” bayi dan berhadapan dengan
hidung bayi. d) Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit
mulut bayi. e) Setelah bayi menyusu/menghisap payudara dengan baik, payudara
tidak perlu dipegang atau disangga lagi. f) Dianjurkan tangan ibu yang bebas
dipergunakan untuk mengelus-elus bayi.
3. Posisi Menyusui yang benar: a) Tubuh bagian depan menempel bayi menempel
c) Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (bagian
bawah). d) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi. e)
Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka.
f) Sebagian besar areola tidak tampak. g) Bayi menghisap dalam dan perlahan.
h) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusui. i) Terkadang terdengar suara bayi
menelan. j) Putting susu tidak terasa sakit atau lecet. (Handayani, dkk, 2011.
Gambar Cara Menyusui yang Baik dan Benar
2. Tanda-tanda ibu telah menyusui dengan benar:
2. Dagu dan hidungnya menempel payudara
3. Bayi telah memasukkan sebanyak mungkin bagian areola kedalam
mulutnya
4. Bayi menyusu dengan teratur dan mendalam, sebentar-sebentar
berhenti sesaat
5. Bayi menelan susu yang diminum secara teratur
6. Putting susu terasa nyaman setelah beberapa kali pemberian susu
pertama
3. Tanda-tanda ibu belum menyusui bayi dengan benar:
1. Kepala bayi tidak lurus dengan badannya
2. Bayi hanya menyusu pada putting susu, tidak menyusu pada areola
dengan putting susu masuk jauh kedalam mulutnya
3. Bayi menyusu dengan ringan, cepat, dan gugup, tidak menyusu dengan
sungguh-sungguh dan teratur
4. Pipinya berkerut ke arah dalam atau ibu mendengar suara “cik-cik”
5. Ibu tidak mendengar bayinya menelan secara teratur setelah produksi air
susu meningkat
(Yuliarti, 2010)
4. Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu jam (Handayani, dkk,
2011)
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI tanpa jadwal, sesuai kebutuhan
bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Menyusui dimalam hari
sangat berguna bagi ibu bekerja, karena dengan disusukan pada malam hari akan
memacu produksi ASI, dan juga dapat mendukung keberhasilan menunda kehamilan
(Handayani, dkk, 2011)
5. Masalah dalam Menyusui pada ibu
1. Masalah masa antenatal (Sulistyawati, 2009)
Putting susu yang tidak menonjol sebenarnya tidak selalu menjadi masalah.
Secara umum, ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama antenatal
umumnya kurang berfaedah, seperti memanipulasi putting dengan perasat Hoffman,
menarik-narik putting, atau penggunaan breast shield dan breast shell. Yang paling
efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat. Dalam
hal ini, sebaiknya ibu tidak melakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir. Segera
setelah bayi lahir, ibu dapat melakukan:
a. Skin to skin contact dan biarkan bayi menghisap sedini mungkin b. Biarkan bayi “mencari” putting susu, kemudian menghisapnya
c. Apabila putting benar-benar tidak muncul, dapat “ditarik” dengan
d. Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan
sedikit penekanan pada areola mamae dengan jari hingga terbentuk “dot” ketika memasukkan putting susu kedalam mulut bayi
e. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas terlebih dahulu dan diberikan
dengan sendok atau cangkir, atau teteskan langsung ke mulut bayi
2. Pada masa setelah persalinan dini
a. Putting susu lecet
Pada keadaan ini, seorang ibu sering menghentikan proses menyusui karena
sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh ibu adalah mengecek bagaimana
perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah terdapat infeksi candida (di mulut bayi) b. Payudara bengkak
Sebelumnya, kita perlu membedakan antara payudara penuh karena berisi ASI
dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh, gejala yang dirasakan pasien adalah
rasa berat pada payudara, panas, dan keras, sedangkan pada payudara bengkak akan
terlihat payudara odem, Pasien merasakan sakit, putting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, ASI tidak akan keluar bila diperiksa atau diisap, dan badan demam
setelah 24 jam.
c. Abses Payudara (mastitis)
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Ada 2 jenis mastitis, yaitu non-infective mastitis (hanya karena pembendungan ASI/milk statis dan infective mastitis
(telah terinfeksi bakteri). Gejala yang ditemukan adalah payudara menjadi merah,
bengkak, kadang disertai rasa nyeri dan panas, serta suhu meningkat.
3. Pada masa setelah persalinan lanjut
Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi
dapat terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan tertentu, ketika produksi ASI
memang sangat tidak memadai, perlu upaya yang lebih, misalnya relaksasi dan bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI suplementer.
b. Ibu yang bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu merasa kesulitan untuk
memberikan ASI secara eksklusif. Banyak di antaranya disebabkan karena
ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk meyusui bayinya.
c. Pengeluaran ASI
Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tampung didalam cangkir atau gelas yang
bersih. Meskipun langkah ini kelihatannya sederhana, namun tidak ada salahnya jika
bidan memberikan bimbingan teknik memerah ASI yang tepat.
6. Masalah Menyusui pada Bayi
1. Bayi sering menangis (Wulandari, dkk, 2011)
Menangis untuk bayi adalah cara berkomunikasi dengan orang-orang
disekitarnya. Karena bila itu bayi sering menangis perlu dicari sebabnya, dan sebabnya
tidak selalu karena kurang ASI.
a. Perhatikan, mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan
baik, atau sebab lain, seperti mengompol, sakit, merasa jemu, ingin
digendong atau disayang.
b. Keadaan ini merupakan hal yang biasa dan ibu tak perlu cemas, karena
c. Coba atasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena
basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau digendong dan
dibelai.
d. Mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar saat
menyusu akibatnya ASI tak sempurna keluarnya.
e. Bayi menangis mempunyai maksud menarik perhatian terutama ibu karna
sesuatu hal, oleh karenanya janganlah membiarkan bayi menangis terlalu
lama, ia akan menjadi lelah, kesal, sehingga dapat mengganggu proses
laktasi.
1. Bayi bingung putting
Bingung putting (nipple confusion) adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu.
Peristiwa ini terjadi karena mekanisme menyusu pada putting ibu berbeda dengan
mekanisme menyusu pada botol.
Tanda-tanda bayi bingung putting:
a. Bayi menghisap putting seperti menghisap dot.
b. Waktu menyusu, cara menghisapnya terputus-putus/sebentar-sebentar.
c. Bayi menolak menyusu pada ibu.
2. Bayi premature dan bayi kecil (BBLR)
Bayi kecil, premature atau dengan berat badan lahir rendah ( BBLR) mempunyai
masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih relative lemah. Oleh
karenanya bayi kecil justru harus cepat dan lebih sering dilatih menyusu.
Ikterus karena ASI sangat jarang terjadi. Terjadinya ikterus tersebut karena
hormon3-alfa 20-beta-pregnane-diol pada ASIyang mengadakan inhibisi pada
enzim glukoronil-transferase pada hepar bayi.
4. Bayi Kembar
Dengan meningkatnya rangsangan untuk produksi ASI yang datang dari bayi.
Maka ASI selalu cukup untuk kedua bayi kembar tersebut. Tetapi kita harus
memperhatikan diit ibu harus mengandung kalori lebih tinggi, ektra minum,
cukup protein dan vitamin, agar produksi ASI mencukupi kebutuhan bayi dan
status gizi ibu itu terpelihara.
5. Bayi sakit
Sebagian kecil sekali dari bayi yang sakit, dengan indikasi khusus tidak
diperbolehkan mendapatkan makanan per-oral, tetapi apabila sudah
diperbolehkan, maka ASI harus terus diberikan.
6. Bayi sumbing
Banyak orang mengira bahwa bayi sumbing tidak mungkin dapat menyusu.
Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena dengan kesabaran dan ketelatenan
ibu, maka banyak ibu yang berhasil menyusui bayinya sendiri.
7. Bayi dengan lidah pendek
Bayi pada kondisi seperti ini akan sukar dapat melaksanakan laktasi dengan
sempurna, karena lidah tak sanggup memegang putting dan areola dengan baik.
8. Bayi yang memerlukan perawatan
Bila bayi sakit dan memerlukan perawatan padahal bayi masih menyusu pada
9. Bayi enggan menyusu
Bayi enggan menyusu harus mendapat perhatian khusus, karena kadang-kadang
itu merupakan gejala dari penyakit-penyakit yang membahayakan jiwa anak,
missal anak yang sakit berat, tetanus neonatorum, menginitis/ensepalitis,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
10.Bayi yang lahir dengan operasi seksio sesaria
Bila pada seksio digunakan anestesi umum, bayi bisa mulai disusukan setelah ibu
sadar dengan bantuan tenaga perawat/bidan. Efek narkose pada bayi yang
diterimanya baik melalui plasenta ataupun ASI dapat mengakibatkan bayi lemah
dan malas menyusu.
B. Produksi ASI
Novak & Broom,1999 (dalam Ramayanti, 2004) Produksi ASI merupakan hasil
perangsangan payudara oleh hormone prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofise anterior yang berada didasar otak. Bila bayi menghisap ASI maka ASI akan
dikeluarkan dari gudang ASI yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan
merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan kekelenjar hipofise
anterior untuk memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan
kekelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal in disebut dengan refleks
pembentukan ASI atau refleks prolaktin.
Produksi Air Susu Ibu/Prolaktin. Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakan
suatu hormon yang disekresikan oleh glandula pituitari. Hormon ini memilki peranan
penting untuk memproduksi ASI, kadar hormon ini meningkat selama kehamilan
Laktasi atau menyusui sebenarnya mempunyai dua pengertian, yaitu produksi
ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI (oksitosin), yang dikenal dengan refleks prolaktin
dan refleks aliran (let down reflex). Dalam hal ini, pada ibu ada 2 macam refleks yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya. Refleks tersebut refleks prolaktin
dan refleks aliran (Maryunani, 2012)
Penjelasan tentang refleks prolaktin dan refleks aliran:
1. Refleks Prolaktin:
a. Refleks ini secara hormonal untuk memproduksi ASI.
b. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonaal
pada putting susu dan areola ibu.
c. Rangsangan ini diteruskan ke hipofise melalui nervus vagus, terus ke lobus
anterior.
d. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormone prolaktin, masuk ke peredaran
darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI.
2. Penjelasa refleks aliran (let down refleks)
a. Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar.
b. Bila bayi didekatkan Pada payudara ibu, maka bayi akan memutar
kepalanya ke arah payudara ibu.
c. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut: rotting refleks ( refleks menoleh).
d. Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu denagn bantuan lidahnya.
f. Bayi tidak cukup mendapatkan ASI dan akan menangis.
g. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin
mengganggu let down refleks.
h. Dalam hal ini, pengeluaran ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan.
(Anik, 2012)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan air susu ibu:
1. rangsangan otot-oto buah dada
Rangsangan pada otot-otot buah dada diperlukan dalam usaha memperbanyak air
susu ibu agar kelenjar buah dada bekerja lebih efektif.
2. Keteraturan anak menghisap
Isapan anak akan merangsang otot polos yang terdapat dalam buah dada, untuk
berkontraksi yang kemudian merangsang susunan syaraf disekitarnya dan
meneruskan rangsangan ini ke otak.
3. Kesehatan ibu
Kesehatan ibu memegang peranan dalam produksi air susu ibu. Hal ini dijelaskan
karena pembentukan bahan-bahan yang diambilnya dari ibu.
4. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan
mempengaruhi produksi ASI, karena pembuat kelenjar pembuat ASI tidak dapat
bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup.
5. Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi
ASI.
(Handayani, dkk, 2011)
Payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran
payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran
kurang ditentukan oleh bayaknya lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil
ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi
apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar (Wulandari, dkk, 2011)
Makanan lain (termasuk air) dapat membuat bayi sakit dan menurunkan
persediaan ASI ibunya karena produksi ASI ibu tergantung pada seberapa banyak ASI
yang dihisap oleh bayinya (Sulistyawati, 2009)
Lawrence, 2004 (dalam Purnama, 2013) Produksi ASI merujuk pada volume ASI
yang dikeluarkan oleh payudara. ASI yang telah diproduksi disimpan didalam gudang
ASI. Selanjutnya ASI dikeluarkan dari payudara kemudian dialirkan ke bayi, banyaknya
ASI yang dikeluarkan oleh payudara dan diminum oleh bayi, diasumsikan sama dengan
produksi ASI.
Budiarti, 2009 (dalam Arini) menyatakan bahwa penilaian terhadap produksi
ASI dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan untuk mengetahui keluarnya
ASI dan jumlahnya mencukupi bagi bayi diantaranya adalah: a) ASI yang merembas
keluar melalui putting. b) sebelum disusui payudara ibu terasa tegang. c) jika ASI cukup
setelah menyusu maka bayi tertidur atau tenang selama 3-4 jam. d) Bayi BAK minimal
6-8 kali dalam satu hari. e) bayi BAB 2-5 kali sehari. f) Bayi paling sedikit menyusu
menelan ASI. h) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali menyusu. i)
Warna urin bayi kuning jernih.
Hockenberry, 2009 (dalam Purnama, 2013) menyatakan bahwa indikator lain
untuk melihat bahwa produksi ASI mencukupi bagi bayi adalah karakteristik dari BAB
bayi. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang bewarna hijau pekat, kental,
dan lengket, yang dinamakan dengan meconium, BAB ini berasal dari saluran
pencernaan bayi, serta cairan amnion.
Matteson, 2001 (dalam Purnama, 2013) menyatakan bahwa pola eliminasi bayi
tergantung intake yang bayi dapatkan bayi yang meminum ASI, umumnya pola BABnya
2-5 kali perhari, BAB yang dihasilkan adalah bewarna kuning keemasan, tidak terlalu
encer dan tidak terlalu pekat, sedangkan bayi yang mendapatkan susu formula,
umumnya pola BABnya hanya 1 kali sehari, BAB berwarna putih pucat.
C. Primipara
Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan yang cukup besar untuk
kehidupan didunia luar (Varney, 2006)
Primipara adalah perempuan yang telah pernah melahirkan sebanyak satu kali
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul teknik menyusui dengan
produksi ASI pada ibu primipara di jelaskan dalam bentuk skema berikut ini:
Variabel Independen variable dependen
Skema .3.1.Kerangka Konsep
B. Hipotesa
Hipotesa dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada Ibu
Primipara
Ha: Ada hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada Ibu
Primipara
C. Defenisi Operasional
No Variabel Penelitian
Defenisi
Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur SkalaUkur
1 Variabel
Observasi 1. Benar, apabila tindakan yang
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi yang
bertujuan untuk mengetahui Hubungan Teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu
primipara.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang bersalin di
Klinik bidan Sumiariani jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor. Hasil survei awal dari
bulan januari-desember tahun 2012 terdapat 200 orang ibu yang bersalin di Klinik Bidan
Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor. Sedangkan pada bulan Sepember
s/d November tahun 2013 terdapat 51 orang yang bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.
Karya Kasih Kecamatan Medan Johor.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang diambil setiap ibu bersalin yang memenuhi kreteria inklusi yaitu ibu nifas
primipara yang menyusui ASI tanpa susu formula dan bersedia menjadi responden
� = N 1+N (d)2
Keterangan: n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
d = Standart Deviasi (0,05)
Jadi sampel yang diteliti, adalah :
n
=
51Jadi jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 45 orang., dan sampel
yang memenuhi kreteria inklusi sebanyak 30 orang.
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan
Medan Johor, alasan peneliti mengambil lokasi ini adalah peneliti sebelumnya telah
melakukan survey pendahuluan dan ditemukan adanya populasi yang mencukupi untuk
dijadikan responden, belum pernah dilakukan penelitian sebelummya dan merupakan
daerah yang mudah untuk dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam pengumpulan
data.
D. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai 20 Januari-03 Juli 2014.
E. Etika Penelitian
Peneliti meminta persetujuan kepada responden yang akan diteliti dengan
menyerahkan lembar persetujuan ( informed consent ) selanjutnya, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan
terjadi selama dan sesudah pengumpulan data dan mengatakan bahwa kerahasiaan ( confidentiality ) identitas responden dapat di jaga dan apabila responden menolak untuk diteliti maka tidak dipaksakan. Setelah responden memahami serta menerima maksud
dan tujuan peneliti maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
tersebut dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.
Isian identitas pada lembar kuesioner tidak dituliskan nama ( anominity )
responden hal ini untuk merahasiakan data isian kuesioner, hanya kode tertentu pada
lembar kuesioner yang hanya akan peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi
F. Alat Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan teoritis.
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan
data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 bagian, bagian pertama terdiri dari data
demografi responden meliputi inisial nama ibu, alamat ibu, usia ibu, pekerjaan ibu yang
kedua dengan mengunakan lembar observasi pernyataan tentang teknik menyusui yang
benar dan yang ketiga dengan mengugunakan lembar kuesioner mengenai produksi ASI.
Lembar observasi terdiri dari 10 pernyataan. Dimana setiap jawaban (tidak) diberi nilai 0
dan jawaban (ya) diberi nilai 1. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai
tertinggi adalah 10. Kriteria penelitian dalam penelitian ini adalah:
1) Teknik menyusui benar jika skor 6-10
2) Teknik menyusui tidak benar jika skor 1-5
Sedangkan pada lembar kuesioner pada penelitian ini berisi 10 pertanyaan
tentang ASI yang dihasilkan pada ibu primipara dengan pilihan jawaban ya dan tidak,
setiap pertanyaan memiliki bobot yang berbeda. Skor untuk setiap pertanyaan di beri
nilai 1 bila jawaban “Ya” dan bila jawaban “Tidak” diberi nilai 0. Kriteria penilaian
dalam penelitian ini adalah:
1) Produksi ASI Baik jika skor 8-10.
2) Produksi ASI Cukup jika skor 5-7.
3) Produksi ASI Kurang jika skor 0-4
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrument
pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data
yang relevan dengan apa yang sedang diukur (Dempsey, 2002). Uji ini dilakukan dengan
cara content validity yang diuji oleh Master Kebidanan, sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur yang akan di ukur.
Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari
instrument sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup
yang sama (Dempsey, 2002)
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan lembar
observasi tentang teknik menyusui dan lembar kuesioner tentang produksi ASI di Klinik
bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor. Prosedur pengumpulan data
dalam penelitian ini dimulai dari mendapatkan surat permohonan izin pelaksana
penelitian dari pihak pendidikan atau ketua pelaksana program D IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian mengajukan surat
permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada pimpinan klinik bidan
Sumiariani jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor, setelah mendapat persetujuan
peneliti melaksanakan pengumpulan data dimana responden sesuai dengan criteria
penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tentang
kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga
data yang diperoleh terpenuhi.
I. Analisa Data
1. Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Analisa
ini menggambarkan tiap-tiap variable (variable independent dan dependent) dengan
menggunakan disribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005)
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau
berkolerasi (Notoadmodjo, 2005), yang meliputi variable bebas yaitu teknik menyusui
dan variable terikatnya yaitu produksi ASI.
Analisa statistik dengan menggunakan program SPSS for windows dengan
menggunakan uji sttistik korelasi dengan menggunakan Uji Chi-square untuk mengetahui hubungan variable indenpent dan variabal dependent (Arikunto, 2004)
Apabila X2 hitung > X table, maka Ha diterima dan Ho ditolak atau nilai p lebih
kecil dari alpha (P < 0,05).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 januari - 03 Juli 2014 di Klinik
bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor. Selama penelitian telah
dihimpun responden yang memenuhi kreteria sebanyak 30 orang responden. Hasilnya
disajikan sebagai berikut ini :
1. Analisis Univariat
a.Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec. Medan Johor Tahun 2014
No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase % 1.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa mayoritas umur responden
dalam rentang yaitu 20-35 tahun sebanyak 16 orang (53,3%) dan minoritas berumur <35
Tangga (IRT) sebanyak 14 orang (46,7%) dan minoritas Pegawai Negri sebanyak 4
orang (13,3%).
b. Teknik Menyusui pada Ibu Primipara
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui pada Ibu Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec.Medan Johor
Tahun 2014
No. Teknik Menyusui Frekuensi Persentase %
1.
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat mayoritas ibu mempunyai teknik menyusui
benar pada ibu primipara sebanyak 16 orang (53,3%), dan minoritas teknik menyusui
tidak baik pada ibu primipara sebanyak 14 orang (46,7%).
c. Produksi ASI pada Ibu Primipara
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Produksi ASI pada Ibu Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec.Medan Johor Tahun 2014
No. Produksi ASI Frekuensi Persentase %
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat mayoritas produksi ASI pada Ibu Primipara
adalah baik sebanyak 13 orang (43,3%), dan minoritas ibu memiliki produksi ASI pada
ibu primipara adalah cukup sebanyak 6 orang (20,0%).
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara yang
Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec.Medan Johor Tahun
2014
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec.Medan Johor Tahun 2014
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki teknik
menyusui benar sebanyak 16 orang (53,3%) memiliki produksi ASI yang baik sebanyak
Berdasarkan hasil uji chie square didapatkan P Value yaitu 0.008(p<0,05) Ho di tolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara teknik menyusui dengan
produksi ASI pada ibu primipara.
B. Pembahasan
1. Teknik Menyusui pada Ibu Primipara yang bersalin di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014
Mayoritas ibu mempunyai teknik menyusui benar pada ibu primipara sebanyak
16 orang (53,3%), dan minoritas teknik menyusui tidak benar pada ibu primipara
sebanyak 11 orang (46,7%).
Hal ini sejalan dengan teori Roesli (2005) yang menyatakan bahwa teknik
menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila
teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan putting susu menjadi lecet dan
menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan
menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Susanti (2006) tentang kegagalan dalam
menyusui pada ibu postpartum primipara yang menyusui bayi berusia 3 hari- 2 bulan
(59,38%) yang menyusui teknik menyusui buruk. Sedangkan 13 orang lagi (40,62%)
teknik menyusuinya baik.
2. Produksi ASI pada Ibu Primipara yang bersalin di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014
Mayoritas produksi ASI pada Ibu Primipara adalah baik sebanyak 1 orang
(43,3%), dan minoritas ibu memiliki produksi ASI pada ibu primipara adalah cukup
sebanyak 6 orang (20,0%).
Hal ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian Rahayu (2012) yang dilakukan
di RSUD Tugurejo Semarang 4 dari 7 ibu kebingungan ketika bayi mereka menangis,
sedangkan ASI yang keluar belum lancar. Mereka masih tampak canggung dalam posisi
menyusui. Mereka sempat bertanya mengenai cara agar ASI nya banyak. Ibu-ibu
tersebut memilki keinginan untuk memberikan ASI eklusif pada bayi mereka. Informasi
juga didapatkan dari perawat yang mengatakan bahwa sekitar 30% ibu primipara
mengeluh bahwa produksi ASI nya kurang lancar pada hari pertama pasca melahirkan.
Salah satu penyebabnya yaitu ibu kurang mengerti tentang faktor- faktor yang dapat
mempengaruhi produksi ASI. Namun, perawat selalu memberi motivasi agar ibu
3. Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara yang bersalin di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014
Mayoritas responden memiliki teknik menyusui benar sebanyak 16 orang
(53,3%) memiliki produksi ASI yang baik sebanyak 11 orang (36,7%).
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Susanti (2006) tentang kegagalan dalam
menyusui pada ibu postpartum primipara yang menyusui bayi berusia 3 hari- 2 bulan
terdapat dua faktor pencetus kegagalan tersebut, yang pertama adalah teknik menyusui
dimana dari 32 ibu post partum primipara terdapat 19 orang (59,38%) yang menyusui
teknik menyusui buruk. Sedangkan 13 orang lagi (40,62%) teknik menyusuinya baik.
Faktor yang kedua adalah produksi ASI dimana didapatkan 19 orang (59,38%) produksi
ASI nya buruk dan 13 orang lagi (40,62%) merupakan produksi ASI yang baik.
Ini artinya tidak semua ibu primipara mempunyai teknik menyusui dan produksi
ASI yang buruk. Hal ini disebabkan karna ibu primipara sering mencari informasi
tentang teknik menyusui yang baik dan mendapat bimbingan dari keluarganya maupun
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan karakteristik dapat digambarkan bahwa mayoritas umur
responden dalam rentang yaitu 20-35 tahun sebanyak 16 orang (53,3%) dan
minoritas berumur <35 tahun sebanyak 6 orang (20,0%). Pekerjaan responden
mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 14 orang (46,7%) dan
minoritas Pegawai Negri sebanyak 4 orang (13,3%).
2. Berdasarkan teknik menyusui mayoritas ibu mempunyai teknik menyusui
benar pada ibu primipara sebanyak 16 orang (53,3%), dan minoritas teknik
menyusui tidak benar pada ibu primipara sebanyak 14 orang (46,7%).
3. Berdasarkan mayoritas produksi ASI pada Ibu Primipara adalah baik sebanyak
11 orang (36,7%), dan minoritas ibu memiliki produksi ASI pada ibu primipara
adalah cukup sebanyak 6 orang (20,0%).
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang diberikan sehubungan dengan
penelitian adalah :
1. Bagi peraktek kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu intervensi kebidanan yang efektif
untuk peningkatan produksi ASI pada ibu nifas.
2. Bagi penelitian kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data atau
informasi bagi pengembangan penelitian kebidanan berikutnya, terutama yang
berhubungan dengan teknik menyusui dan produksi ASI.
3. Bagi pendidikan kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada institusi
pendidikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang
DAFTAR PUSTAKA
Anik. (2012). Majemen Laktasi. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Arini, M. Y. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan produksi ASI pada Ibu Post Partum.Arikunto, S. (2004). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
DepKes. (2001). Manajemen Laktasi : Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta
Klein, S & Thomson, F. (2009). Panduan lengkap kebidanan. Yogyakarta: PALMALL
Maryunaani, A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media.
Manuaba.(2009). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Purnama, R. R. W. (2013). Efektivitas antara Pijat Oksitosin dan Breast Care terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum dengan Seksio Cesaria di RSUD Banyumas. Purwokerto. Universitas Jendral Soedirman. Karya Tulis Ilmiah.
Ramayanti, E. (2004). Hubungan Frekwensi Menyusi dengan Produksi ASI pada Minggu Pertama, Ketiga dan kelima di Rumah Sakit Sundari Medan. Medan: Universitas Sumatra Utara. Karya Tulis Ilmiah.
Roesli. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Pusat Membangun Swadaya Nusantara
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V Andi OFFSET
Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC
Wulandari, S. R & Handayani, S. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Lampiran 1
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama :
Alamat :
Mengatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini ’’Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara”. Saya tidak akan menuntut terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam penelitian ini.
Demikian surat ini saya sampaikan dengan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Peneliti Rresponden
Lampiran 2
Insrtumen Penelitian
Petunjuk
Kuesioner diisi oleh peneliti dengan mewawancarai responden
1. Data Demografi
1. Inisial Ibu :
2. Alamat Ibu :
3. Usia Ibu : Tahun
4. Pekerjaan Ibu
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negri
2. Lembar Observasi
Teknik Menyusui
No Pernyataan Ya Tidak
1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada
tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara
3. Dagu bayi menempel pada dada ibu yang
berada didasar payudara (bagian bawah)
4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan
leher dan lengan bayi
5. Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang
terbuka
6. sebagian besar areola tidak tampak
7. bayi menghisap dalam dan perlahan
8. bayi puas dan tenang pada akhir menyusui
9. terkadang terdengar suara menelan
TOTAL SCORE
3. Lembar Kuesioner
Petunjuk Penelitian
1. Beri tanda checklist (√) pada salah satu tanda kurung sesuai dengan jawaban
responden (diisi oleh peneliti)
2. Bila ada pertanyaan yang kurang mengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
Contoh: Sebelum disusukan payudara ibu terasa tegang?
(√ ) Ya ( )Tidak
Produksi ASI
No Pertanyaan Ya ( ) Tidak ( )
1. Bayi ibu paling sedikit menyusu 8-10 kali dalam 24 jam?
2. Apakah air susu ibu merembes melalui putting?
3. Sebelum disusukan payudara ibu terasa tegang?
4. Apakah bayi ibu BAK 6-8 kali dalam 1 hari (yang tidak memakai pampers) ?
6. Apakah ibu ada mendengar suara menelan ketika bayi menelan ASI?
7. Warna urin bayi bewarna kuning jernih?
8. Bayi ibu BAB 3-4 kali sehari?
9. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui?
LAMPIRAN 7
RIWAYAT HIDUP
Nama : Eli Erviyanti
Tempat/Tanggal lahir : Marbau / 18 Juli 1992
Agama : Islam
Alamat : Mahato Kec. Tambusai Utara Kab. Rokan Hulu
Riwayat Pendidikan
SD : Tahun 1998-2004, SD 016 Gerbang Sari, Kandis
lulus dan berijazah
SMP : Tahun 2004-2007, SMPN 4 lulus dan berijazah
MA : Tahun 2007-20010, MA Al-Munawwarah Pekanbaru
lulus dan berijazah
DIII : Tahun 2010-2013, Akedemi Kebidanan UMI