PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN MULTIPLE REPRESENTASI
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KERJA SAMA SISWA PADA POKOK
BAHASAN LARUTAN PENYANGGA
Oleh :
Siti Wulan Dari NIM. 4122131029
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Siti Wulan Dari dilahirkan di Desa Padang Cermin Kecamatan Selesai Kabupaten
Langkat pada tanggal 21 April 1995. Ibu bernama Sri Mulyati dan ayah bernama
Demyati, merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Penulis memulai
pendidikannya pada tahun 1999 di TPA Al Muhajirin dan lulus pada tahun 2000.
Pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang SD di SD Negeri
050591 Padang Cermin dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis
melanjutkan sekolah ke MTs Negeri Binjai dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun
2009 penulis melajutkan sekolah ke MAN Binjai dan lulus pada tahun 2012. Pada
tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan
melalui Jalur SNMPTN Tertulis sebagai salah satu penerima beasiswa Bidikmisi.
Dalam Kegiatan perkuliahan penulis cukup aktif sebagai mahasiwa salah satunya
penulis pernah aktif di organisasi intraekstrakurikuler UKMI Ar-Rahman (Unit
Kegaitan Mahasiswa Islam Ar-Rahman) selain itu juga penulis aktif sebagai
aktivis di bidang organisasi ektrskurikuler bidang kegamaan yang biasa di kenal
dengan nama KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiwa Muslim Indonesia) hingga saat
ini menjadi salah satu penggurus daerah di KAMMI Medan. Selain aktif
berorganisasi penulis juga pernah menjadi asisten laboratorium praktikum kimia
umum I. Punulis juga pernah memenangkan beberapa perlombaan tingkat
nasional seperti PKM dan LKTIN pada tahun 2014 dan 2015. Penulis juga
merupakan salah satu anggota Senat Mahasiswa Universitas Negeri Medan 2016
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Menggunakan Multiple Representasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Dan Kerjasama Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga Siti Wulan Dari (NIM 4122131029)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia, peningkatan kerjasama siswa dan hubungan antara hasil belajar dan kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan Multiple Representasi pada pokok bahasan Larutan Penyangga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 10 Medan yang berjumlah tiga kelas dengan total jumlah siswa 153 siswa. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak satu kelas. Masing-masing kelas terdiri atas 53 orang siswa. Siswa pada kelas eksperimen dibelajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan multiple representasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua ranah yaitu kognitif dan afektif. Untuk mengukur ranah kognitif digunakan Instrumen tes hasil belajar yang disusun dalam bentuk objective test dengan jumlah soal sebanyak 24 soal yang telah dianalisis dan dinyatakan memenuhi syarat uji validitas isi secara expert judgement, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Sedangkan untuk mengukur ranah afektif digunakan lembar observasi penilaian sikap kerjasama untuk mengukur kemampuan sikap kerjasama siswa yang sudah dianalisis validitasnya secara expert judgement dan dinyatakan valid. Sebagai prasyarat uji hipotesis, data hasil belajar, kemampuan kerjasama siswa kelompok sampel diuji normalitas dan homogenitasnya dan diperoleh data kelompok sampel yang berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t-test uji dua pihak. Untuk uji hipotesis hasil belajar siswa diperoleh thitung =
4,79 sedangkan ttabel= 1,997untuk α = 0.05 dan db = 49. Untuk uji hipotesis sikap
kerjasama siswa diperoleh thitung = sedangkan ttabel= 1,997 untuk α = 0.05 dan db
= 49. Untuk uji hipotesis sikap kerjasama diperoleh thitung = 7,23 sedangkan ttabel=
1,997 untuk α = 0.05 dan db = 49 thitungdengan mengunakan uji t pihak kanan.
Dengan demikian thitung > 1,997 maka uji hipotesis hasil belajar, kemampuan
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat
dan Hidayah-Nya yang memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan
kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan waktu yang telah
direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Menggunakan Multiple Representasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan
Kerjasama Siswa pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga”, disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Drs.
Jasmidi M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, Ibu Dr. Ir . Nurfajriani, M.Si, dan Ibu
Ratna Sari Dewi, S.Si, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran
demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya
skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Dr, Wesly Hutabarat
M.Sc selaku dosen penasehat akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen
beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah 1 Bagian
Kurikulum, Guru Kimia dan siswa/i kelas X IPA-1 dan X IPA-2 SMA Negeri 10
Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian
berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yaitu
mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar sarjana
dan menyelesaikan studi di UNIMED. Teristimewa juga penulis ucapakan
terimasih atas cinta, kasih sayang, keikhalasan yang tulus serta doa dari seluruh
Abangda Bustamin Ariffin, Amd, Kakanda Nurlela Fadhilah A.Md yang telah
mengispirasi mengantikan sosok orang tua dan menjadi penopak kehidupan saya
terkhusus abangda Ahmad Fauzi S.Si yang setia menjadi teman, merawat penulis
dari mulai SD sampai SMA memberikan sebagian waktu dan hartanya untuk
kesuksesan penulis.
Terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku kimia
Dik A 2012 yang memberikan semangat selama 4 tahun menimba ilmu bersama
terkhusus 2 wanita yang mengenalkan arti persahabatan itu ukhty Risna Yunita
Lubis dan Risky Hikmi. Ucapan terima kasih kepada sosok luar biasa yang
membersamai jalan dakwah selama ini Murrabiah luar biasa, teman-teman dalam
lingkaran cinta suci.
Terima kasih untuk Rahmah Hayati dan Agus Trianingsih yang tidak
menjadi teman tapi juga keluarga disini. Ucapan terima Kasih yang tidak bisa
digantikan dengan apapun, rumah yang diberikan para keluarga PK KAMMI
GARUDA UNIMED dan PK KAMMI KHATULISTIWA yang mendidik penulis
menjadi lebih luar biasa, tak lupa para sahabat PD KAMMI Medan yang kini
membersamai terkhusus keluarga DPK.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 17 Juni 2016
Penulis
v DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Ruang Lingkup
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Batasan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Definisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Hakikat Belajar
2.1..1.1 Pengertian Belajar
2.1.1.2 Pengertiam Hasil Belajar
2.1.1.3 Indikator Keberhasilan Belajar
2.1.1.4 Faktor-Faktor Hasil Belahar
2.1.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran
2.1.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
2.1.2.3 Langkah-Langkah PBL
2.1.2.4 Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
2.1.3 Multiple Representasi
2.1.3.1 Pengertian Multiple Representasi
2.1.3.2 Fungsi Multiple Representasi
2.2 Materi pengajaran
2.2.1 Larutan Penyangga
2.2.2 pH Larutan Penyangga
2.2.3 Prinsip Kerja Larutan Penyangga
2.2.4 Larutan Penyangga sehari-hari
2.3 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
3.1.2 Waktu Penelitian
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.2 Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
3.3.2. Variabel Terikat
3.3.3 Variabel Kontrol
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Instrumen Tes
3.4.2 Instrumen Non Tes
3.5 Rancangan Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.7 Teknik Analisis Data
3.8 Jadwal Penelitian
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian
4.1.1. Analisis data instrumen penelitian
4.2. Deskripsi data hasil penelitian
4.3. Uji Persyaratan Analisa Data
4.3.1. uji normalitas
4.3.2. uji homogenitas
4.3.2.1 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
4.3.2.2 Uji Homogenitas Dta Karakter Kerjasama
4.4. uji hipotesis
4.4.1 Pengujian Hipotesis 1
4.4.2 Pengujian Hipotesis 2
4.4.3 Pengujian Hipotesis 3
4.5. Peningkatan Hasil Belajar dan Nilai Karakter Kerjasama
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
56
56
58
60
60
61
61
61
62
62
62
63
64
65
69
69
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Fungsi Multiple Representasi
Gambar 3.1 Rencana gambaran perencanaan penelitian
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada
Pre tes dan Pos tes
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Kerjasama Siswa
Gambar . 53a Pembagian Kelompok Siswa
Gambar .53b Si swa Melakukan Diskusi
Gambar 53c Pembukaan Pada Pertemuan Kedua
Gambar 53d. Siswa SedangMengerjakan LKS
Gambar 53e. Siswa Mempresentasikan Kembali Diskusi
30
45
59
62
213
213
213
213
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah PBL
Tabel 3.1 Komponen Instrumen Tes
Tabel 3.2 Klasifikasi Analisis Validitas isi
Tabel 3.3 Rancangan Penelitian untuk variabel hasil belajar
Tabel 3.4 Rancangan Penelitian untuk Kerjasama Siswa
Tabel 3.5Rancangan Penelitian Korelasi Hasil belajar dan Kerjasama
Tabel 3.6 Persentasi Nilai Sikap Kerjasama
Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Korelasi Hasil belajar dan Kerjasama
Tabel 3.7 Rentang Nilai Korelasi Hasil Belajar dan Kerjasama
Tabel 3.8 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Validitas, Reliabel, Tingkat Kesukaran, dan Daya Beda
Tabel 4.2 Rata-rata, Minimum, Maksimum Data Pretes dan Postes Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.3 Rata-rata, Minimum, Maksimum, Standart Deviasi Data sikap
kerja sama kelompok sampel
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitsa Data
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Karakter Kerjasama
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Sikap Kerjasama Pada setiap Pertemuan
Tabel 4.8 Tabel Daftar Sidik Ragam
22
40
41
45
46
46
46
53
54
55
57
59
60
60
62
63
63
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa
Lampiran 4. Kunci Jawaban LKS
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Multiple Representasi
Lampiran 6. Surat Validasi Isi
Lampiran 7. Lembar Validasi Isi Instrumen Tes
Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kualitatif
Lampiran 10. Instrumen Tes
Lampiran 11. Kunci Jawaban Instrumen Tes
Lampiran 12. Lembar Validasi Isi Instrumen Non Tes
Lampiran 13. Lembar Instrumen Non Tes Isi
Lampiran 14. Hasil Validitas Isi Instrumen Tes
Lampiran 15. Tabel Hasil Validitas Isi Instrumen Tes
Lampiran 16. Perhitungan Validitas Instrumen Tes
Lampiran 17. Tabel Validitas Instrumen Tes
Lampiran 18. Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Lampiran 19. Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Lampiran 20. Perhitungan Daya Beda Tes
Lampiran 21. Tabel Daya Beda Tes
Lampiran 22. Perhitungan Distraktor Tes
Lampiran 23. Tabel Distraktor Tes
Lampiran 24. Perhitungan Reliabilitas
Lampiran 25. Tabel Reliabilitas
Lampiran 26. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes
Lampiran 27. Perhitungan Hasil Validasi Isi Instrumen Non Tes
Lampiran 28. Tabel Hasil Validasi Isi Instrumen Non Tes
Lampiran 29. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kualitatif
Lampiran 30. Kisi-Kisi Instrumen Tes Ssesudah Analisis Kuantitatif
Lampiran 31. Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif
Lampiran 32. Kunci Jawaban Istrumen Tes Setelah Analisis Kuantitatif
Lampiran 33. Tabulasi Data Eksperimen
Lampiran 34. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi
Lampiran 35. Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Lampiran 36. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Lampiran 37. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah I
Lampiran 38. Tabel Hipotesis 1
Lampiran 39. Data Nilai Observasi Sikap Kerjasama
Lampiran 40. Tabulasi Nilai Observasi Sikap Kerjasama
Lampiran 41. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi
Lampiran 42. Uji Normalitas Data Sikap Kerjasma
Lampiran 43. Uji Homogenitas Data Sikap Kerjasama
Lampiran 44. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah II
Lampiran 45. Perhitungan Gain Dari 2 Variabel Tes
Lampiran 46. Perhitungan Uji Hipotesis III
Lampiran 47. Tabel Hasil Uji Hipotesis III
Lampiran 48. Tabel Nilai–Nilai r-Product Moment
Lampiran 49. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat
Lampiran 50. Tabel Nilai–Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
Lampiran 51 Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f
Lampiran 52. Jadwal Penelitian
Lampiran 53. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 54. Surat Surat Keterangan PS
Lampiran 55. Surat Izin Validitas Instrumen Tes
Lampiran 56. Surat Izin Penelitian
Lampiran 57.Surat Balasan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian kehidupan yang sangat
berpengaruh bagi keberlangsungan dan perkembangan suatu negara. Beberapa
negara maju yang hari ini menjadi kekuatan dunia adalah negara–negara yang
memiliki prioritas yang besar pada pendidikan; seperti Jepang, Amerika,
Belanda, Singapura dan lainnya. Untuk memahami keadaan sekarang suatu
bangsa, dan untuk menganalisa kekuatan–kekuatan dan kelemahan–kelemahan
sistem kebudayaan, serta untuk memahami ciri–ciri khusus atau watak nasional
bangsa yang bersangkutan, diperlukan pemahaman dan penganalisaan secara
mendalam terhadap latar belakang sejarah negara tersebut terkait pendidikannya.
(Tadjab.1994)
Perbandingan pendidikan dibeberapa negara menunjukan sistem yang baik
dari negara tersebut terhadap visi, cita–cita, pendidik, alat pendidikan, dan
lingkungan pendidikan yang terbentuk menjadi sistem yang merupakan komponen
lingkaran pendidikan yang saling berkaitan.
Komponen pendidikan dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari
sistem pendidikan dan terutama pelaku pendidikan itu sendiri terutama guru. Guru
adalah salah satu kunci dalam berperan penting dalam pembentukan kualitas dan
kuantitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru membangun pembelajaran
untuk mengembangkan kreativitas berpikir agar dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, mengontruksi pengetahuan baru dan meningkatkan penguasaan
terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk
sumber daya manusia berkualitas dapat dicapai apabila guru menerapkan strategi,
pendekatan ataupun metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Dari berbagai karakteristik seorang guru juga di
dukung dengan potensi ilmiah yang berkembang saat ini terkait berbagai model
teknologi terhadap dunia pendidikan membuat berjamurnya media sederhana
maupun yang rumit untuk penyampaian materi pembelajaran yang akan
disampaikan seorang guru. Namun, permasalahan hari ini adalah banyak guru
yang tidak menerapkan model dan metode pembelajaran yang beragam, dan lebih
fokus pada penyampaian pembelajaran secara konvensional (ceramah). Sehingga
membentuk pembelajaran menjadi monoton dan membosankan bahkan sangat
tidak sesuai dengan perkembangan tuntutan kurikulum yang diterapkan saat ini.
Ilmu kimia adalah ilmu mengenai bahan kimia, bahan kimia bukan
merupakan bahan abstrak yang mematikan dan perlu ditakuti. Ilmu pengetahuan
yang terkait dengan kimia adalah ilmu yang mencakup aspek mengenai bahan–
bahan kimia yang mempelajari reaksi–reaksi kimia (perubahan yang terjadi bila
senyawa kimia berinteraksi membentuk senyawa baru yang berbeda.
(Brady.1999)
Dari pengertian tersebut banyak peserta didik mengartikan kimia sebagai
ilmu abstrak yang sulit diterapkan dalam kehidupan sehari–hari sehingga siswa
yang mengikuti pembelajaran kimia mengalami mainstrem yang negatif terhadap
ilmu kimia itu sendiri.
Mata pelajaran kimia juga harus disampaikan oleh pendidik yang baik
yang secara perkembangan peradabannya juga ikut mengubah paradigma
masyarakat terhadap pendidikan. Reigeluth (1994: 8) misalnya berpendapat dalam
Khansan bahwa perubahan itu terutama diakibatkan oleh tuntutan lapangan kerja.
Pada era industri penyelenggaraan pendidikan didasarkan antara lain pada tingkat
kelas, penguasaan materi, tes berdasarkan norma dan penilaian non-autentik,
penyajian berdasarkan pengelompokan bahan ajar, berpusat pada guru, menghafal
fakta-fakta yang tidak bermakna, kemampuan membaca dan menulis yang
terpisah, dan buku merupakan sarana belajar utama. Sementara itu dalam era
informasi, pendidikan dianggap merupakan proses untuk maju secara
berkesinambungan, belajar berdasarkan hasil, tes secara individu dengan penilaian
yang berbasis kemampuan, perencanaan belajar yang personal, belajar kooperatif,
belajar beraneka sumber, guru berfungsi sebagai pemandu atau fasilitator,
3
diarahkan pada kemampuan berkomunikasi, dan menggunakan teknologi maju
sebagai sarana utama dalam belajar dan membelajarkan. Lebih rinci dari apa yang
dikemukakan Reigeluth, sebagai akibat kemajuan teknologi dan perubahan di
tempat bekerja, Belt dalam Rais (1997) mengenali perbedaan visi pendidikan
dalam era industri dan era informasi dari aspek peserta didik, sarana dan prasarana
belajar, proses belajar dan membelajarkan, serta pola pembelajaran. Berkaitan
dengan sarana dan prasarana, dalam era industri buku merupakan satu satunya alat
utama, dan ruang kelas merupakan dunia belajar dan membelajarkan. Sedangkan
berkaitan dengan proses, belajar dan membelajarkan diselenggarakan berdasarkan
tingkat kelas dan usia tertentu serta selesai dalam batas waktu tertentu dengan
tujuan untuk mewujudkan manusia yang berpendidikan (educated).
Menurut Widodo dalam Parmin (1996) juga menemukan fakta bahwa guru
yang tidak mempelajari (atau tidak tahu) kurikulum yang berlaku merasa tidak
ada hambatan tetapi sebaliknya yang membaca dan memahami tuntutan
kurikulum justru menyatakan banyak mengalami hambatan. Nurhadi dalam Sehati
(2004) menyatakan seharusnya guru bukan mengejar pencapaian target materi ajar
tetapi tercapainya targetan kurikulum yang ditetapkan, bahkan jika mungkin
mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Di tambah lagi dari observasi yang dilakukan peneliti, dari siswa kelas XI
IPA SMA 10 Negeri Medan yang berjumlah 3 kelas dengan masing–masing kelas
berjumlah 53 siswa, membuat pembelajaran kimia semakin membosankan baik di
kelas XI IPA 1, XI IPA 2 dan XI IPA 3 dengan penerapan kurikulum KTSP 2006
seharusnya siswa juga tetap bisa mengeksplorasi dan mengembangkan diri lebih
baik terutama bidang sains.
Dari pemaparan berbagai hal di atas, diperlukan satu langkah untuk
menyelesaikan permasalahan terkait penyampaian tujuan pendidikan maka
seorang pendidik (Guru) harus melakukan tujuan dan pembelajaran sesuai dengan
sikronisasi dari kurikulum yang berlaku serta mengunakan model pembelajaran
yang maksimal dan juga dikolaborasikan dengan media maupun pendekatan
Model pembelajaran Promblem Based Learning adalah salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas, dimana pada model
pembelajaran tersebut lebih menitiberatkan kepada proses penyelesaian masalah
oleh siswa sehingga siswa mampu berfikir aktif dan krisis untuk menemukan
solusi dari permasalahan yang ada selain itu pembelajaran berbasis masalah
dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa karena,
melalui belajar berbasis masalah, siswa belajar bagaimana menggunakan sebuah
proses interatif untuk menilai apakah yang mereka ketahui, mengidentifikasi
apakah yang mereka ingin ketahui, mengumpulkan informasi-informasi dan
secara kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah mereka
kumpulkan. Di tambah pembelajaran yang menggunakan Multiple Representasi
adalah salah satu kolaborasi inovasi pembelajaran yang akan meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia terutama pada pokok bahasan larutan
penyangga.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan Menggunakan Multiple Representasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar
dan Kerja sama Siswa Pada Pokok BahasanLarutan Penyagga”
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
berbasis masalah menggunakan multiple representasi untuk meningkatkan kerja
sama dan hasil belajar siswa SMA terhadap materi pokok larutan penyangga.
Cakupan penelitian ini adalah melihat efektifitas model pembelajaran berbasis
masalah menggunakan metode multiple representasi dalam mengajarkan materi
larutan penyangga, yang menekankan pada hasil belajar dan kerjasama siswa.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah
5
1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan
menggunakan multiple representasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan larutan penyangga?
2. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan
menggunakan multiple representasi dapat meningkatkan sikap kerja sama
siswa pada pokok bahasan larutan penyangga?
3. Adakah hubungan antara hasil belajar dan kerja sama siswa pada saat
penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan
multiple representasi pada pokok bahasan larutan penyangga? 1.4 Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini,
serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian
ini dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI peminatan bidang IPA semester
genap SMA.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Pembelajaran Berbasis Masalah menggunakan multiple representasi untuk
kelas eksperimen .
3. Materi pokok Larutan Penyangga yang dibahas dalam penelitian ini
dibatasi pada sub materi konsep Pengertian dan Sifat Larutan Penyangga,
Komponen dan cara kerja Larutan penyangga, dan perbedaan perhitungan
pH larutan konjugasi asam–basa lemah.
4. Kerja sama siswa dalam belajar kimia pada penelitian kegiatan siswa
selama pembelajaran.
5. Hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga
yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Ranah kognitif diukur
berdasarkan taksonomi Bloom C1 (hapalan), C2 (pemahaman), C3
(aplikasi), C4(analisis). Ranah psikomotorik dapat diukur dari kemampuan
siswa dalam memilih dan menggunakan alat dan bahan dalam percobaan.
Dan ranah afektif dalam penelitian ini dilihat dari kemampuan berpikir dan
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan secara umum adalah peningkatan hasil
belajar dan kerjasama siswa dan secara khusus adalah ;
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran berbasis masalah multiple representasi pada pokok pembahasan larutan penyangga.
2. Untuk mengetahui peningkatan sikap kerja sama siswa dengan
menggunakan pembelajaran berbasis masalah multiple representasi pada
pokok pembahasan larutan penyangga.
3. Untuk mengetahui korelasi (hubungan) antara peningkatan hasil belajar
siswa dengan kerja sama siswa pada penerapan model pembelajaran
berbasis masalah dengan menggunakan multiple representasi pada pokok
bahasan larutan penyangga.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan sebagai
berikut :
1. Mendapatkan model pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan
penguasaan materi pelajaran dalam pengajaran kimia.
2. Metode pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan dalam
penelitian ini akan dapat membangun pengetahuan dasar terhadap
ilmu-ilmu dasar terkait konsep–konsep ilmu pengetahuan dalam bidang kimia
dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswa.
3. Mendapatkan hubungan signifikat terhadap pembelajaran berbasis masalah
pada hasil belajar dan kerjasama siswa.
4. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai model pembelajaran pada
mata pelajaran kimia di lingkungan Sekolah Menengah Atas, terkhusus di
SMA Negeri 10 Medan yang selanjutnya akan dikomunikasikan secara
7
Pada Penilitian ini juga memilki 2 (dua) manfaat besar, yaitu ; manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada
penerapan model–model pembelajaran untuk meningkatkan hasil proses
pembelajaran dan hasil belajar di kelas.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
• Penelitian ini bermanfaat bagi siswa karena dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok pembahasan Larutan Penyangga.
• Membantu siswa berpikir kritis, rasional dan kreatif dalam mengerjakan soal–soal baik secara individual maupun kelompok.
• Memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif mengembangkan potensi dirinya terutama dalam memberi pendapat–pendapat yang
konstruktif positif untuk memecahkan masalah dalam soal–soal penerapan
larutan penyangga.
2. Manfaat Bagi Guru
• Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan tugas mengajar terutama dalam mengajar Kimia
• Merangsang guru–guru yang lain untuk melakukan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan bagi siswa.
3. Manfaat Bagi Sekolah
• Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah karena dapat memberi masukan atau sumbangan penelitian bagi peneliti lain yang melakukan Penelitian
Pendidikan.
4.. Manfaat Bagi Peneliti
• Sebagai sarana belajar untuk menintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan,
dan menghayati apakah praktik–praktik pembelajaran yang dilakukan
selama ini sudah efektif dan efisien.
1.7 Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Promblem Based Learning
(PBL))
Model problem based learning (PBL) merupakan inovasi dalam
pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir kritis siswa
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga membantu siswa SMA Negeri 10 Medan memberdayakan,
mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan.
2. Metode Multiple Representasi
Multiple Representasi mempresentasikan ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya verbal, gambar, grafik. Representasi
adalah sebuah model atau bentuk alternatif dari situasi masalah atau aspek
dari situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi. Sebagai
contoh masalah dapat dipresentasikan melalui objek–objek, gambar–
gambar, kata–kata, atau simbol–simbol kimia.
3. Hasil belajar adalah penilaian objektif yang dilakukan untuk mendapatkan
nilai kognitif siswa dengan menggunakan intrumen tes objektif pada
9
4. Kerja sama adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam penelitian ini sikap
kerja sama siswa diukur melalui lembar observasi penilaian sikap.
5. Larutan Penyangga (buffer)
Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat terdispersi.
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menyangga
(mempertahankan) pH. Larutan buffer memiliki pH yang konstan,
Dari penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu dari bulan Februari
sampai Juni ini yang merupakan penelitian eksperimen berbasis pendidikan
dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan
multiple representasi pada kelas XI IPA di SMA Negeri 10 Medan pada pokok
bahasan Larutan Penyangga adalah sebagai berikut :
1. Dalam pembelajaran yang dilakukan selama 4 kali pertemuan dalam pokok
bahasan larutan penyangga terdapat peningkatan hasil belajara siswa sebesar
66,01 %. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil pre tes awal siswa kelas
eksperimen adalah sebesar 48,72 dan setelah dilakukan pembelajaran berbasis
masalah pada pokok bahasan larutan penyangga dengan menggunakan multiple
representasi adalah sebesar 82,64 pada hasil pos tes. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan multiple representasi.
2. Penelitian ini juga melihat hasil peningkatan nilai-nilai kerjasama dalam
pembelajaran yang dilakukan disetiap pertemuan dan diperoleh hasilnya adalah
37,25 pada pertemuan petama, 53 pada pertemuan kedua, 68,5 pada pertemuan
ketiga, dan 80, 62 pada pertemuan terakhir. Secara kasat mata hal ini sudah
menunjukan realisasi angka peningkatan nilai sikap kerjasama sebesar 76,9%
dengan rataan nilai yang diperoleh adalah 86,65 dari rataan nilai sikap kerja sama
yang diperoleh.
3. Dalam penelitian didapati hubungan signifikan antara nilai hasil belajar siswa
dengan nlai kerja sama siswa.
5.2 Saran
Untuk secara khusus menjadi perbaikan dalam penelitian ini dan
70
kuantitas jumlah siswa karena pada penelitian ini pembelajaran berbasis masalah
akan sangat sulit disampaikan pada kuantitas kelas yang terlalu banyak jumlah
siswanya pada proses pembe;ajaran, juga diperlukan penerapan pada metode
multiple representesi pada materi-materi kimia yang lain. Sehingga nilai siswa
yang tidak mencapai pada standart kelulusan akan tidak ada lagi.
Dalam dunia pendidikan peningkatan hasil belajar dan berbagai hal dalam
diri seorang siswa sangat diharapkan , hal ini tidak dapat diperoleh hanya dari
penerapan model pembelajaran tertentu tetapi faktor-faktor pembelajaran yang
lain yang bersifat kontemporer dengan zaman saat ini seperti, sarana dan
prasarana yang lengkap disekolah, kualitas dan kuantitas guru/pengajar, porposi
kelas ideal di sebuah sekolah sehingga tidak mengalami penumpukan siswa atau
over kapasitas pada sebuah kelas.
Dari hal-hal yang telah disebutkan ini diperlukan segala peran stakeholder
sekolah, baik mahasiswa calon pendidik, orang tua siswa maupun pemerintah
yang secara resmi dinas pendidikan sebagai corong utama dalam perbaikan
sebuah sekolah. Selain itu faktor internal yang dapat diperbaiki dari diri seorang
guru, pegawai serta seleksian yang cukup kompeten dalam pemilihan siswa. Hal
DAFTAR PUSTAKA
Asep dan Abdul , (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressido, Yogyakarta
Bisrin, Khansan., Samsudi., Supratono., (2009), Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran E-Learning Berbasis Browser Based Learning terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Kompetensi Pemeliharaan/Servis Transmisi Manual dan Komponen, Jurnal PTM, 9 : 37–42
Brady, J.E, (1999), Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima. Binarupa Aksara, Jakarta.
Herawati, R. F., Sri M., dan Tri R., (2013), Pembelajaran Kimia Berbasis Multiple Representasi ditinjau dari Kemampuan Awal terhadap Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) ISSN 2337–9995 2(2) : 38
- 43
Huda, M., (2014), Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istarani dan Intan, (2015), Ensiklopedi Pendidikan Jilid I, Media Persada Medan.
Peniati, E.,Parmin, (2012), Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar IPA Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 : 8–15
Pertiwi, R.Y., Analisis Kemampuan Representasi Siswa Dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur dan Tes Uraian Bebas, UPI , Bandung
Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI. Erlangga, Jakarta.
Rais, Muh., (2010), Model Project Based-Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 43 : 246-252
Sejati, WI., (2010), CD Multimedia Pembelajaran Kimia Asam dan Basa Kelas 2 SMA,Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan
Siregar, S., (2011), Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
72
Kualitas Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Perkuliahan Kimia Fisika I, Jurnal IKIP Negeri Singaraja . ISSN 0215 -8250. 3 : 751 - 768.
Suhana, C., (2014) , Konsep Strategi Pembelajaran, Refika Aditama,Bandung.
Sunyono, Leny Y., dan Muslimin I., (2013) , Efektifitas Model Pembelajaran Berbasis Multiple Representasi Dalam Membangun Model Mental Mahasiswa Topik Stoikiometri Reaksi, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)
5 : 75-86.
Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung.
Tadjab, (1994), Perbandingan Pendidikan, Karya Abditama, Surabaya
Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Referensi, Jakarta.