PERAN GURU PADA ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT DI SEKOLAH LUAR
BIASA (SLB) MARKUS MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Pendidikan Antropologi
Oleh :
Beatrik Lamria Pakpahan
3133322022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Beatrik Lamria Pakpahan, NIM : 3133322022, Peran Guru pada Anak Tunagrahita dalam Mengembangkan Minat dan Bakat di SLB Markus Medan, Skripsi. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala yang dialami guru dalam melatih dan mengajar anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang di sekolah. Guru juga harus memberikan pola pembelajaran yang sesuai terhadap anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang dalam mengajar dan mendidik mereka. Guru juga mempunyai peran dalam meningkatkan kemampuan siswa di bidang pengetahuan dan keterampilan agar anak tunagrahita dapat mengembangkan minat dan bakat di SLB Markus Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan observasi, melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data pada penelitian ini meliputi interprestasi data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru SLB Markus Medan memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan siswa. Guru juga memiliki kendala di dalam pembelajaran seperti kendala fasilitas sekolah yang kurang dan sudah tidak layak pakai, jumlah guru pengajar yang kurang, penerapan kurikulum 2013 yang tidak sesuai dengan kondisi siswa, kondisi fisik dan kemampuan berpikir siswa di bawah anak normal, bergabungnya anak tunagrahita ringan dan sedang di dalam satu kelas sehingga sulit bagi guru mengajar dan membimbing siswa. Kendala tersebut membuat guru sulit dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa. Maka dari itu, guru memberikan pola pembelajaran terhadap anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang di dalam kelas. Pola pembelajaran tersebut terdiri dari pola pembelajaran individual dan pola pembelajaran demonstrasi. Pola pembelajaran ini dibuat agar guru dapat mengajar dan membimbing anak tunagrahita sacara merata dengan kemampuan yang meraka miliki. Guru juga mempunyai peran penting dalam mengembangkan kemampuan siswa di pembelajaran keterampilan. Pembelajaran keterampilan ini terdiri dari keterampilan memasak, menjahit, menggambar dan mewarnai, keterampilan tangan ( memanfaatkan barang bekas) dan keterampilan tata kecantikan. Pembelajaran keterampilan ini dibuat agar mengembangkan minat dan bakat anak tunagrahita dengan kondisi fisik dan intelektual yang rendah agar mereka mampu hidup secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru memiliki kendala dalam mendidik anak tunagrahita ringan dan sedang sehingga sulit mengembangkan kemampuan meraka. Guru menerapkan pola pembelajaran yang sesuai dalam mengembangkan minat dan bakat anak tunagrahita.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan penyertaannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul Peran Guru Pada Anak Tunagrahita Dalam Mengembangkan Minat
Dan Bakat di Sekolah Luar Biasa (SLB) Markus Medan.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak
yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi
4. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan banyak arahan, masukaan, nasehat dan motivasi yang
sangat baik dan membangun kepada penulis selama proses penyelesaian
skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
5. Ibu Supsiloani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis
yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat, serta memberikan
iii
6. Ibu Sulian Ekomila, M.SP, Bapak Tumpal Simarmata, M.Si, dan Ibu
Supsiloani, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak
masukan dan perbaikkan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak / Ibu Dosen yang turut memberi spirit dan semangat demi
terarahnya proses penelitian.
8. Ayahanda Drs. Jannes Pakpahan dan Ibunda Tiorlan Hutabalian, SPd yang
telah memberikan doa yang tulus serta motivasi dan semangat setiap saat
kepada penulis dan mambantu penulis secara materi dan nonmateri
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
9. Adik saya Rimbun Oktoriko Pakpahan yang selalu membantu penulis
ketika penelitian di SLB Markus Medan serta yang selalu memberikan doa
dan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa mengerjakan skripsi
ini.
10. Bapak Drs. Saut Aritonang, Kepala Sekolah SLB Markus Medan yang
telah memberikan izin kepada peneliti dalam rangka penyusunan skripsi.
11. Bapak/Ibu Guru dan orang tua SLB Markus Medan atas kerja samanya
sehingga proses penelitian berjalan dengan lancar.
12. Ibu Sinta Aritonang yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis selama penelitian di SLB Markus Medan.
13. Sahabat saya yang menemani saya dari mulai awal masuk kuliah hingga
saat ini (Inri, Rospita dan Veronika). Sahabat yang selalu senang dan susah
iv
14. Teman kecil saya Diagnesia Tambunan sekarang kuliah di Universitas
Negeri Medan yang telah menghibur dan memberikan semangat kepada
saya, bahkan mau menemani dan mambantu saya.
15. Teman yang memotivasi saya Sepriani Simarmata yang sekarang sudah
sidang serta selalu memotivasi saya dalam penulisan skripsi ini.
17. Teman-teman PPLT di SMA Labuhan Deli (Melisa,Dameria,Digdo,Maria,
Khairunisa, Tika, Goklas, Hardi, Dision, Foniman, Edi, Dewi, Marisa,
Risa, Nora, Zuhra, Fika, Febrina) yang selalu buat tertawa dan bersedih
ketika masa-masa PPL dan yang salalu mengingatkan dan memberi
semangat ketika penyusunan laporan PPLT.
18. Teman-Teman kelas B eks 2013 yang sama-sama berjuang mengerjakan
tugas kuliah dari semester pertama sampai semester akhir dan selamat
berjuang untuk kita selama mengerjakan tugas skripsi semoga kita sukses.
19. Teman-Teman Antropologi 2013 yang tak bisa penulis ucapkan satu
persatu, selamat berjuang untuk kita semoga kita sukses.
Pada Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat buat para
pembancanya. Amin.
Medan, Maret 2017
Penulis,
Beatrik Lamria Pakpahan
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 5
1.3Pembatasan Masalah ... 6
1.4Rumusan Masalah ... 6
1.5Tujuan Penelitian ... 7
1.6Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.2 Landasan Teori ... 13
2.2.1 Teori Peran ... 13
2.3 Kerangka Konseptual... 16
2.3.1 Peran Guru ... 16
2.3.2 Anak Tunagrahita ... 20
2.3.3 Minat Anak ... 25
2.3.4 Bakat Anak ... 26
vi
BAB III. METODE PENELITIAN ... 30
3.1. Jenis Penelitian ... 30
3.2.LokasiPenelitian ... 31
3.3.Subjek dan Objek Penelitian ... 31
3.3.1. Subjek Penelitian ... 31
3.5.1.Interpretasi Data ... 34
3.5.2. Reduksi Data ... 35
3.5.3. Penyajian Data ... 35
3.5.4. Penarikan Kesimpulan ... 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1. Gambaran Umum Kota Medan ... 37
4.2. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa (SLB) Markus Medan ... 38
4.2.1. Visi, Misidan Motto SLB Markus Medan 40
4.2.4. Sarana dan Prasarana Sekolah 45
4.2.5. Data Kelas di Ruangan SiswaTunagrahita 58
4.2.6. Jumlah Siswa Tunagrahita di Sekolah 50
vii
1. Kondisi Fisik dan Kemampuan Berpikir Siswa 54
2. Penggabungan Anak Tunagrahita Ringan dan Sedang
Dalam Satu Kelas 57
3. Fasilitas Sekolah 62
4. Jumlah Guru 63
5. Kurikulum Sekolah 65
4.4. Pola Pembelajaran Guru Terhadap Anak Tunagrahita Ringan dan
Tunagrahita Sedang diSLB Markus Medan 67
1. Pola Pembelajaran Individual 69
2. Pola Pembelajaran Demonstrasi 72
4.5. Peran Guru dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Anak
Tunagrahita Ringan dan Sedang di SLB Markus Medan 77
1. Keterampilan memasak 79
2. Keterampilan Menjahit 81
3. Keterampilan Menggambar dan Mewarnai 84
4. Keterampilan Tangan (Memanfaatkan Barang Bekas) 85
5. Keterampilan Tata Kecantikan 87
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 92
5.1. Kesimpulan 92
5.2.Saran 95
DAFTAR PUSTAKA ………. 97
DAFTAR INFORMAN PEDOMAN WAWANCARA DOKUMENTASI
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1. Nama Guru SLB Markus Medan dan Status Kepegawaian 41
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. Kerangka Berpikir 29
2. Gambar 4.1. Struktur dan Tanggung Jawab 43
3. Gambar 4.2. Ruang Kepala Sekolah beserta Kepala Sekolah SLB
Markus Medan 46
4. Gambar 4.3. Ruang Bermain ketika Beristirahan dan Bina Diri 47
5. Gambar 4.4. Perlengkapan Khusus yang Tersediakan dalam Kelas
Untuk Anak Tunagrahita 47
6. Gambar 4.5. Ruang Kelas di SLB Markus Medan 48
7. Gambar 4.6. Roster Pelajaran Siswa yang ditempel di Dinding
Setiap Kelas Tunagrahita SLB Markus Medan 49
8. Gambar 4.7. Daftar Nama Siswa Tunagrahita di SLB Markus Medan 49
9. Gambar 4.8 Kondisi Ruangan Kelas dengan Kursi Guru Menggunakan
Kursi Plastik ... 63
10. Gambar 4.9. Penyampaian Pembelajaran Individual di depan kelas
Penyampaian Pembelajarn Individual di meja siswa 72
11. Gambar 4.10. Pembelajaran Demonstrasi terhadap Anak Tunagrahita 74
12. Gambar 4.11. Hasil Keterampilan Barang Bekas yang dibuat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merencanakan program
pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat
belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan untuk tingkat akhir
proses pendidikan. Guru berperan tidak hanya mendidik siswanya saja tetapi guru
orang yang membimbing, mengarahkan dan menuntut siswanya agar mau belajar.
Guru juga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan kreatifitas serta
minat belajar siswa. Karena pada hakekatnya guru merupakan orang yang
membantu siswanya untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, keahlian,
dan mental yang selalu berlandaskan kurikulum dan kompetensi kemampuan
seorang guru. Guru juga selalu mendapatkan hambatan, tantangan, dan berbagai
keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru.
Guru diharapkan bisa menjadi pendidik profesional karena secara kode
etik profesi, guru merupakan salah satu profesi pembentukan karakter peserta
didik . Oleh sebab itu guru harus dituntut bisa memiliki kompetensi khususnya
kompetensi kepribadian dan sosial.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dalam Sudarma (2009, 13)
2
Mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa
melainkan berusaha membuat situasi yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Guru juga bisa menanamkan nilai-nilai sosial kepada siswanya, agar seorang
siswa tidak hanya pandai di bidang keilmuan tetapi mampu bersosialisasi kepada
lingkungannya dengan baik. Guru tidak hanya mendidik dan melatih anak yang
memiliki kemampuan otak yang normal saja, tetapi guru juga bisa mendidik anak
yang memiliki kemampuan otak dibawah normal, khususnya bagi siswa Sekolah
Luar Biasa (SLB). Pendidikan yang diberikan untuk anak Sekolah Luar Biasa
(SLB) harus memiliki sistem pengajaran berbeda dengan anak yang normal.
Sistem pengajaran harus ada kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi siswa. Penyampaian materi kepada siswa Sekolah Luar Biasa adalah
hal yang sangat sulit dan diperlukan kesabaran dan keuletan para guru, karena
tidak semua siswa dengan mudah dapat menyerap materi yang disampaikan oleh
guru. Hal ini disebabkan oleh siswa itu sendiri dan juga kemampuan berpikir yang
dibawah rata-rata. Oleh karena itu cara yang diterapkan guru dengan
mangajarkan kembali kepada siswa meteri yang belum dikuasai
Peran guru SLB dalam menerapkan pola pendidikan umum misalnya
mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, B.Indonesia, Agama diberikan kepada
siswa SLB sama seperti dengan anak normal lainnya, ada perbedaan yakni lebih
kepada cara membuat starategi, metode, serta alat bantu agar lebih mudah bagi
siswa SLB menangkap materi. Penyampaian mata pelajaran oleh setiap guru
3
siswanya. Serta guru memilki standart pengukuran untuk mengukur sejauhmana
siswa dikatakan berhasil dalam mengikuti pelajaran.
Guru SLB juga harus mengetahui kekurangan yang dimiliki siswa
disekolahnya, khususnya untuk anak tunagrahita. Menurut Effendi (2006:
88)Tunagrahita adalah seseorang yang memiliki kecerdasan mental dibawah
normal, yang menunjukkan jika rendahnya kapabilitas mental pada anak
tunagrahita akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk menjalankan
fungsi-fungsi sosialnya. Rendahnya pola pikir dan adanya gangguan intelektual
akan membuat anak tunagrahita sulit untuk berinteraksi di lingkungannya. Pada
saat proses pembelajaran anak tunagrahita akan mengalami kesulitan-kesulitan
pada tingkat kemampuan tersebut maka suatu program pembelajaran yang khusus
bagi anak tunagrahita harus di terapkan di lingkungan sekolah. Serta guru harus
mendidik dan memberi pembelajaran secara bertahap dan berulang-ulang kepada
anak tunagrahita.
Tidak hanya itu guru juga harus memiliki rasa peduli dan kasih sayang
kepada anak yang berkebutuhan khusus agar guru dapat mengajarkan dan
membina anak tersebut agar bisa mandiri untuk bisa mengelolah diri mereka
secara bertahap. Sekolah Luar Biasa (SLB) Markus Medan merupakan sekolah
yang terdapat di Kecamatan Medan Helvetia yang memiliki pendidikan khusus
dan layanan khusus bagi anak yang berkebutuhan khusus, sekolah ini dibentuk
sebagai sumber pengembangan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program
pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan anak yang memerlukan
4
peruntukkan bagi anak berkebutuhan khusus meliputi: tunarungu (gangguan
pendengaran), tunagrahita (ganguan intelektual). Anak tunagrahita di SLB
Markus Medan salah satu anak tunagrahita yang tergolong ringan dan sedang
atau istilah lainnya adalah SLB bagian C.
Perbedaan kemampuan anak tunagrahita ringan dan anaktunagrahita
sedang sangat terlihat ketika berinteraksi di lingkungan sosial dan proses belajar
mengajar. Perbedaan kemampuan ini yang membuat sulitnya guru untuk melatih
dan membimbing anak tunagrahita tersebut. Peran guru sangat penting untuk bisa
meningkatkan kemampuan mereka, serta guru juga harus memberikan pola
pengajaran yang berbeda terhadap anak tunagrahita yang kemampuan intelektual
mereka dibawah normal. Maka dari itu perlu adanya sistem pembelajaran yang
sesuai untuk meningkatkan kemampuan serta minat dan bakat yang mereka
punya.
Sistem pembelajaran di SLB Markus Medan ini tidak hanya memberikan
ilmu pengetahuan saja, tetapi menekankan pada keterampilan seorang anak.
Keterampilan yang diajarkan di SLB tersebut beranekaragam, mulai dari
keterampilan memasak, keterampilan menjahit, keterampilan menggambar dan
mewarnai dan lain sebagainya. Banyak keterampilan yang diberikan kepada anak
tunagrahita agar mereka bebas memilih keterampilan apa saja yang mereka suka
sesuai minat dan bakatnya.
Keterampilan yang diberikan SLB Markus Medan untuk meningkatkan
kreativitas anak tersebut. Maka dari itu, SLB Markus Medan tidak hanya
5
dibidang keterampilan untuk melihat berbagai keterampilan yang dihasilkan oleh
anak tunagrahita, maka terlihat pula potensi yang luar biasa dibalik
kekurangannya. Hasil dari karya ataupun keterampilan tersebut menjadikan
cermin untuk diri mereka, bahwa anak tunagrahita mampu berkreativitas seperti
anak-anak normal pada umumnya. Apabila kemampuan ataupun potensi yang
mereka miliki tersebut terus dilatih dan dikembangkan maka mereka dapat hidup
mandiri tanpa tergantung pada orang lain. SLB Markus Medan, khususnya para
guru memiliki peran yang sangat vital dan mendukung bagi kemandirian anak
tunagrahita.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang
penelitian dengan judul “ Peran Guru Pada Anak Tunagrahita Dalam Mengembangkan Minat Dan Bakat di Sekolah Luar Biasa(SLB) Markus Medan“
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi
permasalahan yang akan dikaji dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Perbedaan kriteria anak tunagrahita ringan dan tunagrahitasedang
2. Peran guru dalam mengajar dan membimbing anak tunagrahita ringan dan
tunagrahitasedang.
3. Kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajar anak tunagrahita ringan dan
6
4 Kurang Memadainya fasilitas yang diberikan sekolah terhadap anak
tunagrahita untuk meningkatkan minat dan bakat/
5. Kurangnya Sumber Daya Manusia (Guru) yang mengajar di SLB Markus
Medan.
6. Cara guru dalam mengembangkan minatdan bakat anak tunagrahita.
7. Masalah dalam proses interaksi guru dan siswa anak tunagrahita.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka dibuatlah
pembetasan masalah penelitian. Untuk itu penulis membatasi masalahyang akan
dibahas dalam penelitian ini yaitu“Peran Guru Pada Anak Tunagrahita Dalam Mengembangkan Minat Dan Bakat Di Sekolah Luar Biasa(SLB) Markus Medan”
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah diatas sebagai berikut :
1. Apa saja kendala guru dalam mengajar tunagrahita ringan dan anak
tunagrahita sedang SLB Markus Medan ?
2. Bagaimana pola pembelajaran guru dalam mengajar dan mendidik anak
tunagrahita ringan dantunagrahita sedang di SLB Markus Medan ?
3. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan minat dan bakat anak
7
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kendala apa saja yang terjadi dalam mengajar
tunagrahita ringan dan anak tunagrahita sedang SLB Markus Medan.
2. Untuk mengetahui pola pembelajaran guru terhadap anak tunagrahita
ringan dan tunagrahita sedang di SLB Markus Medan.
3. Untuk mengetahui peran guru dalam mengembangkan minat dan bakat
anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang di SLB Markus Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Agar tercapaikan tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharpakan
bermanfaat :
1.6.1. Secara Teoritis
1. Menambah wawasan serta pengetahuan bagi mahasiswa Universitas
Negeri Medan Fakultas Ilmu Sosial prodi Antropologi dan para guru yang
mengajar anak Tunagrahita.
2. Memanfaatkan dan menerapkan teori yang di dapat selama
perkuliahan di lapangan.
1.6.2.. Secara Praktis
1. Menjadi bahan rujukan dan referensi untuk penelitian-penelitian yang
relevan dimasa yang akan datang.
2. dapat juga dijadikan sebagai bahan masukan kepada masyarakat agar
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian terhadap peran guru pada Anak
Tunagrahita dalam Mengembangkan Minat dan Bakat di SLB Markus Medan
dapat disimpulkan :
1. Mendidik Anak Tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang tidak mudah.
Guru memiliki beberapa kendala dalam mendidik dan membimbing anak
Tunagrahita dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor kendala yang
terjadi dapat mempengaruhi proses pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Kendala yang dialami guru yaitu
fasilitas yang belum memadai untuk membantu mendukung proses
pembelajaran. Masih adanya alat-alat atau perlengkapan yang masih
kurang dan sudah rusak,ini yang membuat ketidaknyamanan dalam proses
pembelajaran, Jumlah guru yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang
cukup banyak, sehingga sulit untuk menambah kelas lagi, sulitnya
menerapkan kurikulum kepada anak tunagrahita karena kondisi fisik yang
kurang memadai, kondisi fisik dan kemampuan intelektual dibawah
rata-rata anak normal, bergabungnya anak tunagrahita ringan dan tunagrahita
sedang dalam satu ruangan. Ini yang menyebabkan sulitnya guru mendidik
anak tunagrahita karena kemampuan berpikir yang berbeda sehingga guru
93
proses pembelajaran berlangsung. Kendala yang terjadi dapat menghambat
sulitnya guru dalam mengembangkan minat dan bakat mereka.
2. Kemampuan yang berbeda membuat guru menerapkan pola pembelajaran
terhadap anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang pada saat proses
pembelajaran. Pola pembelajarn yang diberikan guru SLB Markus Medan
yaitu pola pembelajaran individual dan pola pembelajaran demonstrasi.
1. Pola Pembelajaran Individual
Pola pembelajaran individual ini guru mengajari anak
tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang dengan individual. Mereka
mendapat bimbingan secara individu oleh guru dengan mengajarkan
mereka materi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Kemampuan
anak tunagrahita berbeda dengan anak normal lainya, anak tunagrahita
harus didik secara berulang-ulang sampai mereka mengerti. Maka dari itu
pola pembelajaran individual ini dibuat agar anak tunagrahita
mendapatkan pengajaran khusus secara face to face dari guru dengan
penuh kesabaran dan perhatian. Pembelajaran individual dilakukan
karena materi pelajaran terhadap anak tunagrahita ringan dan sedang itu
berbeda sehingga guru mengajar secara individu agar materi yang mau
diajarkan kepada anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang dapat
langsung tersampaikan.
2. Pola Pembelajaran Demonstrasi
Pola pembelajaran demonstrasi ini melakukan praktek
94
penting bagi proses pembelajaran pada siswa tunagrahitakarena akan
memudahkan siswa yang memiliki keterbatasan dalam hal berkomunikasi
untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Demonstrasiselalu digunakan pada setiap mata pelajaran. Guru langsung
mempraktekkan di depan kelas tentang materi yang dibahas dan siswa
pun memperhatikan. Pembelajaran demonstrasi pun dapat dilakukan pada
saat pembelajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan, karena guru
langsung dapat mempraktekkannya secara langsung dan alat-alatnya pun
bila di lihat secara langsung. Hasil praktek tersebut dalam mengetahui
potensi anak tunagrahita dalam mengembangkan minat dan bakat
mereka.
3. Peran guru sangat penting dalam mengembangkan kemampuan anak
tunagrahita. Guru tak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja tetapi
guru harus bisa melatih anak tunagrahita belajar keterampilan sesuai
dengan minat dan bakat yang mereka miliki. SLB Markus Medan
memberikan pembelajaran keterampilan seperti keterampilan memasak,
keterampilan menjahit, keterampilan tangan (memanfaatkan barang
bekas), keterampilan mewarnai dan menggambar, dan keterampilan
kecantikan. Anak tunagrahita dilatih dan dibimbing oleh guru dalam
mengembangkan minat dan bakat mereka sesuai dengan apa yang mereka
inginkan. Tujuan dari melatih anak tunagrahita untuk menjadi anak yang
95
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian tentang peran guru pada anak tungrahita dalam
mengembangkan minat dan bakat SLB Markus Medan, maka diperoleh beberapa
saran :
1. Kepala Sekolah SLB Markus Medan
1. Sarana dan prasarana di SLB Markus Medan hendaknya dapat
dilengkapi lagi. Misalnya dengan menambah ruang UKS dan ruang
Komputer, menambahkan perlengkapan kelas yang sudah rusak,
melengkapi alat-alat keterampilan yang belum ada atau mengganti
alat yang sudah tidak terpakai lagi.
2. Menambah jumlah guru yang mengajar di SLB Markus Medan.
3. Meningkatkan hubungan ataupun kerjasama yang lebih
komunikatif lagi antara pihak SLB Markus Medan dengan orang
tua dalam memperhatikan perkembangan anak didiknya, agar orang
tua ataupun pihak sekolah bisa saling mengasih masukan dan saling
mengingatkan bagaimana yang terbaik untuk anak didiknya
ataupun untuk si anak sendiri.
4. Kepala sekolah harus melakukan pertemuan anatara guru, pegawai
dan orang tua dalam mengembangkan kemampuan anak
tunagrahita.
5. Kepala Sekolah juga bekerjasama dengan Yayasan dan dinas
pendidikan untuk menyediakan dana untuk pembuatan RPP agar
96
Sehingga ada pembedaan RPP pada anak tunagrahita ringan dan
sedang.
2. Guru SLB Markus Medan
1. Guru harus sering-sering melakukan komunikasi kepada orang
tua tentang perkembangan akademik anak dikelas maupun
hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak, misalnya
dalam mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dan lain
sebagainya.
2. Guru harus memiliki kesabaran dan keuluetan dalam melatih
dan membimbing anak tunagahita agar tercapainya tujuan
pembelajaran
3. Guru harus memiliki cara tersendiri agar ketika belajar peserta
didik tidak merasa jenuh atau bosan, memiliki apresiasi yang
mengajak atupun mengikutkan peserta didik kedalam
materi-materi ataupun bahan ajaran yang sedang berlangsung.
4. Guru harus mendidik siswa SLB disiplin dalam peraturan
sekolah. Serta mengajarkan siswa SLB lebih mandiri agar
mereka dapat mengurus dirinya sendiri.
5. Guru seharusnya membuat RPP rangkap kepada siswa
tunagrahita ringan dan sedang di SLB Markus Medan sesuai
97
Daftar Pustaka
Sumber Buku
Amin,M, H. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Dep Dikbud Dirjen Pt. Proyek Pendidikan.
Ali, Muhammad. H. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.
Chauchan, S.S. 1977. Innovations in Teaching- Learning Process, New Delhi, Vikas Publishing Hause PVT LTD.
Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:Bumi aksara.
Kirk, Samueldan James.J.Gallagker, (1986). Terjemahan Moh. Amin dan Ina Yusuf, K. 1989 . Pendidikan Luar Biasa.Jakarta. Padang :UNP.
Kunandar. 2009. Guru Profesional.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lucy, B. 2009. Mendidik sesuai dengan Minta dan Bakat. Jakarta: Tangga Pustaka.
Lexy J. Moleong. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mantra, Ida Bagoes . 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Moleong,L,J. 2006. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Moeliono, Anton. M. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pratiwi,dkk.2013. Kiat Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Rochman Natawidjaja. 1979. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: New Aqua Press
100
vi
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Siregar, Timbul. 1980.Sejarah Kota Medan . Sumatera Utara : Yayasan Pembina Jiwa
Soetjipto, dkk. 2009. Profesi Keguruan.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Somantri, T. Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Revika Aditama.
Sudarma, Momon. 2009. Profesi Guru. Jakarta: Kharisma Putra Utama
Sumekar, G. 2004. Bahan Ajar Mata Kuliah Orthopedagogik. Padang: PLB FIP UNP.
W. Gulo. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Sumber dari Skripsi, Tesis, Jurnal
Efendi, Basri. 2013.Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa. Tesis. Bengkulu: Program Studi Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.http://repository.unib.ac.id/8496/1/I,II,III,2-13-bas.FI.pdf. (Diakses pada tanggal 12 Januari 2017 pukul 19.15)
Farida. 2015. Peran Guru dalam Membentuk Kepribadian Anak (Study Terhadap Anak Autis) di SDLB Jenangan P onorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Sarjana. Ponorogo: Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).
Hendra, Jhoni. 2012. Meningkatkan Kemampuan Operasi HitungPenjumlahan Dengan Pembelajaran MatematikaRealistik Pada Anak Tunagrahita Sedang. E-Jupekhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), Vol. 1 (2). Hal. 213-225.http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 11.35)
99
v
Putra, Ari. 2014. Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus Peserta Program Pendidikan Inklusif di PAUD IT BUNAYYA Kota Bengkulu. Skripsi Sarjana.
Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.
Priyanto Eko, S. 2014. Motivasi Guru Terhadap Pembelajaran Anak Tunagrahita Mampu Didik Di Slb Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Supriadi, O. 2008. Profesi Guru dan Langkah Pengembangannya. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED (Online), Vol. 7 (1). Hal. 35-54. http://digilib.unimed.ac.id/716/1/Profesi%20guru%20dan%20langkah%20peng embanganna.pdf. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 09.40)
Sumber Internet
Dikutip dalam: