PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
KOSMETIKA PADA SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN
SMK NEGERI 8 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
OLEH:
ADELINA E. T GINTING 5123144001
PENDIDIKAN TATA RIAS FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
i Abstrak
Adelina E T Ginting, NIM 5123144001. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Kosmetika Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kosmetika Tradisional dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X SMK Negeri 8 Medan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kosmetika Tradisional setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative script di kelas X SMK Negeri 8 Medan. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
Cooperative script pada mata pelajaran Kosmetika terhadap hasil belajar siswa di
kelas X SMK Negeri 8 Medan
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan menggunakan 2 kelas sebagai sampel penelitian. Kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran cooperative script dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang sedangkan kelas control menggunakan pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes untuk melihat hasil belajar siswa pada materi kosmetika.
Analisis data yang digunakan adalah uji parametric yaitu uji t dengan persyaratan analisis uji normalitas dengan ujichi kuadrat dan uji homogenitas dengan uji F. Dari uji normalitas pretes eksperimen diperoleh . varians data pretes dan data postes adalah homogen.
Hasil dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan pada materi kosmetika yang diajar dengan model pembelajaran cooperative script berada pada kategori baik. Hasil belajar siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan pada materi kosmetika yang diajar dengan model pembelajaran konvensional berada pada kategori cukup. Terdapat pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kosmetika pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji statistic yaitu diperoleh dan dengan α = 0,05 dan dk = 62 sehingga sehingga atau .
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative
Script Terhadap Hasil Belajar Kosmetika Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan
SMK Negeri 8 Medan”. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Eddi
Ginting dan Ibunda Rosmawati Br Sembiring tercinta yang selalu memberikan
dukungan baik secara moril maupun materil dan melimpahkan kasih sayang yang
tiada habisnya, serta ibu Dra. Marnala Tobing,M.Pd selaku pembimbing skripsi
yang banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan meluangkan waktunya
untuk memberikan saran dan masukan guna penyempurnaan dalam pelaksanaan
penelitian dan pembuatan skripsi ini dan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik
Unimed
2. Ibu Dra. Rosnelli, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Teknik Unimed
3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik
Unimed.
4. Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Rias
iii
5. Ibu Dr.Farihah,M.Pd, Dra.Lina Pangaribuan,M.Pd ,Dra.Nila
Handayani,M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Seluruh staff pengajar dan tata usaha dilingkungan Fakultas Teknik Unimed khususnya Jurusan PKK, Prodi Pendidikan Tata Rias.
7. Ibu Noveni Hutapea,S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran di SMK Negeri 8 Medan yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya dalam melaksanakan penelitian.
8. Teman-teman seperjuangan, Nindi E Bangun, Elsa F Tarigan, Cristin Hagaina Ginting, dan seluruh teman Prodi Tata Rias Reguler & Ekstensi 2012 yang menemani penulis dalam suka dan duka, yang selalu berbagi cerita dalam menyusun skripsi ini.
9. Serta saudara/i yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi perkembangan ilmu kecantikan.
Medan, Maret 2017
Penulis,
iv
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS...9
A. Deskripsi Teori...9
1. Model Pembelajaran Cooperative Script...12
2. Hasil Belajar Kosmetika materi pokok Kosmetika Tradisional Dari Buah...21
v
C. Populasi dan Sampel Penelitian...41
D. Prosedur Penelitian...42
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data...43
BAB IV HASIL PENENLITIAN DAN PEMBAHASAN...54
A. Hasil Penelitian...54
1. Analisis staisik deskriptif...54
a. Hasil belajar siswa kelas eksperimen...54
b. Hasil belajar siswa kelas control...58
2. Analisis data statistic infrensial...62
a. Uji normalitas data...62
b. Uji homogenitas...63
c. Penguji hipotesis...63
B. Pembahasan...65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...67
A. Kesimpulan...67
B. Saran ...67
vi
DAFTAR GAMBAR
1 Prosedur Penggunaan Model Cooperative Script ... 20
2 Buah Alpukat ... 27
3 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) ... 28
4 Pisang ... 30
5 Buah Tomat ... 31
6 Skema/ Alur Rancangan Penelitian ... 38
7 Histogram data postes hasil belajar siswa kelas eksperimen ... 56
8 Histogram tingkat penguasaan data postes hasil belajar siswa kelas eksperimen ... 58
9 Histogram data postes hasil belajar siswa kelas kontrol ... 60
10 Histogram tingkat penguasaan data postes hasil belajar siswa kelas control ... 61
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Silabus Kosmetika Tradisional...71
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...72
3 Skenario...89
4 Soal...110
5 Uji Coba Instrumen Penelitian...128
6 Soal Uji Instrumen...135
7 Data Penelitian...150
8 Uji Normalitas Data...153
9 Uji Homogenitas...155
10 Pengujian Hipotesis...158
11 Nilai Nilai Distribusi F...160
12 Nilai Nilai Distribusi T...161
13 TABEL R ...162
14 Tabel Chikuadrat...163
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal
yang bertanggung jawab menyiapkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan
dengan bidangnya masing-masing pada tingkat menengah. Berdasarkan
Kurikulum 3013 Tujuan sekolah menengah kejuruan secara umum adalah
menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan industry sebagai tenaga kerja tingkat
menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.
Untuk mengetahu keadaan yang sebenarnya disekolah tentang hasil belajar
siswa maka dilakukan observasi ke SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran
kosmetika . SMK Negeri 8 Medan terdapat beberapa program studi, salah satunya
adalah program studi tata kecantikan. Dengan standart kompetensi memahami
kosmetika kecantikan dengan kompetensi dasar mendeskripsikan kosmetika
tradisional. Lulusan SMK tata rias diharapkan mempu mengenal dengan baik
berbagai macam kosmetika yang ada sehingga menjadi profesional dalam bidang
tata rias. Kosmetika merupakan mata pelajaran dasar untuk semua mata pelajaran
yang ada di program studi tata kecantikan. Maka dari itu, pemahaman siswa
dalam matapelajaran kosmetika sangat penting. Mata pelajaran kosmetika
dikembangkan melalui kemampuan berfikir analisis, induktif, dan deduktif untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran lainya dalam
2
program studi tata kecantikan. Wanita pada dasarnya menganggap kosmetika
menjadi kebutuhan yang pertama sebagai bentuk perawatan kecantikan mereka,
menurut Ida Prihantina Kosmetika Tradisional adalah kosmetika alamiah yang
dapat dibuat sendiri, langsung dari bahan-bahan yang berasal dari alam (segar
maupun yang sudah dikeringkan) dan diolah secara tradisional. Di mesir 3500
tahun sebelum masehi telah digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun bahan alam lain misalnya tanah liat,
lumpur, arang, batu bara bahkan api,air, embun, pasir atau atau sinar matahari.
Pada hakekatnya perawatan secara tradisional merupakan salah satu manifestasi
kebudayaan Indonesia, dan sebagai seni perawatan diri yang turun-temurun.
Penggolongan kosmetika tradisional dapat dibagi menurut fungsinya yaitu
untuk perawatan rambut dan untuk perawatan kulit, kosmetika tradisional dapat di
buat dari beberapa macam penggolongan yaitu berasal dari tumbuhan terdiri dari
bunga, daun, batang, buah, biji, dan akar berasal dari hewani dan berasal dari
galian. Pada SMK N 8 Medan pembelajarn kosmetika Tradisional diberikan
secara bertahap yaitu dimulai dari daun, bunga, buah, batang, akar. Pada saat
penulis melakukan penelitian ke sekolah 18 Februari 2017 pada pertemuan ke 4
yang dipelajari siswa adalah bagian buah maka dari itu diambil 4 buah yaitu buah
alpukat, jeruk nipi, pisang, dan tomat empat buah ini mudah untuk didapatkan,
disetiap musim selalu ada, harga dari buah tersebut terjangkau untuk semua
kalangan sehingga semua dapat menggunakannya, masing masing buah memiliki
3
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kosmetika siswa
kelas X SMK Negeri 8 Medan, bahwa proses pembelajaran belum menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi. Metode yang digunakan di dalam
pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan sehingga siswa menjadi pasif dan
partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran kurang maksimal. Metode
pembelajaran yang diterapkan belum memiliki tahapan belajar sehingga siswa
sulit untuk menerima dan memahami pembelajaran dari guru bidang studi dan
siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir analisis, karena proses
pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga menyebabkan hasil belajar siswa
kurang optimal. Akibatnya dari hasil observasi siswa yang mengikuti remedial
lebih besar persentasinya dari pada siswa yang hasil belajarnya pada kategori
tuntas. Penulis mencoba menawarkan satu model pembelajaran dengan harapan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diperoleh data nila siswa kelas X tata
kecantikan pada mata pelajaran kosmetika masih kurang memenuhi standart
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75 dapat diketahui dari
tabel berikut ini:
4
Sumber: Dokumentasi SMK Negeri 8 Medan T.A 2014/2015,2015/2016,2016/2017.
Dengan memperhatikan kondisi hasil belajar diatas peneliti merasa adanya
perbaikan dari proses pembelajaran di kelas mengingat tujuan kompetensi belum
tercapai, adapun tujuan kompetensi keahlian di SMK N 8 Medan yakni
menyiapkan tamatan untuk menghasilkan tenaga kerja trampil yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, nilai sikap yang terintegrasi dalam kecakapan kerja
dalam bidang keahlian tata kecantikan rambut, tata kecantikan kuli atau rias
pengantin serta mampu menyelesaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
serta teknologi serta tuntutan dunia kerja dilandasi dengan kekuatan iman dan
taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan
oleh seorang guru lebih mengaktifkan siswa dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas yaitu dengan menggunakan Model Cooperative Script.
Robert E Slavin (2005) mengatakan bahwa salah satu model pembelajaran yang
dapat meningkatkan daya ingat siswa adalah pembelajaran dengan model
Cooperative Script. Dengan meningkatkan daya ingat siswa pada materi yang
telah di peroleh sebelumnya, dapat pula mempermudah meningkatkan kreativitas
siswa karena kreativitas siswa merupakan kemampuan membuat kombinasi baru
5
pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model
pembelajaran Cooperative Script untuk menciptakan proses pembelajaran yang
lebih berpusat pada siswa dan untuk meningkatkan daya ingat siswa pada materi
yang telah di siapkan menggunakan gambar sehingga memotivasi siswa dengan
harapan dapat meningkatnya hasil belajar Kosmetika siswa.
Hal ini peneliti kemukakan, dengan asumsi bahwa keberhasilan siswa
belajar, semuanya kembali kepada diri sendiri dan kemampuanya memaknai
setiap informasi yang diterimanya sehingga perlu untuk menerapkan variasi
pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas dan peran siswa dalam
memaknai proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran Cooperative Script
siswa diarahkan untuk lebih berperan dan lebih aktif dalam pembelajaran.
Sehubungan dengan masalah diatas,maka dalam penelitian ini,upaya untuk
meningkatkan hasil belajar pada pelajaran kosmetika siswa diusulkan dengan
menyajikan model pembelajaran Cooperative Script. Dengan demikian penulis
akan melakukan penelitian tindakan yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Kosmetika Pada
Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat di identifikasikan beberapa
masalah yaitu hasil belajar kosmetika dalam kosmetika tradisional kelas X jurusan
6
mengingat dan memahami materi pelajaran kosmetika, kurangnya interaksi antara
siswa dan guru pada saat proses pembelajaran, siswa tidak memiliki buku modul
sebagai pegangan untuk dipelajari sehingga siswa lebih lama mencatat dan siswa
fokus untuk menghapalkan materi pelajaran saja dan siswa ada yang merasa bosan
dengan cara belajar saat pembelajaran. Model pembelajaran Cooperative Script
belum pernah di terapkan pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8
Medan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka agar penelitian
ini dapat lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, penulis melakukan
pembatasan masalah pada :
1. Hasil belajar kosmetika di fokuskan pada materi Kosmetika
Tradisional Perawatan Kulit Wajah Yang Berasal Dari Buah yaitu
buah alpukat , jeruk nipis ,pisang, dan tomat.
2. Pembelajaran menggunakan model Cooperative script yang akan
ditampilkan pada saat pembelajaran.
3. Siswa yang menjadi subjek penelitian ialah siswa kelas X Tata
Kecantikan SMK Negeri 8 Medan T.A 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
7
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Kosmetika Tradisional
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X
SMK Negeri 8 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Kosmetika Tradisional
menggunakan model Cooperative script di kelas X SMK Negeri 8
Medan?
3. Bagaimana pengaruh Model Cooperative script pada mata pelajaran
Kosmetika Tradisional kelas X SMK Negeri 8 Medan? E. Tujuan penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kosmetika
Tradisional dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di
kelas X SMK Negeri 8 Medan.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kosmetika
Tradisional setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative
script di kelas X SMK Negeri 8 Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
Cooperative script pada mata pelajaran Kosmetika terhadap hasil
belajar siswa di kelas X SMK Negeri 8 Medan. F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Menambah wawasan penelitian tentang penggunaan Model
8
2. Bahan masukan bagi calon guru untuk memilih metode pembelajaran
yang tepat.
3. Sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dan minat belajar siswa.
4. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru SMK Negeri 8
Medan dalam menerapkan Model Cooperative script di kelas untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
5. Sebagai refrensi dan masukan bagi civitas akademis Fakultas Teknik
69 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil belajar siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan pada materi
kosmetika yang diajar dengan model pembelajaran cooperative script berada pada
kategori baik.
2. Hasil belajar siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan pada materi
kosmetika yang diajar dengan model pembelajaran konvensional berada pada
kategori cukup.
3. Terdapat pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran kosmetika pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK
Negeri 8 Medan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji statistic yaitu diperoleh
dan dengan α = 0,05 dan dk = 62 sehingga sehingga
atau
B. Saran
1. Model pembelajaran cooperative script hendaknya terus dikembangkan oleh
guru di lapangan agar siswa semakin aktif dalam pembelajaran dan
motivasi siswa semakin menigkat serta semakin baiknya interaksi antara
guru dan siswa, dan interaksi antara siswa dengan siswa sehingga hasil
70
2. Model pembelajaran cooperative script masih sangat asing bagi sebagian guru
dan siswa, oleh karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan
harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Kepada peneliti yang lain hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi
dengan meneliti aspek lain secara terperinci yang belum terjangkau saat
ini.
4. Model pembelajaran cooperative script tidak cocok digunakan pada mata
pelajaran yang memiliki jam peajaran terlalu singkat karena sintaks model
pembelajaran Cooperative Script membuat kelompok secara berpasangan yaitu 2
69
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Anita Lie. (2007). Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta : Grasindo
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta
Aris Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Aryo Bogadenta. (2012). Antisipasi Gejala penuaan Dini dengan Kesaktian Ramuan Herbal. Jogjakarta: Buku Biru.
Bloom , Benyamin S. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Penerbit Pustaka pelajar.
Budi Sutomo dan Dr Dian Kurnia , (2016). 378 Resep Jus dan Ramuan herbal. Kawasan Pustaka
Danserau Cs. (2007). Cooperative Learning Tipe Cooperative Script
Dimyanti dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta
Djamarah dan Zain. (1996). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Etin Solihatin ,m.pd dan Raharjo ,s.pd. (2007) cooperative learning analisis model
pembelajaran ips. bumi aksara, Jakarta.
Fraire, Paulo. (1999). Menggugat pendidikan, Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Gagne, R M. (1984). Kondisi Belajar Dan Teori Pembelajaran. Terjemahan Mundur (1989). Jakarta: Debdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Pendidikan, Yogyakarta
Herni Kusantati. (2008). Tata Kecantikan Kulit untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan. Sekolah Menengah Kejuruan
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran).Medan: Media Persada.
Jacobs, Dkk . (1996). Learning Cooperative Learning Via Cooperative Learning: A Sourcebook of Lesson Plants For Teacher Education On Cooperative Learning.
70
Retno Iswari Trenggono, (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetika, Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.
Robert E Salvin, (2005). Cooperative Learning (Teori, Risert, Praktik). Bandung: Nusa Media.
Rostamailis, dkk. (2008). TataKecantikan Rambut Jilid 1. Jakarta: Penerbit Depertemen. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan.
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.Bandung :Alfabeta Wina Sanjaya. (2008). Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses