• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Sumberdaya Internet Oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Sumberdaya Internet Oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN SUMBER DAYA INTERNET OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA USU

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

OLEH

RAHMAT SETIAWAN 090709009

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Penggunaan Sumberdaya Internet Oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU

Oleh : Rahmat Setiawan

NIM : 090709009

Pembimbing I : Himma Dewiyana, ST. M.Hum

Tanda Tangan :

___________________________

Tanggal : ___________________________

Pembimbing II : Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P

Tanda Tangan :

___________________________

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Penggunaan Sumberdaya Internet Oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU

Oleh : Rahmat Setiawan NIM : 090709009

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua Jurusan : Dr. Irawaty Kahar A, M.Pd

Tanda Tangan :

_______________________

Tanggal : ______________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan :

_______________________

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai salah satu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, 9 september 2014 Penulis,

(5)

ABSTRAK

Setiawan, Rahmat, 2014. Penggunaan Sumber Daya Internet Oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi (PSIP) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan sumberdaya internet oleh mahasiswa program Studi Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas Ilmu Budaya USU. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menyebarkan kuesioner kepada 69 responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan internet dalam pencarian informasi yang dilakukan oleh mahasiswa PSIP USU sudah tinggi dimana sebagian besar responden menyatakan selalu menggunakan internet dalam mencari informasi, (2) pada umumnya faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi responden adalah untuk menunjang tugas kuliah, (3) kemudian internet juga memberi kemudahan dan kecepatan akses dalam mencari informasi, (4) sebagian besar mahasiswa PSIP USU mendapatkan informasi dengan cepat lewat internet adalah dengan cara melalui search engine dan search engine yang paling sering digunakan adalah Google, (5) strategi yang digunakan responden dalam mencari informasi yaitu dengan terlebih dahulu memahami informasi yang dicari, (6) kebanyakan responden membandingkan dan mengevaluasi informasi itu terlebih dahulu, (7) dan setelah memperolehnya, kemudian baru menyimpannya pada media penyimpanan seperti: flashdisc, cd, dan lain-lain.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Sumber Daya Internet oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU” Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik membangun demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.

Penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan baik moril maupun materil, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Ayahanda Zolniler dan Ibunda Irnawati, S.Pd yang telah memberikan kasih sayang kepada penulis serta menyediakan keperluan penulis selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Disamping itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan pembelajaran kepada penulis

tentang bidang ilmu penggunaan sumber daya internet.

2. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P, selaku Pembimbing II yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya.

4. Bapak Dr. Syahron Lubis , M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU. 5. Seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang

telah membantu penulis selama perkuliahan.

6. Kakanda Mhd. Alreza yang telah memberikan motivasi dan dukungan pada penulis.

(7)

8. Teman-teman seperjuangan yang membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung atau tidak. Semoga skripsi ini bisa berguna bagi berbagai pihak dan akhirnya hanya kepada Allah penulis bersandar dan memohon perlindungan, semoga Allah memberkahi. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini berguna bagi penulis dan kepada yang membacanya.

Medan, Juli 2014 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup ... 4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Informasi... 5

2.1.1 Pengertian Informasi ... 5

2.1.2 Manfaat Informasi ... 6

2.1.3 Sumber-Sumber Informasi ... 6

2.1.4 Perilaku Informasi ... 7

2.1.6 Model Perilaku Pencarian Informasi ... 9

2.1.7 Faktor Pencarian Informasi ... 12

2.2 Kebutuhan Informasi ... 13

2.2.1 Pengertian Kebutuhan Informasi ... 15

2.2.2 Jenis Kebutuhan Informasi ... 17

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 19

2.2.4 Analisis Kebutuhan Informasi ... 22

2.2.5 Identifikasi Kebutuhan Informasi ... 23

2.2.6 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 25

2.3 Internet ... 27

2.3.1 Pengertian Internet ... 27

2.3.2 Keunggulan Media Internet ... 28

2.3.3 Sumber Daya Informasi yang Tersedia di Internet ... 30

2.3.4 Penelusuran Informasi di Internet ... 32

2.3.5 Pola Penelusuran Informasi di Internet ... 32

2.3.6 Strategi Pencarian Informasi di Internet ... 33

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 36

3.1 Metode Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.3.1 Populasi ... 36

3.3.2 Sampel ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.6 Instrumen Penelitian ... 39

(9)

3.8 Analisis Data ... 40

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Gambaran Umum Responden... 42

4.2 Penggunaan Sumber Daya Internet oleh Mahasiswa ... 43

4.2.1 Penggunaaan Sumber Daya Internet ... 43

4.2.2 Frekwensi Penggunaan Internet ... 44

4.2.3 Lamanya Mengakses Internet ... 45

4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Melalui Internet ... 47

4.3.1 Faktor Kebutuhan Informasi ... 47

4.3.2 Kelebihan Internet Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi ... 48

4.3.3 Langkah Awal Dalam Pencarian Informasi ... 50

4.3.4 Pengidentifikasian Informasi Yang Dibutuhkan ... 51

4.4 Penelusuran Informasi Melalui Internet ... 53

4.4.1 Cara Mendapatkan Sumber Daya Informasi Melalui Internet. ... 53

4.4.2 Pemanfaatan Search Engine dalam Menelusuri Informasi ... 54

4.4.3 Kebutuhan Waktu dalam Menelusuri Informasi Melalui Internet ... 56

4.5 Strategi Pencarian Informasi Malalui Internet ... 57

4.5.1 Mengenal Strategi Pencarian ... 57

4.5.2 Teknik Penelusuran dengan menambah dokumen... 59

4.6 Perlakuan Terhadap Informasi Yang Diperoleh Melalui Internet ... 60

4.6.1 Perilaku Ketika Memperoleh Informasi ... 61

4.6.2 Keberhasilan menemukan dokumen informasi ... 62

4.6.3 Relevansi dengan kebutuhan informasi ... 63

4.3.4 Penilaian Sumber Informasi yang Diperoleh dari Internet ... 65

4.3.5 Menanggapi Hasil informasi ... 66

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah mahasiswa aktif Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Fakultas Ilmu Budaya USU dari angkatan 2009 – 2012……….. 37

Tabel 3.2 Penentuan pengukuran sampel untuk populasi yang berstrata …….. 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi kusioner ……… 40

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ……… 42

Tabel 4.2 Penggunaan Internet ……….. 43

Tabel 4.3 Frekwensi Penggunaan Internet ……… 44

Tabel 4.4 Lamanya Mengakses Internet ……… 46

Tabel 4.5 Faktor Kebutuhan Informasi ………. 47

Tabel 4.6 Kelebihan Internet Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi ……… 49

Tabel 4.7 Langkah Awal Dalam Pencarian Informasi ………. 50

Tabel 4.8 Pengidentifikasian Informasi yang Dibutuhkan ……… 52

Tabel 4.9 Cara Mendapatkan Sumber Daya Informasi Melalui Internet …….. 53

Tabel 4.10 Pemanfaatan Search Engine dalam Menelusuri Informasi ………. 55

Tabel 4.11 Kebutuhan Waktu dalam Mencari Informasi Melalui Internet ….. 56

Tabel 4.12 Mengenal Strategi Pencarian ……….. 58

Tabel 4.13 Teknik Penelusuran dengan Menambahkan Jenis Dokumen …….. 59

Tabel 4.14 Perilaku Ketika Memperoleh Informasi ………. 61

Tabel 4.15 Keberhasilan Menemukan Informasi ………. 62

Tabel 4.16 Relevansi dengan Kebutuhan Informasi ………. 64

Tabel 4.17 Penilaian Sumber Informasi Dari Internet ………. 65

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Teori Perilaku Informasi ... 11

Gambar 2.2 Penjelasan Tentang Perilaku Informasi ... 12

Gambar 2.3 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. ... 22

Gambar 4.1 Penggunaan Internet ... 44

Gambar 4.2 Frekuensi Penggunaan Internet ... 46

Gambar 4.3 Lamanya Mengakses Internet ... 47

Gambar 4.4 Faktor Kebutuhan Informasi ... 49

Gambar 4.5 Kelebihan Internet dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi ... 50

Gambar 4.6 Langkah Awal dalam Pencarian Informasi ... 52

Gambar 4.7 Pengidentifikasian Informasi yang dibutuhkan ... 53

Gambar 4.8 Cara Mendapatkan Sumber Daya Informasi Melalui Internet ... 55

Gambar 4.9 Pemanfaatan Search Engine dalam Mencari Informasi ... 56

Gambar 4.10 Kebutuhan Waktu dalam Mencari Informasi Melalui Internet ... 57

Gambar 4.11 Mengenal Strategi Pencarian ... 60

Gambar 4.12 Teknik Penelusuran dengan Menambahkan Jenis Dokumen ... 61

Gambar 4.13 Perilaku Ketika Memperoleh Informasi ... 63

Gambar 4.14 Keberhasilan Menemukan Informasi ... 64

Gambar 4.15 Relevansi dengan Kebutuhan Informasi ... 66

Gambar 4.16 Penilaian Sumber Informasi dari Internet ... 67

(12)

ABSTRAK

Setiawan, Rahmat, 2014. Penggunaan Sumber Daya Internet Oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi (PSIP) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan sumberdaya internet oleh mahasiswa program Studi Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas Ilmu Budaya USU. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menyebarkan kuesioner kepada 69 responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan internet dalam pencarian informasi yang dilakukan oleh mahasiswa PSIP USU sudah tinggi dimana sebagian besar responden menyatakan selalu menggunakan internet dalam mencari informasi, (2) pada umumnya faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi responden adalah untuk menunjang tugas kuliah, (3) kemudian internet juga memberi kemudahan dan kecepatan akses dalam mencari informasi, (4) sebagian besar mahasiswa PSIP USU mendapatkan informasi dengan cepat lewat internet adalah dengan cara melalui search engine dan search engine yang paling sering digunakan adalah Google, (5) strategi yang digunakan responden dalam mencari informasi yaitu dengan terlebih dahulu memahami informasi yang dicari, (6) kebanyakan responden membandingkan dan mengevaluasi informasi itu terlebih dahulu, (7) dan setelah memperolehnya, kemudian baru menyimpannya pada media penyimpanan seperti: flashdisc, cd, dan lain-lain.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi cara seseorang mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Ketersediaan informasi harus tetap dijaga, karena dengan adanya informasi akan membentuk suatu pandangan dan pola pikir seseorang mengenai suatu hal.

Sumber daya internet sebagai jaringan komputer global mempunyai fungsi yang penting yaitu sebagai media informasi telekomunikasi, sebagai media perdagangan elektronik dan sebagainya. Jaringan tersebut menghubungkan sumber daya komputer yang tersebar secara geografis di seluruh dunia. Sekarang ini pengguna menginginkan informasi yang mutakhir cepat dan tepat. Maka dari itu, seseorang harus bisa mencari alternatif atau media lain untuk memenuhi informasi yang diinginkannya.

Dewasa ini internet begitu tinggi peminatnya, bukan hanya dikalangan

akademis seperti dosen, peniliti dan mahasiswa bahkan masyarakat pun sekarang juga memanfaatkan internet. Internet merupakan jaringan yang menghubungkan antar komputer yang ada di dunia. Internet merupakan sarana yang digunakan untuk berbagi informasi oleh siapa saja dan dimana saja. Pengguna internet tidak terbatas pada usia, pekerjaan, maupun tingkat pendidikan. Internet sangat bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Internet memberikan akses tanpa batas kepada pengguna dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.

(14)

dibutuhkan. Termasuk untuk mendapatkan berita terkini dalam hitungan detik, maka internet adalah tempat yang tepat. Jurnal merupakan salah satu sumber informasi yang banyak digunakan oleh pengguna, baik jurnal lokal yang bersifat gratis sampai jurnal berlangganan dari luar negeri yang diakses oleh kalangan tertentu. Tidak hanya sebatas itu, artikel, elektronik book (e-book), forum-forum diskusi dapat dijangkau melalui internet tanpa batasan ruang dan waktu.

Hal ini tidak menjadi masalah jika mereka yang menjadikan internet sebagai sumber informasi utama memahami bahwa diperlukan cara dan kemampuan khusus untuk memastikan bahwa informasi yang didapat dan dipilih adalah informasi yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan sumbernya. Namun untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, pengguna harus mengetahui bagaimana cara dan proses memperoleh informasi yang benar-benar informasi dan bukan sekedar sampah.

Di internet terdapat situs sangat banyak yang berisi informasi, situs-situs tersebut terdiri dari beragam jenis informasi. Tidak hanya jumlah situs-situs yang mencapai angka fantastis tersebut, perkembangan search engine juga menjadi fasilitas penting yang membantu pengguna untuk mengakses informasi secara khusus mengenai suatu subjek maupun bentuk. Internet merupakan alternatif yang dipilih pengguna dalam mendapatkan informasi dalam waktu singkat. Kehadiran layanan internet sangat membantu para pencari informasi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Internet dapat menjadi fasilitator dalam memberikan sumber-sumber informasi yang dapat membantu mahasiswa untuk menemukan sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Melalui internet penelusuran terhadap jurnal elektronik sangat mudah dan cepat dibandingkan penelusuran terhadap jurnal-jurnal tercetak. Perpustakaan dan jurnal online yang ada di dunia internet merupakan sumber referensi untuk berbagai keperluan menuntut ilmu. Penggalian informasi dari berbagai sumber untuk memperkaya wawasan suatu bidang ilmu dan membandingkan, mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan serta pemahaman yang lebih mendalam tentang materi perkuliahan dari dosen dan dapat diatasi dengan internet.

(15)

Banyaknya informasi yang dibutuhkan menyebabkan pengguna mengalami kesulitan untuk memilih dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga perlu adanya perubahan dan peningkatan dalam fasilitas untuk penelusuran informasi. Namun, informasi yang tersedia saat ini begitu banyak, bahkan secara online. Pengguna dapat dengan cepat menemukan informasi yang terbaru atau mutakhir hanya dengan melakukan searching atau

browsing pada database atau internet saja, dengan melakukan searching di

database pengguna dapat langsung mengetahui letak dari informasi tersebut tanpa harus meminta pertolongan pada pustakawan. Untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, pengguna harus memiliki kemampuan dalam proses pencarian informasi.

Mahasiswa memiliki kebutuhan informasi terutama untuk memenuhi tugas-tugas akademik dan sebagai penunjang aktifitas keseharian maupun kepentingan yang lainnya. Teknologi internet memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan

cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya. Informasi yang tadinya hanya terdapat di dalam buku, berkembang menjadi informasi yang berbasis elektronik sehingga bisa diakses secara online.

Kebutuhan informasi mahasiwa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU (PSIP FIB)) dapat dipenuhi dengan salah satu cara mengaksesnya melalui internet. Internet menyediakan informasi yang mutakhir. Perkembangan informasi di internet sangat pesat dibandingkan informasi yang tersedia dalam bentuk tercetak. Internet sangat diandalkan mahasiswa PSIP dalam memperoleh bahan-bahan atau materi perkuliahan yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar di lingkungan PSIP. Mereka dapat mengembangkan pengetahuan atau wawasan mereka sendiri secara maksimal tanpa harus bergantung lagi kepada dosen. Informasi tersebut dapat digunakan melalui internet dan tersedia secara online.

(16)

Sumberdaya Internet Oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan sumberdaya internet oleh mahasiswa program Studi Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas Ilmu Budaya USU?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan sumberdaya internet oleh mahasiswa program Studi Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas Ilmu Budaya USU.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU, diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi mahasiswa.

2. Peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan topik yang sama atau berhubungan.

3. Penulis, dalam rangka menambah pemahaman penulis tentang pemanfaatan fasilitas internet dalam pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa.

1.5 Ruang Lingkup

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Informasi

Informasi merupkan sebuah kebutuhan bagi setiap orang. Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah yang satu ini mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan yang lainnya terkadang sangat berbeda.karena informasi yg diperlukan setiap orang itu berbeda-beda.

2.1.1 Pengertian Informasi

Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi pemakainya. Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kejadian. Kemudian pengertian lain dari informasi adalah data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan.

Menurut Davis yang dikutip oleh Kadir (2003) informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang (p. 28).

Kemudian menurut Andi (2003) informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerima(p. 6).

Selanjutnya menurut Yusup (2009) ditinjau dari sudut pandang dunia kepustakawan dan perpustakaan, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah fenomena akan menjadi informasi jika ada yang melihatnya atau menyaksikannya atau bahkan mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan peristiwa atau fenomena itulah yang dimaksud informasi. Jadi, dalam hal ini informasi lebih bermakna berita(p. 11).

(18)

fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan atau proses menjadi bentuk yang berguna dan berarti bagi pemakainya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan pemakai informasi.

2.1.2 Manfaat Informasi

Informasi sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan maupun bentuknya. Manfaat informasi bagi setiap orang berbeda-beda. Adapun manfaat dari informasi menurut Sutanta (2003) adalah :

1. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan (p. 11).

Pendapat di atas menunjukkan bahwa informasi akan memberikan standar, aturan dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh. Informasi juga dapat mengurangi ketidakpastian dan menambah pengetahuan dan wawasan.

2.1.3 Sumber-Sumber Informasi

(19)

peristiwa berada, di sana bisa tercipta informasi yang kemudian direkam dan disimpan melalui media cetak ataupun media elektronik.

Menurut Yusup (2009) sumber-sumber informasi banyak jenisnya. Buku, majalah, surat kabar, radio, tape recorder, CD-ROM, disket komputer, brosur, pamplet, dan media rekaman informasi lainnya merupakan tempat disimpannya informasi atau katakanlah sumber-sumber informasi, khususnya informasi terekam (p. 31).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa sumber-sumber informasi merupakan informasi yang tercipta dari hasil karya dan cipta manuia kemudian bisa direkam dan disimpan melalui media cetak ataupun media elektronik agar dapat mempermudah pengguna untuk memenuhi kebutuhannya.

2.1.4 Perilaku Informasi

Perilaku informasi merupakan keseluruhan perilaku manusia terkait dengan keterlibatan informasi. Perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku penemuan dan penggunaan informasi baik

secara aktif maupun secara pasif. Sepanjang perilaku manusia memerlukan, memikirkan, memperlakukan, mencari dan memanfaatkan informasi dari beragam saluran, sumber, media penyimpan informasi, termasuk kedalam pengertian prilaku informasi.

Menurut pandangan Wilson yang dikutip oleh Pendit (2003) mengemukakan batasan tentang perilaku informasi sebagai berikut:

a. Perilaku Informasi (information behavior)

Merupakan keseluruhan prilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi, baik secara aktif maupun pasif.

b. Perilaku penemuan informasi (information seeking behavior)

Merupakan upaya menemukan dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Berarti dalam hal ini seseorang dapat saja berinteraksi dengan sistem informasi baik manual maupun berbasis komputer.

c. Perilaku pencarian informasi (information searching behavior)

(20)

mental (misalnya penggunaan strategi Boolean, atau keputusan memilih buku yang paling relevan diantara deretan buku di perpustakaan). d. Perilaku penggunaan informasi (information user behavior)

Merupakan tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika seseorang menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang telah dimiliki sebelumnya. (p. 29)

Sedangkan menurut Case yang dikutip oleh Frion (2009, 29) perilaku informasi adalah:

Information behaviour...encompasses information seeking as well as the totality of other unintentional or passive behaviours (such as glimpsing or encountering information), as well as purposive behaviours that do not involve seeking, such as actively avoiding information.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa yang menjadi konteks perilaku informasi adalah manusia sebagai objek dan juga subjeknya sekaligus dimana manusia sebagai pelaku, pengguna, pencipta dan penyampai. Kemudian dapat disimpulkan bahwa perilaku informasi merupakan istilah yang paling luas yang merupakan suatu upaya menemukan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi hingga mencapai tujuan tertentu, upaya penemuan tersebut dapat dilakukan dengan berinteraksi dengan informasi manual atau dengan informasi berbasis komputer.

2.1.5 Perilaku Pencarian Informasi

Perilaku pencarian informasi ada karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Perilaku pencarian informasi merupakan tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Tindakan setiap orang dalam memenuhi kebutuhan informasinya pasti berbeda.

Menurut Krikelas yang dikutip oleh Saepuddin (2009) menyatakan bahwa perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasikan pesan untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan . (p. 14)

Selanjutnya menurut Wilson (2000) perilaku pencarian informasi adalah:

(21)

consists of all the interactions with the system, wheter at the level of human computer interaction (for example, use of the mouse and clicks on links) or at the intellectual level (for exmple, adopting a boolean search strategy or determining the criteria for deciding which of two books selected from adjacent places on a library shelf is most useful), which will also involve mental acts, such as judging the relevance of data or information retrieved (p. 49).

Artinya information searching behaviour adalah perilaku pencarian informasi ditingkat mikro yang digunakan pencari ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini berinteraksi dengan sebuah sistem informasi apakah dengan berinteraksi langsung dengan orang yang ahli dengan menggunakan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link atau melakukan pencarian informasi dengan cara intelektual seperti melakukan penelusuran menggunakan strategi

boolean atau menentukan kriteria untuk menyeleksi buku yang letaknya berdekatan menurut nomor urut di rak buku perpustakaan. Juga perilaku pencarian seperti menafsir ketepatan data atau menemukan kembali informasi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa perilaku pencarian informasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencari, mengumpulkan dan memakai informasi yang dibutuhkan oleh pengguna baik yang berkaitan dengan pekerjaan, tugas, maupun kepentingan pribadi atau kelompok.

2.1.6 Model Perilaku Pencarian Informasi

(22)

Gambar 2. Model Teori Perilaku Informasi (Sumber: Wilson, 2000: 49)

Model di atas menjelaskan bahwa pengguna informasi ada karena kebutuhan informasi, sehingga pencarian informasi pun dilakukan. Informasi dapat dicari di sistem informasi maupun sumber yang lainnya. Apabila pencarian sukses dan memuaskan pengguna, maka informasi tersebut akan diteruskan ke orang lain. Model ini menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi melibatkan orang lain untuk pertukaran informasi dan informasi tersebut digunakan untuk kepentingan sendiri maupun orang lain.

Menurut Ellis yang dikutip oleh Wilson (2000) memperkenalkan 6 kelompok kegiatan dalam perilaku pencarian informasi. Enam kelompok kegiatan pencarian informasi itu adalah :

1. Starting

(23)

2. Chaining

Merupakan tahap kedua dari kegiatan pencarian informasi. Dalam tahap ini pengguna informasi menggunakan catatan kaki dan rujukan dari materi (literatur) untuk menemukan sumber informasi lain yang membahas topik yang sama dengan kebutuhan.

3. Browsing

Dalam tahap ini, pengguna informasi melakukan pencarian informasi semi terarah atau terstruktur yang mengarah kepada informasi yang dibutuhkan. Pencarian ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar isi sebuah jurnal, abstrak sebuah penelitian atau menelusur jajaran buku di rak perpustakaan dengan subjek atau topik yang sudah ditentukan. 4. Differentiating

Tahap ini pengguna informasi menilai dan memilih sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan informasi. Dalam hal ini pengguna harus mempunyai kemampuan untuk membedakan sumber-sumber informasi yang paling relevan dengan kebutuhan informasi.

5. Monitoring

Pengguna informasi harus tetap memperhatikan informasi terbaru. Hal ini penting untuk menjaga kemutakhiran dari informasi.

6. Extracting

Pengguna informasi mengidentifikasi secara efektif apakah sumber informasi relevan dengan kebutuhan informasi (p. 56).

Keenam kelompok kegiatan itu tidak mesti dilakukan secara berurutan dan pengguna informasi tidak melakukannya secara satu persatu. Bisa saja seorang pengguna informasi melakukan sesuatu yang termasuk kelompok kegiatan

chaining sekaligus melakukan sesuatu yang termasuk kegiatan browsing. Wilson (1996) mengusulkan diagram berikut dibawah ini untuk menggambarkan hubungan antar kelompok kegiatan tersebut dalam urutan :

Gambar 3: Penjelasan tentang Perilaku Pencarian Informasi oleh Ellis (Sumber : Wilson, 1996)

Starting

Extracting Chaining

Browsing

(24)

Berdasarkan gambar diatas, kegiatan pencarian informasi tidak selalu dilakukan satu persatu secara berurut. Adakalanya ketika seseorang melakukan pencarian informasi dalam tahap chaining juga melakukan browsing dan monitoring. Jadi dapat dinyatakan bahwa model perilaku pencarian informasi merupakan kerangka ataupun langkah-langkah dalam melakukan pencarian informasi. Model atau kerangka biasanya digambarkan dalam bentuk diagram.

2.1.7 Faktor Pencarian Informasi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pencarian informasi. Menurut Wilson yang dikutip oleh Pendit (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi yaitu:

1. Kondisi psikologis seseorang

Bahwa seseorang yang sedang risau akan memperlihatkan perilaku informasi yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang sedang gembira.

2. Demografis

Dalam arti luas menyangkut kondisi sosial-budaya seseorang sebagai bagian dari masyarakat tempat ia hidup berkegiatan. Kita dapat menduga bahwa kelas sosial juga dapat mempengaruhi perilaku informasi seseorang, walau mungkin pengaruh tersebut lebih banyak ditentukan oleh akses seseorang ke media perantara. Perilaku seseorang dari kelompok masyarakat yang tak memiliki akses ke internet pastilah berbeda dari orang yang hidup dalam fasilitas teknologi melimpah. 3. Peran seseorang di masyarakatnya

Khususnya dalam hubungan interpersonal, ikut mempengaruhi perilaku informasi. Misalnya, peran menggurui yang ada di kalangan dosen akan menyebabkan perilaku informasi berbeda dibandingkan perilaku mahasiswa yang lebih banyak berperan sebagai pelajar. Jika kedua orang ini berhadapan dengan pustakawan, peran-peran mereka akan ikut mempengaruhi cara mereka bertanya, bersikap, dan bertindak dalam kegiatan mencari informasi.

4. Lingkungan

Dalam hal ini adalah lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih luas.

5. Karakteristik sumber informasi

Karakter media yang akan digunakan dalam mencari dan menemukan informasi (p. 3).

(25)

menentukan perilaku pencarian informasi seseorang yaitu bagaimana pandangan seseorang terhadap resiko dan imbalan yang akan diperoleh jika ia benar-benar melakukan pencarian informasi. Resiko yang dimaksudkan yaitu hambatan yang dihadapi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan diantaranya biaya, kemudahan akses, waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

2.2 Kebutuhan Informasi

Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Mulai dari kebutuhan jasmani sampai kebutuhan rohani. Kata kebutuhan dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki seseorang. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bahan dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya.

Pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis, cepat, tepat, serta mudah mendapatkannya. Pada saat ini pengguna dihadapkan kepada beberapa permasalahan, seperti banjir informasi, informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang relevan, bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya.

Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi penyedia informasi.

Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya.

Kebutuhan informasi bagi setiap pengguna berbeda-beda antara pengguna yang satu dengan lainnya. Kebutuhan informasi bagi pengguna dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan pengguna

Menurut Yusup (1995) kebutuhan itu terbagi antara lain:

1. Kebutuhan Kognitif

Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungan.

2. Kebutuhan Afektif

(26)

3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu.

4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Integrative Needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain.

5. Kebutuhan Berkhayal (Escapist Needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (Diversion) (p. 3).

Sedangkan menurut Sankarto (2008) informasi tidak hanya sekedar produk sampingan, namun sebagai bahan yang menjadi faktor utama yang menentukan

kesuksesan atau kegagalan, oleh karena itu informasi harus dikelola dengan baik. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih berarti dan bermanfaat bagi penggunanya (p. 2).

Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Javerlin (2003) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:

- Problem information describes the structure, properties and requirements of the problem at hand.

- It is typically available in the problem environment, but, in the case of previous problems of the same type, it may also be available in documents. Domain information consists of known facts, concepts, laws and theories in the domain of the problem.

- Problem-solving information covers the methods of problem treatment. It describes how problems should be seen and formulated, what problem and domain information should be used (and how) in order to solve the problems (p.10).

Pendapat di atas dapat diartikan sebagai berikut:

- Informasi yang berkaitan dengan masalah (problem information), menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi.

- Informasi yang berkaitan dengan wilayah (domain information), terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan.

(27)

Kemudian menurut Wilson sebagaimana dikutip oleh Yulianah (2009), mengatakan bahwa :

Munculnya kebutuhan informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang berkaitan kebutuhan fisiologi, efektif maupun kognitif terkait dengan peran seseorang dalam pekerjaan atau kegiatan dan tingkat kompetensi seseorang sebagimana diharapkan oleh lingkungannya (p. 10).

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya informasi sangat dibutuhkan oleh banyak orang, dimulai dari kebutuhan dasar sampai pada kebutuhan penunjang lainya. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan informasi disesuaikan dengan tugas, kehidupan dan tuntutan kebutuhan

pengguna yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Tidak hanya terbatas pada hal tersebut akan tetapi kebutuhan itu juga dapat dibagi berdasarkan pada pokok permasalan yang dihadapi.

2.2.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Konsep kebutuhan informasi dapat diartikan sebagai informasi yang harus dimiliki. Kebutuhan informasi akan semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, teknologi dan informasi, hal ini merupakan peluang dan tantangan bagi pengelola sumber informasi itu sendiri, seperti perpustakaan, salah satu usaha untuk menguasai teknologi dan informasi adalah dengan membaca buku. Dengan membaca buku akan diperoleh berbagai informasi dengan tujuan dan dalam rangka pengembangan serta perluasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Belkin yang dikutip oleh Ishak (2006), kebutuhan informasi adalah: “when a person recognize something wrong in his or her state of knowledge and wishes to resolve the anomaly”, yang berarti “kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi keinginan tersebut (p. 91).

Kemudian Cams (2013) juga mengemukakan tentang kebutuhan informasi yaitu :

(28)

‘information need’ are inseparable interconnection. Needs and interest call forth information. The objectives of studying information needs are: 1. The explanation of observed phenomena of information use are expressed need;

2. The prediction of instances of information uses;

3. The control and thereby improvement of the utilization of information manipulation of essentials conditions.

Artinya kebutuhan informasi adalah keinginan seseorang atau keinginan kelompok untuk mendapatkan dan memperoleh informasi di dalam memenuhi kebutuhan secara sadar atau tidak sadar. ‘Informasi’ dan ‘kebutuhan’ pada kalimat ‘kebutuhan informasi’ adalah hubungan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Kebutuhan dan keinginan menimbulkan informasi. Tujuan mempelajari kebutuhan informasi adalah :

1. Menjelaskan tentang gejala yang diamati mengenai kegunaan informasi atau menjelaskan suatu kebutuhan;

2. Memprediksikan kejadian dari kegunaan informasi;

3. Membatasi dengan memperbaiki peningkatan memanipulasi informasi dari suatu kondisi yang penting.

Kebutuhan informasi pemakai selalu berubah dan berkembang, sehingga sulit untuk menentukannya secara tepat. Perpustakaan memiliki masyarakat pengguna yang kebutuhannya terus berubah

Memahami bagaimana kebutuhan itu berubah merupakan unsur penting dalam perencanaan layanan informasi. Memahami kebutuhan informasi pemakai memerlukan kerjasama antara pengelola informasi dan pemakai informasi.

Menurut Chaudry yang dikutip oleh Ishak (2006), mengungkapkan bila pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya:

1. Peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada.

2. Usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai. 3. Program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan

layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai (p. 91).

(29)

center, yaitu menyesuaikan koleksi dan sumber informasi dengan kebutuhan pemakai, mengidentifikasi perbedaan kebutuhan informasi pemakai, mendukung pendistribusian dana yang wajar dan adil, menjamin perpustakaan mampu merespon kebutuhan pemakai (p. 91).

Dari uraian di atas jelas dinyatakan bahwa untuk dapat mengetahui kebutuhan yang diinginkan masyarakat pengguna, pihak perpustakaan harus dapat memahami kebutuhan seperti apa dan bagaimana yang diinginkan masyarakat pengguna tersebut. Setelah dapat memahami kebutuhan penggunanya, perpustakaan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut melalui ketersedian berbagai jenis koleksi perpustakaan yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna. Jika dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan informasi, maka banyak kebutuhan yang dapat dikemukakan.

2.2.2 Jenis Kebutuhan Informasi

Dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan, khususnya yang berkaitan dengan seseorang yang dihadapkan pada bebagai media penampung informasi (sumber-sumber informasi), maka banyak kebutuhan informasi yang dikemukakan, antara lain:

Menurut Pendit (2008) ada empat tingkat kebutuhan informasi, yaitu: a. Visceral need, yaitu tingkatan ketika ”need for information not existing

remembered experience of the inquirer” atau dengan kata lain ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang sering kali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.

b. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan “mental description of an ill-defined area of indecision” atau ketika seseorang mulai menerka-nerka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.

c. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin disaat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain. d. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan

kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

(30)

pekerjaan/minat, fasilitas yang tersedia, kedudukan atau jabatan seseorang, motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan ide baru dan kebutuhan mencari kebenaran (p. 92).

Menurut Saepudin (2009) ada empat jenis kebutuhan informasi, sebagai berikut:

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pedekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna 3. Exchaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.

Kemudian menurut Kurnia (2013) jenis-jenis kebutuhan informasi yaitu: 1. Kebutuhan menurut intensitasnya

Kebutuhan ini dipandang dari urgensinya, atau mendesak tidaknya suatu kebutuhan. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi tiga: kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tertier.

- Kebutuhan primer

Kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi agar kita tetap hidup, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan sebagainya. - Kebutuhan sekunder

Kebutuhan ini disebut juga kebutuhan kultural, kebutuhan ini timbul bersamaan meningkatnya peradaban manusia seperti: ingin makan enak, ingin pakaian yang lebih bagus, ingin perabotan lebih bagus, nonton film, pentas seni, dan sebagainya.

- Kebutuhan tertier

(31)

telepon, dan komputer. Demikian juga untuk pendidikan dan kesehatan telah digolongkan menjadi kebutuhan primer, mengingat kebutuhan ini sangat mendesak dan penting bagi kehidupan manusia.

2. Kebutuhan menurut sifatnya

Kebutuhan ini dibedakan menurut dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan rohani.

a) Kebutuhan jasmani, contohnya: makanan, pakaian, tempat tinggal, dsb.

b) Kebutuhan rohani, contohnya: musik, menonton bola, ibadah, dan sebagainya.

3. Kebutuhan menurut waktu

Kebutuhan ini dibedakan menurut waktu sekarang dan waktu masa yang akan datang. Kebutuhan sekarang, adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga, seperti: makan di saat lapar, atau obat-obatan pada saat sakit. Kebutuhan masa depan, yaitu pemenuhan kebutuhan yang dapat ditunda untuk waktu yang akan datang, misalnya: tabungan hari tua, asuransi kesehatan, dan sebagainya.

4. Kebutuhan menurut wujud

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan material, yaitu kebutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba dan dilihat. Misalnya: buku, sepeda, radio, dan sebagainya.

5. Kebutuhan menurut subyek

Kebutuhan ini dibedakan menurut pihak-pihak yang membutuhkan. Kebutuhan ini meliputi: kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang dapat dilihat dari segi orang yang membutuhkan, misalnya: kebutuhan petani berbeda dengan kebutuhan seorang guru. Kebutuhan masyarakat, disebut juga kebutuhan kolektif atau kebutuhan bersama, yaitu alat pemuas kebutuhan yang digunakan bersama, misalnya: telepon umum, jalan umum, WC umum, rasa aman, dan sebagainya.

Dari penjelasan di atas maka penulis dapat dinyatakan bahwa jenis kebutuhan informasi seseorang dapat dilihat dari pendekatan-pendekatan serta tingkatan kebutuhan yang pada akhirnya dapat membantu seseorang dalam menemukan serta memenuhi kebutuhan informasinya.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

(32)

faktor yang mempengaruhi hal itu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, sehingga membuat kebutuhan informasi antara seseorang dengan yang lain menjadi berbeda-beda.

Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006) menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:

1. Jenis pekerjaan,

2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi, ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan.

3. Waktu,

4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi),

5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi (p. 93).

Selanjutnya menurut Nicholas (2000) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :

1. Kebutuhan (needs)

Seseorang akan mencari informasi jika ia merasa membutuhkan suatu informasi. Disini ia dapat mencari informasi dengan cara bertanya kepada teman, kepada dosen, membaca buku, menonton televisi, atau mendengarkan radio.

2. Manfaat (uses)

Seseorang membutuhkan informasi jika ia merasa informasi yang ingin dicarinya akan memberikan manfaat bagi dirinya ataupun orang lain. 3. Faktor Eksternal (external factors)

Informasi dibutuhkan karena adanya faktor dari luar, dorongan dari seseorang sehingga ia merasa berkewajiban untuk mencari informasi tersebut.

4. Faktor Internal (internal factors)

Informasi dibutuhkan karena adanya kesadaran dari dalam diri terhadap informasi tersebut (p. 33).

(33)
[image:33.595.122.522.84.369.2]

Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. (Sumber: Wilson, 1984) (p. 95).

Pada gambar di atas terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :

1. Kebutuhan individu

Yaitu kebutuhan yang timbul dari dalam diri seseorang. Seperti kebutuhan psikologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kebutuhan informasi seseorang.

2. Peran sosial

Peran sosial meliputi peran kerja dan peran kinerja seseorang. Dimana pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kebutuhan informasinya untuk menunjang peningkatan kinerja orang tersebut.

3. Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi : lingkungan kerja, lingkungan sosial-budaya, lingkungan ekonomi dan lingkungan fisik. Keempatnya memiliki pengaruh

terhadap peran sosial maupun individu, hal inilah yang menyebabkan pengaruh bertingkat dalam kebutuhan informasi.

Kebutuhan

(34)

Selain itu menurut Crawford yang dikutip oleh Ishak (2006) kebutuhan informasi bergantung pada kegiatan pekerjaan, dsiplin ilmu, tersedianya berbagai fasilitas, jenjang jabatan individu, faktor mitivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang tepat, kebutuhan untuk melakukan penemuan baru (p. 93).

Kemudian Kurnia (2013) juga menambahkan tentang faktor dasar yang mempengaruhi kebutuhan informasi seseorang yaitu :

1. Penyakit.

Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.

2. Hubungan Keluarga.

Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak adarasa curiga, dan lain-lain.

3. Konsep Diri.

Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif tentang diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.

4. Tahap Perkembangan.

Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar yang berbeda, baik kebutuhan psikologis, biologis, sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

Berdasarkan uraian dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa faktor seseorang membutuhkan informasi yaitu karena adanya kebutuhan di dalam diri seseorang yang harus dipenuhi untuk menambah informasi atau pengetahuannya dan adanya perbedaan karakter dari masing-masing individu yang berfikir bahwa informasi itu sangat diperlukan atau tidak bagi kelangsungan hidupnya.

2.2.4 Analisis Kebutuhan Informasi

(35)

Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (2006) kebutuhan informasi seseorang sulit untuk didefinisikan dan diukur karena melibatkan proses kognitif dengan tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Juga sulit untuk membedakan kapan kebutuhan itu disadari dan bagaimana kebutuhan itu diungkapkan (p. 91).

Selanjutnya menurut Hiller yang dikutip oleh Ishak (2006) kebutuhan informasi pemakai sebenarnya untuk mengetahui antara lain:

a) Siapa pemakai potensial perpustakaan. b) Apa yang mereka pelajari dan teliti.

c) Sumber informasi dan layanan perpustakaan apa yang mereka butuhkan.

d) Bagaimana pengetahuan mereka tentang sumber informasi dan layanan yang ada di perpustakaan.

e) Bagaimana mereka menggunakan sumbr informasi dan perpustakaan. f) Bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah

dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan (p. 91).

Kemudian ditambahkan dengan pendapat dari Mala (2010) tentang analisis kebutuhan informasi karyawan pada perusahaan yaitu :

1. Informasi kebutuhan tenaga kerja. 2. Informasi kinerja karyawan.

3. Informasi sejarah pelatihan karyawan dan tempat pelatihan dilaksanakan.

4. Informasi perkembangan karyawan.

5. Informasi-informasi yang dibutuhkan tersebut bisa berupa laporan- laporan maupun berkas berkas.

Kebutuhan informasi seseorang terkadang sangat sulit untuk didefinisikan atau diungkapkan karena seseorang juga tidak mengetahui informasi seperti apa yang ia butuhkan dalam hidupnya, hal ini disebabkan karena seseorang bingung atau tidak tahu arah mengenai informasi yang ingin diketahuinya.

2.2.5 Identifikasi Kebutuhan Informasi

(36)

identifikasi kebutuhan informasi. Identifikasi kebutuhan informasi yang tidak tepat sudah pasti menghasilkan informasi yang tidak berguna.

Identifikasi kebutuhan informasi adalah sebuah proses untuk mendapatkan informasi yang sesuai kebutuhan dan diinginkan pengguna. Dalam proses identifikasi kedua belah pihak terlibat aktif pada tahap ini. Informasi yang diperoleh dari pengguna menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai bahan pertimbangan menyediakan informasi yang tepat. Tiga faktor yang harus dipenuhi ketika melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu lengkap, detail, dan benar. Lengkap, artinya semua informasi yang diharapkan pengguna didapatkan oleh pihak yang melakukan identifikasi. Detail, adalah informasi yang terkumpul terinci sampai hal-hal yang kecil. Benar, yaitu semua data yang diperoleh harus benar, bukan benar menurut identifikator tetapi benar dan sesuai dengan apa yang dimaksud pengguna.

Secara lebih spesifik, Saracevic (1988) menyatakan bahwa mengidentifikasi tentang kebutuhan informasi harus memperhatikan faktor berikut:

1. Persepsi seseorang tentang masalah yang sedang ia hadapi. Jika kita ingin meneliti kebutuhan informasi, sebaiknya kita juga meneliti bagaimana para responden melihat (mempersepsi) hal-hal yang berkait dengan kebutuhannya.

2. Rencana seseorang dalam penggunaan informasi. Ketika seseorang membutuhkan informasi, sedikit banyak ia juga sudah punya ancang-ancang tentang kegunaan informasi itu.

3. Kondisi pengetahuan seseorang yang relevan dengan kebutuhannya. Ini adalah unsur penting untuk melihat seberapa besar “gap” yang ada di benak seseorang; antara apa yang sudah diketahuinya tentang Paris dan apa yang belum diketahuinya. Wajarlah jika gap ini akan berbeda-beda di setiap orang.

4. Dugaan seseorang tentang ketersediaan informasi yang dibutuhkannya. Ini adalah unsur yang berkaitan dengan unsur keempat dalam model Taylor di atas. Seseorang selalu punya bayangan tentang sumber informasi yang tersedia di sekitarnya (p. 39).

(37)

a) Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi yang mutakhir

b) Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang dibutuhkannya sehari-hari.

c) Exchaustive approach, yaitu kebutuhan akan informasi secara menyeluruh

d) Catching up approach, yaitu kebutuhan akan informasi yang cepat dan singkat “.

Selanjutnya, Chowdurry (1991) menyatakan sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain:

a) Mempunyai konsep yang relatif. b) Berubah pada periode tertentu

c) Berbeda antara orang dengan orang lain d) Dipengaruhi oleh lingkungan

e) Sulit diukur secara kuantitas f) Sulit diekspresikan

g) Seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi.

Dari berbagai pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa sulit untuk mengindetifikasi kebutuhan informasi seseorang, hal ini dikarenakan dengan beraneka ragamnya kebutuhan informasi seseorang membuat informasi yang dibutuhkan itu selalu berubah-ubah sesuai bertambahnya wawasan serta

keingintahuan seseorang akan informasi

2.2.6 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, begitu juga dengan karakterisitik kebutuhan informasi. Beberapa tokoh mengemukakan tentang karakteristik informasi

Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006) kebutuhan informasi

memiliki sebelas karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut, yaitu :

1. Pokok masalah ( Subject)

Subjek merupakan hal penting yang harus diperhatikan sebelum mengindentifikasi suatu masalah dalam sebuah informasi.

2. Fungsi (Function)

Setiap informasi memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung pada isi dan pemanfaatan informasi tersebut.

(38)

Informasi memiliki sifat yang merujuk pada ciri esensial yaitu berubah pada periode tertentu atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan orang lain.

4. Tingkat Intelektual (Intellectual Level)

Informasi juga berkaitan dengan tingkat intelektual yaitu adanya pengetahuan atau tingkat kecerdasan pemakai terhadap suatu informasi. 5. Titik Pandang (Viewpoint)

Informasi juga memiliki titik pandang berdasarkan pada pemikiran pemakai, orientasi politik, pendekatan positif dan negatif, maupun orientasi disiplin ilmu.

6. Kuantitas (Quantity)

Pemakai informasi juga membutuhkan kuantitas dan jumlah yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

7. Kualitas (Quality)

Kualitas kebutuhan informasi tergantung pada sifat individu pemakai itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan informasi itu.

8. Batas Waktu Informasi (Date)

Informasi memiliki batas waktu penggunaan yaitu informasi baru atau informasi lama.

9. Kecepatan Pengiriman (Speed of Delivery)

Informasi diupayakan secepatnya sampai kepada pemakai, sehingga aktualitas informasi dapat terjaga sehingga sering disebut informasi up to date.

10. Tempat Asal Publikasi (Place)

Tempat asal publikasi suatu informasi dapat dilihat darimana informasi itu diterbitkan.

11. Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packaging)

Pemrosesan berkaitan dengan bagaimana cara penyajian informasi itu tampilkan, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi (p. 94).

Menurut Chowdhury (1999), karakteristik kebutuhan dalam sistem pencarian informasi, yaitu :

1. Determine the information needs of each category of users (Menentukan kebutuhan informasi dari tiap kategori pengguna)

2. Access how far the existing system is able to meet the needs of user

(Menilai seberapa jauh sistem yang ada mampu memenuhi kebutuhan pengguna)

3. Identify what information sources are to be possessed by the system

(Mengidentifikasi sumber-sumber informasi apa yang harus dimiliki oleh sistem)

4. Determine how the information sources are to be analysed and recorded

(Menentukan bagaimana sumber-sumber informasi harus dianalisis dan dicatat)

(39)

(Menentukan persyaratan perangkat keras dan perangkat lunak, sifat dan format database, pendekatan desain database (tersentralisasi atau terdistribusi), jaringan persyaratan, standar, protokol dan lain-lain menentukan pola komunikasi, user interface)

6. Determine the output format(s) required, requirement for repackaging of information, etc (Menentukan format output yang diperlukan, persyaratan untuk pengemasan ulang informasi)

7. Determine the marketing strategies-information products, distribution, pricing, etc (Menentukan strategi pemasaran-pemasaran produk, distribusi, dan harga)

8. Determine the level of staff training, user orientation/training

(Menentukan tingkat pelatihan staf, orientasi pengguna/pelatihan) (p. 182).

Dari pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa karakteristik kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, hal ini dikarenakan tingkat intelektual dan kebutuhan setiap masing-masing individu yang tidak sama.

2.3 Internet

Secara umum internet adalah kumpulan jutaan komputer di dunia yang saling terkoneksi pada jaringan yang satu dengan yang lainnya. Media koneksi yang digunakan bisa melalui sambungan telepon, serat optic, coaxial cable, satelit atau dengan koneksi wireless.

Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet di sekitar penggunanya. Internet juga berpengaruh besar dalam penyebaran ilmu dan pandangan dunia. Hanya dengan menggunakan mesin pencari, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, internet lebih disukai pengguna karena lebih mudah untuk di akses dalam

memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan.

2.3.1 Pengertian Internet

Internet dapat membantu seseorang dalam menambah pengetahuan dibidang apapun dan memberikan kemudahan kepada setiap penggunanya dalam menelusur informasi yang dibutuhkan. Informasi yang diperoleh pun lebih beragam dan lebih cepat serta mutakhir dalam penyajian informasi.

Menurut Sanim (2011) kesimpulan dari Internet adalah

(40)

melalui jaringan tersebut. Internet adalah sistem komunikasi data berskala global, suatu infrastruktur yang terdiri dari hardware dan software yang menghubungkan komputer yang berada di jaringannya.

Menurut Razaq (2003) mengemukakan bahwa internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dimana antara satu komputer dengan komputer lain di dunia (world wide) dapat saling berhubungan atau berkomunikasi (p. 9).

Vicky (2013) mengatakan hal lain tentang internet yaitu pengertian internet menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan milyaran) informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio maupun animasi dan lain lain dalam bentuk media elektronik.

Sedangkan menurut Hasyim (2010) internet (Inter-Network) merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chat), diskusi (usenetnews, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (

Word Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), dan aneka layanan lainnya (p. 1).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa internet adalah jaringan komputer yang terhubung dengan komputer lain yang bermanfaat bagi pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan oleh pengguna tersebut yang didukung oleh fasilitas yang tersedia di internet.

2.3.2 Keunggulan Media Internet

Keberadaan media internet dengan segala fasilitasnya banyak memberikan kemudahan bagi penggunanya. Diantaranya informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan dengan cepat dan efektif.

Menurut Joing yang dikutip oleh Yusup (2010) ada beberapa keunggulan dari media internet antara lain:

a. Mudah

(41)

b. Cepat dan tepat.

Pengiriman data melalui internet berlangsung dengan cepat dan tepat karena langsung dikirim dari komputer ataupun disket, sehingga langsung dikirim dalam bentuk pulsa-pulsa (data). Begitu juga dalam ketepatan pengirim, karakter alamat yang dipakai pada internet sangat sensitif sehingga tidak mungkin ada dua pemilik alamat yang sama dan dengan dukungan program server akan langsung memberi tahu apabila alamat yang dituju tidak terdaftar dalam internet/tidak ada.

c. Kapasitas

Free space/ruang yang tersedia untuk mailbox yang disiapkan bagi tiap-tiap user oleh tiap website tidak sama. Sebagai contoh oleh hot mail (salah satu website) disiapkan 2 MB, 4 BM, dan oleh Net sebesar 5 MB. Sebagai bahan perbandingan bahwa sebuah disket mampu memuat data sebesar 1,44 MB, maka dengan free space 5 MB sebanding dengan lebih dari tiga buah floppy disc. Bila diatas lembaran kertas, 1 MB sekitar 500 halaman, maka untuk free space

sebesar 5 MB mampu menampung kurang lebih 2500 halaman transfer data.

d. Kerahasiaan

Setiap pemakai yang terdaftar untuk menjadi pelanggan internet akan mendapat fasilitas password, baik password untuk mengakses internet maupun password yang diprogram untuk mengoperasikan komputernya. Begitu juga dengan free space (mailbox) yang disediakan kepada pemakai pada suatu website, hanya dapat diakses pemilik alamat sehingga pihak lain tidak akan dapat membukanya, apabila tidak mengetahui password-nya. Begitu juga setelah data yang dibutuhkan diakses, pemakai dapat menghapusnya dari

mailbox-nya sehingga pihak lain yang tidak berkepentingan tidak akan dapat mengetahuinya.

e. Efisien dan efektif.

Pemakai pulsa oleh internet sangat berbeda dengan faks. Dimanapun alat yang diakses ataupun dikirim melalui jaringan internet diseluruh dunia perhitungan pemakai pulsanya tetap dengan pulsa lokal sehingga biaya yang dibutuhkan sangat jauh lebih murah dibandingkan dengan pemakai faks keluar negeri yang menggunakan perhitungan pulsa telkom. Bahkan diluar negeri terdapat beberapa server yang perhitungannya tidak dengan pulsa telepon karena tidak menggunakan jaringan telepon tetapi menggunakan transmisi gelombang elektromagnetik dengan biayanya dengan menghitung debit informasi yang diakses, sehingga waktu dan biaya yang digunakan lebih sedikit.

f. Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru.

(42)

Internet dijadikan sebagai sarana komunikasi, publikasi serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan(p. 57).

2.3.3 Sumber Daya Informasi yang Tersedia di Internet

Untuk memudahkan pengguna dalam mencari informasi maka internet menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat membantu pengguna dalam menelusur informasi.

Adapun layanan yang tersedia di internet yang tersedia di internet menurut Razaq (2003) yaitu:

1. World Wide Web (WWW)

World Wide Web (WWW) merupakan salah satu fasilitas yang berisi database yang bersifat terdistribusi. Di internet telah tersedia beberapa website yang secara elektronik dapat diakses.

2. Electronic Mail (E-Mail)

Fasilitas ini digunakan untuk berkirim surat/berita dengan orang lain, tapa mengenal batas, waktu, ruang bahkan birokrasi.

3. Mailing List

Fasilitas ini digunakan untuk berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan email. Mailing List ini umumnya digunakan untuk bertukar informasi, pendapat dan lain sebagainya dalam jarak jauh.

4. Newsgroup

Newsgroup berguna untuk berkonferensi jarak jauh, sehingga anda dapat menyampaikan pendapat dan tanggapan dalam internet.

5. File Transfer Protocol

Fasilitas ini digunakan untuk melakukan mengambilan arsip atau file secara elektronik atau transfer file dari satu komputer ke komputer lainnya di internet. Beberapa diinternet telah tersedia file atau dokumen yang siap untuk di duplikat oleh orang lain secara gratis (free)

6. Telnet

Telnet digunakan untuk masuk ke sistem komputer tertentu dan bekerja pada sistem komputer yang lain.

7. Gopher

Fasilitas ini digunakan untuk menempatkan informasi yang disimpan pada internet servers dengan menggunakan hirarkhi menu dan pengguna dapat mengambil informasi tersebut (p. 4).

Pendapat yang sama yang dikemukakan oleh menambahkan hal lain dalam layanan yang tersedia di internet yaitu :

1. Search Engine

(43)

digunakan antar lain Google, Yahoo, Alvista, Wisenut, Alltheweb, Looksmart, HotBot dan lain-lain.

2. Social Networking

Social networking (Jejaring Sosial) mirip dengan fasilitas Newsgroup.

Dengan fasilitas ini pengguna dapat berhubungan dengan orang darimanapun dan kapanpun yang Anda mau. Contoh jejaring sosial yang berkembang sekarang adalah Facebook, Twitter, Myspace, Friendster dan lain-lain..

3. VoIP (Voice over Internet Protocol)

Adalah layanan yang memungkinkan pengguna melakukan komunikasi telepon dengan pengguna lain melalui internet. Dalam hal ini kita juga mengenal Internet Telephony yaitu fasilitas untuk berkomunikasi dgn suara melalui internet menggunakan pesawat telepon. Pulsa yang dibayar sama dengan pulsa internet walapun dilakukan secara SLJJ atau SLI. Software yang digunakan untuk telephony adalah Net2phone, buddytalk, media ring talk dan lain-lain.

4. Internet Relay Chat (Chatting)

Layanan IRC, atau biasa disebut sebagai “chat” saja adalah aplikasi Internet yang digunakan untuk bercakap-cakap di Internet. Bentuk komunikasi di intenet yang menggunakan sarana baris-baris tulisan yang diketikkan melalui keyboard. Dalam sebuah sesi chat,

komunikasi terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan singkat. kegiatan ini disebut chatting dan pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter bisa saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol berdua saja dengan chatter lain. Kegiatan chatting membutuhkan software yang disebut IRC Client, diantaranya yang paling populer adalah software mIRC, Yahoo messanger, ebuddy, mig33. Belakangan, dengan semakin tingginya kecepatan akses internet, maka aplikasi chat terus diperluas sehingga komunikasi tidak hanya terjalin melalui tulisan namun juga melalui suara (teleconference), bahkan melalui gambar dan suara sekaligus

(videoconference). 5. Video Conference

Video conference adalah fasilitas di internet yang dapat berbicara, sekaligus melihat lawan bicara secara langsung di layar monitor. Untuk menggunakan fasilitas video conference dibut

Gambar

Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. (Sumber: Wilson, 1984) (p. 95)
Tabel 3.1 Jumlah mahasiswa aktif Program Studi Perpustakaan dan
Tabel 3.2 Penentuan pengukuran sampel untuk populasi yang berstrata
Tabel 3.3 Kisi-kisi variabel sumber daya internet
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudah merupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi. 2) Tata cara evaluasi dilakukan

Penelitian ini dilaksankan pada bulan Mei-Juni 2017 di Sungai Babarsari Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang, dengan menganalisis pengaruh kegiatan masyarakat

Penciptaan lingkungan kerja bagi karyawan di Kantor Camat dalam meningkatkan produktivitas dan gairah semangat kerja karyawan memang tidak mudah.Kantor Camat perlu

Untuk memperoleh laba yang lebih besar, maka perusahaan haruslah membuat rencana yang baik dalam menentukan pemilihan metode apa yang tepat dalam melakukan penilaian persediaan.

Analisis pemberian kredit oleh pihak bank, dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk menghindari kemungkinan kredit yang diberikan tersebut mengalami kemacetan Tujuan dari penulisan

Penulisan ilmiah ini membahas tentang pembuatan aplikasi PC-Builder, yaitu aplikasi penentuan hardware untuk merakit suatu personal computer (PC) dengan menggunakan bahasa

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD 1 Prambatan Lor dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Visualization, Auditory,

Pada alat sliding yang pertama, dilengkapi dengan pembacaan pada tracer fine movement screw , sehingga sewaktu menyetel bacaan pada tracer arm akan