BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Informasi
Informasi merupkan sebuah kebutuhan bagi setiap orang. Tidak mudah
untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah yang satu ini mempunyai
bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan yang lainnya terkadang
sangat berbeda.karena informasi yg diperlukan setiap orang itu berbeda-beda.
2.1.1 Pengertian Informasi
Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan
selanjutnya dilakukan pengolahan menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat
bagi pemakainya. Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang
memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kejadian. Kemudian pengertian
lain dari informasi adalah data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan
tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Data
yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang
dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan
keputusan.
Menurut Davis yang dikutip oleh Kadir (2003) informasi adalah data yang
telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang (p. 28).
Kemudian menurut Andi (2003) informasi merupakan kumpulan data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerima(p. 6).
Selanjutnya menurut Yusup (2009) ditinjau dari sudut pandang dunia kepustakawan dan perpustakaan, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah fenomena akan menjadi informasi jika ada yang melihatnya atau menyaksikannya atau bahkan mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan peristiwa atau fenomena itulah yang dimaksud informasi. Jadi, dalam hal ini informasi lebih bermakna berita(p. 11).
Dari berbagai pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa informasi
fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan atau proses menjadi
bentuk yang berguna dan berarti bagi pemakainya yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kehidupan pemakai informasi.
2.1.2 Manfaat Informasi
Informasi sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan maupun bentuknya.
Manfaat informasi bagi setiap orang berbeda-beda. Adapun manfaat dari
informasi menurut Sutanta (2003) adalah :
1. Menambah pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.
2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi
Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.
3. Mengurangi resiko kegagalan
Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.
4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan
Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.
5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan (p. 11).
Pendapat di atas menunjukkan bahwa informasi akan memberikan standar,
aturan dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh.
Informasi juga dapat mengurangi ketidakpastian dan menambah pengetahuan dan
wawasan.
2.1.3 Sumber-Sumber Informasi
Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan
sikap atau keputusan bertindak. Sumber informasi itu ada di mana-mana, sekolah,
rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku, majalah, surat kabar,
peristiwa berada, di sana bisa tercipta informasi yang kemudian direkam dan
disimpan melalui media cetak ataupun media elektronik.
Menurut Yusup (2009) sumber-sumber informasi banyak jenisnya. Buku,
majalah, surat kabar, radio, tape recorder, CD-ROM, disket komputer, brosur,
pamplet, dan media rekaman informasi lainnya merupakan tempat disimpannya
informasi atau katakanlah sumber-sumber informasi, khususnya informasi
terekam (p. 31).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa sumber-sumber
informasi merupakan informasi yang tercipta dari hasil karya dan cipta manuia
kemudian bisa direkam dan disimpan melalui media cetak ataupun media
elektronik agar dapat mempermudah pengguna untuk memenuhi kebutuhannya.
2.1.4 Perilaku Informasi
Perilaku informasi merupakan keseluruhan perilaku manusia terkait
dengan keterlibatan informasi. Perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan
saluran informasi, termasuk perilaku penemuan dan penggunaan informasi baik
secara aktif maupun secara pasif. Sepanjang perilaku manusia memerlukan,
memikirkan, memperlakukan, mencari dan memanfaatkan informasi dari beragam
saluran, sumber, media penyimpan informasi, termasuk kedalam pengertian
prilaku informasi.
Menurut pandangan Wilson yang dikutip oleh Pendit (2003)
mengemukakan batasan tentang perilaku informasi sebagai berikut:
a. Perilaku Informasi (information behavior)
Merupakan keseluruhan prilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi, baik secara aktif maupun pasif.
b. Perilaku penemuan informasi (information seeking behavior)
Merupakan upaya menemukan dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Berarti dalam hal ini seseorang dapat saja berinteraksi dengan sistem informasi baik manual maupun berbasis komputer.
c. Perilaku pencarian informasi (information searching behavior)
mental (misalnya penggunaan strategi Boolean, atau keputusan memilih buku yang paling relevan diantara deretan buku di perpustakaan). d. Perilaku penggunaan informasi (information user behavior)
Merupakan tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika seseorang menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang telah dimiliki sebelumnya. (p. 29)
Sedangkan menurut Case yang dikutip oleh Frion (2009, 29) perilaku
informasi adalah:
Information behaviour...encompasses information seeking as well as the totality of other unintentional or passive behaviours (such as glimpsing or encountering information), as well as purposive behaviours that do not involve seeking, such as actively avoiding information.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa yang menjadi konteks perilaku
informasi adalah manusia sebagai objek dan juga subjeknya sekaligus dimana
manusia sebagai pelaku, pengguna, pencipta dan penyampai. Kemudian dapat
disimpulkan bahwa perilaku informasi merupakan istilah yang paling luas yang
merupakan suatu upaya menemukan informasi untuk memenuhi kebutuhan
informasi hingga mencapai tujuan tertentu, upaya penemuan tersebut dapat
dilakukan dengan berinteraksi dengan informasi manual atau dengan informasi
berbasis komputer.
2.1.5 Perilaku Pencarian Informasi
Perilaku pencarian informasi ada karena adanya tuntutan untuk memenuhi
kebutuhan informasi. Perilaku pencarian informasi merupakan tindakan yang
dilakukan seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
Tindakan setiap orang dalam memenuhi kebutuhan informasinya pasti berbeda.
Menurut Krikelas yang dikutip oleh Saepuddin (2009) menyatakan bahwa
perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan
mengidentifikasikan pesan untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan
. (p. 14)
Selanjutnya menurut Wilson (2000) perilaku pencarian informasi adalah:
consists of all the interactions with the system, wheter at the level of human computer interaction (for example, use of the mouse and clicks on links) or at the intellectual level (for exmple, adopting a boolean search strategy or determining the criteria for deciding which of two books selected from adjacent places on a library shelf is most useful), which will also involve mental acts, such as judging the relevance of data or information retrieved (p. 49).
Artinya information searching behaviour adalah perilaku pencarian informasi ditingkat mikro yang digunakan pencari ketika berinteraksi dengan
sistem informasi. Perilaku ini berinteraksi dengan sebuah sistem informasi apakah
dengan berinteraksi langsung dengan orang yang ahli dengan menggunakan
mouse atau tindakan meng-klik sebuah link atau melakukan pencarian informasi
dengan cara intelektual seperti melakukan penelusuran menggunakan strategi
boolean atau menentukan kriteria untuk menyeleksi buku yang letaknya berdekatan menurut nomor urut di rak buku perpustakaan. Juga perilaku pencarian
seperti menafsir ketepatan data atau menemukan kembali informasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa perilaku pencarian
informasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencari, mengumpulkan dan
memakai informasi yang dibutuhkan oleh pengguna baik yang berkaitan dengan
pekerjaan, tugas, maupun kepentingan pribadi atau kelompok.
2.1.6 Model Perilaku Pencarian Informasi
Gambar 2. Model Teori Perilaku Informasi (Sumber: Wilson, 2000: 49)
Model di atas menjelaskan bahwa pengguna informasi ada karena
kebutuhan informasi, sehingga pencarian informasi pun dilakukan. Informasi
dapat dicari di sistem informasi maupun sumber yang lainnya. Apabila pencarian
sukses dan memuaskan pengguna, maka informasi tersebut akan diteruskan ke
orang lain. Model ini menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi
melibatkan orang lain untuk pertukaran informasi dan informasi tersebut
digunakan untuk kepentingan sendiri maupun orang lain.
Menurut Ellis yang dikutip oleh Wilson (2000) memperkenalkan 6
kelompok kegiatan dalam perilaku pencarian informasi. Enam kelompok kegiatan
pencarian informasi itu adalah :
1. Starting
2. Chaining
Merupakan tahap kedua dari kegiatan pencarian informasi. Dalam tahap ini pengguna informasi menggunakan catatan kaki dan rujukan dari materi (literatur) untuk menemukan sumber informasi lain yang membahas topik yang sama dengan kebutuhan.
3. Browsing
Dalam tahap ini, pengguna informasi melakukan pencarian informasi semi terarah atau terstruktur yang mengarah kepada informasi yang dibutuhkan. Pencarian ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar isi sebuah jurnal, abstrak sebuah penelitian atau menelusur jajaran buku di rak perpustakaan dengan subjek atau topik yang sudah ditentukan. 4. Differentiating
Tahap ini pengguna informasi menilai dan memilih sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan informasi. Dalam hal ini pengguna harus mempunyai kemampuan untuk membedakan sumber-sumber informasi yang paling relevan dengan kebutuhan informasi.
5. Monitoring
Pengguna informasi harus tetap memperhatikan informasi terbaru. Hal ini penting untuk menjaga kemutakhiran dari informasi.
6. Extracting
Pengguna informasi mengidentifikasi secara efektif apakah sumber informasi relevan dengan kebutuhan informasi (p. 56).
Keenam kelompok kegiatan itu tidak mesti dilakukan secara berurutan dan
pengguna informasi tidak melakukannya secara satu persatu. Bisa saja seorang
pengguna informasi melakukan sesuatu yang termasuk kelompok kegiatan
chaining sekaligus melakukan sesuatu yang termasuk kegiatan browsing. Wilson (1996) mengusulkan diagram berikut dibawah ini untuk menggambarkan
hubungan antar kelompok kegiatan tersebut dalam urutan :
Gambar 3: Penjelasan tentang Perilaku Pencarian Informasi oleh Ellis (Sumber :
Wilson, 1996)
Starting
Extracting Chaining
Browsing
Berdasarkan gambar diatas, kegiatan pencarian informasi tidak selalu
dilakukan satu persatu secara berurut. Adakalanya ketika seseorang melakukan
pencarian informasi dalam tahap chaining juga melakukan browsing dan
monitoring. Jadi dapat dinyatakan bahwa model perilaku pencarian informasi
merupakan kerangka ataupun langkah-langkah dalam melakukan pencarian
informasi. Model atau kerangka biasanya digambarkan dalam bentuk diagram.
2.1.7 Faktor Pencarian Informasi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pencarian
informasi. Menurut Wilson yang dikutip oleh Pendit (2008) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan kebutuhan
informasi dalam bentuk perilaku informasi yaitu:
1. Kondisi psikologis seseorang
Bahwa seseorang yang sedang risau akan memperlihatkan perilaku informasi yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang sedang gembira.
2. Demografis
Dalam arti luas menyangkut kondisi sosial-budaya seseorang sebagai bagian dari masyarakat tempat ia hidup berkegiatan. Kita dapat menduga bahwa kelas sosial juga dapat mempengaruhi perilaku informasi seseorang, walau mungkin pengaruh tersebut lebih banyak ditentukan oleh akses seseorang ke media perantara. Perilaku seseorang dari kelompok masyarakat yang tak memiliki akses ke internet pastilah berbeda dari orang yang hidup dalam fasilitas teknologi melimpah. 3. Peran seseorang di masyarakatnya
Khususnya dalam hubungan interpersonal, ikut mempengaruhi perilaku informasi. Misalnya, peran menggurui yang ada di kalangan dosen akan menyebabkan perilaku informasi berbeda dibandingkan perilaku mahasiswa yang lebih banyak berperan sebagai pelajar. Jika kedua orang ini berhadapan dengan pustakawan, peran-peran mereka akan ikut mempengaruhi cara mereka bertanya, bersikap, dan bertindak dalam kegiatan mencari informasi.
4. Lingkungan
Dalam hal ini adalah lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih luas.
5. Karakteristik sumber informasi
Karakter media yang akan digunakan dalam mencari dan menemukan informasi (p. 3).
Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa banyak faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan
menentukan perilaku pencarian informasi seseorang yaitu bagaimana pandangan
seseorang terhadap resiko dan imbalan yang akan diperoleh jika ia benar-benar
melakukan pencarian informasi. Resiko yang dimaksudkan yaitu hambatan yang
dihadapi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan diantaranya biaya,
kemudahan akses, waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2.2 Kebutuhan Informasi
Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya.
Mulai dari kebutuhan jasmani sampai kebutuhan rohani. Kata kebutuhan dapat
diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki seseorang. Setiap orang
membutuhkan informasi sebagai bahan dari tuntutan kehidupannya, penunjang
kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya.
Pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis, cepat,
tepat, serta mudah mendapatkannya. Pada saat ini pengguna dihadapkan kepada
beberapa permasalahan, seperti banjir informasi, informasi yang disajikan tidak
sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang
relevan, bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya.
Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi penyedia informasi.
Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika
kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna.
Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan
meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan
perilakunya.
Kebutuhan informasi bagi setiap pengguna berbeda-beda antara pengguna
yang satu dengan lainnya. Kebutuhan informasi bagi pengguna dapat diketahui
dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan pengguna
Menurut Yusup (1995) kebutuhan itu terbagi antara lain:
1. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungan.
2. Kebutuhan Afektif
3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs)
Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu.
4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Integrative Needs)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain.
5. Kebutuhan Berkhayal (Escapist Needs)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (Diversion) (p. 3).
Sedangkan menurut Sankarto (2008) informasi tidak hanya sekedar produk
sampingan, namun sebagai bahan yang menjadi faktor utama yang menentukan
kesuksesan atau kegagalan, oleh karena itu informasi harus dikelola dengan baik.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih
berarti dan bermanfaat bagi penggunanya (p. 2).
Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Javerlin (2003) memberi klasifikasi
terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:
- Problem information describes the structure, properties and requirements of the problem at hand.
- It is typically available in the problem environment, but, in the case of previous problems of the same type, it may also be available in documents. Domain information consists of known facts, concepts, laws and theories in the domain of the problem.
- Problem-solving information covers the methods of problem treatment. It describes how problems should be seen and formulated, what problem and domain information should be used (and how) in order to solve the problems (p.10).
Pendapat di atas dapat diartikan sebagai berikut:
- Informasi yang berkaitan dengan masalah (problem information), menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang
dihadapi.
- Informasi yang berkaitan dengan wilayah (domain information), terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah
permasalahan.
- Informasi sebagai pemecahan masalah (problem-solving information), menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah,
apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan
Kemudian menurut Wilson sebagaimana dikutip oleh Yulianah (2009),
mengatakan bahwa :
Munculnya kebutuhan informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang berkaitan kebutuhan fisiologi, efektif maupun kognitif terkait dengan peran seseorang dalam pekerjaan atau kegiatan dan tingkat kompetensi seseorang sebagimana diharapkan oleh lingkungannya (p. 10).
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya
informasi sangat dibutuhkan oleh banyak orang, dimulai dari kebutuhan dasar
sampai pada kebutuhan penunjang lainya. Dengan demikian jelas bahwa
kebutuhan informasi disesuaikan dengan tugas, kehidupan dan tuntutan kebutuhan
pengguna yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Tidak
hanya terbatas pada hal tersebut akan tetapi kebutuhan itu juga dapat dibagi
berdasarkan pada pokok permasalan yang dihadapi.
2.2.1 Pengertian Kebutuhan Informasi
Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan
kehidupannya, penunjang kegiatannya dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin
tahu seseorang timbul karena ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya.
Konsep kebutuhan informasi dapat diartikan sebagai informasi yang harus
dimiliki. Kebutuhan informasi akan semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan
dan perkembangan zaman, teknologi dan informasi, hal ini merupakan peluang
dan tantangan bagi pengelola sumber informasi itu sendiri, seperti perpustakaan,
salah satu usaha untuk menguasai teknologi dan informasi adalah dengan
membaca buku. Dengan membaca buku akan diperoleh berbagai informasi
dengan tujuan dan dalam rangka pengembangan serta perluasan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Menurut Belkin yang dikutip oleh Ishak (2006), kebutuhan informasi adalah: “when a person recognize something wrong in his or her state of knowledge and wishes to resolve the anomaly”, yang berarti “kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi keinginan tersebut (p. 91).
Kemudian Cams (2013) juga mengemukakan tentang kebutuhan informasi
yaitu :
‘information need’ are inseparable interconnection. Needs and interest call forth information. The objectives of studying information needs are: 1. The explanation of observed phenomena of information use are expressed need;
2. The prediction of instances of information uses;
3. The control and thereby improvement of the utilization of information manipulation of essentials conditions.
Artinya kebutuhan informasi adalah keinginan seseorang atau keinginan
kelompok untuk mendapatkan dan memperoleh informasi di dalam memenuhi
kebutuhan secara sadar atau tidak sadar. ‘Informasi’ dan ‘kebutuhan’ pada kalimat
‘kebutuhan informasi’ adalah hubungan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.
Kebutuhan dan keinginan menimbulkan informasi. Tujuan mempelajari
kebutuhan informasi adalah :
1. Menjelaskan tentang gejala yang diamati mengenai kegunaan informasi atau
menjelaskan suatu kebutuhan;
2. Memprediksikan kejadian dari kegunaan informasi;
3. Membatasi dengan memperbaiki peningkatan memanipulasi informasi dari
suatu kondisi yang penting.
Kebutuhan informasi pemakai selalu berubah dan berkembang, sehingga
sulit untuk menentukannya secara tepat. Perpustakaan memiliki masyarakat
pengguna yang kebutuhannya terus berubah
Memahami bagaimana kebutuhan itu berubah merupakan unsur penting
dalam perencanaan layanan informasi. Memahami kebutuhan informasi pemakai
memerlukan kerjasama antara pengelola informasi dan pemakai informasi.
Menurut Chaudry yang dikutip oleh Ishak (2006), mengungkapkan bila
pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan
membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya:
1. Peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada.
2. Usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai. 3. Program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan
layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai (p. 91).
center, yaitu menyesuaikan koleksi dan sumber informasi dengan kebutuhan pemakai, mengidentifikasi perbedaan kebutuhan informasi pemakai, mendukung pendistribusian dana yang wajar dan adil, menjamin perpustakaan mampu merespon kebutuhan pemakai (p. 91).
Dari uraian di atas jelas dinyatakan bahwa untuk dapat mengetahui
kebutuhan yang diinginkan masyarakat pengguna, pihak perpustakaan harus dapat
memahami kebutuhan seperti apa dan bagaimana yang diinginkan masyarakat
pengguna tersebut. Setelah dapat memahami kebutuhan penggunanya,
perpustakaan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut melalui ketersedian
berbagai jenis koleksi perpustakaan yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna.
Jika dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan
informasi, maka banyak kebutuhan yang dapat dikemukakan.
2.2.2 Jenis Kebutuhan Informasi
Dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan,
khususnya yang berkaitan dengan seseorang yang dihadapkan pada bebagai media
penampung informasi (sumber-sumber informasi), maka banyak kebutuhan
informasi yang dikemukakan, antara lain:
Menurut Pendit (2008) ada empat tingkat kebutuhan informasi, yaitu:
a. Visceral need, yaitu tingkatan ketika ”need for information not existing remembered experience of the inquirer” atau dengan kata lain ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang sering kali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.
b. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan “mental description of an ill-defined area of indecision” atau ketika seseorang mulai menerka-nerka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.
c. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin disaat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain. d. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan
kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.
Selanjutnya menurut Devadason yang dikutip oleh Ishak (2006) Jenis
pekerjaan/minat, fasilitas yang tersedia, kedudukan atau jabatan seseorang,
motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan
ide baru dan kebutuhan mencari kebenaran (p. 92).
Menurut Saepudin (2009) ada empat jenis kebutuhan informasi, sebagai
berikut:
1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pedekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.
2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna 3. Exchaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik dan lengkap.
4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.
Kemudian menurut Kurnia (2013) jenis-jenis kebutuhan informasi yaitu:
1. Kebutuhan menurut intensitasnya
Kebutuhan ini dipandang dari urgensinya, atau mendesak tidaknya suatu kebutuhan. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi tiga: kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tertier.
- Kebutuhan primer
Kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi agar kita tetap hidup, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan sebagainya. - Kebutuhan sekunder
Kebutuhan ini disebut juga kebutuhan kultural, kebutuhan ini timbul bersamaan meningkatnya peradaban manusia seperti: ingin makan enak, ingin pakaian yang lebih bagus, ingin perabotan lebih bagus, nonton film, pentas seni, dan sebagainya.
- Kebutuhan tertier
telepon, dan komputer. Demikian juga untuk pendidikan dan kesehatan telah digolongkan menjadi kebutuhan primer, mengingat kebutuhan ini sangat mendesak dan penting bagi kehidupan manusia.
2. Kebutuhan menurut sifatnya
Kebutuhan ini dibedakan menurut dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan rohani.
a) Kebutuhan jasmani, contohnya: makanan, pakaian, tempat tinggal, dsb.
b) Kebutuhan rohani, contohnya: musik, menonton bola, ibadah, dan sebagainya.
3. Kebutuhan menurut waktu
Kebutuhan ini dibedakan menurut waktu sekarang dan waktu masa yang akan datang. Kebutuhan sekarang, adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga, seperti: makan di saat lapar, atau obat-obatan pada saat sakit. Kebutuhan masa depan, yaitu pemenuhan kebutuhan yang dapat ditunda untuk waktu yang akan datang, misalnya: tabungan hari tua, asuransi kesehatan, dan sebagainya.
4. Kebutuhan menurut wujud
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan material, yaitu kebutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba dan dilihat. Misalnya: buku, sepeda, radio, dan sebagainya.
5. Kebutuhan menurut subyek
Kebutuhan ini dibedakan menurut pihak-pihak yang membutuhkan. Kebutuhan ini meliputi: kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang dapat dilihat dari segi orang yang membutuhkan, misalnya: kebutuhan petani berbeda dengan kebutuhan seorang guru. Kebutuhan masyarakat, disebut juga kebutuhan kolektif atau kebutuhan bersama, yaitu alat pemuas kebutuhan yang digunakan bersama, misalnya: telepon umum, jalan umum, WC umum, rasa aman, dan sebagainya.
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat dinyatakan bahwa jenis
kebutuhan informasi seseorang dapat dilihat dari pendekatan-pendekatan serta
tingkatan kebutuhan yang pada akhirnya dapat membantu seseorang dalam
menemukan serta memenuhi kebutuhan informasinya.
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Kebutuhan manusia banyak dan beraneka ragam, bahkan tidak hanya
beraneka ragam tetapi bertambah terus tidak ada habisnya. Ketika satu kebutuhan
faktor yang mempengaruhi hal itu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
kebutuhan informasi, sehingga membuat kebutuhan informasi antara seseorang
dengan yang lain menjadi berbeda-beda.
Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006) menyatakan bahwa ada
lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:
1. Jenis pekerjaan,
2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi, ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan.
3. Waktu,
4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi),
5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi (p. 93).
Selanjutnya menurut Nicholas (2000) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :
1. Kebutuhan (needs)
Seseorang akan mencari informasi jika ia merasa membutuhkan suatu informasi. Disini ia dapat mencari informasi dengan cara bertanya kepada teman, kepada dosen, membaca buku, menonton televisi, atau mendengarkan radio.
2. Manfaat (uses)
Seseorang membutuhkan informasi jika ia merasa informasi yang ingin dicarinya akan memberikan manfaat bagi dirinya ataupun orang lain. 3. Faktor Eksternal (external factors)
Informasi dibutuhkan karena adanya faktor dari luar, dorongan dari seseorang sehingga ia merasa berkewajiban untuk mencari informasi tersebut.
4. Faktor Internal (internal factors)
Informasi dibutuhkan karena adanya kesadaran dari dalam diri terhadap informasi tersebut (p. 33).
Sedangkan menurut Wilson yang dikutip oleh Ishak (2006) juga
menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi,
Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. (Sumber: Wilson, 1984) (p. 95).
Pada gambar di atas terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi
kebutuhan informasi, yaitu :
1. Kebutuhan individu
Yaitu kebutuhan yang timbul dari dalam diri seseorang. Seperti kebutuhan
psikologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap kebutuhan informasi seseorang.
2. Peran sosial
Peran sosial meliputi peran kerja dan peran kinerja seseorang. Dimana
pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kebutuhan informasinya untuk
menunjang peningkatan kinerja orang tersebut.
3. Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi : lingkungan kerja, lingkungan sosial-budaya,
lingkungan ekonomi dan lingkungan fisik. Keempatnya memiliki pengaruh
terhadap peran sosial maupun individu, hal inilah yang menyebabkan pengaruh
bertingkat dalam kebutuhan informasi.
Selain itu menurut Crawford yang dikutip oleh Ishak (2006) kebutuhan informasi bergantung pada kegiatan pekerjaan, dsiplin ilmu, tersedianya berbagai fasilitas, jenjang jabatan individu, faktor mitivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang tepat, kebutuhan untuk melakukan penemuan baru (p. 93).
Kemudian Kurnia (2013) juga menambahkan tentang faktor dasar yang
mempengaruhi kebutuhan informasi seseorang yaitu :
1. Penyakit.
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2. Hubungan Keluarga.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak adarasa curiga, dan lain-lain.
3. Konsep Diri.
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif tentang diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
4. Tahap Perkembangan.
Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar yang berbeda, baik kebutuhan psikologis, biologis, sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.
Berdasarkan uraian dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa faktor
seseorang membutuhkan informasi yaitu karena adanya kebutuhan di dalam diri
seseorang yang harus dipenuhi untuk menambah informasi atau pengetahuannya
dan adanya perbedaan karakter dari masing-masing individu yang berfikir bahwa
informasi itu sangat diperlukan atau tidak bagi kelangsungan hidupnya.
2.2.4 Analisis Kebutuhan Informasi
Seseorang terkadang sulit menganalisis kebutuhan informasi yang
dibutuhkannya. Hal ini disebabkan karena begitu banyak kebutuham manusia
Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (2006) kebutuhan informasi
seseorang sulit untuk didefinisikan dan diukur karena melibatkan proses kognitif
dengan tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Juga sulit untuk membedakan kapan
kebutuhan itu disadari dan bagaimana kebutuhan itu diungkapkan (p. 91).
Selanjutnya menurut Hiller yang dikutip oleh Ishak (2006) kebutuhan
informasi pemakai sebenarnya untuk mengetahui antara lain:
a) Siapa pemakai potensial perpustakaan. b) Apa yang mereka pelajari dan teliti.
c) Sumber informasi dan layanan perpustakaan apa yang mereka butuhkan.
d) Bagaimana pengetahuan mereka tentang sumber informasi dan layanan yang ada di perpustakaan.
e) Bagaimana mereka menggunakan sumbr informasi dan perpustakaan. f) Bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah
dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan (p. 91).
Kemudian ditambahkan dengan pendapat dari Mala (2010) tentang analisis
kebutuhan informasi karyawan pada perusahaan yaitu :
1. Informasi kebutuhan tenaga kerja. 2. Informasi kinerja karyawan.
3. Informasi sejarah pelatihan karyawan dan tempat pelatihan dilaksanakan.
4. Informasi perkembangan karyawan.
5. Informasi-informasi yang dibutuhkan tersebut bisa berupa laporan- laporan maupun berkas berkas.
Kebutuhan informasi seseorang terkadang sangat sulit untuk didefinisikan
atau diungkapkan karena seseorang juga tidak mengetahui informasi seperti apa
yang ia butuhkan dalam hidupnya, hal ini disebabkan karena seseorang bingung
atau tidak tahu arah mengenai informasi yang ingin diketahuinya.
2.2.5 Identifikasi Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi pemakai selalu berubah-ubah dan berkembang
sehingga sulit untuk menentukannya secara tepat. Identifikasi kebutuhan
informasi merupakan langkah awal dalam menentukan jenis informasi apa yang
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Informasi yang sesuai dengan
identifikasi kebutuhan informasi. Identifikasi kebutuhan informasi yang tidak
tepat sudah pasti menghasilkan informasi yang tidak berguna.
Identifikasi kebutuhan informasi adalah sebuah proses untuk mendapatkan
informasi yang sesuai kebutuhan dan diinginkan pengguna. Dalam proses
identifikasi kedua belah pihak terlibat aktif pada tahap ini. Informasi yang
diperoleh dari pengguna menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai bahan
pertimbangan menyediakan informasi yang tepat. Tiga faktor yang harus
dipenuhi ketika melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu lengkap, detail,
dan benar. Lengkap, artinya semua informasi yang diharapkan pengguna
didapatkan oleh pihak yang melakukan identifikasi. Detail, adalah informasi yang
terkumpul terinci sampai hal-hal yang kecil. Benar, yaitu semua data yang
diperoleh harus benar, bukan benar menurut identifikator tetapi benar dan sesuai
dengan apa yang dimaksud pengguna.
Secara lebih spesifik, Saracevic (1988) menyatakan bahwa
mengidentifikasi tentang kebutuhan informasi harus memperhatikan faktor
berikut:
1. Persepsi seseorang tentang masalah yang sedang ia hadapi. Jika kita ingin meneliti kebutuhan informasi, sebaiknya kita juga meneliti bagaimana para responden melihat (mempersepsi) hal-hal yang berkait dengan kebutuhannya.
2. Rencana seseorang dalam penggunaan informasi. Ketika seseorang membutuhkan informasi, sedikit banyak ia juga sudah punya ancang-ancang tentang kegunaan informasi itu.
3. Kondisi pengetahuan seseorang yang relevan dengan kebutuhannya. Ini adalah unsur penting untuk melihat seberapa besar “gap” yang ada di benak seseorang; antara apa yang sudah diketahuinya tentang Paris dan apa yang belum diketahuinya. Wajarlah jika gap ini akan berbeda-beda di setiap orang.
4. Dugaan seseorang tentang ketersediaan informasi yang dibutuhkannya. Ini adalah unsur yang berkaitan dengan unsur keempat dalam model Taylor di atas. Seseorang selalu punya bayangan tentang sumber informasi yang tersedia di sekitarnya (p. 39).
Beberapa ahli lain juga membahas tentang identifikasi kebutuhan
informasi seperti Prawati (2003) menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi
a) Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi yang mutakhir
b) Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang dibutuhkannya sehari-hari.
c) Exchaustive approach, yaitu kebutuhan akan informasi secara menyeluruh
d) Catching up approach, yaitu kebutuhan akan informasi yang cepat dan singkat “.
Selanjutnya, Chowdurry (1991) menyatakan sifat-sifat kebutuhan
informasi antara lain:
a) Mempunyai konsep yang relatif. b) Berubah pada periode tertentu
c) Berbeda antara orang dengan orang lain d) Dipengaruhi oleh lingkungan
e) Sulit diukur secara kuantitas f) Sulit diekspresikan
g) Seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi.
Dari berbagai pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa sulit untuk
mengindetifikasi kebutuhan informasi seseorang, hal ini dikarenakan dengan
beraneka ragamnya kebutuhan informasi seseorang membuat informasi yang
dibutuhkan itu selalu berubah-ubah sesuai bertambahnya wawasan serta
keingintahuan seseorang akan informasi
2.2.6 Karakteristik Kebutuhan Informasi
Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda, begitu juga
dengan karakterisitik kebutuhan informasi. Beberapa tokoh mengemukakan
tentang karakteristik informasi
Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006) kebutuhan informasi
memiliki sebelas karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan
informasi tersebut, yaitu :
1. Pokok masalah ( Subject)
Subjek merupakan hal penting yang harus diperhatikan sebelum mengindentifikasi suatu masalah dalam sebuah informasi.
2. Fungsi (Function)
Setiap informasi memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung pada isi dan pemanfaatan informasi tersebut.
Informasi memiliki sifat yang merujuk pada ciri esensial yaitu berubah pada periode tertentu atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan orang lain.
4. Tingkat Intelektual (Intellectual Level)
Informasi juga berkaitan dengan tingkat intelektual yaitu adanya pengetahuan atau tingkat kecerdasan pemakai terhadap suatu informasi. 5. Titik Pandang (Viewpoint)
Informasi juga memiliki titik pandang berdasarkan pada pemikiran pemakai, orientasi politik, pendekatan positif dan negatif, maupun orientasi disiplin ilmu.
6. Kuantitas (Quantity)
Pemakai informasi juga membutuhkan kuantitas dan jumlah yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan informasinya.
7. Kualitas (Quality)
Kualitas kebutuhan informasi tergantung pada sifat individu pemakai itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan informasi itu.
8. Batas Waktu Informasi (Date)
Informasi memiliki batas waktu penggunaan yaitu informasi baru atau informasi lama.
9. Kecepatan Pengiriman (Speed of Delivery)
Informasi diupayakan secepatnya sampai kepada pemakai, sehingga aktualitas informasi dapat terjaga sehingga sering disebut informasi up to date.
10. Tempat Asal Publikasi (Place)
Tempat asal publikasi suatu informasi dapat dilihat darimana informasi itu diterbitkan.
11. Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packaging)
Pemrosesan berkaitan dengan bagaimana cara penyajian informasi itu tampilkan, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi (p. 94).
Menurut Chowdhury (1999), karakteristik kebutuhan dalam sistem
pencarian informasi, yaitu :
1. Determine the information needs of each category of users (Menentukan kebutuhan informasi dari tiap kategori pengguna)
2. Access how far the existing system is able to meet the needs of user (Menilai seberapa jauh sistem yang ada mampu memenuhi kebutuhan pengguna)
3. Identify what information sources are to be possessed by the system (Mengidentifikasi sumber-sumber informasi apa yang harus dimiliki oleh sistem)
4. Determine how the information sources are to be analysed and recorded (Menentukan bagaimana sumber-sumber informasi harus dianalisis dan dicatat)
(Menentukan persyaratan perangkat keras dan perangkat lunak, sifat dan format database, pendekatan desain database (tersentralisasi atau terdistribusi), jaringan persyaratan, standar, protokol dan lain-lain menentukan pola komunikasi, user interface)
6. Determine the output format(s) required, requirement for repackaging of information, etc (Menentukan format output yang diperlukan, persyaratan untuk pengemasan ulang informasi)
7. Determine the marketing strategies-information products, distribution, pricing, etc (Menentukan strategi pemasaran-pemasaran produk, distribusi, dan harga)
8. Determine the level of staff training, user orientation/training (Menentukan tingkat pelatihan staf, orientasi pengguna/pelatihan) (p. 182).
Dari pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa karakteristik
kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, hal ini dikarenakan tingkat
intelektual dan kebutuhan setiap masing-masing individu yang tidak sama.
2.3 Internet
Secara umum internet adalah kumpulan jutaan komputer di dunia yang
saling terkoneksi pada jaringan yang satu dengan yang lainnya. Media koneksi
yang digunakan bisa melalui sambungan telepon, serat optic, coaxial cable, satelit atau dengan koneksi wireless.
Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah
mewujudkan budaya internet di sekitar penggunanya. Internet juga berpengaruh
besar dalam penyebaran ilmu dan pandangan dunia. Hanya dengan menggunakan
mesin pencari, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah
atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan,
internet lebih disukai pengguna karena lebih mudah untuk di akses dalam
memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan.
2.3.1 Pengertian Internet
Internet dapat membantu seseorang dalam menambah pengetahuan
dibidang apapun dan memberikan kemudahan kepada setiap penggunanya dalam
menelusur informasi yang dibutuhkan. Informasi yang diperoleh pun lebih
beragam dan lebih cepat serta mutakhir dalam penyajian informasi.
MenurutSanim (2011) kesimpulan dari Internet adalah
melalui jaringan tersebut. Internet adalah sistem komunikasi data berskala global, suatu infrastruktur yang terdiri dari hardware dan software yang menghubungkan komputer yang berada di jaringannya.
Menurut Razaq (2003) mengemukakan bahwa internet adalah sumber daya
informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dimana antara satu komputer dengan
komputer lain di dunia (world wide) dapat saling berhubungan atau berkomunikasi (p. 9).
Vicky (2013) mengatakan hal lain tentang internet yaitu pengertian
internet menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan
besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan milyaran) informasi atau data
yang dapat berupa teks, grafik, audio maupun animasi dan lain lain dalam bentuk
media elektronik.
Sedangkan menurut Hasyim (2010) internet (Inter-Network) merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chat), diskusi (usenetnews, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi ( Word Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), dan aneka layanan lainnya (p. 1).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa internet
adalah jaringan komputer yang terhubung dengan komputer lain yang bermanfaat
bagi pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan oleh pengguna tersebut
yang didukung oleh fasilitas yang tersedia di internet.
2.3.2 Keunggulan Media Internet
Keberadaan media internet dengan segala fasilitasnya banyak memberikan
kemudahan bagi penggunanya. Diantaranya informasi yang dibutuhkan dapat
ditemukan dengan cepat dan efektif.
Menurut Joing yang dikutip oleh Yusup (2010) ada beberapa keunggulan
dari media internet antara lain:
a. Mudah
b. Cepat dan tepat.
Pengiriman data melalui internet berlangsung dengan cepat dan tepat karena langsung dikirim dari komputer ataupun disket, sehingga langsung dikirim dalam bentuk pulsa-pulsa (data). Begitu juga dalam ketepatan pengirim, karakter alamat yang dipakai pada internet sangat sensitif sehingga tidak mungkin ada dua pemilik alamat yang sama dan dengan dukungan program server akan langsung memberi tahu apabila alamat yang dituju tidak terdaftar dalam internet/tidak ada.
c. Kapasitas
Free space/ruang yang tersedia untuk mailbox yang disiapkan bagi tiap-tiap user oleh tiap website tidak sama. Sebagai contoh oleh hot mail (salah satu website) disiapkan 2 MB, 4 BM, dan oleh Net sebesar 5 MB. Sebagai bahan perbandingan bahwa sebuah disket mampu memuat data sebesar 1,44 MB, maka dengan free space 5 MB sebanding dengan lebih dari tiga buah floppy disc. Bila diatas lembaran kertas, 1 MB sekitar 500 halaman, maka untuk free space sebesar 5 MB mampu menampung kurang lebih 2500 halaman transfer data.
d. Kerahasiaan
Setiap pemakai yang terdaftar untuk menjadi pelanggan internet akan mendapat fasilitas password, baik password untuk mengakses internet maupun password yang diprogram untuk mengoperasikan komputernya. Begitu juga dengan free space (mailbox) yang disediakan kepada pemakai pada suatu website, hanya dapat diakses pemilik alamat sehingga pihak lain tidak akan dapat membukanya, apabila tidak mengetahui password-nya. Begitu juga setelah data yang dibutuhkan diakses, pemakai dapat menghapusnya dari mailbox-nya sehingga pihak lain yang tidak berkepentingan tidak akan dapat mengetahuinya.
e. Efisien dan efektif.
Pemakai pulsa oleh internet sangat berbeda dengan faks. Dimanapun alat yang diakses ataupun dikirim melalui jaringan internet diseluruh dunia perhitungan pemakai pulsanya tetap dengan pulsa lokal sehingga biaya yang dibutuhkan sangat jauh lebih murah dibandingkan dengan pemakai faks keluar negeri yang menggunakan perhitungan pulsa telkom. Bahkan diluar negeri terdapat beberapa server yang perhitungannya tidak dengan pulsa telepon karena tidak menggunakan jaringan telepon tetapi menggunakan transmisi gelombang elektromagnetik dengan biayanya dengan menghitung debit informasi yang diakses, sehingga waktu dan biaya yang digunakan lebih sedikit.
f. Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru.
Internet dijadikan sebagai sarana komunikasi, publikasi serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan(p. 57).
2.3.3 Sumber Daya Informasi yang Tersedia di Internet
Untuk memudahkan pengguna dalam mencari informasi maka internet
menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat membantu pengguna dalam menelusur
informasi.
Adapun layanan yang tersedia di internet yang tersedia di internet menurut
Razaq (2003) yaitu:
1. World Wide Web (WWW)
World Wide Web (WWW) merupakan salah satu fasilitas yang berisi database yang bersifat terdistribusi. Di internet telah tersedia beberapa website yang secara elektronik dapat diakses.
2. Electronic Mail (E-Mail)
Fasilitas ini digunakan untuk berkirim surat/berita dengan orang lain, tapa mengenal batas, waktu, ruang bahkan birokrasi.
3. Mailing List
Fasilitas ini digunakan untuk berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan email. Mailing List ini umumnya digunakan untuk bertukar informasi, pendapat dan lain sebagainya dalam jarak jauh. 4. Newsgroup
Newsgroup berguna untuk berkonferensi jarak jauh, sehingga anda dapat menyampaikan pendapat dan tanggapan dalam internet.
5. File Transfer Protocol
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan mengambilan arsip atau file secara elektronik atau transfer file dari satu komputer ke komputer lainnya di internet. Beberapa diinternet telah tersedia file atau dokumen yang siap untuk di duplikat oleh orang lain secara gratis (free)
6. Telnet
Telnet digunakan untuk masuk ke sistem komputer tertentu dan bekerja pada sistem komputer yang lain.
7. Gopher
Fasilitas ini digunakan untuk menempatkan informasi yang disimpan pada internet servers dengan menggunakan hirarkhi menu dan pengguna dapat mengambil informasi tersebut (p. 4).
Pendapat yang sama yang dikemukakan oleh
menambahkan hal lain dalam layanan yang tersedia di internet yaitu :
1. Search Engine
digunakan antar lain Google, Yahoo, Alvista, Wisenut, Alltheweb, Looksmart, HotBot dan lain-lain.
2. Social Networking
Social networking (Jejaring Sosial) mirip dengan fasilitas Newsgroup. Dengan fasilitas ini pengguna dapat berhubungan dengan orang darimanapun dan kapanpun yang Anda mau. Contoh jejaring sosial yang berkembang sekarang adalah Facebook, Twitter, Myspace, Friendster dan lain-lain..
3. VoIP (Voice over Internet Protocol)
Adalah layanan yang memungkinkan pengguna melakukan komunikasi telepon dengan pengguna lain melalui internet. Dalam hal ini kita juga mengenal Internet Telephony yaitu fasilitas untuk berkomunikasi dgn suara melalui internet menggunakan pesawat telepon. Pulsa yang dibayar sama dengan pulsa internet walapun dilakukan secara SLJJ atau SLI. Software yang digunakan untuk telephony adalah Net2phone, buddytalk, media ring talk dan lain-lain. 4. Internet Relay Chat (Chatting)
Layanan IRC, atau biasa disebut sebagai “chat” saja adalah aplikasi Internet yang digunakan untuk bercakap-cakap di Internet. Bentuk komunikasi di intenet yang menggunakan sarana baris-baris tulisan yang diketikkan melalui keyboard. Dalam sebuah sesi chat, komunikasi terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan singkat. kegiatan ini disebut chatting dan pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter bisa saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol berdua saja dengan chatter lain. Kegiatan chatting membutuhkan software yang disebut IRC Client, diantaranya yang paling populer adalah software mIRC, Yahoo messanger, ebuddy, mig33. Belakangan, dengan semakin tingginya kecepatan akses internet, maka aplikasi chat terus diperluas sehingga komunikasi tidak hanya terjalin melalui tulisan namun juga melalui suara (teleconference), bahkan melalui gambar dan suara sekaligus (videoconference).
5. Video Conference
Video conference adalah fasilitas di internet yang dapat berbicara, sekaligus melihat lawan bicara secara langsung di layar monitor. Untuk menggunakan fasilitas video conference dibutuhkan perangkat tambahan, seperti kamera (web cam), mikropon, speaker atau earphone, dan program video conference misalnya CU-SeeMe.
6. PING
Ping adalah singkatan dari Paket Internet Gopher. Ping digunakan untuk mengetahui apakah komputer yang kita gunakan mempunyai hubungan (terkoneksi) dengan komputer lain di Internet. Pengecekan hubungan ini dilakukan dengan cara mengirimkan sejumlah paket data.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa layanan yang tersedia di
memanfaatkan internet dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan.
Adapun berbagai fasilitas diatas merupakan fasilitas yang sering digunakan oleh
pengguna dalam mencari informasi.
2.3.4 Penelusuran Informasi di Internet
Perkembangan teknologi informasi telah membawa kemudahan dalam
melakukan penelusuran informasi. Kita dapat mnggunakan internet melalui
komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet sehingga memungkinkan kita
dalam mengakses informasi.
Di internet terdapat search engine yang memungkinkan kita untuk dapat melakukan pencarian informasi. Search engine disebut juga sebagai mesin pencari. Dengan menggunakan search engine kita dapat menemukan informasi apa saja yang berasal dari berbagai site yang telah mereka kumpulkan dalam database mereka. Umumnya search engine yang paling banyak digunakan oleh pencari informasi adalah Google dan Yahoo.
2.3.5 Pola Penelusuran Informasi di Internet
Penelusuran informasi di internet biasanya dilakukan pada search engine, database online, jurnal elektronik, reference online. Menurut Hasugian (2008), terdapat lima komponen dalam penelusuran online yaitu : pengguna, query, dokumen elektronik, indeks dokumen dan fungsi pencocokan seperti machine matcher.
a. Pengguna
Pengguna adalah mereka yang melakukan pencarian penelusuran/pencarian informasi pada sebuah sistem informasi (end user). Sedangkan mereka yang menggunakan sistem tetapi bukan untuk kepentingan pencarian/penelusuran informasi disebut sebagai pengguna sistem (operator sistem, administrator sistem, dan sebagainya). Pengguna sistem dapat dikategorikan menjadi pengguna pemula (novice) dan pengguna terampil (expert).
b. Query
c. Dokumen elektronik (e-document)
Dokumen elektronik dapat berupa elektronik book (e-book), elektronik jurnal (e-journal). Selain itu yang tergolong sebagai dokumen elektronik adalah kamus elektronik, ensiklopedia elektronik, dan sebagainya.
d. Indeks Dokumen
Indeks dokumen adalah istilah (terms) yang dijadikan sebagai representasi atau wakil dokumen. Indeks dokumen ini dapat berupa kata atau istilah yang menjadi subjek dokumen dan dapat juga berupa kata yang menjadi wakil judul atau pengarang. Indeks dokumen bisa juga istilah yang berupa kosa kata terkendali (controlled vocabularies) dan kosa kata tidak terkendali (uncontrolled vocabularies), kecuali stopword (kata tidak terindeks) seperti : dan, yang, karena, oleh, that, why, and dan lain sebagainya.
e. Pencocokan (machine matcher) dikatakan sebagai machine matcher disini adalah komputer. Kegiatan pencocokan disini adalah dengan mencocokan istilah penelusuran (query) dengan indeks dokumen (p. 4).
Dalam melakukan penelusuran informasi maka yang perlu diperhatikan
adalah query, apabila kita menggunakan query yang tepat maka informasi yang didapatkan akan relevan dengan kebutuhan kita. Selain itu infrastruktur informasi
juga menjadi hal utama dalam keberhasilan penelusuran. Infrastruktur yang
dimaksud adalah; komputer server, komputer personal (PC), jaringan internet
yang terhubung dengan salah satu provider seperti speedy, dan lain-lain dan koneksi pada vendor atau penyedia dokumen elektronik.
2.3.6 Strategi Pencarian Informasi di Internet
Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang
berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan
informasi terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para profesional mengenal
manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan ini.
Strategi pencarian informasi merupakan teknik yang digunakan oleh pengguna dalam mencari informasi di internet. Hasugian (2006) mengatakan bahwa strategi penelusuran adalah suatu proses untuk bisa mendapatkan dokumen yang benar-benar relevan dengan kebutuhan informasi pengguna (p. 4).
relevan, menghindari jumlah cantuman yang terlalu banyak, dan juga menghindari ditemukannya cantuman sama sekali (p. 4).
Menurut Nicholson (2000) ada beberapa strategi yang digunakan untuk
mencari informasi, yaitu :
1. Memahami topik. Pastikan topik yang dipilih benar-benar dipahami sebelum menemukan informasi untuk topik tersebut, yaitu dengan melihat pertanyaan atau spesifikasi topik yang telah dipilih termasuk adanya istilah asing yang sebelumnya harus disesuaikan ke dalam bahasa ilmiah berdasarkan kamus atau ensiklopedia.
2. Mengidentifikasi query dan frase
a. Menggunakan kata kunci yang salah berarti akan mendapatkan informasi yang salah
b. Tidak menggunakan semua kata kunci berarti tidak akan mendapatkan informasi yang cukup, atau mendapatkan jenis informasi yang salah
3. Mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait, yaitu mengidentifikasi sebanyak mungkin kata dan frase yang berbeda untuk memperoleh informasi yang dicari.
a. Perluasan istilah (broader terms) dapat membantu menemukan informasi yang lebih umum sehingga akan banyak pilihan informasi yang dapat digunakan.
b. Penyempitan istilah (narrower terms) dapat membantu menemukan informasi yang lebih spesifik sehingga informasi yang diberikan lebih sedikit dan hasilnya lebih relevan dengan yang dibutuhkan. c. Sinonim atau istilah terkait (synonyms or related terms) untuk
memastikan agar tidak kehilangan informasi dengan mengabaikan kata-kata yang berarti sama atau hal-hal yang terkait seperti mencakup sinonim, variasi ejaan istilah asing, istilah-istilah teknis, dan singkatan.
4. Membuat pernyataan penelusuran
a. Pemotongan dan wildcards yaitu mencari query yang sama namun artinya berbeda, biasanya menggunakan simbol bintang (*).
b. Boolean logic yaitu merumuskan query dengan beberapa istilah dapat menggunakan operator boolean yang terdiri dari and, or, dan not. And digunakan untuk mempersempit hasil pencarian dan spesifik. Or digunakan dalam laporan pencarian untuk memperluas pengambilan termasuk sinonim dan istilah terkait, dan not digunakan untuk mengecualikan catatan yang tidak diinginkan dari hasil pencarian karena berguna untuk membedakan kata kunci yang sama.
c. Phrase searching, yaitu mencari frase yang tepat dengan menentukan kalimat sendiri, biasanya dilambangkan dengan tanda kutip (“).
5. Memulai pencarian
Ada berbagai cara untuk mencari informasi tentang suatu topik. Sebelum mencari informasi tersebut, ada hal yang perlu diketahui, yaitu:
a. Penelitian sebelumnya tentang topik tersebut b. Sudut pandang topik
c. Penulis tertentu dalam mengutip teori d. Mendefinisikan topik
6. Mengevaluasi hasil pencarian
Mengevaluasi hasil pencarian terhadap dokumen/ artikel, batasi pencarian dengan menentukan : nama penulis, judul, volume, isi, nama jurnal, kata kunci, teks penuh, jenis dokumen dan waktu.
7. Menyimpan hasil penelitian / menulis sumbernya
Hasil dari pencarian dapat disimpan sebagai bukti fisik dari sebuah informasi. Selain itu, hal ini berguna apabila ingin mencari informasi yang sama maka dengan cepat informasi itu dapat diperoleh sehingga menghemat waktu, tenaga dan biaya.
8. Mengambil referensi
Membuat catatan referensi terhadap hasil seluruh dokumen yang didapat. Ada beberapa sumber menawarkan fasilitas download dengan menyediakan file berbagai software yang digunakan (p. 4)
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa fasilitas searh engines, atau mesin pencari dalam dunia internet, telah memudahkan kita dalam pencarian
segala informasi yang kita perlukan, yang bisa saja berupa data, file, gambar,
musik, maupun film.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa strategi
penelusuran merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
sebuah informasi yang benar-benar relevan dengan kebutuhannya. Dimana dalam
strategi penelusuran ditentukan batasan-batasan yang sesuai dengan informasi
sehingga menghasilkan informasi yang sesuai dengan kriteria kebutuhan