• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Senior Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Senior Medan"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I

No. Responden : ... Tingkat : ...

KUISIONER PENELITIAN

Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisioner ini dalam rangka pelaksanaan penelitian tentang “Peran Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Kebidanan STIKes Senior Medan”. Atas perhatian saudara saya mengucapkan terima kasih.

1. Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda paling tepat. Pertunjuk Pengisian :

DAFTAR PERTANYAAN A.

1. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior Medan telah berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi?

Jenis Tugas

a. Sangat berperan b. Berperan

c. Kurang berperan d. Tidak berperan

2. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior Medan dapat membantu anda dalam menyelesaikan tugas kuliah?

a. Sangat membantu b. Membantu

c. Kurang membantu d. Tidak membantu

3. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior Medan dapat berperan dalam menambah informasi atau wawasan anda?

a. Sangat berperan b. Berperan

(2)

4. Menurut anda, apakah informasi di perpustakaan STIKes Senior Medan dapat membantu anda dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perkuliahan anda?

a. Sangat membantu b. Membantu

c. Kurang membantu d. Tidak membantu B.

5. Bagaimana perpustakaan STIKes Senior Medan dalam memberikan motivasi kepada anda untuk memanfaatkan perpustakaan?

Personalitas

a. Koleksi yang banyak dan beragam b. Sumber Informasi Pengguna c. Fasilitas dan ruangan yang nyaman d. Kemudahan dalam temu kembali koleksi

6. Apabila informasi yang anda butuhkan tidak tersedia di perpustakaan STIKes Senior Medan, anda akan menerima informasi melalui?

a. Teman b. Pustakawan c. Internet d. a,b,dan c

7. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior Medan sudah memenuhi sumber informasi yang autoritas atau sumber yang jelas dan terpercaya?

a. Sangat memenuhi b. Memenuhi

c. Kurang memenuhi d. Tidak memenuhi

8. Hal apakah yang anda lakukan dalam memanfaatkan koleksi Perpustakaan STIKes Senior Medan?

a. Membaca bahan pustaka di tempat b. Meminjam bahan pustaka

c. Fotocopy bahan pustaka dan mencatat seperlunya d. a,b,dan c

C.

9. Apakah perpustakaan STIKes Senior Medan telah memberikan jam buka perpustakaan yang sudah sesuai dengan kebutuhan anda?

Waktu

a. Sangat sesuai b. Sesuai

c. Kuran sesuai d. Tidak sesuai

10.Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior Medan dapat membantu anda dalam menemukan informasi yang dibutuhkan dengan mudah?

(3)

b. Membantu

c. Kurang membantu d. Tidak membantu

11. Apakah pustakawan proaktif membantu anda saat kesulitan dalam mencari informasi di perpustakaan?

a. Sangat membantu b. Membantu

c. Kurang membantu d. Tidak membantu

12.Menurut anda, apakah koleksi yang anda cari mudah dicari/ditemukan? a. Sangat mudah

b. Mudah

c. Kurang mudah d. Tidak mudah

D.

13.Apakah layanan internet yang ada di perpustakaan STIKes Senior Medan telah memenuhi kebutuhan informasi anda?

Akses

a. Sangat memenuhi b. Memenuhi

c. Kurang memenuhi d. Tidak memenuhi

14.Apakah informasi yang dibutuhkan dapat diakses secara cepat di perpustakaan STIKes Senior Medan?

a. Sangat cepat b. Cepat c. Kurang cepat d. Tidak cepat

15.Apakah perpustakaan dapat membantu dalam mengakses informasi yang anda butuhkan dengan mudah?

a. Sangat membantu b. Membantu

c. Kurang membantu d. Tidak membantu

16.Menurut anda, bagaimana kemampuan perpustakaan dalam menyediakan akses informasi?

a. Sangat baik b. Baik

c. Kurang baik d. Tidak baik E.

17.Apakah sumber daya teknologi yang digunakan pada perpustakaan STIKes Senior Medan sudah memenuhi kebutuhan anda?

Sumber daya teknologi yang digunakan

(4)

c. Kurang memenuhi d. Tidak memenuhi

18.Sumber daya teknologi apakah yang anda gunakan dalam mengakses informasi di perpustakaan?

a. Komputer b. Laptop c. Gadget d. a,b,c

19.Apakah perpustakaan STIKes Senior Medan dalam menyediakan sumber informasi formal seperti buku teks dan jurnal ilmiah telah memenuhi kebutuhan informasi anda?

a. Sangat memenuhi b. Memenuhi

c. Kurang memenuhi d. Tidak memenuhi

20.Menurut anda, apakah sumber daya teknologi di perpustakaan STIKes Senior Medan perlu dilakukan penambahan?

a. Sangat perlu b. Perlu

(5)

Lampiran II

Tabulasi Data Hasil Penelitian No.

Kuisioner

Tally Persentase

Pilihan Jawaban A B C D

A B C D f % f % f % f %

(6)

Lampiran III

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

---.2005. Manajemen Penelitian. Ed Revisi, Cet.7. Jakarta: Rineka Cipta.

---.2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Perguruan Tinggi SNI 010:2011.

Belkin, N. J .1978. “Information concept for information science”. Journal of Documentation, 34(1): 55-58

Brophy, Peter.2000.Library Performance Measurement and Quality Management System: Performance Indicators for Electronic Library Services. http://equinox.dcu.ie/reports/pilist.html (25/4/2016).

Departemen Pendidikan Nasional RI.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Devadson, F.J. and Lingam, P. Pratap. 1996. A Methodology for the Identification of Information Needs of Users, 62nd IFLA General Conference - Conference Proceedings - August 25-31.

Domalango, Zulkifli B. 2013. Cara Mencari Jurnal Ilmiah Kesehatan Secara Gratis di Internet.

Hadi, 2001 . Metode Research, jilid 1. Yogyakarta : Andi

Hasan, Iqbal.2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Cet.1. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ishak. 2006. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Indonesia dalam Memenuhi Tugas Journal Reading. Jurnal Pustaha: Sistem perpustakaan dan Informasi. No.2 (Vol.2).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

(8)

Krikelas, J. 1983. “Information seeking behaviour: patterns and concepts”. Drexel Library Quarterly, 19 (2).

Nagata, Haruki, Akira Toda, Paivi Kytomaki.2004. Students’ Patterns of Library

Use and Their Learning Outcomes.

Notoatmodjo,S.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:Rineka Cipta. Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Cet.5. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nicholas, David.2000.Assessing information needs: tools, techniques and concepts for the internet age. 2nd ed. London: Aslib

Pannen, Paulina.1990.A Study in Information Seeking and Use Behaviors of Resident Students and Non Residents Students in Indonesian Tertiary Education. Disertasi. Syracuse University.

Prahatmaja, Nurmaya. 2006. Studi Tentang Karakteristik Individu dan Karakteristik Sosial Masyarakat Kampung Naga dan Kaitannya dengan Pola Pertukaran Informasi.

(10/3/2016).

Prawati, Budi. 2003. Keterpakaian Koleksi Majalah Ilmiah Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Oleh Peneliti Badan Balitbang Pertanian.Jurnal Perpustakaan Pertanian, 12 (1).

Saleh, Abdul Rahman.2011. Percikan Pemikiran: Di Bidang Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto.

Sanjaya, Riyan dan Ardoni.2012.Perilaku Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta dalam Pencarian Informasi Untuk Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Perpustakaan Universitas Bung Hatta. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan. 1 (1). Satriana, Anna. 2010.Kebutuhan Informasi Mahasiswa:Studi Terhadap

Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Siregar, A. Ridwan.1998.Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Informasi Penelitian. Universitas Sumatera Utara.

(9)

Soedibyo, Noerhayati.1987.Pengelolaan Perpustakaan. Jakarta: Alumni. Sugiyono.2002. Metode Penelitian Adminitrasi. Bandung: Alfabeta

---.2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R dan D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Putaka Utama.

Sutarno, NS.2006.Perpustakaan dan Masyarakat.Cet.I.Ed.Revisi.Jakarta:Sagung Seto.

Tawaf dan Alimin.K.2012. Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan Kepustakaan. Riau.

Wilson, T.D. 1981. “The cognitive approach to information-seeking behaviour and information use”. Social Science Information Studies, 4, 197-204. Yusuf, Pawit M.2009. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan. Ed 1, Cet.1.

Jakarta: Bumi Aksara.

---.1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Perundang-undangan.

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2003, 54), “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penelitian deskriptif adalah suatu jenis penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis mengenai fenomena atau kejadian yang faktual.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan STIKes Senior Medan yang berlokasi di Jl. Jamin Ginting Km. 8,5 No.13 Padang Bulan Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2010, 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Menurut Hasan (2002, 58), Populasi adalah:

(11)

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Kebidanan STIKes Senior Medan T.A 2015/2016 yang berjumlah 277 orang yang terdiri dari:

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

No. Tingkat Jumlah

(Orang) 1 Mahasiswa Tk. I T.A. 2015/2016 50 2 Mahasiswa Tk. II T.A. 2015/2016 96 3 Mahasiswa Tk. III T.A. 2015/2016 131

Jumlah 277

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi. Menurut Hasan (2002, 58) “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karateristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bias mewakili populasi”.

Untuk menentukan ukuran sampel, maka penelitian ini menggunakan rumus Slovin yaitu:

� = �

1 +� (�)2

Keterangan:

n = Jumlah sampel (responden dalam penelitian) N = Jumlah populasi

(12)

1 = Konstanta

� = �

1 +� (�)2

� = 277

1 + 227 (0.1)2

� = 277

1 + 277 (0.01)

� = 277

3,77

� = 73,47dibulatkan menjadi 74 orang

Maka, sampel dalam penelitian ini adalah pengguna perpustakaan STIKes Senior Medan yang berjumlah74 orang.

Dari jumlah populasi 277 orang maka diperoleh sampel adalah 74 orang. Karena populasi berstrata secara proposional dan heterogen, maka untuk penentuan sampel menggunakan teknik Proportionate stratified random sampling. Sugiyono (2010, 93), menyatakan bahwa “Proportionate stratified random sampling digunakan apabila kondisi populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”.

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Sampling aksidental. Menurut Sugiyono (2010, 217), Sampling aksidental adalah:

(13)

Tabel 3.2 Jumlah Penentuan Sampel Berdasarkan Strata

No. Tingkat Jumlah

(Orang)

Sampel

1 Mahasiswa Tk. I 50 50

277 x 74= 13

2 Mahasiswa Tk. II 96 96

277 x 74= 26

3 Mahasiswa Tk. III 131 131

277 x 74= 35

Jumlah 277 74

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan, yaitu usaha yang dilakukan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.

2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna perpustakaan yaitu mahasiswa Kebidanan Tk. I, II dan III T.A 2015/2016.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama melalui

(14)

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, artikel, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2005, 134), Instrumen penelitian adalah:

Alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Jenis instrument penelitian adalah angket (kuesioner), daftar cocok (checklist), pedoman wawancara, lembar pengamatan, dan skala (scala).

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data suatu penelitian.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian di STIKes Senior untuk memperoleh data adalah menggunakan kuesioner.

3.6.1 Kuesioner

Alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian yang dibutuhkan adalah kuesioner. Menurut Sugiyono (2010, 199), “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”.

Bentuk kuesioner tersebut berupa pertanyaan disertai dengan pilihan jawaban yang akan diajukan kepada responden.

3.6.2 Kisi-kisi Variabel Penelitian

(15)

akan menghasilkan beberapa isi pertanyaan, serta kemampuan yang diharapkan dari subyek penelitian.

Untuk mempermudah merumuskan kuesioner, maka peneliti menyusun kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi variabel penelitian

No. Variabel Indikator Item

Pertanyaan

Jumlah 1. Peran perpustakaan

dalam memenuhi kebutuhan informasi

1. Jenis Tugas 2. Personalitas 3. Waktu 4. Akses

5. Sumber daya teknologi

1,2,3,4 5,6,7,8 9,10,11,12 13,14,15,16 17,18,19,20 4 4 4 4 4

TOTAL 20

3.7 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secarae deskriptif yaitu dengan cara mentabulasi data pengukuran distribusi frekuensi dan kalkulasi peresentase. Menurut Arikunto (2000, 349), untuk menghitung persentase jumlah jawaban responden digunakan rumus distribusi frekuensi:

� =�

�x 100% Keterangan:

P = Presentase

(16)

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data menggunakan metode Hadi (2001, 421), sebagai berikut:

1% – 25% : Sebagian kecil 26% – 49% : Hampir setengah 50% : Setengah

(17)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Senior

STIKes Senior adalah lembaga pendidikan tenaga kesehatan yang menyiapkan mahasiswa menjadi bidan yang professional dengan standart nasional. Pada tahun 2000, Gedung perkuliahan Akbid Senior berada di Jl. Tuasam dengan gedung yang disewa.Pada tahun 2003 Akbid Senior pindah ke gedung perkuliahan baru di Jl. Bahagia Gg. Pelita No.32 Pasar I Padang Bulan yang merupakan gedung milik sendiri. Namun beberapa gedung perkuliahan mengalami amblas karena erosi Sungai Babura yang berada tepat di sebelah gedung perkuliahan. Kemudian perkuliahan pindah dan mendirikan gedung baru pada tahun 2013 yang berada di Jl. Jamin Ginting Km. 8,5 No.13 Padang Bulan Medan.

Akbid Senior berubah menjadi perguruan tinggi (sekolah tinggi) menjadi STIKes Senior dengan menambah empat jurusan, yaitu S-1 Farmasi, D-III Farmasi, D-III Analis kesehatan dan D-III Radiodiagnostik dan Radiotraphy.

(18)

Kebidanan Tk.III, 57 (lima puluh tujuh) orang mahasiswa Farmasi Tk.I. 11 (sebelas) orang Mahasiswa Analisis Umum, 10 (sepuluh) orang Mahasiswa Analis Jalur Khusus, dan 33 (tiga puluh tiga) orang Radioteraphy Tk.I.

Perpustakaan STIKes Senior dikelola oleh seorang pustakawan. Perpustakaan ini memiliki koleksi hingga tahun 2015 sebanyak1.643 judul dengan 2.728 eksemplar. Adapun jenis koleksi bahan pustaka seperti buku fiksi, buku non fiksi, jurnal ilmiah, kumpulan artikel, koleksi referensi, koleksi serial (terbitan berkala), serta kertas karya yang disusun berdasarkan subjek.

4.1.1 Visi dan Misi Perpustakaan STIKes Senior Visi :

Menjadi pusat pengelola dan penyebar informasi yang berbasis teknologi informasi guna mendukung pelaksanaan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat serta membantu proses pembelajaran mahasiswa dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Misi :

1. Meningkatkan kemampuan mengelola dan menyebarkan informasi guna mendukung kebutuhan informasi bagi sivitas akademika STIKes Senior. 2. Meningkatkan kemampuan mengelola dan menyebarkan informasi atas

kekayaan ilmiah yang dimiliki STIKes Senior.

(19)

4.1.2 Struktur Organisasi Perpustakaan STIKes Senior

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan

Sumber: Perpustakaan STIKes Senior, 2015

Pembina Yayasan

Ketua Yayasan

Direktris

Pudir I Bidang Akademik

Pudir III Bidang Kemahasiswaan

Pudir II

Administrasi Keuangan

Ka. Bagian TU/RT Bagian Keuangan

Ka. Perpustakaan LP / LPN

Koordiantor Perpustakaan

Staff Perpustakaan

Bimbingan dan Pengarahan Pelayanan Pemakai

Pelayanan teknis

Bimbingan Pemakai Pelayanan Sirkulasi

Pengadaan

Pelayanan Referensi Pengolahan

(20)

4.2 Analisis Data

4.2.1 Peran Perpustakaan Berdasarkan aspek jenis tugas.

Untuk mengetahui peran perpustakaan STIKes Senior dalam memenuhi kebutuhan informasi berdasarkan faktor-faktor kebutuhan informasi aspek jenis tugas dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

4.2.1.1 Memenuhi kebutuhan informasi

Perpustakaan sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya. Untuk mengetahui jawaban responden tentang peran perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Memenuhi kebutuhan informasi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

1. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior telah berperan dalam

memenuhi kebutuhan informasi?

a. Sangat berperan 29 39,20%

b. Berperan 38 51,35%

c. Kurang berperan 7 9,45% d. Tidak berperan - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

(21)

perpustakaan STIKes Senior tidak berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi.

(22)

4.2.1.2 Membantu menyelesaikan tugas kuliah

Perpustakaan merupakan tempat berbagai sumber informasi yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Hal ini dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya. Untuk mengetahui jawaban responden tentang peran perpustakaan dalam membantu menyelesaikan tugas kuliah dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut

Tabel 4.2 Membantu menyelesaikan tugas kuliah

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

2. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior dapat membantu anda dalam menyelesaikan tugas kuliah?

a. Sangat membantu 25 33,80%

b. Membantu 36 48,60%

c. Kurang membantu 13 17,60% d. Tidak membantu - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa 25 responden (33,80%) menyatakan bahwa perpustakaan STIKes Senior sangat membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah, 36 responden (48,60%) menyatakan membantu, 13 responden (17,60%) menyatakan kurang membantu dan tidak ada responden yang menyatakan bahwa perpustakaan STIKes Senior tidak membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah.

(23)

dilihat dari perpustakaan telah menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Perpustakaan perguruan tinggi dibentuk atas dasar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan informasi yang sesuai dengan kepentingan sivitas akademika. Oleh karena itu perpustakaan mampu menyediakan koleksi bahan pustaka dan sumber-sumber informasi digital yang lengkap dan beragam untuk dimanfaatkan oleh pemustaka khususnya mahasiswa yang sedang mencari informasi untuk menyelesaikan tugas kuliahnya. Dan sebagian kecil responden (17,60%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior kurang berperan dalam membantu pemustaka menyelesaikan tugas kuliah. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan koleksi yang masih sedikit di perpustakaan dan perpustakaan yang belum menyediakan sumber-sumber informasi elektronik seperti daftar website dan jurnal-jurnal elektronik gratis yang dapat diakses oleh pemustaka.

4.2.1.3 Menambah informasi atau wawasan

(24)

Tabel 4.3 Menambah informasi atau wawasan

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

3. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior dapat berperan dalam menambah informasi atau wawasan anda?

a. Sangat berperan 24 32,40%

b. Berperan 38 51,40%

c. Kurang berperan 12 16,20% d. Tidak berperan - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa 24 responden (32,40%) menyatakan bahwa perpustakaan STIKes Senior sangat berperan dalam menambah informasi atau wawasan, 38 responden (51,40%) menyatakan berperan, 12 responden (16,20%) menyatakan kurang berperan dan tidak ada responden yang menyatakan tidak berperan dalam menambah informasi atau wawasan pemustaka.

(25)

sebagian kecil responden (16,20%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior kurang berperan dalam menambah informasi atau wawasan pemustaka. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan STIKes Senior memiliki bahan koleksi yang masih sedikit dan belum menyediakan sumber-sumber informasi elektronik seperti daftar website dan jurnal ilmiah online yang dapat diakses oleh pemustaka di dalam maupun di luar perpustakaan.

4.2.1.4 Pengambilan keputusan

Untuk mengetahui apakah informasi yang bersumber dari perpustakaan dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perkuliahan dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Pengambilan Keputusan

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

4. Menurut anda, apakah informasi di perpustakaan STIKes Senior dapat membantu anda dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

perkuliahan anda?

a. Sangat membantu 18 24,30%

b. Membantu 42 56,80%

c. Kurang membantu 12 16,20% d. Tidak membantu 2 2,70%

Jumlah 74 100,00%

(26)

membantu, dan 2 responden (2,70%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior tidak membantu dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perkuliahan.

Berdasarkan hasil interpretasi data di atas menunjukkan bahwa pada umumnya responden (81,10%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior berperan baik dalam memberikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perkuliahan. Dalam langkah pengambilan keputusan, kehadiran informasi dapat menciptakan sebuah keputusan. Hal ini dapat dilihat dari informasi yang di berasal dari perpustakaan dapat menciptakan pilihan-pilihan dan menetapkan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan. Dan sebagian kecil responden (18,90%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior kurang berperan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan yang menyediakan sumber informasi yang belum memadai untuk selanjutnya menjadi sebuah keputusan.

4.2.2 Peran Perpustakaan Berdasarkan aspek personalitas

Untuk mengetahui peran perpustakaan STIKes Senior dalam memenuhi kebutuhan informasi berdasarkan faktor-faktor kebutuhan informasi aspek personalitas dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

4.2.2.1 Motivasi dalam memanfaatkan perpustakaan

(27)

Tabel 4.5 Motivasi dalam memanfaatkan perpustakaan

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

5. Bagaimana perpustakaan STIKes Senior dalam

memberikan motivasi kepada anda untuk memanfaatkan perpustakaan?

a. Koleksi yang banyak dan beragam

8 10,80%

b. Sumber informasi pemustaka

30 40,60% c. Fasilitas dan

ruangan yang nyaman

36 48,60%

d. Kemudahan dalam temu kembali koleksi

- 0,00%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa 30 responden (40,60%) menyatakan bahwa perpustakaan STIKes Senior memberi motivasi dengan menyediakan koleksi yang banyak dan beragam, 8 responden (10,80%) menyatakan memberi motivasi dengan menyediakan sumber informasi pemustaka, 36 responden (48,60%) menyatakan memberi motivasi dengan menyediakan fasilitas dan ruangan yang nyaman dan tidak ada responden yang menyatakan perpustakaan STIKes Senior memberi motivasi dengan kemudahan dalam temu kembali koleksi.

(28)

informasi. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas yang diberikan oleh perpustakaan STIKes Senior seperti meja dan kursi yang nyaman, bahan pustaka, dan akses internet. Hampir setengah responden (40,60%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior memberikan motivasi dengan menyediakan sumber informasi bagi pemustaka. Hal ini dapat dilihat dari sumber informasi di perpustakaan tidak hanya berasal dari bahan pustaka tetapi perpustakaan menyediakan akses internet yang dapat dimanfaatkan untuk mengakses sumber informasi. Dan sebagian kecil responden (10,80%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior memberikan motivasi melalui koleksi yang banyak dan beragam. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan STIKes Senior menyediakan koleksi yang masih sedikit dan belum menyediakan sumber-sumber informasi elektronik seperti daftar website dan jurnal ilmiah online yang dapat diakses oleh pemustaka di dalam maupun di luar perpustakaan. Serta tidak ada responden yang menyatakan perpustakaan STIKes Senior memberikan motivasi dengan kemudahan dalam temu kembali koleksi. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar pemustaka langsung bertanya kepada pustakawan atau langsung menuju ke rak untuk menemukan koleksi yang dibutuhkan.

4.2.2.2 Ketersediaan Sumber Informasi

(29)

Tabel 4.6: Ketersediaan Sumber Informasi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

6. Apabila informasi yang anda butuhkan tidak tersedia di perpustakaan STIKes Senior, anda akan menerima

informasi melalui?

a. Teman 7 9,45%

b. Pustakawan 7 9,45%

c. Internet 29 39,20%

d. a,b, dan c 31 41,90%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa 7 responden (9,45%) menyatakan bahwa menerima informasi melalui teman, 7 responden (9,45%) menyatakan pustakawan, 29 responden (39,20%) menyatakan internet, dan 31 responden (41,90%) menyatakan menerima informasi melalui teman, pustakawan, dan internet.

(30)

pustakawan. Pustakawan bertugas memberikan bantuan dan jasa informasi yang diperlukan oleh pemustaka karena pustakawan memiliki pengetahuan yang luas dan dapat membantu pemustaka yang mengalami kesulitan dalam mencari informasi. Hal ini dapat dilihat pustakawan di perpustakaan STIKes Senior yang memiliki latar belakang pustakawan dan dapat bekerja secara profesional.

4.2.2.3 Autoritas sumber informasi

[image:30.595.108.523.470.671.2]

Perpustakaan tidak hanya menyediakan sumber informasi yang banyak dan beragam. Namun sumber informasi juga harus bersifat autoritas atau sumber informasi yang jelas dan terercaya. Untuk mengetahui autoritas atau sumber yang jelas dan terpercaya dari sumber informasi yang ada di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Autoritas sumber informasi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

7. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior sudah memenuhi sumber informasi yang autoritas atau sumber yang jelas dan terpercaya?

a. Sangat memenuhi 13 17,60%

b. Memenuhi 46 62,16%

c. Kurang memenuhi 14 18,90% d. Tidak memenuhi 1 1,30%

Jumlah 74 100,00%

(31)

berasal dari sumber yang jelas dan terpercaya, 46 responden (62,16%) menyatakan memenuhi, 14 responden (18,90%) menyatakan kurang memenuhi dan, 1 responden (1,30%) menyatakan perpustakaan tidak memenuhi dalam menyediakan sumber informasi yang berasal dari sumber yang jelas dan terpercaya.

Berdasarkan hasil interpretasi data di atas menunjukkan bahwa pada umumnya responden (79.76%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior dapat memenuhi dalam menyediakan sumber informasi yang berasal dari sumber yang jelas dan terpercaya. Nilai suatu informasi itu tidak mutlak, melainkan relatif. Nilai informasi selalu ditentukan oleh situasi pemustaka informasi tersebut. Informasi yang mempunyai arti umum mempunyai nilai besar bagi banyak pemustakanya. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan STIKes Senior memiliki sumber informasi maupun bahan pustaka yang di terbitkan dari pengarang yang telah berkompeten dibidangnya, tahun penerbitan yang masih baru, dan lembaga-lembaga yang menerbitkan sumber informasi tersebut. Sebagian kecil responden (20,20%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior kurang memenuhi dalam menyediakan sumber informasi yang berasal dari sumber yang jelas dan terpercaya karena perpustakaan belum menyediakan sumber-sumber informasi yang berasal dari website maupun jurnal-jurnal kesehatan yang dapat di akses oleh pemustaka.

4.2.2.4 Pemanfaatan koleksi perpustakaan

(32)
[image:32.595.108.526.193.439.2]

pustaka. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pemustaka dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Pemanfaatan koleksi perpustakaan

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

8. Hal apakah yang anda

lakukan dalam memanfaatkan bahan pustaka perpustakaan STIKes Senior?

a. Membaca bahan pustaka di tempat

26 35,13% b. Meminjam bahan

pustaka

25 33,80% c. Fotocopy bahan

pustaka dan mencatat seperlunya

3 4,05%

d. a,b, dan c 20 27,02%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.8 diketahui bahwa 26 responden (35,13%) menyatakan bahwa membaca bahan pustaka di tempat, 25 responden (33,80%) menyatakan meminjam bahan pustaka, 3 responden (4,05%) menyatakan fotocopy bahan pustaka dan mencatat seperlunya dan 20 responden (27,02%) menyatakan membaca, meminjam, dan fotocopy bahan pustaka dan mencatat seperlunya.

(33)

tidak memiliki waktu untuk membaca buku di perpustakaan. Sebagian kecil responden (27,02%) menyatakan membaca, meminjam, dan fotocopy bahan pustaka dan mencatat seperlunya. Hal ini dilihat dari pemustaka yang kadang membaca, meminjam, dan fotocopy bahan pustaka. Dan hanya sebagian kecil responden (4,05%) menyatakan fotocopy bahan pustaka dan mencatat seperlunya. Dalam fotocopy bahan pustaka, hanya bagian-bagian yang dianggap penting. Jadi, tidak semua bahan pustaka dapat di fotocopy karena melanggar hak cipta.

4.2.3 Peran Perpustakaan Berdasarkan aspek waktu

Untuk mengetahui peran perpustakaan STIKes Senior dalam memenuhi kebutuhan informasi berdasarkan faktor-faktor kebutuhan informasi aspek waktu dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

4.2.3.1 Jam buka perpustakaan

[image:33.595.110.524.521.725.2]

Untuk mengetahui kesesuaian jam buka perpustakaan terhadap kebutuhan pemustaka dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Jam buka perpustakaan

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

9. Apakah perpustakaan STIKes Senior telah memberikan jam buka perpustakaan yang sudah sesuai dengan kebutuhan anda?

a. Sangat sesuai 15 20,30%

b. Sesuai 49 66,20%

c. Kurang sesuai 8 10,80% d. Tidak sesuai 2 2,70%

(34)

Dari tabel 4.9 diketahui bahwa 15 responden (20,30%) menyatakan bahwa jam buka perpustakaan STIKes Senior sangat sesuai, 49 responden (66,20%) menyatakan sesuai, 8 responden (10,80%) kurang sesuai dan 2 responden (2,70%) yang menyatakan jam buka perpustakaan STIKes Senior tidak sesuai.

Berdasarkan hasil interpretasi data di atas menunjukkan bahwa pada umumnya responden (86,50%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior telah memberikan jam buka perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan pada jam buka yang telah ditentukan oleh perpustakaan. Di beberapa perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan tertentu lainnya, jam buka perpustakaannya bahkan sampai melebihi jam kerja kantor. Namun, ada beberapa perpustakaan yang menambah jam buka pelayanannya, bahkan ada yang buka hingga 24 jam sehari. Hal ini dikarenakan perpustakaan jantungnya program-program pendidikan. Dan sebagian kecil responden (13,50%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior dalam memberikan jam buka perpustakaan kurang sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Hal ini dapat di lihat dari mahasiswa STIKes Senior yang masih memiliki jam perkuliahan di luar dari jam buka perpustakaan dan mahasiswa STIKes Senior yang belum memanfaatkan perpustakaan pada jam istirahatnya.

4.2.3.2 Kemudahan mencari informasi

(35)
[image:35.595.107.524.139.338.2]

Tabel 4.10 Kemudahan mencari informasi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

10. Menurut anda, apakah perpustakaan STIKes Senior dapat membantu anda dalam menemukan informasi yang dibutuhkan dengan mudah?

a. Sangat membantu 25 33,80%

b. Membantu 40 54,00%

c. Kurang membantu 9 12,20% d. Tidak membantu - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa 25 responden (33,80%) menyatakan perpustakaan sangat membantu dalam menemukan informasi yang dibutuhkan dengan mudah, 40 responden (54,00%) menyatakan membantu, 9 responden (12,20%) kurang membantu dan tidak ada responden yang menyatakan perpustakaan tidak membantu dalam menemukan informasi yang dibutuhkan dengan mudah.

(36)

dimanfaatkan oleh pemustaka. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan STIKes Senior menyediaan bahan pustaka, akses internet yang baik, dan informasi yang diberikan oleh pustakawan. Sebagian kecil responden (12,2%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior kurang membantu dalam menemukan informasi yang di butuhkan dengan mudah. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan yang belum menyediakan sumber-sumber informasi seperti daftar website dan jurnal ilmiah yang dapat di akses oleh pemustaka dan perpustakaan STIKes Senior sudah menggunakan OPAC yang digunakan untuk penelusuran informasi namun penyusunan bahan pustaka di rak masih berdasarkan subjek. Hal ini mengakibatkan pemustaka kesulitan dalam mencari koleksi perpustakaan.

4.2.3.3 Bantuan pustakawan

[image:36.595.107.527.494.696.2]

Untuk mengetahui apakah pustakawan proaktif membantu saat kesulitan mencari informasi di perpustakaan dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11 Bantuan pustakawan

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

11. Apakah pustakawan proaktif membantu anda saat anda kesulitan dalam mencari informasi di perpustakaan?

a. Sangat membantu 14 18,90%

b. Membantu 49 66,20%

c. Kurang membantu 10 13,60% d. Tidak membantu 1 1,30%

(37)

Dari tabel 4.11 diketahui bahwa 14 responden (18,90%) menyatakan pustakawan sangat membantu dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, 49 responden (66,20%) menyatakan membantu, 10 responden (13,60%) kurang membantu dan 1 responden (1,30%) menyatakan pustakawan tidak membantu dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan hasil interpretasi data di atas menunjukkan bahwa pada umumnya (85,10%) responden menyatakan pustakawan membantu dalam kesulitan menemukan informasi yang di butuhkan oleh pemustaka. Peran pustakawan saat ini adalah melayani secara aktif. Pustakawan merupakan konsultan-konsultan informasi, tugasnya adalah untuk membantu masyarakat dalam hal pencarian informasi spesifik yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini dilihat dari pustakawan perpustakaan STIKes Senior yang sangat membantu apabila pemustaka terlihat kesulitan dalam mencari informasi dan memanfaatkan perpustakaan. Dan sebagian kecil responden (14,30%) menyatakan pustakawan kurang membantu dalam kesulitan menemukan informasi yang di butuhkan oleh pemustaka. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pustakawan yang masih kurang akibatnya pelayanan yang diberikan belum maksimal di perpustakaan STIKes Senior. Selain itu, pustakawan harus menyediakan sumber-sumber informasi elektronik seperti daftar website dan jurnal ilmiah yang dapat di akses oleh pemustaka di dalam maupun di luar perpustakaan.

4.2.3.4 Kemudahan pencarian koleksi

(38)
[image:38.595.107.527.140.337.2]

Tabel 4.12 Kemudahan pencarian koleksi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

12. Menurut anda, apakah koleksi bahan pustaka yang anda cari mudah dicari/ditemukan?

a. Sangat mudah 7 9,45%

b. Mudah 12 16,20%

c. Kurang mudah 53 71,60%

d. Tidak mudah 2 2,70%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.12 diketahui bahwa 7 responden (9,45%) menyatakan koleksi bahan pustaka di perpustakaan sangat mudah di cari atau di temukan, 22 responden (16,22%) menyatakan mudah, 53 responden (71,60%) kurang mudah, dan 2 responden (2,70%) menyatakan koleksi bahan pustaka di perpustakaan STIKes Senior tidak mudah di cari atau di temukan.

(39)

perpustakaan sudah menggunakan OPAC untuk mencari koleksi. Dan sebagian kecil responden (25,65%) menyatakan koleksi bahan pustaka di perpustakaan mudah di cari atau di temukan. Hal ini dapat dilihat dari pemustaka yang bertanya kepada pustakawan atau langsung menuju ke rak untuk mencari koleksi yang butuhkan.

4.2.4 Peran Perpustakaan Berdasarkan aspek akses

Untuk mengetahui peran perpustakaan STIKes Senior dalam memenuhi kebutuhan informasi berdasarkan faktor-faktor kebutuhan informasi aspek akses dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

4.2.4.1 Layanan internet

[image:39.595.108.525.481.699.2]

Untuk mengetahui apakah layanan internet di perpustakaan STIKes Senior dapat memenuhi kebutuhan iformasi pemustaka perpustakaan dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut:

Tabel 4.13 Layanan internet

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

13. Apakah layanan internet yang ada di perpustakaan STIKes Senior telah memenuhi kebutuhan informasi anda?

a. Sangat memenuhi 25 33,80%

b. Memenuhi 37 50,00%

c. Kurang memenuhi 12 16,20% d. Tidak memenuhi - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

(40)

responden (50,00%) menyatakan memenuhi, 12 responden (16,20%) kurang memenuhi, dan tidak ada responden yang menyatakan layanan internet di perpustakaan STIKes Senior tidak memenuhi kebutuhan informasi

Berdasarkan hasil interpretasi data di atas menunjukkan bahwa pada umumnya responden (83,80%) menyatakan layanan internet di perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi dimana tuntutan untuk perkembangan informasi sangat tinggi. Karena pemustaka yang berasal dari akademisi yang kebutuhannya akan informasi sangat banyak. Hal ini dapat di lihat dari pemustaka yang banyak memanfaatkan layanan internet untuk memperoleh sumber-sumber informasi dan akses internet (wifi) yang ada di perpustakaan sangat baik dan cepat dalam mencari informasi. Dan sebagian kecil responden (16,20%) menyatakan layanan internet di perpustakaan kurang memenuhi kebutuhan informasi karena perpustakaan STIKes Senior belum menyediakan sarana untuk mengakses informasi seperti komputer-komputer yang terhubung ke internet yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka tanpa harus menggunakan laptop dan alat bantu lainnya untuk mengakses informasi di perpustakaan.

4.2.4.2 Kecepatan akses informasi

(41)
[image:41.595.107.526.140.336.2]

Tabel 4.14 Kecepatan akses informasi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

14. Apakah informasi yang dibutuhkan dapat diakses secara cepat di perpustakaan STIKes Senior?

a. Sangat cepat 14 18,90%

b. Cepat 42 56,80%

c. Kurang cepat 16 21,60%

d. Tidak cepat 2 2,70%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.14 diketahui bahwa 14 responden (18,90%) menyatakan kecepatan dalam mengakses informasi di perpustakaan STIKes Senior sangat cepat, 42 responden (56,80%) menyatakan cepat, 16 responden (21,60%) menyatakan kurang cepat, dan 2 responden (2,70%) menyatakan kecepatan dalam mengakses informasi di perpustakaan STIKes Senior tidak cepat.

Berdasarkan hasil interpretasi data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden (75,70%) menyatakan kecepatan dalam mengakses informasi di perpustakaan STIKes Senior cepat. Perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis layanan beserta memberi kemudahan, baik akses informasi, tenaga, waktu, petunjuk, maupun sarana lainnya. Hal ini dapat dilihat dari akses internet (wifi)

(42)

perpustakaan sebagian besar hanya memanfaatkan layanan akses internet, akibatnya akses internet tidak begitu cepat.

4.2.4.3 Kemudahan akses informasi

[image:42.595.107.526.278.477.2]

Untuk mengetahui kemudahan dalam mengakses informasi di perpustakaan STIKes Senior Medan dapat dilihat pada tabel 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.15 Kemudahan akses informasi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

15. Apakah perpustakaan dapat membantu dalam mengakses informasi yang anda

butuhkan dengan mudah?

a. Sangat membantu 19 25,60%

b. Membantu 45 60,80%

c. Kurang membantu 10 13,60% d. Tidak membantu - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.15 diketahui bahwa 19 responden (25,60%) menyatakan kemudahan dalam mengakses informasi di perpustakaan STIKes Senior sangat membantu, 45 responden (60,80%) menyatakan membantu, 10 responden (13,60%) menyatakan kurang membantu, dan tidak ada responden yang menyatakan kemudahan dalam mengakses informasi di perpustakaan STIKes Senior tidak membantu.

(43)

akses internet yang ada di perpustakaan sangat baik dan cepat dalam mencari informasi. Dan sebagian kecil responden (13,60%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior kurang dapat memberikan kemudahan dalam mengakses informasi. Perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis layanan dan memberi kemudahan, baik akses informasi, tenaga, waktu, petunjuk, maupun sarana lainnya. Hal ini dapat di lihat dari perpustakaan STIKes Senior belum memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengakses informasi seperti belum menyediakan komputer yang terhubung oleh internet serta ketersediaan daftar website ilmiah maupun jurnal ilmiah yang dapat di akses oleh pemustaka sendiri. 4.2.4.4 Ketersediaan akses informasi

[image:43.595.108.525.468.669.2]

Untuk mengetahui ketersediaan akses informasi dapat dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16 Ketersediaan akses informasi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

16. Menurut anda, bagaimana kemampuan perpustakaan dalam menyediakan akses informasi?

a. Sangat baik 18 24,30%

b. Baik 46 62,10%

c. Kurang baik 10 13,60%

d. Tidak baik - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

(44)

responden (62,10%) menyatakan baik, 10 responden (13,60%) menyatakan kurang baik, dan tidak ada responden yang menyatakan ketersediaan akses informasi di perpustakaan STIKes Senior tidak baik.

Berdasarkan hasil interpretasi data di atas menunjukkan bahwa pada umumnya responden (86,40%) menyatakan ketersediaan akses informasi di perpustakaan STIKes Senior baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemustaka yang memanfaatkan layanan internet. Dan sebagian kecil responden (13,60%) menyatakan ketersediaan akses informasi di perpustakaan STIKes Senior kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengguna yang masih menggunakan laptop untuk mengakses informasi karena perpustakaan STIKes Senior belum menyediakan sarana akses informasi seperti komputer di perpustakaan.

4.2.5 Peran Perpustakaan Berdasarkan aspek sumber daya teknologi

Untuk mengetahui peran perpustakaan STIKes Senior dalam memenuhi kebutuhan informasi berdasarkan faktor-faktor kebutuhan informasi aspek sumber daya teknologi yang digunakan dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

4.2.5.1 Ketergunaan sumber daya teknologi

(45)
[image:45.595.108.523.140.339.2]

Tabel 4.17 Ketergunaan sumber daya teknologi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

17. Apakah sumber daya teknologi yang digunakan pada perpustakaan STIKes Senior sudah memenuhi kebutuhan anda?

a. Sangat memenuhi 8 10,80%

b. Memenuhi 15 20,30%

c. Kurang memenuhi 49 66,20% d. Tidak memenuhi 2 2,70%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.17 diketahui bahwa 8 responden (10,80%) menyatakan ketergunaan sumber daya teknologi di perpustakaan STIKes Senior Sangat memenuhi, 15 responden (20,30%) menyatakan memenuhi, 49 responden (66,20%) kurang memenuhi, dan 2 responden (2,70%) menyatakan ketergunaan sumber daya teknologi di perpustakaan STIKes Senior tidak memenuhi.

(46)

sistem penelusuran informasi, pemanfaatan koleksi informasi dan sumber informasi di perpustakaan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan yang menyediakan OPAC kurang dimanfaatkan oleh pemustaka untuk temu kembali pencarian koleksi serta tidak adanya komputer di perpustakaan mengakibatkan sumber daya teknologi di perpustakaan untuk akses informasi belum terpenuhi. Dan hampir setengah responden (31,10%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior memenuhi ketergunaan sumber daya teknologi di perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan menyediakan OPAC untuk penelusuran bahan pustaka. Namun pemustaka masih terlihat langsung mencari koleksi di rak atau bertanya kepada pustakawan karena penyusunan di rak bukan berdasarkan nomor kelas melainkan berdasarkan subyek.

4.2.5.2 Jenis sumber daya teknologi yang di gunakan

[image:46.595.110.527.554.750.2]

Untuk mengetahui jenis sumber daya teknologi yang di gunakan di perpustakaan STIKes Senior dalam mengakses kebutuhan informasi dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut:

Tabel 4.18 Jenis sumber daya teknologi yang digunakan

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

f %

18. Sumber daya teknologi apakah yang anda gunakan dalam mengakses informasi di perpustakaan?

a. Komputer - 0,00%

b. Laptop 53 71,60%

c. Gadget 21 28,40%

d. a,b, dan c - 0,00%

(47)

Dari tabel 4.18 diketahui bahwa 53 responden (71,60%) menyatakan sumber daya teknologi yang digunakan untuk mengakses informasi di perpustakaan adalah laptop, 21 responden (28,40%) menyatakan menggunakan gadget, dan tidak ada responden yang menyatakan menggunakan komputer maupun menggunakan ketiganya yaitu komputer, laptop, dan gadget di perpustakaan untuk mengakses informasi.

(48)

4.2.5.3 Ketersediaan koleksi bahan pustaka dan jurnal ilmiah

[image:48.595.108.527.245.445.2]

Untuk mengetahui ketersediaan koleksi bahan pustaka dan jurnal ilmiah untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka dapat dilihat pada tabel 4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.19 Ketersediaan koleksi bahan pustaka dan jurnal ilmiah

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

F %

19. Apakah perpustakaan STIKes Senior dalam menyediakan sumber informasi formal seperti buku teks dan jurnal ilmiah telah memenuhi kebutuhan informasi anda?

a. Sangat memenuhi 17 22,90%

b. Memenuhi 47 63,50%

c. Kurang memenuhi 10 13,60% d. Tidak memenuhi - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.19 diketahui bahwa 17 responden (22,90%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior sangat memenuhi dalam menyediakan sumber informasi formal seperti buku teks dan jurnal ilmiah untuk memenuhi kebutuhan informasi, 47 responden (63,50%) menyatakan memenuhi, 10 responden (13,60%) kurang memenuhi dan tidak ada responden yang menyatakan perpustakaan STIKes Senior tidak memenuhi dalam menyediakan sumber informasi formal seperti buku teks dan jurnal ilmiah untuk memenuhi kebutuhan informasi.

(49)

memenuhi dalam menyediakan sumber informasi formal seperti buku teks dan jurnal ilmiah untuk memenuhi kebutuhan informasi. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka yang bertambah setiap tahunnya yang berasal dari sumbangan mahasiswa tingkat akhir maupun pembelian yang dilakukan oleh perpustakaan. Dan sebagian kecil responden (13,60%) menyatakan perpustakaan STIKes Senior kurang memenuhi dalam menyediakan sumber informasi formal seperti buku teks dan jurnal ilmiah untuk memenuhi kebutuhan informasi. Perpustakaan memberikan layanan pemanfaatan koleksi yang dimilikinya kepada pemustaka yang membutuhkannya. Jenis koleksi yang diperuntukkan bagi pemustakanya pada umumnya meliputi kekayaan informasi yang dimiliki oleh perpustakaan, jenis-jenis koleksi yang dimaksud dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori utama yaitu meliputi bahan berupa buku dan bahan bukan buku. Hal ini dapat dilihat dari koleksi di perpustakaan STIKes Senior yang masih sedikit dan masih menyediakan jurnal tercetak saja.

4.2.5.4 Penambahan sumber daya teknologi

(50)
[image:50.595.108.524.139.338.2]

Tabel 4.20 Penambahan sumber daya teknologi

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jumlah Responden

F %

20. Menurut anda, apakah sumber daya teknologi untuk akses informasi di

perpustakaan STIKes Senior perlu dilakukan penambahan?

a. Sangat perlu 26 35,10%

b. perlu 46 62,20%

c. Kurang perlu 2 2,70%

d. Tidak perlu - 0,00%

Jumlah 74 100,00%

Dari tabel 4.20 diketahui bahwa 26 responden (35,10%) menyatakan sumber daya teknologi untuk akses informasi di perpustakaan STIKes Senior sangat perlu dilakukan penambahan, 46 responden (62,20%) menyatakan perlu, 2 responden (2,70%) kurang perlu, dan tidak ada responden yang menyatakan sumber daya teknologi untuk akses informasi di perpustakaan STIKes Senior tidak perlu dilakukan penambahan.

(51)

untuk akses informasi di perpustakaan STIKes Senior kurang perlu dilakukan penambahan. Hal ini dapat dilihat dari pemustaka yang masih senang menggunakan laptop dan gadget masing-masing untuk mengakses informasi.

4.3 Rangkuman

Peran perpustakaan STIKes Senior dapat diukur berdasarkan 5 aspek faktor-faktor kebutuhan informasi, antara lain jenis tugas, personalitas, waktu, akses, dan sumber daya teknologi.

Berdasarkan aspek jenis tugas, perpustakaan STIKes Senior telah memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Hal ini dilihat dari sebagian besar pemustaka perpustakaan menyatakan perpustakaan STIKes Senior telah berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi seperti dapat membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah, menambah informasi atau wawasan, dan pemustaka dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan perkuliahan.

Berdasarkan aspek personalitas, perpustakaan STIKes Senior dalam hal memotivasi pemustaka untuk memanfaatkan perpustakaan yaitu melalui fasilitas dan ruangan yang nyaman. Fasilitas yang paling diminati oleh pemustaka adalah tersedianya akses internet (wifi) yang baik di perpustakaan, sumber informasi yang jelas dan terpercaya, atau apabila tidak terdapat informasi yang dicari di perpustakaan dapat diperoleh melalui pustakawan.

(52)

masih kurang baik. Hal ini dilihat bahwa perpustakaan belum menyusun koleksi bahan pustaka berdasarkan urutan klasifikasi, padahal perpustakaan sudah menggunakan OPAC untuk penelusuran bahan pustaka.

Berdasarkan aspek akses, perpustakaan STIKes Senior telah memenuhi kebutuhan informasi dengan menyediakan layanan internet yang cepat. Hal ini dilihat dari layanan internet yang baik dan cepat, sehingga memudahkan pemustaka dalam mengakses dan mencari informasi.

Berdasarkan aspek sumber daya teknologi, perpustakaan STIKes Senior kurang memenuhi dalam menggunakan sumber daya teknologi yang ada di perpustakaan. Hal ini dilihat dari perpustakaan yang hanya menyediakan OPAC

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti membuat beberapa kesimpulan bahwa:

1. Secara umum perpustakaan STIKes Senior telah memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka. Akan tetapi, Perpustakaan STIKes Senior masih terdapat kekurangan dalam hal koleksi yang masih sedikit dan hanya menyediakan jurnal ilmiah tercetak.

2. Perpustakaan STIKes Senior belum memberikan kemudahan dalam hal temu kembali koleksi perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan belum menyusun koleksi berdasarkan urutan klasifikasi. 3. Pencarian koleksi di perpustakaan STIKes Senior belum berjalan

dengan maksimal. Hal ini dapat dilihat dari pemustaka yang kurang memanfaatkan OPAC untuk pencarian koleksi.

4. Pustakawan sudah bersikap proaktif dalam membantu pemustaka. Namun, Perpustakaan STIKes Senior hanya memiliki seorang pustakawan.

5. Perpustakaan STIKes Senior sudah memenuhi kebutuhan informasi pemustaka dalam hal akses informasi melalui layanan internet (wifi).

(54)

5.2. Saran

1. Perpustakaan STIKes Senior diharapkan menambah koleksi bahan pustaka di perpustakaan dan membuat daftar-daftar website dan jurnal ilmiah yang dapat di akses oleh pemustaka, yaitu daftar website gratis tentang jurnal kesehatan, artikel, dan buku elektronik online serta daftar website interaktif tentang 3D dan 2D anatomi tubuh manusia. 2. Penyusunan koleksi di perpustakaan diharapkan berdasarkan urutan

klasifikasi agar memudahkan pemustaka dalam temu kembali koleksi bahan pustaka.

3. Perpustakaan STIKes Senior perlu memberi bimbingan pemustaka tentang memanfaatkan fasilitas di perpustakaan, khususnya pada

OPAC.

4. Pustakawan sudah baik dalam membantu pemustaka. Akan tetapi, perlu dilakukan penambahan pustakawan agar kegiatan di perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

(55)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah organ pusat dari suatu perguruan tinggi. Sebagai suatu sumberdaya perpustakaan memperoleh tempat utama sentral universitas yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Untuk menjalankan fungsi tersebut, perpustakaan menyediakan pelayanan yang bersifat fundamental dan mutlak. Pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi keseluruhan program perguruan tinggi.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 4), “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi”.

Perpustakaan sangat penting pada setiap institusi pendidikan tinggi, sehingga semestinya setiap lembaga tersebut memiliki perpustakaan yang lengkap dan berfungsi dengan baik, serta dimanfaatkan secara maksimal. Noerhayati (1987, 1), menyatakan bahwa:

Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharma nya.

(56)

Sedangkan dalam Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Perguruan Tinggi (SNP 010, 2011), “Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Perpustakaan yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di perguruan tinggi dan perpustakaan perguruan tinggi dapat juga terbuka untuk publik”.

Perpustakaan merupakan tempat berbagai sumber informasi. Dilihat dari pennyelenggaraannya perpustakaan perguruan tinggi dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan. Pemustaka dari perpustakaan perguruan tinggi terdiri atas para staf pengajar (dosen), mahasiswa, peneliti, dan mereka yang terlibat di dalam kegiatan akademik (sivitas akademika).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga perguruan tinggi yang memiliki tujuan dalam memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika serta membantu perguruan tinggi menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.1 Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi

(57)

Menurut Saleh (2011, 12), “Peran perpustakaan adalah sebagai penghubung (liason) antara pakar teknologi tepat guna dengan masyarakat pemustaka yang membutuhkan bimbingan teknis”.

Perpustakaan merupakan salah satu sarana dalam mendukung proses pembelajaran di perguruan tinggi. Perpustakaan berperan aktif memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dalam menjalankan proses pembelajaran.

Menurut Nagata, Toda dan Kytömäki (2004, 2), “Perpustakaan dimanfaatkan salah satu unsur pendukung bagi mahasiswa dalam mencapai output akademis yang mereka inginkan”.

Sedangkan menurut Brophy (2000, 47), “Dimana perpustakaan saat ini tidak hanya berperan dalam menyimpan dan mendistribusikan informasi secara fisik, namun juga berperan dalam penyediaan akses terhadap sumber informasi yang ada di perpustakaan”.

Sifat dari perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan akses informasi secara bebas bagi sivitas akademika. Perpustakaan perguruan tinggi pada masa ini telah dilengkapi dengan bahan-bahan koleksi audiovisual, koleksi khusus, pelayanan informasi dan referensi, serta pelayanan penelusuran informasi melalui indeks dan abstrak, bahkan menggunakan sistem online dalam pelayanannya.

(58)

2.1.2 Peran Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi

Perpustakaan mempunyai tugas menghimpun, mengolah, dan menyebarluaskan informasi untuk kepentingan masyarakat luas. Informasi tersebut harus berfungsi edukatif, informatif, rekreatif, bahkan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian. Perpustakaan juga mempunyai peran untuk meningkatkan pengetahuan akan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perpustakaan perguruan tinggi dibentuk atas dasar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan informasi yang sesuai dengan kepentingan sivitas akademika.

Menurut Siregar (1998), “Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan secara tradisional berfungsi menyediakan berbagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya.”

Perpustakaan perguruan tinggi berupaya menyediakan informasi dan sumber-sumber informasi guna dimanfaatkan seluas mungkin oleh seluruh sivitas akademika yang membutuhkannya. Sumber-sumber informasi tersebut harus tersedia di tempat yang sangat memerlukannya, seperti lembaga-lembaga pendidikan, penelitian, pusat-pusat informasi, dan perpustakaan.

Yusuf (2009, 346), menyatakan bahwa “Perpustakaan merupakan salah satu contoh bentuk lembaga pelayanan karena fungsi dan tujuannya adalah untuk melayani kebutuhan informasi bagi masyarakat secara luas”.

(59)

sumber-sumber informasi yang multi-tujuan, memadai dan bervariasi dalam hal koleksi bahan pustaka, baik dalam isi, format, maupun ukurannya.

Perpustakaan yang sebagai pusat sumber informasi, dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pemustakanya antara lain untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat, kebutuhan informasi peneliti, dan kebutuhan informasi di perguruan tinggi. Siregar (1998), menyatakan bahwa:

Perpustakaan universitas biasanya membedakan pemustaka berdasarkan tingkat kebutuhan informasinya, yaitu: mahasiswa undergraduate (S0 dan S1), postgraduate (S2 dan S3), dan dosen. Kebutuhan kelompok pertama terutama adalah untuk mendukung kurikulum yang sebagian besar sumber informasinya berbentuk buku teks. Kelompok kedua dan ketiga, karena tugasnya antara lain harus melakukan penelitian, kebutuhan informasinya sifatnya lebih spesifik, mendalam, dan mutakhir. Kelompok ini kebutuhannya terutama adalah artikel jurnal, disamping bahan-bahan lainnya seperti monografi riset, proceedings, disertasi, dan informasi tentang penelitian yang telah, sedang dan akan dilakukan.

Untuk menjalankan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, perpustakaan melakukan kegiatan antara lain mengindentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, dan memproses sumber-sumber informasi sehingga tersedia dan dapat ditemu-balik dan digunakan secara efisien. Dalam hal ini pustakawan sangat diperlukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan Sutarno (2006, 12), menyatakan bahwa:

Pustakawan adalah orang yang bergerak, berkarya dibidang perpustakaan, ahli perpustakaan. Dalam pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pustakawan adalah orang yang bekerja, memiliki kemampuan, pengalaman, dan keahlian untuk mengelola dan menyelenggarakan pekerjaan perpustakaan.

(60)

berkembang di perpustakaan. Dengan kata lain, pustakawan adalah konsultan-konsultan informasi, tugasnya adalah untuk membantu pemustaka dalam hal pencarian informasi spesifik yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan sebagai lembaga yang menyediakan dan memberikan pelayanan berbagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi berdasarkan pemustakanya yaitu antara lain kebutuhan informasi masyarakat, kebutuhan informasi peneliti, dan kebutuhan informasi perguruan tinggi.

2.2 Kebutuhan Informasi

Informasi menjadi media komunikasi ide, bahan sumber penelitian, dan pengembangan bidang-bidang yang memberikan kemudahan bagi manusia. Maka dengan itu, muncul adanya kebutuhan akan informasi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Seiring dengan perkembangan informasi yang semakin luas maka informasi sudah menjadi kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari diri seseorang. Dengan informasi seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

2.2.1 Informasi

(61)

Menurut Estabrook (1997) yang dikutip oleh Yusuf (2009, 11), “Informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati atau bisa juga berupa putusan yang dibuat seseorang”.

Dalam hal ini informasi lahir dari suatu peristiwa. Informasi yang hanya diceritakan secara lisan tidak dikembangkan di dunia ilmu informasi, kepustakaan, dan perpustakaan. Sedangkan informasi yang terekam dapat diolah oleh lembaga-lembaga pengelolaan informasi, termasuk perpustakaan, dokumentasi, dan arsip.

Sebelum menjadi sebuah informasi, data yang telah di pilih kemudian diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi). Menurut Jhon Feather (2003, 244), “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih berarti dan bermanfaat bagi pengunanya. Data menggambarkan kenyataan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata”. (Tawaf 2012, 50).

Informasi harus bermakna bagi seseorang, meskipun tidak nyata adanya, namun masih berguna bagi orang-orang tertentu yang membutuhkannya.

Sedangkan Yusuf (1995, 1) menyatakan bahwa:

Informasi bermakna segala jenis data, fakta, ataupun keterangan yang banyak berhubungan dengan tugas-tugas akademik pelajar yang bersangkutan sebagai orang yang sedang melakukan proses kehidupannya, bersekolah (belajar).

(62)

sebagai bahan pendukung tugas-tugasnya. Tugas-tugas akademik ini berdasarkan kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan, yang juga mengacu kepada Tri Dharma perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa informasi adalah data atau peristiwa yang diperoleh dan diolah menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi pemustakanya sebagai penunjang kegiatan, dan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

2.2.2 Sumber-Sumber Informasi

Sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan secara tradisional berfungsi menyediakan berbagai sumber-sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya. Sumber-sumber informasi dari berbagai jenis dan bentuknya itu tersebar dan dikelola oleh perpustakaan sehingga tersedia dan dapat ditemu-balik serta dapat digunakan secara efisien. Sumber-sumber informasi menurut Satriana (2010, 17), ada tiga sumber informasi yaitu:

a. Sumber pertama (Primary Sources)

Memuat informasi yang berupa karangan asli yang ditulis secara lengkap. Kepustakaan ini biasanya berupa hasil penelitian orisinil, yaitu penelitian tentang teori baru maupun aplikasinya, atau penjelasan suatu ide atau gagasan dalam disiplin ilmu tertentu.

b. Sumber Kedua (Second Sources)

Merupakan sumber rujukan yang menunjukkan keberadaan kepustakaan primer yang berisi informasi yang disajikan secara singkat yaitu: 1. Bibliografi, 2. Majalah indeks, 3. Majalah sari karangan, seperti majalah indeks. 4. Review, 5. Risalah (treates), 6. Ensiklopedi, 7. Kamus, 8. Buku panduan/handbook.

c. Sumber Ketiga (Tertiary Sources)

Meliputi: 1. Buku ajar (buku teks), 2. Direktori, 3. Panduan literatur. 1. Print Resources (sumber-sumber tercetak)

a. Buku/Monograf 1) Buku Fiksi

(63)

3) Buku Referensi

Berikut ini jenis-jenis koleksi perpustakaan yang termasuk bahan referensi (rujukan):

1. Kamus 2. Ensiklopedi

3. Buku Tahunan (yearbook)

4. Buku Panduan (handbook)

5. Direktori 6. Almanak

7. Buku Tahunan berisi statistika dan informasi lain kadang-kadang terbatas pada sebuah bidang saja.

8. Bibliografi 9. Indeks 10.Abstrak 11.Atlas

12.Dokumen Pemerintah 13.Laporan Hasil Penelitian b. Serial

c. Grey Literature

2. Non Print Resource (Sumber-sumber Non-Tercetak) a. Microform

b. CD-ROM

c. Online Katalog (OPAC)

d. Electronic Publishing

e. Online Information Services

Sedangkan menurut Sanjaya (2012, 447), perpustakaan disebut berfungsi sebagai pusat sumber informasi karena memenuhi ciri-ciri:

(1) Tempat dihimpunnya berbagai jenis sumber informasi; (2) tempat diolahnya berbagai macam sumber informasi; (3) tempat penyebaran informasi kepada masyarakat; (4) perpustakaan sebagai tempat lahirnya informasi, misalnya informasi tentang pengembangan perpustakaan; (5) tempat pemeliharaan dan pelestarian segala jenis informasi; dan (6) perpustakaan sebagai tempat pewarisan budaya bangsa.

(64)

Yusuf (1995, 14), menyatakan bahwa:

Memfokuskan sumber informasi yaitu hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus bisa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia, yakni informasi terekam yang bisa diperoleh di perpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan) maupun informasi yang bersifat nonilmiah seperti informasi tentang keluarga, berita kematian dan iklan komersial.

Segala informasi dan sumber-sumber informasi yang dimiliki perpustakaan secara terus-menerus bertambah jumlah koleksinya sejalan dengan perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, haruslah dimanfaatkan secara lebih optimal oleh masyarakat yang membutuhkannya

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sumber-sumber informasi adalah segala bentuk informasi yang diolah dan dikelola oleh perpustakaan untuk dimanfaatkan pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

2.2.3 Kebutuhan Informasi

Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pemustaka tertentu, sehingga jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pemustaka. Informasi dibutuhkan pemustaka bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya.

(65)

Menurut Krikelas (1983, 5), definisi dari kebutuhan informasi adalah : Kebutuhan informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Dalam kehidupan yang sempurna, kebutuhan informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information wants), namun umumnya ada kendala seperti ketiadaan waktu, kemampuan, biaya, faktor fisik dan faktor individu lainnya, yang menyebabkan tidak semua kebutuhan informasi menjadi keinginan informasi. Jika seseorang sudah yakin bahwa sesuatu informasi benar-benar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi (information demands)

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah Penentuan Sampel Berdasarkan Strata
Tabel 3.3  Kisi-kisi variabel penelitian
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan      Sumber: Perpustakaan STIKes Senior, 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh zakat sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dan Jumlah Penduduk Miskin (studi Kasus:Kota Banda Aceh, Kota sabang,

Berdirinya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara merupakan atas Jawatan Kebudayaan Sumatera Utara sebagai tempat penyimpanan benda– benda peninggalan sejarah dan purbakala di

Masalah : Di Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Guru Republik Indonesia 3 (SMK PGRI 3) Walikukun Kabupaten Ngawi belum mempunyai video profile yang

9 Buku Petunjuk Museum Sumatera Utara, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Negeri Sumatera Utara, 1984, Medan, hlm.2.

9 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan pendekatan yuridis normatif, maka tipe

Merancang suatu algoritma untuk pencarian titik api pada saat akan.. memadamkan api menggunakan im age sensor dengan kamera pada

Layanan angkutan laut dengan jumlah & tipe kapal besar sesuai demand, melalui jalur utama koridor tengah perairan Indonesia yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama ( hub ),

Untuk konten video, pertama,desainnya: misalnya ―yang tidak media katakan‖, filosofinya itu kita ingin menampilkan video yang.. memberikan pesan tentang apa yang tidak