• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi (Sig) Kesesuaian Lahan Untuk Ubi Jalar Di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi (Sig) Kesesuaian Lahan Untuk Ubi Jalar Di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)

KESESUAIAN LAHAN UNTUK UBI JALAR DI KABUPATEN

KUNINGAN, JAWA BARAT

RIZAL EDWIN SAPUTRA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi (SIG) Kesesuaian Lahan untuk Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari Dr Liyantono dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2015

Rizal Edwin Saputra

(4)

ABSTRAK

RIZAL EDWIN SAPUTRA. Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi (SIG) Kesesuaian Lahan untuk Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Dibimbing oleh LIYANTONO.

SIG kesesuaian lahan ubi jalar adalah sistem informasi spasial lahan yang menyajikan informasi kesesuaian lahan untuk tumbuh tanaman ubi jalar berdasarkan karakteristik agro klimat, lahan, dan penggunaan lahan. Sistem ini diperlukan para petani dan pemerintah dalam pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman ubi jalar secara cepat serta lokasi lahan yang akurat. Tujuan dari penelitian ini yaitu rancang bangun SIG kesesuaian lahan untuk ubi jalar berbasis

website. Metode yang digunakan adalah mengacu pada system development life cycle (SDLC) yang terdiri dari investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi dan perawatan sistem. Hasil penelitian ini yaitu peta kelas kesesuaian lahan berbasis website. Kelas kesesuaian lahan untuk ubi jalar adalah cukup sesuai (S2) dengan luas 13.498 ha (11,6%), sesuai marginal (S3) seluas 42.980 ha (36,8%), tidak sesuai aktual (N1) memiliki luas 16.732 ha (14,3%) dan tidak sesuai permanen (N2) dengan luas 43.504 ha (37,3%). Berdasakan hasil kuesioner kepada pengguna, 90% responden menyatakan sistem informasi geografi sudah berjalan dengan baik sesuai fungsinya.

Kata kunci: Kesesuaian lahan, Sistem informasi geografi, Ubi jalar ABSTRACT

RIZAL EDWIN SAPUTRA. Design of geographic information systems (GIS) of the land suitability for sweet potato in Kuningan Regency, West Java. Supervised by LIYANTONO.

GIS of land suitability for sweet potato is spatial information system of suitability of land suitable for growing sweet potato plants based on characteristics of the land, agro climate, and land use. This system required the farmers and the Government in the selection of the appropriate land to plant sweet potatoes in a fast and accurate land location. The purpose of this research is to design geographic information system (GIS) of the suitability of land for sweet potato. The method used is system development life cycle (SDLC) which consist of investigations system, system analysis, system design, implementation and maintenance of the system. Results of this research is to make geographic information systems analysis of land suitability classification map based website. Land suitability class for sweet potatoes is the class is simply fit (S2) with extensive 13.498 ha (11,6%), the appropriate marginal (S3) with an area 42.980 ha (36,8%), doesn’t match the actual (N1) has an area of 16.732 ha (14,3%) and not appropriate permanent (N2) with extensive 43.504 ha (37,3%). Based on the results of the questionnaire to users, 90% of respondents declaired geographic information system design has been running well according its function.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

KESESUAIAN LAHAN UNTUK UBI JALAR DI

KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT

RIZAL EDWIN SAPUTRA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret-Juni 2015 dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Kesesuaian Lahan untuk Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Liyantono, STP, M.Agr selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Mohamad Solahudin dan Bapak Dr M. Faiz Syuaib yang telah banyak memberi saran. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh dosen dan staf Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan ilmu kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada (alm) ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya, terutama untuk ibu yang selalu memberikan semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, juga kepada keluarga besar Teknik Mesin dan Biosistem khususnya angkatan 48, Immas Yuli Andani, Danang Aria, Dwi Setiyaningsih, Siska Erma Lia, Radha Santunnia, Fitri Rabbani, Nanda Karlita, Muhammad Haqi, Husnul Khatim, Aldi Kartawirya, Ilman Pangeran, Ilham Fajar Setyaji yang lebih dari sekedar teman berbagi, mengeluh, tawa canda, dan direpotkan selama menjadi mahasiswa tingkat akhir, teman-teman Badan Ekseskutif Mahasiswa Kabinet Rumah Kita Kementerian Apresiasi Olahraga, teman-teman jejak sepatu yang telah memberikan saran dan motivasi selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2015

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Lahan 2

Evaluasi Lahan 3

Ubi Jalar 4

Sistem Informasi 5

Sistem Informasi Geografi 6

ArcGIS 7

Pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) 7

Penelitian Terdahulu 8

METODE 8

Alat dan Bahan 8

Tempat dan Waktu 9

Metode Penelitian 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Investigasi Sistem 10

Analisis Sistem 12

Desain Sistem 15

Implementasi Sistem 19

Perawatan Sistem 28

SIMPULAN DAN SARAN 29

(12)

Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 31

RIWAYAT HIDUP 44

DAFTAR TABEL

1 Luas panen, produksi, dan produktivitas Ubi Jalar di Jawa Barat 5

2 Produksi dan produktivitas Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan 5

3 Kebutuhan informasi berdasarkan kuesioner 11

4 Daftar kebutuhan fungsional sistem 14

5 Penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman ubi jalar 17

6 Luas kesesuaian lahan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 24

DAFTAR GAMBAR 1 Tahap-tahap metode penelitian 10

2 Diagram alur proses overlay peta kesesuaian lahan 16

3 Desain basis data 16

4 Rancangan halaman depan website 18

5 Tampilan menu utama website 19

6 Halaman depan website 20

7 Tampilan halaman depan kesesuaian lahan 20

8 Tampilan menu kondisi umum 21

9 Tampilan menu peta kelas kesesuaian 21

10 Tampilan menu budidaya 22

11 Tampilan menu diversifikasi pangan 22

12 Tampilan menu kontak 23

13 Peta kelas kesesuaian kelas cukup sesuai (S2) 25

14 Peta kelas kesesuaian kelas sesuai marginal (S3) 25

15 Peta kelas kesesuaian kelas tidak sesuai saat ini (N1) 26

16 Peta kelas kesesuaian kelas tidak sesuai permanen (N2) 26

17 Uji kompabilitas dengan Mozilla Firefox 27

18 Uji kompabilitas dengan Google Chrome 27

19 Uji kompabilitas dengan Baidu Browser 28

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kualitas dan karakteristik lahan untuk pertimbangan dalam evaluasi lahan 31

2 Kriteria kesesuaian lahan untuk ubi jalar (Ipomoea batatas L) 33

3 Kuesioner tahap investigasi SIG 35

4 Sebaran potensi agribisnis 37

5 Luas lahan tanaman pangan 38

6 Rancangan halaman budidaya dan diversifikasi pangan 39

7 Rincian pengujian fungsionalitas dari sistem 40

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan pangan di Indonesia dapat dikembangkan dengan baik, akan tetapi sebagian besar petani yang kurang mendapatkan informasi pangan yang terdapat di beberapa daerah. Ubi jalar adalah tanaman pangan yang memiliki nutrisi tinggi, mudah untuk dibudidayakan, cepat menghasilkan, mudah disimpan dan tahan lama serta mempunyai produktivitas tinggi. Ubi jalar masih digunakan sebagai bahan pangan pendukung dalam kehidupan sehari-hari, kecuali bagi penduduk Indonesia bagian timur (Papua) yang menjadikan ubi jalar sebagai makanan pokok. Masyarakat saat ini sering kali beranggapan bahwa mengkonsumsi makanan pokok selain beras diidentikkan sebagai masyarakat golongan rendah. Namun demikian ubi jalar itu sudah merupakan produk komersial yang cukup diminati (Dewi 2013). Negara-negara maju telah lama memanfaatkan ubi jalar sebagai produk olahan bernilai gizi tinggi dan secara ekonomis memiliki peluang pasar yang besar. Ubi jalar dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi beras tetapi mengubah pola konsumsi masyarakat sehingga masyarakat akan mengkonsumsi lebih banyak jenis pangan dan lebih baik gizinya. Pertumbuhan ubi jalar yang ideal memiliki suhu 21º-27º C, adapun jenis tanah yang baik dalam pertumbuhan ubi jalar adalah pasir yang berlempung, banyak yang mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik dan mempunyai derajat kemasaman tanah (pH) 5,5-7,5 (Rukmana 1997). Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan (Hardjowigeno 2007).

(16)

2

Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil wawancara terhadap petani dan data yang didapatkan, informasi yang dibutuhkan adalah sistem informasi geografis mengenai kesesuaian lahan ubi jalar. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan dinamis membuat hal ini yang dilakukan penulis membuat rancang bangun sistem informasi geografis selama empat bulan untuk penelitian sebagai untuk memberikan informasi yang objektif dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam pemilihan lahan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu rancang bangun SIG kesesuaian lahan untuk ubi jalar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat berbasis website.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan lahan yang sesuai untuk ubi jalar yang ditanam dan memberikan informasi secara lebih jelas tentang manfaat yang bisa diperoleh jika petani mendapatkan informasi yang jelas mengenai lahan ubi jalar.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membangun SIG berbasis website mengenai kesesuaian lahan untuk budidaya ubi jalar. SIG yang dibangun untuk petani dan Pemerintah Kabupaten Kuningan dikarenakan lokasi tersebut memiliki produktivitas ubi jalar yang tinggi di daerah Jawa Barat.

TINJAUAN PUSTAKA

Lahan

(17)

3 karakteristik lahan seperti iklim, topografi, sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Evaluasi lahan yang umumnya dilakukan dengan evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan. Karakteristik lahan yang erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi, tanah dan iklim. Karakteristik lahan tersebut (terutama topografi dan tanah) merupakan unsur pembentuk satuan peta tanah. Lahan bukan hanya merupakan tempat dari berbagai ekosistem tetapi juga merupakan bagian dari ekosistem-ekosistem tersebut. Lahan juga merupakan konsep geografis karena dalam pemanfaatannya selalu terkait dengan ruang atau lokasi tertentu, sehingga karakteristiknya juga akan sangat berbeda tergantung dari lokasinya. Dengan demikian kemampuan atau daya dukung lahan untuk suatu penggunaan tertentu juga akan berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya (Djaenudin et al. 2003).

Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan (Hardjowigeno 2007).

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, serta lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai (Hardjowigeno 2007). Kualitas dan karateristik lahan yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan disajikan pada Lampiran 1 dan kriteria kesesuaian lahan untuk ubi jalar di sajikan pada Lampiran 2.

Berdasarkan metode FAO (1976), sistem klasifikasi kesesuaian lahan menggunakan 4 kategori, yaitu:

1. Ordo, menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak untuk penggunaan tertentu. Dikenal dua macam ordo, yaitu:

a. Ordo S (sesuai): lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak terbatas untuk suatu tujuan yang dipertimbangkan. Keuntungan dari hasil pengelolaan lahan itu akan memuaskan setelah dihitung dengan masukan yang diberikan, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lainnya.

(18)

4

2. Kelas, menunjukkan tingkat kesesuaian suatu lahan. Tingkat kelas terdapat tiga kelas dalam ordo S dan dua kelas dalam ordo N, yaitu:

a. Kelas S1 : sangat sesuai (highly suitable). Lahan ini tidak mempunyai pembatas yang besar untuk pengelolaan yang diberikan, atau hanya mempunyai pembatas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap produksi dan tidak akan menaikkan masukan yang telah biasa diberikan.

b. Kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produk atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

c. Kelas S3 : sesuai marginal (marginally suitable). Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produk atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

d. Kelas N1 : tidak sesuai pada saat ini (currently not suitable). Lahan yang mempunyai pembatas yang lebih besar, tetapi masih memungkinkan diatasi, walaupun tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan normal. Keadaan pembatas sedemikian besarnya sehingga mencegah penggunaan dalam jangka panjang.

e. Kelas N2 : tidak sesuai untuk selamanya (permanently not suitable). Lahan yang mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala kemungkinan penggunaan jangka panjang.

3. Sub kelas, menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan dalam masing-masing kelas. Tingkat subkelas menunjukkan jenis faktor penghambat pada masing-masing kelas, satu subkelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor penghambat.

4. Unit, menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaan sub kelas.

Ubi Jalar

Ubi jalar (Ipomomea batatas L) adalah tanaman bahan pangan yang memiliki nutrisi tinggi dan mudah untuk dibudidayakan, tahan terhadap kekeringan dan air, cepat menghasilkan, mudah disimpan dan tahan lama. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang penting disamping padi, jagung, sagu, dan ubi-ubi lainnya. Tanaman biasanya dilakukan dengan setek batang mudanya yang ditanam pada guludan yang cukup tinggi. Hasil ubi jalar yang tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu penggunaan bibit ubi jalar varietas unggul dan teknik budidaya yang baik. Pada pengolahan tanah tanaman menjalar ini menghendaki tanah yang gembur. Semakin bagus tanah yang diolah dan dikerjakan maka semakin bagus pula kuantitas dan kualitas hasilnya (Juanda et al.

2000).

(19)

5 dan berakar. Kerusakan yang terjadi terutama diakibatkan karena buruknya cara menangani panen dan pasca panen. Buruknya kualitas komoditas ubi jalar yang dihasilkan selain akan menyebabkan memperpendek shelf-life ubi jalar juga akan menurunkan nilai komoditas ubi jalar di pasaran, bahkan dapat menghilangkan kesempatan mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih besar. Ubi jalar memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan pertanian dan prospek ubi jalar pun sangat cerah jika dikelola baik dengan sistem agribisnis yang terintegrasi dari subsistem hulu hingga hilir (Krishna 2008). Ubi jalar mudah dibudidayakan di seluruh wilayah Indonesia hal ini menunjukkan bahwa komoditas ubi jalar dikenal dan diterima masyarakat sebagai bahan pangan yang digunakan untuk substitusi pangan pokok. Sebaran potensi agribisnis menurut Badan Pusat Statistik dapat dilihat pada Lampiran 4 dan luas lahan tanaman pangan di Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Lampiran 5. Pengolahan ubi jalar juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan diversifikasi pangan (Zuraida 2009). Luas panen, produktivitas dan produksi disajikan pada Tabel 1 sedangkan produksi dan produktivitas ubi jalar di Kabupaten Kuningan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1 Luas panen, produksi dan produktivitas Ubi Jalar di Jawa Barat

Data Ubi Jalar 2010 2011 2012 2013 2014

Luas Panen (ha) 30.073 27.931 26.531 26.635 24.695 Produktivitas (ku/ha) 143,320 153,730 164,550 182,120 181,860 Produksi(ton) 430.998 429.378 436.577 485.065 449.100

Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional 2015

Tabel 2 Produksi dan produktivitas Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan

Data Ubi Jalar 2009 2010 2011 2012 2013

Produksi (ton) 109.225 96.862 96.610 119.626 118.267 Produktivitas (ku/ha) 209,850 186,100 185,600 229,820 227,210

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat 2015

Sistem Informasi (SI)

Sistem informasi (SI) merupakan interaksi terpadu antar komponen (sumberdaya) manusia (brainware), perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), perangkat jaringan (netware) dan data (dataware) untuk mendukung aktivitas mulai dari pengumpulan data (data collecting), pengolahan data (data processing), penyimpanan data (data storing), penyebaran informasi (dissemination of information), serta kontrol terhadap keseluruhan aktivitas tersebut (overall performance control). Sistem Informasi (SI) adalah industri informasi yang mengolah data menjadi informasi. Kualitas produk berupa informasi menjadi ukuran akan keberhasilan dari suatu industri informasi. Jika kualitas informasinya prima, berarti industri atau sistem informasinya prima

(O’Brien 2011).

(20)

6

menemukan kebutuhan informasi utama mereka dan informasi merupakan sumber dasar dimana perseorangan atau organisasi dapat bertahan dan sukses dalam menjalankan kegiatannya.

Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang digunakan untuk mendapatkan data spasial dan analisis terhadap permukaan geografi bumi. Fungsi SIG adalah meningkatkan kemampuan menganalisis informasi spasial secara terpadu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. SIG dapat memberikan informasi kepada pengambil keputusan untuk analisis dan penerapan database

keruangan (Prahasta 2009). Sistem ini dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan fenomena yang ditemukan di suatu lokasi. Menurut Robinson et al. (1995), komponen pada sistem informasi geografis ada empat, yaitu:

1. Perangkat keras

SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan mengolah data. Ukuran dari sistem komputerisasi tergantung pada tipe SIG itu sendiri. SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam SIG membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori besar dan prosesor yang cepat.

2. Software

Software atau perangkat lunak SIG harus menyediakan fungsi dan tool

yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah :

Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis.  Database management system (DBMS).

Tool yang mendukung kueri geografis, analisis, dan visualisasi.

Graphical user interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti kedalaman, ketinggian, lokasi penjualan, dan lain-lain.

4. Organisasi Pengelola dan Pengguna Sistem Informasi Geografi

Organisasi yang dibentuk harus sesuai dengan prinsip yang dikembangkan karena bentuk organisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu proyek sistem informasi geografi.

Sistem informasi geografis berbasis website merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan LAN dan internet, khususnya dengan layanan

(21)

7 ArcGIS

ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh Environment Science & Research Institute (ESRI) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software SIG yang berbeda seperti SIG desktop, server, dan GIS berbasis website. ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows seperti ArcGIS Desktop yang memiliki lima tingkat lisensi:

 ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar.

 ArcMap adalah aplikasi utama untuk kebanyakan proses SIG dan pemetaan dengan komputer. ArcMap memiliki kemampuan utama untuk visualisasi, membangun database spasial yang baru, memilih (query), editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan akhir dalam laporan-laporan kegiatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap diantaranya yaitu penjelajahan data (exploring), analisa SIG (analyzing),

presenting result, customizing data dan programming.

 ArcEditor adalah memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dan geodatabase.

 ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis.

 ArcCatalog adalah tool untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution) mendokumentasikan data spasial maupun metadata dan menyimpan (documentation) data-data SIG. ArcCatalog membantu dalam proses eksplorasi dan pengelolaan data spasial.

Pendekatan SDLC

Pendekatan System Development Life Cycle (SDLC)merupakan suatu siklus tahapan aktivitas yang sistematik dan berkesinambungan untuk membangun suatu sistem, melalui tahap investigasi, tahap analisis, tahap desain, tahap implementasi

dan tahap perawatan (O’Brien 2011).

1. Tahap Investigasi

Tahap investigasi merupakan suatu tahap menentukan problem bisnis (masalah yang dihadapi) dan melaksanakan studi kelayakan terhadap solusi yang ditawarkan dan mengembangkan rencana manajemen pelaksanaan.

2. Tahap Analisis

Tahap analisis merupakan tahap identifikasi kebutuhan pengguna tentang informasi dan jasa yang diperlukan dari sistem informasi (SI) yang dibangun, kondisi lingkungan yang ada, sistem yang telah ada, serta struktur dan birokrasi organisasi yang akan menerapkan SI. Langkah terakhir pada tahap ini adalah mengembangkan kebutuhan fungsional (functional requirements) dari SI. 3. Tahap Desain

Tahap desain adalah mengembangkan spesifikasi brainware, software, dataware, netware, dan hardware, mengembangkan rancangan informasi isi, bentuk dan waktu, mengembangkan rancangan user interface, style dan format

input/output, mengembangkan rancangan proses transformasi input menjadi

(22)

8

4. Tahap Implementasi

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah pengadaan

brainware, software, dataware, netware, hardware, pengujian, dan evaluasi sistem.

5. Tahap Perawatan (Maintenance)

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah pemeliharaan

brainware, software, dataware, netware dan hardware, dan pengembangan sistem pengguna serta transformasi ke sistem baru.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini antara lain, Dipayana (2007) tentang Pengembangan Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dan SMS (Short Message Service). Penelitian tersebut bertujuan membangun aplikasi untuk menampilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dibangun oleh Lestari (2003) dengan perangkat lunak

MapObject dan menambahkan aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alternatif media akses sistem. Pengembangan sistem ini dilakukan di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Agustus 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendekatan tahap pengembangan sistem informasi dengan metode System Development Life Cycle

(SDLC) yang memiliki 5 tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem.

METODE

Alat dan Bahan

Untuk penelitian yang memerlukan bahan berupa organisme, perlu diperinci asal tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme dengan identitas spesies atau galurnya. Bahan kimia yang lazim terdapat di laboratorium tidak perlu diperinci. Pada penelitian yang besifat eksperimen, nama pabrik pembuat reagen yang digunakan ada kalanya perlu disebutkan. Sumber bahan dari perusahaan atau individu maupun lembaga dapat dituliskan sepanjang hal itu sangat spesifik. Penyebutan merek dagang perlu dihindari sebab karya ilmiah bukan media iklan.

Metode Penelitian

(23)

9 marginal), N1 (tidak sesuai saat ini) dan N2 (tidak sesuai permanen). Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri dari tahap perencanaan, analisis, tampilan desain

website, implementasi, dan perawatan (O’Brien 2011) yang di tunjukkan pada Gambar 1.

1. Investigasi Sistem/Tahap Perencanaan

Tahapan ini bertujuan untuk mencari referensi baik itu jurnal, prosiding serta mempelajari sistem informasi geografi yang sudah ada yang sangat mendukung riset ini. Tahap ini juga perlu dirumuskan permasalahan yang dihadapi seperti tujuan utama pembuatan sistem, pengguna dari sistem, serta

software yang akan digunakan. Analisa menyeluruh pada tahap awal dari perumusan masalah dapat mengurangi masalah pengembangan yang akan dilakukan untuk kesesuaian lahan. Tahap akhir ini diharapkan sudah ada gambaran yang sangat kasar seperti sketsa dalam kertas mengenai sistem yang akan dibuat.

2. Analisis Sistem

Tahapan ini difokuskan pada analisis kebutuhan pengguna (user requirements) untuk kesesuaian lahan ubi jalar. Tahap identifikasi kebutuhan pengguna tentang informasi yang diperlukan dari sistem informasi geografi (SIG) yang akan dibangun. Langkah terakhir pada tahap ini mengembangkan kebutuhan fungsional dari sistem informasi geografi (SIG).

3. Tampilan dan Desain Sistem

Tahapan ini dipilih perangkat-perangkat profesional yang sesuai dengan kebutuhan fungsional dan non-fungsional. Tahap ini juga harus merencanakan tampilan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu kesesuaian lahan, budidaya ubi jalar dan diversifikasi pangan.

4. Implementasi Sistem

Tahapan ini adalah implementasi penuh dari prototipe sistem sehingga dapat dieksekusi pada sistem informasi geografis. Validasi akhir dilakukan pada sistem yang telah diimplementasikan dengan melibatkan real-user untuk mencoba menggunakan sistem yang telah dapat diakses via internet. Salah satu bagian dari implementasi adalah pengujian sistem. Tahapan ini dilakukan kegiatan pengembangan dari desain yang ada dan dilakukan penerapan terhadap sistem yang telah dibangun.

5. Perawatan (Maintenance)

(24)

10

Gambar 1 Tahap-tahap Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Investigasi Sistem

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner yang dilakukan terhadap 20 responden di Kabupaten Kuningan meliputi instansi pemerintah (30%), petani (50%), dan konsumen (20%). Kebutuhan informasi yang dibutuhkan adalah sistem informasi geografis (SIG) mengenai kesesuaian lahan, teknik budidaya dan diversifikasi pangan ubi jalar. Fungsi SIG ini adalah memberikan informasi yang objektif dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk pengguna dalam memilih lahan yang sesuai untuk ubi jalar. Kebutuhan informasi untuk SIG terdapat pada Tabel 3 dan isi kuesioner tahap investigasi terdapat pada Lampiran 3.

Tidak

Ya Mulai

Investigasi Sistem dan Studi Literatur

Analisis Sistem

Tampilan dan Desain Sistem

Implementasi dan Pengujian Sistem

Sesuai

(25)

11 Tabel 3 Kebutuhan informasi berdasarkan kuesioner

No. Kebutuhan Informasi Persentase Kebutuhan (%)

1. Kesesuaian Lahan 100 %

Kebutuhan informasi kesesuaian lahan terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, seperti faktor yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk ubi jalar, kelerengan, suhu, jenis tanah dan curah hujan yang sesuai serta penggunaan lahan yang terdapat di Kabupaten Kuningan. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan membangun sistem informasi geografi kesesuaian lahan untuk ubi jalar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat berbasis website.

Studi Kelayakan Teknis

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan hasil dari studi kelayakan teknis, aplikasi website pada sistem informasi geografis kesesuaian lahan untuk ubi jalar baik untuk dikembangkan dengan alasan sistem ini berbasis website dimana saat ini masyarakat Kabupaten Kuningan yang mempergunakan internet untuk melakukan komunikasi dan memperoleh informasi melalui website. Sistem berbasis website dapat ditangani sendiri oleh pihak penyedia layanan SIG karena memerlukan perangkat keras dan peralatan yang sederhana serta mudah diperoleh. Hasil dari SIG yang dibangun dapat diakses melalui smartphone dan PC (Personal Computer) sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang dibangun layak secara teknis. Perangkat lunak yang digunakan SIG ini layak untuk dikembangkan karena dibangun dengan menggunakan software ArcGIS 10.1, xampp, ArcGIS online,

dan website browser yang relatif mudah digunakan dan menjalankan sistem. Perangkat keras yang digunakan meliputi server dan komputer server. Penggunaan teknologi website dipilih karena memiliki kelebihan yaitu mudahnya mengakses kesesuaian lahan untuk ubi jalar yang ditanam di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan SIG secara teknis dengan melihat keandalan software

dan hardware serta fasilitas pendukung untuk membangunnya. Studi Kelayakan Organisasi

(26)

12

Studi Kelayakan Ekonomi

Sistem Informasi geografi berbasis website tidak memerlukan biaya yang mahal dalam pengoperasiannya. Biaya pengoperasian meliputi pemakaian

computer atau laptop, biaya jaringan internet serta biaya pembangunan sistem meliputi biaya penggunaan peralatan, serta perlengkapan pembangunan isi sistem menggunakan software ArcGIS 10.1, xampp, ArcGIS online, dan web browser. Hasil wawancara yang dilakukan kepada semua responden dimana untuk saat ini banyak penduduk Kabupaten Kuningan yang menggunakan internet untuk melakukan komunikasi, memperoleh informasi melalui website sistem informasi geografi dan biaya untuk mengakses sistem informasi geografi tidak menjadi suatu masalah.

Studi Kelayakan Operasional

SIG kesesuaian lahan ubi jalar ini juga layak secara operasional dengan memperhitungkan beberapa hal yang diantaranya sebagai berikut:

1. Teknologi berbasis website merupakan teknologi yang mudah diakses masyarakat.

2. SIG berbasis website mempunyai tampilan yang sederhana dan dapat dioperasikan dengan mudah.

3. WebGIS mudah dalam instalasi, pengoperasian, mudah untuk diperbaharui, dan mudah untuk dilakukan perawatan.

4. Biaya penggunaan WebGIS ini terjangkau dengan akses internet.

Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Tahap analisis sistem yang dilakukan dalam pengembangan SIG kesesuaian lahan ubi jalar seperti identifikasi pengguna dan kebutuhan informasi, identifikasi sumber informasi, identifikasi kebutuhan fungsional sistem, dan identifikasi kebutuhan spesifikasi perangkat yang digunakan.

Identifikasi Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Pengguna dalam SIG ini yaitu petani dan instansi pemerintah. Informasi yang dibutuhkan oleh user ini adalah kesesuaian lahan untuk ubi jalar, teknik budidaya ubi jalar, dan diversifikasi pangan di Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, pengguna membutuhkan sistem yang memudahkan dalam pemilihan kesesuaian lahan yang tepat dan akurat.

Identifikasi Sumber Informasi

(27)

13 melakukan analisis sumber informasi. Bentuk sistem yang dibangun yaitu SIG berbasis website. SIG kesesuaian lahan ubi jalar ini dikembangkan menggunakan

software ArcGIS online dengan pendekatan system development life cycle

(SDLC). Proses pertama dalam identifikasi sumber informasi yaitu:

a. Mengidentifikasi jenis data dasar yang berkaitan dengan kebutuhan untuk peta kesesuaian lahan ubi jalar sebagai berikut:

• DEM (Digital Elevation Model) dari peta kontur yang diambil dari CSGI. DEM adalah suatu citra yang secara akurat memetakan ketinggian dari permukaan bumi. DEM ini dibuat dari peta kontur.

• Peta Curah Hujan, diperoleh dari Bappeda Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Skala 1: 60.000.

• Peta Penggunaan Lahan, diperoleh dari Bappeda Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Skala 1: 60.000.

• Peta Jenis Tanah, diperoleh dari Bappeda Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Skala 1: 60.000.

b. Ketersedian data yang ada kemudian kita proses menjadi data yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan suatu area. Proses yang dijalankan adalah:

• Kelas kelerengan dibuat dari data dasar DEM dengan cara membuat peta

lereng, kemudian diklasifikasikan (S1: 3%, S2: 3-8%, S3: 8-15%, N1: 16-25%, N2: >25%).

• Kelas suhu dibuat dari data dasar DEM dengan cara membuat peta suhu, kemudian diklasifikasikan (S1: 22-25°C, S2: >25-30 dan 20-<22, S3: >30-35 dan 18-<20, N1: Td, N2: >35 dan <18).

• Kelas landuse dibuat dari peta penggunaan lahan (1: pemukiman, 2: hutan, 3:

padang rumput, 4: perkebunan, 5: sawah irigasi, 6: sawah tadah hujan, 7: semak belukar, 8: tanah ladang).

• Kelas bagian curah hujan dari peta curah hujan (1: 2.000-2.500 mm/thn, 2: 2.500-3.000 mm/thn, 3: >3000 mm/thn).

• Kelas jenis tanah dibuat dari peta jenis tanah (1: podsolik, regosol, latosol; 2: regosol dan latosol; 3: asosiasi mediteran coklat; 4: grumusol dan regosol; 5: alluvium kelabu; 6: latosol dan regosol; 7: asosiasi andosol coklat).

c. Keperluan pemodelan, kelas-kelas yang didapatkan ini kemudian dilakukan

overlay berdasarkan skema pembobotan yang dibuat berdasarkan pengalaman pemodelan sebagai berikut:

• kelas suhu. • kelas slope.

• kelas jenis tanah. • kelas curah hujan.

• kelas penggunaan lahan (landuse).

(28)

14

Datum yang digunakan yaitu WGS 1984. Proses digitasi dan overlay pada perangkat lunak ArcMap 10.1 digunakan untuk menentukan peta kesesuaian lahan dari beberapa data yang ada, setelah proses ini dilakukan proses membangun sistem informasi geografi menggunakan ArcGIS online. Fungsi SIG ini adalah menampilkan data spasial dan atribut melalui web browser yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi langsung dengan sistem guna mendapatkan informasi bagi pengguna. Daftar kebutuhan fungsi yang dibutuhkan dapat disajikan pada Tabel 4.

Identifikasi Kebutuhan Fungsional Sistem

SIG membutuhkan identifikasi fungsional sistem untuk pengembangan tahap berikutnya yaitu desain sistem. Daftar kebutuhan fungsional sistem ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Daftar kebutuhan fungsional sistem

No. Nama fungsi Keterangan

1. Zoom peta Memperbesar dan memperkecil peta kesesuaian lahan

2. Peta kesesuaian lahan Menyajikan informasi kesesuaian lahan ubi jalar, informasi terdapat legenda dan detail web. Legenda tersebut memberikan informasi kelas kesesuaian lahan.

3. Peta kelas kesesuaian lahan

Menyajikan informasi kelas kesesuaian lahan ubi jalar.

4. Tabel kelas kesesuaian lahan

Menyajikan informasi tabel kelas kesesuaian lahan ubi jalar.

5. Informasi budidaya dan diversifikasi

Melihat proses dalam budidaya tanaman ubi jalar dan diversifikasi pangan.

Identifikasi Kebutuhan Spesifikasi Perangkat

Analisis kebutuhan spesifikasi perangkat dibagi menjadi perangkat keras

(Hardware) dan lunak (Software). Perangkat keras dan lunak minimum yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, penjelasannya sebagai berikut:

1. Perangkat keras (Hardware)

Spesifikasi hardware yang digunakan untuk server adalah: a. Processor intel i3

b. Harddisk 500 Gb c. RAM 2 Gb

Spesifikasi minimal hardware yang diperlukan untuk client adalah: a. Processor intel Pentium III

b. Harddisk 10 GB c. RAM 128 Mb

2. Perangkat lunak (Software)

Spesifikasi software yang digunakan untuk server adalah: a. MySQL sebagai database server 5.6.16

b. ArcMap 10.1

(29)

15 e. Sistem operasi : Microsoft Windows 7

Spesifikasi minimal software yang diperlukan untuk client adalah: a. Microsoft Windows XP, Macintosh atau Linux

b. Web browser seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, Baidu Browser

Desain Sistem

Tahap ini menjelaskan bagaimana sistem dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna. Sistem ini terdiri dari desain database, desain user interface, dan desain proses. Desain database untuk penyimpanan data peta kesesuaian lahan dalam format shapefile. Sistem ini dikelola oleh admin untuk perawatan sistem dan penambahan data. Desain yang baik akan sangat menentukan kualitas aplikasi sistem yang dibangun, sehingga tahapan desain sangat menentukan dalam pengembangan aplikasi.

Deskripsi Sistem

Sistem infomasi ini terdiri dari aplikasi utama, yaitu aplikasi WebGIS yang terdiri dari SIG kesesuaian lahan dan data informasi mengenai lahan, teknik budidaya, dan diversifikasi pangan ubi jalar, dimana informasi tersebut dapat diakses melalui website. Saat ini, lahan pertanian di Kabupaten Kuningan lagi dalam tahap pengembangan teknologi dan menuju Kabupaten Kuningan yang agropolitan. Lahan sebagai sumber daya fisik yang tidak dapat diperbaharui dan dengan jumlah yang sangat terbatas sehingga memerlukan perencanaan yang baik dalam penggunaannya. Proses penilaian kelas kesesuaian lahan menggunakan sistem membandingkan, mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan kriteria kesesuaian lahan untuk ubi jalar. Kemampuan SIG dalam analisis dan pemantauan dapat digunakan untuk mempermudah penataan ruang sumberdaya wilayah yang sesuai dengan daya dukungnya. SIG ini dibangun agar menjadi yang mudah dan murah sebagai media penyampaian informasi kepada pengguna.

Desain Database

Tahap desain data dilakukan pada desain struktur database yang akan digunakan oleh sistem. Database yang dibangun merupakan hasil pengolahan

(30)

16

Gambar 2 Desain basis data

Pengguna dapat mengakses informasi dengan membuka website yang berisikan informasi mengenai lahan yang sesuai untuk ditanami oleh ubi jalar. Sebagai contoh untuk mendapatkan informasi mengenai kesesuaian lahan yang ada di setiap Kecamatan Kabupaten Kuningan, pengguna dapat mengklik lokasi tersebut sehingga diperoleh informasi mengenai kesesuaian lahan melalui website

tersebut. Berikut disajikan urutan proses di atas dalam bentuk diagram alur pada Gambar 3.

Gambar 3 Diagram alur proses overlay peta kesesuaian lahan

(31)

17 Proses menyatukan parameter-parameter yang terdapat pada masing-masing peta, semua peta yang digitasi tersebut dilakukan overlay dengan perintah intersect di ArcMap 10.1. Berdasarkan hasil overlay, kemudian dilakukan pengkelasan kesesuaian lahan dengan rumus sebagai berikut: kelas kesesuaian lahan = MIN [kelas suhu, kelas slope, kelas jenis tanah, kelas curah hujan, dan kelas landuse], dimana nilai kelas tertinggi adalah S1 (sangat sesuai) dan nilai kelas terendah adalah N2 (tidak sesuai permanen). Contoh penilaian kesesuaian lahan untuk ubi jalar disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman ubi jalar No. Kualitas dan Karakteristik

lahan

Nilai data Kelas kesesuaian lahan aktual

6. Penggunaan lahan Semak belukar dan

perkebunan

S3

Aktual (A) = S3

Desain SIG yang dibangun menggunakan software ArcMap 10.1 sebagai media tampilan peta digital yang dibangun dan tersimpan dalam software ArcMap 10.1dalam format shapefile. Peta tersebut adalah:

1. Peta penggunaan lahan

Peta ini terdiri atas layer penggunaan lahan yang bersumber dari peta penggunaan lahan skala 1: 60.000 menurut Bappeda Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

2. Peta jenis tanah

Peta ini terdiri atas layer jenis tanah yang bersumber dari peta jenis tanah skala 1: 60.000 menurut Bappeda Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

3. Peta curah hujan

Peta ini terdiri atas layer curah hujan yang bersumber dari peta curah hujan skala 1:60.000 menurut Bappeda Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

4. Peta lereng

Peta ini didapatkan dengan menggunakan peta DEM yang dilakukan membuat

slope untuk mendapatkan peta kelerengan. 5. Peta suhu

(32)

18

6. Peta kesesuaian lahan

Kesesuaian lahan untuk tanaman ubi jalar dapat diperoleh dengan mencocokkan sifat fisik dan kimia dengan kategori karakteristik lahan bagi tanaman (FAO 1976).

Desain User Interface

Desain user interface adalah desain halaman website yang dirancang untuk menghasilkan tampilan yang menarik dan memudahkan pencarian informasi bagi pengguna sistem ini. Rancangan halaman depan website ditunjukkan pada Gambar 4. Desain rancangan untuk halaman budidaya dan diversifikasi dapat ditunjukan di Lampiran 6. Halaman pada sistem ini dibuat dengan rancangan yang sederhana, dimana rancangan desain sistem ini bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi. Ada empat bagian desain dalam sistem ini yaitu header, menu utama, konten dan footer. Halaman depan website

langsung terdapat konten peta kesesuaian lahan ubi jalar. Menu utama pada desain SIG ini adalah home, kondisi umum, budidaya, diversifikasi, dan kontak. Pengguna tidak mengalami kesulitan untuk memilih informasi yang dibutuhkan dan dapat mendapatkan informasi kesesuaian lahan di Kabupaten Kuningan pada menu home. Menu yang terdapat peta kesesuaian lahan didapatkan pada menu kesesuaian lahan yang terdapat dua menu tambahan yaitu peta dan tabel serta budidaya ubi jalar di Kabupaten Kuningan.

Gambar 4 Rancangan halaman depan website

Desain Proses

Aktivitas desain proses terfokus pada desain software berupa program yang dibuat. Aktivitas pada desain tampilan penggunaterfokus pada dukungan interaksi antara pengguna dan aplikasi berbasis komputer. Proses pada desain dilakukan ketika semua data yang dibutuhkan untuk sistem lengkap. Pemanfaatan SIG untuk informasi kesesuaian lahan berbasis website ini memerlukan peta hasil digitasi

HEADER

FOOTER MENU UTAMA

(33)

19 menggunakan perangkat lunak untuk peta yaitu ArcMap 10.1 dan pembuatan tampilan program website menggunakan layout W3layout serta dimodifikasi untuk lebih menarik bagi pengguna. Tampilan SIG kesesuaian lahan menggunakan gambar peta dimana setiap daerah Kecamatan yang dapat menampilkan informasi tempat kesesuaian lahan untuk ubi tersebut. Pengguna dapat memilih menu yang diinginkan untuk mendapatkan informasi berupa kondisi umum Kabupaten Kuningan, peta kesesuaian lahan dan peta lainnya untuk didapatkan. Sistem ini pun terdapat informasi budidaya dan diversifikasi pangan ubi jalar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Implementasi Sistem

Tahap implementasi adalah tahap menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program-program dan prosedur sistem yang diperlukan. Sistem harus diuji untuk mengevaluasi kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada serta dapat memenuhi kebutuhan penggunayang dirumuskan dalam tahap investigasi sistem sampai desain sistem. Pemrograman Sistem

Pemrograman dilakukan menggunakan software xampp dan sublime, sedangkan untuk penyusunan konten SIG memakai pemrograman HTML, pemrograman tersebut digunakan untuk membangun interface dari SIG kesesuaian lahan yang dibangun. Selain interface, terdapat beberapa komponen yang dibangun seperti halaman untuk teknik budidaya, diversifikasi dan peta kesesuaian lahan ubi jalar. Konten yang disusun menjadi format HTML. Pemrograman dilakukan pada sublime, setelah sistem selesai dilakukan pengunggahan pada server lokal.

Pengoperasian Sistem

Pengaturan peralatan merupakan langkah pertama dalam melakukan pengoperasian sistem yaitu laptop yang berfungsi sebagai server dihubungkan dengan koneksi internet untuk mengakses SIG. Tampilan menu utama terdapat lima menu utama yaitu menu home, menu kondisi umum, menu kesesuaian lahan, menu diversifikasi, dan menu kontak. Menu utama adalah menu yang dapat memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Tampilan menu utama ini dapat ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Tampilan menu utama website

(34)

20

utama yang paling dibutuhkan untuk pengguna dalam mendapatkan informasi, dimana informasi pada halaman ini cukup banyak seperti peta kesesuaian lahan ubi jalar, legenda dari peta tersebut, dan informasi secara lengkap di tampilan tersebut. Peta ini dapat diperbesar dan perkecil sesuai kelas ubi jalar dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh pengguna. SIG kesesuaian lahan dapat dilihat ketika pengguna membutuhkan informasi yang jelas pada daerah yang ingin diketahui kesesuaian lahan ubi jalar. Tampilan halaman depan website dapat dilihat pada Gambar 6 dan tampilan halaman depan kesesuaian lahan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6 Halaman depan website

(35)

21 Menu kondisi umum adalah menu untuk mengetahui tentang profil Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Informasi yang terdapat pada menu ini seperti luas wilayah administrasi Kabupaten Kuningan, informasi ubi jalar, kandungan yang terdapat tanaman pangan ubi jalar. Menu kondisi umum dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Tampilan halaman kondisi umum website

Menu kesesuaian lahan untuk mengetahui peta kesesuaian lahan yaitu peta cukup sesuai (S2), peta sesuai marginal (S3), peta tidak sesuai saat ini (N1), peta tidak sesuai permanen (N2) dan tabel kelas kesesuaian lahan di setiap petanya serta menu ini memiliki beberapa informasi seperti tahapan budidaya ubi jalar. Menu kesesuaian lahan untuk melihat peta kelas kesesuaian lahan ini dapat ditunjukan pada Gambar 9 dan menu tahapan budidaya ubi jalar ditunjukan pada Gambar 10.

(36)

22

Gambar 10 Tampilan halaman budidaya

Menu diversifikasi pangan ini untuk memberikan informasi tentang sumber informasi dasar mengenai diversifikasi pangan dan halaman menu ini memiliki beberapa informasi yang dibutuhkan pengguna yaitu hasil produk diversifikasi pangan yang dibutuhkan pengguna untuk mengolah hasil ubi jalar. Menu diversifikasi dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Tampilan menu diversifikasi

(37)

23

Gambar 12 Tampilan halaman kontak Instalasi Server

Instalasi server, tahap pertama yang dilakukan adalah instalasi perangkat lunak seperti web server apache. Setelah proses instalasi perangkat lunak selesai, kemudian melakukan instalasi sistem informasi geografi kesesuaian lahan ubi jalar yang dilanjutkan dengan menyimpan file-file sistem informasi geografi dan basis data pada folder. SIG kesesuaian lahan untuk ubi jalar dapat diakses pada luar jaringan IPB dengan alamat http://202.124.205.201/rizal/ untuk komputer yang terhubung dengan jaringan IPB dapat mengakses SIG kesesuaian lahan pada alamat http://172.18.37.22/rizal/.

Pengujian Sistem

Pengujian yang dilakukan terhadap sistem ini dilakukan dengan mengakses alamat http://202.124.205.201/rizal/ untuk komputer lain dan yang terhubung dengan jaringan lokal ke server laboratorium teknik bioinformatika dapat mengakses SIG kesesuaian lahan pada alamat http://172.18.37.22/rizal/ melalui

web browser. Sistem yang terakses akan muncul tampilan menu sistem informasi geografi kesesuaian lahan ubi jalar berbasis website. Pengujian sistem ini dilakukan dari hasil klasifikasi kelas kesesuaian lahan yang sudah dilakukan sebelumnya.

Hasil Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan

(38)

24

penyiapan lahan yang dikarenakan tidak tersedianya data yang dibutuhkan. Kabupaten Kuningan mempunyai kemiringan lahan yang sangat sesuai untuk ubi jalar. Hasil klasifikasi kesesuaian lahan untuk ubi jalar di Kabupaten Kuningan menggunakan ArcMap 10.1 disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Luas kesesuaian lahan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Kelas Kesesuaian Lahan Luas (ha) Persentase

S1 (Sangat Sesuai) 0 0 %

S2 (cukup sesuai) 13.498 11,6%

S3 (sesuai marginal) 42.980 36,8%

N1 (tidak sesuai aktual) 16.732 14,4%

N2 (sangat tidak sesuai) 43.504 37,2%

Total 116.714 100%

Kelas kesesuaian lahan di Kabupaten Kuningan, yaitu kelas cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), tidak sesuai aktual (N1), dan tidak sesuai permanen yaitu curah hujan dan slope serta lahan yang terdapat pada kelas ini yaitu sawah irigasi dapat dilihat pada Gambar 13. Lahan yang terdapat di kelas sesuai marginal (S3) dengan luas 42.980 ha (36,8%) berupa semak belukar dan perkebunan. Faktor pembatas dominan pada kelas ini dengan curah hujan lebih besar dari 2.500 sampai dengan 4000 mm/tahun ditunjukkan pada Gambar 14.

(39)

25

Gambar 13 Peta kesesuaian lahan kelas cukup sesuai (S2)

(40)

26

Gambar 13 Peta kelas kesesuaian kelas tidak sesuai saat ini (N1)

Gambar 16 Peta kesesuaian lahan kelas tidak sesuai permanen (N2)

Pengujian sistem ini juga dilakukan dengan memilih tampilan yang terdapat di website tersebut agar informasi yang dibutuhkan dapat diakses oleh pengguna pada beberapa web browser menggunakan Mozilla Firefox ditunjukan pada Gambar 17, Google Chrome ditunjukan pada Gambar 18, dan Baidu Browser

(41)

27

Gambar 17 Uji kompabilitas dengan Mozilla Firefox

(42)

28

Gambar 19 Uji kompabilitas dengan Baidu Browser

Evaluasi Sistem

Peneliti melakukan evaluasi sistem terhadap pengguna melalui kuesioner untuk mengetahui kelayakan SIG yang dibangun. Kuesioner evaluasi ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi. Kuesioner yang diberikan kepada pengguna informasi terdapat pada Lampiran 8. Evaluasi dilakukan secara kualititatif terhadap 10 responden yang meliputi 5 petani dan 5 instansi pemerintah. Penilaian pengguna mengenai sistem informasi geografi dapat dilihat histogram pada Gambar 20.

Gambar 20 Hasil evaluasi sistem informasi geografi Perawatan Sistem

(43)

29

computer sebagai media konektivitas dengan website untuk menjalankan aplikasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perawatan sistem ini antara lain:

a. Pengecekan secara berkala terhadap data yang sudah lama dan tidak terpakai agar tidak terlalu membebani database dan sistem.

b. SIG perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara bertahap terhadap data-data yang mungkin berubah sebagai contoh desain sistem, penggunaan lahan dan curah hujan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sistem informasi geografi yang telah dibangun disajikan dalam format

shapefile yang bersumber dari data Bappeda Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sistem informasi geografi ini terdiri atas peta penggunaan lahan, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta suhu dan peta kelerengan. Sistem informasi geografi ini berbasis website. Hasil kuesioner menunjukan 90% pengguna menilai bahwa penggunaan sistem informasi geografi kesesuaian lahan ini sudah berjalan dengan baik sesuai fungsinya. Kelas kesesuaian lahan untuk ubi jalar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat adalah kelas cukup sesuai (S2) dengan luas 13.498 ha (11,6 %). Sesuai marginal (S3) dengan luas 42.980 ha (36,8 %). Faktor pembatas untuk kelas kesesuaian lahan adalah suhu, slope, curah hujan, jenis tanah, dan pengggunaan lahan. Kelas tidak sesuai aktual (N1) memiliki luas 16.732 ha (14,3 %) dan kelas tidak sesuai permanen (N2) dengan luas 43.504 ha (37,3 %) serta faktor pembatas dominan yang tidak sesuai dengan budidaya ubi jalar dan lahan tersebut bukan lahan pertanian yang baik.

Saran

Pengembangan sistem informasi geografi harus lebih baik dalam tampilan

(44)

30

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Nasional. 2015. Luas panen Produktivitas Produksi Tanaman Ubi Jalar di Jawa Barat. Bandung (ID): Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2015. Produksi Produktivitas

Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kuningan (ID): Badan Pusat Statistik.

Dawan A. 2011. Sistem informasi eksekutif berbasis web pada Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. [skripsi]. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik: UNDIP.

Deoliveira J, Andrea A, Dave B et al. 2014. Geoserver. Open Source Geospatial Foundation. http://Geoserver.org. [ 10 Feb 2015]

Dewi M. 2013. Analisis risiko diversifikasi tanaman pangan pada kelompok tani hurip di Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Institut Pertanian Bogor.

Dipayana RN. 2007. Pengembangan sistem informasi klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol berbasis SIG (Sistem Informasi Geografi) dan SMS (Short Message Service). [skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian: Institut Pertanian Bogor.

Djaenudin A, Marwan, Subagjo. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi lahan Untuk Komoditas Pertanian. Bogor (ID): BPT PUSLIBANGTANAK.

Hafsah MJ. 2004. Prospek Bisnis Ubi Jalar. Jakarta (ID): Pustaka Sinar Harapan Jaya.

Hardjowigeno S. dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. Juanda, Dede JS, dan Bambang C. 2000. Ubi Jalar Budidaya dan Analisis Usaha

Tani. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.

Kadir A. 2002. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP, cetakan pertama, Yogyakarta (ID): Penerbit Andi

Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta (ID): Penerbit Bumi Aksara

Krishna NK. 2008. Peramalan produksi dan konsumsi ubi jalar nasional dalam rangka rencana program diversifikasi pangan pokok. [skripsi]. Fakultas Pertanian: Institut Pertanian Bogor.

Lestari L. 2003. Sistem informasi geografi (SIG) klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah dan status ketersedian traktor roda dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. [skripsi]. Teknik Pertanian: Institut Pertanian Bogor.

O’Brien JA, Marakas GM. 2011. Management Information System 10th ed. United States of America (USA): The McGraw-Hill Companies, Inc.

Prahasta E. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung (ID): Penerbit Informatika.

Purnamawati, H. Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta (ID): Penerbit Swadaya.

Raymond Mcleod, Jr dan George P. Schell. 2007. Sistem Informasi Manajemen.

(45)

31 Robinson A, Morrison J, Muehrcke P, Kimerling J, and Guptill S. 1995. Element

ofCartography. Edisi ke-6. New York (USA): John Wiley & Sons Inc. Rukmana R. 1997. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca panen. Yogyakarta (ID):

Penerbit Kanisius.

Suyastiri NM. 2008. Diversifikasi konsumsi pangan pokok berbasis potensi lokal dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah rangga pedesaan Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 13 (1): 51-60.

(46)

32

Lampiran 1 Kualitas dan karateristik lahan yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan

No. Kualitas Lahan Karakteristik Lahan Satuan

A. Persyaratan Tumbuh Tanaman

1. Regim radiasi - Rata-rata panjang penyinaran matahari

Jam/hari

2. Regim Suhu - Rata-rata suhu tahunan

- Rata-rata suhu bulanan terdingin

- Rata-rata suhu bulanan terpanas

ºC ºC ºC

3. Ketersedian air - Panjang periode pertumbuhan - Total curah hujan pada periode

pertumbuhan 8. Bahaya banjir - Lamanya banjir berlangsung

- Frekuensi banjir

Minggu -

9. Keragaman tanah - Salinitas Mmhos/cm2

10. Toksisitas - Kejenuhan alumunium

- Bahan sulfidik (kedalaman)

(47)

33

No. Kualitas Lahan Karakteristik Lahan Satuan

B. Persyaratan Pengelolaan

11. Kemudahan pegelolaan - Tekstur lapisan atas kelas

12. Potensi mekanisasi - Kemiringan

lereng/lahan

%

C. Persyaratan Konservasi

13. Bahaya erosi - Indeks bahaya erosi %

(48)

34

Lampiran 2 Kriteria kesesuaian lahan untuk ubi jalar (Ipomoea batatas L) menurut Hardjowigeno S. dan Widiatmaka. 2007

No .

Kualitas/

karakteristik lahan simbol Kelas kesesuaian lahan

(49)

35

karakteristik lahan simbol Kelas kesesuaian lahan

S1 S2 S3 N1 N2

sulfidik (cm) ≥100 75-<100 50-<75

40-tinggi sedang sangat

rendah - - -

sedang rendah sangat

(50)

36

Lampiran 3 Kuesioner tahap investigasi SIG

Untuk: Pengguna Kebutuhan Informasi

Kuesioner Tahap Investigasi dari Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Kesesuaian Lahan untuk Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh:

NAMA/NIM : Rizal Edwin Saputra / F14110044 Departemen : Teknik Mesin dan Biosistem Universitas : Institut Pertanian Bogor

Peneliti meminta kesediaan anda untuk meluangkan waktu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini secara jujur, jelas, dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan akademik. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No. Telepon/Hp :

A. TAHAP INVESTIGASI INFORMASI SISTEM RANCANG BANGUN SIG KESESUAIAN LAHAN UNTUK UBI JALAR DI KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT

Isilah pertanyaan di bawah ini.

1. Apa yang anda ketahui mengenai internet?

2. Apakah yang anda ketahui mengenai ubi jalar?

3. Apa yang anda ketahui mengenai perkembangan tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Kuningan?

4. Apa yang anda ketahui mengenai diversifikasi pangan? Apakah anda membutuhkan informasi ini?

(51)

37 6. Informasi apa yang anda inginkan mengenai diversifikasi pangan?

7. Apa yang anda ketahui mengenai jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan? Apakah anda membutuhkan informasi ini?

8. Apa yang anda ketahui mengenai kesesuaian lahan? Apakah anda

membutuhkan informasi ini?

9. Apa yang anda ketahui mengenai kesesuaian lahan untuk ubi jalar?

10.Apa yang anda ketahui mengenai sistem informasi geografi?

(52)

38

Lampiran 4 Sebaran potensi agribisnis Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat 2015

No. Kecamatan Luas Kecamatan (ha) Luas lahan Agribisnis (ha)

1 Kuningan 2.806 1.219

2 Karamatmulya 1.848 1.356

3 Cigugur 3.862 1.974

4 Kadugede 1.899 914

5 Darma 6.470 4.669

6 Cilimus 2.323 1.813

7 Jalaksana 2.424 1.585

8 Mandirancan 2.248 1.451

9 Pasawahan 4.407 1.696

10 Garawangi 3.146 2.120

11 Lebakwangi 1.854 1.469

12 Ciniru 5.133 2.738

13 Ciawigebang 5.413 4.095

14 Cidahu 3.652 2.568

15 Luragung 2.920 1.611

16 Ciwaru 5.784 2.269

17 Cibingbin 7.715 2.235

18 Subang 3.534 3.096

19 Selajambe 2.773 1.589

20 Nusaherang 1.778 941

21 Pancalang 1.646 1.349

22 Cipicung 1.757 1.114

23 Japara 2.204 1.778

24 Hantara 3.517 1.862

25 Kalimanggis 2.261 1.327

26 Cimahi 5.512 2.391

27 Karangkancana 4.857 1.477

28 Cibeureum 1.459 1.150

29 Cilebak 3.844 2.238

30 Cigandamekar 2.078 1.702

31 Sindangagung 1.266 959

32 Maleber 5.207 2.214

(53)

39 Lampiran 5 Luas lahan tanaman pangan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat 2015

No. Kecamatan

Luas Kecamatan (ha)

Luas lahan Tanaman Pangan (ha)

(54)

40

Lampiran 6 Rancangan halaman website budidaya ubi jalar dan diversifikasi pangan

HEADER

FOOTER m JUDUL

GAMBAR

JUDUL JUDUL

GAMBAR GAMBAR

JUDUL

JUDUL JUDUL

GAMBAR GAMBAR

HEADER

FOOTER m JUDUL

GAMBAR

JUDUL JUDUL

GAMBAR GAMBAR

(55)

41 Lampiran 7 Rincian pengujian fungsionalitas dari sistem

Aktivitas Kondisi

Membaca data info Halaman Info

Membaca data-data yang ada pada SIG

Keterangan : √ = Berhasil

(56)

42

Lampiran 8 Kuesioner tahap evaluasi dan Hasil evaluasi SIG

Untuk: Pengguna Kebutuhan Informasi

Kuesioner Tahap Evaluasi dari Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Kesesuaian Lahan untuk Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh:

NAMA/NIM : Rizal Edwin Saputra / F14110044 Departemen : Teknik Mesin dan Biosistem Universitas : Institut Pertanian Bogor

Peneliti meminta kesediaan anda untuk meluangkan waktu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini secara jujur, jelas, dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan akademik. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Nama :

A. TAHAP EVALUASI UJI SISTEM RANCANG BANGUN SIG KESESUAIAN LAHAN UNTUK UBI JALAR DI KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT

Isilah pertanyaan di bawah ini dan berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar.

1. Bagaimana dengan penggunaan dari sistem informasi geografi?

a. Mudah b. Sedang c. Sulit

Alasan :

2. Manfaat yang diberikan sistem informasi geografi?

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Alasan :

3. Bagaimana desain tampilan grafis sistem ?

a. Menarik b. Biasa c. Tidak Menarik

Alasan :

4. Apakah sistem ini dapat mempermudah untuk menentukan kesesuaian lahan ubi jalar?

(Bila jawaban anda Tidak, isikan alasannya)

a. Ya b. Tidak

Gambar

Gambar 1  Tahap-tahap Metode Penelitian
Tabel 3  Kebutuhan informasi berdasarkan kuesioner
Tabel 4.
Gambar 2  Desain basis data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Avtor Končan o potrebi po komunikaciji v Potrebi po dialogu med davčnimi inšpektorji in zavezanci oziroma svetovalci v časopisu Finance, 06.06.1997 piše, da je v interesu

Bengkulu Selat an Dinas Pekerjaan

Karakteristik fungsional tepung ubi jalar oranye varietas Beta 2 perlakuan tanpa pengupasan (umbi utuh) memiliki total fenol dan aktivitas antioksidan lebih

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widajanto (2018) yang menyatakan bahwa nilai tukar US dolar terhadap Rupiah berpengaruh positif dan

Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis sampaikan di atas, maka oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan tersebut

Hasil penelitian ini merupakan masukan yang bermanfaat bagi pelatih sekolah tenis Menoreh Tennis Club, Handayani Tennis Club dan Bantul Tennis Camp agar

Sedangkan kami akan meningkatkan promosi dan memperbanyak persediaan spare part, sehingga diharapkan banyak konsumen yang puas akan servis kami, dengan harga mahasiswa..

This research examined the impact of employing expatriates as board of directors (BOD) to the financial performance of Indonesian companies.. Using samples from