• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efikasi Ekstrak Biji Annona Glabra L. Sebagai Bahan Pengawet Kayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efikasi Ekstrak Biji Annona Glabra L. Sebagai Bahan Pengawet Kayu"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

EFIKASI EKSTRAK BIJI Annona glabra L. SEBAGAI BAHAN

PENGAWET KAYU

NURUL CHOTIMAH

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efikasi Ekstrak Biji Annona glabra L. sebagai Bahan Pengawet Kayu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

NURUL CHOTIMAH. Efikasi Ekstrak Biji Annona glabra L. sebagai Bahan Pengawet Kayu. Dibimbing oleh TRISNA PRIADI dan AGUS ISMANTO.

Annona glabra L. atau nona sabrang adalah dari famili Annonaceae yang buahnya belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Biji A. glabra mengandung senyawa bioaktif yang bersifat toksik terhadap serangga. Tujuan penelitian ini menganalisis efikasi pengawet nabati yang berasal dari ekstrak biji A. glabra terhadap rayap perusak kayu dan mendapatkan konsentrasi yang optimum berdasarkan besarnya retensi yang distandarkan oleh SNI. Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat. Uji pendahuluan dengan metode paper disc test menunjukkan hasil bahwa ekstrak A. glabra bersifat toksik terhadap rayap tanah dan rayap kayu kering. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak mengakibatkan nilai mortalitas rayap meningkat dan menurunkan persentase kehilangan berat contoh uji kertas. Pengujian efikasi ekstrak A. glabra dengan pelarut n-heksan konsentrasi 16% terhadap rayap tanah menurut standar SNI 01-7205-2006 berhasil menurunkan kehilangan berat kayu menjadi 6.99%. Tingkat konsentrasi ekstrak A. glabra 4% memenuhi penggunaan standar nilai retensi kayu interior (>8 kg/m3) dan eksterior (>11 kg/m3).

Kata kunci: Annona glabra Linnaeus, efikasi, Coptotermes curvignathus Holmgren, Cryptotermes cynocephalus Light, rendaman dingin

ABSTRACT

NURUL CHOTIMAH. The efficacy of Annona glabra L. Seeds Extract for Wood Preservative. Supervised by TRISNA PRIADI and AGUS ISMANTO.

Annona glabra L. or nona sabrang is from family Annonaceae whose fruits not widely used for food. The A. glabra seeds contain bioactive that is toxic to insects. The objective of this research was to analyze the efficacy of A. glabra seeds extract for wood preservation against termites. The extraction carried out using solvent n-heksan and ethyl acetate. The preliminary research used paper disc test method showed that the extracts of A. glabra is toxic to subterranean termites and dry-wood termites. The higher concentration of extract resulted in termites mortality increase and reduced the weight loss of paper sample. The efficacy testing of A. glabra extract with n-heksan solvent at concentration of 16 % reduced wood weight loss to be 6.99 %. The extract concentration A. glabra 4 % fulfilled the Indonesian Standart (SNI) retention for interior (>8 kg/m3) and

exterior (>11 kg/m3) uses.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Hasil Hutan

EFIKASI EKSTRAK BIJI Annona glabra L. SEBAGAI BAHAN

PENGAWET KAYU

NURUL CHOTIMAH

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Efikasi Ekstrak Biji Annona glabra L. sebagai Bahan Pengawet Kayu.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Trisna Priadi, M.Eng,Sc dan Bapak Drs Agus Ismanto selaku pembimbing yang berkontribusi besar memberikan banyak ilmu, bantuan, dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada laboran Departemen Hasil Hutan dan Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor, yang telah membantu selama penelitian berlangsung. Terima kasih kepada Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang telah menyediakan bahan baku penelitian. Ungkapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada rekan-rekan DHH48, Wisma Murni, Keluarga besar OMDA KKB-MK, dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral, materil, doa dan kasih sayang yang tiada henti, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Januari 2016

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Bahan 2

Alat 2

Persiapan Bahan Baku 2

Proses Ekstraksi 2

Pembuatan Larutan Pengawet 3

Uji Pendahuluan (Paper Disc Test) Ekstrak A. glabra terhadap Rayap Tanah (C. curvignathus) dan Rayap Kayu Kering (C. cynochepalus) (berdasarkan

Ismanto dan Darmawan 2014) 4

Uji Pengawetan Kayu dengan Ekstrak A. glabra dan Efikasinya terhadap Rayap Tanah (C. curvignathus) berdasarkan SNI 01-7207-2006 5

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

(10)

DAFTAR TABEL

1 Konsentrasi ekstrak biji A. glabra dalam metode paper disc test 3 2 Klasifikasi derajat proteksi dari kertas saring dan kehilangan berat

kertas 4

3 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah 6

DAFTAR GAMBAR

1 Biji buah nona sabrang Annona glabra L. (a), hasil ekstraksi dengan pelarut etil asetat (b), dan hasil ekstraksi dengan pelarut n-heksan (c) 7 2 Nilai kehilangan berat kertas oleh rayap kayu kering setelah diawetkan

dengan ekstrak A. glabra hasil ekstraksi n-heksan (a) dan etil asetat

(b). 7

3 Nilai kehilangan berat kertas oleh rayap tanah setelah diawetkan dengan ekstrak A. glabra hasil ekstraksi n-heksan (a) dan etil asetat

(b). 8

4 Nilai mortalitas rayap kayu kering pada pengawetan dengan ekstrak A. glabra hasil ekstraksi n-heksan (a) dan etil asetat (b). 9 5 Nilai mortalitas rayap tanah pada pengawetan dengan ekstrak A. glabra

hasil ekstraksi n-heksan (a) dan etil asetat (b). 10 6 Retensi bahan pengawet pada setiap konsentrasi ekstrak A. glabra di

dalam contoh uji kayu pinus (P. merkusii). 11

7 Nilai kehilangan berat kayu pinus oleh rayap tanah. 12 8 Kerusakan contoh uji kayu pinus oleh rayap tanah (C. curvignathus)

pada kontrol (a), kontrol n-heksan (b), perlakuan pengawetan ekstrak A. glabra dengan konsentrasi 4% (c), konsentrasi 8% (d), kosentrasi

12% (e), dan konsentrasi 16% (f). 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kadar air, kadar ekstrak, dan rendemen ekstrak biji Annona glabra L. 15 2 Hasil analisis sidik ragam pengujian paper disc test terhadap

kehilangan berat. 16

3 Hasil analisis sidik ragam pengujian paper disc test terhadap mortalitas. 17 4 Hasil analisis sidik ragam pengujian terhadap rayap tanah mengacu SNI

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kayu merupakan bahan baku industri dan bahan konstruksi bangunan yang memiliki keunggulan diantaranya mudah dalam pengerjaannya, mudah dalam mendapatkannya, dan memiliki corak dekoratif. Kelemahan kayu adalah tidak tahan terhadap organisme perusak terlebih pada kayu yang kelas keawetannya rendah. Organisme yang paling banyak ditemukan menimbulkan kerusakan pada kayu khususnya konstruksi bangunan yaitu rayap tanah. Selain rayap tanah, organisme lainnya yang banyak merusak bangunan adalah kumbang kayu, jamur pelapuk, dan rayap kayu kering. Genus Coptotermes merupakan hama isopteran yang sangat destruktif menyerang kayu dan bahan berkayu di dunia (Takematsu et al. 2006). Hal ini tentunya mendorong penggunaan bahan pengawet untuk memperpanjang masa pakai kayu dan menekan biaya kerugian yang ditimbulkan oleh rayap.

Pengawetan kayu merupakan usaha untuk meningkatkan ketahanan kayu terhadap agen perusak kayu. Bahan pengawet kayu harus memenuhi syarat aman bagi pengguna dan ramah lingkungan. Penggunaan insektisida nabati yang bahan dasarnya berasal dari tanaman sangat dianjurkan guna mengurangi dampak buruk yang diakibatkan jika menggunakan bahan kimia sintetik.

Annona glabra merupakan salah satu famili dari Annonaceae, yang dikenal berkhasiat sebagai obat yang hidup di iklim tropis. Jenis sirsak ini umumnya di Indonesia hanya sebatas dimanfaatkan buahnya. Padahal, seluruh bagian tanaman sirsak dapat dimanfaatkan lebih luas misalnya sebagai antitumor dan pestisida (Kintzios dan Barberaki 2004). Di Asia Tenggara A. glabra digunakan sebagai insektisida dan parasitisida (Liu et al. 1998). Cochrane et al. (2008) telah menguji kandungan racun tertinggi pada A. glabra terdapat pada bijinya, berdasarkan hal tersebut maka biji nona sabrang menjadi alternatif sebagai bahan pengawet kayu alami. Proses ekstraksi yang digunakan adalah metode rendaman dingin menggunakan pelarut organik (n-heksan dan etil asetat). Penggunaan pelarut organik dipilih untuk mengurangi kemungkinan hilangnya komponen-komponen yang tidak tahan terhadap proses pemanasan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menganalisis efikasi pengawet nabati yang berasal dari ekstrak biji nona sabrang (Annona glabra L.) terhadap rayap perusak kayu dan mendapatkan konsentrasi yang optimum berdasarkan besarnya retensi yang distandarkan oleh SNI.

Manfaat Penelitian

(12)

2

industri perkayuan untuk memanfaatkan bahan-bahan alam sebagai bahan pengawet kayu alami yang ramah lingkungan.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari sampai September 2015 di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor, Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah kertas saring berdiameter 50 mm, kayu pinus (Pinus merkusii) (25x25x5 mm3), biji nona sabrang (Annona glabra L.)

yang diperoleh dari Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor (LIPI), pelarut n-heksan dan etil asetat, air destilata, tween 80, pasir, rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren), dan rayap kayu kering (Cryptotermes cynochepalus Light).

Alat

Alat yang digunakan antara lain cawan petri, botol kaca, pinset, neraca elektrik, oven, blender, rotary evaporator, willey mill, mesh screen 40-60 mesh, kaliper, desicator, tabung Erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, dan pipet.

Persiapan Bahan Baku

Biji A. glabra yang kering dihaluskan menggunakan blender dan disaring 40-60 mesh. Serbuk tersaring diukur kadar airnya sesuai dengan TAPPI Standard T 12 0s-75 menggunakan serbuk 2 gram yang dioven pada suhu 103±2 0C hingga

beratnya konstan (±48 jam). Contoh uji pada uji pendahuluan berupa cakram kertas saring berdiameter 50 mm. Sedangkan pada uji efikasi ekstrak A. glabra berupa kayu pinus (P. merkusii) mengacu pada SNI 01.7207-2006 yaitu contoh uji kayu pinus dengan ukuran panjang 25 mm, lebar 25 mm, dan tebal 5 mm.

Proses Ekstraksi

(13)

3

Tabel 1 Konsentrasi ekstrak biji A. glabra dalam metode paper disc test

Perlakuan Pengenceran Kandungan Ekstrak (%)

n-heksan Etil asetat tersebut disaring menggunakan kertas saring. Residu hasil ekstraksi dilarutkan dengan pelarut kembali. Setelah tiga kali ekstraksi, ekstrak yang bewarna coklat diuapkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 60 0C dan tekanan 400

mmHg untuk memisahkan pelarut dengan ekstrak selama ±1 jam.

Penentuan kandungan ekstrak adalah dengan mengambil larutan hasil evaporasi sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri (W0) yang telah

diketahui berat kering tanurnya (W1) kemudian ditimbang. Larutan ekstrak

tersebut dikeringkan menggunakan oven pada suhu 103±2 0C sampai beratnya

konstan selama 48 jam (W2). Ekstrak kering tersebut selanjutnya didinginkan

dalam desikator selama 15 menit dan kemudian ditimbang untuk mengetahui berat kering ekstrak yang diperoleh. Kandungan ekstrak dihitung berdasarkan persamaan berikut :

Kandungan Ekstrak= W2 - W0W1-W0 ×100%

Keterangan:

W0 = berat cawan kosong (g)

W1 = berat cawan + larutan ekstrak 5 ml sebelum di oven (g) W2 = berat cawan + ekstrak kering (g)

Kandungan ekstrak yang sudah didapat, digunakan untuk menghitung total ekstraknya sehingga dapat diketahui rendemen ekstraknya menggunakan persamaan berikut :

Rendemen= Berat Kering Tanur serbukTotal Ekstrak × 100%

Pembuatan Larutan Pengawet

(14)

4

Uji Pendahuluan (Paper Disc Test) Ekstrak A. glabra terhadap Rayap Tanah (C. curvignathus) dan Rayap Kayu Kering (C. cynochepalus) (berdasarkan

Ismanto dan Darmawan 2014)

Cakram kertas saring berdiameter 50 mm, dikeringudarakan dalam ruang ber-AC lalu ditimbang beratnya (B0). Ekstrak yang akan diujikan diencerkan

dengan aquades dan ditambahkan 1 ml tween 80 sebagai emulsifier pada masing-masing konsentrasi. Setiap contoh uji disiapkan dalam 5 taraf konsentrasi. Kertas saring kemudian dicelupkan ke dalam larutan ekstrak tersebut sampai terendam kemudian ditiriskan sampai kering udara (B1). Kertas saring yang telah kering

(±15 hari), kemudian ditimbang kembali untuk mengetahui bobot setelah pencelupan (W1). Selanjutnya kertas saring ditempatkan dalam cawan petri

berdiameter 7 cm dan diumpankan terhadap rayap selama 4 minggu. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali. Setelah proses pengujian metode paper disc test, contoh uji kertas dikeringkan dan dibersihkan lalu ditimbang (W2).

Kemudian dihitung jumlah rayap yang masih hidup untuk penentuan mortalitasnya. Nilai kehilangan berat contoh uji kertas dan mortalitas rayap dihitung menggunakan persamaan berikut :

Klasifikasi berdasarkan derajat proteksi contoh uji kertas saring terhadap rayap perusak kayu ditentukan berdasarkan kriteria seperti tercantum dalam Tabel 2.

Tabel 2 Klasifikasi derajat proteksi kertas saring dan kehilangan berat kertas Derajat Proteksi (%) Kondisi Serangan

100 Tanpa kerusakan / ≤ 5%

90 Kerusakan kecil / 6-15%

70 Kerusakan sedang / 16-50%

40 Kerusakan tinggi / 51-90%

0 Kerusakan sangat tinggi / ≥ 90%

(15)

5 Uji Pengawetan Kayu dengan Ekstrak A. glabra dan Efiksasinya terhadap

Rayap Tanah (C. curvignathus) berdasarkan SNI 01-7207-2006

Pada umumnya penggunaan pelarut n-heksan dalam maserasi serbuk biji A. glabra menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak etil asetat. Selanjutnya ekstrak dari maserasi dengan n-heksan digunakan dalam uji pengawetan pada kayu pinus berdasarkan standar SNI 01-7207-2006. Rayap tanah lebih cepat merusak produk-produk kayu daripada rayap kayu kering dan menimbulkan kerugian yang besar. Dengan demikian dalam uji lanjut efikasi digunakan rayap tanah.

Tata cara pengawetan dan pengujian retensi berdasarkan SNI 3233-1992 dengan contoh uji kayu pinus (P. merkusii) berukuran 25 mm, lebar 25 mm, dan tebal 5 mm. Kayu pinus dipilih karena tergolong memiliki keawetan rendah. Kayu pinus di oven selama 48 jam dengan suhu 60±2 0C hingga beratnya konstan (B

1),

kemudian ditimbang dan diukur dimensinya sebelum direndam dalam bahan pengawet.

Contoh uji kayu direndam dalam larutan ekstrak A. glabra selama 48 jam dengan metode rendaman dingin. Konsentrasi yang digunakan didasarkan pada hasil pengujian paper disc test. Setelah itu contoh uji kayu ditiriskan dan ditimbang (B2) untuk mengetahui retensi bahan pengawet. Retensi menurut SNI

01-7205-2006 adalah banyaknya bahan pengawet kering yang terdapat dalam kayu, dinyatakan dalam satuan kg/m3. Retensi bahan pengawet dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut :

R =

x K

Keterangan :

R = retensi (kg/m3)

B1 = berat kayu sebelum diawetkan (kg)

B2 = berat kayu setelah diawetkan (kg)

V = volume kayu (m3)

K = konsentrasi pengawet (%)

Contoh uji kayu selanjutnya dioven selama 48 jam dengan suhu 60±2 0C dan

ditimbang kembali (W1) yang selanjutnya digunakan untuk penghitungan

(16)

6

pada suhu 60±2 0C hingga beratnya konstan selama 48 jam untuk mendapatkan

berat akhir (W2).

Penentuan nilai kehilangan berat contoh uji akibat serangan rayap tanah dihitung dengan persamaan berikut :

Ketahanan contoh uji terhadap rayap tanah ditentukan berdasarkan kriteria seperti tercantum dalam Tabel 3.

Tabel 3 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah

Kelas Ketahanan Penurunan Berat (%)

I Sangat tahan < 3.51

Data hasil pengujian keawetan terhadap rayap dari metode paper disc test dan SNI 01-7207-2006 berupa nilai mortalitas dan kehilangan berat contoh uji di analisis secara deskriptif. Pengaruh variasi konsentrasi pengawetan terhadap mortalitas rayap, kehilangan berat kertas dan kayu dianalisis sidik ragamnya menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pengolahan data menggunakan program SAS (Statistical Analysis System) 9.1.3. Uji lanjut Duncan dilakukan ketika hasil analisis varian adalah nyata. Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan software Microsoft Excel 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi Biji Nona Sabrang (A. glabra) dengan Metode Maserasi Rendaman Dingin

(17)

7

Terbukti pelarut n-heksan menghasilkan rendemen lebih tinggi sesuai dengan Unin (2003) yang membuktikan n-heksan lebih besar menghasilkan rendemen yaitu 12.18% daripada pelarut etanol yang hanya 3.65% dari ekstraksi biji mengkudu. Kandungan ekstrak biji A. glabra (Lampiran 1) dengan pelarut n-heksan setelah evaporasi didapatkan sebesar 79%, sedangkan dengan pelarut etil asetat didapatkan sebesar 95%.

Uji Pendahuluan Keawetan Ekstrak A. glabra dengan Metode Paper Disc Test

Kehilangan Berat Contoh Uji Kertas

Hasil uji keawetan membuktikan bahwa kehilangan berat kertas saring yang diawetkan lebih kecil dibandingkan dengan contoh uji yang tidak mengalami pengawetan. Hal tersebut menjadi indikator bahwa perlakuan ekstrak A. glabra dapat menahan serangan rayap.

Gambar 2 Nilai kehilangan berat kertas oleh rayap kayu kering setelah diawetkan dengan ekstrak A. glabra hasil ekstraksi n-heksan (a) dan etil asetat (b). Gambar 1 Biji buah nona sabrang Annona glabra L. (a), hasil ekstraksi dengan

(18)

8

Berdasarkan Gambar 2 dan 3, penggunaan ekstrak biji A. glabra yang dilarutkan dengan n-heksan dan etil asetat menunjukkan bahwa pengawetan dengan semua tingkat konsentrasi yang diuji menyebabkan penurunan nilai kehilangan berat kertas. Penggunaan ekstrak dari pelarut n-heksan pada konsentrasi 15% (Gambar 2a) dan dari pelarut etil asetat pada konsentrasi 38% (Gambar 2b) sudah mampu menghambat serangan rayap kayu kering (C. cynochepalus) secara nyata.

Gambar 3 Nilai kehilangan berat kertas oleh rayap tanah setelah diawetkan dengan ekstrak A. glabra hasil ekstraksi n-heksan (a) dan etil asetat (b). Hasil analisis keragaman (Lampiran 2) menunjukkan bahwa pemberian bahan pengawet yang dilarutkan dengan n-heksan dan etil asetat berpengaruh nyata terhadap persentase kehilangan berat contoh uji kertas pada selang kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan menunjukkan pemberian konsentrasi ekstrak n-heksan A. glabra memiliki nilai kehilangan berat kertas yang berbeda nyata dengan kontrol tetapi tidak berbeda diantara variasi konsentrasi yang diberikan (Gambar 2a).

Pada pemberian ekstrak etil asetat A. glabra memiliki nilai kehilangan berat kertas yang berbeda nyata dengan kontrol (Gambar 2b). Pemberian konsentrasi ekstrak etil asetat 38% menghasilkan kehilangan berat kertas yang nyata lebih besar daripada pemberian konsentrasi 19%, tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian konsentrasi ekstrak 57%, 76%, dan 95%.

(19)

9 berbeda nyata dengan kontrol tetapi tidak berbeda diantara variasi konsentrasi yang diberikan.

Berdasarkan nilai kehilangan berat kertas konsentrasi ekstrak n-heksan dari A. glabra 31% cukup baik untuk melindungi dari rayap kayu kering dan rayap tanah, sedangkan untuk ekstrak etil asetat dari A. glabra diperlukan konsentrasi 38% untuk melindungi dari kedua jenis rayap tersebut.

Mortalitas Rayap

Nilai mortalitas atau kematian rayap yang diperoleh pada pengujian dengan contoh uji kertas tergolong sangat tinggi. Tingginya persentase mortalitas dikarenakan kemampuan rayap tanah untuk bertahan hidup pada tempat yang baru sangat rendah jika dibandingkan rayap kayu kering. Selain itu juga adanya zat toksik yang terkandung dalam bahan pengawet yang digunakan dalam contoh uji.

Terbukti bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi ekstrak maka semakin tinggi nilai mortalitas rayap sesuai dengan Nisar et al (2012) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji Jatropha curcas Linn. meningkatkan mortalitas rayap Odontotermes obesus. Hal ini diduga ekstrak dari biji A. glabra yang diujikan mengandung senyawa bioaktif yang bersifat toksik. Gallardo et al (1998) melaporkan bahwa senyawa bioaktif yang terkandung pada biji A. glabra terdiri dari squamosin, asimisin, desasetiluvarisin, senyawa asetogenin yang bersifat insektisidal dan vermisidal. Senyawa bioaktif tersebut dapat menimbulkan pengaruh pada serangga seperti menghambat perkembangan, menghambat aktivitas makan, dan bersifat letal.

Gambar 4 Nilai mortalitas rayap kayu kering pada pengawetan dengan ekstrak A. glabra hasil ekstraksi n-heksan (a) dan etil asetat (b).

(20)

10

Pengawetan dengan konsentrasi 15% tidak menghasilkan mortalitas rayap yang berbeda nyata dengan perlakuan konsentrasi 31%, namun berbeda nyata dengan perlakuan konsentrasi 47%, 63%, dan 79%. Pada perlakuan konsentrasi 63% nilai mortalitasnya tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 79%, tetapi berbeda nyata dengan hasil pengawetan konsentrasi dibawahnya. Penggunaan ekstrak etil asetat A. glabra menghasilkan mortalitas rayap kayu kering yang berbeda nyata dari kontrol. Pemberian konsentrasi 38% menyebabkan mortalitas rayap berbeda nyata dengan perlakuan konsentrasi 19%, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan konsentrasi yang lebih tinggi (Gambar 4b).

Gambar 5 Nilai mortalitas rayap tanah pada pengawetan dengan ekstrak A. glabra hasil ekstraksi n-heksan (a) dan etil asetat (b).

Hasil uji lanjut Duncan terhadap mortalitas rayap tanah baik pada ekstrak A. glabra dalam maserasi n-heksan dan etil asetat menunjukkan bahwa setiap variasi konsentrasi yang diberikan meningkatkan nilai mortalitas yang nyata dengan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata antar perlakuan konsentrasi pengawet (Gambar 5a dan 5b).

Berdasarkan nilai mortalitas rayap kayu kering ekstrak n-heksan A. glabra yang lebih baik adalah 63%, sedangkan ekstrak etil asetat A. glabra yang cukup baik dengan konsentrasi 38%. Sedangkan terhadap rayap tanah konsentrasi ekstrak n-heksan maupun etil asetat dari A. glabra cukup dengan 15%.

Uji Pengawetan Kayu Pinus (P. merkusii) dengan Ekstrak A. glabra dan Efikasinya terhadap Rayap Tanah (C. curvignathus)

Retensi Bahan Pengawet

(21)

11 keseluruhan nilai rata-rata retensi bahan pengawet pada berbagai tingkat konsentrasi (Gambar 6) menunjukkan bahwa nilai retensi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi bahan pengawet.

Hasil analisis keragaman (Lampiran 4) menunjukkan bahwa faktor konsentrasi pengawet berpengaruh nyata terhadap nilai retensi bahan pengawet yang dihasilkan pada tingkat kepercayaan 95%. Artinya, perbedaan konsentrasi bahan pengawet mempengaruhi besarnya nilai retensi. Hasil analisis uji lanjut Duncan memperlihatkan bahwa nilai retensi pada masing-masing konsentrasi menghasilkan nilai yang berbeda nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tingginya konsentrasi bahan pengawet semakin banyak masuk dan mengendap di dalam jaringan sel-sel kayu.

Gambar 6 Retensi bahan pengawet pada setiap konsentrasi ekstrak A. glabra di dalam contoh uji kayu pinus (P. merkusii).

Berdasarkan standar SNI-03-5010.1-1999 tentang retensi pada proses pengawetan kayu, tingkat konsentrasi ekstrak biji A. glabra 4% telah memenuhi standar nilai retensi untuk penggunaan kayu interior (>8 kg/m3) dan eksterior (>11

kg/m3).

Kehilangan Berat Contoh Uji Kayu

Kerusakan pada kayu mengakibatkan pengurangan berat contoh uji, sehingga hal tersebut menjadi parameter penting dalam menentukan efikasi penggunaan bahan pengawet yang digunakan untuk mencegah serangan organisme perusak kayu. Hasil yang didapatkan menjadi pertimbangan dalam menentukan konsentrasi yang tepat dalam pengaplikasiannya.

(22)

12

Gambar 7 Nilai kehilangan berat kayu pinus oleh rayap tanah.

Gambar 8 Kerusakan contoh uji kayu pinus oleh rayap tanah (C. curvignathus) pada kontrol (a), kontrol n-heksan (b), perlakuan pengawetan ekstrak A. glabra dengan konsentrasi 4% (c), konsentrasi 8% (d), kosentrasi 12% (e), dan konsentrasi 16% (f).

Hasil analisis keragaman (Lampiran 4) menunjukkan bahwa konsentrasi pengawet yang diberikan berpengaruh nyata terhadap kehilangan berat pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis uji lanjut Duncan memperlihatkan bahwa kontrol (K dan H), konsentrasi pengawet 4%, dan 8% memiliki nilai kehilangan berat kayu yang tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan konsentrasi ekstrak 12% dan 16%. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi ekstrak A. glabra n-heksan 12% sudah mampu menahan serangan rayap tanah.

(23)

13 7.50%. Jadi perlakuan pengawetan mampu meningkatkan daya tahan kayu dari kelas ketahanan IV menjadi kelas ketahanan II. Artinya, pemberian bahan pengawet pada contoh uji kayu mampu meningkatkan daya tahan kayu terhadap serangan rayap tanah yang awalnya tidak tahan menjadi tahan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Ekstrak biji nona sabrang (Annona glabra L.) dengan pelarut n-heksan dan etil asetat memiliki sifat toksik setelah dimakan rayap tanah dan rayap kayu kering. Ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan menghasilkan rendemen dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan ekstraksi pelarut etil asetat. Ekstrak n-heksan dari A. glabra pada paper disc test membutuhkan konsentrasi 63% untuk mengendalikan rayap kayu kering, sedangkan untuk rayap tanah perlu konsentrasi 31%. Adapun ekstrak etil asetat dari A. glabra untuk mengendalikan rayap kayu kering dan rayap tanah secara berurutan membutuhkan konsentrasi 38% dan 19%. Berdasarkan standar SNI-03-5010.1-1999, pengawetan kayu pinus dengan ekstrak biji A. glabra konsentrasi 4% sudah mampu memenuhi standar nilai retensi untuk penggunaan kayu interior (>8 kg/m3) dan eksterior (>11 kg/m3). Berdasarkan uji

SNI 01-7207-2006 ekstrak n-heksan A. glabra pada konsentrasi 12% sudah mampu menahan serangan rayap tanah. Maka dari itu, ekstrak biji A. glabra berpotensi dikembangkan sebagai anti rayap.

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menganalisis bahan aktif biji A. glabra yang berperan aktif dalam pengendalian rayap kayu kering dan rayap tanah serta karakteristik toksisitas biji A. glabra menggunakan metode dan pelarut ekstraksi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Cochrane CB, Nair PKR, Melnick SJ, Resek AP, Ramachandran C. 2008. Anticancer effect of Annona glabra plant extracts in human leukemia cell lines. Anticancer Res 28:965-972.

Gallardo Teresa, Raul Aragon, Jose R. Tormo, M. Amparo Blazquez, M. Carmen Zafra-Polo, Diego Cortes. 1998. Acetogenins from Annona glabra seeds. J Phytochemistry Vol 47 No 5 pp. 811-816.

(24)

14

cynocephalus Light. Di dalam : Lee SS, Mas’ud AF, Siregar CA, Pratiwi, Mindawati N, Pari G, Turjaman M, Krisdianto, Krisnawati H, Siregar IZ, Laba W, Mardiastuti A, Wahyudi I ,editor. Celebrating a 100-year Forestry Research in Indonesia:Forestry Research for Sustainable Forest Management and Community Welfare. Proceedings of the 2nd INAFOR 2013; 2013 August 27-28; Jakarta, Indonesia. Jakarta (ID): INAFOR hlm 755-761.

Kintzios SE, Barberaki MG, editor. 2004. Plants That Fight Cancer. New York : CRC Pr.

Liu XX, Alali FQ, Pilarinou E and McLaughlin J . 1998. Glacins A and B ; two novel bioactive monotetra-hydrofuran acetogenins from Annona glabra. J Nat Prod 61:620-624.

Martawijaya, A dan G. Sumarni. 1978. Resistence of a number of Indonesian wood species against Cryptotermes cynocephalus Light. Report No. 129. Forest Product Research Institute, Bogor.

Nisar M S , Ahmed S ,Ashfaq M ,Sahi Shahbaz Talib. 2012. Effect of leaf and seed extracts of Jatropha curcas Linn. on mortality and tunneling of subterranean termites, Odontotermes obesus (Ramb.) (termitidae: Isoptera). Pakistan Jf Life and Social Sci 10(1):33-38.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2006. Uji Ketahanan Kayu dan Produk Kayu Terhadap Organisme Perusak Kayu. Jakarta (ID): Badan Standar Nasional. [SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992. Tata Cara Pengawetan Kayu. Jakarta

(ID): Badan Standar Nasional.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1999. Jumlah retensi pada proses pengawetan kayu. Jakarta (ID): Badan Standar Nasional.

Takematsu,Y. ,Yoshimura, S.Yusuf, Y. Yanase, K. Kambara, A. Tashiro, S. Doi, M. Takeshi, P.Sukartana, T. Inoue, H.Yuzawa, M.Ohkuma, T.Kudo, Y.Sornnuwat, and C.Vongkaluang. 2006. Termite assemlages in urban areas of south east asia: diversity and economic impacts. in: sustainable development and utilization of tropical forest resources (Ed: Y. Imamura et al). Report of JSPS-LIPI Core University Program in the Field of Wood Science 1995-2006. Kyoto. Japan. pp: 84-91.

TAPPI (The Technical Association of the Pulp and Paper Industry. 1996. TAPPI Test Methods. Atlanta: TAPPI Press.

(25)

15 Lampiran 1 Kadar air, kadar ekstrak, dan rendemen ekstrak biji Annona glabra L. a) Kadar air serbuk biji Annona glabra L.

Ulangan Berat Basah

(gram) Tanur (gram) Berat Kering Kadar air (%)

1 2.001 1.8995 5.07

2 2.004 1.9083 4.78

Rerata 4.93

Contoh perhitungan:

Kadar air (%) = 100 % = . . . 100 %

= 5.07 %

b) Kadar ekstrak serbuk biji Annona glabra L. Pelarut Ulangan Berat Larutan

(gram) Ekstrak (gram) Berat Kering Kadar ekstrak (%) Rerata n-heksan 1 2 3.8404 3.9213 3.0192 3.0912 78.62 78.83 78.73 Etil asetat 1 2 5.1292 5.1465 4.9176 4.8845 95.87 94.91 95.39 Contoh perhitungan:

Kadar ekstrak (%) = 100 % = .. 100 %

= 78.62 %

c) Rendemen ekstrak biji Annona glabra L. Pelarut Total Larutan

(ml) Ekstrak (gram) Bobot Total Serbuk (gram) Berat Kering Rendemen (%)

n-heksan 100 61.10 190.14 32.14

Etil asetat 50 35.01 190.14 18.41

Contoh perhitungan :

Rendemen (%) = 100 % = .. 100 %

(26)

16

Lampiran 2 Hasil analisis sidik ragam pengujian paper disc test terhadap kehilangan berat.

Pengaruh konsentrasi ekstrak dilarutkan n-heksan terhadap kehilangan berat oleh rayap tanah

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 172.9773238 34.5954648 45.32 <0.0001

Error 24 18.3218951 0.7634123

Corrected 29 191.2992188 Total

Pengaruh konsentrasi ekstrak dilarutkan n-heksan terhadap kehilangan berat oleh rayap kayu kering

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 443.0634446 88.6126889 62.81 <0.0001

Error 24 33.8589328 1.4107889

Corrected 29 476.9223774 Total

Pengaruh konsentrasi ekstrak dilarutkan etil asetat terhadap kehilangan berat oleh rayap tanah

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 170.4306283 34.0861257 49.03 <0.0001

Error 24 16.6845076 0.6951878

Corrected 29 187.1151359 Total

Pengaruh konsentrasi ekstrak dilarutkan etil asetat terhadap kehilangan berat oleh rayap kayu kering

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 450.8647000 90.1729400 56.66 <0.0001

Error 24 38.1935537 1.5913981

(27)

17 Lampiran 3 Hasil analisis sidik ragam pengujian paper disc test terhadap

mortalitas.

Pengaruh konsentrasi ekstrak dilarutkan n-heksan terhadap mortalitas oleh rayap tanah

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 20184.00000 4036.80000 565.91 <.0001

Error 24 171.20000 7.13333

Corrected 29 20355.20000 Total

Pengaruh konsentrasi ekstrak dilarutkan n-heksan terhadap mortalitas oleh rayap kayu kering

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 32207.46667 6441.49333 59.64 <.0001

Error 24 2592.00000 108.00000

Corrected 29 34799.46667 Total

Pengaruh konsentrasi ekstrak dilarutkan etil asetat terhadap mortalitas oleh rayap tanah

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 20184.00000 4036.80000 565.91 <.0001

Error 24 171.20000 7.13333

Corrected 29 20355.20000 Total

Pengaruh konsentrasi ekstrak dilarutkan etil asetat terhadap mortalitas oleh rayap kayu kering

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 39421.86667 7884.37333 208.21 <.0001

Error 24 908.80000 37.86667

(28)

18

Lampiran 4 Hasil analisis sidik ragam pengujian terhadap rayap tanah mengacu SNI 01-7207-2006.

Pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap retensi kayu

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 5 18867.20267 3773.44053 884.16 <0.0001

Error 24 102.42836 4.26785

Corrected 29 18969.63103 Total

Pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap kehilangan berat oleh rayap tanah

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 377.0134667 75.4026933 5.70 0.0013

Error 24 317.7359200 13.2389967 Corrected 29 694.7493867

(29)

19

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rembang pada tanggal 08 Januari 1993 sebagai anak tunggal dari pasangan Ayah Slamet dan Ibu Marsinah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Barongan Kudus tahun 2005, sekolah lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Kudus tahun 2008, dan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Kudus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB melalui jalur SNMPTN Undangan.

Selama menjadi mahasiswa IPB penulis mengikuti berbagai kegiatan non akademik seperti pengurus organisasi mahasiswa daerah KKB-MK (Keluarga Kudus Bogor-Menara Kota) tahun 2011-2015, anggota divisi PSDMK PC SYLVA IPB tahun 2014 dan anggota kelompok minat Teknologi Peningkatan Mutu Kayu HIMASILTAN (Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan) tahun 2014. Penulis juga mengikuti kepanitian PC SYLVA IPB dalam acara PIKNAS ke VI tahun 2012 dan VII tahun 2014, kepanitiaan konferensi nasional ke XVII Sylva Indonesia tahun 2014.

Penulis merupakan penerima dana hibah PKM (Pekan Kreatifitas Mahasiswa) dari DIKTI pada bidang Kewirausahaan tahun 2013 dan bidang Penelitian tahun 2014. Penulis juga pernah meraih medali setara emas dalam presentasi oral dan medali setara perak dalam presentasi poster pada PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) 27 yang diadakan di UNDIP (Universitas Diponegoro) Semarang dengan judul Lilin Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Variasi Bentuk sebagai Farmakoterapi tahun 2014. Penulis telah mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Cilacap-Baturaden tahun 2013 dan Praktek Pengolahan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Kabupaten Sukabumi tahun 2014. Pada tahun 2015 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang selama dua bulan di PMKP (Pabrik Minyak Kayu Putih) Krai Grobogan Perum Perhutani Divisi GTD dan MKP Kesatuan Bisnis Mandiri Surabaya. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah pengawetan kayu dan pengeringan kayu tahun ajaran 2015/2016.

Gambar

Tabel 1 Konsentrasi ekstrak biji A. glabra dalam metode paper disc test
Tabel 2 Klasifikasi derajat proteksi kertas saring dan kehilangan berat kertas
Gambar 1 Biji buah nona sabrang Annona glabra L. (a), hasil ekstraksi dengan pelarut etil asetat (b), dan hasil ekstraksi dengan pelarut n-heksan (c)
Gambar 3 Nilai kehilangan berat kertas oleh rayap tanah setelah diawetkan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga

Aoab a daam penyerahan dlemukan sedkr bahan yang berefal damar dan karel dan sedkt cendawan keing pada pembaur pada permukaan bendala dan pada sheer ir daram

Setelah melakukan percobaan pertama apakah anak dapat mengerti tentang anatomi tubuh manusia (menggunakan pertanyaan singkat).. 26 2 2

Intrumen penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan pemahaman tentang efek fotolistrik, antara lain definisi efek fotolistrik, penggunaan Simulasi

Tabel 5 menujukkan rata-rata jumlah polong per tanaman, berat kering biji per tanaman, hasil panen per hektar dan bobot 100 biji pada perlakuan pupuk anorganik 100%

Teknik kultur embryogenesis somatik memiliki kelebihan antara lain dapat menghasilkan bibit dalam jumlah yang banyak (Li et al., 1998), sifat genetik bibit yang dihasilkan seragam

Beberapa penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai beberapa penghitungan transformasi data hujan – debit dengan berbagai metode di atas yaitu oleh Ernawan Setiono,

Pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisiologis pada sistem hormonal dan vaskuler, wanita/ ibu hamil dapat mengalami gangguan pada rongga mulutnya karena perubahan