• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

(Kim Jong-Un’s Disagreement to Reunification of Korea, by South Korea)

Disusun Oleh : Wiwiek Aulia Nugraha

(20120510402)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

SKRIPSI

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

(Kim Jong-Un’s Disagreement to Reunification of Korea, by South Korea)

Disusun Oleh : Wiwiek Aulia Nugraha

(20120510402)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(5)

ii SKRIPSI

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

(Kim Jong-Un’s Disagreement to Reunification of Korea, by South Korea) Disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata I (SI)

Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Wiwiek Aulia Nugraha

(20120510402)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(6)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASIDUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

Disusun oleh:

WIWIEK AULIA NUGRAHA 20120510402

Telah di pertahankan, dinyatakan Lulus dan disahkan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogjakarta, pada :

Hari/tanggal :Kamis, 12 Mei 2016 Pukul :08.00 WIB

Tempat :Ruang HI B Dosen Pembimbing

Sugito, S.IP., M.Si. NIK.19770824200210 163 074

Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

(7)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli dan belum pernah

diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjan baik di Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta ataupun di Perguruan Tinggi lainnya.

Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari

terdapat ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta, 12 Mei 2016

(8)

v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Belajarlah, karena tidak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan berilmu

“Lakukan bagianmu semampumu yang kamu bisa. Selanjutnya, biarkan Allah melakukan bagian yang tak kamu bisa”

“Berterima kasihlah pada masalah yang datang pada air mata yang jatuh karena hadirnya menguatkan jiwa yang rapuh”

“Janji Allah itu pasti, biar rebah, jangan berubah Biar terbuang, terus berjuang

Ujian adalah terbiyah dari Allah Ta’ala Semakin dekat kepadaNya, Semakin kuat taufan yang melanda

Usah resah bila diuji Pasti kebahagiaan bakal dimiliki

Karena janji Allah itu pasti...”

“To be rich, is not what you have in your bank account, but what you have in your heart”

“No mattewhat problems you’re going through, the solution for it lies with Allah, so turn towords Him. He will never let you down”

“Sabar itu pahit, jujur itu pahit, dan ikhlas itu sangatlah pahit. Namun, semua yang pahit menyembuhkan segala macam penyakit”

(9)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan: Allah SWT

Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga kepadaku

Bapak dan Ibuku Tercinta Bapak Yunus dan Ibu Rusinah

Semoga atas segala cucuran keringat dan do’anya yang tanpa henti, Allah SWT selalu memuliakan kalian di dunia dan Akhirat. Dan yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan.

Untuk mbaku Roro Hindun serta Kakak iparku Izzul Fatchu reza yang telah banyak membantu, memberikan banyak nasehat serta mendukungku dan adik-adikku. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini bisa menjadi pacuan untuk

kita menjadi yang lebih baik lagi.

Keluarga Besar Al-Mujaddid UMY terima kasih karena telah memberikan pengalaman yang menyenangkan selama masa-masa kuliah ini, semoga kita tetap bisa menjadi saudara dan bisa menjadi remaja aktif yang positif serta dapat terus

mengabdikan diri menjadi orang yang berguna bagu nusa dan bangsa dengan karya-karya kita.

KeluargaBesarRainbow UMY dan teman-teman seperjuangan ITTC yang telahmenemanimasa-masaselamakuliah di jogja,

Sahabat –sahabat ku Sosgam’s Denis, Nadia, Angik, Bety, Nisa, Mutiara, Ayun, Mey, Epi teman seperjuangan selama kuliah di UMY. Partnerku Mahfud Khoirul

Amin dan Muhammad Yusuf Patria yang selalu memberikan pencerahan serta selalu mengajak dalam hal kebaikan. The Barbares Ocha, Icha, Firda, terima

(10)

vii

berikan selama aku kuliah, aku tidak akan melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini.

Dan semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian KTI ini. “Sesungguhnya Allah akanmenaikkanderajat orang-orang yang

(11)

viii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا ه مسب هتكربو ه ةمحرو مكي ع اسلا

Segala puji syukur kepada Allah SWT ang telah memberikan hidayah dan

taufiknya kepada kita sehingga sampai saat ini diberikan kemampuan untuk

istiqamah dalam melaksanakan perintah-perintahNya serta menjauhi segala

larangannya, yang mana menjadi kemaslahatan bagi makhluk semesta alam.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita

baginda Rasulullah Muhammad SAW, serta para sahabat, keluarga hingga akhir

zaman. Alhamdulillah, atas izin Allah, penulis telah menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penolakan Kim Jong-Un Terhadap Program Reunifikasi Dua Korea Oleh Korea Selatan”dengan lancar dan tentunya bantuan dari berbagai macam pihak.

Skripsi ini pun disusun dengan tujuan sebagai wujud tanggung jawab dan

pengamalan terhadapa ilmu pengetahuan yang penulis peroleh selama berkuliah di

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis sangat berharap dengan skripsi

ini dapat menjadi sumbangsih baik Ilmu hubungan Universitas Muhhammadiyah

Yogyakarta.

Selajutnya penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada

kerabat-kerabat yang telah memberikan kontribusi dalam kelancaran pembuatan skripsi ini

(12)

ix

1. Kepada orang tua tercinta Bapak Yunus dan Ibu Rusinah yang telah

memberikan dukungan, bantuan dan doa yang begitu besar, sehingga

penulis termotivasi dan dimudahkan oleh Allah SWT.

2. Kepada Mbaku Roro Hindun, Kakak Iparku Izzul Fatchul Reza, atas doa

bantuan dan dukungannya, hingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

3. Dosen Pembimbing Bapak Sugito., S.IP., M.Si yang telah membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga sampai pada

kesempurnannya. Masukan dan saran-saran beliau merupakan

pembelajaran yang sangat berarti bagi penulis dalam penulisan karya

ilmiah ini.

4. Dosen penguji pendadaran Bapak Bambang Wahyu Nugroho, S.IP., M.A.

dan Bapak Takdir Ali Mukti, S.Sos. M.Si yang telah memberikan

masukan-masukan terbaiknya demi kesempurnaan skripsi ini, sehingga

membawa kemanfaatan lebih untuk memperkaya khazanah keilmuan

dalam program studi Ilmu Hubungan Internasional. Bagi penulis,

masukan-masukan beliau memberikan inspirasi yang membawa perubahan

signifikan bagi skripsi ini.

5. Kepada dosen-dosen Ilmu Hubungan Internasional yang telah memberikan

penulis ilmu yang tak ternilai dan telah membuka wawasan penulis untuk

menjadi seorang akademisi dalam ilmu pengetahuan ini. ilmu yang mereka

berikan, bagi penulis merupakan amanah untuk dimanfaatkan

sebesar-besarnya untuk kebaikan umat dan manusia seluruh alam, baik di dunia

(13)

x

6. Staff Tata Usaha Kantor Ilmu Hubungan Internasional yaitu Bapak Ayub,

Bapak Waluyo, Bapak Jumari, Mba Dyah Sulung dan Mbak Lia yang

telah memberikan petunjuk dan kemudahan administrasi dalam

merampungkan perkuliahan di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dari semester awal hingga tahap

akhir penulis yakni wisuda.

7. Rekan – rekan seperjuangan penulis di Lembaga Kampus dan Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

yang penulis pernah berkecimpung di dalamnya yaitu: UKM Bahasa Arab

Al-Mujaddid, Rainbow, teman-teman Sosgam’s dari sinilah penulis

banyak menimba ilmu dan pengalaman selain yang terdapat di dalam kelas

perkuliahan.

8. Kolega – kolega Hubungan Internasional seluruhnya atas sokongan dan

dorongan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan sangat baik dan lancar.

Penulis berharap Allah juga membalas kerabat-kerabat penulis yang belum

tersebutkan diatas, Semua yang terukir dalam tulisan ini tidak akan mungkin atau

mustahil dapat terselesaikan tanpa adanya izin dan pertolongan dari Allah SWT

Yang Maha Besar dan Maha Kuasa serta bantuan dari seluruh keluarga, sahabat,

kolega akademisi, dan para rekan seperjuangan penulis. Terakhir, penulis merasa

sangat bahagia dan sekaligus meminta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan

(14)

xi

sesungguhnya Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga ilmu dalam skripsi

ini dapat menjadi Amal Jariyah baik bagi Penulis maupun Para Pembacanya

sehingga Allah SWT meningkatkan derajat kita semua di dunia dan akhirat. Amin

ya robbal’alamiin.

هتكربو ه ةمرو ميلع ماسلاو

Yogyakarta, 12 Mei 2016

(15)

xii

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI………i

HALAMAN PENGESAHAN………..iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN....………...iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO….……….v

KATA PENGANTAR.………...viii

BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN……….14

A. Sejarah Konflik Korea………..14

B. Sikap Korea Utara Terhadap Reunifikasi Semenanjung Korea…………...19

C. Transisi Pemerintahan Kim Jong-Il ke Masa Pemerintahan Kim Jong-Un………24

(16)

xiii

BAB III BIOGRAFI KIM JONG-UN………...32

A. Kehidupan Kim Jong-Un………..32

B. Karakter Kepemimpinan Kim Jong–Un...………38

E. Pengaruh Nilai dan Karakter Kepemimpinan Kim Jong-Un Terhadap Politik

Luar Negeri Korea Utara………..50

BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN

AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL………54 A. Arogansi Korea Utara Dalam Program Nuklir……….54

B. Kekejaman Kim Jong-Un Terhadap Politik Luar Negerinya…...…………59

BAB V

PENUTUP………70

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(18)

1

Abstrak

Perayaan Ulang tahun Semenanjung Korea yang ke 70 yang disebut-sebut sebagai kesempatan bagi kedua Korea untuk merencanakan Reunifikasi gagal terwujud. Park Guen-hye selaku presiden Korea Selatan saat ini berencana akan menggelar dialog dengan Korea Utara untuk merencanakan Reunifikasi Semenanjung Korea. Kim Jong-Un Presiden Korea Utara menolak ajakan tersebut karena menurutnya Reunifikasi tersebut merupakan kemunafikan. Sebagai putra bungsu dari Kim Jong-Il, kehidupan awal dari Kim Jong-Un tidak diketahui kepastiannya. Hanya saja ketika remaja Kim Jong-Un diketahui telah mengenyam pendidikan di Swiss. Kim Jong-Il telah mempersiapkan bahwa Kim Jong-Un akan menggantikannya sebagai pemimpin Korea Utara.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi beberapa buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, artikel, kutipan hasil penelitian, media massa, media sosial, serta dokumen-dokumen lain yang diperlukan dalam proses penelitian ini. Bertujuan untuk mengetahui persepsi Presiden Korea Utara dalam pengambilan kebijakan mengenai reunifikasi dengan Korea Selatan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh nilai kehidupan remaja Kim Jong-Un di Swiss yang terkenal hebat dan berkuasa. Sehingga menjadikan Kim Jong-Un sebagai pemimpin muda yang agresif, dimana dia mempertahankan sikap dan keputusannya tanpa memperdulikan orang lain, dan menginginkan hasil akhir sebagai pemenang untuk mencapai kepuasaanya. Diketahui bahwa Kim Jong-Un sengaja meniru gaya kepemimpinan kakeknya Kim Il-Sung yang dikenal sebagai Founding Father untuk dapat mengambil simpatik dari masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan yang diputuskan oleh Kim Jong-Un semata-mata ingin menunjukan arogansi Korea Utara didunia Internasional dan menunjukan bahwa dirinya merupakan sosok pemimpin yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan.

(19)

2

Abstract

The celebration of the 70th Korea Peninsula, which supposed to be the second chance of Korean to reunify was failed. Park Guen-Hye, as present South Korea president planned to establish a dialogue with North Korea regarding Korea Peninsula reunification. Kim Jong Un, North Korea president, rejected the invitation of reunification because he thinks that reunification is a form of hipocrisy. This research employs a qualitative method by using secondary data, obtained through documentation in scientific books, journals, articles, quotes from research result, mass media, social media, and other documents needed in this research. This study is aimed to identify the perception of North Korea president in making decision regarding reunification with South Korea. The result of the study showed that there is an influence of youth values of Kim Jong-Un in Swiss, who was known as mighty and powerful, therefore it makes Kim Jong-Un as an agressive youth leader. Kim Jong-Un intentionally imitated his grandfather’s leadership, Kim Il-Sung, known as the founding father to gain sympathy from the people. Hence, decison made by Kim Jong-Un was solely to show North Korea arogancy in international sphere and to show that he is a responsible and reliable leader figure.

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Reunifikasi merupakan proses penyatuan kembali yang dilakukan 2

Negara atau lebih yang sebelumnya terpisah karena peristiwa sejarah. Upaya

reunifikasi ini dilakukan karna adanya upaya dari kedua atau lebih pihak Negara

yang terpisah untuk menjadikan kedua Negara atau lebih menjadi satu Negara

yang kuat dan ingin mewujudkan perdamaian dunia.(fatimatuzzahra, 2012).

Sudah enam puluh lima tahun berlalu dan semenanjung Korea belum juga berhasil

disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah

pihak korea. Dan terjalinlah reunifikasi semenanjung Korea pada tahun 2000

melalui keberhasilan kebijakan sunshine policyyang di pelopori presiden Korea Selatan Kim Dae Jung. Namun perdamaian tersebut hanya berjalan beberapa

tahun di karnakan wafatnya presiden Korea Utara Kim Jong Il yang kemudian

digantikan putra bungsunya Kim Jong Un sehingga terjadi pergantian Presiden di

Korea Utara.

Sebelum memperoleh kemerdekaannya Semenanjung Korea dikuasai oleh

jepang, namun karena kekalahan Jepang tanah dan bangsa Korea terbagi menjadi

dua akibat pertentangan ideologi antara Amerika Srikat dan Uni Soviet sebagai

pemenang perang saat itu. Setelah beberapa tahun kemudian karena adanya

perbedaan ideologi di antara keduanya, maka terjadilah perang Korea dari tahun

(21)

2

ketika militer Korea Utara menyeberangi perbatasan dan melakukan invasi ke

Korea Selatan.(Suryo, 2003)

Presiden pertama Korea Utara adalah Kim Il sung, kemudian beliau wafat

pada tanggal 8 juli 1994, Kim Il Sung wafat di usianya yang ke 82 tahun,

kemudian digantikan oleh putranya yaitu Kim Jong Il. Kim Jong Il adalah

presiden Korea Utara setelah ayahandanya Kim II Sung meninggal karena

serangan jantung. Pada masa pemerintahan Kim Jong Il Korea Utara lebih

mementingkan Militer untuk memperkuat pertahanan dari Negara lain. Kim Jong

Il terus mengembangkan pertahanan Korea Utara. Tujuan dari pengembangan

Nuklir tersebut untuk meningkatkan keamanan Korea Utara dari Amerika Srikat

yang memiliki senjata nuklir di Korea Selatan. Kebijakan militer yang dibuat oleh

Kim Jong Il mengenai pengembangan senjata nuklir yang digunakan sebagai alat

untuk mengimbangi kekuatan Amerika Srikat yang telah memberi terlebih dahulu

kepada Korea Selatan. (Ferawati, 2012)

Masa pemerintahan Presiden Kim Jong Il, Presiden Korea Selatan Kim

Dae Jung mengajak Presiden Kim Jong Il untuk melakukan reunifikasi Korea.

Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung merupakan sosok figur pemimpin yang

memiliki hati keras dengan berupaya merealisasikan segala kebijakan yang

dikeluarkannya seperti usahanya yang sangat antusias mereunifikasi Korea. Kim

Dae Jung mengeluarkan keputusannya yaitu Sunshine Policy (Kebijakan Matahari) dilakukan dengan cara yang konsisten mengajak Pyongyang untuk

berdamai dengan ketulusan hati, dan dengan kemauan keras untuk mencapai

(22)

3

segala caranya agar presiden Kim Jong-II menyetujui reunifikasi yang diajukan

oleh presiden Kim Dae Jung.(Fatimatuzzahra, 2012)

Melalui kebijakan sinar matahari (sunshine policy), Kim Dae Jung

mempelopori rekonsiliasi antara Korea Selatan dengan saudaranya, Kim Dae Jung

tetap berusaha membujuk Kim Jong Il untuk menerima ajakan reunifikasi darinya.

Kemudian Korea Selatan mengadakan kunjungan ke Pyongyang. Pertemuan

puncak antara presiden Kim Dae Jung dengan Kim Jong-Il tahun 2000 di

Pyongyang mengandung arti penting dalam upaya reunifikasi Korea. Melalui

puncak pertemuan itu, kedua Korea memilih cara penyatuan dengan hidup

bersama secara damai. Dan pertemuan puncak tersebut merupakan hasil kebijakan

sinar matahari Kim Dae Jung. Hasil nyata dalam pertemuan puncak antar Korea

adalah pertemuan Menteri Pertahanan kedua negara. Pertemuan kedua Menteri

Pertahanan dalam menuju arah normalisasi hubungan Korea Selatan dan Korea

Utara merupakan kemajuan yang sangat diharapkan oleh semua penduduk Korea

dan masyarakat internasional. (Fatimatuzzahra, 2012)

Tanggal 17 Desember 2011 presiden Kim Jong-Il wafat disebabkan

serangan jantung dan kelelahan fisik dan mental dalam mengemban tugas Negara,

tanggal tersebut merupakan kenangan tersendiri bagi warga Korea Utara.

Beberapa bulan sebelum wafatnya Kim Jong-Il telah menunjuk putra bungsunya

Kim Jong-Un yang baru berusia 20an sebagai penerus rezim komunis Korea

Utara. Kematiannnya meninggalkan duka mendalam bagi rakyatnya. (liputan.6,

(23)

4

Sejak wafatnya presiden Kim Jong-Il dan telah digantikan oleh putranya

Kim Jong-Un. Kim Jong Un adalah putra bungsu dari presiden Kim jong Il dan

dikenal sebagai presiden yang masih sangat muda saat baru menjabat yaitu

berusia 29 tahun saat menjadi Presiden Korea Utara. Kim Jong Un juga

merupakan pemimpin yang sering muncul di media massa dibandiing ayah dan

kakeknya. Kim Jong Un merupakan sosok presiden yang memiliki karakter jauh

berbeda dari mendiang ayahandanya. Dalam kepemimpinanya Kim Jong Un lebih

dikenal dengan kekejamannya, ketika Kim Jong-Il memenjarakan

musuh-musuhnya namun Kim Jong Un lebih memilih untuk membunuhnya. Tingkat

kekejamannya menjadikan orang disekitarnya kaget. Dalam tiga tahun

pemerintahannya telah banyak ratusan anggota elite telah dieksekusi. Banyak

pejabat tinggi Korea Utara tidak mengetahui arah pemerintahan Kim Jong Un. Di

awal tahun pemerintahannya 2011 Kim Jong Un telah mengeluarkan

kebijakannya melakukan uji tembak rudal jarak pendek dekat pantai timur. Aksi

uji coba penembakan rudal ini sempat membuat Amerika Srikat merasa khawatir.

(Septia, 2015)

Pada tanggal 1 Januari 2013, Kim Jong Un menyampaikan pesan tahun

barunya melalui siaran telivisi, menyeruakan untuk membina hubungan lebih baik

dengan Korea Selatan, tetapi pada tanggal 13 Januari 2012 Korea Utara kembali

melakukan uji coba penembakan rudal jarak pendek sebanyak tiga kali ke laut

Jepang dan Semenanjung Korea. Dan aksi tersebut membuat Korea Selatan yang

(24)

5

Korea Selatan pun segera bertindak meminta bantuan kepada Amerika Srikat

untuk menghentikan aksi uji coba rudal oleh Kim Jong Un. (Septia, 2015)

Kondisi di Semenanjung Korea semakin memanas beberapa dekade ini,

hal itu terkait dengan program nuklir yang dilancarkan oleh Korea Utara. Presiden

Korea Selatan Park Geun-hye bersedia mengadakan pertemuan dengan Presiden

Korea Utara Kim Jong Un tanpa persyaratan. Park Geun-hye ingin segera

mengakhiri program nuklir Korea Utara dan mewujudkan reunifikasi yang damai.

Sejak terpisahnya Korea menjadi dua, Korea Utara dan Korea Selatan selalu

menunjukan ketidak akurannya, kedua pemimpin Negara tersebut hanya bertemu

dua kali sejak perang dunia II. Pertemuan terakhir diadakan antara pemimpin

Korea Utara pada waktu Presiden Kim Jong II dan Presiden Korea Selatan Kim

Dae Jung. (VOAindonesia, 2015)

Sejak akhir Desember 2013 Majelis Nasional Korea Selatan telah

menyerukan persiapan reunifikasi Negara Korea dan pembicaraan antara kedua

belah pihak dalam usaha untuk meredakan ketegangan. Namun, pada tanggal 09

Januari 2014 Korea Utara menolak resolusi parlemen Korea Selatan yang

menyerukan perlunya pembicaraan mengenai reunifikasi Korea. (VOAindonesia,

2015) Penolakan Korea Utara terus menerus dilakukannya, pidato Kim Jong Un

pada tanggal 1 Januari 2013 yang menginginkan reunfikasi tidak membuahkan

hasil. Korea Selatan terus menyeruakan penyesalannya terhadap Korea Utara atas

penolakan kembali dari Korea Utara mengenai tawaran untuk melakukan

pembicaraan diberbagai tingkatan saat kedua Negara itu bersiap untuk

(25)

6

Jepang. Ulang tahun ke 70 pembebasan dari kekusaan Jepang tahun ini,

merupakan kesempatan bagi kedua Korea, yang secara teknis masih berperang

dapat melakukan perundingan untuk reunifikasi. Namun rencana untuk menggelar

perayaan bersama telah gagal terwujud dikarnakan penolakan dari Presiden Kim

Jong Un. (Umar, 2015)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa Presiden Korea Utara (Kim Jong Un) menolak rencana

reunifikasi yang diajukan oleh Park Guen-hye ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui persepsi Presiden Korea Utara dalam pengambilan kebijakan

mengenai reunifikasi dengan Korea Selatan. Untuk menjawab pertanyaan “

Mengapa Presiden Korea Utara (Kim Jong Un) menolak rencana reunifikasi oleh

Korea selatan? Saya membutuhkan :

D. KERANGKA PEMIKIRAN a. TEORI PERSEPSI

Teori persepsi versi Ole R Holsti keputusan luar negeri dipengaruhi oleh persepsi dari aktor pengambil kebijakan tentang fakta yang dilihat dan dikaitkan dengan nilai yang dianut”. Didalam buku Mohtar Mas’ud yang berjudul “Study Hubungan Internasional” Naluri dan kepribadian adalah

segi-segi individual yang statik, sedangkan persepsi atau citra yang dimiliki individu

(26)

7

Bruch Russett dan Harvey Starr menjelaskan tentang tahapan pertama dalam proses pembuatan keputusan luar negeri adalah timbulnya suatu situasi,

yaitu timbulnya suatu masalah. Tetapi sebelum situasi itu muncul untuk

ditanggapi oleh para pembuat keputusan, ada tiga hal yang terjadi. Pertama,

adanya semacam stimulasi atau rancangan dari lingkungan, yang disebut “trigger

event”. Kedua, adanya upaya untuk mempersepsi stimulasi itu. Proses ini diterapkan oleh individu untuk menyeleksi, menata, dan menilai informasi yang

masuk tentang dunia sekitarnya. Ketiga, harus ada upaya menafsirkan stimulus

yang telah dipersepsi itu. Persepsi dan penafsiran itu sangat tergantung pada citra

yang ada dalam benak si pembuat keputusan.

Seperti yang telah kita bahas dimuka, tanggapan seseorang terhadap suatu

situasi, atau suatu stimulus, didasarkan pada persepsinya tentang situasi itu. Para

pembuat keputusan, seperti halnya manusia lainnya, dipengarui oleh berbagai

proses psikologik yang mempengaruhi persepsi dan proses psikologi lain yang

(27)

8 digambarkan oleh Holsti diatas mengenai, bagaimana seseorang mempengaruhi

persepsinya tentang dunia disekitarnya?. Mula-mula nilai dan keyakinan

seseorang membantunya menetapkan arah perhatiannya, yaitu menentukan apa

stimulusnya, apa yang dilihat dan apa yang diperhatikan. Kemudian, berdasarkan

sikap dan citra yang telah dipegangnya selama ini, stimulus itu di interpretasikan.

Dalam hal ini terdapat dua jenis citra, yaitu terbuka dan tertutup. Citra yang

terbuka menerima semua informasi yang baru, walaupun mungkin bertentangan

dengan citra yang dipegang selama ini, dan menggabungkannya dengan citra

yang telah dipegang itu, bahkan jika perlu merubah citra yang sudah dianut itu

agar cocok dengan kenyataan. Citra yang tertutup, karena alasan-alasan

psikologi, menolak perubahan dan karenanya mengabaikan saja informasi yang

(28)

9

masuk yang bisa dipakai untuk mendukung citra yang telah ada. Tetapi, baik

terbuka maupun tertutup, citra berfungsi sebagai saringan.

Persepsi, yang didasarkan pada citra yang sudah ada sebelumnya, adalah

proses seleksi. Sistem keyakinan adalah sekumpulan keyakinan, citra, atau model

tentang dunia yang dianut oleh seseorang. Menurut Holsti, ”sistem keyakinan terdiri dari serangkaian citra yang membentuk keseluruhan kerangka acuan atau sudut pandang (univers)seseorang. Citra-citra itu meliputi realitas masalalu, masakini, dan realitas yang diharapkan di masadepan, dan preferensi nilai tentang apa yang seharusnya terjadi”.Sehingga, sistem keyakinan menjelaskan

peran yang sangat penting bagi seseorang. Sistem keyakinan itu membantunya

berorientasi terhadap lingkungan, mengorganisasikan persepsi sebagai penuntun

tindakan, menentukan tujuan dan bertindak sebagai saringan dalam menyeleksi

informasi dalam setiap situasi.

Menurut Robert Jervis dalam pengambilan keputusan dalam bidang politik luar negeri yang paling penting adalah kecenderungan para pembuat

keputusan untung memandang negara-negara lain, terutama lawan atau

pesaingnya, lebih bersikap bermusuhan daripada senyatanya. Persepinya

menuntut si pembuat keputusan untuk memilih informasi yang menunjukan

bahwa lawan itu bersikap bermusuhan atau menafsirkan perilaku lawan yang

bermusuhan. Maka dari itu para pembuat keputusan akan cenderung

mengembangkan persepsi yang berkaitan. Mereka memandang perilaku lawan

sebagai tersentralisasi dan terkoordinasi, padahal mungkin saja tidak. (Mas'ud,

(29)

10

kesadaran akan keunggulan moralnya sendiri. Kepuasaan karena memiliki suatu

tujuan perjuangan dan karena kebutuhan oleh perjuangan itu untuk menentang dan

mengalahkan musuh, dan kepuasaan karna mampu membenci dan membunuh

tanpa dirisaukan oleh hati nuraninya. Dengan memiliki musuh, seseorang bisa

memandang dunia dalam citra hitam putih, citra yang secara sederhana

membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Ini adalah citra yang tidak

menimbulkan kerisauan.

Teori ini dianggap relevan untuk menganalisis dan menjawab rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Presiden Korea Utara Kim Jong Un

merupakan sosok Presiden yang berbeda dari Ayah dan juga kakeknya, terutama

dalam pengambilan keputusan. Semasa kecil presiden Kim Jong Un pernah

bersekolah di Bern, Swiss. Sekolah internasional bahasa inggris swasta, dan ia

digambarkan sebagai sosok siswa yang pemalu, baik, mudah bergaul dan

menggemari basket. Tetapi, ketika Kim Jong Un melanjutkan sekolah di Liebefeld

Steinholzli di Koniz dari tahun 1998 sampai 2000, Ia digambarkan sebagai seorang

siswa yang ambisius, mudah bergaul, dan suka bermain basket. Sifatnya yang

ambisius merupakan turunan dari ayahandanya Kim Jong II. Semasa remaja, Kim

Jong Un terkenal sebagai peminum yang hebat dan tidak pernah mau mengakui

kekalahannya. Nilai kehidupan mewah dan kehebatannya semasa remaja yang

membuatnya hingga saat ini menjadi begitu agresif. Kim Jong Un adalah Presiden

yang masih sangat muda saat baru menjabat, yaitu berusia 28 tahun saat menjadi

Presiden Korea Utara. Kim Jong-Un memiliki karakter sangat fasis, nasionalis,

(30)

11

Hingga saat ini Konflik semenanjung Korea selalu mengalami ketegangan,

ditambah dengan adanya kebijakan baru Presiden Kim Jong Un mengenai uji

tembak rudal jarak pendek dekat pantai timur. Presiden Kim Jong Un

merupakansosokpresiden yang agresif, dimana mempertahankan sikap dan

keputusannya tanpamemperduliakan orang lain, menginginkan hasil akhirnya

sebagai pemenang. Hal ini dilakukan hanya untuk mencapai kepuasaanya sebagai

pemimpin yang tergolongmuda.Disampingitu Kim Jong Uningin menunjukan

kepada warga negaranya bahwa dia pemimpin yang dapat diandalkan dan

pelindung baginya. Sebagai pemimpin yang dictator, Kim Jong Un selalu

menuntut ketaatan penuh dari bawahannya dalam menegakkan disiplin

menunjukkan keangkuhannya, sehingga segala keputusan dapatdi ambil cepat dan

mudah.

E. HIPOTESIS

Dari rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang digunakan di atas

dapat ditarik hipotesis bahwa Penolakan Reunifikasi Korea Selatan Oleh Korea

Utara pada masa Pemerintahan Kim Jong Un adalah :

1. Kim Jong Un menolak reunifikasi karena adanya pengaruh nilai kehidupannya

di Swiss semasa remaja yang terkenal hebat dan tidak mau mengakui

kekalahannya menjadikan Kim Jong Un saat ini sebagai sosok pemimpin yang

agresif, dimna dia mempertahankan sikap dan keputusannya tanpa

memperdulikan orang lain, dan menginginkan hasil akhir sebagai pemenang

untuk mencapai kepuasaanya sebagai pemimpin yang tergolong muda. Dan

(31)

12

2. Kim jong un juga ingin menunjukan kepada warga negaranya bahwa dia

merupakan sosok pemimpin yang dapat diandalkan tanpa bantuan dari pihak

lain, serta kepemimpinannya yang dictator mempengaruhi segala keputusan

yang diambil dengan cepat dan mudah.

F.METODE PENLETIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dan

menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi beberapa

buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, artikel, kutipan hasil penelitian, media massa, media

sosial, serta dokumen-dokumen lain yang diperlukan dalam proses penelitian ini.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah studi

kepustakaan (Library Research) yang kemudian dianalisa untuk mendapatkan

jawaban dari rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

G. JANGKAUAN PENELITIAN

Untuk membatasi analisis dalam melakukan sebuah penelitian

dibutuhkan penetapan pembahasan topik penelitian. Pembatasan ini digunakan

agar penelitian yang disusun dapat lebih fokus dan mengarah pada sasaran objek

permasalahan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membatasi analisis

tentang masa lalu kehidupan Kim Jong-Un yang mempengaruhi penolakan

program reunifikasi dua korea oleh Korea Selatan

(32)

13

H. RENCANA SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I. Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka pemikiran, Hipotesis atau jawaban teoristis mengenai rumusan

masalah yang diajukan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. Dalam bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah sejarah terjadinya konflik di Semenanjung Korea serta penolakan Korea Utara terhadap

reunifikasi yang diajukan oleh Presiden Park Guen-Hye pada masa pemerintahan

Kim Jong-Un.

BAB III. Pada bab ini akan menjelaskan nilai kehidupan sosok Kim Jong Un pada masa remajanya di Swiss yang terkenal hebat dan tidak mau mengakui

kekalahannya hingga menjadikannya agresif yang mempertahankan sikap dan

keputusannya tanpa memperdulikan orang lain untuk mencapai kepuasaanya dan

menunjuk Korea Selatan sebagai musuh yang harus dikalahkan.

BAB IV. Bab ini akan menjelaskan Kim Jong Un sebagai pemimpin yang dictator sehingga mempengaruhi kebijakannya dalam pengambilan keputusan penolakan

reunifikasi dengan cepat dan mudah.

(33)

1

BAB II

DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA

UTARA-KOREA SELATAN

Pada bab II ini akan membahas mengenai sejarah awal mula konflik di

Semenanjung Korea hingga penolakan reunifikasi Korea Selatan oleh Presiden

Kom Jong-Un . Yang terdiri dari penjajahan Korea, konflik yang terjadi di

Semenanjung Korea,upaya reunifikasi Semenanjung Korea pada masa

pemerintahan Kim Jong-Il, transisi pemerintahan Kim Jong-Il ke masa

pemerintahan Kim Jong-Un serta akan membahas penolakan Kim Jong-Un

mengenai reunifikasi Korea oleh Presiden Korea Selatan Park Guen-hye.

A. SEJARAH KONFLIK KOREA

Pasca merdeka semenanjung korea dibawah kekuasaan jepang. Pada

awalnya Korea merupakan satu Negara dengan Nenek moyang yang memiliki

kebudayaan dan sejarah yang sama. Di semenanjung Korea terdapat beberapa

kerajaan salah satunya adalah kerajaan Choson dan Raja Sunjong sebagai

penguasa kerajaan tersebut. Jepang datang dan menduduki Korea karena adanya

perjanjian antara Jepang-Korea dan ini di umumkan raja Sunjong pada tanggal 29

Agurtus 1910. (seung-yoon, 2003) Pada masa Jepang menduduki Korea, rakyat

Korea merasakan siksaan dengan banyaknya dana yang dirampas serta larangan

penggunaan bahasa Korea hanya untuk membangun pemerintahan penjajahan

(34)

2

Dengan banyaknya penderitaan yang diciptakan Jepang rakyat Korea

melakukan perlawanan kepada pemerintahan penjajahan Jepang, mereka pun

membentuk pasukan untuk memperoleh kemerdekaan dan pasukan tersebut

bertepat di Cina dan juga Rusia untuk melakukan perjuangan. Rakyat Korea juga

membentuk pemerintahan Korea yang sementara di resmikan di Cina. Pada

tanggal 1 Maret 1919 puncak perjuangan rakyat Korea di mulai dengan

dibentuknya gerakan demonstrasi perdamaian, gerakan tersebut dinamakan

Gerakan Kemerdekaan 1 Maret yang dilakukan tanpa senjata.

Peluang kemerdekaan yang diinginkan rakyat Korea semakin terwujud

dengan adanya Perang Dunia II yang melibatkan Jepang sebagai aktor. Perhatian

Jepang mulai teralihkan, saat itu perhatian utama Jepang mempertahankan

pemerintahannya di Korea dan melindungi warga Negaranya disana. Pada tanggal

15 Agustus 1945, Jepang membebaskan rakyat Korea, memberikan pasokan

makanan selama 3 bulan, dan tidak ikut campur dalam kegiatan kemerdekaan.

Rakyat Korea pun segera membentuk Choson Kon-guk Junbi Wiwonhoe atau Komite persiapan kemerdekaan Korea.(Setiawati, 2003) Selain itu, mereka juga

segera mempersiapkan pasukan yang berada di Luar Negeri untuk melakukan

kerjasama dan hubungan dalam merebut kemerdekaan Korea. Pada tanggal 15

Agustus 1945 secara resmi Korea menjadi Negara yang merdeka.

Setelah Korea memperoleh kemerdekaanya, munculah dua kekuatan

ideologi besar yang masuk ke dalam Korea, yaitu pemenang Perang Dunia II

Amerika Srikat dan Uni Soviet. Para kekuatan asing pemenang Perang Dunia II

(35)

3

termasuk wilayah Semenanjung Korea yang dimana Uni Soviet mempengaruhi

wilayah Utara dan Amerika Srikat mempengaruhi wilayah Selatan dengan

pemahaman dan ideologi masing-masing. Hingga terbentuklah pemerintahan

administrasi masing-masing wilayah yang akhirnya tercipta dengan Democratic

People of Republic Korea yang dikenal dengan Korea Utara dan Republic of

Korea yang dikenal dengan sebutan Korea Selatan.(Raisamaili, 2011) Amerika

Srikat memilih Rhee Syngman sebagai pemimpin Korea Selatan dan Uni Soviet

mendukung Kim Il-Sung untuk menjalankan pemerintahannya atas Korea Utara.

Dengan terbentuknya masing-masing pemerintahan di Semenanjung

Korea, pemisahan di Semenanjung Korea semakin nyata. Hal ini semakin

membuat keadaan kedua Negara tersebut tegang dan memanas ditambah dengan

perbedaan ideologi yang bertentangan akan membawa dampak besar terhadap

hubungan kedua Negara. Pada tanggal 25 Juni 1950, Korea Utara mendapatkan

bantuan dan dukungan militer besar-besaran dari Uni soviet dan melakukan invasi

militer ke Korea Selatan. Akibat serangan yang dilakukan Korea Utara, PBB

mencab Korea Utara sebagai agresor, dan PBB segera mengirimkan pasukan dari

beberapa Negara untuk membantu Korea Selatan menghadapi serangan Korea

Utara.

Keikutsertaan pasukan yang dikirimkan PBB dalam perang Korea telah

berhasil mengubah kedudukan Korea Selatan dan mengundang pasukan Cina

untuk membantu Korea Utara mengimbangi pasukan Korea Selatan. Banyaknya

campur tangan pihak luar menyebabkan parang antar bangsa Korea semakin

(36)

4

1950-1953, pada bulan Juli 1953 kedua Korea akhirnya menyetujui untuk

menandatangani perjanjian genjatan senjata dan mengakhiri perang Korea.

Setelah berakhirnya perang selama 3 tahun, hubungan bangsa Korea mulai terlihat

harmonis kembali. Demi mewujudkan kebahagiaan bangsa, Korea Utara dan

Korea Selatan mencari cara untuk dapat mewujudkan reunifikasi nasional yang

akan menyatukan kembali bangsa Korea. Untuk mewujudkan keinginan tersebut,

Korea Utara dan Korea Selatan menerabkan kebijakan penyambungan saluran

telefon antara komite pengawasan antar Korea dan menyelenggarakan pertemuan

Komite Kerja Antar Korea secara bergantian di Seoul maupun Pyongyang.

Namun, keharmonisan tersebut tidak berlangsung lama, karena Korea Utara

menghentikan usaha penyatuan yang tengah mereka lakukan dengan alasan yang

tidak dapat di terima oleh Korea Selatan. Meskipun demikian, Korea Selatan tidak

menyerah demi mewujudkan reunifikasi Korea. (mas'ud, 2005)

Perang antara Korea Utara dan Korea Selatan berlangsung selama 3 tahun

dan berakhir di tahun 1953, namun hal itu belum dapat menormalkan hubungan

antara Korea Utara dan Korea Selatan. Disebabkan masih banyaknya

konflik-konflik skala kecil masih sering terjadi saat ini. Konflik yang terjadi di

Semenanjung Korea ini memberikan dampak pada perekonomian kedua Negara

terutama Korea Utara. Pada tahun 1970 perekonomian kedua belah pihak mulai

seimbang, akan tetapi dalam merorientasikan perekonomian Negara, Korea Utara

lebih memprioritaskan pada kepentingan militer dibandingkan kebutuhan

rakyatnya.(Aji, 2015) Korea Utara sering kali mengalami kekurangan makanan

(37)

5

Korea Utara. Tak heran jika Korea Utara sering meminta bantuan dari Luar negeri

tak terkecuali dari Korea Selatan.

Pada tahun 2002, di Korea Utara telah dibangun kawasan industrial

Kaesong yang merupakan bagian dari Kaesong Directly Governed City. Ada beberapa perusahan dari Korea Selatan yang menjalankan pabrik dikawasan

perbatasan tersebut. Namun, melihat kondisi di Semenanjung Korea yang tidak

membaik, Korea Utara memutuskan untuk menutup kawasan industrial kaesong.

(Aji, 2015) Korea Utara juga menutup semua akses karyawan Korea Selatan di

wilayah Kaesong, sehingga pada tanggal 8 April 2013 pemerintah Korea Utara

menarik semua pekerjanya di kawasan industrial Kaesong dan kegiatan disana

benar-benar dihentikan. Hal tersebut dilakukan karna adanya ketegangan diantara

kedua Korea akibat dari peluncuran rudal yang dilakukan Korea Utara terhadap

Korea Selatan.

Keputusan pemerintah Korea Utara menutup industrial Kaesong selain

adanya ketegangan di antara kedua Korea juga disebabkan ketidak setujuan

pemerintah Korea Utara dengan adanya sanksi baru dari Dewan Keamanan PBB,

berupa Resolusi DK PBB No 2094 dikeluarkan pada tanggal 7 April 2013 secara

substansi mengutuk program nuklir Korea Utara dan memberlakukan sanksi

keuangan terbaru. ( Aji, 2015) Ketidak setujuan Korea Utara mengenai sanksi

tersebut ditunjukan dengan sikap Korea Utara yang semakin keras dengan

melakukan provokasi uji coba nuklir yang dimilikinya sehingga membuat

(38)

6

B. SIKAP KOREA UTARA TERHADAP REUNIFIKASI SEMENANJUNG KOREA

Semenanjung Korea terbagi menjadi dua Negara yaitu Korea Utara dan

Korea Selatan. Perpecahan yang terjadi di Korea disebabkan perbedaan ideologi

diantara keduanya yang menyebabkan konflik sejak tahun 1950-1953. Setelah

berakhirnya perang selama 3 tahun, pada tahun 1970 Korea Utara dan Korea

Selatan mulai tampil dikalangan masyarakat internasional karena keberhasilannya

dalam pertumbuhan ekonomi dan menghilangkan kemiskinan dalam waktu yang

cukup singkat. (Fatimatuzzahra, 2012) Tidak hanya dari segi Ekonomi,

pertentangan dan persaingan antara Korea Utara dan Korea Selatan yang semakin

tajam dan saling memperkuat sistem pertahanan masing-masing juga menjadi

syorotan masyarakat internasional.

Sejak pertempuran yang terjadi di Semenanjung Korea sepanjang tahun

50-an dan 60-an menjadikan Semenanjung Korea sangat bermusuhan, hal tersebut

semakin tidak menormalkan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan. Beberapa

upaya reunifikasi telah dilakukan namun belum dapat mendamaikan hubungan

mereka. Pada tanggal 1998, pemerintah Korea Selatan Presiden Kim Dae Jung

memiliki visi mencapai proses reunifikasi secara damai melalui dialog dan

bantuan ekonomi. Presdien Kim Dae Jung adalah aktivis gerakan pro-demokrasi

dan anti-militerisme, dilantik sebagai presiden Korea Selatan pada tahun 1998,

selalu beritikad baik dalam memimpin maupun dalam mengambil segala

kebijakan, dan telah melakukan banyak perubahan dalam kepemimpinanya di

(39)

7

Sikap Kim Dae Jung yang demokratis tercermin dalam segala tindakan

dalam pemerintahannya seperti melakukan perombakan politik demokrasi

kebebasan pers melepaskan para tahanan perlakuan buruh yang distandarkan

internasional serta dihapuskan larangan demonstrasi. Perjuangan dan pengalaman

hidup yang keras mampu membentuk Presiden Kim Dae Jung memjadi figur

pemimpin yang keras hati dengan segala upayanya agar segala kebijakannya dapat

terealisasikan seperti halnya reunifikasi Korea. Untuk merealisasikan reunifikasi

dengan Korea Utara Presiden Kim Dae Jung mengeluarkan kebijakan Sunshine Policy(Kebijakan Matahari) dilakukan dengan cara yang konsisten mengajak Pyongyang untuk berdamai dengan ketulusan hati dan mengurangi segala

kekhawatiran situasi yang ada.

Dalam mengeluarkan kebijakannya Presiden Kim Dae Jung juga

melakukan serangkaian usaha-usaha yang dapat menguntungkan Korea Selatan,

seperti dibidang ekonomi dan juga keamanan. Visi mengadakan reunifikasi

dengan Korea Utara yang diinginkan Presiden Korea Selatan ini didasari oleh

keyakinan yang positif dan akan menghasilkan hal yang positif juga. Proses

reunifikasi di Jerman pada tahun 1990 menginspirasi Presiden Kim Dae Jung

reunifikasi tersebut agar dapat terealisasikan di Semenanjung Korea.

Keinginannya melakukan reunifikasi dengan Korea Utara disampaikan juga dalam

berbagai forum internasional, pada bulan Maret 2000 ketika Kim Dae Jung

mengunjungi Jerman, Kim Dae Jung juga menyerukan kepada pihak Pyongyang

(40)

8

Dalam reunifikasi Semenanjung Korea yang disiasati Presiden Korea

Selatan ada beberapa faktor pendukung dan juga penghambat untuk menyatukan

kedua Korea ini, faktor pendukungnya yaitu dengan adanya kepentingan ekonomi

dan kepentingan politik. Pihak Korea Selatan memandang bahwasnya banyak

peluang usaha yang dapat digali di Korea Utara, seperti daerah Geomdeok yang

terdapat bermacam-macam logam dan juga pengembangan sumber daya alam.

Adapun daerah Najin dan Seonbong merupakan salah satu zona ekonomi yang

patut dikembangkan sebagai pusat transportasi dan tujuan turis. Selain itu yang

menjadi faktor pendukung eksternal reunifikasi Semenanjung Korea, adanya

dukungan dari empat negara besar yaitu, Amerika Srikat, Jepang, China dan

Rusia. Faktor penghambat ataupun penghalang reunifikasi seperti perbedaan

sistem politik dan ancaman militer Korea Utara. Sejak terpisahnya Korea Utara

dan Korea Selatan, selama perkembangannya memiliki beberapa perbedaan.

Perbedaan pertama dibidang pemerintahan, Korea Selatan telah mengalami

beberapa kali perubahan pemimpin sehingga telah mendapatkan banyak

pengalaman mengenai penanganan krisi politik, seadangkan Korea Utara tidak

mengalami perubahan dalam pemimpin karena menganut sistem The Founding Father. Kedua dibidang hubungan dengan Negara lain, dibawah kekuasaan Amerika serikat Korea Selatan telah menjalin hubungan dan kerjasama dengan

masyarakat internasional sehingga Korea Selatan telah menjadi negara yang

berkembang dan maju, sedangkan Korea Utara dengan politik isolasinya yang

tertutub untuk mengadakan hubungan dengan dunia luar sehingga Korea Utara

(41)

9

Keadaan Korea Utara yang semakin memprihatinkan, membuat Presiden

Korea Selatan Kim Dae Jung berusaha terus untuk membujuk Kim Jong-Il

menerima kebijakannnya untuk mencapai reunifikasi. Sikap acuh pihak Korea

Utara dan tidak menanggapi positif ajakan Kim Dae Jung tidak mematahkan

semangatnya untuk terus merangkul Korea Utara. Upaya untuk membuat

hubungan kedua Korea ini semakin membaik, Kim Dea Jung menyusun strategi

Sunshine Policydengan memisahkan antara ekonomi dan politik. Kim Dae Jung juga mengidzinkan perusahaan perorangan untuk menanamkan usahanya di Korea

Utara. Korea Selatan juga membrikan bantuan berupa beras, pupuk kimia,

obat-obatan dan lain-lainnya untuk dapat melunakan pemerintahan Pyongyang.

(Mas’ud & Yang, 2005)

Dengan adanya kebijakan Sunshine Policyatau kebijakan matahari Kim Dae Jung yakin akan dapat mengurangi situasi perang dingin di Semenanjung

Korea. Presiden Korea Selatan ini pun telah berani membantu Korea Utara untuk

lebih terbuka dan bergabung dengan komunitas internasional. Negara dan

masyarakat Korea Utara dikenal oleh dunia luar sebagai tanah yang membeku.

Presiden Kim Dae jung tak henti-hentinya ingin mencoba menyinari Korea Utara

dengan sinar matahari. Melalui kebijakan sinar matahari yang didukung Presiden

Kim Dae Jung, Chung Ju-Young, ketua umum Grup Bisnis Hyundai untuk

pertama kalinya membuka pintu air. Chung menginjakan kakinya sambil

mengemudikan sejumlah 500 ekor sapi melewati jalan darat antara Korea Utara

dan Korea Selatan yang telah lama tertutup ketat. Sebagian besar usaha Chung di

(42)

10

bertemu dengan banyak pemimpin Korea Utara, termasuk presiden Kim Jong-Il.

Melalui kunjungannya ke Pyongyang, Chung mengetahui bahwasannya para

pemimpin Korea Utara sangat menginginkan kerjasama dalam segala bidang

dengan pihak Korea Selatan karena mereka sudah cukup lama mengalami

penderitaan dan kesulitan yang sangat besar, seperti kekurangan pangan dll.

Kunjungan Chung Ju-Young ke Korea Utara membawa hasil nyata,

Presiden Kim Dae Jung mengirimkan banyak pengusaha untuk mencari

kesempatan dalam membuka dan melakukan kerjasama dengan rekannya di Korea

Utara. Walaupun belum cukup banyak, sejak saat itu sudah mulai terdapat kontak

dalam berbagai bidang non politik. Keberhasilan kerjasama ini menjadi tanda

keberhasilan pelaksanaan Kebijakan Sinar Matahari yang dipelopori Presiden Kim

Dae Jung. ( Mas’ud & Yang, 2005) Presiden Korea Selatan Kim Dae jung

mengadakan kunjungan ke Pyongyang pada tanggal 14-16 Juni 2000 sebagai

bentuk wujud keberhasilan kebijakan sinar matahari yang dilaksanakn dengan

sangat sabar. Pada tanggal 15 Juni 2000 Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung

dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il mencetuskan deklarasi bersama antar

Korea sebagai hasil pertemuan puncak untuk melakukan reunifikasi di

Pyongyang, ibukota Korea Utara. Pertemuan puncak antar Korea sangat

mengandung arti penting dalam sejarah Korea, sebab pertemuan itu untuk pertama

kali diselenggarakan setelah Semenanjung Korea terbagi dua sejak tahun 1945.

Hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 2000 pun diserahkan kepada presiden Kim

(43)

11

C. TRANSISI PEMERINTAHAN KIM JONG-IL KE MASA PEMERINTAHAN KIM JONG-UN

Pertemuan bersejarah antara Presiden Kim Dae Jung dari Korea Selatan

dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il merupakan titik balik memasuki era baru.

Pertemuan puncak itu memiliki arti yang sangat penting bagi Semenanjung Korea

karena didasari saling pengertian antara kedua belah pihak, dimna bangsa Korea

akan bersama-sama dapat menciptakan perdamaian. Dengan dimulainya

hubungan kerjasama maka perang dingin yang ada diseluruh dunia ini akan

mencair. Negara dan bangas Korea akan memegang peranan yang besar untuk

memberikan sumbangan bagi masyarakat internasional. Sejak adanya reunifikasi

yang telah terjalin di Semanjung Korea telah banyak kerjasama ekonomi antar

Korea yang terus berlanjut dan menguntungkan, kerjasama tersebut akan

meningkatkan kepercayaan diantara keduanya dan dapat meningkatkan kerjasama

ekonomi internasional yang sejahtera. . ( Mas’ud & Yang, 2005 )

Kebijakan Sinar Matahari yang dipropokatori Presiden Kim Dae Jung

berhasil membuat hubungan kedua Korea menjadi lebih baik, akan tetapi

keberhasilan dan perdamaian yang terjalin diantara keduanya tidak berlangsung

lama. Pada tanggal 17 Desember 2011 Presiden Korea Utara Kim Jong-Il wafat

disebabkan adanya serangan jantung dan juga kelelahan fisik serta mental karna

beratnya mengemban tugas Negara. Pemerintahan Korea Utara pun segera

digantikan oleh Putra bungsu Presiden Kim Jong-Il yaitu Kim Jong-Un. Menurut

berita yang didapat, sebelum wafat Presiden Kim Jong-Il telah menunjuk Putra

(44)

12

Jong Un adalah Presiden yang masih sangat muda saat baru menjabat, yaitu

berusia 28 tahun saat menjadi Presiden Korea Utara. Kim Jong-Un memiliki

karakter sangat fasis, nasionalis, dan emosinya seringkali meletup-letup dalam

memimpin Korea Utara.

Sejak tahun 2010 Presiden Kim Jong-Il telah mempersiapkan putra

bungsunya Kim Jong-Un untuk mengambil alih dan memimpin militer Korea

Utara, yang merupakan tulang punggung dari Negara Komunis ini. Kim Jong-Un

telah diberi pangkat Jendral Bintang 4 dan telah menjabat sebagai Wakil Direktur

Komisi Pusat Militer Korea Utara. Semenjak kecil Kim Jong-Un mengenyam

pendidikan di Swiss, bersekolah di Sekolah Internasional bahasa inggris

menggunakan nama samaran “Pak-chol” dan digambarkan sebagai seorang siswa

yang ambisius.(Murtiaja, 2010) Terpilihnya Kim Jong-Un sebagai Presiden Korea

Utara menimbulkan kecemasan atas situasi Semenanjung Korea dan melihat

nasib bangsa Korea Utara dibawah kepemimpinan Kim Jong-Un, terbukti bahwa

dirinya merupakan sosok pemimpin yang tergolong masih sangat muda yang

masih membutuhkan banyak pengalaman didalam perpolitikan eksternal maupun

internal. Namun, Presiden Kim Jong-Un masih tetap melakukan konsolidasi

sebagai pembuktian bahwa dirinya adalah seorang Pemimpin yang dapat

dihandalkan dengan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya.

Bahkan Presiden baru Korea Utara ini nampak lebih terbuka kepada dunia dalam

menciptakan stabilitas di kawasan Asia Timur khususnya di Semenanjung Korea.

(Ariyadi, 2013) Berbeda dengan Ayah dan juga Kakeknya yang lebih tertupu dan

(45)

13

Permasalahn demi permasalah timbul di Korea Utara sejak Presiden Kim

Jong-Un masih melanjutkan kebijakan Ayahnya yaitu Military Firstyang menjadikan nuklir sebagai pertahanan diri dan juga alat politik dalam mencapai

kepentingan Korea Utara dalam hal bargaining positionselagi Korea Utara memiliki nuklir, hal tersebut dibuktikan dengan meluncurkan roketnya dan

melakukan uji coba nuklir yang dapat menimbulkan ketegangan atas tindakan

yang dilakukan Presiden Kim Jong-Un. (Ariyadi, 2013) Presiden Kim Jong-Un

terkenal dengan sikapnya yang kejam, ketika Presiden Kim Jong-Il memenjarakan

musuh-musuhnya akan tetapi Kim Jong-Un lebih memilih untuk

menghabiskannya. Meskipun mendiang Ayah dan Kakeknya Kim II Sung

dianggap kejam oleh banyak pihak internasional, Kim Jong-Un memerintah

dengan tingkat kekejaman yang lebih tinggi. Dalam tiga tahun pemerintahannya

sudah beberapa anggota elit Korea Utara telah dieksekusi, pejabat tinggi Korea

Utara tidak mengerti jalan pemerintahannya dan penderitaan rakyat Korea Utara

semakin dirasakan dengan turunya perekonomian Negara. (Indonesia, 2015)

Semenanjung Korea semakin memanas dengan adanya aksi uji coba nuklir

dari Korea Utara, uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara menimbulkan

beberapa macam reaksi dari dunia internasional. Kebijakan nuklir Kim Jong-Un

yang pertama dilakukan pada tanggal 19 Desember 2011. Terlepas dari pro dan

kontra reaksi komunitas internasional, uji coba nuklir yang dilakukan Presiden

Kim Jong-Un merupakan bentuk diplomasi internasional untuk menyuarakan

kepentingan nasional Korea Utara agar didengar komunitas internasional.

(46)

14

politik internasional, dan kesulitan untuk berintegrasi dengan komunitas

internasional. Tentu saja hal ini membuat Korea Selatan mengalami “Security

delima” meskipun Korea Utara memberikan prioritas utama pada peningkatan

kekuatan militernya, akan tetapi tetap saja Korea Selatan meminta Amerika Srikat

untuk mengatasi hal tersebut. Aksi yang dilakukan Kim Jong-Un tidak lain

sebagai ancaman kepada Amerika Srikat dan Korea Selatan, dan Kim Jong-Un

terus menerus melakukan peluncuran rudal buatan Negaranya. (Fachri, 2015)

Pemerintahan Korea Utara dibawah ke Pemimpinan Kim Jong-un yang

semakin agresif dengan melakukan uji coba nuklir kembali pada tanggal 03 Maret

2014. Amerika Srikat dan Korea Selatan selalu waspada dengan aktivitas yang

dilakukan Korea Utara yang dapat mengganggu stabilitas keamanan global.

Amerika Srikat dan Korea Selatan mencari cara untuk mengatasi uji coba rudal

yang dilakukan Korea Utara dengan melakukan latihan gabungan militer

digunakan untuk mencegah dan menangkal aktivitas uji coba rudal Korea Utara.

Amerika Srikat mengerahkan 12.500 pasukan ke Korea Selatan sebagai salah satu

bentuk respon Amerika Srikat terhadap uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara

pada pemerintahan Kim Jong-Un. Pasukan yang dikirim Amerika Srikat telah ikut

berpartisipasi dalam menjaga wilayah di Korea Selatan. (Fachri & Septia, 2015)

D. PENOLAKAN KIM JONG UN TERHADAP TUNTUTAN KOREA

SELATAN UNTUK REUNIFIKASI

Reunifikasi telah lama menjadi prioritas, baik untuk Seoul maupun

Pyongyang. Perang Korea yang terjadi antara 1950 sampai 1953 berakhir dengan

(47)

15

kedua Korea masih dalam status perang. Hubungan kedua Korea juga terbilang

turun naik, akibat provokasi yang kerap dilakukan Korut dan latihan perang

bersama yang dilakukan Korsel dengan Amerika Serikat.Sejak terpisahnya Korea

menjadi dua, Korea Utara dan Korea Selatan selalu menunjukan ketidak

akurannya, kedua pemimpin Negara tersebut hanya bertemu dua kali sejak perang

dunia II. Pertemuan terakhir diadakan antara pemimpin Korea Utara pada waktu

Presiden Kim Jong II dan Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung. (VOAindonesia,

2015)

Kondisi di Semenanjung Korea di ketahui semakin memanas beberapa

dekade belakangan ini. Hal ini terkait dengan program nuklir yang diluncurkan

oleh Korea Utara. Terobsesi demi menciptakan perdamaian di Semenanjung

Korea, Presiden Korea Selatan Park Guen Hye menyatakan siap untuk duduk di

satu meja dan berdialog dengan Presiden Korea Utara Kim Jong-Un. Untuk

mengakhiri aksi saling melontarkan rudal antara Korea Utara dan Korea Selatan,

Park Guen Hye akan menggelar pertemuan dengan Presiden Kim Jong-Un. Park

Guen Hye membentuk sebuah komite yang bekerja dibawah kontrolnya guna

mewujudkan reunifikasi dengan Korea Utara. Komite tersebut akan mencakup

para ahli dari setiap sektor masyarakat untuk memperluas dialog antar Korea

dengan tujuan akhir reunifikasi antara Korsel dan Korut.(Maulana, 2014)

Keinginan Presiden Park Guen hye dan pembentukan komite untuk

menggelar pertemuan dan berdialog dengan Kim Jong-Un guna mewujudkan

reunifikasi kembali antar korea ditolak oleh Kim Jong-Un. Akhir Desember 2013

(48)

16

sebagai tonggak untuk menawarkan pembicaraan dengan Korea Utara.

Kementrian Pertahanan Korea Selatan meminta Pyongyang untuk menghadiri

dialog pertahanan Seoul pada September, sebuah forum keamanan yang diikuti

oleh 30 Negara termasuk Amerika Srikat dan Tiongkok. Akan tetapi, Pyongyang

menolak pada kedua usulan itu dan menyebut itu sebagai usaha “tak tahu malu”

untuk menyembunyikan kebijakan bermusuhan Seoul terhadap Korea

Utara.(Marboen, 2015) Kementrian Univikasi Seoul mengutarakan penyesalannya

terhadap penolakan tawarannya dan meremehkan upaya Korea Selatan untuk

berdialog melakukan pembicaraan di berbagai tingkatan saat kedua negara itu

bersiap untuk memperingati ulang tahun ke-70 pembebasan Semenanjung Korea

dari penjajahan Jepang.

Penolakan proposal oleh Presiden Korea Utara Kim Jong-Un mengenai

reunifikasi yang diajukan Korea Selatan merupakan kegagalan bagi Semenanjung

Korea untuk kembali bersatu. Latihan perang militer Amerika Srikat dan Korea

Selatan yang tidak berhanti disebut-sebut sebagai alasan penolakan itu.

Kementerian Reunifikasi Korea Selatan merilis sebuah pernyataan

dari Pyongyang dengan mengatakan, perundingan, pertukaran dan kontak

dengan Korea Selatan tidak dapat dilakukan tanpa menyelesaikan isu-isu

sanksi.Korea Utara mengatakan Korea Selatan harus mencabut sanksi-sanksi

tersebut jika berminat pada perundingan kemanusiaan. Sanksi-sanksi tadi

dikenakan oleh Seoul dalam bulan Mei 2010 setelah sebuah kapal selam. Korea

(49)

17

46 pelaut.Sanksi-sanksi tersebut menghentikan perniagaan, investasi, perjalanan

(50)

1

BAB III

BIOGRAFI KIM JONG-UN

Pada bab III ini akan membahas mengenai biografi kehidupan Kim

Jong-Un, latar belakang pendidikan sosial sejak dirinya mengenyam studi di Swiss

hingga diangkat menjadi Presiden Korea Utara menggantikan ayahnya serta

kepemimpinanya dalam mengambil kebijakan. Pada bab ini juga akan dibahas

mengenai karakter kepemimpinan Presiden Kim Jong-Un dalam memimpin Korea

Utara.

A. KEHIDUPAN KIM – JUNG UN

Presiden Korea Utara saat ini Kim Jong-Un merupakan putra bungsu dari

Kim Jong-Il, lahir di Korea Utara pada tanggal 08 Januari 1983, sebagian besar

kehidupan awal dari Kim Jong-un tidak diketahui kepastiannya. Kim Jong-Un

merupakan Putra bungsu dari Ko Young Hee, merupakan seorang penyanyi opera

dan Kim Jong-Il merupakan seorang pemimpin militer yang berorientasi di

Negara selama lebih dari satu dekade sampai kematiannya. Kakek Kim Jong-Un

adalah Kim Il-Sung yang dianggap sebagai bapak pemdiri Korea Utara.

Kim Jong-Un diyakini telah mengenyam pendidikan bahasa inggris di

salah satu sekolahan internasional di Gumligen di dekat Bern Swiss, bermula pada

tahun 1993-1998 dengan menggunakan nama ”Chol-Pak atau Pak-chol”. Saat

mengenyam pendidikan di Swiss, sosok Kim Jong-Un digambarkan sebagai siswa

yang pemalu, baik, mudah bergaul dengan teman-temannya dan menggemari bola

(51)

2

dikawal dengan siswa yang lebih tua yang di duga adalah pengawalnya. Setelah

itu Kim Jong-Un melanjutkan studinya ke sekolahan Liebefeld Steinholzli di

Koniz pada tahun 1998-2000. Di sekolah barunya ia dikenal dengan nama

“Pak-Un atau “Pak-Un-Pak” dan dikenal sebagai anak dari seorang pegawai kedutaan di

Swiss.(press, 2009) Pihak Koniz membenarkan dengan adanya seorang siswa asal

Korea Utara anak pegawai kedutaan yang bersekolah di sana pada tahun

1998-2000. Namun, pihak Koniz tidak bersedia memberikan rincian identitas Kim

Jong-Un atau Park-Un. Awal mula pendidikanya di sekolahan Liebefeld

Steinholzli, Kim Jong-Un hanya mengikuti kelas pendidikan bahasa, kemudian

mulai bergabung dikelas reguler sejak kelas 6, 7 dan 8 hingga tamat

menyelesaikan kelas 9 nya pada musim gugur di tahun 2000. (Harden, 2009) Di

Sekolahannya Kim Jong-Un dikenal sebagai sosok siswa yang ambisius, mudah

bergaul dan memiliki kegemaran bermain basket. Akan tetapi nilai akademik dan

tingkat kehadiran yang diperolehnya sangat buruk. Teman-teman Kim Jong-Un

mengenal dirinya sebagai anak yang pemalu dan canggung jika dihadapkan

dengan gadis-gadis dan bersikap acuh tak acuh dengan isu-isu politik, namun

kelebihannya dalam bidang olahraga, terutama basket menjadikan Kim Jong-Un

mengidolakan beberapa pemain basket.(henckel, 2009)

Setelah menyelesaikan studinya di Swiss, Kim Jong-Un dikabarkan

melanjutkan studinya di Universitas Kim Il-Sung merupakan salah satu

Universitas di Korea Utara yang diberi nama kakeknya, yaitu perguruan tinggi

perwira-pelatihan di Pyongyang pada tahun 2002-2007. Sebagai seorang remaja

(52)

3

militer. Dan menginginkan untuk memulai karirnya di Korean Worke’s

Party(Partai yang berkuasa di Negara itu) atau di Biro Politik Umum Angkatan Darat yaitu dua organisasi yang terlibat dalam pengawasan dari

pemerintah.(Murray, 2015) Pada tahun 2009 desas desus mulai beredar bahwa

Kim Jong-Un sedang dipersiapkan sebagai pengganti ayahnya nanti. Dan pada

tahun 2009 Kim Jong-Un terdaftar sebagai calon Majelis Rakyat Agung. Pada

bulan April Kim Jong-Un diberi jabatan di National Defense Commission (NDC)

atau komisi kuat pertahana nasional sebagai pemimpin NDC, merupakan kantor

tertinggi di Negara itu. (Murray, 2015)

Pada bulan Juni Kim Jong-Un dilaporkan telah diberikan jabatan sebagai

Kepala Departemen Kemanan Negara. Hingga pada bulan September 2010 Kim

Jong-Un telah diberikan jabatan tinggi Jendral bintang empat, meskipun belum

diketahui kejelasan tentang pengalamannya di bidang militer sebelumnya. Waktu

pengangkatanya dianggap signifikan, karena tak lama datang sebelum dimulainya

rapat umum pertama KWP (Korean Worke’s Party) sejak tahun 1980 ketika

ayahnya ditunjuk untuk menggantikan kakeknya Kim Il-Sung. Semakin jelas

posisi Kim Jong-Un yang dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya. Tak lama

setelah pengangkatanya, Kim Jong-Un dan ayahnya Kim Jong-Il bermain basket

bersama, ketika itu Kim Jong-Un diperkirakan memiliki tinggi 180 cm dan

beratnya 190 dan Kim Jong-Il memerintahkan putranya agar meningkatkan berat

badannya supaya terlihat lebih mengesankan. (Leadership, 2012)

Diperkirakan ketika berumur 15 tahun Kim Jong-Un mulai

Gambar

GAMBAR 1.1 KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

Hasil skor preparat histopatologi pankreas pada kelompok dosis 200 mg/kg BB yaitu pada tikus 1 dan 3 mendapatkan skor 0 yang artinya tidak terdapat degenerasi sitoplasma,

Budaya organisasi yang berpengaruh terhadap strategi komunikasi adalah iklim keterbukaan yang sangat kuat, kurangnya media komunikasi tertulis, serta pengembangan

Magnesium Chloride Tidak Terdaftar Tidak Terdaftar Tidak Terdaftar sodium chloride Tidak Terdaftar Tidak Terdaftar Tidak Terdaftar Sodium dichloroisocyanurate dihydrate Tidak

Saya menyatkan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul ; “PENELITIAN KOMPOSIT GERABAH, PASIR BESI, SKAM PADI DENGAN FARIASI FRAKSI VOLUME “’ yang dibuat untuk

Aplikasi Teknologi Bioflok Dalam Budidaya Udang Putih (Litopenaeus vannamei Boone) Tesis School of Life Science and Technology.. Changing paradigms in shrimp farming :

Total area of impact dispersion relatively narrow (arround he dredging location) and not underwent fundamental changes. Based on this analysis it can be

Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah diharapkan: (1) kepada guru bidang studi IPA agar menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran

Pendidikan merupakan suatu usaha dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu