• Tidak ada hasil yang ditemukan

Up.aya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran PAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Up.aya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran PAI"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh: YANI

NIM: 1110011000070

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

skripsi berjudul Upaya Guru Mengembangkan Kecerdasan lnterpersonal dan rntrapersonal Siswa Daram pemberajaran

pAI

disusun oreh

yani.

NIM

1110011000070' Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui himbingan dan dinyatakn sah sebagai karya ilmiah yang berhak

untuk diujikan pada sidang munaqasah seuai ketentuan yang ditetapkan

oleh fakultas.

Jakarta, 09 Januari 2015

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

(3)

Keguruan (FITK) Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan

lulus dalarn ujian munaqasyah pada tanggal 05 Februari 2015 dihadapan dewan penguji. Oleh

karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd. I) dalam bidang Pendidikan

Agama Islam.

Jakarla, l0 Februari 201 5

Panitia Uj ian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jr"rrusan PAI)

(Dr. H. Abdul Majid Khon. M. Ag)

NrP. 19s80707 198703 1 005

Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)

(Marhamah Saleh. Lc. M.A)

NIP. 19720313 200801 2 010

Tanggal

tt/ Lof

/a

Penguji I

(Dr. Dimyati. MA)

NIP. 19640704 199303 1 003

Penguji

ll

(Siti Khadijah. MA)

NIP. 1 9700727 199703 2 004

IOI loL ?ag

'1,

rote

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegur

(4)

Nama NIM

Jurusan Alamat

Nama Pembimbing

NIP

: Yudhi Munadi, MA

: 197 01203 1 99803 1 003

Yani

11r001r000070

Pendidikan Agama Islam (PAI)

Kp. Cikiwul Baru baru. RT004iRW003. Cikiwul Kec.

antargebang Bekasi

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya

Guru

Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran

PAI

adalah benar

hasil karya sendiri di barvah bimbingan dosen:

Jurusan/Program

Studi

: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Demikian surat pernyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahr,va skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

J akarta, 09 Nov€mb er 201 5

w'

1 93966243

Yani

(5)

iii

bekerjasama dengan orang lain, membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain, sedangkan kecerdasan intrapersonal ini merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisplin diri, memahami dan menghargai diri. Andaikan para pendidik di sekolah mampu menggali dan mengembangkan serta mengarahkan anak didik mereka sesuai dengan kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya maka peluang keberhasilan anak didik akan lebih besar karna guru sangat berperan dalam mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak didiknya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI.. Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta, dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data diperoleh melalui melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(6)

iv

others, distinguish the moods, intentions, motivations and feelings of others, while the intrapersonal intelligence is the ability to understand themselves and to act on that understanding. This intelligence includes the ability to understand oneself accurate (strengths and limitations); awareness of the moods, intentions, motivations, temperament, and desires, as well as the ability to self disciplined, understand and appreciate themselves. Suppose the educators at the school is able to explore and develop and direct their students according to its intelligences then the chances of success of the students will be greater because the teacher was instrumental in developing intelligences owned protege.

The purpose of this study was to determine teachers' efforts to develop interpersonal and intrapersonal intelligence students in learning PAI .. This research was conducted in MAN 4 Jakarta, using a qualitative approach to generate descriptive data in the form of words written or spoken of the people and behaviors that can observed. Data obtained through observation, interviews, and documentation.

(7)

 

memberikan limpahan rahmat, karunia dan kebaikan, petunjuk serta kekuatan

sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul Upaya guru mengembangkan kecerdasan interpersonal dan

intrapersonal siswa dalam pembelajaran PAI.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak. Seiring dengan selesainya skripsi ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. Hj. Nurlena Rifa’I, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI), dan Hj. Marhamah Shaleh, Lc, MA sebagai Sekertaris Jurusan

Pendidikn Agam Islam (PAI).

3. Bapak Yudhi Munadi, MA selaku dosen pembimbing skripsi, penulis

ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas saran, kritik dan masukan yang

telah mengarahkan dengan sabar dan penuh harapan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen FITK yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya

kepada penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

5. Dra. Nurlaelah, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 4 Jakarta, dewan guru serta

seluruh staf karyawan MAN 4 Jakarta yang telah memberikan izin penulis

untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh guru PAI MAN 4 Jakarta, yang telah meluangkan waktunya untuk

diwawancari dan bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian ini.

(8)

vi 

 

satu wujud terimakasih ananda kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

9. Saudara kandungku yang terkasih Ade wacih kurniasih, Irfan Maulana, Ade

Sania Putri yang tak pernah bosan memotivasi dan mendoakan serta

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada calon sumamiku Wisna Ramdani yang selalu mendoakan,

menyemangati, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih atas segala doa, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan yang

diberikan.

11. Kepada sahabat-sahabatku Sofi Roziqoh , Siti Suci Lestari, Nur Hamimah

hayati, Sulas Fadhliati, Siti Lupiah, Siti Maeraroh,Albert ferdinan dan semua

keluarga P20AI, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan rasa

kekeluargaan yang erat, yang selalu indah untuk dikenang dan tidak bisa

penulis lupakan dalam menggapai semua cita-cita kita ini. Terimakasih

kepada semuanya. Semoga Allah selalu memberikan kebahagian untuk kita

semua.

12. Teman-teman angkatan 2010 yang telah mengajarkan penulis arti sebuah

persahabatan dan kedewasaan dalam berfikir.

13. Kepada teman-teman kosanku nuy, ela, dan rara yang selalu menyemangati

dan mendoakanku

14. Seluruh pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu, namun tidak

mengurangi rasa terimakasih dan penghargaan penulis kepadanya.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat

imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.Penulis berharap semoga ini

(9)

vii 

 

Jakarta, 9 Januari 2015

Penulis

(10)

viii

ABSTRAK ………... iii

KATA PENGANTAR ………. v

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Identifikasi Masalah……… 5

C. Pembatasan Masalah………... 5

D. Rumusan Masalah……… 6

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil penelitian……… 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Pengembangan Kecerdasan Interpersonal………… 7

1. Pengertian Pengembangan Kecerdasan... 7

2. Pengertian Kecerdasan Interpersonal………... 9

3. Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal….... 11

4. Cara Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal……….. 13

5. Indikator Kecerdasan Interpersonal………. 15

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan…………. 16 7. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal………. 17

B. Konsep Kecerdasan Intrapersonal……….. 18

1. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal………... 18

2. Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Intrapersonal……. 19

(11)

ix

1. Pengertian pembelajaran………. 25

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam………. 26

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam……….. 28

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam……… 30

5. Fungsi Pendidikan Agama Islam……….. 31

D. Penelitian Yang Relevan……… 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………. 34

B. Latar Penelitian……… 34

C. Metode Penelitian……… 35

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data... 37

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Penelitian……….. 39

F. Analisis Data………... 40

BAB IX HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta... 43

B. Deskripsi Data... 48

C. Pembahasan... 49

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan... 63

B. Implikasi... 64

C. Saran ... 64

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : Pedoman Wawancara Guru LAMPIRAN 2 : Pedoman Wawancara Siswa LAMPIRAN 3 : SILABUS

LAMPIRAN 4 : RPP

LAMPIRAN 6 : Uji Referensi

LAMPIRAN 7 : Surat Bimbingan Skripsi LAMPIRAN 8 : Permohonan Izin Penelitian

(13)

1

A.

Latar Belakang

Begitu istimewa dan beragamnya kecerdasan manusia, dan begitu banyak

pula sisi-sisi lainnya yang belum terkuak. Menurut Howard Gardner dalam

bukunya Hamzah B. Uno bahwa Manusia memiliki kecerdasan-kecerdasan

yang beragam di antaranya kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa,

kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan naturalis.1 Jika kecerdasan-kecerdasan tersebut digali secara terus menurus dengan cara yang

tepat , maka akan muncul manusia-manusia yang unggul pada masing-masing

di bidangnya.

Sayangnya, sistem budaya, pendidikan, dan persekolahan kita selama ini

masih belum begitu memperhatikan jenis-jenis kecerdasan yang lain selain IQ.

Padahal manusia pada dasarnya selalu bersifat terbuka untuk cerdas, sesuai

dengan pilihan dan lingkungannya. Mereka berpikir, berimajinasi, merasa dan

memaknai suatu realitas dan tindakannya dengan cara yang tidak mungkin

semuannya sama.2 Masih banyak orang yang tidak menyadari akan kecerdasan yang dimilikinya yang sebenarnya mereka mempunyai banyak ragam

kecerdasan selain kecerdasan intelektual.

Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai

modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan

dikembangkan serta dipupuk secara efektif melalui strategi pendidikan dan

pembelajaran yang terarah dan terpadu, yang dikelola secara serasi dan

1 Hamzah B. Uno dan Misri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: bumi Aksara, 2009), h. 11

(14)

seimbang dengan memperhatikan pengembangan potensi peserta didik secara

utuh dan optimal.3

Oleh karena itu di sini pengelola pendidikan khususnya guru berperan

penting dalam membantu mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang

dimiliki anak didiknya. Jika guru mampu menggali dan mengarahkan anak

didiknya sesuai dengan kecerdasan-kecerdasan yang mereka miliki, tentu saja

peluang keberhasilan akan sangat besar.

Oleh karena itu, strategi manajemen pendidikan perlu secara khusus

memperhatikan pengembangan potensi peserta didik yang memiliki

kemampuan dan kecerdasan luar biasa, karena Tugas pendidik memfasilitasi

siswa agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi.

Namun pemahaman pendidik tentang karakteristik individu siswanya pada

umumnya masih kurang, sehingga sering muncul keluhan pendidik, siswa sulit

memahami pelajaran, bahkan suatu hal yang ironis menganggap siswanya

bodoh

Tidak ada anak bodoh, yang ada anak yang menonjol pada satu atau beberapa jenis kecerdasan. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi

kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat

merancang sebuah motede khusus yang dapat membantu merangsang potensi

kecerdasan ganda anak tersebut.4 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak, sehingga kecerdasan mereka dapat berkembang sesuai

dengan kecerdasan yang mereka miliki.

Akan tetapi strategi pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah selama ini

masih bersifat masal, yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan

yang sama kepada semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat

kecakapan, kecerdasan, minat, bakat, dan kreativitasnya.

Oleh karena itu pemahaman karakteristik siswa harus diketahui oleh

pendidik sehingga dalam belajar, pendidik harus dapat memfokuskan siswanya

3 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), h. 2

4 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:

(15)

agar melibatkan pikirannya, karena dalam pikiran tersebut ada kecerdasan,

dimana setiap individu memiliki bermacam-macam kecerdasan atau

kecerdasan ganda, yakni bukan hanya kecerdasan IQ yang dimiliki individu.

Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003, telah menjelaskan tentang SISDIKNAS bab II pasal 3 (Dasar, Fungsi dan Tujuan) yaitu: Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 5

Pendidikan bertujuan untuk menciptakan manusia yang cerdas, cakap dan

kreatif. Karena pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses untuk membantu

manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala

perubahan dan permasalahan yang dihadapinya. Namun suatu perkembangan

dan kemajuan seseorang tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan

kecerdasan intelektual yang mengandalkan kemampuan berlogika semata.

Akan tetapi masih banyak dari kita yang mengidentikkan kecerdasan

dengan IQ (Intelligence Quotient) atau menghubung-hubungkan kecerdasan seseorang dengan siswa yang hanya cerdas dalam hal intelektualnya. Padahal

keberhasilan dalam kehidupan tidak hanya ditentukan oleh IQ saja. Namun

masih banyak kecerdasan-kecerdasan lain yang dapat menunjang keberhasilan

seseorang.

Menurut Howard Gardner dalam bukunya Hamzah B. uno yang berjudul mengelola kecerdasan dalam pembelajaran menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang akurat dalam meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang. Dan kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.6

Berbagai pengalaman menunujukan, banyak anak yang berhasil di sekolah

atau tergolong anak pandai dan juara kelas, ternyata tidak berhasil dalam

5 Undang-undang SISDIKNAS, (Bandung: FOKUSMEDIA, 2009) Bab. II, h. 5-6.

6 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:

(16)

kehidupan. Sebaliknya, anak yang memiliki kecerdasan interpersonal ia tidak

terlalu pandai, tapi karena memiliki kemampuan sosial yang baik dan dapat

berinteraksi dengan sesamanya dan pandai bekerjasama, ia lebih berhasil dalam

mengarungi hidup masyarakat.

Ada seorang siswa di dalam kelasnya, sebenarnya ia pintar atau bisa

dikatakan ia mempunyai potensi yang cukup baik. Namun di sisi lain, ia tidak

mempunyai keberanian misalnya dalam berdiskusi, atau dalam setiap kegiatan

yang membuatnya lebih terlihat kreatif, sehingga potensi yang ia miliki bisa

terasah dengan baik. Dari sini bisa terlihat bahwa pentingnya kecerdasan

intrapersonal dan interpersonal bagi seseorang. Jika seorang siswa memliki

kecerdasan intrapersonal, ia akan mampu mengali segala kekurangan dan

kelebihan yang ia miliki, dan bagi siswa yang memiliki kecerdasan

interpersonal ia akan mampu bekerja sama dengan orang lain dan mampu

berinteraksi dengan baik.

Akan tetapi siswa sering kali tidak menyadari akan kecerdasan

interpersonal dan intrapersonal yang dimilikinya. Oleh karena itu disini

seorang guru berperan penting untuk membantu mengembangkan kecerdasan

interpersonal dan intrapersonal yang siswa miliki.

Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta

didik yang mempunyai potensi beragam. Dalam konteks ini guru lebih

berperan sebagai fasilitator daripada pengarah yang menentukan

segala-galanya bagi peserta didik. Guru harus lebih terbuka menerima

gagasan-gagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan

kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah

secara kreatif. Tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik

menjadi kemampuan yang maksimal.7

Pendidikan Agama Islam seyogyanya dapat mengembangkan

kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak didiknya secara optimal, bukan hanya

7 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta:

(17)

kecerdasan intelektualnya saja yang dikembangkan khususnya kecerdasan

interpersonal dan kecerdasan intrapersonal, karena dengan kecerdasan

interpersonal siswa bisa mempunya sifat sosial yang tinggi karena manusia

sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan sesamanya dan bisa

menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama dan berprilaku baik dengan

sesamanya. Sedangkan dengan kecerdasan intrapersonal siswa dapat

mengintropeksi diri, khususnya dapat lebih menghayati keimanannya terhadap

Tuhannya. Jadi guru pendidikan agama islam sangat dituntut untuk dapat

mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

pengamatan tentang: UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN

INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PAI.

B.

Identifikasi Masalah

1. Minimnya kesadaran siswa akan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal

yang dimiliki.

2. Kebanyakan guru Pendidikan Agama Islam hanya mengedepankan pada

pembinaan kecerdasan intelektual saja tanpa memperhatikan

kecerdasan-kecerdasan yang lainnya khususnya kecerdasan-kecerdasan interpersonal dan

intrapersonal.

3. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan siswa khususnya

kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.

C.

Pembatasan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka lingkup masalah yang akan dibahas

hanya dibatasi pada kajian: “UPAYA GURU MENGEMBANGKAN

KECERDASAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL SISWA

(18)

D.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya guru PAI mengembangkan kecerdasan interpersonal dan

intrapersonal siswa.

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kecerdasan interpersonal

dan intrapersonal

E.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui upaya guru PAI mengembangkan kecerdasan

interpersonal dan intrapersonal siswa.

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

kecerdasan interpersonal dan intrapersonal

2. Manfaat Hasil penelitian

a. Bagi siswa, agar siswa dapat menyadari dan mengembangkan

kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimilikinya.

b. Bagi guru, dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka meningkatkan

atau mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswanya

khususnya kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.

c. Bagi sekolah, dapat menambah pengetahuan tentang kecerdasan

majemuk yang perlu dikembangkan selain kecerdasan intelektual dan

menambah pengetahuan untuk mengembangkan kecerdasan majemuk

yang dimiliki siswanya.

(19)

7

A.

Konsep Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

1.

Pengertian Pengembangan Kecerdasan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling cerdas karna

Allah telah menganugrahkan kecerdasan kepada setiap manusia. Dengan

kecerdasan itu mereka dapat melengkapi kehidupannnya. Namun

kecerdasan itu harus dilatih agar bisa tampil keluar, serta dilihat oleh orang

lain. Seseorang yang cerdas, maka ia bisa menjadi manusia seutuhnya.

Dalam Kamus Besar Indonesia, “pengembangan” berarti proses, cara,

perbuatan mengembangkan.1

Psikolog kognitif, Howard Gardner dari Harvard, melihat bahwa ada

banyak kecerdasan, bukan hanya satu, dan menjelaskan bahwa kecerdasan

adalah pengetahuan atau kemampuan untuk mengemas satu produk atau

menggunakan suatu keterampilan dalam suatu cara yang dinilai oleh satu

atau lebih kebudayaan.2

Beberapa ahli mendeskripsikan “kecerdasan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah, ahli lain mendeskripsikannya sebagai

kapasitas beradaptasi dan belajar dari pengalaman. Ahli lain berpendapat

bahwa kecerdasan meliputi karakteristik seperti kreativitas dan keahlian

interpersonal”.3

Menurut Howard Gardner dalam buku yang ditulis oleh Eric Jensen

yang berjudul memperkaya otak cara memaksimalkan potensi setiap

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 538

2 Eric Jensen, Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran, (Indeks,

2008), cet 2, h.25-26

(20)

pembelajaran: kecerdasan anak bukan hanya berdasarkan pada skor

standar semata (tes IQ), melainkan dengan ukuran [1] kemampuan

menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan individu, [2]

kemampuan mengasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan, [3]

kemampuan menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam

budaya seseorang.4

Menurut Herbert dalam buku yang ditulis oleh Yatim Riyanto

“intelegensi adalah kualitas bawaan sejak lahir, sebagai hal yang berbeda dari kemampuan yang diperoleh melalui belajar”.

Menurut pendapat Binet dalam bukunya Yatim Riyanto “intelegensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui keturunan, kemampuan

yang dimiliki dan diwarisi sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi

oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu lingkungan turut berperan

dalam pembentukkan kemampuan intelegensi”.5

Menurut M. Alisuf Sabri, “Intellegensi merupakan suatu kemampuan umum individu yang menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan

keberhasilannya dalam bertindak/berbuat atau memecahkan masalah yang

dihadapi”.6

William Stern dalam bukunya Abu Ahmadi dan Widodo supriyono,

“Intellegensi ialah suatu daya jiwa untuk mendapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat di dalam situasi baru’.7

Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki

4 Eric Jensen,Memperkaya Otak Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajaran, (Indeks,

2008), cet 2, h. 42

5 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam

Implementasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 219-220

6 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2006), h. 112

(21)

seseorang dalam memecahkan masalah secara cepat dan tepat, makin

tinggi kecerdasaan seseorang maka akan semakin cepat dan semakin tepat

juga dalam memecahkan masalah. Jadi pengembangan kecerdasan adalah

cara mengembankan kemampuan yang dimiliki individu yang

menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam

bertindak memecahkan masalah yang dihadapi”

2.

Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Menurut May Lwin, “Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Kecerdasan ini

adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan,

temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan

menanggapinya secara layak”.8

Menurut Thomas Armstrong, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara gerak-isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal; dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu (misalnya, mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu).9

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk

peka terhadap perasaan orang lain. Orang yang mempunyai kecerdasan

interpersonal dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain sehingga

mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan ini

juga dapat disebut sebagai kecerdasan sosial, yang mempunyai

kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, dan juga

memiliki kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani

8 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 197

(22)

perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain,

dan sebagainya.10

Menurut Thomas Armstrong, “kecerdasan interpersonal adalah

kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain”.11

Menurutnya orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal ini

dapat bekerja sama dengan baik dan orang yang mempunyai kecerdasan

ini dapat dengan mudah mengajak sekelompok orang untuk mencapai

suatu tujuan yang sama.

Kecerdasan inilah yang memungkinkan kita untuk membangun

hubungan dengan masyarakat. Adapun kecerdasan interpersonal bukan

sesuatu yang dibawa sejak lahir, akan tetapi sesuatu yang harus

dikembangkan melalui pembinaan dan pengajaran, sama seperti

kecerdasan lainnya. Karena itu, waktu terbaik untuk mulai membangun

kecerdasan interpersonal adalah ketika muda.

Mereka yang memiliki kecerdasan ini biasanya memiliki keterampilan

intuitif yang kuat. Mereka pintar membaca suasana hati, temperamen,

motivasi, dan maksud orag lain. 12

Maka dengan demikian dapat disimpulkan kecerdasan interpersonal

adalah kemampuan seseorang dalam bersosialisasi dengan lingkungannya

dan kemampuan bekerja sama yang baik dengan orang lain, orang yang

mempunyai kecerdasan interpersonal ini sangat menyadari bahwa dia tidak

dapat hidup sendiri dan menyadari bahwa ia memperlukan bantuan orang

lain.

10 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama, h. 13

(23)

3.

Stragegi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal

Beberapa siswa membutuhkan kesempatan untuk melemparkan

gagasan kepada orang lain agar dapat belajar secara optimal di kelas.

Pelajar yang bersifat sosial ini paling merasakan manfaat dari belajar

kelompok. Namun, karena semua siswa memiliki derajat kecerdasan

interpersonal yang berbeda-beda, pendidik perlu mengetahui pendekatan

dan pengajaran yang melibatkan interaksi antar siswa.

Strategi-strategi berikut ini dapat membantu guru menyentuh

kebutuhan siswa akan kebersamaan dan hubungan dengan orang lain.

a. Berbagi Rasa dengan teman Sekelas.

Mungkin berbagi rasa adalah strategi kecerdasan majemuk yang paling

mudah diterapkan.Yang anda harus lakukan hanyalah mengatakan

kepada siswa “Berbaliklah kearah teman di sebelahmu dan mulailah

bercerita. Tentang….” Titik disini dapat diisi dengan topik apapun.

Anda dapat meminta siswa mengolah materi yang baru saja diajarkan di

kelas. Atau Anda ingin memulai pelajaran dengan cara berbagi rasa ini

untuk membuka apa yang sudah diketahui siswa tentang topik yang

sedang dipelajari.

b. Kerja Kelompok.

Pembentukan kelompok kecil untuk mencapai tujuan pengajaran umum

adalah komponen utama model belajar kelompok. Kelompok ini efektif

jika terdiri atas tiga sampai delapan orang. Siswa-siswi dalam kelompok

ini dapat mengerjakan tugas belajar dengan bermacam-macam cara.

Kelompok dapat mengerjakan tugas tertulis secara kolektif misalnya

dengan setiap anggota menyumbangkan gagasan. Mereka juga dapat

(24)

c. Simulasi.

Simulasi melibatkan sekelompok orang yang secara bersama-sama

menciptakan lingkungan “serba seadanya”. Tatanan sementara ini mempersiapkan suasana untuk kontak yang lebih langsung dengan

materi yang dipelajari. Misalnya, siswa yang mempelajari periode

sejarah tertentu menggunakan kostum periode tersebut, mengubah

ruang kelas seperti pada zaman tersebut.13

d. Interaksi interpersonal

Diberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan

tamennya dalam proses pembelajaran.

e. Mengajari teman sekelas

Istilah ini sama dengan tutor sebaya dimana salah satu siswa menjadi

tutor dan pasanganya yang mendengarkan.14

Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih

strategi pembelajaran, karna jika penggunakaan strategi kurang tepat itu

akan membuat bosan siswa dalam belajar, karna setiap siswa memiliki

cara belajar yang berbeda-beda. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan

interpersonalnya tinggi strategi yang telah disebutkan di atas dapat

digunakan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa,

dimana guru memberikan waktu ke kepada siswa untuk melemparkan

gagasannya dan berinteraksi antara guru dengan siswa serta antara siswa

dengan siswa.

13 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama, h. 144-148

(25)

4.

Cara Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal

Ada 25 cara untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal

menurut Thomas Armstrong.

a. Berilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman,

kenalan, kerabat, dan orang lain, dan tetaplah menjalin hubungan

dengan mereka.

Contoh dalam dunia pendidikan, berilah kartu nama kepada teman atau

kerabat baru

b. Tetapkan untuk mengenal teman baru setiap harinya (atau dalam

seminggu).

c. Bergabunglah dengan kelompok relawan atau kelompok yang

berorientasi memberikan pelayanan.

Contoh dalam dunia pendidikan, bergabunglah dengan kelompok teman

yang suka mengadakan kegiatan sosial.

d. Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekan

mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat. e. Selenggarakan sebuah pesta dan undanglah sekurang-kurangnya tiga

orang yang tidak begitu Anda kenal.

f. Hadirilah sebuah sesi psikoterapi kelompok atau sesi terapi keluarga

secara teratur.

g. Ambil peran kepemimpinan dalam kelompok Anda, baik di tempat

kerja atau di lingkungan permukiman.

Contoh dalam dunia pendidikan, ambil peran sebagai pemimpin kelas

atau pemimpin yang ada di lingkungan sekolah seperti OSIS.

h. Buatlah kelompok pendukung sendiri.

i. Ikuti sebuah kursus diperguruan tinggi setempat mengenai keterampilan

komunikasi antarpribadi.

j. Bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah program

berdasarkan kesamaan minat.

(26)

l. Berkomunikasilah dengan orang lain melalui jaringan komputer buletin

elektronik.

m. Adakan sesi sumbang saran secara berkelompok di tempat kerja Anda.

n. Ikuti retret pasangan suami-istri.

o. Kuasai seni perilaku sosial yang wajar dengan membaca buku tentang

sopan santun dan bahaslah hal ini dengan seorang yang Anda anggap

pandai bersosialisasi.

p. Mulailah percakapan dengan orang-orang di tempat umum.

q. Mulailah untuk menyurati orang-orang dalam sebuah jaringan kerja di

seluruh negeri bahkan dunia secara teratur.

r. Hadirilah reuni keluarga, sekolah, atau yang berkaitan dengan

pekerjaan.

s. Mainkan pertandingan luar rumah yang tidak kompetitif atau kooperatif

bersama keluarga dan teman.

t. Berkenalanlah dengan anggota masyarakat kebudayaan “Kami” dan terapkan sifat-sifat terbaik dari gaya pergaulannya ke dalam hidup Anda

sendiri.

u. Bergabunglah dengan kelompok yang bertujuan membantu Anda

bertemu dengan orang-orang baru.

v. Tawarkan diri Anda untuk mengajar, membimbing, atau membina

orang lain melalui organisasi sukarela atau tidak resmi.

w.Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari selama satu atau dua

minggu untuk mengamati cara orang berinteraksi di tempat umum.

x. Renungkan hubungan Anda dengan sekitar Anda, meluas hingga

masyarakat dan negeri Anda, dan apa akhirnya mencakup seluruh

planet.

y. Pelajarilah kehidupan orang terkenal yang mahir bersosialisasi (para

dermawan, pengacara, politikus, pekerja sosial) melalui riwayat hidup,

film, dan media lain, kemudian belajarlah mengikuti contoh mereka.15

15 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda

(27)

Cara-cara di atas dapat membantu kita mengembangkan kecerdasan

interpersnol kita. Dengan cara-cara itu kecerdasan yang kita miliki akan

berkembang dengan baik.

5.

Indikator kecerdasan Interpersonal

Berikut ini indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi:

a. Berteman dan berkenalan dengan mudah

b. Suka berada di sekitar orang lain.

c. Ingin tahu mengenai orang lain dan ramah terhadap orang asing

d. Menggunakan bersama mainannya dan berbagi permen dengan

teman-temannya.

e. Mengalah kepada anak-anak lain.

f. Mengetahui bagaimana menunggu giliran selama bermain.16

g. Suka menolong orang lain

h. Tidak egois

i. Mengenali perasaan dan emosi orang lain

j. Mengetahui kebutuhan orang lain

k. Mampu membuat hubungan yang tepat dengan orang lain

l. Mampu memahami sudut pandang dan sikap orang lain.17

16 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 205

(28)

6.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang

sudah tentu setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, dan

kecerdasan itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Faktor Hereditas

Faktor ini ditentukan oleh sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, batas

kecakapan atau kecerdasan seseorang dalam memecahkan suatu

masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.

b. Faktor Lingkungan

1) Lingkungan Keluarga

Peran keluarga dalam perkembangan kecerdasan anak sangat

besar, seperti kultur dalam keluarga, tingkat pendidikan orang tua,

tingkat ekonomi, dan realita kehidupan.

2) Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal sebagai

tempat pengembangan kepribadian anak secara menyeluruh. Dari

sekolah, anak akan mendapatkan pengetahuan, teman, dan

pengalaman.

c. Faktor Gizi

Seperti halnya tumbuhan, otak pun membutuhkan nutrisi dan gizi

yang tepat dalam bekerja. Otak bekerja tanpa henti, maka nutrisi yang

sangat dibutuhkan sangat banyak jika otak kekurangan gizi maka otak

tidak akan bekerja secara maksimal.

d. Faktor kebebasan

Kadang orang sering mengatakan belajar yang baik adalah belajar

yang tanpa ada tekanan. Dengan membebaskan anak menggunakan

(29)

baik sehingga hasilnya pun dapat memuaskan karna ia belajar dengan

kecerdasan yang disukainya.

7.

Pentingnya Kecerdasan Interpersonal

Kita semua tahu bahwa memiliki persahabatan yang kuat akan

membantu kita dalam kehidupan pribadi maupun profesional kita. Akan

tetapi, banyak orang gagal menyadari betapa penting sebenarnya „cerdas bermasyarakat’ itu. Ada beberapa alasan penting mengapa memiliki kecerdasan interpersonal tingkat tinggi bukan hanya penting tetapi juga

merupakan dasar bagi kesejahteraan anak Anda, khususnya ketika dia

menjadi orang dewasa.

Di bawah ini beberapa alasan mengapa Anda mengkin ingin memulai

berusaha mengembangkan kecerdasan interpersonal anak Anda.

a. Untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah

menyesuaikan diri.

Kurangnya kecerdasan interpersonal adalah salah satu akar penyebab

tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Orang-orang yang

kecerdasan interpersonal yang rendah cenderung tidak peka, tidak

peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain. Salah satu hal

yang dapat Anda lakukan untuk memastikan bahwa anak Anda tumbuh

menjadi anak yang mudah menyesuaikan diri secara sosial adalah

mengajarkan kecerdasan bermasyarakat yang benar.

b. Menjadi berhasil dalam pekerjaan.

Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka tumbuh menjadi

orang yang berkarir yang berhasil dan menjanjikan. Sebagai akibatnya,

banyak orang tua seperti ini cenderung menekankan pada anak mereka

agar mendapatkan nilai yang baik dan memenangkan beasiswa yang

bergengsi. Sebenarnya, banyak orang yang cerdas secara teknis tidak

pernah mencapai tataran tinggi dalam karirnya karena mereka kurang

mampu bergaul secara baik dengan orang lain, sedangkan orang yang

(30)

karena mereka mampu mengetahui orang yang tepat dan memanfaatkan

keterampilan kerjasama mereka.

c. Demi kesejahteraan Emosional dan fisik.

Anda pasti pernah mendengar ungkapan, „No man is an island’ (Tidak

ada orang dapat hidup sendirian), sesungguhnya, orang memerlukan

orang lain agar mendapatkan kehidupan seimbang secara emosional dan

fisik.18

Manusia sebagai makhluk sosial, mereka membutuhkan orang lain

untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Untuk mendukung terjalinnya

hubungan yang baik kecerdasan interpersonal menjadi sangat penting

dimiliki setiap individu. Kecerdasan ini sangat penting karna pada

dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri.

B.

Konsep Kecerdasan Intrapersonal

1.

Pengertian Kecerdasan Intrapersonal

Thomas Armstrong mendefinisikan Kecerdasan Intrapersonal adalah

kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman

tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat

(kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud,

motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisplin diri,

memahami dan menghargai diri.19

Kecerdasan intrapersonal menunujukan kemampuan seseorang untuk

peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk

menggali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya

sendiri. Peserta didik semacam ini sering melakukan intropeksi diri,

mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk

18 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 198-202

19 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda

(31)

memperbaiki diri. Beberapa di antaranya cenderung menyukai kesunyian

dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.20

Sedangkan menurut May lwin beserta kawan-kawannya, kecerdasan

intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini

adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab

atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan

intrapersonalnya tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada

apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian-diri.

Mereka selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan dan impian mereka

dan mereka juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosi mereka

sendiri sedemikian rupa untuk memperkaya dan membimbing kehidupan

mereka sendiri.21

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

intrapersonal adalah suatu kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam

mengenali dirinya sendiri, orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal

ia mampu memotivasi dirinya sendiri dan ia mengetahui kelemahan dan

kelebihan yang dimilikinya, ia pun memiliki kemandirian serta keyakinan

yang kuat untuk mencapai tujuan hidupnya.

2.

Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Intrapersonal

Sebagian besar siswa menghabiskan waktu di kelas selama enam jam

sehari, enam hari setiap minggu bersama tiga puluh sampai empat puluh

orang lain. Bagi individu yang kecerdasan intrapersonalnya sangat kuat

berkembang suasana yang sangat sosial ini akan sangat menakutkan.

Karena itu, guru perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk

menikmati dirinya sendiri sebagai pribadi yang otonom yang memiliki

20 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama,h. 14

(32)

sejarah hidup yang unik dan rasa individualis yang mendalam setiap

harinya.

Strategi berikut ini akan membantu mencapai tujuan tersebut dengan

cara yang sedikit berbeda.

a. Sesi refleksi satu menit. Selama pelajaran diskusi, penelitian atau

kegiatan yang lain sebaiknya mendapatkan waktu “jeda” yang cukup

untuk mengawas diri atau merenung. Sesi refleksi satu menit

memberikan waktu bagi para siswa untuk mencerna informasi yang

mereka terima, atau menghubungkan informasi dengan

peristiwa-peristiwa dalam kehidupan mereka sendiri.22 b. Belajar Mandiri atau Mandiri

Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan tugasnya

secara mandiri.

c. Game dan kegiatan individual

Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan nya

sendiri.23

Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih

strategi pembelajaran, karna jika penggunakaan strategi kurang tepat itu

akan membuat bosan siswa dalam belajar, karna setiap siswa memiliki

cara belajar yang berbeda-beda oleh karena itu seorang guru harus

mengetahui karakteristik yang dimiliki siswanya.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bagi siswa yang memiliki

kecerdasan intrapersonal yang tinggi jika terlalu lama di dalam kelas

suasana yang sangat sosial ini akan sangat menakutkan. Karena itu, guru

perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menikamti dirinya

22 Hamzah B. Uno dan masri kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pemebelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet pertama,h.149

(33)

sendiri memberikan waktu untuk mereka mengerjakan tugas secara

mandiri. Cara ini bisa dilakukan dengan strategi yang telah disebutkan di

atas.

3.

Cara Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal

Ada 25 cara untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal menurut

Thomas Armstrong.

a. Datangi bimbingan individu atau jalani psikoterapi

Contoh dalam dunia pendidikan, datangi guru bimbingan konseling

b. Pelajari “Peta diri” dalam sosiologi dunia barat/filosofi Timur. Contoh pelajari catatan diri sendiri

c. Belajarlah bermeditasi.

Contoh belajarlah untuk intropeksi diri

d. Dengarkan kaset dan video tentang motivasi.

e. Tuliskan autobiografi Anda.

f. Ciptakan ritual pribadi atau ritual perjalanan hidup Anda.

g. Rekam dan tafsirkan mimpi Anda secara teratur.

h. Bacalah buku self-help.

i. Tentukan tempat yang tenang di rumah Anda untuk melakukan

intropeksi.

j. Belajarlah sesuatu yang baru, misalnya keterampilan, bahasa, atau

kumpulan pengetahuan dalam bidang yang Anda minati secara

otodidak.

k. Mulailah bisnis Anda sendiri.

l. Kembangkan hobi atau minat yang membuat Anda berbeda dari orang

banyak.

m.Ikutilah pelajaran tentang latihan bersikap tegas atau pengembangan

(34)

n. Ikuti serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kekuatan dan

kelemehan khusus Anda dalam berbagai bidang.

o. Tentukan sasaran jangka pendek dan jangka panjang Anda dan

kemudian tindaklanjuti rencana itu.

p. Hadirilah seminar yang dirancang untuk mengajar Anda mengenal diri

atau “diri” sendiri.

q. Buatlah buku atau catatan harian untuk merekam gagasan, perasaan,

sasaran, dan kenangan Anda.

r. Amatilah biografi dan autobiografi orang besar yang memiliki

kepribadian hebat.

s. Libatkan diri Anda dalam perilaku yang meningkatkan harga diri

sehari-hari.

t. Ikuti doa di rumah ibadah secara teratur.

u. Lakukan sesuatu yang menyenangkan diri Anda sekurang-kurangnya

satu kali.

v. Caritahu mana “mitos” pribadi Anda dan hayatilah.

w.Sediakan cermin untuk mengamati ekspresi Anda dalam keadaan batin

atau keadaan pikiran yang berbeda-beda.

x. Luangkan waktu sepuluh menit setiap petang untuk meninjau kambali

secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang Anda alami

hari itu.

y. Luangkan waktu dengan orang yang mempunyai rasa diri yang kuat dan

wajar.24

25 cara di atas adalah cara yang dapat membantu mengembangkan

kecerdasan intrapersonal, jika kita menggunakan cara-cara tersebut

kecerdasan intrapersonal yang kita miliki akan berkembang dengan baik.

24 Thomas Armstrong, 7 Kinds Of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda

(35)

4.

Indikator kecerdasan Intrapersonal

Adapun indikator kecerdasan intrapersonal diantaranya yaitu:

a. Senang bekerja sendiri dan cukup mandiri.

b. Memiliki keyakinan yang tinggi.

c. Memiliki kendali yang baik .

d. Termotivasi sendiri dalam mengejar cita-citanya.

e. Dapat mengintropeksi kesalahannya sendiri.25 f. Merasakan jati diri

g. Merasa istimewa dan unggul

h. Memahami apa yang ada di balik perasaan Anda

i. Mampu mengendalikan emosi

j. Mampu menghadapi kegagalan

k. Mampu melawan kecerobohan.26

Jika dalam diri kita terdapat indikator-indikator yang ada di atas

berarti kita mempunyai kecerdasan intrapersonal.

25 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h. 240

(36)

5.

Pentinga Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal tidak hanya penting bagi mereka yang

berjuang untuk menjadi pemimpin dan atasan, tetapi pada dasarnya

penting bagi setiap orang yang ingin menguasai kendali atas kehidupannya

dan karena itu mencapai keberhasilan dan keamanan. Dari sinilah maka

kecerdasan ini kadang-kadang dikenal sebagai kecerdasan penguasaan diri.

Berikut ini beberapa alasan mengapa penting bagi setiap orang untuk

menjadi cerdas diri.

a. Mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri yang

membimbingnya kepada kestabilan Emosi.

Orang-orang dengan pemahaman yang lemah terhadap diri sendiri

cenderung dengan mudah menjadi tidak stabil secara emosional di

bawah tekanan atau penderitaan. Karena itu mereka tidak dapat

mengatasi banyak tantangan hidup, memilih untuk menderita tekanan

emosional dan menyerah dengan mudah. Jika anak Anda tidak belajar

bagaimana mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri, dia

juga akan mudah terkena kritik, kesepian dan kejemuan.

b. Mengendalikan dan mengarahkan emosi

Yang lebih sering terjadi, yang menghalangi kita mengambil tindakan

dalam kehidupan kita dan mewujudkan impian kita adalah

ketidakmampuan kita mengendalikan dan mengarahkan emosi kita.

Orang-orang yang tidak pernah belajar untuk mengarahkan emosi

mereka akan merasa sangat terikat oleh perasaan ini. Mereka

mengetahui bahwa mereka harus menemukan suatu pekerjaan yang

lebih baik tetapi mereka terhambat oleh ketakutan akan penolakan dan

kegagalan. Orang-orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang

tinggi memiliki suatu pemahaman yang dalam mengenai perasaan

mereka dan dapat mengarahkan emosi tersebut sedemikian rupa

(37)

c. Mengatur dan memotivasi diri

Bukanlah lebih sering bahwa penundaan penyelesaian tugas

menghambat kita untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dalam

kehidupan? Biasanya, apa yang membedakan orang-orang yang berhasil

dengan yang lainnya adalah kemampuan mereka untuk memotivasi diri

mereka dan orang lain untuk melakukan hal-hal yang harus dilakukan.

Sebaiknya, orang-orang dengan kecerdasan intrapersonal yang rendah

harus bersandar pada orang lain untuk memotivasi mereka.

d. Bertanggug jawab atas kehidupan diri sendiri.

Orang-orang dengan kecerdasan-diri yang tinggi cenderung

bertanggung jawab dan menjadi pemilik kehidupan mereka sendiri.

Mereka merasa bertanggung jawab atas akibat dari apa yang mereka

hasilkan. Ketika ada hal-hal yang tidak beres, mereka cepat mengambil

tanggung jawab. Mereka adalah orang-orang yang selalu merasa bahwa

mereka mengendalikan kehidupan mereka sendiri.Sebaliknya,

orang-orang yang dengan kecerdasan intrapersonal rendah umumnya

cenderung mengambil peran sebagai korban.27

C.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1.

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemah dari kata instruction yang dalam

bahasa Yunani disebut instruction atau intruere yang berarti

menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui

pembelajaran.28

27 May Lwin et. All, How to Multiply Your Child’s Intelligence-Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Berbagai, (Jakarta: Indeks, 2008), cet. 2, h.234-236

(38)

Pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan

keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai peserta didik melalui

berbagai interaksi dan pengalaman belajar.29

Menurut Wina Sanjaya, “Pembelajaran adalah sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan

sumber yang ada baik potensi yang bersumber dalam diri siswa itu sendiri

seperti minat, bakat dan kemampuan dasar termasuk gaya belajar sebagai

upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu”.30

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs dalam bukunya Bambang

Warsita, “pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajaran peserta didik, yang berisi serangkain peristiwa

yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan

mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang sifatnya

internal”.31

Dengan demikian pembelajaran adalah proses interaksi antara guru

dan murid. Dimana guru membantu muridnya agar dapat belajar dengan

baik dan tercapainya tujan pembelajaran.

2.

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiyah Daradjat dalam bukunya Abdul Majid dan Dian

Andayani yang berjudul “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi”

menyebutkan pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina

dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam

29 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), h. 100

30 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group), hal. 26

(39)

secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.32

Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar

umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Menurut Tayar Yusuf dalam bukunya Abdul Majid dan Dian

Andayani yang berjudul Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

mengartikan “pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua

untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan

keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa

kepada Allah SWT”. 33

Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran yang

seharusnya dinamakan “Agama Islam”, karena yang diajarkan adalah agama islam bukan pendidikan agama islam. Nama kegiatannya atau

usaha-usaha dalam mendidikkan agama islam disebut sebagai pendidikan

agama islam. Kata “pendidik” ini ada dan mengikuti setiap mata pelajaran.34

Dalam hal ini PAI sejajar atau sekatagori dengan pendidikan IPS/IPA

dan lain-lainnya (nama mata pelajaran adalah Matematika atau IPS/IPA

dan lain-lain), pendidikan olahraga (nama mata pelajarannya adalah

olahraga), pendidikan Biologi (nama mata pelajarannya dalah Biologi) dan

seterusnya. Sedangkan pendidikan agama islam adalah nama sistem, yaitu

sistem pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang

32 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 130

33 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 131

34 Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan

(40)

secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang

diidealkan. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun

berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.35

Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan

pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.36

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pendidikan agama islam

adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan pendidik dalam

menyiapkan peserta didik untuk memahami dan mengamalkan ajaran

islam dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, atau pelatihan. Sehingga menjadi umat yang taat

akan ajaran agama.

3.

Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.37

35 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 163

36Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3, h. 132

37 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:

(41)

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman

peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

tinggi. 38

Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak

ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama

islam, yaitu: (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama

islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan

peserta didik terhadap ajaran agama islam; (3) dimensi penghayatan atau

pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran

islam; dan (4) dimensi pengalamnnya, dalam arti bagaimana ajaran islam

yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau internalisasi oleh peserta

didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk

menggerakan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya

dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.39

Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam bertujuan

membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan

berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral

sebagai perwujudan dari pendidikan agama.Serta dapat mengamalkan

nilai-nilai keagamaan kedalam kehidupan sehari-hari.

38 Muhaimin, Pengembangan Kurukulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan

Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 135

(42)

4.

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Sebagaimana diketahui , bahwa inti ajaran Islam meliputi: (a) masalah

keimanan; (b) masalah keislaman (syari’ah); dan (c) masalah ihsan

(akhlak), yang kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum

Islam (tarikh), sehingga secara berurutan : (a) ilmu tauhid/keimanan; (b)

ilmu fiqih; (c) al-Qur’an; (d) al-Hadits; (e) akhlak; (f) tarikh Islam.40

Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya

dalam ruang lingkup Al-qur’an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup

pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan

dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,

sesama Manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun

minallah wa hablun minannas).41

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya

ruang lingkup pendidikan agama islam berpusat pada sumber utama ajaran

Islam, yakni al-Qur’an dan as-Sunnah, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 2 dan al-Isra’ ayat 9:

 























Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah:2).42





































40 Zuhairini, dan abdul ghofur, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press, 2004), h. 48

41Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2006),cet. 3,h. 131

(43)

Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang

mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.

(Q.S. Al-Israa’: 9).43

Dengan demikian, as-Sunnah berfungsi sebagai penjelas terhadap

al-Qur’an dan sekaligus dijadikan sebagai sumber pokok ajaran Islam serta

dijadikan pijakan atau landasan dalam lapangan pembahasan Pendidikan

Agama Islam.

Dari kedua sumber tersebut, baik pada jenjang pendidikan dasar

maupun menengah kemampuan yang diharapkan adalah sosok siswa yang

beriman dan berakhlak. Hal tersebut tentunya selaras dengan tujuan

Pendidikan Agama Islam seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu sosok

siswa yang secara terus menenus membangun pengalaman belajarnya, baik

pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

5.

Fungsi Pendidikan Agama Islam

Dijelaskan oleh Abdul Majid dan Dian Andayani bahwa kurikulum

pendidikan agama islam untuk sekolah/madrasah berfungsi, yaitu

“Pengembangan, Penanaman nilai, Penyesuaian mental, Perbaikan,

pencegahan, dan Penyaluran”.44

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allh SWT yang telah ditanamkan dalam kehidupan

keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban mananamkan

keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut

dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar

43Al-Qur’an dan Terjemah , (Bandung: CV.J –Art, 2005), h. 284

44 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:

(44)

keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal

sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian

hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelamahan peserta didik dan keyakinan,

pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi

orang lain.

D.

Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang kecerdasan interpersonal pernah dilakukan oleh Sofyan

Adenansi yang berjudul Upaya Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Siswa

dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil penelitian ini

dapat diketahui bahwa guru membuat perencanaan pembelajaran berupa,

silabus, RPP dan menggunakan metode, strategi, serta media yang relevan

guna mengembangkan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal

dapat berkembang dalam pembelajaran PAI dengan cara menggunakan

metode, strategi, serta media yang relevan dengan materi yang diajarkan.

Perbedaannya skripsi ini hanya menjelaskan kecerdasan interpersonal saja.45

(45)

Selain itu penelitan juga pernah dilakukan oleh Wafa Zahruddin yang

berjudul Peranan ESQ terhadap Kecerdasan Intrapersonal Siswa. Berdasarkan

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwanya training ESQ berperan dalam

meningkatkan kecerdasan intrapersonal siswa. Perbedaannya adalah skripsi ini

hanya membahas tentang kecerdasan intrapersonal saja dan jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian lapangan.46

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Siti Khoirunnisa dengan judul

skripsi “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Kecerdasan Emosional Siswa di SMA MARTIA BHAKTI BEKASI”, tujuan penelitian ini

untuk mengetauhi peranan guru pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

The conceptual model of a ChangeOverPoint has an optional “location” property of type “SignificantPoint” (see Figure 2).. 28 Copyright © 2015 Open Geospatial Consortium. Figure

Mengacu pada kerangka pemikiran paradigmatik mengenai ide dasar demokrasi dan kedaulatan dirakyat maka rumusan konstitusi yang memayungi penyelenggaraan Pemilu di

Manajemen sarana prasarana PAUD adalah pengelolaan secara efektif terhadap seluruh aset lembaga Paud yang dimiliki.Beberapa bentuk aset sarana dan

belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yakni sebesar 75%.Sementara itu, model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan guru dalam penelitian ini

2. Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. Setiap orang berhak

Adapun hal yang paling membedakan kehidupan beragama antara masyarakat Jepang dengan masyarakat di negara lain adalah masyarakat Jepang lebih cenderung melaksanakan

Yang paling mendasar pada kompleksitas adalah memberikan kalsifikasi penting dari masalah yang timbul dalam praktek, bahkan timbul di daerah matematika klasik.Kedua, kita

Bidang yang terkait dengan tujuan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 adalah ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh