• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI ANALISIS TENTANG KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI ANALISIS TENTANG KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

i STUDI ANALISIS TENTANG KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh:

MOH. AZIZ SAMSUDIN NIM. 201110010322151

Dibiayai Oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur Pada Program Peningkatan Kualitas Guru Madrasah Diniyah

Angkatan 2011

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,

dan diterima untuk memenuhi persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) Pada Tanggal: 25 Agustus 2015

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Drs. M. Nurul Humaidi, M.Ag (...)

2. Drs. Faridi, M.Si (...)

3. Nur Afifah K.M., S.Pd.I., M.Kes (...)

4. Drs. Agus Purwadi, M.Si (...)

Mengesahkan, Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang Dekan,

(3)

iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Moh. Aziz samsudin

NIM : 201110010322151

Tempat/ Tanggal Lahir : Kediri, 20 Agustus 1977 Fakultas/ Jurusan : Agama Islam/ Tarbiyah Menyatakan bahwa Tugas Akhir/ Skripsi dengan judul:

“Studi Analisis Tentang Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Tingkat Sekolah Dasar”

adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keselur uhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat sebenar-benarnya san apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 7 Agustus 2015 Mahasiswa Ybs,

(4)

iv KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا ه مسب

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan skripsi ini dengan segenap keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Shalawat serta Salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah memberikan petunjuk yang lurus yakni Al- Islam kepada seluruh umat manusia menuju ke era pencerahan intelektual dan spiritual.

Penulisan skripsi dengan judul “Studi Analisis Tentang Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Tingkat Sekolah Dasar”, adalah bentuk rangkaian tugas akhir yang dilakukan untuk memenuhi sebagian syarat menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1) di Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah malang.

Penulisan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang serta para Pembantu Rektor I, II dan III.

2. Drs. Faridi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Agama Islam dan para Pembantu Dekan Fakultas Agama Islam I, II dan III atas segala perhatian, motivasi, bimbingan dan arahannya.

(5)

v 4. Drs. Agus Purwadi, M.Si. dan Nur Afifah K. M., S.Pd.I.,M.Kes., selaku dosen pembimbing dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas segala kesabaran dan keikhlasan selama membimbing kami. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikannya, Amiin.

5. Seluruh teman kuliahku di Program Beasiswa Pemprov Jatim Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang yang senantiasa memberikan bantuan dan support dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh staf baik Jurusan maupun Tata Usaha Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu siap melayani segala keperluan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh pihak yang terkait, baik atas nama perorangan atau lembaga yang turut serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Kami menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih atas saran dan kritik yang diberikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dicatat sebagai amal kebajikan di hadapan Allah SWT. Amien.

Malang, 7 Agustus 2015 Penulis,

(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..i

HALAMAN PERSETUJUAN ………..………...ii

HALAMAN PENGESAHAN ………..………...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….…………. .iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ….……….………..v

ABSTRAK ..………..………vi

KATA PENGANTAR ………..………...vii

DAFTAR ISI ………...ix

DAFTAR TABEL ………..……….xii

DAFTAR LAMPIRAN …...………..……….xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….….1

B. Rumusan Masalah ……….………..10

C. Tujuan Penelitian ……….………...10

D. Manfaat Penelitian ……….……….10

E. Definisi Operasional ………..………..11

F. Sistematika Pembahasan ………...16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum …..……….…..18

2. Fungsi dan Peran Kurikulum …..………....20

(7)

vii

2. Azaz-Azas Pengembangan Kurikulum ….………..…26

3. Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum .………..……29

4. Komponen Pengembangan Kurikulum ………..……31

5. Organisasi Kurikulum ………...…...36

6. Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum ...38

C. Kurikulum 2013 (K13) 1. Rasionalitas Pengembangan Kurikulum 2013 ……..………..43

2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ….………. 46

3. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 ….….………..52

4. Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi …..………52

D. Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) ….…..…………55

2. Fungsi Pendidikan Agama Islam (PAI) …..………. 58

3. Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Kurikulum 2013 ….. 60

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ….………..65

B. Pendekatan Penelitian ………...……65

C. Sumber Data ….………..66

D. Teknik Pengumpulan Data ….………...…...68

E. Teknik Analisa Data ………..70

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian dan Analisis Data

(8)

viii Mata Pelajaran PAI untuk Tingkat Sekolah Dasar …...…....72 2. Hasil Wawancara dengan Beberapa Guru PAI …...……….113 3. Analisis Kurikulum 2013 dari Beberapa Pakar

dan Praktisi Pendidikan …...………...……….115 B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI

Untuk Tingkat Sekolah Dasar ………..……121 2. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Mata Pelajaran PAI untuk Tingkat Sekolah Dasar ………..123

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ….………..126

B. Saran ……..………...127

DAFTAR PUSTAKA …..……….129

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Tema dan Alokasi Waktunya untuk tingkat Sekolah Dasar Kurikulum 2013.

Lampiran 2 Contoh silabus Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar.

Lampiran 3 Contoh RPP Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar

Lampiran 4 Pedoman wawancara untuk pengumpulan data dengan responden Guru PAI.

(10)

x DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaeanal. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Achmadi. (2005). Ideologi Pendidikan Islam: Paradikma Humanisme Teosentris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Akuntono, Indra .11 Desember 2014. Kemdikbud:Banyak yang Minta Tetap

Menggunakan Kurikulum 2013, Kompas.Com (Online),

diakses pada tanggal 4 Pebruari 2015 dari

http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/11/13383491/Kemdikbud.Ba

nyak.yang.Minta.Tetap.Menggunakan.Kurikulum.2013.html.

Basri, Hasan. (1995). Remaja Berkualitas (Problematika remaja dan Solusinya). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Chaplin, J.P. (2001). Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono, cet:7, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Darajad, Zakiah . (1995). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

D. Marimba, Ahmad. (1989). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, cet. Ke- 8.

(11)

xi Hidayat, Sholeh.(2013). Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Komarudin. (1994). Ensiklopedia Manajemen, Edisi kedua, Jakarta: Bumi Aksara.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Kompetensi Dasar SD/MI.

Jakarta: Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan

Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. (2013). Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar sesuai Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

(12)

xii

25 April 2015 dari

http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=227805.html.

Kementrian Agama RI, 28 Januari 2015, Sekolah di Jawa Barat Tetap Gunakan K-13 Mapel PAI (journal online), diakses pada tanggal 25

April 2015 dari http://keme

nag.go.id/index.php?a=berita&id=235792.html.

Moleong, Lexy J.(2005). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung:Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013: Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 Merupakan

Persoalan Penting dan Genting. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2002). Paradigma Pendidikan Islam(Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah). Bandung : Remaja Rosda Karya.

Marlina, Murni Eva. (2013). Kurikulum 2013 Yang Berkarakter, (jurnal

online Volume 5 Nomor 2) dari http:// Jupiis /2013/12/08/14356345/. Kurikulum.2013.Yang. Berkarakter, Diakses pada 20 Mei 2015. Nata, Abuddin. (2012), Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan

Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. 5.

Narimawati, Umi. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nugroho, Rony Ariyanto. 7 Desember 2014. Kritik Anies, M Nuh Nilai

(13)

xiii (Online), diakses pada tanggal 4 Pebruari 2015 dari http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/07/13181651/Kritik.Anies.M .Nuh.Nilai.Penghentian.Kurikulum.2013.Langkah.Mundur.html. Pemerintah RI. ( 2003). Undang-Undang No: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Unbara.

Rukiati, Enung. K. & Fenti Hikmawati. (2006). Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, cet, 1.

Rachman,Taufik. 8 Desember 2014. Seputar Keputusan Mendikbud Tentang Penghentian Kurikulum 2013 (Permasalahan Konseptual Kurikulum

2013),(Republika,online), Diakses pada tanggal 20 Mei 2015 dari http://Republika.Com/read/2014/12/08/11132771/.html.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Subagyo, P. Joko. (1991). Metode Penelitian dan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syatiri, Ana Shofiana. (2014). Sejak Kurikulum 2013 Diterapkan Sikap Siswa Terlihat Berubah. (online), diakses pada tanggal 27 Mei 2015 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/09/11132771/.Sejak.Kur ikulum.2013.Diterapkan.Sikap.Siswa.Terlihat.Berubah.

(14)

xiv

Indonesia edisi elektronik 2008, versi 1.4, (Online), diakses pada tanggal 06 Pebruari 2015 pukul 13.30 WIB. dari http://kbbi.web.id/. Wikipedia bahasa Indonesia (ensiklopedia bebas). (Online), diakses pada

tanggal 15 April 2015 pukul 09.30 WIB. dari http://id.wikipedia.org/wiki/Polemik.

(15)

1 kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”1.

Guna mencapai tujuan tersebut ada tiga hal utama dalam proses terkait pendidikan yang penting untuk selalu diperhatikan dan diupayakan pengembangannya, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan.

Penyusunan dan pengembangan kurikulum adalah termasuk bagian dalam proses perencanaan pendidikan. Tujuan penyusunan kurikulum adalah untuk menyiapkan bahan ajar yang baik dan ideal yang sesuai guna merealisasikan tujuan pendidikan sebagaimana tersebut di atas. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Moh. Yamin bahwa kurikulum sejatinya dihadirkan supaya menjadi alat utama agar pendidikan yang dijalankan selaras dengan cita-cita bangsa2. Pengembangan kurikulum terus dilakukan sebagai upaya dalam menyiapkan bahan ajar yang sesuai

1

Pemerintah RI, Undang-Undang No: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung : Citra Unbara, 2003), hal. 7.

2

(16)

2 dengan tuntutan perkembangan yang terjadi, baik perkembangan sosial, budaya, ekonomi termasuk juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kurikulum 2013 atau yang populer dengan sebutan K13 adalah hasil dari pengembangan kurikulum yang telah dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk terus memperbaiki sistem pendidikan nasional. Kurikulum 2013 disusun sebagai salah satu langkah untuk mencari solusi atas permasalahan pendidikan saat ini. Pelaksanaan pendidikan saat ini dalam konteks nasional dinilai telah gagal dalam upaya mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan undang-undang di atas. Krisis multidimensional yang melanda negeri ini khususnya krisis kepribadian atau krisis moral dijadikan indikator atas kegagalan pelaksanaan pendidikan nasional. Pendidikan agama termasuk Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diharapkan menjadi tumpuan pendidikan karakter dan akhlak siswa disebut-sebut sebagai bagian utama penyebab kegagalan pelaksanaan pendidikan nasional selama ini. Pendapat ini tentu tidaklah benar, karena tanggung jawab pendidikan moral dan akhlak tentunya bukan hanya tanggung jawab sekolah dalam hal ini guru pendidikan agama saja tapi juga tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Meskipun demikian relitasnya pendidikan agama termasuk PAI yang disalahkan atas munculnya krisis kepribadian yang telah melanda bangsa.

(17)

3 sekolah. Penetapan Kurikulum 2013 oleh pemerintah menggantikan kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP menurut banyak kalangan sarat dengan nuansa politis dan terkesan dipaksakan. Meskipun demikian tidak dipungkiri bahwa dari aspek normatif atau juga filosofis, Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi atau KBK tahun 2004 nampak lebih baik dibandingkan dengan KTSP. Hal ini karena Kurikulum 2013 lebih menekankan pada aspek pembentukan karakter dalam upaya mengoptimalkan semua potensi peserta didik, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik dan ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertera dalam UU Sisdiknas tahun 2003 di atas, sehingga K13 lebih sesuai untuk menjawab permasalahan bangsa saat ini, sedangkan KTSP hanya menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif peserta didik saja. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Sholeh Hidayat bahwa orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge), sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati3.

Beberapa waktu yang lalu Kurikulum 2013 menjadi isu aktual yang banyak menjadi pembicaraan dan perdebatan banyak kalangan baik

3

(18)

4 praktisi pendidikan maupun masyarakat luas. Mencuatnya isu Kurikulum 2013 ini dipicu oleh kebijakan pemerintah baru dalam hal ini kementrian pendidikan yang terkesan kontroversial terhadap penghentian sementara pelaksanaan Kurikulum 2013 yang tidak secara keseluruhan, sehingga terkesan diskriminatif dan memunculkan argumen-argumen negatif terkait kebijakan ini. Mendikbud Anies Baswedan menginstruksikan sekolah yang belum menggunakan Kurikulum 2013 selama tiga semester untuk kembali ke Kurikulum 2006 (KTSP). Sementara itu, sekolah yang telah menjalankan selama tiga semester diminta tetap menggunakan kurikulum tersebut sembari menunggu hasil evaluasi4.

Kebijakan penghentian Kurikulum 2013 yang belum lama diberlakukan oleh pemerintah sebelumnya ini banyak menimbulkan pro dan kontra baik oleh praktisi pendidikan maupun masyarakat umum. Ada sekolah dan dinas pendidikan daerah yang mengikuti keputusan pemerintah pusat untuk menghentikan Kurikulum 2013 dan kembali ke KTSP, namun ada juga sekolah juga dinas pendidikan daerah yang sebenarnya tetap ingin mempertahankan dan melaksakanan Kurikulum 2013, masing-masing tentu memiliki alasan tersendiri dalam menganbil keputusan terkait Kurikulum 2013 ini.

Terlepas dari kontroversi terkait kebijakan pemerintah sebagaimana tersebut di atas, satu hal yang penting untuk dipahami adalah bahwa

4

Indra Akuntono, 11 Desember 2014, Kemdikbud: Banyak yang Minta Tetap Menggunakan Kurikulum 2013, Kompas. Com. (Online), diakses pada tanggal 4 Pebruari 2015 dari http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/11/13383491/

(19)

5 perubahan dan pengembangan kurukulum tentu dilakukan untuk tujuan perbaikan, yaitu perbaikan pelaksanaan pendidikan atau perbaikan sistem pendidikan nasional secara umum. Sebagaimana disampaikan oleh Sholeh Hidayat bahwa Kurikulum 2006 jika dikaitkan dengan tantangan zaman memang sudah saatnya dirubah dan direvisi, sebab jika tidak dilakukan perubahan dan pengembangan, tidak bisa dipastikan bagaimana mutu pendidikan dan kualitas keluarannya. Ini karena menurut Sholeh Hidayat sistem pendidikan dan capaian kompetensi dalam Kurikulum 2006 kurang jelas dan kurang terarah5.

Kurikulum 2013 tentunya disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan realitas yang terjadi saat itu dan sekarang, antara lain krisis kepribadian yang melanda bangsa, mutu dan kualitas pendidikan di negara kita yang memang jauh tertinggal dari negara-negara maju di dunia, bahkan dari negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Mulyasa bahwa mutu output pendidikan kita masih rendah jika dibanding dengan mutu output pendidikan di negara lain, baik di Asia maupun kawasan ASEAN. Rendahnya mutu pendidikan memerlukan penanganan secara menyeluruh, karena dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan amat penting untuk menjamin kelangsungan bangsa6.

5

Hidayat, Op.Cit., hal. 112.

6

(20)

6 Perubahan mendasar pada Kurikulum 2013 dibanding kurikulum sebelumya tentu dirumuskan agar pendidikan kita mampu mengatasi permasalahan-permasalahan di atas. Perubahan mendasar pada aspek filosofis tersebut tentunya menuntut pula adanya perubahan dan kesiapan pada tataran pragmatis. Salah satu alasan penghentian penerapan Kurikulum 2013 oleh pemerintah sekarang adalah munculnya permasalahan pada aspek pragmatis, dalam hal ini kesiapan sekolah dan guru sebagai pelaksana kurikulum juga sarana prasarana.

Kesulitan yang dialami guru dalam memahami dan menerapkan Kurikulum 2013 tentunya merupakan hal yang wajar. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Moh. Nuh dalam kompas.com ketika ditanya tentang keberatan guru terhadap sistem penilaian atau evaluasi Kurkulum 2013 yang naratif atau deskriptif, Moh. Nuh mengatakan, hal itu hanya soal pembiasaan karena hal baru memang membutuhkan pembiasaan7. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang memiliki karakteristik sangat berbeda dari kurikulum-kurikulum yang ada sebelumnya, diantaranya adanya pengintegrasian mata pelajaran ke dalam tema-tema tertentu, sehingga Kurikulum 2013 juga disebut sabagai Kurikulum Tematik. Setiap perubahan tentu menuntut adanya perjuangan dan pengorbanan. Kurikulum 2013 menuntut profesionalisme dan kreatifitas guru dalam memahami dan menerapkannya. Kurangnya

7

Rony Ariyanto Nugroho,7 Desember 2014, Kritik Anies, M Nuh Nilai Penghentian

Kurikulum 2013 Langkah Mundur,Kompas.Com (Online), diakses pada tanggal 4 Pebruari

2015 dari http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/07/13181651/

(21)

7 pemahaman terhadap Kurikulum 2013 ini juga yang kemudian menyebabkan munculnya persepsi bahwa Kurikulum 2013 terkesan amburadul atau tumpang tindih dalam hal materinya, ini tentu suatu pemahaman yang perlu diluruskan.

Berdasarkan analisis awal penulis ada dua kelebihan utama pada Kurikulum 2013 yang menjadikan Kurikulum 2013 patut untuk tetap dipertahankan menurut penulis; pertama nuansa pendidikan agama dan pendidikan karakter yang begitu kental dan nampak menjadi prioritas dalam Kurikulum 2013, hal ini tentu sesuai dengan kondisi bangsa saat ini dan ini juga dapat menjadi perubahan positif bagi pendidikan agama termasuk PAI, kedua pendekatan terintegrasi (integrated curriculum) dalam Kurikulum 2013 tentu memberi wacana baru dalam sistem pendidikan nasional. Pendekatan terintegrasi dalam tematik–integratif ini menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi

Kurikulum 2013 untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang

ada pada Kurikulum 2006 ( KTSP);

(22)

8 terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, 5) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, 6) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala8.

Urgensi pendidikan karakter dan pendidikan agama dalam Kurikulum 2013 harusnya bisa menjadi perhatian penting praktisi pendidikan agama khususnya praktisi Pendidikan Agama Islam (PAI). Praktisi PAI harusnya melihat ini sebagai suatu potensi penting yang dapat dijadikan langkah awal untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan agama di sekolah. Kementrian agama nampaknya menangkap potensi positif yang ada pada Kurikulum 2013 ini sehingga memutuskan untuk tetap mempertahankan dan menerapkan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab bagi Madrasah di seluruh Indonesia, hal ini sebagaimana disampaikan oleh Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan:

“kita tetap menggunakan Kurikulum 2013 (K13) untuk mata pelajaran yang menjadi kekhasan madrasah, yaitu: rumpun Pendidikan Agama Islam (Al-Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam) dan Bahasa Arab. Kemenag bahkan sekarang sedang menyiapkan Peraturan Menteri Agama (PMA) yang akan mengatur tentang hal ini. Kita tengah menyiapkan PMA tentang kebijakan ini. (Mapel) umum mengikuti Dikbud pending, PAI dan Bahasa Arab lanjut berikut segala konsekuensi teknis, seperti pengisian raport dan seterusnya”9

8

Mulyasa, Ibid., hal. 60-61.

9

. Kementrian Agama RI, 14 Desember 2014, Kemenag Gunakan K13, Ini Penjelasan Direktur Madrasah, (online), diakses pada tanggal 25 April 2015 dari

(23)

9 Dinas Pendidikan Jawa Barat juga tetap menggunakan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI di sekolah-sekolah di Jawa Barat, mulai dari SD, SMP, sampai SMA. Sebagaimana disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Ahmad Hadadi bahwa Jawa Barat pasti siap melaksanakan K-13 Mata Pelajaran PAI di sekolah. Apalagi Kementerian Agama telah menyiapkan pelatihan Guru PAI sejak tahun 2013, hal ini ditegaskan Ahmad Hadadi pada kegiatan Rapat Koordinasi Pemberlakuan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI pada Sekolah di Bandung10.

Berangkat dari pro kontra terhadap Kurikulum 2013 dan uraian di atas serta berdasarkan realitas yang terjadi, penulis tertarik dan ingin mengetahui secara lebih mendalam terkait Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat sekolah dasar (SD) yang menggunakan pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Hal ini sebagai upaya untuk mengetahui apa dan bagaimana kelebihan dan juga kekurangan K13 khususnya pada mata pelajaran PAI. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul: “Studi Analisis Tentang Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Tingkat Sekolah Dasar”.

10

Kementrian Agama RI, 28 Januari 2015, Sekolah di Jawa Barat Tetap Gunakan K-13 Mata Pelajaran PAI (online), diakses pada tanggal 25 April 2015 dari

(24)

10 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar?

2. Apakah kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guna mendeskripsikan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar.

2. Guna mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Merujuk pada rumusan tujuan penelitian tersebut di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak. Di antara manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

(25)

11 Menambah wawasan pengetahuan dan khazanah keilmuan yang berharga bagi peneliti, terutama dalam mengetahui dan memahami Kurikulum 2013 khususnya Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar, serta mengetahui kelebihan dan juga kekurangan Kurikulum 2013 khususnya Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar.

2. Bagi akademisi dan masyarakat luas

Sebagai bahan informasi ilmiah bagi para guru, juga praktisi pendidikan lainnya, orang tua dan masyarakat tentang Kurikulum 2013 khususnya Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar, serta konsep integrasi kurikulum yang digunakan dalam K13 untuk tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu juga memberikan kontribusi pemikiran serta umpan balik bagi praktisi pendidikan, pemangku kebijakan akan pentingnya kajian Kurikulum 2013 terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam.

E. Definisi Operasional

Sebagai upaya menghindari kesalahan dalam memahami maksud dari judul Studi Analisis Tentang Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Tingkat Sekolah Dasar”, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terkandung dalam judul tersebut di atas.

(26)

12 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya), atau penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, atau penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, atau pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya11. Sedangkan menurut Komaruddin analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan terpadu12.

Analisis yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah sebagaimana pendapat di atas yaitu kegiatan berfikir dalam penyelidikan tentang Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar guna menguraikan sebagian komponen Kurikulum 2013 dan penelaahan isi komponen-komponen tersebut sebagai upaya memperoleh pengertian atau pemahaman yang tepat tentang Kurikulum 2013 khususnya pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar.

11

Ebta Setiawan (Database utama merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud Kamus Bahasa Indonesia edisi elektronik 2008, versi 1.4, (Online), diakses pada 06 Pebruari 2015 pukul 13.30 WIB dari http://kbbi.web.id/.

12

(27)

13 Penulis membatasi analisis dalam penelitian ini pada kajian filosofis dari K13 pada Mata Pelajaran PAI untuk tingkat Sekolah Dasar, tidak pada kajian pragmatisnya baik pada tingkat sistem pendidikan maupun pada tingkat satuan pendidikan.

2. Kurikulum 2013

Menurut Zaenal Arifin, secara etimologis istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani curir yang artinya “pelari”

dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum

berasal dari dunia olah raga yang berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Sedangkan secara terminologis, istilah kurikulum (dalam dunia pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperolah ijazah13. Kemudian masih terkait dengan pengertian kurikulum, S. Hamid Hasan sebagaimana dikutip oleh Zaeanal Arifin berpendapat ada empat dimensi kurikulum yang saling berhubungan, yaitu “kurikulum sebagai suatu

ide atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses), dan kurikulum sebagai suatu hasil belajar”14

.

Kurikulum yang penulis maksud dalam penelitian ini dan yang akan penulis jadikan sebagai batasan kajian penelitian adalah

13

Zaeanal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 2-3.

14

(28)

14 kurikulum dalam dimensinya sebagai ide atau konsepsi dan sebagai suatu rencana tertulis, jadi penulis tidak memperluas kajian kurikulum dalam dimensinya sebagai proses dan sebagai suatu hasil belajar.

Selanjutnya Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 yang ditetapkan menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, tepatnya ditetapkan berlaku secara bertahap mulai Juli 2013.

3. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu bahan atau materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah, sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) Menurut Zakiah Darajad:

“ pendidikan agama islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak”15.

Menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam sebagai suatu bimbingan baik jasmani maupun rohani yang berdasarkan

15

(29)

15 hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam 16.

Maksud dari Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam penelitian ini adalah adalah rumpun materi (ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama Islam) yang diajarkan di dalam kelas yang terdapat dalam buku pokok Pendidikan Agama Islam sebagaimana kurikulum yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP).

4. Sekolah Dasar (SD)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya), sedangkan sekolah dasar adalah sekolah tempat memperoleh pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi17. Sedangkan dalam Wikipedia Bahasa Indonesia (Ensiklopedia Bebas), Sekolah Dasar (disingkat SD; bahasa Inggris: Elementary School atau

Primary School) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu enam tahun, mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Saat ini murid kelas enam diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (Ebtanas) yang mempengaruhi

16

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (ed. 8.; Bandung:

Al-Ma’arif,1989), hal. 21.

17

(30)

16 kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (atau sederajat)18.

Sekolah Dasar yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan dasar yang ditempuh oleh anak atau peserta didik selama enam tahun mulai dari kelas satu sampai kelas enam sebagai kelanjutan dari pendidikan yang telah ditempuh sebelumnya (pendidikan di PAUD), sebelum melanjutkan ke tingkat sekolah lanjutan (SMP dan SMA) yang ada dalam sistem pendidikan di Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang isi tulisan dan mempermudah pembaca dalam memahami tulisan. Penulis membagi tulisan ini dalam beberapa bab. Bab I Pendahuluan, bab II Tinjauan Pustaka, dan bab III Metode Penelitian, bab IV Hasil Penelitian, dan bab V Penutup.

Bab I (Pendahuluan) berisi tentang Latar Belakang Masalah yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

18

(31)

17 Bab II (Tinjauan Pustaka) berisi tentang kajian teoritis terkait dengan Konsep Kurikulum, Pengembangan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, dan Konsep PAI.

Bab III (Metode Penelitian) diuraikan tentang Jenis Penelitian, Pendekatan Penelitian, Sumbet Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

Bab IV (Hasil Penelitian) yang terdiri atas Penyajian dan Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

perizinan Pedagang Kaki Lima, dengan judul “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEDAGANG KAKI LIMA TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN USAHA.. (STUDI DI PASAR

Edelleen havaittiin, että viljakui- dun, E-vitamiinin sekä karotenoidien saannit olivat käänteisessä yhteydessä aikuistyypin diabeteksen ilmaantu- vuuteen, mutta

Opinnäytetyön tulokset palveluverkoston käytettävyydestä ovat merkityksellisiä asiakaslähtöisen palveluohjauksen kehittämisen, terveyden ja hyvinvoinnin edistämisen

JUDUL : UGM ANUGRAHI DOCTOR HC 2 PEMENANG NOBEL MEDIA : KEDAULATAN RAKYAT. TANGGAL : 11

Perbedaan produktivitas dengan efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang

Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman yang berlaku umum bagi fakultas/ departemen/program, dan sivitas akademika di lingkungan Universitas Indonesia, dalam

[r]

PLN LHP IH memiliki sistem Aplikasi Bank Garansi (ABG) yang telah dilindungi dengan anti virus. Sistem tersebut hanya dapat diakses oleh karyawan yang bersangkutan dalam