• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1a Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Muhammadiyah Al-Kauts

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1a Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Muhammadiyah Al-Kauts"

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A

DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015

TESIS

Diajukan kepada

Program Studi Magister Pendidikan Islam

Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Islam

Oleh:

Nugrahani Khoirunisa NIM: O100130030

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO



























Artinya: “Sungguh Allah mengetahui yang gaib (tersembunyi) di langit dan di bumi. Sungguh Dia maha mengetahui segala isi hati”.

(Qs. Faathir (35): 38)

Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama dia akan

sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, dia akan tawadhu’. Dan jika

memasuki tahapan ketiga, dia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya.

(Umar bin Khattab)

Bila mengasihi terlalu sulit, jangan membenci. Bila tak sanggup memuji, jangan menghujat. Jangan mencari kesempurnaan, tapi sempurnakanlah yang ada.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang memberikan kemudahan dalam penyusunan Tesis ini, dengan sepenuh hati Tesis ini penulis persembahkan untuk:

 Bapak dan Ibu tercinta sebagai pendukung serta penyejuk, terima kasih

atas do’a, cinta, kasih sayang, dan dukungan selama ini.

 Adikku Rizky Kurnia Rahman yang senantiasa menghibur dan memberikan motivasi.

 Suamiku Tercinta Phutut Trinurseto, terimakasih untuk do’a, kesabaran, dukungan dan limpahan kasih sayangnya.

 Sahabatku Widya Putri Pratiwi dan Lia Puspa Indah. Terimakasih untuk 6 tahun yang telah berlalu, terimakasih untuk motivasi dan kasih sayangnya. Kenangan bersama kalian tak kan pernah terlupakan.

 Teman-teman Kost An-Nur 2 Lia, Serin, Mia, Hana, Laras, Ilma, dkk. Terimakasih atas do’a, motivasi, dukungan, dan sarannya yang sudah diberikan selama ini.

 Teman-teman M.Pd.I angkatan 2013, terima kasih atas do’a, motivasi, dukungan, dan sarannya yang sudah diberikan selama ini.

(6)

vi Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh orang-orang yang beriman.

Awal terbentuknya karakter adalah bermula dari aqidah akhlak, aqidah memiliki peranan penting dalam mendidik siswa, ruang lingkup aqidah yang dapat membentuk akhlak mulia akan mengantarkan manusia Indonesia sebagai manusia yang berkarakter. Baik dan buruknya perilaku seseorang sangat ditentukan oleh nilai akhlaknya. Pembentukan karakter dilakukan sejak dini, agar dapat mencegah timbulnya kemrosotan dimasa yang akan datang. Sehingga perlu adanya pengawasan ketat terhadap remaja untuk menghindari kemerosotan dan krisis moral.

Dalam menyusun tesis ini, penulis telah melibatkan berbagai pihak baik individu maupun kelompok, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada yang bersangkutan yaitu sebagai berikut:

1. Prof. Dr. H. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Prof. Dr. H. Khudzaifah Dimyati Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(7)

vii 3. Dr. Sudarno Shobron, M.Ag selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan Islam dan Pembimbing II.

4. Dr. Badaruddin, M.Ag Selaku Pembimbing I.

5. Heru Nugroho, M.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammdiyah Al-Kautsar Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan izin penelitian.

6. Elvandari Pubianti, S.Pd.I S.Psi selaku Guru Aqidah Akhlak yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penelitian di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammdiyah Al-Kautsar Kartasura.

7. Pimpinan perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah membantu memberikan fasilitas dalam penyelesaian studi kepustakaan. 8. Dosen-dosen lain yang telah memberikan bantuan dan arahan.

9. Berbagai pihak lain yang benar-benar memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis.

Atas segala bantuan dan keikhlasannya, penulis hanya mampu berdoa dan semoga amal sholehnya dibalas Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini banyak kekurangan atau kesalahan, maka penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Penulis juga berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis,

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKxiv ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Peneltitian ... 8

D. Tinjauan Pustaka ... 8

E. Kerangka Teoritik ... 18

F. Metode Penelitian... 25

G. Sistematika Penulisan ... 30

BAB II KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DAN PENDIDIKAN KARAKTER A. Implementasi Kurikulum 2013 ... 33

B. Aqidah Akhlak ... 40

1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 40

(9)

ix

3. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Aqidah Akhlak ... 54

C. Pendidikan Karakter ... 68

1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 78

2. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Pendidikan Karakter ... 70

3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 74

4. Prinsip dan Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Karakter ... 81

5. Hubungan Aqidah Akhlak Dengan Karakter ... 83

6. Metode Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 85

BAB III KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A A. Profil Sekolah ... 90

B. Sejarah Berdiri ... 91

C. Letak Geografis Sekolah ... 92

D. Visi dan Misi ... 92

E. Tujuan ... 93

F. Sarana dan Prasarana... 93

G. Kurikulum ... 96

H. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 97

I. Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 99

1. Materi ... 99

2. Tujuan ... 102

3. Metode ... 103

4. Evaluasi ... 104

J. Pendidikan Karakter Di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura 106 1. Materi ... 106

2. Metode ... 107

(10)

x

BAB IV IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN

AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A

A. Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 116

1. Materi ... 116

2. Tujuan ... 128

3. Metode ... 131

4. Evaluasi ... 134

B. Pendidikan Karakter di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura 138

1. Materi ... 138

2. Metode ... 152

3. Evaluasi ... 157

C. Faktor Penghambat dan Pendukung ... 160

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 165

B. Saran ... 168

C. Penutup ... 169

DAFTAR PUSTAKA ... 171

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel III.G.4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa ... 105

Tabel III.K.4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa ... 113

Tabel IV.A.4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa ... 134

(12)

xii

TABEL GAMBAR

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penunjukkan Pembimbing 2. Surat Penelitian

3. Surat Keterangan Selesai Riset 4. Photo Penelitian

(14)

xiv

ABSTRAK

Cita-cita pendidikan Islam adalah pendidikan yang mampu membentuk insan kamil, manusia yang berkarakter luhur. Perhatian pemerintah mengenai karakter generasi penerus bangsa mulai lebih diperhatikan, buruknya karakter akan mempengaruhi masa depan bangsa sehingga harus mulai dibenahi. Pembenahan ini diawali dari bangku pendidikan, perubahan sistem pendidikan dimulai dengan evaluasi kurikulum yang telah mengantar menuju kurikulum yang disempurnakan yaitu, kurikulum 2013. Istilah pendidikan karakter di Indonesia baru diperkenalkan pada tahun 2000-an, di negara Amerika pendidikan karakter belum diperkenalkan, temuan ini berdasarkan karya ilmiah salah satu mahasiswa di Amerika. Indonesia patut bangga dengan hal ini karena pakar pendidikan dan masyarakat mulai sadar akan pentingnya pendidikan karakter. Kurikulum yang dikembangkan saat ini adalah kurikulum 2013, kurikulum yang disempurnakan dianggap mampu menangani persoalan krisis karakter yang sedang dihadapi. kurikulum 2013 menekankan pada pendidikan karakter yang memiliki 18 nilai karakter menurut kementerian pendidikan nasional, antara lain: religius, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, mandiri, semangat kebangsaan, gemar membaca, menghargai prestasi, peduli sosial, bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, tanggung jawab.

(15)

xv

ABSTRACT

.

Ideals Islamic education is the education that the capable of forming insan kamil, human characterless sublime. Attention the government about character

generation began to be considered, bad chacarters to be affecting for our nation future so have to start be improved. Improvement started from a stool in education, education system change begins with evaluation the curriculum has led in to the curriculum refined namely 2013 curriculum. The term character education in indonesia just introduced in 2000, in a united character education not introduced, this finding based on the work of scientific one student in the united. Indonesia for proud of this is because education expert and the community starting to wake up about the importance of character education. The curriculum developed now is 2013 curriculum, the curiculum refined are able to deal with problems the crisis character currently faced by. 2013 curriculum emphasis on education a character having 18 value of a character according to the ministry of national education, among others: religious, honestly, discipline, tolerance, hard work, creative, democratic, curiosity, love of country, independent spirit nationalities, avid reader, appreciate achievement, socially responsible, friendly/communicative, peace-loving, caring environment, responsibility.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Perhatian pemerintah mengenai karakter generasi penerus bangsa saat ini mulai lebih diperhatikan lagi, buruknya karakter yang akan mempengaruhi masa depan bangsa mulai dibenahi. Pembenahan ini diawali dari bangku pendidikan, perubahan sistem pendidikan yang dimulai dengan evaluasi kurikulum telah mengantar menuju kurikulum yang disempurnakan, yaitu kurikulum 2013. Namun istilah pendidikan karakter itu sendiri baru diperkenalkan pada tahun 2000-an, hal ini ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RJPN) Tahun 2005-2025, meletakkan pendidikan karakter sebagai landasan mewujudkan

visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara 1945”. 1 Kurikulum 2013 menekankan pada pendidikan karakter, yang berawal dari meringkas mata pelajaran dan menambah jam pelajaran. Berikut akan dibahas lebih jelas mengenai kurikulum 2013 dalam membentuk karakter siswa.

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan karakter menjadi satu hal yang mutlak dilakukan di jenjang pendidikan manapun, khususnya di jenjang pendidikan dasar. Hal ini sangat beralasan karena pendidikan dasar adalah pondasi utama

1

(17)

2 bagi tumbuh kembang generasi muda Indonesia. Pemahaman yang mendalam dari praktisi pendidikan terhadap konsep pendidikan karakter menjadi taruhan bagi keberhasilan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan.2 Di era globalisasi saat ini banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya pendidikan Islam, sebab dengan pendidikan Islam dapat membentuk akhlakul karimah. Pendidikan yang berdasarkan Islam merupakan pendidikan yang yang dipahami dan dikembangkan berdasarkan ajaran yang bersumber pada

Al-Qur’an dan Hadits. Pendidikan Islam berusaha menyajikan pola

pendidikan yang dapat mengcover semua yang dibutuhkan peserta didik, saat ini banyak berdiri sekolah Islam yang menerapkan berbagai macam pola pendidikan demi terwujudnya insan kamil. Sebagai langkah perwujudannya dengan mengubah kurikulum, dari yang mulai terakhir digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) hingga kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada karakter.

Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 merupakan suatu langkah maju pemerintah untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Berkualitas tidak hanya dari segi akademik, namun juga akhlak, mampu membawa dan memperbaiki citra bangsa Indonesia. Proses membangun karakter berlangsung terus menerus dan seyogianya dilakukan melalui pendidikan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses tersebut memerlukan upaya serius untuk merealisasikannya secara terencana. Studi tentang pembangunan karakter dapat ditinjau dari berbagai aspek, di

2

(18)

3 antaranya melalui pembelajaran bidang studi tertentu, melalui pengembangan kemampuan berpikir; mengintegrasikan domain kognitif, afektif dan psikomotor; memfokuskan pada ipteks dan imtaq. Pembangunan karakter melalui mata pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu cara yang tepat dalam pengimplementasian nilai-nilai karakter.

Pengimplementasian kurikulum 2013 tentunya guru dituntut untuk bekerja secara profesional. Bukan hanya cerdas, inovatif, kreatif, namun juga berkarakter. Mungkin sekilas setiap sekolah akan mencari guru yang cerdas, namun setelah melihat fakta dilapangan tidak hanya cerdas yang dibutuhkan namun keuletan dan cinta kasih sayang terhadap peserta didik yang membuat peserta didik nyaman dan ikhlas untuk belajar. Kebahagiaan itu adalah kebahagiaan hati, kesengsaraan itu adalah kesengsaraan hati. Hati tidak akan pernah merasakan kebahagiaan kecuali bersama Allah.3 Allah lah sumber segala kebahagiaan, demi terwujudnya kebahagiaan harus selalu mengingat Allah. Kurikulum menjadi aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional dan menjadi komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Untuk itu Pendidikan juga tidak bisa dilepaskan oleh sistem cara kerja dalam implementasi (penerapannya) terhadap suatu manajemen yang juga sebagai pendukung sistem pendidikan dalam pengaplikasian kurikulum yang sifatnya tidak tetap dan selalu berubah-ubah. Sehingga apa yang dicita-citakan dalam pembelajaran dapat mudah disampaikan, namun hal tersebut terjadi karena demi kepentingan serta

3

(19)

4 kebaikan bersama dalam mewujudkan visi dan misi demi mencapai suatu hasil yang optimal, dalam hal ini khususnya dunia pendidikan untuk generasi muda yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia globalisasi sehingga terkadang paksaan perlu dilakukan.

(20)

5 Pendidikan Islam mencoba menyajikannya melalui pembiasaan, dan etika yang baik. Pendidikan Islam yang dikolaborasikan dengan kurikulum 2013 terangkum dalam mata pelajaran aqidah akhak. Mengapa aqidah akhlak? Karena Aqidah memiliki peranan penting dalam mendidik siswa, ruang lingkup aqidah dapat membentuk akhlak mulia yang akan mengantarkan manusia Indonesia sebagai manusia yang mumpuni dalam segala aspek kehidupan yang intinya menjadi manusia berkarakter baik. Ruang lingkup dari aqidah yaitu: Ilahiyat, nubuwat, ruhaniyat, dan sam‟iyyat.4

Kurikulum dan pendidikan merupakan dua konsep yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum membahas mengenai pengembangan kurikulum. Sebab, dengan pemahaman yang jelas atas kedua konsep tersebut diharapkan para pengelola pendidikan, terutama pelaksana kurikulum, mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Agar tujuan pembentukan karakter dalam kurikulum 2013 dapat berjalan dengan semestinya. Secara kodrati, manusia sejak lahir telah mempunyai potensi dasar (fitrah). Fitrah merupakan potensi dasar manusia yang dibawa sejak lahir yang harus ditumbuh kembangkan agar fungsional bagi kehidupannya di kemudian hari. Untuk itu, aktualisasi terhadap potensi tersebut dapat dilakukan usaha-usaha yang disengaja dan secara sadar agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai bagaimana implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar, karena penanaman nilai karakter dimulai dari yang dasar.

4

(21)

6 Penanaman pendidikan aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa dengan melihat unsur atau nilai-nilai yang harus dikembangkan di sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter, yaitu: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab. Dari indikator tersebut dapat menjadi acuan untuk mengembangkan akhlak peserta didik dalam membentuk karakter.5 Aspek karakter terangkum dalam 18 komponen, dari komponen-komponen ini akan menghasilkan manusia yang berkarakter.

Pendidikan karakter menjadi topik utama dalam kurikulum 2013, bahkan di antara alasan utama perubahan kurikulum 2013 adalah alasan karakter. Bahkan jauh sebelum kurikulum bergulir dan diterapkan, pendidikan karakter telah ramai dibicarakan di Indonesia dan berbeda dengan negara lain, dengan demikian Indonesia dapat dikatakan negara yang peduli dengan karakter peserta didiknya, sekolah-sekolah di Indonesia mulai memikirkan karakter generasi penerusnya, seperti yang dilakukan SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar yang peduli akan nasib peserta didiknya.

Implementasi kurikulum di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar dianggap berhasil, untuk itu banyak hal yang harus digali mengenai keberhasilannya. SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar dijadikan sebagai sekolah

5

(22)

7 percontohan untuk sekolah-sekolah lain, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang berada didalamnya sudah terorganisir dengan baik. Sekolah ini berbeda dengan sekolah yang lain, disaat banyak sekolah dasar yang memaksa mundur dari penggunaan kurikulum 2013, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar tetap bertahan menggunakan kurikulum 2013. Berdasar keberhasilan ini dilakukanlah penelitian untuk lebih mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa. Mengapa mata pelajaran aqidah akhlak? Karena sebelum terbentuknya karakter, peserta didik harus beraqidah terlebih dahulu, kemudian terbentuklah akhlak dan akan memunculkan karakter. Di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar tidak hanya aspek akademiknya yang diperhatikan, namun aspek keIslamannya juga. Untuk itu penulis melakukan penelitian di SDIT Al-Kautsar untuk mengetahui pengimplementasian karakter melalui mata pelajaran aqidah akhlak, yang mana pendidikan karakter sebagai program pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pemahaman masalah yang akan diteliti, maka berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan. Adapun Perumusannya adalah sebagai berikut:

(23)

8 2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran Aqidah Akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: Bagaimana Implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak, serta faktor pendukung dan penghambatnya.

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil atau temuan penelitian ini berupa manfaat teoritis maupun praktis, sebagai berikut:

1. Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa menjadi wacana dan wawasan keilmuan tentang Implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak.

2. Bagi guru dan civitas akademika bisa mengetahui hasil penelitian sehingga bisa menjadi motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa serta dalam pembentukan karakter anak.

3. Memberikan kontribusi positif berupa informasi ilmiah untuk menyempurnakan proses pembentukan karakter siswa.

D. Tinjauan Pustaka

(24)

9 perpustakan UMS baik di perpustakaan Pascasarjana, perpustakaan pusat UMS, maupun perpustakaan di Perguruan Tinggi lainnya. Beberapa penelusuran yang dilakukan terhadap karya ilmiah, hasil-hasil penelitian, maupun buku-buku teks, berikut ini beberapa karya ilmiah yang relevan yang dijadikan sebagai sumber inspirasi penulis diantaranya adalah :

1. Mulyadi (Sekolah Pascasarjana UMS, 2011) Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan Perilaku Keagamaan Siswa di SD Islam Al Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013. Metode Penanaman nilai-nilai agama Islam di SD Islam Al Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo dalam membentuk perilaku keagamaan siswa. Hal itu menarik peneliti untuk

mengangkat permasalahan “metode apa yang digunakan dalam

(25)

10 keagamaannya, sedangkan penelitian tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo yang fokus terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran aqidah akhlak dan dalam pembentukan karakter siswa sekolah dasar sehingga memiliki unsur kebaharuan yang mana acuannya pada kurikulum 2013 yang telah mengalami penyempurnaan.

(26)

11 keberhasilannya, juga dilaksanakan dengan: prinsisp-prinsip pendidikan Islam, implementasi internalisasi pendidikan Islam, dan model metode internalisasi pendidikan Islam. Sedangkan penelitian tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo yang fokus terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran aqidah akhlak dan dalam pembentukan karakter siswa sekolah dasar sehingga memiliki unsur kebaharuan.

3. Tijan Purnomo (Sekolah Pascasarjana UMS, 2011) Pendidikan Karakter Berbasis Tazkiyatun Nafs (Studi Situs di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar-Risalah Surakarta). mengintegrasikan nilai-nilai tazkiyatun nafs kedalam kurikulum pendidikan agama Islam dan mengintegrasikan nilai-nilai tazkiyatun nafs kedalam kegiatan pembiasaan yang terprogram dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SDIT Ar-Risalah.

Adapun kegiatan pembiasan tersebut seperti shalat berjama’ah, shalat

dhuha, tadarrus al-Qur’an, shiyam ramadhan, I’tikaf ramadhan, zakat fitrah dan udhiyyah. (2) Pendidikan Karakter Berbasis Tazkiyatun Nafs melalui tenaga pendidik dilakukan dengan pembinaan guru dalam majelis

ta’lim, dan pengamalan nilai-nilai tazkiyatun nafs melalui keterlibatan

guru dalam kegiatan pembiasaan siswa seperti shalat fardhu berjama’ah,

(27)

12

pembelajaran seperti tilawatul Qur’an sebelum kegiatan pembelajaran dan

tahalluq dengan ahlak rasul dengan memberikan kisah rasul dan ulama salaf di awal kegiatan pembelajaran serta kegiatan mentoring hafalan hadis yang berhubungan dengan aqidah dan ahlak. Sedangkan penelitian tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo yang fokus terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran aqidah akhlak dan dalam pembentukan karakter siswa sekolah dasar.

4. Kusminah (Sekolah Pascasarjana UNNES, 2012). “Pengembangan model pembelajaran induktif kata bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan

karakter aspek membaca permulaan sekolah dasar”. Karakteristik model pembelajaran Elementary school induktif kata bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter aspek membaca berdasarkan kebutuhan guru dan peserta didik ditinjau dari dimensi sintakmatik, sistem sosial, sistem pendukung, sistem reaksi, dan tujuan instruksional serta dampak pengiring yang menjadi dasar merumuskan prinsip-prinsip model pembelajaran induktif kata bergambar.6 Fokus penelitian tersebut pada aspek membaca yang mengarah pada pembetukkan karakter siswa, dan penelitian yang akan peneliti lakukan mengarah pada implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran

6

(28)

13 aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa sekolah dasar memiliki fokus dan tujuan yang berbeda.

5. Rifki Afandi (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2011) “Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”. Melalui pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dapat di masukkan nilai-nilai pendidikan karakter dengen mengintegrasikan materi dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial tersebut. IPS sebagai bidang studi dalam pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat, bangsa dan negara dapat di implementasikan dengan memasukkan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter.7 Fokus penelitian tersebut pada mata pelajaran IPS yang mengarah pada pembetukkan karakter siswa, dan penelitian yang akan peneliti lakukan ini fokus pada implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa sekolah dasar memiliki fokus dan tujuan yang berbeda.

6. Samsuri (Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013) “Kebijakan Pembelajaran Tematik

Terpadu Kurikulum 2013”.8 Penelitian ini membahas mengenai kebijakan pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013, dan penelitian ini

7

Rifki Afandi. 2011. Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Ips di Sekolah Dasar Pedagogia Vol. 1, No. 1. (Online), (http://www.jurnalinternasionalpendidikankarakter.com

diakses 19 September 2015)

8

(29)

14 dinyatakan berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yang mana penulis meneliti tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo yang fokus terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran aqidah akhlak dan dalam pembentukan karakter siswa, letak pembentukkan karakternya melalui mata pelajaran aqidah akhlak.

7. Wah Hasmah Wan Mamat (EdD), Ilavenil a/p Narinasamy Universitas Malaya (2010) “Pendidikan karakter menuju terbentuknya masyarakat

(30)

15 dan dalam pembentukan karakter siswa sekolah dasar, sedangkan penelitian tersebut fokus pada masyarakat yang dalam lingkup luas.9

8. Abna Hidayati, M.Zaim, Kasman Rukun, Darmansyah. Padang State

University (2014) “The Development Of Character Education Curriculum

For Elementary Student In West Sumatera”. Membahas mengenai kurikulum pendidikan karakter sekolah dasar di sumatera barat. Penelitian ini dinyatakan berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yang mana penulis meneliti tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo yang fokus terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran aqidah akhlak dan dalam pembentukan karakter siswa sekolah dasar, sedangkan penelitian tersebut fokus pada karakter muridnya saja.10

9. Miftachul Huda dan Mulyadhi Kartanegara, University Brunei Darussalam (2014). “Curriculum Conception In The Perspective Of The Book Ta‟lim Al-Muta‟allim”. Penelitian tersebut membahas tentang konsep kurikulum dalam buku Ta‟lim Al-Muta‟allim, kurikulum, ilmu hȃ l, Tauhid, fiqh, moral dan ahlak. Penelitian ini berbeda dengan yang akan peneliti lakukan, yang mana penulis meneliti tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A di

9

Wah Hasmah Wan Mamat (EdD), Ilavenil a/p Narinasamy Universitas Malaya (2010)

“Pendidikan karakter menuju terbentuknya masyarakat yang berbudi pekerti luhur”

(www.jurnalinternasionalpendidikankarakter.com), Di Akses Pada Tanggal 15 Januari 2016 Pukul 10.22 WIB.

10

Abna Hidayati, M.Zaim, Kasman Rukun, Darmansyah. Padang State University (2014)

(31)

16 SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo yang fokus terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran aqidah akhlak dan dalam pembentukan karakter siswa sekolah dasar, sedangkan penelitian fokus pada pembentukan akhlak anak-anak berdasar fakta dilapangan.11

10.Hasil penelitian tentang pendidikan karakter dapat dilihat pula dalam Amanda (2009) dan Benson (2010) dalam penelitiannya yang berjudul

“Practical Possibilities in American Moral Education A Comparison of

Values Clarification and the Character Education Curriculum”. Benson mengemukakan bahwa pendidikan karakter belum dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di Amerika. Peneliti lainnya yang mengemukakan pentingnya pendidikan karakter adalah Rees (2010) dengan hasil penelitiannya bahwa guru dalam program pendidikan karakter cenderung untuk mengembangkan harapan yang lebih tinggi untuk perilaku peserta didik. Hasilnya, setelah pelaksanaan program pendidikan karakter peringkat perilaku peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan standar yang lebih tinggi. Sedangkan yang peneliti lakukan tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, penelitian mengenai kurikulum 2013 dan khususnya

11

Miftachul Huda dan Mulyadhi Kartanegara, University Brunei Darussalam (2014).

(32)

17 karakter telah dilaksanakan dan dimasukkan dalam kurikulum. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan berbeda dengan penelitian sebelumnya.12 11.Leo Agung, Sebelas Maret university (2011) “Character Education

Integration In Social Studies Learning” International Journal of History education, Vol. XII, no. 2. Penelitian tersebut membahas tentang integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS di sekolah menengah pertama, penelitian ini memuat nilai-nilai integrasi ada setiap pembahasan pada mata pelajaran IPS. Sedangkan yang peneliti lakukan tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo yang fokus pada pendidikan karakter siswa sekolah dasar yang termuat dalam mapel pendidikan aqidah akhlak.13

Berdasarkan penelitian tersebut yang menjadi letak perbedaan mendasar dengan yang akan peneliti lakukan yaitu, penelitian yang terdahulu meneliti tentang pendidikan akhlak dan karakter dalam lingkup pesantren, anak sekolah dasar, mahasiswa dan anak yatim piatu serta penggunaan kurikulum terdahulu dan bahkan di negara lainpun ada yang belum mengembangkan pendidikan karakter. Sedang penelitian ini mencoba mengangkat tentang Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah

12

Amanda. 2009 Book and Becoming good Demonstrating Aristotle‟s Theory of moral

Development in The Art of Reading. The Journal Of International Social Research, Volume1/2Winter. Dan Benson And T. S. Engeman (2010) . Journal of Moral Education .Vol 4, No 1, pp 53-59. (www.jurnalinternasionalpendidikankarakter.com). Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2015.

13

Leo Agung, Sebelas Maret university (2011) “Character Education Integration In Social

(33)

18 Akhlak dalam Membentuk Karakter Siswa kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura. Mengangkat penelitian yang memfokuskan pada siswa Sekolah dasar Islam terpadu yang menggunakan kurikulum 2013 dimana banyak sekolah yang kembali pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Atas dasar itu, judul penelitian penulis memenuhi unsur kebaharuan dan sebagai pelengkap atas penelitian terdahulu.

E. Kerangka Teoritik

Aqidah akhlak merupakan suatu perjalanan awal terbentuknya karakter, aspek aqidah yang menekankan pada keyakinan/keimanan, aspek akhlak yang menekankan pada pembiasaan untuk berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan yang buruk. Penyelenggaraan pendidikan Islam dengan adanya kurikulum 2013, khususnya sekolah dasar (SD) lebih menekankan pada aspek pembentukan karakter, khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlak. Melalui kurikulum yang mengalami perubahan ini khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlak, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan betakwa kepada Allah, serta berakhlakul karimah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa.

1. Implementasi Kurikulum

(34)

19 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara demokratis, dan bertanggung jawab.14 Sedangkan implementasi kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam implementasi adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulus (SKL).15

Implementasi kurikulum adala upaya pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang telah dirancan/didesain dengan baik, implementasi kurikulum melakukan upaya sepenuh hati dan keinginan kuat dalam pelaksananaannya. Permasalahan besar yang akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah dirancang.16

2. Pendidikan Aqidah Akhlak

Secara etimologis aqidah berakar kata „aqada-ya‟qidu-„aqdan

-„aqidatan. „Aqdan memiliki beberapa makna diantaranya adalah simpul, kokoh, ikatan, dan perjanjian. Setelah kata „aqdan terbentuk menjadi

14

Kurikulum 2013, pedoman pemberian bantuan implementasi kurikulum tahun 2013, jakarta: kementrian pendidikan dan kebudayaan. (Online), http://psg15.um.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/IMPEMENTASI-KURIKULUM-2013-FINAL.pdf diakses senin, 2 September 2015.

15

Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (bandung: PT. Remaja Rosda Karya), 2013, hlm. 158.

16

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013,

(35)

20

„aqidah maka berarti keyakinan. Kaitan antara arti kata „aqdan dan

„aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.17

Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia didalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.18

Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan tentang wujud Allah, Tuhan yang maha esa, tidak ada yang menyekutuinya, baik dalam zat, sifat-sifat maupun perbuatan-perbuatannya.19

Akhlak menurut Al-Ghazali dalam buku pemikiran pendidikan Islam mengatakan bahwa Al-khuluq (jamak akhlak) ialah ibarat (sifat atau keadaan) dan pelaku yang konstan (tetap) dan meresap di jiwa, dari padanya tumbuh perbuatan dengan sendirinya dan wajar tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan.20

Secara etimologis (Lughatan) akhlaq (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku/tabiat. Berakar dari kata khalaq yang artinya menciptakan seakar dengan kata

17

Sudarno Shobron, Dkk. Studi Islam 1, (Surakarta: LPID UMS, 2012), hlm. 1.

18

Yunahar Yunahar. Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI), 2000), hlm. 2.

19

Ahmad Azhar Basyri. Pendidikan Aqidah Islam 1 (Aqidah), (Yogyakarta: Perpustakaan Hukum Universitas Islam Indonesia, 1998), hlm. 43.

20

Abdul Kholiq, Dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik Dan Kontemporer,

(36)

21 khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan khalq (pencipta). Secara

terminologis menurut Imam Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.21 Berdasarkan beberapa pendapat tentang akhlak, dapat disimpulkan bahwa pendapat yang kuat adalah menurut Al-Ghazali akhlak muncul dengan sendirinya, datang dari dalam diri individu tanpa direncanakan, spontan dan mengalir dengan sendirinya yang meresap dalam jiwa. Perbaikan akhlak tidak semudah yang dibayangkan, perlu adanya pemiasaan berkala yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pendidikan Karakter

Menurut Gordon W. Allport dalam pendidikan karakter, karakter merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Interaksi psiko-fisiknya mengarahkan tingkah laku manusia, karakter bukan hanya sekedar sebuah kepribadian (personality) karena karakter sesungguhnya adalah kepribadian yang ternilai (personality evaluated).22

Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang

21

Yunahar Ilyas. Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengamalan Islam (LPPI), 2001), hlm. 1-2.

22

(37)

22 menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakan dengan individu lain.23

Berdasarkan teori tersebut, pendidikan karakter adalah suatu tingkah laku manusia yang muncul dengan sendirinya tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Karakter digunakan sebagai ciri kepribadian khusus tiap individu, sebagai pembeda antara individu satu dengan lainnya.

Berdasarkan kerangka teoritik tersebut, maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut. Mendidik berarti pula membantu anak agar mampu mencerdaskan dan mengembangkan potensi yang ada untuk lebih berkembang serta belajar terus menerus.24 Itulah yang selalu menjadi PR (Pekerjaan Rumah) untuk pendidik kita dan pemerintah, pemerintah berusaha menyempurnakan kurikulum yang baik untuk generasi bangsanya. Serta guru berusaha melaksanakan kurikulum dengan cara yang kreatif dan inovatif dalam implementasi kurikulum 2013.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, tidak sedikit orang tua yang merasa gagal dalam mendidik anak-anak mereka dan banyak pula anak yang merasa tidak mendapat pendidikan yang diharapkannya dari orang tua. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sangat dibutuhkan pendidikan.25 Kebutuhan akan pendidikan sangat meningkat, terutama pendidikan yang berbasis pada keIslaman yang membentuk manusia

23

M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa,

(Surakarta: Yuma Pusaka, 2010), hlm. 12.

24

Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm 63.

25

(38)

23 seutuhnya (insan kamil). Anak diharapkan dapat menguasai ilmu umum dan agama, anak diharapkan selain mengerti ilmu umum juga memiliki keimanan yang kuat. Apalah arti ilmu yang tinggi jika tidak dilandasi keimanan yang kuat, dalam hal ini tidak hanya terfokus pada perasaan (hati) namun juga pada perilaku yang pada akhirnya dapat merugikan orang lain. Manusia hidup memiliki tujuan yang sama, yaitu mengharap rahmat dan surga dari Allah. Begitu juga aqidah akhlak memiliki tujuan, yaitu membentuk kepribadian manusia.

(39)

24 Pendidikan pada anak dimulai ketika calon orang tua memilih pasangan, dan pendidikan karakter disekolah dimulai dari kurikulumnya. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013, kurikulum yang mengalami penyempurnaan. Ini menjadi tugas elemen sekolah terutama guru bagaimana metode yang digunakan untuk membentuk karakter siswa dan memasukkan nilai karakter keIslaman pada mata pelajaran apa saja. Ketika kehilangan kekayaan, anda tidak kehilangan apa-apa. Ketika kehilangan kesehatan, anda kehilangan sesuatu. Ketika kehilangan karakter, anda kehilangan segalanya.26 Begitu pentingnya karakter, ketika kehilanganpun segalanya bisa hilang. Dalam Islam Aqidah Akhlak adalah modal utama hidup (pondasi), tanpa aqidah akhlak manusia tidak akan sempurna. Sebab dalam Aqidah akhlak mengandung kecintaan kepada Allah, seberapa berat cobaan hidup bila mengingat Allah akan terasa ringan, untuk itu dalam pendidikan dasar anak diajarkan mengenal dan mengingat Allah. Jika kurikulum 2013 ini berhasil, maka Insya Allah kualitas generasi penerus akan lebih baik.

Atas dasar inilah bangsa Indonesia perlu untuk menghidupkan kembali pendidikan karakter, gagasan ini menyadarkan bahwa untuk bekerja lebih keras lagi dalam memperbaiki karakter peserta didik. Salah satu cara memperbaiki kualitas peserta didik adalah dengan proses Implementasi kurikulum 2013, suatu kurikulum yang disempurnakan dalam membentuk karakter siswa yang melibatkan semua pihak yang

26

(40)

25 menjadi subjek dari civitas pendidikan, diantaranya adalah kepala sekolah, guru, siswa, staf dan karyawan. Tentu tidak terlepas dari faktor pendukung dan hambatannya dalam proses implementasinya. Sehebat apapun pencapaian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, jika tidak diikuti dengan perbaikan karakter bangsa, tetap saja kita akan terpuruk dalam keadaan yang sama. Dalam hal ini aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum 2013 adalah: Pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai (value), sikap (attitude), minat (interest).27 Dengan kompetensi tersebut diharapkan dapat terbentuk karakter peserta didik, dan salah satu jalan yang digunakan adalah pada mata pelajaran aqidah akhlak. Dalam konteks ini, tujuan penggunaan metode penanaman aqidah akhlak dalam membentuk karakter adalah untuk menjadikan sumber daya manusia yang berakhlak mulia dan berperilaku muslim, sebagai bukti dari keberhasilan metode kurikulum pendidikan yang diterapkan.

F. Metode Penelitian

Terkait dengan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, ada beberapa instrumen yang digunakan. Intrumen tersebut adalah:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

27

(41)

26 Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.28

Ditinjau dari tempatnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), karena data sepenuhnya digali dari lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.29

2. Subjek Penelitian

Sumber data adalah semua informasi berupa benda nyata, sesuatu yang bersifat abstrak, peristiwa/gejala yang baik secara kuantitatif atau kualitatif.30

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. Jika kuurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi. Jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-20% atau 20-25%.31

Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat ditentukan penelitian ini sebagai penelitian Populasi. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian adalah kepala sekolah, guru, siswa dan semua pihak yang terkait

28

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 1.

29

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2013), hlm. 3.

30

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2006), hlm. 44.

31

(42)

27 dalam pelaksanaan pembentukan karakter melalui implementasi pendidikan aqidah akhlak.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Metode Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.32

Pada Penelitian ini menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, yaitu dengan mengajukan pertanyaan lengkap dan terperinci sesuai keinginan penulis akan tetapi masih tetap berpedoman pada tema penelitian yang diteliti. Adapun metode wawancara ini digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa. b. Metode Observasi (Pengamatan)

Metode observasi adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati atau mengobservasi obyek penelitian atau peristiwa baik berupa manusia, benda mati maupun alam.33

MenggunaKan metode observasi agar dapat mengamati dan mencatat data yang didapat berdasarkan observasi atau pengamatan di

32

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 1993), hlm. 135.

33

(43)

28 SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura. Observasi digunakan untuk mencari data keadaan sekolah, gedung-gedung, sarpras, perilaku siswa, dan lain sebagainya.

c. Teknik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi menurut Irwan adalah teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian, dokumen yang diketik dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.34 Untuk mencari data yang berhubungan dengan sejarah berdiri, letak geografis sekolah, visi dan misi, tujuan, sasaran, kurikulum 2013, konsep tentang mata pelajaran aqidah akhlak, dan pendidikan karakter. 4. Metode Analisis Data

Analisi data merupakan aktivitas pengorganisasian data. Data yang terkumpul dapat berupa catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.35

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan, dalam menganalisis data dilakukan secara diskriptif (Menutur kata dengan apa adanya secara kualitatif) dengan menggunakan metode induktif.

Metode induktif adalah membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi.36

34

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2006), hlm. 100-101.

35

Afifuddin & Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), hlm. 145.

36

(44)

29 5. Validitas Data

Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian. Uji validitas data adalah keabsahan yang ditujukan pada konsistensi antara data dengan yang sebenarnya.37

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas).38

Reliabilitas data adalah merujuk pada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran). Karena hasil yang konsisten tersebut, maka instrumen tersebut dapat dipercaya (reliable) atau dapat diandalkan (dependable).39

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.40

Berdasarkan uraian teknik keabsahan data tersebut dapat digunakan sebagai pemeriksaan terhadap keabsahan data. Penelitian ini menggunakan triangulasi data, karena penelitian ini membandingkan data yang ada dalam penelitian Implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1A di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar kartasura Tahun 2015 dengan data lain yang digunakan peneliti sebagai pembanding. Sehingga jelas penelitian yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan dari segala segi.

37

Afifuddin & Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), hlm. 188.

38

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), hlm. 321.

39

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 58.

40

(45)

30 Informan review atau pengecekan kebenaran informasi kepada

informan, yaitu laporan penelitian yang telah diteliti oleh peneliti dalam laporan penelitian (member check) dibacakan kepada informan dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh para responden atau informan.41

Penelitian ini penulis menggunakan teknik informan review untuk menguji keabsahan data dengan cara memberikan draft laporan kepada informan untuk dilakukan pengecekan keabsahan datanya. Melalui cara ini maka laporan yang ditulis merupakan suatu deskripsi sajian yang disetujui informan dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sehingga laporan ini benar-benar teruji kebenarannya.

G. Sistematika penulisan

Untuk memudahkan penulis dan pembaca dalam mempelajari dan memahami Tesis ini, penulis menyajikannya dengan sistematika sebagai berikut:

Pembahasan bab pertama mencakup beberapa sub bahasan, Yaitu: Latar Belakang penelitian implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa, dalam poin ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian tersebut dan alasan yang mendasari ditelitinya. Kemudian setiap penelitian pasti memiliki rumusan masalah yang akan dibahas dan dikembangkan, dalam penelitian ini peneliti fokus pada implementasi kurikulum 2013 dan apa faktor peghambat dan pendukung terlaksananya kurikulum 2013 di SDIT Muhammadiyah

41

(46)

31 Kautsar Kartasura-Sukoarjo tersebut. Setiap penelitian memiliki tujuan, kajian pustaka atau tinjauan pustaka yang berguna untuk membedakan bahwa penelitian tersebut belum pernah dilakukan dan memiliki unsur kebaharuan, selanjutnya metodologi penelitian guna pengumpulan data dan uji kevaliditasan data, serta sistematika penulisan yang akan memudahkan dalam membaca penelitian tersebut.

Pembahasan selanjutnya dalam bab 2 membahas mengenai aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa, dimana dalam bab ini perlu dibahas mengenai landasan teori aqidah akhlak, sumber terpercaya tentang aqidah akhlak yang menjadi dasar, tujuan dan fungsi aqidah akhlak bagi manusia, ruang lingkup aqidah akhlak yang menjelaskan tentang aqidah akhlak secara lengkap. Setelah proses aqidah akhlak, maka terbentuklah karakter. Karakter memiliki beberapa landasan teori, tujuan dan fungsi pendidikan karakter, ruang Lingkup pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter dari beberapa ahli yang nantinya akan mengalami penyempitan, serta aqidah akhlak dan pendidikan karakter yang mengalami keterkaitan satu sama lain. Pendidikan karakter yang terangkum dalam kurikulum 2013 memiliki prinsip dan ciri-ciri khusus yang membedakan kurikulum ini dengan kurikulum yang lainnya, setelah di implementasikan maka akan muncul evaluasinya.

(47)

32 mengenai letak geografis sekolah, sejarah berdiri, visi dan misi, tujuan, sasaran, kurikulum, sarana dan prasarana, hingga kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Sedangkan pada bagian implementasi kurikulum 2013 akan menguraikan bagaimana materi yang disajikan dalam kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak, serta tujuan dari materi tersebut, bagimana metode yang digunakan dalam pelaksanaannya, dan evaluasi dari pelaksanaannya. Setelah kurikulum 2013 dilaksanakan melalui mata pelajaran aqidah akhlak, maka proses terbentuknya karakter sudah mulai terbentuk. Pendidikan karakter di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo akan terlihat bagaimana karakter siswanya yang terangkum dalam nilai-nilai karakter disekolah, karakter siswa akan nampak setelah pembelajaran aqidah akhlak, dan hasilnya akan terlihat.

(48)

33

BAB II

KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AQIDAH

AKHLAK DAN PENDIDIKAN KARAKTER

Perubahan kurikulum tidak mudah dilaksanakan, sebab perlu banyak kesiapan. Implementasi kurikulum 2013 yang menjadi kunci utamanya adalah guru, dengan perubahan kurikulum ini pasti guru mengalami beberapa kesulitan. Selain harus mengajar, guru juga harus mengevaluasi siswa dengan metode dan teknik baru. Jika keluar dari konteks akademik sebenarnya tugas guru tidak hanya mendidik saja namun juga mengajarkan tentang nilai-nilai karakter melalui peran agama. Guru juga berperan sebagai agent of change bagi muridnya, merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik, dan mempertahankan yang baik untuk menjadi lebih baik lagi. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai peran aqidah aklak dalam pembentukan karakter siswa.

A. Implementasi Kurikulum 2013

(49)

34 bertanggung jawab.42 Sedangkan implementasi kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam implementasi adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulus (SKL).43 Implementasi setidaknya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

1. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

2. Strategi implementasi yaitu; strategi yang digunakan dalam omplementasi, seperti: diskusi seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan.

3. Karakteristik penggunaan kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.44

Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik.

4242

Kurikulum 2013, pedoman pemberian bantuan implementasi kurikulum tahun 2013, jakarta: kementrian pendidikan dan kebudayaan. (Online), http://psg15.um.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/IMPEMENTASI-KURIKULUM-2013-FINAL.pdf diakses senin, 2 September 2015.

43

Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (bandung: PT. Remaja Rosda Karya), 2013, hlm. 158.

44

(50)

35 Implementasi kurikulum membutuhkan kemampuan dan keaktifan guru dalam menciptakan berbagai macam kegiatan yang telah diprogramkan. Dalam implementasi kurikulum ada beberapa faktor yang diharapkan dapat membantu guru untuk menangani kesulitan belajar yang dihadapi siswa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Rumusan tujuan

2. Identifikasi sumber-sumber, meliputi: Sumber keterbacaan, sumber audio visual, manuia, masyarakat dan sumber disekolah yang bersangkutan. 3. Peran pihak-pihak terkait

4. Pengembangan kemampuan profesional ketenagaan yang terkait dalam implementasi.

5. Penjadwalan kegiatan

6. Unsur penunjang, seperti: metode kerja, manusia, perlengkapan, biaya dan waktu.

7. Komunikasi yang efektif 8. Monitoring

9. Pencatatan dan pelaporan yang membantu monitoring

10. Evaluasi proses yang berisi: tujuan, fungsi, metode evaluasi dan bentuk evaluasi.

11. Perbaikan dan redesian kurikulum.45

45

(51)

36 Implementasi kuriulum 2013 kuncinya terletak pada guru, guru harus menyadari bahwa ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu: aspek pedagogis, aspek psikologis, dan aspek didaktis yang menunjukkan pada pengaturan belajar peserta didik. Implementasi kurikulum memerlukan evaluasi demi kemajuan pendidikan, dalam implementasi kurikulum perlu dilakukan penilaian formatif dan berikut prosedur penilaiannya:

1. Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik 2. Gunakan hasil penilaian dengan menganalisis kelemahan atau

kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.

3. Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Berikut adalah prosedur uraian pembelajaran efektifnya: a. Pemansan-apresiasi: Tanya jawab tentang pengetahuan dan

pengalaman, yang alokasi waktunya 5-10%.

b. Eksplorasi: memperoleh/mencari informasi baru, alokasi waktunya 24-30%.

c. Konsolidasi pembelajaran: negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru, alokasi waktunya 35-40%.

(52)

37 e. Penilaian formatif merupakan hasil akhir dari serangkaian prosedur

yang dilakukan.46

Implementasi kurikulum harus di dukung oleh kebijakan-kebijakan kepala sekolah, kebijakan yang jelas dapat mendukung keberhasilan implementasi kurikulum. Beberapa kebijakan yang relevan dapat diambil kepala sekolah dalam membantu kelancaran pengembangan pembelajaran, antara lain:

1. Memprogramkan perubahan kurikulum sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan.

2. Meningkatkan mutu dan kualitas guru, serta fasilitator agar dapat bekerja secara profesional (meningkatkakn profesionalisme guru) 3. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk

kepentingan belajar, dan pembentukan kompetensi dasar.

4. Menganggarkan biaya operasional pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter sebagai bagian dari anggaran sekolah. 5. Menjalin kerjasama yang baik dengan unsur-unsur terkait secara

resmi dalam kaitannya dengan pembelajaran berbasis kompetensi, seperti dunia usaha, pesantren, dan tokoh-tokoh masyarkat.47

Berbiacara mengenai implementasi kurikulum tidak akan terlepas dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), RPP yang dipersiapkan guru untuk kegiatan belajar mengajar harus dipersiapkan

46

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), 2014, hlm. 102-103.

47

(53)

38 sebaik mungkin demi kelancaran proses pembelajaran. Terkait pengelolaan kelas Permendikbud no. 65 tahun 20013 dijelaskan mengenai upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengelola kelas, antara lain:

1. Guru menyesuaiakan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

3. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas, dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

4. Guru menyesuaiakan dengan materi pembelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

5. Pada tiap awal semester guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran.

6. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

7. Guru mendorong dan meghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

8. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap rspons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

(54)

39 10.Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan

waktu yang dijadwalkan.48

Terkait dengan implementasi kurikulum 2013, ada berbagai metode yang dapat diterapkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Metode-metode tersebut telah disesuaikan dengan kondisi dan karaktersistik yang ada pada kurikulum tersebut. Metode-metode yang dapat digunakan antara lain:

1. Metode ceramah 2. Metode diskusi 3. Metode tanya jawab 4. Metode eksperimen

5. Metode penyelesaian masalah 6. Metode keteladanan.49

Subjek belajar adalah peserta didik, sedangkan guru adalah fasilitator dan salah satu sumber belajar bagi peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran harus dapat menumbuhkan motivasi peserta didik untuk terus belajar dan kreatif. Tidak hanya itu saja namun guru harus bisa menyentuh hati siswa agar siswa lebih bersemangat.

48

M. Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), 2014, hlm. 187-188.

49

(55)

40

B. Aqidah Akhlak

1. Pengertian Aqidah Akhlak.

Aqidah adalah percaya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan kebenaran. Percaya dalam dalam hati berarti percaya dan yakin bahwa Allah itu ada dan Esa. Diucapkan dengan lisan yaitu dengan mengucap syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kemudian dibuktikan denganperbuatan dengan amal saleh. Aqidah mengandung arti bahwa pada orang yang beriman, tidak ada rasa keraguan dalam hati atau ucapan di mulut dan perbuatan. Melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan perbutan yang dikemukakan oleh orang yang beriman itu, kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.50

Menurut Al-Buraikan aqidah adalah keimanan yang tidak mengandung pembatal (perkataan), tidak mengandung pembatal berarti tidak ada satupun pada diri orang beriman kecuali hanya iman kepada-Nya dan pembatal-pembatal seperti syak (keragu-raguan), zhan (dugaan), wahan, jahl (kebodohan), khata‟ (kesalahan) dan nisyan (kelupaan) tidak termasuk dalam batasan ini.51

Secara etimologis (Lughatan) akhlaq (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti perangai, budi pekerti, tingkah laku/tabiat. Berakar dari kata khalaq yang artinya menciptakan seakar dengan kata

50

Rosihon Anwar, dkk. Pengantar Studi Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hlm. 127-128.

51

Ibrahim Bin Muhammad Al Buraikan. Pengantar Study Aqidah Ahlu As Sunnah Wa Al

(56)

41 khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan khalq (pencipta). Secara

terminologis akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang lahirmacam-macam perbuatan buruk atau baik, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Akhlak mengalir dan datang secara spontanitas tanpa memerlukan pemikiran dan persiapan yang matang.52

Kemudian Akhlak adalah segala sesuatu yang telah tertanam atau terpatri dalam diri seseorang dengan kuat, yang akan melahirkan perilaku atau perbuatan yang tanpa melalui pemikiran atau renungan terlebih dahulu.53

Akhlak merupakan perbuatan atau perilaku yang dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, perbuatan tersebut mengalami pengulangan dan berubah menjadi kebiasaan.54

Dengan demikian aqidah akhlak adalah sesuatu yang diucapkan dengan lisan, diyakini dalam hati, dan dilakukan dengan perbuatan tanpa adanya keraguan sedikitpun. seperti pendapat yang pertama menurut Rosihon anwar dkk, bahwa aqidah ini sudah mengakar dalam hati. Selain percaya juga harus diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Perbuatan dalam hal ini adalah amal shalih, amal yang nanti akan bermuara pada akhlak yang terpuji, akhlak dimana yang mengalir dan bernafaskan nilai keIslaman. Sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, dan

52

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), 2001), hlm. 1-2.

53

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 6.

54

(57)

42 memunculkan sifat atau perbuatan baik dan buruk. Perbuatan baik atau buruk tersebut mengalami pengulangan setiap harinya, sehingga memunculkan kebiasaan dan dari pada itu dalam bertindak tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.sifat yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan bermacam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Jika akhlak dipupuk dengan baik, akan melahirkan manusia yang berakhlak terpuji, manusia yang berkarakter dihadapan Allah dan dihadapan manusia lainnya.

2. Sumber Aqidah Akhlak

Sumber aqidah Akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunnah.55 Artinya apa yang disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Rasulullah dalam sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan), bukan hanya sekedar pengetahuan dan wawasan. Berikut adalah sumber-sumber aqidah akhlak: a. Sumber aqidah akhlak dalam Al-Qur’an terdapat pada:

Sumber aqidah di dalam Al-Qur’an terdapat pula dalam Qs. Ali Imran, (3): 19.

55

(58)

43 artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al

Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena

kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir

terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat

hisab-Nya”. (Qs. Ali Imran, (3): 19)56

Berdasar tafsir Al-Mishbah, sesungguhnya semua agama dan syariat yang didatangkan oleh para Nabi, ruh atau intinya adalah Islam (menyerahkan diri), tunduk dan menurut. Meskipun dalam beberapa kewajiban dan bentuk amal agak berbeda, hal ini pulalah yang selalu diwasiatkan oleh para nabi. Orang muslim hakiki adalah orang yang bersih dari kotoran syirik, berlaku ikhlas dalam amalnya, dan disertai keimanan, tanpa memandang dari agama mana dan dalam zaman apa ia berada. Kata akhlak memiliki banyak arti, antara lain: ketaatan, ketundukan, balasan, perhitungan. Kata tersebut juga berarti agama oleh karena itu agama seseorang bersikap tunduk dan taat, serta akan diperitungkan amal perbuatannya dan akan mendapat balasan dan

ganjaran. Sesungguhnya agama yang disyari’atkan di sisi Allah adalah

Islam. Terjemahan atau makna tersebut belum sepenuhnya jelas, bahkan dapat menimbulkan kerancuan sehingga harus dihubungkan dengan ayat sebelumnya. Ayat yang sebelumnya menegaskan bahwa Tiada Tuhan yakni penguasa yang memiliki dan mengatur seluruh

56

Gambar

Gambar III. C.1 Denah Lokasi SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura
Tabel III.G.4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa.
Tabel III.K.4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa.
Tabel IV.A.4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa.
+2

Referensi

Dokumen terkait

MBE adalah suatu kemampuan dasar yang disediakan oleh SIBK (sistem informasi berbasis komputer) dengan kondisi dimana SIBK memikul sebagian tanggung jawab dalam pengendalian

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik. Debitur

Beda Perumusan Strategi dan Pengendalian Manajemen  Perumusan Strategi  Menetapkan strategi  Kurang sistematis  Menyangkut sedikit personel  Pengendalian Manajemen

 Standar tidak tertentu (tetap) tetapi merupakan proses perencanaan  Pengendalian management tidak otomatis.  Pengendalian Management memerlukan koordinasi

Ketidakpastian politik tetap ada: solusi yang menentukan pada limit hutang Amerika Serikat masih tetap berlangsung, sementara pemilihan baru-baru ini di Italia dan situasi di Siprus

 Internet tidak dapat mengganti proses dasar yang terkait dengan pengendalian manajemen.  Implementasi strategi intinya merupakan proses sosial dan tidak

individual functioning or whether they need to undertake further work at the text modelling or joint construction stages... INDEPENDENT CONSTRUCTION OF

In order to prepare the consolidation worksheet on the date the additional shares are purchased, we first analyze the book value component to construct the basic elimination