• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

K. Pendidikan Karakter di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura 108

Merujuk pada nilai karakter berdasarkan sistem pendidika nasional yang berjumlah 18, kini mengalami penyempitan menjadi 9 pilar nilai pendidikan karakter berdasar abstraksi pemikiran Jenderal Soedirman tentang karater bangsa tertuang dalam 9 nilai fundamental bagi pembangunan karakter khas Indonesiaan, yaitu:

1. Religious (Ikhlas dan jujur)

Tingkat religiusitas siswa SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar selama masa penelitian. Terlihat baik, baik dalam artian saat disekolah dan diluar sekolah. Siswa rajin dan tertib saat melaksanakan sholat dhuha dan sholat dzuhur. Bahkan siapa yang jadi imamnya anak-anak berebut, maka dari pada itu guru kelas melakukan sistem gilir jadi semua anak laki-laki dapat merasakan menjadi imam. Selain dilihat berdasar sholatnya, setiap perbuatan anak-anak berlandaskan Al-Qur’an dan hadits, contohnya: Saat

anak-anak makan dan minum mereka duduk dan saling mengigatkan temannya. Anak kelas 1 A ini paling senang jika ceritakan tentang

136

Muhammad Ismai Manshur, S. Pd. I, Wawancara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-05-2015 Pukul. 09.32 WIB.

137

Ahmad Mudzakir, S. Pd, Wawancara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-05-2015 Pukul. 10.38 WIB.

109 kisah perjalanan hidup seseorang, karena mereka dapat mengambil intisari dari cerita tersebut.138

2. Disiplin

Anak-anak disiplin melakukan baris berbaris sebelum masuk kelas,

sebelum pelajaran dimulai mereka berdo’a terlebih dahulu. Kebanyakan

dari mereka sudah disiplin mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), meskipun ada beberapa anak yang kadang lupa mengerjakan PR, membuang sampah pada tempatnya. Untuk keseluruhan siswa kelas 1A dapat dikatakan disiplin.Berdasar pengalaman peneliti mengajar dikelas 1A dengan mata pelajaran tematik, kedisiplinan mereka dapat dilihat. Jadi tidak hanya pada mapel tertentu dan dengan guru tertentu saja mereka disiplin, namun dengan semua guru mereka patuh. Adapun pelaksanaan pendidikan karakter dalam mata pelajaran aqidah akhlak adalah dengan menggunakan metode penerapan nilai-nilai pendidikan karakter melalui pembiasaan sehari-hari disekolah, dari mulai siswa masuk gerbang hingga pulang sekolah. Mulai dari berangkat sekolah tepat waktu, dan ini dapat dipastikan tidak ada anak yang terlambat setiap harinya. Ini menunjukkan bahwa mereka sadar akan kedisiplinan.Berdasarkan wawancara dengan guru aqidah akhlak implementasi aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung atau dapat dikatakan saat siswa berada disekolah, dengan serangkaian pembiasaan yang sudah disusun. Mereka disiplin melaksanakan kegiatan

138

110 tersebut setiap harinnya. Disiplin membuang sampah pada tempatnya, disiplin sholat tepat waktu.139

3. Istiqamah

Istiqamah disini untuk siswa kelas 1A mengacu pada keistiqamahan mereka dalam beribadah, jadi mereka melaksanakan sholat tidak hanya ketika disekolah saja tetapi juga dirumah, hal ini sesuai dengan penuturan wali murid kelas 1A, ibunda Salsabila Ayu, yang menuturkan bahwa

“Ketika dirumah anaknya tetap melaksanakan sholat 5 waktu, tanpa harus

disuruh sudah berangkat sendiri untuk mengambil air wudhu”, dan hal itu

penulis kroscek langsung apakah benar atau tidak. Ternyata yang diutarakan ibunda dari salsabila ayu tersebut memang benar, penulis mengamati tidak hanya satu atau dua kali namun berkali-kali. Guru-guru juga selalu mengingatkan pada siswa untuk tidak meninggalkan sholat, setiap pelajaran aqidah berlangsung Bu Dona selalu mengingatkan anak-anak untuk rajin sholat dan mengaji, berbakti kepada kedua orang tua dan tidak lupa untuk rajin belajar.140

4. Tidak Mudah Menyerah

Perangai dari siswa kelas 1A ini memang tipikal anak yang tidak mudah menyerah, mereka selalu ingin mencoba dan terus mencoba. Semisal disalah satu materi mereka tidak mengerti, mereka berusaha untuk mencoba dan bertanya pada guru apabila belum paham.Adanya sistem

139

Observasi Kelas 1A Sejak Tanggal 18-04-2015.

140

Elvandari Pubianti, S. Psi, S. Pd. I, Wawancara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-05-2015 Pukul. 10.41 WIB.

111 rolling tempat duduk, dimanapun tempat nya siswa dibiasakan untuk terus bekerja keras untuk dapat memahami pelajaran yang disampaikan guru.141 5. Loyalitas

Loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan anak-anak pada sekolah, kesetiaan ini diwujudkan siswa melalui rajin beribadah, rajin belajar, dan menjalin hubungan baik dengan seluruh warga sekolah. Sangat terlihat jelas hubungan yang terjalin antara siswa dengan guru, siswa dengan staff sekolah sangat hangat. Hal ini yang sering peneliti temui. Kesetiaan dengan teman dan guru, menjaga nama baik sekolah dengan menjaga sikap dimanapun berada.142

6. Profesional

Siswa kelas 1A sadar akan tugasnya sebagai pelajar sehingga mereka mematuhi tata tertib dan peraaturan disekolah, menaati serangkaian peraturan yang ditetapkan dari masuk sekolah higga pulang sekolah. Melakukan tugasnya sebagai murid dengan mandiri, patuh, datang tepat waktu ke sekolah, patuh teradap orang tua, dan tidak suka berbohong.143 7. Amanah

Amanah yang artinya dapat dipercaya, siswa kelas 1A dapat dipegang perkataannya. Mereka berkata apa adanya, contohnya saat mereka melakukan kesalahan dengan teman atau guru. Anak-anak berkata dengan apa adanya (jujur) tanpa ditutup-tutupi, karena penulis sendiri sering melihat hal tersebut. Jika diberi amanah untuk tetap diam dan tenang

141

Observasi Kelas 1A Sejak Tanggal 18-04-2015.

142

Observasi Kelas 1A Sejak Tanggal 18-04-2015.

143

112 dikelas, mereka dapat menjaga amanat tersebut. Terlebih saat guru meninggalkan kelas ketika ada keperluan lain. Biasanya ketua kelasnya diminta untuk mengawasi teman-temannya, dan ini dapat berjalan dengan baik.144

8. Cinta Tanah Air

Siswa setiap hari besar Indonesia melakukan upacara, mereka tidak menghilangkan kecintaan mereka terhadap tanah air. Kadang sesekali melaksanakan apel, melaksanakan upacara pada tanggal nasional, belajar tentang pancasila dan dasar negara yang terangkum dalam tematik.145 9. Bertanggung Jawab.

Bertanggung jawab, siswa dapat bertanggung jawab atas tugas yang diberikan guru. Semisal, melaksanakan tugas piket dikelas, belajar, dan beranggung jawab atas apa yang telah diperbuat. Mereka mudah untuk diarahkan, ketika menumpahkan minuman dengan sigap mereka langsung pergi mencari guru meminta lap pel untuk membersihkannya. Mereka dengan nalurinya dapat bertanggung jawab atas apa yang diperbuat. Setelah meminjam barang dikembalikan kembali, dan tidak lupa untuk berterimakasih.146

Berikut adalah hasil evaluasi pendidikan karakter di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar dalam mata pelajaran aqidah akhlak:

144

Observasi Kelas 1A Sejak Tanggal 18-04-2015.

145

Ibid.,

146

113

No. Nama Nilai

Ulangan Harian 1 Ulangan Harian 2 UTS UAS 1. Abdullah Azmi 95 100 79 94 2. Abiyu Al Farizy 80 70 78 82

3. Aiko Asyiffania Putri 90 90 84 90

4. Alyaa Riani E 90 95 86 90

5. Ananda Zakaria Kusnadi 95 95 84 100

6. Aqsan Terry Setiawan 80 75 72 78

7. Azky Huwaidati Mumtaz 100 100 100 100

8. Azna Aida Liana 90 85 78 90

9. Bintang Pandu P 85 90 58 84

10. Cessamigo Paramitha N 100 95 92 94

11. Cottina Hasna Rosyida 95 90 76 100

12. Daffa Hafiz Firdaus 80 80 62 82

13. Derryl Favian Nuha 95 90 88 92

14. Fahri Hamka Santoso 90 90 76 90

15. Farrel Lazuardi Adnan 90 100 88 98

16. Hasna Hurriyatus S 100 100 94 100

17. Irsyad Huda Syafa’at 95 90 80 86

18. Jibril Nizam Alfaruq 95 95 86 96

19. Luthfi Anindya 90 100 86 98

20. Marsal Vide Justitio S 80 85 78 82

21. Muhammad Habib H.A.H 85 90 86 88

22. Naswa Arifa Janna 100 95 86 96

23. Nasywa Yumna Irrahayuti 95 100 90 96

24. Rachmadani Widia Q 90 95 80 90

25. Rafi Ghani Akmal 75 80 54 76

26. Sabiq Zulkaifaziah 100 100 96 100

114

28. Salsabila Ayu Istanti W 95 95 82 92

29. Salsabila Octavia W 95 100 90 100

30. Shabrina Syafna Madania 100 90 92 100

31. Vina Zahra Karima 85 90 80 82

32. Waldan Hanif Wibowo 90 95 62 98

33. Lana Sabila Rusyda 90 85 - 90

Tabel III.K.4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa.

L. Faktor Penghambat dan Pendukung.

Setiap penyelenggaraan pendidikan pasti memiliki hambatan dan dukungan, berikut adalah hambatan penyelenggaraan pendidikan di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura: Hambatan yang menjadi kerikil kecil dalam penyelenggaraan pendidikan namun tidak menjadi suatu beban besar yaitu mengenai tingkat usia kematangan anak, sehingga anak sulit menangkap kata-kata yang menurut mereka sulit. Anak-anak belum dapat memahami tentang hal-hal yang abstrak sehingga guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima siswa. Hal ini disampaikan oleh koordinator ibadah (Muhammad Ismail Mansur S. Pd I).147 Guru-guru lain menganggap setiap hambatan bukan sebagai penghalang untuk memajukan pendidikan, justru hambatan itu sebagai penguat dan sebagai pengembang guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Faktor pendukung dari keberhasilan pendidikan disekolah adalah tidak terlepas dari usaha kepala sekolah, guru dan staf sekolah. Selain itu terjalinnya

147

Muhammad Ismai Manshur, S. Pd. I, Wawanncara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-05-2015 Pukul. 09.32 WIB.

115 hubungan baik antara wali murid dengan guru dan staff sekolah, selain menggunakan buku komunikasi, wali murid membuat suatu paguyuban agar mempermudah komunikasi mengenai perkembangan anak. Membuat grup di sosial media, dan wali murid ikut mengawasi anaknya dirumah. Mengingatkan untuk rajin sholat, mengaji, dan belajar. Wali murid juga menanamkan karakter yang baik pada anak melalui pembiasaan-pembiasaan dirumah. Selain pembiasaan yang baik, wali murid juga mendatangkan guru les agar anak dapat belajar dengan baik. Menutup kekurangan penguasaan materi disekolah.148

148

Muhammad Ismai Manshur, S. Pd. I, Wawanncara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-05-2015 Pukul. 09.32 WIB.

116

BAB IV

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A

Kurikulum 2013 kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio. Berikut akan dibahas mengenai analisisnya Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak dalam membentuk karakter siswa.

A. Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak.

Adapun obyek pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah: fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan zaman, dalam memasuki masa depan yang lebih baik. Dalam kurikulum 2013 beberapa hal yang perlu disajikan antara lain:

1. Materi

Materi yang digunakan di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar adalah dengan merujuk pada buku Tematik Aqidah Akhlak. Khusus untuk

117 pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar

dipecah menjadi beberapa pelajaran, yaitu: Fiqih, Qur’an hadits, Aqidah

akhlak, dan lain sebagainya. Mengenai pembentukan akhlak yang diterapkan tidak ada materi khusus yang terangkum, hanya pembiasaan yang berlangsung sehari-hari yang termuat dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang berkarakter, yang dimaksud berkarakter disini adalah memuat nilai-nilai karakter yang ingin dicapai. Menurut guru aqidah akhlak dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak agar membentuk karakter siswa dimulai dengan 3 keteladanan yang diterapkan guru, yaitu: Keteladanan Religiusistas.

Setiap pagi siswa berdo’a yang dipimpin oleh ketua kelas dan muroja’ah

sebelum pelajaran dimulai, sholat dhuha sebelum pelajaran dimulai. Kemudian sholat dzuhur yag dilaksanakan didalam kelas yang di imami setiap harinya secara bergantian dengan tujuan agar siswa bisa dan terbiasa memimpin sholat. Kemudian keteladanan Humanitas, keteladanan seperti baris-berbaris sebelum masuk kelas untuk melatih sikap kepemimpinan dan kedisiplinan, serta sosialitas yang baik dengan guru dan teman. Terakhir keteladanan Intelektual, keteladanan yang ditujukan untu guru dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru, seperti kajian, sharing.149

Materi pendidikan karakter tidak dijelaskan secara tersurat melainkan secara tersirat, materi khususnya tidak ada namun sudah

149

Elvandari Pubianti, S. Psi, S. Pd. I, Wawancara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-5-2015 Pukul. 09.32 WIB.

118 termuat dalam tiap materi pelajaran aqidah akhlak yang diajarkan dengan pembiasaan disekolah. Ini sesuai dengan pengertian akhlak, bahwa akhlak merupakan perbuatan atau perilaku yang dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, perbuatan tersebut mengalami pengulangan dan berubah menjadi kebiasaan. 150 Dengan pembiasaan perilaku baik ini siswa diharapkan dapat terbiasa untuk berperilaku mencerminkan muslim yang taat. Siswa diharapkan untuk dapat melaksanakan Amar makruf nahi munkar yang mana merupakan manifestasi dari kasih sayang, maka hendaklah dilakukan secara benar. Orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang sulit untuk menebar kebaikan, peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan kasih sayang antar sesama. Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu.

Koordinator ibadah dan Wali Kelas 1A ditempat dan waktu yang berbeda menuturkan hal yang sama bahwa materi disampaikan secara implisit saat kegiatan belajar berlangsung dan sudah terangkum dalam kurikulum yang digunakan sekolah. 151 Penanaman karakter melalui pelajaran aqidah akhlak yang tidak hanya dibuktikan dengan perbuatan namun juga dibuktikan dengan penanaman dalam hati dan diucaapkan dengan lisan. Sebab aqidah akhlak adalah sesuatu yang diucapkan dengan

150

Asren Nasution, Membangun Karakter Bangsa Bercermin pada Sosok Jenderal Besar Soedirman, (Jakarta: Prenada, 2012), hlm. 32.

151

Muhammad Ismai Manshur, S. Pd. I, Wawancara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-5-2015 Pukul. 09.32 WIB.

119 lisan, diyakini dalam hati, dan dilakukan dengan perbuatan tanpa adanya keraguan sedikitpun. seperti pendapat yang pertama menurut Rosihon anwar dkk, bahwa aqidah ini sudah mengakar dalam hati. Selain percaya juga harus diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Perbuatan dalam hal ini adalah amal shalih, amal yang nanti akan bermuara pada akhlak yang terpuji, akhlak dimana yang mengalir dan bernafaskan nilai keIslaman. Sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, dan memunculkan sifat atau perbuatan baik dan buruk. Perbuatan baik atau buruk tersebut mengalami pengulangan setiap harinya, sehingga memunculkan kebiasaan dan dari pada itu dalam bertindak tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Sifat yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan bermacam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Jika akhlak dipupuk dengan baik, akan melahirkan manusia yang berakhlak terpuji, manusia yang berkarakter dihadapan Allah dan dihadapan manusia lainnya. Teori aqidah akhlak ini sangat sesuai dengan penanaman karakter di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar kelas 1A. Hal ini sesuai dengan pengertian karakter, karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.152

152

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 11.

120 Siswa diharapkan mampu meresapi tentang makna aqidah akhlak itu sendiri, berawal dari aqidah yang kuat, kemudian muncullah akhlak mulia sehingga terbentuklah karakter yang baik. Karakter yang baik merupakan sifat-sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan, kebijakan, dan kematangan moral seseorang. 153 Karakter yang berlandaskan keIslaman, yang mematuhi norma-norma agama. Seperti yang diterapkan di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar pada siswa, ketika akan memulai suatu pekerjaan, entah itu belajar atau hal sepele yang kadang terlewatkan seperti minum dan makan, ataupun mengambil benda untuk selalu membaca basmallah. Seluruh penanaman tersebut guna membiasakan siswa agar hidup berdasarkan ajaran Islam, untuk selalu mengingat Allah. Aqidah akhlak juga menghindarkan dari kekosongan hati, banyak siswa kelas 1A yang dilihat dari akhlak nya sudah mencerminkan siswa yang berakhlakuk karimah, sebab mereka membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari aqidah. Cara mereka mengisi agar hati tidak kosong adalah setiap pagi sebelum pelajaran

dimulai melakukan muroja’ah dan sholat dhuha, sehingga hati menjadi tenang dan lebih bahagia. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat. Berikut adalah hasil implementasi pendidikan

153

Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter Kontruktivisme Dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 77.

121 karakter yang mana tidak ada materi khususna, yang terangkum dalam ruang lingkup pendidikan aqidah akhlak:154

a. Akhlak Kepada Allah

Membiasakan berdo’a sebelum makan dan sesudah makan, berdo’a

sebelum belajar, Muroja’ah sebelum pelajaran dimulai, melaksanakan sholat dhuha dan dzuhur berjama’ah.155

Pembiasaan untuk selalu mengingat Allah ini dilakukan pada hakikatnya untuk mengingat tujuan dari penciptaan manusia dan kesempurnaan yang kembali kepada penciptaan itu. Allah menciptakan manusia dan jin karena Dia adalah dzat yang maha agung hanya Dia yang patut dan pantas disembah.156 Sesuai dengan berfirman Allah dalam Qs. Thaha, (20): 14.

Pada ayat tersebut menggunakan “Aku” adalah kata yang tepat untuk memperkenalkan Tuhan Yang Maha Esa. Ini karena kata Allah mencakup segala sifat-sifat-Nya, bahkan Dialah yang menyandang sifat-sifat tersebut. Jika seseorang telah mengenal Allah dengan pengenalan yang sesunguhnya, maka otomatis akal dan pikiannya, jiwa dan hatiya akan terpanggil untuk mendekakan kepada-Nya dan karena itu lanjutan ayat diatas mengajak agar beribadah dan menyembah-Nya dengan menyebut bentuk ibadah dan ketundukan

154

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 7-11.

155

Observasi Kelas 1A Sejak Tanggal 18-04-2015.

156

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an Volume

122 yang paling jelas yaitu melaksanakan shalat.157 Siswa diharapkan selalu mengingat Allah melalui pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan disekolah.

Akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa

“Laa Ilaaha Ilallah” tiada Tuhan selain Allah SWT, Allah adalah Tuhan yang bersih dari segala sifat kekurangan. Allah berfirman dalam Qs. Adz-Zariyat, (51): 56.158 Ayat tersebut menggunakan kata persona (Aku) setelah sebelumnya menggunakan persona ketiga (Dia/Allah). Ini bukan saja bertujuan menekankan pesan yang dikandungnya tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa perbuatan –

perbuatan Allah melibatkan malaikat atau sebab-sebab lainnya, penciptaan, pengutusan Rasul, turunnya siksa, rezeki yang dibagikan-Nya melibatkan malaikat dan sebab-sebab lainnya, sedang disini karena penekanannya adalah beribadah kepada-Nya semata-mata, maka redaksi yang digunakan berbentuk tunggal dan tertuju kepada-Nya semata-mata tanpa memberi kesan adanya keterlibatan selain Allah. Ibadah bukan sekedar ketaatan dan ketundukan tetapi ia adalah satu ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi. Adapun tujuan Allah berkaitan dengan dzat-Nya yang maha tinggi. Dia menciptakan manusia dan jin karena Dia

157

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an Volume

8, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 283-284.

158

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. (Bandung: Diponegoro, 2000). hlm. 417.

123 adalah dzat yang maha agung hanya Dia yang patut dan pantas disembah. Adapun tujuan Allah berkaitan dengan dzat-Nya yang maha tinggi. Dia menciptakan manusia dan jin karena Dia adalah dzat yang maha agung hanya Dia yang patut dan pantas disembah.159

Berdasarkan ayat tersebut hal yang dapat diajarkan pada peserta didik adalah untuk selalu mengingat Allah, menerahkan segalanya pada Allah. Bahwa menjalani hidup ini tidak harus selalu sesuai dengan keinginan mereka, namun ada kalanya Allah menyimpan keinginan tersebut dengan satu alasan.

b. Akhlak Kepada Diri Sendiri

Membiasakan menjaga kebersihan diri, mandi, menggosok gigi. Memakai pakaian yang bersih dan wangi, membawa tissue ketika sakit flu, dan tidak membeli jajan sembarangan. Membudayakan cuci tangan sebelum makan, dapat mengendalikan hawa nafsu.. Selain itu juga siswa dibiasakan untuk berkata yang baik, menutup aurat, rendah hati, tolong menolong, sopan terhadap guru, saling mengasihi antar sesama teman, dan lain sebagainya.160 Ini sesuai dengan teori yang menerangkan mengenai akhlak terhadap diri sendiri yang antara lain: memelihara kesucian diri, menutup aurat, jujur dalam perkataan dan perbuatan, ikhlas, sabar, rendah hati, malu jika melakukan perbuatan jahat, menjauhi dengki, menjauhi dendam, berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain, menjauhi segala perkataan dan perbuatan yang

159

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an Volume

13, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 355-357.

160

124 sia-sia. Firman Allah tentang akhlak terhadap diri sendiri terdapat

dalam Qs. Al A’raf, (7): 31.161

Bahwasanya: “Hai anak Adam, pakailah perhiasanmu setiap kai memasuki majid”. Yang dimaksud “perhiasan” adalah pakaian

untuk menutupi kubul dan dubur. Perhiasan lainnya adalah perabot rumah tangga yang bagus dan barang-barang. Kaum musyrikin disuruh mengenakan baju setiap kali mau memasuki masjid. Berdasarkan ayat ini di sunnah yang semakna dengan ayat ini, maka disunnatkan untuk mempercantik diri setiap kali melakukan shalat,

terutama shalat jum’at dan shalat idul fitri. Memakai parfum dan

bersiwak merupakan perlengkapan dalam mempercantik diri. 162 Sesuai dengan ayat diatas, implementasi pendidikan karakter berdasar ruang lingkup pendidikan aqidah akhlak mengajarkan untuk selalu rapi dan bersih, sebab Allah mencintai keindahan dan kebersihan diri sesuai dengan hadits.

ا ْيإْلا م ةف اظَّلا

Artinya: Kebersihan itu adalah satu sebagian dari

iman”. (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi)

Dapat mengendalikan hawa nafsu, dalam hal ini sesuai dengan Qs. Al-Naaziat, (79): 40-41.163 Ayat ini menjelaskan tentang keadaan

161

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2000). hlm. 122.

162

Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, (Jakarta: Gema Insani Perss, 1999), hlm. 353-354.

163

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. (Bandung: Diponegoro, 2000). hlm. 467.

125 orang-orang yang taat dengan menyatakan: Dan adapun yang takut kepada kebesaran atau keagungan Tuhan pencipta dan pemelihara-Nya sehingga mendorongnya untuk beramal shaleh dan menghalangi nafsu, yakni menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka