• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA BURUH PELAKU DEMONSTRASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA BURUH PELAKU DEMONSTRASI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi atau perusahaan adalah suatu kumpulan orang-orang yang

memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda, namun tetap memiliki satu

tujuan. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,

tentu saja memberikan pengaruh dan dorongan yang besar untuk perusahaaan

agar tetap bisa bertahan dan berkembang di masyarakat. Dalam

mempertahankan dan mengembangkan perusahaan, diperlukan manajemen

yang baik dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan

tersebut, karena tidak dapat dipungkiri bahwa tumbuh dan berkembangnya

suatu organisasi atau perusahaan selalu ditentukan oleh sumberdaya yang

dimiliki.

Sumber daya manusia yang merupakan salah satu sumberdaya yang

harus ada dan paling penting dalam sebuah perusahaan, karena manusia

merupakan unsur dasar yang dapat melaksanakan pekerjaan dan organisasi.

Handoko (2001:5) juga berpendapat bahwa orang-orang merupakan unsur

dasar semua organisasi. Sumberdaya manusia merupakan faktor produksi

yang memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap faktor produksi lain

seperti mesin, modal, material dan metode. Perusahaan yang telah

menggunakan teknologi modern atau sistem komputerisasi tetap

membutuhkan tenaga manusia, karena semua peralatan tersebut tidak dapat

dijalankan tanpa adanya peran dari tenaga manusia yang dalam hal ini adalah

karyawan.

Buruh atau tenaga kerja adalah aset yang sangat berharga bagi

organisasi atau perusahaan. Sebagai aset, tenaga kerja harus bisa dikelola

dengan baik agar tetap bisa memberikan kontribusi kepada organisasi atau

perusahaan. Menurut Handoko (2001:4) keberhasilan pengelolahan organisasi

sangat ditentukan kegiatan pendayagunaan sumberdaya manusia. Oleh karena

itu, organisasi atau perusahaan dituntut untuk dapat mengelolah sumber daya

(2)

2

hidup dan kemajuan organisasi atau perusahaan. akan tetapi, mengola sumber

daya manusia atau tenaga kerja bukanlah hal yang mudah, karena tenaga

kerja tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan alat atau mesin pabrik,

masing-masing dari mereka memiliki pikiran, perasaan, status, keinginan, dan

latar belakang yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka setiap perusahaan dituntut untuk

mempunyai perhatian segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan buruh

atau tenaga kerja. Perusahaan haruslah mampu melihat masalah-masalah

buruhnya dan secepatnya mengatasi dari apa yang sedang terjadi, karena

bagaimanapun juga perilaku manusia dalam hal ini buruh atau tenaga kerja

sangat mempengaruhi usaha untuk mencapai tujuan perusahaan.

Oleh karena itu, sudah selayaknya apabila setiap perusahaan selalu

berusaha agar buruh mempunyai semangat kerja yang tinggi, sebab dengan

semangat kerja yang tinggi menunjukkan kepuasan kerja akan meningkat

sesuai dengan tujuan perusahaan. Namun tidaklah mudah bagi perusahaan

untuk meningkatkan kepuasan kerja tanpa adanya pengaruh dari faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, motivasi kerja, prestasi kerja serta

kesejahteraan psikologis.

Kesejahteraan psikologis merupakan suatu kualitas kehidupan dan

kesehatan mental yang dimiliki seseorang. Snyder dan Lopez (2005)

mengatakan bahwa kesejahteraan psikologis bukan hanya merupakan

ketiadaan penderitaan, namun kesejahteraan psikologis meliputi keterikatan

aktif dalam dunia, memahami arti dan tujuan dalam hidup, dan hubungan

seseorang pada obyek ataupun orang lain. Berdasarkan hal tersebut,

kesejahteraan psikologis mengarah individu yang sehat (secara psikologis),

untuk mengontrol secara sadar kehidupannya, bertanggung jawab terhadap

keadaan diri, serta mengenali diri.

Tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi menunjukkan bahwa

individu memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan di sekitarnya,

memiliki kepercayaan diri yang baik, dapat membangun hubungan personal

yang baik dengan orang lain, dan menunjukkan bahwa individu memiliki

(3)

3

membuat individu dapat dengan baik melakukan penyesuaian diri dan mampu

menerapkan kemampuan teknikal atau manajemennya untuk keberhasilan

pekerjaannya maupun mampu menciptakan atau memanipulasi lingkungan

melalui aktivitas fisik dan mental (Ryff & Singer, 1996).

Dalam penelitian Srimathi dan Kiran Kumar (2010), dengan

pembahasanya mengenai psychological well being of employed women

acrossdifferent organisation yang dilakukan pada kaum pekerja wanita

sebanyak 325 orang, yang berusia 25-50 tahun. Dari penelitian tersebut

menyebutkan wanita yang bekerja yang bekerja di industri psychological well

being yang dimiliki lebih rendah, sedangkan wanita yang bekerja pada bidang

pendidikan memiliki tingkat psychological well being yang tertinggi daripada

bidang lainnya, seperti kesehatan, bank dan juga BPOs sekalipun. Dari

penelitian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa kesempatan bekerja dan

pekerjaan tidak mempengaruhi tingkat psychological well being, yang

mempengaruhi psychologycal well being kaum pekerja wanita ini adalah sifat

dan kondisi pekerjaan yang mereka jalankan.

Nick Carol (2005) melakukan penelitian tentang Unemployment and

psychological well being. Dari penelitian tersebut didapatkan suatu hasil

penelitian yang menyebutkan bahwa pengangguran berdampak besar pada

psychological well being seseorang. Berbicara tentang perbedaan gender,

pengangguran mempengaruhi psychologycal well being wanita lebih tinggi

daripada pria. Karena semakin meningkatnya partisipasi peranan wanita

dalam dunia kerja beberapa tahun belakangan ini, reputasi dan harga diri

seorang wanita juga ikut meningkat, ini yang menyebabkan wanita lebih

mendapatkan pengaruh yang tinggi. Hasil penelitian ini juga menyebutkan

bahwa tingkat psychological well being yang tinggi , membuat sesorang ingin

cepat keluar dari zona pengangguran (kaum laki-laki), daripada kaum

perempuan yang sama-sama ingin keluar dari zona pengangguran namun

terhambat dengan kodratnya sebai ibu rumah tangga. Mungkin ini yang

menyebabkan menjadi pengangguran sangat mempengaruhi psychological

(4)

4

Kara, Nick, Kevin, dan Margaret (2007) dalam penelitiannya

transformational leadership and psychological well being: the mediating role

of meaningful work menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara

kepemimpinan trasformasional dengan psychological well being yang

dipengaruhi atau sedikit dipengaruhi oleh kebermaknaan yang ditemukan

dalam suatu pekerjaan.

Henry, Zamralita, dan Tommy (2008) dalam penelitiannya kepuasan

kerja dan kesejahteraan psikologis karyawan. Menyebutkan bahwa ada

hubungan positif antara kepuasan kerja dan kesejahteraan psikkologis.

Berdasarkan hasil tersebut, maka diketahui bahwa semakin baik kepuasan

kerja yang dimiliki karyawan, maka semakin baik pula kesejahteraan

psikologisnya.

Siti Rahmah (2011) dalam review jurnal organizational creativity and

innovation in relition to psychological well being and organization factor.

Masalah yang diangkat pada jurnal ini berhubungan tentang hubungan antara

psychological well being pada karyawan dengan inovasi dan kreatifitas

organisasi dan faktor organisasi yang mempengaruhi inovasi dan kreatifitas

organisasi. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat adanya hubungan yang

signifikan antara kreativitas dan inovasi organisasi yang dirasakan dengan

psychological well being pada karyawan yang berada pada organisasi.

Sedangkan pada hipotesis kedua didapatkan bahwa terdapat korelasi yang

signifikan pada faktor-faktor organisasi dengan inovasi dan kreatifitas

organisasi.

Bekerja pada suatu bidang pekerjaan sudah menjadi tuntutan dalam

hidup dari seorang individu. Menurut Harter, Schmidt, dan Keyes (2002),

pekerjaan merupakan salah satu bagian yang signifikan dalam kehidupan

seseorang individu yang mempengaruhi kehidupannya dan kesejahteraannya

di dalam masyarakat. Rata-rata orang dewasa menghabiskan sebagian besar

dari waktunya dengan bekerja, sekitar sepertiga dari waktu hidupnya

dihabiskan untuk bekerja (Harte, Schimdt, & Keyes, 2002).

Menurut Robbins (2005), pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan

(5)

5

program, menunggu pelanggan atau mengendarai truk. Pekerjaan juga

menuntut adanya interaksi dengan rekan kerja dan atasan, mengikuti

kebijakan dan peraturan organisasi, memperlihatkan standar kinerja dan

bekerja dalam lingkungan yang terkadang kurang ideal. Dalam hal ini,

pekerjaan juga berhubungan dengan masalah kesejahteraan psikologis yang

dimiliki oleh individu.

Harter, Schmidt, & Keyes (2002), juga mengatakan hal yang serupa.

Menurut mereka, dalam sudut pandang kesejahteraan psikologis, perasaan

yang positif pada karyawan sebagai tanda kesehatan mental karyawan,

menghasilkan karyawan yang lebih bahagia dan produktif. Kesejahteraan

psikologis karyawan juga berkaitan dengan hal-hal lain seperti : pergantian

karyawan (turnover), kesetiaan pelanggan (custommer loyality),

produktivitas, dan keuntungan perusahaan (Harter, Schmidt, & Keyes, 2002).

Harter, Schimidt & Keyes (2002) menuliskan kembali pendapat dari

Spector (1997) mengatakan bahwa pekerja yang memiliki kesejahteraan

psikologis yang tinggi lebih kooperatif, lebih mudah menolong koleganya,

tepat waktu dan efisien, jarang absen, dan bertahan bekerja dalam perusahaan

lebih lama.

Sebagai seorang pekerja, buruh dalam sebuah perusahaan memiliki

posisi yang sangat vital. Kesehatan mental yang tidak tercapai, kesejahteraan

psikologis yang kurang baik akan sangat berpengaruh dalam semangat kerja

mereka dan secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan

perusahaan. Dari berbagai sumber media massa sering kita dengar

demonstrasi yang dilakukan buruh diberbagai pelosok negeri kita ini. Yang

mereka perjuangkan adalah kesejahteraan mereka sebagai seorang buruh

pekerja. Banyak faktor yang menyebabkan seorang buruh melakukan

demonstrasi. Diantaranya karena tidak tercapainya kesejahteraan psikologis,

karyawan merasakan ketidakpuasan dalam beberapa kemungkinan,

diantaranya ketidakpuasan akan hubungan rekan kerja dan atasan,

ketidakpuasan akan kebijakan dan peraturan organisasi, atau karena

lingkungan yang terkadang kurang ideal. Sebagai seorang buruh juga

(6)

6

kenyataannya di Indonesia kesejahteraan seorang buruh masih sangat jauh

dari kata sejahtera itu sendiri.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Serikat Pekerja

Merdeka Indonesia (Gaspermindo), Moh Jumhur Hidayat, menyebutkan,

tingkat kesejahteraan setiap buruh saat ini baru seperenam dari rata-rata

pendapatan per kapita nasional yang mencapai 3.000 dollar AS per tahun.

(Kompas.com)

Untuk dapat mewujudkan kesejahteraan psikologis yang baik,

tentunya faktor-faktor yang mempengaruhi harus sangat diperhatikan.

Didasarkan pada penelitian Ryff & Singer (dalam synder, 2002), bahwa usia,

jenis kelamin, status sosial ekonomi, faktor dukungan sosial, religiusitas, dan

kepribadian merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh bagi

dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis seseorang.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk

mengungkap lebih lanjut kedalam bentuk penelitian yang dituangkan dalam judul “Psychological Well Being pada buruh pelaku demonstrasi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimana tingkat “psychological well being pada buruh pelaku demonstrasi?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat psychological

well being pada buruh pelaku demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

(7)

7

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi empiris

mengenai psychological well being khususnya pada bidang psikologi

Industry dan organisasi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi karyawan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

dan sumbangan informasi bagi karyawan untuk selalu

memperjuangkan Psychological well being mereka, karena itu hak

mereka sebagai buruh.

b. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengembangkan dan memberdayakan peranan

sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan sehingga dapat

mencapai tujuan yang ditetapkan, dalam hal ini meningkatkan

(8)

PSYCHOLOGICAL WELL BEING

PADA BURUH PELAKU DEMONSTRASI

SKRIPSI

Oleh :

Fidiya Wati Sugiarta

08810287

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)

PSYCHOLOGICAL WELL BEING

PADA BURUH PELAKU DEMONSTRASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Fidiya Wati Sugiarta

08810287

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Psychological Well Being pada Buruh Pelaku

Demonstrasi

2. Nama Peneliti : Fidiya Wati Sugiarta

3. Nim : 08810287

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 9-16 Juni 2012

7. Tanggal Ujian : 3 Agustus 2012

(11)
(12)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fidiya Wati Sugiarta

Nim : 08810287

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Psychological Well Being pada Buruh Pelaku Demonstrasi

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Psychological Well Being pada Buruh Pelaku Demonstrasi”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah

Malang.

Dalam proses penyusunan skirpsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Hudaniah, M.Si., Psi dan Tri Muji Inggarianti, M.Psi selaku Pembimbing I

dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Zakarija Achmad, S.Psi.,M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan

memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.

4. Pimpinan PT. Kurnia Batara Agung yang telah memberikan ijin dan fasilitas

bagi penulis untuk melakukan penelitian.

5. Para karyawan PT. Kurnia Batara Agung yang telah bersedia menjadi subyek

penelitian.

6. Ibu Sukeni yang senantiasa sabar untuk memberikan do’a dan semangat, serta

Bapak Susilo yang selalu memberikan dukungan secara materiil sehingga

penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seorang sahabat yang sangat berjasa dan selalu memberikan dukungan

sehingga penulis bisa menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadiyah

Malang.

8. Sulis Wati, Heru Purwanto, Adi Arta dan Agung Fitra Diarta adalah kakak

dan adik penulis yang selalu mendukung serta membantu dalam

(14)

9. Keluarga besar penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu

memberikan doa untuk kelancaran penulis.

10.Keenam sahabat terbaik penulis rani, nadia, erin, dora, baha dan fitri semenjak bersekolah di SMA Semen Gresik “You Are The Best I Ever had”. 11.Teman-teman kelas E angkatan 2008 Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang khususnya wahab, nano, irja, mega dan hendra yang

memberikan begitu banyak cerita indah dalam perjalanan perkuliahan

penulis.

12.Teman-teman UKM MVBT yang telah menjadi keluarga kedua selama

menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Malang.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga

kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 13 Agustus 2012

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Psychological Well Being ... 8

B. Buruh Pabrik ... 17

C. Demonstrasi atau Unjuk Rasa ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 19

B. Definisi Operasional ... 19

C. Populasi dan Sampel ... 20

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 21

1. Jenis Data ... 21

2. Metode Pengumpulan Data ... 22

3. Validitas dan Reabilitas ... 25

a. Validitas ... 25

b. Reabilitas ... 27

E. Prosedur Penelitian ... 29

F. Teknik Analisa Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

1. Analisa Data ... 33

B. Pembahasan ... 40

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Kuisioner psychological well being sebelum try out ... 51 Lampiran 2 : Tabulasi data hasil try out ... 55 Lampiran 3 : Tabel validitas skala psychological well being sebelum try

out ... 61 Lampiran 4 : Tabel reabilitas skala psychological well being sebelum

try out... 64 Lampiran 5 : Kuisioner psychological well being setelah try out ... 66 Lampiran 6 : Tabulasi data turun lapangan ... 69 Lampiran 7 : Tabulasi data psychological well being berdasarkan faktor

yang mempengaruhi ... 75 Lampiran 8 : Tabel frekuensi psychological well being berdasarkan

aspek ... 78 Lampiran 9 : Tabel frekuensi psychological well being berdasarkan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2003). Undang-undang ketenagakerjaan 2003 (edisi revisi 2007). Jakarta. Cemerlang.

Anonim. (2010). Pedoman penulisan skripsi. Malang. UMM Press.

Arikunto, S. (1992). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (edisi revisi). Jakarta. PT. Melton Putra.

Azwar, S. (2001). Metode penelitian (edisi pertama: cetakan ketiga). Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2010). Sikap manusia (edisi kedua: cetakan keempatbelas). Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas (edisi ketiga: cetakan kesebelas). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Baihaqi, M.I.F. (2008). Psikologi pertumbuhan: kepribadian sehat untuk membangun optimisme. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Biswas-Diner, B. Kashdan and A. King. (2008). The journal of positive psychology : two traditions of happiness research, not two distinct types of happines. USA. University of Missouri.

Carol, Nick. (2005). Unemployment and Psychological Well Being. Australia. The Australian National University.

Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen personalia dan sumberdaya manusia (edisi kedua). Yogjakarta. BPFE.

Hurlock, B. Elizabeth. (1980). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta. PT. Gelora Aksara Pratama.

Kara, Nick, Kevin, dan Margaret. (2007). Transformational leadership and psychological well being: the mediating role of meaningful work. Amerika. St. Mary’s University.

Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas penelitian behavioura (edisi ketiga: cetakan kesebelas). Yogyakarta. Gadja Mada University Press.

(18)

Papalia, D. E, Old, Feldman. (2002). Adult Development ang Aging. New York. McGraw-Hills.

Rahmah, Siti. (2011). Review jurnal organizational creativity and innovation in relition to psychological well being and organization factor. Taylor & Francis Group, LLC.

Ryan, R. M., and Deci, E. L. (2001). On happiness and human potentials: a review of research on hedonic and eudaimonic well-being. Annu. Rev. Psychol. 2001. 52:141–66.

Ryff, C. D. (1989). Happines is everything or is It? exploration on the meaning of psychological well being. Journal Of Personality and Social Psychology 57. 1069-1081.

Ryff, C.D. & Keyes, C.L.M. (1995). The structure of psychological well being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69, 719-727.

Simanjuntak. (1985). Pengantar ekonomi sumber daya manusia. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Snyders, C.R; Lopez, Shane J. (2002). Handbook of possitive psychology. New York. Oxford University Press.

Soepomo, Imam. (1987). Pengantar hukum perburuhan (cetakan kedelapan). Jakarta. Djambatan.

Srimathi dan Kumar, Kiran. (2010). Psychological well being of employed women across different organisation. Mysore. University of Mysore.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d (cetakan kesebelas). Bandung. Alfabeta.

Tenggara, Zamralita, dan Suyasa. (2008). Kepuasan kerja dan kesejahteraan psikologis karyawan. Universitas Tarumanagara.

Referensi

Dokumen terkait

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.. Semoga Tuhan memberikan balasan kebaikan

Pada pasal 128 ayat 1 undang-undang dimaksud, disebutkan adanya hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif yaitu “Se tiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampua siswa dalam; (1) berdiskusi sebelum diberi metode enam topi berpikir De Bono di kelas eksperimen dan sebelum diberi

Penelitian ini tentunya memiliki beberapa keterbatasan, yaitu : 1) Sampel dalam penelitian ini hanya 104, yang tergolong sedikit dan periode penelitian hanya 4 tahun

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Dusun Ngrawing bahwasanya nenek dalam menanamkan akhlak anak itu sudah baik agar nantinya anak akan terbiasa dengan apa

Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah Surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melakukan pembayaran retribusi yang terutang ke Kas

 Dari hasil pengujian Tarik dan Penggujian Impact yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan polaritas pengelasan DC (+) mempunyai nilai yang lebih tinggi pada

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan berbagai macam hasil yang berbeda mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan