• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak dilahirkan manusia tidak pernah lepas dari bantuan orang lain untuk dapat mempertahankan dirinya, kalau sejak kecil seorang individu lebih dominan mendapatkan bantuan dari keluarganya, maka semakin usianya bertambah, maka semakin bertambah pula komponen masyarakat yang ia butuhkan bantuannya. Individu tidak akan terlepas dari hubungan dan ikatan-ikatan sosial, mulai dari keluarga, teman, dan masyarakat lain dilingkungan sekitar yang terbentuk dalam kelompok sosial.

Turmudhi (dalam Jannah, 2008) melukiskan era ini sebagai era individualistis, egoistis, sifat relasi kontraktual, hanya berdasar pada untung rugi dan eksploitasi yang tidak manusiawi. Produk ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dibendung. Disatu sisi hal itu akan membantu proses pengembangan potensi dan kebutuhan manusia, akan tetapi disisi lain akan menjadi ancaman terhadap peradaban umat manusia

Setiap manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing, baik bagi dirinya, dan lingkungan sosial. Misalnya saja Remaja yang memiliki tanggung jawab atas ekstensi dirinya, remaja juga sangat memiliki peranan penting dalam masyarakat dan lingkungan maupun dalam dirinya sendiri. Remaja merupakan golongan masyarakat yang mudah kena pengaruh dari luar. Mengenai tanggung jawab ini tentunya remaja tidak terlepas dari kondisi kehidupan masa kini. Dimana kurangnya penanaman moral terhadap sebuah perubahan mendasar soal kebaikan dalam dirinya, serta cenderung mengabaikan norma yang sudah tertanam sejak dulu.

Berdasarkan penelitian terdahulu (Perwitasari, 2007) terjadinya perilaku prososial diawali dengan adanya kemampuan mengadakan interaksi sosial. Dalam interaksi sosial inilah perilaku sosial akan terjadi karena dalam interaksi sosial individu butuh bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

(2)

2

lain. Untuk dirinya sendiri ditekankan untuk memperoleh penghargaan seperti perasaan berharga dapat menolong orang lain dan merasa terbebas dari perasaan bersalah, sedangkan tujuan untuk orang lain adalah untuk memenuhi kebutuhan orang yang dibantu. Terjadinya perilaku prososial diawali dengan adanya kemampuan mengadakan interaksi sosial. Karena individu butuh orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, tempat tinggal merupakan tempat yang sesuai dalam interaksi individu yang membedakan perilaku prososial antara satu individu dengan yang lain.

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia dituntut untuk dapat menunjukkan perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku tersebut akan dipengaruhi oleh aspek-aspek dalam diri individu. Perilaku berhubungan dengan keyakinan seseorang terhadap suatu objek. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat membuat perilaku yang sering muncul dalam masyarakat cenderung bermuatan negatif.

Menurut Hurlock (1980) Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa berbahaya, oleh karena pada periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum ada pegangan, sedangkan kepribadiannya mengalami pembentukan sehingga memerlukan bimbingan, terutama dari orang tua.

Pada era modernisasi ini banyak remaja yang tidak mempedulikan interaksinya dengan lingkungannya. Remaja hanya mengutamakan ego dan kepentingan masing-masing tanpa melihat orang-orang di sekeliling mereka. Era modern membuat manusia kehilangan cintanya kepada yang lain. Rasa saling menghargai dan menyejahterakan semakin menipis. Yang paling menonjol dalam masyarakat adalah gejala melemahnya kepekaan sosial dan bertambahnya mobilitas sosial. Maka tidaklah mengherankan apabila dikota besar tersebut nilai-nilai pengabdian, kesetiakawanan, tolong-menolong mengalami penurunan sehingga yang nampak adalah perwujudan kepentingan diri sendiri dan rasa individualis, yang memungkinkan seseorang enggan berperilaku prososial.

(3)

3

teman yang lainnya, misalnya saja jika remaja tersebut berada pada lingkungan keluarga kecil. Remaja tentu saja tidak begitu cepat berperilaku prososial karena lebih menggantungkan diri pada orang tuanya, sehingga untuk lebih berperilaku prososial mereka harus di suruh oleh orang tua, atau menyadari bahwa memang orang tua mereka memerlukan bantuan. Sehingga remaja mau berperilaku prososial. Mereka juga tidak membiasakan diri untuk berbagi dan bekerjasama dengan lingkungannya, baik dengan teman maupun orang lain. Sebagai gambaran tentang perilaku yang semakin pudar, misalnya kejadian –kejadian di dalam bus, dimana seorang lanjut usia atau wanita yang sedang hamil berdiri berdesak-desakan dengan penumpang – penumpang yang lain, sementara yang muda dengan enaknya duduk tanpa peduli terhadap orang lain atau wanita hamil, bisa di lihat bahwa individu sudah tidak peduli lagi dengan individu yang lain, tidak menghormati individu yang lebih tua, tidak mau berkorban, dan tidak mau berbagi apalagi memperhatikan dan mementingkan individu yang lain.

Berdasarkan penelitian terdahulu (Yusrina, 2010)Pesantren atau pondok adalah lembaga yang merupakan wujud proses wajar perkembangan system pendidikan nasional. Dari segi histories pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, namun juga mengandung makna keaslian indonesia. Sebab, pondok pesantren merupakan tempat tinggal yang didalamnya terdapat mempelajari tentang akhlak, agama, maupun duniawi.

(4)

4

sesuatu kepada teman sepergaulannya. Pihak yang tertolong pun juga mempunyai anggapan yang sama, sehingga terjadi jalinan keintiman antara satu remaja dengan remaja yang lainnya.

Pondok pesantren merupakan tempat tinggal bersama yang didalamnya terdapat kiai dan santri, pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim. Pada awalnya pondok tidak hanya sebagai tempat untuk pembelajaran agama yang diberikan oleh kiai, tetapi juga sebagai tempat latihan bagi santri yang bersangkutan agar mampu hidup mandiri dalam masyarakat.

Menurut Sukmana (1997) Lingkungan pondok yang terdiri dari kyai dan keluarga serta para santri yang ada didalamnya merupakan suatu kelompok sosial dengan latar belakang lingkungan keluarga yang berbeda-beda, namun setelah berada dalam lingkungan pondok maka perbedaan itu hilang dengan sendirinya tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Di lingkungan pondok, para santri selain dibina untuk mengatur dirinya sendiri juga dibina sebagaimana mengatur orang lain, sehingga dalam pondok nilai-nilai individual dan nilai-nilai sosial selalu ada dalam setiap kegiatan.

Fenomena yang terjadi dalam lingkungan pondok pesantren seringkali berbeda dengan lingkungan luar pondok. Misalnya saja saat membersihkan lingkungan pondok mereka selalu menyelesaikan segala sesuatunya secara bersama-sama, perilaku prososial lebih sering muncul dari pada remaja yang tidak tinggal di dalam pondok pesantren. Dan yang menyebabkan remaja lebih sering berperilaku prososial adalah adanya keteraturan yang mengikat sehingga remaja menjadi terbiasa dengan perilaku tolong menolong, Serta sebagai tempat latihan bagi remaja untuk mengembangkan keterampilan kemandiriannya. Sejak seseorang menjadi santri, maka saat itu juga individu memasuki sistem kehidupan yang berbeda, yakni sebuah kehidupan yang tidak mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Akan tetapi, perilaku prososial bisa juga tidak muncul karena tidak adanya rasa kekeluargaan antara satu remaja dengan remaja yang lain. Atau karena remaja ini belum bisa menyesuaikan diri dengan remaja lainnya.

(5)

5

memberikan pertolongan secara terpaksa dan tidak rela. Selain itu, ada juga individu yang memberi pertolongan sebagai kedok dalam melakukan suatu kejahatan, yang tampaknya memberikan bantuan namun maksudnya adalah mendatangkan celaka. Hal terpenting dalam berperilaku prososial adalah ketulusan hati. Apabila seseorang melakukannya secara tulus maka menolong menjadi suatu yang sederhana. Hal ini dapat dicontohkan, saat jutaan orang mengalami bencana sunami, secara sukarela relawan menolong sesamanya yang menderita. Padahal orang yang menderita adalah orang lain, bukan keluarga atau kenalan para relawan. Dan relawan itu menolong secara sukarela dan spontan tanpa minta imbalan.

Menurut Nashori (2008), perilaku prososial sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dijalanan saat seorang nenek yang kesulitan menyebrang jalan, dibutuhkan seseorang yang bersedia membantunya. Disuatu tempat terdapat suatu kecelakaan dimana seseorang yang tak berdaya tertelungkup lemas, saat itu juga diperlukan bantuan orang lain untuk menolongnya. Disuatu sekolah, saat teman kehilangan uang sakunya, sehingga dia tidak bisa pulang ke rumah, saat itu juga diperlukan bantuan orang lain untuk membantunya.

Dalam situasi tersebut diatas, diperlukan adanya perilaku riil dari seseorang yang bersedia memberikan apa yang dimilikinya kepada orang-orang yang sedang membutuhkan pertolongan. Bagi orang yang membutuhkan pertolongan tidak penting apakah si penolong sukarela atau tulus dalam memberikan pertolongan atau sebaliknya. Yang penting adalah apa yang diberikannya itu memberikan efek yang positif. Perilaku prososial remaja akan berkembang, terutama menonjol dalam sikap sosial, lebih-lebih Perilaku prososial yang berhubungan dengan teman sebaya.

Menurut Baron dan Byrne (2004), perilaku prososial sebagai segala tindakan apa pun yang menguntungkan orang lain. Secara umum, istilah ini di aplikasikan pada tindakan yang tidak menyediakan keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan yang tidak menyediakan keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan bahkan mungkin mengandung derajat resiko tertentu. perilaku prososial juga sebagai perilaku yang memiliki konsekuensi positif pada orang lain.

(6)

6

ditinjau dari Tempat Tinggal (Studi pada remaja yang tinggal dipondok pesantren dan remaja yang tinggal bersama orang tua)

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah tingkat perilaku prososial pada remaja?

2. Apakah ada perbedaan perilaku prososial yang ditinjau dari tempat tinggal (Studi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren dan remaja yang tinggal bersama orang tua).

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perilaku prososial di tinjau dari tempat tinggal (Studi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren dan yang tinggal bersama orang tua).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat baik secara teoritis dan praktis: 1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan melengkapi kajian pengembangan konsep dalam psikologi, khususnya kajian tentang psikologi sosial dan psikologi perkembangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Remaja

(7)

7

b. Bagi Pondok Pesantren

Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran kepada subjek tentang perilaku prososial yang telah mereka lakukan, sehingga lebih lanjut bisa melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat lebih meningkatkan lagi perilaku prososialnya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

(8)

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU

DARI TEMPAT TINGGAL

(Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan

yang Tinggal bersama Orang Tua)

SKRIPSI

Oleh:

Delvi Irma Listya Perdani

08810139

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU

DARI TEMPAT TINGGAL

(Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan

yang Tinggal bersama Orang Tua)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Delvi Irma Listya Perdani

08810139

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Perilaku Prososial ditinjau dari Tempat Tinggal (Studi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren dan yang tinggal bersama orang tua)

Nama Peneliti : Delvi Irma Listya Perdani

NIM : 08810139

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 30 Mei – 6 Juni 2012

Tanggal Ujian : 13 Juli 2012

Malang, 14 Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(11)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 13 Juli 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : 1. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si ( )

Anggota Penguji : 2. Ari Firmanto, S.Psi ( )

3. Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si ( )

4. M. Shohib, S.Psi, M.Si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(12)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Delvi Irma Listya Perdani

Nim : 08810139

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:

Perbedaan Perilaku Prososial ditinjau Dari Tempat Tinggal (Studi pada Remaja yang tinggal di pondok pesantren dan yang tinggal bersama orang tua)

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka

Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 2 Agustus 2012 Mengetahui,

Ketua Program Studi Yang menyatakan

Salis Yuniardi, S.Psi. M.Psi. Delvi Irma Listya Perdani

(13)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Perilaku Prososial ditinjau dari Tempat Tinggal (Studi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren dan remaja yang tinggal bersama orang tua)”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam Proses penyususnan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Yudi Suharsono, M.Si selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ari Firmanto, S.Psi selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dra. Siti Suminarti, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah senantiasa membimbing penulis

dari pertama kali menginjakkan kaki di bangku kuliah hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala SMA PGRI dan SMA PPMH Kepanjen – Kabupaten Malang yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian. 7. Siswa SMA PGRI dan SMA PPMH Kepanjen – Kabupaten Malang yang

telah bersedia menjadi subyek penelitian.

8. Kedua Orang tuaku, yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

(14)

10. Agung, Arga, Romi, Umi, Meta yang memberi banyak semangat dan dukungan.

11. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas C yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya menusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 4 Juli 2012

(15)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

SUMMARY ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Prososial 1. Pengertian Prososial ... 8

2. Faktor-Faktor yang mendasari Perilaku Prososial ... 9

3. Ciri-ciri Perilaku Prososial ... 9

4. Faktor Situasional dan Personal yang Berpengaruh pada Perilaku Prososial ... 10

5. Perpektif Perilaku Prososial ... 12

6. Pengaruh Usia terhadap Perilaku Prososial ... 15

7. Motivasi untuk Bertindak Prososial... 15

8. Dinamika Perilaku Prososial ... 16

B. Remaja 1. Pengertian Remaja ... 18

2. Ciri-ciri masa remaja ... 19

3. Perubahan Psikis pada remaja ... 22

4. Tugas-tugas perkembangan masa remaja... 22

(16)

2. Komponen Pondok Pesantren ... 24

3. Tipologi pondok pesantren. ... 26

D. Perbedaan perilaku prososial di tinjau dari tempat tinggal (studi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren dan yang tinggal bersama orang tua) ... 27

E. Kerangka Pikiran dan Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Jenis Penelitian... 30

B. Variabel Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data ... 32

2. Metode Pengumpulan Data ... 32

3. Validitas dan Reliabilitas ... 34

E. Prosedur Penelitian ... 37

F. Analisa Data. ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Subyek ... 40

2. Perilaku prososial ... 41

3. Tabulasi Silang Tempat tinggal dan Perilaku Prososial .... 42

B. Analisa Data ... 42

C. Pembahasan ... 43

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

(18)

DAFTAR TABEL

[image:18.612.123.495.148.325.2]

Nomor Tabel Halaman

Tabel 1 Skor Jawaban Pernyataan Pada Skala Likert ... 33

Tabel 2 Sebaran data Skala Prososial Sebelum Tryout ... 34

Table 3 Analisis Validitas Skala Prososial ... 35

Table 4 Sebaran data Skala Prososial setelah Tryout ... 36

Table 5 Hasil Uji Reliabilitas Skala Prososial ... 37

Tabel 6 Deskripsi Subyek ... 41

Tabel 7 Hasil Deskriptif variabel Perilaku Prososial ... 41

Tabel 8 Tabulasi Silang Tempat Tinggal (TT) dan Perilaku Prososial (PP) .. 42

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 Skala Prososial ... 51

Lampiran 2 Data Try Out Skala ... 57

Lampiran 3 Hasil Analisis Try Out Validitas dan Reliabilitas ... 61

Lampiran 4 Skala Penelitian ... 66

Lampiran 5 Data Penelitian Skala Prososial ... 72

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2010). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (cetakan kedua). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2001). Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Brigham, J. C. (1991). Social Psychology. New York: Hrper Collins Publishers. Baron, R.A, &Byrne.D. (1994).Social psychologhy: Understanding human

interaction. Boston: allyn& Bacon, Inc.

Dahriani, A. (2007). Perilaku prososial terhadap pengguna jalan (Studi

fenomenologis pada polosi lalu lintas). Skripsi. Universitas Diponegoro

Semarang.

Dayakisni & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang : UMM Press Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, E. (1980). Development psychology: A life span approach, (5th ed). New Delhi: McGraw-Hill.

Jannah, M. (2008).Hubungan antara kecerdasan ruhani dan tipe kepribadian

ekstrovert terhadap perilaku prososial santri.Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Psikologi.

Mappiere, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Masri. (1985). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Lembaga penelitan , Pendidikan dan Penerangan ekonomi dan sosial atau LP3ES.

Monk, F.J. (1989). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nashori, F. (2008). Psikologi sosial islami. Bandung: PT Refika Aditama

Nurul Arofah, (2002).Perbedaan tingkat kematangan sosial antara mahasiswa indekos dengan mahasiswa yang tinggal bersama dengan orang tua.Skripsi

UMM: Fakultas Psikologi.

(21)

Perwitasari, D. (2007). Hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial pada mahasiswa fakultas psikologi universitas islam negri. Skripsi UIN: Fakultas Psikologi.

Sarwono, S. W. (1987). Teori-teori psikologi social. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali. Sears, D. (1985). Psikologi sosial edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sears, D.O, Freedman, J.l, & Peplau, L.A. (1999). Psikologi sosial. Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Albeta.

Taylor, Shelly E., ET AL. (2009). Psikologi sosial Edisi kedua belas. Jakarta: Penerbit Kencana.

Trisna, D. (2005). Perbedaan perilaku prososial antara mahasiswa yang aktif dan yang tidak aktif di organisasi kemahasiswaan. Skrispsi UMM: Fakultas Psikologi.

Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (cetakan keempat), Malang : UUM Press.

Gambar

Tabel 1  Skor Jawaban Pernyataan Pada Skala Likert  ..................................

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Houglum (2005), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: 1) menghindari memperburuk keadaan, 2) waktu, 3) kepatuhan, 4)

Hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit busuk batang yang disebabkan oleh S.rolfsii pada berbagai konsentrasi inokulum dilihat pada Tabel 3... Persentase

Selanjutnya pohon klasifikasi yang diperoleh digunakan untuk membuat prakiraan sifat hujan bulanan dengan cara menelusuri pohon klasifikasi optimum dari mulai simpul root hingga

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik pada pasangan usia subur (PUS) di

Remote kontrol sangat di butuhkan di era moderen yang tidak lepas dari kemudahan dalam gaya hidup dan dengan demikian perangkat remote control menjadi yang

Lembar kuesioner ini merupakan instrumen yang digunakan untuk penelitian “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan (Studi Kasus: Sondi Raya Chrysanth

bahwa Kecamatan Rembang tidak memiliki komoditas perikanan laut yang masuk dalam sektor unggulan, komoditas yang potensial adalah petek, pari, dan lain- lain, sedangkan