• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA SARJANA UMM DI KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA SARJANA UMM DI KOTA MALANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat mobilitas dan perubahan yang tinggi yang dapat mengganggu kestabilan emosi seseorang. Kestabilan emosi seseorang dapat terganggu karena suatu perubahan yang dialami individu belum tentu menyenangkan, tetapi ada saatnya muncul situasi yang membawa kecemasan. Tingkat persaingan yang semakin tinggi untuk mendapatkan suatu pekerjaan atau kesempatan bekerja dapat menyebabkan kecemasan bagi individu yang belum dapat pekerjaan.

Perguruan tinggi dianggap sebagai produsen penganggur, bukan menghasilkan sarjana yang bisa menyediakan lapangan kerja. Dunia kerja mengkritik sarjana baru umunya tidak siap pakai. Sebelum terjun ke masyarakat, sarjana harus punya keterampilan berkomunikasi, jujur, mampu bekerja dalam tim, fleksibel, etos kerja tinggi. Selain itu mereka juga harus mempunyai kemampuan analisis, teknik, motivasi, dan kepercayaan diri.

Dalam perspektif sosioakademik mahasiswa yang akan menyelesaikan studi di perguruan tinggi memiliki banyak pilihan untuk dilakukan seperti bekerja, melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, atau menikah. Orang tua beranggapan bahwa semakin tinggi level pendidikan yang dimiliki oleh anak-anak mereka maka semakin terjamin masa depan anaknya. Tidak sedikit dari mahasiswa setelah menyelesaikan kuliah dituntut untuk dapat meringankan ekonomi keluarga. Namun di sisi lain, mencari pekerjaan bukan suatu hal yang mudah. Para mahasiswa yang akan menyelesaikan studi harus bersaing dengan banyak sarjana lain yang lebih dulu lulus dan belum bekerja atau masih menganggur.

(2)

2

Tidak seimbangnya antara jumlah angkatan kerja dan peluang kerja juga dapat menjadi hal yang mencemaskan bagi para lulusan sarjana yang ingin bekerja. Karena dengan keadaan yang demikian, akan membuat peluang kerja mereka semakin sempit. Selain itu perusahaan sangat selektif dalam mencari calon karyawannya, banyak persyaratan yang tercantum sebagai kriteria karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut seperti IPK minimal 3,00, memiliki pengalaman bekerja minimal 2 tahun, memiliki kepribadan yang baik, dan lain-lain. Bloomfield dalam Agustin (2008) mengemukakan bahwa manifestasi dari ketakutan demi ketakutan itulah yang membuat orang menjadi cemas luar biasa. Rasa takut dan cemas akan semakin sulit dikendalikan, seiring pasifnya upaya mengusir ketakutan itu sendiri.

Para lulusan sarjana banyak yang merasakan kecemasan karena ada perasaan khawatir tidak diterima di pekerjaan yang diinginkan. Hal ini cukup wajar mengingat kondisi riilnya menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja dari tahun ketahun tidaklah banyak. Bahkan banyak pula terjadi PHK pada karyawan-karyawan yang sudah bekerja diperusahaan. Memiliki gelar kesarjanaan bukan lagi menjadi jaminan bahwa seseorang akan mudah dalam memperoleh pekerjaan.

Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Arizal Ahnaf dalam Mahbub (2009) menjelaskan bahwa pengangguran terbuka didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 17,26 persen dari jumlah penganggur. Disusul lulusan Sekolah Menengah Atas sebanyak 14,31 persen, lulusan universitas 12,59 persen, diploma 11,21 persen, baru lulusan SMP 9,39 persen dan SD sebanyak 4,57 persen. Pada Agustus 2008 terdapat 961.000 penganggur terdidik di Indonesia yang terbagi dari 598.000 penganggur sarjana dan 362.000 penganggur diploma. Mereka tidak bekerja disebabkan oleh karena kompetensi tidak sesuai, lulusan yang tidak terserap, memilih tidak bekerja, atau mahasiswa lulusan dari program studi yang sudah jenuh. Selain itu jumlah penganggur sangat tergantung pada perkembangan ekonomi, struktur investasi, dan kreativitas perguruan tinggi. Saat ini banyak perusahaan yang sedang mengalami pengurangan pegawai secara besar-besaran yang menyebabkan bertambah banyaknya jumlah penganggur yang ada.

(3)

3

Transmigrasi (Depnakertrans) bahwa pada awal November 2008 terjadi PHK sekitar 16.000 orang dan pada tanggal 28 November 2008 sudah mencapai 16.988 orang. Pada periode yang sama, jumlah pekerja yang telah dirumahkan sudah mencapai angka 6.597 orang. Tim juga melaporkan bahwa akibat krisis global, diproyeksikan akan terjadi PHK terhadap 23.927 pekerja, serta diproyeksikan akan terjadi rencana pekerja yang dirumahkan mencapai 19.091 pekerja. Depnakertrans mencatat pekerja yang ter-PHK pada 2005 mencapai 109.382 orang, dan selama Januari – Mei 2008 hanya terjadi PHK sebanyak 1.535 orang.

Menyimak paparan informasi di atas terlihat bahwa angka pengangguran cenderung meningkat. Sementara laju pertumbuhan penduduk juga kian pesat, sehingga jumlah penduduk yang usia produktif bertambah. Salah satu penduduk yang terus bertambah dan memiliki usia produktif adalah mahasiswa. Pertumbuhan yang bertambah pesat ini berdampak pada tidak seimbangnya jumlah angkatan kerja dengan peluang kerja yang ada.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan bisa terjadi pada setiap orang termasuk pada para lulusan sarjana yang tidak memiliki pengalaman dan harus menyiapkan diriya untuk menghadapi dunia kerja. Kecemasan terhadap kemampuan diri serta kenyataan tentang penyerapan tenaga kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja membuat mahasiswa semakin tertekan.

Terdapat beberapa akibat dari adanya kecemasan pada seseorang. Secara fisik kecemasan mengakibatkan jantung berdebar-debar, gemetar, tegang, gelisah atau sulit tidur, berkeringat dan tanda-tanda fisik lainnya berupa gatal-gatal pada tangan dan kaki, serta ingin selalu buang air kecil tak seperti biasanya (Priest dalam Lubis, 2009). Secara psikologis kecemasan mengakibatkan adanya perasaan takut, merasa khawatir akan ditimpa bahaya atau kecelakaan, tidak mampu memusatkan perhatian, merasa tidak berdaya atau rendah diri, hilangnya kepercayaan diri, merasa tidak tentram atau gelisah, dan merasa bingung (Darajat, 1985). Adapun akibat kecemasan terhadap perilaku seseorang antara lain adanya perilaku menghindar, perilaku melekat/bergantung atau dependen, dan perilaku terguncang (Nevid, dkk, 2003).

(4)

4

bisa bangkit dari keadaan yang dapat membuat dirinya merasa cemas atau takut merupakan individu yang memiliki kemampuan untuk maju yang sangat tinggi. Tidak banyak orang yang bisa bangkit saat dirinya merasa cemas atau ketakutan yang sangat.

Bagi para mahasiswa semester akhir yang mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh pekerjaan yang mereka inginkan pada dasarnya akan memacu meningkatkan keyakinan akan kemampuannya agar biasa bersaing di dunia kerja. Sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan dirinya. Salah satu aspek kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu adalah keyakinan seseorang tentang bagaimana individu bertindak dan mampu mengerjakan tugas serta memutuskan sesuatu hal. Dengan kata lain keyakinan tersebut disebut self efficacy. Penilaian seseorang terhadap kemampuan diri yang dimiliki (self efficacy) mempunyai peran yang sangat penting dalam proses perkembangan individu, khususnya terkait dengan kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Self efficacy yang dimiliki seseorang mahasiswa dapat mempengaruhi seberapa besar usaha yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut dalam proses memasuki dunia kerja. Seseorang mahasiswa yang memiliki self efficay tinggi akan lebih bersemangat dan lebih mampu untuk bisa bersaing didunia kerja. Karena mahasiswa yang memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk bersaing dengan para pencari kerja lainnya akan bisa menghadapi semuanya dengan baik, sehingga mahasiswa akan melakukan sejumlah usaha yang keras dan terarah untuk mencapai hasil atau pekerjaan yang diinginkan. Sebaliknya, pribadi dengan self efficacy yang lemah menghadapi kesulitan dengan cara menghindar. Keraguan atas kemampuan diri membentuk komitmen yang lemah terhadap tujuan pribadi. Tugas yang sulit merupakan sebuah ancaman, sehingga fokus mereka lebih tertuju pada kelemahan dan kekurangan yang tidak dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan. Kegagalan disikapi dengan perasaan putus asa yang semakin mengikis rasa yakin atas potensi diri. Mereka mudah mengalami depresi dan perasaan tertekan yang dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Self Efficacy yang lemah dapat terlihat melalui kondisi individu yang pasif, tidak asertif dan ragu atas kemampuan dirinya.

(5)

5

yang dimiliki dengan kecemasan, yaitu suatu kondisi inefisiensi yang terjadi pada individu akibat tekanan dalam menghadapi dunia kerja.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian kali ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah ada hubungan antara self-efficacy dan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada sarjana UMM?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada sarjana UMM.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil beberapa manfaat, antara lain:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang berguna bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan mental psikologis dan meningkatkan potensi sumber daya manusia pada\mahasiswanya.

2. Manfaat praktis

(6)

HUBUNGAN ANTARA

SELF EFFICACY

DENGAN

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA

SARJANA UMM DI KOTA MALANG

SKRIPSI

Oleh :

Feni Mega Rahmawati

(06810269)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)

HUBUNGAN ANTARA

SELF EFFICACY

DENGAN

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA

SARJANA UMM DI KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persayaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Feni Mega Rahmawati

(06810269)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(8)
(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik dan sumbangsih saran dari pembaca, demi kesempurnaan penulisan ini dan kemajuan penulis di kemudian hari.

Pada kesempatan ini pula penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Hudaniah, M.Si., Psi dan Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu terima kasih atas kesabaran, arahan dan masukan-masukan yang sangat berarti, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Tri Muji Ingarianti, S.Psi., M.Psi selaku dosen wali yang selalu memberi saya motivasi dan pengarahan pada saya.

4. Para subjek penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak berjasa dalam menuntun ananda, dengan seluruh curahan kasih yang tak terhingga. Do’a dan ridhomu selalu menyertai langkahku.

6. Wahyu Ibrahim Kisworo kakakku tersayang, mbak Erna, terima kasih atas

do’a dan segala dukungan yang diberikan.

7. Suamiku tercinta Feri Setyawan, serta buah hati tersayang Muhammad Faraz Setyawan, yang telah menjadi semangat dan penerang dalam kehidupanku. 8. Teman-teman seperjuangan, Resi, Sindi, Risa, Yuliati, Nora, Beta, dan semua

(12)

disebutkan satu-persatu, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, semoga tetap menjadi kenangan terindah dalam hidup kita.

9. Seluruh staf pengajar maupun non pengajar fakultas psikologi UMM yang telah banyak membantu selama penulis menimba ilmu.

Akhirnya, semoga skripsi ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang psikologi umumnya serta psikologi sosial khususnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, namun berharap karya ini berguna bagi kita semua, Amin.

Malang, 3 Februari 2012 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

3. Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan ... 8

4. Ciri-ciri kecemasan ... 8

B. Dunia Kerja ... 10

1. Pengertian dunia kerja ... 10

2. Pengertian kecemasan dalam menghadapi dunia kerja ... 10

C. Self Efficacy ... 10

1. Pengertian self efficacy ... 10

2. Aspek-aspek self efficacy ... 11

(14)

D. Hubungan Antara Self efficacy dengan Kecemasan Menghadapi

1. Identifikasi variabel penelitian ... 16

2. Definisi operasional ... 17

C. Populasi dan Sampel ... 17

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 18

1. Jenis data ... 18

2. Instrumen penelitian ... 18

E. Prosedur Penelitian ... 21

1. Tahap persiapan ... 21

2. Tahap pelaksanaan ... 21

F. Validitas dan Reliabilitas ... 22

1. Validitas ... 22

2. Reliabilitas ... 24

G. Analisis Data ... 24

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 1 ; Skor Pilihan Jawaban ... 18

Tabel 2 ; Blue Print Skala Self Efficacy ... 19

Tabel 3 ; Blue Print Skala Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja ... 23

Tabel 4 ; Hasil Uji Validitas Item Skala Self Efficacy ... 23

Tabel 5 ; Hasil Uji Validitas Item Skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja ... 23

Tabel 6 ; Hasil Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy dan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja ... 24

Tabel 7 ; Rancangan Analisis Data Product Moment ... 25

Tabel 8 ; Hasil T-score Variabel Self-Efficacy ... 27

Tabel 9 ; Hasil T-score Variabel Self fficacy Per Aspek... 27

Tabel 10; Hasil T-score Variabel Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja ... 28

Tabel 11; Hasil T-score Variabel Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Per Aspek ... 29

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2004. Psikologi kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Anoraga, Pandji. 2005. Psikologi kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Atkinson, R. L. 1991. Pengantar psikologi I. Jakarta: Erlangga.

Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The exercise control. New York: W. H. Freeman & Company.

Baron R. A., and Greenberg, J. 1990. Behavior in organization: understanding and managing human side of work (3rd ed). Boston: Allyn & Bacon.

Bloomfield, M.D. 2010. Tips mengatasi rasa cemas. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2039441-tips-mengatasi-rasa-cemas/

Bujang, Lukas. 2009. Krisis finansial global: ancaman PHK dan peran peksos dalam menangani masalah sosial yang ditimbulkan. http://lukasbujangipl.wordpress.com/2009/04/06/krisis-finansial-global- ancaman-phk-dan-peran-peksos-dalam-menangani-masalah-sosial-yang-ditimbulkan/.

Chaplin, J. P. 2000. Kamus lengkap psikologi. Penerjemah Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darajat, Z. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.

Ghufron, M. Nur dan S. Risnawita, Rini. 2010. Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Hurlock, E. B. 1999. Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. 1985. Menyiapkan dan memandu karier. Jakarta: CV. Rajawali.

Kartono, Kartini. 1989. Psikologi umum. Bandung: Alumni.Priest, R. 1987. Stres dan Depresi. Semarang: Dahara Prize

Kerlinger, Fred. 2006. Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(18)

Lahey, B. B., and Ciminero, A. R. 1980. Maladaptive behavior: an introduction to Abnormal Psychology. London: Scott Foresman & Co.

Lubis, Namora, L. 2009. Depresi tinjauan psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mahbub, Harun. 2009. Jumlah pengangguran di Indonesia 9,43 juta orang.

http://www.tempo.co/read/news/2009/01/05/056153874/Jumlah-Pengangguran-di-Indonesia-943-Juta-Orang

Nevid, J. S., Rathus, S. A., Greene, B. 2003. Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga.

Nuryanti, Dewi. 2009. Pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan informasi dunia kerja terhadap kesiapan mental kerja siswa kelas XII program keahlian penjualan SMK batik 2 Surakarta tahun ajaran 2008/ 2009. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pejares, F. and Schunk, H. 2002. Self beliefs and school success: self efficacy, self concept, and school achievement. London: Ablex Publishing.

Poerwanti, E. 1998. Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Rakhmat, Jalaluddin. 1988. Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sijangga, Wyllistik, N. 2010. Hubungan antara strategi coping dengan kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil hipertensi. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sugiyono. 2004. Metode penelitian bisnis. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan teknologi internet dalam memasarkan suatu barang atau jasa maupun untuk memperkenalkan suatu perusahaan semakin marak.. Sarana internet sebagai jembatan informasi

Bagi peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan ini sesuai ketentuan dalam Perpres 70/ 2013, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan

Penulisan ini membahas mengenai perancangan situs beserta implementasinya yang dibangun menggunakan Microsoft ASP.NET, Microsoft Dreamweaver MX dan Adobe Photoshop 7.0 pada

PEKERJAAN PENGADAAN PERANCANAAN PENAMBAHAN NILAI GEDUNG DAN BANGUNAN (WORKSHOP CNC) ULANG DI BBLKI. SURAKARTA TAHUN ANGGARAN

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang bagaimana cara pembuatan aplikasi yang dapat membantu untuk mempermudah pencarian variasi genetic dalam hukum Mendel dengan metode matrik.

53 /P2MKT-PL-Pan-PBJ/VI/2013 tanggal 24 Juni 2013 tentang Penetapan Daftar Pendek (short List) Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Direktorat Penyerasian

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Desain Didaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi Datar untuk

Tabel 1 mengatakan bahwa hasil pengujian indeks Moran yang diperoleh pada taraf signifikansi 5% menyatakan terdapat autokorelasi spasial terhadap Sebaran DBD dari