• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA (Studi Kasus pada Bank Perkreditan Rakyat Bangun Mitrn Wadas Kabupaten Karawang)dV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA (Studi Kasus pada Bank Perkreditan Rakyat Bangun Mitrn Wadas Kabupaten Karawang)dV"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diera Globalisasi ini istilah Good Corporate Governance (GCG) dan

Corporate Social Responsibility semakin popular dan di tempatkan pada posisi

terhormat, Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu kunci

sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang,

sekaligus memenangkan persaingan bisnis global, terutama bagi perusahaan yang

telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka.(Daniri, 2005). Alasan

kedua, terjadinya krisis ekonomi tahun 1997 yang melanda Indonesia dan

Negara-negara di Asia Tenggara telah memunculkan wacana yang berkaitan dengan

permasalahan Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/

GCG). (Violetta, 2011). Selain itu terjadinya skandal yang terjadi di Negara maju

seperti di Amerika dengan adanya kasus Enron dan Worldcom, mampu di Negara

berkembang seperti di Indonesia dengan kasus Kimia Farma dan Bank Global,

kian menambah perhatian para pelaku pasar dan penentu regulasi terhadap isu

GCG. (Herwidayato, 2000). Maka dari itu harus di pahami bahwa kompetensi

global bukan kompetensi antar Negara, melainkan antarkorporat di Negara-negara

tersebut (Moeljono, 2005)

Good Corporate Governance (GCG) mendapatkan perhatian luas setelah

terjadinya berbagai krisis seperti krisis moneter di Indonesia ataupun skandal

(16)

2

pertanggungjawaban, kemandirian dan kewajaran baik dalam arti sempit dan luas.

(Tadikapuri, 2011).

Dalam perkembangannya, GCG semakin penting bagi seluruh

perusahaan maupun lembaga keuangan, yakni sebagai alat kontrol manajemen

dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan upaya menciptakan perusahaan yang

sehat. (Widuri dan Paramita, 2007). GCG merupakan serangkaian mekanisme

yang merefleksikan suatu strutur pengelolaan perusahaan yang menetapkan

distribusi hak dan tanggung jawab diantara berbagai partisipan di dalam

perusahaan, termasuk para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi,

Manajer, Karyawan dan pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) lainnya.

Corporate Governance pada industry perbankan di Negara berkembang seperti halnya di Indonesia pada pasca krisis keuangan menjadi semakin penting

mengingat beberapa hal. Pertama, bank menduduki posisi dominan dalam system

ekonomi, khususnya sebagai mesin pertumbuhan ekonomi (King dan Levine,

1993). Kedua, di Negara yang di tandai oleh pasar modal yang belum

berkembang, bank berperan utama bagi sumber pembiyaan perusahaan. Keempat,

liberisasi system perbankan baik melalui privatisasi maupun deregulasi ekonomi

menyebabkan manajer bank memiliki keluasan yang lebih besar dalam

menjalankan operasi bank (Arun dan Turner, 2003),

Wijaya (2002:48) mengungkapkan bahwa bisnis perbankan memiliki

khas dalam pengelolaannya. Itu disebabkan karena adanya unsur 3K yang harus

dipatuhi yakni kepercayaan, Keterbukaan, dan keberhatian. Fokus utama bank

(17)

3

Masyarakat menyimpan dananya di bank semata-mata berdasarkan kepercayaan

bahwa dananya akan kembali ditambah sejumlah keuntungan yang berasal dari

bunga. Selanjutnya dana tersebut akan diputar menjadi bentuk berbagai investasi

pemberian kredit dan pembelian surat berharga.

Organisasi wajib menerapkan praktik Good Corporate Governance, hal

ini diperkuat dengan diterbitkannya pedoman umum Good Corporate Governance

oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang mewajibkan setiap

organisasi untuk menerapkan praktik Good Corporate Governance (Tim KNKG,

2006, hal 2). Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik diantara lain adalah

transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan

(Tim KNKG, 2006, hal 5)

Salah satu unsur penting dalam kelompok industry perbankan adalah

Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BPR adalah lembaga keuangan bank yang

menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai

usaha BPR (Mohamad, 2009). Untuk dapat memaksimalkan peran BPR dalam

menopang UMKM dan menghadapi persaingan di antara lembaga keuangan

lainnya, maka kinerja keuangan BPR perlu ditingkatkan (Volume, 2015)

Keberadaaan BPR bagi masyarakat diharapkan mampu menjadi ujung

tombak dalam pembiayaan sektor UMK. Penyaluran kredit bank umum terhadap

UMK masih rendah hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya (1) masih

terbatasnya informasi berkaitan UMK (2) tingginya resiko UMK dan (3) masih

(18)

4

profit yang harus dicapai dan adanya mekanisme price leader dan price follower

dalam penurunan suku bunga (Kompas, 2003; Baas dan Schrooten, 2005).

Dengan melakukan pengelolaan manajemen yang baik dan struktur

organisasi yang baik, maka kinerja Bank Perkreditan Rakyat diharapkan akan

terlaksana dengan baik. Dengan melakukan penerapan GCG (Good Corporate

Governance) dengan baik dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai penerapan GCG (Good Corporate Governance) pada BP yang dikeluarkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mengenai Rancangan peraturan

OJK Nomor…./….POJK/2014. Dan adanya peraturan mengenai peraturan Bank

Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006.

Menurut Berghe dan Ridder (1999), menghubungkan kinerja perusahaan

dengan good governance tidak mudah dilakukan. Informasi yang disajikan dalam

kinerja keuangan dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait baik investor, kreditor,

dan pihak-pihak luar perbankan untuk memprediksi kinerja keuangan yang

sebenarnya pada setiap periode (Sartono, 2001;113).

Bank Perkreditan Rakyat Bangun Mitra Wadas Kab. Karawang pada

akhir bulan tahun 2013 sempat berhenti beroperasi yang di sebabkan adanya

akuisisi, sedangkan pada tahun 2014 Bank Perkreditan Rakyat Bangun Mitra

Wadas memulai beroperasi kembali dengan kepemilikan baru, perubahan strutur

organisasi, berpindahnya tempat, dan perbaikan-perbaikan lainnya. Dengan

adanya akuisisi sebaiknya Bank Perkreditan Rakyat Bangun Mitra Wadas tetap

(19)

5

meningkatkan kepercayaan para kreditor dan para pemegang saham dan

meningkatkan mutu dan kwalitas Bank Perkreditan Rakyat.

Berdasarkan permasalahan di atas organisasi diharuskan untuk

menggunakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk meningkatkan

kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena adapanya prinsip-prinsip Good

Corporate Governance mengenai keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (indepedency), kewajaran (fairness). Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bangun Mitra Wadas kabupaten Karawang belum sempurna menerapkan Good

Corporate Governance sehingga perlu pengevaluasian penerapan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai: ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM RANGKA MENDUKUNG

PENINGKATAN KINERJA (STUDI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT BANGUN MITRA WADAS KABUPATEN KARAWANG).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di

atas, maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip Goog Corporate Governance yang

(20)

6

(fairness), pada Bank Perkreditan Rakyat Bangun Mitra Wadas Kabupaten

Karawang?

2. Apakah penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang

meliputi keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (indepedency), kewajaran

(fairness), sudah efektif dalam rangka mendukung peningkatan kinerja pada Bank Perkreditan Rakyat Bangun Mitra Wadas Kabupaten Karawang?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi/penerapan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance yang meliputi keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),

kemandirian (indepedency), kewajaran (fairness) pada Bank Perkreditan Rakyat.

2. Untuk mengukur tingkat efektivitas dalam rangka mendukung peningkatan

kinerja kinerja dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

(21)

7

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan, khususnya

mengenai pengaruh prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap

lembaga keuangan.

2. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga

keuangan (Perbankan) dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance.

3. Sebagai tambahan referensi pada penelitian selanjutnya mengenai penerapan

Referensi

Dokumen terkait

melakukan interaksi terhadap guru, siswa-siswa serta staf-staf SMK Negeri 46 Jakarta, dari interaksi itu peneliti menemukan permasalah-permasalahan yang dialami oleh beberapa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan yang positif antara efikasi diri dengan perilaku diet wanita dewasa awal yang mengalami obesitas.. Efikasi diri

Perhitungan harga pokok produk per satuan disini menjadi salah satu unsur yang penting dan perlu diperhatikan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari bahan baku yang hilang

KIPRAH PPET LIPI DALAM.

Situs IELTS Preparation dibangun untuk menyediakan informasi bagi para kandidat IELTS mencakup latar belakang penggunaan IELTS, penjelasan mengenai test modules, test format,

(2) Biaya untuk mediator atau pihak ketiga lainnya pada penyedia jasa yang dibentuk oleh Pemerintah selain dibebankan atas kesediaan dari salah satu pihak atau para pihak

Bersama ini dengan hormat kami sampaikan bahwa, Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan memberi kesempatan kepada mahasiswa dari

Pemilihan ukuran keramik sudah sesuai dengan standar koordinasi modular, yaitu 3M, Dimensi keramik yang ada dipasaran, sedangkan pembagian ruang dalam unit hunian tidak