Diajukan untuk Mem
KONS PROGRAM
FA
SKRIPSI
emenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ge
Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NUR LAILATUS SHOLIHAH
NIM 1110046100161
ONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH RAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014 M./1436 H.
Gelar Sarjana
iii
Jurusan : Perbankan Syariah Fakultas : Syariah dan Hukum
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
4. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 27 Nopember 2014 Penulis
iv
MUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL BITCOIN DENGAN STUDI PADA DSN-MUI DAN PERUSAHAAN ARTABIT. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436/2014 M. ix + 53 halaman + 7 halaman lampiran
Dalam permasalahan skripsi ini adalah bagaimana tinjauan fiqih muamalah terhadap uang digital bitcoin dan bagaimana pandangan DSN-MUI terhadap proses operasional pertukaran uang berbasis bitcoin dalam perspektif akad sharf melalui studi pada Perusahaan Artabit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis uang digital bitcoin dari perspektif fiqih muamalah dan menganalisis uang digital bitcoin dari perspektif ekonomi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis) dan menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya, yaitu dengan mewawancarai pihak dari DSN-MUI dan Perusahaan Artabit.
Hasil kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah dari tinjauan fiqih muamalah bahwa transaksi pertukaran uang berbasis bitcoin belum dapat dikatakan sebagai transaksi pertukaran uang yang sah dalam Islam walaupun termasuk ke dalam kategori transaksi spot di Perusahaan Artabit. Karena tidak ada benda yang dapat merepresentasikan uang tersebut, serta dalam perspektif ekonomi dan Islam menyatakan bitcoin belum bisa dikatakan sebagai mata uang/alat pembayaran yang sah, karena tidak ada legalitas dari pemerintah, tidak memenuhi persyaratan sebagai mata uang baik dalam ekonomi konvensional maupun Islam, kaidah fiqih, serta rentan akan penipuan karena tidak ada kejelasan hukum yang mengatur transaksi tersebut.
Kata Kunci : Uang, Bitcoin, akad Sharf
v
hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam hanya tercurah kepada baginda yang mulia Nabi besar Muhammad SAW. Atas perjuangan beliaulah kita dapat saling kenal-mengenal menjalin tali ukhuwah islamiyyah.
Selanjutnya, berkaitan dengan penyelesaian skripsi ini, secara pribadi penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik secara kelembagaan maupun perorangan.
Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. JM. Muslimin, MA.
2. Ketua Prodi Muamalat, Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH dan Sekretaris Jurusan Muamalat, Bapak Abdul Rauf, Lc, MA.
3. Bapak M. Nur Rianto Al Arif, SE, M.Si Selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik. 4. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum, serta para pengurus perpustakaan
utama maupun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan bantuannya berupa pinjaman buku-buku baik selama penulisan skripsi maupun selama penulis menjalankan perkuliahan.
vi
8. Untuk teman-teman seperjuangan PS-D Squad, sahabat-sahabatku tersayang C.I.M (especially for Iin, Meli, Nida, dan Yuni), Mia, kawan-kawan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) “Cari Berkah” 2013, serta pihak-pihak terkait lainnya yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala jualah penulis berdoa
semoga mereka mendapat balasan yang mulia. Dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ada semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita, Amiin Ya Rabb al-‘Alamiin.
Jakarta, 27 Nopember 2014 Penulis
vii
4. Rukun dan Ketentuan Umum Sharf...……….24
D. Review Kajian Terdahulu...25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...30
B. Sumber dan Kriteria Data Penelitian...31
viii
3. Manfaat Penggunaan Analisis Isi...34 4. Tahapan Penelitian Analisis Isi...35
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pertukaran Uang Berbasis Bitcoin di Perusahaan
Artabit………...………...38 B. Pandangan DSN-MUI terhadap Proses Pertukaran Uang Berbasis Bitcoin
di Perusahaan Artabit ditinjau dari Teori Sharf………44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...51 B. Saran...52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Proses pertukaran yang terjadi dalam masyarakat pada awal mulanya dilaksanakan tanpa penggunaan uang. Dalam proses pertukaran demikian,
barang-barang dan jasa secara langsung dipertukarkan dengan barang-barang-barang-barang dan jasa-jasa lainnya, yang saling dibutuhkan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.1
Esensinya, uang adalah sesuatu yang digunakan sebagai media pertukaran dan alat pembayaran yang sah dalam bertransaksi dengan memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan oleh undang-undang suatu negara. Sebelum menciptakan
uang, dalam hal bertransaksi, manusia menggunakan sistem barter dalam perdagangan mereka. Walaupun demikian, sangatlah sulit mendapatkan seseorang
yang mempunyai kepentingan sama dalam pertukaran barang dan jasa tersebut.
Uang pada masa lalu dengan masa sekarang sangatlah berbeda dari segi bentuk, akan tetapi masih memiliki fungsi yang sama. Bentuk-bentuk uang pada
zaman sekarang ini seperti koin, kertas, dan ada pula yang berbentuk digital atau elektronik yang menandakan bahwa perkembangan teknologi yang semakin maju.
Uang digital atau uang elektronik ini adalah sarana yang dapat dijadikan sebagai alat
1
pembayaran atau alat tukar dan transaksi melalui internet. Karena bentuknya yang bersifat digital, maka tidak dapat diraba atau dirasakan.
Salah satu uang yang bersifat digital atau elektronik tersebut adalah bitcoin. Bitcoin adalah mata uang yang terdesentralisasi yang dikelola oleh teknologi peer-to-peer dan tanpa otoritas pusat. Semua fungsinya berjalan melalui sistem. Dibuat pada
tahun 2009 oleh seseorang bernama Satoshi Nakamoto. Bitcoin dikembangkan dengan idealisme bahwa mata uang yang baik tidak dikontrol oleh pemerintah atau
bank sentral. Pemerintah selalu dikuasai oleh orang-orang yang korup dan hanya bekerja demi keuntungan pribadi, sehingga keputusan-keputusan finansial selalu
berpihak kepada konglomerat belaka.2
Dalam perkembangannya, jenis uang yang satu ini belum banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan nilai kursnya yang cukup besar dan memiliki risiko
yang tinggi. Selain itu, para pemerintah dari berbagai negara juga belum banyak yang mensahkan penggunaan bitcoin sebagai alat transaksi. Salah satu negara yang menyatakan bitcoin ilegal atau haram adalah Rusia. Mereka menilai bahwa bitcoin
mudah disalahgunakan untuk pencucian uang dan membiayai teroris karena transaksinya tidak mudah dilacak.3
2
“Apa Itu Bitcoin”, diakses pada tanggal 20 Agustus 2014, pukul 14.25 dari
http://indonesia.bitcoin.co.id/apa-itu-bitcoin/
3
Selain itu, diberitakan dalam harian Jurnal Asia Online, menyatakan bahwa beberapa bank gencar mengingatkan risiko bila membeli, memegang, dan
memerdagangkan bitcoin. Peringatan terakhir juga datang dari Bank Sentral Eropa (ECB). Otoritas perbankan Eropa tersebut mengikuti peringatan yang sudah
dilakukan otoritas perbankan Prancis, Belanda, dan Tiongkok. Alasannya, konsumen tidak mendapatkan perlindungan dengan perangkat aturan. Itulah mengapa bitcoin menjadi musuh perbankan.
Hal yang serupa juga terjadi di Indonesia, dilansir dalam suatu artikel berita online juga menyebutkan bahwa dengan tegas Bank Indonesia sudah memberikan keputusan bahwa bitcoin dan mata uang virtual lainnya bukan merupakan mata uang
atau alat pembayaran yang sah di Indonesia (Siaran Pers BI nomor 16/6/DKom tanggal 16 Februari 2014). Masyarakat dihimbau agar berhati-hati terhadap bitcoin
dan mata uang virtual lainnya. Segala risiko terkait kepemilikan/penggunaan bitcoin ditanggung sendiri oleh pemilik/pengguna bitcoin dan mata uang virtual lainnya.4
Di samping semua pro kontra mengenai bitcoin, suatu negara tidak terlepas
dari transaksi yang menghubungkan antara negara yang satu dengan negara yang lain. Hal ini bertujuan untuk memperlancar suatu kegiatan, khususnya di bidang ekonomi.
Kegiatan ini biasa dikenal dengan istilah perdagangan internasional. Pentingnya aktivitas dalam perdagangan mata uang timbul karena semakin berkembangnya
4
perdagangan internasional. Karena pada setiap transaksi perdagangan yang melibatkan antar negara akan membutuhkan pertukaran mata uang (valuta asing) atau
foreign exchange yang menyebabkan naik atau turunnya permintaan dan penawaran terhadap nilai mata uang tertentu.
Di indonesia, keberadaan mata uang digital bitcoin sudah beroperasi sekitar 1
tahun terakhir. Perusahaan Artabit didirikan karena melihat potensi bitcoin yang bagus untuk merevolusionerkan mekanisme transaksi pembayaran dan pertukaran
mata uang serta untuk menganalisa pasar bitcoin di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi dalam sistem penukaran tersebut, diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi penukaran. Baik mata uang bitcoin sendiri
maupun rupiah.
Dalam Islam, istilah transaksi pertukaran mata uang dikenal dengan akad
Sharf. Al-Sharf merupakan suatu pertukaran dua jenis barang berharga atau pertukaran uang dengan uang menurut prinsip syariah. Akan tetapi tidak semua lembaga keuangan yang berlatar belakang konvensional memiliki proses operasional
seperti pada umumnya. Penulis tertarik ingin meneliti lebih jauh bagaimana aplikasi teori sharf melalui perusahaan Artabit ini. Dengan harapan, setelah diteliti sistem ini
Dengan mengacu pada uraian di atas, maka penulis akan mengadakan penelitian tentang masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul: TINJAUAN FIQIH
MUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL BITCOIN DENGAN STUDI PADA DSN-MUI DAN PERUSAHAAN ARTABIT
B. Identifikasi Masalah
Sebelum peneliti merumuskan masalah penelitian, hendaknya terlebih dahulu peneliti melakukan identifikasi permasalahan yang terkait sekitar judul yang
diajukan, antara lain:5
1. Mengapa banyak negara yang belum mengesahkan bitcoin sebagai alat
pembayaran yang sah?
2. Mengapa dalam transaksi bitcoin tidak melibatkan lembaga perbankan?
3. Apa yang menyebabkan kurs bitcoin sangat tinggi?
4. Mengapa bitcoin rentan terhadap penipuan dan pencucian uang?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas dan lebih terarah,
maka penulis memberikan batasan terhadap masalah seputar tinjauan fiqih muamalah
5
terhadap bitcoin melalui studi pada DSN-MUI dan proses pertukaran bitcoin dengan studi pada Perusahaan Artabit.
Setelah dilakukan pembatasan terhadap masalah yang akan dibahas, maka didapatlah perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme pertukaran uang berbasis bitcoin di Perusahaan Artabit?
2. Bagaimana pandangan DSN-MUI terhadap proses pertukaran uang berbasis
bitcoin di Perusahaan Artabit ditinjau dari teori sharf?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk menganalisis uang digital bitcoin dari perspektif fiqih muamalah melalui tinjauan DSN-MUI
b. Untuk menganalisis uang digital bitcoin dari perspektif ekonomi melalui studi pada Perusahaan Artabit
2. Manfaat Penulisan
a. Bagi Akademisi
Hasil kajian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam dunia ilmu
syariah maupun konvensional dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi pengembangan ilmu ekonomi syariah maupun konvensional selanjutnya.
b. Bagi Masyarakat
Penulisan ini diharapkan dapat menambah pemahaman kepada masyarakat
terkait dengan proses operasional dalam pertukaran mata uang serta dapat membedakan mana kategori transaksi pertukaran mata uang berbasis syariah
dan konvensional.
c. Bagi Praktisi
Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan pengetahuan tentang perekonomian islam maupun
konvensional.
E. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
a. Uang
1) Pengertian Uang
Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sejak peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran biasa
pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar pekerjaan dapat lebih mudah.6
Sedangkan dalam fikih islam istilah uang biasa disebut dengan nuqud atau tsaman. Secara umum, uang dalam islam adalah alat tukar atau transaksi dalam pengukur nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi
perekonomian.7
2) Fungsi Uang
Uang memiliki 3 fungsi dalam perekonomian, yaitu:8 a) Alat tukar
b) Satuan hitung c) Penyimpan Nilai 3) Bentuk-Bentuk Uang:9
a) Uang komoditas
b) Uang fiat (Fiat money atau token money)
c) Uang giral d) Near money
6
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 187
7
Muhammad Rawas Qal’ah Ji, “al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhau’ al-Fiqh wa al-Syariah”, dalam Andri Soemitra,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 3
8
N. Gregory Mankiw, dkk, Pengantar Ekonomi Makro: Principles of Economics, Ed. Asia, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 139
9
e) Uang elektronik/digital/virtual
b. Pengertian Bitcoin
Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Mata uang ini
seperti halnya Rupiah atau Dollar, namun hanya tersedia di dunia digital. Bitcoin sebagai mata uang memiliki fitur sebagai berikut:10
1) Transfer instant secarapeer to peer.
2) Transfer ke mana saja 3) Transfer tanpa biaya.
4) Transaksi bersifat irreversible, artinya sekali ditransfer tidak bisa
dibatalkan.
5) Transaksi bitcoin bersifat anonim.
6) Bitcoin tidak dikontrol oleh lembaga atau pemerintah apapun.
c. Pengertian Akad Sharf
Al-Sharf secara bahasa berarti al-ziyadah (tambahan) dan ‘adl
(seimbang). Sedangkan menurut istilah fiqih, al-sharf adalah: “Adalah jual beli antara barang sejenis atau antara barang tidak sejenis secara tunai”.11
10
Bitcoin Indonesia, Apa Itu Bitcoin?, Artikel diakses pada17 Februari 2014 pukul 12.13 dari http://indonesia.bitcoin.co.id/apa-itu-bitcoin/
11
Menurut terminologis lainnya adalah pertukaran dua jenis barang berharga atau jual beli uang dengan uang atau disebut juga Valas. Atau jual beli antara
barang sejenis secara tunai. Atau jual beli atau pertukaran antara mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Misalnya, yen Jepang dengan
euro, dan sebagainya.12
d. Jenis-Jenis Transaksi Valas:13
1) Transaksi tunai (spot transaction), dalam transaksi tunai biasanya penyerahan
valas ditetapkan 2 hari kerja berikutnya.
2) Ttransaksi berjangka (forward transaction), dalam transaksi berjangka penyerahan dilakukan beberapa hari mendatang baik secara mingguan atau
bulanan.
3) Transaksi barter (swap transaction), adalah pembelian dan penjualan secara
bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan) berbeda.
4) Transaksi (option), yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
12
Nurul Hudan dan Muhammad Haikal,“Lembaga Keuangan Syariah”, dalam Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 318
13
2. Kerangka Konseptual
F. Pedoman Penulisan
Penulisan ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2012 yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Uang Digital
Bitcoin
Pro dan Kontra
Tinjauan menurut fiqih muamalah dan
konvensional
Studi pada DSN-MUI
Studi pada Pers. Artabit Akad Pertukaran Mata Uang
G. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review
terdahulu, pedoman penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI DAN KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini akan disajikan teori terkait tentang uang, baik pengertian,
fungsi, dan manfaatnya, bitcoin, serta teori akad sharf.
BAB III: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber data yang dibutuhkan.
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi data penelitian mengenai tinjauan fiqih muamalah terhadap uang
digital bitcoin melalui studi pada DSN-MUI dan Perusahaan Artabit.
BAB V: PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban dari
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1. Uang
a. Pengertian
Uang berfungsi sebagai alat yang mempermudah perdagangan/muamalah manusia dalam memenuhi kebutuhannya.1 Uang adalah alat untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Sejak peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran biasa walaupun belum sesempurna sekarang. Kebutuhan menghendaki
adanya alat pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar pekerjaan dapat lebih mudah.2
Menurut ahli ekonomi, J. P Croward mendefinisikan uang sebagai segala
sesuatu yang diterima secara luas sebagai media pertukaran, sekaligus berfungsi sebagai standar ukuran nilai harga dan penyimpan kekayaan.3Selain itu, menurut Dr.
Sahir Hasan, Uang adalah pengganti materi terhadap segala aktivitas ekonomi, yaitu media atau alat yang memberikan kepada pemiliknya daya beli untuk memenuhi
1
Anwar Iqbal Qursehi, “Islam and The Teory of Interest”, dalam Muhammad, Aspek Hukum dalam Muamalat(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 131
2
Eko Suprayitno,Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, h. 187
3
kebutuhannya, juga dari segi peraturan perundangan menjadi alat bagi pemiliknya untuk memenuhi segala kewajibannya.4
Sedangkan dalam fikih islam istilah uang biasa disebut dengan nuqud atau tsaman. Secara umum, uang dalam islam adalah alat tukar atau transaksi dalam
pengukur nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian.5
b. Fungsi Uang
Uang memiliki 3 fungsi dalam perekonomian, yaitu:6
1) Alat tukar merupakan sesuatu yang diberikan pembeli kepada penjual ketika mereka membeli barang dan jasa. Ibnu Taimiyah juga berpendapat bahwa uang sebagai alat tukar bahannya bisa diambil dari apa saja yang
disepakati oleh adat yang berlaku (‘urf). Dan istilah yang dibuat oleh manusia. Ia tidak harus berbatas dari emas dan perak.7
2) Satuan hitung merupakan ukuran yang digunakan oleh orang-orang untuk menetapkan harga-harga dan mencatat tagihan.
3) Penyimpan Nilai berarti uang merupakan alat yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mentransfer daya beli dari masa sekarang ke masa depan.
4
Sahir Hasan, al-Nuqud wa al-Tawazun al-Iqtishadi, dalam Ahmad hasan, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 11
5
Muhammad Rawas Qal’ah Ji, “al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhau’ al-Fiqh wa al-Syariah”, dalam Andri Soemitra,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 3
6
N. Gregory Mankiw, dkk, Pengantar Ekonomi Makro: Principles of Economics, Ed. Asia (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 139
7
c. Fungsi Uang dalam Islam
Sebagaimana fungsi uang pada umumnya yang telah disebutkan di
atas, namun ada satu hal yang sangat berbeda dalam memandang uang, antara sistem kapitalis dengan sistem islam. Dalam sistem perekonomian kapitalis,
uang tidak hanya sebagai alat tukar yang sah (legal tender) melainkan juga sebagai komoditas. Menurut sistem kapitalis, uang juga dapat diperjualbelikan dengan kelebihan baik on the spotmaupun secara tangguh. Lebih jauh dengan
cara pandang demikian, maka uang juga dapat disewakan (leasing).8
Dalam islam, apapun yang berfungsi sebagai uang, maka fungsinya
hanyalah sebagai medium of exchange. Ia bukan suatu komoditas yang bisa dijualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot maupun bukan.
d. Syarat-Syarat Uang
Sebuah benda dapat disebut sebagai uang, bila telah memenuhi berbagai kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria tersebut adalah sebagai
berikut:9
1) Acceptability and Cognizability(Diterima dan Diketahui)
Apabila masyarakat mengetahui dan menerima secara umum uang,
mereka dapat menggunakan uang tersebut untuk berbagai keperluan,
8
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis, cet. I (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 12
9
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo,Aspek Dasar Ekonomi Makro di Indonesia
yakni sebagai alat transaksi, alat pembayar utang, dan penimbun kekayaan.
2) Stability(Nilainya Stabil)
Nilai uang haruslah stabil, kalaupun mengalami fluktuasi tidak terlalu
besar. Mengapa demikian? Bila nilai uang tidak stabil, masyarakat menjadi tidak percaya pada uang, dan akan menggantikan uang dengan barang lain yang dianggap lebih stabil serta mengurangi
fungsi uang sebagai alat tukar. Selain itu, uang juga tidak mudah dipalsukan.
3) Portability(Mudah Dibawa)
Sebagai alat transaksi yang sangat besar perannya dalam perekonomian, uang harus mudah dibawa untuk setiap kegiatan
ekonomi. Bila nilai transaksi besar, digunakan uang yang memiliki nominal besar, sehingga secara fisik jumlahnya tidak terlalu banyak.
4) Durability(Tahan Lama)
Uang harus tahan lama dan tidak boleh cepat robek (uang kertas). Secara fisik, uang haruslah kuat, karena sering berpindah dari satu
5) Divisibility(Dapat Dibagi-bagi)
Dalam suatu transaksi ekonomi, uang digunakan untuk membayar
segala macam jumlah transaksi dari yang kecil hingga yang besar. Untuk itu, nilai nominal uang harus dapat dibagi dari yang paling kecil hingga besar untuk memudahkan dan melancarkan kegiatan
transaksi.
e. Bentuk-Bentuk Uang
Sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, maka bentuk-bentuk uang antara lain dapat berupa sebagai berikut:
1) Uang komoditas, yaitu dalam bentuk barang. Pada awalnya uang dapat berbentuk apa saja asalkan dapat diterima masyarakat secara umum. Misalnya berupa tembakau, bulu-bulu burung, atau berupa logam mulia
emas dan perak, dan lain sebagainya. Pada umumnya uang komoditas nilai nominalnya sama dengan nilai intrinsiknya (nilai komoditasnya). Contohnya, uang ringgit emas nilai nominalnya sama dengan nilai
emas untuk membuat uang tersebut.
2) Uang fiat (Fiat money atau Token money), yaitu uang yang terbuat dari kertas atau logam yang murah harganya agar uang tersebut mempunyai nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsiknya. Contoh uang kertas Rp. 100.000 nilai nominalnya jauh lebih besar
3) Uang giral, adalah uang bank yang apabila digunakan untuk transaksi hanya bisa dengan menggunakan cek (demand deposit). Namun tidak
semua pelaku ekonomi mau menerimanya, karena tidak bersifat liquid sempurna. Sementara uang komoditas dan uang fiat bersifat liquid
sempurna. Artinya untuk dapat digunakan tidak perlu ditukarkan atau dicairkan lagi karena sudahliquid.
4) Near money, dapat diartikan sebagai uang yang hampir liquid sempurna. Artinya jenis uang ini dalam penggunaannya harus dicairkan atau ditukarkan terlebih dahulu. Contohnya, kartu ATM, kartu kredit
(credit card), deposito, dan buku tabungan.10
5) Uang elektronik/Digital/Virtual, adalah uang yang digunakan dalam transaksi internet dengan cara elektronik. Biasanya, transaksi ini
melibatkan penggunaan jaringan komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga digital).11
2. Bitcoin
a. Pengertian Bitcoin
Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun
2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Mata uang
10
Asfia Murni,Ekonomika Makro, Cet. I (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 155-156
11
ini seperti halnya Rupiah atau Dollar, namun hanya tersedia di dunia digital. Bitcoin sebagai mata uang memiliki fitur sebagai berikut:12
1) Transfer instant secarapeer to peer. 2) Transfer ke mana saja
3) Transfer tanpa biaya.
4) Transaksi bersifat irreversible, artinya sekali ditransfer tidak bisa dibatalkan.
5) Transaksi bitcoin bersifat anonim.
6) Bitcoin tidak dikontrol oleh lembaga atau pemerintah apapun.
b. Kelebihan Bitcoin
1) Dalam transaksi bitcoin, tidak ada nomor kartu kredit yang bisa dikumpulkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
2) Dengan bitcoin, dimungkinkan melakukan transaksi anonim atau tanpa mengungkapkan identitas sama sekali. Di dompet bitcoin tidak ada nama pemilik atau informasi apapun yang bisa diketahui oleh merchant
ataupun orang lain. Hal ini sangat berbeda dengan transaksi online konvensional seperti transfer bank yang membutuhkan nama lengkap
dan identitas pendukung.
3) Metode pembayaran global yang efisien. Bitcoin dapat ditransfer dari Indonesia ke Canada dalam waktu 10 menit. Tidak ada bank yang
12
memperlambat prosesnya, tidak ada biaya yang mahal, tidak ada pembekuan dana, tidak akan ada yang bertanya dari mana uang berasal
dan apa tujuan transaksi. Dengan menggunakan bitcoin, transfer lintas benua sama mudahnya seperti melakukan transaksi dengan tetangga
sebelah anda.
4) Keamanan dan kendali atas uang bitcoin, ada di tangan anda. Transaksi bitcoin diamankan oleh kriptografi tingkat militer. Tidak seorang pun
yang bisa menggunakan uang anda atau melakukan pembayaran atas nama anda. Selama anda melindungi dompet anda, bitcoin dapat
memberikan kendali penuh atas uang anda dan tingkat proteksi yang kuat terhadap banyak jenis penipuan.
5) Asalkan ada internet, anda dapat melakukan transaksi di mana saja dan
kapan saja di dunia ini dengan menggunakan tablet, handphone, atau komputer. Bitcoin juga tidak mengenal hari libur atau cuti bersama. Mau
jam berapa, hari apa saja transaksi dapat dilakukan. c. Kekurangan Bitcoin
1) Bitcoin berpotensi hilang dari dompet digital anda, jika komputer
anda terserang virus atau terjadi pencurianpassword.
2) Bitcoin adalah mata uang yang tidak tercatat atau dikontrol oleh
memelihara stabilitas sistem keuangan, dan menyediakan jasa keuangan kepada lembaga penyimpanan. Sehingga tidak ada
jaminan atas uang anda.
3) Bitcoin dirancang untuk menjadi mata uang digital bukan fisik, dan
hanya bisa digunakan pada toko-toko tertentu saja yang menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.
4) Hanya orang yang melek teknologi saja yang bisa menggunakan
bitcoin.
5) Bitcoin tidak diasuransikan.13
d. Cara Kerja Bitcoin
Sebagai pengguna baru, Anda bisa langsung mulai menggunakan Bitcoin tanpa harus memahami detil teknisnya. Setelah Anda menginstal
dompet Bitcoin di komputer atau ponsel, secara otomatis akan tercipta alamat Bitcoin pertama Anda dan Anda bisa membuat lebih banyak
alamat lagi kapanpun Anda membutuhkan. Anda bisa memberikan alamat Bitcoin Anda kepada teman-teman Anda sehingga mereka bisa membayar Anda ataupun sebaliknya. Sangat mirip dengan cara kerja
email, kecuali bahwa alamat Bitcoin hanya bisa digunakan sekali.
Dompet Bitcoin menyimpan bagian rahasia dari data yang disebut kunci pribadi, yang digunakan untuk menandatangani transaksi,
13
memberikan bukti matematis bahwa memang benar si pemilik dompet yang bertransaksi. Tanda tangan juga mencegah transaksi diubah oleh
siapapun setelah diterbitkan. Semua transaksi disiarkan antara pengguna dan biasanya akan mulai dikonfirmasi oleh jaringan dalam waktu 10
menit, melalui proses yang disebutpenambangan.14 3. Akad Sharf
a. Pengertian Jual Beli Mata Uang/Sharf
Al-Sharf secara bahasa berarti al-ziyadah (tambahan) dan ‘adl (seimbang). Sedangkan menurut istilah fiqih, al-sharf adalah: “Adalah jual beli
antara barang sejenis atau antara barang tidak sejenis secara tunai”.15 Menurut terminologis lainnya adalah pertukaran dua jenis barang berharga atau jual beli uang dengan uang atau disebut juga Valas. Atau jual beli antara barang sejenis
secara tunai. Atau jual beli atau pertukaran antara mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Misalnya, yen Jepang dengan euro, dan sebagainya.16
b. Prinsip Jual Beli Mata Uang/Sharf
Dalam konteks Indonesia, ketentuan syariah mengenai jual beli valas ini tertuang dalam Fatwa DSN-MUI No. 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli
Mata Uang (al-Sharf).17
14
Bitcoin.org, Cara Kerja Bitcoin, Artikel diakses pada 29 Desember 2014 pukul 20.37 WIB darihttps://bitcoin.org/id/cara-kerja
15
Wahbah Zuhaili, Juz IV, dalam Ghufron A. Mas’adi,Fiqih Muamalat Kontekstual(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 149
16
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, “Lembaga Keuangan Syariah”, dalam Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 318
17
1) Tidak Spekulasi (untung-untungan)
2) Ada kebutuhan atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
3) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis, maka nilainya harus sama dengan secara tunai.
4) Apabila berlainan jenis, maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dengan secara tunai. c. Jenis-Jenis Transaksi Sharf, yaitu:18
1) Transaksi Spot (Spot Transaction), yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada saat itu (over the counter),
waktu penyelesaiannya sekitar dua hari. Hukumnya boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional.
2) Transaksi Berjangka/Tunggak (Forward Transaction), yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing yang nilainya ditetapkan sekarang
dan berlaku pada masa yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa’adah) dan penyerahannya
dilakukan di kemudian hari, padahal harga yang pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali yang
18
dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari.
3) Transaksi Barter (swap transaction), yaitu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang digabungkan dengan pembelian
antara valas yang sama dengan hargaforward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur spekulasi (maisir). Transaksi swap konvensional dilarang diantaranya karena terdapat unsur spekulasi dan keharusan
pembayaran premi swap dalam bentuk bunga
4) Transaksi Option, yaitu kontrak untuk mendapatkan hak membeli atau menjual, tidak harus sejumlah dengan valas pada harga dan waktu tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur spekulasi (maisir).
d. Rukun dan Ketentuan Umum Sharf
Secara umum, syarat-syarat akad sharf ada empat, yaitu:19
1) Akad sharf dilakukan oleh kedua pihak dan saling menerima sebelum keduanya berpisah secara fisik.
2) Uang yang dijual sama sejenis, seperti emas dengan emas atau perak
dengan perak.
3) Akad sharf tidaklah dalam kondisi khiyar syarat.
19
Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, dalam Isnawati Rais dan Hasanudin,
4) Akad sharf tidaklah dalam berjangka, baik oleh kedua pihak maupun salah satunya.
B. Review Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian terhadap TINJAUAN FIQIH MUAMALAH TERHADAP UANG DIGITAL BITCOIN DENGAN STUDI PADA DSN-MUI DAN PERUSAHAAN ARTABIT, ada baiknya melakukan penelaahan terhadap studi-studi yang pernah dilakukan sebelumnya. Berikut ini merupakan pemaparan umum atas karya penelitian berupa skripsi, di antaranya:
2. Aam Slamet Rusydiana, interest, gambling, dan
dalam pengembangan produk ini adalah apabila terjadi fluktuasi
valas yang cukup tinggi yang mengakibatkan
pihak BMI akan menetapkan harga atau kurs menjadi mahal
untuk nasabah.
Persamaan yang terdapat dalam perbandingan semua skripsi maupun jurnal di atas dengan penulisan skripsi ini adalah terletak dari pembahasan utama,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang panjang. Berawal pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan
seterusnya.1
1. Jenis Penelitian
Penulisan skripsi ini menggunakan jenis metode penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu serangkaian informasi yang digali dari hasil penelitian masih merupakan fakta-fakta verbal, atau berupa keterangan-keterangan saja.2
Laporan berdasarkan metode kualitatif mencakup masalah deskripsi murni tentang program dan/atau pengalaman orang di lingkungan penelitian. Deskripsi ini ditulis dalam bentu narasi untuk melengkapi gambaran
1
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survei(Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1989), h. 12
2
menyeluruh tentang apa yang terjadi dalam aktifitas atau peristiwa yang dilaporkan.3
Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus tidak memiliki ciri seperti air (menyebar di permukaan), tetapi memusatkan diri
pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena.
2. Sumber dan Kriteria Data Penelitian
a. Data Primer
Data primer yang digunakan adalah data yang bersumber dari hasil wawancara dengan pihak dari DSN-MUI dan pihak dari perusahaan
Artabit.
b. Data Sekunder, yaitu kajian kepustakaan. Metode ini dilakukan untuk
mendapatkan data dan teori yang berhubungan dengan content analysis melalui berbagai buku, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan
artikel-artikel yang berkaitan sebagai bahan referensi.
Untuk menjelaskan dan menganalisa data primer tersebut, data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari lembaga atau institusi
tertentu4, seperti Fatwa DSN, Peraturan Bank Indonesia, dan lain-lain.
3
3. Teknik Pengumpulan Data
Keterampilan dalam melakukan pengumpulan data ini dituntut untuk
menjamin keabsahan dan keterandalan data yang dikumpulkan.5 Teknik pengumpulan data ini menggunakan metode wawancara, yaitu dengan cara bertanya langsung kepada responden. Dalam penelitian ini yang menjadi
responden adalah salah satu dari pihak DSN-MUI, yaitu Bapak Kanny Hidaya dan Bapak Denny Muktar dan Ibu Imelda Chandra selaku pihak dari
Perusahaan Artabit. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor
tersebut ialah: pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara.6
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang menjadi sumber informasi adalah salah satu pihak dari
Perusahaan Artabit dan pihak dari DSN-MUI dan yang menjadi objek penelitiannya adalah transaksi menggunakan bitcoin.
4
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 55
5
Ety Rochaety, Dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 37
6
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data didapat dan dikumpulkan, tahap berikutnya adalah
pengolahan data. Proses awal pengolahan data itu dimulai dengan melakukan editing setiap data yang masuk. Dalam editing, yang akan dikerjakan adalah meneliti, keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban, kesesuaian atau
keajegan antara pertanyaan yang satu dengan yang lain. Relevansi jawaban, dan keseragaman kesatuan data.7
6. Metode Analisa Data
Dalam mengolah dan menganalisa data, penulis menggunakan metode
content analysis(analisis isi).
a. Metode Analisis Isi (Content Analysis)
1) Definisi
Content Analysis is a research technique for making replicable and
valid inferences from texts (or other meaningful matter) to the context of their
use.8 yaitu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat
ditiru (replicable).9 Pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk
7
Bagong Suyanto dan Sutinah,Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, h. 56
8
Klaus Krippendorff, Content Analysis: An Introduction to Its Methodology, 2nd Ed. (London: Sage Publication, 2004), h. 18
9
menganalisis isi pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.10
2) Teknik Analisis Isi
Secara teknik Content Analysis mencakup upaya: klasifikas lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam
klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.11
3) Manfaat Penggunaan Analisis Isi
a) Menggambarkan isi komunikasi. Yaitu mengungkap kecenderungan yang ada pada isi komunikasi, baik melalui media cetak maupun
elektronik. Misalnya dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai langsung pihak DSN-MUI dan Perusahaan Artabit.
b) Membandingkan isi media dengan dunia nyata. Banyak analisis isi
digunakan untuk menguji apa yang ada di media dengan situasi aktual yang ada di kehidupan nyata. Misalnya dalam penelitian ini
membandingkan antara konsep pertukaran uang bitcoin di Perusahaan Artabit yang terdapat dalam sebuah artikel di media elektronik
10
Bagong Suyanto dan Sutinah,Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, h. 126
11
Burhan Bungin,Metode Penelitian Kualitatif, h. 68
(internet) dengan proses operasional di lapangan (melakukan transaksi tersebut) atau melakukan wawancara langsung dengan pihak
perusahaan.
4) Tahapan Penelitian Analisis Isi
a) Menentukan permasalahan. Sebagaimana penelitian sosial lainnya, analisis isi juga dimulai dengan menentukan permasalahan.
Permasalahan merupakan titik tolak dari keseluruhan penelitian. Usaha memperoleh jawaban atas permasalahan tersebut dengan
sendirinya merupakan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini juga telah ditentukan beberapa permasalahannya, yaitu:
1) Bagaimana mekanisme pertukaran uang berbasis bitcoin di Perusahaan Artabit?
2) Bagaimana pandangan DSN-MUI terhadap proses pertukaran uang
berbasis bitcoin di Perusahaan Artabit ditinjau dari teori sharf?
b) Menyusun kerangka pemikiran (conceptual atau theoretical framework). Sebelum mengumpulkan data, peneliti diharapkan telah mampu merumuskan gejala atau permasalahan yang akan diteliti.
terlebih dahulu terhadap gejala yang akan diteliti. Jadi penelitian ini akan mengemukakan berbagai macam definisi apa yang telah menjadi
objek yang akan diteliti. Yaitu, definisi mengenai bitcoin, uang, akad sharf, dan lain-lain.
c) Menyusun perangkat metodologi. Setelah penyusunan kerangka pemikiran (atau kerangka konsep bila penelitiannya deskriptif, dan kerangka teori, bila penelitiannya bersifat eksplanatif), maka si
peneliti diharapkan mampu menyusun perangkat metodologi yang akan dipergunakan.
d) Analisis data. Merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti melalui metode yang sudah ditentukan. Bila dilihat dalam jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jadi,
data yang berhasil dikumpulkan adalah melalui wawancara dari pihak DSN-MUI dan Perusahaan Artabit yang mana dalam wawancara
tersebut membahas mengenai uang digital bitcoin, aplikasi pertukaran uang berbasis bitcoin di Perusahaan Artabit, serta pendapat DSN-MUI mengenai konsep uang bitcoin dan proses pertukaran uang di
perusahaan tersebut dalam tinjauan fiqih.
telah ditetapkan. Untuk sesuatu penelitian eksplanatif pada bagian ini diskusi serta interpreetasi yang dilakukan sebenarnya bertujuan
membuat penyimpulan theoretic hypothesis. Dalam tahap ini pula si peneliti perlu menggugurkan interpretasi tandingan atau alternatif
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pertukaran Uang Berbasis Bitcoin di Perusahaan Artabit
ArtaBit berasal dari kata artha = arta = uang, harta (bahasa sansekerta) dan Bit yang diambil dari kata Bitcoin. Artabit adalah perusahaan online resmi yang terdaftar
dalam bentuk Perseroan Terbatas di bawah hukum dan undang-undang di Indonesia. Artabit adalah pasar Bitcoin pertama yang dirancang sebagai solusi pembayaran terbaik dengan basis Bitcoin network. Layanan Artabit meliputi 4 hal, yaitu:
a. Market maker Bitcoin dengan menggunakan rupiah b. Transfer dana dengan basis Bitcoin network
c. Sistem pembayaran dengan menggunakan Bitcoin dan rupiah d. Belanja online dengan menggunakan Bitcoin dan rupiah.
Layanan pembayaran online sudah sangat marak di Indonesia. Namun, belum
ada yang seperti Artabit tawarkan. Kami memiliki alasan yang sangat logis mengapa menggunakan bitcoin network sebagai basis. Teknologi bitcoin yang sangat canggih sebagai bentuk pembayaran elektronik meyakinkan Artabit menjadikannya sebagai
dasar.
1) Rupiah Based
2) Easy Transfer
Bitcoin tersedia secara global dan telah digunakan hampir di seluruh
negara di dunia. Dengan jangkauan global membuat transfer menjadi sangat mudah, cepat, dan aman.
3) Merchant Friendly
Pedagang menyukai Bitcoin karena lebih cepat dan murah dibandingkan paypal/credit card, mengurangi resiko, mengurangi kerepotan, biaya lebih
murah, tidak ada resiko penipuan.
4) Resiko Guaranteed
Keamanan transaksi dengan artabit terjamin karena berbasis bitcoin
network yang diimplementasikan dengan menggunakan teknologi terpercaya dan terbaru yaitu Kriptografi yang sama dengan kekuatan
internet banking. Dan jaringan peer-to-peer melindungi Bitcoin dari campur tangan pemerintah atau individu.
5) Fast Transaction
Transaksi ArtaBit menggunakan teknologi sistem otomatis membuat transaksi yang cepat.
Website ArtaBit sangat mudah digunakan pengguna. Pengguna akan menyukai Bitcoin karena sangat nyaman digunakan, aman, terpercaya,
tidak ada resiko pencurian identitas dan yang paling penting, menghemat uang anda.
Artabit memiliki misi memberikan solusi pembayaran yang mudah,
cepat, dan, aman. Kami percaya bahwa bitcoin adalah solusi yang paling baik sebagai bentuk pembayaran. Di dunia ini, masih sedikit sekali orang yang
memiliki pengetahuan apa itu bitcoin. Walaupun layanan Artabit berbasis bitcoin network, kami memberikan pilihan kepada pengguna untuk mengenal dengan baik ataupun tidak mengerti sama sekali tentang bitcoin. Hal ini tidak
akan mempengaruhi kemudahan layanan Artabit.
Sedangkan visi Artabit adalah solusi pembayaran terbaik dengan basis
bitcoin network untuk cakupan Asia Tenggara. Kami memulai langkah pertama di Indonesia, negara asal 3 dari 4 co-founders ArtaBit. Negara yang memiliki populasi terbesar di antara negara-negara Asia Tenggara. Negara
yang memiliki potensi sangat besar di masa depan.
Pintu untuk memperoleh informasi telah terbuka lebar, namun untuk
beberapa alasan banyak dari orang Indonesia yang belum dan tidak menggunakannya secara optimal. Artabit fokus pada teknologi bitcoin di dalam komunitas. Ada potensi yang luar biasa yang dapat menaungi semua
mengaplikasikan potensi ini. Reaksi dunia mengenai bitcoin sangat luar biasa, dan Artabit tidak mau Indonesia berada di belakang ini semua. Salah satu
tujuan Artabit adalah membantu mempromosikan dan mendorong penggunaan bitcoin di Indonesia, tidak hanya untuk membantu startup bitcoin
namun juga demi keuntungan konsumen di Indonesia dengan memiliki alternatif pembayaran yang lebih baik.
Pada awalnya, perusahaan ini adalah exchange, yaitu jual beli uang digital
bitcoin. Akan tetapi, setelah melihat potensi bitcoin yang bagus untuk merevolusionerkan mekanisme pembayaran agar menjadi lebih mudah maka
perusahaan ini mengarah kepayment solutions, pengiriman uang atauremittance, dan donasi.1 Selain itu juga mengarah kepada pedagang dari kalangan bisnis kecil dan menengah, baik online (melalui internet) dan offline (toko/gerai)
dengan tujuan untuk memperluas pasar mereka baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam hal remmitance atau pengiriman uang, perusahaan ini juga
mempermudah agar masyarakat yang menjadi TKI di luar negeri yang memiliki uang bitcoin lebih mudah untuk menukarkan dan mentransfer uang mereka ke dalam rupiah dengan biaya yang sangat murah.
Dalam transaksi pertukaran mata uang di perusahaan ini, proses operasionalnya berjalan melalui sistem, yaitu dengan mengisi sebuah formulir
yang terdapat dalam website perusahaan ini yang berupa informasi pribadi/data
1
diri, informasi bank yang dimiliki klien, serta informasi bitcoin wallet,2 ini merupakan syarat utama untuk melakukan transaksi pertukaran uang berbasis
bitcoin. Setelah mengisi formulir pertama sebagai bentuk dari pendaftaran, selanjutnya mengisi formulir order yang menandakan bahwa klien akan
melakukan transaksi pertukaran tersebut, lalu akan ada notifikasi yang akan dikirimkan langsung ke email klien yang berisi beberapa petunjuk, seperti mentransfer rekening rupiah ke rekening Artabit atau mentransfer ke bitcoin ke
bitcoinwalletyang telah ditentukan.
Dalam transaksi ini, minimal nominal uang yang dipertukarkan dalam
satuan rupiah adalah dengan kurs beli sebesar Rp. 50.000, sedangkan kurs jualnya minimal 0,03 btc (dalam satuan bitcoin). Akan tetapi jumlah ini tidak mengikat dan bisa diubah kapanpun oleh pihak dari Perusahaan Artabit. Untuk
masalah waktu penyelesaian dalam transaksi ini hanya membutuhkan waktu hitungan menit setelah dana yang ditransfer oleh klien terdeteksi dalam
rekening/wallet Perusahaan Artabit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan transaksi ini batal, yaitu uang tidak dikirim; uang yang dikirim tidak sesuai dengan yang diorder, serta uang yang dikirim melewati batas waktu yang telah
ditentukan. Apabila sampai waktu yang telah ditentukan uang belum ditransfer, maka pihak Artabit akan menghapus secara otomatisordertersebut. Transaksi ini
tidak dikenakan biaya apapun. Beberapa toko online yang sudah bekerja sama
2
dengan perusahaan ini adalah wijaya motor, dwijaya photographer, elektronik sakinah, seta moda, dan lainnya.
Dalam surat edaran yang dinyatakan oleh Bank Indonesia Nomor 16/6/DKom memperhatikan undang-undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata
Uang serta UU N0. 23 Tahun 1999 yang kemudian diubah beberapa kali, terakhir bahwa bitcoin danvirtual currencylainnya bukan merupakan mata uang atau alat pembayaran yang sah di Indonesia. Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati
terhadap bitcoin dan virtual currency lainnya. Segala risiko terkait kepemilikan/penggunaan bitcoin ditanggung sendiri oleh pemilik/pengguna
bitcoin dan virtual currency lainnya. Namun, pernyataan tersebut memberikan angin segar kepada komunitas bitcoin di Indonesia karena pada dasarnya peredaran bitcoin tidak dilarang tetapi risiko menjadi tanggung jawab
masing-masing. Hal ini juga sebagai landasan “legalitas” dari peredaran bitcoin.3 Salah satu bukti keberadaan uang digital bitcoin di Indonesia adalah berdirinya
Perusahaan Artabit yang mendasari pertukaran uang digital berbasis bitcoin. Perusahaan ini pun telah mengetahui tentang surat edaran yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Perusahaan ini pun tidak menanggapi hal tersebut sebagai
ancaman, akan tetapi mereka memiliki keyakinan bahwa Perusahaan Artabit ini akan menjadi perusahaan yang merevolusionerkan transaksi pembayaran,
khususnya uang digital bitcoin menjadi lebih mudah dan potensinya yang bagus dalam rangka membantu untuk membangun ekonomi. Mereka berpedoman pada
3
kitab KUHP yang menyebutkan bahwa selama ada dua orang yang sepakat dan tidak merasa diancam, ditipu, dan sebagainya, adalah suatu yang diperbolehkan
atau sah melakukan transaksi (trade).
Dalam perspektif ekonomi transaksi ini sangat menguntungkan, khususnya
di Perusahaan Artabit walaupun pemerintah belum mengesahkan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Karena dilihat dari sisi ekonomi, potensi bitcoin sangat bagus dalam membangun ekonomi. Yaitu dengan transaksi pertukaran
uang dari bitcoin ke rupiah yang menjadikan bertambahnya jumlah uang beredar, maka berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
B. Pandangan DSN-MUI terhadap Proses Pertukaran Uang Berbasis Bitcoin di Perusahaan Artabit ditinjau dari Teori Sharf
Dalam Islam, keberadaan uang digital belum banyak dibahas karena sifatnya yang sangat kontemporer. Di sisi lain, ini menjadikan referensi bagi
pengembangan ilmu ekonomi Islam selanjutnya. Di indonesia, khususnya dari pandangan salah satu lembaga Islam, yaitu DSN-MUI, juga belum memberikan fatwa terkait tentang hukum fiqih bertransaksi menggunakan uang digital bitcoin
menggunakan uang digital tersebut4, mengingat bahwa negara ini adalah mayoritas penduduk muslim.
Walaupun belum mengeluarkan fatwa tentang transaksi menggunakan uang digital bitcoin, namun DSN-MUI telah memberikan suatu pandangan mengenai
transaksi ini. Dengan menggunakan Al-Qur’an dan hadits sebagai bahan dasar pertimbangan dalam menilai hukum transaksi tersebut. Menurut pandangan DSN-MUI melalui wawancara antara penulis dengan salah satu pihak dari
lembaga ini, menyebutkan bahwa bitcoin ini memang bersifat digital/elektronik. Dikarenakan transaksinya yang berjalan melalui sistem komputer seperti uang
digital pada umumnya (e-money).
Namun, ada sesuatu yang menjadikan transaksi menggunakan uang berbasis bitcoin ini berbeda dari uang digital (e-money) pada umumnya. Yaitu,
apabila dalam e-moneybiasanya terdapat bentuk yang misalnya berwujud sebuah kartu plastik atau cek, sebagai bentuk representasi dari nilai yang dimiliki dalam
kartu tersebut. Namun, dalam bitcoin, tidak ada wujud dari representasi nilai yang dimiliki, semua nilai/nominal terdapat dalam suatu sistem komputer yang berbentuk wallet. Kembali pada definisi uang beserta syarat-syarat uang pada
umumnya:
a. Dapat diterima dan diketahui
b. Nilainya stabil c. Mudah dibawa 4
d. Tahan lama e. Dapat dibagi-bagi
Sedangkan dalam Islam yang ditinjau melalui hukum fiqih, Al-Ghazali menyatakan bahwa syarat-syarat suatu benda dapat dikatakan uang adalah
sebagai berikut:
1. Uang tersebut dicetak dan diedarkan oleh pemerintah
2. Pemerintah menyatakan bahwa uang tersebut merupakan alat
pembayaran yang resmi di daerah tersebut, dan
3. Pemerintah memiliki cadangan emas dan perak sebagai tolak ukur dari
uang yang beredar5
Sejalan dengan pendapat Al-Ghazali, Ibnu Khaldun juga mengatakan bahwa uang tidak perlu mengandung emas dan perak, namun emas dan perak
menjadi standar nilai uang. Uang yang mengandung emas dan perak merupakan jaminan pemerintah, bahwa ia senilai sepersekian gram emas dan perak. Sekali
pemerintah menetapkan nilainya, maka permerintah tidak boleh mengubahnya.6
Selain dari segi bentuknya, terdapat juga dari segi legalitasnya, sesuatu dapat dikatakan sebagai uang apabila dinyatakan sah oleh pemerintah sebagai
alat pembayaran dan terdapat undang-undang yang mengatur tentang uang tersebut.
5
Euis Amalia,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer
(Jakarta: Gramata Publishing, 2005), h. 178
6
Eko Suprayitno,Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional
Transaksi ini juga dapat ditinjau melalui salah satu kaidah fiqhiyyah, yang menyatakan:
“Kemudharatan harus dihilangkan”
Kaidah tersebut sering diungkapkan dengan apa yang tersebut dalam hadits:
“Tidak boleh memudharatkan dan tidak boleh dimudharatkan” (HR. Hakim
dan lainnya dari Abu Sa’idal-Khudri, HR. Ibnu Majah dari Ibnu Abbas) Perkataan dharar dan dhirar ini di kalangan ulama berbeda pendapat di antaranya:
1. al-Husaini mengartikan al-dharar dengan “bagimu ada manfaat tapi bagi tetanggamu ada mudharat”. Sedangkan al-dhirar diartikan dengan, “bagimu tidak ada manfaatnya dan bagi orang lain (tetangga)
2. Ulama lain mengartikan dharar dengan membuat kemudharatan dan al-dhirar diartikan membawa kemudharatan di luar syariah.7
Selain itu, dapat diperhatikan dalam segala kondisi, bahwa penetapan kaidah ini pada sejumlah kasus selalu memperhatikan kaidah-kaidah
sebagai berikut:
(Menolak kerusakan lebih diutamakan
daripada menarik kemaslahatan)8
Menurut DSN-MUI yang merupakan hasil dari wawancara pribadi menyatakan bahwa suatu perbuatan dilihat dari kaidah fiqihnya. Termasuk
tentang bermuamalah. Apabila transaksi tersebut lebih banyak mendatangkan mudharatnya daripada manfaatnya, maka lebih utama menghilangkan
kemudharatan tersebut daripada menarik manfaatnya. Seperti dalam transaksi bitcoin ini yang lebih besar risikonya terhadap penipuan dan tidak ada lembaga yang bertanggung jawab atas transaksi ini.
Sedangkan dari sisi akad sharf adalah suatu pertukaran dua jenis barang berharga atau jual beli uang dengan uang atau disebut juga valas. Atau
7
Hasbi al-Shiddiqie, “Sejarah dan Kaidah Asasi”, dalam A. Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fiqih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis(Jakarta: Prenada Media, 2006), h. 68-69
8
pertukaran antara mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya.9 Adapun dasar hukum tentang kebolehan transaksi ini adalah:10
berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.” (HR. Muslim dan Ahmad)11
Hadits di atas menunjukkan kebolehan dalam melakukan transaksi pertukaran mata uang (sharf). Akan tetapi, bila dilihat dari jenis yang
dipertukarkan adalah sesuatu yang berwujud, yang bisa direpresentasikan. Sedangkan dalam pertukaran uang digital itu sangat bersifat kontemporer, belum ada fatwa yang membahas mengenai uang yang bersifat digital/virtual,
khususnya di Indonesia.
Apabila dilihat kembali dari definisi awal mengenai uang pada umumnya
adalah segala sesuatu yang dapat diterima masyarakat secara umum, dan
9
Nurul Huda dan Muhammad heykal, “Lembaga Keuangan Syariah”, dalam Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 318
10
Isnawati Rais dan Hasanudin,Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada Lembaga Keuangan Syariah, Cet. I (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 102
11
dipercaya sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan transaksi, sebagai satuan hitung, dan sebagai alat penyimpanan nilai.12 Sedangkan dalam Islam,
uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan komoditas atau barang dagangan. Oleh karena itu, motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan
transaksi, bukan untuk spekulasi atautrading.13
Dalam perspektif fiqih muamalah melalui wawancara dengan pihak DSN-MUI menghasilkan suatu kesimpulan bahwa bitcoin belum bisa dikatakan
sebagai mata uang yang sah. Karena bitcoin tidak memenuhi syarat-syarat sebagai mata uang baik dalam ekonomi konvensional maupun syariah. Serta
dalam kaidah fiqih, kegiatan transaksi ini masih banyak mendatangkan mudharatnya dibandingkan manfaatnya.
Karena segala perbuatan yang dilarang oleh Islam maupun pemerintah
(penguasa) yang telah dikaji terlebih dahulu melalui Al-Qur’an dan hadits serta undang-undang yang berlaku, cenderung mendatangkan kemudharatan atau
kerugian. Transaksi bitcoin ini memang lebih efisien dalam hal waktu, harga, dan jangkauannya yang mengglobal. Akan tetapi, di sisi lain kegiatan transaksi ini sangat berisiko tinggi terhadap penipuan dan ketidakstabilan nilai kursnya,
karena tidak diatur oleh regulator dan rentan kehilangan uang dalam jumlah besar apabila membeli dengan harga yang lebih tinggi.
12
Asfia Murni,Ekonomika Makro, Cet. I (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 153
13
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan kajian, analisis, serta pembahasan pada bab-bab
sebelumnya terhadap permasalahan yang telah penulis teliti, maka dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mekanisme pertukaran uang berbasis bitcoin di Perusahaan Artabit adalah pertama mengisi form di website (informasi pribadi, informasi bank, informasi bitcoin wallet), lalu mengikuti petunjuk (notifikasi email setelah order dilakukan)
seperti mentransfer IDR ke rekening artabit atau mentransfer bitcoin ke bitcoinwallet
yg telah ditentukan. Dalam hitungan menit setelah dana (rupiah/bitcoin) terdeteksi di
rekening/walletartabit. Artabit tidak mengenakan biaya apapun.
2. Dari tinjauan fiqih muamalah melalui studi pada DSN-MUI menyatakan bahwa transaksi pertukaran uang berbasis bitcoin belum dapat dikatakan
sebagai transaksi pertukaran uang yang sah dalam Islam. Karena tidak ada benda yang dapat merepresentasikan uang tersebut. Waalaupun ini jenis transaksi spot. Tetap belum dinyatakan sah juga menurut islam, karena tidak
ada legalitas dari pemerintah, tidak memenuhi persyaratan sebagai mata uang baik dalam ekonomi konvensional maupun Islam, kaidah fiqih, serta rentan
1. Bagi akademisi, hendaknya lebih banyak mengkaji tentang keberadaan
mata uang digital khususnya bitcoin seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.
2. Bagi regulator, hendaknya mendukung kegiatan transaksi ini dengan
membuat undang-undang yang mengatur peredaran uang digital bitcoin dan sejenisnya, serta bekerja sama antara pihak penyelenggara penerbitan
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta: Gramata Publishing, 2005.
ArtabitBlog. Cara Kerja Bitcoin. Artikel diakses pada 19 Februari 2014 dari
http://artabitblog.wordpress.com/cara-kerja-bitcoin/
Bitcoin Indonesia. Apa Itu Bitcoin?. Artikel diakses pada 17 Februari 2014 dari
http://indonesia.bitcoin.co.id/apa-itu-bitcoin/
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Darmawan, Indra.Pengantar Uang dan Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Darmawan, Oscar. Bitcoin: Mata Uang Digital Dunia. Jasakom, 2014.
Dewan Syariah Nasional (DSN). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta: DSN, 2003.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Fabozzi, Frank J, dkk.Pasar dan Lembaga Keuangan. Penerjemah Chaerul Djakman. Jakarta: Salemba Empat, 1999.
Hasan, Sahir “al-Nuqud wa al-Tawazun al-Iqtishadi”. Dalam Ahmad hasan, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005: h. 11.
Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif. Jakarta: Erlangga, 2009.
Krippendorff, Klaus. Content Analysis: An Introduction to Its Methodology. London: Sage Publication, 2004.
Mankiw, N. Gregory, dkk. Pengantar Ekonomi Makro: Principles of Economics. Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Nasution, Mustafa Edwin, dkk. Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Poerwadarminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1982.
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Antyo Pracoyo. Aspek Dasar Ekonomi Makro di Indonesia. Jakarta: Grasindo, 2007.
Qal’ah Ji, Muhammad Rawas “Mu’amalat Maliyah Mu’ashirah fi Dhau’ al-Fiqh wa al-Syariah”. Dalam Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009: h.3.
Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.
Sari, Novita Intan. BI: Gunakan Bitcoin Untuk Transaksi Jual Beli Bisa Dipidana. Berita diakses pada 18 Februari 2014 dari http://www.merdeka.com/uang/bi-gunakan-bitcoin-untuk-transaksi-jual-beli-bisa-dipidana.html
Singarimbun, Masri dan Sofian, Effendi. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1989.
Sjahputra, Iman. Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektronik. Bandung: PT Alumni, 2010.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi: Teori Pengantar, cet.III. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Sunarso, Siswanto. Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.
Teguh, Muhammad.Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Wawancara Pribadi dengan Denny Muktar. Jakarta. 29 April 2014. Wawancara Pribadi dengan Imelda Chandra. Jakarta 22 Juli 2014.
Wikipedia, Uang Elektronik, Artikel diakses pada 18 Februari 2014 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Uang_elektronik
1. Bagaimana terbentuknya perusahaan Bapak?
Jawab : Perusahaan kita didirikan oleh 4 orang pada tahun lalu (2013). Karena kita melihat potensi bitcoin ini sangat bagus untuk merevolusionerkan mekanisme pembayaran agar menjadi lebih mudah. Lalu kita mendirikan perusahaan Artabit ini.
2. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa?
Jawab : Awalnya kita mau membantu untuk memperbaiki bagaimana kita melakukan pembayaran satu sama lain dengan biaya yang tidak semahal sekarang. Dengan proses yang lebih cepat dan terpercaya. Jadi kita membentuk perusahaan ini. Perusahaan ini fokus pada payment gateaway atau payment transactions, atau payment solutions, kemudian juga ada pengiriman uang atau remittance, dan donasi. Awalnya memang menggunakan Bitcoin, namun kedepannya bukan hanya dengan Bitcoin tetapi juga dengan criptocurrency yang lain yang bisa diadopsi oleh bermacam-macam orang. Misalnya litecoin, dogecoin, dan currency lain yang berbasis kriptografi dalam melakukan transaksi dari satu wallet ke wallet yang lain. Kemudian, pada saat mining atau memverifikasi suatu transaksi juga menggunakan teknik kriptografi.
3. Amankah menggunakan teknik kriptografi? Apakah akun mudah diretas?
Jawab : Dengan adanya teknik ini justru akun tidak mudah dihack atau diretas karena menggunakan mekanisme enkripsi yang tinggi dan akan divalidasi oleh banyak pihak yang disebut dengan miners. Jadi, Bitcoin mempunyai 2 cara kerja, yaitu private key dan public key yang berbentuk kriptografi. Public key untuk melihat transaksi dan private key untuk melakukan transaksi pengiriman dan tanda tangan digital. Kalau sekarang kita melihat virus itu banyak terjadi di komputer atau di windows tetapi jarang ada di handphone, dan transaksi Bitcoin sendiri bisa dilakukan tidak hanya di komputer, tetapi bisa juga melaluihandphone.
4. Transaksi apa saja yang diterima di perusahaan bapak?