• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biblioterapi: Perkembangan Masa Kanak-Kanak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Biblioterapi: Perkembangan Masa Kanak-Kanak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015

Perkembangan Masa Kanak-Kanak(usia 2-12/13 tahun) Oleh Dian Rachmawati

Pendahuluan

Bibliotherapy merupakan studi penggunaan literatur seperti buku sebagai alat treatment untuk orang-orang yang memiliki masalah mental maupun emosional. Sebelum menentukan literatur yang cocok untuk membantu penyelesaian masalah, perlu diketahui terlebih dahulu jenis atau tingkatan manusia dalam perkembangannya yang kemudian akan diketahui masalah apa yang biasanya sering dialami oleh manusia dalam perkembangannya. Permasalahan yang dialami manusia dimulai sejak lahirnya manusia ke dunia. Perkembangan manusia pun dimulai dari masa kanak-kanak dan beberapa masa sebelum masa dewasa. Makalah ini membahas mengenai Perkembangan Masa Kanak-Kanak pada usia 2-12/13 tahun.

Mengapa perlu mengetahui perkembangan masa kanak-kanak?

Perlunya mengetahui perkembangan masa kanak-kanak, karena:

1. Sepanjang perjalanan hidupya, manusia tidak akan terlepas dari masalah. 2. Sejalan dengan perkembangan berbagai aspek kepribadian manusia,

timbul berbagai permasalahan.

(2)

4. Perkembangan manusia dengan permasalahannya di awali sejak manusia itu lahir ke dunia dan menjalani masa kanak-kanak jauh sebelum masa dewasa.

Perkembangan Masa Kanak-Kanak

Menurut Herlina (2013:17), masa kanak-kanak dimulai saat anak dapat berdiri sampai dengan mencapai kematangan. Beberapa filosof, ilmuan, atau ahli psikologi mempunyai pendapat yang berbada dalam menentukan rentang usia dalam masa kanak-kanak. Aristoteles mengemukakan bahwa masa kanak-kanak berada pada rentang usia 0-7 tahun. Menurut Stanley Hall, ahli psikologi perkembangan, masa kanak-kanak itu berada pada rentang usia 0-4 tahun. Sedangkan Jean Jacques Rousseau, mengatakan masa kanak-kanak berada pada rentang usia 2-12 tahun. Pada kesempatan kali ini, penulis mengambil pendapat Hurlock (Herlina, 2013:17) yang membagi masa ini menjadi dua periode:

1. Masa Kanak-Kanak Awal (Early Childhood). Masa ini berada pada rentang usia 2-6 tahun.

2. Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood). Masa ini berada pada rentang usia 6-12 tahun.

A. Tugas Perkembangan

Menurut Havighurst (Sitti Hartinah, 2008:43), tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan guna memberikan kebahagiaan dan keberhasilan pada tugas perkembangan selanjutnya. Apabila tugas ini tidak dapat diselesaikan, maka akan muncul ketidakbahagiaan dalam diri, penolakan dari luar seperti tidak diterimanya seseorang dari masayarakat, dan kesulitan pada pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya.

(3)

2. Belajar membedakan benar dan salah dalam hubungannya dengan orang-orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman bermain.

3. Belajar mengembangkan hati nurani.

4. Belajar memberi dan menerima kasih sayang.

Sedangkan tugas perkembangan masa kanak-kanak akhir adalah: 1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan. 2. Membangun sikap yang sehat sebagai individu yang sedang

berkembang.

3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya.

4. Belajar mengembangkan peran sosial sebagai pria atau wanita.

5. Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.

6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dalam pergaulan lingkungannya.

7. Mengembangkan moral, nilai, dan hati nurani. 8. Mencapai kebebasan pribadi.

9. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial juga lembaga.

B. Perkembangan Kognitif

Keat (Sitti Hartinah, 2008: 36) melihat secara umum perkembangan mental atau perkembangan kognitif sebagai proses-proses mental yang mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berpikir, dan mengerti. Ia selanjutnya juga menjelaskan bahwa proses mental tersebut tidak lain adalah proses pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, intelegensia, belajar, pemecahan masalah, dan pembentukan konsep. Lebih luasnya menjangkau kreativitas, imajinasi, dan ingatan.

(4)

menggunakan simbol berupa kata-kata, gesture, dan benda. Fungsi simbolik ini bisa nyata bisa pula abstrak, contoh pisau plastik merupakan sesuatu yang nyata, mewakili pisau yang sesungguhnya.

Berk (Herlina, 2013: 24) menggambarkan perkembangan kognitif masa kanak-kanak pada umumnya seperti ditunjukan dalam tabel di bawah ini:

USIA PENCAPAIAN KOGNITIF

2-4 tahun  Menunjukkan peningkatan yang mengagumkan dalam kegiatan representasional (kegiatan yang ada dalam kehidupan nyata), yang ditunjukkan dalam perkembangan bahasa, permainan berpura-pura, menggambar, dan memahami representation.

 Dapat menggunakan perspektif orang lain dalam situasi yang dikenal dan sederhana, dan dalam komunikasi sehari-hari dan face-to-face.

 Membedakan makhluk hidup dari benda mati: menolak bahwa sihir dapat mengubah pengalaman sehari-hari.  Memahami adanya konservasi, melihat/ memperhatikan

adanya trnasformasi, dan memberikan penjelasan logis dalam konteks yang dikenal dan sederhana.

 Menemukan ide tentang karakteristik yang mendasari pembagian anggota kelompok.

4-7 tahun  Kesadaran terus meningkat bahwa berpura-pura dan proses berpikir lainnya merupakan kegiatan representasional.

 Menggantikan keyakinan magis tentang peri, hantu, dan kejadian-kejadian yang melanggar ekspektasi dengan penjelasan yang masuk akal.

 Adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi masalah “appearance vs reality” (apa yang tampak dengan apa yang sesungguhnya), yang menandakan pencapaian lebih jauh dalam dual representation.

(5)

informasi konkret, yang ditunjukkan dengan penguasaan secara bertahap tentang kemampuan konservasi, inklusi kelas, dan masalah seriasi (kemampuan untuk menyusun item-item berdasarkan dimensi kuantitatif, misalnya panjang atau berat) sebagaimana dikemukakan oleh Piaget, termasuk melakukan penyimpulan transitif (kemampuan melakukan seriasi secara mental)

Perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja. Dalam kehidupannya, mungkin saja pada masa kanak-kanak mereka dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri mereka. Sebelum mereka mampu menyelesaikan persoalan, mereka perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya.

C. Perkembangan Bahasa

Menurut Miller (Uyu Wahyudin & Mubiar Agustin, 2011: 38), bahasa adalah suatu urutan kata-kata, bahasa juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda.

Bahasa merupakan perwujudan fungsi-fungsi kognitif. Menurut Hurlock (Herlina, 2013:26), pada masa kanak-kanak awal, perkembangan bahasa ditandai dengan:

1. Pengucapan kata-kata: anak sulit mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi seperti z, w, d, s, g dan kombinasi huruf mati st, str, dr, fl.

(6)

Sedangkan perkembangan bahasa pada masa kanak-kanak akhir ditandai dengan:

1. Mengembangkan kosa kata sekitar 40.000 kata.

2. Memahami bentuk-bentuk tata kalimat yang kompleks. 3. Menangkap makna ganda dari kata-kata seperti dalam humor.

4. Mempertimbangkan kebutuhan dari pendengar dalam situasi yang kompleks.

5. Merancang strategi dalam berbicara namun isi pembicaraan cenderung merosot.

D. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial mengandung makna pencapaian suatu kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan harapan sosial yang ada. Menurut Uyu Wahyudin & Mubiar Agustin (2011: 36) Proses menuju kesesuaian tersebut paling tidak mencakup tiga komponen, yaitu belajar berperilaku dengan cara yang disetujui secara sosial, bermain dalam peranan yang disetujui secara sosial, an perkembangan sikap sosial.

Pada masa kanak-kanak awal, perkembangan sosial ditandai dengan adanya sosialisasi dengankelompok teman sebaya sebagaimana dipaparkan oleh Hurlock (Herlina, 2013: 32) terjadi melalui proses sebagai berikut:

1. Setelah pada masa bayi cenderung melakukan permainan yang bersifat menyendiri (Solitary play), pada awal masa kanak-kanak ini, seorang anak mulai menunjukkan minat yang nyata untuk melihat teman-temannya dan berusaha mengadakan kontak sosial, tapi bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak lain, walaupun ada bersama-sama (Parallel play, usia 2-3 tahun).

(7)

3. Pada sekitar usia 3 tahun, anak mulai bermain pura-pura (Make believe play), misalnya bersama temannya bermain berpura-pura menjadi polisi dan perampok.

4. Pada akhir tahun ke-3 (tahun ke-4), sejalan dengan meningkatnya kontak sosial, anak menjadi aggota kelompok dan saling berinteraksi (Cooperative play), misalnya melakukan permainan-permainan yang memiliki aturan-aturan dan menguji keterampilan, seperti permainan melempar dan menangkap bola.

Pada masa pra sekolah, persahabatan menjadi semakin penting. Pada masa ini, anak lebih suka bermain dengan teman yang memiliki jenis kelamin yang sama dan seringkali mulai membentuk hubungan “teman akrab” dengan teman-teman sebaya tertentu, atau bermain sendiri, terpisah dengan orang tuanya. Anak mulai menunjukkan keinginan kuat untuk bebas dan menentukan pilihan sendiri, misalnya dalam memilih akaian, makanan, aktivitas, dan sebagainya. Namun sebagian besar anak pada masa pra sekolah masih tetap membutuhkan arahan dan pengawasan orang dewasa dalam memperoleh kebutuhannya, karena masih banyak keterampilan sosial yang perlu dimiliki anak sejalan dengan perkembangannya untuk belajar berkompromi, berbagi, dan bergiliran. (CDC dalam Herlina, 2013: 33)

Hurlock (Herlina, 2013) menyatakan bahwa pada masa kanak-kanak akhir, perkembangan sosial ditandai dengan:

1. Menunjukkan minat yang nyata terhadap teman-temannya dan berusaha mengadakan kontak sosial.

(8)

3. Menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi.

4. Terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain. Hurlock menyatakan indikator dari perilaku sosial yang sukses adalah kerjasama, persaingan yang sehat, kemauan berbagi, minat untuk diterima, simpati, empati, ketergantungan, persahabatan, keinginan bermanfaat, imitasi, dan perilaku lekat. Perkembangan emosi yang merupakan proses pengembangan kemampuan untuk tanggap secara emosional, terkait erat dengan perkembangan sosial. Respon yang nyaman menimbulkan penerimaan sosial yang baik. (Uyu Wahyudin & Mubiar Agustin, 2011: 37)

E. Perkembangan Emosi

Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik, seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan keras atau tingkah laku lainnya. Patty F. (Sitti Hartinah, 2008), menjelaskan emosi merupakan reaksi individu terhadap suatu perubahan pada situasi yang sekonyong-konyong sehingga tidak dapat bertindak dengan suatu tujuan tertentu. Reaksi tersebut berupa terkejut, takut, sedih, marah, atau gembira terhadap kejadian orang atau objek di luar individu. Gelaja emosi yang lain adalah rasa takut, cinta, sedih, dan duka cita, ingin tahu, dan penasaran.

(9)

Menurut Zeman (Herlina, 2013: 34), studi tentang perkembangan emosi bayi dan anak-anak relatif baru, baru diteliti secara empirik selama beberapa dekade yang lalu. Para peneliti melakukan pendekatan terhadap aspek ini dari berbagai perspektif teoritik, seperti teori konstruksionisme sosial, teori emosi diferensial, dan teori belajar sosial. Masing-masing pendekatan menggali tentang cara bayi dan anak-anak berkembang secara emosi, memusatkan pada pertanyaan apakah emosi dipelajari atau ditentukan secara biologis, serta mempertanyakan tentang cara bayi dan anak-anak mengelola pengalaman dan perilaku emosi mereka.

Secara ringkas, Zeman (Herlina, 2013:35-39) merangkum perkembangan emosi masa kanak-kanak sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut:

USIA PERKEMBANGAN EMOSI

2 tahun Anak mulai mengembangkan kemampuan berempati

3 tahun Anak belajar bahwa ekspresi kemarahan dan agresi dikendalikan dengan hadirnya orang dewasa.

4 tahun Anak mampu merubah ekspresi emosi. Permulaan

usia 4-5 tahun

Anak mengembangkan pemahaman yang sangat baik tentang keadaan emosional orang lain.

7-11 tahun Anak menunjukkan bermacam-macam keterampilan pengaturan diri.

Anak sensitif terhadap tanda-tanda kontekstual sosial yang diberikan sebagai pengarah untuk mengekspresikan atau mengendalikan emosi negatif.

Anak mengembangkan seperangkat harapan tentang hasil dari mengekspresikan emosi kepada orang lain.

Anak memahami bahwa keadaan emosional seseorang tidak sesederhana seperti yang mereka bayangkan di tahun sebelumnya.

(10)

Anak laki-laki kurang terbuka untuk menunjukkan emosi takut pada distres dibandingkan dengan anak perempuan.

Kesimpulan

Masa kanak-kanak dalam perkembangannya dapat dikategorikan menjadi dua periode jika mengikuti pendapat dari Hurlock, yaitu masa kanak-kanak awal (2-6 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (6-12 tahun). Dalam tugas perkembangannya, anak di masa kanak-kanak harus bisa menyelesaikan tugas perkembangan untuk melanjutkan pada tugas perkembangan berikutnya. Proses ini tentu tidak lain juga memerlukan pengawasan orang tua sebagai orang dewasa di sekitarnya. Bahasan dari tugas perkembangan pada masa kanak-kanak dapat diuraikan menjadi perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial, dan perkembangan emosi.

Daftar Pustaka

Hartinah, S. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama Herlina. (2013). Bibliotherapy; Mengatasi Masalah Remaja dan Anak melalui

Buku. Bandung: Pustaka Cendikia Utama

Referensi

Dokumen terkait

Wanita korban kekerasan seksual pada masa kanak- kanak yang berusaha melepaskan diri dari belenggu trauma masa lalunya menghadapi banyak masalah dalam menjalin hubungan dengan

Temuan penelitian atas kepercayaan rakyat ungkapan larangan tentang kehamilan, masa bayi, dan kanak-kanak masyarakat Minangkabau wilayah adat Luhak Nan Tigo di atas harus dipahami

Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana permainan serius menangani keperluan pendidikan sahsiah dalam konteks kehidupan nyata kanak-kanak prasekolah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal- hal yang berhubungan dengan ungkapan larangan masa bayi dan kanak-kanak di Kenagarian Batu Bulek Kecamatan

Ada 4 bahaya umum dalam perkembangan moral selama periode awal masa kanak-kanak yaitu disiplin yang tidak konsisten memperlambat proses untuk belajar menyesuaikna diri dengan

Penulisaninibertujuanuntukmendeskripsikankonsep, tema, proses visualisasi, dan bentuklukisan yang terinspirasi memori masa kanak-kanak. Metode yangdigunakanadalaheksplorasi

• Mulai memasuki masa pertumbuhan, jd dpt terlihat jelas (dari fisik) anak2 yang gemuk, kurus, tinggi, pendek • Kegiatan yg dilakukan biasanya.. pulang ke rumah, makan kudapan,

Media pembelajaran powerpoint atau ppt SKI Kelas 3 Masa Kanak-kanak Nabi Muhammad