• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF DI MASA KANAK-KANAK AWAL

N/A
N/A
Arini Khimaya Alaa`

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF DI MASA KANAK-KANAK AWAL"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF DI MASA KANAK-KANAK AWAL

Disusun untuk memenuhi tugas presentasi

Mata kuliah Psikologi Perkembangan yang dibina oleh Selly Candra Ayu, M.Si

Oleh Kelompok 4 :

1. Arini khimaya Alaa’ (210401110206) 2. Mohammad Zinedine Zidane (220401110192) 3. Jihan Anissa Innaya Amiroh (220401110202) 4. Muhamad Ardhi Alim (220401110207) 5. Selvi Anggraeni (220401110208)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2023

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...2

PEMBAHASAN...3

A. Perubahan Fisik...3

1. Perkembangan dan Perubahan Tubuh...3

2. Perkembangan Motorik...5

3. Tidur...7

4. Nutrisi dan Olahraga...8

5. Penyakit dan Kematian...9

B. Perubahan Kognitif...11

1. Tahap Sensorimotor...11

2. Tahap pra-operasional...11

3. Tahap Operasional Konkrit...12

4. Tahap Operasional Formal...14

C. Perkembangan Bahasa...14

1. Unsur-unsur dalam Bahasa...15

2. Faktor perkembangan Bahasa pada anak...15

D. Pendidikan Di Masa Kanak-Kanak Awal...18

1. Variasi dalam pendidikan di masa kanak-kanak awal...18

2. Variasi dalam pendidikan di masa kanak-kanak awal...18

3. kontroversi Pendidikan di masa anak-anak awal...19

REFERENSI...21

(3)

PEMBAHASAN A. Perubahan Fisik

1. Perkembangan dan Perubahan Tubuh

Pada masa usia 4-6 tahun pertama anak sering disebut masa keemasan ( The Golden Years) karena fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang dengan cepat. Proses perkembangan kemampuan fisik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembangnya motoric anak. Otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan saraf yang mengatur dan mengontol semua aktifitas fisik. ( Robert Pangrazi, 1981). Proses Fisik Proses-proses fisik merupakan proses biologis yang meliputi perubahanperubahan fisik individu yang bersifat genetik. Genetik yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi, dan berat badan(Al-Faruq & sukatin, 2020).

Pertumbuhan fisik anak prasekolah dengan masa bayi sangat berbeda, tingkat pertumbuhan anak-anak awal lebih lambat dibanding selama masa bayi. Namun keterampilan-keterampilan motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat.

Selama masa anak-anak awal, rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat antara 2,5-3,5 kg setiap tahunnya. Ketika anak pra sekolah bertumbuh semakin besar, persentasenya pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini anak terlihat semakin langsing sementara batang tubuh mereka semakin panjang Pertumbuhan gigi selama 4-6 bulan pertama dari awal masa anak pra sekolah, 4 gigi bayi yang terakhir – geraham belakang akan muncul atau mencapai 20 buah, di mana gigi susu akan tanggal pada akhir usia prasekolah dan digantikan oleh gigi tetap yang tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun (Husdarta & Kusmaedi dalam Ajhuri, 2019, hlm. 107).

Jika dijabarkan dengan rinci, pertumbuhan fisik anak prasekolah dapat dibagi menjadi beberapa aspek yaitu: tinggi, berat, perbandingan tubuh, postur tubuh, tulang dan otot, lemak dan gigi(Hasnah, 2015).

a. Tinggi Badan

Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata 3inci. Pada usia 6 tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inci.

b. Berat

Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata 1,36kg – 2.25 kg. Pada usia 6 tahun berat anak harus kurang lebih 7 kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 21,5kg dan anak laki-laki 22kg.

(4)

c. Perbandingan (Proporsi) Tubuh Perbandingan tubuh sangat berubah dan “penampilan bayi tidak tampak lagi”. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak lebih jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata (tidak buncit) , dada yang lebih bidang dan rata, dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar.

d. PosturTubuh

Perbedaan dalam postur tubuh untuk pertama kali tampak jelas dalam awal kanak- kanak. Ada yang posturnya gemuk dan lembek atau endomorfik ada yang kuat berotot atau mesomorfik, dan ada lagi yang relatif kurus atau etomorfik.

e. Tulang dan Otot

Tingkat pengerasan otot brfariasi pada bagian-bagian tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar ,lebih kuat dan lebih berat, sehingga anaktampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah.

f. Lemak

Anak-anak cenderung bertumbuh endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya dari pada jaringan otot; dan yang bertumbuh ektomorfik mempunyai otot-otot yang kecil dan sedikit jaringan lemak.

g. Gigi

Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal 116 masa kanak-kanak, empat gigi bayi yang terakhir – geraham belakang – muncul. Selama setengah tahun berakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi tetap yang mula-mula lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi sari tengah. Bila masa awal kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah di mana gigi tetap akan muncul (Thahir, 2018, hlm. 115-116).

Anak akan berkembang dengan wajar dan normal jika didukung oleh alam sekelilingnya, lingkungan yang cukup sehat dan baik. Perkembangan anak akan terlihat dari perubahan-perubahan aspek jasmani seperti ukuran tubuh dan anggota- anggota tubuh lainnya

(5)

2. Perkembangan Motorik

Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk prilaku gerak manusia.

Sedangkan perkembangan berhubungan dengan perkembangan pusat motorik otak.

Potensi motorik berkembang bersamaan dengan kematangan syaraf dan otot. Karena itu setiap gerakan yang dilakukan anak semudah apapun merupakan hasil interaksi yang kompleks dari berbagai bagian sistem tubuh yang dikontrol otak. Otak berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.

Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, dan otot yang berkoordinasi. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya. Akan tetapi, kondisi ketidakberdayaan tersebut berubah secara cepat. Selama 4 atau 5 tahun pertama kehidupan pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Setelah berumur 5 tahun, terjadi pengembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot yang lebih kecil. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, fisik atau hambatan mental yang mengganggu perkembangan motorik, secara normal anak yang berusia 4 - 6 tahun akan siap menyesuiakan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan bermain teman sebaya. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, fisik atau hambatan mental yang mengganggu perkembangan motorik, secara normal anak yang berusia 4 - 6 tahun akan siap menyesuiakan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan bermain teman sebaya

Beberapa hal yang menunjukkan bagaimana perkembangan motorik turut menyumbang bagi penyesuaian sosial dan pribadi anak berupa :

a. Kesehatan yang baik.

Apabila kondisi motorik sangat jelek sehingga prestasi anak berada di bawah standar kelompok sebayanya, maka anak hanya memperoleh kepuasan yang sedikit dari kegiatan fisik dan kurang termotivasi Kesehatan yang baik. Apabila kondisi motorik sangat jelek sehingga prestasi anak berada di bawah standar kelompok sebayanya, maka anak hanya memperoleh kepuasan yang sedikit dari kegiatan fisik dan kurang termotivasi.

b. Katarsis emosional.

(6)

Melalui latihan fisik anak dapat melepaskan tenaga yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan, dan keputusasaan. Kemudian mereka dapat mengendurkan diri, baik secara fisik maupun psikologis.

c. Hiburan diri.

Pengendalian motorik memungkinkan anak berkecimpung dalam kegiatan yang akan menimbulkan kesenangan baginya meskipun tidak ada teman sebaya.

d. Sosialisasi.

Perkembangan motorik yang baik turut menyumbang bagi penerimaan anak dan menyediakan kesempatan untuk mempelajari ketrampilan sosial. Keunggulan perkembangan motorik memungkinkan anak memainkan peran kepemimpinan.

e. Konsep diri.

Pengendalian motorik menimbulkan rasa aman secara fisik, yang akan melahirkan perasaan aman secara psikologis. Rasa aman psikologis pada gilirannya menimbulkan rasa percaya diri yang umumnya akan mempengaruhi prilaku.

Adapun aspek perkembangan motorik anak terdiri dari tiga unsur utama yang sangat dominan yaitu,

a. Perkembangan anatomis, perkembangan ini ditunjukkan adanya perubahan kuantitas struktur tulang, dan tinggi badan. Perkembangan motorik anak nampak dengan bertambahnya jumlah tulang yang secara langsung berpengaruh pada struktur tubuh secara keseluruhan.

b. Perkembangan fisiologis, perkembangan ini ditunjukkan adanya perubahan dari sistem kerja organ tubuh seperti kontraksi otot, peredaran darah, pernafasan, pencernaan, dan lain-lainnya.

c. Perkembangan prilaku, perkembangan ini merupakan koordinasi fungsional antara persyarafan dan otot serta fungsi kognitif, afektif, dan konatif.

Meningkatnya kemampuan fisik anak akan membuat aktivitas anak juga meningkat sehingga akan menumbuhkan kreativitas dan imajinasi anak yang merupakan bagian dari perkembangan mental anak.

3. Tidur

Usia 2-6 tahun: kebutuhan tidur yang sehat di usia anak menjelang masuk sekolah ini, mereka membutuhkan waktu untuk istirahat tidur 11-13 jam, termasuk tidur siang(Ratriani, 2020). Manfaat anak tidur dengan waktu yang cukup :

(7)

a. Anak menjadi lebih sehat

Anak-anak yang memenuhi kebutuhan tidur cenderung tidak mudah terserang flu dan lebih sehat. Everyday Health menyatakan, di saat anak kelelahan, anak menjadi lebih sering sakit dan lama sembuh. Kebiasaan tidur lebih awal akan melindungi anak dari pilek dan

b. Tampil lebih baik di sekolah

Anak yang kurang tidur akan terlihat lesu di sekolah dibandingkan teman sebayanya yang tidur nyenyak. Menurut Sleep Foundation, ketika anak tidak mendapatkan tidur yang cukup, anak kesulitan memerhatikan atau mengingat pelajaran di kelas. Di samping itu anak juga kesulitan memahami informasi yang diberikan kepada mereka.

c. Anak lebih bahagia

Tidur teratur membuat anak jauh lebih bahagia jika dibandingkan anak yang tidurnya terganggu. Sebuah studi di tahun 2012 yang dimuat dalam jurnal Pediatrics menemukan, anak usia sekolah yang memenuhi kebutuhan tidur memiliki suasana hati yang lebih stabil. Anak juga lebih mampu mengelola perasaan dengan mudah.

d. Kemampuan koordinasi yang lebih baik

Anak akan memiliki koordinasi yang lebih baik terhadap tubuh mereka jika cukup tidur. Mengutip LifeHacker, ketika anak tidur teratur, performa fisik anak menjadi lebih baik. Tubuh anak lebih terkoordinasi dan tidak gampang melakukan kesalahan seperti tersandung atau terpeleset saat berjalan.

e. Menjaga kesehatan jantung anak

Menjaga kesehatan jantung anak bisa dimulai dengan menidurkan anak lebih awal. Berdasarkan hasil studi yang diterbitkan National Heart, Lung and Blood Institute, ditemukan orang yang tidur nyenyak mampu mengurangi tingkat peradangan di tubuh. Sel-sel darah tidak rusak dan bisa menjaga jantung dari penyakit pembuluh darah di usia tua.

f. Membantu pertumbuhan anak

Tidur lebih awal membantu proses pemulihan tubuh dan tumbuh kembang anak.

Seperti dilaporkan BabyCenter, pada anak yang kurang tidur, produksi hormon pertumbuhan mereka terganggu. Demi menjaga tumbuh kembang anak, pastikan anak tidur lebih awal dan tidak begadang.

(8)

4. Nutrisi dan Olahraga

Nutrisi dan olahraga sangat penting dalam perkembangan masa kanak-kanak awal. Pada masa ini, anak-anak membutuhkan nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta aktivitas fisik yang cukup untuk membangun kekuatan otot dan koordinasi motorik.

Nutrisi yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Anak-anak pada masa ini membutuhkan banyak protein, vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru dalam tubuh mereka. Asupan nutrisi yang cukup juga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak dan mencegah penyakit dan infeksi.

Olahraga juga sangat penting pada masa kanak-kanak awal. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu memperkuat otot dan tulang, serta meningkatkan koordinasi motorik dan keterampilan sosial. Anak-anak yang aktif secara fisik juga cenderung memiliki tingkat energi yang lebih tinggi, yang dapat membantu mereka tetap fokus dan konsentrasi di sekolah.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan nutrisi dan olahraga yang berbeda-beda. Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi jika Anda ingin memastikan bahwa anak Anda mendapatkan nutrisi dan olahraga yang tepat untuk memastikan perkembangan yang optimal pada masa kanak-kanak awal.

Nutrisi dan olahraga yang baik memiliki manfaat yang sangat penting bagi perkembangan masa kanak-kanak awal, antara lain:

a. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal: Nutrisi yang cukup dan olahraga yang teratur membantu anak-anak dalam pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Nutrisi yang tepat membantu dalam pembentukan tulang, otot, dan organ tubuh, sementara olahraga membantu meningkatkan kekuatan otot dan tulang, serta meningkatkan kemampuan kognitif dan sosial anak.

b. Meningkatkan kesehatan: Nutrisi yang baik dan olahraga yang teratur membantu menjaga kesehatan anak-anak dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi dari penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

c. Meningkatkan konsentrasi dan fokus: Olahraga yang teratur dan nutrisi yang tepat dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus anak-anak. Olahraga membantu

(9)

meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak, sementara nutrisi yang tepat dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki daya ingat.

d. Meningkatkan kemampuan sosial: Olahraga dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepercayaan diri. Selain itu, nutrisi yang baik juga dapat membantu dalam perkembangan emosi dan sosial anak-anak.

e. Meningkatkan mood: Olahraga dan nutrisi yang tepat dapat membantu meningkatkan mood anak-anak. Olahraga melepaskan endorfin dalam tubuh, yang dapat meningkatkan perasaan bahagia dan memperbaiki mood. Nutrisi yang tepat juga dapat membantu dalam mengatur kadar gula darah dan menjaga kadar hormon yang seimbang.

Dalam keseluruhan, nutrisi yang tepat dan olahraga yang teratur sangat penting bagi perkembangan masa kanak-kanak awal. Kedua hal ini dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang secara optimal, menjaga kesehatan dan meningkatkan keterampilan sosial dan emosi mereka.

5. Penyakit dan Kematian

Hampir sebagian besar anak dapat memiliki masalah kesehatan yang berbeda selama masa bayi dan kanak-kanak. Bagi kebanyakan anak masalah ini tergolong ringan, bisa datang dan pergi, dan tidak mengganggu kehidupan serta perkembangan sehari-hari(Jhonatan, 2020).

Penyakit kronis pada anak diidentifikasi sebagai masalah kesehatan yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, memengaruhi aktivitas normal anak, dan membutuhkan pengobatan rawat inap, perawatan kesehatan di rumah, dan perawatan medis ekstensif. Berikut ini beberapa jenis penyakit kronis pada anak :

a. Diabetes Tipe 1

Pada anak adalah kondisi di mana tubuh anak Anda tidak lagi memproduksi hormon insulin. Anak membutuhkan insulin untuk bertahan hidup, sehingga insulin yang hilang perlu diganti dengan suntikan atau pompa insulin. Diagnosis diabetes tipe 1 pada anak bisa sangat berat, terutama pada tahap awal.

b. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak, menjaga keseimbangan, dan menjaga postur tubuh. Ini

(10)

merupakan disabilitas motorik yang paling umum dialami pada masa kanak- kanak. MenurutCDCAutism and Developmental Disabilities Monitoring (ADDM),diperkirakan sekitar 1 dari 323 anak telah diidentifikasi memilikicerebral palsy. gangguan motorik ini lebih sering terjadi pada anak laki- laki daripada perempuan.

c. Kanker

Anak-anak bisa terkena kanker di bagian tubuh yang sama dengan orang dewasa, tetapi ada sedikit perbedaan. Kanker pada anak terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala awal dan memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi daripada orang dewasa.

Leukemia merupakan jenis kanker pada anak yang paling umum. Kanker lain yang mungkin menyerang anak yaitu tumor otak, limfoma, dan sarkoma jaringan lunak.

d. Kerusakan Gigi

Kerusakan gigi atau karies adalah penyakit menular kronis yang paling umum pada masa kanak-kanak. Sebab itu, kesehatan gigi harus dijaga sejak dini, karena kerusakan gigi dapat berkembang saat gigi pertama tumbuh. Kerusakan gigi terjadi saat mulut bayi terinfeksi oleh bakteri penghasil asam. Orangtua dan pengasuh dapat menularkan bakteri ke bayi melalui air liur. Misalnya, bakteri menyebar dengan berbagi air liur di sendok atau cangkir, mencoba makanan sebelum diberikan kepada bayi, dan membersihkan empeng dengan mulut.

e. Penyakit Jantung Bawaan

adalah penyakit jantung yang mulai bermasalah saat bayi lahir. Bayi Anda mungkin memiliki lubang kecil di dalam jantungnya atau sesuatu yang lebih parah. Meskipun tergolong penyakit kronis pada anak, tapi banyak penyakit jantung bawaan yang dapat diobati dengan operasi. Dalam beberapa kasus, dokter dapat menemukan kemungkinan bayi menderita penyakit jantung bawaan selama kehamilan. Anak Anda mungkin tidak merasakan gejala sampai dewasa atau mungkin tidak mendapatkan gejala sama sekali. Namun, gejala yang paling umum yaitu sesak napas.

B. Perubahan Kognitif

(11)

1. Tahap Pra-Oprasional (Jean Piaget)

Piaget (1960) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui proses yang disebut dengan adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tuntutan lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses dimana anak berupaya untuk menafsirkan pengalaman barunya yang didasarkan pada interpretasinya, sedangkan akomodasi penyesuaian struktur berpikir dengan sejumlah pengalaman baru. Misalnya anak yang berusia 4-5 tahun sedang mencoba mendapatkan bola besar, akomodasi akan terjadi ketika anak mengenali bahwa bola tersebut lebih besar dari apa yang biasa dimainkannya. Anak tersebut kemudian memodifikasi pendekatan untuk menguasai bola dengan menyesuaikan dengan genggaman tangannya. Berdasarkan contoh tersebut suatu pengalaman atau lingkungan baru telah mengubah perilaku anak dan pemahamannya hingga kemampuan kognitifnya bertambah. Perkembangan kognitif adalah pertumbuhan berfikir dari masa bayi hingga dewasa, Jean Piaget membagi perkembangan kemampuan kognitif manusia menjadi empat tahapan:

a. Tahap Sensorimotor

Sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indera mereka yang sedang berkembang dan melalui aktivitas motor. ( Diane, E. Papalia, Sally Wendkos Old and Ruth Duskin Feldman, 2008:212). Tahap di mana seorang bayi mengembangkan kemampuan mengorganisasi dan mengordinasikan berbagai sensasi dan persepsi dengan gerakan dan tindakan fisik (Santrock, 2011). Bayi membangun pemahaman tentang dunia melalui pengoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik.

Tahap ini pemikiran anak mulai melibatkan penglihatan, pendengaran, pergeseran dan persentuhan serta selera. Artinya anak memiliki kemampuan untuk menangkap segala sesuatu melalui inderanya. Bagi Piaget masa ini sangat penting untuk pembinaan perkembangan pemikiran sebagai dasar untuk mengembangkan intelegensinya.

Pemikiran anak bersifat praktis dan sesuai dengan apa yang diperbuatnya. Sehingga sangat bermanfaat bagi anak untuk belajar dengan lingkungannya. Jika seorang anak telah mulai memiliki kemampuan untuk merespon perkataan verbal orang dewasa, menurut teori ini hal tersebut lebih bersifat kebiasaan, belum memasuki tahapan berfirkir.

b. Tahap pra-operasional

(12)

Fase perkembangan kemampuan kognitif ini terjadi para rentang usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.

Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi inderawi dan tindakan fisik. Cara berpikir anak pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Hal ini ditandai dengan ciri-ciri:

 Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif atau deduktif tetapi tidak logis

 Ketidak jelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan sebabakibat secara tidak logis

 Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya

 Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu mempunyai jiwa seperti manusia

 Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihat atau di dengar

 Mental experiment yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan jawaban dari persoalan yang dihadapinya

 Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri yang paling menarik dan mengabaikan ciri yang lainnya

 Egosentrisme, yaitu anak melihat dunia lingkungannya menurut kehendak dirinya.

c. Tahap Operasional Konkrit

Tahap operasi konkrit terjadi pada rentang usia 7-11 tahun. Pada tahap ini akan dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.Kemampuan untuk mengklasifikasikan sesuatu yang sudah ada, tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret adalah tindakan mental yan7-g bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret nyata. Operasi konkret membuat anak bisa mengoordinasikan beberapa karakteristik, jadi bukan hanya fokus pada satu kualitas objek.

Pada level opersional konkret, anak-anak secara mental bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya hanya mereka bisa lakukan secara fisik, dan mereka dapat membalikkan operasi konkret ini(Marinda, 2020). Yang penting dalam kemampuan tahap operasional konkret adalah pengklasifikasian atau membagi sesuatu menjadi sub yang berbeda-beda dan memahami hubungannya.

(13)

Tahap ini dimulai dengan tahap progressive decentring di usia tujuh tahun.

Sebagian besar anak telah memiliki kemampuan untuk mempertahankan ingatan tentang ukuran, panjang atau jumlah benda cair. Maksud ingatan yang dipertahankan di sini adalah gagasan bahwa satu kuantitas akan tetap sama walaupun penampakan luarnya terlihat berubah. Jika Anda memperlihatkan 4 kelereng dalam sebuah kotak lalu menyerakkannya di lantai, maka perhatian anak yang masih berada pada tahap praopersional akan terpusat pada terseraknya kelereng tersebut dan akan percaya jumlahnya bertambah banyak. Sebaliknya, anak-anak yang telah berada pada tahap opersional konkret akan segera tahu bahwa jumlah kelereng itu tetap 4. Anak pun akan tahu jika anda menuangkan susu yang ada di gelas gendut ke gelas ramping, maka volumenya tetap sama, kecuali jika jumlah susu yang dituangkan memang sengaja dibedakan.

Di usia 7 atau 8 tahun, seorang anak akan mengembangkan kemampuan mempertahankan ingatan terhadap substansi(Rohman, 2010). Jika anda mengambil tanah liat yang berbentuk bola kemudian memencetnya jadi pipih atau anda pecahpecah menjadi sepuluh bola yang lebih kecil, dia pasti tahu bahwa itu semua masih tanah liat yang sama. Bahkan kalau anda mengubah kembali menjadi bola seperti semula, dia tetap tahu bahwa itu adalah tanah liat yang sama. Proses ini disebut proses keterbalikan. Di usia 9 atau 10 tahun, kemampuan terakhir dalam mempertahankan ingatan mulai diasah, yakni ingatan tentang ruang.

Jika anda meletakkan 4 buah benda persegi 1 x 1 cm di atas kertas seluas 10 cm persegi, anak yang mampu mempertahankan ingatannya akan tahu bahwa ruang kertas yang ditempati keempat benda kecil tadi sama, walau dimanapun diletakkan.

Dalam tahap ini, seorang anak juga belajar melakukan pemilahan (classification) dan pengurutan (seriation). Contoh percobaan Piagetian dalam hal ini adalah: meminta anak untuk memahami hubungan antar kelas. Salah satu tugas itu disebut seriation, yakni operasi konkret yang melibatkan stimuli pengurutan di sepanjang dimensi kuantitatif. Untuk mengetahui apakah murid dapat mengurutkan, seorang guru bisa meletakkan 8 batang lidi dengan panjang yang berbeda-beda secara acak di atas meja.

Guru kemudian meminta murid untuk mengurutkan batang lidi tersebut berdasarkan panjangnya.

Pemikiran operasional konkret dapat secara bersamaan memahami bahwa setiap batang harus lebih panjang ketimbang batang sebelumnya atau batang sesudahnya harus lebih pendek dari sebelumnya. Aspek lain dari penalaran tentang

(14)

hubungan antar kelas adalah transtivity yaitu kemampuan untuk mengombinasikan hubungan secara logis untuk memahami kesimpulan tertentu.

d. Tahap Operasional Formal

Tahap operasi formal ada pada rentang usia 11 tahun-dewasa. Pada fase ini dikenal juga dengan masa remaja. Remaja berpikir dengan cara lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik. Tahap operasional formal, usia sebelas sampai lima belas tahun.

Pada tahap ini individu sudah mulai memikirkan pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional formal tampak jelas dalam pemecahan problem verbal. Pemikir operasional konkret perlu melihat elemen konkret A, B, dan C untuk menarik kesimpulan logis bahwa jika A = B dan B = C, maka A = C. Sebaliknya pemikir operasional formal dapat memecahkan persoalan itu walau problem ini hanya disajikan secara verbal. Selain memiliki kemampuan abstraksi, pemikir operasional formal juga memiliki kemampuan untuk melakukan idealisasi dan membayangkan kemungkinankemungkinan. Pada tahap ini, anak mulai melakukan pemikiran spekulasi tentang kualitas ideal yang mereka inginkan dalam diri mereka dan diri orang lain. Konsep operasional formal juga menyatakan bahwa anak dapat mengembangkan hipotesis deduktif tentang cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis.

Tahapan-tahapan Karakteristik

Sensori motor (0-2 tahun) 1. Mengkoordinasikan kenyataan dengan motorik

Pra operasional (2-7 tahun) 1. Egosentris

2. Meningkatkan aktifitas simbolik 3. Mulai melakukan representasi Operasional konkrit (7-12 tahun) 1. Reversibility

2. Concervation 3. Seriation 4. clisification Operasi formal (12-dewasa) 1. berfikir abstrak

2. mampu melakukan self-reflection 3. membayangkan peran orang dewasa 4. menyadari dan memperhatikan kepentingan masyarakat

2. Teori Vygotsky

Dalam teori vygotsky, anak-anak lebih dideskripsikan sebagai makhluk sosial.

Dalam arti, anak-anak menyusun pemikiran dan pemahamannya melalui interaksi sosial. Perkembangan kognitif anak-anak tergantung pada perangkat yang disediakan oleh lingkungan, dan pikiran mereka dibentuk oleh konteks kultural di mana mereka

(15)

tinggal (Gredler, 2008; Holzman, 2009). Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.

a. Zone of Proximal Development

Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan rentang tugas-tugas yang terlalu sulit bagi anak-anak untuk dikuasai sendiri. Namun dapat dipelajari apabila mendapatkan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa maupun teman sebaya yang lebih terampil. ZPD adalah level ketrampilan yang mampu diraih dengan bekerja sendiri (Santrock, 2011). ZPD adalah kesenjangan antara apa yang peserta didik itu mampu melakukannya secara mandiri, dan apa yang mungkin mereka butuhkan untuk membantu dalam mencapai (Daniels, 2001). ZPD terbagi menjadi dua batas. Pertama, tingkat perkembangan aktual (actual development level), yakni ketrampilan yang mampu diraih anak dengan bekerja sendiri. Kedua, tingkat perkembangan potensial (level of potential development), yakni ketrampilan yang mampu diraih anak apabila dibantu oleh bimbingan orang dewasa atau teman sebaya.

b. Scaffolding

Konsep Scaffolding erat kaitannya dengan Zone of Proximal Development (ZPD). Arti Scaffolding yakni merubah tingkat dukungan. Menurut Daniels (2007), selama sesi pengajaran orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil dapat menyesuaikan besarnya bimbingan yang diberikan, dengan capaian anak pada saat itu (Santrock, 2011). Maksud merubah tingkat dukungan dapat dicontohkan ketika anak belajar, orang dewasa (guru atau orang tua) menyesuaikan materi tersebut dengan kinerja anak saat itu. Ketika anak mempelajari konsep baru, guru atau orang tua dapat terlibat langsung untuk membantu anak belajar menguasai konsep baru tersebut (Sutisna, Wahyuningsi, 2020).

c. Bahasa dan Pemikiran

Penggunaan dialog sebagai alat scaffolding merupakan salah satu contoh penting peran bahasa di dalam perkembangan anak. Menurut Vygotsky (1962), percakapan yang dilakukan anak-anak bertujuan untuk membantu mereka dalam menyelesaikan tugas. Jadi, tidak hanya sekedar sebagai alat komunikasi sosial saja. Vygotsky percaya bahwa Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang ada dilingkungan sosialnya (pengasuh, orang tua, teman). Bahasa akan banyak membantu anak menyelesaikan persoalan-persoalannya yang tidak dapat ia selesaikan dengan sendiri. Dengan Bahasa, anak akan mengkomunikasikan 18 permasalahan-permasalahan yang dia hadapi kepada orang lain yang dia anggap memiliki kemampuan untuk

(16)

membantunya menyelesaikan masalah yang dihadapinya (Sutisna dan Laiya, 2020).

3. Pemrosesan Informasi

Makna dari pemrosesan informasi ialah suatu proses yang dialami oleh anak untuk mengelola informasi, memonitornya atau menyusun suatu strategi yang berkenaan dengan suatu informasi dengan inti pendekatan lebih pada proses memori serta cara berpikir anak didik. Teori pemrosesan informasi ini juga termasuk dalam teori belajar sibernetik atau makna sederhananya ialah pengelolahan suatu informasi.

Ciri-ciri pemrosesan informasi ditandai dengan tata cara mengumpulkan informasi atau mendapatkan stimulus-stimulus dari lingkungan sekitarnya atau lainnya.

Pemrosesan informasi terdapat pada ingatan manusia yang diawali dari proses memasukkan suatu informasi kedalam ingatan (encoding), dilanjutkan dengan penyimpanan informasi dalam jangka pendek dan diteruskan pada ingatan jangka panjang (stroge) dan diakhiri dengan pengungkapan kembali suatu informasi yang didapatkannya dan disimpan dalam ingatan (retrival).

Menurut Posner/ Rothbar (2007), kemampuan anak untuk memberikan atensi berkembang pesat pada masa prasekolah. Atensi adalah suatu kegiatan yang memfokuskan mental manusia terhadap suatu informasi tertentu. Ketika anak menjadi individu yang baik dalam memahami lingkungan sekitarnya, dapat membantu anak dalam meningkatkan atensi apresisinya terhadap lingkungannya.

Terdapat dua bentuk aspek atensi untuk memfokuskan anak dalam menampung sebuah informasi, antaranya: pertama, atensi eksekutif, yakni melibatkan anak dalam sebuah perencanaan, mengalokasikan atensi pada sasaran yang tepat, mendeteksi dan kompensasi kesalahan, memantau perkembangan tugas anak, serta menghadapi suatu keadaan yang sulit dan rumit) dan kedua, atensi yang tertahan,yakni keikutsertaan anak dalam mendalami sebuah objek, kejadian-kejadian yang dialami, tuigas yang diberikan atau faktor lainnya.

Dan memori merupakan sebuah proses yang utama di dalam perkembangan kognitif anak-anak. Memori merupakan mempertahankan informasi dengan alokasi waktu ingatan jangka pendek atau jangka panjang yang memiliki tujuan memperkembangkan kognitif anak. Terdapat dua jenis dan fungsi suatu memori, antaranya: memori implisit (memori yang tidak disertai dengan ingatan sadar yang

(17)

dilakukan secara otomatis, seperti berjalan) dan memori eksplisit (memori yang disertai dengan kesadaran, seperti menggambarkan alamat rumah).

C. Perkembangan Bahasa

Beberapa ahli linguistik menyatakan bahwa sesungguhnya bahasa tidak dapat diajarkan kepada makhluk selain manusia dan hanya manusialah yang mampu berbahasa.

Karena memang, kodrat bahasa hanya dapat dimiliki oleh manusia (Chomsky dalam Dardjowijodjo, 2003: 236). Dalam teorinya, Chomsky menyatakan bahwa anak dilahirkan sudah dibekali dengan Piranti PemerolehanBahasa atau yang dinamakan dengan Language Acquition Device (LAD) (Dardjowidjojo, 2003: 232). Dengan piranti inilah anak dapat dengan mudah memperoleh bahasa. Bahasa, pada tatanan ini diperoleh anak secara alamiah (nature).

Krashen dalam (Schutz, 2006) berpendapat bahwa pemerolehan bahasa sebagai "The product of a subconscious process very similar to the process children undergo when they acquire their first language”. Dari penjelasan tersebut Krashen menjelaskan bahwa pemerolehan bahasa yaitu suatu proses bagaimana seorang anak dapat berbahasa atau memperoleh bahasa ibunya. Maka dari itu biasanya proses berbahasa itu berada di ambang sadar yang mana kita tidak sadar dalam memperoleh bahasa tetapi dalam berkomunikasi ia tahu bahwa sedang menggunakan bahasa. Schutz berpendapat lagi bahwa hasil dari pemerolehan bahasa yaitu kemampuan yang bersifat di ambang sadar dan si pemeroleh tidak sadar dengan kaidah bahasa yang didapatkannya.

1. Unsur-unsur dalam Bahasa

Menurut Gleason (dalam Santrock, 2007: 353) Bahasa memiliki sistem aturan, bahasa ditata dan diorganisasikan dengan sangat baik. Organisasi tersebut melibatkan lima sistem aturan: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.

a. Fonologi

Setiap bahasa dibentuk dari suara-suara dasar. Fonologi adalah sistem suara dari suatu bahasa, termasuk suara-suara yang digunakan dan bagaimana suara-suara tersebut dikombinasikan. Bagian terkecil dari sistem bunyi adalah fonem, yang dihasilkan sejak bayi lahir hingga usia satu tahun. Fonem vokal diekspresikan lebih dahulu oleh anak dari pada fonem konsonan.

b. Morfologi

Morfologi mengacu pada unit-unit makna yang membentuk formasi kata. Sebuah morfem adalah unit terkecil yang masih memiliki makna; yang berupa kata (atau bagian kata) yang tidak dapat dipecah lagi menjadi bagian bermakna yang lebih

(18)

kecil. Bagian terkecil dari arti bahasa tersebut disebut morfem. Ketika anak dapat mengucapkan kalimat satu kata seperti “duduk”, bisa berarti “saya ingin duduk”.

c. Sintaksis

Sintaksis meliputi bagaimana kata-kata dikombinasikan sehingga membentuk frasa-frasa dan kalimat-kalimat yang dapat dimengerti. Misalnya “kakak makan?”, setelah itu anak mengetahui tentang penggunaan kata tanya yang semestinya.

d. Semantik

Semantik mengacu pada makna kata dan kalimat. Setiap kata memiliki sekumpulan makna semantik atau atribut-atribut penting terkait makna kata.

Semantik berkaitan dengan kemampuan anak membedakan berbagai arti kata.

2. Faktor perkembangan Bahasa pada anak

Anak dalam memperoleh bahasa pertama bervariasi, ada yang lambat, sedang, bahkan ada yang cepat. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti berikut ini:

a. Faktor Alamiah.

Faktor Alamiah yang dimaksudkan di sini adalah setiapanak lahir dengan seperangkat prosedur dan aturan bahasa yang dinamakan oleh Chomsky LanguageAcquisition Divice (LAD). Potensi dasar itu akanberkembang secara maksimal setelah mendapat stimulus dariingkungan. Proses perolehan melalui piranti ini sifatnya alamiah. Karena sifatnya alamiah, maka kendatipun anak tidak dirangsang untuk mendapatkan bahasa, anak tersebut akan mampu menerima apa yang terjadi di sekitarnya. Slobin rnengatakan bahwa yang dibawa lahir ini bukanlah pengetahuan seperangkat kategori linguistik yang semesta, seperti dikatakan oleh Chomsky. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang dibawa sejak lahir itulah yang memungkinkan seorang anak untuk mengolah data linguistik.

b. Faktor Perkembangan Kognitif.

Perkembangan bahasa seseorang seiring dengan perkembangan kognitifnya.

Keduanya memiliki hubungan yang komplementer. Pemerolehan bahasa dalam prosesnya dibantu oleh perkembangan kognitif, sebaliknya kemampuan kognitif akan berkembang dengan bantuan bahasa. Keduanya berkembang dalam lingkup interaksi sosial.

Piaget dalam Brainerd seperti dikutip Ginn mengartikan kognitif sebagai sesuatu yang berkaitan dengan pengenalan berdasarkan intelektual dan merupakan

(19)

sarana pengungkapan pikiran, ide, dan gagasan. Termasuk, kegiatan kognitif;

aktivitas mental, mengingat, memberi simbol, mengkategorikan atau mengelompokkan, memecahkan masalah, menciptakan, dan berimajinasi.

Hubungannnya dengan mempelajari bahasa, kognitif memiliki keterkaitan dengan pemerolehan bahasa seseorang. Menurut Lenneberg, dalam usia dua tahun (kematangan kognitif) hingga usia pubertas, otak manusia itu masih sangat lentur yang memungkinkan seorang anak untuk memperoleh bahasa, pertama dengan mudah dan cepat. Lanjut Lenneberg, perolehan bahasa secara alamiah sesudah pubertas, akan terhambat oleh selesainya fungsi-fungsi otak tertentu, khususnya fungsi verbal di bagian otak sebelah kiri. Piaget memandang anak dan akalnya sebagai agen yang aktif dan konstruktif yang secara perlahan-lahan maju dalam kegiatan usaha sendiri yang terus menerus.

Anak- anak sewaktu menjadi dewasa memperoleh tingkat pemikiran yang secara kualitatif berbeda, yaitu meningkat lebih kuat. Piaget berpendapat bahwa kemampuan merepresentasikan pengetahuan itu adalah proses konstruktif yang mensyaratkan serangkaian langkah perbuatan yang lama terhadap lingkungan.

Menurut Slobin, perkembangan umum kognitif dan mental anak adalah faktor penentu pemerolehan bahasa. Seorang anak belajar atau memperoleh bahasa pertama dengan mengenal dan mengetahui cukup banyak struktur dan fungsi bahasa, dan secara aktif ia berusaha untuk mengembangkan batas-batas pengetahuannya mengenai dunia sekelilingnya, serta mengembangkan keterampilan- keterampilan berbahasanya menurut strategi-strategi persepsi yang dimiliki. Lanjut Slobin, perolehan linguistik anak sudah diselesaikannya pada usia kira-kira 3-4 tahun, dan perkembangan bahasa selanjutnya dapat mencerminkan pertumbuhan kognitif umum anak itu.

c. Faktor Latar Belakang Sosial

Faktor ini mencakup strukturkeluarga, afiliasi kelompok sosial, dan lingkungan budayamemungkinkan terjadi perbedaan serius dalam pemerolehan bahasa anak. Semakin tinggi tingkat interaksi sosial sebuah keluarga, semakin besar peluang anggota keluarga (anak) memperoleh bahasa. Sebaliknya semakin rendah tingkaf interaksi sosial sebuah keluarga, semakin kecil pula peluang anggota keluarga (anak) memperoleh bahasa. Hal lain yang turut berpengaruh adalah status sosial. Anak yang berasal dari golongan status sosial ekonomi

(20)

rendah menunjukkan perkembangan yang lamban dalam pemerolehan bahasa.

Perbedaan dalam pemerolehan bahasa menunjukkan bahwa kelompok menengah lebih dapat mengeksplorasi dan menggunakan bahasa yang eksplisit dibandingkan dengan anak-anak golongan bawah, terutama pada dialek mereka. Kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang dapat dipahami penting intinya untuk menjadi anggota kelompok. Anak yang mampu berkomunikasi dengan baik akan diterima lebih baik oleh kelompok sosial dan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memerankan kepemimpinannya ketimbang anak yang kurang mampu berkomunikasi.

d. Faktor Keturunan

 Jenis kelamin. Jenis kelamin turutmempengaruhi perolehan bahasaanak.

Biasanya anak perempuan lebih superior daripada anak laki- laki.

Meskipun dalam berbagai studi ilmiah perbedaan mendasar mengenai hal itu belumsepenuhnya dapat dijelaskan olehpara ahli.

 Intelegensi. Perolehan bahasaanak turut juga dipengaruhi olehintelegensi yang dimiliki anak. Iniberkaitan dengan kapasitas yangdimiliki anak dalam mencernasesuatu melalui pikirannya.Setiap anak memiliki strukturotak yang mencakup IQ yangberbeda antara satu dengan yanglain.

Semakin tinggi IQ seseorang,semakin cepat memperolehbahasa, sebaliknya semakinrendah IQ-nya, semakin lambatmemperoleh bahasa.

 Kepribadian dan Gaya/Cara Pemerolehan. Kreativitas seseorang dalam meresponi sesuatu sangat menentukanperolehan bahasa, daya bertuturdan bertingkah laku yangmenjadikepribadian seseorangturut mempengaruhi sedikitbanyaknya variasi-variasi tuturbahasa.

3. Literasi pada anak kecil

Mengembangkan kemampuan literasi pada anak sejak dini dapat menjadi modal yang baik bagi anak dalam menghadapi masa mendatang. Kemampuan literasi yang dimiliki akan membantu anak dalam beraktivitas seperti membaca, menulis, menghitung, mengembangkan kemandirian, meningkatkan prestasi akademik, mempersiapkan diri memasuki sekolah hingga mengembangkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi dengan orang lain maupun lingkungan sekitar. Dan salah

(21)

satu yang utama, kemampuan literasi akan membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis dan logis dalam menghadapi berbagai situasi.

Semakin tinggi kemampuan literasi yang dimiliki anak akan membantunya dalam menerima dan mengolah informasi sehingga anak dapat menyimpulkan dan memecahkan masalah dalam menyikap infomasi yang diterima.

Setelah mengetahui manfaat dan pentingnya literasi untuk anak usia dini maka selanjutnya yang jadi pembahasan adalah bagaimana cara meningkatkan kemampuan literasi anak.

a. Memberikan Kesadaran pada Anak Pentingnya Untuk Membaca

Pada anak hendaknya diberikan pengertian pentingnya membaca buku.

Karena dengan membaca buku akan mendapatkan ide dan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Untuk itu, tugas orangtua untuk mulai menimbulkan kecintaan anak pada buku. Misalkan dengan membangun perpustakaan di rumah, secara rutin membacakan buku cerita pada anak, memberi hadiah pada anak berupa buku bacaan, dan lain sebagainya.

b. Membiasakan Budaya Baca di Rumah

Orang tua mesti membiasakan budaya baca di rumah. Dengan cara ini, ia memberikan keteladanan pada anak bagaimana pentingnya membaca pada anak sambil mempraktikkannya secara langsung. Misalkan pada jam tertentu, orang tua membaca buku. Dengan sendirinya anak akan melihat dan merasakan kegiatan membaca buku menjadi budaya di rumah yang menyenangkan.

Orang tua bisa mengajak anak untuk membaca buku atau mengajaknya pergi ke perpustakaan. Kalau ia tak mau maka ia bisa membacakan buku pada anak. Pada dasarnya kenalkan anak pada buku untuk meningkatkan budaya literasi yang tinggi dan meningkatkan minat baca anak.

c. Hadiah Buku

Kamu juga bisa memberikan hadiah pada anak secara rutin. Bukan hanya mainan anak tapi secara berkala bisa memberikan hadiah berupa buku. Hal ini untuk membiasakan anak bergelut dengan buku seperti mengajak anak untuk gemar baca dan menulis. Contohnya anak kamu akan ulang tahun maka kamu bisa berikan hadiah buku.

d. Membiasakan Menulis Tiap Hari

(22)

Pilihan lainnya program meningkatkan kemampuan literasi anak adalah dengan mengajak anak untuk menulis apa yang dirasakannya pada hari itu.

Misalkan dalam bentuk buku diari, menulis pengalamannya dalam bermain pada hari itu, dan lain-lain.

D. Pendidikan Di Masa Kanak-Kanak Awal

1. Variasi dalam pendidikan di masa kanak-kanak awal

Pendidikan Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan kependidikan. Pada tahap inilah materi yang menjadi tujuan pendidikan disampaikan atau diberikan kepada anak didik. Oleh karenanya, pelaksanaan pembelajaran perlu dirancang dan di format dengan sebaik – baiknya, Pengertian variasi gaya guru mengajar adalah merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian anak selama pelajaran berlansung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan pada anak sehingga perhatian mereka terpusat pada pembelajaran.

2. Pendidikan Bagi Anak-Anak Yang Kurang Beruntung

Jumlah anak kurang beruntung diIndonesia cukup besar. Mereka sebagian besar tinggaldipedesaan. Didugakurang beruntungnya mereka itu disebabkan kurangnya memperoleh informasi dan pengetahuan, kurangnya memperoleh pengalaman emosional, kurangnya fasilitas dan kemampuan ekonom ibagimereka yang tinggal di pedesaan. Mereka yang kurang beruntung adalah anak·ana kusia sekolah dasar (7-12tahun) yang tidak memperoleh kesempatan menikmati pendidikan formal karena alasan ekonomi orangtua nya ataupun lingkungan nya. Dampak kemiskinan ini menyebabkan potensi anak dalam belajar,bergauJ dan kreatifnya tidak berkembang

Berkut sebab-sebab kekurangan itu dapat terjadi pada anak

a. Belajar. Kurang nya informasi yang bisa di dapat oleh anak-anak yang tinggal di desa(kurang nya membacan bagi anak-anak,terutama koran,majalah dan buku- buku bacaan yang bersifat menyentuh kan sebuah Pendidikan bagi anak.

b. Bermain. Kurang nya kesempatan bagi anak-anak yang tinggal di desa untuk mendapatkan pengalaman emosional yang bisa mendorong perkembangan pribadi mereka (kurang nya upaya yang bisa dilihat dan dialami).

(23)

c. Berpenghasilan. Kurang nya fasilitas atau rendah nya kemampuan ekonomi orangtua dari anak-anak yang tinggal di desa. Sekali pun secara teoritis pendidikan dasar cukup murah di Indonesia banyak anak-anak di desa yang tidak berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya dan semacamnya.

3. kontroversi Pendidikan di masa anak-anak awal

kontreversi terbaru pendidikan dimasa kanak-kanak awal AS (Barbarin dan Miller, 2009 ; Ritchie, Maxwell, dan Bredekamp, 2009; Marion, 2010). Di satu sisi adalah oran orang yang mendukung pendidikan yang berpusat pada anak, yakni pendekatan konstruktif, yang ditekankan oleh NAEYC, yang mengikuti praktik- praktik yang sejalan dengan perkembangan. Disisi yang lain adaah orang-orang yang menganjurkan pendekatan akedemik, instruksi langsung.

Dalam kenyataannya, banyak program pendidikan masa kanak-kanak awal yang berkualitas tinggi melibatkan pendekatan akedemik maupun konstruktivis.

Meskipun demikian, banyak ahli pendidikan seperti Lilian Katz (1999), mengkhawatirkan pendekatan akedemik yang terlalu banyak anak-anak kecil untuk berprestasi dan tidak memberikan kesempatan apapun untuk menyusun pengetahuan.

Program-program masa kanak-kanak awal yang kompetan juga sebaiknya berfokus pada perkembangan kognitif dan perkembangan sosial emosional, tidak hanya berfokus pada pengembangan kognitif (NAEYC, 2009; Ritchie, Maxwell, dan Bredekamp, 2009).

pendidikan prasekolah yang universal kontroversi pendidikan dimasa kanak-kanak lainnya berfokus apakah pendidikan prasekolah arus di institusikan bagi semua anak usia empat tahun di AS. Edward Zigler dan koleganya (2006) baru-baru ini berpendapat bahwa Amerika Serikat seharusnya memiliki pendidikan prasekolah yang universal. Mereka menekankan kualitas prasekolah menyiapkan anak-anak untuk sekolah serta kesuksesan akedemisnya. Zigler dan koleganya (2006) merujuk penelitian yang menunjukkan program prasekolah berkualitas menurunkan kecenderungan anak-anak tersebut akan tinggal kelas atau putus sekolah disekolah dasar atau menengah. Mereka juga menunjukkan analisi yang mengindasikan bahwa prasekolah yang universal akan menghemat biaya higga miliaran dollar AS untuk kebutuhan remedial dan keadilan (caroly dan Bigelow, 2005).

Kritik terhadap pendidikan prasekolah yang universal berpendapat bahwa manfaa pendidikan prasekolah dan taman kanak-kanan terlalu dilebih-lebihkan. Para

(24)

kritikus itu terutama menekanan bahwa penelitian belum membuktikan anak-anak yang kurang beruntung tersebut meningkat sebagai hasil dari pengikut sebagai hasil dari mengikuti program prasekolah. Jadi, mereka mengatakan bahwa lebih penting untuk meningkatkan pendidikan prasekolah bagi anak anak yang kurang beruntung daripada mendanai pendidikan prasekolah untuk semua anak usia empat tahun.

Beberapa kritikus, terutama pendukung homeschooling, menekankan bahwa anak- anak harus di didik oleh orang tua, bukan sekolah. Sehinga, kontroversi terus mewarnai implementasi pendidikan prasekolah yang universal ini.

(25)

REFERENSI

Al-Faruq, M. S. S., & sukatin. (2020). Psikologi Perkembangan. Deepublish Publisher.

Hasnah, K. (2015). Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-kanak Awal. Kompasiana.

https://www.kompasiana.com/khalishatulhasanah/55485de2547b618f0b252449/perkem bangan-fisik-pada-masa-kanakkanak-awal

Jhonatan, E. (2020). 5 Penyakit Kronis pada Anak, Beserta Gejala & Penyebabnya.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://linksehat.com/artikel/5-penyakit- kronis-pada-anak-beserta-gejala-penyebabnya

Marinda, L. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya pada Anak Usia Sekolah Dasar. An-Nisa’: Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman.

Ratriani, V. (2020). Catat, durasi tidur anak yang ideal, mulai bayi hingga usia 12 tahun.

Google News. https://kesehatan.kontan.co.id/news/catat-durasi-tidur-anak-yang-ideal- mulai-bayi-hingga-usia-12-tahun

Rohman, U. (2010). Perkembangan Fisik dan Kognitif Pada Masa Kanak-kanak. Jurnal Buana Pendidikan.

Santrock, J. . (2011). Life-span Development.

Agustyaningrum, N, Pradanti, P, Yuliana. (2022). Teori Perkembangan Piaget dan Vygotsky:

Bagaimana Implikasinya dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar?. Jurnal Absis:

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. 5(1):577

Sutisna, I, Laiya, S.W, (2020). Metode Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. UNG Press:

Gorontalo. Hal 15

Pratiwi, C. S. (2020, april 9). Kompasiana.com. Dipetik 3 19, 2023, dari Kompasiana website:

https://www.kompasiana.com/chindysuryapratiwi4151/5e8f322e097f3658bd0056c2/pemrose san-informasi-anak

Word, K., Development, L., Istilah, C. P., Tetap, D., & Fakultas, D. (n.d.). Perkembangan bahasa pada anak. 25–33.

Zasrianita, F. (2020). Pemerolehan Bahasa Indonesia Anak Usia 2,5 Tahun Dalam Kajian Fonologi, Morfologi, dan Sintaksis. Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender Dan Anak, 2(1), 40. https://doi.org/10.29300/hawapsga.v2i1.2964

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Anak-anak dengan bangun tubuh besar ini, biyasanya akan memasuki tahap remaja lebih cepat dari pada teman sebayanya yang mempunyai bangun tubuh lebih kecil.. Besar Kecilnya

 Hubungan keruangan : anak sudah dapat memahami peta, memahami jalan dari sekolah ke rumah dan sebaliknya, memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menuju ke suatu lokasi,

Masa akhir kanak-kanak menurut psikologi islam adalah tahap tamyiz, fase ini anak mulai mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah, pada usia Nabi

Karena itu, sebagai orangtua perlu mengetahui bagaimana merawat gigi anak sejak bayi dengan cara yang benar, agar kesehatan gigi dan mulut anak teratasi.... Bersihkan gusi

Pada masa akhir usia sekolah 10-12 tahun atau pra remaja,anak- anak terlihat semakin mahir menggunakan logikanya contohnya dari kemahiran dalam masalah hitung

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep

masa remaja dan tidak punya tujuan yang jelas semasa kuliah dan sekolah dapat membuat orang dewasa berisiko tidak menemukan potensi diri dan tidak menemukan tujuan hidup yang

Anak anak juga mulai memiliki perkembangan imajinasi serta memori, pada tahap ini anak anak tidak dapat memahami logika orang yang sudah dewasa, hal ini dikarenakan anak pada tahap