• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Bisnis Terhadap Perkembangan Usaha Toko Kelontong di Medan (Studi Kasus di Sekitaran Jl A.R.Hakim Gg. Pendidikan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Bisnis Terhadap Perkembangan Usaha Toko Kelontong di Medan (Studi Kasus di Sekitaran Jl A.R.Hakim Gg. Pendidikan)"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BISNIS TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA

TOKO KELONTONG DI MEDAN

(Studi Kasus Di Sekitaran Jl. A.R. Hakim Gg. Pendidikan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

(S1)

Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

Muhammad Taufan

100907061

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN AKADEMIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Muhammad Taufan NIM : 100907061

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Judul : Strategi Bisnis Terhadap Perkembangan Usaha Toko Kelontong di Medan (Studi Kasus di Sekitaran Jl A.R.Hakim Gg. Pendidikan)

Medan, Agustus 2014 Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Arifin Nasution, S.Sos, MSP Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA NIP: 197910052005011002 NIP: 195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

ABSTRAK

STRATEGI BISNIS TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA TOKO

KELONTONG

(Studi Pada Toko Kelontong Di Sekitar Jl.A.R Hakim Gg. Pendidikan,

Medan)

Nama : Muhammad Taufan

NIM : 100907061

Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis

Pembimbing : M. Arifin Nst. S.Sos. M.Sp.

Usaha bisnis ritel saat ini banyak digemari oleh para pelaku usaha. Di jalan A.R Hakim Gg. Pendidikan, toko kelontong sangat berkembang dan dibutuhkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para pemilik toko kelontong yang ada di jalan A.R Hakim Gg. Pendidikan dituntut untuk tetap menemukan dan menentukan strategi yang tepat untuk mengantisipasi dan mempertahankan usaha mereka serta dapat unggul dalam menghadapi persaingan di sekitarnya. Oleh karena itu , setiap pemilik toko kelontong harus memperhatikan strategi yang benar untuk dapat mempertahankan maupun mengembangkan usahanya. Hal ini juga dilakukan untuk mengetahui strategi masing-masing pemilik usaha toko kelontong di Jl.A.R Hakim Gg. Pendidikan, Medan.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah mengetahui bagaimana strategi bisnis yang diterapkan pemilik toko kelontong disekitar Jl.A.R Hakim Gg.Pendidikan dalam mengembangkan usahanya?

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif komparatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis Strategi 7R (right). Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang. Penggunaan informan menggunakan sampling purposesive.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan strategi yang digunakan oleh masing-masing pemilik usaha untuk mengembangkan toko kelontongnya.

(4)

ABSTRACT

BUSINESS STRATEGY OF BUSINESS DEVELOPMENT GROCERY

STORE

(Studies in Grocery Stores Around The AR Hakim Street Pendidikan Alley,

Medan)

Name : Muhammad Taufan

NIM : 100907061

Prodi : Business Administration

Supervisor : M. Arifin Nst. S.Sos, M.Sp.

Retail business is currently favored by many businesses. On the street A.R Hakim Pendidikan alley, the grocery store is highly developed and needed by local communities to meet their daily needs. The owner of a grocery store on the street AR Hakim, Pendidikan alley required to keep finding and determine appropriate strategies to anticipate and defend their business and can excel in the face of competition around it. Therefore, every grocery store owner must consider the correct strategy to maintain and expand its business. It is also done to determine the strategy of their respective owners in the grocery store business on the street AR Hakim Pendidikan alley, Medan.

Formulation of the problem in this study was to determine how the business strategies implemented around the grocery store owner on the street.A.R Hakim ,Pendidikan alley in developing a business?

The method used was a qualitative comparative method. Data were obtained from observation, interview. Analysis using 7R Strategy analysis (right). Informants in this study amounted to 13 people. The use of informants using sampling purposesive.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukurkehadirat Allah Swt penulis panjatkan karena telah memberikan rahmat serta segala keridhoannya sehingga penulis mampu

menyeselesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi tersebut adalah “Strategi bisnis terhadap perkembangan usaha toko kelontong (Studi kasus di Sekitaran Jl. A.R Hakim Gg. Pendidikan, Medan)”

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan dan memperoleh gelar sarjana (S1) pada program Studi Ilmu Administrasi Bisnis fakltas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama pengerjaan skripsi ini, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai pihak yang secara sukarela memberikan bantuan serta bimbingannya shingga skripsi ini terselesaikan. Terkhusus penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ayahanda Rahmat dan Ibunda Restu wati Nst yang tersayang dan tercinta, yang telah memberikan dukungan moril, materil, nasehatdan do’a yang merupakan semangat yang tiada habisnya bagi penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si., Selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Sumatera Utara.

(6)

3. Bapak Arifin Nasution, S.Sos. M.Sp., Selaku Sekertaris Program Studi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga Sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak sumbangan pikiran dalam proses membimbing dan memberikan arahan selama proses penulisan skripsi ini.

4. Ibu Siswati Saragih, S.Sos. M.Sp., Selaku Admisnistrator Program Studi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ide masukan serta saran dalam penulisan skripsi ini

6. Bapak Swadi, Ibu Dinar,dan Bapak Syahrizal Sebagai Pemilik Toko Kelontong di Jl. A.R Hakim Gg. Pendidikan yang telah memberikan izin untuk melakukan riset pada toko kelontongnya masing-masing.

7. Kakak dan adik : Fahmi,Weni, Robi,Herman,Khusnul, Siti,Maya, Irma dan lain-lain yang telah memberikan semangat dan dorongan sehingga penulis dapat menyeselesaikan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga besar dari ayahanda yang telah memberikan dorongan, perhatian dan do’anya kepada penulis untuk kelancaran dan keberhasilan

penulis

(7)

Jesaya,Frandy, Monica Beatrice Indira Gandhi Anggreini Hutabarat, Sonia Anatasia, Giovani, Novida Sari dan lain-lain

Penulis meminta maaf menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna,masih banyak kekurangan dari isi maupun penyajian. Hal ini tidak terlepas dari

keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan bagi peneliti selanjutnya yang akan menulis topik yang sama.

Medan, 2014-08-17

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRACT………...i

ABSTRAK ………...ii

KATA PENGANTAR………...iii

DAFTAR ISI………....vi

DAFTAR TABEL………...………..viii

DAFTAR GAMBAR………...…………....ix

BAB I PENDAHULUAN………...1

1.1 LatarBelakang………1

1.2 RumusanMasalah………...3

1.3 Tujuan Penelitian ………...4

1.4 Manfaat Penelitian………..4

BAB IIKERANGKA TEORI………..5

2.1 Bisnis………5

2.1.1Bentuk Bentuk Organisasi Bisnis………...6

2.1.2Klasifikasi Bisnis………8

2.1.3Strategi Bisnis………...11

2.1.3.1 Strategi Pemasaran………..12

2.1.3.2 Strategi Kepuasan Pelanggan ……….13

2.1.3.3 Strategi Produk ………...16

2.1.3.4 Strategi Penetapan Harga ………...18

2.1.3.5 Strategi Distribusi ………..19

(9)

2.2.1. Jenis – Jenis Retailing………..22

2.2.2. Strategi 7R Dalam Retailing………26

2.2.3 PersainganBisnisRitel………...28

2.3 PenelitianTerdahulu……….32

BAB IIIMETODE PENELITIAN………37

3.1Pendekatan Dan Jenis Penelitian………37

3.2 Lokasi Penelitian………..38

3.3Informan Penelitian………38

3.4Data Dan Sumber Data………..39

3.4.1Data………...39

3.4.2 Sumber Data …...39

3.5 Analisis Data………...41

BAB IV HASIL PENELITIAN………..43

4.1 DeskripsiLokasiPenelitian………...43

4.1.1 GambaranUmumLokasiPenelitian……….43

4.2 Penyajian Data………...………...48

4.3 Analisis Data………..………...52

4.4 Pembahasan………..…………...58

BAB V PENUTUP………..……….60

5.1 Kesimpulan………..………...61

5.2 Saran………..………..62

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

1.1 TabelTransaksiPenjualan Per Hari………....3

4.1 Rincian Modal AwalTokoAdi………44

4.2 Rincian Modal AwalTokoHendro………..46

4.3 Rincian Modal AwalTokoJasaFamili………..47

4.4 AspekStrategiPemasaranPadaPenyajianTokoKelontong…………...48

4.5 AspekKepuasanPelangganPadaPenyajian Data TokoKelontong……….49

4.6 AspekProdukPadaPenyajian Data TokoKelontong……….…….50

4.7 AspekPenetapanHargaPadaPenyajian Data TokoKelontong………50

4.8 AspekDistribusiPadaPenyajian Data TokoKelontong………...51

(11)

DAFTAR GAMBAR

4.1 Lokasi Depan Toko Adi………...43

4.2 Lokasi Depan Toko Hendro……….45

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Denah Lokasi Toko Kelontong

Lampiran 2. Tabel Sampel Daftar Harga Toko Kelontong

Lampiran 3. Identitas Informan

Lampiran 4. Daftar pertanyaan Wawancara Informan Kunci

Lampiran 5. Daftar Pertanyaan Wawancara Informan Utama

Lampiran 6. Transkip Wawancara

(13)

ABSTRAK

STRATEGI BISNIS TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA TOKO

KELONTONG

(Studi Pada Toko Kelontong Di Sekitar Jl.A.R Hakim Gg. Pendidikan,

Medan)

Nama : Muhammad Taufan

NIM : 100907061

Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis

Pembimbing : M. Arifin Nst. S.Sos. M.Sp.

Usaha bisnis ritel saat ini banyak digemari oleh para pelaku usaha. Di jalan A.R Hakim Gg. Pendidikan, toko kelontong sangat berkembang dan dibutuhkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para pemilik toko kelontong yang ada di jalan A.R Hakim Gg. Pendidikan dituntut untuk tetap menemukan dan menentukan strategi yang tepat untuk mengantisipasi dan mempertahankan usaha mereka serta dapat unggul dalam menghadapi persaingan di sekitarnya. Oleh karena itu , setiap pemilik toko kelontong harus memperhatikan strategi yang benar untuk dapat mempertahankan maupun mengembangkan usahanya. Hal ini juga dilakukan untuk mengetahui strategi masing-masing pemilik usaha toko kelontong di Jl.A.R Hakim Gg. Pendidikan, Medan.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah mengetahui bagaimana strategi bisnis yang diterapkan pemilik toko kelontong disekitar Jl.A.R Hakim Gg.Pendidikan dalam mengembangkan usahanya?

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif komparatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis Strategi 7R (right). Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang. Penggunaan informan menggunakan sampling purposesive.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan strategi yang digunakan oleh masing-masing pemilik usaha untuk mengembangkan toko kelontongnya.

(14)

ABSTRACT

BUSINESS STRATEGY OF BUSINESS DEVELOPMENT GROCERY

STORE

(Studies in Grocery Stores Around The AR Hakim Street Pendidikan Alley,

Medan)

Name : Muhammad Taufan

NIM : 100907061

Prodi : Business Administration

Supervisor : M. Arifin Nst. S.Sos, M.Sp.

Retail business is currently favored by many businesses. On the street A.R Hakim Pendidikan alley, the grocery store is highly developed and needed by local communities to meet their daily needs. The owner of a grocery store on the street AR Hakim, Pendidikan alley required to keep finding and determine appropriate strategies to anticipate and defend their business and can excel in the face of competition around it. Therefore, every grocery store owner must consider the correct strategy to maintain and expand its business. It is also done to determine the strategy of their respective owners in the grocery store business on the street AR Hakim Pendidikan alley, Medan.

Formulation of the problem in this study was to determine how the business strategies implemented around the grocery store owner on the street.A.R Hakim ,Pendidikan alley in developing a business?

The method used was a qualitative comparative method. Data were obtained from observation, interview. Analysis using 7R Strategy analysis (right). Informants in this study amounted to 13 people. The use of informants using sampling purposesive.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan usaha yang terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia saat ini, menuntut upaya strategi bisnis dalam kemampuan mendistribusikan barang di berbagai sektor usaha. Persaingan bisnis ritel menjadi sangat tajam diberbagai wilayah pasar domestik atau nasional. Untuk memenangkan persaingan suatu usaha seorang entreprenuer harus mampu memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Misalnya, dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harga lebih murah, ataupun penyediaan produk yang lebih lengkap dan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaingnya.

Didalam sistem bisnis kehilangan seorang pelanggan yang loyal adalah hal buruk. Dampaknya akan membuat kredibilitas dan reputasi usaha tersebut menurun. Loyalitas adalah komitmen yang dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi pada produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan perubahan perilaku (Kotler dan Keller,2007:175).

(16)

bahan pokok (sembako), makanan dan barang rumah tangga. Warung ini ditemukan berdampingan dengan pemilik rumah yang tidak jauh dengan masyarakat seperti perkampungan, perumahan dan yang sering ditemui didalam gang. Untuk usaha yang baru berdiri, mereka cukup gencar mempromosikan usaha mereka dengan menonjolkan ketersedian barang dan kenyamanan pada saat berbelanja. Usaha toko kelontong yang sudah cukup lama berdiri cenderung kurang gencar melakukan promosi karena usaha yang sudah digeluti cukup lama telah memiliki pelanggan yang loyal. Pelanggan yang loyal secara tidak langsung akan melakukan promosi dari mulut ke mulut karena timbulnya kepuasan terhadap pelayanan dan kenyamanan yang didapatkan. Promosi yang dilakukan melalui mulut ke mulut (word of mouth) lebih efektif karena pelanggan tersebut telah memiliki unsur trust (percaya) dan cenderung melakukan pembelian secara continue (berkelanjutan).

(17)

Tabel 1.1

Tabel transaksi penjualan perhari

No Nama toko Hari

Sumber: Informasi diperoleh dari para pemilik toko pada tanggal 15-18 April 2014.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa toko kelontong Adi mempunyai kontribusi yang paling besar dalam transaksi penjualan, sedangkan toko kelontong lain jauh dibawah. Sehingga dapat kita perkirakan adanya perbedaan strategi dalam masing-masing pemilik toko tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi bisnis terhadap perkembangan

usaha toko kelontong (Studi kasus di Sekitaran Jl. A.R Hakim Gg.

Pendidikan, Medan)”

1.2Rumusan Masalah

(18)

bisnisyang diterapkan pemilik toko kelontong disekitar Jl.A.R

Hakim Gg.Pendidikan dalam mengembangkan usahanya?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bisnis yang diterapkan pemilik toko kelontong disekitar Jl.A.R Hakim Gg.Pendidikan dalam mengembangkan usahanya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti,penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti terhadap rangkaian strategi bisnis ritel yang baik.

2.Bagi pemilik usaha, dapat memberikan kontribusi berupa masukan yang berguna bagi perkembangan toko-toko kelontong mereka.

(19)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Bisnis

Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan sebuah aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam bentuk kehidupan sehari-hari. Bisnis itu sendiri dapat dipandang sebagai suatu sistem menyeluruh yang menggabungkan sub sistem yang lebih kecil yang disebut industri. Artinya, setiap industri dibentuk dari banyak perusahaan yang terdiri dari berbagai ukuran perusahaan dengan berbagai produk yang dihasilkannya, termasuk kegiatan pemasaran, pengembangan SDM, pengaturan keuangan dan sistem manajemen.

Huat, T Chwee, et. Al (1990) mendefenisikan bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat kita (business is then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society). Dengan mengambil defenisi sitem tersebut, kita dapat mengharapkan suatu hubungan yang saling mengisi antara bisnis dan pilihan kebutuhan dalam masyarakat kita.

Pendapat lain dikemukakan oleh Griffin dan Ebbert (1996), bahwa bisnis itu merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

(20)

mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggrisbusiness, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

2.1.1Bentuk-Bentuk Organisasi Bisnis

Menurut Amirullah dan Imam Hardjanto ( 2005:51), terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu:

a. Perusahaan Perseorangan

(21)

ditanggung oleh perusahaan apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh harta kekayaan pribadi berada dalam status jaminan bagi usaha yang akan dijalankan.

b.Perusahaan Persekutuan (Firma)

Persekutuan (Firma dan Komanditer) merupakan bentuk organisasi bisnis dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka. Firma adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama bersama dimana peserta-pesertanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan komanditer (CV) adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai pihak lain yang mempercayakan uangnya (Lupiyoadi R. dan Wacik J, 1998).

c. Perseroan Terbatas (PT)

(22)

d.Koperasi

Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan politik yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu berpegang pada pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 1 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasarkan atas asas kekuasaan”. Dalam penjelasan

UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut.

2.1.2 Klasifikasi Bisnis

Klasifikasi Bisnis menurut (KLUI) 1997, yaitu: 1. Usaha Pertanian

Adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan yang menghasilkan produksi pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan, dan perikanan) dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau ditukar atau menunjang kehidupan.

2. Usaha Pertambangan dan Penggalian

(23)

3. Usaha Industri Pengolahan

Adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar atau bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (work in process) dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga lebih dekat kepada pemakai akhir, untuk tujuan komersil.

4. Usaha Listrik, Gas dan Air

a. Usaha Listrik adalah usaha yang melakukan kegiatan pembangkitan tenaga listrik serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik kepada rumah tangga, instansi, dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil. Contoh PLN.

b. Usaha Gas adalah usaha yang melakukan kegiatan menyediakan gas serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kota kepada rumah tangga, instansi, industri, dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil. Contoh Perusahaan Gas Negara.

c.Usaha Air Bersih adalah usaha yang melakukan kegiatan penjernihan, penyediaan dan penyaluran air melalui terminal air, mobil tangki ke rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya dengan tujuan komersil. Contoh PAM.

5. Usaha Konstruksi

(24)

dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya, dengan tujuan komersil.

6. Usaha Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan JasaAkomodasi

Lapangan usaha ini meliputi:

a.Perdagangan Besar (grosir/wholeseller) adalah perdagangan barang baru maupun bekas yang pada umumnya dalam partai besar kepada para pemakai selain konsumen rumah tangga, seperti pedagang eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan, dan jasa akomodasi.

b.Perdagangan eceran (retailer) adalah perdagangan yang melakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang-barang baru maupun bekas kepada konsumen rumah tangga.

c.Restaurant, Rumah Makan, Bar, dan Jasa Boga d.Usaha Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi

Usaha Angkutan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk mengangkut penumpang dan barang/ternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor baik melalui darat, air maupun udara dengan mendapatkan balas jasa.

(25)

Komunikasi adalah transformasi informasi dari seorang ke orang lain dengan menggunakan bahasa, suara, gambar, kode, atau tanda komersil lainnya.

7. Usaha Lembaga Keuangan

Usaha Lembaga Keuangan mencakup: 1. Usaha Perbankan

2. Usaha Lembaga Pembiayaan

3. Usaha Lembaga-Lembaga di Pasar Modal 4. Usaha Asuransi

5. Usaha Lain-Lain

2.1.3 Strategi Bisnis

Strategi bisnis(business strategy)merupakanstrategi yangdibuatpadalevel

unitbisnisdanstrateginyalebihditekankanuntukmeningkatkanposisibersai ng

produkataujasaperusahaandidalamsuatuindustriatausegmenpasartertentu (Solihin 2012:196).

Strategi

bisnisadalahstrategiyangmenekankanpadapeningkatandariposisikompeti tifterhadapprodukataujasaperusahaandalam industriyang spesifik atausegmenpasaryangdilayaniolehunitbisnistersebut(Wheelen dan Hunger,2011:13).

(26)

manajemen, seperti : Strategi Pemasaran, Strategi Produk, Strategi Distribusi, Strategi Organisasi, Strategi Penetapan Harga, Strategi Promosi, Strategi-Strategi yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain.

2.1.3.1 Strategi Pemasaran

Tull dan Kahle (1990), strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusaahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Corey (dalam Dolan, 1991), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan, kelima elemen tersebut adalah: 1. Pemilihan Pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani.

Keputusan didasarkan pada faktor-faktor(Jain, 1990):

a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi.

b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit.

c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error

di dalam menanggapi peluang dan tantangan.

(27)

Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan.

2. Perencanaan Produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi,dan bantuan teknis disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual. 3. Penetapan Harga, yaitu menentukan harga yang dapat

mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. 4. Sistem Distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran

yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.

5. Komunikasi Pemasaran(Promosi), yang meliputi periklanan,

personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation.

2.1.3.2 Strategi Kepuasaan Pelanggan

(28)

hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia (Schnaars, 1991).

Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Strategi pemasaran berupa Relationship Marketing (McKenna, 1991), yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara penjual dan pembeli berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus (Jackson, 1985 dalam Schnaars 1991), yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat bussines).

Betapa pentingnya hubungan ditunjukkan dengan pernyataan Levitt (dalam Schnaars, 1991) bahwa “Semakin banyak kegiatan

ekonomi dunia yang dilakukan melalui hubungan jangka panjang antara pembeli dan penjual”.

(29)

membebankan harga yang lebih tinggi pada produknya. Akan tetapi mereka biasanya memperoleh manfaat besar dari pelayanan yang lebih baik tersebut,yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya laba (gain) yang diperoleh. Contoh pelayanan superior yang dapat diberikan adalah distributor komputer memberikan pelayanan konsultasi gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang memberikan jasa pelayanan gratis dalam menentukan format iklan bagi pemasang iklan, lembaga pendidikan kursus tertulis memberikan kesempatan kepada setiap calon peserta untuk mencoba modul nya selama jangka waktu tertentu misalnya dua bulan, toko khusus pakaian yang memberikan keleluasan untuk menukar/mengembalikan jas, jaket, sweater atau pakaian lainnya selama tenggang waktu tertentu, dan lain-lain.

3. Strategi Uncounditional Guarantees(Hart, 1988). Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. 4. Strategi Penanganan Keluhan yang Efisien(Schnaarss, 1991).

(30)

5. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan, meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan atau pelatihan menyangkut komunikasi, salesmanship, dan public relation kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan pelanggan(yang penilaiannya bisa didasarkan pada survey pelanggan) ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan, dan memberikan empowermen

yang lebih besar kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

6. Menerapkan Quality Function Deployment(QFD), yaitu praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan.

2.1.3.3 Strategi Produk

Secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis atau kategori, yaitu:

1. Strategi Positioning Product

Merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau produk pesaing.

(31)

Strategi ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat kemungkinan berikut:

a. Ada pesaing yang masuk dan produknya diposisikan berdampingan dengan merek perusahaan, sehingga membawa dampak buruk terhadap pangsa pasar perusahaan.

b. Preferensi konsumen telah berubah.

c. Ditemukan kelompok preferensi pelanggan baru, yang diikuti dengan peluang yang menjanjikan.

d. Terjadi kesalahan dalam positioning sebelumnya. 3. Strategi Overlap Product

Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik perusahaan sendiri. 4. Strategi Lingkup Produk

Strategi ini berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk suatu perusahaan, misalnya jumlah lini produk dan banyaknya item dalam setiap lini yang ditawarkan.

5. Strategi Desain Produk

Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi perusahaan memiliki tiga pilihan strategi, yaitu produk standar, customized product(produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan tertentu, dan produk standar dengan modifikasi.

6. Strategi Eliminasi Produk

(32)

bisa merugikan perusahaan yang bersangkutan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

7. StrategiProduk Baru

Pengertian produk baru dapat meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. 8. Strategi Diversifikasi

Diversifikasi adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan,profitabilitas,dan fleksibilitas.

2.1.3.4

Strategi Penetapan Harga

Secara garis besar strategi penetapan harga dapat dikelompokan, yaitu:

1. Strategi Penetapan Harga Produk Baru

Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. 2. Strategi Penetapan Harga yang Sudah Mapan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada dipasar, diantaranya yaitu :

(33)

b. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadi perubahan selera konsumen.

3. Strategi Fleksibiltas Harga

Fleksibilitas dapat dilakukan dengan jalan menetapkan harga yang berbeda pada pasar yang berlainan atas dasar lokasi geografis, waktu, penyampaian/pengiriman, atau kompleksitas produk yang diharapkan.

4. Strategi PenetapanHarga Untuk Membentuk Pangsa Pasar Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru

2.1.3.5 Strategi Distribusi

Secara garis besar strategi distribusi yang dapat digunakan yaitu: 1. Strategi Struktur Saluran Distribusi

Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara yang digunakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen.

2. Strategi Cakupan Distribusi

Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara disuatu wilayah atau market exposure.

3. Strategi Saluran Distribusi Berganda

(34)

4. Strategi Modifikasi Saluran Distribusi

Strategi Modifikasi Saluran Distribusi (Channel Modification Strategy) adalah strategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang.

2.1.3.6 Strategi Promosi

Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan,pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan.Strategi promosi ini biasanya untuk menentukan proporsi personal selling, iklan dan promosi penjualan. Ada strategi pokok dalam strategi promosi, yaitu:

1. Strategi Bauran Promosi

Strategi ini berupaya memberikan distribusi yang optimal dari setiap metode promosi.

2. Strategi Penjualan

Yang dimaksud denganstrategi penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan tatap muka.

2.2 Retailing (mengecer)

Retailing merupakan sebuah kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis.

(35)

2. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir. 3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang

tersebut.

4. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).

Adapun yang dimaksud dengan retailer atau retail store adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga.Penekanan pada fungsi utama tertentu ini untuk menunjukkan bahwa retailer merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri.

Dalam memilih retailer store, pembeli mempertimbangkan banyak hal. Faktor utama yang diperhatikan adalah yang berkaitan dengan kebutuhan ekonominya. Dilain pihak, kebutuhan emosional (seperti gengsi) juga kadangkala mempengaruhi pilihannya. Faktor-faktor ekonomi yang relevan dalam memilih retailer store, yaitu:

1. Harga

Ada retailer store yang memasang harga mati (seperti supermarket dan

department store) dan ada pula yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar (seperti discount store).

2. Kemudahan

Kemudahan, seperti kemudahan parkir, bisa cepat pergi setelah membayar, dan mudah mencari barang yang diinginkan (meliputi proses menemukan, membandingkan, dan memilih).

(36)

Apakah harus swalayan, membantu secara pasif, atau membantu secara aktif.

5. Reputasi Kejujuran dan Pelajaran dalam Jual Beli 6. Nilai yang Ditawarkan

Yaitu perbedaan total customer value dan total costumer cost.Total

customer value sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk dan jasa, meliputi product value (misalnya keandalan, daya tahan/ keawetan, unjuk kerja), service value (penyerahan barang, pelataihan, instalasi, perawatan, reparasi), personel value (kompeten,

responsibility, empati, dapat dipercaya), dan image value (citra perusahaan).Sedangkan total customer cost terdiri dari harga yang dibayarkan, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya psikis.

7. Jasa-jasa khusus yang ditawarkan seperti pengiriman barang gratis, pembelian kredit dan bisa mengembalikan atau menukar barang yang sudah dibeli.

2.2.1 Jenis-Jenis Retailing

Mayer(1988) mengklafikasikan retailing berdasarkan lima kriteria yaitu tipe kepemilikan, produk atau jasa yang dijual, non-store retailing, strategi penetapan harga dan lokasi.

a. Tipe Kepemilikan

Berdasarkan tipe kepemilikan, retailing dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

(37)

(penggabungan) contohnya warung, kios, atau toko barang kelontong yang dimiliki orang perorang baik yang berlokasi dipasar regional, pasar impres, pasar tradisional, perumahan penduduk, jajaran rumah toko (ruko) maupun dilokasi-lokasi lainnya.

2. Waralaba (Franchising), yaitu suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, dimana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan pada individu atau perusahaan lain (franchise) yang berskala kecil atau menengah. Hak-hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan

3. Corporate Chain, yaitu sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih usaha/bisnis yang saling berkaitan atau berhubungan dalam satu manajemen yang dimiliki oleh suatu kelompok pemegang saham. Wujudnya bisa berupa jaringan toko serba ada (departement store), pasar swalayan (supermarket),

(38)

b. Produk atau Jasa yang Dijual

Berdasarkan kriteria ini, retailing dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sevice retailing dan product retailing.

1. Service Retailing ada 3 jenis, yaitu:

a. Rented-Boods service dalam jenis para pelanggan menyewa dan menggunakan produk-produk tertentu. Contohnya penyewaan mobil, carpet cleaner, kaset video, laser disc dan

apartment.

b. Owned-Boods Service

Pada Owned-BoodsService, produk-produk yang dimiliki oleh konsumenditingkatkan, atau dikembangkan bentuk kerjanya, atau dipelihara dan dirawat.

c. Non-BoodsService, karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada konsumen .

2. Produk Retailing

Ada beberapa jenis diantaranya:

a. Toko Serba Ada (Department Store)

Departemen Perdagangan Amerika Serikat mendefenisikan

(39)

b. Speciality Store ciri khas speciality store adalah konsentrasinya pada jenis barang dagangan yang terbatas dari sedikit.

c. Catalog Showroom

Catalog Showroom menawarkan harga rendah, merk nasional, dan daerah perbelanjaan yang kecil dengan yang berdekatan dengan tempat pajangan (display) ecerannya.

d. Food and Drug Retailer

Ada tiga jenis food and drug, yaitu pasar swalayan (supermarket) dan super drug store, confemince store,

combination store.

3. Non-Store Retailing

a. Telephone and media retailers dalam kategori ini, pengecer menggunakan kontak via telepon (retail marketing) dan media periklanan seperti TV, radio, surat kabar, dan majalah untuk menginformasikan dan membujuk konsumen untuk membeli produk-produknya

b. Vending Machines

Mesin khusus ini banyak dijumpai di Bank, pasar swalayan, hotel, dan kantor tertentu

c. Mail Order

(40)

d. Direct Selling

Direct selling merupakan penjualan barang-barang konsumsi langsung ke perorangan, dirumah-rumah maupun tempat kerja. Melalui transaksi yang diawali dan diselesaikan oleh tenaga penjualnya.

e. Electronic Shopping

4. Strategi Penetapan Harga

Setiap pengecer menawarkan harga yang sangat bervariasi, mulai dari yang murah. Untuk merek barang yang sama harga yang ditetapkan bisa berbeda antara retailer yang satu dengan yang lain.

5. Lokasi

Retailer juga dapat dikelompokkan berdasarkan lokasinya, yaitu downtown central bussiness bistricts, strive development, dan pusat perbelanjaan (shopping centre) termasuk mall-mall.

2.2.2 Strategi 7R dalam Retailing

Agar pengecer bisa memenuhi fungsinya sebagai pengecer yang benar (Right Retailer)

1. Right Product

(41)

Citra Produsen) dan pelayanan yang mendukung dan menyertai penjualan produk.

2. Right Quality

Untuk mendapatkan hasil optimal dibutuhkan keseimbangan antara jumlah pembeli pelanggan dengan pembeli pengecer serta antara kebutuhan konsumsi pelanggan dengan kebutuhan persediaan barang dagang dari pengecer.

3. Right Price

Right Price harga yang bersedia dibayar konsumen dengan senang hati, pengecer pun sudi menerimanya dengan tangan terbuka, guna memberikan kepuasan kepada pelanggan dan sekaligus menciptakan keuntungan bagi pengecer.

4. Right Time

Banyak orang yang mengatakan bahwa waktuadalah uang, sehingga waktu harus digunakan secara optimal.

5. Right Service

(42)

6. Right Place

Komponen ini menyangkut pemilihan dan penentuan lokasi (mudah dijangkau, didaerah pusat pembelanjaan atau dekat tempat pemukiman, aman dan sebagainya).

7. Right Atpears / Promotion

Komponen ini merupakan kombinasi aktifitas penyajian pesanan yang benar kepada sasaran yang tepat melalui media yang pas/sesuai.

2.2.3 Persaingan Bisnis Ritel

Persaingan bisnis ritel berada dalam lingkup lingkungan industri dan individual. Keragaman jenis bisnis ritel juga membawa implikasi adanya persaingan pada jenis ritel yang sama dan pada sesama bisnis ritel dari kelas yang berbeda. Bahkan, pembahasan persaingan bisnis ritel menjadi lebih menarik dengan memasukkan persaingan antar supplier meskipun bukan merupakan salah satu jenis bisnis ritel, namun dalam lingkungan industri bisnis ritel supplier memiliki relevansi kuat untuk member corak dinamika persaingan bisnis ritel.

(43)

Menurut pakar ritel koestarjono Prodjolalito (dalam Tulus TH Tambunan dkk, 2004), permasalahan utama antara ritel modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) dan ritel tradisional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta adalah lokasi, di mana ritel modern dengan kekuatan modalnya yang luar biasa berkembang begitu pesat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi ritel tradisional yang sudah lebih dulu berada di lokasi tersebut.

Regulasi mengenai pengaturan lokasi bagi ritel modern sudah dibuat baik melalui peraturan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Jarak minimum antara ritel modern dengan ritel tradisional biasanya sudah ditentukan untuk memberi kesempatan bagi pasar-pasar tradisional untuk tetap bisa mendapatkan pembeli dari masyarakat sekitar pasar tersebut.Namunkenyataannya, masih banyak ditemukan ritel modern yang didirikan berdekatan atau bahkan bersebelahan dengan ritel tradisional.

(44)

Penelitian Tulus TH tambunan dkk diatas menyebutkan, persaingan pada kelas minimarket bisa dilihat dari strategi dan ekspansi yang dilakukan pihak Indomaret, Alfamart, Cirkel K, AM PM. Sementara persaingan di kelas yang lebih besar yakni supermarket Alfa, Hero, Super Indo, Matahari, dan Rench 99 Market juga sangat sengit. Demikian juga, persaingan yang tidak kalah sengit terjadi antara sesama raksasa hypermarket, seperti Carefour, Giant, dan Makro.Tak jarang terjadi perang harga secara terang-terangan antar mereka. Misalnya melalui iklan di media massa, spanduk, ataupun katalog. Penelitian tersebut mengutip pengamatan Abdullah (2003), menyatakan persaingan antar sesama department store juga cukup sengit, seperti Sogo, Metro, Rimo, Matahari, Ramayana, dan Pojok Busana yang terus aktif berekspansi.

Bentuk persaingan yang terjadi antara sesama perusahaan ritel modern dalam kategori yang sama, sebagaimana dapat disarikan dari penelitian di atas, adalah dalam hal perebutan segmen pasar, sistem pelayanan, persaingan harga, dan kualitas produk. Sementara persaingan antara sesama perusahaan ritel modern

dalam kategori yang berbeda seringkali menjadi tidak relevan karena masing-masing telah menempatkan diri pada segmen pasar yang berbeda. Walaupun ditemukan pula ritel modern kecil yang mati karena kalah bersaing dengan ritel modern besar.

(45)

dalam menentukan lokasinya selalu mempertimbangkan banyaknya konsumen, accessibility dan feasibility, bagi ritel tradisional, lokasi tidaklah mempengaruhi omset penjualan perharinya.Masing-masing pedagang tradisional sudah mempunyai pelanggan sendiri.Tidak adanya kesepakatan harga di antara para pedagang, menimbulkan persaingan di antara mereka sehingga mereka berusaha dengan caranya sendiri untuk menggaet pelanggan.Selanjutnya, penelitian diatas memasukkan persaingan antar supplier, baik yang dilakukan oleh produsen langsung maupun oleh agen dalam kajian persaingan bisnis ritel.

(46)

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Robiah (2009) skripsi yang disajikan penulis adalah “Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin Kombo Bekasi”. Alat analisis yang digunakan penulisan adalah :

matriks IFE, matriks EFE, I-E, matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil matriks IFE, yang menjadi kekuatan utama adalah mutu produk yang baik dan kelemahan utama adalah kegiatan promosi yang masih terbatas. Hasil matriks EFE menunjukkan peluang utama adanya loyalitas konsumen dan yang menjadi ancaman utama adalah semakin banyakanya rumah makan tradisional yang bermunculan. Pada pemetaan matriks IE, posisi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin berada pada kuadran IV, yaitu growth and build (tumbuh dan bina).Hasil matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dapat digunakan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin. Untuk hasil matriks QSPM, alternatif strategi yang diprioritaskan adalah melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan spanduk, dengan jumlah nilai TAS 5,23.43.

2. Yulie A.C Hutagalung (Universitas Sumatera Utara, 2013) dalam skripsi “Strategi Pengembangan Bisnis, studi kasus pada Rumah

(47)

dilakukan pada Rumah Makan Minang Setia Medan. Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : (1) Strategi pengembangan bisnis yang sesuaibagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326 Medan adalah strategi agresif yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, (2) Kendala tersebar pihak Rumah Makan Minang Setia dalam mengembangkan usahanya adalah keterbatasan dari segi keuangan. Dilihat dari persoalan masalah peneliti dan peneliti terdahulu memiliki persoalan masalah yang sama dan sama-sama membutuhkan strategi yang tepat untuk melakukan strategi pengembangan usaha.

3. Pretty Elisabeth Siahaan (Institut Pertanian Bogor, 2008), dalam skripsi tentang strategi pengembangan usaha mengangkat judul penelitian “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice

Bowl”. Penelitian yang dilakukan oleh Pretty memiliki permasalahan

(48)

4. Alam Lazuardi (Institut Pertanian Bogor, 2009) dalam skripsinya meneliti tentang “Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran

Macaroni Panggang Bogor”. Permasalahan yang dihadapi

olehRestoran Macaroni Panggang Bogor ini adalah karena kecenderungan perkembangan restoran di Kota Bogor terus meningkat dari tahun ke tahun dan persaingan semakin ketat, maka Restoran Macaroni Panggang harus menyiapkan langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sama dengan permasalah pada Restoran Sop Saudara, karena banyaknya persaingan yang ada di Jalan Ringroad memaksa pemilik harus dapat menyiapkan strategi-strategi untuk menyiapkan persaingan yang semakin ketat agar dapat unggul dalam bersaing. Untuk tujuan penelitian akan diteliti juga sama yaitu mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang ada di perusahaan dan mengidentifikasi strategi apa saja yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat unggul dalam bersaing. Hasil dari penelitian Restoran Macaroni Panggang dalam menghadapi faktor eksternal berada pada kondisi rata-rata.Adapun ancaman yang harus dihadapi adalah tingkat persaingan perusahaan sejenis. Sedangkan untuk analisis dari faktor internal menunjukkan bahwa kemampuan internal Restoran Macaroni Panggang adalah kondisi menengah yaitu dengan rasa dan kualitas produk yang baik. Sedangkan untuk kelemahannya adalah pemasaran dan promosi yang cenderung pasif. 5. Andita Anastasia Saputri (Universitas Sumatera Utara, 2010), dalam

(49)

Meningkatkan Usaha (Studi Pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)”.Permasalahan yang dihadapi oleh Restoran Sop

Saudara Jalan Ringroad Medan ini adalah tentang analisis SWOT dan bagaimana strategi pengembangan yang diterapkan oleh Restoran Sop Saudara. Dari analisis lingkungan eksternal menjelaskan bahwa Restoran Sop Saudara memiliki

peluang dan ancaman terkait dengan kegiatan pengembangan usaha Restoran Sop Saudara di Medan. Faktor eksternal yang menjadi peluang bagi Restoran Sop Saudara adalah : (1) Rendahnya tawar menawar pembeli dan penjual, (2) Menetapkan cash on delivery, (3) Tidak ada usaha sejenis disekitar lokasi usaha. Untuk yang menjadi ancaman adalah : (a) Tingginya ancaman pesaing baru atau adanya tempat makan baru yang semakin sering muncul di daerah Jalan Ringroad, (b) Harga bahan baku yang tidak stabil. Hasil analisis lingkungan internal menjelaskan bahwa Restoran Sop Saudara memiliki kekuatan dan kelemahan terkait dengan kegiatan pengembangan usaha Restoran Sop Saudara di Medan. Faktor internal yang menjadi kekuatan bagi Restoran Sop Saudara adalah : (1) Letak restoran yang strategis dan mudah dijangkau, (2) Pelayanan kepada konsumen yang memuaskan, (3) Rasa dan kualitas produk yang baik, (4) Fasilitas yang memadai. Faktor strategis internal yang menjadi kelemahan Sop Saudara adalah :

(50)

2.Kelemahan terbesar pihak Restoran Sop Saudara dalam mengembangkan usahanya adalah tidak adanya manajemen keuangan yang teratur.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penilitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan analisa kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah (sebagai lawan dari eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel/sumber data dilakukan secara

purposive dan snowball, tekhnik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, penelitiannya lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2006:14-15). Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.

Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.Jadi penelitian

komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.

(52)

dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkandata-data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami perbandingan strategi terhadap perkembangan toko-toko kelontong di sekitaran Jl. A.R Hakim

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di toko-toko kelontong sekitaran Jl.A.R Hakim Gg. Pendidikan. Fokus penelitian terhadap masing-masing strategi pada toko kelontong tersebut. Lokasi ini dipilih karena toko-toko tersebut memiliki jarak yang cukup berdekatan akan tetapi memiliki perbedaan dalam jumlah transaksi penjualan.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Moleong (2005 : 97), Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat 2 informan, diantaranya adalah:

1)Informan kunci, yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik toko-toko kelontong tersebut.

(53)

.

3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data

Data dalam penelitian ini adalah semua data dan informasi yang diperoleh dari para informan yang dianggap paling mengetahui secara rinci dan jelas mengenai fokus penelitian yang diteliti, yaitu strategi bisnis masing- masing para pemilik kelontong untuk mengembangkan usahanya. Selain itu diperoleh dari hasil dokumentasi yang menunjang terhadap data yang berbentuk kata-kata tertulis maupun tindakan.

3.4.2 Sumber data

Menurut Lofland dan Lofland(1984:47) sebagaimana yang dikutip oleh Lexi J. Moleongbahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dimana data hasil penelitian didapatkan melalui dua sumber data, yaitu:

a. Data Primer

(54)

dilakukan penulis dengan para pemilik toko kelontong dan konsumen yang datang ke toko sehingga data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari wawancara.Jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan pada subjek penelitian dicatat sebagai data ditambah dengan hasil pengamatan atau observasi dari tindakan subjek penelitian ditoko-toko tersebut.

Menurut Imron (1996:10) Metode observasi yaitu “cara pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, diawali dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan atas gejala yang sudah diteliti dengan melibatkan diri dalam latar yang sedang diteliti”. Peneliti mengobservasi kegiatan yang terjadi di

toko-toko kelontong tersebut untuk mengetahui secara langsung apa yang terdapat di lapangan tentang strategi bisnis terhadap perkembangan usaha toko kelontong di sekitar Jl. A.R Hakim Gg. Pendidikan Medan.

b. Data Sekunder

(55)

laporan-mengumpulkan data-data yang diperlukan yang ada di tempat atau lokasi penelitian yaitu berupa data pembukuan dan catatan daftar harga dan barang di toko-toko kelontong tersebut.

3.5 AnalisisData

Menurut Patton (1980:268) yang dikutip oleh Lexi J. Moleong analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan semua data dokumentasi, observasi, dan wawancara lalu dikembangkan menjadi data secara naratif. Sajian data yang sudah dikembangkan secara naratif, dilanjutkan dengan pembuatan data komparatif tentang strategi bisnis terhadap perkembangan usaha toko kelontong. Reduksi data dan sajian data adalah dua komponen analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Kemudian penulis menyusun analisa secara komparatif kualitatif yang logis yang diarahkan pada penelitian tentangStrategi bisnis terhadap perkembangan toko kelontong(studi kasus disekitar Jl. A.R. Hakim Gg. Pendidikan) .

(56)
(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Toko kelontong merupakan sebuah usaha yang bergerak dalam bidang pendistribusian barang terkecil. Adapun beberapa toko kelontong yang didirikan oleh masing-masing pemilik toko yang terletak di sekitaran Jl.A.R.Hakim Gg. Pendidikan, yaitu:

a. Toko Adi

Gambar 4.1 Lokasi depan Toko Adi

(58)

Hakim, 20 meter dari Mesjid Al Qhairat, 20 meter dari SMP Diana, 500 meter dari pajak Bakti, dan bertempat didaerah padat penduduk. Lokasi Toko Adi merupakan sebuah lokasi yang dikontrakkan oleh pemiliknya dengan harga Rp 5.000.000/thn, Toko Adi dijalankan oleh bapak Swadi sendiri.Toko Adi memiliki omset rata-rata Rp.4.000.000/bln (Dengan penjualan Rp. 700.000-Rp. 1.200.000/hari, pengambilan keuntungan 5-20% dari setiap produk). Toko adi beroperasi selama 17 jam, yakni mulai pukul 07.00 wib- 24.00 wib.

Adapun modal awal Toko Adi, yaitu senilai Rp.17.800.000 Dengan rincian sebagai berikut:

Table 4.1

Rincian Modal Awal Toko Adi

Sumber : Informasi diperoleh dari para pemilik toko pada tanggal 5 juni 2014

No Modal Awal Toko Harga

1 Sewa tempat Rp. 5.000.000

2 Perbaikan toko Rp. 300.000

3 Isi barang dalam toko Rp. 8.000.000

4 Peralatan pendukung (kukas, steling, dll) Rp. 3.500.000

5 Biaya tak terduga Rp. 1.000.000

(59)

b. Toko Hendro

Gambar 4.2 Lokasi depan Toko Hendro

Toko Hendro merupakan toko kelontong yang cukup lama bertahan di Gg. Pendidikan dan toko ini berdiri sekitaran Mei 2002. Toko Hendro memiliki luas 2x4 meter, merupakan sebuah toko kelontong yang menempel pada dinding rumah utama yang ditempati oleh pemiliknya. Toko tersebut terletak di sekitaran daerah padat penduduk, dengan jarak 100 meter dari Jl.A.R.Hakim, 10 meter dari SMP Diana, 70 meter dari Mesjid Al-Qhairat, 300 meter dari Gereja HKBP dan 500 meter dari Pasar Bakti serta Swalayan Irian.

Toko Hendro dijalankan oleh keluarga bapak hendro sendiri yang terdiri dari bapak hendro, ibu pakpahan, dan tiga orang anaknya. Omset pendapatan toko hendro rata-rata mencapai Rp 2.000.000/bulan (dengan penjualan Rp 150.000-500.000/hari, penarikan laba senilai 20-50%/unit). Toko hendro beroperasi selama 14 jam yakni, mulai pukul 08.00-22.00 wib.

(60)

Table 4.2

Rincian modal awal toko hendro

Sumber : informasi diperoleh dari para pemilik toko pada tanggal 5 juni 2014.

c. Toko Jasa Famili

Gambar 4.3 Lokasi depan Toko Jasa Famili

No Modal Awal Toko Harga

1 Bangunan toko Rp.1.500.000

2 Isi dalam toko Rp. 2.000.000

3 Peralatan pendukung (kulkas, steling, dll) Rp. 2.000.000

(61)

Toko Jasa Famili berdiri tanggal 2 januari 2014, merupakan sebuah tempat yang berukuran 15x3 meter dimana tersebut memiliki 2 lantai yang berisikan teras, ruang isi dalam toko, dapur, kamar mandi, kamar tidur dan ruang keluarga. Toko Jasa Family berlokasi 50 meter dari Gereja HKBP, 100 meter dari Jl. Menteng Dua, dan 500 meter dari Jl.A.R Hakim.

Toko Jasa Famili didirikan oleh bapak Sahrizal dan dijalan oleh ibu Ati(istrinya) sebagai penjaga toko, toko tersebut menjual berbagai macam produk dari sembako,peralatan kantor, sampai dengan sayur dan ikan. Omset pendapatan dari toko Jasa Famili mencapai Rp 10.000.000/bulan (penjualan Rp 1.100.000-2.000.000/hari dengan penarikan laba sekitar 10-30%). Toko Jasa Famili beroperasi selama 18 jam yakni, pukul 06.00-22.00 wib.

Adapun rincian Modal Awal dari toko tersebut ialah:

Table 4.3

Rincian Modal Awal Toko Jasa Famili

No Modal Awal Toko Harga

1 Sewa tempat Rp. 10.000.000

2 Isi dalam toko Rp. 21.000.000

3 Peralatan pendukung (2 kulkas, steling, kukuran kelapa, dll)

Rp. 5.500.000

(62)

Sumber :Informasi diperoleh dari para pemilik toko pada tanggal 5 juni 2014.

4.2 Penyajian Data

Berikut adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi dan wawancara yang terdiri dari aspek pemasaran,aspek kepuasan pelanggan,aspek produksi,aspek penetapan harga, aspek ditribusi,aspek promosi:

Table 4.4

Aspek Strategi Pemasaran Pada Penyajian Data Toko Kelontong

No Aspek Strategi Pemasaran

Toko Adi Toko Hendro Toko Jasa Famili

(63)

titipan UKM.

Aspek Kepuasan Pelanggan Pada Penyajian Data Toko Kelontong

No Aspek

Meningkat Menurun Meningkat

(64)

Table 4.6

Aspek Produk Pada Penyajian Data Toko Kelontong

No Aspek Produk Toko Adi Toko

5 Desain produk Produk standar

Customized product

Produk standar dengan

modifikasi

Produk standar Produk standar

Aspek Penetapan Harga Pada Penyajian Data Toko Kelontong

No Penetapan

Harga kompetitif Harga kurang kompetitif

(65)

Table 4.8

Aspek Distribusi Pada Penyajian Data Toko Kelontong

No Aspek Distribusi Toko Adi Toko Hendro Toko Jasa Famili

3 Saluran Distribusi Berganda

Aspek Promosi Pada Penyajian Data Toko kelontong

No Aspek promosi Toko Adi Toko Hendro Toko Jasa Famili 1 Bauran Promosi Word of mouth Word of mouth Word of mouth

2 Strategi penjualan Melihat

(66)

4.3 Analisis Data

Berikut adalah strategi 7R untuk menganalisis apakah masing-masing retailer sudah menjalankan fungsinya dengan benar (right retailer)

1. Right Product

Analisis strategi ini mencakup 4 faktor utama yaitu: a. Faktor Estetika

1. Toko Adi

Sedikitnya stock barang maupun barang subtitusi yang membuat bapak Adi lebih mencecerkan barang dagangannya sehingga membuat kondisi toko menjadi kurang rapi.

2. Toko Hendro

Kurang rapi dalam penataan produk, stock barang kurang mencukupi, sedikitnya barang subtitusi dikarenakan modal dan terbatasnya tempat

3. Toko Jasa Famili

Rapi dalam penataan produk, stock barang tercukupi, adanya barang subtitusi yang membuat toko jasa famili lebih terlihat rapi dalam menjajakan produknya.

b. Faktor fungsional 1. Toko Adi

(67)

2. Toko Hendro

Secara fungsional toko Hendro menjual beberapa bahan sembako, makanan dan minuman ringan, keperluan rumah tangga.

3. Toko Jasa Famili

Adapun fungsional toko Jasa Famili yaitu menjual : sembako, makanan dan minuman ringan, keperluan rumah tangga, keperluan tulis dan pasar pagi.

c. Faktor penunjang psikologis 1. Toko Adi

Memiliki citra produk menegah kebawah dapat dilihat dari tableharga.

2. Toko Hendro

Memiliki citra produk menegah kebawah dapat dilihat dari table harga.

3. Toko Jasa Family

Memiliki citra kelengkapan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar

d. Faktor pelayanan yang mendukung dan menyertai penjualan produk.

Terhadap faktor ini dapat kita lihat adanya kelebihan masing masing pada toko kelontong:

1. Toko Adi

(68)

anak-anak sampai orang dewasa bisa duduk-duduk sambil menikmati kopi dan makan (yang disediakan toko adi) dan keramah tamahan sang pemilik toko yang membuat pembeli tertarik untuk kembali berbelanja.

2. Toko Hendro

Mengantar makanan dan minuman ringan ke SMP Diana membuat para pelanggan merasa dilayani

3. Toko Jasa Family

Menjual pasar pagi dan melayani pesanan para pelanggannya.

2. Right Quality

1. Toko Adi

Cukup efektif dikarenakan toko Adi lebih cenderung menjual dagangan yang dibutuhkan warganya, sehingga putaran barang berlangsung secara aktif dan cepat yang membuat toko Adi berbelanja ke distributor hampir setiap harinya.

2. Toko Hendro

Adanya beberapa kekurangan pada penyediaan barang dan harga barang yang dijual membuat proses pergantian barang secara fasip 3. Toko Jasa Famili

(69)

3. Right Price

1. Toko Adi

Pengambilan keuntungan 5-20% dari setiap penjualan yang membuat pelanggan dengan senang hati membayarnya.

2. Toko hendro

Pengambilan keuntungan 20-50% dari setiap penjualan agak sedikit mengecewakan bagi setiap pelanggan.

3. Toko Jasa Famili

Pengambilan keuntungan 10-30%(harga yang wajar dipasaran) membuat konsumen merasa percaya kepada toko tersebut.

4. Right time

Melihat kebutuhan masyarakat akan bahan sembako dan semacamnya, toko Adi dan toko Jasa Famili memiliki kelebihan yang berbeda yaitu: 1. Toko Adi

Buka pukul 07.00-24.00 wib (dapat melayani pelanggan secara maksimum setiap harinya)

2. Toko Hendro

Buka mulai 08.00-23.00 (standar dalam melayani pelanggan) 3. Toko Jasa Family

(70)

5. Right Service

Adapun pelayanan yang diberikan pada masing-masing toko kelontong yaitu:

1. Toko Adi

Menyediakan tempat duduk diteras toko,ramah tamah pada setiap pelanggan, selalu mencari dan memenuhi kebutuhan pelanggan, harga yang cukup murah yang membuat konsumen membayar dengan senang hati dan memberikan kredit pada pelanggan tertentu. 2. Toko Hendro

Mengantarkan makanan dan minuman ringan pada siswa SMP Diana.

3. Toko Jasa Famili

Menunggu pelanggan dengan kelengkapan barang yang disediakan yang membuat pelanggan merasa yakin akan fungsional toko tersebut.

6. Right Place

1. Toko Adi

(71)

2. Toko Hendro

Memiliki luas 2x4 meter, merupakan sebuah toko kelontong yang menempel pada dinding rumah utama yang ditempati oleh pemiliknya. Tempat yang terbatas membuat sulitnya penambahan barang pada toko tersebut. Merupakan lokasi yang sehat dan bersaing dikarenakan penduduk yang padat dan banyaknya pesaing dalam bisnis serupa.

3. Toko Jasa Famili

Toko Jasa Family berdiri tanggal 2 januari 2014, merupakan sebuah tempat yang berukuran 15x3 meter dimana tersebut memiliki 2 lantai yang berisikan teras, ruang isi dalam toko, dapur, kamar mandi, kamar tidur dan ruang keluarga, lokasi tersebut sangat efektif dikarenakan cukup jauh dari para pesaingnya dan juga jauh dari pasar tradisional/ pasar modern.

7. Right Atpears / promotion

1. Toko Adi

Toko Adi mempromosikan dagangannya kemasyarakat yang diawali dengan promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang kemudian dengan penekanan harga dan keramah-tamahan sang pemilik toko kelontong.

2. Toko Hendro

Toko Hendro cenderung pasif dalam mempromosikan dagangannya yaitu hanya dari mulut ke mulut (word of mouth)

Gambar

Tabel transaksi penjualan perhari
Gambar 4.1 Lokasi depan Toko Adi
Table 4.1
Gambar 4.2 Lokasi depan Toko Hendro
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tindakan secara empirik yaitu: melalui penerapan metode role play dapat meningkatkan prestasi belajar bimbingan dan konseling (BK) materi peningkatan

Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar

BAB II : Pengelolaan kelas dan prestasi belajar siswa, pada bab ini akan diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya

[14] Meskipun demikian terdapat pula responden dengan pengetahuan gizi kategori tinggi lebih banyak memiliki perilaku makan seimbang yaitu 74,4%, berbekal

penelitian ini dapat memberikan bukti bahwa komite audit dapat memodarasi hubungan antara manajemen laba dan pengungkapan tanggung jawab sosial. 2

Keadilan restoratif ( restoratif justice ) merupakan hal yang relatif baru di Indonesia. Namun demikian, restorative justice memiliki cara pandang yang berbeda

Dari asumsi-asumsi tersebut hasil pembagian beban pada masing-masing pondasi diperbandingkan kembali dengan daya dukung ijin (q_all dan P_all) masing- masing jenis

Pindahnya pengajian K.H Muhammad Zaini Abdul Ghani dari kawasan Keraton ke kawasan Sekumpul dapat dianalogikan dengan proses pindahnya pusat dakwah Islam era