1
KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Oleh :
MURNI RISTAULI MARPAUNG 122102173
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : MURNI RISTAULI MARPAUNG
NIM : 122102173
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
ATAS ASET TETAP PADA KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Tanggal 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19760705 200212 1 002 Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak
Tanggal 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi
NIP. 195111114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
Tanggal 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
NIP. 19560407 98002 1 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
NAMA : MURNI RISTAULI MARPAUNG
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NIM : 122102173
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
ATAS ASET TETAP PADA KANWIL
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN
NEGARA SUMATERA UTARA
Medan, Juli 2015
NIM 122102173
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan tepat sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tugas akhir ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
Fakultas Ekonmi dan Bisnis Program Studi DIII Akuntansi Universitas Sumatera
Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun tugas
akhir ini dengan judul “ Sistem Informasi Akuntansi Atas Aset Tetap Pada Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara”
Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin penulis dapat
menyelesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupin
materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan
tulus kepada semua pihak yang telah membantu selama mengerjakan laporan
penulisan ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Iskandar Muda, S.E, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing , membimbing
ii
menyelesaikan studinya dengan baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan kasih dan berkatNya kepada mereka.
6. Kepada Kakak, Abang dan Adik penulis yang tercinta, Yenny Happy R
Marpaung, Togi Welfrits N Marpaung, Erwin Oktavianus Marpaung dan
Citrawati Marpaung. Terima kasih atas dukungannya.
7. Semua dosen yang telah mendidik penulis selama mengajar pendidikan di
Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara in hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan
pendidikannya.
8. Bapak Kakanwil, Ibu Kepala Bidang Penilaian Ari Fitri Mahesa dan seluruh
staf pegawai DJKN SUMUT, Terima kasih banyak karena telah membantu
penulis mendapatkan persetujuan riset di Direktorat Jenderal Kekayan Negara
Sumatera Utara dan telah memberikan informasi yang dibutuhkan penulis serta
sarannya
9. Kepada teman-teman MCM (Ministry Campus Medan), Debby Waruwu,
Kakak Melisa, Abang Egen, Nancy Pakpahan dan semua brother sister.
Terima kasih atas doa dukungannya dan tetap semangat melayani Tuhan.
10. Terima kasih untuk Apriyanti Toisuta sahabatku tercinta yang selalu ada saat
suka dan duka, Terima kasih untuk Era Sari Purba yang sering membuat
iii
si boru karo yang paling rempong, Putri Rahayu si boru jawa yg eksis selfie,
Ariza Syafnur yang selalu membuat lucu, Rima Nurwani Pane yang sok
kalem tapi sebenarnya sering galau. Nadia Hasibuan dan teman-temanku di
Program Studi Diploma III Akuntansi Grup C stambuk 2012. Terima kasih
untuk 3 tahun in. Aku mengasihi kalian
Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di
masa yang akan datang. Harapan penulis semoga tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu
penulisan tugas akhir lainnya.
Medan, Juli 2015 Penulis
122102173
iv
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ………. vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Survey/Observasi... 4
2. Rencana Isi ... 4
BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA ………. 7
A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Struktur Organisasi ... 12
C. Job Description ... 13
D. Jaringan Kegiatan ... 22
E. Kinerja Kegiatan Terkini……… 23
v
BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA
UTARA ……….... 25
A. Sistem Informasi Akuntansi ... 25
B. Pengertian dan Klasifikasi Aset Tetap ... 27
C. Aset Tetap pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara ... 28
D. Cara Perolehan Aset Tetap ... 30
E. Metode Penyusutan Aset Tetap ... 32
F. Penggantian Aset Tetap ... 36
G. Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap ... 37
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ……… 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 47
DARTAR PUSTAKA ... 49
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
viii
1. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan……… 51
2. Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Posisi Per Tanggal 31
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin pesatnya persaingan usaha, perkembangan ilmu pengetahuan, dan
perkembangan yang luar biasa pada teknologi jelas akan membawa dampak bagi
ilmu akuntansi. Akuntansi sebagai media informasi keuangan memegang peranan
yang sangat penting dalam suatu perusahaan.Salah satu perannya adalah sebagai
alat berpikir dalam membuat perencanaan dan pengendalian perusahaan.Agar
peran-perannya dapat berfungsi dengan baik, untuk itu sangat diperlukan
informasi akuntansi yang relevan dan dapat di andalkan.Untuk dapat
menghasilkan informasi yang memenuhi kualitas relevan dan dapat diandalkan di
perlukan suatu sistem yang mengatur dan mengelola data akuntansi serta
menghasilkan informasi akuntansi yang disebut sistem informasi akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti
manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainnya menjadi informasi. Untuk melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi
unsur-unsur yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem,
organisasi sebagai obyek yang membutuhkan sistem, dan pengolahan data
transaksi untuk menghasilkan informasi. Salah satu bagian dari sistem informasi
akuntansi yang memiliki faktor yang cukup besar dan memiliki andil untuk
menghasilkan laporan keuangan adalah aset tetap. Hampir setiap perusahaan, baik
tetap untuk menjalankan kegiatan operasional setiap harinya.Aset tetap
merupakan harta perusahaan yang masa penggunaannya lebih dari satu periode
normal akuntansi (biasanya di atas satu tahun penggunaan). Perolehan aset tetap
dapat ditempuh dengan berbagai cara.
Di dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan, proses perolehan aset
tetap tersebut tentu memerlukan pertimbangan-pertimbangan bagi pihak
perusahaan. Karena kesalahan dalam mempertimbangkan cara memperoleh aset
tetap juga akan mempengaruhi operasi perusahaan, terutama dari segi dana yang
tersedia untuk memperoleh aset tersebut.
Selain itu, aset tetap yang dimiliki perusahaan juga tentunya mempunyai
batas waktu tertentu untuk beroperasi, serta memerlukan perbaikan-perbaikan
yang kadangkala juga membutuhakan dana yang tidak sedikit jumlahnya,
disamping biaya-biaya pemeliharaan rutin agar dapat menunjang kegiatan
pengoperasiaannya yang berkesinambungan. Untuk itu diperlukan suatu
penerapan sistem informasi akuntansi aset tetap sebagai perencanaan atas
kebijakan-kebijakan apa yang perlu diambil dalam penanganan aset tetap.
Penanganan aset tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan
pengamanan terhadap aset agar dana yang di investasikan ke dalam aset tetap
memperoleh manfaat yang maksimum sesuai dengan jangka waktu
pemakaiannya, serta untuk menghindari ketidakwajaran pelaporan biaya dalam
satu periode akuntansi. Berdasarkan latar belakang tersebut, terlihat bahwa aset
tetap merupakan keputusan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup
3
dengan judul “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP
PADA KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA (DJKN)
SUMATERA UTARA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis merumuskan masalah :
1. Apa Saja Aset Tetap yang ada pada Kanwil Direktorat Jenderal
Kekayan Negara Sumatera Utara?
2. Apakah Sistem Informasi Akuntansi pada Kanwil Direktorat Jenderal
Kekayan Negara Sumatera Utara sudah berjalan dengan efektif dan
efisien?
3. Bagaimana Pengelolaan Aset Tetap pada Kanwil Direktorat Jenderal
Kekayan Negara Sumatera Utara?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Diploma III Akuntansi.
b. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi atas aset
tetap pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayan Negara Sumatera
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan memperdalam
pengetahuan secara teoritis maupun praktis mengenai pengawasan
internal aset tetap.
b. Bagi peneliti lainnya, dapat digunakan sebagai pembanding untuk
melakukan penelitian pada waktu yang akan datang.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Penelitian dilakukan di Kanwil Direktorat Jenderal Kekayan Negara
Sumatera Utara, beralamatkan Jln. Diponegoro No. 30 Medan.Jadwal penelitian
dan penyusunan tugas akhir dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1
Jadwal Survey / Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
No KEGIATAN
April
Mei 2015
Juni 2015 2015
IV I II III IV I II
1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling
5
yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis.
Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun dan diperinci didalam
bab-bab ini.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana
penulisan yang mencakup jadwal survey/observasi dan rencana
isi.
BAB II : KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Pada bab ini meliputi sejarah ringkas instansi, struktur
organisasi , job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan
terkini dan rencana kegiatan Kanwil Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara Sumatera Utara.
BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA KANWIL DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai
sistem informasi akuntansi, pengertian dan klasifikasi aset
Negara Sumatera Utara, cara perolehan aset tetap, metode
penyusutan aset tetap, penggantian aset tetap dan sistem
informasi akuntansi aset tetap.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian
yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta
memberikan saran yang dianggap penting guna perbaikan
7 BAB II
KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
A. Sejarah Ringkas
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah menggulirkan
program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit bagi para
pengusaha kecil dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat
pasca penjajahan. Kebijakan ini digariskan oleh Panitia Pemikir Siasat Ekonomi
yang didirikan oleh Muhammad Hatta pada tahun 1946.
Dalam perkembangannya, pengucuran atau pinjaman dana yang diberikan
oleh pemerintah tersebut tidak dapat dikembalikan tepat pada waktunya, bahkan
dana tersebut menjadi kredit macet. Bila keadaan tersebut tidak segera dilakukan
langkah pengamanan, maka dikhawatirkan akan sangat merugikan keuangan dan
kekayaan negara yang selanjutnya akan memperlambat pertumbuhan
perekonomian negara. Atas dasar pertimbangan tersebut dan mengingat sistem
penyelesaian perkara yang ada pada saat itu berdasarkan Pasal 195 HIR tidak
mampu melakukan fungsinya dalam melakukan pengamanan terhadap keuangan
dan kekayaan negara, maka berdasarkan Keputusan Penguasa Perang Pusat
Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kpts/Peperpu/0241/1958 tanggal 6 April
1958 dibentuk Panitia Penyelesaian Piutang Negara (P3N) dengan tugas
melakukan penyelesaian piutang Negara dengan cara Parate
lelang, dan keputusan hukum lainnya tanpa harus meminta bantuan lembaga
peradilan).
Berdasarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, negara Indonesia kembali
ke keadaan tertib sipil yang dimulai pada tanggal 16 Desember 1960.Dalam
situasi tertib sipil tersebut, maka dasar hukum yang memayungi Keputusan
Penguasa Perang Pusat (yaitu Undang-Undang Dasar Sementara 1950) menjadi
tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, seluruh Keputusan Penguasa Perang Pusat
berikut semua aturan pelaksanaannya tidak akan berlaku lagi. Namun demikian,
tugas dan kewenangan P3N untuk menyelesaikan piutang negara secara cepat dan
efisien masih dipandang relevan untuk tetap dilaksanakan.Oleh karena itu,
sebelum Keputusan Penguasa Perang Pusat tersebut dicabut, maka dipandang
perlu untuk menyusun suatu ketentuan pengganti yang dapat mempertahankan
eksistensi tugas dan kewenangan pengurusan piutang negara yang cepat dan
efisien.
Pada tanggal 14 Desember 1960 pemerintah menetapkan Undang-Undang
Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara. Berdasarkan
Undang-Undang tersebut pemerintah membentuk Panitia Urusan Piutang Negara
(PUPN) sebagai pengganti P3N.Guna melestarikan dan mempertahankan
eksistensi kewenangan P3N, maka PUPN juga diberikan kewenangan Parate
Eksekusi dalam melaksanakan tugasnya.
Pada tahun 1971 penyerahan piutang negara yang berasal dari kredit
investasi cukup banyak, namun struktur organisasi dan sumber daya manusia
9
1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus
penyelesaian piutang negara, sedangkan PUPN yang merupakan panitia
interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang
negara. Sebagai penjabaran Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 tersebut,
maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976
tentang susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan
piutang negara dilaksanakan oleh Satuan Tugas (Satgas) BUPN.
Meningkatnya piutang negara yang pengurusannya diserahkan kepada
BUPN menandakan makin banyaknya piutang negara yang bermasalah (macet),
baik berasal dari perbankan yang mempunyai agunan maupun non perbankan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah memandang perlu
mengeluarkan suatu kebijakan guna mempercepat proses pelunasan piutang
negara. Untuk itu diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang
menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN, sehingga terbentuklah
organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
(BUPLN).
Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991,
Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan piutang
negara dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N),
sedangkan tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang Negara (KLN).
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang
tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang
dan Lelang Negara (DJPLN).
Untuk menyesuaikan tugas dan fungsi pada kantor operasional, maka Kantor
Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N) dan Kantor Lelang Negara (KLN)
dilebur menjadi satu dengan nama Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara
(KP2LN).Penyatuan ini dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
425/KMK.01/2002 tanggal 2 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara dan Kantor
Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.
Pada tahun 2006 terjadi penataan organisasi di lingkungan Departemen
Keuangan dimana fungsi Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang
digabung dengan fungsi Pengelolaan Kekayaan Negara Direktorat Pengelolaan
Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) DJPb, sehingga Direktorat Jenderal
Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) berubah menjadi Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia.
Dengan adanya perubahan organisasi tersebut, maka KP2LN berganti nama
menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dengan
tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan
11
Hal ini merupakan salah satu hasil Reformasi Birokasi yaitu penyatuan
fungsi-fungsi yang sejenis ke dalam satu unit Eselon I.
Unit kerja Kantor Pusat DJKN terdiri dari 8 unit eselon II, yaitu: Sekretariat,
Direktorat Barang Milik Negara, Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan,
Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain, Direktorat Penilaian,
Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi, Direktorat
Lelang, dan Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat. Selain itu, DJKN juga
mempunyai unit kerja vertikal yang tersebar di seluruh Indonesia, yang terdiri dari
17 Kantor Wilayah dan 70 KPKNL.
VISI
Visi dari Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara yang
telah ditetapkan adalah Menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan
akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
MISI
1. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan
efektivitas pengelolaan kekayaan negara.
2. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum.
3. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi
pemerintah.
4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan
dalam berbagai keperluan.
5. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan,
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang mengelompokkan hubungan
antara orang-orang pada suatu organisasi.Setiap bagian dalam organisasi memiliki
pengertian tentang tanggung jawab dan pembagian tugas, bagaimana
masing-masing bagian berhubungan satu dengan yang lainnya dan wewenang yang
didelegasi pada masing-masing bagian.
Struktur organisasi yang terencana akan sangat membantu kelancaran
usaha dan berfungsi menjalankan kewajiban dan tanggung jawab serta
menghindarkan kesimpang siuran dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam struktur
organisasi tersebut tercermin pembagian kerja dan tanggung jawab yang
dimaksud untuk mempermudah penentuan serta mengarahkan dan mengatasi
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Dengan demikian sudah merupakan keharusan bagi seorang pimpinan atau
atasan untuk memikirkan dan memciptakan pembagian tugas yang tepat bagi
setiap tingkat. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu
wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi
dalam instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dapat ditetapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
13
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
Sumber : Buku Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Tentang
Ketentuan Umum Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara Sumatera Utara
C. Job Description
Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada Kepala Kantor
Wilayah, Bagian Umum, Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara, Bidang
Penilaian, Bidang Piutang Negara, Bidang Lelang, dan BidangKepatuhan Internal,
Hukum, dan Informasi.
Berdasarkan keputusan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Sumatera Utara terdiri dari :
Kepala Kantor Wilayah
1. Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan
teknis, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kekayaan
negara, piutang negara dan lelang.
2. Memberikan pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan di bidang kekayaan Negara.
3. Memberikan teknis, supervisi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di
bidang penilaian.
4. Memberikan bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan pengurusan piutang negara.
5. Memberikan bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan, evaluasi
dan verifikasi lelang serta pengembangan lelang.
6. Memberikan pelayanan bantuan hukum di bidang kekayaan negara,
penilaian, piutang negara dan lelang.
Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara terdiri dari:
a. Bagian Umum
b. Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN)
c. Bidang Penilaian
15
e. Bidang Lelang
f. Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
a. Bagian Umum
Bagian Umum terdiri dari Subbagian Kepegawaian, Subbagian Keuangan
dan Subbagian Tatausaha.
Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas yaitu:
1. Melakukan telaahan dalam rangka penyelesaian kasus pelanggaran
disiplin pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Melakukan penelaahan dalam rangka penyelesaian permohonan izin
perkawinan dan penceraian atau surat izin beristri lebih dari satu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3. Melakukan penelaahan dalam rangka penyelesaian izin permohonan ke
luar negeri pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Melakukan penelaahan dalam rangka mutasi pegawai di lingkungan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
5. Melakukan penelaahan dalam rangka Usulan Kenaikan Pangkat
Pegawai Golongan III/a keatas ke Kantor Pusat DJKN dan kenaikan
pangkat ke BKN Regional untuk golongan II/d kebawah.
7. Melakukan penelaahan dalam rangka pembuatan Surat Kenaikan Gaji
Berkala, melakukan penelaahan dalam rangka pemberian usulan
8. Melakukan penelaahan dalam rangka usulan pensiun pegawai ke
kantor pusat dan BKN regional.
9. Melakukan penelaahan dalam rangka pemberian izin belajar pegawai
yang melanjutkan pendidikan.
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas yaitu:
1. Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka rencana kerja Subbagian
Keuangan sebagai bahan penyusunan rencana kerja bagian umum.
2. Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka penatausahaan
peraturan-peraturan di bidang keuangan.
3. Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun Daftar Usulan
Kegiatan (DUK) dan Daftar Usulan Proyek (DUP) kantor-kantor di
lingkungan Kantor Wilayah agar penyusunan anggaran rutin dan
pembangunan dilakukan secara terpadu.
4. Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun konsep usulan
Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan, Anggaran Belanja
Tambahan (ABT), revisi DIPA dilakukan secara terpadu.
5. Menyiapkan konsep telaahan telaahan DIPA dan petunjuk pelaksanaan
kepada kantor-kantor di lingkungan Kantor Wilayah DJKN sebagai
dasar untuk menggunakan dana yang tertinggi yang tersedia bagi
unit-unit yang bersangkutan.
6. Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka melakukan permintaan dana
TKPKN kepada Bagian Keuangan berdasarkan jumlah kebutuhan dana
17
7. Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun konsep laporan
pelaksanaan anggaran belanja rutin dan pembangunan Kanwil DJKN
sebagai bahan bagi pimpinan untuk memantau realisasi pelaksanaan
anggaran rutin lainnya agar sesuai dengan batas anggaran yang telah
ditetapkan.
8. Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka melakukan penatausahaan
keuangan Kanwil DJKN berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas yaitu:
1. Melakukan penelaahan dalam rangka penyiapan rencana pelaksanaan
pengadaan alat barang inventaris kantor/ATK/barang cetakan.
2. Melakukan penelaahan dalam rangka pemeliharaan atau perbaikan
barang inventaris kantor/gedung kantor/ rumah dinas sesuai dengan
dana yang tersedia.
3. Melakukan konsep telaahan dalam rangka permohonan penghunian
rumah dinas di lingkungan Kantor Wilayah.
b. Bidang PKN
1. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan bimbingan
teknis di bidang pengelolaan BMN Lingkup I.
2. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan
penetapan status penggunaan BMN Lingkup I.
3. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan
(KSP), Bangun Serah Guna/ Bangun Guna Serah (BSG/BGS), dan
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI) Lingkup I.
4. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan
penghapusan BMN Lingkup I.
6. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan
pemindahtanganan (penjualan, tukar menukar, hibah, penyertaan modal
pemerintah) BMN Lingkup I.
7. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan inventarisasi,
pembukuan dan pelaporan dalam rangka penatausahaan BMN Lingkup.
8. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan akuntansi ,
penyusunan Laporan Barang Milik Negara, dan penyusunan Daftar
Barang Milik Negara Lingkup I.
9.Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan pengawasan,
pemantauan evaluasi dan pertanggungjawaban pengelolaan BMN
Lingkup I.
c. Bidang Penilaian
1. Menyiapkan konsep rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan
teknis di bidang penilaian lingkup I.
2. Menyiapkan konsep rumusan pemantauan, evaluasi dan rekondasi
terhadap pelaksanaan dan laporan penilaian kekayaan negara lingkup I
19
3. Menyiapkan konsep rumusan atas supervisi dan konsultasi pelaksanaan
kebijakan teknis penilaian kekayaan negara lingkup I yang dilakukan
oleh Kantor Pelayanan.
4. Menyiapkan konsep rumusan bahan pembinaan, pengawasan, dan
peningkatan kualitas penilai lingkup I.
5. Menyiapkan konsep rumusan terhadap penggalian potensi penilaian
kekayaan negara lingkup I.
6. Menyiapkan bahan penyusunan konsep hasil verfikasi atas penilaian
lingkup.
7. Menyiapkan konsep rumusan atas review laporan penilaian lingkup I
oleh penilai eksternal atas permohonan direktorat lain, atau pihak
lainnya.
8. Menyiapkan konsep rumusan terhadap pertimbangan usul penilaian
kekayaan negara lingkup I yang menggunakan jasa penilai eksternal.
d. Bidang Piutang Negara
1. Menyiapkan konsep bahan perumusan bimbingan teknis pergurusan
piutang negara.
2. Menyiapkan konsep penggalian potensi pengurusan piutang negara.
3. Menyiapkan konsep evaluasi penetapan, penagihan, dan eksekusi
barang jaminandan/atau harta kekayaan milik penanggung hutang atau
penjamin hutang.
4. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas penetapan persetujuan/
5. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul paksa badan
penanggung hutang dan/ atau penjamin hutang.
6. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul penghapusan piutang
negara.
7. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan dan penetapan atas usul
restrukturisasi piutang negara.
8. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul pencegahan
bepergian ke luar negeri atas dari penanggung hutang/penjamin hutang.
e. Bidang Lelang
1. Menyiapkan konsep bimbingan teknis pelaksanaan operasioanl lelang
lingkup I
2. Menyiapkan konsep pelaksanaan penggalian potensi lelang lingkup I.
3. Menyiapkan konsep pemantauan pelaksanaan lelang lingkup I.
4. Menyiapkan konsep evaluasi pelaksanaan lelang lingkup I.
5.Menyiapkan konsep verifikasi dan penatausahaan Risalah Lelang
lingkup I.
6. Menyiapkan konsep pengembangan lelang lingkup I.
7. Menyiapkan konsep pengawasan lelang lingkup I.
8. Menyiapkan konsep pemeriksaan lelang dan pembukuan hasil lelang.
f. Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi Kepatuhan Internal :
1. Menyiapkan bahan bimbingan teknis pemantauan dan penjaminan
21
2. Menyiapkan bahan penyusunan rencana pemantauan pengendalian
internal di lingkungan Kantor Wilayah.
3. Menyiapkan bahan serta melaksanakan pemantauan pengendalian intern
dan kepatuhan kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan Kantor
Wilayah.
4. Menyiapkan bahan rekomendasi hasil pemantauan pengendalian intern
di lingkungan Kanwil.
5. Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil
pemantauan pengendalian internal di lingkungan kanwil.
6. Menyiapkan bahan perumusan rekomendasi proses bisnis di lingkungan
Kantor Wilayah.
Hukum :
1. Melakukan bantuan hukum di bidang kekayaan negara, penilaian,
pengurusan piutang dan lelang.
2. Melaksanakan penanganan perkara Tata Usaha Negara (TUN) yang
ditujukan ke Kepala Kanwil.
3. Melaksanakan penanganan perkara perdata non Tuntutan Ganti Rugi
(TGR) yang ditujukan ke Kanwil.
4. Melaksanakan penanganan perkara perdata yang mengandung TGR dan
perkara perdata eks BPPN baik TGR dan non TGR yang di tujukan ke
kanwil.
5. Menyusun laporan rekapitulasi perkembangan penanganan perkara
6. Melakukan penyiapan bahan dalam rangka pendampingan perkara
pidana di bidang kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang dan
lelang baik di lingkungan Kanwil maupun permohonan pendampingan
dari kantor vertikal di wilayah kerjanya.
Informasi :
1. Melakukan pengolahan dan pentabulasian data di bidang kekayaan
negara.
2. Melakukan pengolahan dan pentabulasian data di bidang penilaian.
3. Melakukan pengolahan pentabulasian data di bidang piutang negara.
4. Melakukan pengolahan dan pentabulasian data di bidang lelang.
5. Melakukan pengolahan dan informasi di bidang kekayaan
negara.pentabulasian data dalam rangka penyajian
6. Melakukan pengolahan dan pentabulasian data dalam rangka penyajian
informasi di bidang penilaian.
D. Jaringan Usaha Kegiatan
Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara memiliki
kantor operasional vertikal di bawahnya yg disebut Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL). Terdapat 4 (empat) KPKNL dibawanya, yaitu
KPKNL P.Siantar, KPKNL Medan, KPKNL Padang Sidempuan dan KPKNL
Kisaran. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang selanjutnya
23
Ialah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Kekayaan
Negara. Disamping itu juga Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Sumatera Utara melayani satuan kerja vertikal berupa kementerian dan lembaga di
wilayah Sumatera utara. Pelayanan penilaian dan konsolidasi BMN, pelayanan
lelang dan pelayanan pengurusan piutang negara.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga
pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara .Tidak mudah
dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi,
disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hsil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja kegiatan terkini yang dijalankan
Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah
menyelenggarakan program E-AUCTION (Lelang Elektronik) di bidang lelang,
di bidang kepatuhan internal hukum dan informasi menyelenggarakan
inventarisasi data untuk SDA dan melakukan penilaian Barang Milik Negara
(BMN) dan Barang Milik Daerah (BMD) di bidang penilaian.
Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan di Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara seperti perayaan hari- hari
F. Rencana Kegiatan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
mengembangkan berbagai program kegiatan yang dapat memberikan kontribusi
penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa.
1. Melaksanakan pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pelantikan Jurusita Piutang Negara di Lingkungan Kanwil DJKN Sumatera
Utara.
2. Mengkaji Ulang untuk pemanfaatan /pemindahtanganan Barang Milik Negara
(BMD) dan Barang Milik Negara (BMN) di Kanwil DSumatera Utara, DJKN
Medan, DJKN Siantar, DJKN Siantar dan DJKN Padang Sidempuan.
3. Membentuk Tim Gabungan AKB
4. Melakukan penilaian/ penghapusan aset Perum Perumnas
5. Menyelenggarakan Seminar penilai
7. Memasukkan peraturan 2014 ke Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
25 BAB III
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
SUMATERA UTARA
1. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang
lainnya seperti sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem
informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem
informasi lain membutuhkan data keuangan dari sistem informasi akuntansi.
Hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan/instansi yang akan
membangun sistem informasi manajemen, disarankan untuk membangun sistem
informasi akuntansi terlebih dahulu. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada
sebuah organisasi/instansi antara lain : Mengumpulkan dan menyimpan data
tentang aktivitas dan transaksi. Memproses data menjadi informasi yang dapat
digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Melakukan kontrol secara tepat
terhadap aset instansi.
Sistem Informasi Akuntansi Menurut Ahli
1. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dalam bukunya yang
diterjemahkan oleh Jusuf, (2006,1) menyatakan “kumpulan sumber daya,
seperti: manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi akuntansi”. Informasi ini di komunikasikan pada penggunanya
2. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mulyadi (2001,3) mendefinisikan
“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhakan oleh manajemen guna memudahkan pengelolahan perusahaan”.
3. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Kieso (2007,72) mendefinisikan
“Sistem informasi akuntansi ialah sistem pengumpulan dan pemrosesan
data transaksi serta penyebaran informasi keuangan pada pihak yang
berkepentingan.Sistem informasi berkembang sepanjang waktu dan menjadi
semakin kompleks seiring dengan perkembangan organisasi.Sistem informasi
akuntansi untuk mendukung proses bisnis dan bersaing secara kompetitif.
4. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Widjajanto (2001,4) menyatakan
“Sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan
termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi tenaga
pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain
untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen.
5. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart, (2006:6)
menyatakan terdiri dari 6 komponen, yaitu :
a.People yang mengoperasikan sistem tersebut dan melakukan berbagai
macam fungsi.
b.Procedures and instructions, baik manual maupun otomatis, yang
termasuk dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai aktivitas organisasi.
c.Data tentang organisasi dan proses bisnisnya.
d.Software digunakan untuk memproses data organisasi. e.Information technology infrastructure
f. Internal control and security measures, yang mengamankan data dalam
27
2. Pengertian dan Klasifikasi Aset Tetap
Didalam menghasilkan laporan keuangan , Aset Tetap mempunyai pengaruh
yang besar dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi, termasuk pada Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara.
Menurut Soemarso (2004,233) menyatakan “Aset Tetap ialah aset bernilai
besar yang sifatnya tetap atau permanen, digunakan dalam kegiatan perusahaan
dan tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal dan memiliki masa manfaat
lebih dari satu tahun.
Menurut Harahap (2002,1) menyatakan :aset tetap adalah salah satu pos
dalam laporan keuangan khususnya laporan posisi keuangan dan juga
mempengaruhi laporan laba rugi melalui pos biaya penyusutan”.
Menurut Harahap ( 2002,22) klasifikasi aset tetap dipandang dari berbagai
sudut yaitu:
a. Berdasarkan sudut substansi :
1. Tangible Assets( aset tetap berwujud) seperti Lahan, Mesin, Gedung, dan
Peralatan.
2. Intangible Asset( Aset yang tidak berwujud) seperti HGU, HGB,
Goodwill-Patents, Copyright, Franchise, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sudut disusutkan atau tidak
1. Depreciated Plant Assets yaitu aset tetap yang disusutkan seperti Building
(Bangunan), Equipment (Peralatan), Machine (Mesin), Investaris, Jalan,
2. Underpreciated Plant Assets, aset tetap yang tidak disusutkan sperti Land
(Tanah).
3. Aset Tetap Pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaaa Negara Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian (survey) yang telah dilakukan oleh peneliti,
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara memiliki
rincian aset tetap yang digolongkan berdasarkan jenis seperti disebutkan di bawah
ini :
1. Tanah
Tanah merupakan aset tetap yang memiliki dan digunakan selama kegiatan
perusahaan masih berlangsung.Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara Sumatera Utara terletak di Jln. P. Diponegoro No. 30-A
di Medan.Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera
Utara memiliki luas tanah 1,734 m2 dengan nilai Rp. 13,373,050,000.
2. Gedung dan Bangunan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
mempunyai gedung dan bangunan yang cukup luas dengan berbagai
kategori seperti ruang perkantoran, ruang diskusi/rapat, ruang kepala
jabatan, gudang dan lain-lain yang memiliki nilai Rp.1,340,026,000.
3. Mesin
Peralatan dan Mesin yang ada di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
29
Langewagon (18-27 Inci), CCTV - Camera Control Television System,
Mesin Absensi, Headmachine Besar, LCD Projector/Infocus, dan Mesin
Jilid.
4. Kendaraan
Kendaraan yang ada di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Sumatera Utara terdiri dari Jeep, Mini Bus ( Penumpang 14 Orang
Kebawah ) dan Sepeda Motor yang berfungsi sebagai sarana penunjang bagi
pegawai dalam kepentingan instansi dan sebagai alat transportasi untuk
mengantar surat keluar ke berbagai instansi pemerintahan dan non
pemerintahan.
5. Peralatan/ Inventaris
Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
peralatan terbagi kedalam 2 kategori, yakni peralatan administrasi untuk
keperluan yang ditempatkan pada perkantoran dan peralatan yang
digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan di luar perkantoran.
Aset tetap yang terdapat di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Sumatera Utara merupakan Barang Milik Negara (BMN).Klasifikasi dan
kodefikasi BMN didasarkan pada ketentuan tentang Klasifikasi dan kodefikasi
Barang Milik Negara (BMN). Pada Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
(SIMAK) Barang Milik Negara (BMN), barang dapat di klasifikasi kedalam :
golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, sub-sub kelompok.Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara telah menggunakan metode
Mini Bus 3.02.01.02.003
Keterangan : 3. Alat Bergerak
02. Alat Angkutan
01. Alat Angkutan Darat Bermotor
02. Kendaraan Bermotor Penumpang
003. Mini Bus (penumpang 14 orang kebawah)
4. Cara Perolehan Aset Tetap
Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005:10), Aset Tetap dapat diperoleh
dengan berbagai cara yaitu : pembelian tunai, pembayaran yang ditangguhkan
,perolehan dari sumbangan/ donasi, sewa guna usaha, dan perolehan dari
pertukaran.
a. Perolehan aset tetap dari pembelian tunai
Aset tetap yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan
untuk pembelian ditambah dengan biaya-biaya sehubungan dengan pembelian
aset, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena pembelian dalam
jumlah besar maupun karena pembayaran dipercepat.
b. Perolehan aset tetap dari pembayaran yang ditangguhkan
Aset tetap yang diperoleh dengan pembayaran yang ditangguhkan untuk
semua atau sebagian dari harga pembelian. Dengan menandatangani suatu wesel
atau hipotek atau perjanjian yang menentukan persyaratan penyelesaian kewajiban
dan bisa saja meminta suatu pembayaran pada tanggal tertentu di masa yang akan
31
c. Perolehan aset tetap dari sumbangan / donasi
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akum “Modal
Donasi”
d. Perolehan aset tetap dengan leasing
• Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva tersebut
pada masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui pada saat
dimulainya perjanjian sewa guna usaha tersebut.
• Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha
ditambah nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal
yang disewa guna usaha serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan
sewa guna usaha (full pay out lease).
• Masa sewa guna usaha minimal 2 tahun.
e. Perolehan aset tetap dengan pertukaran
• Pertukaran aset tetap tidak serupa dimana biaya dari pos tersebut diukur
dari nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau diperoleh, yang mana
dimaksud lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aset yang dilepas
setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang
ditransfer.
• Pertukaran aset tetap yang serupa yang memiliki masa manfaat yang
serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang
serupa. Suatu aset tetap dapat dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan
5. Metode Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakann
manfaat dalam rangka aktifitas operasional perusahaan.Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut
menurun dari hari ke hari.
Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam
dua kategori, yaitu :
1. Penyusutan Fisik
Penyusutan yang disebabkan karena keusangan suatu aset tetap dan hal tersebut
tidak dapat dihindari.Keusangan dikarenakan pemakaian yang sudah terlalu
lama dan keausan karena gerakan elemen-elemen.
2. Fungsional
Penyusutan yang disebabkan oleh aset tetap yang tidak layak pakai dan sudah
ketinggalan zaman ( obsolenscense). Suatu aset tetap dapat dikatakan tidak
layak pakai apabila kemampuannya untuk memberi manfaat sudah tidak
memadai.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan besar beban
penyusutan setiap periode, yaitu:
1. Harga Perolehan Aset
Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang berkaitan dengan perolehan
dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai Residu merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada
33
3. Masa manfaat
Aset tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor
fisik dan fungsional tertentu.
4. Pola Penggunaan
Untuk menandingkan harga perolehan aset tetap terhadap pendapatan, beban
penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan.
Ada beberap metode yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya
penyusutan aset tetap, yaitu :
a. Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban
penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aset tersebut. Untuk
menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aset
dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis dengan rumus
Penyusutan tahunan =
Umur Ekonomis Harga Perolehan-Nilai Residu
Sebuah mesin fotocopy yang dibeli dengan harga perolehan Rp
85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun,
dengan nilai residu Rp 10.000.000.
Penyusutan tahunan =
Umur Ekonomis
Harga Perolehan-Nilai Residu
=
5 tahun
85.000.000-10.000.000
Jur nal:
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Beban Penyusutan Mesin 15.000.000
Akumulasi Penyusutan 15.000.000
(Untuk mencatat penyusutan)
b. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode Saldo Menurun Berganda menghasilkan beban penyusutan
periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aset itu. Cara
menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase yang tetap
dihitung dari nilai buku (harga perolehan- akumulasi penyusutan)
Sebuah mobil mulai dioperasikan untuk usaha pada tanggal 1 Januari
2012.Mobil tersebut diperoleh dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir dapat
dioperasikan untuk usaha selama 5 tahun.
Jika dalam metode garis lurus persentase penyusutan tiap tahun adalah:
= 100% : umur ekonomis
= 100% : 5 = 20%
Karena dalam metode menurun berganda besarnya persentase penyusutan
2x dari persentase metode garis lurus maka besarnya persentase penyusutan
metode menurun berganda adalah 40%.
Penyusutan = Persentase penyusutan x Harga buku aset tetap
Penyusutan tahun 1 => 40% x 165.000.000 = Rp 66.000.000
35
Penyusutan tahun 3 => 40% x 59.400.000 = Rp 23.760.000
Penyusutan tahun 4 => 40% x 35.640.000 = Rp 14.256.000
Penyusutan tahun 5 => 40% x 21.384.000 = Rp 8.553.600
c. Metode Jumlah Angka Tahun
Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur
estimasi itu karena angka pecahan yang dihasilkan setiap tahun terhadap harga
perolehan aset tetap dikurangi estimasi nilai residu semakin kecil.
n = lama penyusutan (umur ekonomis aset)
Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai digunakan
untuk operasi perusahaan pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan ditaksir
selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000
Penyusutan tahun 1 =(5/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 100.000.000
Penyusutan tahun 2 = (4/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 80.000.000
Penyusutan tahun 3 = (3/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 60.000.000
Penyusutan tahun 4 = (2/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 40.000.000
4. Metode Unit Produksi
Menurut metode ini besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung
berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu
aset.Sebuah mesin produksi dibeli dengan harga perolehan Rp 12.500.000 dengan
Nilai Residu Rp 780.000, selama 4 tahun ditaksir akan menghasilkan 40.000 unit
tahun pertama 1500 unit,
Penyusutan mesin perunit produk =
Jumlah unit yang dihasilkan Harga perolehan-Nilai residu
=
40.000
12.500.000 -780.000
= Rp 293
Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah produk pertahun
Tahun 1 => 293 x 15.000 = Rp 4.395.000
Tahun 2 => 293 x 10.000 = Rp 2.930.000
Tahun 3 => 293 x 8000 = Rp 2.344.000
Tahun 4 => 293 x 7000 = Rp 2.051.000
6. Penggantian Aset Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aset tetap
dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat di pergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan. Aset tetap yg sudah tidak dapat di pakai lagi dapat di
tarik dari pemakaian dengan tiga cara, yaitu :
37
Suatu aset tetap dibuang disebabkan aset tetap tersebut sudah tidak lagi
berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai
pasar.
2. Dengan cara Dijual
Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang.
3. Dengan cara ditukar dengan aset lain.
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama
penggunaannya. Jika nilai tukar aset lebih besar daripada nilai buku maka
diperoleh keuntungan.Sedangkan pergantian aset tetap di Kantor Wilayah
Direktort Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara diusulkan kepada pejabat
pengelola barang.
7. Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap
Salah satu sub sistem dari SAI adalah SIMAK-BMN. Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara,atau lebih dikenal dengan istilah
SIMAK-BMN, diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi
yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN dan
pelaporan manajerial. SIMAK-BMN menghasilkan informasi sebagai dasar
penyusunan Neraca baik tingkat kementerian/lembaga maupun pemerintah pusat,
serta informasi untuk perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penggunaaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
Terkait dengan pengelolaan barang miliknegara, Menteri Keuangan selaku
bendahara umum negara adalah pengelola barang milik negara yang memiliki
wewenang merumuskan kebijakan, mengaturdan menetapkan pedoman
pengelolaan barang milik negara.Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintahan dibidang Kekayaan
Negara, dan untuk melaksanakan tugas tersebut diperlukan sumber daya manusia
yang mempunyai kompetensi dasar tentang kekayaan negara.Oleh karena BMN
merupakan salah satu objek dalam kekayaan negara, dan terkait dengan
pengelolaan BMN, maka tentu saja perlu bagi pegawai DJKN untuk memahami
SIMAK-BMN.
Untuk itu disusun Peraturan Menteri Keuangan Nomor171/PMK.05/2007
(sudah diubah dengan PMK Nomor 233/PMK.05/2011) yang mengatur tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.Peraturan Menteri
Keuangan tersebut menyebutkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP), yang
terdiri dari Sistem Akuntansi Bendahara UmumNegara (SA-BUN) dan Sistem
Akuntansi Instansi (SAI).SAI terdiri dari 2 subsistem, yaitu Sistem Akuntansi
Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
Negara (SIMAK-BMN). SAK diselenggarakan untuk membukukan transaksi
anggaran (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran), pendapatan, belanja, serta data
neraca, sedangkan SIMAK-BMN diselenggarakan untuk membukukan databarang
39
SIMAK-BMN merupakans erangkaian prosedur yang saling berhubungan
untuk mengolah dokumensumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk
penyusunan neraca dan laporan BMN serta laporan manajerial lainnya sesuai
ketentuan yang berlaku. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli
atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Dalam SAP tidak dikenal istilah BMN. BMN terdiri dari aset lancar , yaitu
persediaan dan juga aset tetap (tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin,
jalan, jaringan dan irigasi; aset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan).
Barang milik negara yang akan diinput dalam aplikasi SIMAK-BMN
hanyalah BMN non persediaan. Untuk BMN persediaan, diinput dalam aplikasi
yang terpisah, yaitu Aplikasi Persediaan. Data persediaan yang sudah diinput
dalam Aplikasi Persediaan selanjutnya akan dikirimkan ke aplikasi SIMAKBMN.
Dari aplikasi SIMAK-BMN akan dihasilkan Laporan Posisi BMN di Neraca.
Akan tetapi SIMAK-BMN tidak menghasilkan laporan keuangan.Laporan
keuangan adalah output dari aplikasi SAKPA.
SIMAK-BMN diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan
informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBN dan pelaporan manajerial. SIMAK-BMN menghasilkan informasi sebagai
dasar penyusunan Neraca baik tingkat kementerian/lembaga maupun pemerintah
pusat, serta informasi untuk perencanaan kebutuhan danpenganggaran ,
pengadaan, penggunaan pemanfaatan, pengamanan danpemeliharaan, penlaian,
penghapusan,pemindahtanganan, pembinaan,pengawasan dan pengendalian.
1. Ketaatan, yaitu SIMAK-BMN diselenggarakan sesuai peraturan
perundang-undangan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Apabila prinsip
akuntansi bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, maka yang
diikuti adalah ketentuan perundang-undangan.
2. Konsistensi, yaitu SIMAK-BMN dilaksanakan secara berkesinambungan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Kemampubandingan, yaitu SIMAK-BMN menggunakan klasifikasi standar
sehingga menghasilkan laporan yang dapat dibandingkan antar periode
akuntansi.
4. Materialitas, yaitu SIMAK-BMN dilaksanakan dengan tertib dan teratur
sehingga seluruh informasi yang mempengaruhi keputusan dapat
diungkapkan.
5. Obyektif, yaitu SIMAK-BMN dilakukan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
6. Kelengkapan, yaitu SIMAK-BMN mencakup seluruh transaksi BMN yang
terjadi.
Penatausahaan BMN meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan
pelaporan BMN. SIMAK-BMN terkait dengan pembukuan dan pelaporan
BMN.Oleh karena itu, SIMAK-BMN merupakan lingkup dari penatausahaan
BMN. Penatausahaan BMN, dilakukan oleh Pelaksana Penatausahaan, yaitu unit
yang melakuka npenatausahaan BMN.
Pelaksana penatausahaan terdapat pada Kuasa Pengguna Barang/Pengguna
41
Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dilakukan oleh unit penatausahaan
Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang (yaitu setiap kementerian/lembaga),
sedangkan pelaksanaan penatausahaan pada pengelola barang dilakukan oleh unit
penatausahaan pengelola barang, yaitu Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Penatausahaan BMN pada pengguna barang dilakukukan oleh :
1. Unit Penatausahaan Kuasa Pengguna Barang (UPKPB)
2. Unit Penatausahaan Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UPPB-W)
3. Unit Penatausahaan Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UPPB-E1)
4. Unit Penatausahaan Kuasa Pengguna Barang (UPKPB).
Oleh karena SIMAK-BMN akan terkait dengan pelaporan akuntansi, maka
perlu diketahui apa yang dimaksud dengan entitas akuntansi dan entitas
pelaporan. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.Oleh
karena itu setiap unit penatausahaan pada pengguna barang merupakan entitas
akuntansi.
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupal laporan keuangan. Suatu
entitas pelaporan dapat terdiri dari lebih dari 1 entitas akuntansi. Entitas pelaporan
disini adalah Pemerintah Pusat. Entitas akuntansi (yaitu pengguna barang)
Secara periodik, pengguna barang akan melaksanakan rekonsiliasi barang
milik negara dengan unit akuntansi pengelola barang. Selain itu, unit akuntansi
pengguna barang jugaakan melakukan rekonsiliasi dengan unit akuntansi
keuangan, misalnya UnitAkuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) dan Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA), yang dikenal dengan istilah
rekonsiliasi internal. Rekonsiliasi data BMN, yaitu proses pencocokan data BMN
yang diproses dalamb eberapa sistem/sub sistem yang berbeda berdasarkan
dokumen sumber yang sama. Rekonsiliasi yang dilakukan antara unit pengguna
barang dan pengelola barang adalah :
1. Rekonsiliasi Tingkat Satuan Kerja antara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Barang (UAKPB) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL);
2. Rekonsiliasi Tingkat Wilayah antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Barang Wilayah (UAPPB-W) dan Kanwil DJKN
3. Rekonsiliasi Tingkat Eselon 1 antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Barang Eselon 1 (UAPPB-E1) dan Kantor Pusat DJKN. Rekonsiliasi ini
sifatnya opsional.
4. Rekonsiliasi Tingkat Pusat antara Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)
dan Kantor Pusat DJKN.
Unit Penatausahaan Pengguna Barang
Unit Akuntansi untuk pengguna barang, terdiri dari :
1. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB), yaitu unit akuntansi BMN
43
penggabungan laporan BMN dari UAPPB-E1. Penanggung jawab UAPB
adalah Menteri/Pimpinan Lembaga
2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang – Eselon 1 (UAPPB-E1),
yaitu unit akuntansi BMN pada tingkat eselon 1 yang melakukan
kegiatanpenggabungan laporan BMN dari UAPPB-W dan UAKPB yang
langsungberada di bawahnya. Penanggung jawab UAPPB-E1 adalah
Pejabat Eselon1
3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang – Wiliayah (UAPPB-W),
yaitu adalah unit akuntansi BMN pada tingkat wilayah atau unit kerja
lain yangditetapkan sebagai UAPPB-W dan melakukan kegiatan
penggabungan laporan BMN dari UAKPB. Penanggung jawab
UAPPB-W adalah Kepala Kantor UAPPB-Wilayah atau Kepala Unit Kerja yang
ditetapkan sebagai UAPPB-W.
4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB), yaitu unit akuntansi
BMN pada tingkat Satuan Kerja/Kuasa Pengguna Barang yang memiliki
wewenang mengurus dan/atau menggunakan BMN. Untuk
mempermudah pemahaman terkait Unit Akuntansi untuk
PenggunaBarang, diberikan contoh KPKNL Jakarta. I. KPKNL Jakarta I
adalah Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB). Untuk UAPPB-W adalah
Kanwil yang membawahi KPKNL Jakarta I, yaitu Kanwil VII DJKN Jakarta.
(biasanya akan dilakukan oleh Sekretariat DJKN). Untuk UAPB adalah
Kementerian Keuangan.
Tugas pokok setiap unit akuntansi yang pada pengguna barang adalah :
1. Menyelenggarakan sistem manajemen infomasi BMN;
2. Menyelenggarakan sistem akuntansi BMN.
3.Menyelenggarakan (untuk UAKPB) dan mengkoordinasikan (untuk
UAPPBW, UAPPB-E1, UAPB) pelaksanaan inventarisasi BMN;
4.Menyusun dan menyampaikan laporan BMN serta jurnal transaksi BMN
secara berkala.
Penanggung jawab UAPB adalah menteri/ pimpinan lembaga.Untuk
lingkup Kementerian Keuangan, tentu saja penanggung jawabnya adalah Menteri
Keuangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 347/KMK.01/2008
tentang Pelimpahan Wewenang kepada Pejabat Eselon I di Lingkungan
Departemen Keuangan Untuk Dan Atas Nama Menteri Keuangan,
Menandatangani Surat dan atau Keputusan Menteri Keuangan, menyebutkan
bahwa wewenang terkait dengan penyusunan laporan barang milik negara di
lingkungan kementerian keuangan serta penandatangan laporan keuangan
kementerian keuangan dilimpahkan kepada Sekjen Kementerian Keuangan.
Sebagai penanggung jawab UAPPB-E1 adalah Pejabat Eselon I.Untuk
DJKN fungsi ini dilaksanakan oleh Sekretaris Ditjen Kekayaan Negara.Untuk
UAPPB-W penanggung jawabnya adalah Kepala Kanwil/Pimpinan Unit Yang
45
menangani perlengkapan. Sedangkan penanggung jawab untuk UAKPBadalah
kepala satuan kerja.
Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik
negara/daerah. Berdasarkan PMK 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan
Barang Milik Negara, disebutkan bahwa penatausahaan BMN pada tingkat
Pengelola Barang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara(DJKN). Selanjutnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam
Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat menyatakan bahwa
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut DJKN, adalah
unit eselon 1 pada Departemen Keuangan yang mempunyai tugas merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kekayaan
negara,piutang negara, dan lelang. Struktur organisasi penatausahaan BMN pada
Pengelola Barang adalah sebagai berikut:
1. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
2. Kantor Wilayah DJKN (Kanwil DJKN) adalah instansi vertikal DJKN yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan
Negara.Kanwil DJKN merupakan pelaksana penatausahaan BMN di tingkat
wilayah pada pengelola barang.
3. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) adalah instansi
kepada Kanwil DJKN. KPKNL merupakan pelaksana penatausahaan BMN
di tingkat daerah pada Pengelola Barang.
Secara periodik dilakukan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN antara
Kementerian Negara/Lembaga (K/L) sebagai pengguna barang dengan Pengelola
Barang cq. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Pemutakhiran datadan
rekonsiliasi ini dibagi dalam beberapa jenjang sebagai berikut :
1. Tingkat satuan kerja, antara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
(UAKPB) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
2. Tingkat wilayah, antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
Wilayah (UAPPB-W) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (Kanwil DJKN).
3. Tingkat eselon I, antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon
I (UAPPB-E1) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(Kantor Pusat DJKN).
4. Tingkat pusat, antara Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) dan Kantor
47 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Sistem Informasi akuntansi atas aset tetap pada Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara telah berjalan dengan cukup
baik.
2. Aset tetap yang berada di Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Sumatera Utara merupakan Barang Milik Negara (BMN).
3. Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan Kanwil Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara Sumatera Utara merupakan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara ( SIMAK BMN )
B. Saran
Penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara.
1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
diharapkan dapat menyusun sendiri besarnya penyusutan aset tetap untuk
menentukan alokasi biaya terhadap penggunaan aset tersebut.
2. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
diharapkan mampu meningkatkan pengendalian intern dalam Sistem
dokumen –dokumen yang penting dalam transaksi pengadaan aset tetap.
Agar file-file dokumen terhindar dari pihak-pihak yang tidak berwenang
yang dapat memanipulasi dokumen-dokumen penting tersebut.
3. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
dalam bidang penilaian seharusnya membuat database laporan penilaian
Barang Milik Daerah dan Barang Milik Negara sehingga dokumen
49
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H, and William S.Hopwood, 2006. Sistem Informasi
Akuntansi, Buku I, Salemba Empat, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2002. Akuntansi Aset Tetap, Edisi Keempat, PT. Raja Grafindo, Jakarta
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield, 2007.Akuntansi
Intermediate, Edisi Ke-12, Erlangga, Jakarta.
Mulyad, 2001.Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat,
Jakarta.
Romney, Marshall B, and Paul Jhon Steinbart, 2006.Accounting Information
System, 10th edition, Pearson Education Internasional, New Jersey.
S.R,Soemarso, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku I, Salemba Empat,
Jakarta.
Widjajanto, Nugroho, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta.