1
TUGAS AKHIR
PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Oleh :
AFRIYANTI TOISUTA 122102172
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : AFRIYANTI TOISUTA
NIM : 122102172
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PADA PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Tanggal 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19581114 198703 2 001 Drs. Nurzaimah MM.Ak
Tanggal 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
Tanggal 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
NIP. 19560407 98002 001
3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : AFRIYANTI TOISUTA
NIM : 122102172
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PADA
PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN
NEGARA SUMATERA UTARA
Medan, Juni 2015
NIM. 122102172
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hikmat-NYA serta kesehatan yang diberikan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhirini.Tugas Akhir ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas
Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis
menyusun tugas akhir ini dengan judul“ Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Gaji dan Upah Pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara.”
Penulis berharap penulisan Tugas Akhir ini tidak hanya sebatas penulisan
saja, tapi mampu memberikan pengaruh yang positif bagi para pembaca dan
dapat dijadikan sebagai suatu ilmu yang bermanfaat bagi siapa saja.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya
kepada keluarga besar penulis yang telah memberikan bimbingan, semangat, dan
rela berkorban demi saya. Hingga saya dapat menyelesaikan pendididkan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Akuntansi Universitas
Sumatera Utara, sampai saya dapat menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
Selama proses penyelesaian tugas akhir ini, dimulai dari pelaksanaan
ii
dan bimbingan. Penulis juga menyadari bahwa segala kerja keras penulis tidak
akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati serta rasa hormat penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof .Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E, M.Acc., Ak. Selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Aknutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Nurzaimah MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas
Akhir.
6. Ibu Batiah Sinuraya, S.E., M.A.P, selaku Kasubbag Kepegawaian Kanwil
DJKN Sumatera Utara.
7. Bapak Fernando, S.Sos, selaku Kepala Keuangan Kanwil DJKN yang telah
banyak memberikan informasi dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
8. Buat kakak tersayang, Maria dan ku rcaciku yang lucu, stevanie, belva, cipi,
iii
9. Sahabat seperjuangan, era, yuni, berto, cristopel, novelin, ariza, nisaul, putri,
rima dan semua anak group D buat semangat dan kebersamaan kita selam 3
tahun ini.
10.Sahabat terbaik Murni Ristauli dan Anak MCM yang telah memberikan
semangat, doa dan motivasi yang luar biasa.
Penulis mengucapkan terimakasih hanya biasa berdoa semoga kiranya
bantuan, semangat dan kebahagian yang telah diberikan kepada penulis. Penulis
berharap agar tugas akhir ini memberikan manfaat bagi semua pihak.
Medan, Juni 2014
Penulis
iv DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Survey/Observasi ... 4
2. Rencana Isi ... 5
BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA ... 7
A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Struktur Organisasi ... 11
C. Job Description ... 13
D. Jaringan Kegiatan ... 27
E. Kinerja Kegiatan Terkini... 27
v
BAB III PENGAWASAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA
UTARA ... 30
A. Pengertian Gaji dan Upah ... 30
B. Unsur-Unsur Gaji dan Upah... 32
C. Prosedur Perhitungan Gaji dan Upah ... 42
D. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah ... 45
E. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 47
F. Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi ... 48
G. Komponen Sisten Informasi Akuntansi………... 49
H. Karakteristik Informasi yang Baik……… 50
I. Sistem Informasi Akuntansi Gaji dan Upah Pegawai Kanwil DJKN Sumut………... 52
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 55
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan tertentu dalam
melaksanakan usahanya. Di era globalisasi ini perusahaan/instansi dituntut untuk
lebih efesien, efektif, dan ekonomis dalam menentukan besarnya biaya
operasional suatu perusahaan/instansi. Hal ini dapat kita lihat dari semakin
ketatnya persaingan didunia saat ini.
Dalam mendirikan perusahaan/instansi perlu diikuti dengan perencanaan,
tujuan yang dicapai, serta langkah – langkah pelaksanaan operasi yang paling
efesien. Berhasil tidaknya suatu perusahaan/instansi ditentukan oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah tenaga kerja. Tenaga kerja atau disebut pegawai
memiliki keberadaan yang sangat vital.
Berbicara mengenai tenaga kerja, maka kita akan dapat dari biaya gaji.
Masalah gaji merupakan masalah yang sangat sensitif, karena hal ini dapat
mempengaruhi sifat tingkah laku kerja dalam melaksanakan beban yang menjadi
tanggung jawabnya. Bila perusahaan/instansi dipandang tidak cukup bijaksana
dalam pelaksanaan gaji, maka bisa saja pegawai melakukan kegiatan yang
merugikan perusahaan/instansi. Misalnya, menuntut kenaikan gaji, mengurangi
kegiatan kerjanya, melakukan usaha yang bertentangan dengan ketentuan
perusahaan/instansi. Seperti, melakukan manipulasi.
Mengingat masalah gaji merupakan masalah yang sensitive, maka untuk
untuk mengindentifikasi, menghimpun, memproses, dan mengkomunikasikan
informasi ekonomis termasuk sistem penggajian suatu organisasi keberbagai
pihak yang bersangkutan.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka
pengkoordinasikan sumber daya (data, materials, equipment, suppliers, personal,
and funds ) untuk mrngkonversi input berupa data ekonomi menjadi keluaran
berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu
entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak – pihak yang
berkepentingan.
Sistem Informasi Akuntansi sangat dibutuhkan oleh organisasi. Organisasi
merupakan sekelompok orang atau unit yang melakukan kegiatan, termaksud
pengambilan keputusan, secara terkoordinasi guna meningkatkan suatu tujuan
tertentu. Disisi lain, kemajuan teknologi informasi dapat meningkatkan daya saing
guna memajukan organisasi. Penggunaan sistem informasi akuntansi saat ini
sangat mendukung efesien dan efektivitas pemroses transaksi sehari – hari dan
telah diterapkan secara meluas dikalangan bisnis.
Pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumut
menginginkan setiap pegawai yang bekerja dapat memberikan hal yang terbaik
dan merasa nyaman selama berada ditempat kerja. Mengingat gaji dan upah
merupakan hal yang sangat sensitive, maka peranan Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) atas data gaji sangat penting, untuk menghindari penyelewengan atau
kecurangan dana sehingga dapat merugikan perusahaan. Dengan adanya Sistem
3
dan efesien. Maka tugas akhir ini akan membahas peranan Sistem Informasi
Akuntansi yang berfokus pada dat penggajian. Adapun judul tugas akhir ini
adalah “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Gaji Pegawai Pada Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara.”
B. Rumusan Masalah
Sistem Informasi Akuntansi terhadap gaji dan upah sangatlah penting yaitu
untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan terhadap data gaji
yang dapat merugikan perusahaan/instansi. Adapun masalah pokok yang
dirumuskan penulis adalah “ Apakah Sistem Informasi Akuntansi Gaji dan Upah
Pegawai Kanwil DJKN Sumut telah memenuhi syarat karakteristik Sistem
Informasi Akuntansi yang baik dan benar sesuai prosedur yang ada
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui Apakah
Sistem Informasi Akuntansi Gaji dan Upah Pegawai Kanwil DJKN Sumatera
Utara sudah diterapkan dengan baik ?
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Kanwil DJKN Sumatera Utara yaitu dapat memberikan informasi
dan masukan demi menunjang peningkatan khususdi bidang kegiatan
b. Bagi penulis yaitu dapat memberikan pengalaman praktis dan
pembelajaran dalam memahami dan menerapkan teori yang telah
diterima dalam bidang Akuntansi.
c. Bagi pembaca yaitu sebagai masukan dan pertimbangan yang nantinya
dapat bermanfaat sebagai referensi bagi rekan – rekan mahasiswa
dalam membuat paper ditahun – tahun mendatang yang berkaitan
dengan Sistem Informasi Akuntansi gaji.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/ Observasi
Penelitian ini dilakukan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Sumatera Utara, Gedung Departemen Keuangan Jl. Diponogoro No. 30a
Medan. Untuk lebih jelasnya jadwal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1
Jadwal penelitian dan penyusutan Tugas Akhir
NO KEGIATAN MEI JUNI
I II III IV I II III IV
1 Pengesahan Tugas Akhir
2 Pengesahan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Pengajuan Dosen Pembimbing
5
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Secara garis besar pembahasan tugas akhir ini dibagi ke dalam empat bab.
Masing masing bab dibagi dalam sub-sub sehingga penulisan bab ini lebih
sistematis. Uraian adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan
yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.
BAB II: KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas, struktur
organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan
terkini, rencana kegiatan.
BAB III: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI GAJI PEGAWAI PADA KANWIL DIREKTORAL JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Bab ini menguraikan pengertian gaji dan upah, unsur-unsur gaji
dan upah, prosedur perhitungan gaji dan upah, prosedur
akuntansi, fungsi dan manfaat sistem informasi akuntansi,
komponen sistem informasi akuntansi, karakteristik informasi
yang baik, sistem informasi gaji dan upah pegawai kanwil
DJKN Sumut.
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang
berisikan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik
penelitian dan juga beberapa saran yang relevan dengan
7 BAB II
PROFIL KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
A. Sejarah Ringkas Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah
menggulirkan program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit
bagi para pengusaha kecil dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian
rakyat pasca penjajahan. Kebijakan ini digariskan oleh Panitia Pemikir Siasat
Ekonomi yang didirikan oleh Muhammad Hatta pada tahun 1946.
Dalam perkembangannya, pengucuran atau pinjaman dana yang diberikan
oleh pemerintah tersebut tidak dapat dikembalikan tepat pada waktunya, bahkan
dana tersebut menjadi kredit macet. Bila keadaan tersebut tidak segera dilakukan
langkah pengamanan, maka dikhawatirkan akan sangat merugikan keuangan dan
kekayaan negara yang selanjutnya akan memperlambat pertumbuhan
perekonomian negara. Atas dasar pertimbangan tersebut dan mengingat sistem
penyelesaian perkara yang ada pada saat itu berdasarkan Pasal 195 HIR tidak
mampu melakukan fungsinya dalam melakukan pengamanan terhadap keuangan
dan kekayaan negara, maka berdasarkan Keputusan Penguasa Perang Pusat
Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kpts/Peperpu/0241/1958 tanggal 6 April
1958 dibentuk Panitia Penyelesaian Piutang Negara (P3N) dengan tugas
(melaksanakan sendiri putusan-putusannya seperti surat paksa, sita, lelang, dan
keputusan hukum lainnya tanpa harus meminta bantuan lembaga peradilan).
Berdasarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, negara Indonesia
kembali ke keadaan tertib sipil yang dimulai pada tanggal 16 Desember 1960.
Dalam situasi tertib sipil tersebut, maka dasar hukum yang memayungi Keputusan
Penguasa Perang Pusat (yaitu Undang-Undang Dasar Sementara 1950) menjadi
tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, seluruh Keputusan Penguasa Perang Pusat
berikut semua aturan pelaksanaannya tidak akan berlaku lagi. Namun demikian,
tugas dan kewenangan P3N untuk menyelesaikan piutang negara secara cepat dan
efisien masih dipandang relevan untuk tetap dilaksanakan. Oleh karena itu,
sebelum Keputusan Penguasa Perang Pusat tersebut dicabut, maka dipandang
perlu untuk menyusun suatu ketentuan pengganti yang dapat mempertahankan
eksistensi tugas dan kewenangan pengurusan piutang negara yang cepat dan
efisien.
Pada tanggal 14 Desember 1960 pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara. Berdasarkan Undang-Undang tersebut pemerintah membentuk Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) sebagai pengganti P3N. Guna melestarikan dan mempertahankan eksistensi kewenangan P3N, maka PUPN juga diberikan kewenangan Parate Eksekusi dalam melaksanakan tugasnya.
Pada tahun 1971 penyerahan piutang negara yang berasal dari kredit
investasi cukup banyak, namun struktur organisasi dan sumber daya manusia
PUPN terbatas. Oleh karena itu,berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun
1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus
9
interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang
negara. Sebagai penjabaran Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 tersebut,
maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976
tentang susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan
piutang negara dilaksanakan oleh Satuan Tugas (Satgas) BUPN.
Meningkatnya piutang negara yang pengurusannya diserahkan kepada
BUPN menandakan makin banyaknya piutang negara yang bermasalah (macet),
baik berasal dari perbankan yang mempunyai agunan maupun non perbankan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah memandang perlu
mengeluarkan suatu kebijakan guna mempercepat proses pelunasan piutang
negara. Untuk itu diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang
menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN, sehingga terbentuklah
organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
(BUPLN).
Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991,
Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan piutang
negara dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N),
sedangkan tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang Negara (KLN).
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang
ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001
tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang
Untuk menyesuaikan tugas dan fungsi pada kantor operasional, maka
Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N) dan Kantor Lelang Negara
(KLN) dilebur menjadi satu dengan nama Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang
Negara (KP2LN).Penyatuan ini dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 425/KMK.01/2002 tanggal 2 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara dan Kantor
Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.
Pada tahun 2006 terjadi penataan organisasi di lingkungan Departemen
Keuangan dimana fungsi Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang
digabung dengan fungsi Pengelolaan Kekayaan Negara Direktorat Pengelolaan
Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) DJPb, sehingga Direktorat Jenderal
Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) berubah menjadi Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia.
Dengan adanya perubahan organisasi tersebut, maka KP2LN berganti nama
menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dengan
tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Hal ini merupakan salah satu hasil Reformasi Birokasi yaitu penyatuan fungsi-fungsi yang sejenis ke dalam satu unit Eselon I.
Unit kerja Kantor Pusat DJKN terdiri dari 8 unit eselon II, yaitu:
11
Dipisahkan, Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain,
Direktorat Penilaian, Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem
Informasi, Direktorat Lelang, dan Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat.
Selain itu, DJKN juga mempunyai unit kerja vertikal yang tersebar di seluruh
Indonesia, yang terdiri dari 17 Kantor Wilayah dan 70 KPKNL.
1. Visi Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara Visi dari Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
yang telah ditetapkan adalah menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional
dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
2. Misi Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara Adapun Misi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara adalah :
1. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan
efektivitas pengelolaan kekayaan negara.
2. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum.
3. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi pemerintah
4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai keperluan.
5. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien,
transparan,dan akuntabel.
6. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan
kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi
kepentingan masyarakat.
Struktur organisasi adalah merupakan suatu kerangka yang memperlihatkan
sejumlah tugas-tugas dan kejadian kejadian untuk mencapai tujuan organisasi.
Hubungan antara fungsi-fungsi wewenang dan tanggung jawab setiap anggota di
dalamnya, biasanya bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan yang
dimaksud.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah
untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan
ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dapat ditetapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal,
13
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
C. Job Description
Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada Bagian Umum, Bidang
Pengelolaan Kekayaan Negara, Bidang Penilaian, Bidang Piutang Negara, Bidang
Berdasarkan keputusan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Sumatera Utara terdiri dari :
1) Kepala Kantor Wilayah
a. Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan
teknis, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kekayaan
negara, piutang negara dan lelang
b. Memberikan pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan di bidang kekayaan Negara.
c. Memberikan teknis, supervisi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di
bidang penilaian.
d. Memberikan bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan pengurusan piutang Negara.
e. Memberikan bahan pertimbangan atas usul penghapusan, keringanan
hutang, pencegahan, paksa badan atau penyelesaian piutang Negara
f. Memberikan bimbingan teknis pengelolaan barang jaminan dan
pemeriksaan harta kekayaan atau barang jaminan yang tidak diketemukan milik penanggung hutang atau penjamin hutang.
g. Memberikan bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan, evaluasi dan Verifikasi lelang serta pengembangan lelang.
h. Memberikan pelayanan bantuan hukum di bidang kekayaan negara,
15
i. Memberikan bimbingan teknis pemantauan, evaluasi, dan pelaksanaan
pelayanan informasi serta pelaksanaan verifikasi pengurusan piutang
negara dan lelang.
j. Melakukan pembinaan terhadap Penilai, Usaha Jasa Lelang, dan Profesi
Pejabat Lelang
k. Melakukan pelaksanaan dan pengawasan teknis pengelolaan kekayaan
negara, penilaian, pengurusan piutang negara dan lelang.
l. Melakukan pelaksanaan penilaian dan pengurusan piutang Negara.
m. Melakukan pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara.
2) Bagian Umum
Bagian Umum terdiri dari Subbagian Kepegawaian, Subbagian Keuangan
dan Subbagian Tatausaha.
a. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas yaitu:
1) Melakukan telaahan dalam rangka penyelesaian kasus pelanggaran
disiplin pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Melakukan penelaahan dalam rangka penyelesaian permohonan izin
perkawinan dan penceraian atau surat izin beristri lebih dari satu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3) Melakukan penelaahan dalam rangka penyelesaian izin permohonan ke
luar negeri pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
4) Melakukan penelaahan dalam rangka mutasi pegawai di lingkungan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
5) Melakukan penelaahan dalam rangka Usulan Kenaikan Pangkat
Pegawai Golongan III/a keatas ke Kantor Pusat DJKN dan kenaikan
pangkat ke BKN Regional untuk golongan II/d kebawah.
6) Melakukan penelaahan dalam rangka pembuatan Surat Kenaikan Gaji
berkala.
7) Melakukan penelaahan dalam rangka usulan pensiun pegawai ke kantor
pusat dan BKN regional.
8) Melakukan penelaahan dalam rangka pemberian izin belajar pegawai
yang melanjutkan pendidikan.
9) Melakukan penelaahan dalam rangka Penyelesaian Berita Acara
Pelantikan Jabatan struktural , pejabat lelang, juru sita, dan pemeriksa.
10)Melakukan penelaahan dalam rangka pemberian usulan pegawai
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat).
11)Melakukan penelaahan dalam rangka pemberiaan usulan penerimaan
penghargaan satya lancana.
12)Menyiapkan konsep bahan Pengelolaan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah.
13)Melakukan penelaahan dalam rangka penyusunan konsep grading
pelaksana di Lingkungan Kantor Wilayah.
14)Melakukan penelaahan dalam rangka penyusunan konsep serah terima
jabatan pejabat eselon III di Lingkungan Kantor Wilayah.
17
1) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka rencana kerja Subbagian
Keuangan sebagai bahan penyusunan rencana kerja bagian umum.
2) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka penatausahaan
peraturan-peraturan di bidang keuangan.
3) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun Daftar Usulan
Kegiatan (DUK) dan Daftar Usulan Proyek (DUP) kantor-kantor di
lingkungan Kantor Wilayah agar penyusunan anggaran rutin dan
pembangunan dilakukan secara terpadu.
4) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun konsep usulan
Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan, Anggaran Belanja
Tambahan (ABT), revisi DIPA dilakukan secara terpadu.
5) Menyiapkan konsep telaahan telaahan DIPA dan petunjuk pelaksanaan
kepada kantor-kantor di lingkungan Kantor Wilayah DJKN sebagai
dasar untuk menggunakan dana yang tertinggi yang tersedia bagi
unit-unit yang bersangkutan.
6) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka melakukan permintaan dana TKPKN kepada Bagian Keuangan berdasarkan jumlah kebutuhan dana yang sebenarnya.
7) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun konsep laporan
8) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka melakukan penatausahaan
keuangan Kanwil DJKN berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
9) Menyiapkan bahan pemantauan laporan Bendahara pada seksi Hukum
dan Informasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang dan lelang.
10)Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun konsep tanggapan
Laporan Hasil Pemeriksaaan (LHP) dari aparat pengawasan fungsional
dan pengaduan masyarakat.
c. Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas yaitu :
1) Melakukan penelaahan dalam rangka penyiapan rencana pelaksanaan
pengadaan alat barang inventaris kantor/ATK/barang cetakan.
2) Melakukan penelaahan dalam rangka pemeliharaan atau perbaikan
barang inventaris kantor/gedung kantor/ rumah dinas sesuai dengan dana
yang tersedia.
3) Melakukan konsep telaahan dalam rangka permohonan penghunian
rumah dinas did lingkungan Kantor Wilayah.
3. Bidang PKN
1) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengelolaan BMN Lingkup I.
2) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan penetapan status penggunaan BMN Lingkup I.
3) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan
19
Bangun Serah Guna/ Bangun Guna Serah (BSG/BGS), dan Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur (KSPI) Lingkup I.
4) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan
penghapusan BMN Lingkup I.
5) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan
pemindahtanganan (penjualan, tukar menukar, hibah, penyertaan modal
pemerintah) BMN Lingkup I.
6) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan inventarisasi,
pembukuan dan pelaporan dalam rangka penatausahaan BMN Lingkup I.
7) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan akuntansi ,
penyusunan Laporan Barang Milik Negara, dan penyusunan Daftar Barang
Milik Negara Lingkup I.
8) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan pengawasan,
pemantauan evaluasi dan pertanggungjawaban pengelolaan BMN Lingkup
I.
9) Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyiapan bahan dan
perumusan rencana penerimaan kekayaan negara Lingkup I.
10)Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan rekapitulasi
potensi PNBP yang berasal dari pengelolaan barang milik negara yang
persetujuannya diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJKN dan rekapitulasi
potensi PNBP yang berasal dari pengelolaan barang milik negara yang
persetujuannya diterbitkan oleh Kepala KPKNL yang berada pada lingkup
11)Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyiapan bahan masukan
untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan
( RKT), Penetapan Kinerja (PK), dan LAKIP Lingkup I.
12)Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyiapan bahan penyusunan
tanggapan dan tindak lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) aparat
pengawasan fungsional Lingkup I.
13)Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyiapan bahan pemantauan
pengendalian intern dan penjaminan kualitas pelaksanaan prosedur atas
permintaan Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi.
14)Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyusunan laporan berkala
Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas Lingkup I.
15)Melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Bidang
PKN.
4. Bidang Penilaian
1) Menyiapkan konsep rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan
teknis did bidang penilaian lingkup I.
2) Menyiapkan konsep rumusan pemantauan, evaluasi dan rekondasi
terhadap pelaksanaan dan laporan penilaian kekayaan negara lingkup I
yang dilakukan oleh Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan. Konsep
21
3) Menyiapkan konsep rumusan atas supervisi dan konsultasi pelaksanaan
kebijakan teknis penilaian kekayaan negara lingkup I yang dilakukan oleh
Kantor Pelayanan.
4) Menyiapkan konsep rumusan bahan pembinaan, pengawasan, dan
peningkatan kualitas penilai lingkup I.
5) Menyiapkan konsep rumusan terhadap penggalian potensi penilaian
kekayaan negara lingkup I.
6) Menyiapkan bahan penyusunan konsep hasil verfikasi atas penilaian
lingkup I.
7) Menyiapkan konsep rumusan atas review laporan penilaian lingkup I oleh
penilai eksternal atas permohonan direktorat lain, atau pihak lainnys.
8) Menyiapkan konsep rumusan terhadap pertimbangan usul penilaian
kekayaan negara lingkup I yang menggunakan jasa penilai eksternal.
9) Menyiapkan konsep rumusan atas koordinasi dengan instansi terkait dan
bahan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang penilaian
kekayaan negara lingkup I.
10)Menyiapkan konsep rumusan bahan penyusunan dan pengolahan basis
data penilaian kekayaan negara lingkup I.
11)Menyiapkan konsep rumusan dalam rangka pengumpulan data yang
berkenaan dengan pelaksanaan peraturan dan ketentuan kebijaksanaan
penilaian lingkup I.
12)Menyiapkan konsep rumusan dalam rangka pemantauan perkembangan
13)Menyiapkan konsep rumusan bahan masukan dalam rangka penyusunan
Rencana Strategik, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Mitigasi
Manajemen Resiko, Laporan Tahunan dan LAKIP Kanwil.
14)Menyiapkan konsep rumusan dalam rangka penyusunan bahan
pemantauan pengendalian intern dan penjamin kualitas pelaksanaan
prosedur atas permintaan Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan
Informasi.
15)Menyiapkan konsep rumusan bahan masukan dalam rangka penyusunan
tanggapan dan tindak lanjut atas LHP dari instansi pengawasan fungsional.
16)Menyiapkan konsep rumusan dalam rangka penyusunan laporan
pelaksanaan kegiatan seksi penilaian I sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas.
5. Bidang Piutang Negara
1) Menyiapkan konsep bahan perumusan bimbingan teknis pergurusan
piutang negara.
2) Menyiapkan konsep penggalian potensi pengurusan piutang negara.
3) Menyiapkan konsep evaluasi penetapan, penagihan, dan eksekusi barang
jaminandan/atau harta kekayaan milik penanggung hutang atau penjamin
hutang.
4) Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas penetapan
persetujuan/penolakan keringanan hutang.
5) Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul paksa badan
23
6) Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul penghapusan piutang
negara.
7) Menyiapkan konsep bahan pertimbangan dan penetapan atas usul
restrukturisasi piutang negara.
8) Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul pencegahan bepergian
ke luar negeri atas dari penanggung hutang/penjamin hutang.
9) Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas penataan dan pengamanan
barang jaminan milik penanggung hutang dan/ atau penjamin hutang.
10)Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas pemblokiran serta
pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang dan/ atau penjamin
hutang.
11)Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas pemerikasaan harta
kekayaan atau barang jaminan yang tidak di ketemukan milik penanggung
hutang atau penjamin hutang.
12)Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul pemblokiran surat
berharga milik penanggung hutang dan/ atau penjamin hutang yang
diperdagangkan di bursa efek.
13)Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul untuk memperoleh
keterangan mengenai simpanan nasabah debitur.
14) Menyiapkan konsep pendataan, pengolahan dan pengelolaan barang
jaminan piutang negara.
15)Menyiapkan konsep pertimbangan usul penyelesaian masalah pengurusan
16)Menyiapkan konsep pemberian bimbingan teknis verifikasi dan
monitoring pengurusan piutang negara.
17)Menyiapkan konsep bahan masukan untuk penyusunan Rencana Strategik,
Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Mitigasi Manajemen
Resiko, Laporan Tahunan dan LAKIP Kanwil.
18)Menyiapkan konsep tanggapan hasil pemeriksaan (LHP) dari aparat
pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.
19)Menyiapkan konsep bahan pemantauan pengendalian intern dan
penjaminan kualitas pelaksanaan prosedur atas permintaan Bidang
Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi.
6. Bidang Lelang
1) Menyiapkan konsep bimbingan teknis pelaksanaan operasioanl lelang
lingkup I
2) Menyiapkan konsep pelaksanaan penggalian potensi lelang lingkup I.
3) Menyiapkan konsep pemantauan pelaksanaan lelang lingkup I.
4) Menyiapkan konsep evaluasi pelaksanaan lelang lingkup I.
5) Menyiapkan konsep verifikasi dan penatausahaan Risalah Lelang lingkup
I.
6) Menyiapkan konsep pengembangan lelang lingkup I.
7) Menyiapkan konsep pengawasan lelang lingkup I.
8) Menyiapkan konsep pemeriksaan lelang dan pembukuan hasil lelang.
9) Menyiapkan konsep bimbingan dan pelaksanaan pengawasan profesi
25
10)Menyiapkan konsep pembinaan Superintendensi terhadap Pejabat Lelang
Kelas I.
11)Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka verifikasi risalah lelang sesuai
ketentuan yang berlaku.
12)Menyiapkan konsep telaahan verifikasi pembukuan hasil lelang sesuai
ketentuan yang berlaku.
13)Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka pelayanan informasi yang
berkaitan dengan masalah di bidang lelang.
14)Menyiapkan konsep bahan masukan untuk penyusunan Rencana Strategik,
Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Mitigasi Manajemen
Resiko, Laporan Tahunan dan LAKIP Kanwil.
15)Menyiapkan konsep tanggapan LHP dari aparat pengawasan fungsional
dan pengaduan masyarakat bidang lelang.
16)Menyiapkan konsep bahan pemantauan pengendalian intern dan
penjaminan kualitas pelaksanaan prosedur atas permintaan Bidang
Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi.
7. Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
1) Menyiapkan bahan bimbingan teknis pemantauan dan penjaminan kualitas
pelaksanaan prosedur pada Kanwil.
2) Menyiapkan bahan penyusunan rencana pemantauan pengendalian
internal di lingkungan Kantor Wilayah.
3) Menyiapkan bahan serta melaksanakan pemantauan pengendalian intern
4) Menyiapkan bahan rekomendasi hasil pemantauan pengendalian intern di
lingkungan Kanwil.
5) Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil
pemantauan pengendalian internal di lingkungan kanwil.
6) Menyiapkan bahan perumusan rekomendasi proses bisnis di lingkungan
Kantor Wilayah.
7) Menyiapkan bahan pelaksanaan tindak lanjut LHP dari aparat pengawasan
fungsional dan pengaduan masyarakat di lingkungan Kantor Wilayah.
Hukum :
1) Melakukan bantuan hukum di bidang kekayaan negara, penilaian,
pengurusan piutang dan lelang.
2) Melaksanakan penanganan perkara Tata Usaha Negara (TUN) yang
ditujukan ke Kepala Kanwil.
3) Melaksanakan penanganan perkara perdata non Tuntutan Ganti Rugi
(TGR) yang ditujukan ke Kanwil.
4) Melaksanakan penanganan perkara perdata yang mengandung TGR dan
perkara perdata eks BPPN baik TGR dan non TGR yang di tujukan ke
kanwil.
5) Menyusun laporan rekapitulasi perkembangan penanganan perkara
triwulan.
6) Melakukan penyiapan bahan dalam rangka pendampingan perkara pidana
di bidang kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang dan lelang baik
27
D. Jaringan Usaha Kegiatan
Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara memiliki
kantor operasional vertikal di bawahnya yg disebut Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL). Terdapat 4 (empat) KPKNL dibawanya, yaitu
KPKNL P.Siantar, KPKNL Medan, KPKNL Padang Sidempuan dan KPKNL
Kisaran. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang selanjutnya
dalam keputusan ini disebut Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara. Disamping itu juga Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara melayani satuan kerja
vertikal berupa kementerian dan lembaga di wilayah Sumatera utara. Pelayanan
penilaian dan konsolidasi BMN, pelayanan lelang dan pelayanan pengurusan
piutang negara.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga
pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara . Tidak mudah
dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi,
disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hsil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja kegiatan terkini yang dijalankan
Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah
dan melakukan penilaian Barang Milik Negara (BMN) dan Barang Milik Daerah
(BMD) di bidang penilaian.
Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan di Kanwil Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara seperti perayaan hari-hari besar
keagamaan (misalnya: Buka Puasa Bersama dan Natal)
F. Rencana Kegiatan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
mengembangkan berbagai program kegiatan yang dapat memberikan kontribusi
penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia diantaranya sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pelantikan Jurusita Piutang Negara di Lingkungan Kanwil DJKN
Sumatera Utara
2. Mengkaji Ulang untuk pemanfaatan /pemindahtanganan Barang Milik
Negara (BMD) dan Barang Milik Negara (BMN) di Kanwil DSumatera
Utara, DJKN Medan, DJKN Siantar, DJKN Siantar dan DJKN Padang
Sidempuan.
3. Membentuk Tim Gabungan AKB
4. Melakukan penilaian/ penghapusan aset Perum Perumnas
5. Menyelenggarakan Seminar penilai
6. Memasukkan peraturan 2014 ke Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
(KIHI)
29
8. Menyelenggarakan Sosialisasi Peraturan dan Bimbingan Teknis
30 BAB III
PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
A. Pengertian Gaji dan Upah
Salah satu cara untuk meningkatkan semangat kerja para pegawai pegawai
adalah dengan memberikan balas jasa dalam bentuk uang maupun barang –
barang yang telah ditetapkan oleh perusahan/instansi. Balas jasa yang diterima
oleh pegawai disebut dengan istilah Gaji dan Upah.
Gaji adalah merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pemimpin,
pengawas, pegawai tata usaha, pegawai kantor serta para manajer lainnya.
Proses pembayaran gaji biasanya diberikan dalam setiap bulannya. Gaji
biasanya tingkatannya lebih tinggi dari pada pembayaran-pembayaran kepada
pekerja-pekerja upahan . Sedangkan, Upah adalah suatu penerimaan sebagai
imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja termasuk tunjangan baik
untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. Upah Biasanya diberikan kepada
pekerja yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan
kekuatan fisik. Jumlah pembayaran upah biasanya diberikan secara harian atau
berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.
Istilah penggajian (payroll) sering diartikan sebagai jumlah total yang
dibayarkan kepada karyawan atas jasa – jasa yang mereka berikan selama satu
31
1. Karyawan sangat sensitif terhadap kesalahan – kesalahan dalam pengajian
atau hal – hal yang tidak wajar. Untuk mempertahankan agar moral karyawan
tetap tinggi, perusahaan/instansi harus membayar gaji secara akurat dan tepat
waktu.
2. Penggajian serta pajak gaji dan upah yang berkaitan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap laba bersih sebagai besar perusahaan.
3. Penggajian merupakan hal yang diatur oleh peraturan – peraturan pemerintah.
Gaji dan upah merupakan pembayaran yang dibayarkan kepada pemimpin,
pengawas, pegawai tata usaha dan sebagainya. Disamping gaji dan upah pegawai
dan pegawai pelaksana (honor) di Kanwil DJKN Sumut mungkin memperoleh
manfaat – manfaat lain yang diberikan dalam bentuk tunjangan. Misalnya
tunjangan jabatan, tunjangan umum, uang lembur, uang makan, dan lain – lain.
Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian tentang gaji dan
upah menurut para ahli ekonomi :
Menurut Warren (2000:446) menyatakan bahwa “gaji umumnya merupakan
pembayaran atas jasa manajerial, administrative, atau jasa lain yang serupa. Tarif
jasa biasanya disampaikan dalam ssatuan bulanan.”
Menurut Marrom ( 2002 : 1 ) menyatakan sistem adalah suatu jaringan dari
prosedur – prosedur yang disusun dalam rangkaian secara menyeluruh untuk
melaksanakan berbagai kegiatan atau fungsi pokok dalam suatu badan usaha.
Menurut Widjajanto ( 2001 : 4 ) sisitem informasi akuntansi adalah susunan
berbagai formulir, catatan, peralatan, termaksud computer dan perlengkapan serta
erat yang didesain untuk menstransformasikan data keuangan menjadi informasi
yang dibutuhkan manajemen.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi
Yusuf menyatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan
sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data
keuangan dan data lainnya kedalam informasi, informasi tersebut diinformasikan
kepada para pembuat keputusan.
Disamping itu tingkat upah juga dipengaruhi oleh hal – hal seperti :
1. Faktor lamanya masa kerja berdasarkan pengalaman memperngaruhi
perkembangan skill secara empiric ( autodidak )
2. Faktor profesionalisme, keterampilan dan kecakapan serta kemahiran dalam
melakukan pekerjaan.
3. Tinggi rendah nya produktifitas, atau besar kecilnya produk yang dihasilkan
(kinerja )
4. Faktor volume dan beban kerja serta besar kecilnya resiko pekerjaan.
5. Tinggi rendahnya jabatan ( terkait wewenang dan tanggung jawab pekerja/
buruh .
B. Unsur – Unsur Gaji dan Upah
Menurut malthis dan Jackson unsur – unsur gaji dan upah (2002:118)adalah
sebagai berikut :
1. Komponen langsung, yaitu :
a. Gaji pokok yaitu komponen dasar yang diterima oleh karyawan
33
1). Gaji yaitu bayaran yang konsisten dari suatu periode keperiode periode
lain dengan tidak memandang jumlah jam kerja.
2). Upah yaitu bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah
waktu jam kerja.
b. Gaji variable yaitu kompensasi dikaitkan dengan kinerja
individual,kelompokatau organisasi. Gaji variable terdiri dari :
1).Bonus yaitu tambahan atas upah diaman biasanya dalam
pemberiannyatidak memperhatikan tingkat produktifitas masing –
masing karyawan.
2) Insentif yaitu upah upah tambahan yang diberikan kepada karyawan
karena prestasi kerjanya yang baik atau kinerjanya yang baik
3) Kepemilikan saham yaitu tambahan atas upah yang diberikan kepada
pemilik saham.
2. Kompensasi tidak langsung :
a. Asuransi kesehatan
b. Dana pensiun
c. Liburan Pengganti
d. Kompensasi Kerja
Dalam Kanwil Dirktorat Jenderal Kekayaan Negara, gaji penting bagi pegawai karena merupakan nilai karya atau prestasi mereka sebagai motivator dalam bekerja. Gaji merupakan komponen biaya yang besar dan membutuhkan tenaga
ekstra untuk mengawasi agar tidak terjadi penyelewengan. Didalam masyarakat
atasan kepada pegawai. Adapun unsur – unsur gaji dan honor pada Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara, yaitu :
1. Gaji Pokok
landasan dasar dalam menghitung besarnya gaji seseorang pegawai negeri
sipil. Hal ini disebabkan sebagian komponen perhitungan gaji seperti
tunjangan isteri, tunjangan anak, dan tunjangan perbaikan penghasilan
dihitung atas dasar persentase tertentu atau terkait dengan gaji pokok.
Besarnya gaji pokok seseorang pegawai negeri sipil tergantung atas golongan
ruang penggajian yang ditetapkan untuk pangkat yang dimilikinya. Karena itu
pangkat berfungsi pula sebagai dasar penggajian.
Besaran gaji pokok diberikan kepada pegawai sesuai dengan besaran yang
tercantum dalam surat keputusan pengangkatan, surat keputusan kenaikan
pangkat, surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala, atau surat penetapan
lainnya. Besaran gaji pokok terakhir diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 8
Tahun 2009 untuk PNS, Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2007 untuk
Hakim Peradilan Umum Peradilan Tata Usahaan Negara dan Peradilan
Agama.
Kepada seseorang yang diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) diberikan gaji pokok sebesar 80% dari gaji pokok yang ditentukan
golongan/ruang gaji menurut pangkat yang didudukinya.
35
Yang dimaksud dengan tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan
kepada pegawai negeri yang beristeri/suami. Ketentuan-ketentuan yang
berkaitan dengan tunjangan isteri/suami adalah :
a. diberikan untuk 1 (satu) istri/suami pegawai negeri yang sah;
b. besarnya tunjangan isteri/suami adalah 10 % dari gaji pokok;
c. tunjangan isteri/suami diberhentikan pada bulan berikutnya setelah terjadi
perceraian atau meninggal dunia;
untuk memperoleh tunjangan isteri/suami harus dibuktikan dengan surat
nikah/akta nikah dari Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil.adalah
tunjangan yang diberikan kepada PNS maupun CPNS yang beristri/ bersuami
yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tunjangan Istri/ Suami adalah
sebesar 10% dari gaji pokok.
3. Tunjangan Anak
Yang dimaksud dengan tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan
kepada pegawai negeri yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan
anak angkat) dengan ketentuan :
a. belum melampaui batas usia 21 tahun;
b. tidak atau belum pernah menikah;
c. tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan
d. nyata menjadi tanggungan pegawai negeri yang bersangkutan.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan anak adalah :
b. Dalam hal pegawai negeri pada tanggal 1 Maret 1994 telah memperoleh
tunjangan anak untuk lebih dari 2 (dua) orang anak, kepadanya tetap
diberikan tunjangan anak untuk jumlah menurut keadaan pada tanggal
tersebut. Apabila setelah tanggal tersebut jumlah anak yang memperoleh
tunjangan anak berkurang karena menjadi dewasa, kawin atau meninggal,
pengurangan tersebut tidak dapat digantikan, kecuali jumlah anak menjadi
kurang dari dua;
c. Besarnya tunjangan anak adalah 2 % per anak dari gaji pokok;
d. Tunjangan anak diberhentikan pada bulan berikutnya setelah tidak
memenuhi ketentuan pemberian tunjangan anak atau meninggal dunia;
e. Pegawai wajib melaporkan bahwa anak yang masuk dalam tanggungan
pegawai tersebut telah tidak memenuhi ketentuan pemberian tunjangan
anak atau meninggal dunia;
f.Batas usia anak seperti tersebut diatas dapat diperpanjang dari usia 21
tahun sampai usia 25 tahun, apabila anak tersebut masih bersekolah
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dapat
menunjukan surat pernyataaan dari kepala sekolah/kursus/ perguruan
tinggi bahwa anak tersebut masih sekolah/kursus/kuliah;
2) Masa pelajaran
pada sekolah/kursus/perguruan tinggi tersebut sekurang-kurangnya
37
3) Tidak
menerima beasiswa.
4. Tunjangan Jabatan Struktural
Tunjangan Jabatan Struktural adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada
pegawai negeri yang menduduki jabatan struktural sesuai dengan peraturan
perundangan dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang, dengan ketentuan :
a. Besaran tunjangan jabatan struktural dibedakan menurut tingkat eselon
jabatan berdasarkan Peraturan Pemerintah, yang terakhir diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan
Struktural;
b. Tunjangan jabatan struktural sekaligus menentukan perpanjangan batas
usia pensiun bagi pegawai yang bersangkutan (eselon I dan II sampai
dengan usia 60 tahun, khusus jabatan eselon I tertentu dapat diperpanjang
sampai usia 62 tahun);
c. Tunjangan jabatan struktural dibayarkan pada bulan berikutnya setelah
tanggal pelantikan. Apabila pelantikan dilaksanakan pada tanggal 1 bulan
berkenaan atau tanggal berikutnya apabila tanggal 1 bertepatan pada hari
libur maka tunjangan jabatan struktural dibayarkan pada bulan berkenaan;
d. Pembayaran tunjangan jabatan struktural dihentikan terhitung mulai bulan
berikutnya sejak pegawai negeri yang bersangkutan:
1) Tidak lagi menduduki jabatan struktural;
3) Dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980;
4) Sedang menjalani cuti diluar tanggungan negara (kecuali cuti diluar
tanggungan negara karena persalinan);
5) Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
6) Dibebaskan dari tugas jabatannya selama lebih dari 6 bulan;
7) Tunjangan jabatan struktural bagi pegawai negeri yang diangkat dan
dilantik dalam jabatan struktural di luar satuan unit penggajiannya,
maka yang berkewajiban mengajukan permintaan tunjangan jabatan
struktural adalah satuan kerja unit penggajian instansi dimana PNS
tersebut menduduki jabatan struktural.
5. Tunjangan Jabatan Fungsional
Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada
pegawai negeri yang menduduki jabatan fungsional sesuai dengan peraturan
perundangan dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan, dengan ketentuan:
a. Besaran tunjangan jabatan fungsional dibedakan berdasarkan Peraturan
Presiden;
b. Bagi PNS yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat
merangkap jabatan fungsional dan struktural, hanya diberikan satu
39
c. Tunjangan jabatan fungsional sekaligus menentukan perpanjangan batas
usia pensiun bagi pegawai yang bersangkutan (dapat diperpanjang sampai
dengan usia 58 tahun, 60 tahun, dan 65 tahun);
d. Tunjangan jabatan fungsional dibayarkan pada bulan berikutnya setelah
tanggal melaksanakan tugas. Apabila tanggal melaksanakan tugas
terhitung mulai tanggal 1 bulan berkenaan atau tanggal berikutnya apabila
tanggal 1 bertepatan pada hari libur maka tunjangan jabatan fungsional
dibayarkan pada bulan berkenaan;
e. Tunjangan jabatan fungsional tidak dapat berlaku surut dari tanggal
penetapan keputusan pengangkatan dalam jabatan fungsional;
f. Pembayaran tunjangan jabatan fungsional dihentikan terhitung mulai
bulan berikutnya sejak pegawai negeri yang bersangkutan:
1). Tidak lagi menduduki jabatan fungsional
2)Diberhentikan sementara
3)Dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
4)Sedang menjalani cuti diluar tanggungan negara (kecuali cuti di luar
tanggungan negara karena persalinan anak ke-3)
5)Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
6)Dibebaskan dari tugas jabatannya selama lebih dari 6 bulan (dihentikan
Khusus untuk tunjangan jabatan fungsional dosen biasa yang mengikuti tugas
belajar dalam negeri pada perguruan tinggi yang ditetapkan dalam Keputusan
Presiden, tunjangan jabatan fungsionalnya terhitung mulai bulan ketujuh diganti
dengan tunjangan tugas belajar yang besarnya sama dengan tunjangan dosen.
6. Tunjangan Yang Dipersamakan Dengan Tunjangan Jabatan
Ketentuan tentang tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan
pada dasarnya sama dengan tunjangan jabatan fungsional. Namun karena
tunjangan ini memiliki karakteristik tersendiri sehingga tidak dapat
dimasukkan sebagai tunjangan jabatan fungsional. Tunjangan yang
dipersamakan dengan tunjangan jabatan meliputi Tunjangan Tenaga
Kependidikan, Tunjangan Jabatan Anggota dan Sekretaris Pengganti
Mahkamah Pelayaran, Tunjangan Jabatan Bagi Pejabat tertentu yang
ditugaskan pada Badan Pemeriksa Keuangan, Tunjangan Hakim, Tunjangan
Panitera, Tunjangan Juru Sita dan Juru Sita Pengganti, Tunjangan Pengamat
Gunungapi bagi Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II, Tunjangan Petugas
Pemasyarakatan dan tunjangan jabatan lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
7. Tunjangan Kompensasi Kerja (Risiko Bahaya atas Pekerjaan)
Tunjangan Risiko tidak dapat digolongkan ke dalam Tunjangan Struktural
maupun Fungsional. Tunjangan ini diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
yang dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya dituntut tanggungjawab yang
tinggi namun senantiasa dihadapkan dengan dampak resiko bahaya kesehatan
Jenis-41
jenis tunjangan kompensasi kerja antara lain Tunjangan Pengelola Arsip Statis
bagi PNS di lingkungan Arsip Nasional RI, Tunjangan Bahaya Radiasi bagi
PNS di lingkungan BPTN, Tunjangan Bahaya Radiasi bagi Pekerja Radiasi,
Tunjangan Resiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Permasyarakatan, Tunjangan Pengamanan Persandian,
Tunjangan Resiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan bagi Pegawai Negeri di
Lingkungan Badan SAR Nasional dan tunjangan lain yang sejenis dengan
tunjangan kompensasi/bahaya yang ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan.
8. Tunjangan Beras
Yang dimaksud dengan tunjangan beras adalah tunjangan beras yang
diberikan kepada pegawai negeri dan anggota keluarganya dalam bentuk
natura (beras) atau dalam bentuk inatura (uang) dengan besaran sesuai
ketentuan yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan mengenai tunjangan beras diatur sebagai berikut :
a.Tunjangan beras diberikan kepada pegawai negeri dalam bentuk natura
(beras) dan inatura (uang)
b. Besaran tunjangan beras kepada pegawai negeri sipil diberikan sebanyak
10 kg/orang/bulan, atau setara itu yang diberikan dalam bentuk uang
dengan besaran harga beras per kg nya ditetapkan oleh Menteri
c.Besaran tunjangan beras kepada anggota keluarga pegawai negeri sipil
diberikan sebanyak 10 kg/orang/bulan atau setara itu yang diberikan
dalam bentuk uang dengan besaran harga beras per kg nya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan
d. Banyak orang yang dapat diberikan tunjuanga beras adalah pegawai
yang bersangkutan ditambah jumlah anggota keluarga yang tercantum dalam
daftar gaji
9. Tunjangan Khusus PPh
Yang dimaksud dengan tunjangan khusus PPh adalah tunjangan khusus pajak
yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka membantu pegawai negeri yang
dikenakan pajak penghasilan.
Menurut Hartadi (1999:11) ada beberapa sifat gaji pada umumnya, yaitu :
1. Berlaku secara nasional
2. Dikeluarka oleh pemerintah pusat
3. Biasanya ditnjau lima tahun sekali
4. Ada sistem kenaikan dengan jumlah perincian dari pemerintah pusat
5. Dasar pemberian adalah golongan/ tingkat pekerjaan
6. Diikuti dengan sistem tunjangan.
Dapat disimpulkan gaji dan upah adalah balas jasa yang diberikan kepada
karyawan yg telah memberikan jasanya kepada perusahaan/ instansi. Jumlah gaji
yang dibayar biasanya secara berkala dan tetap sedangkan besarnya upah
43
C. Prosedur Perhitungan Gaji dan Upah
Besarnya gaji dan upah dalam setiap perusahaan/ instansi tidak selalu sama
untuk setiap pegawai dan dapat berubah – ubah dimasa yang akan datang,
tergantung pada tingkat gaji dan upah dan jam kerja masing – masing pegawai.
Terjadinya perbedaan tingkat gaji dan upah antara karyawan disebabkan oleh
pendidikan, pengalaman, kemampuan perusahaan, kondisi pekerjaan, maupun
golongan jabatan. Besar nya gaji dan upah antar satu perusahaan dengan
perusahaan lain juga berbeda – beda. Faktor yang mempengaruhi tingkat upah
antara lain :
1. Penawaran permintaan tenaga kerja
2. Organisasi buruh kemampuan perusahaan untuk membayar gaji dan upah
3. Produktivitas
4. Biaya Hidup
5. Sistem Pemerintah
Ada beberapa cara perhitungan gaji dan upah. Sistem manapun yang dipakai
perusahaan adalah untuk mnecapai tujuan perusahaan yanitu keuntungan
maksimal melalui efesiensi dan efiktivitas kerja dengan pengorbanan yang tetap.
Pola perhitungan gaji yang cukup fleksibel hedaknya mencerminkan lima hal
pokok, yaitu :
1. Upah dan gaji harus mencerminkan nilai pekerjaan / tugas.
2. Kenaikan gaji hendaknya sebanding dengan peningkatan produktivitas kerja
3. Peningkatan gaji hendaknya diperhitungkan dengan keuntungan Negara dan
4. Peningkatan gaji tidak diberikan dalam basis yang permanen
5. Adanya ukuran yang stabil dari penghasilan kerja.
Ketentuan kerja yang belaku pada Kanwil DJKN Sumatera Utara adalah:
1. Jam Kerja
Kanwil Direktorak Jenderal Kekayaan Negara ( DJKN ) Sumatera Utara
member lima hari jam bagi pegawai dalam satu minggu yang dimulai dari hari
senin sampai jumat.
2. Jam Istirahat
Pada hari istirahat setiap pegawai dibebaskan dari pekerjaan dalam batas
tertentu dan istirahat makan siang terhitung dari pukul 12.15 sampai pukul
13.00 WIB. Istirahat mingguan jatuh pada hari sabtu dan minggu serta hari
libur nasional semua pegawai berhak untuk linur dengan pembayaran gaji
penuh.
3. Cuti
Pada Kanwil Direktorak Jenderal Kekayaan Negara ( DJKN ) Sumatera Utara
memiliki dua bagian cuti yaitu Cuti tahunan yang diberikan kepada pegawai
selama 12 hari dalam setahundan cuti melahirkan selama tiga bulan.
Pada Kanwil Direktorak Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara metode
perhitungan gaji dan upah yang dibayar kepada pegawai nya didasarkan oeh
pemggolongan :
45
Yang termaksud pegawai tetap adalah pegawai yang memiliki status PNS/
CPNS yang mempunyai keahlian, dinilai dari pendidikan atau lainnya masa
kerja atau pengalaman kerja.
2. Pegawai tidak tetap ( Honor )
Gaji dan upah yang dibayar pada pegawai tidak tetap jumlahnya tidak sama.
karena pegawai tidak tetap sewaktu – waktu dapat resign dari perusahaan/
instansi tersebut. Upah/ gaji pegawai honor dibebankan pada pengeluaran
beban belanja perusahaan/ instansi
D. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah
Sebelum masalah prosedur pencatatan gaji dan upah, ada baiknya terlebih
dahulu dikemukaan pengertian prosedur tu sendiri, yaitu :
Menurut Hardibroto ( 1984;10) menyatakan bahwa “ prosedur adalah
rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang untuk
mencapai keseragaman tindakan dalam melakukan transaksi – transaksi terjadi.”
Pada Kanwil Direktorak Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara prosedur
pen`catatan gaji dan upah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Data
Bagian pembuat data bertugas mengelolah data dimana data harus selalu dicek
apakah ada perubahan atau tidak. Bila ada perubahan maka secara secara
otomatis akan berubah oleh database dengan menggunakan software/ aplikasi
yang telah disetinging untuk pembayaran gaji pegawai. Setiap bulannya
kantor dinas ini keBiro Keuangan supaya dikeluarkannya Surat Perintah
Pencairan Dana ( SPD2D ) yang telah disetujui.
2. Bendahara
Pada tangal 1 dana yag sudah dicairkan ditransferkam ke rekening bank BNI,
bagian bendaharawan akan menggambil cek, dan nomor dinas, setelah itu
dana diambil ke Bank BNI beruba gaji yang telah dipotong oleh BP2D (gaji
bersih). Dikantor setiap gaji pegawai PNS/ CPNS akan ditransfer kerekening
pegawai masing – masing. Namun, pegawai honor akan dibayar secara manual
ditempat yang sama. Khusus pegawai PNS/CPNS, gaji dibayar langsung
melalui rekening setiap Pegawai. Pegawai Kanwil Direktorak Jenderal
Kekayaan Negara Sumatera Utara harus menggunakan Bank BNI untuk
mengambilan gaji. Setiap tanggal 1 gaji sudah masuk ke rekening setiap
pegawai namun jika tanggal 1 merupakan hari libur nasional atau hari libur
kantor (hari sabtu ) maka penggajian karyawan ditunda samapai tanggal hari
kerja.
3. Bagian Keuangan
a. Bagian personalian atau keuangan bertugas untuk menandatangani gaji
dan upah, dan kartu gaji dan upah yang diterima dari bagian pengelolahan
data.
b. Penggaijian pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera
Utara sudah memiliki sistem (aplikasi ) KPPN melengkapi daftar gaji yang
dilakukan oleh bendahara pengeluaran dan direkapitulasi daftar gaji yang
47
c. Daftar perubahan data pegawai seperti pengacuan sangsi
d. Daftar rekap yang bersih diterima yang sudah ditanda tangani
e. PPK menugulas surat ke KPPN, KPPN mengusulkan ke bendahara umum
Negara. KPPN memerintahkan Operasional Negara ke DJKN Sumatera
Utara ke per orangan.
f. Pertanggungjawaban KPPN menerbitkan surat perintah pencairan dana ke
SP2D ke Kanwil DJKN Sumatera Utara.
E. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang
menggumpulkan, mengklasifikasi, mengelolah, menganalisis dan
mengkomunikasikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan
bagi pihak luar perusahaan dan pihak internal.
Pada Kanwil Direktorak Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara sangat
tertumpun pada sistem informasi yang dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan. Sistem merupakan elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Menurut Marrom ( 2002 : 1 ) menyatakan sistem adalah suatu jaringan dari
prosedur – prosedur yang disusun dalam rangkaian secara menyeluruh untuk
melaksanakan berbagai kegiatan atau fungsi pokok dalam suatu badan usaha.
Menurut Barry E. Custing yang dikutip dan diahli bahasakan oleh La. Midjan
& Azhar Susanto (2003) menyatakan bahwa “ Sistem Informasi Akuntansi
berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang
diperoleh dari pengumpulan dan pemrosesan data.”
Menurut Nugroho Wdjajanto (2001;12) mengatakan bahwa “Sistem Informasi
Akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termaksud komputer
dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaanya dan laporan
yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk menstransformasikan data
keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Menurut Romney & Steinbart (2000;34) mengatakan Sistem Informasi
Akuntansi adalah serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi
dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku,
serangkaian prosedur dan teknologi informasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu
kombinasi dari berbagai sumber daya yang dirancang untuk memproses data
akuntansi dan keuangan yang ada dan mengubahnya menjadi informasi yang
dibutukan perusahaan untuk pengambilan keputusan manajemendalam
merencanakan dan mengendalikan perusahaan/ instansi.
F. Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi akuntansi, baik kebutuhan pihak
eksternal maupun pihak internal dan eksternal, Sistem Informasi Akuntansi harus
didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian Sistem
Informasi Akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan –