• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN RINOSINUSITIS KRONIS DI RSU Dr.SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN RINOSINUSITIS KRONIS DI RSU Dr.SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rinitis alergi adalah salah satu penyakit akibat manifestasi reaksi hipersensitifitas tipe I yang diperantarai oleh immunoglobulin E dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran utama. Gejalanya dapat berupa bersin, hidung tersumbat, dan rinore (WHO ARIA, 2007).

Rinitis alergi merupakan penyakit imun yang sering ditemukan. Prevalensi rinitis alergi diperkirakan berkisar antara 10-20% dan meningkat dalam dekade terakhir (Ciprandi et al, 2005). Rinitis alergi diderita sekitar 40 juta orang di Amerika Serikat (Skoner, 2001). Penelitian terdahulu di poli THT Benin Hospital Nigeria didapatkan 81% pasien dengan hasil tes alergi positif dari 71 pasien suspek rinitis alergi (Ogisi, 2002).

Biasanya rinitis alergi timbul pada usia muda (remaja dan dewasa muda). Penelitian terdahulu di Rawat Jalan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar didapatkan pasien rinitis alergi kelompok usia 10-19 tahun sebanyak 25%, usia 20-29 tahun sebanyak 40%, kemudian terus turun sampai usia 50-59 tahun sebanyak 2,5% (Rahmawati dkk, 2008).

(2)

2

Penelitian pada 142 pasien rinitis alergi di Malaysia, didapatkan gejala klinis yang paling sering dikeluhkan adalah bersin (82,2%), rinore (68,9%) dan hidung buntu (66,7%) (Asha’ari, 2010).

Rinitis alergi bukanlah penyakit yang fatal, tetapi gejalanya dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini mengganggu kehidupan sehari-hari, selain membutuhkan biaya pengobatan yang relatif mahal, juga bersifat rekuren, kronis, dan progresif. Tahap awal masih reversible, pada tahap lanjut menjadi irreversible. Lebih lanjut, penyakit ini tidak hanya merugikan penderita secara pribadi, namun juga akan merugikan individu sebagai sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM tersebut menjadi fokus perhatian saat ini, karena sangat dibutuhkan dalam mempercepat laju pembangunan nasional (Suprihati, 2005).

Salah satu dampak dari rinitis alergi adalah rinosinusitis kronik. Ostium sinus akan menyempit karena edema dan hipersekresi kelenjar mukus akibat adanya reaksi alergi. Penyempitan semakin bertambah dengan terjadinya perubahan fisiologis mukosa hidung akibat serangan rinitis alergi yang perodik atau terus menerus, sehingga resiko terjadinya rinosinusitis kronik semakin besar (Mangunkusumo, 2007).

(3)

3

dengan April 2009 di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar mencapai 52 pasien (Bubun dkk, 2009).

Rinosinusitis kronik sulit diterapi tanpa diikuti oleh koreksi faktor resiko yang salah satunya adalah rinitis alergi. Rinitis alergi dipilih untuk diteliti karena melihat prevalensinya yang semakin meningkat dan sifatnya yang rekuren, kronis, dan progresif. Penelitian ini perlu dilakukan karena untuk melihat seberapa besar resiko terjadinya rinosinusitis kronik pada kelompok dengan faktor resiko (rinitis alergi) dan kelompok tanpa faktor resiko (tanpa rinitis alergi).

Penelitian dilakukan di RSU dr.Saiful Anwar Malang karena berdasarkan studi pendahuluan didapatkan jumlah pasien rinitis alergi yang meningkat dari tahun 2009 sebanyak 92 pasien sampai dengan tahun 2010 sebanyak 113 pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara rinitis alergi dengan rinosinusitis kronik?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

(4)

4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi usia pada pasien rinitis alergi. 2. Untuk mengetahui distribusi jenis kelamin pada pasien rinitis

alergi.

3. Untuk mengetahui distribusi jenis alergen pada pasien rinitis alergi.

4. Untuk mengetahui distribusi gejala klinis pada pasien rinitis alergi.

5. Untuk mengetahui rasio prevalensi rinosinusitis kronik yang disebabkan oleh rinitis alergi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran.

2. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan rinitis alergi dan rinosinusitis kronik.

1.4.2 Manfaat Klinis

Sebagai acuan untuk pencegahan rinosinusitis kronik. 1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat

(5)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN RINOSINUSITIS KRONIS DI RSU Dr.SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARI-DESEMBER

2010

OLEH :

AIRA OKLATIHANA PUTRI 08020027

FAKULTAS KEDOKTERAN

(6)

HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN RINOSINUSITIS KRONIS

DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh :

AIRA OKLATIHANA PUTRI 08020027

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal : 16 November 2011

Pembimbing I

dr. Nanang Mardiraharjo, SpTHT-KL

Pembimbing II

dr. Thontowi Djauhari, M.kes

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

(8)

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Aira Oklatihana Putri ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 16 November 2011

Tim Penguji

dr. Nanang Mardiraharjo, SpTHT-KL , Ketua

dr.Thontowi Djauhari, M.Kes , Anggota

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir dengan judul “Hubungan Rinitis Alergi dengan Rinosinusitis Kronis di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari-Desember 2010”.

Karya tulis ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Kedokteran S1 (Strata 1). Dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung penyelesaian Karya Tulis Akhir ini :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

2. dr.Nanang Mardiraharjo, SpTHT-KL selaku dosen pembimbing I dalam penulisan Karya Tulis Akhir ini.

3. dr.Thontowi Djauhari, M.Kes selaku dosen pembimbing II dalam penulisan Karya Tulis Akhir ini.

4. dr.Ruby Riana Asparini, SpBP selaku dosen penguji dalam Karya Tulis Akhir ini.

(10)

6. Kedua orang tua saya tercinta, Ibu Ekowati Sukrijantini dan Bapak Teguh Latihantono terimakasih atas doa, dukungan dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada saya. Beserta kakak saya, Laras Antini Teguh Putri, terimakasih atas doa dan dukungannya.

7. Seluruh sahabat-sahabat saya di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang terimakasih atas doa dan dukungannya.

8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Karya Tulis Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Akhir ini masih jauh dari sempurna dan akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, November 2011

(11)

ABSTRAK

Oklatihana Putri, Aira. 2011. Hubungan Rinitis Alergi dengan Rinosinusitis Kronis di RSU Dr.Saiful Anwar Malang Periode Januari-Desember 2010. Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Nanang Mardiraharjo, (2) Thontowi Djauhari.

Latar Belakang : Prevalensi rinosinusitis kronis mencapai 15% dan semakin meningkat dalam dekade terakhir. Salah satu faktor penyebabnya diduga rinitis alergi. Tujuan : Mengetahui hubungan rinitis alergi dengan rinosinusitis kronis di RSU Dr.Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2010.

Metode : Observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Pengambilan sampel dengan metode total sampling. Berdasarkan pasien suspek rinitis alergi yang telah menjalani tes cukit kulit dilakukan analisis menggunakan uji chi square dan dihitung rasio prevalensi rinosinusitis kronis.

Hasil Penelitian : Sampel pada penelitian ini sebanyak 80 pasien. Dari 53 pasien dengan hasil tes cukit kulit positif, 44 pasien (83,01%) diantaranya mengalami rinosinusitis kronis. Dari 27 pasien dengan hasil tes cukit kulit negatif, terdapat 17 pasien (62,96%) yang mengalami rinosinusitis kronis. Berdasarkan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara rinitis alergi dengan rinosinusitis kronis diperoleh nilai p=0,046 (p<0,05) dan rasio prevalensi sebesar 1,31 dengan interval kepercayaan 95%(0,607-0,832).

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara rinitis alergi dengan rinosinusitis kronis.

(12)

ABSTRACT

Oklatihana Putri, Aira. 2011. Correlation between Allergic Rhinitis with Chronic Rhinosinusitis at Dr. Saiful Anwar General Hospital Malang Period January-December 2010. Final Assignment : Medical Faculty, Muhammadiyah University of Malang. Advisors : (1) Nanang Mardiraharjo, (2) Thontowi Djauhari.

Background : The prevalence of chronic rhinosinusitis was 15% and increase in last decade. Allergic rhinitis is suspected as one of chronic rhinosinusitis predisposition factor.

Objective : To determine the correlation between allergic rhinitis with chronic rhinosinusitis at Dr. Saiful Anwar General Hospital Malang period January-December 2010.

Method : Observational analytical study with cross sectional approach. Sample had been being taken by total sampling method. Based on allergic rhinitis suspects who have been being performed skin prick test then analyzed using chi square test and determined the prevalence ratio of chronic rhinosinusitis.

Results : Samples of this study were 80 patients. Positive skin prick test were found in 53 patients and there were 44 patients (83,01%) had chronic rinosinusitis. Negative skin prick test were found in 27 patients and there were 17 patients (62,96%) had chronic rinosinusitis. Based on chi square test to determined correlation between allergic rhinitis with chronic rhinosinusitis, the value of p=0,046 (p<0,05) and prevalence ratio was 1,31 with confidence interval 95% (0,607-0,832).

Conclusion : There was significant correlation between allergic rhinitis with chronic rhinosinusitis.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR………..….ii

ABSTRAK ………. .iv

ABSTRACT……….…...……….…...v

DAFTAR ISI……….………..…….vi

DAFTAR TABEL………...……vii DAFTAR GAMBAR……….viii

DAFTAR SINGKATAN………...ix

DAFTAR LAMPIRAN……….x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah...3

1.3. Tujuan ...3

1.3.1. Tujuan umum ...3

1.3.2. Tujuan khusus ...3

1.4. Manfaat ...4

1.4.1. Manfaat Akademis...4

1.4.2. Manfaat Klinis...4

1.4.3. Manfaat bagi Masyarakat...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...5

(14)

2.1.1. Sinus maksila...6

2.1.2. Sinus frontal...7

2.1.3. Sinus etmoid...7

2.1.4. Sinus sfenoid...8

2.1.5. Kompleks ostio-meatal (KOM) ...8

2.1.6. Sistem transport mukosiliar...10

2.1.7. Fungsi sinus paranasal...11

2.2. Rinitis alergi ...12

2.2.1. Definisi rinitis alergi ...12

2.2.2. Klasifikasi rinitis alergi...12

2.2.3. Etiologi rinitis alergi ...13

2.2.4. Patofisiologi rinitis alergi ...14

2.2.5. Gambaran histologik rinitis alergi...16

2.2.6. Gejala klinik rinitis alergi...16

2.2.7. Diagnosis rinitis alergi...17

2.2.7.1. Anamnesis...17

2.2.7.2. Pemeriksaan fisik...17

2.2.7.3. Pemeriksaan penunjang...17

2.2.8. Penatalaksanaan rinitis alergi...20

2.2.9. Pencegahan rinitis alergi...21

2.2.10. Komplikasi rinitis alergi...22

2.3. Rinosinusitis kronik...22

(15)

2.3.2.Etiologi rinosinusitis kronik...23

2.3.3. Patofisiologi rinosinusitis kronik...23

2.3.4. Gejala klinik rinosinusitis kronik...24

2.3.5. Diagnosis rinosinusitis kronik...26

2.3.5.1. Anamnesis...26

2.3.5.2. Pemeriksaan fisik...28

2.3.5.3. Pemeriksaan penunjang...28

2.3.6. Penatalaksanaan rinosinusitis kronik...30

2.3.7. Komplikasi rinosinusitis kronik...30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS...32

3.1. Kerangka Konsep ...32

3.2. Hipotesis ...32

BAB IV METODE PENELITIAN ...33

4.1. Desain penelitian...33

4.2. Lokasi dan waktu penelitian ...33

4.3. Populasi dan sampel...33

4.4. Teknik pengambilan sampel...33

4.5. Kriteria inklusi dan eksklusi...33

4.6. Variabel penelitian...34

4.6.1. Variabel bebas ...34

4.6.2. Variabel tergantung...34

4.7. Definisi operasional variabel ...34

(16)

4.9. Teknik pengumpulan data ...35

4.10. Analisis data ...35

4.12. Alur penelitian ...36

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Karakteristik Sampel………...37

5.1.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ……….37

5.1.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ……….38

5.1.3 Distribusi Jenis Alergen pada Pasien Rinitis Alergi…………...…39

5.1.4 Distribusi Gejala Klinis pada Pasien Rinitis Alergi………...40

5.2 Hasil Tabulasi Silang………...……41

5.3 Analisis Hubungan Rinitis Alergi dengan Rinosinusitis Kronik………..41

BAB VI PEMBAHASAN………..……….42

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan………..49

7.2 Saran ………...49

DAFTAR PUSTAKA ………51

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kriteria Rinosinusitis akut dan Kronik pada Anak dan Dewasa...27

Tabel 2.2. Gejala dan tanda rinosinusitis kronik...28

Tabel 5.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin………..…….37

Tabel 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia……….…….38

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sinus paranasal...5

Gambar 2.2. Muara kelompok sinus anterior dan posterior...6

Gambar 2.3. Kompleks ostio-meatal...9

Gambar 2.4. Sel Haller...9

Gambar 2.5. Sel Agger Nasi...10

Gambar 2.6. Sistem transport mukosiliar...11

Gambar 2.7. Allergic shinner...18

Gambar 2.8. Allergic crease...18

Gambar 2.9. Siklus rinosinusitis kronik...23

Gambar 5.1. Distribusi Jenis Alergen pada Pasien Rinitis Alergi…….………..39

(19)

DAFTAR SINGKATAN AAOA : American Academy of Otolaryngic Allergy APC : Antigen Presenting Cell

ARIA : Allergic Rhinitis and Its Impact of Asthma ARS : American Rhinology Society

ECP : Eosinophilic Cationic Protein EDP : Eosinophilic Derived Protein

ELISA : Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay Test EPO : Eosinophilic Peroxidase

HLA : Human Leukocyte Antigen

IL : Interleukin

IOML : Inferior Orbital Meatal Line

IPDFT : Intracutaneous Provocative Dilutional Food Test

ISSAC : International Study of Asthma and Allergies in Childhood KOM : Kompleks Ostio-Meatal

MBP : Major Basic Protein

MHC : Major Histocompatibility Complex RAST : Rasio Immuno Sorbent Test

SET : Skin End-point Titration

Th : T helper

VAS : Visual Analogue Scale

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1………...…55

Lampiran 2………...…61

Lampiran 3………...65

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Acala, W, Sudarman, K, Christanto, A, & Widodo, C 2010, „Validasi foto polos sinus paranasal 3 posisi untuk diagnosis rinosinusitis kronik‟, Cermin Dunia Kedokteran, Vol. 37, No. 13, pp.409-414.

ARIA-World Health Organisation Initiative, 2007, Allergic rhinitis and its impact on asthma at a glance pocket reference, 1st edn, pp. 1-4.

Asha‟ari, Z, Yusof, S, Ismail, R & Hussin, C 2010, „Clinical features of allergic rhinitis and skin prick test analysis based on the ARIA classification: a preliminary study in Malaysia‟, Annals Academy of Medicine, Vol. 39, No. 8, pp. 621-624.

Baratawidjaja, G & Rengganis, I 2009, Imunologi Dasar, Edisi ke-8, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, pp.54.

Ballenger, JJ 1994, „Hidung dan sinus paranasal‟, Dalam: Ballenger JJ (Ed). Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Edisi ke-13, Diterjemahkan oleh: Staf ahli bagian THT FK UI, Binarupa Aksara, Jakarta, pp. 1-25.

Bubun, J, Azis, A, Akil, A & Perkasa, F 2009, „Hubungan gejala dan tanda Rinosinusitis kronik dengan gambaran CT-Scan berdasarkan skor Lund-Mackay‟, Jurnal ORLI, Edisi II, No.3.

Ciprandi, Vissacarro, Cirillo, Tosca & Massolo, 2005, „Nasal eosinophils display the best correlation with symptoms, pulmonary function and inflammation in allergic rhinitis‟, In: International Archives of Allergy and Immunology, Vol. 136, no. 3, pp. 266-272.

Dhingra, PL 2004, Disease of Ear, Nose and Throat, 4th edn, Elsevier, New Delhi India, pp.159.

Fatmah, 2006, „Respons imunitas yang rendah pada tubuh manusia usia lanjut‟, Makara Jurnal Kesehatan, Vol. 10, No. 1, pp. 47-53.

Fokkens, W, Lund, V, Bachert, C, Clement, P, Hellings, P & Holmstom, M 2005, „Position paper on rhinosinusitis & nasal polyps‟, European Academy of Allergology and Clinical Immunology, vol. 60, no. 66, pp. 583-601.

(22)

Groot, H, Brand, P, Fokkens, W & Berger, M 2005, „Allergic rhinoconjunctivitis in

children‟, viewed 20th February 2011,

<http://www.bmj.com/content/335/7627/985.extract>.

Karya, W, Aziz, A, Raharjo, S & Djufri, N 2008, „Pengaruh rinitis alergi (WHO ARIA 2001) terhadap gangguan fungsi ventilasi tuba eustachius‟, Cermin Dunia Kedokteran, vol. 35, no.7, pp. 405-410.

Kennedy, DW, Gwaltney, JM & Jones, JG 1995, „Medical management of sinusitis: educational goals and management guideline‟, Annals of Otology Rhinology Laryngology , vol.167, pp. 22-30.

Krouse, JH, Gordon, BR & Parker, MJ 2002, „Inhalant allergy‟, In: Allergy and Imunnology an Otolarync Approach, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, pp.35-49.

Mahr, TA 2010, A preschooler with persistent allergic rhinitis, viewed 20th Ferbruary 2011, <http://www.medscape.org/viewarticle/716090>.

Mangunkusumo, E & Soetjipto, D 2007, „Sinusitis‟, Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6, Balai penerbit FK UI, Jakarta, pp.150-4.

Meltzer, EO, Hamilos, DL & Hadley, JA 2004, „Rhinosinusitis: establishing definitions for clinical research and patient care‟, Otolaryngol Head Neck, 131(supl):S1-S62.

Mulyarjo, 2004, „Diagnosis klinik rinosinusitis‟, In: Mulyarjo, Soedjak S, Kentjono WA, Harmadji S, Herawati S (eds), Prosiding Simposium Perkembangan Terkini Diagnosis dan Penatalaksanaan Rinosinusitis, Surabaya, p.17-25.

Ogisi, F 2002, „Skin test reactions in chronic allergic rhinitis in Benin‟, The Nigerian Journal of Surgical Research, Vol.4, No.3, pp.75-79.

Pawarti, DR 2004, „Tes Kulit dalam Diagnosis Rinitis Alergi’, Media Perhati, Jakarta, p.18-23.

Phyllis, G 2007, „Location of sinuses‟, viewed 10th March 2011, <http://www.ihacares.com/index.cfm/HealthAdvisors/AdultHealthAdvisor/crs-aha-aha_obg_sinus>.

(23)

JT, Tardy ME, Jackler RK (eds), In: Head and neck surgery otolaryngology, 3rd edn, Lippincott Williams and Wilkins, Philadephia, pp. 345-57.

Rahmawati, Punagi, A & Savitri, E 2008, „Hubungan antara beratnya rinitis, reaktivitas tes cukit kulit dan kadar immunoglobulin E tungau debu rumah pada pasien rinitis alergi di Makassar‟, The Indonesian Journal of Medical Science, Vol. 1, No. 1, pp. 1-9.

Rusmono, N, Kasakeyan, E & Irawati, N 2007, „Rinitis alergi‟, Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6, Balai penerbit FK UI, Jakarta, pp.128-133.

Sastroasmoro, S & Ismael, S 2009, Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Binarupa Aksara, Jakarta.

Silverman, PM 1998, ‘Helical (spiral) computed tomography, a practical approach to clinical protocols’, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, pp: 38-41.

Skoner, D 2001, ‟Allergic rhinitis: definition, epidemiology, pathophysiology detection, and diagnosis‟, J Allergy Clin Immunol, 108(supl):S2-S8.

Slack, R & Bates, G 1998, Functional endoscopic sinus surgery, viewed 15th March 2011, <http://www.aafp.org/afp/980901ap/slack.html>.

Soetjipto, D & Mangunkusumo, E 2007, „Sinus Paranasal‟, Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6, Balai penerbit FK UI, Jakarta, pp.145-9.

Stammberger, HR 1995, „Paranasal sinuses: anatomic terminology and nomenclature‟,

viewed 21st March 2011,

<http://ws.ajou.ac.kr/~ent/new/case_topic/RHINODATA/AnatomyPNS.html>.

Suprihati, 2005, „The prevalence of allergic rhinitis and its relation to some risk factors among 13-14 years old students in Semarang Indonesia‟, Indonesian Journal of Otorhinolaryngology, Head and Neck Surgery,Vol. 35,No.1,pp.64-70.

Utami, T, Sudarman, K, Rianto, B & Christanto, A 2010, „Rinitis alergi sebagai faktor resiko terjadinya otitis media supuratif kronik‟, Cermin Dunia Kedokteran, Vol. 37, No. 6, pp. 425-429.

(24)

Wickens K, de Bruyne J, Calvo, M 2004, „The determinants of dust mite allergen and its relationship to the prevalence of symptoms of asthma in the Asia-Pacific region‟, Paediatric Allergy Immunol, 15(supl):S55-61.

Referensi

Dokumen terkait

a) Pengadilan hendaknya menentukan sebagai sikap bahwa didalam peradilan pidana hendaknya diutamakan kemungkinan penjatuhan pidana bersyarat.. Pengecualian terhadap

Menurut Mangkunegara, 2011, dalam Edi Sugiono (2019) Kinerja sumber daya manusia merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh seseorang. Kinerja juga dapat

Berdasarkan hasil pemeriksaan substantif dan penyempurnaan Buku Persyaratan sudah terpenuhi, bersama ini Tim Ah1i Indikasi Geografis mengusu1kan agar permohonan

[r]

[r]

[a,Pf,Af,e,Perf]=sim(net,P,[],[],T) yang dimasukkan pada aplikasi Matlab dari input dan target data pengujian. Nilai Error diperoleh dari : Target-Output. Jumlah SSE adalah total

Sengketa bersenjata non- internasional menurut Protokol Tambahan II/1977 (Tentang Perlindungan Korban Perang Pada Situasi Sengketa Bersengketa Non- Internasional)

dalam nada dasar yang sarna dan sesuai dengan terapi wama yang dibutuhkan. (terapi musik dengan nada dasar B untuk terapi wama ungu) dapat