• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG OBAT ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR (Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG OBAT ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR (Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru Kota Malang)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

ADYKA PRADANA R

PENGARUH

HOME PHARMACY CARE

T

ERHADAP PENGETAHUAN PASIEN

TENTANG OBAT ANTIBIOTIK

GOLONGAN KUINOLON DAN

PENGGUNAANNYA YANG BENAR

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

PENGARUH

HOME PHARMACY CARE

TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

OBAT ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON

DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek

Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

ADYKA PRADANA R 201010410311029

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM., Apt NIP.196211151988102002

Pembimbing II

(3)

iii

Lembar Pengujian

PENGARUH

HOME PHARMACY CARE

TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

OBAT ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON

DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 21 Juni 2014

2014

Oleh :

ADYKA PRADANA R 201010410311043

Tim Penguji Penguji I

Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM., Apt

NIP.196211151988102002

Penguji II

Ika Ratna Hidayati, M.Sc., Apt

NIP. 11209070480 Penguji III

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS NIP.UMM 11407040450

Penguji IV

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

OBAT ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON DAN

PENGGUNAANNYA YANG BENAR (Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang).

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dra. Liza Pristianty, Msi., MM., Apt. selaku dosen pembimbing I,

dan Ibu Ika Ratna Hidayati S.Farm., Apt., M.Sc. selaku dosen pembimbing II, disela kesibukan beliau masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing, memberi pengarahan dan motivasi sampai terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., selaku dosen penguji I dan Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 4. Penulis mengucap Alhamdulillah Jaza Humullohu Khoiro kepada Bapak

Musono dan Ibu Wiwik yang telah memberikan doa dan dukungannnya dan selalu mengedepankan urusan pendidikan anaknya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

5. Kepada para APA di Apotek Kawan Sehati, Apotek Medison Care, Apotek Dinoyo, Apotek Avicena (Bu Woro), Apotek Kimia Farma Dinoyo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut.

(5)

v 7. Kepada para sahabat: Yunan, Putri, Icha, Rendi, Sundari, Rian, Indri, Eko yang menemani dan berbagi pengalaman yang menyenangkan dengan penulis.

8. Kepada bang Rafik terima kasih atas kesediannya meminjamkan printer selam penulis menyelesaikan skripsi.

9. Teman-Teman Farmasi A atas pengalaman yang tidak terlupakan selama proses perkuliahan di dalam maupun di luar kampus.

10.Teman – Teman Farmasi angkatan 2010 atas suka duka dalam menjalani proses perkuliahan selama 4 tahun.

11.Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan masukan dan bantuannya kepada penulis sehingga skripsi ini telah diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Malang, 3 Juni 2014

Penyusun

(6)

vi

RINGKASAN

PENGARUH

HOME PHARMACY CARE

TERHADAP

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG OBAT ANTIBIOTIK

GOLONGAN KUINOLON DAN PENGGUNAANNYA YANG

BENAR

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek

Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

Home Pharmacy Care atau yang disebut juga pelayanan kefarmasian di rumah adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya. Home Pharmacy Care merupakan suatu pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh apoteker kepada para pasien untuk dapat meningkatkan keberhasilan terapi dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat yang tertera di dalam resep.

Pemakaian antibiotik khususnya antibiotik kuinolon telah meluas di masyarakat sehingga dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas yang disebabkan oleh efek samping bila penggunaannya tidak tepat dan rasional. Efek samping yang dapat terjadi yaitu Stephen Johnson Syndrome dan Post Effect Antibiotic. Stephen Johnson Sydrome adalah reaksi hipersensitivitas dari pasien dalam mengkonsumsi antibiotik kuinolon sedangkan Post Antibiotic Effect adalah kemampuan dari obat antibiotik untuk membunuh bakteri meskipun kadar obat di dalam darah rendah sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri baik terganggu.

Home Pharmacy Care bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang obat antibiotik golongan kuinolon dan cara penggunaannya yang benar. Penggunaan antibiotik digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi, pemilihan antibiotik tergantung pada tipe atau tingkat keparahan dari infeksi. Antibiotik kuinolon digunakan untuk mengatasi infeksi yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif. Yang termasuk dalam antibiotik kuinolon adalah ciprofloksasin, norfloksasin, ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin, levofloksasin, sparfloksasin, asam pipedimat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat peneliti simpulkan adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan tentang obat antibiotika golongan kuinolon dan cara penggunaannya yang benar terhadap pasien di beberapa apotek di kecamatan Lowokwaru kota Malang yang mendapatkan terapi antibiotik golongan kuinolon.

(7)

vii dan cara penggunaannya yang benar pada pasien di beberapa apotek yang berada di kecamatan Lowokwaru kota Malang. Mengidentifikasi pengetahuan dan pemakaian antibiotik kuinolon pada pasien.

Kerangka konseptual dari penelitian ini yaitu dengan memberikan kuesioner terhadap pasien yang datang di apotek yang membawa resep berisi antibiotik kuinolon, pengisian kuesioner dilakukan 2 kali pada saat sebelum dilakukan Home Pharmacy Care (pre test) dan sesudah diberi Home Pharmacy Care (post test). Pre test dilakukan di apotek pada saat pasien menunggu obat. Pasien juga akan diberikan booklet mengenai pengetahuan dan cara penggunaan antibiotik kuinolon yang benar untuk dibawa pulang. Setelah beberapa hari booklet dibawa oleh pasien, peneliti mendatangi rumah pasien untuk melakukan post test.

Penelitian ini bersifat eksperimental dikarenakan peneliti memberikan perlakuan kepada pasien. Rancangan penelitian ini bersifat pre eksperimental design one group pre test and post test design yaitu peneliti akan membandingkan antara hasil pre test (sebelum dilakukan perlakuan) dengan hasil post test (sesudah diberikan perlakuan) pada kelompok tertentu yang mendapat perlakuan yang sama. Sedangkan teknik pengambilan sampling dilakukan dengan menggunakan teknik non-probability sampling yaitu hanya individu atau suatu obyek pada suatu populasi yang memenuhi persyaratan tertentu dipilih menjadi sampling.

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Obat Antibiotik Golongan Kuinolon dan Penggunaannya Yang Benar di beberapa apotek di kecamatan Lowokwaru kota Malang yang memenuhi kriteria inklusi adalah 30 pasien dengan data demografi jenis kelamin laki-laki sebesar 40% dan perempuan sebesar 60 % dengan jumlah rentang usia terbanyak 18-23 tahun sebesar 40%, sedangkan berdasarkan pekerjaan sebesar 40% responden rata-rata mempunyai pekerjaan sebagai mahasiswa dengan pendidikan terkahir rata-rata SMA sebesar 64%.

Dari data yang didapatkan kriteria pengetahuan pasien sebelum diberikan Home Pharmacy Care berada pada tingkat Baik yaitu sebesar 43% kemudian setelah dilakukan Home Pharmacy Care kriteria tingkat pengetahuan pasien meningkat menjadi Baik sebesar 70 %. Hasil analisa data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode t-test untuk mengetahui apakah Home Pharmacy Care dapat mempengaruhi secara signifikan tentang pengetahuan dan cara penggunaan obat antibiotik golongan kuinolon yang benar pada pasien.

(8)

viii

ABSTRACT

EFFECT OF HOME PHARMACY CARE TOWARDS

KNOWLEDGE PATIENTS ABOUT QUINOLON ANTIBIOTICS

AND HOW TO USE THEM RIGHT

(

Pharmaceutical Care for Patients in Pharmacies in the district

Lowokwaru, Malang

)

Home Care Pharmacy or also called pharmacy services at home is assisting the patient by the pharmacist in the pharmacy services at home with the consent of the patient or his family. The use of quinolone antibiotics can cause dangerous side effects that Stephen Johnson Syndrome and Post Antibiotic Effect therefore Home Care Pharmacy performed by pharmacists to improve patient knowledge of the quinolone antibiotics and how to use them correctly so that quinolone antibiotics can be safely used to prevent spread of infections caused by gram-negative bacteria.

This study aims to determine the effect of Home Care Pharmacy to patient knowledge about quinolone antibiotics and how to use them right in some patients who fill a prescription in some drugstore in the district Lowokwaru, Malang. This study used an experimental pre one group pretest and posttest design. Samples were 30 people chosen using non-probability sampling. The variables measured were the respondents knowledge. instruments used are booklets and questionnaires. Data were analyzed by using t-test statistics.

From the results that were obtained, knowledge of the respondent before they given Home Care Pharmacy is good 40 % , while after given Home Care Pharmacy is good 70 % . T-test results show t-count = 6.581 is greater than t - table = 2.045. So, it can be concluded that the Home Care Pharmacy has a significant effect on the increase of knowledge and right use of the quinolone antibiotics.

(9)

ix

ABSTRAK

PENGARUH

HOME PHARMACY CARE

TERHADAP

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG OBAT ANTIBIOTIK

GOLONGAN KUINOLON DAN PENGGUNAANNYA YANG

BENAR

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan

Lowokwaru, Kota Malang)

Home Pharmacy Care atau yang disebut juga pelayanan kefarmasian di rumah adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya. Penggunaan antibiotik kuinolon dapat menyebabkan terjadinya efek samping yang berbahaya yaitu Stephen Johnson Sindrome dan Post Antibiotic Effect oleh karena itu Home Pharmacy Care dilakukan oleh apoteker untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang obat antibiotik golongan kuinolon dan cara penggunaannya yang benar sehingga antibiotik kuinolon dapat digunakan dengan aman untuk mencegah penyebaran infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri gram negatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Antibiotik Golongan Kuinolon dan Penggunaannya Yang Benar pada beberapa pasien yang menebus resep di beberapa apotek di kecamatan Lowokwaru kota Malang. Penelitian ini menggunakan Pre eksperimental one group pretest and posttest design. Sampel berjumlah 30 orang yang dipilih menggunakan teknik non-probability sampling. Variabel yang diamati adalah pengetahuan responden. instrumen yang digunakan adalah booklet dan kuesioner. Data penelitian diolah dengan statistik menggunakan uji-t.

Dari penelitian diperoleh hasil yaitu oengetahuan responden sebelum diberikan Home Pharmacy Care yaitu Baik sebesar 40% sedangkan sesudah diberikan Home Pharmacy Care adalah Baik sebesar 70%. Hasil uji-t menunjukkan t-hitung=6.581 lebih besar dari t-tabel=2.045. jadi, dapat disimpulkan bahwa Home Pharmacy Care memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan penggunaan antibiotik golongan kuinolon yang benar.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR... iv

RINGKASAN... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesa Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Asuhan Kefarmasian ... 5

2.1.1 Definisi Asuhan Kefarmasian ... 5

2.1.2 Proses Dalam Asuhan Kefarmasian ... 5

2.2 Konsep Dasar Home Pharmacy Care ... 7

2.2.1 Pengertian Home Pharmacy Care ... 7

2.2.2 Prinsip Pelayanan Kefarmasian di Rumah ... 8

2.2.3 Peran Apoteker Dalam Home Pharmacy Care ... 8

2.3 Konsep Dasar Tingkat Pengetahuan ... 12

2.3.1 Definisi Pengetahuan ... 12

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 13 2.4 Antibiotika ... 13

(11)

xi

2.4.2 Aktifitas dan Spektrum Antibiotika ... 14

2.4.3 Mekanisme Kerja Antibiotika ... 14

2.4.4 Resistensi ... 15

2.4.5 Mekanisme Resistensi ... 16

2.5 Penggolongan Antibiotika ... 16

2.5.1 Antibiotika yang Merusak Dinding Sel Bakteri ... 16

2.5.2 Antibiotika yang Memodifikasi Atau Menghambat Sintesis Protein ... 16

2.6 Penyakit Infeksi ... 17

2.6.1 Cara Penularan ... 17

2.6.2 Infeksi Bakterial ... 18

2.7 Kuinolon ... 19

2.7.1 Farmakokinetik ... 20

2.7.2 Mekanisme Kerja ... 20

2.7.3 Kelompok dan Jenis Kuinolon ... 20

2.8 Interaksi Obat ... 24

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 27

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 28

4.1 Desain Penelitian ... 28

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

4.2.1 Populasi Penelitian ... 28

4.2.2 Sampel Penelitian ... 28

4.3 Kriteria Inklusi ... 29

4.3.1 Kriteria Inklusi Sampel ... 29

4.3.2 Kriteria Inklusi Apotek ... 29

4.4 Kriteria Ekslusi ... 29

4.5 Teknik Sampling ... 29

4.6 Klasifikasi Penelitian ... 30

4.6.1 Variabel Penelitian ... 30

4.6.2 Definisi Operasional ... 30

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

(12)

xii

4.7.2 Waktu Penelitian ... 31

4.8 Kerangka Penelitian ... 32

4.9 Pengumpulan Data ... 33

4.9.1 Instrumen Penelitian ... 33

4.9.2 Teknik Pengambilan Data ... 34

4.9.3 Uji Validitas ... 34

4.9.4 Uji Reliabilitas ... 35

4.10 Analisa Data ... 36

4.10.1 Analysis Data ... 36

4.10.2 Analisa Statistik ... 36

4.11 Rumus Hipotesa ... 37

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 38

5.1 Hasil Penelitian ... 38

5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

5.2.1 Uji Validitas ... 38

5.2.2 Uji Reliabilitas ... 42

5.3 Data Demografi ... 43

5.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

5.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

5.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 45

5.3.5 Karakteristik Penggunaan Antibiotik Kuinolon Pada Responden ... 46

5.3.6 Jenis Penyakit Yang Mendapatkan Terapi Antibiotik Kuinolon ... 47

5.4 Analisis Deskripsi Jawaban dan Distribusi Frekuensi Skor Responden ... 47

5.4.1 Indikasi Obat ... 47

5.4.2 Waktu Minum Obat ... 50

5.4.3 Interaksi Obat ... 52

5.4.4 Efek Samping ... 55

(13)

xiii

5.5 Prosentase Skor dan Kriteria Pengetahuan Responden ... 61

5.5.1 Prosentase Skor Responden ... 61

5.5.2 Kriteria Pengetahuan Responden ... 61

5.6 Analisa Data ... 62

BAB 6 PEMBAHASAN ... 66

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

7.1 Kesimpulan ... 75

7.2 Saran ... 75

(14)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Identifikasi Permasalahan Yang Dapat Dilakukan Apoteker ... 6

II.2 Golongan Antibiotik Yang Merusak Dinding Sel ... 16

II.3 Golongan Antibiotik Yang Memodifikasi Atau Menghambat Sintesis Protein ... 17

II.4 Bakteri Gram Positif Yang Peka Terhadap Kuinolon ... 18

II.5 Bakteri Gram Negatif Yang Peka Terhadap Kuinolon ... 19

II.6 Penggolongan Antibiotik Kuinolon ... 20

II.7 Indeks Beberapa Nama Dagang Antibiotik Kuinolon Yang Berada di Indonesia ... 24

II.8 Daftar Interaksi Obat ... 24

IV.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 33

IV.2 Tingkat Validitas Berdasarkan Korelasi Nilai r ... 35

IV.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 35

V.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner (1) ... 39

V.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner (2) ... 41

V.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 42

V.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

V.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

V.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

V.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 45

V.8 Distribusi Frekuensi Penggunaan Antibiotik Kuinolon Pada Responden ... 46

(15)

xv V.10.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Indikasi Obat ... 48

V.10.2.1 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Indikasi Obat Soal No.1 ... 48 V.10.2.2 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Indikasi Obat Soal No.2 ... 49 V.11.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Waktu Minum Obat .. 50

V.11.2.1 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Waktu Minum Obat Soal No. 5 ... 51 V.11.2.2 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Waktu Minum Obat Soal No.6 ... 51 V.12.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Interaksi Obat ... 52

V.12.2.1 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Interaksi Obat Soal No.7 ... 53 V.12.2.2 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Interaksi Obat Soal No.8 ... 54 V.12.2.3 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Interaksi Obat Soal No.9 ... 54 V.13.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Efek Samping Obat .... 55

V.13.2.1 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Efek Samping Obat Soal No.10 ... 56 ` V.13.2.2 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Efek Samping Obat Soal No.11 ... 57 V.13.2.3 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Efek Samping Obat Soal No. 12 ... 57 V.14.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Penyimpanan Obat .... 58

V.14.2.1 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Penyimpanan Obat Soal No.13 ... 59 V.14.2.2 Distibusi Frekuensi Skor Responden

Tentang Penyimpanan Obat Soal No.14 ... 59 V.14.2.3 Distibusi Frekuensi Skor Responden

(16)

xvi V.16 Distribusi Frekuensi Kriteria Pengetahuan Responden ... 61 V.17 Distribusi nilai d dari Home Pharmacy Care Tentang Penggunaan

Obat Antibiotik Kuinolon ... 63 V.18 Distribusi nilai Xd dan X2d dari Home Pharmacy Care Tentang

(17)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konseptual... 26 4.1 Rancangan One-Group Pre Test and Post Test Design... ... 28 4.2 Kerangka Penelitian... 32 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia ... 44 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pekerjaan ... 45 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pendidikan ... 45 5.5 Distribusi Frekuensi Penggunaan Antibiotik Kuinolon

Pada Responden ... 46 5.6 Distribusi Frekuensi Jenis Penyakit Yang Mendapatkan Terapi

Antibiotik Kuinolon ... 47 5.7.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Indikasi Obat Soal No.1 ... 48

5.7.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Indikasi Obat Soal No.2 ... 49 5.8.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Waktu Minum Obat Soal No. 5 ... 51 5.8.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Waktu Minum Obat Soal No.6 ... 52 5.9.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Interaksi Obat Soal No.7 ... 53 5.9.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Interaksi Obat Soal No.8 ... 54 5.9.3 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

(18)

xviii 5.10.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Efek Samping Obat Soal No. 10 ... 56 5.10.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Efek Samping Obat Soal No. 11 ... 57 5.10.3 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Efek Samping Obat Soal No. 12 ... 58 5.11.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Penyimpanan Obat Soal No.13 ... 59 5.11.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

Tentang Penyimpanan Obat Soal No.14 ... 60 5.11.3 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden

(19)

xix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ... 79

Lampiran 2 Surat Pernyataan ... 80

Lampiran 3 Inform Consent ... 81

Lampiran 4 Identitas Responden ... 82

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Levofloksasin ... 83

Lampiran 6 Lembar Kuesioner Ciprofloksasin ... 84

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Moksifloksasin ... 85

Lampiran 8 Lembar Kuesioner Ofloksasin ... 86

Lampiran 9 Nilai r Product Moment ... 87

Lampiran 10 Nilai Tabel uji t ... 88

Lampiran 11 Hasil Output SPSS Uji Validitas ... 89

Lampiran 12 Hasil Output SPSS Uji Reliabilitas ... 92

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian Apotek ... 93

Lampiran 14 Data Terapi Responden... 94

Lampiran 15Uji Validitas Item Pernyataan Kuesioner (1)... 96

Lampiran 16Uji Validitas Item Pernyataan Kuesioner (2)... 97

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian sekarang ini telah bergeser orientasinya dari drug oriented menjadi patient oriented yang mengacu kepada Pharmaceutical care (Depkes, 2004). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan utuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Depkes, 2004). Pengetahuan seorang apoteker mengenai obat-obatan pun juga harus bertambah seiring dengan perubahan paradigma dari drug oriented menjadi patient oriented.

Konsekuensi dari perubahan paradigma tersebut maka apoteker dituntut

untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain secara aktif, berinteraksi langsung dengan pasien disamping menerapkan keilmuannya di bidang farmasi (Depkes, 2008). Berbagai pengetahuan tentang obat-obatan pun harus mutlak diperlukan oleh seorang apoteker sehingga dalam menjalankan paradigma yang baru para apoteker tidak menemui hambatan yang berarti sehingga dapat menguntungkan pasien.

Apoteker berkewajiban untuk menjamin bahwa pasien mengerti dan memahami serta patuh dalam penggunaan obat sehingga diharapkan dapat meningktkan keberhasilan terapi (Depkes, 2008). Sehingga apoteker khususnya di apotek dapat menjalankan paradigma kesehatan yang mengacu pada patient oriented dengan metode Home Pharmacy Care kepada pasien yang perlu diberikan perlakuan khusus dalam menjalankan pengobatannya.

Home Pharmacy Care adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya. Pelayanan kefarmasian di rumah terutama untuk pasien yang tidak atau belum dapat menggunakan obat dan atau alat kesehatan secara mandiri, yaitu pasien yang memiliki kemungkinan mendapatkan risiko masalah terkait dengan obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan sosial, karakteristik obat, kompleksitas

(21)

2

Pengetahuan/ kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan dicakup dalam 6 tingkatan yaitu: tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisa (analysis), sintesis (syntesis) dan evaluasi (evaluation). Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: usia, pendidikan, lingkungan, intelegensia, dan pekerjaan (Notoatmodjo, 2003). Penggunaan obat antibiotik yang telah menyebar di masyarakat memerlukan pemantauan yang dilakukan secara berkala oleh seorang apoteker. Pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik pada masyarakat harus serta merta ditambah sehingga masyarakat dapat menggunakan antibiotik secara benar dan tepat. Home Pharmacy Care dapat dijadikan salah satu alternatif oleh seorang apoteker untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang antibiotik.

Salah satu andalan untuk mengatasi masalah penyakit infeksi adalah antibakteri/antibiotik. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan

pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% pengunaan antibiotik digunakan dengan tidak tepat salah satunya untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik (Depkes, 2011)

Pada penelitian penggunaan antibiotik pada beberapa rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi (Hadi, 2009). Beberapa kuman resisten antibiotik juga telah ditemukan di seluruh dunia, yaitu Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), Vancomycin Resistant Enterococci (VRE), Penicillin-Resistant Enterococci, Klebsiella pneumoniae yang menghasilkan Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL), Carbapenem-Resistant Acinetobacter baumannii dan Multiresistant Mycobacterium Tuberculosis (Guzman-Blanco et al 2000; Stevenson et al 2005).

Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupkan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhada antibiotik (Depkes, 2011). Penggunaan antibiotik tanpa resep juga dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas pasien yang disebabkan oleh efek samping dari antibiotik jika dalam penggunaan antibiotik tidak tepat dan

(22)

3

Kemajuan bidang kesehatan dalam 10 tahun terakhir untuk golongan senyawa antimikroba yang ditemukan dalam penelitian ini adalah diperkenalkannya senyawa kuinolon (Tjay, 2010). Terdapat berbagai macam antibiotik yang dapat digunakan sebagai terapi dalam penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, kuinolon adalah salah satunya.

Antibiotik kuinolon telah tersedia pada pertengahan tahun 1960. Telah ditemukan ribuan perbedaan struktur kuinolon tetapi hanya 10 yang disetujui oleh FDA yang berkhasiat sebagai obat. Ada empat generasi antibiotik yang masuk dalam kategori kuinolon, generasi pertama diantaranya (asam nalidiksat, asam oksolinat, dan cinoxacin), generasi kedua ( norfloksasin, ciprofloksasin, enoksasin, ofloksasin), generasi ketiga ( levofloksasin, sparfloksasin, gatifloksasin), generasi keempat (trofafloksasin, moksifloksasin) (Richard et al, 2000).

Tersedia banyak pilihan dalam memilih antibiotik kuinolon untuk dijadikan terapi dalam mengatasi infeksi tetapi perlu diperhatikan efek samping dari antibiotik

kuinolon yang dapat terjadi yaitu Stephen Johnson Syndrome dan Post Effect Antibiotic. Sehingga untuk mengurangi angka mortalitas dan morbitas yang disebabkan oleh efek samping diatas maka perlu adanya pelayanan kefarmasian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang antibiotik kuinolon.

Dan dengan banyaknya bakteri resistan yang telah diketahui di seluruh dunia dan perkembangan obat antibiotik yang sangat cepat perlu juga diadakan solusi untuk mengurangi tingkat resistan suatu bakteri pada suatu wilayah khususnya kecamatan lowokwaru kota malang.

Pada penelitian ini ingin mengetahui pengaruh Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan tentang obat antibiotika golongan kuinolon dan penggunaannya yang benar pada pasien di beberapa apotek kecamatan Lowokwaru kota Malang dengan pre test dan post test studi.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan tentang obat antibiotika kuinolon dan cara penggunaannya yang benar terhadap

(23)

4

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Penelitian

Membuktikan adanya pengaruh Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan tentang obat antibiotika golongan kuinolon dan cara penggunaannya yang benar pada beberapa pasien di beberapa apotek yang berada di kecamatan Lowokwaru kota Malang.

1.3.2. Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

1. Mengidentifikasi pengetahuan pasien pada obat antibiotik golongan kuinolon.

2. Mengidentifikasi pemakaian antibiotik kuinolon pada pasien.

3. Membuktikan pengaruh Home Pharmacy Care obat antibiotika golongan kuinolon dengan pengetahuan pasien.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang obat antibiotika golongan kuinolon.

2. Sebagai sarana untuk membantu keberhasilan terapi yang tepat dalam penggunaan obat antibiotika golngan kuinolon.

3. Sebagai sarana untuk mengurangi adanya resistensi pasien terhadap obat antibiotik golongan kuinolon.

1.5. Hipotesis

Membuktikan adanya pengaruh yang signifikan Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan tentang obat antibiotika golongan kuinolon dan penggunaannya yang benar di beberapa apotek yang berada di kecamatan Lowokwaru kota Malang.

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA SISWA KELAS V SDN JETIS BANTUL YOGYAKARTA Sofia Putri Wahyu

Dalam alur proses produksi jamu Buyung Upik, bahan baku yang disimpan dalam gudang.. bahan baku selanjutnya ditimbang dan diracik sesuai dengan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan oleh peneliti pada bab sebelumnya, maka kesimpulan hasil penelitian mengenai kebijakan pemasaran produk simpanan pada CU

Gambar 3 Pergeseran BMgs Kasus Pertama Sedangkan untuk kasus kedua dalam pergeseran BMgs adalah jika karakter terakhir m’ dari pattern P tidak cocok dengan karakter

Sebaiknya perlu dilakukan in-silico screening lebih lanjut menggunakan senyawa turunan flavonoid dengan model pendekatan modifikasi senyawa yang berbeda sehingga

Ethyl benzene mentah, benzene, dan etilen yang keluar sebagai produk atas kolom dealkilator dipompakan menuju settling tank untuk menetralkan etil benzene dan memisahkan benzen

PENERAPAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Data yang bersifat rahasia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b, hanya dapat disajikan untuk kepentingan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan