• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS VIII-4 SMP NEGERI 37 MEDAN PADA MATERI KUBUS DAN BALOK T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS VIII-4 SMP NEGERI 37 MEDAN PADA MATERI KUBUS DAN BALOK T.A 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Yuli Handita Rialina S NIM. 4123111089

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Yuli Handita Rialina S lahir di Kotabumi pada tanggal 4 Juli 1996.

Ayahanda bernama Johanson Sidauruk dan Ibunda bernama Nurdina Sinaga dan

merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD

Negeri Ratu Sungkai Utara, Lampung dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang

sama, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Sungkai Utara dan lulus pada

tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Methodist-7

Medan dan lulus pada tahun 2012. Melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tertulis pada tahun 2012, penulis diterima

di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas

(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

D I K E L A S V I I I - 4 S M P N E G E R I 3 7 M E D A N P A D A MATERI KUBUS DAN BALOK T.A 2015/2016

Yuli Handita Rialina S (4123111089) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan pendekatan matematika realistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan yang berjumlah 34 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa melalui pendekatan matematika realistik di kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan. Pengambilan data dilakukan dengan tes kemampuan koneksi matematis dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata tes kemampuan koneksi matematis siswa dari tes diagnostik, siklus I, dan siklus II, yakni dari 27,05 dengan tingkat kemampuan sangat kurang di tes diagnostik menjadi 62,64 dengan tingkat kemampuan kurang di siklus I dan menjadi 80,05 dengan tingkat kemampuan baik di siklus II. Ketuntasan belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan secara klasikal dari tes diagnostik, siklus I, dan siklus II, yakni dari 0 (0%) siswa yang tuntas di tes awal menjadi 17 (50%) siswa yang tuntas di siklus I dan menjadi 29 (85,29%) siswa yang tuntas di siklus II. Selain itu, ditinjau dari setiap aspek koneksi matematis, persentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan. Pada aspek a). koneksi antar topik matematika, diperoleh 4 siswa (11,7%) tuntas pada tes diagnostik, 15 siswa (44,11%) tuntas pada siklus I, dan 28 siswa (82,35%) tuntas pada siklus II, b). koneksi dengan bidang ilmu lain, diperoleh 3 siswa (8,8%) tuntas pada tes diagnostik, 16 siswa (47,06%) tuntas pada siklus I, dan 29 siswa (85,29%) tuntas pada siklus II, dan c) koneksi dengan dunia nyata, diperoleh 5 siswa (14,7%) tuntas pada tes diagnostik, 27 siswa (79,41%) tuntas pada siklus I, dan 30 siswa (88,24%) tuntas pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa mengalami peningkatan melalui pendekatan matematika realistik di kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan dengan dilihat dari kemampuan rata-rata siswa, persentase ketuntasan klasikal siswa, dan persentase ketuntasan siswa pada setiap aspek koneksi matematis.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa melalui

Pendekatan Matematika Realistik di Kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan pada

Materi Kubus dan Balok T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Prof. Dian Armanto, M.Pd., Ph.D. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima

kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., Bapak Drs.

W.L. Sihombing, M.Pd., dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd. selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd. selaku dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam

perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.

Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd.

selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si. selaku Ketua

Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si. selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta

Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu

penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah

SMP Negeri 37 Medan Bapak Sahat Marulak, S.Pd. M.Hum., guru mata pelajaran

(6)

v

Pegawai SMP Negeri 37 Medan dan adik-adik kelas VIII-4 tahun ajaran

2015/2016 yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda

Johanson Sidauruk dan Ibunda Nurdina Sinaga yang selalu memberikan limpahan

kasih sayang, doa, motivasi, semangat dan pengorbanan yang tak ternilai

harganya. Untuk kakak penulis tersayang Herlina Yunita S, S.Si.,M.Pd. yang

selalu mendoakan penulis, juga Rosmalina Sidauruk, S.Pt., yang selalu

memberikan semangat dan doa walau jauh di Bengkulu, abang penulis

satu-satunya Tulus Lamhot Parojahan S, S.Pd. yang selalu bisa buat tertawa dalam

keadaan apapun,, dan adik tercinta Yohana Aguslina S yang paling setia

menemani penulis sampai larut malam selama perkuliahan sampai penyusunan

skripsi ini selesai.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama

perkuliahan, Lelev dan Eka yang paling sering mengingatkan penulis untuk segera

revisi dan daftar sidang, juga Mila yang paling santai di antara kami berempat, Iin

dan Tante Chen yang selalu siap menemani penulis mengurusi berkas atau apapun

itu yang dibutuhkan terlebih saat-saat mendesak, Itokk, Juju, San, Pero, Lisa, dan

Oliv yang selalu membuat penulis rindu masa-masa kuliah, juga Zia teman

seperjuangan menemui bapak ke Kopertis walau hanya sampai seminar. Tidak

lupa juga untuk semua “pasukan 96” (Komo, Richard, Amri, Binur, Hendrikson,

Arifin) yang menemani dan membantu penulis selama perkuliahan, dan semua

teman-teman DIK A Matematika 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun

duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk teman

PPLT SMKN 1 Pantai cermin, Opung (Elisa) dan Kak Widya, yang juga

memberikan dukungan selalu dalam penyusunan skripsi ini.

Terlebih-lebih untuk seluruh jemaat GPI Sidang Kebun Pisang yang

senantiasa menjadi keluarga bagi penulis di kota Medan ini. Bapak, mamak, dan

(7)

sampai penyusunan skripsi ini selesai. Untuk Wulan dan Omega yang masih setia

sampai saat ini menjadi “trio kuntet” bersama penulis, K’Cosri, K’Cidut, B’Andy, B’Rocky, B’Pando, K’Annie, dan K’Wira yang sudah jauh merantau tapi masih perhatian sama penulis, juga K’Key, K’Dewi, Tante Oni, Tante Icce, Edakk Margaret, K’Susi, Sarana, B’Broll, B’Panca, B’Berkat, B’E’en, B’Bebe, Srisari, Jusliana, Vieren, Candra, K’Juli, Hanna, Adek Meli, K’Debo, Monita, Daniel,

Cyntia, Ayulina, Rani, Tante Tia, B’Erwin dan semua pemuda/I Kebun Pisang

yang menjadi teman sepelayanan penulis selama perkuliahan sampai skripsi ini

selesai. Dan ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang terkasih

Anugrah Siburian yang senantiasa menemani dan memberikan motivasi,

dukungan, serta doa kepada penulis sampai penyusunan skripsi ini selesai.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat bagi para guru matematika dalam menambah khasanah ilmu

pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

Yuli Handita Rialina S.

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Belajar Matematika 8

2.1.3. Koneksi Matematika 9

2.1.4. Pendekatan Pembelajaran 11

2.1.5. Pendekatan Matematika Reaslistik (PMR) 11 2.1.5.1. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik 13 2.1.5.2. Langkah-langkah Pendekatan Matematika Realistik 14 2.1.5.3. Kelebihan dan Kekurangan PMR 15 2.1.5.4. Teori Belajar yang Relevan dengan PMR 17 2.1.5.5. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa dengan PMR 18

2.1.6. Kubus dan Balok 19

2.1.6.1. Luas Permukaan Kubus dan Balok 19 2.1.6.2. Volume Kubus dan Balok 21

2.2. Kerangka Konseptual 22

2.3. Kajian Penelitian yang Relevan 23

2.4. Hipotesis Tindakan 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 24

3.2.1. Subjek Penelitian 24

3.2.2. Objek Penelitian 24

3.3. Jenis Penelitian 24

(9)

3.4.1. SIKLUS I 25

3.4.2. SIKLUS II 27

3.5. Alat Pengumpulan Data 28

3.5.1. Tes Kemampuan Koneksi Matematis 28 3.5.2. Lembar Observasi Kemampuan Guru 28

3.6. Teknik Analisis Data 28

3.6.1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis 28

3.6.2. Analisis Hasil Observasi 29

3.7. Indikator Keberhasilan 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 31

4.1.1. Deskripsi Kemampuan Siswa Sebelum Pemberian Tindakan 31

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I 36

4.1.2.1. Permasalahan 36

4.1.2.2. Tahap PerencanaanTindakan I 37 4.1.2.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan I 38

4.1.2.4. Observasi I 39

4.1.2.5. Analisis Data Siklus I 40

4.1.2.5.1. Hasil Tes Koneksi I 40

4.1.2.5.2. Analisis Observasi 47

4.1.2.6. Refleksi I 50

4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II 51

4.1.3.1. Permasalahan 51

4.1.3.2. Tahap PerencanaanTindakan II 51 4.1.3.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 53

4.1.3.4. Observasi II 54

4.1.3.5. Analisis Data Siklus II 54

4.1.3.5.1. Hasil Tes Koneksi II 54

4.1.3.5.2. Analisis Observasi 58

4.1.3.6.Refleksi II 60

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 63

5.2. Saran 64

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Lembar Pengerjaan Tes Kemampuan Awal Siswa 3

Gambar 2.1. Kubus dan Jaring-Jaring Kubus 19

Gambar 2.2. Balok dan Jaring-Jaring Balok 20

Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas 25 Gambar 4.1. Kesalahan siswa pada aspek koneksi antar topik

matematika pada tes diagnostik 33

Gambar 4.2. Kesalahan siswa pada aspek koneksi dengan bidang

ilmu lain pada tes diagnostik 34

Gambar 4.3. Kesalahan siswa pada aspek koneksi dengan dunia

nyata pada tes diagnostik 35

Gambar 4.4. Kesalahan siswa pada aspek koneksi antar topik

matematika pada tes kemampuan koneksi matematis I 44 Gambar 4.5. Kesalahan siswa pada aspek koneksi dengan bidang

ilmu lain pada tes koneksi matematis I 45 Gambar 4.6. Kesalahan siswa pada aspek koneksi dengan dunia

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Interpretasi Kemampuan Guru 30

Tabel 4.1. Kemampuan Siswa dari Setiap Aspek Koneksi Matematis

pada Tes Diagnostik 32

Tabel 4.2. Deskripsi Kategori Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Diagnostik 32

Tabel 4.3. Deskripsi Nilai Kemampuan Koneksi I 41

Tabel 4.4. Data Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Koneksi I 42

Tabel 4.5. Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan Koneksi I 42

Tabel 4.6. Deskripsi Nilai Persentase Tes Koneksi I 43

Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 48

Tabel 4.8. Deskripsi Nilai Kemampuan Koneksi II 55

Tabel 4.9. Data Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Koneksi II 56

Tabel 4.10. Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan Koneksi II 56

Tabel 4.11. Deskripsi Nilai Persentase Tes Koneksi II 57

Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 58

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) Siklus I 67

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II) Siklus I 70

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) Siklus II 73

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II) Siklus II 76

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS I) 79

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS II) 83

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS III) 86

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS IV) 90

Lampiran 9 Alternatif Jawaban LAS I 94

Lampiran 10 Alternatif Jawaban LAS II 96

Lampiran 11 Alternatif Jawaban LAS III 98

Lampiran 12 Alternatif Jawaban LAS IV 99

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Diagnostik 101

Lampiran 14 Tes Diagnostik 102

Lampiran 15 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 103

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 105

Lampiran 17 Analisis Nilai Aspek Koneksi pada Tes Diagnostik 107

Lampiran 18 Kisi-kisi Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 109

Lampiran 19 Lembar Validitas Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 110

Lampiran 20 Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 111

Lampiran 21 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 112

Lampiran 22 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi I 114

Lampiran 23 Analisis Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 116

Lampiran 24 Kisi-kisi Tes Kemampuan Koneksi Matematis II 118

Lampiran 25 Lembar Validitas Tes Kemampuan Koneksi Matematis II 119

Lampiran 26 Tes Kemampuan Koneksi Matematis II 120

Lampiran 27 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Koneksi Matematis II 121

Lampiran 28 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi II 124

Lampiran 29 Analisis Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 127

Lampiran 30 Tingkat Penguasaan dan Ketercapaian Siswa pada Seluruh Tes 129

Lampiran 31 Analisis Nilai Aspek Koneksi pada Setiap Tes 130

Lampiran 32 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 131

Lampiran 33 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siklus II 135

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif dan

berpengaruh. Manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya

dalam proses pendidikan sebagai individu-individu yang bermanfaat bagi

masyarakat dan pembangunan bangsa. Seperti yang tertulis dalam

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa”.

Dunia pendidikan pada dasarnya memusatkan mutu pendidikan pada

peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di mana setiap siswa memiliki

perbedaan kemampuan, keterampilan, filsafat hidup, dan lain sebagainya. Adanya

perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan yang

memerlukan pendekatan yang bermacam-macam sehingga siswa dapat menguasai

materi dengan baik dan mendalam. Seperti yang dikemukakan Wijaya (2012:91),

“Tidak ada suatu metode, pendekatan, model, atau strategi pembelajaran yang paling baik untuk semua pembelajaran matematika. Suatu pendekatan atau metode

mungkin baik untuk suatu konsep tertentu pada level tertentu juga”.

Hasratuddin (2015:30) mengungkapkan bahwa “Matematika merupakan

suatu sarana atau cara menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi

manusia”, maka matematika dapat dikatakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai hal

serta mengembangkan daya pikir manusia. Selain itu, matematika adalah

pelajaran atau bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga

SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi.

(14)

2

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mengemukakan:

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif

Ini menunjukkan bahwa pemerintah juga setuju, bahwa matematika sangat

diperlukan dalam kehidupan, terutama untuk menguasai dan menciptakan

teknologi di masa depan.

Meskipun demikian, ada hal yang justru sangat ironis yang mungkin telah

menjadi rahasia umum. Matematika ternyata belum bisa menjadi pelajaran yang

difavoritkan. Justru sebaliknya, phobia matematika masih kerap menghinggapi

perasaan sebagian besar siswa. Seperti yang dikemukakan Abdurrahman

(2012:202), “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika

merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang

tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Oleh karena itu, kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya

ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Sanjaya (2011:1) mengatakan

“Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak.

Dengan demikian, dalam pendidikan antara proses dan hasil belajar harus belajar

seimbang”. Sedangkan kenyataannya di sekolah, proses pembelajaran di dalam

kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa

dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

memahami informasi yang diingatnya itu sehingga siswa tak mampu

menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Kurangnya kaitan matematika

dengan kehidupan sehari-haru dalam pembelajaran ini mengakibatkan siswa

mengetahui setiap konsep matematika, tetapi tidak memiliki kemampuan koneksi

matematis yang baik. Setiap bagian matematika terkonsep terpisah dalam

pemikiran siswa sementara kenyataannya seperti yang dikemukakan Wijaya

(15)

melainkan merupakan suatu sistem yang terbentuk dari hubungan antara domain

tersebut”. Artinya, matematika itu merupakan satu kesatuan utuh yang terdiri dari

berbagai konsep yang saling berkaitan.

Berdasarkan hasil observasi (tanggal 26 Januari 2016) dengan pemberian

tes diagnostik kepada siswa kelas VIII-4 di SMP Negeri 37 Medan, hasil tes yang

telah dilaksanakan menunjukkan siswa belum mampu menyelesaikan soal

matematika yang sangat sederhana. Dari 3 buah soal yang diberikan kepada 34

siswa, dapat dideskripsikan hanya 32 % atau 11 siswa yang terlihat memahami

arah penyelesaian masalah, 23 siswa yang lainnya sama sekali tidak memahami

permasalahan yang diberikan.

Seperti contoh soal nomor 1: Pak Rudi memiliki kebun berbentuk persegi

panjang dengan luas 5625 m2. Di sekeliling kebun tersebut akan ditanami pohon

pinang dengan jarak antar pohon 5 m. Berapa banyak pohon yang dibutuhkan Pak

Rudi?

Hasil kerja siswa dapat dilihat dari contoh siswa dalam menjawab soal

cerita berikut:

(a) (b)

Gambar 1.1 Lembar Pengerjaan Tes Diagnostik Siswa

Berdasarkan pengerjaan tes diagnostik siswa, dari 11 siswa yang

memahami masalah, hanya 4 siswa yang menjawab benar, dan dari 4 jawaban

siswa yang benar, tidak semuanya menyelesaikan masalah dengan terstruktur,

(16)

4

(b). Dari soal nomor 1 ini terlihat bahwa kemampuan siswa dalam mengaitkan

antar konsep matematika serta kemampuan menerapkannya dalam kehidupan

sehari-harik masih sangat rendah, masih banyak siswa yang tidak mampu

menghubungkan luas persegi dengan bilangan akar untuk mendapatkan berapa

panjang sisi persegi, dan juga tidak mampu menghubungkan keliling kebun yang

diperoleh dengan penanaman pohon di sekeliling kebun dengan jarak yang

ditentukan, padahal sebenarnya masalah seperti ini sudah sering ditemui siswa

dalam kehidupan nyata. Yang terpikir oleh siswa hanyalah bagaimana

mendapatkan jawaban yang cepat tanpa proses yang panjang, apalagi

mengingat-ingat materi sebelumnya seperti pada gambar (a).

Untuk mengatasi hal di atas, proses pembelajaran di kelas perlu diubah.

Shoimin (2014:18) mengemukakan, “Agar pembelajaran menjadi efektif dan

menyenangkan, perlu adanya perubahan cara mengajar dari model yang

tradisional menuju pembelajaran yang inovatif”, sehingga siswa dilibatkan secara

aktif dan pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sani (2014:14)

mengatakan, “Kunci keberhasilan pembelajaran adalah guru harus memfasilitasi

siswa agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa”. Salah satu upaya

untuk mencapai hal itu adalah dengan menerapkan pembelajaran yang

menekankan pada kebermaknaan ilmu pengetahuan, yaitu Pendekatan Matematika

Realistik (PMR).

PMR mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa

matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas

manusia (mathematics as human activity) yang artinya harus dekat dengan siswa

dan relevan dengan situasi sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia

maksudnya adalah manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan

kembali ide dan konsep matematika. Menurut Treffers (dalam Wijaya, 2012:21)

ada lima karakteristik PMR, salah satunya adalah keterkaitan, inilah yang akan

menunjang perbaikan kemampuan siswa dalam koneksi matematis.

Selain keterkaitan, karakteristik PMR yang lainnya adalah konteks, artinya

suatu masalah itu dapat dirasakan bermakna dan dibayangkan oleh siswa. Konsep

(17)

kubus dan balok sangat dekat dengan siswa, dapat dilihat secara langsung dengan

benda-benda di sekitar siswa, sehingga siswa akan mudah memahami konsep

kubus dan balok dengan pemahaman PMR. Berdasarkan uraian masalah diatas,

peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik Siswa di Kelas VIII-4 SMPN 37 Medan pada Materi Kubus dan Balok”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

seperti berikut:

1. Sebagian siswa masih menganggap bahwa pelajaran matematika adalah

pelajaran yang sulit dipahami.

2. Siswa cenderung hanya mengingat materi yang sedang dipelajari saja dan

lupa pada materi yang telah lalu.

3. Rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa dalam memecahkan

masalah.

4. Guru kurang merelevansikan pelajaran matematika dengan keseharian siswa

1.3 Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan identifikasi masalah, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah. Penelitian yang akan dilakukan dibatasi pada rendahnya

kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII-4 SMPN 37, kecenderungan

siswa mengingat materi yang sedang dipelajari saja, serta kurangnya relevansi

pelajaran matematika dengan keseharian siswa, dan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan pendekatan matematika realistik.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalahnya adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan

koneksi matematis siswa dengan pendekatan matematika realistik di kelas VIII-4

(18)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan

kemampuan koneksi matematis siswa dengan pendekatan matematika realistik di

kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa:

Mengetahui penerapan matematika dalam kehidupan nyata,

meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa, serta menumbuhkan

semangat siswa.

2. Bagi guru:

Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tenaga pengajar tentang

pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi

matematis siswa.

3. Bagi sekolah:

Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam meningkatkan mutu

pendidikan sekolah khususnya dalam belajar matematika.

4. Bagi peneliti:

Dapat menjadi referensi dalam pembelajaran matematika terutama

peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa melalui pembelajaran

(19)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

Kemampuan koneksi matematis siswa meningkat setelah diterapkan

pendekatan matematika realistik khususnya pada materi luas permukaan dan volume

kubus dan balok di kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan dimana ketuntasan secara

klasikal diperoleh setelah siklus II dilaksanakan. Rincian peningkatan ini dapat dilihat

dari hasil tes yang diberikan kepada subjek penelitian yaitu:

a. Nilai rata-rata pada tes diagnostik 27,05 meningkat pada tes kemampuan koneksi

matematis di siklus I menjadi 62,64; dan meningkat pada tes kemampuan koneksi

matematis di siklus II menjadi 80,05.

b. Persentase Ketuntasan Klasikal pada tes diagnostik 0% meningkat pada tes

kemampuan koneksi matematis di siklus I menjadi 50 %, dan meningkat pada tes

kemampuan koneksi matematis di siklus II menjadi 85,29%.

c. Kemampuan koneksi matematis juga meningkat untuk setiap aspeknya, yaitu

aspek antar topik matematika mencapai 82,35%, aspek koneksi antara matematika

dengan bidang ilmu lain mencapai 85,29%, dan aspek koneksi antara matematika

dengan dunia nyata mencapai 88,24%.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, disarankan untuk memperhatikan

kesulitan belajar siswa dalam koneksi matematis dan melibatkan peran aktif siswa

dalam proses belajar-mengajar. Untuk itu, hendaknya guru matematika

(20)

64

realistik ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan koneksi

matematis siswa.

2. Kepada siswa SMP Negeri 37 Medan disarankan lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide sehingga siswa menjadi lebih aktif dan guru

dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan

pertimbangan untuk menerapkan pendekatan matematika realistik pada materi

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ammamiarihta. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis

Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual pada Materi Pengukuran Keliling dan Luas Bangun Segitiga dan Segiempat di Kelas VII MTS Istiqlal Delitua Tahun Ajaran 2013/2014. UNIMED.

Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Danoebroto, Sri Wulandari. 2008. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah melalui Pendekatan PMRI dan Pelatihan Metakognitif

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1419/1206 (diakses pada tanggal 6 Maret 2016).

Depdiknas, 2006. “Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah”, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar matematika?. Medan: Perdana Publishing.

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan pengembangan

Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Hudzaifah. 2013. Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers melalui

Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA. http://journal.um.ac.id/index.php/jps/article/view/4189/844

(diakses pada tanggal 20 Maret 2016).

Ningsih, Sri Yunita. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan

Koneksi Matematik Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SMP Swasta Tarbiyah Islamiyah. UNIMED.

Prastiwi, Soedjoko, dan Mulyono. 2014. Efektivitas Pembelajaran

Conceptual Understanding Procedures untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Aspek Koneksi Matematika.

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/3276/3221 (diakses pada tanggal 26 Maret 2016).

Purba, Edward. 2014. Filsafat Kependidikan. Universitas Negeri Medan.

Rasyidin & Nasution. 2011. Teori belajar dan Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.

(22)

66

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Ar:Ruzz Media.

Syarif, Kemali. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Unimed Press.

Sukino. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Taufik. 2013. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa melalui Pembelajaran

Matematika Realistik pada Materi Himpunan di SMP.

http://journal.um.ac.id/index.php/jps/article/view/4190/845 (diakses pada tanggal 10 Maret 2016).

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yunita, Herlina. (2013). Perbedaan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi

Matematis Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik dan Konvensional. Tesis. UNIMED.

Gambar

Gambar 1.1.   Lembar Pengerjaan Tes Kemampuan Awal Siswa  Gambar 2.1.   Kubus dan Jaring-Jaring Kubus
Gambar 1.1 Lembar Pengerjaan Tes Diagnostik Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Nilai kecernaan protein tepung Ulva tersebut masuk dalam kisaran kecernaan protein yang baik bagi ikan, yaitu sebesar 75 – 95% (NRC 2011). 2011), sehingga tepung Ulva dapat

Telah dilakukan penelitian mengenai perbandingan karakteristik keluaran antara pesawat sinar-X Toshiba unit model DRX-1824B dan Toshiba unit model DRX-1603B.. Parameter yang

sidln \ee3 lpptur

Dengan terwujudnya kebiasaan makan yang baru tersebut, ketergantungan terhadap salah satu komoditas pangan dapat direduksi.Di era desentralisasi ini, untuk mengaplikasikan

yang digunakan mengambil keputusan butir soal diterima atau ditolak adalah jika.. dua atau tiga analisis menyatakan butir soal tersebut diterima maka butir

(2005), “Panel Petani Nasional (PATANAS), Dinamika Sosial Ekonomi Rumah Tangga dan Masyarakat Pedesaan: Analisis Profitabilitas Usahatani dan Dinamika Harga dan Upah

Berdasarkan kajian-kajian teoritis dan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa tes pemahaman konsep dapat mengukur

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah memberi informasi mengenai ukuran berat sabut kelapa sebagai penahan air yang tepat untuk pertumbuhan bibit sukun (