Oleh :
Yuli Handita Rialina S NIM. 4123111089
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Yuli Handita Rialina S lahir di Kotabumi pada tanggal 4 Juli 1996.
Ayahanda bernama Johanson Sidauruk dan Ibunda bernama Nurdina Sinaga dan
merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD
Negeri Ratu Sungkai Utara, Lampung dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Sungkai Utara dan lulus pada
tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Methodist-7
Medan dan lulus pada tahun 2012. Melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tertulis pada tahun 2012, penulis diterima
di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
D I K E L A S V I I I - 4 S M P N E G E R I 3 7 M E D A N P A D A MATERI KUBUS DAN BALOK T.A 2015/2016
Yuli Handita Rialina S (4123111089) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan pendekatan matematika realistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan yang berjumlah 34 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa melalui pendekatan matematika realistik di kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan. Pengambilan data dilakukan dengan tes kemampuan koneksi matematis dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata tes kemampuan koneksi matematis siswa dari tes diagnostik, siklus I, dan siklus II, yakni dari 27,05 dengan tingkat kemampuan sangat kurang di tes diagnostik menjadi 62,64 dengan tingkat kemampuan kurang di siklus I dan menjadi 80,05 dengan tingkat kemampuan baik di siklus II. Ketuntasan belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan secara klasikal dari tes diagnostik, siklus I, dan siklus II, yakni dari 0 (0%) siswa yang tuntas di tes awal menjadi 17 (50%) siswa yang tuntas di siklus I dan menjadi 29 (85,29%) siswa yang tuntas di siklus II. Selain itu, ditinjau dari setiap aspek koneksi matematis, persentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan. Pada aspek a). koneksi antar topik matematika, diperoleh 4 siswa (11,7%) tuntas pada tes diagnostik, 15 siswa (44,11%) tuntas pada siklus I, dan 28 siswa (82,35%) tuntas pada siklus II, b). koneksi dengan bidang ilmu lain, diperoleh 3 siswa (8,8%) tuntas pada tes diagnostik, 16 siswa (47,06%) tuntas pada siklus I, dan 29 siswa (85,29%) tuntas pada siklus II, dan c) koneksi dengan dunia nyata, diperoleh 5 siswa (14,7%) tuntas pada tes diagnostik, 27 siswa (79,41%) tuntas pada siklus I, dan 30 siswa (88,24%) tuntas pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa mengalami peningkatan melalui pendekatan matematika realistik di kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan dengan dilihat dari kemampuan rata-rata siswa, persentase ketuntasan klasikal siswa, dan persentase ketuntasan siswa pada setiap aspek koneksi matematis.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa melalui
Pendekatan Matematika Realistik di Kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan pada
Materi Kubus dan Balok T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dian Armanto, M.Pd., Ph.D. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., Bapak Drs.
W.L. Sihombing, M.Pd., dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd. selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd. selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam
perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd.
selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si. selaku Ketua
Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si. selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta
Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu
penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah
SMP Negeri 37 Medan Bapak Sahat Marulak, S.Pd. M.Hum., guru mata pelajaran
v
Pegawai SMP Negeri 37 Medan dan adik-adik kelas VIII-4 tahun ajaran
2015/2016 yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda
Johanson Sidauruk dan Ibunda Nurdina Sinaga yang selalu memberikan limpahan
kasih sayang, doa, motivasi, semangat dan pengorbanan yang tak ternilai
harganya. Untuk kakak penulis tersayang Herlina Yunita S, S.Si.,M.Pd. yang
selalu mendoakan penulis, juga Rosmalina Sidauruk, S.Pt., yang selalu
memberikan semangat dan doa walau jauh di Bengkulu, abang penulis
satu-satunya Tulus Lamhot Parojahan S, S.Pd. yang selalu bisa buat tertawa dalam
keadaan apapun,, dan adik tercinta Yohana Aguslina S yang paling setia
menemani penulis sampai larut malam selama perkuliahan sampai penyusunan
skripsi ini selesai.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama
perkuliahan, Lelev dan Eka yang paling sering mengingatkan penulis untuk segera
revisi dan daftar sidang, juga Mila yang paling santai di antara kami berempat, Iin
dan Tante Chen yang selalu siap menemani penulis mengurusi berkas atau apapun
itu yang dibutuhkan terlebih saat-saat mendesak, Itokk, Juju, San, Pero, Lisa, dan
Oliv yang selalu membuat penulis rindu masa-masa kuliah, juga Zia teman
seperjuangan menemui bapak ke Kopertis walau hanya sampai seminar. Tidak
lupa juga untuk semua “pasukan 96” (Komo, Richard, Amri, Binur, Hendrikson,
Arifin) yang menemani dan membantu penulis selama perkuliahan, dan semua
teman-teman DIK A Matematika 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun
duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk teman
PPLT SMKN 1 Pantai cermin, Opung (Elisa) dan Kak Widya, yang juga
memberikan dukungan selalu dalam penyusunan skripsi ini.
Terlebih-lebih untuk seluruh jemaat GPI Sidang Kebun Pisang yang
senantiasa menjadi keluarga bagi penulis di kota Medan ini. Bapak, mamak, dan
sampai penyusunan skripsi ini selesai. Untuk Wulan dan Omega yang masih setia
sampai saat ini menjadi “trio kuntet” bersama penulis, K’Cosri, K’Cidut, B’Andy, B’Rocky, B’Pando, K’Annie, dan K’Wira yang sudah jauh merantau tapi masih perhatian sama penulis, juga K’Key, K’Dewi, Tante Oni, Tante Icce, Edakk Margaret, K’Susi, Sarana, B’Broll, B’Panca, B’Berkat, B’E’en, B’Bebe, Srisari, Jusliana, Vieren, Candra, K’Juli, Hanna, Adek Meli, K’Debo, Monita, Daniel,
Cyntia, Ayulina, Rani, Tante Tia, B’Erwin dan semua pemuda/I Kebun Pisang
yang menjadi teman sepelayanan penulis selama perkuliahan sampai skripsi ini
selesai. Dan ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang terkasih
Anugrah Siburian yang senantiasa menemani dan memberikan motivasi,
dukungan, serta doa kepada penulis sampai penyusunan skripsi ini selesai.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi para guru matematika dalam menambah khasanah ilmu
pendidikan.
Medan, Agustus 2016
Penulis
Yuli Handita Rialina S.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Belajar Matematika 8
2.1.3. Koneksi Matematika 9
2.1.4. Pendekatan Pembelajaran 11
2.1.5. Pendekatan Matematika Reaslistik (PMR) 11 2.1.5.1. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik 13 2.1.5.2. Langkah-langkah Pendekatan Matematika Realistik 14 2.1.5.3. Kelebihan dan Kekurangan PMR 15 2.1.5.4. Teori Belajar yang Relevan dengan PMR 17 2.1.5.5. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa dengan PMR 18
2.1.6. Kubus dan Balok 19
2.1.6.1. Luas Permukaan Kubus dan Balok 19 2.1.6.2. Volume Kubus dan Balok 21
2.2. Kerangka Konseptual 22
2.3. Kajian Penelitian yang Relevan 23
2.4. Hipotesis Tindakan 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 24
3.2.1. Subjek Penelitian 24
3.2.2. Objek Penelitian 24
3.3. Jenis Penelitian 24
3.4.1. SIKLUS I 25
3.4.2. SIKLUS II 27
3.5. Alat Pengumpulan Data 28
3.5.1. Tes Kemampuan Koneksi Matematis 28 3.5.2. Lembar Observasi Kemampuan Guru 28
3.6. Teknik Analisis Data 28
3.6.1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis 28
3.6.2. Analisis Hasil Observasi 29
3.7. Indikator Keberhasilan 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 31
4.1.1. Deskripsi Kemampuan Siswa Sebelum Pemberian Tindakan 31
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I 36
4.1.2.1. Permasalahan 36
4.1.2.2. Tahap PerencanaanTindakan I 37 4.1.2.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan I 38
4.1.2.4. Observasi I 39
4.1.2.5. Analisis Data Siklus I 40
4.1.2.5.1. Hasil Tes Koneksi I 40
4.1.2.5.2. Analisis Observasi 47
4.1.2.6. Refleksi I 50
4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II 51
4.1.3.1. Permasalahan 51
4.1.3.2. Tahap PerencanaanTindakan II 51 4.1.3.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 53
4.1.3.4. Observasi II 54
4.1.3.5. Analisis Data Siklus II 54
4.1.3.5.1. Hasil Tes Koneksi II 54
4.1.3.5.2. Analisis Observasi 58
4.1.3.6.Refleksi II 60
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 63
5.2. Saran 64
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Lembar Pengerjaan Tes Kemampuan Awal Siswa 3
Gambar 2.1. Kubus dan Jaring-Jaring Kubus 19
Gambar 2.2. Balok dan Jaring-Jaring Balok 20
Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas 25 Gambar 4.1. Kesalahan siswa pada aspek koneksi antar topik
matematika pada tes diagnostik 33
Gambar 4.2. Kesalahan siswa pada aspek koneksi dengan bidang
ilmu lain pada tes diagnostik 34
Gambar 4.3. Kesalahan siswa pada aspek koneksi dengan dunia
nyata pada tes diagnostik 35
Gambar 4.4. Kesalahan siswa pada aspek koneksi antar topik
matematika pada tes kemampuan koneksi matematis I 44 Gambar 4.5. Kesalahan siswa pada aspek koneksi dengan bidang
ilmu lain pada tes koneksi matematis I 45 Gambar 4.6. Kesalahan siswa pada aspek koneksi dengan dunia
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Interpretasi Kemampuan Guru 30
Tabel 4.1. Kemampuan Siswa dari Setiap Aspek Koneksi Matematis
pada Tes Diagnostik 32
Tabel 4.2. Deskripsi Kategori Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Diagnostik 32
Tabel 4.3. Deskripsi Nilai Kemampuan Koneksi I 41
Tabel 4.4. Data Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Koneksi I 42
Tabel 4.5. Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan Koneksi I 42
Tabel 4.6. Deskripsi Nilai Persentase Tes Koneksi I 43
Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 48
Tabel 4.8. Deskripsi Nilai Kemampuan Koneksi II 55
Tabel 4.9. Data Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Koneksi II 56
Tabel 4.10. Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan Koneksi II 56
Tabel 4.11. Deskripsi Nilai Persentase Tes Koneksi II 57
Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 58
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) Siklus I 67
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II) Siklus I 70
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) Siklus II 73
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II) Siklus II 76
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS I) 79
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS II) 83
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS III) 86
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS IV) 90
Lampiran 9 Alternatif Jawaban LAS I 94
Lampiran 10 Alternatif Jawaban LAS II 96
Lampiran 11 Alternatif Jawaban LAS III 98
Lampiran 12 Alternatif Jawaban LAS IV 99
Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Diagnostik 101
Lampiran 14 Tes Diagnostik 102
Lampiran 15 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 103
Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 105
Lampiran 17 Analisis Nilai Aspek Koneksi pada Tes Diagnostik 107
Lampiran 18 Kisi-kisi Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 109
Lampiran 19 Lembar Validitas Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 110
Lampiran 20 Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 111
Lampiran 21 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 112
Lampiran 22 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi I 114
Lampiran 23 Analisis Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 116
Lampiran 24 Kisi-kisi Tes Kemampuan Koneksi Matematis II 118
Lampiran 25 Lembar Validitas Tes Kemampuan Koneksi Matematis II 119
Lampiran 26 Tes Kemampuan Koneksi Matematis II 120
Lampiran 27 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Koneksi Matematis II 121
Lampiran 28 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi II 124
Lampiran 29 Analisis Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis I 127
Lampiran 30 Tingkat Penguasaan dan Ketercapaian Siswa pada Seluruh Tes 129
Lampiran 31 Analisis Nilai Aspek Koneksi pada Setiap Tes 130
Lampiran 32 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 131
Lampiran 33 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siklus II 135
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan
moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan
dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif dan
berpengaruh. Manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya
dalam proses pendidikan sebagai individu-individu yang bermanfaat bagi
masyarakat dan pembangunan bangsa. Seperti yang tertulis dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
Dunia pendidikan pada dasarnya memusatkan mutu pendidikan pada
peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di mana setiap siswa memiliki
perbedaan kemampuan, keterampilan, filsafat hidup, dan lain sebagainya. Adanya
perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan yang
memerlukan pendekatan yang bermacam-macam sehingga siswa dapat menguasai
materi dengan baik dan mendalam. Seperti yang dikemukakan Wijaya (2012:91),
“Tidak ada suatu metode, pendekatan, model, atau strategi pembelajaran yang paling baik untuk semua pembelajaran matematika. Suatu pendekatan atau metode
mungkin baik untuk suatu konsep tertentu pada level tertentu juga”.
Hasratuddin (2015:30) mengungkapkan bahwa “Matematika merupakan
suatu sarana atau cara menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi
manusia”, maka matematika dapat dikatakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai hal
serta mengembangkan daya pikir manusia. Selain itu, matematika adalah
pelajaran atau bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga
SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi.
2
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mengemukakan:
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif
Ini menunjukkan bahwa pemerintah juga setuju, bahwa matematika sangat
diperlukan dalam kehidupan, terutama untuk menguasai dan menciptakan
teknologi di masa depan.
Meskipun demikian, ada hal yang justru sangat ironis yang mungkin telah
menjadi rahasia umum. Matematika ternyata belum bisa menjadi pelajaran yang
difavoritkan. Justru sebaliknya, phobia matematika masih kerap menghinggapi
perasaan sebagian besar siswa. Seperti yang dikemukakan Abdurrahman
(2012:202), “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika
merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang
tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Oleh karena itu, kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya
ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Sanjaya (2011:1) mengatakan
“Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak.
Dengan demikian, dalam pendidikan antara proses dan hasil belajar harus belajar
seimbang”. Sedangkan kenyataannya di sekolah, proses pembelajaran di dalam
kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu sehingga siswa tak mampu
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Kurangnya kaitan matematika
dengan kehidupan sehari-haru dalam pembelajaran ini mengakibatkan siswa
mengetahui setiap konsep matematika, tetapi tidak memiliki kemampuan koneksi
matematis yang baik. Setiap bagian matematika terkonsep terpisah dalam
pemikiran siswa sementara kenyataannya seperti yang dikemukakan Wijaya
melainkan merupakan suatu sistem yang terbentuk dari hubungan antara domain
tersebut”. Artinya, matematika itu merupakan satu kesatuan utuh yang terdiri dari
berbagai konsep yang saling berkaitan.
Berdasarkan hasil observasi (tanggal 26 Januari 2016) dengan pemberian
tes diagnostik kepada siswa kelas VIII-4 di SMP Negeri 37 Medan, hasil tes yang
telah dilaksanakan menunjukkan siswa belum mampu menyelesaikan soal
matematika yang sangat sederhana. Dari 3 buah soal yang diberikan kepada 34
siswa, dapat dideskripsikan hanya 32 % atau 11 siswa yang terlihat memahami
arah penyelesaian masalah, 23 siswa yang lainnya sama sekali tidak memahami
permasalahan yang diberikan.
Seperti contoh soal nomor 1: Pak Rudi memiliki kebun berbentuk persegi
panjang dengan luas 5625 m2. Di sekeliling kebun tersebut akan ditanami pohon
pinang dengan jarak antar pohon 5 m. Berapa banyak pohon yang dibutuhkan Pak
Rudi?
Hasil kerja siswa dapat dilihat dari contoh siswa dalam menjawab soal
cerita berikut:
(a) (b)
Gambar 1.1 Lembar Pengerjaan Tes Diagnostik Siswa
Berdasarkan pengerjaan tes diagnostik siswa, dari 11 siswa yang
memahami masalah, hanya 4 siswa yang menjawab benar, dan dari 4 jawaban
siswa yang benar, tidak semuanya menyelesaikan masalah dengan terstruktur,
4
(b). Dari soal nomor 1 ini terlihat bahwa kemampuan siswa dalam mengaitkan
antar konsep matematika serta kemampuan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-harik masih sangat rendah, masih banyak siswa yang tidak mampu
menghubungkan luas persegi dengan bilangan akar untuk mendapatkan berapa
panjang sisi persegi, dan juga tidak mampu menghubungkan keliling kebun yang
diperoleh dengan penanaman pohon di sekeliling kebun dengan jarak yang
ditentukan, padahal sebenarnya masalah seperti ini sudah sering ditemui siswa
dalam kehidupan nyata. Yang terpikir oleh siswa hanyalah bagaimana
mendapatkan jawaban yang cepat tanpa proses yang panjang, apalagi
mengingat-ingat materi sebelumnya seperti pada gambar (a).
Untuk mengatasi hal di atas, proses pembelajaran di kelas perlu diubah.
Shoimin (2014:18) mengemukakan, “Agar pembelajaran menjadi efektif dan
menyenangkan, perlu adanya perubahan cara mengajar dari model yang
tradisional menuju pembelajaran yang inovatif”, sehingga siswa dilibatkan secara
aktif dan pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sani (2014:14)
mengatakan, “Kunci keberhasilan pembelajaran adalah guru harus memfasilitasi
siswa agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa”. Salah satu upaya
untuk mencapai hal itu adalah dengan menerapkan pembelajaran yang
menekankan pada kebermaknaan ilmu pengetahuan, yaitu Pendekatan Matematika
Realistik (PMR).
PMR mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa
matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas
manusia (mathematics as human activity) yang artinya harus dekat dengan siswa
dan relevan dengan situasi sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia
maksudnya adalah manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan
kembali ide dan konsep matematika. Menurut Treffers (dalam Wijaya, 2012:21)
ada lima karakteristik PMR, salah satunya adalah keterkaitan, inilah yang akan
menunjang perbaikan kemampuan siswa dalam koneksi matematis.
Selain keterkaitan, karakteristik PMR yang lainnya adalah konteks, artinya
suatu masalah itu dapat dirasakan bermakna dan dibayangkan oleh siswa. Konsep
kubus dan balok sangat dekat dengan siswa, dapat dilihat secara langsung dengan
benda-benda di sekitar siswa, sehingga siswa akan mudah memahami konsep
kubus dan balok dengan pemahaman PMR. Berdasarkan uraian masalah diatas,
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik Siswa di Kelas VIII-4 SMPN 37 Medan pada Materi Kubus dan Balok”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah
seperti berikut:
1. Sebagian siswa masih menganggap bahwa pelajaran matematika adalah
pelajaran yang sulit dipahami.
2. Siswa cenderung hanya mengingat materi yang sedang dipelajari saja dan
lupa pada materi yang telah lalu.
3. Rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa dalam memecahkan
masalah.
4. Guru kurang merelevansikan pelajaran matematika dengan keseharian siswa
1.3 Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan identifikasi masalah, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah. Penelitian yang akan dilakukan dibatasi pada rendahnya
kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII-4 SMPN 37, kecenderungan
siswa mengingat materi yang sedang dipelajari saja, serta kurangnya relevansi
pelajaran matematika dengan keseharian siswa, dan dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan matematika realistik.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalahnya adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan
koneksi matematis siswa dengan pendekatan matematika realistik di kelas VIII-4
6
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan
kemampuan koneksi matematis siswa dengan pendekatan matematika realistik di
kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa:
Mengetahui penerapan matematika dalam kehidupan nyata,
meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa, serta menumbuhkan
semangat siswa.
2. Bagi guru:
Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tenaga pengajar tentang
pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi
matematis siswa.
3. Bagi sekolah:
Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam meningkatkan mutu
pendidikan sekolah khususnya dalam belajar matematika.
4. Bagi peneliti:
Dapat menjadi referensi dalam pembelajaran matematika terutama
peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa melalui pembelajaran
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
Kemampuan koneksi matematis siswa meningkat setelah diterapkan
pendekatan matematika realistik khususnya pada materi luas permukaan dan volume
kubus dan balok di kelas VIII-4 SMP Negeri 37 Medan dimana ketuntasan secara
klasikal diperoleh setelah siklus II dilaksanakan. Rincian peningkatan ini dapat dilihat
dari hasil tes yang diberikan kepada subjek penelitian yaitu:
a. Nilai rata-rata pada tes diagnostik 27,05 meningkat pada tes kemampuan koneksi
matematis di siklus I menjadi 62,64; dan meningkat pada tes kemampuan koneksi
matematis di siklus II menjadi 80,05.
b. Persentase Ketuntasan Klasikal pada tes diagnostik 0% meningkat pada tes
kemampuan koneksi matematis di siklus I menjadi 50 %, dan meningkat pada tes
kemampuan koneksi matematis di siklus II menjadi 85,29%.
c. Kemampuan koneksi matematis juga meningkat untuk setiap aspeknya, yaitu
aspek antar topik matematika mencapai 82,35%, aspek koneksi antara matematika
dengan bidang ilmu lain mencapai 85,29%, dan aspek koneksi antara matematika
dengan dunia nyata mencapai 88,24%.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, disarankan untuk memperhatikan
kesulitan belajar siswa dalam koneksi matematis dan melibatkan peran aktif siswa
dalam proses belajar-mengajar. Untuk itu, hendaknya guru matematika
64
realistik ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan koneksi
matematis siswa.
2. Kepada siswa SMP Negeri 37 Medan disarankan lebih berani dalam
menyampaikan pendapat atau ide-ide sehingga siswa menjadi lebih aktif dan guru
dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran.
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan untuk menerapkan pendekatan matematika realistik pada materi
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ammamiarihta. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual pada Materi Pengukuran Keliling dan Luas Bangun Segitiga dan Segiempat di Kelas VII MTS Istiqlal Delitua Tahun Ajaran 2013/2014. UNIMED.
Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Danoebroto, Sri Wulandari. 2008. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah melalui Pendekatan PMRI dan Pelatihan Metakognitif
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1419/1206 (diakses pada tanggal 6 Maret 2016).
Depdiknas, 2006. “Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah”, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar matematika?. Medan: Perdana Publishing.
Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan pengembangan
Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.
Hudzaifah. 2013. Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers melalui
Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA. http://journal.um.ac.id/index.php/jps/article/view/4189/844
(diakses pada tanggal 20 Maret 2016).
Ningsih, Sri Yunita. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan
Koneksi Matematik Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SMP Swasta Tarbiyah Islamiyah. UNIMED.
Prastiwi, Soedjoko, dan Mulyono. 2014. Efektivitas Pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Aspek Koneksi Matematika.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/3276/3221 (diakses pada tanggal 26 Maret 2016).
Purba, Edward. 2014. Filsafat Kependidikan. Universitas Negeri Medan.
Rasyidin & Nasution. 2011. Teori belajar dan Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.
66
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Ar:Ruzz Media.
Syarif, Kemali. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Unimed Press.
Sukino. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Taufik. 2013. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa melalui Pembelajaran
Matematika Realistik pada Materi Himpunan di SMP.
http://journal.um.ac.id/index.php/jps/article/view/4190/845 (diakses pada tanggal 10 Maret 2016).
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yunita, Herlina. (2013). Perbedaan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi
Matematis Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik dan Konvensional. Tesis. UNIMED.