• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 8 BINJAI T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 8 BINJAI T.A 2015/2016."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Dewi Anggraini NIM. 4123111014

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 8 BINJAI T.A 2015/2016

Dewi Anggraini (NIM : 4123111014)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui bagaimana Strategi penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write yang dapat meningkatkan komunikasi matematika siswa, (2) Mengetahui bagaimana peningkatan komunikasi matematika siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas VII SMP Negeri 8 Binjai yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika melalui penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi Bangun Datar Segiempat di kelas VII SMP Negeri 8 Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Perbedaan perlakuan pada siklus I dan siklus II terletak pada tahap membimbing penyelidikan. Pada siklus I dibimbing secara individu, sedangkan siklus II dibimbing secara individu dan kelompok. Setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan komunikasi matematika sebanyak 4 soal.

Dari hasil tes awal diketahui rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa 46,09 dengan presentase siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar 25% dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 64,25 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar 46,88% dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus II, rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 76,56 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar 81,25% dari jumlah siswa.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar xi

Daftar Tabel xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 9

1.5 Tujuan Penelitian 9

1.6 Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 11

2.1.1 Pengertian Komunikasi 11

2.1.2 Aspek-Aspek Komunikasi 12

2.1.3 Komunikasi Matematika 14

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Matematika 14

2.1.3.2 Kemampuan Komunikasi Matematika 15 2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Komunikasi Matematik 17

2.1.4 Pembelajaran Matematika 19

(6)

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif 23 2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write 26

2.1.8 Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran

Think-Talk-Write 32

2.1.9 Metode Pembelajaran 34

2.1.10 Hubungan Komunikasi Matematika Dengan Model

Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) 36 2.1.11 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 38 2.1.12 Komputer Sebagai Media Pembelajaran 39

2.1.13 Geogebra 41

2.1.14 Bangun Datar Segi Empat 49

2.1.14.1 Pengertian Bangun Datar Segi Empat Persegi

Panjang 49

2.1.14.2 Keliling dan Luas Persegi Panjang 49 2.1.14.3 Pengertian Bangun Datar Segi Empat Persegi 51 2.1.14.4 Keliling dan Luas Persegi 52 2.1.14.5 Pengertian Bangun Datar Segi Empat

Jajargenjang 53

2.1.14.6 Keliling dan Luas Jajargenjang 53 2.1.14.7 Pengertian Bangun Datar Segi Empat

Belah Ketupat 55

2.1.14.8 Keliling dan Luas Belah Ketupat 56

2.2 Penelitian yang Relevan 57

2.3 Kerangka Konseptual 58

2.4 Hipotesis Tindakan 59

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 60

3.1.1 Lokasi Penelitian 60

(7)

3.2 Subjek Dan Objek Penelitian 60

3.2.1 Subjek Penelitian 60

3.2.2 Objek Penelitian 60

3.3 Jenis Penelitian 60

3.4 Prosedur Penelitian 61

3.5 Alat Pengumpulan Data 68

3.5.1 Tes Kemampuan Komunikasi 68

3.5.2 Observasi 71

3.6 Teknik Analisis Data 71

3.6.1 Reduksi Data 71

3.6.2 Paparan Data 75

3.6.3 Kesimpulan Data 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 76

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 76

4.1.1.1 Permasalahan I 76

4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif

Pemecahan I) 76

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 77

4.1.1.4 Observasi I 82

4.1.1.5 Analisis Data I 83

4.1.1.5.1 Paparan Data 83

4.1.1.5.1.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi I 83

4.1.1.5.1.2 Deskripsi Hasil Observasi I 84

4.1.1.5.2 Kesimpulan Data 84

4.1.1.6 Refleksi I 85

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 86

4.1.2.1 Permasalahan II 86

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif

(8)

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 89

4.1.2.4 Observasi II 91

4.1.2.5 Analisis Data II 94

4.1.2.5.1 Paparan Data 94

4.1.2.5.1.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 94

4.1.2.5.1.2 Deskripsi Hasil Observasi II 95

4.1.2.5.2 Kesimpulan Data 95

4.1.2.6 Refleksi II 96

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 97

4.3 Temuan Penelitian 99

4.4 Penelitian yang Relevan 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 102

5.2 Saran 103

(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Pada Materi Bangun Datar Segi Empat Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Binjai T.A 2015/2016”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam– dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.

5. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

6. Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.

(12)

8. Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd, dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.

10. Bapak Gumasang Sianipar, S.Pd, sebagai Kepala Sekolah yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 8 Binjai.

11. Ibu Faridah, S.Pd, sebagai guru bidang studi matematika di SMP Negeri 8 Binjai dan siswa kelas VII-1 atas kerjasama dan kesediannya dalam membantu penulisan ini.

12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Sudirman dan Ibunda Damayanti untuk setiap tetes keringat dan air mata, untuk kasih sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar, do’a yang tak henti, yang selalu membanggakan tak peduli berapa kali mengecewakan, dan terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk penulis selama ini.

13. Abangku tersayang Rangga Rahma Yuda, S.Pd, dan adikku terganteng Rama Aji Septahadi untuk dukungan, perhatian juga sayang yang begitu besar, dan juga terima kasih untuk pelajaran hidup yang begitu berharga.

14. Terspesial kepada M. Ibrahim Bahar yang tak henti-hentinya selalu siap sedia membantu meluangkan banyak waktu dan pengorbanan untuk membuat semuanya mudah dan cepat terselesaikan.

15. Seluruh sahabat Matematika DIK-C 2012 yang sangat luar biasa, terima kasih untuk perjuangan bersama yang berat tetapi terasa menyenangkan, untuk

petualangan bersama yang telah kita lewati, untuk suka dan duka yang tercipta, untuk kegilaan yang sulit dilupakan, dan untuk kebersamaan yang

tak pernah menyatu.

(13)

menolong, memberi dukungan dan memberi kasih sayang yang tak ada hentinya.

17. Teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Selesai tahun 2015, terkhusus kepada Amanda Dian Sucia, Anisa Mawaddah dan Diana Puspita yang pernah menjadi bagian cerita indah dalam hidup penulis, yang tak henti-hentinya memberi doa dan dukungan, yang tak pernah lelah melewati susah, duka dan

bahagia bersama.

18. Seluruh teman-teman Matematika stambuk 2012 yang pernah berbagi cerita dan membekaskan kenangan.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Desain Pembelajaran Think-Talk-Write 31 Gambar 2.2 Contoh Penggunaan Geogebra 43

Gambar 2.3 Persegi Panjang 49

Gambar 2.4 Persegi Panjang 49

Gambar 2.5 Persegi 51

Gambar 2.6 Persegi 52

Gambar 2.7 Jajargenjang 53

Gambar 2.8 Jajargenjang 53

Gambar 2.9 Belah Ketupat 55

Gambar 2.10 Belah Ketupat 56

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 66 Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 66

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 106 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 113 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 120 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 127 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa-1 133 Lampiran 6 Alternatif Jawavan LAS-1 136 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa-2 138 Lampiran 8 Alternatif Jawavan LAS-2 141 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa-3 143 Lampiran 10 Alternatif Jawaban LAS-3 146

Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa-4 148 Lampiran 12 Alternatif Jawaban LAS-4 151 Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Awal Kemampuan Komunikasi

Matematika Siswa 153

Lampiran 14 Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa I 154

Lampiran 15 Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematika

Siswa II 155

Lampiran 16 Tes Awal Komunikasi Matematika 156 Lampiran 17 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 157 Lampiran 18 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 158 Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 159 Lampiran 20 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika I 161

Lampiran 21 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika II 165

Lampiran 22 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi

(16)

Lampiran 23 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa I 171

Lampiran 24 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa II 181

Lampiran 25 Nama-nama Validator 183

Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran (RPP I) 184

Lampiran 27 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran (RPP II) 187 Lampiran 28 Lambar Observasi Kegiatan Pembelajaran (RPP III) 190 Lampiran 29 Lembar Observasi kegiatan Pembelajaran (RPP IV) 193 Lampiran 30 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (RPP I) 196 Lampiran 31 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (RPP II) 199 Lampiran 32 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (Rpp III) 202

Lampiran 33 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (Rpp IV) 205

Lampiran 34 Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Awal 208 Lampiran 35 Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Kemampuan

Komunikasi Matematik I 209

Lampiran 36 Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Kemampuan

Komunikasi Matematik II 211

Lampiran 37 Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 213 Lampiran 38 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan

Komunikasi Matematik I 215

Lampiran 39 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan

Komunikasi Matematik II 217

Lampiran 40 Deskripsi Presentase Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Pada Tes Awal, Siklus I dan

Siklus II 219

Lampiran 41 Daftar Nama-nama Kelompok Siswa 221

Lampiran 42 Dokumentasi Penelitian 222

Lampiran 43 Surat Telah Melaksanakan Penelitian 228

(17)
(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan besar dalam perkembangan teknologi modern dan terus berkembang dari zaman ke

zaman. Peranan yang sangat besar itu telah hampir dirasakan oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui setiap kegiatan manusia yang kerap sekali terkait dengan matematika. Seiring dengan perkembangan IPTEK yang bergerak secara dinamis, tentu mengakibatkan perlunya suatu tuntutan kepada matematika untuk mengikuti gerak dinamis tersebut. Hal ini dikarenakan ilmu matematika adalah salah satu ilmu mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat diperlukan perkembangan teknologi pada saat ini.

Di dalam penerapannya, seringkali matematika yang diajarkan kepada siswa dilakukan dengan pemberitahuan, tidak dengan cara eksplorasi matematika hal ini dikemukakan oleh Rusffendi dalam Ansari (2009:2). Oleh karena itu kondisi pembelajaran di dalam kelas membuat siswa menjadi pasif. Salah satu cara yang sering dipakai seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah metode ekspositori, dimana proses pembelajaran berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi dari guru ke siswa. Metode inilah yang membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses belajar, karena siswa belajar dengan cara monoton.

Brooks & Brooks dalam Ansari (2009:2) menamakan pembelajaran seperti pola ini sebagai konvensional, karena suasana kelas masih didominasi

(19)

pembelajaran, karena kurang menanamkan konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan latihan soal, mereka kebingungan karena tidak tahu mulai dari mana mereka bekerja.

Siswa yang kurang memahami konsep dan penguasaan materi, dikarenakan strategi belajar yang kurang tepat dan kurangnya kemampuan

komunikasi matematika merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Ahmad Fauzy pada saat seminar nasional matematika dan pendidikan matematika, Minggu (10/11/2013) dalam (http://nasional.sindonews.com) yang menyatakan “Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton di mana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika”.

Prestasi belajar siswa Indonesia ssekarang ini, khususnya pada mata pelajaran matematika masih cukup rendah dan sangat mengkhawatikan. Kualitas persekolahan kita juga masih dipertanyakan. Ini diperkuat ketika Program for International Student Assessment (PISA) melakukan evaluasi terhadap siswa dalam bidang matematika yang menghasilkan laporan bahwa Indonesia berada di bawah dengan hampir 25 % para siswa kita berada pada level 1 (level paling bawah dalam hal penguasaan ilmu matematika). Selain itu hasil penelitian TIMMS (Trends International Mathematics and Science Study) yang dilakukan oleh

Frederick K. S. Leung pada tahun 2008, jumlah jam pengajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak. Dalam satu tahun, siswa di

(20)

Waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.

Permasalahan tersebut bisa disebabkan berbagai macam faktor, dan salah satunya ialah metode pembelajaran yang kurang menarik. Dalam pengajaran matematika penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi kreatif. Oleh karena peranan matematika yang sangat

besar, seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan, dan menarik, sehingga dapat meningkatkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan dan semangat yang meningkat akan menjadi komunikasi matematika dari siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagai aspek yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.

Baroody dalam Ansari (2009: 4) menyebutkan sedikitnya ada dua alasan penting mengapa komunikasi matematika perlu dikembangkan dikalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berfikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika,

matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga komunikasi antar guru dan siswa.

Model pembelajaran telah banyak di kembangkan oleh para ahli yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi matematik, diantaranya

seperti model kooperatif think-talk-write. Model Pembelajaran Think Talk Write adalah model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan

(21)

matematik siswa. Oleh karena itu diharapkan bahwa model pembelajaran ini akan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang sulit bersama dengan teman sebaya mereka oleh para siswa.

Hal ini senada dengan yang dinyatakan Huinker dan Laughlin dalam Shoimin (2014:212) bahwa : Aktifitas yang dapat dilakukan untuk

menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik adalah dengan penerapan pembelajaran Think-Talk-Write.

Akan tetapi kenyataan yang ditemukan di lapangan masih sering terjadi kritikan dan sorotan tentang lemah dan rendahnya mutu pendidikan oleh masyarakat yang ditunjuk pada lembaga pendidikan, maupun para pengajar pendidikan terutama pada guru matematika. Seperti yang dinyatakan Fauzy (2013) lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika. Bahkan materi matematika yang diajarkan jauh dari konteks dunia nyata. Sebagai ilmu pasti, matematika justru memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan manusia, bukan hanya teori.

(22)

secara global. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat ysng diungkapkan oleh Crockfot dalam Abdurrahman (2012 :204) bahwa :

matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran dan keruangan; (6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

Kualitas dari seorang guru sangat diperlukan dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, diperlukan penguatan peran matematika dan pendidikan matematika, yaitu tentang perencanaan kegiatan pembelajarannya. Terutama kualitas pengajarannya, tiap guru matematika harus diberi pelatihan dan pengenalan model, metode serta pendekatan pembelajaran yang baik dan benar demi mencapai hasil belajar matematika yang baik pula.

Dari hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 8 Binjai diperoleh data bahwa sebagian besar siswa dapat menyelesaikan soal tetapi tidak dapat menjelaskan jawaban yang mereka berikan. Sebagian besar siswa hanya mampu menyelesaikan soal yang sudah ada contoh

penyelesaiannya, siswa hanya mengikuti langkah-langkah yang diberikan guru pada contoh soal. Namun ketika sedikit dirubah maka siswa akan mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut, terutama pada saat ada soal cerita, mereka akan sulit mengetahui apa yang diketahui dan ditanya pada soal. Hal ini karena kemampuan komunikasi matematika siswa masih sangat rendah.

(23)

berkomunikasi selama proses belajar berlangsung. Proses komunikasi juga akan berjalan dengan lancar apabila siswa aktif serta kesulitan-kesulitan dan konsep yang kurang dipahami akan lebih terpecahkan saat para siswa berdiskusi antar sesama temannya.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2013), masalah komunikasi yang ditemukan adalah siswa tidak mampu melakukan

representasi berupa mengubah suatu gambar atau model fisik kedalam simbol matematika secara tepat. Sehingga dari 32 siswa yang diberi tes terdapat 16,18% siswa tidak mampu melukiskan dan membaca gambar; 80,89% siswa tidak mampu menjelaskan permasalahan matematika; dan 50% siswa tidak mampu menyatakan ide matematika menggunakan simbol. Dengan tidak mengabaikan kemampuan yang lainnya yang bermanfaat untuk kehidupan siswa sekarang dan yang akan datang, sudah seharusnya bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa sudah selayaknya menjadi faktor kecerdasan emosional siswa perlu mendapat perhatian yang sangat khusus dalam pembelajaran matematika. Karena apabila kelemahan ini tidak diantisipasi dan diperbaiki, maka akan selalu terjadi dan akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran secara utuh.

Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa banyaknya siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah, karena dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang kurang bermakna. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa, jika pembelajaran dilakukan sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dari pengetahuan awal tersebut, guru memberikan materi/sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar yang diinginkan, selanjutnya dikondisikan dengan bimbingan guru agar siswa aktif dalam membangun sendiri

(24)

Dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa, diperlukan berbagai terobosan baru dalam pembelajaran matematika. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai pembimbing peserta didik adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan, dan akhirnya

dapat menurunkan motivasi peserta dalam belajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan komunikasi matematika adalah model pembelajaran Think-Talk-Write. Model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model

pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam menemukan dan lebih mudah untuk memahami materi-materi pelajaran matematika dikarenakan oleh kemampuan komunikasi siswa akan lebih terpacu dalam model pembelajaran ini dan juga karena dengan penggunaan model ini siswa akan lebih terbuka berkomunikasi dengan teman-temannya.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Huinker dan Laughlin (dalam Maula, 2014) bahwa :

Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis. Alur model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan berbagi ide dengan temannya, sebelum peserta didik menulis.

Sesuai dengan hal itu maka Model Pembelajaran Think Talk Write adalah model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi Matematik siswa dan mampu untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang telah diberikan oleh para guru bidang studinya, serta mampu memacu keinginan siswa untuk mengungkkapkan pendapatnya di dalam kelas. Berkaitan dengan hal itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

(25)

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Pada Materi Bangun Datar Segi Empat Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Binjai T.A 2016/2017 ”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan komunikasi matematika siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah.

2. Hasil belajar matematika masih rendah.

3. Pembelajaran matematika masih berorientasi pada guru. 4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. 5. Pembelajaran matematika yang diterapkan selama ini masih belum

memadai.

6. Komunikasi matematik perlu ditumbuhkembangkan.

7. Siswa kurang tertarik belajar matematika karena pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.

8. Penerapan Model Kooperatif Tipe Think-Talk-Write untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik.

1.3 Batasan Masalah

(26)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Strategi Penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write dapat meningkatkan komunikai matematika siswa pada

materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 8 Binjai ?

2. Bagaimana proses yang dilakukan dari tahap siklus I ke tahap siklus II di kelas VII SMP Negeri 8 Binjai pada materi bangun datar segi empat ?

3. Bagaimana peningkatan komunikasi matematika siswa kelas VII SMP Negeri 8 Binjai setelah diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi bangun datar segi empat ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui Strategi Penerapan model pembelajaran

Think-Talk-Write yang dapat meningkatkan komunikai matematika siswa

pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 8 Binjai.

(27)

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi siswa

Siswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar sehingga dapat mengekspresikan ide mereka.

2. Bagi guru

Guru dapat memperoleh suatu variasi model pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah

Sekolah secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta memperoleh masukan untuk proses pembelajaran berikutnya.

4. Bagi peneliti

(28)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Indikator Komunikasi Matematika Siswa 16 Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 26 Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematik 69 Tabel 3.2 Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematika 72 Tabel 3.3 Kriteria Penelitian Observasi Kegiatan Pembelajaran 73

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 74

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematik

Siswa pada Tes Awal, Kemampuan Komunikasi

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Abdusakir. 2010. Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele.El-HIKMAH: Jurnal Kependidikan dan keagamaan.Vol VII No 2. Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang.

Ansari, Bansu, (2009), Komunikasi Matematik : Konsep dan Aplikasi, Pena, Banda Aceh

Arikunto, dkk, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Cipta, Eliva S., 2006, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Melalui Strategi Think Talk Write., Skripsi, Universitas Islam

Negeri SGD, Bandung, Tidak dipublikasikan.

Dahar, Ratna, (1996), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.

Fauzy.(2013).http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/11/15/804091/

pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringk at-rendah (diakses 22 Januari 2014)

Hamzah, 2004.Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar

Kontruktivisme, http://www.depdiknas.go.id.

Hamzah.S. 2011. GeoGebra In 10 Lesson. Tutorial GeoGebrahttp://syaifulhamzah.files.wordpress.com/2011/12/tutorial-geogebra.pdf diakses pada tanggal 12 April 2016 pukul 22.20 wib

Herdian, (2010) http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/. Kemampuan-komunikasi-matematika (diakses 05 Januari 2016).

Junaidi,Dadang.,(2010)http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MAT EMATIKA/196401171992021.DADANG_JUANDI/Proposal_kompetitif_2 010.pdf

(30)

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Makalah%2017%20Semnas%20LP M%20UNY%202011%20_Pemanfaatan%20GeoGebra%20dalam%20Pem belajaran%20Matematika_.pdf ) di akses pada tangga 12 April 2016, pukul 22.03

Sagala, Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung.

Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK. Semarang : Rasail Media Group.

Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Soekartawi, (1988), Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian, Universitas Indonesia(UI-Press), Jakarta.

Sudijono, Anas, (2003), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Supardi, dkk, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Grup, Jakarta

Ulpah,Maria. 2007. “Penggunaan Komputer Sebagai Media Pembelajaran Di

Perguruan Tinggi”. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol 12

NO1.(http://www.docstoc.com/docs/19707999/4-Penggunaan-Komputer--maria-ulpah) diakses pada tanggal 11 April 2016 pukul 16.10

Van De Walle, Jhon A. 2008. Matematika Sekolah Dasar Dan Menengah Pengembangan Pengajaran jilid 1. Jakarta : Erlangga

Yamin, Martinis, (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Referensi (GP Press Group), Jakarta.

(31)
(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan model pembelajaran think-talk-write adalah memaksimalkan diskusi kelompok dengan pengawasan yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi, memberikan LAS kepada siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi dan memberi reward bagi siswa yang aktif.

2. Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran yang terdiri dari dua kali pertemuan dalam siklus I, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang

ditemukan selama pembelajaran tersebut lalu merancang alternatif perencanaan tindakan. Kemudian melaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, setelah itu mengobservasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan menganalisis data siswa dengan memberikan tes kemampuan komunikasi matematik I, yang terakhir adalah merenungkan bahan perbaikan untuk siklus selanjutnya di karenakan pencapaian pada siklus I belum terpenuhi. Maka dilakukan siklus II untuk memperbaiki dan mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus I. Dengan harapan pada pembelajaran siklus II siswa lebih mudah berkomunikasi dan memahami bangun datar segi empat serta menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

(33)

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika khususnya guru bidang studi matematika SMP Negeri 8 Binjai dapat menerapkan model yang berpusat pada siswa, salah satunya model pembelajaran Think-Talk-Write.

2. Kepada siswa SMP Negeri 8 Binjai disarankan lebih berani dan aktif saat berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusi-solusi permasalahan dan berani untuk mengungkapkan ide-ide secara terbuka. 3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Komunikasi Matematika Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini akan diterapkan motode bayes dalam pengklasifikasikan curah hujan berdasarkan intesitas curah hujan adapun hasil penelitian ini adalah model klasifikasi curah

The writer analyzed the factors that make Michael Swango as a psychopath by using theories of personality by Sigmund Freud after found out the characteristic of

Data penyampelan di lokasi-lokasi pembuangan limbah industri menemukan berbagai jenis logam berat dan senyawa kimia organik yang bersifat toksik dilepaskan begitu saja ke badan

Sehingga para anggota rapat tidak perlu takut tidak ke bagian jalur transmisi karena dengan penambahan acces point tersebut daya tampung semakin besar, para anggota juga cukup duduk

Untuk masing-masing proses pentransferan da- ta menggunakan rumus pada proses perhitungannya, yaitu dengan cara membagi ukuran data dengan waktu transfer yang didapat.

dianggap tepat untuk menggambarkan mengenai keadaan di lapangan yaitu.. mengenai materi apa saja yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler seni. tari, bagaimana pelaksanaan

penambahan kapasitas di lokasi yang berbeda pada sistem setempat antara badan usaha pemegang IUPL atau badan usaha baru yang dibentuk oleh pengembang yang berminat.. Peminat

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membuat situs (website) dengan menggunakan program aplikasi Macromedia Flash MX, dengan tujuan membantu bagi para penggemar anime dan manga