• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KESIAPAN BELAJAR DALAM MEMEDIASI PENGARUH KREATIVITAS SISWA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KESIAPAN BELAJAR DALAM MEMEDIASI PENGARUH KREATIVITAS SISWA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN KESIAPAN BELAJAR DALAM MEMEDIASI

PENGARUH KREATIVITAS SISWA DAN FASILITAS

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS MADRASAH

ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Dina Tsabitah NIM 7101411264

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 14 Agustus 2015

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 14 September 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si Dr. Agus Wahyudin, M.Si

NIP.197912082006042002 NIP. 196208121987021001

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2015

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan

memudahkan baginya jalan menuju surga (HR. Muslim)

 Kesabaran pasti bisa mengalahkan hari terberat sekalipun, hanya yang

kurang bersyukur yang kalah, hanya yang kurang mengerti yang putus asa (Akai)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan terima kasih kepada :

1. Orangtua ku tercinta (Mahani dan M. Ali) yang selalu memberikan dukungan dan doa.

2. Abang-abangku tersayang (Zulkarnain dan Zulkifli)

(6)

vi

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya. Sholawat serta salam tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga , sahabar serta pengikutnya,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Kesiapan

Belajar dalam Memediasi Pengaruh Kreativitas Siswa dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN 1 Semarang” dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Penyusun menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M, Dekan Fakultas ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.

(7)

vii

4. Dr. Agus Wahyudin, M.Si, Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

5. Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si, Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak masukan demi lebih baiknya skripsi ini.

6. Lyna Latifah, S.Pd.,SE.,M.Si, Dosen Penguji II yang telah memberikan inspirasi, kritik dan saran terhadap skripsi ini.

7. H. M Malzum Adanan S.Pd., M.M, Kepala Sekolah MAN 1 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Drs. Herry Paryono, Guru ekonomi akuntansi MAN 1 Semarang yang telah membimbing penyusun melakukan penelitian di sekolah.

9. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia atas kebaikan yang telah diberikan. Penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun, pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Semarang, Agustus 2015

(8)

viii

SARI

Tsabitah, Dina. 2015. “Peran Kesiapan Belajar dalam Memediasi Pengaruh Kreativitas Siswa dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa

Kelas XI IPS MAN 1 Semarang”. Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Dr. Agus Wahyudin, M.Si.

Kata Kunci : Kreativitas Siswa, Fasilitas Belajar, Kesiapan Belajar dan Hasil Belajar.

Berdasarkan pengambilan data awal di MAN 1 Semarang diketahui hasil belajar akuntansi sebagian besar siswa masih belum mencapai standart kelulusan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah pengaruh kreativitas siswa dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar akuntansi secara parsial, selanjutnya adakah pengaruh positif dan signifikan mengenai kreativitas siswa dan fasilitas belajar melalui kesiapan belajar sebagai variabel mediasi terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi akuntansi.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 103 siswa, namun yang masuk ketika penelitian hanya 94 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Metode analisis data adalah analisis deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial kreativitas siswa terhadap hasil belajar sebesar 24,8%, fasilitas belajar berpengaruh sebesar 28,6% terhadap hasil belajar dan kesiapan belajar berpengaruh sebesar 42,7% terhadap hasil belajar. Kemudian, secara tidak langsung kreativitas siswa melalui kesiapan belajar mempengaruhi hasil belajar sebesar 9,8% sedangkan fasilitas belajar berpengaruh sebesar 9% terhadap hasil belajar melalui kesiapan belajar.

(9)

ix

ABSTRACT

Tsabitah, Dina. 2015. The effect of Readiness in Mediating Influence Students Creativity and Learning Facilities in School Toward Learning Outcome of Accounting subject (Case Studies in Grade XI IPS MAN 1 Semarang academic yaer 2014/2015). Bachelor of Accounting Education. Semarang State University. Advisor: Dr. Agus Wahyudin, S.Pd., M.Sc

Keyword : Student Creativity, School Facilities, Study Readiness and Learning Outcome.

Based on the initial data collection at MAN 1 Semarang, Known that student learing outcome of student grade XI IPS have not reached the standart of completeness. Problem ini this research is influence of student creativity, school facilities and study readiness toward learning outcome of XI IPS student at MAN 1 Semarang and then the positive influence student creativity, school facilities through study readiness as mediating variable toward accounting learning outcome.

The population of this study was 103 student of XI IPS at MAN 1 Semarang, which the writer used as the sample of this study. When we conducted

the research, there were only 94 student because another student didn‟t attend

questionmaire and documentaion method. The method of analysis was descriptive analysis and inferential analysis.

(10)

x

DAFTAR

ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TELAAH TEORI ... 10

2.1 Grand Teori ... 10

2.1.1 Teori belajar kognitif ... 10

2.1.2 Teori belajar behavior ... 12

2.1.3 Teori Belajar Humanistik ... 15

2.2 Belajar ... 17

2.2.1 Pengertian Belajar... 17

2.2.2 Ciri – Ciri Belajar ... 18

2.3 Hasil Belajar... 20

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar ... 20

(11)

xi

2.4 Kreativitas ... 22

2.4.1 Pengertian Kreativitas Belajar ... 22

2.4.2 Ciri-ciri individu kreatif... 23

2.4.3 Cara Mengukur Kreativitas ... 24

2.5 Fasilitas belajar ... 25

2.5.1 Pengertian fasilitas Belajar ... 25

2.5.2 Macam-macam Fasilitas Belajar ... 26

2.6 Kesiapan Belajar ... 28

2.6.1 Pengertian Kesiapan Belajar ... 28

2.6.2 Prinsip – prinsip kesiapan ... 29

2.6.3 Indikator-indikator kesiapan ... 30

2.7 Penelitian Terdahulu ... 31

2.8 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ... 32

2.8.1 Kerangka Pemikiran Teoritis. ... 32

2.8.2 Pengembangan Hipotesis ... 35

2.8.2.1 Pengaruh Kreativitas siswa terhadap hasil belajar. ... 35

2.8.2.2 Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap hasil belajar. ... 37

2.8.2.3 Pengaruh Kesiapan belajar terhadap Hasil Belajar. ... 39

2.8.2.4 Pengaruh Kreativitas siswa melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar. ... 41

2.8.2.5 Pengaruh Fasilitas belajar melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar ... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 47

3.1 Jenis Penelitian... 47

3.2 Populasi dan Sampel penelitian ... 47

3.3 Variabel Penelitian ... 48

3.3.1 Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y) ... 49

3.3.2 Variabel Independen atau Variabel Bebas (X) ... 49

3.3.3 Variabel Intervening ... 51

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 51

(12)

xii

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ... 54

3.5.2 Uji Reabilitas Instrumen ... 58

3.6 Metode Analisis Data ... 59

3.6.1 Analisis statistik deskriptif ... 60

3.6.2 Analisis Statistik inferensial ... 63

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 63

3.6.2.2 Uji linearitas ... 64

3.6.2.3 Uji Asumsi klasik ... 64

3.6.3 Uji Hipotesis ... 65

3.6.3.1 Analisis Jalur (Analysis path) ... 65

3.6.3.2 Uji parsial (uji t) ... 68

3.6.3.3 Uji Sobel ... 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1 Hasil Penelitian ... 70

4.1.1 Analisis ststistik Deskriptif ... 70

4.1.1.1 Analisis deskriptif hasil belajar ... 70

4.1.1.2 Analisis deskriptif kreativitas belajar ... 71

4.1.1.3 Analisis deskriptif fasilitas belajar ... 73

4.1.1.4 Analisis deskriptif kesiapan belajar ... 74

4.1.2 Hasil analisis statistik inferensial ... 75

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 75

4.1.2.2 Uji Linearitas ... 77

4.1.3 Uji Asumsi klasik... 78

4.1.3.1 Uji multikolinearitas... 78

4.1.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 79

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis ... 80

4.1.4.1 Hasil Uji Path ... 80

4.1.5 Uji Hipotesis ... 84

4.1.5.1 Uji signifikansi parameter individu (uji statistic t) ... 84

4.1.4.3 Uji Sobel ... 85

(13)

xiii

4.2.1 Pengaruh kreativitas siswa terhadap hasil belajar ... 88 4.2.2 Pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar ... 89 4.2.3 Pengaruh kesiapan terhadap hasil belajar ... 90 4.2.4 Pengaruh kreativitas siswa melalui kesiapan belajar

terhadap hasil belajar ... 92 4.2.5 Pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar melalui

kesiapan belajar ... 93 BAB V PENUTUP ... 96 5.1 SIMPULAN ... 96 5.2 SARAN 97

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar kelas XI MAN 1 Semarang... 03

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 31

Tabel 3.1 Populasi Penelitian... 48

Tabel 3.2 Penilaian Jawaban Responden... 53

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kreativitas Siswa... 55

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kesiapan Belajar... 56

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Fasilitas Belajar... 57

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kreativitas Siswa... 58

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilits Fasilitas Belajar... 58

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Kesiapan belajar... 59

Tabel 3.9 Jenjang Kriteria Variabel Kreativitas Siswa... 62

Tabel 3.10 Jenjang Kriteria Variabel Fasilitas belajar... 62

Tabel 3.11 Jenjang Kriteria Variabel Kesiapan belajar... 63

Tabel 3.12 Kriteria Ketuntasan Minimum... 63

Tabel 4.1 Deskripsi statistik hasil belajar akuntansi... 70

Tabel 4.2 Deskripsi statistik kreativitas siswa... 71

Tabel 4.3 Analisis deskripsi statistik kreativitas siswa... 72

Tabel 4.4 Deskripsi statisik fasilitas belajar... 73

Tabel 4.5 Analisis deskripsi statistik fasilitas belajar... 73

Tabel 4.6 Deskripsi statistik kesiapan belajar... 74

Tabel 4.7 Analisis Deskripsi statistik kesiapan belajar... 75

Tabel 4.8 Hasil uji Normalitas HB sebagai Var. Dependen... 76

Tabel 4.9 Hasil uji Normalitas KB sebagai Var. Dependen... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji linearitas HB sebagai Var. Dependen... 77

Tabel 4.11 Hasil Uji linearitas KB sebagai Var. Dependen... 78

Tabel 4.12 Hasil Uji multikolinearitas HB sebagai Var. Dependen... 78

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas KB sebagai Var. Dependen... 79

Tabel 4.14 Hasil uji Heterisiditas... 80

(15)

xv

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 kisi-kisi intrumen uji coba... 102

Lampiran 2 Instrumen Uji Coba Penelitian... 103

Lampiran 3 Daftar Responden Uji Coba... 108

Lampiran 4 Tabulasi Data Hasil Uji Coba... 109

Lampiran 5 Hasil uji coba Validitas instrumen... 115

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen penelitian... 121

Lampiran 7 Instrumen Penelitian... 122

Lampiran 8 Daftar Responden penelitian... 128

Lampiran 9 Tabulasi data Hasil penelitian... 130

Lampiran 10 Analisis deskriptif variabel... 139

Lampiran 11 Daftar sarana dan prasarana MAN 1 Semarang... 143

Lampiran 12 Daftar Hasil belajar Responden... 145

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 45 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Kegiatan utama dalam pendidikan adalah proses pembelajaran yang terdiri dari kegiatan belajar dan mengajar.

(19)

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditandai dengan hasil belajar yang baik.

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Rifa.i dan Anni, 2012:69). Sedangkan menurut Tu‟u (2004:75) hasil belajar ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap ulangan ataupun tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas atau Mandrasah Aliyah ulangan yang dapat dievaluasi untuk mengetahui hasil belajar antara lain Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester. Hasil evaluasi terhadap ulangan-ulangan tersebut dapat menunjukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Semakin banyak siswa yang mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran tersebut telah berhasil.

(20)

berlangsung belum optimal. Hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil belajar Akuntansi Ulangan Tengah Semester. Hasil belajar akuntansi merupakan tingkat penguasaan kompetensi siswa baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik dalam mata pelajaran akuntansi yang ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2003:6). Hasil belajar akuntansi dikatakan tuntas jika mencapai kriteria ketuntasan minimum. Kriteria Ketuntasan Minimun yang digunakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang untuk mata pelajaran ekonomi akuntansi ialah minimum hasil belajarnya mencapai nilai 75. Jika hasil belajar masih dibawah 75 maka hasil belajar tersebut dikatakan belum tuntas. Hasil belajar akuntasi siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang dapat diamati pada tabel berikut

Tabel 1.1

Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas XI IPS Ulangan Tengah Semester Genap

e

Jumlah Siswa

Jumlah Nilai

Rata-rata nilai UTS

Siswa yang Nilainya ≤ 75

XI IPS 1 33 148,5 4,5 33

XI IPS 2 34 184,3 5,4 34

XI IPS 3 36 201,3 5,75 36

Total 103 103

Sumber: Nilai Akuntansi MAN 1 Semarang

(21)

belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran beradaptasi dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa (Rifa‟i dan Anni : 2012).

Masalah yang masih terjadi pada pembelajaran akuntansi ialah kondisi pembelajaran akuntansi masih kurang mendukung berkembangnya kreativitas siswa. Bentuk pembelajaran saat ini masih sama dengan pendapatan yang diungkapkan Parnes (1963) yaitu siswa menerima begitu banyak cekokan dalam arti instruksi bagaimana melakukan sesuatu sehingga kebanyakan dari siswa kehilangan hampir setiap kesempatan untuk kreatif. Siswa yang memiliki tingkat kreativitas yang rendah jarang mengemukakan ide-ide kreatif pada saat mengikuti pelajaran di kelas. Kebanyakan pasif dan hanya melakukan apa yang ditugaskan guru tanpa usaha atau tanpa adanya semangat untuk berkreasi. Pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada pengembangan intelegensi (kecerdasan) daripada pengembangan kreativitas, sedangkan keduanya sama pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam hidup (Munandar, 2012:13).

Kondisi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran akuntansi berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti mayoritas siswa pada saat mengerjakan tugas akuntansi sering menyontek hasil pekerjaan temannya atau dengan istitah “fotocopy”. Model “fotocopy” ialah model belajar dimana siswa memiliki pengetahuan sebatas yang dibahas di dalam kelas tanpa mengembangkannya lagi dan siswa memiliki kebiasaan

menyontek. Model “fotocopy” ini merupakan salah satu ciri siswa yang kurang

(22)

Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi belajar ialah fasilitas belajar. Djamarah (2011:185) berpendapat bahwa fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa yang memiliki fasilitas belajar baik, maka dalam belajarnya akan berjalan lancar dan teratur, sedangkan siswa tanpa dibantu dengan fasilitas yang baik akan mengalami hambatan dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, faktor fasilitas belajar merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan pembelajaran.

Fasilitas belajar di sekolah dapat diamati melalui sarana dan prasarana di sekolah.Sarana dan prasarana di MAN 1 Semarang semua dalam kodisi baik. Namun berdasarkan wawancara pada pengambilan data awal kepada guru mata pelajaran ekonomi akuntansi didapat bahwa sarana dan prasarana tersebut belum optimal dalam penggunaannya, secara tidak langsung juga menjadi salah satu faktor yang mempegaruhi hasil belajar tersebut. Hal mengenai sarana dan prasarana sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan bab VII standart sarana dan prasarana pasal 42, dimana dikatakan setiap satuan pendidikan diwajibkan memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan menunjang proses belajar yang teratur dan berkesinambungan.

(23)

15%. Maka dari hal tersebut peneliti tertarik menjadikan kesiapan belajar sebagai variabel intervening. Kesiapan belajar sebagai variabel intervening diharapkan dapat memperbesar pengaruh kreativitas dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi akuntansi. Kesiapan atau readiness menurut Slameto (2010:59) adalah kesediaan untuk memberi respon atau berinteraksi, dari pendapat diatas dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar, mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan demikian hasil belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik.

Berdasarkan hasil latar belakang yang telah diungkapkan maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :

Peran Kesiapan Belajar dalam Memediasi Pengaruh Fasilitas Belajar dan

Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:

(24)

2. Adakah pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?

3. Adakah pengaruh positif dan signifikan kesiapan belajar siswa terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?

4. Apakah kesiapan belajar secara positif dan signifikan memediasi pengaruh kreativitas siswa terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?

5. Apakah kesiapan belajar secara positif dan signifikan memediasi pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis adakah pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa terhadap hasil belajar kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 .

(25)

3. Untuk menganalisis adakah pengaruh positif dan signifikan kesiapan belajar siswa terhadap hasil belajar kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 .

4. Untuk menganalisis apakah kesiapan belajar secara positif dan signifikan memediasi pengaruh kreativitas siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

5. Untuk menganalisis apakah kesiapan belajar secara positif dan signifikan memediasi pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 .

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Manfaat Teoritis

(26)

2. Manfaat Praktis

(27)

10

BAB II

TELAAH TEORI

2.1 Grand Teori

2.1.1 Teori belajar kognitif

Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget (Thobroni dan Mustofa, 2012: 93), seorang psikolog Swiss yang hidup pada tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata (skema bagaimana seseorang mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan dan saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.

Teori kognitif menjelaskan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, manusia membangun kemampuan kognitifnya melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa

(28)

Prinsip-prinsip teori kognitif (Thobroni dan Mustofa, 2011:94) antara lain : 1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami

sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.

2. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.

3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian

Beberapa tokoh-tokoh aliran kognitif (Thobroni dan Mustofa, 2011:95-102) antara lain :

1. Piaget

Piaget berpendapat proses belajar sebenarnya terjadi dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbang).

a. Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.

b. Proses akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.

c. Proses ekulibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

(29)

2. David P. Ausubel

David mengatakan pembelajaran yang diharapkan dimiliki oleh siswa ialah mampu mengaitkan pengalaman atau pengetahuan barunya dengan pengetahuan yang relevan yang sudah ada di dalam pikirannya atau dalam struktur kognitifnya atau disebut dengan pembelajaran bermakna (meaningfull learning) bukan dengan belajar hafalan (rote learning). Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bermakna dapat dilihat ketika siswa mampu mengaitkan antara pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

2.1.2 Teori belajar behavior

Teori belajar behavior pertama kali dikembangkan oleh Ivan Pavlov pada awal tahun 1930 kemudian teori ini dikembangkan lagi oleh Gagne dan Skinner sekitar tahun 1984. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik (Thobroni dan Mustofa , 2011: 64).

(30)

Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran karakteristik siswa, media dan fasilitas belajar yang tersedia (Thobroni dan Mustofa, 2011: 66).

Harley dan Davies (Thobroni dan Mustofa, 2011: 64) mengemukakan prinsip-prinsip teori behavioristik antara lain

1. Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila pembelajar ikut berpastisipasi secara aktif di dalamnya.

2. Materi pelajaran dibentuk dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga pembelajar mudah mempelajarinya.

3. Tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga pembelajar dapat mengetahui apakah respon yang diberikan telah benar atau belum.

4. Setiap kali pembelajar memberikan respon yang benar, ia perlu diberikan penguatan. Penguatan positif ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penguatan negatif,

Beberapa tokoh-tokoh aliran behavioristik (Thobroni dan Mustofa, 2011: 67-85) antara lain :

1. Edward lee Thorndike

(31)

perilaku sebagai hasil belajar terangkum dalam hukum-hukum belajar antara lain

a) Hukum Kesiapan (Law of Readiness)

Ada tiga keadaan yang menunjukan berlakunya hukum ini, yaitu apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak dan dapat melaksanakannya, maka dia akan mengalami kepuasaan. Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak tetapi tidak dapat melaksanakannya, maka dia akan mengalami kecewa. Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak dan dipaksa untuk melaksanakannya maka akan menimbulkan keadaan tidak memuaskan.

b) Hukum Latihan (Law of Exercise)

Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan.

c) Hukum Hasil (Law of Effect)

(32)

2. Crack Hull

Crack Hull mengemukakan teorinya yaitu bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi dan ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan. Dalam hal ini efisien belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar oleh respon-respon yang dibuat individu tersebut. Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar Hull adalah adanya incentive motivation (motivasi intensif) dan drive stimulus reduction (pengurangan stimulus pendorong).

2.1.3 Teori Belajar Humanistik

(33)

Pendekatan humanistik selalu memelihara kebebasan peserta didik untuk tumbuh dan melindungi peserta didik dari tekanan keluarga dan masyarakat. Demikian pula hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan sosial emosional lebih penting dibandingkan dengan hasil pendidikan yang bersifat akademik. Oleh karena itu apabila kondisi pendidikan itu dapat terjadi, maka proses belajar akan sangat bermakna bagi peserta didik (Rifai dan Anni, 2012: 123). Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik (Thobroni dan Mustofa,2011: 157).

Beberapa tokoh teori belajar humanistik (Rifa‟i dan Anni, 2012:124-127) antara lain :

1. Abraham Maslow

Maslow mengemukakan teori motivasi manusia berdasarkan pada hierarki kebutuhan. Salah satunya ialah kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs). Kebutuhan aktualisasi diri itu termanifestasi di dalam keinginan untuk memenuhi sendiri (self-fulfillment) untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki.

(34)

dalam menuju pada pengarahan diri (self-direction) atau aktualisasi diri (self actualization).

Maslow memandang tujuan pendidikan adalah aktualisasi diri, atau membantu individu menjadi yang terbaik sehingga mereka mampu menjadi yang terbaik. Proses pendidikan hendaknya memberikan pengalaman puncak agar terjadi belajar dan pemahaman. Tujuan pendidikan di semua jenjang hendaknya bersifat menemukan indentitas dan kecapakan.

2. Carl Rogers

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu kognitif (kebermaknaan) dan experiental (pengalaman atau signifikasi). Experiental Learning menunjuk pada pemenuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa. Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran.

2.2 Belajar

2.2.1 Pengertian Belajar

(35)

chance in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Djamarah, 2011 : 13) sedangkan howard L. Kingskey dalam sumber yang sama mengatakan bahwa learning is the precess by which behavior is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Slameto (2010 : 2) juga merumuskan pengertian tentang belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, dan kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan.

2.2.2 Ciri – Ciri Belajar

Menurut Djamarah (2011:15) ciri-ciri belajar antara lain 1. Perubahan yang terjadi disadari individu.

(36)

2. Perubahan dalam belajar bersifat Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3. Peubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan-perubahan akan selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara atau permanen. Perubahan yang terjadi akan bersifat tetap pada individu.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berati bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

(37)

2.3 Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Proses pembelajaran akan memberikan suatu perubahan pada siswa yang bisa dinilai dari hasil belajar. Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian hasil belajar (Thobroni dan Mustofa, 2011:22-24) antara lain :

1. Menurut Suprijono, Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

2. Menurut Ganne, Hasil belajar berupa hal-hal berikut: Informasi herbal), keterampilan intelektual, strategi kognitif (kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya), keterampilan motorik dan sikap. 3. Menurut Lindgren, hasil belajar meliputi kecakapan, informasi, pengertian,

dan sikap.

Berdasarkan pengertian-pengertian hasil belajar oleh beberapa ahli yang telah dijelaskan diatas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek saja.

2.3.2 Hasil Belajar Akuntansi

(38)

untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Fungsi dan Tujuan mata pelajaran Akuntansi, Depdiknas (2003: 6) antara lain: a. Fungsi

Fungsi mata pelajaran akuntansi yaitu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisarian transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penaksiran perusahaan berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan (SAK).

b. Tujuan

Tujuan mata pelajaran akuntansi yaitu membekali siswa lulusan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.

(39)

2.4 Kreativitas

2.4.1 Pengertian Kreativitas Belajar

Pendapat beberapa tokoh humanistik mengenai pengertian kreativitas (Thombroni dan Mustofa, 2011:166) antara lain :

1. Maslow mengatakan bahwa kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri atau aktualisasi diri dan merupakan kebutuhan paling tinggi pada manusia.

2. Carl Roger mengatakan kreativitas merupakan kecendrungan manusia untuk mengaktualisasi dirinya sesuai kemampuan yang dimiliki.

3. Elizabeth Hurlock mengartikan kreativitas sebagai kemampuan seseorang menghasilkan komposisi produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.

Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dari pengertian yang dikemukakan oleh Rezuli (Munandar, 2012 : 25) yang mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan yang baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

(40)

2.4.2 Ciri-ciri individu kreatif

Munandar (2012:37) mengatakan terdapat 10 ciri-ciri pribadi kreatif antara lain Imajinatif, Mempunyai prakasa, Mempunyai minat luas, Mandiri dalam berfikir, Rasa ingin tahu, Senang berpetualang, Penuh energi, Percaya diri, Berani mengambil resiko, Berani dalam pendirian dan keyakinan. Sedangkan menurut Slameto (2010:147-148) ciri-ciri individu dengan potensi kreatif antara lain :

1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. 3. Panjang akal.

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cendrung memberi jawaban lebih banyak.

8. Memiliki semangat bertanya dan meneliti.

Rogers (Munandar, 2012:34) menjelaskan kreativitas seseorang dapat diperhatikan dari sifat antara lain :

1. Keterbukaan terhadap pengalaman

2. Kemampuan untuk menilai situasi sesual dengan patokan pribadi seseorang (internallocus of evaluation)

(41)

4. Kemampuan afektif atau nonaptitude meliputi: a. Rasa ingin tahu.

b. Kepercayaan diri.

c. Sifat berani mengambil resiko

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini yang akan dijadikan indikator dari variabel kreativitas siswa antara lain :

a. Keterbukaan terhadap pengalaman. b. Rasa ingin tahu

c. Kepercayaan diri.

d. Berani mengambil resiko.

2.4.3 Cara Mengukur Kreativitas

Potensi kreativitas dapat diukur melalui beberapa pendekatan (Munandar,2012:58) antara lain :

a. Tes mengukur kreativitas secara langsung (Torrance Test of Creative Thinking : TTCT)

b. Tes Mengukur unsur kreatif (Tes menulis cerita)

c. Tes mengukur ciri kepribadian kreativ (Tes Mengajukan Pertanyaan, Test Risk Taking, dan Test figure Preference)

(42)

2.5 Fasilitas belajar

2.5.1 Pengertian fasilitas Belajar

Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian fasilitas belajar antara lain : 1. The Liang Gie (1987) menyatakan bahwa fasilitas adalah prasyarat yang

meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak.

2. Mauling (Amirin, dkk 2011:76) mendefinisikan fasilitas adalah prasarana dan wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu.

3. Wahyuningrum (Amirin, dkk 2011:76) menyatakan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha.

4. Dimyati dan Mudjiono (2009:246) mengartikan fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana pembelajaran.

5. Mulyasa (2005) menjelaskan bahwa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya pendidikan dan pengajaran, seperti halaman sekolah, kebun,jalanan menuju sekolah. Sedangkan, sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, dan media pengajaran.

(43)

2.5.2 Macam-macam Fasilitas Belajar

Secara umum fasilitas belajar dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Fasilitas belajar di rumah

Fasilitas belajar yang dapat tersedia dirumah seperti ruang belajar, meja kursi, penerangan , alat tulis menulis , buku-buku dan lain-lain. (Slameto, 2010:63). The Liang Gie (1987) menjelaskan macam-macam fasillitas belajar yang diperlukan oleh siswa yang dapat membantu kegitan belajar di rumah, antara lain :

a. Ruang atau tempat belajar

Sebuah syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya ialah tersedianya tempat belajar.

b. Penerangan

Syarat lain untuk tempat belajar yang baik ialah penerangan cahaya yang cukup. Penerangan yang terbaik ialah yang diberikan oleh cahaya matahari karena warnanya yang putih dan sangat intensif.

c. Perabotan belajar

Pembekalan belajar terdiri dari peralatan tulis dan perabotan untuk kamar, yaitu meja dan kursi belajar serta lemari buku. Suatu keharusan untuk tempat belajar ialah meja berikut kursinya.

d. Peralatan tulis dan buku-buku

(44)

2. Fasilitas belajar di sekolah

Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas sekolah yang meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Kualitas atau tingkat penguasaan pelajaran akan lebih baik apabila di dalam kegiatan belajar mengajar banyak di dukung oleh alat-alat pelajaran yang relevan.

Menurut Djamarah (2011:183-185) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan fasilitas belajar di sekolah, antara lain :

a. Gedung sekolah

Gedung sekolah merupakan tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang perpustakaan dan ruang sekolah lain yang memadai.

b. Ruang kelas

Ialah ruang yang digunakan siswa saat belajar di sekolah. Masalah-masalah ruang kelas seperti jumlah ruang kelas yang tidak sesuai, pengelolaan ruang kelas kurang efektif dan kondisi kelas kurang mendukung proses belajar.

c. Perpustakaan

(45)

d. Buku-buku pelajaran

Buku pegangan peserta didik harus lengkap sebagai penunjang kegitan belajar. Pihak sekolah dapat memfasilitasi dengan menyediakan buku-buku yang dibutuhkan peserta didik.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, fasilitas yang akan dijadikan sebagai indikator variabel fasilitas belajar yang meliputi :

1. Ruang belajar 2. Ruang kelas 3. Perpustakaan

4. Buku-buku pelajaran

2.6 Kesiapan Belajar

2.6.1 Pengertian Kesiapan Belajar

Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian kesiapan belajar antara lain: 1. Jamies Drever (Slameto, 2010 : 59) mendefinisikan kesiapan

(Readiness) sebagai preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respone atau bereaksi.

2. Thorndike (slameto, 2010 : 114) memaknai kesiapan sebagai prasyarat untuk belajar berikutnya.

(46)

4. Slameto berpendapat kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami pengertian kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.

2.6.2 Prinsip – prinsip kesiapan

Slameto (2010:115) mengungkapkan terdapat beberapa prinsip-prinsip kesiapan antara lain:

a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi)

b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.

c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan.

(47)

2.6.3 Indikator-indikator kesiapan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di bawah ini dikemukakan indikator kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut :

1. Menurut Slameto (2010:113) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek yaitu : a. Kondisi fisik, mental, dan emosional

b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.

c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. 2. Menurut Djamarah (2011) indikator kesiapan meliputi :

a. Kesiapan fisik

Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gamgguan lesu, mengantuk, dan sebagainya)

b. Kesiapan psikis

Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi instrinsik.

c. Kesiapan materiil

Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dll.

(48)

2.7 Penelitian Terdahulu

[image:48.595.134.514.219.746.2]

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh fasilitas belajar dan kreativitas siswa melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar antara lain:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Pengaruh motivasi belajar,

kreativitas belajar, kondisi sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi akuntansi siswa kelas xi ips SMA N 1 tuntang tahun ajaran 2012/2013 (tigha nanda saputri./skripsi UNNES/2013)

Hasil penelitian menghasilkan ada pengaruh signifikan dan positif kreativitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 11,63% dan pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar berpengaruh sebesar 13,47%

2 Pengaruh fasilitas belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar IPS terpadu melalui motivasi belajar SMP N 1 Ambarawa (Ika Maratus,

syamsu hasi EEAJ

(3)(2)(2014))

Hasil penelitian menghasilkan terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 63,9%

3 Pengaruh kesiapan belajar, motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI ips SMAN 1 Jepara (M. Fachruddin/UNNES/2012)

Hasil penelitian menghasilkan kesiapan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar akuntansi sebesar 13,1%

4 Education and Creativity (Daniel Fasko jr,CRJ vol 13 nos 3 & 4)

Terdapat pengaruh kreativitas terhadap hasil belajar yangditerima siswa.

5 Pengaruh kesiapan belajar siswa, lingkungan kelluarga, dan pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar jurnal khusus siswa kelas X akuntansi SMK NU 1 kendal tahun ajaran 2013/2013

(Ade Sumarwati/Skripsi UNNES/ 2013)

Besar kontribusi variabel kesiapan belajar terhadap hasil belajar sebesar 19,10%

(49)

2.8 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis 2.8.1 Kerangka Pemikiran Teoritis.

Teori behavior mengambarkan belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku. Aspek penting yang dikemukakan oleh aliran behavioristik dalam belajar adalah hasil belajar (perubahan perilaku) itu tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia, tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respons. Berdasarkan hal tersebut agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal, maka stimulus harus dirancang menarik dan spesifik sehingga mudah direspon oleh siswa (Rifai dan Anni,2012 :90).

(50)

Beberapa Aplikasi teori belajar behaviorisme (Thobroni dan Mustofa, 2011:66) dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran karakteristik siswa, media dan fasilitas belajar yang tersedia.Fasilitas belajar merupakan sarana dan pra sarana yang mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar. Salah satu penelitian yang menjadikan fasilitas belajar sebagai objek penelitian ialah penelitian yang dilakukan oleh Tigha Nanda Saputri didalam skripsinya yang menghasilkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 13,47%.

Fasilitas untuk memperlajari akuntansi antara lain ruang kelas, meja kursi, perpustakaan dan buku-buku pelajaran yang menunjang akuntansi. Ketersediaan fasilitas belajar akuntansi sebenarnya tidak menjadi masalah utama dalam membantu meningkatkan hasil belajar akuntansi, tetapi yang menjadi masalah ialah kurang optimal dalam penggunaannya. Tidak hanya adanya faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar akuntansi tetapi juga terdapat faktor intern yaitu kognitif siswa.

(51)

pembelajaran sangat mendukung proses kreativitas anak di sekolah. Pengaplikasian teori humanistik mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan potensi yang ada. Hal ini sesuai dengan konsep kreativitas aktualisasi diri.

Faktor lain yang mempengaruhi kognitif siswa ialah kesiapan. Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Salah satu tokoh behavior yang menjelaskan mengenai kesiapan ialah Edward. Edward Lee Throndike (Rifai dan anni, 2012:99) mengemukakan tiga macam hukum belajar salah satunya ialah hukum kesiapan. Hukum kesiapan yang dijelaskan oleh Edward Thondrike dalam teori behavioristik mengambarkan bahwa kesiapan mempunyai pengaruh dalam mencapai hasil belajar yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa Kreativitas siswa dan Fasilitas Belajar melalui Kesiapan Belajar memiliki pengaruh terhadap Hasil Belajar siswa sehingga akar pemikiran dalam penelitian ini dapat diilustrasikan seperti Gambar 2.1 berikut:

T. Humanistik

T. Konektivisme

[image:51.595.127.522.554.739.2]

T. Humanistik Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

Kreativitas Siswa (X1)

Hasil Belajar

(Y1)

Fasilitas Belajar (X2)

(52)

2.8.2 Pengembangan Hipotesis

2.8.2.1 Pengaruh Kreativitas siswa terhadap hasil belajar.

Salah satu psikolog humanistik Maslow (Munandar, 2012:19) membedakan kreativitas menjadi 2 hal yaitu kreativitas aktualisasi diri dan kreativitas talenta khusus. Orang-orang kreatif yang mampu mengaktualisasikan diri adalah sehat mental, hidup sepenuhnya dan produktif, dan cendrung menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel dan kreatif. Sedangkan orang-orang dengan kreativitas talenta khusus memiliki bakat atau talenta aktif yang luar biasa dalam bidang seni, sastra, musik, teater atau bidang lainnya.

Hal yang akan dijadikan objek penelitian ini ialah hasil belajar akuntansi maka kreativitas yang akan digunakan ialah kreativitas aktualisasi diri. Hasil belajar dalam pandangan humanistik adalah kemampuan peserta didik mengambil tangung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri dan mandiri. Kemampuan mengarahkan diri dan mandiri merupakan salah satu ciri siswa kreatif.

(53)

kepribadian ciri-ciri kepribadian, sikap, motivasi dan predisposisi untuk berfikir kreatif.

Kreativitas adalah suatu gaya hidup, suatu cara dalam mempersepsi dunia. Hidup kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki, belajar mengunakan kemampuan diri sendiri secara optimal, menjajaki gagasan baru, tempat-tempat baru, aktivitas-aktivitas baru, mengembangkan kepekaan terhadap masalah lingkungan. Indikator-indikator kreativitas diantaranya keterbukaan terhadap pengalaman, rasa ingin tahu, kepercayaan diri dan berani mengambil resiko. Indikator-indikator kreativitas jika diterapkan dalam mempelajari akuntansi akan sangat membantu proses pembelajaran. Beberapa contohnya dalam mengerjakan tugas akuntansi yang rumit jika siswa memiliki kepercayaan diri (indikator siswa kreatif) maka kemungkinan sangat rendah untuk mengunakan metode „fotocopy‟ atau mencontek.

Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu pelajaran dimana materi atau pengerjaan soalnya menuntut suatu proses. Jika siswa menggunakan

metode “fotocopy” pada salah satu proses didalam mempelajari akuntansi maka dapat menjadi hambatan atau masalah untuk mempelajari tahap selanjutnya.

(54)

tentang cara-cara belajar dan meningkatkan kreativitas dan semua potensi peserta didik.

Kekreativitasan dapat mendukung berjalannya proses pembelajaran akuntansi menjadi lebih baik. Ketika proses pembelajaran akuntansi berjalan baik maka akan mempengaruhi hasil belajar akuntansi. Jika hasil belajar akuntansi membaik maka akan mengurangi jumlah siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran akuntansi. Maka dapat dipahami tingkat kreativitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar, sama halnya tingkat intelegensi. Hal ini di dukung oleh Torrance (1959), Getzles dan Jakson (1962), dan Yamato (1964) yang berdasarkan studi nya masing-masing mengambil kesimpulan yang sama yaitu bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak berbeda dengan prestasi sekolah dari kelompok siswa intelegensinya yang relatif lebih tinggi (Munandar,2012:9). Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kreativitas siswa akan mempengaruhi hasil belajar, maka dari itu hipotesis pertama dari penelitian ini ialah

H1 : Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa tehadap hasil belajar kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

2.8.2.2 Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap hasil belajar.

(55)

luas. Menurut The Liang Gie (1987) fasilitas belajar yang dapat membantu kegiatan belajar dirumah antara lain ruang belajar, penerangan, perabotan belajar dan peralatan belajar, sedangkan menurut Djamarah (2011) fasilitas belajar di sekolah yang dapat membantu kegiatan belajar ialah gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, buku-buku pelajaran. Peneliti mempersempit indikator fasilitas belajar menjadi ruang belajar, ruang kelas, perpustakaan dan buku-buku pelajaran.

Fasilitas yang diharapkan tersedia dalam mempelajari akuntansi antara lain pertama, ruang belajar dirumah karena akan sulit untuk mempelajari akuntansi di ruang yang digunakan untuk beberapa kegiatan. Kedua, ruang kelas untuk mempelajari akuntansi tidak harus berbeda dari ruang kelas untuk mempelajari mata pelajaran lain tetapi minimal memiliki meja yang sesuai dengan banyaknya peralatan dalam memperlajari atau mengerjakan soal akuntansi dan memiliki kondisi yang mendukung pembelajaran. Ketiga, perpustakaan yang menyediakan buku-buku referensi akuntansi. Keempat, Buku-buku pelajaran yang menjadi sumber belajar selain guru.

(56)

SMA N 1 tuntang mengatakan bahwa terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 13,47% .

Hasil belajar ujian tengah semester genap pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri 1 semarang mengambarkan tingkat ketidak tuntasan masih sangat tinggi, dapat dilihat dari belum adanya siswa yang mencapai batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Berdasarkan wawancara pada Pengambilan data awal kepada guru ekonomi akuntansi, fasilitas yang dimiliki MAN 1 Semarang sudah tergolong lengkap tetapi penggunaan fasilitas tersebut belum optimal. Hal ini dijadikan pertimbangan dasar peneliti bahwa fasilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar akuntansi, maka dari itu hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah

H2 : Ada pengaruh positif dan signifikan Fasilitas belajar terhadap hasil belajar kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

2.8.2.3 Pengaruh Kesiapan belajar terhadap Hasil Belajar.

(57)

kesiapan, hukum latihan dan hukum akibat. Hukum kesiapan ini mengambarkan apabila individu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kesiapan diri, maka dia akan memperoleh kepuasan, dan jika terdapat hambatan dalam pencapaian tujuan, maka akan menimbulkan kekecewaan. Memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki cenderung akan menimbulkan kekecewaan bahkan frustasi. Sesuatu yang menyenangkan adalah sesuatu yang tidak ditolak oleh seseorang dan keadaan yang tidak menyenangkan atau ditolak itu merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang.

Hal yang dapat dipahami dari teori belajar koneksionisme yang di kembangkan oleh Edward Thorndike pada bagian Hukum kesiapan (The law of Readiness) ialah apabila individu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kesiapan diri, maka dia akan memperoleh kepuasan, dan jika terdapat hambatan dalam pencapaian tujuan, maka akan menimbulkan kekecewaan. Salah satunya jika siswa memiliki kesiapan belajar maka akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hal ini dipertegas dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Muhammad Fachrudin skripsi Universitas Negeri Semarang tahun 2012 yang menghasilkan hasil uji yaitu kesiapan belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar akutansi sebesar 13,1%.

(58)

dengan pengertian belajar yang dikemukakan oleh teori behavioristik bahwa belajar adalah prasyarat untuk pembelajaran selanjutnya. Tidak hanya kesiapan pengetahuan dalam mempelajari akuntansi tetapi juga kesiapan fisik dan kesiapan kebutuhan belajar.

Berdasarkan data awal yang diterima peneliti mengenai hasil UTS dimana 100% siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang belum mencapai kriteria ketuntasan minimun (KKM) dapat diasumsikan siswa IPS kelas XI memiliki kesiapan yang masih kurang dengan demikian peneliti berniat meneliti pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil belajar ekonomi akutansi kelas XI IPS MAN 1 Semarang. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kesiapan belajar mempengaruhi hasil belajar, maka dari itu hipotesis ketiga dalam penelitian ini ialah

H3 : Ada pengaruh positif dan signifikan kesiapan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 tahun ajaran 2014/2015

2.8.2.4 Pengaruh Kreativitas siswa melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar.

(59)

unsur-unsur kognitif, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.

Teori belajar kognitif menekankan cara-cara seseorang mengunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan penggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi kognitif menurut Slameto menjadi variabel penelitian ini diantaranya kreativitas dan kesiapan belajar. F.dennis (Slameto, 2010 : 137) menyatakan bahwa siswa- siswa Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, sekolah hanya mengejar status, mereka lebih mementingkan nilai, bukanya prestasi. Siswa-siswa mengejar nilai dengan cara menyontek, menyogok, atau belajar model fotocopy, dengan kata lain kreativitas mereka memang rendah (pelita, 26 maret 1984, hal V). Hal ini tidak sesuai dengan teori belajar kognitif yang dimana yang dimaksud belajar dalam teori ini bukanlah sekedar menghapal, akan tetapi proses mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman sesuai dengan salah satu indikator kreativitas ialah terbuka terhadap pengalaman. Begitu hal nya dengan kesiapan.

(60)

positif terhadap kesiapan. Salah satu indikator kreativitas ialah keterbukaan terhadap pengalaman. Jika siswa memenuhi kriteria kreatif terbuka terhadap pengalaman, maka akan mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan belajar siswa tersebut. Selain itu hal yang dapat mengambarkan hubungan antara kreativitas dan kesiapan ialah indikator kreativitas rasa ingin tahu dengan indikator kesiapan pengetahuan yang ingin dipelajari. Jika siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai materi ekonomi akuntansi maka siswa memiliki kemungkinan besar sudah memiliki pengetahuan sebelum proses belajar berlangsung. Sehingga memiliki kriteria kesiapan sebelum mengikuti proses pembelajaran.

(61)

H4 : Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa melalui kesiapan siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

2.8.2.5 Pengaruh Fasilitas belajar melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Aliran ini menekankan pada terbentuknya prilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.

(62)

Maka pada penelitian ini yang dijadikan sebagai stimulus dalam mempelajari akuntansi ialah fasilitas belajar yang tersedia di MAN 1 Semarang. Fasilitas belajar dapat dijadikan stimulus karena memenuhi kriteria stimulus yaitu dapat diamati dan diukur (Thobroni dan Mustofa,2012). Ketika adanya stimulus yang diberikan diharapkan terdapat adanya respon dari peserta didik. Respon yang diharapkan ialah kesiapan siswa mempelajari akuntansi. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang rumit dan kurang menarik minat dari siswa. Fasilitas yang diharapkan tersedia dalam mempelajari akuntansi antara lain ruang belajar dirumah karena akan sulit untuk mempelajari akuntansi di ruang yang digunakan untuk beberapa kegiatan. Ruang kelas untuk mempelajari akuntansi tidak harus berbeda dari ruang kelas untuk mempelajari mata pelajaran lain tetapi minimal memiliki meja yang sesuai dengan banyaknya peralatan dalam memperlajari atau mengerjakan soal akuntansi dan memiliki kondisi yang mendukung pembelajaran. Buku buku pelajaran yang menjadi sumber belajar selain guru.

(63)

tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar oleh respon-respon yang dibuat individu tersebut.

Suatu kebutuhan atau tujuan yang dibahas oleh Crack Hull merupakan salah satu indikator kesiapan belajar. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa fasilitas memiliki hubungan dengan kesiapan dan dapat diasumsikan bahwa fasilitas memiliki pengaruh terhadap hasil belajar melalui kesiapan , hipotesis ke 5 dalam penelitian ini ialah

H5 : Ada pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

H1

H3

[image:63.595.101.524.438.611.2]

H2

Gambar 2.2 Kerangka pengembangan hipotesis .

Hasil Belajar (Y1)

Fasilitas Belajar (X2)

Kesiapan Belajar (Y2) Kreativitas

(64)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:14), Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Bentuk analisis yang digunakan adalah analisis statistik, menggunakan analisis statistik dikarenakan data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka.

3.2 Populasi dan Sampel penelitian

Arikunto (2010:173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,

(65)
[image:65.595.176.472.224.342.2]

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 103 siswa dari 3 kelas, peneliti mengunakan penelitian populasi dengan menggunakan semua populasi sebagai sampel penelitian. Dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Daftar Jumlah siswa Kelas XI IPS Semester 2

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPS 1 34

2 XI IPS 2 34

3 XI IPS 3 35

Jumlah 103

Sumber : TU MAN 1 Semarang

Jumlah sampel yang diharapkan sebelumnya oleh peneliti berjumlah 103 siswa, hanya mencapai 94 siswa. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian dilaksanakan terdapat 9 siswa dari 3 kelas XI IPS MAN 1 Semarang tidak dapat hadir.

3.3 Variabel Penelitian

(66)

3.3.1 Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi. Hasil belajar akuntansi adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam memperlajari mata pelajaran akuntansi yang diperoleh dari hasil tes yang dinyatakan dalam bentuk skor atau angka. Hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang dengan indikator yang diambil ialah Ulangan Tengah Semester 2 dengan Kriteria Ketuntasan Miniman (KKM) yang telah ditetapkan yaitu minimal 75.

3.3.2 Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)

Variabel Independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah 1. Kreativitas siswa (X1)

Kreativitas adalah kemampuan seseorang berfikir divergen dan konvergen ketika mencari solusi baru dan mempersempit pilihan jawaban serta aspek afektif yang ditujukan melalui sifat imajinatif, rasa ingin tahu, percaya diri dan toleran terhadap perbedaan situasi. Indikator kreativitas menurut Munandar (2012:34) yang akan dijadikan indikator variabel kreativitas dalam penelitian ini antara lain :

a. Keterbukaan terhadap pengalaman (menerima segala sumber informasi dari pengalaman, mampu menerima perbedaan)

(67)

c. Kepercayaan diri (Terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, percaya kemampuan diri sendiri)

d. Berani mengambil resiko (berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik guru, tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan)

2. Fasilitas Belajar (X2)

suatu sarana dan prasarana yang memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran. Indikator fasilitas menurut The liang Gie (1987) yang akan dijadikan indikator variabel fasilitas dalam penelitian ini antara lain :

a. Ruang Belajar (ruangan yang digunakan siswa ketika belajar di rumah. Mulai dari kelengkapan peralatan dan kondisi ruangan)

b. Ruang kelas (ruangan yang digunakan siswa ketika belajar di sekolah. Mulai dari kelengkapan peralatan dan kondisi ruangan)

c. Perpustakaan (kontribusi fasilitas yang dimiliki perpustakaan dalam membantu siswa mempelajari akuntansi)

(68)

3.3.3 Variabel Intervening

Variabel Intervening dalam penelitian ini adalah Kesiapan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu. Indikator kesiapan belajar (Slameto, 2010:113) antara lain:

1. Kesiapan fisik dan mental (pendengaran, penglihatan, kesehatan, kepercayaan pada diri sendiri, penyesuaian diri. Kondisi emosional konflik, ketegangan)

2. Kebutuhan belajar (buku pelajaran, catatan pelajaran, perlengkapan)

3. Pengetahuan yang telah dipelajari (membaca buku pelajaran, membaca berita di koran sebelum pembelajaran dilaksanakan)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:192). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuisioner atau angket dan metode dokumentasi.

1. Metode Dokumentasi

(69)

berlalu, dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya momentual dari seseorang. Dokumentasi digunakan untuk mengambil data berupa nilai Ulangan Tengah Semester genap, Daftar Jumlah Siswa, Kriteria Ketuntasan Minimum serta daftar sarana dan prasarana (Fasilitas) di MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

2. Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010:194). Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah keusioner tertutup. Dimana dalam kuesioner ini sudah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010:195).

(70)
[image:70.595.123.495.114.417.2]

Tabel 3.2

Penilaian Jawaban Responden

Variabel Jenis Jawaban Skor

+ -

Kreativitas siswa Selalu 5 1

a. Keterbukaan terhadap Pengalaman Sering 4 2

b. Rasa Ingin Tahu Kadang-Kadang 3 3

c. Kepercayaan Diri Jarang 2 4

d. Berani Ambil Resiko Tidak Pernah 1 5

Fasilitas Belajar Sangat Setuju 5 1

a. Ruang Belajar Setuju 4 2

b. Ruang kelas Ragu-Ragu 3 3

c. Perpustakaan Tidak Setuju 2 4

d. Buku-buku pelajaran

Gambar

Tabel 1.1 menunjukan hasil belajar akuntansi MAN 1 Semarang masih
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar  2.1 Kerangka Teoritis
Gambar 2.2 Kerangka pengembangan hipotesis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima bahwa Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Kreativitas Guru dan Pemanfaatan fasilitas belajar

Adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan nilai PPDB terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS di SMA

Namun dalam penelitian ini penulis sengaja memilih intensitas belajar dan kreativitas siswa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi, karena setiap

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah kreativitas belajar dan motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pelajaran secara simultan dan parsial terhadap

Sedangkan secara parsial ada pengaruh antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal dan ada pengaruh

Sedangkan secara parsial ada pengaruh antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal dan ada pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kreativitas guru dan fasilitas pembelajaran terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa