• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LAJU REAKSI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS XI IPA 2 MAN 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LAJU REAKSI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS XI IPA 2 MAN 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009-2010"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LAJU REAKSI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PADA SISWA KELAS XI IPA 2 MAN 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009-2010

Oleh SEPTI APRILIA

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru bidang studi Kimia di MAN 1 Bandar Lampung kelas XI IPA 2 diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata tes formatif pada materi pokok laju reaksi pada tahun pelajaran 2008-2009 masih rendah yaitu sebesar 56. Siswa yang mendapatkan nilai  66 hanya sebesar 14 %, nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 100% siswa mencapai nilai ≥ 66.

Penyebab belum tercapainya ketuntasan belajar tersebut dikarenakan kegiatan pembelajaran kimia yang berlangsung di kelas masih berpusat pada guru serta kurangnya variasi guru dalam mengajar. Penyebab lainnya adalah siswa tidak melakukan praktikum pada saat proses pembelajaran laju reaksi, sehingga guru kurang melatihkan keterampilan proses sains siswa dalam proses penemuan konsep. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dan penguasaan konsep pada materi pokok laju reaksi adalah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) Peningkatan keterampilan

(2)

dan data kuantitatif berupa data penguasaan konsep laju reaksi selama proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terjadi peningkatan persentase

keterampilan proses sains siswa dari siklus I ke siklus II, hal itu ditunjukkan dengan peningkatan kriteria keterampilan siswa. Siswa yang sangat terampil meningkat sebesar 15,55% dan siswa yang terampil meningkat sebesar 28,89% serta terjadi penurunan siswa yang kurang terampil sebesar 31,11% dan siswa yang tidak terampil mengalami penurunan sebesar 13,33%, (2) Terjadi peningkatan nilai rata-rata

penguasaan konsep laju reaksi sebesar 8,16% dari siklus I, yaitu dari 67,98 menjadi 73,53 (3) peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 31,11%.

(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan:

1. Persentase rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 7,49 % dari 71,05 menjadi 76,37 pada siklus II.

2. Persentase siswa yang mencapai KKM dari siklus I ke siklus II sebesar 26,29% yaitu dari 63,18% menjadi 89,47%.

(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan:

Kepada guru bidang studi kimia disekolah SMA Wijaya Bandar Lampung khususnya kelas XI IPA I sebaiknya menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing sebagai salah satu alternatif strategi dalam pembelajaran kimia, untuk meningkatkan keterampilan sains siswa dan penguasaan konsep siswa.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti mengobservasi, mengklasifikasi, melakukan pengukuran, berkomunikasi dan menarik kesimpulan. Keterampilan proses sains (KPS) pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan

dan mengkomunikaskan hasilnya. Melatihkan KPS dimaksudkan untuk

mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Penting seorang guru

melatihkan KPS kepada siswa, karena dapat membekali siswa dengan suatu keterampilan berpikir dan bertindak melalui sains untuk menyelesaikan masalah serta menjelaskan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.

(6)

Minimum (KKM) yang ditetapkan di SMA tersebut yaitu untuk pelajaran kimia 100 % siswa memperoleh nilai ≥ 65, dengan demikian siswa tersebut belum mencapai belajar tuntas.

Faktor yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar kimia siswa pada materi pokok laju reaksi kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar Lampung diantaranya adalah kurang efektifnya penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru seperti metode ceramah, tanya jawab dan latihan mengerjakan soal, sementara siswa kurang aktif dilibatkan dalam proses penemuan konsep. Siswa meng-andalkan seluruh informasi datang dari guru, dan siswa menjadi pasif, hanya duduk, mendengarkan dan mencatat. Bahkan tidak jarang jika siswa merasa jenuh akan mengobrol, membuat kegaduhan di kelas dan keluar masuk kelas. Selain itu, siswa juga jarang sekali melakukan praktikum dan diskusi dengan teman untuk menyelesaikan suatu masalah. Metode yang diterapkan oleh guru tersebut

menyebabkan siswa tidak terlatih untuk bertanya kepada teman atau kepada guru, memberikan pendapat dan sanggahan, serta menjawab pertanyaan dari teman ataupun dari guru.

Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa kelas XI IPA adalah: (1) mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, (2) memahami teori tumbukan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju reaksi dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar siswa mencapai kompetensi tersebut, maka siswa di ajak untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat,

(7)

serta mempresentasikan hasil percobaan. Pada prakteknya KPS dapat diterapkan dengan eksperimen dan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media pembelajaran. LKS yang digunakan berisi tahapan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa dalam menemukan konsep laju reaksi dan dapat melatihkan KPS siswa, sehingga diharapkan materi yang mereka pelajari akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Adapun keterampilan-keterampilan yang dapat dinilai dalam pendekatan keterampilan proses sains merupakan

keterampilan yang bersifat ilmiah dan membentuk pola pikir analisis pada siswa, misalnya mengamati, melakukan pengukuran, klasifikasi, berkomunikasi, dan menarik kesimpulan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasan konsep dan katerampilan sains siswa adalah pembelajaran penemuan terbimbing. Pembe-lajaran penemuan terbimbing dapat dikatakan sebagai suatu strategi pembePembe-lajaran atau cara penyajian pembelajaran yang baik dilaksanakan dalam kelompok belajar yang kecil, dimana siswa diberi kesempatan untuk menemukan informasi dengan bantuan guru. Model pembelajaran ini menempatkan siswa untuk lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah, siswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul

“Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

(8)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat me-ningkatkan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat me-ningkatkan persentase ketuntasan belajar siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II?

3. Bagaimanakah penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat me-ningkatkan persentase rata-rata KPS siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

1. Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II.

2. Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan persentase ketuntasan belajar siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II.

(9)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah: 1. Bagi siswa

Melatih KPS siswa, menumbuhkan rasa tanggung jawab, kemampuan berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dengan teman, dan menumbuhkan rasa ketergantungan positif sesama teman.

2. Bagi guru dan peneliti

Memberi pengalaman secara langsung bagi guru mitra dan masukan kepada peneliti dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran kimia dengan menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing sebagai alternatif bentuk pembelajaran kimia pada materi pokok laju reaksi dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa dan KPS sehingga indikator pembelajaran dapat tercapai.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran penemuan terbimbing dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses penemuan suatu konsep laju reaksi di bawah bimbingan dan arahan guru.

(10)

3. Indikator KPS dasar yang akan dilatihkan dalam penelitian ini adalah (1) mengobservasi, (2) mengelompokkan, (3) pengukuran, (4)

meng-komunikaskan, dan (5) menarik kesimpulan. Dimana untuk indikator KPS mengobservasi dan pengukuran diukur dengan menggunakan lembar

observasi, untuk indikator KPS mengelompokkan, mengkomunikasikan, dan menarik kesimpulan diukur melalui tes.

4. Penguasaan konsep kimia siswa pada materi pokok laju reaksi yaitu merupakan nilai tes formatif siswa yang diperoleh setiap akhir siklus.

Referensi

Dokumen terkait

Studi Komparatif Tentang Pembentukan Kata Majemuk Dalam Bahasa Indonesia Dan Bahasa Thai Universitas Pendidikan Indonesia |

KEDUA : Mengesahkan pengangkatan Saudara : N a m a :  M.Anjar Wijaya,S.Sos Tempat/Tgl lahir :  Kendari, 24 April 1964 Pendidikan :  S1. Pekerjaan

Bagaimana tingkat kemampuan pengusaha UMK dalam mengakses kredit perbankan di Kota Binjai.

Akan tetapi sebagaimana diuraikan terdahulu bahwa zakat bukan semata-mata urusan mu‘amalah , tetapi juga-- dan ini yang merupakan substansi dasarnya yaitu sebagai--

Peraturan  Presiden  Republik  Indonesia  Nomor 23  Tahun

Kepada para wasit tenis untuk terus meningkatkan motivasinya baik secara internal maupun ekternal setiap bertugas sehingga dapat meningkatkan kinerja dengan

[r]

Penambahan paket aerodynamic parts maupun dengan modifikasi bentuk kendaraan truk tangki bertujuan untuk memperoleh penurunan koefisien tahanan yang terjadi pada bagian-bagian