METODE
SINGLE DROP
PADA PEMBUATAN
HIDROKSIAPATIT BERBASIS CANGKANG TELUR
AJENG ANGGRAENI MUJIANTO PUTRI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
AJENG ANGGRAENI MUJIANTO PUTRI.
Metode
Single Drop
pada
Pembuatan Hidroksiapatit Berbasis Cangkang Telur.
Dibimbing oleh
SETYANTO TRI WAHYUDI dan SETIA UTAMI DEWI.
Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis hidroksiapatit dengan metode
single drop
. Prekursor kalsium yang digunakan berasal dari cangkang telur ayam,
bebek, dan puyuh, serta untuk sumber fosfat menggunakan (NH
4)
2HPO
4. Pada
metode
single drop
dilakukan variasi waktu
stirring
yaitu 3 jam, 6 jam, 12 jam,
18 jam, dan 24 jam. Fasa dan struktur kristal dari hidroksiapatit dianalisa
menggunakan
X-Ray Diffractometer
. Sampel yang disintesis dengan
menggunakan metode
single drop
telah membentuk fasa hidroksiapatit, dan begitu
pula sampel yang disintesis dengan metode kontrolnya,
wise drop
. Hidroksiapatit
yang disintesis dengan metode
single drop
mempunyai nilai parameter kisi yang
mendekati data JCPDS. Parameter kisi yang dihasilkan dari semua sampel
hidroksiapatit mencapai nilai ketepatan lebih dari 99%. Ukuran kristal terbesar
didapatkan dari sampel hidroksiapatit dengan sumber kalsium cangkang telur
ayam yang dilakukan
stirring
selama 3 jam yaitu pada bidang (0 0 2) sebesar
50,63 nm, dan bidang (3 0 0) sebesar 51,78 nm. Lamanya waktu
stirring
memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap pembentukan fasa dan
struktur kristal hidroksiapatit. Kandungan gugus kompleks hidroksiapatit
diidentifikasi menggunakan
Fourier Transform Infrared Spectroscopy
. Gugus
yang terdapat dalam hidroksiapatit tersebut berupa OH
-, PO
43-, dan CO
32-.
Munculnya gugus CO
32-diindikasikan adanya apatit karbonat tipe-B pada sampel.
Judul : Metode Single Drop pada Pembuatan Hidroksiapatit Berbasis
Cangkang Telur
Nama : Ajeng Anggraeni Mujianto Putri
NIM : G74080070
Disetujui :
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Setyanto Tri Wahyudi, M.Si
Setia Utami Dewi, M.Si
Diketahui
Ketua Departemen Fisika
Dr. Akhiruddin Maddu, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
Metode
Single Drop
pada Pembuatan Hidroksiapatit Berbasis Cangkang Telur. Penelitian
ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan program sarjana di Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Mamah, papah, Fajar, dan Dwi untuk doa, nasehat, bimbingan, dan kasih sayangnya.
2.
Bapak Setyanto Tri Wahyudi selaku pembimbing I untuk bimbingan, motivasi, saran,
kritik, dan waktu luang yang telah diberikan untuk berdiskusi.
3.
Ibu Setia Utami Dewi selaku pembimbing II untuk bimbingan, motivasi, saran, kritik,
dan waktu luang yang telah diberikan untuk berdiskusi.
4.
Bapak Faozan dan bapak Ardian selaku penguji saya, terima kasih atas bimbingan,
saran, dan kritik atas penelitian yang saya lakukan.
5.
Bapak Moh. Nur Indro selaku editor untuk motivasi, saran, dan kritiknya.
6.
Touwil Umrih untuk doa, motivasi, dan segala dukungannya.
7.
Irma Purnama R, terima kasih suka nemenin di kosan, belajar, dan penelitian.
8.
Seluruh Dosen Pengajar, dan karyawan di Departemen Fisika FMIPA IPB.
9.
Pak Didik dan staf Balithut untuk bantuannya karakterisasi XRD.
10.
Teman-teman fisika 45 untuk kebersamaannya selama 3 tahun ini (buka puasa
bersama, makrab, jalan-jalan, nonton bareng) “
that’s
unforgettable moment
”.
11.
Mba Aisyah untuk bantuan belajarnya, dan mengolah data hasil penelitian.
12.
Fisika 43, 44, 46, dan 47 terima kasih atas kebersamaannya.
13.
Pingkan (Agb’45), Fara (Fkh’45), Kanti (Thh’45), untuk kebersamaan kita di asrama.
14.
Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa saya ucapkan satu persatu,
terimakasih banyak atas dukungannya.
Akhir kata, dengan adanya tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
besar. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan unutk kemajuan
penelitian ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
untuk kita semua. Amin.
Bogor, Juli 2012
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 1
Perumusan Masalah ... 1
Hipotesis ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 2
Cangkang Telur ... 2
Hidroksiapatit ... 2
Metode Pembuatan Hidroksiapatit ... 2
X-Ray Diffraction
(XRD) ... 3
Fourier Transform Infrared Spectroscopy
(FTIR) ... 3
Atomic Absorption Spectroscopy
(AAS)... 4
METODOLOGI PENELITIAN ... 4
Tempat dan Waktu Penelitian ... 4
Alat dan Bahan ... 4
Metode Penelitian ... 4
Persiapan Sampel ... 4
Karakterisasi XRD cangkang telur ... 5
Karakterisasi AAS cangkang telur ... 5
Sintesis Hidroksiapatit ... 5
Karakterisasi XRD sampel hidroksiapatit ... 6
Karakterisasi FTIR sampel hidroksiapatit ... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6
KESIMPULAN DAN SARAN ... 15
Kesimpulan ... 15
Saran ... 15
DAFTAR PUSTAKA ... 15
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Utama Cangkang Telur Ayam dan Bebek ... 2
Tabel 2 Variasi Metode dan Waktu Stirring pada Pembuatan Hap ... 5
Tabel 3 Rata-Rata Efisiensi Proses Kalsinasi Cangkang Telur Ayam,
Bebek, dan Puyuh pada Suhu 1000
⁰
C selama 5 Jam ... 7
Tabel 4 Persentase Kadar Kalsium pada Serbuk Cangkang Telur oleh AAS 8
Tabel 5 Efisiensi Sampel Hap dengan Sumber Ca Cangkang Telur Ayam ... 8
Tabel 6 Efisiensi Sampel Hap dengan Sumber Ca Cangkang Telur Bebek .. 8
Tabel 7 Efisiensi Sampel Hap dengan Sumber Ca Cangkang Telur Puyuh .. 9
Tabel 8 Parameter Kisi dan Persentase Ketepatan Parameter Kisi Sampel
dengan sumber Ca Cangkang Telur Ayam ... 11
Tabel 9 Parameter Kisi dan Persentase Ketepatan Parameter Kisi Sampel
dengan sumber Ca Cangkang Telur Bebek ... 12
Tabel 10 Parameter Kisi dan Persentase Ketepatan Parameter Kisi Sampel
dengan sumber Ca Cangkang Telur Puyuh ... 12
Tabel 11 Ukuran Kristal Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur
Ayam ... 12
Tabel 12 Ukuran Kristal Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur
Bebek ... 13
Tabel 13 Ukuran Kristal Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Hidroksiapatit ... 2
Gambar 2 Skema Terjadinya Difraksi oleh Kisi Kristal ... 3
Gambar 3 Pola XRD Serbuk Cangkang Telur Ayam, Bebek, dan Puyuh
Hasil Kalsinasi pada Suhu 1000
⁰
C selama 5 Jam ... 7
Gambar 4 Pola XRD Sampel HAp dengan Sumber Ca Cangkang Telur
Ayam ... 10
Gambar 5 Pola XRD Sampel HAp dengan Sumber Ca Cangkang Telur
Bebek ... 10
Gambar 6 Pola XRD Sampel HAp dengan Sumber Ca Cangkang Telur
Puyuh ... 11
Gambar 7 Spektra FTIR Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur
Ayam ... 13
Gambar 8 Spektra FTIR Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur
Bebek ... 14
Gambar 9 Spektra FTIR Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Diagram Alir Penelitian ... 18
Lampiran 2 Perhitungan Massa Komponen pada Sintesis HAp ... 19
Lampiran 3 Keterangan Sintesis HAp ... 21
Lampiran 4 Database JCPDS fasa HAp ... 22
Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A3 ... 23
Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A6 ... 24
Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A12 ... 25
Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A18 ... 26
Lampiran 9 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A24 ... 27
Lampiran 10 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-AWD ... 28
Lampiran 11 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B3 ... 29
Lampiran 12 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B6 ... 30
Lampiran 13 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B12 ... 31
Lampiran 14 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B18 ... 32
Lampiran 15 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B24 ... 33
Lampiran 16 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-BWD ... 34
Lampiran 17 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P3 ... 35
Lampiran 18 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P6 ... 36
Lampiran 19 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P12 ... 37
Lampiran 20 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P18 ... 38
Lampiran 21 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P24 ... 39
Lampiran 22 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-PWD ... 40
Lampiran 23 Perhitungan Parameter Kisi untuk Sampel Hidoroksiapatit ... 41
Lampiran 24 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A3... 42
Lampiran 25 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A6... 44
Lampiran 26 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A12... 46
Lampiran 27 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A18... 48
Lampiran 28 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A24... 50
Lampiran 29 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-AWD ... 52
Lampiran 30 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B3 ... 54
Lampiran 31 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B6 ... 56
Lampiran 32 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B12 ... 58
Lampiran 33 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B18 ... 60
Lampiran 34 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B24 ... 62
Lampiran 35 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-BWD ... 64
Lampiran 36 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P3 ... 66
Lampiran 37 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P6 ... 68
Lampiran 38 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P12 ... 70
Lampiran 39 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P18 ... 72
Lampiran 40 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P24 ... 74
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biomaterial adalah suatu bahan
sintetis
yang dapat diimplan ke dalam
sistem hidup sebagai pengganti fungsi
dari jaringan hidup atau organ.
Pada saat
ini kebutuhan biomaterial sangat tinggi
dan telah memberi dampak yang cukup
besar terutama dalam bidang kedokteran
ortopedi, misalnya saja untuk pengobatan
tulang, baik perbaikan pada tulang yang
retak maupun patah tulang.
1Material
yang digunakan dalam pengobatan
tersebut harus bersifat bioaktif,
biokompatibel, dan tidak beracun.
1Salah
satu biomaterial yang bersifat bioaktif
untuk tulang manusia dan hewan adalah
hidroksiapatit.
2Hidroksipatit (HAp) merupakan salah
satu senyawa kalsium fosfat dan
termasuk dalam kelompok mineral apatit
yang saat ini banyak dikembangkan oleh
para peneliti.
2,5,8Hidroksiapatit
mempunyai rumus kimia
Ca
10(PO
4)
6(OH)
2dan mempunyai
struktur heksagonal dengan parameter
kisi a = 9,418 Å dan c = 6,884 Å.
7Hidroksiapatit merupakan fasa kristal
yang lebih stabil dibandingkan dikalsium
fosfat (DKFD, CaHPO
4.2H
2O), okta
kalsium fosfat (OKF, Ca
8H
2PO
4.5H
2O),
dan trikalsium fosfat (TKF, Ca
3(PO
4)
2).
4Hidroksiapatit dapat dibuat dari
prekursor sintetik maupun dari prekursor
bahan alam; tulang, batu kapur, terumbu
karang, dan cangkang telur. Pembuatan
hidroksiapatit dapat dilakukan dengan
beberapa metode; metode basah atau
presipitasi, metode kering, dan metode
hydrothermal
.
3Pada saat ini, metode presipitasi lebih
banyak digunakan karena metode
tersebut paling sederhana dan mudah
untuk diaplikasikan dibidang industri,
serta akan menghasilkan hidroksiapatit
yang sebagian besar amorf.
16Metode
presipitasi berupa
wise drop
dilakukan
dengan menggunakan reaksi cairan
dimana larutan fosfat akan diteteskan
sedikit demi sedikit ke dalam larutan
kalsium. Hal tersebut akan memakan
waktu sekitar 90 sampai 120 menit. Maka
dari itu, dilakukannya metode presipitasi
berupa
single drop
ini sebagai modifikasi
dari metode presipitasi sebelumnya.
Selain lebih mudah, juga tidak memakan
waktu yang lama saat pencampuran
larutan fosfat dan kalsiumnya.
Pada penelitian ini, hidroksiapatit
dibuat dengan metode
single drop
dari
cangkang telur sebagai sumber kalsium
dan (NH
4)
2HPO
4sebagai sumber
fosfatnya. Cangkang telur yang
digunakan yaitu berupa cangkang telur
ayam, bebek, dan puyuh. Pada metode
single drop
, larutan cangkang telur dan
fosfat dicampurkan secara langsung.
Tujuan Penelitian
1.
Mengukur kadar kalsium (Ca) dan
mengamati fasa senyawa kalsium
dari cangkang telur ayam, cangkang
telur bebek, dan cangkang telur
puyuh.
2.
Mensintesis hidroksiapatit dari
cangkang telur ayam, cangkang telur
bebek, dan cangkang telur puyuh
dengan menggunakan metode
single
drop
dengan variasi waktu
stirring
,
dan membandingkan dengan metode
kontrolnya,
wise drop
.
3.
Mempelajari pengaruh waktu
stirring
pada proses
single drop
terhadap fasa
dan struktur kristal dari hidroksiapatit
yang dihasilkan.
Perumusan Masalah
1.
Berapa kadar kalsium dan bagaimana
fasa senyawa kalsium dari cangkang
telur ayam, cangkang telur bebek,
dan cangkang telur puyuh.
2.
Bagaimana fasa dan struktur kristal
hidroksiapatit yang terbentuk dari
proses
single drop dan wise drop
.
3.
Bagaimana pengaruh waktu
stirring
pada proses
single drop
terhadap fasa
dan struktur kristal dari hidroksiapatit
yang dihasilkan.
Hipotesis
2
metode kontrolnya. Lama waktu
stirring
pada proses
single drop
dapat
mempengaruhi fasa dari HAp yang
dihasilkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Cangkang Telur
Kandungan utama cangkang telur
adalah senyawa kalsium. Senyawa
kalsium yang terdapat pada cangkang
telur ayam dan cangkang telur bebek
yaitu berupa kalsium karbonat (CaCO
3).
Tabel 1 merupakan komposisi utama
yang terdapat pada cangkang telur ayam,
dan cangkang telur bebek.
Hidroksiapatit
Senyawa kalsium fosfat berbentuk
kristal hadir dalam empat fase, yaitu
dikalsium fosfat, okta kalsium fosftat,
trikalsium fosfat, dan hidroksiapatit.
4Hidroksiapatit merupakan senyawa
kalsium fosfat dan anggota kelompok
mineral apatit dengan rumus kimia secara
umum M
10(RO
4)X
2. R biasanya unsur
fosfor, M adalah salah satu dari unsur
logam namun biasanya adalah unsur
kalsium, dan X biasanya hidroksida atau
unsur halogen seperti
fluorine
atau
chlorine
.
4Struktur dari hidroksiapatit
diperlihatkan pada Gambar 1.
Tabel 1 Komposisi utama cangkang
telur ayam dan bebek
5,6Komposisi Utama Konten (%) Cangkang Telur Ayam Cangkang Telur Bebek Protein - 1,4 – 4 Kalsium
karbonat 94 95 Kalsium
fosfat 1 -
Material
organic 4 -
Magnesium
karbonat 1 0,37 - 0,4
Gambar 1 Struktur hidroksiapatit.
8Kristal
hidroksiapatit merupakan
senyawa kalsium fosfat dengan nilai
perbandingan Ca/P sebesar 1,67 dan
mempunyai struktur heksagonal dengan
parameter kisi a = 9,418 Å dan
c = 6,884 Å serta mempunyai sudut
α
=
β
= 90
⁰
dan sudut
ϒ
= 120
⁰
.
7Gambar 1 merupakan
struktur
hidroksiapatit. Terlihat bahwa unit sel
terdiri dari 2 subsel prisma segitiga
rombik. Atom Ca ditunjukkan oleh warna
hijau, atom fosfor ditunjukkan oleh
warna merah, dan atom oksigen
ditunjukkan oleh warna biru. Unit kristal
HAp memiliki 2 jenis atom Ca, yaitu Ca1
dan Ca2. Perbedaan keduanya terletak
dari lokasi atom Ca tersebut. Terdapat 2
kaca horizontal dalam unit sel HAp yaitu
pada z = ¼ dan z = ¾ serta bidang tengah
inversi tepat di tengah muka vertikal dari
setiap subsel. Setiap subsel memiliki 3
pusat. Atom Ca1 puncak dan dasar
masing-masing dihitung sebagai ½ Ca1,
sedangkan Ca1 tengah dihitung sebagai
satu Ca1 sehingga setiap subsel memiliki
2 atom Ca dari Ca1. Setiap unit sel
memiliki 6 atom Ca2. Maka total atom
Ca setiap unit sel adalah 10 yang terdiri
dari 4 atom Ca1 dan 6 atom Ca2.
8Metode Pembuatan Hidroksiapatit
Karakteristik dari suatu kristal HAp
tidak hanya dipengaruhi oleh unsur-unsur
pembentuknya, namun dipengaruhi juga
oleh metode dalam pembuatannya. Ada
beberapa metode dalam pembuatan HAp,
diantaranya :
3
dan menghasilkan serbuk HAp yang
sebagian besar amorf.
16
Metode kering, menggunakan reaksi
padatan, dan menghasilkan serbuk
HAp dengan butir halus serta derajat
kristalinitas tinggi.
Metode
hydrothermal
, menggunakan
reaksi hidrotermal dan akan
menghasilkan HAp dengan kristal
yang baik, serta kemurnian yang
tinggi.
17X-Ray Diffraction (XRD)
XRD menggunakan prinsip difraksi
untuk mengetahui struktur kristal, fasa,
dan derajat kristalinitas, serta dapat
digunakan untuk mengetahui kualitas
kristal suatu bahan, mengetahui
jenis-jenis unsur dan senyawa yang terkandung
dalam material secara kualitatif.
9Sinar-x ditembakkan pada material
sehingga terjadi interaksi dengan elektron
dalam atom. Ketika foton sinar-X
bertumbukan dengan elektron, beberapa
foton hasil tumbukkan akan mengalami
pembelokan dari arah datang awal. Jika
panjang gelombang hamburan sinar-X
tidak berubah (foton sinar-X tidak
kehilangan banyak energi) dinamakan
hamburan elastik (hamburan Thompson)
dan terjadi transfer momentum dalam
prosen hamburan.
Sinar-X yang digunakan untuk
pengukuran sebagai hamburan sinar-X
yang membawa informasi distribusi
elektron dalam material.
9Syarat terjadinya difraksi harus
memenuhi hukum Bragg Persamaan (1)
yang prosesnya diperlihatkan pada
Gambar 2.
10Gambar 2 Skema terjadinya difraksi oleh
kisi kristal.
10...(1)
Difraksi sinar-X oleh atom-atom yang
tersusun di dalam kristal akan
menghasilkan pola yang berbeda
tergantung pada konfigurasi atom-atom
pembentuk kristal tersebut. Berdasarkan
pola difraksi tersebut, dapat diperoleh
informasi berupa posisi puncak pada
sudut 2θ digambarkan pada sumbu
horizontal dan intensitas hamburan balik
bidang (d
hkl) kristal digambarkan pada
sumbu vertikal. Posisi puncak
menunjukkan struktur kristal dan
identifikasi fasa yang ada di dalam bahan
tersebut, sedangkan intensitas
menunjukkan total hamburan balik dari
masing-masing bidang dalam struktur
kristal. Jarak antar bidang (d
hkl) pada
kristal dan parameter kisinya juga dapat
ditentukan dengan menggunakan
informasi dari posisi puncak dan sudut
hamburan (2θ).
9Fourier Transform Infrared
Spectroscopy (FTIR)
FTIR merupakan salah satu metode
untuk menganalisis sampel dengan
menggunakan spektroskopi inframerah.
Pada spektroskopi inframerah, radiasi
inframerah dilewatkan terhadap sampel.
Radiasi inframerah tersebut sebagian
akan diserap oleh sampel, dan sebagian
lagi akan diteruskan.
11Spektroskopi inframerah dapat
mengidentifikasi kandungan gugus
kompleks dalam senyawa hidroksiapatit,
tetapi tidak dapat menentukan
unsur-unsur penyusunnya.
4
Spektroskopi inframerah pada HAp
memanfaatkan energi vibrasi gugus
penyusunnya yaitu gugus PO
43-, CO
32-,
dan OH
-. Gugus PO
43-
mempunyai 4
mode vibrasi, yaitu :
1.
Vibrasi simetri
streching
(
v
1) dengan
bilangan gelombang sekitar 956 cm
-1.
2.
Vibrasi simetri
bending
(
v
2) dengan
bilangan gelombang sekitar
430 – 460 cm
-1.
3.
Vibrasi asimetri
stretching
(
v
3)
dengan bilangan gelombang sekitar
1040 – 1090 cm
-1.
4.
Vibrasi asimetri
bending
(
v
4) dengan
bilangan gelombang sekitar
575 – 610 cm
-1.
Spektrum PO
43-dapat diteliti yaitu
pada pita absorbsi
v
4dalam bentuk belah
dengan bilangan gelombang maksimum
578 cm
-1. Pita absorbsi OH
-dapat terlihat
pada bilangan gelombang disekitar 3576
cm
-1dan 632 cm
-1. Sedangkan pita
absorbsi untuk gugus CO
32-dapat diamati
pada bilangan gelombang disekitar
865-875 cm
-1, dan 1400-1460 cm
-1.
13Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
AAS digunakan untuk menentukan
kadar unsur-unsur logam (Ca, Mg, K, Na,
dan lain-lain). Sumber energi yang
digunakan yaitu berupa
hollow cathode
lamp
. Fenomena yang terjadi pada proses
AAS adalah produksi atom bebas dari
sampel (atomisasi) dan serapan radiasi
dari sumber luar oleh atom. Pembebasan
atom dari sampel yaitu dengan
pemanasan dari nyala api. Serapan
radiasi oleh atom bebas saat disinari
lampu melibatkan transisi elektron dari
tingkat dasar (
ground state
) ke tingkat
eksitasi elektronik. Umumnya transisi
antara tingkat dasar dan tingkat eksitasi
pertama disebut garis resonansi pertama.
Garis resonansi pertama memiliki
penyerapan paling tinggi. Banyaknya
energi yang diserap menunjukkan
besarnya konsentrasi atau kadar logam
dalam sampel.
14METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Preparasi sampel dilakukan di
Laboratorium Biofisika Material,
Departemen Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor. Karakterisasi dengan
menggunakan AAS dilakukan di Balai
Penelitian Tanah, Bogor. Karakterisasi
XRD dilakukan di Laboratorium Terpadu
bagian Kimia Kayu, Badan Penelitian
dan Pengembangan Hutan (Balithut)
Bogor. Karakterisasi FTIR dilakukan di
Laboratorium Analisis Bahan,
Departemen Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan terdiri dari
erlenmeyer, pipet tetes,
crusible
, gelas
piala, gelas ukur, labu takar, kertas
saring, corong, spatula,
alumunium foil
,
magnetic stirer
,
furnace
, alat infus,
hot
plate
, botol sampel, dan neraca digital.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
cangkang telur ayam, cangkang telur
bebek, cangkang
telur puyuh,
(NH
4)
2HPO
4, dan aquades.
Metode Penelitian
Persiapan sampel
Sumber kalsium yang digunakan
berasal dari cangkang telur ayam, bebek,
dan puyuh. Serta sumber fosfat yang
digunakan adalah (NH
4)
2HPO
4.
Penyiapan sampel diawali dengan
membersihkan cangkang telur dari
kotoran dan membrannya, kemudian
dikeringkan di udara terbuka selama 24
jam. Proses selanjutnya dilakukan
kalsinasi pada cangkang telur yang telah
kering.
5
Serbuk tersebut kemudian di
karakterisasi
dengan XRD untuk
mengetahui fasa kalsium pada serbuk
cangkang telur, serta karakterisasi
menggunakan AAS untuk mengukur
kadar Ca
2+yang ada pada serbuk
tersebut.
Karakterisasi XRD serbuk cangkang
telur
Karakterisasi difraksi sinar-x ini
dilakukan untuk mengidentifikasi fasa
kalsium yang terdapat dalam cangkang
telur ayam, bebek, dan puyuh yang telah
dikalsinasi. Pengujian fasa kalsium
dengan teknik difraksi sinar-x ini
dilakukan pada sudut 2θ dari 10
⁰
hingga
80
⁰
.
Karakterisasi AAS serbuk cangkang
telur
Karakterisasi
dilakukan
untuk
mengukur kadar Ca
2+yang ada pada
masing-masing cangkang telur, yaitu
cangkang telur ayam, cangkang telur
bebek, dan cangkang telur puyuh.
Masing-masing sampel sebanyak ± 0,5
gram yang sudah dikalsinasi kemudian
dikarakterisasi menggunakan AAS.
Sintesis Hidroksiapatit
Sintesis HAp pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode
presipitasi, yaitu berupa
single drop
dan
wise drop
. Pada metode
single drop
dilakukan 5 variasi waktu stirring yaitu
3 jam, 6 jam, 12 jam, 18 jam, dan 24 jam
untuk masing-masing cangkang telur.
Tabel 2 menunjukkan variasi metode dan
waktu stirring yang digunakan pada
sintesis HAp ini. Setelah dilakukan
sintesis HAp dapat ditentukan efisiensi
pembentukkan HAp yaitu rasio antara
massa HAp yang didapatkan dengan
massa kalsium dan massa fosfat yang
digunakan dikali 100%.
Metode single drop
Cangkang telur yang telah dikalsinasi
dilarutkan dalam 100 ml aquades.
Kemudian ditambahkan larutan
(NH
4)
2HPO
4. Massa cangkang telur dan
(NH
4)
2HPO
4yang dilarutkan ditentukan
berdasarkan hasil perhitungan
stoikiometri sehingga menghasilkan rasio
konsentrasi Ca/P sebesar 1,67 dengan
konsentrasi 0,5 M untuk cangkang telur
dan 0,3 M untuk (NH
4)
2HPO
4.
Presipitasi dengan menggunakan
metode
single drop
, dilakukan dengan
mencampurkan kedua larutan sekaligus,
yaitu larutan cangkang telur dan larutan
(NH
4)
2HPO
4. kemudian dilakukan proses
homogenisasi dengan variasi waktu
stirring
selama 3, 6, 12, 18, dan 24 jam.
Setelah
stirring
selesai, larutan kemudian
diendapkan tanpa perlakuan apapun
(
aging
) selama 12 jam di suhu ruang.
Sampel hasil presipitasi kemudian
disaring dengan menggunakan kertas
saring dan dicuci dengan menggunakan
aquades yang kemudian dilanjutkan
dengan proses pengeringan dengan
menggunakan
furnace
pada suhu 110
⁰
C
dengan waktu penahanan 5 jam.
Tabel 2 Variasi metode dan waktu
stirring
pada pembuatan HAp
Metode Stirring(jam)
Kode Sampel
Cangkang telur ayam Cangkang telur bebek Cangkang telur puyuh
Single drop
3 HAp-A3 HAp-B3 HAp-P3
6 HAp-A6 HAp-B6 HAp-P6
12 HAp-A12 HAp-B12 HAp-P12
18 HAp-A18 HAp-B18 HAp-P18
24 HAp-A24 HAp-B24 HAp-P24
6
Dilanjutkan dengan
sintering
pada suhu
900
⁰
C dengan waktu penahanannya 5
jam. Timbang massa sampel setelah
proses
sintering
, lalu sampel
dikarakterisasi dengan menggunakan
XRD dan FTIR.
Metode wise drop
Presipitasi dengan menggunakan
wise drop
dilakukan dengan meneteskan
0.5 M larutan dari cangkang telur oleh
0.3 M larutan (NH
4)
2HPO
4sambil
dilakukan
stirring
. Proses tersebut
dilakukan selama 90 menit. Setelah
kedua larutan tercampur, larutan di
stirring
kembali selama 60 menit.
Kemudian sampel di
aging
selama
12 jam.
Sampel hasil presipitasi kemudian
disaring dengan menggunakan kertas
saring dan dicuci dengan menggunakan
aquades yang kemudian dilanjutkan
dengan proses pengeringan dengan
menggunakan
furnace
pada suhu 110
⁰
C
dengan waktu penahanan 5 jam.
Dilanjutkan dengan
sintering
pada suhu
900
⁰
C dengan waktu penahanannya
5 jam. Timbang massa sampel setelah
proses
sintering
, lalu sampel
dikarakterisasi dengan menggunakan
XRD dan FTIR.
Karakterisasi XRD sampel
hidroksiapatit
Karakterisasi difraksi sinar-x ini
dilakukan untuk mengidentifikasi fasa,
menghitung parameter kisi, dan ukuran
kristal yang terdapat pada sampel
hidroksiapatit. Pengujian fasa dengan
teknik difraksi sinar-x ini dilakukan
pada sudut 2θ dari 10
⁰
hingga 80
⁰
.
Parameter kisi untuk sampel HAp
ditentukan dengan menggunakan metode
Cohen (Lampiran 23). Ketepatan
parameter kisi ditentukan dengan
membandingkan hasil yang didapat
sampel dengan literaturnya dan
dinyatakan dalam persen.
Ukuran kristal pada sampel
hidroksiapatit ditentukan pada bidang
(0 0 2) yang bersesuaian dengan panjang
c, dan bidang ( 3 0 0 ) yang bersesuaian
dengan panjang a. Ukuran kristal dapat
ditentukan dengan menggunakan
Persamaan Debye Scherrer.
...(2)
D merupakan ukuran kristal (nm),
λ adalah panjang gelombang yang
digunakan pada XRD ( 0,154060 nm),
β
adalah FWHM (
full width at half
maximum
) dari garis difraksi skala 2θ,
dan cos θ
merupakan nilai kosinus sudut
sinar X pada bidang (0 0 2) dan (3 0 0).
Karakterisasi FTIR sampel
hidroksiapatit
Karakterisasi FTIR dilakukan untuk
mengetahui kandungan gugus kompleks
dalam sampel hidroksiapatit. 1 mg
sampel dicampur dengan 100 mg KBr,
dibuat pelet kemudian diukur dengan
spektrum FTIR dengan skala bilangan
gelombang 4000 – 400 cm
-1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan sampel
Serbuk cangkang telur diperoleh dari
hasil kalsinasi cangkang telur ayam,
bebek, dan puyuh pada suhu 1000
⁰
C
selama 5 jam. Kalsinasi dilakukan untuk
menghasilkan prekursor kalsium dalam
bentuk kalsium oksida (CaO). Sebelum
dilakukan kalsinasi, senyawa kalsium
dalam cangkang telur berbentuk CaCO
3.
Reaksi pembentukan CaO melalui
proses kalsinasi dapat dilihat pada
persamaan di bawah ini.
7
Tabel 3 Persentase Rata-Rata Efisiensi
Proses Kalsinasi Cangkang
Telur Ayam, Bebek, dan
Puyuh pada Suhu 1000
⁰
C
selama 5 Jam
Sumber Kalsium
Persentaase Rata-rata efisiensi massa hasil
kalsinasi Cangkang telur
ayam 54,04 1,00 Cangkang telur
bebek 55,03 1,30 Cangkang telur
puyuh 53,19 3,00
Karakterisasi XRD serbuk kalsium
Pola XRD serbuk kalsium dari ketiga
cangkang telur diperlihatkan pada
Gambar 3. Identifikasi material tersebut
dibandingkan dengan pola XRD dari
Joint Committee on Powder Diffraction
Standards
(JCPDS) untuk CaO
(37-1497) dan CaCO
3(47-1743).
Senyawa kalsium yang terdapat pada
ketiga cangkang telur hasil kalsinasi
menunjukkan fasa CaO, namun pada
hasil kalsinasi dari cangkang telur ayam
dan puyuh masih terdapat fasa CaCO
3.
Puncak difraksi CaO untuk cangkang
telur ayam yaitu pada nilai 2θ 32,48
⁰
,
37,64
⁰
, 54,16
⁰
, 64,4
⁰
, dan 67,6
⁰
, serta
puncak difraksi milik CaCO
3yaitu pada
nila
i 2θ 18,24
⁰
, dan 34,36
⁰
. Puncak
difraksi CaO untuk cangkang telur
bebek yaitu pada nilai 2θ 32,28
⁰
, 37,38
⁰
,
53,92
⁰
, 64,34
⁰
, dan 67,6
⁰
. Puncak
difraksi CaO untuk cangkang telur
puyuh yaitu pada nilai 2
θ
37,38
⁰
,
32,24
⁰
, 53,94
⁰
, 64,14
⁰
, dan 67,4
⁰
, serta
puncak difraksi CaCO
3yaitu pada nilai
2
θ
18
⁰
, 28,66
⁰
, 34,1
⁰
, dan 50,8
⁰
.
Kalsium karbonat masih terdapat
pada cangkang telur puyuh dikarenakan
waktu yang digunakan untuk kalsinasi
cangkang telur puyuh belum optimum
sehingga masih terdapat kandungan
CaCO
3yang cukup banyak. Dapat
dikatakan bahwa kemurnian CaO dari
hasil kalsinasi cangkang telur bebek
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
kalsinasi cangkang telur ayam dan
cangkang telur puyuh.
Karakterisasi AAS serbuk cangkang
telur
Karakterisasi dengan AAS dilakukan
untuk mengetahui kadar Ca pada
masing-masing serbuk cangkang telur
hasil kalsinasi. Persentase kadar kalsium
pada cangkang telur dapat dilihat pada
Tabel 4 Hasil pengukuran AAS
menunjukkan kadar kalsium dari
cangkang telur ayam sebesar 70,84%.
Gambar 3 Pola XRD serbuk cangkang telur ayam, bebek, dan puyuh hasil kalsinasi pada
⁰
Keterangan:
CaCO
38
Tabel 4 Persentase kadar kalsium pada
serbuk cangkang telur oleh
AAS
No Cangkang Telur Kadar Ca (%)
1 Ayam 70,84
2 Bebek 53,60 3 Puyuh 55,46
Kadar kalsium hasil pengukuran AAS
terhadap cangkang telur bebek adalah
53,60%. Pada cangkang telur puyuh
kadar kalsium hasil pengukuran AAS
yaitu 55,46%. Dari ketiga cangkang
telur tersebut, kadar kalsium terbanyak
berasal dari cangkang telur ayam.
Cangkang telur ayam ini berpotensi
menjadi prekursor alami untuk senyawa
kalsium.
Hasil pengukuran AAS
terhadap kadar kalsium dari ketiga
cangkang telur tersebut kemudian
digunakan
untuk perhitungan
stoikiometri sintesis hidroksiapatit.
Sintesis Hidroksiapatit
Senyawa kalsium dan fosfat yang
digunakan pada sintesis HAp dilakukan
dengan perbandingan konsentrasi
sebesar 1,67 pada temperatur ruang.
Perbandingan konsentrasi tersebut
digunakan karena menyesuaikan dengan
perbandingan Ca terhadap P pada
hidroksiapatit. Efisiensi massa hasil
sampel HAp dengan sumber Ca
cangkang telur ayam, bebek, dan puyuh
dapat dilihat pada Tabel 5, Tabel 6, dan
Tabel 7.
Dari Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7 diatas
dapat dilihat bahwa massa yang
diperoleh dari proses sintering lebih
kecil dari massa yang digunakan. Nilai
efisiensi massa sampel HAp tertinggi
sumber kalsium cangkang telur ayam
yaitu pada sampel HAp-A24 sebesar
67,5%, efisiensi massa sampel HAp
terbesar dengan sumber kalsium
cangkang telur bebek yaitu pada sampel
HAp-B3 sebesar 54,7%, sedangkan
efisiensi massa sampel HAp terbesar
dengan sumber kalsium cangkang telur
puyuh yaitu sampel HAp-P12 sebesar
61,7%.
Tabel 5 Efisiensi Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur Ayam
Kode sampel Massa Ca (gram)
Massa (NH4)2HPO4
(gram)
Massa hasil
sintering (gram) Efisiensi (%)
HAp-A3 2,829 3,962 4,041 59,5
HAp-A6 2,829 3,961 3,582 52,7
HAp-A12 2,828 3,961 4,121 60,7
HAp-A18 2,827 3,962 4,122 60,7
HAp-A24 2,829 3,962 4,582 67,5
HAP-AWD 2,826 3,962 3,795 55,9
Tabel 6 Efisiensi Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur Bebek
Kode sampel Massa Ca (gram) (NH4)2HPO4 Massa (gram)
Massa hasil
sintering (gram) Efisiensi (%)
HAp-B3 3,735 3,961 4,212 54,7
HAp-B6 3,732 3,961 3,946 51,3
HAp-B12 3,733 3,960 3,849 50,0
HAp-B18 3,734 3,961 3,363 43,7
HAp-B24 3,733 3,961 3,835 49,8
9
Tabel 7 Efisiensi Sampel HAp dengan sumber Ca Cangkang Telur Puyuh
Kode sampel Massa Ca (gram) (NH4)2HPO4 Massa (gram)
Massa hasil
sintering (gram) Efisiensi (%)
HAp-P3 3,614 3,961 3,499 46,2
HAp-P6 3,617 3,961 3,036 40,1
HAp-P12 3,612 3,960 4,672 61,7
HAp-P18 3,614 3,961 3,882 51,3
HAp-P24 3,615 3,960 3,835 50,6
HAp-WD 3,615 3,961 1,823 24,1
Karakterisasi XRD sampel
hidroksiapatit
Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar 6
menunjukkan hasil pola XRD sampel
HAp dengan sumber Ca cangkang telur
ayam, bebek, dan puyuh masing-masing
dengan metode presipitasi
single drop
dan
wise drop
. Identifikasi fasa tersebut
mengacu pada data JCPDS dengan
nomor 09-0432 (Lampiran 4) untuk
material HAp.
Puncak difraksi HAp yang tertera
pada data JCPDS tersebut yaitu pada
nilai 2
θ
25,879
⁰
, 31,773
⁰
, dan 32,902
⁰
.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa pada
sampel HAp-A3 puncak difraksi HAp
terlihat pada nilai 2θ 25,88
⁰
, 31,78
⁰
, dan
32,92
⁰
.
Puncak difraksi HAp-A6 yaitu
pada nilai 2
θ
25,86
⁰
, 31,78
⁰
, dan 32,92
⁰
.
Puncak difraksi HAp-A12 yaitu pada
nilai 2
θ
25,90
⁰
, 31,84
⁰
, dan 32,98
⁰
. Pada
HAp-A18 puncak difraksi HAp berada
pada nilai 2
θ
25,90
⁰
, 31,78
⁰
, dan 32,98
⁰
,
serta pada HAp-A24 puncak difraksi
HAp berada pada nilai 2
θ
26,00
⁰
,
31,90
⁰
, 33,03
⁰
. Pada HAp yang
disintesis dengan metode presipitasi
single drop
menunjukkan, semakin lama
waktu
stirring
, puncak difraksinya
semakin bergeser namun tidak terlalu
signifikan karena semua pola difraksi
telah menunjukkan fasa hidroksiapatit.
Begitupun dengan sampel yang
wise drop, pola difraksi sampel
menujukkan fasa HAp. Puncak difraksi
pada sampel HAp-AWD berada pada
nilai 2θ 25,90
⁰
, 31,76
⁰
, 32,94
⁰
.
10
11
Gambar 6 Pola XRD sampel HAp dengan sumber Ca cangkang telur puyuh.
Gambar 6 menunjukkan pola XRD
sampel HAp dengan sumber Ca
cangkang telur puyuh. Puncak difraksi
HAp pada sampel HAp-P3 berada pada
nilai 2θ 25,90
⁰
, 31,78
⁰
, dan 32,92
⁰
.
Puncak difraksi HAp-P6 yaitu pada nilai
2θ 25,92
⁰
, 31,80
⁰
, dan 32,92
⁰
. Puncak
difraksi HAp-
P12 yaitu pada nilai 2θ
25,88
⁰
, 31,80
⁰
, dan 32,96
⁰
. Pada
HAp-P18 puncak difraksi HAp berada pada
nilai 2θ 25,84
⁰
, 31,78
⁰
, dan 32,94
⁰
, serta
pada HAp-P24 puncak difraksi HAp
berada pada nilai 2θ 25,88
⁰
, 31,78
⁰
,
32,90
⁰
. Semua sampel dengan sumber
kalsium cangkang telur puyuh telah
menunjukkan fasa hidroksiapatit.
Puncak difraksi HAp pada sampel
HAp-PWD berada pada nilai 2
θ
25,94
⁰
,
31,84
⁰
, dan 32,98
⁰
. Pergeseran yang
terjadi pada puncak-puncak difraksi
dengan metode presipitasi single drop
tidak terlalu signifikan.
Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10
menunjukkan parameter kisi dan
persentase ketepatan parameter kisi
sampel HAp dari cangkang telur ayam,
bebek, dan puyuh.
Tabel 8 Parameter Kisi dan Persentase Ketepatan Sampel HAp dengan sumber Ca
Cangkang Telur Ayam
Kode Sampel Parameter Kisi Ketepatan
a (A) c (A) a (%) c (%)
HAP-A3 9,438 6,896 99,79 99,82
HAP-A6 9,418 6,884 100,00 100,00
HAP-A12 9,432 6,897 99,86 99,81
HAP-A18 9,445 6,895 99,72 99,84
HAP-A24 9,473 6,821 99,42 99,47
12
Tabel 9 Parameter Kisi dan Persentase Ketepatan Sampel HAp dengan sumber Ca
Cangkang Telur Bebek
Kode Sampel Parameter Kisi Ketepatan
a (A) c (A) a (%) c (%)
HAP-B3 9,416 6,883 99,98 99,99
HAP-B6 9,424 6,897 99,94 99,81
HAP-B12 9,421 6,885 99,97 99,98
HAP-B18 9,423 6,883 99,95 99,99
HAP-B24 9,507 6,947 99,06 99,08
HAP-BWD 9,416 6,885 99,97 99,98
Tabel 10 Parameter Kisi dan Persentase Ketepatan Sampel HAp dengan sumber Ca
Cangkang Telur Puyuh
Kode Sampel Parameter Kisi Ketepatan
a (A) c (A) a (%) c (%)
HAP-P3 9,440 6,903 99,77 99,73
HAP-P6 9,422 6,887 99,96 99,96
HAP-P12 9,454 6,911 99,62 99,60
HAP-P18 9,417 6,879 99,99 99,93
HAP-P24 9,417 6,881 99,99 99,96
HAP-PWD 9,439 6,893 99,78 99,87
Secara keseluruhan, sampel HAp
yang disintesis dengan metode
presipitasi
single drop
telah
menunjukkan parameter kisi diatas 99%.
Pada Tabel 8 terlihat bahwa parameter
kisi HAp-A6 memiliki nilai yang sama
dengan data JCPDS yaitu
a = b = 9,418 Å dan c = 6,884 Å, dan
memiliki ketepatan hinggga 100%. Pada
Tabel 9 terlihat bahwa sampel HAp-B3
mempunyai parameter kisi yang
mendekati data JCPDS yaitu
a = b = 9,416 Å, dan c = 6,883 Å, serta
mempunyai ketepatan untuk nilai
a sebesar 99,98%, dan c sebesar 99,99%.
Pada Tabel 10 sampel HAp-P24
memiliki parameter kisi a = b = 9,417 Å,
dan c = 6,881 Å, serta memiliki
ketepatan untuk nilai a sebesar 99,99%,
dan c sebesar 99,96%. Pada metode
single drop
ini yang memiliki parameter
kisi dan ketepatan yang terbaik dimiliki
oleh sampel yang berasal dari sintesis
berbahan dasar cangkang telur ayam.
Ukuran kristal sampel dapat dilihat
pada Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13.
Pada Tabel 11 ukuran kristal yang
paling besar terdapat pada sampel
HAp-A3 yaitu mempunyai ukuran bidang
( 0 0 2 ) sebesar 50,63 nm, dan ukuran
bidang ( 3 0 0 ) sebesar 51,78 nm.
Tabel 11 Ukuran Kristal Sampel HAp
dengan sumber Ca Cangkang
Telur Ayam
13
Tabel 12 Ukuran Kristal Sampel HAp
dengan sumber Ca Cangkang
Telur Bebek
Kode Sampel Ukuran Kristal (nm) D (002) D (300) HAp-B3 38,45 40,81 HAp-B6 43,14 41,22 HAp-B12 38,09 38,18 HAp-B18 38,27 42,06 HAp-B24 40,16 42,02 HAp-BWD 42,46 38,54
Tabel 13 Ukuran Kristal Sampel HAp
dengan sumber Ca Cangkang
Telur Puyuh
Kode Sampel Ukuran Kristal (nm) D (002) D (300) HAp-P3 42,02 41,42 HAp-P6 37,06 41,01 HAp-P12 45,54 42,49 HAp-P18 39,38 41,63 HAp-P24 47,12 43,60 HAp-PWD 37,74 36,99
Pada Tabel 12 sampel HAp-A6
mempunyai ukuran krital terbesar
diantara sampel yang berbahan dasar
cangkang telur bebek lainnya yaitu
dengan ukuran ( 0 0 2 ) sebesar
43,14 nm, dan bidang ( 3 0 0 ) sebesar
41,22 nm. Sedangkan pada Tabel 13
ukuran kristal terbesarnya terdapat pada
sampel HAp-P24 yaitu dengan ukuran
bidang ( 0 0 2 ) sebesar 47,12 nm, dan
bidang ( 3 0 0 ) sebesar 43,60 nm.
Karakterisasi FTIR sampel
hidroksiapatit
14
Gambar 8 Spektra FTIR sampel HAp dengan sumber Ca cangkang telur bebek.
Gambar 9 Spektra FTIR sampel HAp dengan sumber Ca cangkang telur puyuh.
Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9
menunjukkan spektra FTIR sampel HAp
dengan sumber Ca cangkang telur ayam,
bebek, dan puyuh. Pada masing-masing
gambar terdapat 2 spektra yaitu sampel
dengan menggunakan
single drop
dan
wise drop
. Hidroksiapatit dapat
terdeteksi dengan pita serapan gugus
OH
-dan PO
43-
. Jika terdapat gugus
CO
32-dalam sampel, bisa disebabkan 2
kemungkinan yaitu adanya AKA (Apatit
Karbonat tipe-A) atau AKB (Apatit
Karbonat tipe-B). Pada gambar 7,
memiliki gugus fungsi PO
43-dan OH
-sesuai dengan spektra hidroksiapatit.
Tetapi, spektra single drop memiliki
gugus fungsi PO
43-, OH
-, dan CO
32-.
Pada Gambar 8, baik wise drop maupun
single drop keduanya memiliki gugus
fungsi PO
43-, OH
-, dan CO
32-. Begitu
pula dapat dilihat pada gambar 9, kedua
sampel memiliki gugus fungsi PO
43-,
OH
-, dan CO
15
terdeteksi pada analisis XRD karena
kadarnya yang sangat kecil, namun
dengan identifikasi FTIR ini kadar
senyawa yang sangat kecil pun dapat
terdeteksi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil kalsinasi yang paling optimum
berasal dari cangkang telur bebek karena
keseluruhan fasa menunjukkan telah
terbentuknya CaO. Kadar kalsium paling
banyak berasal dari cangkang telur ayam
yaitu 70,84%, sedangkan kalsium dari
cangkang telur puyuh 55,46%, dan
kalsium dari cangkang telur bebek
53,60%.
Semua sampel yang disintesis dengan
single drop
maupun
wise drop
sebagai
metode kontrol baik dengan sumber
kalsium cangkang telur ayam, bebek,
maupun puyuh telah membentuk fasa
hidroksiapatit yang dapat dilihat dari
pola difraksi pada masing-masing
sampel.
Semua pola difraksi
menunjukkan kesesuaian dengan data
JCPDS. Pergeseran puncak difraksi dari
semua sampel tidak terlalu signifikan
karena sampel masih menunjukkan fasa
HAp. Parameter kisi yang dihasilkan
dari seluruh sampel telah mencapai nilai
ketepatan diatas 99%. Ukuran kristal
paling besar dimiliki sampel HAp
dengan sumber Ca berasal dari cangkang
telur ayam dengan waktu
stirring
selama
3 jam yaitu pada bidang (0 0 2) sebesar
50,63 nm, dan bidang (3 0 0) sebesar
51,78 nm.
Lamanya waktu
stirring
memberikan
pengaruh yang tidak signifikan terhadap
pembentukan fasa dan struktur kristal.
Waktu stirring yang sebaiknya
digunakan adalah 3 jam, dengan
mengacu pada pola difraksi dan analisis
parameter kisi yang sesuai dengan data
JCPDS.
Semua sampel pada spektra FTIR
telah menunjukkan gugus fungsi yang
ada pada hidroksiapatit, munculnya
gugus karbonat mengindikasikan adanya
Saran
Pada penelitian selanjutnya dapat
dilakukan sintesis hidroksiapatit dengan
waktu
stirring
dibawah 3 jam pada
metode presipitasi
single drop
ditujukan
untuk melihat waktu awal pembentukan
fasa hidroksiapatit.
Eksplorasi
karakteristik cangkang telur ayam,
bebek, dan puyuh dapat dilakukan
dengan variasi suhu kalsinasi. Sehingga
didapatkan waktu optimum kalsinasi
pada masing-masing sumber kalsium.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Shi D.L. (2006).
Introduction to
Biomaterial
. World Scientific
Publishing Co. Pte. Ltd : Singapore.
2.
Cheng K, Shen G, Weng W, Han G,
Ferreira JMF, Yang J. (2001).
Sythesis of Hydroxyapaite /
Fluoroapatite Solid Solution by a
Sol-Gel Method.
Materials Letter
.
51 : 37-41
3.
Aoki H. (1991).
Science and
Medical Application of
Hydroxyapatite
.
Institute for
Medical and Dental Engineering :
Tokyo, Japan.
4.
Nurlaela A. (2009).
Penumbuhan
Kristal Apatit dari Cangkang Telur
Ayam dan Bebek pada Kitosan
dengan Metode Presipitasi
[tesis].
Bogor : Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
5.
Rivera E.M., et al. (1999). Synthesis
of Hydroxyapatite from Eggshells.
Material Letters
. 41 : 128-134.
6.
Sukmaya C. (2010).
Synthesis of
Apatite – Chitosan Composite using
Duck Eggshell and Chitosan with
Temperature and pH Control
[skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
16
8.
Riyani E, Maddu A, Soejoko D.S.
(2005). Karakterisasi Senyawa
Kalsium Fosfat Karbonat Hasil
Pengaruh Penambahan Ion F
-dan
Mg
2+.
Jurnal Biofisika
1:82-89.
9.
Waseda Y, Matsubara E, Shinoda K.
(2011).
X-Ray Diffraction
Crystallography
. Springer
Heidelberg Dordrecht : London
10.
[Anonim].
X-Ray Crystallography
.
[Terhubung Berkala]
gg_Diffraction. [24 November
2011].
11.
[Anonim]. (2001).
Introduction to
Fourier Transform Infrared
Spectrometry.
Thermo Nicolet
Coorporation.
12.
Griffith P.R, Haseth J.A. (2007).
Fourier Transform Infrared
Spectrometry
. A John Wiley &
Sons, Inc Publication : New Jersey.
13.
Ahmiatri S, Soejoko D.S. (2002).
Pengaruh Ion Karbonat dalam
Proses Presipitasi Senyawa Kalsium
Fosfat.
Makara Sains
. 6 : 2.
14.
Skoog D.A, Holler E.J, Crouch.
(2007).
Principles of Instrumental
Analysis Sixth Edition
. Brook/Cole :
Thomson Learning.
15.
Prabakaran K, Balamutunga A,
Rajeswari S. (2005). Development
of Calcium Phospate Based Apatie
from Hen’s Eggshell.
Bull-Matar
.
Sci 28 : 115-119.
16.
Tian T, Jiang D, Zhang J, Lin Q.
(2008). Synthesis of Si- Substituted
Hydroxyapatite
by a Wet
Mechanochemical Method.
Materials Science and
Enggineering
. C 28 : 57-63.
18
Lampiran 1 Diagram Alir Penelitan
Selesai
Karakterisasi
Penulisan laporan
Hasil
Analisis
Serbuk
FTIR
XRD
Sintesis HAp
Wise drop
Single drop
Penyaringan
Sintering
Karakterisasi AAS dan
XRD
Kalsinasi cangkang telur
(ayam, bebek, dan puyuh)
Serbuk putih
Mulai
Persiapan alat dan bahan
19
Lampiran 2 Perhitungan Massa Komponen pada Sintesis HAp
Perhitungan massa senyawa kalsium dan (NH
4)HPO
4berdasarkan rumus di
bawah ini:
Dimana:
m adalah massa zat terlarut (gram)
M adalah konsentrasi larutan (Molar = mol/Liter)
BM adalah bobot molekul (gram/mol)
V adalah volume larutan (Liter)
BM untuk Ca adalah 40,08, maka m untuk cangkang telur adalah
Kalsium yang terkandung dalam hasil kalsinasi cangkang telur ayam sebesar
70,84% (b/b) maka perhitungan massa hasil kalsinasi cangkang telur ayam yang
digunakan dalam sintesis adalah
Kalsium yang terkandung dalam hasil kalsinasi cangkang telur bebek sebesar
53,60% (b/b) maka perhitungan massa hasil kalsinasi cangkang telur bebek yang
20
Lanjutan
Kalsium yang terkandung dalam hasil kalsinasi cangkang telur puyuh sebesar
55,46% (b/b) maka perhitungan massa hasil kalsinasi cangkang telur puyuh yang
21
Lampiran 3 Keterangan Sintesis HAp
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
a)
Cangkang telur (ayam, bebek, dan puyuh) yang telah dibersihkan dan
dikeringkan.
b)
Kalsinasi cangkang telur.
c)
Serbuk hasil kalsinasi.
d)
Serbuk hasil kalsinasi dihaluskan.
e)
Sintesis HAp dengan metode
single drop
.
f)
Sintesis HAp dengan metode
wise drop
g)
Penyaringan
22
23
Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A3 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
24
Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A6 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
25
Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A12 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
26
Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A18 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
27
Lampiran 9 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-A24 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
28
Lampiran 10 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-AWD (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
29
Lampiran 11 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B3 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
30
Lampiran 12 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B6 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
31
Lampiran 13 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B12 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
32
Lampiran 14 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B18 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
33
Lampiran 15 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-B24 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
34
Lampiran 16 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-BWD (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
35
Lampiran 17 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P3 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
36
Lampiran 18 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P6 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
37
Lampiran 19 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P12 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
38
Lampiran 20 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P18 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
39
Lampiran 21 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-P24 (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
40
Lampiran 22 Hasil Pengolahan Data Sampel HAp-PWD (XRD)
Sampel
HAp
Fase
2θ
I
int-f
2θ
I
% Δ2θ
41
Lampiran 23 Perhitungan Parameter Kisi untuk Sampel Hidroksiapatit
Perhitungan parameter kisi kristal dihitung melalui metode Cohen dengan persamaan sebagai berikut:
Σ α sin
2θ
= C Σ α
2+
B Σ α
ϒ
+ A Σ αδ
Σ
ϒ
sin
2θ
= C Σ α
ϒ
+ B Σ
ϒ
2+ A Σ
ϒ
δ
Σ β sin
2θ
= C Σ αδ
+ B Σ
ϒ
δ
+ A Σ δ
2Dimana:
C
=
α
= (h
2+ hk + k
2)
B
=
ϒ
= l
2A
=
42
Lampiran 24 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A3
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ Αδ
43
Lanjutan
A = 0,00013
B = 0,01248
C = 0,00888
Nilai Parameter Kisi
a = 9,438 Å
b = 9,438 Å
c = 6,896 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,79 %
44
Lampiran 25 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A6
(XRD)
45
Lanjutan
A = -4E - 06
B = 0,01252
C = 0.00892
Nilai Parameter Kisi
a = 9,418 Å
b = 9,418 Å
c = 6,884 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 100 %
46
Lampiran 26 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A12
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
47
Lanjutan
A = 0,000112
B = 0,012473
C = 0,008894
Nilai Parameter Kisi
a = 9,432 Å
b = 9,432 Å
c = 6,897 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,86 %
48
Lampiran 27 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A18
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
49
Lanjutan
A = 0,000179
B = 0,012482
C = 0,008869
Nilai Parameter Kisi
a = 9,445 Å
b = 9,445 Å
c = 6,895 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,72 %
50
Lampiran 28 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-A24
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
51
Lanjutan
A = 0,00047
B = 0,01239
C = 0,00882
Nilai Parameter Kisi
a = 9,473Å
b = 9,473 Å
c = 6,821 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,42 %
52
Lampiran 29 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-AWD
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
53
Lanjutan
A = 0,000375
B = 0,012395
C = 0,008798
Nilai Parameter Kisi
a = 9,483 Å
b = 9,483 Å
c = 6,919 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,31 %
54
Lampiran 30 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B3
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
55
Lanjutan
A = -1,2E-05
B = 0,012523
C = 0,008924
Nilai Parameter Kisi
a = 9,416 Å
b = 9,416 Å
c = 6,883 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,98 %
56
Lampiran 31 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B6
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
57
Lanjutan
A = 0,000113
B = 0,012474
C = 0,008908
Nilai Parameter Kisi
a = 9,424 Å
b = 9,424 Å
c = 6,897 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,94 %
58
Lampiran 32 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B12
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
59
Lanjutan
A = -2E-07
B = 0,012516
C = 0,008914
Nilai Parameter Kisi
a = 9,421 Å
b = 9,421 Å
c = 6,885 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,97 %
60
Lampiran 33 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B18
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
61
Lanjutan
A = 1,08E-05
B = 0,012523
C = 0,008911
Nilai Parameter Kisi
a = 9,423 Å
b = 9,423 Å
c = 6,883 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,95 %
62
Lampiran 34 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-B24
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
63
Lanjutan
A = 0,00065
B = 0,012294
C = 0,008754
Nilai Parameter Kisi
a = 9,507 Å
b = 9,507 Å
c = 6,947 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,06 %
64
Lampiran 35 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-BWD
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
65
Lanjutan
A = 3,95E-05
B = 0,012517
C = 0,008924
Nilai Parameter Kisi
a = 9,416 Å
b = 9,416 Å
c = 6,885 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,97 %
66
Lampiran 36 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P3
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
67
Lanjutan
A = 0,00015
B = 0,012454
C = 0,008878
Nilai Parameter Kisi
a = 9,440 Å
b = 9,440 Å
c = 6,903 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,77 %
68
Lampiran 37 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P6
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
69
Lanjutan
A = 4,15E-05
B = 0,012512
C = 0,008912
Nilai Parameter Kisi
a = 9,422 Å
b = 9,422 Å
c = 6,887 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,96 %
70
Lampiran 38 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P12
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
71
Lanjutan
A = 0,000287
B = 0,012422
C = 0,008851
Nilai Parameter Kisi
a = 9,454 Å
b = 9,454 Å
c = 6,911 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,62 %
72
Lampiran 39 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P18
(XRD)
2θ(°) h k l α ϒ 2θ(rad) θ(rad) δ sin θ Sin2 θ sin 2θ sin22θ αsin2θ ϒ sin2θ δ sin2θ α2 ϒ2 δ2 αϒ δϒ αδ
73
Lanjutan
A = -2,9E-06
B = 0,012538
C = 0,008921
Nilai Parameter Kisi
a = 9,417 Å
b = 9,417 Å
c = 6,879 Å
Ketepatan Parameter Kisi
a = 99,99 %
74
Lampiran 40 Hasil Perhitungan Parameter Kisi Sampel HAp-P24
(XRD)