PENGARUH MANFAAT DAN KEMUDAHAN E-SPT
TERHADAP PENGGUNAAN FASILITAS E-SPT OLEH
WAJIB PAJAK PRIBADI
(Studi Kasus pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu Jakarta Barat)
Diajukan Oleh:
NIM: 105082002706 Fajar Ramadhan
JURUSAN AKUNTANSI/PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGARUH MANFAAT DAN KEMUDAHAN E-SPT
TERHADAP PENGGUNAAN FASILITAS E-SPT OLEH
WAJIB PAJAK PRIBADI
(Studi Kasus pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu Jakarta Barat) Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan Oleh:
NIM: 105082002706 Fajar Ramadhan
JURUSAN AKUNTANSI/PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari Jum'at
Tanggal11
Bulan Desember TahunDua
Ribu
Sepuluh telahdilalcukan Ujian Sidang Skripsi atas nama Fajar Ramadhan NIM: 105082002706 dengan
judul
Skripsi "Pengaruh Manfaat dan Kemudahan E-SPT TerhadapPenggunaan Fasilitas E-SPT
Oleh
Wajib
Pajak
Pribadio'. Memperhatikanpenampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsmg, maka skripsi
ini
sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomipada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
S yarif Hidayatullah J akarta.
Jakarta,
ll
Desember 2010Tim Penguji Ujian Skripsi
Penguji I
bimbing
I
Prof. Dr. Azzam Jasin., MBA
PENGARUH
MANFAAT
DAN
KEMUDAHAN
E.SPT
TERIIADAP
PENGGUNAAN
FASILITAS
E.SPT
OLEH
WAJIB
PAJAK
PRIBADI
(Studi Kasus pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Faiar Ramadhan
NIM: 105082002706
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
I
i
t/
,q
**-t*/
*----'-Prof. Dr. Azzam Jasin.. MBA
JURUSAN AKUNTANSI/PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 rV2010 M
Hari
ini
Jum'at Tanggal 03 Bulan September Tahun DuaRibu
Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Fajar RamadhanNIM:
105082002706 denganjudul
Skripsi "Pengaruh Manfaat dan Kemudahan E-SPT TerhadapPenggunaan Fasilitas E-SPT
OIeh
Wajib
Pajak
Pribadi".
Memperhatikanpenampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi
ini
sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomipada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 September 2010
i
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Yessi Fitri. SE. Alc. M.Si
Penguji
II
Prof. Dr. Abdul Hamid.. M.S Penguji I
nl
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
SURAT
PERNYATAAN
: Fajar Ramadhan
:105082002706
: Ak'.rntansi Nama Mahasiswa
NIM
Jurusan
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri karya atau hasil penelitian orang lain.
karya sendiri yang merupakan
serta bukan saduran dari hasil
Apabila terbukti Skripsi ini merupkan plagiat, maka skripsi ini dianggap gugur dan har-s melalcukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelamya dibatalican:
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakartq 03 November 2010
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fajar Ramdhan
2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Mei 1986
3. Alamat : Jl. AMD V No. 12 RT 006/010
Pesanggrahan, Petukangan Utara,
Jakarta Selatan, 12260.
4. Telepon : (021) 60450586
II. PENDIDIKAN
1. SDN Mangkubumi, Tasikmalaya Tahun 1992-1998
2. SMP Muhammadiyah 35, Jakarta Tahun 1998-2001
3. SMU Muhammadiyah, 18 Jakarta Tahun 2001-2004
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Tahun 2005-2010
III.LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Ir. Mulyana.
2. Ibu : Hartini
5. Alamat : Jl. AMD V No. 12 RT 006/010
Pesanggrahan, Petukangan Utara,
Jakarta Selatan, 12260.
vi
INFLUENCE PERCEIVED OF USEFULNESS AND EASY OF USE OF E-FILING UPON TO FACILITATE E-FILING BY PERSONAL TAXPAYERS
(Case Study on Tax Service Office of Jakarta Kebon Jeruk Satu West Jakarta)
By: Fajar Ramadhan
ABSTRACT
The purpose of this research is to analysis the influence perceived of usefulness and easy of use of e-filing upon to facilitate e-filing by personal taxpayers decision simultaneously and partially. Primary data of the research acquired from the field research with personal tax payers of tax service office of Jakarta Kebun Jeruk Satu as the research object and second data acquired this research. To analysis how independent variables influence dependent variable, this research used multiple linear regression analysis in SPSS 17,00 for Windows.
Based on multiple linear regression found that perceived of usefulness and easy of use of e-filing simultaneously has significant influence upon to facilitate e-filing by personal taxpayers. In partially easy of use variable also has significant influence upon to facilitate e-filing by personal tax payers. With R Square 94.9% that perceived of usefulness and easy of use can influence acceptance to use facilitate e-filing by personal taxpayers, While the rest 5,1% is determinate by other variables that are unknown and not included in this regression analyisis. Therefore can be concluded that perceived of usefulness and easy of use of e-filing has significant influence upon to facilitate e-filing by personal taxpayers.
vii
PENGARUH MANFAAT DAN KEMUDAHAN E-SPT TERHADAP PENGGUNAAN FASILITAS E-SPT OLEH WAJIB PAJAK PRIBADI
(Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu Jakarta Barat)
Oleh: Fajar Ramadhan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan maupun parsial dari dua jenis persepsi yaitu manfaat dan kemudahan E-SPT terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pribadi. Pada penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dari riset lapangan dengan objek penelitian wajib pajak pada KPP Pratama Kebun Jeruk Satu Jakarta Barat dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis regresi linier berganda pada SPSS 17 for Windows.
Berdasarkan analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel manfaat dan kemudahan E-SPT secara simultan mempunyai pengaruh terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pribadi. Secara parsial juga variabel kemudahan mempengaruhi tingkat penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak. Dengan R Square 94,9% menunjukan bahwa manfaat dan kemudahan dapat mempengaruhi penerimaan wajib pajak untuk menggunakan fasilitas E-SPT, sedangkan sisanya sebesar 5,1% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa manfaat dan kemudahan E-SPT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Manfaat dan Kemudahan E-SPT Terhadap
Penggunaan Fasilitas E-SPT oleh Wajib Pajak Pribadi ”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Orang Tuaku (Mulyana dan Hartini) dan kakak (Muslim Firdaus) serta
Adikku (Widi jatnika), yang telah memberikan semangat, dukungan baik
material maupun non material serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada
penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin. Ak., MBA selaku Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
3. Ibu Fitri Damayanti, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini
4. Seluruh Staff Kantor Pelayanan Pajak Kebon Jeruk 1 Jakarta Barat yang telah
membantu dalam menyebarkan kuesioner.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya
sehingga penulis mampu menyelsaikan perkuliahan ini dengan
sebaik-baiknya.
6. Dara Laksmitha Ayuningtyas, Nur Ratna Intan, Fitri Yani Jalil, Lyon Syaeful
mukminin, Ahmad Syahri dan Hadiarrohman yang telah membantu
ix Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF ... iii
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masala ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 7
1. Pengertian Pajak ... 7
xi
3. Sistem Pemungutan Pajak ... 9
4. Wajib Pajak ... 10
B. Surat Pemberitahuan Secara Manual (SPT) ... 12
1. Definisi SPT ... 12
2. Fungsi SPT ... 13
3. Pengisian dan Penyampaian SPT ... 14
4. Pembetulan SPT ... 15
5. Lampiran SPT ... 16
6. Jenis SPT ... 17
7. Batas Waktu Penyampaian SPT ... 18
8. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT ... 18
C. Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (E-SPT) ... 19
1. Definisi E-SPT ... 19
2. Manfaat E-SPT ... 20
3. Kemudahan E-SPT ... 21
4. Syarat-Syarat Menggunakan E-SPT ... 22
5. Tata Cara Penyampaian SPT Secara Elektronik (E-SPT) Melalui Perusahaan Penyediaan Jasa Aplikasi (ASP) ... 23
6. Kerangka Pendekatan Teoritis Technology Acceptance Model (TAM) ... 25
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28
xii
F. Kerangka Pemikiran ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 31
B. Metode Penentuan Sampel ... 31
1. Populasi dan Sampel ... 31
2. Teknik Penelitian Sampel ... 32
C. Metode Pengumpulan Data ... 32
1. Data Primer ... 32
2. Data Sekunder ... 33
D. Metode Analisis ... 33
1. Uji Kualitas Data ... 33
a. Uji Validitas ... 33
b. Uji Realibitas ... 34
2. Uji Asunsi Klasik ... 34
a. Uji Multikolinearitas ... 34
b. Uji Heterokedasdisitas ... 35
c. Uji Normalitas Data... 35
E. Uji Hipotesis ... 36
1. Analisis Regresi Berganda ... 36
2. Koefesien Determinan(R²) ... 37
xiii
4. Uji Statistik t ... 38
F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... 38
1. Manfaat e-SPT ... 39
2. Kemudahaan e-SPT ... 39
3. Penggunaan Fasilitas e-SPT oleh Wajib Pajak ... 40
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A.Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42
1. Deskripsi KPP Pratama ... 42
a. Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Kebon Jeruk Satu 42 b. Tugas dan Tanggung Jawab KPP Pratama Kebon Jeruk Satu 44 2. Uraian Tugas/Jabatan Unit Organisasi ... 44
B.Perbandingan Pelaporan E-SPT dan SPT ... 47
1. Karakteristik Responden ... 48
2. Profil Responden ... 49
C.Penemuan Penelitian ... 50
1. Hasil Uji Kualitas Data ... 50
c. Hasil Uji Realibilitas ... 50
d. Hasil Uji Validitas ... 51
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53
a. Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
xiv
c. Hasil Uji Normalitas ... 55
3. Hasil Uji Hipotesis ... 56
a. Hasil Uji Regresi Berganda ... 56
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 57
c. Hasil Uji Statistik F ... 58
d. Hasil Uji Statistik t ... 59
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 61
B.Implikasi ... 61
C.Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN ... 66
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Keterangan Halaman
Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu ... 28
Tabel 4.1 Operasional Variabel... 41
Tabel 4.2 Perbandingan Pelaporan E-SPT dan SPT ... 47
Tabel 4.3 Distribusi Kuesioner Penelitian ... 48
Tabel 4.4 Data Statistik Responden ... 49
Tabel 4.5 Uji Realibilitas Manfaat E-SPT ... 50
Tabel 4.6 Uji Realibilitas Kemudahan E-SPT ... 50
Tabel 4.7 Uji Realibilitas Penggunaan E-SPT ... 51
Tabel 4.8 Uji Validitas Manfaat E-SPT ... 52
Tabel 4.9 Uji Validitas Kemudahan E-SPT ... 52
Tabel 4.10 Uji Validitas Penggunaan E-SPT ... 52
Tabel 4.11 Uji Multikolinioeritas ... 53
Tabel 4.12 Uji Koefisien Regresi ... 56
Tabel 4.13 Uji Koefisien Determinasi ... 57
Tabel 4.14 Uji Statistik F ... 58
xvi
DAFTAR GAMBAR
[image:18.612.114.512.139.575.2]No. Gambar Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Pengaruh Manfaat dan Kemudahan E-SPT
Terhadap Penggunaan Fasilitas E-SPT oleh
Wajib Pajak Pribadi... 30
Gambar 4.2 Scatterplot ... 54
Gambar 4.3 Normal Plot ... 55
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Keterangan Halaman
Lampiran I Kuesioner untuk Wajib Pajak ... 66
Lampiran II Hasil Olahan Identitas Responden ... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di era teknologi modern ini, di mana manusia menginginkan segala
sesuatu serba mudah dan instan, direktorat jenderal pajak dengan cerdas
menangkap keinginan wajib pajak dengan menciptakan inovasi baru dalam
pelaporan penghitungan pajak melalui teknologi internet. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dan atau pengusaha kena pajak
untuk mendaftarkan diri dan atau melaporkan kegiatan usahanya melalui
internet yang terhubung langsung secara on-line dengan direktorat jenderal
pajak.
Dalam hal pelaporan surat pemberitahuan (SPT), secara umum yang
selama ini dilakukan adalah dengan menyampaikan langsung ke kantor
pelayanan pajak (KPP), atau dikirim melalui pos tercatat. Namun sesuai pasal
6 ayat (2) Undang-Undang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan (UU
KUP) menyatakan bahwa SPT dapat disampaikan dengan cara lain. Terkait
dengan peraturan Direktorat jenderal Pajak (DJP) No. KEP-47/PJ/2008 dan
KEP-06/PJ/2009, telah ditetapkan cara lain tersebut, yakni secara elektronik,
yang kini dikenal dengan elektronik surat pemberitahuan (E-SPT).
Berbeda dengan surat pemberitahuan secara manual, dengan E-SPT
akan menjadi lebih mudah dan cepat. Penyampaian surat pemberitahuan
2 Standar waktu yang digunakan untuk menentukan saat diterimanya surat
pemberitahuan secara elektronik adalah waktu Indonesia bagian barat. Surat
pemberitahuan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian surat
pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.
Surat pemberitahuan dianggap telah diterima dan tanggal penerimaan secara
elektronik, sepanjang wajib pajak telah memenuhi kewajiban menyampaikan
induk SPT yang memuat tanda tangan basah (bila ada).
Saat ini perpajakan memainkan peranan penting dalam pelayanan
publik, subsidi, pembangunan, dan proyek-proyek pemerintah. Sudah saatnya
pajak meningkat sesuai dengan potensinya, tidak parsial, dan menyeluruh.
Artinya, penerimaan pajak yang tinggi harus dilihat sebagai akumulasi
kumulatif dari berbagai faktor sehingga bila salah satu faktor tidak maksimal,
harus diimbangi dengan kemampuan faktor lain yang meningkat. Dengan
begitu, keseimbangan yang harmoni sebagai pemicu penerimaan pajak dapat
berjalan.
Sebagaimana kita ketahui pajak merupakan konstribusi wajib rakyat
kepada negara digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan hingga saat ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana
tersebut dikumpulkan dari kekayaan alam maupun iuran dari masyaratkat
berupa pajak.
Mekanisme perpajakan yang dianut di Indonesia saat ini untuk
berbagai jenis pajak didasarkan pada self assessment system yang telah
3 menetapkan sendiri berapa besarnya utang pajaknya, menyetorkannya ke Kas
Negara dan mempertanggungjawabkan penghitungan, penetapan, dan
pembayaran pajak tersebut kepada otoritas perpajakan yang disebut dengan
istilah Fiskus.
Penelitian sebelumnya oleh Indri Lestari (2009) di KPP Bandung
dengan variabel penerapan sistem E-SPT dan kualitas informas pajak.
Hasilnya pelaksanaan E-SPT PPN berpengaruh baik dalam meningkatkan
kepatuhan oleh PKP.
Penelitian selanjutnya oleh Anna Che dan Ng Lee Bee (2010) di
Malaysia dengan variabel Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and
Perceived of Risk. Hasilnya Improving aspect of the e-filing system that would
enhace taxpayers of the system are essential to increase adoption of the
e-filing system.
Penelitian lain oleh Nora Dwi (2006) di KPP BUMN dengan variabel
Manfaat aplikasi, kemudahan aplikasi dan keinginan wajib pajak
memanfaatkan fasilitas e-Government. Hasilnya manfaat dan kemudahan
aplikasi mempengaruhi keinginan wajib pajak memanfaatkan e-Government .
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka untuk penelitian
kali ini penulis ingin mengetahui pengaruh manfaat dan kemudahan E-SPT
terhadapa penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak, apakah ada pengaruh
manfaat dan kemudahan atau tidak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
4 1. Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Kebon Jeruk Satu Jakarta
Barat, sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan di kabupaten
Bandung.
2. Adanya perubahan Variabel, yaitu manfaat dan kemudahan,
sedangkan penelitian sebelumnya tentang kepatuhan, penerapan
dan kualitas pelayanan E-SPT.
3. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010, sedangkan penelitian
sebelumnya pada tahun 2009.
Berdasarkan pertimbangan atas penelitian-penelitian sebelumnya,
maka penulis mencoba untuk meneliti lebih lanjut tentang E-SPT
dengan memilih judul “Pengaruh Manfaat dan Kemudahan E-SPT
Terhadap Penggunaan Fasilitas E-SPT oleh Wajib Pajak Pribadi”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah manfaat E-SPT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pribadi?
2. Apakah kemudahan E-SPT memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap penggunaan fasilitas E-SPToleh wajib pajak pribadi?
3. Apakah manfaat dan kemudahan E-SPTsecara bersama-sama memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan fasilitas E-SPToleh wajib
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh manfaat yang diperoleh
dari E-SPT terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak
pribadi.
b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kemudahan yang
diperoleh dari E-SPT terhadap penggunaan fasilitas E-SPToleh wajib
pajak pribadi.
c. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh manfaat dan kemudahan
secara bersama-sama yang diperoleh dari E-SPT terhadap
penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pribadi.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua
pihak, diantaranya Kantor Pelayanan Pajak (KPP), pihak lain serta penulis
sendiri yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada
wajib pajak melalui penerapan E-SPT, dan dapat memberikan
kontribusi kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai bahan
pertimbangan dalam praktek sistem informasi dalam mengembangkan
6 b. Pihak Lain (umum)
Diharapakan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakan dan bagi peneliti selanjutnya
diharapkan sebagai bahan dan informasi terhadap masalah dan tempat
yang sama dengan kajian yang lebih mendalam untuk meningkatkan
penerimaan pajak.
c. Penulis
Untuk mengetahui apakah adanya hubungan penting pengaruh
manfaat dan kemudahan aplikasi E-SPT terhadap penggunaan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pajak
Banyak para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan
pengertian dan definisi yang berbeda-beda mengenai pajak, namun
demikian definisi tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama.
Beberapa kutipan definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli antara
lain:
Menurut Adriani dalam Lubis (2007) berpendapat:
“Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeleluaran umum berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
Menurut Rochmat Soemitro dalam Burton dan Ilyas (2008)
berpendapat:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditujukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut UU No. 28 tahun 2007 (www.Pajak.go.id) adalah:
8 Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah:
a. Kontribusi dari rakyat kepada Negara.
b. Sifatnya dapat dipaksakan berdasarkan Undang-Undang, artinya pajak
dipungut dengan kekuatan Undang-Undang dan aturan
pelaksanaannya.
c. Tidak ada kontraprestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh
pembayar pajak.
d. Pemungutan pajak dilakukan oleh Negara baik oleh pemerintah pusat
maupun daerah.
e. Pajak digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran
pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat
umum.
2. Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo (2008) fungsi pajak dalam masyarakat suatu
Negara terbagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu:
a. Fungsi budgetair (sumber dana bagi pemerintah) fungsi ini bertujuan
untuk memasukan penerimaan uang untuk kas Negara
sebanyak-banyaknya antara lain mengisi anggaran pendapatan dan belanja
Negara (APBN) sesuai dengan target penerimaan pajak yang telah
ditetapkan, sehingga posisi anggaran pendapatan dan pengeluaran
9 b. Fungsi regulerend (mengatur) fungsi pajak yang secara tidak
langsung dapat mengatur dan menggerakan perkembangan sarana
perekonomian nasional yang produktif. Adanya pertumbuhan
perekonomian yang demikian maka akan dapat menumbuhkan objek
pajak dan subjek pajak yang baru yang lebih banyak lagi, sehingga
basis pajak lebih meningkat lagi.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2008) pada dasarnya terdapat 3 (tiga) sistem
pemungutan pajak yang berlaku, yaitu:
a. Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak dimana
jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh wajib pajak
dihitung dan ditetapkan oleh fiskus (aparat pajak).
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang terletak
pada fiskus.
2) Wajib pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak
(SKP) oleh pihak fiskus.
b. Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak dan wajib
pajak harus menghitung, menyetor, dan melaporkan jumlah pajak yang
10 Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang terletak
pada wajib pajak sendiri.
2) Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terhutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. Withholding system adalah sistem pemungutan pajak yang mana besar
pajak terutangnya dihitung dan dipotong oleh pihak ke 3 (tiga). Pihak
ke 3 (tiga) yang dimaksud disini antara lain pemberi kerja,
bendaharawan pemerintah.
4. Wajib Pajak
UU No. 28 tahun 2007 pasal 1 (www.pajak.go.id) menyebutkan,
definisi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, yang meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai
hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Wajib pajak tersebut wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh
nomor pokok wajib pajak (NPWP) ke KPP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau kedudukan wajib pajak. Untuk menjamin dan
memberikan kepastian hukum kepada wajib pajak dalam melaksanakan
kewajibannya, undang-undang juga mengatur dengan tegas hak-hak wajib
pajak dalam satu hukum pajak formal secara tegas. Dalam bukunya Siti
11 a. Kewajiban wajib pajak
1) Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
2) Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar
3) Mengambil sendiri SPT, mengisinya dengan benar dan
memasukannya sendiri ke KPP dan dalam batas waktu yang telah
ditetapkan
4) Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan
5) Jika diperiksa, wajib:
a) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan
usaha, pekerjaan bebas wajib pajak atau objek yang terhutang
pajak.
b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruangan guna memperlancar pemeriksaan
c) Memberikan keterangan yang diperlukan
b. Hak wajib pajak
1) Mengajukan surat keberatan dan banding
2) Menerima tanda bukti pembetulan, dan mengajukan permohonan
penundaan pemasukan SPT
3) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
4) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi
12 5) Memberi kuasa kepada orang lain untuk melaksanakan kewajiban
perpajakan.
B. Surat Pemberitahuan Secara manual (SPT)
1. Definisi SPT
Dalam melaksanakan administrasi perpajakannya seorang wajib
pajak memiliki Surat Pemberitahuan (SPT) pajak untuk dapat menghitung
dan melaporkan pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak bersangkutan.
Menurut Waluyo (2010) menyatakan bahwa, SPT adalah surat yang oleh
Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran
pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Sedangkan menurut Mardiasmo (2008) SPT adalah surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta
dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
SPT merupakan surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melaporkan
perpajakannya sesuai dengan perhitungan yang telah ditentukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Fungsi SPT
Adapun fungsi SPT dapat dilihat dari Wajib Pajak, Pengusaha
13 a. Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Penghasilan
1) Sebagai sarana melapor dan mempertanggungjawabkan
perhitungan pajak yang sebenarnya terutang.
2) Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan dan
pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun
pajak.
3) Melaporkan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain
dari satu Masa Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
b. Fungsi SPT bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP)
1) Sarana melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang Mewah
yang sebenarnya terutang.
2) Melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak keluaran.
3) Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
14 Fungsi SPT ini adalah sarana melapor dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan
disetor.
3. Pengisian dan Penyampaian SPT
Cara penyampaian SPT Masa maupun SPT Tahunan yaitu Wajib
Pajak harus mengambil sendiri formulir SPT ke KPP setempat dengan
menunjukkan NPWP dan mengisi formulir SPT dengan benar, jelas dan
lengkap serta menandatangani sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Pengisian formulir SPT yang tidak benar yang mengakibatkan pajak yang
terutang kurang bayar, akan dikenakan sanksi perpajakan.
SPT yang telah diisi diserahkan kembali ke KPP yang
bersangkutan dalam batas waktu yang diterapkan dan meminta bukti
penerimaan SPT. Apabila SPT dikirim melalui PT. Pos Indonesia
(POSINDO) harus dilakukan secara tercatat, dan tanda bukti serta tanggal
pengiriman dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan.
Khusus lampiran SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dapat
disampaikan melalui media elektronik yaitu sebagai sarana penyimpanan
dana yang digunakan untuk memindahkan data dari suatu komputer ke
komputer lainnya secara elektronik, antara lain disket dan catridge. Oleh
karena itu, Pengusaha Kena Pajak administrasi pembukuannya dilakukan
dengan komputer dalam suatu system basis data (data base system)
15
4. Pembetulan SPT
Apabila dalam pengisian SPT ternyata terdapat kesalahan, maka
Wajib Pajak atas kemauan sendiri dengan menyampaikan pernyataan
tertulis dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah saat terutang pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, dengan
syarat:
a. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) belum melakukan tindakan
pemeriksaan. Pembetulan SPT tersebut berakibat utang pajak menjadi
lebih besar, maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
2% sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat
penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran karena
pembentulan SPT.
b. Direktorat jenderal pajak (DJP) telah melakukan tindakan
pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan.
Selanjutnya, Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan
ketidakbenaran perbuatan dengan disertai pelunasannya kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi
administrasi berupa denda sebesar dua kali jumlah pajak yang kurang
bayar.
Sekalian jangka waktu pembetulan SPT telah berakhir, dengan
syarat DJP belum menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP), Wajib Pajak
16 tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian SPT atas pengungkapan Wajib
Pajak berakibat:
1) Pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar
2) Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil
3) Jumlah harta menjadi lebih besar
4) Jumlah modal menjadi lebih besar
Pajak kurang bayar yang timbul sebagai akibat pengungkapan
ketidak benaran pengisian SPT tersebut, beserta sangsi administrasi berupa
kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang kurang bayar,
harus dilunasi sebelum laporan disampaikan.
5. Lampiran SPT
Hal yang perlu dilampirkan Wajib Pajak dalam SPT adalah sebagai
berikut:
a. Bagi Wajib Pajak yang melakukan pembukuan, SPTnya harus
dilampiri atau dilengkapi dengan Laporan Keuangan berupa neraca
dan laporan laba rugi serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan
untuk menghitung besarnya Pengasilan Kena Pajak.
b. Bagi Wajib Pajak perhitungan norma perhitungan, dalam SPT-nya
harus dilampiri atau dilengkapi peredaran yang terjadi dalam tahun
pajak yang bersangkutan.
6. Jenis SPT
17 a. SPT Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang
dalam suatu Masa pajak.
b. SPT Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam
suatu Tahun pajak.
SPT meliputi:
1) SPT Tahunan Pajak Penghasilan;
2) SPT Masa yang terdiri dari:
a) SPT Masa Pajak Penghasilan;
b) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai;
c) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak
Penghasilan.
SPT dapat berbentuk:
1) Formulir kertas (hardcopy), atau
2) Elektronik surat pemberitahuan (E-SPT)
7. Batas Waktu Penyampaian SPT
Sesuai Pasal 3 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000
tentang Ketentuan Umun dan Tatacara Perpajakan, bahwa batas waktu
penyampaian SPT sebagai berikut:
a. Untuk SPT Masa, paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa
18 b. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi,
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak.
c. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling
lambat 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun pajak.
8. Perpanjangan Jangka Waktu penyampaian SPT
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian
SPT Tahunan sebagaimana dimaksud untuk paling lama 2 (dua) bulan
sejak batas waktu penyampaian SPT Tahunan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan.
Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan dibuat secara tertulis
dan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak, sebelum batas waktu
penyampaian SPT Tahunan berakhir, dengan dilampiri:
a. Perhitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang
batas waktu penyampaiannya diperpanjang
b. Laporan keuangan sementara
c. Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai bukti pelunasan kekurangan
pembayaran pajak yang terutang.
Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan wajib ditandatangani
oleh Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak. Dalam hal pemberitahuan
perpanjangan SPT Tahunan yang ditandatangani oleh kuasa Wajib Pajak,
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunana harus dilampiri dengan Surat
Kuasa Khusus. Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan dapat
19 a. Secara langsung
b. Melalui pos dengan bukti penerimaan surat
c. Dengan cara lain, yang meliputi:
1) Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat
2) e-Filling melalui Aplication service provider atau penyedia jasa
aplikasi (ASP)
Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dianggap bukan merupakan pemberitahuan
perpajangan SPT Tahunan.
C. Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (E-SPT)
1. Definisi E-SPT
Guna mendukung berjalannya modernisasi pajak, terus
dikembangkan pemanfaatannya dan penerapan E-SPT dimaksudkan agar
semua proses kerja dan pelayanan berjalan dengan baik, lancar, cepat dan
akurat. Menurut Pandiangan (2008) E-SPT adalah penyampaian SPT
dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan media
komputer.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
E-SPT adalah suatu program yang dapat digunakan oleh wajib pajak untuk
20
2. Manfaat E-SPT
Dengan adanya modernisasi pajak dan E-SPT sebagai salah
satunya, maka E-SPT sebagai program aplikasi yang berguna untuk
mempermudah Wajib Pajak dalam perpajakannya memiliki beberapa
manfaat. Manfaat E-SPT adalah:
a. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat melalui jaringan
internet.
b. Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan
sistem komputer.
c. Data yang disampaikan Wajib Pajak selalu lengkap, dimana tidak
adanya formulir lampiran yang terlewatkan, karena penomoran
formulir yang pre-numbered dengan menggunakan sistem komputer.
d. Penggunaan kertas lebih efisien karena hanya mencetak SPT induk.
e. Wajib Pajak secara cepat, tepat, dan efisien dapat menyelesaikan
kewajiban pelaporan SPT-nya.
f. Tidak diperlukan proses perekaman SPT berserta lampiranya di KPP
karena wajib pajak telah menyampaikan datanya secara elekronik.
g. Tidak perlu antri karena dilakukan melalui internet.
h. Menghemat Biaya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas bahwa dengan adanya
E-SPT penyampaian dan perhitungan E-SPT dapat dilakukan dengan cepat
karena dengan media internet, dan data yang disampaikan Wajib Pajak
21
3. Kemudahan E-SPT
Selain manfaat E-SPT juga memiliki beberapa kemudahan.
Kemudahan E-SPT adalah:
a. Aplikasi E-SPT mudah dipelajari.
b. Ada sistem perbaikan kesalahan hitung.
c. Cukup akses melalui website (Misalkan, Laporpajak.com).
d. Memiliki panduan pelaporan.
e. Bisa dilakukan dimana saja selama ada jaringan internet.
f. Tidak ada batas waktu karena dapat dilakukan 7x24 jam.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas bahwa dengan adanya
E-SPT penyampaian dan perhitungan E-SPT dapat dilakukan kapan dan
dimana saja selama ada jaringan internet.
4. Syarat-Syarat Menggunakan E-SPT
Untuk dapat menggunakan fasilitas E-SPT pelanggan harus dapat
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut sesuai dengan surat keputusan
Direktur Jendral Pajak nomor: KEP-47/PJ./2008 tanggal 16 Desember
2008 adalah sebagai berikut:
a. Sudah terdaftar sebagai wajib pajak atau sudah memiliki NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak).
b. Memiliki Personal Computer (PC) yang memadai dan terkoneksi
internet.
c. Dalam PC tersebut telah terinstal/menggunakan Internet Explorer (IE)
22 Syarat-syarat WP dapat menikmati layanan E-SPT atau pengiriman
data/penyampaian SPT secara elektronik adalah sebagai berikut:
a. Memiliki Elekttronik Filing Identification Number (eFIN) yang
diperoleh dari KPP.
b. Memiliki aplikasi SPT dan submission data ke ASP.
c. Digital certificate (DC) yang didapatkan setelah melakukan registrasi
E-SPT.
d. Tanda tangan elektronik atau tanda tangan digital adalah suatu
informasi elektronik yg di generate oleh sistem DJP
Perusahaan penyedia jasa aplikasi (ASP) harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Berbentuk badan.
b. Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi (ASP).
c. Mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan telah dikukuhkan
sebagai perusahaan kena pajak.
d. Menandatangani perjanjian dengan Direktorat jenderal Pajak.
5. Tata Cara Penyampaian SPT Secara Elektronik (E-SPT) Melalui
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
Tata cara penyampaian surat pemberitahuan secara elektronik
(E-SPT) melalui perusahaan penyedia aplikasi diatur dalam surat keputusan
Direktur Jendral Pajak nomor: KEP-06/PJ./2009 tanggal 20 januari 2009.
Setiap wajib pajak (Orang Pribadi maupun Badan) dapat melakukan
23 a. Wajib Pajak melakukan instalasi aplikasi E-SPT pada sistem komputer
yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya;
b. Wajib Pajak menggunakan aplikasi E-SPT untuk merekam data-data
perpajakan yang akan dilaporkan, yaitu antara lain:
1) Data Identitas Wajib Pajak Pemotong/Pemungut dan Identitas
Wajib Pajak yang dipotong/dipungut seperti NPWP, Nama,
Alamat, Kode Pos, Nama KPP, Pejabat Penandatangan, Kota,
Format Nomor Bukti Potong/Pungut, Nomor awal bukti
Potong/Pungut, Kode Kurs Mata Uang yang Digunakan;
2) Bukti Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh);
3) Faktur Pajak;
4) Data perpajakan yang terkandung dalam SPT;
5) Data Surat Setoran Pajak (SSP), Seperti: Masa Pajak, Tahun Pajak,
tanggal setor, nomor transaksi penerimaan Negara (NTPN), kode
Akun, dan jumlah pembayaran pajak;
c. Wajib Pajak yang telah memiliki sistem administrasi
keuangan/perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari
sistem yang dimiliki Wajib Pajak ke dalam aplikasi E-SPT dengan
mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi E-SPT;
d. Wajib Pajak mencetak Bukti Pemotongan/Pemungutan dengan
menggunakan aplikasi E-SPT dan menyampaikannya kepada pihak
24 e. Wajib Pajak mencetak formulir Induk SPT Masa PPh dan/atau SPT
Masa pajak pertambahan nilai (PPN) dan/atau SPT Tahunan PPh
menggunakan aplikasi E-SPT;
f. Wajib Pajak menandatangani formulir Induk SPT Masa PPh dan/atau
SPT Masa PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi
E-SPT;
g. Wajib Pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi
E-SPT dan disimpan dalam media elektronik;
h. Wajib Pajak Menyampaikan E-SPT ke KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar dengan cara:
1. Secara langsung atau melalui pos/perusahaan jasa ekspedisi/kurir
dengan bukti pengiriman surat, dengan membawa atau
mengirimkan formulir Induk SPT Masa PPh dan/atau SPT Masa
PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan E-SPT yang telah
ditandatangani dan file data SPT yang tersimpan dalam bentuk
elektronik serta dokumen lain yang wajib dilampirkan.
Atas penyampaian E-SPT secara langsung diberikan tanda
penerimaan surat dari TPT sedangkan penyampaian E-SPT melalui
pos atau jasa ekspedisi/kurir bukti pengiriman surat dianggap
sebagai tanda terima SPT.
2. Melalui e-Filing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Atas penyampaian melalui e-Filing diberikan bukti penerimaan
25
6. Kerangka Pendekatan Teoritis Technology Acceptance Model (TAM)
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, E-SPT adalah penyampaian
SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan media
komputer. Banyak studi yang telah dilakukan untuk meneliti penerimaan
pengguna (user acceptance) terhadap teknologi informasi. Salah satu
model yang paling banyak digunakan adalah Technology Acceptance
Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis (Wibowo 2006).
Model TAM menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku
pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi (Wibowo, 2006).
Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna
dengan dua variabel yaitu kemudahan penggunaan (easy to use) dan
kemanfaatan (usefulness). Kedua variabel ini dapat menjelaskan aspek
keperilakuan pengguna. Kesimpulannya adalah model TAM dapat
menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam
kemanfaatan pengguna. Model ini menggambarkan bahwa penerimaan
pengguna dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan
penggunaan (easy of use).
Penggunaan teknologi informasi (TI), berdasarkan aspek perilaku
menjelaskan tujuan prilaku ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut.
Dengan demikian dapat dipahami reaksi dan persepsi pengguna TI akan
mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan TI, yaitu salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna atas
26 beralasan dalam konteks pengguna TI, sehingga alasan seseorang dalam
melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan
orang tersebut dapat menerima penggunaan TI. Model TAM menjelaskan
bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan
pengguna, dan dapat di jelaskan sebagai berikut:
a. Kemanfaatan yang dipersepsikan (Perceived Usefulness)
Dalam jurnal Arif (2006) kajian tentang perilaku pengguna sistem
informasi dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM),
persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran
dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan
manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi tentang
kemanfaatan teknologi informasi meliputi:
1)Kegunaan, meliputi dimensi: menjadikan pekerjaan lebih mudah,
bermanfaat, menambah produktivitas.
2)Efektivitas, meliputi dimensi: mempertinggi efektivitas,
mengembangkan kinerja pekerjaan.
b. Kemudahan Penggunaan yang dipersepsikan (Perceived Ease of Use)
Dalam jurnal Natigor (2004) kajian tentang perilaku pengguna
sistem informasi, persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah
teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang
percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan
27 Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi,
meliputi:
1) Sangat mudah dipelajari
2) Mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna
3) Sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna
4) Sangat mudah untuk dioperasikan
c. Penerimaan (acceptance) penggunaan teknologi informasi.
Dalam jurnal Arif (2006) menjelaskan perilaku pengguna
komputer, yang dapat dilihat dari:
1) Attitude Toward Using
Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap
terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau
penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu
teknologi dalam pekerjaannya.
2) Behavioral Intention to Use
Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk
tetap menggunakann suatu teknologi.
3) Actual System Usage
Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem.
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini
bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan
produktivitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata
28
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penulis merujuk pada beberapa penelitian terdahulu yg digambarkan
[image:47.595.107.527.185.726.2]dalam table dibawah ini:
Tabel 3.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Variabel Hasil
1 Indri Lestari (2009)
Peranan pelaksanaan E-SPT PPN dalam
meningkatkan kepatuhan pelaporan SPT oleh PKP (Studi kasus pada PKP di Kpp Bandung Cibeunying)
Pelaksanaan E-SPT dan kepatuhan PKP Pelaksanaan E-SPT PPN berpengaruh dalam meningkatkan kepatuhan pelaporan oleh PKP
2 Anna dan Lee (2010)
The acceptance of the e-filing system malaysian taxpayers.
Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and
Perceived of Risk
Improving aspect of the e-filing system that would enhace taxpayers of the system are essential to increase adoption of the e-filing system 3 Nora
(2006)
Pengaruh manfaat dan kemudahan aplikasi terhadap keinginan WP untuk memanfaatkan fasilitas e-Government
Manfaat aplikasi, kemudahan aplikasi dan keinginan wajib pajak memanfaatk an fasilitas e-Government Manfaat dan kemudahan aplikasi mempegaruhi keinginan WP memanfaatkan fasilitas e-Government
4 Fahmi
Natigor (2004)
Penggunaan teknologi informasi berdasarkan aspek perilaku (Behavioral aspect) Kemudahan dan kemanfaatan teknologi Kemudahan dan Manfaat teknologi mempengaruhi aspek perilaku 5 Arief
Wibowo (2006)
Kajian tentang perilaku pengguna sistem informasi dengan pendekatan
technology acceptance model (TAM)
Penerimaan atau penolakan teknologi Terbentuknnya persamaan baru (ASU=ITU+PU) sebagai pengembangan dari model awal
29
E. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis
1. ManfaatE-SPT terhadap Penggunaan Fasilitas E-SPT
Menurut Davis dalam Wibowo (2006) Kemanfaatan (Usefulness)
Sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan
suatu teknologi akan dapat meningkatkan prestasi kerja.
Definisi E-SPT menurut Pandiangan (2008) adalah penyampaian
SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan media
komputer. Dengan memakai media elektronik (Komputer) Wajib pajak
pribadi dapat menghemat waktu dan biaya dalam melaporkan SPT-nya.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
fasilitas E-SPT sangat bermanfaat karena teknologi dapat meningkatkan
kinerja seseorang yg menggunakannya. Maka hipotesis yang akan diuji
dalam penelitian ini adalah:
H1 : Manfaat E-SPT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pribadi.
2. Kemudahan E-SPT terhadap Penggunaan Fasilitas E-SPT
Menurut Davis dalam Wibowo (2006) kemudahan (easy of use)
adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa computer dapat
dengan mudah dipahami. Dengan demikian E-SPT mempermudah wajib
pajak pribadi dalam menggunakan, mempelajari dan melaporkan
E-SPT-nya. Maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian in adalah:
30 Manfaat
E-SPT
Kemudahan E-SPT
Penggunaan Fasilitas E-SPT oleh Wajib Pajak
Pribadi
3. Manfaat dan Kemudahan terhadap Penggunaan Fasilitas E-SPT
Berdasarkan manfaat dan kemudahan E-SPT yang menghemat
waktu dan biaya bagi wajib pajak pribadi ketika membayar pajak
menyebabkan E-SPT sebagai pilihan utama wajib pajak dalam membayar
pajaknya. Tentu saja hal tersebut akan terjadi bila wajib pajak pribadi
mengetahui dan mempelajari cara melaporkan pajak melalui E-SPT.
H3: Manfaat dan kemudahan E-SPT secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pribadi.
[image:49.595.118.512.254.607.2]F. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini didasarkan pada hubungan antara faktor dependen
penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak dengan faktor independen
Manfaat dan Kemudahan E-SPT.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebon
Jeruk Satu yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh manfaat
dan kemudahan aplikasi E-SPT terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh
wajib pajak pribadi.
Penulis akan membatasi penelitian hanya pada pengaruh manfaat dan
kemudahan aplikasi E-SPT terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib
pajak pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebon Jeruk Satu untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak sebagai wajib pajak
melalui sebuah ASP (Aplication Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi)
dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online real time yang
ditunjuk oleh direktorat jenderal pajak.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau
segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan
Supomo, 2004). Selain itu, sebagian dari elemen-elemen populasi disebut
dengan sampel, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak
32 orang pribadi dan wajib pajak badan yang berada pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Kebon Jeruk Satu.
2. Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik Convenience Sampling. Metode ini memilih sampel dari elemen
populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh oleh peneliti
(Indriantoro dan Supomo, 2004).
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (2004) jika dilihat datanya maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data
sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) (Indriantoro
dan Supomo, 2004). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data
primer yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan langsung ke kantor
pelayanan pajak dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 wajib pajak
untuk mengetahui pengaruh manfaat dan kemudahan aplikasi E-SPT
terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pada Kantor
33
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2004). Data sekunder
penelitian ini berasal dari buku, jurnal-jurnal, skripsi, serta dari internet,
serta data perbandingan pelaporan wajib pajak melalui E-SPT dan secara
manual yang diperoleh dari KPP Pratama Kebon Jeruk Satu.
D. Metode Analisis
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji Validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel
yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu
dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2009).
Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat
dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan terori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan
ahli. Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah
skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif
34 yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan
bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik
(Sugiyono, 2009).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
kosistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam bentuk kuesioner.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan
hasil yang konsisten meskipun di uji berkali-kali. Hasil uji reliabilitas
dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach’s Alpha.
Reliabilitas dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha> 0,60
(Nunally:1967) dalam (Nugroho, 2005).
2. Uji Asumsi Klasik
Penguji menggunakan analisis data dengan pengujian asumsi klasik
sebagai berikut:
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah suatu
model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen).
Pengujian multikolinieritas dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation
Factor) dan Tolerance. Tolerance mengukur variabilitas variabel
35 independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2009).
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan lain. Salah satu cara yang digunakan untuk
mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah menggunakan Scatter
plot, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali,
2009):
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang kelas serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas data
Menurut Ghozali (2009) uji normalitas bertujuan apakah dalam
model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang
menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data
36 Probability Plot. Model regresi yang baik adalah data distribusi normal
atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik.
Data pengambilan keputusan normalitas data yaitu jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka regresi
tersebut memenuhi normalitas, sedangkan jika data menyebar lebih
jauh dan tidak mengiuti arah garis maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
E. Uji Hipotesis
Selain daripada itu, penelitian ini juga menggunakan uji hipotesis. Data
yang diperoleh dari hasil pengumpulan data diatas dapat diproses sesuai
dengan jenis data dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan angka
metode statistik, sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab
akibat antara kedua variabel atau meneliti seberapa besar pengaruh antara
variabel independen, yaitu manfaat E-SPT dan kemudahan E-SPT
terhadap variabel dependen, yaitu penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib
pajak. Adapun rumus yang digunakan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
37 X1 = manfaat E-SPT
X2 = kemudahan E-SPT
a = bilangan konstanta
e = error yang ditolerir (5%)
2. Koefesian Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur kemampuan
variabel-variabel independen, yaitu manfaat SPT dan kemudahan
E-SPT menjelaskan variabel dependen, yaitu penggunaan fasilitas E-SPT
oleh wajib pajak pribadi. Nilai koefisien determinasi (R2) untuk
menunjukkan persentase tingkat kebenaran prediksi dari pengujian regresi
yang dilakukan. Nilai R2, memiliki range antara 0 sampai 1. Jika nilai R2
semakin mendekati 1 maka berarti semakin besar variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen, diukur dengan koefisien
korelasi (R). Jika angka R diatas 0,5 maka korelasi atau hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat. Sebaliknya,
jika angka R di bawah 0,5 maka korelasi atau hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen adalah lemah (Santoso, 2004).
3. Uji Statistik Fisher (F)
Model regresi linier berganda diatas, untuk membuktikan apakah
variabel-variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen, maka dilakukan uji F. Uji F dilakukan dengan
tujuan untuk menguji keseluruhan variabel independen, yaitu: manfaat
38 penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pribadi. Secara bebas
dengan signifikan sebesar 0.05, dapat disimpulkan (Ghozali, 2009):
a. Jika nilai signifikan < 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Jika nilai signifikan > 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
4. Uji Statistik t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar variabel independen
dengan variabel dependen secara parsial. Untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen
terhadap variabel dependen, maka nilai signifikan t dibandingkan dengan
derajat kepercayaannya.
Apabila sig t lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima. Demikian pula
sebaliknya jika sig t lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak. Bila Ho ditolak
ini berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009).
F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Menurut
Sugiyono (2009) variabel penelitian adalah atribut dari sekelompok orang atau
objek penelitian yang mempunyai kriteria yang sama. Penjelasan variabel
39
1. Manfaat E-SPT
Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) yang merupakan
suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan
mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Indikator
tentang kemanfaatan teknologi informasi meliputi kegunaan, meliputi
menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas
dan efektivitas yang meliputi dimensi mempertinggi efektivitas,
mengembangkan kinerja pekerjaan. Skala yang digunakan adalah skala
likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap subjek, obyek atau kejadian tertentu.
(Indriantoro dan Supomo, 2004).
2. Kemudahan E-SPT
Dalam TAM, persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah
teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya
bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Beberapa
indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi sangat
mudah dipelajari, mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh
pengguna, sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna,
sangat mudah untuk dioperasikan. Skala yang digunakan adalah skala
likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap subjek, obyek atau kejadian tertentu.
40
3. Penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak pribadi
Penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak dapat dilihat dari 3
bagian yaitu Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai
sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau
penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi
dalam pekerjaannya, Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan
perilaku untuk tetap menggunakann suatu teknologi dan Actual System
Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Seseorang akan puas
menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah
digunakan dan akan meningkatkan produktivitas mereka, yang tercermin
dari kondisi nyata penggunaan. Skala yang digunakan adalah skala likert
yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap subjek, obyek atau kejadian tertentu.
41
Tabel 4.1
Tabel Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala Kuesioer No
Manfaat E-SPT . Natigor (2004) Kegunaan menjadikan pekerjaan lebih mudah
Likert 1,2,3
Bermanfaat 4
menambah produktivitas 5
Efektivitas
mempertinggi efektivitas 7,8 mengembangkan kinerja pekerjaan 9,10 Kemudahan E-SPT . Arif (2006)
mudah untuk dipelajari Likert 1
mengerjakan dengan
mudah apa yang diinginkan oleh pengguna 2,3,4 mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna 5,6 mudah untuk dioperasikan 7,8,9 Penggunaan fasilitas E-SPT oleh wajib pajak. Wijaya (2005)
attitude toward using (sikap bentuk
penerimaan atau penolakan terhadap penggunaan suatu sistem)
Likert 1,2,3,4
behavioral intention to use (kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu sistem) 5,6,7
actual system usage (sistem tersebut mudah digunakan dan
meningkatkan produktivitas)
42
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi KPP Pratama
a. Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Kebon Jeruk
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebon Jeruk
merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kantor wilayah DJP
Jakarta Barat. Sedangkan Kantor Wilayah DJP berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Pajak.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Wilayah DJP, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan Pajak, dan
Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 519/KMK.01/2003 tanggal 2
Desember 2003, Kantor pelayanan pajak Jakarta Kebon Jeruk yang
beralamat di Jalan Arjuna Selatan No. 1 (samping tol Tomang) Kebon
Jeruk Jakarta Barat, mempunyai wilayah kerja di dua buah kecamatan,
yaitu Kecamatan Kebon Jeruk dan Kecamatan Kembangan, yang
43
1)Kecamatan Kebon Jeruk, terdiri atas :
a) Kelurahan Duri Kepa
b) Kelurahan Kebon Jeruk
c) Kelurahan Sukabumi Selatan
d) Kelurahan Sukabumi Utara
e) Kelurahan Kedoya Utara
f) Kelurahan Kelapa Dua
g) Kelurahan Kedoya Selatan
2)Kecamatan Kembangan, terdiri atas :
a) Kelurahan Kembangan Utara
b) Kelurahan Kembangan Selatan
c) Kelurahan Meruya Utara
d) Kelurahan Meruya Selatan
e) Kelurahan Joglo
f) Kelurahan Sren