• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntasi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntasi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

(S.Pd)

ROSMIATI NIM : 106015000474

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Tangerang Selatan”, Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci : Upaya Guru, Pelaksanaan Pembelajaran, Pemahaman Siswa.

(3)

Social Science Education department, Faculty of Tarbiyah and Teachers, Training Syarif Hidayatullah Jakarta.

Key word: Theacher’s Effort, Process Learning, Student Comprehension.

(4)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori ... 7

1. Hakekat Guru ... 7

a. Pengertian Guru ... 7

b. Peranan Guru ... 8

c. Kompetensi Guru ... 11

d. Upaya Guru dalam Pembelajaran ... 17

2. Hakekat Pemahaman Siklus Akuntansi ... 34

a. Pengertian Pemahaman ... 34

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa .... 35

c. Pengertian Siklus Akuntansi ... 37

d. Gambaran Umum Perusahaan Dagang ... 51

B. Kerangka Berpikir ... 60

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian ... 61

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 62

(5)

  iv

Instrumen ... 66

F. Tekhnik Analisis Data ... 69

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 70

B. Deskripsi Data ... 78

C. Analisis Data ... 80

D. Interpretasi Data ... 112

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 117

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar

dan sengaja untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat,

dari keadaan tertentu menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai

pranata pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam

pembentukan peserta didik agar menjadi aset bangsa yang diharapkan, supaya

menjadi manusia yang produktif.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah

diterapkan pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yaitu:

Pendidikan nasional befungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, perlu ada perhatian khusus

dari berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi “profesionalisme guru,

perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, tujuan pendidikan dan

      

1

UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 119. 

(7)

pengajaran, program pendidikan dan kurikulum, perencanaan pembelajaran,

strategi belajar mengajar, media pembelajaran, bimbingan belajar, hubungan

antar sekolah dan masyarakat, serta manajemen pendidikan”.2

Keseluruhan aspek tersebut saling melengkapi dan berkaitan sebagai

bagian dari sistem pendidikan, sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan

harus mencakup keseluruhan aspek tersebut.

Komponen pendidikan terdiri atas guru, siswa, materi pembelajaran,

metode pembelajaran, media, sarana prasarana, kurikulum serta lingkungan.

Pengembangan pendidikan melalui tiap komponen harus benar-benar

dilakukan secara cermat dan saling berkaitan. Peningkatan kualitas

pendidikan tersebut menjadi tanggung jawab para praktisi pendidikan yaitu

pemerintah, masyarakat dan khususnya guru.

Para praktisi pendidikan (pendidik) menurut Peraturan Pemerintah RI

No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasoinal Pendidikan dalam penjelasan

Pasal 28 “adalah mereka yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru,

dosen, konselor, pamong pelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,

dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan”.3 Pihak-pihak tersebut dapat

melakukan upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui perbaikan metode

pembelajaran, kelengkapan alat bantu mengajar, pemilihan media yang

sesuai, serta penanganan-penanganan permasalahan praktis pendidikan secara

tepat.

Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari

kemampuan guru dalam menyampaikan materi pada siswa. Oleh karena itu

pada proses pembelajaran guru harus memiliki empat kompetensi yaitu

pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi pedagogik dan

profesional guru adalah kompetensi yang berhubungan dengan penyelesaian

tugas-tugas keguruan dan pembelajaran. Beberapa kemampuan tersebut

      

2

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHd6bb.dir/doc.pdf (Jumat, 01 Oktober 2010, 14.03 WIB).  

3

(8)

adalah kemampuan penguasaan landasan kependidikan, psikologi pengajaran,

penguasaan materi pelajaran, penerapan berbagai model dan sumber belajar,

kemampuan menyusun program pembelajaran, kemampuan dalam

mengevaluasi pembelajaran, dan kemampuan mengembangkan kinerja

pembelajaran. Kompetensi sosial guru sangat diharapkan dapat memenuhi

semua alat, media, dan sumber belajar yang dibutuhkan siswa dalam belajar.

Dalam proses belajar mengajar, keaktifan peserta didik merupakan hal

yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pakar guru sehingga proses

belajar mengajar yang ditempuh akan benar-benar mendapatkan hasil yang

optimal. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan

bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta

didik itu sendiri sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar

belakang masing-masing. Karena belajar adalah suatu proses dimana peserta

didik harus aktif.

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu

berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, daya serap anak didik terhadap

bahan pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada

yang sedang, dan ada yang lambat. Terhadap perbedaan daya siswa

sebagaimana kenyataan di atas, maka guru harus dapat menentukan

alat/media, serta strategi dan metode pembelajaran yang tepat disesuaikan

dengan situasi dan kondisi serta materi pelajaran yang diajarkan. Metode dan

media mengajar yang tepat haruslah memperhatikan kemauan, dorongan,

minat, potensi dan kemampuan siswa dalam melakukan suatu kegiatan dalam

suatu proses pembelajaran.

Salah satu contoh dari hasil penelitian menyatakan bahwa kondisi

pembelajaran yang seringkali disajikan guru dalam pembelajaran Akuntansi

dinilai masih belum tepat sasaran dan bahkan cenderung penerapannya masih

dibatasi dengan konteks buku tertentu saja. Dari kecerobohan pembelajaran

tersebut mengakibatkan timbulnya verbalitas serta kurang berkembangnya

wawasan maupun pengetahuan pada siswa itu sendiri. Selain itu pada mata

(9)

secara verbal dan dominasi metode ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa

“guru masih belum memanfaatkan secara maksimal berbagai metode dan

media yang tepat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Sering

ditemukan dalam masyarakat, bahwa prestasi belajar siswa khususnya mata

pelajaran Akuntansi masih rendah”.4

Untuk tingkat SMA, pembelajaran akuntansi diberikan sebagai bagian

dari mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ini mencakup berbagai

kemampuan dalam berprilaku ekonomi dan pemahaman terhadap transaksi

keuangan. Ruang lingkup pembelajaran akuntansi di SMA dimulai dari

dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus akuntansi.

Selama ini pembelajaran akuntansi dianggap sebagai mata pelajaran

kurang menyenangkan. Akuntansi terkesan sangat rumit dan sulit untuk di

pahami. Apalagi materi yang berkaitan dengan siklus akuntansi, mulai dari

pencatatan ke dalam jurnal umum, jurnal khusus, posting ke buku besar,

sampai pada pembuatan laporan keuangan, bagi siswa hal tersebut merupakan

materi yang sangat sulit. Apalagi selama ini siswa masih mengalami kesulitan

mengklasifikasikan jenis-jenis akun dalam pencatan transaksi. Semangat dan

minat siswa untuk mempelajari akuntansi kurang baik. Akibatnya,

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari tidak sesuai dengan tujuan

yang di harapkan.

Hal di atas sesuai dengan hasil penelitian Imas Purnamasari yang

menyatakan bahwa:

Dari sembilan materi pelajaran akuntansi yang memiliki tingkat kesulitan untuk dipahami siswa secara berurut dimulai dari pemahaman pencatatan jurnal, posting ke buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian (adjustement), neraca lajur serta laporan keuangan. Dan materi tersebut hampir 75% siswa sering mengalami kesalahan dalam memahami konsep sehingga akan berujung pada kesalahan dalam pencatatan.5

      

4

http://aliusmanhs.wordpress.com/2010/07/14/ptk-peningkatan-prestasi-belajar-akuntansi-dengan-metode-resitasi-melalui-bahan-ajar-lembar-kerja-siswa-student-work-sheet/ , (Rabu, 13 Oktober 2010, 12.58 WIB) 

5

(10)

Melihat kondisi seperti itu maka diperlukan usaha-usaha yang dapat

meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa SMA dalam Pelajaran

Akuntansi. Hal ini merupakan tanggung jawab guru. Dengan

kompetensi-kompetensi dasar yang dimiliki, guru harus dapat mengemas pelaksanaan

proses pembelajaran, dengan menyiapkan materi dan bahan ajar yang akan

disampaikan yang dirancang dengan menggunakan metode, strategi, media

dan sumber belajar yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa, agar dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong penulis untuk

meneliti tentang “Upaya Guru dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa

tentang Siklus Akuntansi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Rendahnya pemahaman siswa tentang siklus akuntansi

2. Metode yang digunakan guru kurang tepat dalam proses pembelajaran

materi siklus akuntasi.

3. Guru dalam memberikan evaluasi tidak sesuai dengan tingkat pemahaman

siswa tentang siklus akuntansi.

4. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran siklus akuntansi tidak

sesuai dengan kondisi siswa

5. Rendahnya upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang

siklus akuntansi

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka batasan masalah

penelitian ini yaitu mengenai:

1. Pemahaman siswa tentang siklus akuntansi.

2. Upaya-upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus

(11)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat disusun rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pemahaman siswa tentang siklus akuntansi di SMA

Negeri 1 Kota Tangerang Selatan?

2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang

siklus akuntansi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini

mempunyai tujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang siklus akuntansi di

SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

2. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa

tentang siklus akuntansi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat,

baik secara teoritis maupun secara praktis kepada berbagai pihak sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini

menjadi sebuah sumbangsih gagasan dan tawaran solusi terhadap

persoalan dalam upaya meningkatkan pemahaman siklus akuntansi dalam

proses pembelajaran.

2. Manfaat praktis kepada pihak-pihak terkait, meliputi:

a. Bagi guru IPS Akuntansi, sebagai bahan masukan dan pedoman dalam

upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntansi.

b. Bagi siswa, sebagai penerima ilmu lebih giat lagi dalam belajar

khusunya untuk meningkatkan pemahaman tentang siklus akuntansi.

c. Bagi sekolah, sebagai umpan balik (feed back) agar terus mendukung

upaya-upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang

siklus akuntansi.

d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dan mengetahui

upaya-upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang

(12)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori 1. Hakikat Guru

a. Pengertian Guru

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh

Balai Pustaka pengertian “guru adalah orang yang pekerjaannya (mata

pencaharian, profesinya) mengajar”.1 “Kata guru yang dalam bahasa

Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris teacher memiliki arti

sederhana, yakni A person whose occupation is teaching others,

artinya, guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang

lain”.2

jalur pe

       

Sedangkan di dalam BAB I mengenai ketentuan umum pasal 1

Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dijelaskan bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini

ndidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.3

 

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 288.

2

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 9, h. 222.

3

Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2006), Cet. I, h.2.

(13)

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat penulis simpulkan

bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

serta didik dari semua tingkat jenjang pendidikan.

b.

etensi sebagai agen

pembel

(learning

agent)

hwa sebagian dari

waktu

engan siswanya.

Sardim

nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,        

mengevaluasi pe

Peranan Guru

Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 28, dikemukakan bahwa: “Pendidik

harus memiliki kualifikasi akademik dan komp

ajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.4

Selanjutnya dalam penjelasannya dikemukakan bahwa yang

dimaksud dengan “pendidik sebagai agen pembelajaran

adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator,

pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik”.5

Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar, pendidik dan

pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri

guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah

laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa

(yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Dari

berbagai interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral

bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak ba

dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses

belajar mengajar dan berinteraksi d

Ada beberapa pendapat dari para ahli yang dikutip oleh

an, adalah sebagai berikut:

1. Prey Katz, menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan

nasihat- 

4

UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h.185.

5

(14)

pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan. 2. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah

sebagai pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinate) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai

n materi

tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai

belajar mengajar, secara singkat dapat disebutkan

a.

a cara mengajar informatif, laboratorium, n dan sumber informasi kegiatan akademik

b.

semua i sedmikian rupa, sehingga dapat mencapai

c.

otivator ini penting artinya dalam an kegairahan dan pengembangan

d.

m hal ini harus dapat membimbing dan an kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan

e.

       

mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.

3. James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangka

pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

4. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengemukakan bahwa peranan guru di sekolah,

transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.6

Dari beberapa pendapat di atas maka secara rinci peranan guru

dalam kegiatan

sebagai berikut:

Informatif

Sebagai pelaksan studi lapanga maupun umum.

Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar,

diorganisas

efektivitas dan efisien dalam belajar pada diri siswa. Motivator

Peranan guru sebagi m rangka meningkatk kegiatan belajar siswa.

Pengarah/director

Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dala

mengarahk

yang dicita-citakan. Inisiator

 

6

(15)

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses

f.

g.

emudahan dalam proses belajar misalnya saja dengan menciptakan suasana

h.

h iatan belajar siswa. Misalnya menengah atau

i.

rjakan mata pelajaran yang diujikan, tetapi masih ada perlu

g harus dilakukan. Peran guru yang

beragam

Manan

tersebut

       

belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.

Transmitter

Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan

Fasilitator

Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau k

mengajar,

kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga belajar mengajar akan berlangsung secara efektif.

Mediator

Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penenga dalam keg

memberikan jalan ke luar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media. Evaluator

Kecenderungan guru dalam peranannya sebagai evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkat sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Untuk itu guru harus hati-hati dalam menjatuhkan nilai atau kriteria keberhasilan. Dalam hal ini tidak cukup hanya dilihat dari bisa atau tidaknya menge

pertimbangan-pertimbangan yang sangat unik dan kompleks, terutama yang menyangkut perilaku dan values yang ada pada masing-masing mata pelajaran.7

Kemudian para pakar pendidikan di Barat telah melakukan

penelitian tentang peran guru yan

telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988),

(1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran

adalah sebagai berikut :

1) Guru Sebagai Pendidik, 2) Guru Sebagai Pengajar, 3) Guru Sebagai Pembimbing, 4) Guru Sebagai Pelatih, 5) Guru Sebagai Penasehat, 6) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator), 7)

 

7

(16)

Guru Sebagai Model dan Teladan, 8) Guru Sebagai Pribadi, 9) Guru Sebagai Peneliti, 10) Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas, 11) Guru Sebagai Pembangkit Pandangan, 12) Guru Sebagai Pekerja Rutin, 13) Guru Sebagai Pemindah mah, 14) Guru Sebagai Pembawa Cerita, 15) Guru Sebagai

, maka dapat penulis simpulkan

bahwa peranan guru adalah sebagai informatif, organisator, motivator,

tator, mediator, evaluator, aktor,

emansi

c.

dalam Martinis, menjelaskan bahwa

“komp pilan, pengetahuan, bakat,

nilai-ni

kearah

ndakan baik dipandang dari sudut ilmu engetahuan, teknologi maupun etika. Dalam arti tindakan itu

akan menunjukan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut        

Ke

Aktor, 16) Guru Sebagai Emansipator, 17) Guru Sebagai Evaluator, 18) Guru Sebagai Pengawet, 19) Guru Sebagai Kulminator. 8

Dari beberapa pendapat di atas

pengarah, inisiator, transmitter, fasili

pator, dan sebagai kulminator.

Macam-Macam Kompetensi Guru McShane dan Glinow

etensi/competencies adalah keteram

lai, pengarah, dan karakteristik pribadi lainnya yang mendorong

performansi unggul”.9

Abdul Majid Menjelaskan bahwa;

Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus diunjukan sebagai kebenaran ti

p

benar ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan, efisien, efektif dan memiliki daya tarik dari sudut teknologi; dan baik ditinjau dari sudut etika.10

Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru

 

8

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet.ke-8, h. 37-65

9

Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2010), Cet. I, h. 1-2.

10

(17)

akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional

dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja

harus

kompet

: (1) penyusunan perencanaan pembelajaran;

aan tindak lanjut

komponen kompetensi penguasaan akademik yang

Untuk lebih jelasnya rincian komponen kompetensi guru dapat

dilihat pada tabel 2.

el 2.1

Ko ru

pintar tapi juga pandai mentransfer ilmunya kepada peserta

didik.

Adapun standar kompetensi guru yang meliputi tiga komponen

ensi yaitu:

Pertama, komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran

yang mencakup

(2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksan

hasil penilaian.

Kedua, komponen kompetensi pengembangan protensi yang

diorientasikan pada pengembangan profesi. Ketiga,

mencakup: (1) pemahaman wawasan kependidikan; (2) penguasaan bahan kajian akademik (Depdiknas, 2004: 9).11

1, sebagai berikut:

Tab

mpetensi Gu

Kompetensi Pengelolaan Pembelajar n a

KOMPETENSI INDIKATOR 1. Penyusunan renca

pembelajaran

rategi

media /

penilaian na a. Mampu mendeskripsikan tujuan/kompetensi

pembelajaran

b. Mampu memilih/menentukan materi c. Mampu mengorganisir materi

d. Mampu menentukan metode /st pembelajaran

lajar / e. Mampu menentukan sumber be

alat praga pembelajaran t f. Mampu menyusun perangka

g. Mampu menentukan teknik penilaian h. Mampu mengalokasikan waktu 2. Pelaksanaan in

belajar mengajar

/media teraksi a. Mampu membuka pelajaran

b. Mampu menyajikan materi c. Mampu menggunakan metode d. Mampu menggunakan alat peraga

e. Mampu menggunakan bahasan yang komunikatif

      

11

(18)

f. Mampu memotivasi siswa g. Mampu mengorganisasi kegiatan

h. Mampu berinteraksi dengan siswa secara

mberikan umpan balik

enggunakan waktu komunikatif

i. Mampu menyimpulkan pembelajaran j. Mampu me

k. Mampu melaksanakan penialaian l. Mampu m

3. Penilaian prestasi b peserta didik

at

emeriksa jawab

aian

laian

ilaian elajar a. Mampu memilih soal berdasarkan tingk

kesukaran

b. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda

c. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid d. Mampu m

e. Mampu mengklasifikasikan hasil-hasil penelitian

f. Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian

g. Mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penil

h. Mampu menentukan korelasi anatar soal berdasarkan hasil peni

i. Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian

j. Mampu menyimpulkan dari hasil pen secara jelas dan logis

4. Pelaksanaan tindak la hasil penilaian p belajar peserta didi

ram tindak lanjut hasil

siswa

kan tindak lanjut asi tindak lanjut

is hasil evaluasi program tindak njut a. Manyusun prog

restasi

b. Mengklasifikasikan kemampuan k c

penilaian

. Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian

d. Melaksana e. Mengevalu f. Menganalis

lanjut hasil penilaian Komponen Kompetensi Pengembangan Potensi

KOMPETENSI INDIKATOR

5. Pengembangan profesi uti informasi perkembangan IPTEK

n buku pelajaran/ karya

erbagai model

seach)

n karya seni

b pelatihan terakreditasi a. Mengik

yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah

b. Mengalihbahasaka ilmiah

c. Mengembangkan b pembelajaran

d. Menulis makalah

e. Menulis/menyusun diklat pelajaran f. Menulis buku pelajaran

g. Menulis modul h. Menulis karya ilmiah

i. Melakukan penelitian ilmiah (action re j. Menemukan teknologi tepat guna k. Membuat alat praga/ media l. Menciptaka

(19)

n. Mengikuti pendidikan kualifikasi

pengembangan o. Mengikuti kegiatan

kurikulum Kompenen Kompetensi Penguasaan Akademik

KOMPETENSI INDIKATOR 6. Pemahaman wawas

um dan hasil an a. Memahami visi dan misi

b. Memahami hubungan pendidikan dan pengajaran

c. Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah

d. Memahami fungsi sekolah

n um e. Mengidentifikasi permasalaha

oses pendidikan dalam hal pr pendidikan

f. Membangun sistem yang menunjukan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah 7. Penguasaan bahan kajian a. M

akademik

emahami struktur pengetahuan b. Menguasai substansi materi

c. Menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelajaran yang dibutuhkan siswa Sumb

petensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

petensi sosial”.13 Hal ini dipaparkan

sebagai berikut:

1)

erintah No.19 Tahun 2005 tentang

Standa

dikemu

didik, perancangan dan pelaksanaan belajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

       

er : (Ditentik-Depdiknas, 2004)12

Di dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3, menjelaskan bahwa

kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran

jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia

dini meliputi “kom

kompetensi profesional, dan kom

Kompetensi Pedagogik

Dalam Peraturan Pem

r Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a

kakan bahwa:

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

rhadap peserta

Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru..., h. 7-9

5

Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru..., h. 6.

13

(20)

peserta didik untu

14

k mengaktualisasikan berbagai potensi

2)

ampuan kepribadian yang mantap, stabil,

awa, menjadi teladan bagi peserta didik

dan ber

3)

g memungkinkan membimbing

standar kompetensi yang ditetapkan dalam

Standa

4)

ra efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar”.17

       

yang dimilikinya.

Kompetensi Kepribadian

Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Standar

Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “kompetensi

kepribadian adalah kem

dewasa, arif, dan berwib

akhlak mulia”.15

Kompetensi Profesional

Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “Kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yan

peserta didik memenuhi

r Nasional Pendidikan”.16

Kompetensi Sosial

Dalam Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan ”Kompetensi sosial

adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul seca

 

14

UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, …, h. 252.

15

UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, …, h. 252.

16

UU RI No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, …, h.252.

17

(21)

Adapun kompetensi dasar guru menurut Sardiman adalah

ajar

jar mengajar

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

diagnosis tingkah laku siswa, (c)

kema

g

a pilan menumbuhkan semangat belajar para siswa,

      

sebagai berikut:

1) Menguasai bahan

2) Mengelola program belajar meng 3) Mengelola kelas

4) Menggunakan media /sumber 5) Menguasai landasan pendidikan 6) Mengelola interaksi bela

7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan sekolah,

10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran.18

Menurut Grasser dalam B. Uno, mengemukakan empat

kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni “(a) menguasai bahan

pelajaran, (b) kemampuan men

mpuan melaksanakan proses pengajaran, dan (d) kemampuan

mengukur hasil belajar siswa”.19

Sementara Nana Sudjana dalam B. Uno, membagi kompotensi

uru dalam ketiga bagian, yaitu sebagai berikut:

a) Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelekstual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, dan pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya. b) Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan

guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya.

c) Kompetensi perilaku/performance, kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/berprilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat abntu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keter m

      

18

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, …, h.164.

19

(22)

keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.20

Dari sekian banyaknya kompetensi-kompetensi yang harus

dimiliki seorang guru, maka guru diharapkan dapat mampu

menjalankan tugasnya sebagai pendidik, pengajar, pembimbing,

pelatih, dan penilai agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

d. Upaya Gu 1)

paikan suatu maksud atau upaya

juga d

untuk melakukan sesuatu hal atau kegiatan

belajaran untuk mencapai tujuan

2)

ion) ialah “proses atau upaya yang

dilakuk lain (dalam hal ini

murid)

n, terdiri

      

optimal.

ru dalam Pembelajaran Pengertian Upaya Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “upaya adalah

usaha atau syarat untuk menyam

iartikan sebagai usaha untuk melakukan suatu hal atau

kegiatan yang bertujuan”. 21

Sedangkan dalam penelitian ini upaya yang dimaksud

adalah upaya guru. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa upaya

guru adalah usaha guru

yang bertujuan, yaitu kegiatan pem

yang telah ditentukan.

Pengertian Pembelajaran Pembelajaran (instruct

an seseorang (misal guru) agar orang

melakukan belajar”.22

Oemar Hamalik Menjelaskan, bahwa:

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapa

      

20

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, …, h. 131.

21

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 995.

22

(23)

dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. , meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Prosedur

an bahwa pembelajaran

adalah

paya

yang dilakukan guru agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar

lingkungan belajar.

3)

o adalah sebagai

ujuan, Bahan Pelajaran, Kegiatan Belajar-Mengajar,

Metode 25

a)

engajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran,

engajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan

evalu

b)

       

23

Sedangkan di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 tahun 2003 dinyatak

”proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar”.24

Dengan demikian, berdasarkan pengertian-pengertian di

atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran adalah u

atau interaksi dengan sumber belajar dan

Komponen-Komponen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem. Sebagai suatu

sistem, proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang

satu sama lain saling berinteraksi. Komponen-komponen tersebut

menurut Pupuh Faturahman dan Sobry Sutikn

berikut: “T

, Sumber Belajar, Alat, dan Evaluasi”.

Tujuan

Tujuan adalah “komponen yang dapat mempengaruhi

komponen p

kegiatan belajar m

26

asi”.

Bahan Pelajaran

 

, 1995), Cet. I. h. 57.

an Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), Cet. I, h. 13.

23

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara

24

Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), …, h. 4.

25

Pupuh Fatuhurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penenman Konsep Umum d

26

(24)

Bahan pelajaran merupakan “medium untuk mencapai

pengajaran yang harus dipahami oleh peserta didik”. tujuan

c) Kegia

engajar adalah inti kegiatan dalam ndidikan, segala sesuatu yang telah diprogramkan akan

ksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam

d)

isikan bahwa metode

adala

k didik.

Deng

si dan kondisi. Penggunaan metode

       

27

tan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar m pe

dila

kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang aktif, bukan guru.28

Metode

Metode pembelajaran adalah “cara-cara atau teknik

penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada

saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

secara kelompok”.29

Syaiful Bahri Djamarah mendefin

h ”suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan”.30 Dalam kegiatan belajar mengajar metode

sangat diperlukan oleh guru, dan penggunaannya bervariasi

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku

dengan menggunakan satu metode, tetapi sebaiknya

menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran

tidak membosankan tetapi dapat menarik perhatian ana

an memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode

maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang

paling sesuai dengan situa

mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.

 

27

Pupuh Fatuhurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penenman Konsep Umum dan Konsep Islam, … , h. 14.

28

Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …, h. 44.

29

Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar; Micro Teaching, (Ciputat: Ciputat Press, 2010), Cet. III, h. 49.

30

(25)

Oleh karena itu ada beberapa syarat yang harus

diperhatikan seorang guru dalam penggunaan metode

belajaran, antara lain: pem

tuk mewujudkan hasil karya. (4) etode harus dapat menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian siswa.

e) Alat

pai mencapai tujuan, dan

”.

lis, batu tulis, batu kapur, gambar,

diagr

f)

a mendefinisikan bahwa “sumber belajar

adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk

      

(1) Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

(2) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.

(3) Metode yang digunakan harus dapat memberikan esempatan bagi siswa un

k M

(5) Metode yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.

(6) Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.31

Alat adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan dalam

rangka mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran

alat mempunyai fungsi sebagai perlengkapan, alat sebagai

pembantu mempermudah usaha menca

32

alat sebagi tujuan

Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat verbal dan alat

bantu non verbal. Alat bantu verbal berupa suruhan, perintah,

larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu non verbal

berupa globe, papan tu

am, slide, video, dan sebagainya.

Sumber Belajar

Wina Sanjay

      

31

Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar;, ....…, h. 49-50.

32

(26)

mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan

yang hen

Beb

ses pembelajaran di dalam

kelas dian

an

ngaja dirancang oleh , n

, sekolah, dan masyarakat)

ajalah, surat kabar, radi, TV, dan

lain-n (buku pelajaralain-n, peta, gambar, kaset,

       

dak dicapai”.33

erapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh

guru khususnya dalam setting pro

taranya:

(1) Manusia sebagai Sumber

Manusia merupakan sumber utama dalam proses pembelajaran. Dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan dalam setting proses belajar-mengajar.

(2) Alat dan Bahan Pelajaran

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru; sedangkan bahan pelajaran adalah

egala sesuatu yang mengandung pesan yang ak s

disampaikan kepada siswa. (3) Berbagai Aktivitas dan Kegiatan

Adalah segala perbuatan yang se

guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa monstrasi, simulasi, melakuka seperti diskusi, de

percobaan, dan lain sebagainya. (4) Lingkungan atau Setting

Adalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan siswa belajar. Misalnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, kantin, dan lain sebagainya.34

Menurut Ny. Dr. Roestiyah, N.K. dalam Djamarah,

mengatakan bahwa sumber belajar adalah:

(1) Manusia (dalam keluarga (2) Buku/perpustakaan (3) Mass media (m

lain)

(4) Alat pengajara

tape, papan tulis, spidol, dan lain-lain)

(5) Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno)35

 

33

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta,

ina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,……., h. 175-1

Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. V, h. 174.

34

W 76.

35

(27)

Sedangkan menurut Udin Saripudin Winataputra dalam

Djamarah, berpendapat bahwa terdapat sekurang-kurangnya

lima macam sumber belajar, yaitu:

Manusia

Buku/perpustakan

g)

enurut Muhibbin Syah, evaluasi merupakan “penilaian

te

t Tardif dalam Muhibbin berarti

prestasi yang dicapai

seorang

karena

tercapa

onen dalam proses

pembelajar

proses pem

(1)

        (1) (2)

(3) Media massa

(4) Alam lingkungan: alam lingkungan terbuka, alam lingkungan sejarah dan alam lingkungan manusia. (5) Media pendidikan36

Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali terdapat di

mana-mana. Pemanfaatan sumber belajar tersebut tergantung

pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan

lainnya.

Evaluasi

M

rhadap keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam sebuah program”.37 Padanan kata evaluasi

adalah assessment yang menuru

“proses penilaian untuk menggambarkan

siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.”38 Oleh

itu, evaluasi berperan sebagai barometer untuk mengukur

i atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Ahmad Bahri ada empat komp

an yang harus dilakukan seorang guru agar tujuan dari

belajaran tercapai, yaitu:

Menentukan tujuan yang spesifik

Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik jar. Setiap pendidik dalam bentuk perilaku akhir pela

harus menyadari bahwa penentuan tujuan dalam proses pembelajaran adalah penting. Perumusan tujuan itu harus

 

36

Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …, h. 49-50.

37

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, …, h. 139

38

(28)

jelas yaitu bagaimana seharusnya pelajar berprilaku pada akhir pembelajaran.

(2) Mengadakan penilaian pendahuluan

ini didasarkan atas konsep belajar yang dimanifestasikan

l ini untuk mengetahui ada atau iri siswa dengan membandingkan ondisi akhir setelah belajar.

(3 an

erencanakan program

(

uk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. 39

4) Ta a)

rasional tentang sasaran dan rilaku

bagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan se

       

Dalam mengadakan penilaian pendahuluan, terlebih dahulu guru memeriksa perilaku awal siswa, langkah

dalam perubahan. Ha tidaknya perubahan d antara kondisi awal dengan k ) Merencanakan program pengajar

Pada langkah ini guru m

pembelajaran yang dapat mengantarnya untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki.

Tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas sangat membantu guru dalam membuat program perencanaan. 4) Evaluasi

Evaluasi berperan sebagai barometer unt

hapan Dalam Pembelajaran Tahapan Perencanaan Pembelajaran

Wina Sanjaya berpendapat bahwa:

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan ara

keputusan hasil berpikir sec

tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan pe serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan se

gala potensi dan sumber belajar yang ada.40

Untuk menyusun perencanaan pembelajaran perlu

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Pemetaan standar kompetensi

(b) Penentuan topik/tema dan materi pokok pembelajaran (c) Perumusan kompetensi dasar ke dalam indikator yang

sesuai dengan topik/tema (d) Pengembangan silabus

(e) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran41

 

39

Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar; …, h. 33-34.

40

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h. 28.

41

(29)

Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting

dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya

sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar para

siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai

belajaran berlangsung. Seorang

guru

b) Tahap

rupakan “proses

r mengajar di sekolah yang merupakan inti

da

pe

da

penggunaan strategi mengajar. Maksudnya ialah bahwa setiap

penggunaan strategi mengajar harus selalu merupakan rangkaian

y

pre te , sebagai berikut:

(a)

P

untuk m ajaran yang akan dilaksanakan.

       

langkah awal sebelum proses pem

sebelum masuk ke ruang kelas, sudah mempersiapkan

sejumlah materi dan bahan ajar yang akan disampaikan kepada

siswa, agar penyampaian suatu perencanaan yang fleksibel dan

matang.

Ahmad Sabri menjelaskan rencana pembelajaran minimal

harus memuat lima unsur, yaitu “tujuan instruksional, bahan

pembelajaran, kegiatan belajar, metode dan alat bantu, dan

evaluasi/penilaian”.42

Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran me

berlangsungnya belaja

ri kegiatan kependidikan”.43 Dalam pelaksanaannya

mbelajaran harus melalui tiga tahapan, dimana tahapan-tahapan

lam proses mengajar memiliki hubungan erat dengan

ang utuh dalam tahapan-tahapan mengajar.

Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal:”

st, proses, dan post test”44

Pre Test (tes awal)

elaksanaan pembelajaran biasanya dimulai dengan pre test,

enjajagi proses pembel

 

42

Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …, h. 116.

43

Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …, h. 116.

44

(30)

Karena itu, pre test memegang peranan yang cukup penting

proses pembelajaran, yang berfungsi antara lain sebagai dalam

berikut:

ngetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan, dengan cara membandingkan hasil pre

(b)

dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan

ran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

elajaran

test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut ini:        

(1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre test maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan.

(2) Untuk me

test dengan pos test.

(3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.

(4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, kompetensi dasar mana yang telah dimiliki peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus.45

Proses

Proses

pembelaja

Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu

dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu

saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam

menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pemb

dan pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh

peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun

sosial.

(c) Post Test

Pada umumnya proses pembelajaran diakhiri dengan pos test.

Seperti halnya pre test, pos test memilki banyak kegunaan,

terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi pos

 

45

(31)

(1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan hasil pre test

. Sehubungan dengan ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan

t kesulitan

ukan perbaikan

tiga tahapan/kegiatan dalam

pr

intru

(a)

kegiatan yang dapat dilakukan oleh

dapat dijadikan salah satu tolok ukur

tuk mengecek atau menguji kembali ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya.

       

dengan pos test.

(2) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya

pembelajaran kembali (remedial teaching).

(3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan serta untuk mengetahui tingka

belajar.

(4) Sebagai bahan acuan untuk melak

terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.46

Menurut Ahmad Sabri ada

oses pelaksanaan pembelajaran yaitu “tahap praintruksional,

ksional, serta tahap evaluasi dan tindak lanjut”.47

Tahap praintruksional/kegiatan pendahuluan

Tahap praintruksional adalah “langkah persiapan yang

ditempuh guru pada saat mulai memasuki kelas hendak

mengajar”.48 Beberapa

guru pada tahap ini antara lain:

(1)Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran,

kemempuan guru mengajar

(2)Guru bertanya kepada siswa sampai di mana pembahasan pelajaran sebelumnya, hal ini dilakukan oleh guru un

 

46

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, …, h. 106.

47

Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …, h. 4.

48

(32)

(3)Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman siswa terhadap materi yang telah

elah diterima oleh siswa, dan menumbuhkan

nya dengan pelajaran yang

(b) Tahap

nal adalah “tahap inti dalam proses

n

pokok materi yang akan dibahas pada hari itu, yang telah disesuaikan dengan silabus dan

       

diberikan.

(4)Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.

(5)Mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya.49

Tujuan tahapan ini, pada hakikatnya adalah

mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap materi

pelajaran yang t

kondisi belajar dalam hubungan

segera akan diajarkan. Kegiatan ini penting untuk dilakukan,

sebab kegiatan belajar dan memahami materi pelajaran itu

kebanyakan bergantung pada pengenalan siswa terhadap

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang

akan diajarkan.

Intruksional/Kegiatan Inti

Tahap intruksio

pengajaran”.50 Pada tahap ini guru menyajikan materi

pelajaran (pokok bahan) yang disusun lengkap dengan

persiapan model, metode dan strategi mengajar yang

dianggap cocok.

Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiata

sebagai berikut:

(1)Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa

(2)Menuliskan

 

49

Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …, h. 3-5.

50

(33)

tujuan pembelajaran, sebab materi bersumber dari tujuan.

(3)Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi (4)Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya

diberikan contoh-contoh konkret.

(5)Penggunaan alat bantu pengajaran untuk emperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat

nya oleh para siswa.51

baiknya

(c) iatan Penutup

tang materi yang dibahas tadi, maka guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada

        m

diperlukan.

(6)Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis di papan tulis untuk dicatat oleh siswa, jika waktu memungkinkan penulisan kesimpulan ada baik

Kegiatan yang ditempuh dalam tahapan ini, se

dititik beratkan kepada siswa yang harus lebih aktif

melakukan kegiatan belajar. Untuk itu haruslah dipilih

pendekatan mengajar yang berorientasi kepada cara belajar

siswa aktif.

Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut/Keg

Tahap terakhir proses mengajar terdiri atas “kegiatan evaluasi

dan tindak lanjut (follow up)”.52 Pada tahap ini guru

melakukan penilaian keberhasilan belajar siswa yang

berlangsung pada tahap intruksional.

Kegiatan pada tahapan ini antara lain:

(1)Mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa atau kepada beberapa siswa, mengenai semua pokok materi pelajaran yang telah dibahas pada tahapan kedua.

(2)Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70 % (persen), maka guru harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai oleh siswa.

(3)Untuk memperkaya pengetahuan siswa ten

        

r Mengajar dan Micro Teaching, …, h. 116-1

52

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h. 214.

51

(34)

hubungannya dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas tadi.

(4)Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. Informasi ini perlu dilakukan agar siswa dapat mempelajari bahasan tersebut dari sumber-sumber yang dimilikinya.53

tahap yang telah dibahas di atas, merupakan

sua

c)

Syah evaluasi merupakan “penilaian

terhad

ah program”.54 Sedangkan menurut Ali

uatu proses menentukan nilai

t siswa

      

Ketiga

tu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu

sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur

waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga

rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh.

Evaluasi/Penilaian

Menurut Muhibbin

ap keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam sebu

Imron pengertian evaluasi adalah “s

seseorang dengan menggunkan patokan-patokan tertentu untuk

mencapai suatu tujuan”.55

Berdasarkan pengertian di atas, maka evaluasi memiliki

tujuan sebagai berikut:

(a)Merangsang kegia an

(b)M emukan sebab kemajuan atau kegagalan belajar

(c)Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat masing-masing siswa

(d)Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan

(e)Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dengan metode mengajar.56

Merujuk pada tujuan evaluasi seperti dikemukakan di atas,

maka pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat

        en

 

53

Ahmad Sabri, Quantum Teaching; Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …, h. 8-9.

54

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h. 139.

55

Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1986), Cet. I, h. 114.

56

(35)

besar

ng diberikan oleh guru.

E

man

bela

indi

alah “alat

enjadi dua macam yaitu:

pada aspek analisis, sintesis, dan

valuasi”.60

      

baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun

berkenaan dengan produk suatu pendidikan dan desain proses

belajar mengajar di masa yang akan datang, karena dengan

evaluasi kita dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang

guru memberikan materi dan sejauh mana siswa dapat menyerap

materi ya

valuasi/penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh

a keberhasilan kegiatan pembelajaran berlangsung, kemajuan

jar tersebut dapat diidentifikasi dengan mengacu kepada

kator pencapaian yang telah ditentukan. Pada umumnya ada

dua tekhnik evaluasi yaitu dengan menggunakan tes dan non tes.

(a) Tes

Menurut Pupuh Fathurrohman tes ad

pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang

ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai

petunjuk itu”.57 Ditinjau dari bentuknya maka tes terbagi

atas:

(1) Tes tertulis ialah “tes yang soal dan jawaban diberikan

oleh siswa berupa bahasa tertulis”.58 Secara umum tes

tertulis dibedakan m

a) Tes essai disebut “juga tes uraian, karena menuntut

anak untuk menguraikan jawabannya dengan

kata-kata sendiri dan caranya sendiri”.59 Dan ini memiliki

keunggulan dari tes pilihan ganda, “tes essai

mengembangkan kemampuan berpikir siswa tingkat

tinggi, khusus

e

      

57

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 77.

58

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 79.

59

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 79.

60

(36)

b) Tes objektif ialah “tes yang itemnya dapat dijawab

eragaman dan kepastian tentang jawaban yang sesuai pertanyaan.

serta didik dapat memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Yang termasuk dalam bentuk tes ini adalah

benar-bannya menggunakan

akan mengucapkan jawaban

d

d

(b) Non

lai hasil belajar, ada yang bisa diukur dengan

men

Hal-(1)

kan hasil

engamatan terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang

rjadi.

       

n memilih jawaban yang sudah tersedia

gga peserta didik menampilkan keberagaman

baik yang menjawab benar maupun m data,

menjawab salah”.61 Ada dua macam tes

tif, yaitu:

Free response items

Penyusunan tes objektif, jawaban bebas secara umum sama dengan seluruh objektif, yakni munculnya kes

2) Fixed response items

Merupakan bentuk tes objektif karena butir-butir soal yang diberikan kepada peserta didik disertai dengan alternatif jawaban sehingga pe

salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan latihan penyusunan.62

(2)Tes lisan ialah “tes soal dan jawa

bahasa lisan. Peserta didik

engan kata-katanya sendiri sesuai dengan perintah yang

iberikan”.63

tes

Dalam meni

ggunakan tes dan ada pula yang tidak bisa dengan tes.

hal yang termasuk non tes seperti:

Unjuk kerja (performance)

Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasar

p

te

 

61

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 81.

62

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 81.

63

(37)

(2) Produk

Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap

kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi

nilaian produk ini tidak hanya melihat hasil

(3)

ng

arai dengan yang diwawancarai”.64

(4)

(5)

aftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang

(6)

a menilai karya-karya individu untuk

s

gaimana yang dikehendaki oleh

pembuat angket”.68

       

dan seni. Pe

akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya.

Wawancara

Wawancara adalah “komunikasi langsung antara ya

mewawanc

Skala sikap

Skala sikap merupakan “kumpulan

pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu objek”.65

Checklist

“Suatu d

akan diamati disebut dengan checklist (daftar cek)”.66

Portofolio

Portofolio adalah “kumpulan pekerjaan seseorang dalam

bidang pendidikan berarti kumpulan dan tugas-tugas

siswa. Pada dasarny

uatu mata pelajaran tertentu”.67

(7) Angket

Angket adalah “suatu instrumen yang berisi daftar

pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan

maksud agar responden memberikan jawaban, informasi

dan keterangan seba

 

64

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 86.

65

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 86.

66

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 86.

67

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, …, h. 159.

68

(38)

Dari berbagai macam evaluai di atas, evaluasi/penilaian

tertulis seperti jawaban benar-salah, isian singkat dan

menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan

berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan).

Alat pi

evaluasi/penilaian tertulis dalam bentuk

esa

mi

me

evaluasi/penilaian itu semua, maka

ktu pelaksanaannya, tes digolongkan

me

(1)

k mengetahui

k bahasan yang baru saja diberikan telah

(2)

alam waktu tertentu. Tujuannya

a

mengetahui daya serap siswa

terhadap keseluruhan pokok bahasan yang dipaketkan untuk

satu periode tertentu”.71

       

lihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan

mengingat dan memahami.

Sedangkan alat

i digunakan untuk menilai berbagai jenis kemampuan,

salnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan

nyimpulkan.

Untuk melakukan

dapat dilihat dari segi wa

njadi beberapa jenis penilaian, yaitu:

Penilaian formatif

Formatif adalah “jenis penilaian yang dilaksanakan setelah

selesai pokok bahasan tertentu, yaitu untu

seberapa jauh poko

diserap oleh siswa”.69

Penilaian sub-sumatif

Sub-sumatif ini meliputi “sejumlah pengajaran tertentu

yang telah diajarkan d

dalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa agar

meningkatkan hasil prestasi belajar siswa”.70

(3) Penilaian sumatif

Penilaian sumatif adalah “tes yang dilaksankan pada akhir

periode tertentu, untuk

 

69

Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, …, h. 140-141.

70

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar…, h. 114.

71

(39)

Perlu diingat bahwa penilaian dilakukan untuk

hasil belajar siswa yang dapat

2. Hakikat Pemahaman Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang a. Pengertian Pemahaman

afektif, dan ranah psikom

man merupakan tipe

hasil

Purw

kema

konse

tidak

terhad

      

memperoleh informasi tentang

digunakan sebagai diagnosis dan untuk menetapkan tindak

lanjut yang perlu dilakukan guru dalam rangka meningkatkan

pencapaian kompotensi siswa.

Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu “ranah kognitif, ranah

otorik”.72 Dari ketiga ranah itu, ranah

kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran.

“Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”.73

Dalam domain kognitif (Bloom) “pemaha

belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan”.74 Ngalim

anto menjelaskan “Pemahaman (comprehention) adalah tingkat

mpuan yang menuntut siswa mampu memahami arti atau

p, situasi serta fakta yang diketahuinya”. 75 Dalam hal ini siswa

hanya menghafal secara verbalitis, tetapi mengerti atau paham

ap konsep atau fakta yang ditanyakan.

Sedangkan Sardiman menjelaskan bahwa:

      

72

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdaka

didikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdaka

rya, 2009), Cet.XIV, h. 24.

73

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, …, h. 24.

74

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, …, h. 24.

75

(40)

Pemahaman atau comprehension merupakan salah satu unsur psikologis dalam belajar. Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasi-aplikasinya, sehingga me

memahami suatu situasi. Hal ini sangat

nyebabkan siswa dapat penting bagi siswa yang

sion atau sar yang

pemahaman

d

m

an ke dalam tiga kategori, yaitu:

han, yaitu , misalnya

mbedakan yang pokok dan

b. F

agian dari tipe hasil belajar yang

par

       

belajar. Memahami maksudnya, menangkap maksudnya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Comprehen

pemahaman, memiliki arti yang sangat menda

meletakkan bagian-bagian belajar proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.76

Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa

adalah kemampuan memaknai suatu materi atau informasi yang

ipelajari lebih dari sekedar mengingat, tetapi mampu menerapkan,

enganalisis, mensintesis dan mengevaluasi.

Adapun jenis-jenis pemahaman, di mana dalam Nana Sudjana

man dapat dibedak pemaha

1. Tingkat terendah adalah pemahaman terjema mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

2. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, me

yang bukan pokok.

3. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman akstrapolasi.77

aktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa Pemahaman sebagai b

merupakan objek penilaian guru karena berkaitan dengan kemampuan

a siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

a. Faktor Intern; faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu:

1) Faktor jasmaniah; faktor kesehatan, dan cacat tubuh.

 

76

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, …, h. 42.

77

Gambar

Grafika, 2006), Cet. I, h.2.
PeTabel 2.3 mi dnah-bukuan ke dala
Bentuk Neraca lajur/ Kertas KerjaTabel 2.4
Tabel 2.5 Laporan Laba/Rugi Disajikan Secara Lengkap
+7

Referensi

Dokumen terkait

2) Alokasi dana untuk OP irigasi Wuno menunjukkan peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan produksi padi sawah di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru,

Kako bi se osnažila tržišna pozicija i osigurali preduvjeti za rast, Društvo planira proširiti i produbiti asortiman, primarno kroz razvoj/unaprjeđenje

Dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r multiple 0.782 dan nilai koefisien determinasi(R 2 ) yang telah disesuaikan diperoleh yaitu sebesar 0,591 yang berarti semua

Pada penelitian ini, dikembangkan aplikasi pengenalan pakaian adat Sulawesi berbasis Augmented Reality dengan menggunakan smartphone untuk menampilkan tampilan tiga dimensi 3D

Hal ini menunjukkan bahwa pengguna “puas” terhadap layanan yang diterimanya karena nilai tersebut menunjukkan nilai positif dan memiliki nilai lebih tinggi dari

Salah satu keunikan dalam candi jago tidak memiliki atap, serta terdapat relief – relief yang berisi ceritera fabel yaitu ceritera binatang seperti kura-kura, kera,

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawan (2014) terletak dari objek penelitian, penulis menjadikan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Dipindahkan ke rumah sakit lain: bila menurut dokter yang merawat pasien perlu dipindahkan ke rumah sakit lain untuk melanjutkan perawatan.. Pulang paksa: bila pasien meminta