• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemasaran berdasarkan prinsip syariah dalam meningkatkan permintaan produk-produk koperasi BMT Bintaro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pemasaran berdasarkan prinsip syariah dalam meningkatkan permintaan produk-produk koperasi BMT Bintaro"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajuakan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

OLEH :

NISA'UL KHASANAH NIM. 207046100262

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

KOPERASI BMT BINTARO Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) OLEH :

NISA'UL KHASANAH NIM. 207046100262

Di Bawah Bimbingan

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H /2011 M

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh,Lc.,MA NIP. 197605312000031001

H. Qasim Arsyadani, SAg., M.Ag,

(3)

BINTARO telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 24 Maret 2011

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 195505051982031012

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. Ahmad Yani, MA

NIP. 196404121994031002

(…………...)

2. Sekretaris : Muhammad Syafi’i, SEI (…………...)

3. Pembimbing I : Dr. HM. Asrorun Ni’am Sholeh,Lc.,MA NIP. 197605312000031001

(…………...)

4. Pembimbing II : H. Qasim Arsyadani, S.Ag.,MA NIP. 19690629200811016

(…………...)

5. Penguji I : J.M. Muslimin, MA.,Ph.D NIP. 150295485

(…………...)

6. Penguji II : Abdurrauf, Lc.,MA

NIP. 197312152005011002

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 15 Maret 2011

(5)

i

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmad, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Shalawat dan salam tak luput tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW beserta

keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.

Sebagai insan yang tak lepas dari ketidaksempurnaan, penulis menyadari

skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT BINTARO ini masih banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu serta pengalaman yang penulis miliki.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan saran, bimbingan

serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam berbagai penyusunan

skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat, Bapak Ah.

Azharruddin Latif, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, dan Bapak

(6)

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Prasetya Mulya Bussiness

School dan perpustakaan Universitas Trisakti atas penyediaan fasilitas

kepustakaan sehingga membantu penulis untuk melakukan studi kepustakaan.

5. Bapak Muhammad Dian Ghazali selaku pendiri Koperasi BMT Bintaro yang telah

memberikan izin untuk peneliti untuk mengadakan penelitian di Koperasi BMT

Bintaro, Bapak Mangaraja P Nasution dan Bapak Muhammad Irfan yang telah

meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam mendapatkan informasi

dan data-data yang diperlukan dalam proses penyelesaian penulisan ini.

6. Kepada ayah yang selalu mendoakan secara tulus, memberikan semangat kasih

sayang dan dukungannya baik moril maupun materil. Dan kepada keluarga

terdekat penulis yang memberikan dukungan secara moril agar dapat selesainya

skripsi ini

7. Kepada sahabat-sahabat Perbankan Syariah angkatan 2007 khususnya kelas A

(Uci, Anita, Kodrat, Ical, Alunk, Nahla, Dwi, Arma, Bili, Aul, Anggi, Arno dan

teman-teman seangkatan lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu) dan

juga kepada Putro Satrio Nugroho (Putut) yang selalu memberikan saran,

(7)

iii

memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani

perkuliahan di UIN hingga akhir.

Akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati, berharap apa yang

merupakan kekurangan terdapat dalam penulisan ini, baik itu yang menyangkut;

penataan kalimat, penelusuran data setra penyajian data secara tuntutan teoritis dan

praktis, itu adalah merupakan gambaran kelemahan dan keterbatasan dari pihak

penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna di kemudian hari dan

memberikan manfaat bagi semua pihak serta rekan-rekan yang membacanya, semoga

yang telah penulis lakukan mendapat Ridha Allah SWT. Amin.

Jakarta, 15 Maret 2011

(8)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4

D. Kajian Kepustakaan 5

E. Kerangka Teori 6

F. Metode Penelitian 8

G. Sistematika Penulisan. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi Pemasaran 12

B. Prinsip Syariah 19

C. Permintaan 21

(9)

v

C. Visi dan Misi 38

D. Prinsip Operasional 39

E. Produk-produk Koperasi BMT Bintaro 40

F. Struktur Organisasi 45

BAB IV STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP

SYARIAH

A. Strategi Pemasaran Koperasi BMT Bintaro 49

B. Prinsip Syariah 55

C. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,

Threats) 57

D. Prinsip Pemasaran Berdasarkan Syariah 61

E. Perkembangan Koperasi BMT Bintaro 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 70

B. Saran-saran 71

DAFTAR PUSTAKA

(10)
[image:10.612.112.539.54.447.2]

Gambar 1.1 15

Gambar 1.2 23

Gambar 1.3 27

Gambar 1.4 28

Gambar 1.5 30

Gambar 1.6 31

Gambar 1.7 33

(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Sejak zaman Rasulullah SAW ajaran Islam sudah memberikan

prinsip-prinsip dan filosofi dasar yang harus dijadikan pedoman dalam aktivitas

perdagangan dan perekonomian. Oleh karena itu, dalam menghadapi

permasalahan muamalah kontemporer yang harus dilakukan hanyalah

mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi dasar ajaran Islam dalam bidang

ekonomi, dan kemudian mengidentifikasi semua hal yang dilarang dalam syariah

Islam. Setelah kedua hal ini dilakukan, kita dapat melakukan inovasi dan

kretivitas (ijtihad) seluas-luasnya untuk memecahkan segala persoalan muamalah kontemporer, termasuk persoalan perbankan.1

Penghindaran bunga (riba) merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa

beberapa tahun belakangan para ekonom muslim telah mencurahkan perhatian

1

(12)

besar guna menemukan cara menggantikan sistem bunga dalam transaksi

perbankan dengan sistem yang sesuai dengan etika Islam.3

Dewasa ini perkembangan perbankan sangat pesat. Hal ini dibuktikan

dengan banyaknya bank-bank konvensional yang mendirikan bank syariah karena

bank syariah mampu bertahan ditengah-tengah krisis ekonomi yang terjadi.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diikuti dengan perkembangan

lembaga-lembaga keuangan syariah nonbank lainnya. Program linkage antara bank syariah dengan LKMS, dalam hal ini BPRS dan BMT.4 BMT-BMT berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil, terutama

bantuan permodalan.

Sejak awal berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi.

Dapat dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat, yang

secara konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus kepada masyarakat bawah

yang miskin dan nyaris miskin (poor and near poor). BMT-BMT berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil, terutama bantuan

permodalan. Untuk melancarkan usaha membantu permodalan tersebut.5

Salah satu BMT yang berkembang adalah Koperasi BMT Bintaro.

Koperasi BMT Bintaro adalah badan usaha berbentuk koperasi jasa keuangan

syariah yang meneliti perniagaan sesuai dengan pemahaman salaful ummah dan

3

Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2002), h.32. 4

Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UMKM di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 81.

5

(13)

Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan dengan pelaku

usaha sektor riil.6

Untuk menghadapi pasar sasaran yang ada, perbankan menghadapi banyak

pesaing yang memiliki strategi dalam produk-produk unggulannya

masing-masing. Koperasi BMT Bintaro menyediakan produk-produk unggulannya yaitu

wadiah, mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayaddah.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Strategi Pemasaran Berdasarkan Prinsip Syariah Dalam

Meningkatkan Permintaan Produk-produk Koperasi BMT Bintaro”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada persoalan diatas, agar pembahasan ini tidak meluas,

maka pada skripsi ini penulis membatasi masalah, yaitu penulis tidak membahas

pada hukum maupun sistem Koperasi BMT Bintaro, namun hanya pada strategi

pemasaran yang diterapkan berdasarkan prinsip syariah.

Untuk mempermudah penulisan permasalahan untuk diteliti lebih lanjut yaitu:

1. Bagaimana strategi pemasaran yang dipakai Koperasi BMT Bintaro dalam

mempertahankan produk-produk unggulan yang kompetitif?

6

(14)

2. Sejauh mana prinsip syariah dalam strategi pemasaran di BMT

diterapkan?

3. Apa kekuatan dan kelemahan dari strategi pemasaran yang diterapkan

Koperasi BMT Bintaro?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian skripsi ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui strategi Koperasi BMT Bintaro dalam

mempertahankan produk-produk unggulan yang kompetitif.

b. Sejauh mana prinsip syariah dalam strategi pemasaran di BMT

diterapkan?

c. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari strategi pemasaran

yang diterapkan Koperasi BMT Bintaro ini.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, hal ini bermanfaat sebagai penambah wawasan dan

pengetahuan mengenai strategi pemasaran berdasarkan prinsip syariah

dalam meningkatkan permintaan produk-produk Koperasi BMT

(15)

b. Bagi BMT, sebagai bahan pertimbangan untuk memperluas area

promosi, dan sebagai sarana produk untuk produk-produk Koperasi

BMT Bintaro.

c. Bagi pihak lain, merupakan sumber referensi dan sarana pemikiran

bagi kalangan akademisi dan praktisi didalam menunjang penelitian

selanjutnya, khususnya dibidang BMT.

D. Kajian Kepustakaan

Referensi yang telah ada dan berkaitan dengan judul skripsi yang diangkat

adalah :

1. “Strategi Pemasaran Pada Mini Market Ahad Dalam Meningkatkan

Volume Penjualan”, ditulis oleh Hendra Galuh Febrianto, tahun 2008.

Fokus kajian ini tentang strategi pemasaran yang dilakukan mini market

Ahad untuk meningkatkan volume penjualan.

2. “Strategi Pemasaran Produk Beras Sehat Dalam Upaya Meningkatkan

Konsumen (Studi Kasus: Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa

Republika)”, ditulis oleh Deden Zaenal Mutaqien, tahun 2008. Fokus

kajian penelitian ini adalah tentang strategi pemasaran produk untuk

menarik minat konsumen.

3. “Konsep Franchise Fee dan Royalty Fee Pada Waralaba Bakmi Tebet

(16)

Fokus kajian penelitian ini adalah bagaimana konsep franchise fee dan

royalty pada waralaba ini sesuai dengan prinsip syariah.

E. Kerangka Teori

Perencanaan strategi menurut Philip Kotler adalah proses untuk

mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategi diantara

sasaran-sasaran dan kemampuan perusahaan dan peluang-peluang pemasarannya yang

terus berubah. Perencanaan strategi mengandalkan pada pengembangan suatu

misi perusahaan yang jelas, tujuan-tujuan, dan sasaran pendukung, sebuah

portofolio yang sehat dan strategi-strategi fungsional yang terkoordinasi.7

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,

memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.8

Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan

konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi ini.9

7

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h.78. 8

Carl McDaniel dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.4.

9

(17)

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan

usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.10

Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh

kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.11

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat

dibeli, digunakan/dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan/kebutuhan

mereka.

Sedangkan pengertian produk menurut Philip Kotler adalah “sesuatu yang

ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk

digunakan/dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”.12

Berdasarkan Undang-Undang Koperasi no 25 Tahun 1992, dalam Bab I

Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dijelaskan tentang definisi koperasi yaitu:

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

10

“Perbankan Syariah”. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 10.55 wib dari situs wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah?wasRedirected=true.

11

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.13. 12

(18)

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azaz

kekeluargaan.”13

Baitul mal wa Tamwil (BMT) merupakan bentuk lembaga keuangan bisnis

yang serupa dengan koperasi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). Baitul

Tamwil merupakan cikal bakal lahirnya Bank Syariah tahun 1992. Segmen

masyarakat yang biasanya dilayani BMT adalah masyarakat kecil yang kesulitan

berhubungan dengan bank.14

F. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah :

a. Pendekatan Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan melakukan kunjungan kebeberapa perpustakaan untuk mendapatkan sumber

informasi tertulis baik dari buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan

sebagainya. Terutama yang mengandung informasi berkaitan dengan

masalah yang akan dibahas.

b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian

13

Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UMKM di Indonesia, h. 81.

14

(19)

terutama yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang

akan dibahas.

2. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis penelitian

kualitatif yang menghasilkan data analisis deskriptif.15 Analisis deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, menyusun dan mendeskripsikan berbagai

dokumen, data dan informasi yang aktual.16 Data-data yang telah diperoleh akan diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan dan analisis

sehingga penulis dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi BMT Bintaro Jl. Bintaro

Utama Blok F 2/5 Bintaro Sektor 2, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, telp :

022 73691020, Fax : 022 73691136, situs www.bmtbintaro.com

4. Sumber Data Penelitian

a. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, dari individu

seperti hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan peneliti.17 Data

15

Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2004), h.1.

16

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alvabeta, 1999), h. 19 17

(20)

melalui wawancara secara langsung tentang data internal perusahaan

dengan pimpinan maupun staf dari Koperasi BMT Bintaro.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang

erat kaitannya dengang materi skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis

melakukan studi kepustakaan dengan melakukan kunjungan ke beberapa

perpustakaan guna mendapatkan data dari berbagai literature.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ini penulis akan membagi menjadi lima bab

pembahasan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Kajian Kepustakaan, Kerangka Teori, Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, yang meliputi : Strategi Pemasaran, Prinsip Syariah, Permintaan, Produk BMT.

BAB III GAMBARAN UMUM, yang meliputi : Pofil Koperasi BMT Bintaro, Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro, Visi dan Misi,

Prinsip Operasional, Produk-produk Koperasi BMT Bintaro,

[image:20.612.133.536.52.473.2]
(21)

BAB IV STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH, yang meliputi: Strategi Pemasaran Koperasi BMT Bintaro, Prinsip Syariah, Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,

Opportunities, Threats), Prinsip Pemasaran Berdasarkan Syariah,

Perkembangan Koperasi BMT Bintaro.

(22)

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi adalah suatu rencana permainan untuk pencapainya.1 Strategi

(strategy) adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang

direncanakan, pengetahuan sumber daya, dan interaksi dari organisasi dengan

pasar, pesaing dan faktor-faktor lingkungan lain.2

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,

member harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan

organisasi.3

Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan

1

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, (New Jersey: Prentice Hall, 2000), h.91.

2

Harper W. Boyd, dkk. Manajemen Pemasaran Suatu Pendektan Strategis Dengan Orientasi Global, Edisi kedua, (Jakarta: Erlangga, 2000), h.29.

3

(23)

konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi ini.4

Pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktivitas yang

dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value

creating activities) yang memungkinkan siapapun melakukannya bertumbuh serta

mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi kejujuran, keadilan,

keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad

bermuamalah Islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.

Menurut pendapat M. Syakir Sula, pemasaran syariah merupakan sebuah

disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan

perubahan value dari satu inisiator kepada stake holders-nya dan dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip muamalah dalam Islam.

Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam

berbisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan

nilai dalam pemasaran,5 sebagaimana firman Allah dalam surat Shaad: 24, yang berbunyi:                                4

Charles W. Lamb, dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.6. 5

(24)

“Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat

(berbisnis) itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikit

mereka itu.” (Q.S Shaad: 24)

2. Konsep Strategi Pemasaran

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang

pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen

dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk

memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam

usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran

merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok

perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga

dicapai tingkat kepuasan lengganan yang melebihi dari kepuasan yang

diberikan oleh para saingan.6

Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi

falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil

mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar

dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain

karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan

6

(25)

dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi dan

perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.7

Untuk melihat apa itu konsep pemasaran, penulis memberikan

[image:25.612.150.537.54.545.2]

ilustrasi mekanisme pemasaran berikut ini:8

Gambar 1.1

Konsep Pemasaran

7

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet.VII, h.85. 8

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h.220.

\

KEPUASAN

PASAR PEMASAR

PRODUK

ALAT TUKAR

DAYA BELI KOMPETENSI

KEBUTUHAN TUJUAN

(26)

3. Konsep pemasaran dalam Islam9

Konsep dasar spiritual marketing adalah tata olah cipta, rasa, hati dan karsa (implementasi) yang dibimbing oleh integritas keimanan, ketaqwaan,

dan ketaatan kepada syariat Allah swt. Jika iman, takwa, dan taat syariah ini

semu, maka aktivitas marketing yang dilakukan itu tidak ada sangkut pautnya dengan syariat Islam.

Ada empat hal yang setidaknya berkaitan dengan konsep pemasaran

berorientasi Islam, seperti yang disebutkan oleh Ali Hasan, yaitu:

a. Kebutuhan dan keinginan untuk memperoleh produk (permintaan)

tidak diperbolehkan dengan cara batil (bohong, tipu, curi, rampok, curi,

korupsi)

b. Untuk memperolehnya harus dilakukan melalui pertukaran (barang dari

marketer – uang dari konsumen) proses pertukaran unit (barang dan

uang) inilah disebut transaksi yang dilakukan dengan cara suka sama

suka

c. Proses jual beli atau berbisnis ini terjadi pada sejumlah kumpulan

orang (pasar) sebagai tempat terjadinya pertukaran transaksi.

d. Kesesuaian harga (pengorbanan biaya yang dikeluarkan oleh

konsumen) dengan fisik produk.10

9

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.12. 10

(27)

4. Bauran Pemasaran

Pemasar menggunakan sejumlah peralalatan untuk memperoleh

tanggapan yang diinginkan target pasarnya. Peralatan tersebut adalah bauran

pemasaran. McCarthy mengelompokkan bauran pemasaran tersebut dalam

empat kelompok besar yang disingkat 4P, yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).11

Bauran pemasaran atau marketing mix produk barang mencakup 4P,yaitu:12

a. Product (produk)

b. Price (harga)

c. Place (tempat)

d. Promotion (promosi)

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Product (produk) 13

Pengertian sempit produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan

kimia yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa yang

telah dikenal. Sementara pengertian luas produk adalah sekelompok

sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible)

11

M. Suyanto, Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2004), h16.

12

Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.58. 13

(28)

didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise dan pelayanan yang diberikan produsen yang dapat diterima oleh konsumen sebagai

kepuasan yang ditawarkan terhadap kebutuhan konsumen.

b. Price (harga)

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau

mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari

barang beserta pelayanannya.14

c. Place (tempat)

Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan

bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi

yang strategis.15

d. Promotion (promosi) 16

Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah produk, harga dan tempat. Serta inilah yang paling sering diidentikan

sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Promosi merupakan sarana

paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu

14

Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, Cet.V, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002), h.147.

15

Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank, h.61. 16

(29)

tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang

ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi

juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut

mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan

meningkatkan citra bank dimata para nasabahnya.17

B. Pinsip Syariah

1. Pengertian

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam

antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan

kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.18

Dalam menjalankan aktivitasnya, prinsip-prinsip syariah yang dianut

adalah:

a. Bebas dari bunga (riba)

b. Bebas dari kegiatan yang spekulatif yang memproduktif (maysir) c. Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil), dan

d. Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal19

17

Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.170. 18

“Perbankan Syariah”. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 10.55 wib dari situs

wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah?wasRedirected=true. 19

(30)

2. Prinsip-prinsip utama BMT yaitu:

a. Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT, dengan

mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dan muamalah dalam

kehidupan nyata.

b. Keterpaduan (kaffah) dimana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis,

proaktif, progresif, adil dan berakhlak mulia.

c. Kekeluargaan (kooperatif) d. Kebersamaan

e. Kemandirian

f. Profesionalisme

g. Istiqomah: konsisten, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa

kenal putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ketahap

berikutnya, dan hanya kepada Allah berharap.20

20

(31)

C. Permintaan

1. Teori Permintaan

a. Pengertian

Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung

oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan akan

menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli.21

b. Teori Permintaan Islami

Dalam ekonomi Islam, setiap keputusan ekonomi seorang manusia

tidak terlepas dari nilai-nilai moral dan agama karena setiap kegiatan

senantiasa dihubungkan pada syariat. Al Quran menyebut ekonomi

dengan istilah iqtishad (penghematan ekonomi) yang secara literal berarti pertengahan atau moderat. Seorang muslim dilarang melakukan

pemborosan. Seorang muslim diminta untuk mengambil sebuah sikap

moderat dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya. Dia tidak

boleh isrof (royal, berlebihan-berlebihan) tetapi juga dilarang pelit (bukhl).22

21

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, h.13. 22

(32)

D. Produk BMT

1. Produk Penghimpunan Dana

a. Mudharabah

Mudharabah berdasarkan ahli fiqih merupakan suatu perjanjian

dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain berdasarkan

prinsip dagang dimana keuntungan yang diperoleh akan dibagi

berdasarkan proporsi yang telah disetujui, seperti ½ dari keuntungan atau

¼ dan sebagainya.23

Mudharabah adalah penyerahan harta dari shahib al-mal (pemilik

modal/dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha, sedangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah (perbandingan

laba rugi) yang disepakati jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba

yang diperoleh.24

23

Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, cet.III, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.65.

24

(33)

Prinsip mudharabah digambarkan sebagai berikut:

Dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: 25

a) Mudharabah Mutlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha

diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan

apapun urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terikat

dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan.

b) Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana

(shahibul mal) membatasi/memberi syarat kepada mudharib dalam

pengelolaan dana, seperti misalnya hanya untuk melakukan

mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja.

25

Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT Grasindo, 2005), h.35-36.

Pengelola Dana

Dana Mudharabah

Bagi Hasil Usaha

[image:33.612.137.539.55.410.2]

Pemilik Dana

(34)

Rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:

a) Pelaku akad, yaitu shahibul mal (pemodal) adalah pihak yang memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengelola) adalah pihak yang pandai berbisnis tetapi tidak memiliki modal.

b) Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (dhorabah), dan keuntungan (ribh)

c) Shigah, yaitu ijab dan qabul26. Ijab adalah pernyataan pihak pertama

mengenai isi perikatan yang diinginginkan, sedangkan qabul adalah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya.27

b. Wadiah28

Wadiah merupakan sebagai titipan murni dari satu pihak kepihak

lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki. Atau dengan kata lain

sebagai transaksi penitipan barang/uang dengan pihak yang diberi

kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga kemaslahatan, keamanan, serta

keutuhan barang/uang.

26

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.62. 27

Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.60. 28

(35)

Rukun akad wadiah adalah sebagai berikut: 29

a) Pihak yang berakad, yakni orang yang menitipkan (Muwaddi’) b) Orang yang dititipkan barang (Wadii’)

c) Objek (barang) yang diakadkan

d) Shighot, yakni serah (Ijab) dan terima (qobul)

2. Produk Penyaluran Dana

a. Mudharabah

Mudharabah adalah penyerahan harta dari shahib al-mal (pemilik

modal/dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha, sedangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah (perbandingan

laba rugi) yang disepakati jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba

yang diperoleh.30

29

Adrian Sutedi, Perbankan Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.92. 30

(36)

Mudharabah terbagi menjadi dua yaitu: 31

a) Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Mutlaqah merupakan tidak ada pembatasan dalam

menggunakan dana yang dihimpun.

b) Mudharabah Muqayaddah

Mudharabah Muqayaddah dimana jenis Mudharabah ini

merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik dana dapat syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh pengelola.

b. Musyarakah32

Musyarakah adalah keinginan dari para pihak yang bekerjasama untuk

meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua

bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara

bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud

maupun tidak berwujud.

31

_________, Perbankan Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2007), h.52-54. 32

(37)

Rukun dari akad musyarakah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:33

a.) Pelaku akad, yaitu para mitra usaha

b.) Objek akad, yaitu modal (mal). Kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh), dan

c.) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul

c. Jual Beli (Ba’i)34

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan

kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan

waktu penyerahannya, yakni sebagai berikut:

33

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.52. 34

Adiwarman A karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, h.98.

Nasabah (Pemilik Dana dan Pelaksana Usaha

Bagi Hasil Usaha Usaha Bersama

Dana

Musyarakah

[image:37.612.148.539.58.443.2]
(38)

a) Murabahah

Pembiayaan murabahah, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang dengan kewajiban

mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah margin

keuntungan bank pada waktu jatuh tempo. Bank memperoleh margin

keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual

kepada nasabah. 35

35

Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, cet.III, (Jakarta: Kencana, 2007) h.106.

PENJUAL

SUPLIER

Gambar 1.4 Skema Bai’ Murabahah

1.Negosiasi & Persyaratan

2. Akad Jual Beli

6. Bayar

3. Beli Barang

5. Terima Barang dan Dokumen 4. Kirim

[image:38.612.147.528.66.575.2]
(39)

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu: 36

1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang

memerlukan dan akan membeli barang

2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga), dan

3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.

b) Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual

belikan belum ada. Oleh karena itu, diserahkan secara tangguh sementara

pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara

nasabah sebagai penjual. 37

36

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.82. 37

(40)

Rukun dari salam yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:38

1) Pelaku akad, yaitu muslam (pembeli) adalah pihak yang membutuhkan dan memesan barang, dan muslam ilaih (penjual) adalah pihak yang memasok atau memproduksi barang pesanan

2) Objek akad, yaitu barang atau hasil produksi (muslam fiih) dengan spesifikasinya dan harga (tsaman)

3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.

38

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.91. PRODUSEN

PENJUAL

BMT

NASABAH

2. Pemesanan Barang Nasabah & Bayar Tunai

3. Kirim Dokumen 5. Bayar

1.Negosiasi Pesanan dengan Kriteria

4. Kirim Pesanan

[image:40.612.150.538.56.423.2]
(41)

c) Istishna’39

Istishna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembut

barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari

pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat

atu membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan

menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas

harga serta sistem pembayaran : apakah pembayaran dilakukan dimuka,

melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu batas waktu pada masa

yang akan datang.40

39Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.113.

BMT

REKANAN NASABAH/NASABAH NASABAH

2b. Bayar Tunai/cicilan

2a. Jual Barang

1b. Beli Barang Pesanan 1a. Bayar di Muka

[image:41.612.145.525.55.619.2]
(42)

Rukun dari akad istishna’ yang harus dipenuhi dalam transaksi

ada beberapa hal yaitu:41

1) Pelaku akad, yaitu mustashni’ (pembeli) adalah pihak yang

membutuhkan dan memesan barang, dan shani’ (penjual) adalah

pihak yang memproduksi barang pesanan.

2) Objek akad, yaitu barang atau jasa (mashnu’) dengan

spesifikasinya dan harga (tsaman), dan

3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.

d) Sewa (Ijarah)42

Leasing (sewa beli) atau ijarah juga sering dipraktekan oleh bank

Islam. Secara harfiah, ijarah berarti “menyewakan sesuatu”, dan secara teknis menyangkut penggunaan property milik orang lain dengan memberikan ongkos sewa. Ijarah hanya memindahkan manfaat, bukan kepemilikan atas sesuatu. Maksudnya, sesuatu yang disewakan tetap

menjadi milik yang menyewakan dan si penyewa hanya berhak atas

manfaatnya.

41

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.97. 42

(43)

Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:43

1) Pelaku akad, yaitu musta’jir (penyewa) adalah pihak yang

menyewa aset, dan mu’jir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik

yang menyewa aset

2) Objek akad, yaitu ma’jur (aset yang disewakan), dan ujrah (harga sewa)

3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.

e) Qardh44

Perjanjian qardh adalah perjanjian pinjaman. Dalam perjanjian

qardh, pemberi pinjaman (kreditor) memberikan pinjaman kepada pihak

lain dengan ketentuan penerima pinjaman akan mengembalikan pinjaman

tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama

ketika pinjaman itu diberikan.

43

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.101 44

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, cet.III, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007), h.75.

Bayar Cicilan Menyewakan Jasa

[image:43.612.148.538.55.457.2]
(44)

Qardhul hasan merupakan perjanjian qardh untuk tujuan sosial. Adalah tidak mustahil bagi suatu bank syariah yang terpanggil bagi untuk

memberikan pinjaman-pinjaman kepada mereka yang tergolong lemah

ekonominya untuk memberikan fasilitas qardhul hasan.45

Rukun qardh ada 3, yaitu:46

1) Pelaku, terdiri atas pemberi dan penerima pinjaman

2) Objek Akad, berupa uang yang dipinjamkan

3) Ijab qabul/Serah Terima

45

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, cet.III, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007), h.75.

46

(45)

35 A. Profil Koperasi BMT Bintaro

BMT BINTARO adalah badan usaha yang berbentuk Koperasi Jasa

Keuangan Syari'ah yang didirikan pada tanggal 5 Muharram 1430 H

ber-ketepatan dengan tanggal 2 Januari 2009 dengan Akta Pendirian nomor: 03

tanggal 23 April 2009 Notaris Ny. IRMA SAVYNA FIRDAUS, S.H, dengan

pengesahan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia nomor: 518/12/BH/Dis-KUKM tanggal 7 Mei 2009.

Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan dengan

pelaku usaha sektor riil, yang Insya Allah menjalankan syariah secara murni, yang

menerima penanaman modal dari para shohibul maal dan menggunakan dana tersebut dalam berbagai sektor usaha riil yang di jalankan langsung oleh BMT

mulai dari sektor perdagangan, jasa, dan pabrikasi. Dan Koperasi BMT Bintaro

Insya Allah lebih berhati-hati dalam menerapkan muamalahnya sehingga hasil

yang didapatkan lebih optimal, menghindari riba dan cabang-cabangnya serta

[image:45.612.134.538.55.414.2]
(46)

B. Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro

Sejarah pendirian Koperasi BMT Bintaro ini berawal dari keinginan

beberapa orang calon pengelola untuk menerapkan konsep perbankan yang benar.

Hal ini disebabkan oleh karena keraguan yang besar terhadap sistem perbankan

syariah maupun lembaga keuangan non bank lainnya. Sementara mereka sudah

memahami ilmu terhadap perbankan syariah itu sendiri, jauh sebelum perbankan

syariah di Indonesia muncul. Allah Ta’ala telah menjamin kebenaran syari’ah

-Nya yang mencakup dari berbagai segi baik itu hukum, sosial, maupun ekonomi.

Maka dalam syari'ah pun diberikan petunjuk mengelola lembaga keuangan.

Kehadiran lembaga keuangan khususnya dalam bidang perbankan yang berbasis

pada syariah-Nya yang biasa disebut perbankan syariah ini diharapkan dapat

membawa perkembangan baik pada perekonomian masyarakat, tentu saja

tantangannya cukup berat karena harus meyakinkan masyarakat bahwa perbankan

syariah tersebut dapat menjadi solusi pengganti sistem perbankan ribawi. Dalam

usahanya BMT ini menjalankan syari'ah Allah Ta'ala, dan juga menghadapi

tantangan pandangan masyarakat bahwa lembaga keuangan syariah dapat menjadi

(47)

Berangkat dari pemahaman mereka tentang lembaga keuangan yang bebas

riba, berkumpulah 5 orang pada pertemuan pertama yang dilakukan sekitar akhir

tahun 2008, diantaranya:

1. Muhammad Dian Ghazali yang berlaku sebagai pelopor dari pendirian

BMT.

2. Ustad Mukhtarom

3. Mangaraja P Nasution

4. Suparman (Allahu Yarham) 5. Jaksa (Allahu Yarham).

Dari kelima orang tersebut, Muhammad Dian Ghazali merupakan pelopor

dari pendirian Koperasi BMT Bintaro. Beliau belajar ilmu tentang syariah dari

para Ustadz besar, belajar dari berbagai kitab ulama Mujtahid (ulama yang telah

melakukan ijtihad). Kemudian, belajar dari bukunya Dr. Arifin bin Badri seorang

ilmuwan Universitas Madinah dan seorang ahli hadist muamalah yang berjudul

“Riba dan Mengkritisi Perbankan Syariah”. Lalu buku yang kedua, “Sifat

Perniagaan Nabi SAW”. Beliau telah nerpengalaman dalam bidang muamalah

selama 30 tahun. Dan pernah menjadi seorang akuntan. Dari berbagai ilmu yang

dipelajarinya, beliau berkeinginan untuk membuat suatu lembaga keuangan yang

(48)

Kemudian, setelah pertemuan pertama dilakukan, diadakan lagi pertemuan

kedua pada awal Januari 2009 dengan melibatkan calon-calon pendiri yang terdiri

dari 20 orang yang menggagas untuk mendirikan koperasi. Tetapi pada waktu itu

namanya masih BMT, dan ada yang mengusulkan untuk memberikan nama BMT

Bintaro. Kemudian setelah rapat pendiri tersebut, pada bulan berikutnya

diantaranya bulan Febuari sampai April mempersiapkan prosedur legalitas dari

pemerintahan yang bernama koperasi. Sehingga BMT ini merubah namanya

menjadi Koperasi BMT Bintaro.1

C. Visi dan Misi

Visi : Insya Allah, ber-azam dalam bermuamalah yang benar pada sektor riil dengan skala nasional & internasional

Misi :

1. Penggabungan sistem Perbankan dengan pelaku usaha Sektor Riil

2. Penyebaran Jenis Usaha, lebih dari 50 unit usaha Insya Allah sedang dan

segera dijalankan

3. Mengutamakan Keamanan Usaha, kemudian Kesinambungan; Perputaran;

Tingkat Keuntungan

1

(49)

D. Prinsip Operasional

Dalam setiap organisasi, lembaga maupun perusahaan diperlukan suatu

prinsip yang mana prinsip tersebut dapat menjadi pedoman dasar sebuah

organisasi dalam menjalankan setiap kegiatannya. Prinsip tersebut merupakan

pola yang dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran para pendiri koperasi.

Koperasi BMT Bintaro ini merupakan koperasi yang didirikan oleh para

pelopor yang mayoritas merupakan para paham kaum salafi. Salafi merupakan

suatu pemahaman. Salaf menurut bahasa adalah orang-orang yang terdahulu.2 Al-salaf ialah mereka yang hidup pada kurun-kurun terbaik yang disifatkan oleh

Rasulullah s.a.w. kurun yang dimaksudkan itu sama ada bermula 300 atau 500

tahun selepas hijriah. Salafiah ialah satu golongan yang mendakwa mengikuti

orang-orang terdahulu yaitu golongan salaf.3 Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, BMT ini melakukan kinerjanya berdasarkan pemahaman salaful

ummah tersebut.

Berikut adalah prinsip operasional yang diterapkan pada Koperasi BMT

Bintaro, yaitu:

a. Tidak memakai tenaga wanita untuk mempromosikan barang, dari front

office, back office dan juga presentasi.

b. Tidak mengikuti pola Bank Syariah dan BMT yang lainnya karena

dianggap masih menganut sistem riba.

2

Zamilan Mat Zin Al-Ghari, Salfiyah Wahabiyah: Suatu Penilaian, (Malaysia: Tera Jaya Enterprise, 2001), h.1.

3

(50)

c. Mewajibkan seluruh karyawan mengikuti pengajian sesuai dengan

pemahaman salafi, pemahaman generasi terbaik dari umat Islam.

d. Menjalin hubungan kerjasama diantara anggota yang sudah terjalin dalam

kajian yang sama yaitu Salaf.

e. Menerima anggota koperasi BMT tidak hanya dari golongan salaf saja.4

E. Produk-produk Koperasi BMT Bintaro

Produk yang disediakan Koperasi BMT Bintaro, yaitu:

a. Produk Penghimpunan Dana

a) Mudharabah Mutlaqah merupakan pola investasi atau penanaman

modal berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah, dimana dana

yang diinvestasikan oleh nasabah kemudian dikelola oleh BMT ke

sektor manapun berdasarkan prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah.

Karakteristik Mudharabah Mutlaqah:

1. Jangka waktu yang fleksibel antara 12 bulan, (akan datang 1 ,3, 6

bulan)

2. Simpanan tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo

3. Bagi hasil dapat menambah pokok simpanan, ditransfer, atau

dipindah bukukan ke rekening tabungan.

4

(51)

4. Fasilitas Automatic Roll Over

Manfaat:

Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif

b) Mudharabah Muqayaddah adalah akad komersial kerjasama usaha

antara Shohibul Maal (Penanam Modal) dengan Mudharib (Pengusaha) pada usaha yang ditunjuk dengan nisbah dan jangka waktu yang

ditentukan. Pengusaha hanya menjalankan dan menggunakan modal

yang diberikan oleh Shohibul Maal untuk usaha yang disepakati bersama.

Karakteristik Mudharabah Muqayadah

1. Pemakaian rekening bersama agar penanam modal dapat melihat

perputaran dana melalui Bank Syariah yang di tunjuk.

2. Penarikan dana dapat dilakukan secara tunai dengan menggunakan

slip penarikan atau dapat dilakukan melalui ATM Khusus.

3. Informasi bagi hasil akan disampaikan dalam bentuk statement.

(52)

Manfaat :

Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif dan Koperasi BMT

Bintaro mengharapkan bagian profit yang diperoleh agar dapat

digunakan untuk menambah modal.5

c) Tabungan Wadiah Koperasi Bintaro adalah simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip Wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Wadiah merupakan titipan murni. Dimana nasabah menitipkan uangnya di

BMT tanpa adanya penambahan atau pengurangan saldo. Karena pada

sistem Wadiah yang diterapkan dana nasabah tidak diinvestasikan oleh BMT ke sektor manapun.6

Karakteristik tabungan Wadiah:

1. Berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Wadiah 2. Setoran minimal yang ringan

3. Dilengkapi dengan Kartu ATM sekaligus Kartu Debet (Optional)

4. Dapat ditarik/setor setiap saat di seluruh cabang BMT (Akan

datang).

5

“Penanaman Modal Mudharabah Muqayaddah”, diakses pada tanggal 28 Januari 2011, pukul 03.43 wib www.bmtbintaro.com

6

(53)

5. Tidak ada bagi hasil, baik untung atau rugi atas penitipan dalam

bentuk tabungan Al-Wadi'ah

6. Untuk tabungan Al-Wadi'ah minimal 30% dari total dana yang dititipkan dimasukkan sebagai Penanaman Modal Koperasi

Bintaro, Misal: Bapak/Ibu ingin menabung di tabungan Al-Wadi'ah sejumlah Rp 100.000.000,00, maka Rp 30.000.000,00 diantaranya

dimasukkan kedalam Investasi Mudharabah, sehingga posisi Rp 100.000.000,00 berada pada tabungan Al-Wadiah, dan Investasi

Mudharabah Rp 30.000.000,00.

Manfaat:

1. Dana aman dan tersedia setiap saat

2. Transaksi online di seluruh cabang BMT (Akan datang)

3. Mendapatkan kartu ATM sekaligus debet (Akan datang)7

b. Produk Penyaluran Dana

a) Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Mutlaqah merupakan pola investasi atau penanaman

modal berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah, dimana dana

7“Tabungan Wadiah”

, diakses pada tanggal 28 Januari 2011, pukul 03.55 wib,

(54)

yang diinvestasikan oleh nasabah kemudian dikelola oleh BMT ke sektor

manapun berdasarkan prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah.

b) Mudharabah Muqayaddah

Mudharabah Muqayaddah adalah akad komersial kerjasama usaha

antara Shohibul Maal (Penanam Modal) dengan Mudharib (Pengusaha) pada usaha yang ditunjuk dengan nisbah dan jangka waktu yang

ditentukan. Pengusaha hanya menjalankan dan menggunakan modal yang

diberikan oleh Shohibul Maal untuk usaha yang disepakati bersama.

c) Ba’i.

Ba’i merupakan akad jual beli. Pada produk jual beli Koperasi

BMT Bintaro melakukan jual belinya pada beberapa sektor, yaitu:

1. Jual-Beli Mobil Second

2. Gas Elpiji (Sub Agen)

3. Air Galon

4. Beras

5. Soto Betawi (2 Unit)

6. Martabak Telor, manis, Keju

7. Kebab

8. Voucher Electrik

(55)

F. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-subsistem atau

bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya.8 Apabila kita berbicara tentang ”struktur organisasi” biasanya akan terbayang di

muka kita macam-macam peta organisasi atau skema organisasi. Peta-peta

organisasi menggambarkan/mencerminkan struktur suatu organisasi karena pada

hakikatnya peta-peta organisasi merupakan model (abstraksi) dari organisasi yang

ada dalam kenyataan.9

Alasan penting penyusunan organisasi adalah untuk membedakan satu

tugas dengan tugas yang lainnya sehingga diperoleh efisiensi yang lebih besar

terutama karena dimungkinkannya setiap individu menspesialisasi dirinya. Selain

itu juga penyusunan organisasi dikatakan penting karene untuk memungkinkan

dilakukannya koordinasi atas usaha-usaha/tugas-tugas dan tenaga yang ada,

sehingga usaha pengembangan pemasaran dapat efektif karena koordinasinya

berada pada satu tangan.10

8

Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, Perilaku Keorganisasian, cet.II, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), h.2.

9

Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2004), h.98. 10

(56)
[image:56.612.123.539.55.531.2]

Struktur organisasi pada Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai berikut:

Gambar 1. 8

Struktur Organisasi Koperasi BMT Bintaro

Ketua dewan pengawas syariah : M. Dian Ghozali

Ketua pengurus : Mangaraja P. Nasution

Bendahara : Muhammad Irfan

Sekretaris : Budiman Indrajaya Ketua Pengurus Ketua Dewan Pengawas

Sekretaris

Direktorat Pendukung dan Administrasi Direktorat Layanan

Direktorat Usaha

(57)

Direktorat usaha: Ir. Ambardi Juniawan

Direktorat layanan: Mangaraja P. Nasution (sementara)

Direktorat pendukung dan administrasi: Muhammad Irfan (sementara)

Direktorat Usaha menjalankan amanah dari para anggota BMT untuk

membentuk, menstabilkan, dan meningkatkan kemajuan usaha agar mendapatkan

keuntungan bagi para anggotanya, dan juga para pengelolanya, sebagaimana

ketiga hal ini terdapat pada BMT pada umumnya begitu juga terdapat pada

Koperasi BMT Bintaro khususnya.

Direktorat Layanan sebagai ujung tombak sebuah BMT tugasnya adalah

mencari dana, melayani kebutuhan calon anggota untuk menjadi anggota BMT,

dan melayani kebutuhan para anggota BMT untuk menambah tabungan, dan

investasi penanaman modal, pengecekan saldo tabungan, dan investasi

penanaman modal, serta menarik dana tabungan, dan juga investasi penanaman

modal.

Direktorat Pendukung dan Administrasi merupakan ujung tombak yang

menangani "dapur" atau unit back office. Yang berwenang mengkoordinasikan sistem pelaporan unit usaha Koperasi BMT Bintaro yang akan disajikan kepada

Shohibul Maal secara khusus maupun masyarakat pada umumnya. Pemeliharaan

dan pengembangan sistem/aplikasi Koperasi BMT Bintaro, diantaranya

(58)

pemenuhan kebutuhan barang yang dibutuhkan oleh masing-masing. Direktorat

berkoordinasi dengan direktorat maupun unit kerja lainnya dalam pemenuhan

(59)

49 BAB IV

STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT

BINTARO

A. Strategi Pemasaran Koperasi BMT Bintaro

1. Strategi Produk (Product)

Produk merupakan sebuah benda atau sebentuk pelayanan yang

ditawarkan guna memenuhi kebutuhan sekaligus memberikan kepuasan

kepada konsumen, baik itu pemenuhan kebutuhan yang mendasar seperti rasa

lapar dan haus atau kebutuhan sekunder seperti hiburan.1

Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (contoh:

otomobil, buku), jasa (contoh: pangkas rambut, pertunjukan konser), orang

(contoh: Michael Jordan, Jackie Cheung), tempat (contoh: Sydney, Osaka),

organisasi (contoh: Perserikatan Bangsa-bangsa), dan ide (contoh: keliarga

berencana, anti rokok).2

1

Thorik Gunara dan Utus Hardino Sudibyo, Marketing Muhammad Strategi Andal dan Jitu Praktek Bisnis Nabi Muhammad saw, (Bandung: Samaladani Pustaka Semesta, 2007), h.49.

2

(60)

Dalam menerapkan strategi pemasaran produknya, Koperasi BMT

Bintaro menjalankan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariah, yaitu:

a. Tidak menjual produk yang mengandung unsur haram (seperti alkohol,

rokok, buku porno, dll)

b. Uang yang diinvestasikan dalam setiap produk diinvestasikan pada

sektor yang bebas haram

c. Pada produk Mudharabah : penanaman modal untung/rugi dibagi d. Pada produk Wadiah uang murni hanya titipan tanpa adanya bagi hasil.

Karena bagi hasil hanya pada produk mudharabah

e. Penanaman modal pada Mudharabah Mutlaqah nasabah boleh mengetahui kemana dananya diinvestasikan oleh pihak BMT.

f. Menyalurkan uang yang diinvestasikan sesuai dengan kebutuhan, BMT

tidak memberikan bunga/kembang kepada nasabah baru karena tidak

penting.3

3

(61)

1. Strategi Harga (Price)4

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan

oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.5

Prinsip syariah dalam penerapan strategi pemasaran harga yang

dilakukan Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai berikut:

a. Melakukan sistem bagi hasil pada penanaman modalnya. Sistem bagi

hasil merupakan kebijakan yang diberikan oleh Koperasi BMT Bintaro

yang dibuat sesuai dengan kesepakatan dengan nasabah. Seperti dalam

akad Mudharabah Mutlaqah, nisbah bagi hasil adalah 65:35 atau 50:50. Sedangkan pada Mudharabah Muqayaddah nisbah bagi hasilnya adalah 50:506

b. Tidak menetapkan dua harga. Misalkan jika dibeli secara tunai

harganya Rp 130.000.000, namun jika dibeli secara kredit Rp

150.000.000. Ketika berpisah belum terjadi kesepakatan mau beli tunai

atau kredit. Ini tidak boleh dilakukan karena belum terjadi kesepakatan

antara BMT dan nasabah.

4

Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, cet.III, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.32.

5

Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, cet.III, h.32. 6

(62)

c. Harga bersaing, tapi tidak ada riba.

2. Strategi Tempat (Place)

Untuk memberikan kemudahan nasabah, Koperasi BMT Bintaro

melakukan memindahkan lokasinya dari yang sebelumnya dianggap kurang

strategis, yaitu sebelumnya bertempat di Jl. Senayan Utama Blok H/J 3/2

Bintaro Sektor 9 kemudian berpindah tempat ke Jl. Bintaro Utama Blok F 2/5

Sektor 2. Perpindahan yang dilakukan ini merupakan suatu hal yang baik

dalam strategi pemasaran Koperasi BMT Bintaro. Bintaro Sektor 2 dikatakan

lebih strategis dibanding yang lokasi lama. Karena lokasi ini terletak dipinggir

jalan umum yang sering dilewati orang dan merupakan jalur utama menuju

Bintaro. Kemungkinan perpindahan lokasi ini diharapkan agar secara sekilas

masyarakat sekitar Bintaro dapat mengetahui keberadaan Koperasi BMT

Bintaro. Selain itu juga, Koperasi BMT Bintaro melakukan pembentukan

pos-pos pelayanan yang ada di masjid Assunah sektor 3 untuk mempermudah

pelayanan dan memberikan informasi terhadap Koperasi BMT bintaro kepada

masyarakat sekitar. Kemudian, saat ini juga Koperasi BMT Bintaro membuka

(63)

3. Strategi Promosi (Promotion)

Promosi dalam ilmu pemasaran tradisional merupakan suatu upaya

perusahaan agar semua fungsi-fungsi pemasaran suatu saat nanti berakhir

dengan penjualan.7

Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah produk, harga dan tempat. Serta inilah yang paling sering diidentikan sebagai

aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Promosi merupakan sarana paling

ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan

promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan

dan berusaha menarik calon nasabah lain. Kemudian promosi juga berfungsi

mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi

nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra

bank dimata para nasabahnya.8

Adapun kegiatan promosi yang diterapkan oleh Koperasi BMT

Bintaro adalah sebagai berikut:

a. Melalui brosur, brosur yang dibuat didalamnya berisikan tentang profil

Koperasi BMT Bintaro, produk-produk yang disediakan, visi dan misi,

layanan yang disediakan. Kemudian dalam brosur ini didesain

sedemikian rupa untuk menarik para nasabah dengan memberikan

7

Adi Nugroho, E-Commerce Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya, (Bandung: Informatika Bandung, 2006), h.210.

8

(64)

warna yang menarik, logo sebagai simbol ataupun lambang yang

mudah dipahami oleh orang lain, serta isi singkat dalam brosur

mengenai Koperasi BMT Bintaro.

b. Melalui media elektronik bertujuan untuk menjalin hubungan dan

membuka selebar-lebarnya para anggota melalui web. Dengan web

nasabah mendapatkan informasi-informasi tentang Koperasi BMT

Bintaro yang lebih mendalam setelah mendapat informasi secara umum

yang diperoleh dari brosur. Disana nasabah juga memperoleh formulir

untuk permohonan menjadi nasabah, informasi tentang ketentuan

produk yang disediakan, laporan manajemen keuangan, dll. Didalam

web menjelaskan bahwa Koperasi BMT Bintaro bebas dari unsur riba

dan amanah dalam menjalankan kegiatan perniagaannya. Pembuatan

web ini diharapkan agar nasabah dapat mengakses informasi tentang

Koperasi BMT Bintaro dengan mudah dimanapun dan kapanpun.

c. Dalam promosi langsung, Koperasi BMT Bintaro melakukan persentasi

di pengajian-pengajian, dengan rekan bisnis, maupun lingkungan

(65)

B. Prinsip Syariah

1. Ketuhanan

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berlandaskan ketuhanan,

sistem ekonomi ini dilandaskan pada syariat-syariat yang telah diatur

dalam Al Quran dan As Sunnah agar setiap kegiatan perekonomian

mendapat ridho Allah SWT. Dalam menjalankan setiap kegiatannya,

Koperasi BMT Bintaro menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Adapun

prinsip ketuhanan yang dilakukan Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai

berikut:

a. Menetapkan sholat 5 waktu dan berjamaah di masjid sekitar BMT.

b. Berlandaskan pada Al Quran dan As Sunnah

c. Ikhtiar. Melakukan kegiatan perekonomian semaksimal mungkin

kemudian berserah diri kepada Allah SWT.

2. Kekeluargaaan

Kekeluargaan merupakan hal terpenting dalam setiap kegiatan

ekonomi. Karena dari sinilah kita dapat mengerti arti penting sebuah

kerjasama, baik antara nasabah maupun pihak BMT. Prinsip ini dilakukan

oleh Koperasi BMT Bintaro agar terciptanya keharomisasian antara pihak

BMT dengan nasabah. Sehingga koneksi maupun komunikasi antar kedua

(66)

namun lingkup para karyawan BMT terjalin sikap kekeluargaan yang erat.

Hal ini dibuktikan setiap divisinya melakukan tugas pekerjaannya dengan

kerjasama yang baik.

3. Amanah

Amanah artinya memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan

setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan,

kejujuran, pelayanan yang optimal dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam

segala hal. Sifat amanah harus dimiliki oleh mukmin, apalagi yang

memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan bagi

masyarakat.9

Koperasi BMT Bintaro menerapkan prinsip tersebut agar para

nasabah merasa aman dan nyaman bergabung dalam Koperasi BMT

Bintaro. Uang yang dititipkan atau disimpan oleh nasabah dipergunakan

berdasarkan kebutuhan usaha yang akan dijalankan pada saat itu. Begitu

pula ketika pembagian bagi hasil, dibagi kepada nasabah sesuai dengan

perjanjian awal yang telah disepakati bersama.

4. Menjalankan usaha yang halal

Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan

dengan pelaku usaha sektor riil, yang Insya Allah menjalankan syariah

secara murni, yang menerima penanaman modal dari para shohibul maal

Gambar

Gambar 1.1
GAMBARAN UMUM, yang meliputi :  Pofil Koperasi BMT
Gambar 1.1 Konsep Pemasaran
 Gambar 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kepatuhan Koperasi Syariah terhadap Prinsip Syariah Berdasarkan Permen K.UMKM Nomor: 35.3/Per/M.KUMKM/X/2007 (Studi Kasus di BMT Akbar dan KSUS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa yang digunakan Bank Syariah Mandiri Cabang Bintaro dalam mengembangkan usaha Produk Tabungan Cicil Emas

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah , tabungan dan bentuk lainnya berdasarkan wadi‟ah dan

Akad wadi’ah yang diterapkan di BRI Syariah KCP Purbalingga yaitu produk tabungan faedah, dimana simpanan dana nasabah pada bank, yang bersifat titipan dan penarikannya

Tabungan merupakan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah mutlaqah atau akad wadiah.Bank sebagai pihak

Hasil penelitian ini adalah, Tabungan BSM merupakan tabungan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah dan berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikan dan

Tabungan merupakan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah mutlaqah atau akad wadi’ah. Bank sebagai

“Mengenai produk tabungan mudharabah yaitu produk jasa simpanan uang yang halal karena menggunakan akad mudharabah dan sudah di tetapkan oleh dewan syariah KSPPS BMT NU Pusat, dan dalam