• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi tentang sense of humor guru dengan minat belajar matematika siswa kelas II MTs N 7 Model Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi tentang sense of humor guru dengan minat belajar matematika siswa kelas II MTs N 7 Model Jakarta"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG

SENSE OF

HUMOR

GURU DENGAN MINAT BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS II MTs N 7 "MODEL"

JAKARTA

Oleh:

ATIKA SAHARA

NIM: 103070028984

セMNMN@

-... --.. ··--... -..

MNᄋNᄋMセᄋMMMMMセ@

perABGusャMセMkQA|_ャ|n@ UT.AM.A

I

l llN "·'t .. オセゥー@ .I\

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian.p.emy.ariltan.dalallL.. _ _ · __ memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

FAKULTAS PSIKOLOGll

UIN SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

(2)

MATEMATIKA SISWA KELAS II MTs N 7 "MODEL"

JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Pembimbing I,

Oleh:

Atika Sahara

NIM : 103070028984

Dibawah Bimbingan

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULL.AH

(3)

I

PE:NGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN PERSEPSI TENT/:1NG

SENSE OF

1-/UMOR

GURU DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SlSWA

KELAS II MTs N 7 "MODEL" JAKARTA telah diajukan daiam siciang

rnunaqasyah

F akultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayalullah Jakarta pada tanggal

12

Mei

2008.

Skripsi ini telah

diterirna sebagai salah satu -syarat untuk mernperoleh gelar Sarjana

Psikologi.

Jakarta. 12 Nlei 2008

Sidang Munaqasyah

Penguji I

!

Pembimbing I

art<iti M.Si.

9 8

. Fadhilah Suralaqa. M. Si

NIP.

150 215

283

Sekretaris Merangkap Anm1ota

dュzNィ」ゥセNィ@

M.Si

NIP. 150 23Ei 7 3

Anggota:

Penguji II

dZィセャセoゥGセsゥ@

(4)

DptLvt.tLsw.e

cu;taL.aVi

lutjaR.L111-aV\, tjalil-0

ctapat vt.teVUA.ajuR,R,aV\,

suatu R.evwajuall\, eta"" lusuR.sesaV\,

Orang yang berinisiatif adalah

orang yang bertindak tanpa hairus menunggu

disuruh •atau didorong

Sootang ya1tg P6S3 M3S

lfet1ltiAat

K6SIAl31

AN d'-"tllfl

6'ttiap

ーッャセMᄋ@

Soo1a1tg

YaHfl OP13 M:JS lf(o/JiAat

Pltl.14.AN(j

da0tllfl

fj(tf

iap

/i.OSIAllJitanf

lWi11do11 6/UatelUOOJ

Slfripsi,

mi

diafali..an

オョエオセjゥᄃヲオ。イァ。サオ@

urcinta,

saliafut-salia6at{u

(5)

KA TA PENGANTAR

Tiada kata indah selain memuji dan bersyukur kepada Allah SWT yang

dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walau dalam

menjalaninya penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Tak lupa

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Kanjeng Nabi

Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang

telah membimbing manusia keluar dari masa kegelapan menuju masa yang

penuh asa.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada

insan-insan yang menjadi penyemangat penulis di saat--saat genting tanpa

inspirasi dan mengajarkan berbagai hal mengenai kehidupan.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatul!ah Jakarta.

2. Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si., Pembantu Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakalta.

3. Prof. Hamdan Yasun, M.Si., Ketua Bidang Psikolo£1i Sosial Fakultas

Psikologi yang telah memberikan banyak arahan dan pengalamannya

kepada penulis.

4. lbu Fadhilah Suralaga, M.Si. Pembimbing I yang seilama ini telah

meluangkan waktunya untuk penulis dan dengan sabar memberikan

banyak masukan untuk perbaikan skripsi pada penulis.

5. lbu S. Evangeline

I.

Suady, M. Si. Psi. Pembimbing1 II yang selama ini
(6)

Jakarta, serta adik-adiku kelas II yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

7. lbu dan Ayah tercinta yang selalu mendampingi tanpa mengenal kata

lelah yang dengan doa dan semangatnya terus mendukung tiada henti

agar penulis cepat menyelesaikan skripsi. Terutama buat ibu yang

sering memberikan banyak nasehat dan selalu mendengarkan dengan

sabar dan ikhlas keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Untuk My Sister's T'Mimin, T'ita dan Tina terima kasih atas

dukunganya dan telah menjadi seorang kakak yano sabar dan

perhatian, Mas Agung dan K'Subhan thanks ya supportnya. Dan buat

adik-adikku yang memberikan kehangatan berupa canda dan tawanya

ila, riski dan tasya dan tidal< ketinggalan keponakanku yang imut-imut

yang selalu mernbuat peneliti terasa terhibur fakhri dan dede fatih.

Penulis bersyukur dan bangga memiliki keluarga seperti kalian.

8. Seluruh staff pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

bersedia memberikan secercah harapan masa depan selama proses

perkuliahan.

9. Jajaran akademik dan karyawan Fakultas Psikologi1 lbu Sri, Pak Miftah

lbu Syariah dan lbu Nur, dkk, yang sabar mendengar keluhan-keluhan

dan direpotkan dalam menyusun nilai-nilai penulis yang tak beraturan.

1 O. Yusuf As Saleh Terima kasih untuk semuanya yang selalu membuat penulis lebih bersemangat dan termotivasi serta selalu mendampingi

penulis baik susah maupun senang dan selalu mendengarkan dengan

setia keluh kesah penulis serta sering memberikan banyak masukan

sehingga penulis lebih dewasa lagi dalam menyelesaikan masalah

(7)

11. The team Kostan Family Catur, Uwa (Ramdan), !Dani, Arif, Badru,

Indra, Adit, dan Cupie. Dan semua orang-orang luar biasa angkatan

2003 kelas A,B,C dan D, bon-bon, lenong, ai, nungQ, ina, ayu, ade,

vita, qq, wiji, zora dan lain-lainnya yang banyak meimberi warna dan

kebersamaanya dalam perkuliahan. Semoga tali silaturrahmi kita tidak

putus.

12. SobatQ (Mb'ita, Mb' yeyen, Mei-mei dan Cinday) terima kasih untuk

kebersamaanya dan arti persahabatan kita.

13. Kawan-kawanku RizQ, Lisda, dan Paul (Een}

Untuk semua pihak yang turut membantu penyusunan sklipsi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu narnanya karena keterbatasan ruang. Hanya

doa yang bisa penulis panjatkan, semoga bantuan dan keibaikan yang telah

mereka berikan rnenjadi amal ibadah yang diterima di sisi Allah SWT.

Jakarta, Mei 2008

(8)

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Mei 2008 (C) Atika Sahara (D) 79 halaman

(E) Hubungan Persepsi Tentang Sense Of Humor Guru Dengan Minat

Belajar Matematika Siswa Kelas II MTs N 7 "Model" Jakarta

(F) Guru merupakan motivator bagi siswanya, karena guru merupakan orang pertama yang melakukan interaksi dengan siswanya ketika proses kegiatan belajar berlangsung. Karakter guru berperan besar

dalam minat belajar siswanya, salah satunya rasa humor (sense of

humof) guru. Persepsi siswa tentang sense of humor guru berbeda-beda tergantung dari bagaimana siswa mengamati, menanggapi, menilai dan merasakan humor tersebut baik (posit.if) atau buruk

(negatif). Persepsi siswa tentang sense of humortersebut merupakan

salah satu awal dari perhatian siswa yang akan menjadi sumber minat belajar siswa pada mata pelajarannya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adafah untuk mengetahui apakah

ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi tentang sense

of humor guru dengan minat belajar matematika i;iswa?. Dan

seberapa besarkah hubungan persepsi tentang sense of humor guru

dengan minat belajar siswa pada pelajaran matematika?

Untuk mengkaji masalah tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif pada siswa-siswi kelas II MTs N 7 "Model" Jakarta, sampel yang digunakan sebanyak 40 responden. T eknik pengambilan sampel yang dipakai adalah dengan menggunakan random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berbentuk skala model Likert dan diolah menggunakan

korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi tentang sense of

humor guru dengan minat belajar matematika siswa, menunjukkan angka sebesar 0, 397 dan r tabel dengan angka sebesar O, 312. Besamya hubungan antara kedua variabel tersebut dilihat dari nilai R Square=O, 158 atau 15,8%, yang artinya hanya 15,,8% varibel minat

(9)

selebihnya dipengaruhi faktor lain. Maka dapat ditarik kesimpulan kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut sangat lemah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka alangkah lebih baiknya untuk penelitian selanjutnya menggunakan populasi yang lebih banyak dengan sampel yang lebih bervariasi lagi, untuk para guru terutama guru matematika agar lebih memperhatikan lagi faktor-faktor lain dari minat dan lebih kreatif lagi dalam proses pembelajarannya sehingga siswa merasa lebih tertarik dan berminat belajar

matematika.

(10)

Halaman Judul

Halaman Persetujuan

Halaman Pengesahan

Motto

Kata Pengantar ... i

Abstrak ... iv

Daftar lsi. ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1-15 1 . 1 . La tar Belakang Masalah ... 1

1.2. ldentifikasi Masalah ... 11

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 11

1.3.1. Batasan Masalah ... 11

1.3.2. Perumusan Masalah ... 12

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1.3. 1. Tujuan Penelitian ... 13

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 13

1.5. Sistematika Penulisan ... " ... ·14

BAB 2 KAJIAN TEORI ... 16-40 2. 1. Min at Bela jar ... 16

(11)

2.1.2. Macam-macam Minat ···-···-···-···-·- 18

2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar. ... 19

2.2. Persepsi ···-···-···--·---·-···-···-·-···23

2.2.1. Definisi Persepsi ···-·-·-···-··-···-··· 23

2.2.2. Proses Terjadinya Persepsi ···-···-···-···---24

2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi -·-···-·-···--···-··---·-25

2.3. Sense of Humor Guru ···-·-···-·-·--··-···-···-·-····--·26

2.3.1. Definisi Sense of Humor ···-···-···-·-··-···26

2.3.2. Aspek-aspek Sense of Humor. ... 29

2.3.3. Definisi Guru···-···-··· 31

2.3.4. Tugas dan Peranan Guru ... 32

2.3.5. Karakteristik Guru ····-··-·-·-···-···-·-33

2.3.6. Persepsi Siswa Tentang Sense of Humor Guru ... 36

2.4. Kerangka Berpikir ... 38

2.5. Hipotesa Penelifian ... 41

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... .42-57 3.1. Jenis Penelitian ···-··-·-·-···-···.42

3. 1.1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... .42

3.1.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.. ... .43

3.2. Pengambilan Sampel ···-·-··-···--··· ... 45

3.2.1. Populasi dan Sampel.. ... 45

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel ... 46

3.3. Pengumpulan Data ... 47

3.3.1. lnstrumen Penelitian ... 47

3.3.2. Teknik Uji lnstrumen Penelitian ···-···-···-··· 51

3.4. Prosedur Penelitian ... 55

(12)

4.2.1. Deskripsi Statistik Penyebaran Skor Responden ... 59

4.2.2. Deskripsi Skor Responden ... 60

4.3. Uji Persyaratan ... 64

4.3.1. Uji Normalitas ... 64

4.3.2. Uji Homogenitas ... 68

4.3.3. Uji Hipotesis ... 70

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ... 75-79 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Diskusi ... 75

5.3 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penskoran Skala LikerL ... .48

Tabet 3.2 Blue Print Skala Persepsi Try out ... 50

Tabel 3.3 Blue Print Skala Minat Try out ... 51

Tabel 3.4 Blue Print Skala Persepsi Tentang Sense of Humor Guru ... 53

Tabet 3.5 Blue Print Skala Minat Belajar Matematika ... 54

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ... 58

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik ... 59

Tabel 4.3 Kategori Skar Skala Persepsi ... 62

Tabel 4.4 Kategori Skor Skala Minat ... 63

Tabel 4.5 Uji Normalitas Skala Persepsi.. ... 65

Tabel 4.6 Uji Normalitas Skala Minat.. ... 67

Tabel 4. 7 Uji Homogenitas ... 69

Tabel 4.8 Tabel Korelasi Antara Persepsi Tentang s・ョウゥセ@ of Humor Guru Dengan Minat Belajar Matematika ... 70

[image:13.518.32.438.150.535.2]
(14)
[image:14.518.60.437.160.562.2]

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir ... 40

Gambar4.1. Q-Q Plot Persepsi Tentang Sense of Humor Guru ... 66

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2. Surat lzin Penelitian dari Fakultas Psikologi UIN Syahid

Lampiran 3. Angket Penelitian

Lampiran 4. Validitas

Lampiran 5. Reliabilitas

Lampiran 6. Kategorisasi Persepsi dan Minat

Lampiran 7. Data Hasil Pene!itian

(16)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Muhibbin Syah (2002), merupakan suatu hal yang

sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena

pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran

tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjan£1 pendidikan yang

meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi. (Mulyasa, 2002)

Mulyasa (2002) menjelaskan dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan,

khususnya pada jalur pendidikan sekolah terdapat acuan dan pedoman bagi

pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan

baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap yaitu dengan memprogramkan

kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

(17)

2

Pada jenjang pendidikan banyak mata pelajaran yang diajarkan, salah

satunya mata pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai

dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Ting£1i (PT). Di samping

itu juga matematika merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang

diujikan dalam Ujian Nasional (UN) yang merupakan syanat bagi kelulusan

peserta didik SMP maupun SMA.

Selain mata pelajaran sekolah, matematika merupakan hal penting yang

kegunaannya juga dapat digunakan nantinya dalam kehidupan sehari-hari,

karena setiap orang tidak dapat terlepas dari kegiatan berhitung. Setiap

orang menyadari arti penting matematika, baik hari ini maupun masa yang

akan datang. Oleh karenanya setiap orang berusaha untuk dapat menguasai

bidang ini, terutama dimulai dari sekolah.

Tuntutan yang sama juga dirasakan oleh siswa-siswi di sekolah, karena

matematika juga merupakan dasar dalam menguasai mata pelajaran lainnya,

seperti ilmu sosial dan ilmu pengetahuan alam. Maka pentfog bagi siswa

untuk menguasai pelajaran matematika dengan baik. Cornelius (dalam

Abdurrahman, 1999) mengemukakan alasan perlunya siswa belajar

(18)

sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari; sarana mengenal

pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; sarana untuk membangun

kreatifitas; dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap

perkembangan budaya.

Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat sesuai

dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk lebih

kreatif dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu

dasar. (http:l/www.suarapembaruan.com)

Zaman sekarang pembeiajaran rnatematika dalam hal metode dan proses

pembelajarannya sudah banyak perubahan, banyak cara dalam penyelesaian

rumus rnatematika dengan mudah dan lebih cepat.

Bahan ajar yang diberikan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) antara lain mengenai faktorisasi suku aljabar sampai bangun

ruang sisi lengkung. Tuntutan yang harus dicapai pada materi tersebut agar

siswa dapat mengenal fakta, penanaman konsep dan pembuktian teorema

atau rurnus serta menyelesaikan soal-soal yang disajikan secara bervariasi

(M. Cholik, 2002). Balitbang Depdiknas (dalam Artikel Jum'at, 2004)

(19)

dapat mengembangkan secara optimal dalam proses belajar matematika,

untuk itu siswa dituntut untuk mampu: Melakukan kegiatan penelusuran pola

dan hubungan; Mengembangkan kreatifrtas dengan imajinasi, intuisi dan

penemuannya; Melakukan kegiatan pemecahan masalah;

Mengkomunikasikan pemikiran matematisnya kepada orang lain.

4

Tuntutan kurikulum mengenai rata-rata NEM nasional (paling rendah

dibanding pelajaran lainnya dan untuk sekolah menengah selalu di bawah 5.0

skala 1-10) dan untuk mata pelajaran matematika tahun /\jaran 2007-2008

siswa dituntut harus memiliki nilai di atas 5.25 (http;/fwww.duniaguru.com)

Hal ini sesuai dengan kedudukan dan peran matematika untuk

pengembangan ilmu dan pengetahuan dimana matematika merupakan induk

ilmu pengetahuan, untuk dapat mencapainya tergantung dirasakan berat atau

ditakutkan mulai dari metode pengajaran, sistem atau media pengajaran,

pendidik dan suasana pengajaran.

Sebagai tenaga pendidik, guru yang tugas utamanya mengajar sangatlah

dominan dalam menentukan keberhasilan pendidikan dan mempunyai

(20)

di lingkungan sekolah. Pada dasamya, fungsi dan peranan guru dalam

proses belajar mengajar ialah director of teaming artinya :setiap guru

dihadapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar

mencapai keberhasilan mengajar. (Muhibbin, 2002)

Dalam melaksanakan fungsi yang telah dikemukakan di atas, ada faktor

terpenting bagi seorang guru adalah bagaimana guru menerapkan metode

dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan siswa-siswinya, agar tercapai

hasil yang baik, yang sesuai dengan standar kurikulum pembelajaran yang

ada. Tetapi dalam kenyatannya, sering kita jumpai guru yang menggunakan

metode dan teknik tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi atau

tujuan pengajaran. Meskipun tak jarang kita temukan guru yang mampu

memilih metode dan teknik yang tepat dalam pencapaian kegiatan belajar

mengajar. Dalam bidang pelajaran matematika biasanya guru melaksanakan

pembelajaran dengan sikap yang serius dan kaku, yang bisa lebih

. mempersulit siswa dalam menangkap pelajaran tersebut.

Melihat fenomena di atas tugas guru matematika menjadi :ganda. Pertama,

bagaimana materi ajar sampai kepada peserta didik sesuai dengan standar

kurikulum. Kedua, bagaimana proses pembelajaran berlangsung dengan

(21)

6

berlangsung dapat berjalan dengan menyenangkan. Sebuah tantangan bagi

guru matematika untuk senantiasa berpikir dan bertindak kreatif di tengah

tuntutan untuk mencapai standar kurikulum yang ada. Namun, peneliti yakin

masih banyak pendidik yang menanggapi tuntutan dengan sikap optimistik

dan penuh tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban sebagai pendidik.

Untuk itu, para pendidik harus bisa menciptakan suasana belajar yang ramah

dan menyenangkan peserta didik. Dalam hal ini, guru hams benar-benar

menyelami harapan anak, serta memahami kendala-kendala yang biasanya

muncul dari diri sendiri dan pada pribadi anak. Dengan dHmikian, guru bisa

menentukan sikap atau tindakan yang sebaiknya dilakukan.

Bambang Ari Sugianto, guru SMPN 14 Madiumlhttp://\Wlw.kompas.com)

seorang fasilitator MBE Bahasa lnggris, menyatakan bahwa pembelajaran

yang menyenangkan (joyful learning) dapat dilaksanakan pada setiap proses

pembelajaran di kelas. Dengan suasana belajar yang menyenangkan para

siswa akan dapat belajar secara optimal. Hal ini sejalan dEmgan apa yang

dikemukakan oleh Holt yakni:

" ... anak-anak itu be/ajardengan semangat, enerjik, serius, keingina11 untuk belajardan belajardengan baik; ketika mereka tidak menclapatkan paksaan saat be/ajar; mereka dapat be/ajar dengan baik ketika mereka merasa

(22)

Bambang juga menjelaskan, dengan adanya humor kegiatan belajar

mengajar lebih menyenangkan. Humor bukan berarti harus tertawa, melucu,

bernyanyi, bertepuk tangan. Karena tidak semua siswa menyukai kegiatan

tersebut. Yang ada suasana kelas akan menjadi riuh dan efektifitas belajar

mengajar akan terganggu. Humor menurut Chaplin (2004) adalah sikap

menyenangkan,ramah tamah, baik hati dan sopan santun. Jadi dengan

adanya humor dalam pembelajaran yang menyenangkan adalah dimana

siswa asyik terlibat dalam proses pembelajaran karena penugasan yang

diberikan oleh guru menantang, sesuai kebutuhannya, se1ia berada dalam

dunianya. Di lain pihak siswa merasa nyaman karena tidak pernah dimarahi

atau dicemooh ketika membuat kesalahan sehingga berani bertanya dan

tidak takut membuat kesalahan. Jadi, pembelajaran yang menyenangkan

adalah pembelajaran yang bebas dari tekanan Hウエイ・ウウMヲイ・ゥセIN@ menantang, dan

bermakna bagi siswa. (http://www.kompas.com )

Dari hasil wawancara peneliti kepada salah seorang guru matematika MTs X

pada tanggal 22 November 2007, mengenai harapan ケ。ョセj@ diinginkan dalam

proses kegiatan belajar mengajar di kelas yakni, siswa aklif dalam

berkomunikasi dengan guru saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa

dapat memahami dan mengerti materi yang disampaikan 9uru, siswa

(23)

rnernuaskan, dan siswa dapat rnengaplikasikan pelajaran tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Tetapi, pada kenyataannya yang dialarni guru

matematika MTs X rnengenai harapan-harapan tersebut, kebanyakan siswa

takut berkornunikasi dengan guru, sebagian siswa masih kurang rnernahami

materi yang disarnpaikan guru sehingga guru harus berulang kali

menjelaskannya, prestasi yang diperoleh siswa sangat rendah, di lihat dari

nilai ulangan sehari-hari siswa rnendapatkan nilai di bawah lirna.

Dilihat dari fenomena di atas, tuntutan seorang guru semakin meningkat,

apalagi tuntutan kurikulumnya yang mengharuskan siswa memperoleh nilai

yang telah ditentukan, ini merupakan beban dan tangggung jawab seorang

guru. Jadi, guru hanva terfokus dengan materi yang diajarkan saja, sehingga

kurang memperhatikan proses kegiatan belajar yang menyenangkan.

Pembelajaran yang rnenyenangkan juga bisa terjadi bila guru dan siswa

memiliki "sense

of

humor" yang baik. Bryant, dkk (dalam Atmoko, 1995)

menjelaskan bahwa humor perlu digunakan dalam proses kegiatan belajar

mengajar, karena humor memiliki banyak keuntungan. Ke1Jntungan humor

antara lain adalah efektif dalam meningkatkan fungsi aspek-aspek mental,

dengan humor materi-materi pelajaran mudah ditangkap, humor dapat

merangsang minat dan perhatian dalam mengolah pesan-pesan pendidikan,

(24)

dan juga dengan humor kegiatan belajar lebih menyenangkan. Humor juga

dapat mengatasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan ketegangan

belajar yang dirasakan oleh siswa. Sesuai dengan pengeirtiannya, humor

berkaitan dengan adanya respon dalam situasi yang menyenangkan. Dengan

humor, jalur komunikasi dua arah antara murid dan guru dapat terbuka. Dari

pihak siswa sendiri, adanya humor dapat mengurangi beban ketegangan

dengan berani bertanya bila merasa sulit atau mengemukakan keluhnya

kepada gurunya. Sebaliknya dari pihak guru, unsurhumordapat memberinya

masukan pada siswa tanpa membuat siswa merasa tersinggung atau

terancam. Komunikasi yang terbuka ini menimbulkan rasa aman bagi siswa

dan memungkinkan siswa belajar matematika dengan !ebih nyaman. Kondisi

ini merupakan pengalaman subjektif baru bagi siswa yang berpotensi

merubah skema siswa mengenai pelajaran matematika.

Pengalaman yang menyenangkan juga dapat dirasakan sehingga dapat

. membentuk.suatu penilaian atau pemahamansiswa terhaidap pelajaran

matematika. Dengan demikian akan terbentuk sikap yang lebih positif

terhadap pelajaran matematika. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan

komunikasi yang hangat serta adanya sense of humorantara guru dan

siswa-siswinya diharapkan membentuk minat yang positif terhadap pelajaran

(25)

berbeda satu sama lain, sehingga bisa berbeda pula realcsi psikologis

berkaitan dengan

minat

mereka dalam mempelajari matematika.

JO

Hal tersebut senada dengan pemyataan yang dikemukari oleh salah satu

siswa MTs X dalam wawancara peneliti pada hari rabu tanggal 7 November

2007, yang menyatakan bahwa perlu diselipkannya humor dalam pelajaran

matematika, karena dengan adanya humor suasana kelas jadi terlihat tidak

menegangkan, lebih santai, dan tidak takut bertanya bila tidak mengerti.

Sebaliknya ada juga yang mengatakan dengan adanya humor pelajaran jadi

lebih sulit untuk ditangkap, yang ada terlalu banyak tertawa, suasana kefas

jadi lebih ramai dan kegiatan belajar di kelas terlihat tidak efektif.

Berdasarkan kronologi permasalahan yang diungkapkan di atas. penting

untuk diteliti bagaimana hubungan persepsi siswa tentang sense of humor

guru matematika dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran

matematika. Maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan dengan

judul: "Hubungan Persepsi Tentang "Sense of Humor"Guru Dengan Minat

(26)

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengidentifikasi masalah yang timbul dari penelitian ini adalah:

1 . Apakah keberadaan guru di sekolah merupakan flour sentral bagi

siswa untuk menimbulkan minat belajar siswa?

2. Apakah sense of humor guru yang ditampilkan di kelas akan

berpengaruh terhadap minat belajar siswa?

3. Apakah pembelajaran yang menyenangkan efektif dilakukan di kelas?

4. Sejauhmana hubungan sense of humor guru dengan minat belajar

siswa?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Batasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti memberikan batasan masalah pada :

1. Persepsi tentang sense of humor guru yakni suatu penilaian atau

pemahaman siswa berdasarkan ha! yang telah diamati dan dirasakan

terhadap kemampuan yang dimiliki guru matematika untuk melihat

suatu situasi, yaitu dengan cara menciptakan humor dan tawa lebih

(27)

disekitarnya. Adapun sense of humor dalam penelitian ini adalah

persepsi siswa terhadap aspek-aspek: Humor production (penciptaan

humor), Uses of humor for coping (penggunaan humor untuk

menyelesaikan masalah), Social uses of humor (penggunaan humor

dalam sosial), and Attitudes toward humor (sikap terhadap humor).

12

2. Minat belajar yakni kecenderungan dan keinginan yang besar terhadap

belajar, yang ditempuh dengan mengungkapkan seberapa tingginya

ketertarikan siswa terhadap belajar yang berkaitan dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi minat belajar yakni: Keadaan individu saat belajar,

lingkungan belajar dan materi pelajaran.

3. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah MTs Negeri 7 "Model" Jakarta,

subjek pada penelitian ini difokuskan pada siswa-siswi kelas II MTs

Negeri 7 "Model" Jakarta Tahun Ajaran 2006-2007.

1.3.2

Perumusan Masalah

Berkaitan dengan permasalahan yang telah diungkapkan, maka disini peneliti

membuat pertanyaan penelitian yang nantinya akan dijadikan dasar

pengumpulan data. Adapun rumusan masalahnya yakni:

1. Bagaimana persepsi siswa tentang sense of humor guru matematika

(28)

2. Bagaimana minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika?

3. Seberapa besar kontribusi "sense of humor" guru terhadap minat

belajar matematika siswa kelas?

4. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antam persepsi tentang

"sense of humor" guru dengan minat befajar matematika siswa?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Mendapatkan gambaran tentang arah hubungan dan sebHrapa besar

hubungan antara persepsi tentang sense of humor ァエZセセᄋ@ dengan minat belajar

matematika siswa kelas II MTs.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

sangat berarti bagi perkembangan Psikologi Indonesia, khususnya bagi

Psikologi Pendidikan.

Sedangkan manfaat praktis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan

(29)

14

efektifitas dan kreatifitas dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa

tertarik untuk belajar matematika yang pada akhimya akan berminat untuk

belajar matematika.

1.5 Sistematika Penelitian

Untuk memperjelas dan menggambarkan secara sistematis, maka peneliti

menggunakan Kaidah Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab pendahuluan ini membahas latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah penelif:ian, tujuan dan manfaat penelitian,

serta sistematika penulisan skripsi.

Bab 2 Kajian T eori

Pada bab ini teori yang digunakan peneliti, diantaranya teori persepsi,

(30)

Bab 3 Metodologi Penelitian

Pada bab ini dibahas metodologi penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian berupa: pendekatan dan metode penelitian, definisi

konseptual dan operasional variabel; pengambilan sampel berupa:

populasi dan teknik pengambilan sampel; pengumpulan data berupa:

instrumen penelitian dan teknik uji insrument; prosedur penelitian

berupa: tahap persiapan dan tahap pelaksanaan p1;melitian; dan

terakhir teknik analisis data.

Bab 4 Presentasi dan Analisa Data

Bab ini berisi gambaran umum subjek penelitian, presentasi dan

analisis data, serta pembahasan hasil pengujian hipotesa.

Bab 5 Kesimpulan

(31)

2.1. Minat Belajar

2.1.1. Definisi Minat

BAB2

KAJIAN TEORI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) minat adal;:ih gairah,

keinginan dan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Menurut

Hurlock (1978) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang

untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila ュ・イVAセS@ bebas memilih.

Minat menurutnya menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.

Sedangkan yang dikutip Abror {1993), menurut Crow dan Crow dalam

bukunya Educational Psychology, hal 284, minat (interest) bisa berhubungan

dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik

pada orang, benda atau kegiatan, itu pun bisa berupa pengalaman efektif

yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat

menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalaim kegiatan.

(32)

Menurut Witherington (1999) bahwa minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu hal atau suatu situasi mengandung

sangkut paut dengan dirinya. Minat menurutnya mengandung unsur-unsur:

kognisi (mengenal), emosi (perasaan), konasi (kehendak). Dan oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar. Un:sur kognisi dari

minat itu didahului oleh pengetahuan dan inforrnasi mengenai objek yang

dituju oleh minat tersebut; unsur emosi dapat dilihat dalam partisipasi atau

pengalaman yang disertai perasaan tertentu (biasanya perasaan senang);

unsur konasi disini merupakan kelanjutan dari ke-2 unsur tersebut yaitu

diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu

kegiatan, termasuk kegiatan yang diselenggarakan di sekolah.

Slameto (1995), mengutip Hilgard yang memberikan rumusan tentang minat

sebagai berikut: "interest is persisting tendency to pay attEintion to end enjoy

some activity or content." Minat adalah kecenderungan yang tepat untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai denf1an rasa senang.

Jadi, berbeda dengan perhatian, karena perhatian bersifat sementara (tidak

dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,

sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang sehingga

(33)

18

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat

merupakan kesadaran seseorang akan kecenderungan atau ketertarikan hati

yang tinggi terhadap suatu objek, seseorang atau suatu kegiatan yang

mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan, yang

didalamnya terdapat unsur, kognisi, emosi dan konasi.

2.1.2. Macam-macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung

pada sudut pandang dan cara penggolongan, misalnya berdasarkan

timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara

mendapatkan atau mengungkapkan minat itu send1ri (Whitherington, 1999)

Minat berdasarkan timbulnya ada 2 macam yakni:

1. Minat Primitif (Biologis)

Minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh,

. .

misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan

beraktivitas dan seks.

2. Minat Kultural (Minat Sosial)

Minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung

(34)

pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai

orang yang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga ィ。セ@ ini akan

menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi lebih tinggi bagi

dirinya.

2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajatr

Untuk dapat mengetahui bagaimana minat belajar seseorang dapat ditempuh

dengan mengungkapkan seberapa dalam atau jauhnya ketertarikan

seseorang terhadap objek, aktivitas-aktivitas atau situasi yang spesifik yang

berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi dan proses

belajar yaitu: {Slameto, 1995)

1. Yang berhubungan dengan keadaan individu saat belajar, pada

perhatian, motifnya, cita-citanya, perasaan di waktu belajar,

kemampuannya, waktu belajar dan lain-lain.

2. Yang berhubungan dengan lingkungan dalam belajar, dapat diketahui

dari hubungan dengan teman-teman, guru-guru, keluarga dan orang lain

(35)

20

3. Yang berhubungan dengan materi pelajaran dan peralatannya, ini dapat

diketahui dari catatan pelajaran, buku-bukunya yang dimiliki atau yang

pemah dibacanya, perlengkapan sekolahnya serla

perlengkapan-perlengkapan lain yang diperlukan untuk belajar.

Minat besar pengaruhnya terhadap kegiatan belajar mengajar, karena bila

bahan pelajaran yang diperoleh tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. la

segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari belajar itu.

Bahan pelajaran yang menarik minat menambah kegiatan belajar siswa. Jika

siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia

mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjefaskan hal-hal yang

menarik dan berguna bagi kehidupan serla hal-hal yang bierhubungan

dengan cita-cfl:a serta kaitannya dengan pelajaran yang dipelajari

(Slameto, 1995).

Abror (1993) mengemukakan bahwa penguasaan yang se:rnpurna akan suatu

mata pelajaran atau keterampilan rnenghendaki curahan perhatian yang

demikian terinci. Dengan demikian, aspek tugas-tugas sekolah yang mungkin

dirasakan menjemukan akan dapat ditiadakan dengan menghadirkan minat

(36)

disadari terhadap bidang belajar mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa

sehingga dia bisa menguasai dengan baik. Jadi prestasi yang baik itu akan

menambah minatnya. Dalam kenyataannya, tidak semua siswa memulai

bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan

minatnya terhadap pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman

sekelasnya atau orangtuanya. Dengan demikian lama kelamaan siswa itu

mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap p:elajaran tersebut

dan mampu menggerakkan segala daya dan upaya untuk menguasainya,

dan memperoleh prestasi yang lebih baik.

Minat yang dimiliki seseorang tumbuh dan berkembang karena dipengaruhi

oleh berbagai faktor seperti yang diuraikan oleh Crow, L clan Crow A (1973),

terdapat tiga faktor yang rnenjadi penyebab timbulnya minat, yaitu :

1. Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan,

ingin tahu, seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat

untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi

makanan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan

membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu,

melakukan penelitian dan lain-lain. Dorongan seks akan membangkitkan

minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap

(37)

2. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian

timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan

perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu

pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghar9aan dari

masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup

luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang

dalam masyarakat.

22

3. Faktor emotional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.

Bila seseorang mendapat kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan

perasaan senang, dan hat tersebut akan memperkuat minat terhadap

aktivitas tersebut. Sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan

minat terhadap hal tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan Hurlock (1978) yang menyatakan bahwa

,seorang anak tidak dilahirkan fengkap dengan membawa minat tertentu,

karena minat terbentuk dari pengalaman belajar. Jenis beiajar yang

melahirkan minat itu akan menentukan seberapa lama minat bertahan dan

(38)

2.2. Persepsi

2.2.1. Definisi Persepsi

Persepsi menurut Atkinson, Rita L, Atkinson, Richard C & Higard, Ernest

(1987) adalah suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dan

menafsirkan pola stimuli dalam lingkungannya. Chaplin (2004) memandang

persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali obje'k dan kejadian

objek dengan bantuan indera. Sedangkan persepsi menurntnya bergantung

pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, keadaan jiwa atau suasana hati

dan faktor motivasional.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia {1990) persepsi memiliki dua definisi,

pertama persepsi sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu,

serapan ; kedua, persepsi sebagai proses dimana seseorang mengetahui

beberapa ha! melalui panca inderanya. Jalaludin Rahmat (2000),

berpendapat bahwa persepsi adalah suatu pengalaman temtang objek,

peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpuikan

informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi menurutnya dapat memberikan

makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Persepsi menurut Lerner

{dalam buku Abdurrahman 1999) yaitu batasan yang digunakan pada proses

memahami dan menginterpretasikan informasi sensori, atau kemampuan

(39)

24

Sears, 1999 berpendapat pada umumnya mereka melihat seseorang hanya

dengan sebuah potret selama beberapa menit saja, ッイ。ョセQ@ sudah cenderung

menilai sebagian besar karakteristik orang tersebut. Namun mereka

umumnya bersedia menilai intelegensi, usia, latar belakang, ras, agama,

tingkat pendidikan, kejujuran, kehangatan orang lain dan sebagainya.

Dari berbagai definisi mengenai persepsi di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa persepsi merupakan suatu penilaian atau pemahaman dari individu,

dalam hal ini kognitifnya berdasarkan apa yang dirasakannya yang akan

membentuk suatu penilaian terhadap hal-hal yang telah diamati dan

dirasakannya.

2.2.2. Proses Terjadinya Persepsi

Seseorang dalam mempersepsikan sesuatu tidak terjadi begitu saja, tetapi

ada unsur yang menyebabkan terjadinya proses persepsi. Menurut Walgito

(1994) proses terjadinya persepsi adalah, sebagai berikut:

a. Stimulus mengenai alat indra, ini merupakan proses yang bersifat

kealaman.

b. Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris. Proses

(40)

c. Otak sebagai pusat susunan urat syaraf memproses informasi yang

akhimya individu dapat menyadari atau mempersepsikan tentang apa

yang diterima melalui alat indra. Proses yang terjadi dalam otak ini

merupakan proses psikologis.

2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Ada 2 faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor ゥョエエセュ。ャ@ dan faktor

eksternal (Rahmat, 2000}, sebagai berikut:

a. Faktor internal

1) Faktor biologis yang didasarkan pada kebutuhan seseorang termasuk di

dalamnya faktor intristik dan motif-motif biologis individu.

2) Faktor sosio psikologis dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang

pemah dialami sebelumnya yang akan membentuk nilai-nilai dalam

individu yang meliputi emosi, intelektual, kebiasaan-kebiasaan dan

kemauan dalam bertindak.

b. Faktor eksternal

1) Gerakan : seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik

pada objek-objek yang bergerak.

2) lntensitas stimuli : seseorang akan memperhatikan stimuli yang lebih

(41)

26

3) Kebaruan (Novelty) : Haf...hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda,

akan menarik perhatian seseorang.

4) Perulangan : Hal-ha! yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan

sedikit variasi, akan menarik perhatian individu.

2.3. Sense Of Humor Guru

2.3.1. Definisi Sense of Humor

Humor dalam Kamus Bahasa Indonesia (1990) adalah sesuatu yang lucu,

keadaan yang menggelikan hati, kejenakaan, dan kelucuan. Sedangkan

dalam Kamus Lengkap Psikologi, Chaplin (2004), mengartikan humor dalam

dua arti, Pertama, sikap menyenangkan, ramah-tamah, baik hati, sopan

santun. Kedua, seberang sekresi atau pengeluaran zat kelenjar atau sekresi

organ is.

Menu rut Hana Djumhana ( 1996) humor merupakan salah satu kualitas insani.

Artinya, diantara makhluk-makhluk lain, hanya manusialah yang memiliki sifat

humoris, dan mampu memandang sesuatu secara humoris pula. Selain itu,

hanya manusialah yang bisa tertawa, baik rnentertawakan hal-hal yang ada

diluar dirinya maupun menertawakan dirinya sendiri. Sarlito, 1996 (seperti

(42)

humor sebagai segala sesuatu (keadaan, perbuatan, perkataan} yang bisa

menimbulkan kesan lucu sehingga memancing reaksi tertawa. Humor ini bisa

dilakukan dengan sengaja (seperti yang dilakukan oleh PE!lawak dihadapan

penontonnya atau pelajar di depan kawan-kawannya ketika sedang

ngerumpiin gurunya) atau bisa terjadi tanpa disengaja (misalnya melihat

cicak kawin dilangit-langit yang tiba-tiba terjatuh atau menyaksikan seorang

kawan jatuh terduduk di lantai karena dia lupa bahwa dia menggeser

kursinya untuk melakukan sesuatu).

Humor dengan sense of humor menurut beberapa ahli berbeda, secara

teoritis, sense of humor yang dimiliki seseorang pastinya terbentuk dari

sejumlah elemen humor, entah itu mengandung elemen yang sedikit atau

banyak. Para ahli ini melihat sense of humor sebagai konsep yang multifaset,

universal dan memiliki banyak definisi (Horowitz, dalam Latifa 2006). Martin

yang dikutip Miller (2003} mendeskripsikan sense of humor sebagai

perbedaan kebiasaan individu dalam segala bentuk tingkah laku,

pengalaman, perasaan, sikap dan kemampuan yang dihubungkan dengan

hiburan (amusement), kesenangan, tertawa, candaan dan sejenisnya.

Disebabkan definisi yang ekstensif inilah maka sense of humor dapat diberi

label sebagai "personality trait", "stimulus variable", "emotional response",

(43)

28

didasarkan pada satu dimensi trait atau karakteristik spesifik saja, namun

sense of humor adalah sebuah konstrak yang multifaset clan saling berkaitan

satu sama lain. Sedangkan menurut Thorson & Powell (1993) sense of

humor adalah sebuah cara memandang dunia; sebuah "gaya" tertentu,

sebagai bentuk perlindungan diri (self-protection) dalarn interaksi dengan

orang lain.

GW. Allport seorang pakar psikologi kepribadian (dalam Hana Djumhana,

1996) menyatakan bahwa humor itu terl<ait erat dengan kepribadian yang

matang dan sehat. Diantaranya, kepribadian yang mature ditandai oleh

usaha yang memperluas diri (extention of the self), hubungan ramah tamah

dengan orang lain (warm relating of self to other), rnenerirna keadaan diri (self

acceptance), bersikap realistis (realistic perception, skill, and assigments),

meyakini dan rnenghayati suatu filsafat hidup yang integrcitive {the unifying

philosophy of life), dan bersikap objektif terhadap _diri sencliri (self

objectification). Ciri terakhir ini didalarnnya terkandung pernahaman terhadap

diri sendiri (self insight) dan rasa humor (sense of humor), tennasuk

(44)

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sense of humor adalah kualitas persepsi yang dimiliki seseorang untuk melihat suatu situasi dengan

cara menciptakan humor dan tawa lebih banyak serta merespon terhadap

situasi yang ada disekitamya.

2.3.2. Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin ( dalam Miller, 2003) sense of humor merupakan

multidimensial yang terdiri dari enam elemen sebagai berikut:

1. Humor production (penciptaan humor), yakni berupa kemampuan kreatif menjadi humoris, membuat lelucon, mengidentifikasi hal yang lucu dalam

sebuah situasi serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi tersebut

dengan cara-cara yang dapat menyenangkan orang lain.

2. Humor appreciation (penghargaan terhadap humor), yaitu berupa

apresiasi atau merespon terhadap orang-orang yang humoris dan situasi

yang penuh humor. Respon yang diberikan dapat berupa tertawa atau

paling tidak tersenyum jika ada orang yang melucu.

3. Sense of playfulness, yakni kemampuan berada dalam kondisi yang

(45)

30

4. Personal recognition of humor. berupa penggunaan humor dafam

memandang absurditas hidup dan melihat diri sendiri l:.ebagai orang yang

humoris.

5. Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi, yakni

kemampuan "mentertawakan situasi" atau mengatasi situasi sulit dengan

menggunakan humor.

6. Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial dan

meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku, meningkatkan solidaritas

dalam kelompok.

Sedangkan menurut Thorson & Powell ( 1993) sense of humor sebagai

konstruk yang multidimensi yang terdiri dari empat elemen yakni terdiri dari:

1. Humor production, berupa kemampuan kreatif menjadi humoris,

membuat lelucon, mengidentifikasi hal yang lucu dalam sebuah situasi

serta mengkreasikannya dan menghubungkan situasi tersebut dengan

cara-cara yang dapat menyenangkan orang lain.

2. Uses of humor for coping, penggunaan humor dalam menghadapi masalah atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor.

(46)

2.3.4. Tugas dan Peranan Guru

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan individu, karena

pendidikan bertanggung jawab untuk membina dan mengembangkan potensi

sehingga individu memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Oleh

karena itu tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional

sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya

interaksi edukatif di dalam kelas yang lazim disebut proses belajar mengajar.

Guru juga bertugas sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain-lain

sesuai kemampuannya. (Muhibbin, 2002)

Menurut Gagne (dalam Muhibbin, 2002), se!iap guru berfungsi {berperan)

sebagai:

1) Designer of instruction (perancang pengajaran)

2) Manager of instruction (pengelola pengajaran)

3) Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa)

Peran guru menurut Slameto (1995), diantaranya:

a. Dapat menimbulkan minat dan semangat belajar siswa-siswi melalui

mata pelajaran yang diajarkan

(47)

c. Dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pekerjaan-pekerjaan

praktis

2.3.5.

Karakteristik Guru

33

Guru merupakan motivator bagi siswanya, karena guru merupakan orang

pertama yang melakukan interaksi dengan siswanya ketika proses belajar

berlangsung. Faktor terpenting dari guru yakni dilihat dari karaktemya, karena

karakter guru berperan dalam proses belajar. Cruickshank dkk, 1995 dan

Woolfolk, 1995, dan Woolfolk dkk, 2004 (yang dikutip Syaifuddin, 2005)

menyatakan karakteristik guru diantaranya:

a. Enthusiasm, antusias guru merupakan salah satu atribut guru yang

banyak dihubungkan dengan perilaku siswa yang diinginkan. Guru yang

antusias akan bisa membawa suasana belajar siswa, guru lebih yakin

dan nyaman dengan apa yang ia ajarkan.

b. Warmth and Humor, guru yang hangat dan memiliki rasa humor

merupakan faktor penting dalam mempromosikan lingkungan belajar

yang santai, menyenangkan, dan mendidik.

c.

Credibility, guru yang menciptakan suasana yang relaks dan lingkungan

yang kondusif sehingga siswa akan lebih merasa nyaman dalam proses

(48)

d. High expectation for success, guru yang percaya terhadap kemampuan

dirinya untuk membantu siswanya akan mempengan;hi perilaku guru

dalam proses belajar siswa.

e. Encouraging and supportive, guru yang selalu memberikan dorongan

dan dukungan kepada siswanya dan mengarahkan s>iswanya untuk

mencapai tujuan realistis akan berpengaruh dalam pencapaian hasil

belajar siswanya.

f. Businesslike, guru yang memberikan materi dengan sistematis, jelas, dan terperinci sehingga meningkatkan pembelajaran siswa dan respon

positif siswa terhadap guru.

g. Adaptable/ fleksible, kernampuan guru untuk rnenanf1ani perubahan

dalarn kelas dengan tenang dan efisien juga mempengaruhi proses

pembelajaran di kelas

h. Knowledgeable, pengetahuan rnateri pelajaran sangatlah diperlukan

seorang guru.

Dari kedelapan karakteristik guru di atas terdapat salah satu karakter guru

yakni rasa humor guru. Guru yang dapat menampilkan sikap humor di depan

(49)

35

ketegangan belajar, membuat guru lebih percaya diri, dan mengurangi beban

perrnasalahan yang timbul akibat disiplin sekolah.

Menurut Muhibbin Syah, (2002) karakteristik kognitif pribadi guru dalam

proses kegiatan belajar mengajar yakni :

NO. GURULUWES

I

GURU KAKU

1 Menunjukkan keterbukaan Tampak terlampau dikuasai oleh

dalam perencanaan kegiatan rencana pelajaran, sehingga alokasi

belajar mengajar waktu sangat kaku

2 Menjadikan materi pe1ajaran Tidak mampu memodffikasi materi

berguna bagi kehidupan nyata silabus

3 Mempertimbangkan berbagai Tidak mampu meinangani hal yang

alternatif cara terjadi secara tiba-tiba ketika

mengkomunikasikan isi pengajaran berlangsung

pelajaran kepada siswa

4 Dapat merencanakan sesuatu Terpaku pada aturan yang berlaku

(50)

5 Dapat menggunakan humor Terpaku pada isi materi dan metode

secara proposional dalam yang baku sehingga situasi proses

menciptakan situasi proses belajar mengajar monoton dan

belajar mengajar yang menarik membosankan

Menurut Hamacheek yang dikutip oleh Wasty Soemanto (1998), guru-guru

yang efektif tampaknya adalah guru-guru yang "manusiawi". Mereka

mempunyai rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis daripada autokratis,

dan mereka harus mampu berhubungan dengan mudah dan wajar dengan

para siswa, baik secara perorangan ataupun kelompok.

2.3.6. Persepsi Siswa Tentang Sense of Humor Guru

Persepsi siswa tentang sense of humor gum tergantung dari bagaimana

siswa mengamati dan menanggapi humor tersebut. Setiap siswa berbeda

dalam pemikiran dan pengalaman hidupnya, maka setiap siswa pun berbeda

dalam menilai sense of humor guru. Tanggapan atau penilain siswa terhadap

(51)

37

Sense of humor guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Adanya

humor dalam situasi belajar khususnya dalam pelajaran matematika akan

mengatasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan ketegangan belajar

yang dirasakan oleh siswa. Sesuai dengan pengertiannya, humor berkaitan

dengan adanya respon yang menyenangkan. Humor sanf1at berguna untuk

mengurangi kelelahan dan kejenuhan peserta didik di kelas. Selain itu juga

humor dapat menimbulkan ketertarikan (minat) peserta didik terhadap bidang

studi yang diajarkan. Pandangan siswanya sendiri mengenai adanya humor

dapat mengurangi beban ketegangan dengan berani bertanya bila merasa

sulit atau mengemukakan pendapat pada gurunya. Sebaliknya dari pihak

guru, unsur humor dapat memberinya masukan pada siswa tanpa membuat

siswa merasa tersinggung atau terancam. Komunikasi yang terbuka ini

menimbulkan rasa aman bagi siswa dan memungkinkan siswa belajar

matematika dengan lebih nyaman. Kondisi ini merupakan pengalaman

subjektif baru bagi siswa yang berpotensi merubah skema siswa mengenai

pelajaran matematika.

Seperti yang dikemukakan Bryant, dkk (dalam Atmoko, 1995) menjelaskan

bahwa humor perlu digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar,

(52)

1. Efektif dalam meningkatkan fungsi aspek-aspek memtal

2. Dengan humor materi-materi pelajaran mudah ditangkap

3. Humor dapat merangsang minat dan perhatian dalam mengolah

pesan-pesan pendidikan

4. Dengan humor kegiatan belajar lebih menyenangkan

2.4. Kerangka Berpikir

Menurut Slameto ( 1995) peran guru besar dalam menimbulkan minat dan

semangat belajar siswa. Salah satu peran guru yakni motivator bagi

sis·Nanya, karena guru merupakan orang pertama yang melakukan interaksi

dengan siswanya ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Faktor terpenting dari guru yakni dilihat dari karaktemya, karena karakter

guru berperan dalam minat belajar siswa, diantaranya, rasa humor (sense of

humor) guru. Persepsi siswa tentang sense of humor gun.i tergantung dari bagaimana siswa mengamati, menanggapi atau menilai dan merasakan

humor tersebut. Setiap siswa berbeda dalam pemikiran dan pengalaman

hidupnya, maka tiap siswa pun berbeda dalam menilai sense of humor guru.

Sense of humor guru yang ditampilkan melalui pernyataan, tindakan dan keadaan merupakan awal dari perhatian siswa yang menjadi sumber minat

(53)

39

Minat belajar siswa disini adalah minat dalam pelajaran matematika,

matematika merupakan hal yang penting, baik dalam kegunaan sehari-hari

juga dalam pelajaran di sekolah, oleh karenanya banyak orang yang

berusaha untuk dapat menguasai bidang ini. Bagi siswa-siswi yang di

sekolah juga dituntut untuk menguasai bidang ini, tuntutan tersebul sering

kali dibarengi dengan penyajian yang menunjang. Guru dan murid biasanya

hanya sebagai pelaku mekanistis dari suatu proses belajar mengajar, tanpa

inisiatif, kondisi ini menyebabkan matematika yang merupakan pelajaran

yang memiliki unsur logika, keteraturan, ketetapan serta problem solving,

menjadi pelajaran yang tidak disukai, menegangkan dan d!ianggap sulit.

Pengalaman yang tidak menyenangkan ini menumbuhkan sikap negatif

terhadap mata pelajaran matematika.

Sense of humor yang tampak pada guru akan dipersepsikan oleh siswa.

Apabila siswa mempersepsikan sense of humor gurunya baik (positif), maka

pada diri siswa akan timbul minat belajar {minat belajar akan tinggi).

Sedangkan apabila siswa mempersepsikan sense of humor gurunya kurang

baik (negatif) maka pada diri siswa tidak akan timbul minat akan belajar

(54)

Gambar 2.1

Alur kerangka berpikir yang telah ditemukan dapat dilihat pada skema dibawah ini:

Stimulus

Guru MTK yang memiliki sense of humor

• Guru MTK saat

mengajar suka membuat ide-ide lucu yang menyenangkan

• Saat siswa ter1ihat

-jenuh guru MTK menceritakan hal-hal

yang lucu

• Saat guru MTK

menyelipkan canda

dan tawa dalam

mengajar membuat

suasana lebih akrab

• Guru MTK tertawa

saat melihat

Persepsi positif: • Siswa senang • Lebih santai • Tidak tegang

• Suasana menyenangkan • Peljaran mudah ditangkap

Minat belajar MTK tinggi • Menyukai MTK

• Suasana eazy going

• Suasana proses belajar menyenangkan • Lingkungan belajamya lebih nyaman

• Guru yang mengajar lebih nleks

Panca Indra Siswa

Hm・ャャィ。セ@

Mendengarkan &

Merasakan humor H>

guruMTK)

Persepsi siswa

tentang sense of

humor セオイオ@ MTK

Proses dal:l

Ciak/

penyimpanan

--J

siswa

mengena:i

sense of hurnor

guruMTI\ Label (peni!aian sl guru swa tentang MTKyang

ik.i rense

humor)

me mil

of

Pc:-:-e;psl negatif:

• SisWa benci

• Suasana menjadi ramai

• Pelajaran sufd: ditangkap

• Suasana membosankan

• Peiajaran lebih monoton

Minat belajar MTK rendah

Benci peJajaran MTK • Suasana membDsanJc.an

• Suasana proses befaJar riuh

e Lingkungan belajamya tidak nyaman

[image:54.519.25.452.152.536.2]
(55)

41

Berdasarkan alur kerangka berpikir di atas dapat diduga ada hubungan yang

positif antara persepsi siswa tentang sense of humor guru dengan minat

belajar matematika dilihat dari hubungan yang positif yakni semakin baik

(positif) persepsi siswa tentang sense of humor guru, maka semakin tinggi

minat belajar siswa; dan juga sebaliknya, minat belajar siswa akan rendah

apabila siswa mempersepsikan sense of humor guru ケ。ョセQ@ ditampilkan

kurang baik (negatif).

2.5 Hipotesa Penelitian

Ho : Ada hubungan positifyang signifikan antara persepsi tentang "sense

of humor" guru dengan minat belajar siswa pada pE;lajaran matematika.

Ha : Tidak Ada hubungan positif yang signifikan antara1 persepsi tentang

(56)

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada

pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan

angka-angka dan melakukan a!'afisis data dengan prosedur statistik. Dengan

kata lain, data-data yang diperoleh kemudian dikuantitatifkan dengan

prosedur statistik dan dilakukan interpretasi serta analisis untuk rnembuat

kesirnpulan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metocle deskripsi dengan

jenis penelitian korelasional, yakni penelitian yang dirancang untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi. Sifat-sifat perbedaan kritis adalah usaha menaki;ir hubungan dan

bukan deskripsi saja (Fox dalam Sevilla, 1993). Pengukuran dengan korelasi

(57)

ini digunakan untuk menentukan arah hubungan dan seberapa kuatnya

hubungan antara satu variabel dengan variabel lain (Sevilla, 1993).

3.1.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Vanabel

43

Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau

sifat yang berdiri sendiri-sendiri. Kerlinger ( dalam Sevilla, 1993)

mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu sifat yang dapat memiliki

berbagai macam nilai, menyangkut segala sesuatu yang menjadi subjek

penelitian. Adapun definisi operasional berarti melekatkan arti pada sesuatu

yang kostruk atau variabel dengan cara menetapkan tindakan-tindakan yang

perlu untuk mengukur variabel tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yakni variabel bebas

(independen variabeQ dan variabel terikat (dependent valiabef). Variabel bebas adalah tipe variabel yang diduga mempengaruhi variabel yang lain.

Sedangkan variabel terikat (dependent variabeQ adalah tipe variabel yang

diduga dipengaruhi oleh variabel independent. Variabef bebas (IV) pada

penelitian ini adalah persepsi siswa tentang sense of humor guru dan

(58)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yakni variabel persepsi

tentang sense of humor guru yang disebut variabel bebas dan variabel minat belajar matematika yang disebut variabel terikat, dengan definisi operasional

sebagai berikut:

Persepsi tentang sense of humor guru yakni suatu penilaian atau pemahaman siswa berdasarkan hal yang telah diamati dan dirasakan

terhadap kemampuan yang dimiliki guru matematika untuk melihat suatu

situasi dengan cara menciptakan humor dan tawa lebih banyak serta

merespon secara baik terharfap situasi yang ada disekitarnya. Adapun sense of humor dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap aspel< dan indikator yang dikemukakan oleh Thorson & Powell (1993) : Humor

production, bagaimana kemampuan kreatif humoris, membuat lelucon, dan . mengindentifikasi hal yang lucu dalam situasi serta menglcreasikannya dan

menghubungkan situasi tersebut dengan cara ュ・ョケ・ョ。ョセQォ。ョ@ orang lain;

Uses of humor for coping, yakni penggunaan humor dalarn menghadapi masalah (coping), mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor;

(59)

45

toward humor; sikap-sikap individu terhadap humor dan tierhadap orang yang humoris.

Sedangkan Minat belajar yakni kecenderungan dan ォ・ゥョAセゥョ。ョ@ yang besar

terhadap belajar, yang ditempuh dengan mengungkapkan seberapa tingginya

ketertarikan siswa terhadap belajar yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar yakni: Keadaan individu saat belajar, lingkungan

belajar, materi petajaran (Slameto, 1995). Minat belajar yang dimaksud

peneliti adalah minat dalam pelajaran matematika.

3.2.Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi

sedangkan sampel adalah kelompok kecil yang akan diamati {Sevilla, 1993).

Gay (dalam Sevilla, 1993) mendetinisikan populasi sebagai kelompok di mana

peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Adapun dalam

penelitian ini, populasi yang akan digunakan adalah siswa-siswi kelas II

Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 "Model" Tahun Ajaran 2007-2008, karena

(60)

mereka menjadi sampel, adapun kelas satu masih pada taraf penyesuaian

dengan lingkungan sekolah. Populasi dan sampel pada penelitian ini terdiri

dari lima ketas yaitu Vlll-1 dan Vlll-5 dengan jumlah keseluruhan 197 siswa

yang terdiri dari 94 laki-laki dan 103 perempuan. Mengenai pengambilan

jumlah sampel, Gay {dalam Sevilia, 1993) mengatakan bahwa jumlah sampel

untuk penelitian deskriptif yaitu 10% dari populasi. Untuk populasi yang

sangat kecil diperlukan 20%. Adapun untuk penelitian kor,elasi dengan jumlah

sampel minimal 30 subjek. Mengingat sangat kecilnya populasi, maka pada

penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 20% atau 40 orang dari

197 siswa-siswi MTs N 7 "Model" Jakarta.

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam suatu penelitian perlu digunakan suatu teknik pengiambilan sampel

yang baik, sehingga data yang diperoleh merupakan repmsentatif data dari

populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang

digunal<an adalah teknil< acak (random sampling) yakni suatu metode

pemilihan ukuran sampel dari populasi mempunyai peluang yang sama dan

semua l<emungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel

(61)

47

Dan teknik sampling yang digunakan adalah melalui urutan daftar hadir dari

seluruh kelas dan peneliti hanya mengambil urutan ganjil dalam mengambil

sampelnya.

3.3.

Pengumpulan

Data

3.3.1 lnstrumen Penelitian

Guna memperoleh data yang objektif, maka peneliti membuat instrumen

penelitian. lnstrumen disusun berdasarkan indikator variabel yang telah

ditentikan. lndikator itulah yang merupakan wakii ciri-ciri perilaku yang dite!iti.

lndikator-indikator tersebut dibuat dalam item-item pemyataan dengan

instrumen berupa skala persepsi dan skala minat. Skala menurut Kerlinger

(dalam Sevilla, 1993) adalah suatu perangkat simbol atau angka-angka

dalam bentuk simbol atau angka yang ditetapkan menurut aturan individu

(tingkah laku mereka). Setiap pemyataan sikap disepakati sebagai

pemyataan yang positif (Favorable) dan pemyataan yang negatif

(62)

Dalam merespon setiap item responden diminta memilih jawaban yang

sesuai dengannya ataupun karakter yang sesuai dengan karakter gurunya.

Rentangan dalam kategori ini bergerak dari sangat setuju sampai sangat

tidak setujui. Jawaban yang diberikan oleh responden terhadap suatu item merupakan indikasi atau merupakan atribut yang hendak diukur. Kesimpulan

akhir sebagai diagnosa baru dapat dicapai apabila semua1 item telah

direspon. Respon dari responden tidak klasifikasikan sebagai jawaban benar

atau salah. Semua jawaban yang diberikan akan diterima selama jawaban

yang diberikan secara jujur, kemudian jawaban akan diinterpretasikan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala model Likert yaitu skala

akhir subjek merupakan skor total dari 4 kategori jawaban yakni: sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setiifu (STS). Subjek diminta untuk memilih satu diantara altematif jawaban ternebut, dengan bobot

skor sebagai berikut:

Tabel

3.1

Penskoran Skala Likert

Pemyataan Sangat Setuju Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak

(SS) Setuju (STS)

[image:62.524.31.474.599.663.2]
(63)

49

Unfavorable 1 2 3 4

a. Skala persepsi tentang sense of humor

Skala persepsi siswa tentang sense of humor guru dalam penelitian ini

adalah penilaian atau pemahaman siswa berdasarkan hal yang telah diamati

dan dirasakan terhadap kemampuan yang dimiliki guru matematika untuk

melihat suatu situasi dengan cara menciptakan humor dan tawa lebih banyak

serta merespon secara baik terhadap situasi yang ada disekitamya. Adapun

sense of humor dalam penelitian ini diukur dari beberapa aspek dan indikator

yang dikemukakan oleh Thorson & Powell (1993) diantaranya: Humor

pr..,duction, bagaimana kemampuan kreatif humoris, membuat lelucon, dan mengindentifikasi hal yang lucu dalam situasi serta mengkreasikannya dan

menghubungkan situasi tersebut dengan cara rnenyenangkan orang lain ;

Uses of humor for coping, yakni penggunaan humor dalam menghadapi masalah (coping), rnengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor;

(64)
[image:64.521.26.513.138.498.2]

Tabel 3.2.

Tabel Blue Print Skala Persepsi Tentang Sense Of Humor Guru

No Persepsi Sens

Gambar

Tabel 3.1 Penskoran Skala LikerL ..........................................................
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir ..........................................................
Gambar 2.1 Alur kerangka berpikir yang telah ditemukan dapat dilihat pada skema
Tabel 3.1 Penskoran Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan informasi, fenomena, dan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, ” Pengaruh Iklan dan Atribut Produk

Adanya klasifikasi kemampuan ini akan dapat membantu guru untuk menentukan langkah yang harus dilalui di dalam proses belajar mengajar (Burhanuddin, 1997: 110). Tanpa

Edit Data Pegawai Data Pegawai Data Potongan Data Golongan Proses Gaji Rekap Gaji Tambah User NIP Nama Pegawai No Rekening Alamat No Telp Email Periode Golongan Periode Potongan

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Sedang pendekatan nonparametrik digunakan jika tidak ada informasi tentang bentuk kurva f x ( i ) , tidak tergantung pada asumsi bentuk kurva tertentu, sehingga

Pemisahan senyawa atau unsur-unsur yang dikandung sehingga didapatkan berat endapan dapat dilakukan melalui cara pengendapan pada analisis gravimetrik.. Kadar klorida dapat

Sari Bumi Kusuma yang tergolong dalam kategori sedang yaitu kelas umur tanaman 1 tahun, 2 tahun, dan 4 tahun, kelas umur tanaman pada areal Tebang Pilih Tanam Jalur

Nyeri kram disebabkan karena kontraksi berlebihan dari otot-otot rahim akibat pelepasan berlebihan zat-zat, yang dikenal sebagai prostaglandin.Kesehatan reproduksi adalah