2011)
THE EFFECT OF PROFITABILITY, INVESMENT OPPORTUNITY SET, AND GROWTH TO DEVIDEN POLICY
(Study on manufacturing companies in BEI period 2010-2011)
Oleh
NUGRAHENI PANGESTUTI 20120410286
FAKULTAS EKONOMI
THE EFFECT OF PROFITABILITY, INVESMENT OPPORTUNITY SET, AND GROWTH TO DEVIDEN POLICY
(Study on manufacturing companies in BEI period 2010-2011)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Menejemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
NUGRAHENI PANGESTUTI 20120410286
FAKULTAS EKONOMI
Nama : Nugraheni Pangestuti
Nomor mahasiswa : 20120410286
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “PENGARUH PROFITABILITAS, KESEMPATAN INVESTASI, DAN PERTUMBUHAN TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2011”tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak kary aatau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apa bila teryata dalam skripsi ini
diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain
maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta , 26 April 2016
Materai, 6000,-
“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apa bila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), (QS. Al Insyirahayat 6-7)
Semua berawal dari mimpi namun untuk mewujudkan mimpi itu maka bangun lah dan lekas
kerjakan maka dari hasil kerja kerasmu dunia akan menilai kamu siapa dan seperti apa kamu
untuk pantas mendapatkan cita cita yang kamu gantungkan setinggi langit itu (penulis)
Di dunia ini ada dua macam kebahgian salah satunya adalah kebahagian yang kamu rasakan saat
menyelesaikan tugas akhirku dengan baik
Aku persembahkan karyaku yang sederhana ini untuk orang yang aku sayangi yang aku cintai dan selallu mendukungku
Mami dan Papi
Kasih sayang mami dan papi perjuangan mami untuk adek serta dukungan papi buat adek trimakasih sellalu menjadi panutan yang terhebat untuk
adek, sellalu memberikan kepercayan untuk adek, trimakasih mampu sabar mendidik adek menjadi wanita yang dewasa yang dapat
dibanggakan mami dan papi
Ciciku Gilang Pangestiti
Trimakasih sudah menjadi kaka terbaik yang aku punya semoga keedepanya kita akan menjadi the best pathner yang selallu solit untuk
membbahagiakan mami dan papi, trimakasih buat nasehatnya
The big’s Riyanto Family
Buat eyang tercinta oom john kaiyadi dan tante sisca trimakasih selallu mendukung adek saqmpai detik ini untuk meraih dan mengapai cita cita adek, rasa sayang kalian semangat buat adek selallu inggin maju terus
dan terus
Sahabat serta Kawanku
Buat kalian semua yang mampu menemani aku saat penulisan dan penyusunan skripsiku trimaakasih sudah mau membantuku dalam penyelesain tugas akhirku Ade Oktavia Putrinigrum, Femi Kurnia, Tata
Riyana, Ruddy Haryadi serta yang lainya yang mendukung penulis
Abizar Fikri
Trimakasih sudah mau menemani aku memberikan dukungan, memberikan semangat untuk menyusun skripsi dan selallu menghibur penulis saat jenuh
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERYATAAN ...iv
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ...v
INTISARI ...vi
ABSTRAK ...vii
KATA PENGANTAR ...viii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...6
D. Manfaat Penelitian ...6
E. Batasan Masalah ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8
A. Landasan Teori...8
1. Kebijakan deviden ...8
2. Profitabilitas ...18
3. Kesempatan Investasi...21
4. Pertumbuhan ...23
B. Hubungan Antara Variabel ...24
C. Temuan Terdahulu ...27
D. Hipotesis Penelitian ...28
E. Model Penelitian ...32
E.
Alat Analisis yang Digunakan ...361. Analisis regresi linear berganda ...36
2. Uji asumsi klasik ...37
3. Pengujian hipotesis ...39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...40
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ...40
B. Deskriftif Data Penelitian ...44
C. Deskriftif Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ...45
D. Uji Asumsi Klasik ...47
E. Hasil Penelitian ...55
F. Pembahasan (Interpreasi) ...61
BAB V PENUTUP ...65
A. Saran ...65 B. Keterbatasan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
opportunities, and growth against a policy dividend. The sampling technique used
was purposive sampling criteria have been determined. Retrieved as many as 250
companies sempel amount for 5 years on manufacturing companies sector
2010-2014. Analytical techniques used was SPSS version 16.0. multiple regression
analysis. The variable profitability measured by Return On assets, investment
opportunity variables (IOS) measured with (MVE/, MBE,), Company Growth
variables were measured using SGt, as well as a variable Dividend Policy in the
HOUSE'S size with based on research results indicate that the profitability of
influential and positive significance toward policy dividends. Investment
opportunity not significant negative effect against the policy dividend and growth
of the potential negative effect insignificant against a policy dividend.
Keyword: Profitability, Investment Opportunities, growth, and Dividend
digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan.
Diperoleh jumlah sempel sebanyak 250 perusahaan selama 5 tahun pada sektor
perusahaan manufaktur 2010 - 2014. Teknik analisis yang digunakan adalahSPSS
versi 16.0. analisis regresi berganda. Variabel profitabilitas diukur dengan Return
On Asset, variabel kesempatan investasi ( IOS ) diukur dengan ( MVE/MBE ),
variabel Pertumbuhan Perusahaan diukur menggunakan SGt, serta variabel
Kebijakan Deviden di ukur dengan DPR
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan siknifikan terhadap kebijakan deviden. Kesempatan
investasi berpengaruh negative tidak signifikan terhadap kebijakan deviden dan
pertumbuhan berpengaruh negative tidak signifikan terhadap kebijakan deviden.
A.
Latar BelakangSebuah perusahaan publik dalam melaksanakan manajemen
keuangan dihadapakan pada tiga keputusan manajemen yang dapat dipilih,
yaitu keputusan investasi (penggunaan dana), keputusan pendanaan
(memperoleh dana) dan keputusan deviden (pembagian dividen). Tujuan
sebuah perusahaan jika dilihat menurut bidang keuangan adalah untuk
memakmurkan dan mensejahterakan para pemegang saham. Dalam
kegiatan kerjanya, perusahaan diharapkan dapat memberikan profit untuk
menambah aset perusahaan.
Kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi
investor dan perusahaan yang akan membayar deviden. Dalam
menanamkan suatu modalnya, investor menginginkan tingkat pengambilan
investor (return) baik berupa laba yang dibagikan dalam bentuk dividen
yang diberikan perusahaan sebagaimana yang telah mereka investasikan
kepada perusahaan tersebut maupun pendapatan untuk menambah modal.
Dividen dianggap memberatkan bagi sebagian perusahaan karena
perusahaan harus selalu menyediakan sejumlah kas dalam jumlah yang
untuk kebutuhan investasinya jadi memerlukan modal tambahan yaitu
dengan menerbitkan saham baru atau malakukan pinjaman kepada pihak
lain (Sulistiyowati, dkk. 2010).
Untuk pemegang saham atau investor, dividen kas adalah tingkat
pengembalian investasi mereka dengan kepemilikan saham yang
diterbitkan oleh perusahaan.Untuk pihak manajemen, deviden kas
merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan tersebut.
Umumnya pihak manajemen perusahaan akan menahan kas yang dimiliki
untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi. Maksudnya
pengurangan hutang akan mengurangi cash outflow berupa interest
expense atau dengan investasi akan memberikan pengembalian berupa
cash inflow bagi perusahaan. Di sisi lain, pemegang saham mengharapkan
dividen kas dalam jumlah yang relatif besar karena ingin menikmati hasil
investasi pada saham perusahaan. Kondisi inilah yang dipandang teori
agensi sebagai konflik antara principal dan agent (Suharli, 2007).
Bagi kreditur, dividen kas dapat menjadi sinyal mengenai
kecukupan kas perusahaan untuk bunga yang harus dibayarkan atau untuk
melunasi pokok pinjaman. Dividen yang dibayarkan mencerminkan profit
dan prospek yang baik di masa yang akan datang. Menurut asumsi
masyarakat, perusahaan yang mampu membayarkan dividen, termasuk
perusahaan yang menghasilkan keuntungan. Sehingga masyarakat akan
tertarik untuk berinvestasi kepada perusahaan yang mampu membayarkan
Kebijakan dividen dapat berupa dividen tunai maupun dividen
saham.Perusahaan harus mampu memutuskan apakah membayar dengan
dividen tunai atau dengan dividen saham. Dividen tunai umumnya lebih
menarik bagi pemegang saham. Kebijakan dividen adalah keputusan
finansial yang sulit bagi pihak manajemen perusahaan.Pihak manajemen
perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.
Menurut Riyanto (2001:269) dividen adalah salah satu daya tarik
berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder.
Dalam membayarkan dividen, perusahaan boleh menerapkan salah satu
dari keempat jenis kebijakan dividen yang terdiri dari : pertama, kebijakan
dividen yang stabil. Kedua, kebijakan dividen dengan penetapan jumlah
minimal dan eksternal dividen.Ketiga, kebijakan dividen dengan
penetapan rasio pembayaran dividen yang konstan.Keempat, kebijakan
dividen yang fleksibel.Kebijakan dividen sebuah perusahaan memiliki
dampak penting bagi pihak yang terlibat di masyarakat Suharli, (2004).
Bagi para pemegang saham atau investor, dividen merupakan tingkat
pengembalian investasi mereka. Selain itu, bagi kreditur dividen dapat
menjadi signal mengenai kecukupan kas suatu perusahaan untuk
membayar bunga atau bahkan melunasi pokok pinjamannya. Bagi pihak
manajemen dividen merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas
perusahaan, maka Pemegang saham berusaha menjaga supaya pihak
akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi
kepentingan dirinya sendiri. Pihak manajemen akancenderung lebih
memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi, jika
kondisi perusahaan sangat baik. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan
sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan dipakai untuk
pembelian investasi yang menguntungkan, bahkan untuk mengatasi
masalah investasi perusahaan yang kurang (underinvestment). Sebaliknya,
perusahaan yang mengalami pertumbuhan lambat akan membagikan
dividen lebih tinggi untuk mengatasi masalah investasi yang berlebihan
(overinvestment). Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk
memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan laba atau
profit (Suharli, 2007). Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden merupakan fungsi dari keuntungan,
dengan demikian profitability dibutuhkan perusahaan yang hendak
membayarkan dividen.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Inneke dan Supatmi, 2008). Perusahaan profiabilitas tinggi memiliki
proporsi laba yang tinggi disebabkan perusahaan yang profitabilitas tinggi
memiliki tingkat keuntungan yang tinggi dari penjualan, sehingga dengan
proporsi laba yang tinggi perusahaan mampu membayarkan deviden yang
dijanjikan kepada investor. Jadi perusahaan yang profitablitas yang tinggi
Menurut teory signaling merupakan signal oleh perusahaan karena
perusahaan tersebut yakin bahwa prospek perusahaan baik dimasa
mendatang dimana aliran kas yang diharapkan meningkat dimana
perolehan tingkat dimana deviden yang meningkat tersebut bisa
dibayarkan.
Kesempatan investasi bertujuan meningkatkan pertumbuhan
perusahaan dimana perusahaan lebih cenderung mengunakan dana yang
berasal dari sumber dana internal disebabkan sumber dana internal lebih
disukai untuk membiayayai kegiatan reinvestasi karena dana tersebut
memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah.
Peluang investasi perusahaan dapat mempengaruhi dividen yang
diterima oleh para pemegang saham.Hasil penelitian Wirjolukito (2003)
menemukan pengaruh positif antara peluang investasi terhadap kebijakan
dividen. Namun, hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Safrida dan Risanty (2004), yang
menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara set kesempatan investasi
dengan kebijkan dividen. Hal ini diperkuat dengan penelitian Suharli
(2007) yang menyimpulkan bahwa kesempatan investasi berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan merupakan salah satu
factor yang mempengaruhi kebijakan deviden karena semakin cepat
tingkat pertumbuhan suatu perusahaan maka semakin besar pula
perusahaan tersebut disebabkan semakin besar kebutuhan dana untuk
waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menanam labanya
dari pada membayarkan sebagian deviden kepada pemegang saham.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Kesempatan Investasi Dan
Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”
B.
Batasan Masalah PenelitiPenelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
1. Dilakukan hanya pada perusahaan – perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Rentang waktu publikasi laporan keuangan mulai 2010 – 2014
3. Variabel dependen dalam penelitian ini hanya menggunakan satu
variabel yaitu dividend payout ratio (DPR)
4. Variabel independen yang digunakan yaitu profitabilitas, kesempatan
investasi, dan pertumbuhan
C.
Rumusan Masalah Peneliti1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan deviden ?
2. Bagaimana pengaruh kesempatan investasi terhadap kebijakan
deviden?
3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan deviden ?
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan
deviden
2. Untuk memngetahui pengaruh kesempatan investasi terhadap
kebijakan deviden
3. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan
deviden
E.
Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan
informasi, pertimbangan atau pengambilan keputusan dalam
melakukan investasi dalam hal profitabilitas, kesempatan investasi
dan pertumbuhan terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa
dividen antara profitabilitas, kesempatan investasi dan
pertumbuhan terhadap kebijakan dividen.
2. Bagi menejemen perusahaan
Bagi Manajemen Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan
acuan ataupun pertimbangan dalam pengambilan keputusan
perusahaan berkaitan dengan kebijakan dividen yang dipengaruhi
3. Bagi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk
pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen keuangan
yang berkaitan dengan kajian pembayaran dividen dan yang
mempengaruhinya yang dalam penelitian ini berupa profitabilitas,
kesempatan investasi dan pertumbuhan terhadap kebijakan dividen
perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya yang sesuai dengan tema-tema
yang relevan dengan penelitian ini.
4. Bagi penulis
Untuk penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan pengetahuan di bidang manajemen keuangan yang
berfokus pada penerapan teori profitabilitas, kesempatan investasi
A. KAJIAN TEORI 1. Kebijakan deviden
a. Pengertian dan Tipe Deviden
Kebijakan dividen berhubungan dengan pengambilan
keputusan untuk membagikan laba atau menahannya untuk
diinvestasikan lagi di dalam perusahaan. Laba merupakan salah
satu sumber dana yang sangat penting yang disisihkan untuk
dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan deviden merupakan
keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus
dibagikan kepada para pemegang saham. Ada beberapa tipe
deviden, yaitu deviden kas dan deviden non kas. Deviden kas
merupakan laba perusahaan dalam bentuk kas perusahaan yang di
distribusikan kepada pemegang saham secara tunai dengan nilai
sesuai dengan kebijakan yang diterapkan perusahaan, deviden non
kas adalah deviden yang dibagikan kepada pemegang saham
bentuknya bukan kas, melainkan dalam bentuk saham.
Menurut Hanafi (2004:361) untuk deviden non kas, ada
deviden saham (stock deviden) dan pemecahan saham (stock split).
Berikut penjelasan tentang deviden saham dan pemecahan saham :
Pembayaran deviden kepada pemegang saham
daalam bentuk tambahan jumlah lembar saham dan
dinyatakan dalam presentase jumlah saham yang beredar.
Deviden saham tidak mempengaruhi posisi fundamental
dari para pemegang saham saaat ini. Rata-rata perusahaan
yang melakukan pengumuman akan diadakannya deviden
saham, harga sahamnya akan cenderung naik. Namun
selama beberapa bulan ke depan perusahaan tidak
mengumumkan kenaikan laba dan deviden, maka harga
saham akan cenderung turun ke tingkat sebelumnya.
2.) Pemecahan Saham (Stock Split)
Pemecahan saham merupakan tindakan yang
diambil oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan
jumlah lembar saham beredar, seperti menggandakan
jumlah lembar saham beredar dengan memberikan dua
saham baru kepada pemegang saham untuk setiap satu
lembar saham yang sebelumnya ia miliki (Brigham dan
Houston, 2006:100). Pemecahan saham dikatakan tidak
ekonomis untuk perusahaan, karena dengan melakukan
pemecahan saham tidak akan menambah nilai perusahaan.
Alasan perusahaan melakukan pemecahan saham yaitu
karena berhubungan dengan likuiditas dan sinyal yang akan
Tranding range theory menjelaskan bahwa
menejemen melakukan pemecahaan saham untuk menjaga
agar harga saham tidak terlalu mahal, sehingga akan dapat
menarik investor untuk memiliki saham tersebut. Semakin
banyak investor yang bergabung , maka secara otomatis
aktivitas perdagangan akan meningkat. Meningkatnya
aktivitas perdagangan tersebut, menunjukan bahwa tingkat
likuiditas perdagangan saham mengalami peningkatan.
Signaling theory menjelaskan bahwa dengan
pemecahan saham akan memberikan sinyal yang positif
terhadap perusahaan. Pihak menejemen dalam hal ini
menejer menyampaikan prospek masa depan perusahaan
yang baik, dari perusahaan terhadap masyarakat.
b. Teori- teori Kebijakan Deviden
1.) Deviden Irrelevance Theory ( teori irelevansi deviden)
Kebijakan deviden tidak memiliki pengaruh
terhadap harga saham sebuah perusahaan maupun
biaya modalnya, Miller dan Modgligani (1961).
Miller dan Modgligani (1961) beragumen bahwa
jika kebijakan deviden yang tidak mempunyai
pengaruh signifikan, maka kebijakan tersebut akan
irrelevan. Mereka berpendapat bahwa nilai
dasar untuk mendapatkan laba dan resiko bisnisnya.
Dengan kata lain, Miller dan Modgligani (1961)
menyatakan bahwa nilai dari sebuah perusahaan
akan bergantung pada laba yang diproduksi oleh
aktiva-aktivanya, buka pada bagaimana laba
tersebut akan dibagi menjadi deviden dan saldo laba
ditahan.
Investor dapat melakukan penyesuaian pada
tingkat personal untuk menetralkan kebijakan yang
tidak sesuai dengan keinginan investor. Selain itu
menejer keuangan bisa menyesuaikan keingginan
yang serupa agar target devidennya bisa terpenuhi.
Dalam hal ini baik menejer atau investor berpikir
rasional mengenai kebijakan deviden tersebut.
Kebijakan ini berasumsi bahwa tidak ada biaya
emisi saham baru, tidak ada pajak, dan kebijakan
investasi perusahaan tidak berubah.
2.) Bird In The Hand Theory (teori burung di tangan)
Mengemukakan bahwa deviden adalah lebih
baik daripada saldo laba.karena pada akhirnya saldo
laba memungkinkan tidak akan pernah terwujud
Gordon dan John Litner biaya ekuitas akan naik jika
deviden dikurangi, karena pemegang saham akan
membayarkan keuntungan yang lebih tinggi, karena
pertimbangan resiko dan kepastian akan
reinvestasinya. Sebaliknya, biaya ekuitas akan
mengalami penurunan seiring dengan peningkatan
pembayaran deviden karena investor kurang yakin
akan penerimaan dari keuntungan modal yang
seharusnya berasal dari saldo laba ditahan
dibandingkan dengan penerimaan deviden.
Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan
manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yang
pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih setelah pajak
(Earning After Tax) dibagikan kepada para investor dalam bentuk
dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan
dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan dividen merupakan
keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan terutama untuk
menentukan besarnya laba yang dibagikan dalam bentuk dividen.
Kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan
dikarenakan kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap atau
reaksi investor yang berarti pemotongan dividen dapat dipandang
negatif oleh para investor, pemotongan seperti itu seringkali
Selain itu, kebijakan keuangan ini berdampak pada program
pendanaan dan anggaran modal perusahaan yang berkaitan dengan
sumber pembiayaan (financing) perusahaan. Apabila perusahaan
memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan
mengurangi total sumber dana intern atau internal financing.
Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang
diperoleh, maka kemampuan pemenuhan kebutuhan dana dari
sumber dana intern akan semakin besar dan hal ini akan
menjadikan posisi financial dari perusahaan yang bersangkutan
semakin kuat karena ketergantungan kepada sumber dana ekstern
menjadi semakin kecil (Puspita, 2009).
Kebijakan manajemen terhadap dividen tidak terlepas dari
kebijakan manajemen terhadap laba bersih yang diperoleh
perusahaan. Manajemen mempunyai dua pilihan terhadap laba
bersih yang diperoleh yaitu: Dibagi kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen, atau Diinvestasikan kembali ke perusahaan
sebagai laba ditahan. Pada umumnya sebagian laba bersih tersebut
terlebih dahulu dibagikan dalam bentuk dividen, sisanya
diinvestasikan kembali dalam bentuk laba ditahan.Keputusan
manajemen untuk menentukan berapa besarnya laba bersih yang
dibagikan sebagai dividen disebut dengan kebijakan dividen
Beberapa argumen mengenai kebijakan dividen menurut
Mamduh M Hanafi (2004:361) :
a. Kebijakan dividen tidak relevan
Miller dan Modigliani (1961) mengajukan argumen bahwa
kebijakan dividen tidak relevan. MM menunjukkan bahwa
investor indifferent (samasaja) terhadap kebijakan dividen. MM
mengajukan beberapa asumsi dalam analisis mereka :
1.) Tidak ada biaya pajak atau biaya lainnya. Pelaku pasar
tidak bisa mempengaruhi harga sekuritas. Pasar
diasumsikan sempurna (perfect).
2.) Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama
terhadap investasi, keuntungan, dan dividen dimasa
mendatang. Pengharapan investor dikatakan homogeny.
3.) Kebijakan investasi ditentukan terlebih dulu, kebijakan
dividen tidak mempengaruhi kebijakan investasi.
b. Argumen yang mendukung relevansi dividen
Argumen ketidak relevanan kebijakan dividen
mengasumsikan pasar yang sempurna dan efisien. Jika
pasar tidak sempurna, maka kebijakan dividen akan
relevan. Argumen yang menyatakan bahwa kebijakan
dividen relevan berangkat dari asumsi ketidak sempurnaan
pasar. Di satu sisi, argumen tersebut mengatakan bahwa
lain, argumen tersebut menyatakan sebaliknya, yaitu
perusahaan perlu membayar dividen yang rendah Mamduh
M Hanafi (2004).
1.) Dividen dibayar tinggi
Beberapa argumen yang mendukung pembayaran
dividen yang tinggi Mamduh M Hanafi (2004) :
(a.)Mengurangi ketidak pastian
Beberapa tipe investor akan menyukai
pendapatan saat ini karena dividen diterima saat ini
sedangkan capital gain diterima di masa mendatang
sehingga ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan capital gain. Faktor ketidak
pastian akan berkurang sehingga investor semacam
itu akan mau membayar harga yang lebih tinggi
untuk saham dengan dividen tinggi.
(b.)Mengurangi konflik keagenan antara menejer
dengan pemegang saham
Menurut agency theory, konflik bisa terjadi
antar pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan.
Manajer disewa oleh pemegang saham untuk
menjalankan perusahaan agar tujuan pemegang
saham (maksimisasi kemakmuran pemegang saham)
agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan
pemegang saham. Manajer bisa saja menahan
labanya untuk diinvestasikan kembali pada proyek
yang dapat meningkatkan keuntungan, investasi
aset, dan lain sebagainya. Konteks semacam itu
pembayaran dividen yang tinggi merupakan hal
yang diinginkan oleh investor karena akan
mengurangi potensi konflik antara manajer dengan
pemegang saham.
(c.)Efek pajak
Dividen mempunyai pajak efektif yang lebih
tinggi dibandingkan dengan capital gain.Tetapi
dalam beberapa situasi, investor memilih
pembayaran dividen yang tinggi karena membayar
pajak yang lebih rendah.
2.) Deviden dibayar rendah
Argumen yang mendasari dividen dibayar rendah
Mamduh M Hanafi (2004) yaitu :
a.) Efek pajak
Di Negara tertentu, seperti di Amerika Serikat,
dengan pajak untuk dividen. Disamping itu, pajak atas
capital gain akan efektif jika capital gain tersebut
direalisir, dengan kata lain pajak efektif atas capital
gain dapat ditunda sedangkan pajak dividen akan
dibayarkan pada saat dividen diterima. Berdasarkan
argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah
karena akan menghemat pajak.
b.) Biaya emisi (flotation costs)
Jika perusahaan membayarkan dividen dan
kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan
mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham
eksternal akan lebih besar dibandingkan biaya modal
internal karena adanya biaya emisi, biaya transaksi dan
biaya underpricing saham. Oleh karena itu, perusahaan
akan lebih baik membayarkan dividen rendah sehingga
tidak harus menerbitkan saham baru.
c. Factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
Faktor-faktor praktis yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan kebijakan dividen Mamduh (2004:375) :
1.) Kesempatan investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang
jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang
positif.
2.) Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri. Pihak manajemen akan membayarkan
dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan
perusahaan membukukan profit (Wirjolukito et al, 2003 dalam
Michell Suharli, 2007).
3.) Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
financialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang
tersedia. Posisi likuiditas dari suatu perusahaan merupakan
faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum
mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen
yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham (Nurani
Bangun dan Stefanus Hardiman, 2012).
4.) Stabilitas Pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa
mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat.Perusahaan
semacam itu bisa membayar dividen yang lebih tinggi.Hal yang
pendapatan yang tidak stabil.Ketidakstabilan aliran kas di masa
mendatang membatasi kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen yang tinggi.
5.) Pembatasan-pembatasan
Kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi
pembayaran dividendalam situasi tertentu.Sebagai contoh,
perusahaan harus menjaga tingkat modal tertentu, rasio
likuiditas tertentu, atau perusahaan tidak bisa membayarkan
dividen sebelum dividen untuk pemegang saham preferen
dibayar.Pada situasi normal, pembatasan semacam itu tidak
berpengaruh banyak terhadap kemampuan perusahaan
membayarkan dividennya. Tetapi dalam situasi buruk, dimana
aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan mempengaruhi
pembayaran dividen oleh perusahaan.
2. Profitbilitas
Profitabilitas adalah salah satu kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, assets,
dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004:42). Laba mutlak
diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan
deviden. Membayarkan deviden akan memberikan sinyal akan
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kemampuan
membayarkan deviden memberikan pengaruh kepada perusahaan
untuk menilai sejauh mana tingkat pengembalian yang akan
didapat dari aktivitas investasinya, jika dari tahun ke tahun
perusahaan mengalami tingkat keuntungan yang signifikan
tentunya investor akan cenderung memiliki harapan yang cukup
optimis atas pengambilan investasi yang akan diperolehnya.
Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan
factor penting yang harus mendapat perhatian, karena profitabilitas
sebagai alat vital untuk kelangsungan hidup sebuah perusahaan.
Suatu perusahaan agar terus berjalan dan menjadi perusahaan yang
maju harus berada pada keadaan yang menguntungkan (profitable).
Tanpa adnya keuntungan, perusahaan tidak akan maju dan sulit
untuk menarik modal dari luar perusahaan, disamping melihat
laporan keuangan perusahaan juga bisa dengan analisis rasio
keuangan. Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Rasio profitabilitas yang terkait dengan penjualan
b. Rasio profitabilitas yang terkait dengan investasi
Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan
menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang dimiliki untuk
menghasilkan keuntungan perusahaan. Profitabilitas sebagai
kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan,
diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi
tolok ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan,
penjualan, dan investasi.
Helfert, (1996:86) profitabilitas adalah salah satu daya tarik
utama bagi pemilik perusahaan pemegang saham dalam suatu
perseroan. Dalam konteks ini, profitabilitas berarti hasil yang
diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan
pemilik. Pemilik juga tertarik pada pembagian laba yang menjadi
haknya yaitu, seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan
seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen kepada mereka.
Akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak hasil
perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya jika
saham dijual kepada umum. Profitabilitas merupakan salah satu
factor yang mempengaruhi kebijakan deviden.
Perusahaan profiabilitas tinggi memiliki proporsi laba yang
tinggi disebabkan perusahaan yang profitabilitas tinggi memiliki
tingkat keuntungan yang tinggi dari penjualan, sehingga dengan
proporsi laba yang tingi perusahaan mampu membayarkan deviden
yang dijanjikan kepada investor. Jadi perusahaan yang profitablitas
yang tinggi akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan
deviden.
Profitabilitas ( Profitability ) adalah tingkat keuntungan
Deviden merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh
perusahaan, oleh karena itu deviden akan dinaikkan jika
perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak
dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan perusahaan
setelah perusahaan memenuhi kewajiban tetapnya yaitu beban
bunga dan pajak.Dividen dapat diambil dari keuntungan bersih
yang diperoleh perusahaan, maka keuntungannya lebih besar
sebagai deviden. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka
akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden. Profitabilitas dapat diwakili oleh tingkat keuntungan
setelah pajak dibagi dengan total asset.
3. Kesempatan investasi
Kesempatan investasi merupakan keputusan investasi
dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in
place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, di mana
kesempatan investasi tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan
(Inneke dan Supatmi, 2008). Kesempatan investasi merupakan
pilihan investasi masa depan dan mencerminkan adanya
pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Perusahaan yang mengalami
pertumbuhan akan memilih banyak kesempatan investasi sebagai
jalan untuk mengembankan perusahaan. Perumbuhan perusahaan
dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan periode tertentu (sales
perusahaan pada asset tetap maka akan semakin tinggi kadar
investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Menurut Gaver (1993), opsi investasi masa depan tidak
semata-mata hanya ditujukan dengan adanya proyek-proyek yang
didukung oleh kegiatan riset dan pengembangannya saja, tetapi
juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam
mengekploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan
dengan perusahaan lain yang setara dalam sutu kelompok
industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat
tidak dapat diobservasi (unobservable).
Kebijakan deviden sanggat dipengaruhi oleh peluang
investasi dan ketersediaan dana guna membiayai investasi baru.
Hal ini menyebabkan adanya kebijakan residual (Brigham dan
Houston, 2006) atau residual theory of deviden, yaitu deviden
dibayarkan jika ada pendapatan sisa setelah melakukan investasi
baru.
Menurut ( Hanafi,2004 )menyatakan bahwa menejer
keuangan akan melakukan langkah-langkah dari kebijakan deviden
tersebut, langkah-langkah tersebut adalah :
a. Menentukan panganggaran modal yang optimum,
b. Menentukan jumlah saham yang diperlukan untuk membiyayai
c. Menggunakan dana internal untuk mendanai kebutuhan dana
dari saham tersebut.
d. Membayarkan deviden jika ada sisa dari dana internal, setelah
semua usulan investasi dengan NPV ( Net Present Value )
positif didanai.
Dasar dari kebijakan residual adalah kenyataan bahwa
investor lebih menyukai perusahaan menahan laba dan
menginvestasikan kembali dari pada membagikanya sebagai
deviden, apabila laba yang diinvestasikan kembali tersebut
memberikan laba yang lebih tinggi daripadaa tingkat
pengembalian rata-rata yang dapat dihasilkan sendiri dari laba
dengan resiko yang sama. Kesempatan Investasi
menggambarkan tentang peluang investasi atau luasnya
kesempatan bagi perusahaan Hartono, (2003:58) berdasarkan
definisi diatas bahwa pilihan investasi itu merupakan suatu
kesempatan untuk berkembang, namun sebagian perusahaan
tidak dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa
yang akan datang. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan
akan memilih banyak kesempatan investasi sebagai jalan untuk
mengembangkan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat
dilihat dari pertumbuhan penjualan periode tertentu (sales
growth) dan rasio investasi yang semakin besar dilakukan
investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Kesempatan
investasi bertujuan meningkatkan pertumbuhan perusahaan
dimana perusahaan lebih cenderung mengunakan dana yang
berasal dari sumber dana internal disebabkan sumber dana
internal lebih disukai untuk membiayayai kegiatan reinvestasi
karena dana tersebut memiliki resiko dan biaya yang lebih
rendah. Kesempatan investasi dapat diukur dengan peningkatan
aktiva tetap bersih, hal ini sesuai dengan format laporan arus
kas (statement of cash flow) yang mengukur investasi dari
investasi jangka panjang dan aktiva tetap berwujud.
4. Pertumbuhan
Growth (pertumbuhan perusahaan) aset adalah aktiva yang
digunakan untuk aktivitas operasional suatu perusahaan. Semakin
besar aset maka akan diharapkan semakin besar pula hasil
operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan
aset suatu perusahaan yang diikuti dengan peningkatan hasil
operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap
suatu perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar
(kreditur) terhadap perusahaan, maka proposi hutang tersebut akan
lebih besar dari modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan
kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan
dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan menurut Ang
B. HUBUNGAN ANTARA VARIABEL 1. Profitabilitas terhadap kebijakan deviden
Helfert, (1996:86) salah satu daya tarik utama bagi pemilik
perusahaan pemegang saham dalam suatu perseroan adalah
profitabilitas. Dalam konteks ini, profitabilitas berarti hasil yang
diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan
pemilik. Pemilik juga tertarik pada pembagian laba yang menjadi
haknya yaitu, seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan
seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen kepada
mereka.Akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak
hasil perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya
jika saham dijual kepada umum.Profitabilitas merupakan salah satu
factor yang mempengaruhi kebijakan deviden. Perusahaan
profiabilitas tinggi memiliki proporsi laba yang tinngi disebabkan
perusahaan yang profitabilitas tinggi memiliki tingkat keuntungan
yang tinggi dari penjualan, sehingga dengan proporsi laba yang
tingi perusahaan mampu membayarkan deviden yang dijanjikan
kepada investor. Jadi perusahaan yang profitablitas yang tinggi
akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan deviden.
Berdasakan teory signaling menjelaskan bahwa merupakan
signal oleh perusahaan karena perusahaan tersebut yakin bahwa
prospek perusahaan baik dimasa mendatang dimana aliran kas
yang meningkat tersebut bisa dibayarkan.Keuntungan yang layak
dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan perusahaan
setelah perusahaan memenuhi kewajiban tetapnya yaitu beban
bunga dan pajak.Dividen dapat diambil dari keuntungan bersih
yang diperoleh perusahaan, maka keuntungannya lebih besar
sebagai deviden. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka
akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden.Hal ini menunjukan profitabilitas berpengaruh positih
terhadap kebijakan deviden.
2. Kesempatan investasi
Kesempatan investasi merupakan keputusan
investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki
(assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, di
mana kesempatan investasi tersebut akan mempengaruhi nilai
perusahaan (Inneke dan Supatmi, 2008). Kesempatan investasi
merupakan pilihan investasi masa depan dan mencerminkan
adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas.Semakin besar kesempatan
investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit.
Perusahaan akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi
yang menghasilkan NPV yang positif.
Kesempatan Investasi menggambarkan tentang peluang
investasi atau luasnya kesempatan bagi perusahaan Hartono,
merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun sebagian
perusahaan tidak dapat melaksanakan semua kesempatan investasi
di masa yang akan datang.Perusahaan yang mengalami
pertumbuhan akan memilih banyak kesempatan investasi sebagai
jalan untuk mengembangkan perusahaan. Kesempatan investasi
bertujuan meningkatkan pertumbuhan perusahaan dimana
perusahaan lebih cenderung menggunakan danayang berasal dari
sumber dana internal disebabkan sumber dana internal lebih
disukai untuk membiayayai kegiatan reinvestasi karena dana
tersebut memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah.Hal ini
menunjukan kesempatan investasi perpengaruh negative terhadap
kebijakan deviden.
3. Pertumbuhan terhadap kebijakan deviden
Pertumbuhan perusahaan adalah mengambarkan presensi
pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahunke tahun. Rasio ini
menunjukan presensi kenaikan penjulan tahun ini disbanding
dengan tahun yang lalu. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik
(Harahap,2002:309). Semakin cepat tingkat pertumbuhan semakin
besar dana yang dibutuhkan, karena untuk memenuhi kebutuhan
pendanaan perusahaan jika menggunakan hutang maka beban buga
makin tinggi, sehingga laba dipai untuk membayarkan sebagian
Growth (pertumbuhan perusahaan) aset adalah aktiva yang
digunakan untuk aktivitas operasional suatu perusahaan. Semakin
besar asset maka akan diharapkan semakin besar pula hasil
operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan
asset suatu perusahaan yang diikuti dengan peningkatan hasil
operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap
suatu perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar
(kreditur) terhadap perusahaan, maka proposi hutang tersebut akan
lebih besar dari modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan
kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan
dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan menurut Ang
(1997). Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan merupakan salah
satu factor yang mempengaruhi kebijakan deviden karena semakin
cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan maka semakin besar
pula kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai
pertumbuhan perusahaan tersebut disebabkan semakin besar
kebutuhan dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih
senang untuk menanam labanya dari pada membayarkan sebagian
deviden kepada pemegang saham. Hal ini menunjukan bahwa
C. TEMUAN TERDAHULU
1. Marpung dan Hadianto, (2009), semakin tinggi laba maka semakin
tinggi aliran kas dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat
membayar dividen lebih tinggi
2. Ahmad Rizal, (2009) yang menunjukkan bahwa IOS berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Penelitian Marpung dan Hadianto,
(2009) menyatakan bahwa investmen opportunity set atau
kesempatan investasi berpengaruh negative terhadap kebijakan
dividen.
3. Suherli dan Harahap (2004), Marpung dan Hadianto (2009),
Prihantoro (2003), Raharja (2007) serta Hatta (2002) tidak
menemukan adanya pengaruh antara pertumbuhan dengen
kebijakan dividen. Namun bertentangan dengan penelitian
Sutoyo,dkk (2011) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
terhadap kebijakan dividen
4. Suharli (2007) tentang pengaruh profitability dan investment
opportunity set terhadap kebijakan dividentunai perusahaan dengan
likuiditas sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2002-2003 menunjukkan
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen tunai perusahaan, sedangkan investment opportunity set
5. Marpaung dan Hadianto (2009) dengan judul pengaruh
profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen:
studi empirik pada emiten pembentuk indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia, menyatakan kesempatan investasi yang diproksi dengan
pertumbuhan penjualan (SG) tidak berpengaruh terhadap kebijakan
dividen dan rasio harga pasar terhadap nilai buku (MTVB)
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
6.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
1. Profitabilitas dan kebijakan dividen
Laba merupakan indikator utama yang menunjukkan
kapasitas perusahaan dalam membayarkan dividen Anil dan
kopoor, (2008).Laba tahun berjalan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pembayaran dividen saat ini selain dividen
tahun sebelumnya Lintner. Perusahaan penghasil profit mampu
membayar dividen sekaligus menyimpan dana internal berupa laba
ditahan untuk membiayai investasinya dengan syarat profit yang
dihasilkannya cenderung stabil.
Perusahaan profiabilitas tinggi memiliki proporsi laba yang
tingi disebabkan perusahaan yang profitabilitas tinggi memiliki
tingkat keuntungan yang tinggi dari penjualan, sehingga dengan
yang dijanjikan kepada investor. Jadi perusahaan yang profitablitas
yang tinggi akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan
deviden. Adapun asumsi lain yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh negative terhadap deviden di sebabkan
semakin tinggi profitabilitas perusahaan justru membayar
devidennya kecil karena prusahaan yang profitabilitas tinggi tidak
membutuhkan dana ekternal di sebabkan prusahaan yang
profitabilitas tinggi memiliki dana internal yang besar sehingga
dana internalnya cukup untuk kebutuhan investasi. Laba yang
tinggi belum tentu membayarkan deviden sebab perusahaan akan
lebih cenderung memilih untuk menginvestasikan dana tersebut
ketimbang membagikan devidennya.
Menurut teory signaling merupakan signal oleh perusahaan
karena perusahaan tersebut yakin bahwa prospek perusahaan baik
dimasa mendatang dimana aliran kas yang diharapkan meningkat
dimana perolehan tingkat dimana deviden yang meningkat tersebut
bisa dibayarkan.
Jadi dari argumen dan teory signaling tersebut dapat
disimpulkan adanya pengaruh positif antara profitabilitas terhadap
kebijakan deviden.
2. Kesempatan investasi dan kebijakan deviden
Apabila kondisi suatu perusahaan sangat baik maka pihak
manajemen cenderung akan lebih memilih investasi baru daripada
membayar dividen yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang
mengalami pertumbuhan lambat cenderung membagikan dividen
lebih tinggi untuk mengatasi masalah overinvestment. Apabila
kondisi suatu perusahaan sangat baik maka pihak manajemen
cenderung akan lebih memilih investasi baru daripada membayar
dividen yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami
pertumbuhan lambat cenderung membagikan dividen lebih tinggi
untuk mengatasi masalah overinvestment. Peneliitian Wiirjolukito
(2003) mengukur pemanfaatan kesempatan investasi bisa diukur
dengan menggunakan peningkatkan aktiva tetap bersih.
Kesempatan investasi bertujuan meningkatkan pertumbuhan
perusahaan dimana perusahaan lebih cenderung mengunakan dana
yang berasal dari sumber dana internal disebabkan sumber dana
internal lebih disukai untuk membiayayai kegiatan reinvestasi
karena dana tersebut memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah.
Jadi kesempatan investasi merupakan indicator sebuah perusahaan
untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan
lebih cenderung menggunakan dana internal perusahaan ketimbang
dana eksternal karena akan ada resiko dan biaya yang akan
mempunyai kesempatan investasi lebih memilih mengunakan
sebagian dari laba yang di dapat ketimbang harus membagikan
deviden.
Jadi dari argument diatas dapat disimpulkan.
H2: kesempatan investasi berpengaruh negative terhadap kebijakan deviden
3. Pertumbuhandan kebijakan deviden
Tingakat pertumbuhan suatu perusahaan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen Tampubolon,
(2005) Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan,
maka semakin besar pula kebutuhan dana yang diperlukan untuk
membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana
untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk
menanam labanya daripada membayarkan sebagian dividen kepada
pemegang saham. Jadi meningkatnya pertumbuhan perusahaan
perusahaan tersebut membutuhkan dana internal yang tinggi
sehingga perusahaan yang pertumbuhannya meningkat akan
senang menanamkan labanya dari pada harus membayarkan
deviden. Jadi dapat disimpulkan
E. MODEL PENELITIAN
Variabel independen Variabel
dependen
H H1
H2 H2
H3
Sumber Diolah Sendiri
Gambar 1. Profitabilitas, kesempatan investasi, dan pertumbuhan
terhadap kebijakan deviden Profitabilitas
(ROA)
Kebijakan deviden
(DPR) Kesempatan investasi
(IOS)
Pertumbuhan
[image:49.595.146.558.258.588.2]Subyek yang diambil dari penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur pada tahun 2010 – 2014. Adapun peneliti mengkususkan untuk pertumbuhan dilihat dari tahun sebelumnya
yaitu tahun 2009.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang didapat dari pojok BEI berupa laporan keuangan
tahunan perusahaan untuk periode tahun 2010-2014, dikususkan
untuk pertumbuhan data pada tahun 2009.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non
Probability Sampling yaitu teknik samping yang menggunakan
kriteria- kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan
sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun
kriteria yang digunakan dalam memilih sampel adalah :
1. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan 2014 ;
2. Perusahaan yang mempunyai laba yang positif dari tahun
3. Perusahaan yang membagikan dividen dari tahun 2010
sampai dengan 2014;
4. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan
variabel yang akan diteliti dari tahun 2010 – 2014 5. Untuk data khusus pertumbuhan dilihat pada tahun 2009
D. Devinisi Operasional dan Variabel yang Digunakan 1. Variabel dependen
a. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen menunjukkan proporsi laba yang
akan dibagikan sebagai dividen dan laba yang akan
ditahan oleh perusahaan. Kebijakan dividen ini diproksi
dengan rasio pembayaran dividen (Dividend Payout
Ratio).
Mamdu M, Hanafi (2004)
2. Variabel independen a. Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba.Untuk mengukur
suatu tingkat profitabilitas, peneliti menggunkan ROA
sebagai proksi profitabilitas dengan skala pengukuran
DPR =
�� � � � �ℎ��beberapa rasio. ROA merupakan salah satu
perbandingan antara laba bersih setelah pajak selama
satu tahun berjalan dengan total aktiva yang dimiliki
pada akhir tahun (Marpung dan Hadianto, 2009).
ROA =
b. Kesempatan Investasi (IOS)
Ios adalah peluang atau kesempatan yang dimliki
perusahaan dalam rangka mengembangkan sebuah
perusahaan. Ios akan diproksikan sebagai market to
book value of equity (MVE/BVE). Rasio ini dihitung
dengan cara membagi kapitalisasi pasar (harga saham
dikalikan dengan jumlah lembar harga saham) dengan
total equitas
IOS = MVE/BVE = (jumlah saham yang beredar x harga
penutupan saham)
Total Equitas
c. Pertumbuhan Penjualan
berdasarkan perbandingan antara net sales periode
sekarang (net sale t) minus periode sebelumnya (net
sales t-1) terhadap net sales periode sebelumnya (net
sales t-1).
SGt =
E. Alat Analisis Data yang Digunakan 1. Analisis Regresi linier berganda
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda.Pengolahan data dibantu dengan
Program SPSS. Teknik tersebut di pergunakan untuk
mengetahui keterkaitan anatara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari profitabilitas,
kesempatan investasi, dan pertumbuhan, sedangakan variabel
terikat yaitu kebijakan dividen.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda
dengan persamaan sebagai berikut:
Y = + ІtprofІt + ЇtiosІt+ Јt sgЈt+ e Dalam persamaan diatas :
= harga konstanta (harga Y apabila X= 0
= angka arah atau koefisien regresi
prof1t= profitabilitas
sg3t= pertumbuhan
e = error
2. Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasik dalam model regresi dilakukan
untuk menghindari adanya bias dalam pengambilan
keputusan.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel penganggu
atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.
Jika variabel residual tersebut memiliki distribusi
tidak normal maka hasil uji akan bias.Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,
2009). Dasar pengambilan keputusan yaitu jika
probabilitas lebih besar dari 0,05maka H0 diterima
yang berarti variabel berdistribusi normal dan jika
probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak yang
berarti variabel tidak berdistribusi normal. Uji
normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
(uji K-S) dengan menggunakan bantuan program
b. Uji multikolienieritas
Uji multikolonieritas adalah asumsi adanya
korelasi variabel diantara satu dengan yang lain.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel bebas, variabel mediasi, dan variabel
terikat.Multi kolinieritas dapat dilihat dari Variance
inflition factor (VIF) dan nilai tolerance, kedua
ukuran ini menunjukan setiap variabel ndependen
manakah yang dijelaskan.
c. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi adalah korelasi (hubungan)
antara anggota serangka observasi yang diurutkan
menurut waktu dan ruang.Pengujian ini bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan penganggu paada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Konsekuensi adanya auto korelasi
adalah peluang keyakinan menjadi besar serta
varian dan nilai kesalahan standar akan ditaksir
d. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah adanya varian
berbeda yang dapat membiaskan hasil yang dihitung
serta menghasilkan adanya konsekuensi adanya
ordinary least sequare yang akan menaksir terlallu
rendah dari varian yang sesungguhnya. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidak samaan variance dari risidual
satu ke yang lain.
3. Pengujian hipotesis a. Uji t
Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan t
hitung dengan t tabel pada derajat kepercayaan 5% (0,05). Uji t
di gunakan untuk:
1.) Untuk melihat arah koefisien, hipotesis diterima jika koefisien searah dengan hipotesis
2.) Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh masing-masing variabel independen secara
individu dalam menerangkan variasi variabel
b. Uji F
Uji F hitung dimaksudkan untuk menguji model
regresi atas pengaruh seluruh variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen.Uji ini dapat dilihat
pada nilai F-test. Nilai F pada penelitian ini menggunakan
tingkat signifikansi 0,05. Apabilanilai signifikansi F < 0,05
maka memenuhi ketentuan goodness of fit model,
sedangkan apabila nilai signifikansi F > 0,05, maka model
regresi tidak memenuhi ketentuan goodness of fit model.
c. Uji R
Untuk mengetahui seberapa % pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent yang di lihat dari
Koefisien determinasi (Adjusted R Square) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh
profitabilitas, kesempatan investasi, dan pertumbhan perusahaan terhadap
kebijakan deviden pada perusahaan manufaktur periode 2010-2014.
Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang berjumlah
131 perusahaan. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam
penelitian mengunakan proposive sampling yaitu ssampel yang kriteria
sampel yang sudah ditentukan sebelumnya. Kriteria yang digunakan
sebagai berikut :
1. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei periode
2010-2014
2. Perusahaan yang mempunyai laba positif dari tahun 2010-2014
3. Perusahaan yang membagikan deviden dari 2010-2014
4. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel yang
akan di teliti dari tahun 2010-2014
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel
No Uraian Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang udah
terdaftar di BEI periode 2010-2014 dan
mempublikasikan laporan keuangan
perusahaan
655
2. Perusahaan yang tidak memiliki data
yang lengkap yang dibutuhkan dalam
perhitungan variabel yang digunakan
dalam penelitian selama periode
2010-2014.
165
3. Perusahaan yang tidak memiliki laba
positif dan perusahaan yang tidak
membagikan deviden selama periode
2010-2014
375
4. Jumlah perusahaan digunakan dalam
sampel
115
Sumber :www.idx.co.id
Perusahaann dipilih denan mengunakan meode purposive
berdasarkan proses seleksi sampel maka diperolah 115 perusahaan
manufaktur yang dijadikan sampel.
Penelitian ini mengunakan 3 variabel independen yaitu
profitabilitas, keempatan investasi, dan pertumbuhan perusahaan
sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini kebijakan deviden.
Deskriftif variabel atas data yang digunakan selama 5 tahun penelitian
2010-2014 terdiri dari 115 data. Data diperoleh dsri indinesia stock
exchange (idx), Indonesia capital market directory (icmd), yahoo
finance, website bei www.idx.co.id serta berbagai sumber lainnya yang
dapat mendukung penelitian ini.
Berikut nama-nama perusahaan yang mejadikan objek dalam
[image:60.595.177.559.443.750.2]penelitian ini
Tabel 4.2 Nama Perusahaan
No
Kode Perusahaan
Nama Perusahaan
1 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
2 SMCB Holcim Indonesia Tbk.
3 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.
5 ARNA Arwana Citramulia Tbk
6 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
8 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
9 LION Lion Metal Works Tbk
10 LMSH Lionmesh Prima Tbk
11 EKAD Ekadharma International Tbk
12 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
13 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
14 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
15 TRST Trias santosa santosa tbk
16 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
17 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
18 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
19 ASII Astra International Tbk
20 AUTO Astra Otoparts Tbk
21 BRAM Indo Kordsa Tbk
22 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
23 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
24 INDS Indospring Tbk
25 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
26 SMSM Selamat Sempurna Tbk
27 TRIS Trisula International Tbk
28 BATA Sepatu Bata Tbk.
30 KBLI KMI Wire and Cable Tbk.
31 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
32 SCCO Supreme Cable Manufacturing &Commerce Tbk.
33 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
34 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
35 DLTA Delta Djakarta Tbk.
36 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
37 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
38 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
39 MYOR Mayora Indah Tbk.
40 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
41 SKLT Sekar Laut Tbk.
42 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.
43 GGRM Gudang Garam Tbk.
44 HMSP HM Sampoerna Tbk.
45 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.
46 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk.
47 KLBF Kalbe Farma Tbk.
48 MERK Merck Tbk.
49 TCID Mandom Indonesia Tbk.
50 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
Data penelitian yang digunakan adalah seanyak 109 sampel. Dalam
penelitian dilakukan melalui beberapa tahap perhitungan antaralain
a. Logaritma
Logaritma dilakukan karena ada variabel yang digunakan
mengalami nilai GAP yang jauh signifikan diantara variabel. Sehingga
dilakukan logaritma yang dapat digunakan untuk menormalisasi yang
tidak distribusi normal sebagai syarat untuk memenihi uji asumsi
klasik
b. Outlier
Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan
mucul dalam bentuk nilai ekstrim. Penyebab timbulnya data outlier
adalah kesalahan dalam mengantri data, gagal menspesifikasikan
adanya missing value dalam program komputer, outlier bukan
merupakan anggta populasi yang kita ambil sebagai sampel dan outlier
berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel distribusi dari
variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak
terdistribusi secara normal.
1. Deskriftif Hasil Penelitian
Analisis dekriptif digunakan untuk memeberikan gambaran pada
menggunakan tiga variabel indepanden yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan profitabilitas, kesempatan investasi dan pertumbuhan
perusahaan Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan
kebijakan deviden.Deskriptif variabel diatas data dilakukan selama 5
tahun, sehingga jumlah data secara keseluruhan yang diamati setelah
[image:64.595.147.555.357.531.2]dideteksi adanya outlier menjadi berjumlah 109 sampel.
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskritif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPR 115 .00 5.77 .4791 .58741
ROA 115 .01 .72 .1384 .11871
IOS 115 1.00 989.00 1.3631E2 229.53822
SG 115 .01 13.19 .3185 1.24161
Valid N
(listwise)
115
Keterangan :
N : Jumlah Data
Maksimum : Nilai Tebesar Variabel
Minimum : Nilai Terkecil Variabel
Std. Deviation : Ukuran Dispersi atau Penyebaran Data
Dari hasil uji statistik pada tabel 4.3 didapatkan informasi
sebagai berikut :
(1.)Deviden per share (DPR)
Dari hasil pengujian statistik deskriptif DPR memiliki
rentang ni