• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUAH IMPOR

TERHADAP DAYA SAING BUAH LOKAL

( Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara )

SKRIPSI

OLEH:

Michaela Glady Sinambela

090304077

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH BUAH IMPOR

TERHADAP DAYA SAING BUAH LOKAL

( Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara )

SKRIPSI

Oleh :

MICHAELA GLADY SINAMBELA

090304077

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. Luhut Sihombing, MP) (Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA) NIP : 196510081992031001 NIP : 197008272008122001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

MICHAELA GLADY SINAMBELA : Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara), dibimbing oleh Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP dan Ibu Sri Fajar Ayu SP, MM, DBA.

Kegiatan impor pada umumnya dilakukan ketika jumlah produksi lokal berkurang kuantitasnya dan kebutuhan lokal tidak dapat terpenuhi. Ketergantungan pada kegiatan impor dapat memberikan dampak penurunan produksi lokal secara terus menerus sehingga eksistensi dan daya saing produksi lokal menjadi menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui pola perdagangan luar negeri buah impor antar wilayah yang berjalan, 2) Untuk menganalisis pengaruh keberadaan buah impor terhadap buah lokal secara kuantitatif di daerah penelitian, 3) Untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal di daerah penelitian, dan 4) Untuk menganalisis strategi peningkatan daya saing buah lokal terhadap keberadaan buah impor di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara purposive, metode penarikan sampel dilakukan secara Accidental Sampling, metode analisis data menggunakan metode regresi linier berganda dan analisi SWOT.

Hasil penelitian menyimpukan bahwa; 1) Pola perdagangan buah impor yang sedang berjalan adalah Negara China, Banda Aceh, Brebes (Jawa Timur), Berastagi, Simalungun, Tuntungan, dan Tanjung Morawa lalu disalurkan ke pasar sentral kemudian didistribusikan berbagai pasar di Kota Medan, 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi harga buah lokal adalah jumlah buah impor, dan kurs rupiah terhadap dollar, 3) Buah yang paling diminati adalah buah jeruk dan mangga. Hal-hal yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi buah adalah jenis buah, kebiasaan, pengetahuan akan kandungan buah, ketersediaan, ketergantungan pada impor, asal produksi, alasan mengkonsumsi, lokasi pedagang, budget belanja, intensitas mengkonsumsi, dan kebutuhan, serta 4) Faktor internal yang mempengaruhi daya saing buah lokal adalah modal, kualitas buah, tampilan (packing) buah, ketersediaan, dan sifat buah yang musiman. Sedangkan faktor eksternal adalah penggunaan pengawet, supermarket di sekitar pasar tradisional yang identik dengan buah impor, permintaan (minat) konsumen, penawaran dari agen, hari raya besar/akhir pekan, dan harga buah

(4)

RIWAYAT HIDUP

Michaela Glady Sinambela, lahir pada tanggal 01 Mei 1991 di Balikpapan,

merupakan anak sulung dari 4 bersaudara dari Ayahanda J. Sinambela dan Ibunda

L. Sitorus.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

• Pada tahun 1995 masuk di Taman Kanak-Kanak Putri Sion Medan,

• Pada tahun 1997 masuk di SD Budi Murni 2 Simalingkar, Medan, pada tahun

2000 masuk di SD Patra Dharma Balikpapan, pada tahun 2002 masuk di SD

St. Yoseph Denpasar,

• Pada tahun 2003 masuk di SMP St.Yoseph 1 Denpasar, pada tahun 2004

masuk di SMP Providentia Bandung, pada tahun 2005 masuk di SMP Bunda

Hati Kudus Cibubur,

• Pada tahun 2006 masuk di SMA Bunda Hati Kudus Cibubur,

• Pada tahun 2009 masuk di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara Medan, melalui jalur Ujian Masuk Bersama

(UMB).

Selama menjalani masa perkuliahan, penulis melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di Desa Silinda, Kecamatan Silinda, Kabupaten Serdang

Bedagai pada bulan Juli s/d Agustus 2013. Penulis juga aktif dalam kegiatan

organisasi kampus dengan mengikuti beberapa kepanitiaan seperti PORSENI dan

(5)

seperti HUT IMASEP dan Latihan Dasar Kepemimpinan dan pernah bertanggung

jawab sebagai wakil ketua bidang penelitian dan pengembangan selama satu

periode dan mengikuti beberapa kegiatan POPMASEPI. Pada bulan Desember

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul

skripsi ini adalah “Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus: Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna menyelesaikan

strata satu dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing serta Ibu

Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, mengajarkan ilmu yang

tak ternilai harganya, motivasi, arahan serta saran dengan penuh kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M. S selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian USU dan Bapak Dr. Ir. Satya Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU, yang memberikan

kemudahan dalam perkuliahan.

3. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis, FP-USU yang telah mengajari dan

membekali ilmu pengetahuan serta seluruh Staf Pengajar Program Studi

(7)

membantu penulis dalam administrasi kampus serta seluruh pegawai FP USU

khususnya Kak Lisbet, Kak Ipen dan Bang Muliono.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada orangtua

tercinta J. Sinambela dan L. Sitorus yang tidak pernah lelah memberikan nasihat,

cinta dan kasih sayang, serta dukungan baik secara materi maupun nonmateri

yang diberikan selama menjalani masa perkuliahan. Terima kasih juga penulis

ucapkan kepada adik-adik tersayang Clara Clearesta S, Julio Dimitri Fredrik S,

dan Felix Reinaldo S serta keluarga besar penulis yang telah memberi motivasi,

semangat, dan kasih sayang kepada penulis.

Penulis juga berterima kasih kepada sahabat-sahabat May Salina br Ginting S.P.,

Murni Artha Christy Tampubolon, Apriyani Barus S.P., Friska E.D. Panjaitan

S.P., Theodoric Sigalingging, Juara Sinaga, Wellman Simamora, Satria

Simamora, Rafael Pandiangan, Julio Tampubolon, Boiman Gultom, Firmansyah

yang telah memberikan semangat, kritik, saran, dan setia menemani penulis, serta

teman dekat penulis Johannes P.B. Silitonga yang selalu memberikan dukungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Agribisnis FP-USU.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman tersayang Sesilia

Simarmata S.T., Dameria Sinaga, Ayu Paskawati, Merry Tobing dan Catrine

Sihite yang selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini dan serta

seluruh rekan-rekan Agribisnis 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini dan memberikan doa serta

(8)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca

untuk perbaikan skripsi ini dikemudian hari. Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2014

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Tujuan Penelitian 9

1.4 Kegunaan Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1 Tinjauan Pustaka 10

2.1.1 Buah – Buahan 10

2.1.2 Perdagangan Luar Negeri 14

2.1.3 Kurs Rupiah Terhadap Dollar 16

2.2 Landasan Teori 16

2.3 Kerangka Pemikiran 20

2.4 Hipotesis Penelitian 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian 23

3.2 Metode Penentuan Sampel 24

3.3 Metode Pengumpulan Data 27

3.4 Metode Analisis Data 27

3.5 Definisi dan Batasan Operasional 32

(10)

3.5.2 Batasan Operasional 33

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

RESPONDEN 34

4.1 Deskripsi Desa Kuala 34

4.1.1 Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim 34

4.1.2 Tata Guna Usaha 35

4.1.3 Keadaan Penduduk 35

4.1.4 Sarana dan Prasarana 38

4.2 Karakteristik Sampel Penelitian 39

4.2.1 Karakteristik Konsumen Sampel 39

4.2.2 Karakteristik Pasar 41

4.2.3 Karakteristik Pedagang Sampel 43

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 46

5.1 Pola Perdagangan Luar Negeri Buah Impor 46

5.2 Pengaruh Buah Impor Terhadap Harga Buah Lokal 46

5.3 Pola Konsumsi Masyarakat Terhadap Buah 53

5.4 Strategi Peningkaan Daya Saing Buah Lokal 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 82

6.1 Kesimpulan 82

6.2 Saran 83

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1. Konsumsi Buah-Buahan Sumatera Utara 2

1.2. Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman (Ton) 4

3.1. Banyaknya Pasar Menurut Kecamatan Di Kota Medan Tahun

2010

23

3.2. Jenis Buah Yang Tersedia Di Kota Medan Tahun 2011 24

3.3. Pembagian Banyaknya Jumlah Sampel Konsumen 26

3.4. Tabel Keterangan Rating Menurut Kategori 30

3.5. Tabel Faktor Strategi 31

4.1. Penduduk Menurut Kecamatan dan Penduduk (Rumah Tangga) di

Kota Medan Tahun 2012

36

4.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota

Medan Tahun 2012

37

4.3. Penduduk Kota Medan Berumur ≥15 Tahun (Yang Termasuk Dalam Angkatan Kerja) Menurut Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

38

4.4. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2012 39

4.5. Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen 40

4.6. Karakteristik Sosial Ekonomi Pedagang 44

5.1. Analisis Regresi Faktor-Faktor Mempengaruhi Pengaruh Jeruk

Impor Terhadap Daya Saing Jeruk Lokal.

47

5.2. Output Collinearity Statistics Buah Jeruk 50

5.3. Minat Masyarakat Terhadap Buah-buahan 53

5.4. Jenis Buah Dalam Pola Konsumsi Masyarakat 54

5.5. Kebiasan Konsumen Dalam Memilih Buah-buahan 55

5.6. Pengetahuan Mengenai Kandungan Buah 56

5.7. Ketersediaan Buah 57

5.8. Ketergantungan Konsumen Pada Buah Impor 58

5.9. Asal Produksi Buah 59

(12)

No Judul Halaman

5.11. Lokasi 61

5.12. Nominal Yang Dikeluarkan Setiap Belanja Buah 62

5.13. Penerapan Pola 4 Sehat 5 Sempurna 63

5.14. Intensitas Mengkonsumsi Buah Dalam Sehari 64

5.15. Porsi Dalam Satu Kali Konsumsi 65

5.16. Manfaat Buah Bagi Konsumen 66

5.17. Keluhan Masyarakat Terhadap Buah Impor 67

5.18. Evaluasi Faktor Internal Perdagangan Buah Lokal 72

5.19. Evaluasi Faktor Eksternal Perdagangan Buah Lokal 73

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran 22

3.1. Matriks Posisi SWOT 31

5.1. Jalur Perdagangan Buah Impor 46

5.2. Histogram Uji Normalitas Buah Jeruk 51

5.3. Normal P-P Plot Uji Normalitas Buah Jeruk 51

5.4. Scatter Plot Uji Heterokedastisitas Buah Jeruk 52

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Buah Jeruk Lokal

2. Hasil Output SPSS Regresi Buah Jeruk

3. Karakteristik Konsumen Sampel

4. Pola Konsumsi Masyarakat Terhadap Buah

4a. Lanjutan Pola Konsumsi Masyarakat Terhadap Buah

5. Karakteristik Pedagang Sampel

6. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Pengaruh Buah Impor

Terhadap Daya Saing Buah Lokal

7. Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Buah-buahan Lokal Di

Kota Medan

8. Pembobotan Faktor Internal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah

Lokal Di Kota Medan

9. Pembobotan Faktor Eksternal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah

Lokal Di Kota Medan

10. Rating Faktor Internal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah Lokal Di

Kota Medan

11. Rating Faktor Eksternal Pengaruh Buah Impor Terhadap Buah Lokal

Di Kota Medan

12. Penilaian Atracctive Score (AS) Untuk Strategi SO

13. Penilaian Atracctive Score (AS) Untuk Strategi WO

14. Penilaian Atracctive Score (AS) Untuk Strategi ST

15. Penilaian Atracctive Score (AS) Untuk Strategi WT

(15)

ABSTRAK

MICHAELA GLADY SINAMBELA : Pengaruh Buah Impor Terhadap Daya Saing Buah Lokal (Studi Kasus : Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara), dibimbing oleh Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP dan Ibu Sri Fajar Ayu SP, MM, DBA.

Kegiatan impor pada umumnya dilakukan ketika jumlah produksi lokal berkurang kuantitasnya dan kebutuhan lokal tidak dapat terpenuhi. Ketergantungan pada kegiatan impor dapat memberikan dampak penurunan produksi lokal secara terus menerus sehingga eksistensi dan daya saing produksi lokal menjadi menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui pola perdagangan luar negeri buah impor antar wilayah yang berjalan, 2) Untuk menganalisis pengaruh keberadaan buah impor terhadap buah lokal secara kuantitatif di daerah penelitian, 3) Untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal di daerah penelitian, dan 4) Untuk menganalisis strategi peningkatan daya saing buah lokal terhadap keberadaan buah impor di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara purposive, metode penarikan sampel dilakukan secara Accidental Sampling, metode analisis data menggunakan metode regresi linier berganda dan analisi SWOT.

Hasil penelitian menyimpukan bahwa; 1) Pola perdagangan buah impor yang sedang berjalan adalah Negara China, Banda Aceh, Brebes (Jawa Timur), Berastagi, Simalungun, Tuntungan, dan Tanjung Morawa lalu disalurkan ke pasar sentral kemudian didistribusikan berbagai pasar di Kota Medan, 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi harga buah lokal adalah jumlah buah impor, dan kurs rupiah terhadap dollar, 3) Buah yang paling diminati adalah buah jeruk dan mangga. Hal-hal yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi buah adalah jenis buah, kebiasaan, pengetahuan akan kandungan buah, ketersediaan, ketergantungan pada impor, asal produksi, alasan mengkonsumsi, lokasi pedagang, budget belanja, intensitas mengkonsumsi, dan kebutuhan, serta 4) Faktor internal yang mempengaruhi daya saing buah lokal adalah modal, kualitas buah, tampilan (packing) buah, ketersediaan, dan sifat buah yang musiman. Sedangkan faktor eksternal adalah penggunaan pengawet, supermarket di sekitar pasar tradisional yang identik dengan buah impor, permintaan (minat) konsumen, penawaran dari agen, hari raya besar/akhir pekan, dan harga buah

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

buah-buahan yang diproduksi oleh negeri agraris ini. Melihat jumlah produksi

yang cukup tinggi serta angka jumlah pertumbuhan penduduk Sumatera Utara

yang terus meningkat pula, tingkat permintaan akan buah-buahan seharusnya

dapat dipenuhi oleh produksi buah-buahan lokal Sumatera Utara sendiri. Hal ini

juga seharusnya dapat menjadi pasar yang pasti bagi buah-buahan lokal kita. Kita

lihat produksi buah-buahan Sumatera Utara tidak pernah kandas. Selalu ada

produksi yang dihasilkan meskipun tanpa pemeliharaan dan perawatan

menggunakan pupuk dan pestisida sekalipun. Mengingat Sumatera Utara

merupakan bagian dari negara agraris yang kaya unsur dan mineral yang

mencukupi bagi pertumbuhan tanaman komoditi buah tersebut.

Kehadiran buah-buahan di dalam menu sehari-hari bangsa kita sudah dikenal

sejak zaman dahulu. Buah-buahan sudah menjadi bagian dari menu sehari-hari.

Buahan-buahan juga sama halnya dengan bahan makanan jenis lain, sama-sama

memiliki tingkat kalori yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat

sehari-hari. Pada awalnya, buah-buahan seperti durian, duku, langsat, manggis,

dan sebagainya, tumbuh liar tanpa banyak campur tangan manusia. Demikian pula

halnya dengan berbagai jenis pohon-pohonan, baik yang berfungsi sebagai

peneduh (sawo kecik), ataupun penghasil buah (rambutan, kelengkeng, jeruk)

(17)

Sebagai pangan sumber vitamin dan mineral, buah-buahan mensuplai energi

sebesar 193,39 kkal/kapita/hari (5,92 persen dari total ketersediaan) di tahun

2010. Kontribusi yang cukup besar berasal dari dua komoditas, yaitu jeruk sebesar

78,12 kkal/kapita/hari dengan volume 54,99 kg/kapita/tahun dan pisang sebesar

35,99 kkal/kapita/hari dengan volume 25,34 kg/kapita/tahun. Sedangkan pada

tahun 2011 mengalami peningkatan yang mana kontribusi energi dari buah pada

tahun 2011 menjadi 215 kkal/kapita/hari (5,63 persen terhadap total ketersediaan).

Ketersediaan tersebut didominasi oleh salak dan pisang yang masing-masingnya

memberi sumbangan sebesar 97,90 kkal/kapita/hari (22,13 kg/kapita/tahun) dan

48,96 kkal/kapita/hari (27,75 kg/kapita/tahun) (NBM Prov. Sumut, 2010).

Tabel 1.1. Konsumsi Buah-Buahan Sumatera Utara

Rata-Rata Konsumsi Kalori Per Kapita Sehari Sumatera Utara Jenis Buah-Buahan

Tahun 2011 (Kkal)

Daerah 2010 2011

Perkotaan 45,44 38,34

Pedesaan 44,34 47,51

Perkotaan + pedesaan 44,85 43,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa konsumsi masyarakat Sumatera Utara pada

tahun 2011 sebanyak 43,00 Kkal. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 1,85

Kkal dari tahun 2010. Dari data yang dirangkum oleh Badan Pusat Statistik

Sumatera Utara, luas panenan di Sumatera Utara seluas 383 Ha. Angka ini sudah

menunjukkan bahwa tidak sedikit areal lahan yang digunakan untuk produksi

tanaman hortikultura jenis buah-buahan. Dari keseluruhan luas lahan tersebut

(18)

Data Dinas Pertanian menunjukkan selama Maret 2013, jenis buah yang dipasok

dari luar negeri untuk Sumut antara lain pir, strawberry, kurma, serta sejumlah

buah segar lain. Impor dilakukan melalui terminal peti kemas di Pelabuhan

Belawan Sumut sebanyak 1.681 ton. Namun selama Maret 2013 dari angka pada

periode yang sama tahun lalu, masyarakat di Sumatra Utara mengalihkan sebagian

besar konsumsi buah lokal dari buah produksi luar negeri, sehingga impor buah ke

provinsi ini anjlok 65,71%. Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia

(GINSI) Sumut Khairul Mahalli mengemukakan permintaan buah impor selama

Maret 2013 turun 65,71%, jika dibandingkan dengan angka selama Maret 2012

(year-on-year), yaitu menjadi 1.681 ton dari 4.903 ton. Penurunan impor buah ke

Sumut juga terjadi untuk angka kuartalan, di mana selama Kuartal I/2013, impor

buah Sumut tercatat sebanyak 11.238 ton, menyusut 29,26% jika dibandingkan

dengan angka pembelian buah dari luar negeri selama Kuartal I/2012 sebesar

15.969 ton (Razali, 2013).

Menurut wawancara pada beberapa konsumen, warga Medan lebih menyukai

buah lokal karena lebih segar dan tidak mendapatkan perlakuan dari pedagang,

misalnya pelilinan atau menyemprotkan zat pengawet ke dalam buah, seperti yang

dilakukan pada buah impor. Mereka berpendapat bahwa buah lokal lebih segar

dan aman. Tidak lama setelah di panen, langsung dapat dikonsumsi. Berbeda jika

buah berasal impor, tentu butuh perlakuan lagi agar buah tidak busuk sampai ke

Medan. Bisa saja zat tambahan itu berbahaya untuk kesehatan (Razali, 2013).

Dari data dalam jangka waktu 18 tahun terakhir yang diperoleh dari Badan Pusat

(19)

untuk setiap tahunnya tidak stabil. Salah satunya komoditi buah durian, produksi

durian mengalami peningkatan pada tahun 2002 dan terus mengalami naik turun

yang memiliki lope positif hingga tahun 2009. Dan ketika tahun 2010 jumlah

produksinya kembali menurun. Pada tabel 1.2. dapat dilihat ringkasan data

produksi buah-buahan menurut jenisnya yang dimuat antara rentan tahun 2007

hingga tahun 2011. Padahal buah durian Indonesia khususnya Sumatera Utara

memiliki aroma dan cita rasa yang khas meskipun tidak memiliki daging buah

yang padat dan tebal seperti durian montong yang diimpor dari bangkok sehingga

lebih dikenal dengan sebutan durian bangkok.

Tabel 1.2. Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman (Ton)

Jenis tanaman 2007 2008 2009 2010 2011

Alpukat 6,808 9,093 7,481 7,644 8,083

Jeruk 864,778 679,673 728,796 788,747 579,471

Mangga 34,349 27,402 21,971 28,131 31,742

Rambutan 48,706 67,639 60,153 43,777 30,527

Duku/langsat 9,157 15,986 15,526 13,258 20,807

Durian 136,940 128,803 102,580 66,206 79,659

Jambu biji 15,660 22,783 24,682 35,261 20,716

Sawo 11,894 10,721 13,833 6,710 7,543

Pepaya 22,154 23,287 27,659 29,040 36,057

Pisang 211,974 233,124 335,790 403,390 429,628

Nenas 123,776 144,266 134,077 102,437 183,213

Salak 247,406 229,911 259,103 328,877 360,813

Manggis 8,613 9,387 9,957 7,750 9,332

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Baru-baru ini juga media kerap meliput mengenai masuknya buah jeruk dari Cina

(20)

kalah pamor. Harga jeruk yang ditawarkan oleh negara Cina lebih murah

dibandingkan harga jeruk dari tanah karo sehingga petani karo terpaksa

menurunkan harga jualnya agar dapat bersaing dengan produksi jeruk impor

tersebut. Padahal jika dilihat dari harga yang ditawarkan petani Karo untuk

mengimbangi harga jeruk impor, tidak menghasilkan keuntungan yang relevan

bagi mereka sendiri. Bilamanapun mendapat keuntungan, keuntungan yang

didapat tidak sesuai recana usaha tani yang biasanya mereka lakukan. Bila hal ini

terus terjadi, keadaan jeruk tanah karo akan semakin sulit baik bagi petaninya

maupun eksistensinya di pasar lokal.

Menurut Setyabudi, dkk (2008), yang melakukan penelitian buah impor di Bogor

dan sekitarnya mengungkapkan bahwa buah-buahan impor teridentifikasi

mengandung formalin dan pestisida yang dilarang dalam penggunaannya.

Penggunaan formalin dan pestisida pada buah-buahan impor dapat terjadi di

negara produsennya maupun setelah sampai di negara pengimpor. Oleh karena itu

perlu standar mutu yang lebih luas terhadap buah impor guna melindungi

konsumen terhadap dampak negatif dari penggunaan bahan kimia terlarang.

Langkah yang seharusnya dilakukan oleh pihak terkait dalam menyikapi terhadap

buah impor dalam perdagangan global adalah: (1) Perlu langkah antisipatif

dengan melakukan survei yang lebih luas dan mendalam mengenai pemakaian

bahan berbahaya pada buah dan sayuran impor. (2) Memberikan rekomendasi

pelarangan terhadap buah-buahan impor yang terbukti mengandung formalin

maupun pestisida yang mengandung bahan berbahaya. (3) Diberlakukan standar

mutu yang mempersyaratkan bebas dari bahan berbahaya terhadap buah-buahan

(21)

pembinaan pada pedagang buah dan sayuran impor terhadap penggunaan

bahan-bahan yang berbahaya.

Pada bulan Januari tahun 2006 pemerintah melalui Menteri Pertanian

mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian No.37/KPTS/HK.060/200 tentang

persyaratan teknis dan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan

buah-buahan ke Indonesia yang bertujuan untuk mencegah masuknya lalat buah ke

Indonesia dengan cara memperketat masuknya buah-buahan dengan membatasi

pintu masuk buah ke semua pelabuhan yang ada di Indonesia. Selanjutnya dari

hasil peraturan ini maka di Indonesia pintu masuk untuk pelabuhan dibatasi hanya

menjadi 7 pelabuhan saja, diantaranya adalah pelabuhan Belawan di Medan,

pelabuhan Batu Ampar di Batam, pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, pelabuhan

Tanjung Perak di Surabaya, pelabuhan laut di Makasar, serta hanya dua bandara

udara, yaitu; Soekarno Hatta di Jakarta dan bandara Ngurah Rai di Bali (Tarumun

dan Restuhadi, 2006).

Melihat Pelabuhan Belawan di Medan menjadi salah satu pintu masuk impor,

kemungkinan besarnya jumlah buah-buahan impor semakin besar jumlahnya.

Namun, buah-buahan impor tidak selalu memiliki keuntungan meskipun

jumlahnya yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi Sumatera Utara serta harga

yang biasanya lebih murah daripada produk lokal tidak menjamin keunggulan

keamanan konsumsi bagi konsumen. Keberadaan impor buah-buahan yang

ketergantungan akan dapat melemahkan petani Sumatera Utara baik dari segi

produktivitas maupun dari segi pendapatan. Yang lambat laun akan menyurutkan

(22)

produk-produk impor. Untuk itu perlu dianalisis apa saja yang dapat

meningkatkan daya saing petani lokal dalam menanggapi keberadaan buah-buah

impor.

Dalam Rangkuti (2004) strategi untuk menghadapi lingkungan eksternal dapat

ditetapkan dengan mengetahui apa yang menjadi ancaman (Threats) dan apa yang

menjadi peluang (Opportunities) bagi pelaku usaha. Setelah mengetahui

lingkungan eksternal yang dihadapi, maka analisis lingkungan internal perlu

dilakukan guna mengetahui apa yang menjadi kekuatan (Strengths) dan apa yang

menjadi kelemahan (Weaknesseses) dari pelaku usaha. Dengan demikian

perusahaan selalu dapat beradaptasi dengan lingkungannya sehingga upaya untuk

mencapai tujuan senantiasa akan dapat dicapai. Penggunaan analisis SWOT

(Strength, Weakness, Opportunities, Threats) sebenarnya telah muncul sejak

ribuan tahun yang lalu dari bentuk yang paling sederhana, yaitu dalam rangka

menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam setiap pertempuran, sampai

menyusun strategi untuk memenangkan persaingan bisnis dengan konsep

cooperation dan competition. SWOT merupakan salah satu alat yang dapat

dipakai untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis

SWOT adalah analisis terhadap kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesseses),

peluang/kesempatan (Opportunitiess) dan ancaman (Threats) yang dimiliki dan

dihadapi oleh pelaku usaha maupun perusahaan.

Melihat perkembangan impor dan jumlah konsumsi terhadap buah-buahan yang

terus berubah-ubah, maka dapat disimpulkan pengaruh konsumsi masyarakat

(23)

terhadap buah impor, dan harga buah impor. Perbedaan dan kesenjangan antara

kualitas dan harga buah impor dan buah lokal mempengaruhi daya saing buah

lokal di pasar kota Medan. Hal ini yang menyebabkan adanya dampak masuknya

buah impor ke pasar buah khususnya Kota Medan.

Melihat adanya permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis

dampak masuknya buah impor terhadap daya saing buah lokal di pusat ibukota

provinsi Sumatera Utara. Dengan dilakukannya kajian dampak keberadaan buah

impor yang masuk ke Kota Medan maka diharapkan dapat disusun strategi yang

dapat meningkatkan daya bersaing buah lokal sehingga mampu dengan buah

impor di wilayah Sumatera Utara khususnya daerah Kota Medan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diteliti

permasalahan yang ditemukan antara lain :

1) Bagaimana pola perdagangan luar negeri buah impor antar wilayah yang

berjalan?

2) Bagaimana pengaruh keberadaan buah impor terhadap buah lokal secara

kuantitatif di daerah penelitian?

3) Bagaimana pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal di

daerah penelitian?

4) Bagaimana strategi peningkatan daya saing buah lokal terhadap keberadaan

(24)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah ini, maka dilakukan penelitian yang

bertujuan sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui pola perdagangan luar negeri buah impor antar wilayah

yang berjalan.

2) Untuk menganalisis pengaruh keberadaan buah impor terhadap buah lokal

secara kuantitatif di daerah penelitian

3) Untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah

lokal di daerah penelitian.

4) Untuk menganalisis strategi peningkatan daya saing buah lokal terhadap

keberadaan buah impor di daerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian dari penulisan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1)Sebagai sumber masukan dan informasi bagi para pelaku agribisnis buah lokal

dan buah impor dalam mengembangkan usahanya.

2)Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam

pengambilan kebijakan dan peningkatan daya saing buah lokal terhadap buah

impor di Kota Medan Sumatera Utara.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1 Buah-Buahan

Banyak jenis buah-buahan tropis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia.

Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar lokal hanya pada

saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan atau

pasar dunia (internasional). Jenis buah-buahan tropis yang dipasarkan di pasaran

internasional pada saat ini adalah pisang, nanas, mangga, alpukat, rambutan,

markisa, sirsak, jambu biji, belimbing, dan manggis (Sunarjono, 2000).

Menurut Zulkarnain (2009), secara botani, buah dapat didefinisikan sebagai ovari

matang dari suatu bunga dengan segala isinya serta bagian-bagian yang terkait

erat dari bunga tersebut. Oleh karena itu, buah terdiri atas bagian-bagian seperti

dindng ovari atau pericarp (yang berdiferensiasi mejadi eksocarp, endocarp, dan

mesocarp), biji, jaringan plasenta, partisi, reseptakel, dan sumbu tangkai bunga.

Berdasarkan jumlah penyusunnya, buah dapat diklasifikasikan atas beberapa

kelompok, yaitu:

a. Buah sederhana, yaitu buah yang berkembang dari satu ovari. Buah sederhana

dikelompokkan lagi menjadi :

1. Buah sederhana berdaging (pericarpnya berdaging). Tipe buah demikian

dapat dikelompokkan lagi menjadi :

(26)

b. Tipe drupe, misalnya buah zaitun, peach, cherry (Prunus, sp.), dan

plum.

c. Tipe pome, misalnya buah apel (Malus domestica)

d. Tipe hesperidium, misalnya buah jeruk (Citrus sp.)

e. Tipe pepo,misalnya buah tanaman yang tergolong ke dalamfamili

Cucurbitaceae

2. Buah sederhana tidak berdaging (pericarpnya kering), yang dapat

digolongkan menjadi :

a) Golongan dehiscent (membuka dan menyebarkan biji pada saat

matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi :

1. Tipe legume (polong), misalnya buah kacang-kacangan.

2. Tipe follicle, misalnya buah peony dan Hekea

3. Tipe capsule, misalnya buah Eucalyptus sp

4. Tipe silique, misalnya buah mustard (Brassica nigra).

b) Golongan indehiscent (tidak membuka dan tidak menyebarkan biji

pada saat matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi :

1. Tipe achene, misalnya buah bunga matahari (Helianthus annuus)

2. Tipe caryopsis (biji-bijian), misalnya buah jagung

3. Tipe nut, misalnya buah hazel nut

4. Tipe samara, misalnya buah maple.

b. Buah agregat, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari pada bunga yang

sama, baik ovari tersebut bergerombol maupun menyebar pada satu eseptakel,

yang kemudian menyatu menjadi satu buah. Contoh buah tipe ini misalya pada

(27)

c. Buah majemuk, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari dari beberapa

bunga, lalu menyatu menjadi satu massa. Contoh buah tipe ini misalnya pada

tanaman nanas (Ananas comosus)

Berdasarkan asal tanaman buah-buahan, maka tanaman dapat dikelompokkan

menjadi dua sumber yaitu :

a. Tanaman buah sub-tropik. Tanaman buah sub-tropik umumnya berasal dari

daerah antara 230-400 Lintang, contoh : kasemak, pear.

b. Tanaman buah tropik. Tanaman buah tropik berasal dari daerah khatulistiwa

sampai 230 Lintang. Contoh: rambutan, durian, manggis, duku, dan

sebagainya.

Tanaman buah sub-tropik umumnya masih dapat dikembangkan di daerah tropik

seperti: daerah pegunungan (≥1000 meter di atas permukaan laut), sedangkan tanaman buah tropik lebih sulit dikembangkan di daerah sub-tropik (Barus, 2008).

Jeruk

Menurut Pracaya (2000), nilai gizi buah jeruk manis cukup tinggi, terutama

kandungan vitamin C-nya, sehingga bermanfaat bagi kesehatan bila dikonsumsi

secara rutin. Rasanya yang asam dapat menambah selera makan karena membantu

pencernaan. Tanaman ini biasanya ditanam di kebun (halaman) dapat pula

ditanam dalam pot, dengan syarat unsur haranya cukup. Buahnya lumayan untuk

menambah gizi keluarga.

Varietas jeruk manis cukup banyak, diantaranya jeruk manis nanas, puser (udel),

merah darah, tidak asam, batu, Hamlin, Shamouti, Tenerife, Thomson, Australia,

(28)

jeruk manis disebut pula dengan nama daerah asalnya, misalnya jeruk manis batu

karena asalnya dari Batu, jeruk manis pacitan karena berasal dari Pacitan, jeruk

manis sunkist karena asalnya dari Perusahaan Sunkist Growers, Inc. dari

California, USA (Pracaya, 2000).

Mangga

Adakalanya tanaman mangga akan mengurangi pengotoran udara, menambah

suasana sejuk rumah pada musim kemarau, dan mengurangi banjir dimusim

hujan. Selain itu juga menambah penghasilan rumah tangga dan menambah gizi

keluarga. Dengan mengkonsumsi mangga, anak-anak dan semua anggota keluarga

akan cukup mendapat provitamin A dan vitamin C. Selain provitamin A dan

vitamin C, mangga masih banyak mengandung vitamin lain, mineral, karbohidrat,

dan zat-zat lain yang diperlukan untuk kesehatan dan pertumbuhan badan. Di

Indonesia ada beberapa jenis dan varietas mangga komersial yang sudah terkenal

bagus mutunya. Jenis mangga tersebut antara lain golek, arumanis, manalagi,

endog, madu, lalijiwo, keweni, pakel,dan kemang (Pracaya, 2004).

2.1.2 Perdagangan Luar Negeri

Setiap negara berbeda dengan negara lainnya ditinjau dari sudut sumber alamnya,

iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

keadaan struktur ekonomi dan sosialnya. Perbedaan-perbedaan itu menimbulkan

pola perbedaan barang-barang yang dihasilkan, biaya yang diperlukan, serta mutu

dan kuantumnya. Karena itu mudah dipahami adanya negara yang lebih unggul

(29)

Hal ini dimungkinkan karena ada barang yang hanya dapat diproduksi di daerah

dan pada iklim tertentu, atau karena suatu negeri mempunyai kombinasi

faktor-faktor produksi lebih baik dari negara lainnya, sehingga negara itu dapat

menghasilkan barang yang lebih bersaingan. Ada kalanya produksi suatu negara

belum dapat dikonsumir seluruhnya di dalam negeri, maka hal ini semenjak

berabad-abad yang lalu telah mendorong orang untuk memperdagangkan hasil

produksi itu ke negeri lain diluar batas negaranya. Perdagangan barang-barang

dari suatu negeri ke lain negeri di luar batas negara itulah yang kita maksudkan

dengan perdagangan luar negeri (Amir, 2004).

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk

suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan

individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu

negara dengan pemerintah negara lain.

Kegiatan ekspor memberi dampak positif pangsa pasar dunia dalam suatu negara

meningkat, dampak negatifnya adalah kebalikannya: suatu negara kehilangan

pangsa pasar dunianya, yang selanjutnya berdampak negatif terhadap volume

produksi dalam negeri dan pertumbuhan DPD serta meningkatnkan jumlah

pengangguran dan tingkat kemiskinan. Tidak berbeda halnya dengan kegiatan

impor, dampak negatif yang ditimbulkan adalah peningkatan impor yang apabila

tidak dapat dibendung karena daya saing yang rendah dari produk-produk serupa

buatan dalam negeri, maka tidak mustahil pada suatu saat pasar domestik

(30)

Impor

Impor merupakan kegiatan perdagangan internasional yaitu kegiatan membeli

barang atau jasa dari negara lain. Kegiatan impor pada dasarnya dapat memberi

manfaat sebagai berikut ; (Anonimous, 2013)

• Kegiatan impor dilakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat

akan suatu barang ataupun jasa yang tidak dimiliki oleh negara ataupun

jika ada pun tersedia jumlahnya tidak bisa tercukupi.

• Kegiatan impor juga sangat penting dalam meningkatkan daya saing

produsen dalam negeri untuk mengembangkan produk dan jasanya.

Dalam perdagangan internasional, importir memikul tanggung jawab kontraktual

atas terlaksananya dengan baik barang yang diimpor. Hal ini berarti importir

memikul risiko atas segala sesuatu barang yang diimpor baik risiko kerugian,

kerusakan, keterlambatan dari barang yang dipesan,termasuk risiko penipuan dan

manipulasi.

Menurut Amir dalam bukunya yang berjudul “Ekspor Impor” tahun 2003, para

importir ini pada umumnya terdiri dari ; Impor – Pengusaha, Approved Importer,

Importir Terbatas, Importir Umum, dan Sole Agen Importer. Adapun pembagian

importir ini berdasarkan jenis izinnya dari pemerintah. Selain itu, pembagian ini

juga berdasarkan alasan tertentu terhadap import jenis tertentu juga.

Pada umumnya ketika harga barang impor impor lebih rendah daripada harga

lokal, maka kecenderungan yang terjadi pada umumnya adalah peningkatan

masuknya jumlah impor ke pasar lokal. Hal ini menunjukkan harga impor dan

(31)

negara. Apabila harga buah impor lebih murah dibandingkan harga buah lokal,

volume buah impor akan meningkat dan konsumen akan beralih kepada buah

impor. Hal ini memberikan dampak kepada buah lokal yaitu permintaan buah

lokal akan menurun yang mengakibatkan harga buah lokal juga turun atau banting

harga. Bilah harga buah lokal dipaksa tinggi, maka posisi buah lokal akan dengan

cepat digantikan oleh buah impor.

2.1.3. Kurs Rupiah Terhadap Dollar

Dalam perdagangan internasional, nilai mata uang rupiah terhadap mata uang

asing sangat memberi pengaruh bagi harga barang impor yang masuk ke pasar

domestik suatu negara. Apabila harga rupiah rendah dibandingkan harga dollar

maka harga barang impor akan lebih tinggi dan mengakibatkan harga di pasar

lokal juga akan bertambah. Nilai kurs mata uang merupakan acuan dalam

bertransaksi antar negara dalam penghitungan harga yang desepakati pada proses

perdagangan internasional.

2.2.Landasan Teori

Peneliti kuantitatif melakukan pengamatan melalui lensa yang sempit pada

serangkaian variabel yang ditentukan. Dalam tradisi kuantitatif, instrumen

tersebut adalah alat teknologis yang telah ditentukan sebelumnya dan tertata baik

sehingga tidak banyak memberi peluang bagi fleksibilitas, masukan imajinatif,

dan refleksifitas. Sebagai misal, apabila masalah yang diteliti telah ditentukan

dengan jelas dan pertanyaan yang diajukan kepada para responden memerlukan

jawaban-jawaban yang tidak ambigius, maka metode kuantiatif seperti kuesioner

(32)

Analisis SWOT adalah instrumen yang digunakan untuk melakukan analisis

strategis. Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999), analisis SWOT

merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah,

terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim disebut

sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Strategi yang tepat didasarkan pada kemampuan menemukenali diri dan

lingkungannya, sehingga strategi benar-benar dapat terwujud dari kekuatan yang

dimilikinya dan peluang yang dihadapinya. Analisis yang tepat untuk menyusun

strategi adalah analisis SWOT. Kegiatan yang paling penting dalam proses

analisis SWOT adalah memahami seluruh informasi dalam suatu kasus,

menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi dan

memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan

masalah (Rangkuti, 2001).

SWOT merupakan singkatan dari strengths (kekuatan-kekuatan), weaknesses

(kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-peluang) dan threats

(ancaman-ancaman). Adapun Amin (1994), berpendapat bahwa pengertian-pengertian

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam analsis SWOT adalah sebagai

berikut :

- Kekuatan (strengths)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain relatif terhadap

pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan. Kekuatan kawasan pariwisata

adalah sumber daya alam, pengelolaan dan keunggulan relatif industri pariwisata

(33)

- Kelemahan (weaknesses)

Kelemahan adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya alam,

keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif

suatu perusahaan. Kelemahan kawasan pariwisata adalah keterbatasan/kekurangan

dalam sumber daya alam, keterampilan dan kemampuan pengelolaan industri

pariwisata.

- Peluang (opportunities)

Peluang adalah situasi/kecenderungan utama yang menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Peluang kawasan pariwisata adalah situasi/kecenderungan

utama yang menguntungkan industri pariwisata dalam lingkungan suatu kawasan

pariwisata.

- Ancaman (threats)

Ancaman adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan (Nini, 2010).

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan

peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan

ancaman. Proses pengambilan keputusan harus menganalsis faktor-faktor strategis

dalam kondisi saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi, model yang paling

popular disebut analisis SWOT.

Langkah Menyusun Analisis SWOT

(34)

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Data yang berhubungan erat dengan studi dan

objek penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer maupun

sekunder.

Data primer didapat melalui beberapa metode. yaitu:

a. Metode Pengamatan Langsung

Metode ini cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Cara mencatat pengamatan

tidak mempunyai standar tertentu yang terpenting adalah fenomena dapat dicatat

dan prilaku dapat diketahui dengan jelas.

b. Metode dengan menggunakan Pertanyaan

- Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan

masalah penelitian dimana yang menulis isiannya adalah responden.

- Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dengan penjawab dengan

menggunkan alat yang dinamakan paduan wawancara (interview guide)

2. Analisis

Analisis merupakan suatu proses yang dapat memberi makna pada data dalam

memecahkan permasalahan penelitian dengan memperlihatkan

hubungan-hubungan antara fenomena yang kemudian dibuat penafsiran-penafsiran terhadap

(35)

Tahapan analsis dalam SWOT adalah memanfaatkan semua data dan informasi

dalam model-model kuantitatif perumusan strategi (Rangkuti, 2001). Analisis

SWOT terlebih dahulu dilakukan pencermatan (scanning) yang pada hakekatnya

merupakan pendataan dan pengidentifikasian sebagai pra analisis.

Model-model yang digunakan dalam analisis SWOT antara lain sebagai berikut :

- IFAS – EFAS (internal - eksternal strategic factor analysis summary)

- Matrik Space

- Matrik SWOT

Formulasi strategi mencakup berbagai aktivitas analisis, perencanaan, dan

pemilihan strategi yang dapat meningkatkan kesempatan bagi perusahaan di

dalam berupaya mencapai tujuan perusahaan, yang mana hal ini merupakan

keterangan ilmiah dari Kusnaidi pada tahun 1999 (vVhavgoD, 2011).

2.3. Kerangka Pemikiran

Di dunia agribisnis buah-buahan di Sumatera Utara timbul begitu banyak

persaingan dibidang usaha dan industri. Banyak terjadi perubahan dan

ketidakpastian di lingkungan usaha. Keadaan ini memaksa pelaku usaha agribisnis

untuk lebih baik dalam merencanakan dan merumuskan strategi bersaing, agar

bertahan dalam pusar persaingan masa kini, dengan cara memperhatikan

perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja pemasaran

perusahaan.

Produksi buah-buahan di wilayah Sumatera Utara selalu berubah-ubah. Hal ini

menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap buah-buahan tidak dapat dipenuhi

(36)

masuk ke pasar lokal. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap buah impor dan

buah lokal.

Agribisnis buah-buahan yang diteliti dalam penelitian ini mencakup analisis

terhadap buah lokal dan buah impor. Dalam peningkatan daya saing buah lokal,

perlu diketahui pula mengenai keberadaan buah impor di pasar lokal. Untuk

mengetahui posisi keberadaan buah impor, hal pertama yag perlu diketahui adalah

bagaimana pola perdagangannya pada saat ini. Sehingga dapat dianalisis

bagaimana jalur buah impor dapat masuk ke pasar lokal.

Masuknya buah impor ke pasar lokal akan memberi dampak tersendiri bagi buah

lokal. Hal ini akan dapat menggeser posisi keemasan buah lokal di mata

konsumen. Maka dari itu, hal kedua yang dapat diteliti adalah bagaimana keadaan

buah lokal setelah buah impor masuk ke daerah penelitian. Hasil analisis dampak

ini akan membantu analisa dalam melihat seberapa besar pengaruh faktor-faktor

mempengaruhi buah lokal tersebut secara kuantitatif.

Melihat peluang masuknya buah impor, maka tidak dapat dipungkiri akan

terjadinya ketergantungan masyarakat terhadap buah impor. Akibatnya yang akan

terjadi adalah pergeseran pola konsumsi dalam mengkonsumsi buah-buahan. Oleh

karena itu diperlukan analisis bagaimana pola konsumsi terhadap buah-buahan

pada saat ini. Perlu dilihat bagaimana konsumen dalam memilih buah-buahan

yang dikonsumsi, termasuk minat mereka dalam memilih mengkonsumsi buah

(37)

Untuk menanggapi hal tersebut, perlu dilakukan penelitian bagi pelaku usaha

agribisnis buah-buahan dengan melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness,

Oppurtunity, and Threat) dalam menentukan strategi peningkatan daya saing.

Dimana analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu analisis faktor internal

dan factor eksternal. Faktor-faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan,

dan faktor-faktor analisis eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.

Analisis yang dilakukan ini memungkinkan pelaku usaha agribisnis mengetahui

posisi bersaing bagi pelaku usaha agribisnis buah lokal serta memilih strategi

pemasaran yang berdaya saing pula dalam menanggapi masuknya buah impor.

Berdasarkan skema, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

: Menyatakan hubungan

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Agribisnis Buah-buahaan

Strategi

Analisis Buah

Lokal Analisis Buah

Impor Pola

Perdagangan

Buah Impor

(38)

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori dari penelitian ini, maka dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Harga buah lokal dipengaruhi oleh jumlah ketersediaan buah impor dan kurs

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu

Kota Medan. Daerah ini dipilih karena Kota Medan merupakan letak pusat

pertukaran ekspor impor di Sumatera Utara. Kota Medan juga memiliki tingkat

kependudukan dan kebutuhan konsumsi yang tinggi maka lebih efektif untuk

perolehan data dan lebih optimal untuk dianalisis.

Tabel 3.1. Banyaknya Pasar Menurut Kecamatan Di Kota Medan Tahun 2010

(40)

Penentuan pasar ditentukan secara purposive atau secara sengaja dengan

pertimbangan pasar tersebut dapat mewakili daerahnya. Dari jumlah 56 pasar,

banyaknya pasar yang mewakili penelitian sebanyak 5 pasar yaitu; Pasar Mayor

Brayan di Kecamatan Medan Belawan di wilayah Utara, Pasar Sei Kambing di

Kecamatan Medan Helvetia di wilayah Barat, Pasar Sambu di Kecamatan Medan

Kota di wilayah Tengah, Pasar Simpang Limun di Kecamatan Medan Maimun di

wilayah Timur, dan Pasar Setia Budi di Kecamatan Selayang di wilayah Selatan.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili. Populasi dalam penelitian

ini adalah pedagang yang menjual buah lokal dan buah impor serta konsumen

yang mengkonsumsi buah lokal dan buah impor di Kota Medan. Berdasarkan

pertimbangan dapat mewakili daerahnya, maka dipilih 5 pasar dari 56 pasar di

Kota Medan.

Adapun sampel buah diambil dari kesamaan jenis buah yang di produksi sendiri di

daerah penelitian dan buah impor yang sedang berlangsung di daerah penelitian.

Tabel 3.2. Jenis Buah Yang Tersedia Di Kota Medan Tahun 2011

No. Jenis Buah-Buahan Lokal Jenis Buah-Buahan Impor

1 Alpokat Lychees

2 Jeruk Oranges, Mandarin, Lemons and Limes

3 Durian Kiwi Fruit

4 Jambu Guavas

5 Mangga Mangoes

6 Semangka Tamarinds

7 Nanas Strawberries

(41)

15 Manggis

16 Nangka / Cempedak

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara

Maka dapat diambil bahwa sampel buah yang dimaksud ada 3 (tiga) jenis buah.

Jenis buah tersebut adalah; Jeruk, Jambu, dan Mangga. Sampel pedagang yang

dimaksud dalam penelitian ini dipilih dengan kriteria pedagang yang menjual

minimal salah satu dari buah yang telah ditemtukan sebagai sampel buah di atas.

Sampel konsumen yang dimaksud sukup dengan memilih konsumen yang

mengkonsumsi salah satu dari buah-buahan yang ditentukan di atas.

Menurut Bailey dalam Hasan (2002), untuk penelitian yang akan menggunakan

analisis statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Selanjutnya diperkuat oleh pendapat Gay dalam Hasan (2002) bahwa ukuran minimal sampel yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian yang digunakan dimana

metode deskriptif korelasoinal, minimal sebanyak 30 subjek.

Untuk identifikasi masalah (2), data yang digunakan diambil dari data Primer.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penyelesaian identifikasi masalah ini adalah

data cross section dari 30 sampel pedagang yang diwakili oleh 5 pasar di Kota

Medan. Penarikan sampel pedagang pada penelitian ini menggunakan metode

Accidental Sampling yaitu diambil dari pedagang yang kebetulan ditemukan di

daerah penelitian. Maka dipilih 5 pasar yang dapat mewakili pasar wilayah utara,

barat, tengah, timur, dan selatan yang ada di daerah penelitian. Masing-masing

pasar diambil 6 pedagang dengan jumlah 30 sampel pedagang. Sampel diperoleh

(42)

indentifikasi masalah (2), diambil buah jeruk sebagai salah satu sampel yang akan

diteliti untuk mewakili ketiga buah yang telah ditentukan.

Untuk identifikasi masalah (3), penarikan sampel konsumen pada penelitian ini

juga menggunakan metode Accidental Sampling yaitu diambil dari konsumen

yang kebetulan ditemukan di daerah penelitian. Diambil sebanyak 30 sampel

konsumen secara representatif yang dapat mewakili tingkat pendapatan (rendah,

menengah, dan tinggi) berdasarkan jenis pekerjaannya. Sampel yang masuk ke

dalam golongan rendah adalah jenis pekerjaan buruh dan pedagang kecil ;

golongan menengah adalah jenis pekerjaan pegawai negeri dan pegawai swasta;

serta golongan tinggi adalah jenis pekerjaan pengusaha dan pedagang besar.

Sampel diambil dengan mewakili masing-masing kecamatan yang tersebar di

wilayah kota Medan.

Tabel 3.3. Pembagian Banyaknya Jumlah Sampel Konsumen

Nomor Kecamatan Jumlah Sampel

Konsumen

10 Medan Selayang 1 Tinggi, Menengah

(43)

19 Medan Labuhan 1 Rendah

20 Medan Marelan 1 Menengah

21 Medan Belawan 2 Rendah

Jumlah 30

Banyaknya sampel konsumen diharapkan dapat mewakili tiap kecamatan dan

dapat mwakili dari tingkat jenis pendapatan. pada tabel 3.3 dapat dilihat jumlah

banyaknya sampel berbeda utuk setiap kecamatan yang dipilih secara

representatif. Pembagian sampel konsumen menurut tingkat pendapatan dibagi

menjadi 10 (sepuluh) untuk setiap tingkat yaitu ; 10 sampel untuk tingkat

pendapatan rendah, 10 sampel untuk pendapatan menengah, dan 10 sampel untuk

pendapatan tinggi.

Untuk identifikasi masalah (4), penarikan sampel pedagang pada penelitian ini

menggunakan sampel yang sama dengan identifikasi masalah (2) yaitu sebanyak

30 sampel pedagang.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari pendataan lapangan dengan cara survey

ke masing-masing sampel pasar. Di pasar tradisional serta wawancara kepada

konsumen dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun. Sedangkan

data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait serta

literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan data sekunder adalah

data yang diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait seperti; Badan

Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Sumatera Utara serta literatur yang

(44)

3.4. Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif,

yaitu dilihat bagaimana pola perdagangan luar negeri buah impor yang sedang

berjalan.

Untuk identifikasi masalah (2) dianalisis dengan alat SPSS 16 menggunakan

analisis regresi linier berganda. Menurut Priyatno (2009), perumusan analisis

regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan variabel dependen jika

variabel independen dinaikkan atau diturunkan. Secara sistematis dapat

dirumuskan sebagai berikut;

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2

Dimana ;

Y = harga jeruk lokal (Rp/kg)

X1 = jumlah ketersediaan buah impor (kg)

X2 = kurs rupiah terhadap dollar (Rp)

b0, b1, b2, b3 = konstanta

(Priyatno, 2009).

Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang

linier antar variabel bebas. Menurut Gujarati (1994), multikolinearitas dapat

dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya dengan melihat:

(45)

- Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8.

Jika nilai F-hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antar variabel bebas.

- Melihat nilai R2 (R square) yang tinggi sedangkan tidak ada satupun

variabel yang berpengaruh secara parsial (Sujianto, 2009).

2) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu / residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Kalau asumai ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil.

3) Uji Heterokedastisitas

Untuk mengetahui apakah penelitian ini terjadi heterokedastisitas adalah

dengan melihat gambar scatterplot dimana apabila tidak terjadi

heterokedastisitas maka titik akan menyebar tanpa membentuk pola tertentu

(menyebar di atas dan di bawah titil 0 sumbu y)

Kriteria pengambilan keputusan adalah;

Jika nilai signifikansi ≥ α, H0 diterima, H1 ditolak pada taraf kepercayaan 90%

Jika nilai signifikansi < α, H1 diterima, H0 ditolak pada taraf kepercayaan 90%

Untuk identifikasi masalah (3) dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif,

yaitu dilihat bagaimana pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah

lokal melalui data primer dengan wawancara langsung ke konsumen. Pola

(46)

keluh kesah dan budget konsumen yang berbeda-beda berdasarkan tingkat

pendapatan. Kemudian akan dipaparkan menjadi beberapa faktor-faktor dan

dijelaskan secara deskriptif..

Untuk identifikasi masalah (4) dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT

yang disajikan dalam bentuk tabel. Matriks SWOT didasarkan pada logika yang

memaksimalkan kekuatan dan peluang juga dapat meminimalkan kelemahan dan

ancaman. Tahapan analsis dalam SWOT adalah memanfaatkan semua data dan

informasi dalam model-model kuantitatif perumusan strategi (Rangkuti,2001).

Sebelum melakukan analisis data, pengumpulan dilakukan dengan menggunakan

model rating faktor internal dan faktor eksernal seperti dibawah ini:

Tabel 3.4. Tabel Keterangan Rating Menurut Kategori

Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksterna

4 Sangat Baik Kekuatan Peluang

-1 Sangat Baik Kelemahan Ancaman

Total Skor

Setiap faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang diberi rating mulai

dari 4 untuk kategori sangat baik sampai 1 untuk kategori tidak baik. Dan untuk

faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat

baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari -4 untuk kategori sagat baik

sampai -1 untuk kategori tidak baik. Berdasarkan tabel faktor strategi, dalam

menentukan faktor strateginya tahapannya adalah menentukan faktor-faktor yang

(47)

diberi bobot masing-masing faktor tersebut dan tidak boleh melebihi total 100

pada kolom 3. Penentuan bobot dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

����� = ������ ����������

�����������

Tabel 3.5. Tabel Faktor Strategi Faktor Strategi

Internal / Eksternal

Rating Bobot Skoring (Rating x Bobot)

Total Bobot Kekuatan / Peluang 100

Kelemahan / Ancaman

Total Bobot Kelemahan / Ancaman 100 Selisih Kekuatan – Kelemahan atau

Peluang – Ancaman

kemudian peringkatkan setiap faktor dari 4 (sangat baik) sampai 1 (tidak baik)

dalam kolom 3 berdasarkan respon pedagang terhadap faktor itu.kemudian yang

terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skoring

dalam kolom 4.

Total nilai IFE yang diberi bobot

Kuat Rata-rata Lemah

3,0-4,0 2,99-2,0 1,99-1,0

(48)

Total Tinggi

nilai 3,0-4,0

EFE

Menengah

yang 2,99-2,0

diberi Rendah

bobot 1,99-1,0

Gambar 3.1. Matriks Posisi SWOT

Kuadran I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal

Kuadran II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal

Kuadran III : Strategi turn around

Kuadran IV : Strategi stabilitas

Kuadran V : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas

(tidak ada perubahan terhadap laba)

Kuadran VI : Strategi divestasi

Kuadran VII : Strategi diversifikasi konsentrik

Kuadran VIII: Strategi diversifikasi konglomerat

Kuadran IX : Strategi likuidasi atau bangkrut

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, maka

dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1. Definisi

IV V VI

(49)

1) Agribisnis buah-buahan adalah bisnis pemasaran komoditi hortikultura jenis

buah-buahan baik produk lokal maupun impor yang dipasarkan di Kota

Medan.

2) Pola perdagangan adalah saluran perdagangan pelaku usaha dagang

buah-buahan yang sedang berlangsung.

3) Pola konsumsi adalah saluran perdagangan konsumen buah-buahan yang

sedang berlangsung.

4) Buah lokal adalah buah-buahan yang diproduksi di wilayah Sumatera Utara.

5) Buah impor adalah buah-buahan yang masuk ke wilayah Sumatera Utara.

6) Analisis SWOT adalah analisis yang meliputi Strengths (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).

7) Analisis buah lokal adalah analisis yang melihat kapasitas buah lokal untuk

memenuhi kebutuhan lokal dengan melihat jumlah produksi, kebutuhan lokal,

ketersediaan lokal, dan tingkat konsumsi masyarakat Kota Medan.

8) Analisis buah impor adalah analisis yang melihat kapasitas dan intensitas buah

impor yang masuk ke Kota Medan dan pemenuhan kekurangan kebutuhan

masyarakat dengan melihat jumlah produksi buah impor yang masuk,

ketersediaan buah impor, dan harga buah impor itu sendiri

9) Pelaku Usaha Agribisnis yang berdaya saing adalah pelaku rantai pemasaran

buah-buahan lokal dalam menanggapi dan menyesuaikan usahanya dalam

pasar yang terus berkembang terutama mengatasi masuknya buah impor ke

Kota Medan.

3.5.2. Batasan Operasional

(50)

2) Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi buah lokal

dan buah impor serta pedagang yang melakukan kegiatan jual beli buah impor

dan buah lokal di daerah pasar tradisional di Kota Medan, Sumatera Utara.

(51)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN SAMPEL

4.1.Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim

Kota Medan merupakan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis Kota

Medan terletak diantara 30.27’- 30.47’ LU dan 980.35’- 980.44’ BT. Kota Medan

memiliki topografi datar dengan ketinggian 2,5 – 37,5 di atas permukaan laut

dengan jenis tanah alluvial.

Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara

dan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara

yang mempunyai luas wilayah 265,10 Km2. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan

dan 151 kelurahan. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran

rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai

Babura dan Sungai Deli. Adapun batas-batas Kota Medan adalah sebagai berikut;

Bagian Utara berbatasan dengan Selat Malaka

Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Kota Medan memiliki iklim tropis dengan temperatur siang 31,30 C dan malam

hari 24,10 C, rata-rata curah hujan perbulan 175,17 mm dengan rata-rata hari

hujan 17,33 hh/bulan. Kelembaban udara di wilayah ini 76-82%, kecepatan angin

rata-rata 0,57 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapannya tiap bulan 114,06

(52)

4.1.2. Tata Guna Usaha

Pola penggunaan tanah di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Penggunaan

tanah terdiri dari bangunan-bangunan pemukiman penduduk, perkantoran,

pemerintahan, tempat ibadah, pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar

tradisional, bangunan pendidikan, fasilitas umum, hotel, tempat rekreasi, dan

lahan-lahan pertanian.

4.1.3. Keadaaan Penduduk

Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian

sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan persebaran

penduduk secara optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal,

berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya

dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak

didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial

yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun

sebaliknya.

Pada tahun 2012, penduduk Kota Medan mencapai 2.122.804 jiwa. Dibanding

hasil Proyeksi Penduduk dalam buku Kota Medan Dalam Angka 2011, terjadi

pertambahan penduduk sebesar 5.580 jiwa (0,26%). Dengan luas wilayah

mencapai 265,10 Km2, kepadatan penduduk mencapai 7.987 jiwa / km2.

4.1.3.1. Penduduk Menurut Kecamatan dan Penduduk (Rumah Tangga)

Penduduk Kota Medan berjumlah 2.122.804 jiwa dengan 493.229 rumah tangga

(53)

lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk dan jumlah penduduk (rumah tangga)

serta presentase penduduk yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Penduduk Menurut Kecamatan dan Penduduk (Rumah Tangga) di Kota Medan Tahun 2012

No. Kecamatan Penduduk Penduduk (Rumah

Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2013

4.1.3.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kota Medan terdiri dari jumlah penduduk yang cukup besar. Dari tahun ke tahun

jumlah nya terus bertambah. Banyaknya penduduk dapat dibedakan berdasarkan

jenis kelamin dan umur. Jumlah ini juga terus bertambah dari tahun ke tahun.

Berikut akan ditampilkan data menurut tahun 2012. Adapun data jumlah

penduduk berdasarkan umur dan berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2012 dapat

(54)

Tabel 4.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota

Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2013

4.1.3.3. Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Melihat jumlah penduduk yang tinggi, sebaiknya masyarakat Kota Medan juga

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi pula. Pendidikan tertinggi yang

ditamatkan penduduk Kota Medan bervariasi jumlahnya untuk setiap tingkat

pendidikan. Berdasarkan data yang tersedia, dapat dilihat masih banyak penduduk

Kota Medan yang belum pernah sekolah. Untuk lebih jelasnya, data Penduduk

Kota Medan Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan Kerja

(55)

Tabel 4.3. Penduduk Kota Medan Berumur ≥15 Tahun (Yang Termasuk Dalam Angkatan Kerja) Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

Pendidikan Tinggi Yang Ditamatkan

Educational Attainment Primary School / Primary School

69.406 57.166 126.572

193.533 107.320 300.853

4 SMK /

6 Akademi/Universitas /

Academy/University

84.822 55.284 140.106

Jumlah / Total 597.315 338.828 936.143

Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2013

4.1.4. Sarana dan Prasarana

Semakin baik sarana dan prasarana di Kota Medan maka akan mempercepat laju

pembangunan. Cepatnya laju pertumbuhan ekonomi maka akan mempengaruhi

kemajuan laju ekonomi di Kota Medan. Sarana dan prasarana suatu daerah sangat

penting dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan duatu daerah.

Sarana yang mendukung perkembangan suatu daerah adalah sarana dan prasarana

pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, serta sarana dan prasarana beribadah.

Adapun paparan data mengenai sarana dan prasarana di Kota Medan akan

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1. Banyaknya Pasar Menurut Kecamatan Di Kota Medan Tahun
Tabel 3.2. Jenis Buah Yang Tersedia Di Kota Medan Tahun 2011
Tabel 3.3. Pembagian Banyaknya Jumlah Sampel Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kuasa ini datang dari jangkaan pengikut bahawa dia akan dihukum oleh pemimpin jika dia gagal untuk akur kepada pemimpin hingga menyebabkan orang bawahan cuba mengelakkan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan kepada 50 responden orang jepang dan menyesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini, telah didapat kesimpulan bahwa secara umum,

Jepang adalah negara maju yang terkenal dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, namun tidak begitu saja meninggalkan budaya lama yang sudah lama melekat di kalangan

Mobil-mobil tersebut kemudian menarik hati para otaku sehingga mereka mulai mengikuti menghias mobil-mobil mereka menjadi itasha meski kebanyakan mereka tidak menggunakan

Perbedaan tersebut dipengaruhi dari pekerja- an memetik teh dengan alokasi waktu antara 6 sampai 8 jam per hari memiliki tingkat ak- tivitas fisik yang lebih tinggi dibandingkan de-

Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada lingkungan yang agak terang. dan kondisi keasaman agak netral (pH 6,8 -7,0) (Dharijah dan

Setelah itu, sampel melakukan gerakan dengan menekukkan badan ke depan (mencium lutut), kemudian alat diukur sesuai sudut yang terbentuk. Menekuknya sudut pada instrumen

Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan Pemerintah kabupaten Subang pada tahun 2014-