KERAJAAN KOTA PINANG DALAM NUANSA ISLAM
Kajian Historik
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
SRI WULANSARI
N I M : 309321051
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Sri Wulansari, NIM. 309321051. Kerajaan Kota Pinang Dalam Nuansa Islam Kajian Historik, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan Kerajaan Kotapinang dalam nuansa Islam. Agar dapat gambaran yang dimaksud dalam penelitian ini maka wujud interaksi Islam secara kultural menjadi fokus. Selain itu, ditelaah juga kebudayaan yang pernah ada di Kerajaan Kotapinang yang masih terpelihara dalam aktifitas masyarakat yang berasal dari tradisi Islam di masa lalu. Penelitian dituntaskan dengan menggunakan metode historik deksriptif kualitatif melalui teknik wawancara dengan cara terbuka. Penentuan sampel adalah berdasarkan random sampling dengan cara snowbold dan melihat langsung peninggalan sejarah di lapangan. Dari hasil penelitian diperoleh temuan di lapangan bahwa wujud interaksi Islam sebagai ajaran agama menghasilkan budaya lokal sebagai produk akulturasi dalam wujud pelaksanaan ajaran sebagai tradisi seperti yang dapat kita lihat dalam kegiatan pelaksanaan perayaan hari-hari besar Islam, tradisi mempelajari al-qur’an di rumah, di lembaga pendidikan pesantren, maktab. Hal ini melahirkan tradisi yang Islami dalam berpakaian, hiburan/qasidah, marhaban terutama dalam kegiatan perkawinan, perayaan hari-hari besar agama, khatam
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala
anugerah-Nya yang penulis rasakan sehingga dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Kerajaan Kotapinang Dalam Nuansa Islam Kajian Historik” yang bertujuan
untuk menyelesaikan pendidikan serta melengkapi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengaharapkan segala masukan, baik berupa kritik maupun
saran yang sifatnya membangun, untuk nantinya Skripsi yang penulis buat ini dapat lebih sempurna dimasa yang akan datang.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak sekali dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada : 1. Bapak Prof. Drs. Syahwal Gultom, M.pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan FIS beserta Stafnya
3. Bapak Dra. Yushar Tanjung, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan sejarah
Fakultas Ilmu sosial, Universitas Negeri Medan dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan serta tanggapannya dalam
iii
3. Bapak Dra. Yushar Tanjung, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan sejarah Fakultas Ilmu sosial, Universitas Negeri Medan dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan serta tanggapannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis M.si, selaku dosen pembimbing akademik
yang membantu penulis pada masa perkuliahan serta dorongan yang telah diberikan dalam proses penyelesaian Skripsi ini
5. Bapak Dr. Hidayat, MS dan bapak Pristi Suhendro Lukitoyo, S. Hum, M.Si
sebagai pembanding serta seluruh staf pengajar/Dosen Jurusan Pendidikan sejarah yang telah memberikan pengetahuannya kepada penulis selama
perkuliahan.
6. Teristimewa bapak Sotomo dan mamak Sugiatmi serta adik-adik tercinta yang telah memberikan semangat dan motivasi selama penulisan skripsi
ini.membesarkan dan mendidik serta memberikan dorongan, pengorbanan materil dan spiritual serta selalu menyertai penulis dalam doa sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.
7. Bapak Kepala BAPEDA Kab. Labuhan Batu selatan Serta Bapak Camat Kota Pinang serta staf yang telah memberikan izin penelitian pada penulis sehingga
Skripsi ini dapat selesai.
8. Bapak / ibu Informan yang telah memberikan informasi dalam penyelesaian penelitian dan data yang telah penulis peroleh sehingga penulis dapat
iv
9. Untuk saudara-saudaraku yang tercinta yang telah memberikan motifasi dan semangat dalam proses penyelesaian Skripsi ini.
10.Teman-teman seperjuangan di program studi sejarah Universitas Negeri
Medan saya ucapkan terima kasih atas dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
11.Ucapan terima kasih yang tiada batasnya penulis ucapkan juga kepada saudara Normansyah Rambe yang selama ini tiada henti memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
12.Sahabat seperjuangan sahabat tercinta di gang radio serta seluruh sahabat-sahabatku yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, atas
dukungan dan doa kalian dan kebersamaannya selama ini penulis ucapkan terima kasih. JASMERAH………Jangan Sekali Sekali Melupakan sejarah. Akhir kata, penulis berdoa semoga kita semua Berada dalam Kasih_Nya, dan
semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 16 Maret 2016 Penulis
v DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 6
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.2 Kerangka Konsep ... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15
3.1 Metode Penelitian ... 15
3.2 Lokasi Penelitian ... 15
3.3 Sumber Data ... 16
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 16
3.5 Teknik Analisis Data ... 17
vi
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 19
Sejarah Kerajaan Kotapinang ... 19
A. Wujud Interaksi Islam Secara Kultural pada Masyarakat Kerajaan Kotapinang ... 31
B. Hasil Budaya Islam di Kotapinang ... 38
C. Aktifitas Keislaman yang Masih Dipelihara ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Islam sebagai agama merupakan suatu fenomena global yang telah
memberikan perubahan yang signifikan dalam peradaban dunia. Satu abad saja dari kemunculannya telah memberi perubahan yang mendorong tumbuh dan berkembangnya kebudayaan terutama di kawasan tempat munculnya ajaran ini.
Kawasan Arab menjadi tempat yang sangat beruntung menerima karunia ini, dari bangsa yang hidup berfuak-fuak di kawasan padang pasir tandus menjadi bangsa
yang ikut memainkan peran dalam perkembangan budaya hingga saat ini. Sebagai ajaran yang mengandung nilai Ilahiah, agama Islam juga memberikan kesempatan bagi tumbuh dan berkembangnya kebudayaan, terlebih lagi setelah agama ini
menyebar ke dunia luar dari tempat asalnya. Meluasnya agama Islam dan berinteraksi dengan budaya lokal, telah menampilkan budaya yang lebih elegan.
Perjumpaan ini berlangsung hingga saat ini di berbagai kawasan dunia, termasuk di Nusantara. Hasil perjumpaan Islam dengan masyarakat lokal diberbagai kawasan Nusantara telah banyak dilakukan telaah/kajian oleh para pakar dan peminat
sejarah. Perbincangan tentang Islam selalu bermula dari telaah tentang “penetration”
2
Oleh karena itu, masuknya agama Islam selalu menunjukkan berbagai teori yang sebenarnya adalah beberapa hipotesis sehingga setiap saat dapat didiskusikan
karena hanya bersifat kesimpulan sementara. Simpulan sementara ini menjadikan wacana Islamisasi terus bergulir dan menjadi diskursus yang menarik bagi peminat
Sejarah Islam di Indonesia baik secara akademik maupun secara non akademik dalam diskusi-diskusi, sarasehan atau temu ilmiah lainnya yang berwujud curah pendapat.
Tidak mengherankan bahwa meneliti tentang masuknya agama Islam di suatu
kawasan bukanlah merupakan tindakan yang mudah. Diperlukan berbagai indikator yang kuat dan mendetail, paling tidak diperoleh ukuran bahwa penganut Islam
mayoritas di daerah tersebut dan lebih banyak menunjukkan perilaku yang Islami dalam perilaku sehari-hari. Cakupan wilayahnya pun tetap memengaruhinya lebih luas dan masih tersisa sebagai bukti adanya pengaruh Islam bahkan masih hidup
dalam tradisi masyarakat hingga saat ini.
Begitu luasnya cakupan penetration yang dimaksud di atas maka kajian dalam
penelitian ini hanya dibatasi pada telaah perkembangan Islam sebagai lembaga yang hidup di masyarakat. Lembaga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perwujudan religi, arsitektur serta ilmu pengetahuan yang masih dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari yang teraplikasikan dalam tindakan warga. Itulah sebabnya perkembangan Islam sebagai suatu ajaran yang di lihat adalah aplikasi secara
3
Menelaah Islam sebagai kultur adalah upaya untuk mengetahui dan merekonstruksi tindakan-tindakan budaya dalam berinteraksi pada masyarakat.
Interaksi dipercaya dapat melahirkan integrasi manakala integrasi yang terselenggara dalam masyarakat merupakan pembukti adanya jaringan sosial yang baik serta
berkelanjutan secara berkesinambungan sehingga melahirkan berbagai wujud aktifitas. Wujud ini manakala dirujuk pada konsep budaya akan melahirkan bentuk budaya yang menurut Koentjoronongrat, (1980:68) dinamakan “wujud budaya yang
meliputi artefact, sociefact, mindtefact”.
Aktifitas masyarakat yang berwujud budaya tentu sulit diindentifikasi secara
keseluruhan karena manusia sangat banyak kegiatannya walaupun setiap kegiatan itu sebenarnya adalah wujud budaya itu sendiri. Diperlukan pengelompokkan dan fokus pada bidang-bidang tertentu. Pemilihan bidang-bidang terntentu menjadi kata kunci
pokok dalam penelitian ini. Untuk mempermudah penelitian, maka fokus telaah mengarah pada tema aktifitas masyarakat yang berbasis agama Islam yang
peninggalannya masih dapat disaksikan hingga saat ini dan cenderung terpelihara dengan baik diselang kehidupan sehari.
Tema kajian bukan pada Islam sebagai agama akan tetapi Islam sebagai perwujudan budaya yang aplikasinya memang bersumber dari ajaran Islam. Islam sebagai ajaran merupakan panutan bagi pemeluknya sehingga menjadi identitas
4
Setiap daerah yang bersentuhan dengan Islam, masyarakatnya selalu menjadikan Islam sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari.
Aktifitas warga yang terislamkan selalu memberi warna budaya suatu produk interaksinya yang disebut akulturasi. Oleh karena itu, akulturasi masing-masing
kelompok dengan Islam sebagai ajaran menjadi beraneka ragam sehingga dapat pula menjadi pembeda antara komunitas Muslim satu dengan komunitas Muslim lainnya di berbagai daerah.
Beranekaragamnya hasil akulturasi komunitas Islam diberbagai kawasan menjadi daya tarik bagi peneliti untuk mempelajarinya. Kajian tentang
keanekarangaman masyarakat Muslim sudah banyak di telaah sekedar menyebut beberapa contoh: Mengislamkan Jawa dan Islamisasi Cirebon. Dua tema ini membahas tentang Islam yang bersentuhan dengan masyarakat setempat. Oleh karena
itu, maka penelitian ini mencoba membahas pada suatu kawasan saja yang terdapat di Sumatera Timur yakni di kerajaan Kotapinang.
Kotapinang saat ini merupakan ibukota Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel). Pada masa pra kemerdekaan, sesungguhnya daerah ini merupakan satu
kesatuan politik yang berbentuk kerajaan. Sebagai sebuah kerajaan dapat diketahui bahwa Kotapinang adalah merupakan sebuah negara yang penuh dengan berbagai aktifitas yang buktinya dapat disaksikan hingga saat ini Misalnya dalam bidang
politik, religi, sosial, ilmu pengetahuan. Aktifitas sosial budaya yang hidup dalam masyarakat dapatlah menjadi penanda kereatifitas masyarakat di masa lalu di
5
Untuk mempelajari wujud nyata dari aktifitas masyarakat yang bernuansa keislaman, peneliti menyoroti peninggalan sejarah sebagai hasil budaya yang masih
tersisa, terekam, tersimpan dalam memori masyarakat maupun yang berserakan di tempat-tempat tertentu. Upaya untuk merekonstruksi dan mengulas tema ini
dilakukan peneliti dengan mengangkat judul “Kerajaan Kotapinang Dalam Nuansa Islam Kajian Historik”.
Untuk kepentingan kajian ini, peneliti menelaahnya dari perspektif historik
melalui pengumpulan data-data dari sumber-sumber terpilih dan memuat keterangan yang diperlukan sebagai bahan penelitian. Penelitian dengan perspektif historik tentu
mengandalkan dokumen yang terdokumentasi dan ditelaah secara sistematik. 1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas peneliti menemukan hal-hal yang layak dikaji secara
empirik ilmiah agar data yang terkumpul mudah merekontruksinya menjadi satu narasi sehingga masa lalu kawasan ini dapat pula didokumentasikan secara ilmiah.
Ada beberapa hal yang perlu ditelaah dari latar belakang yang dikemukakan di atas, antara lain adalah tentang wujud interaksi Islam yang merupakan hasil akulturasi
budaya lokal dengan Islam sebagai agama yang membawa dampak budaya agar dapat didokumentasikan.
Upaya-upaya memelihara hasil budaya Islam yang pernah dipraktikkan pada
6
keberlanjutan dalam Islam yang hidup dalam masyarakat setempat. Identifikasi dalam masalah-masalah di atas merupakan pedoman untuk penelusuran dilapangan.
1.3 Rumusan Masalah
Untuk memudahkan telaah dari identifikasi masalah di atas maka
dirumuskanlah pertanyaan penelitian yang berdasarkan pembatasan masalah di atas, adapun yang menjadi pertanyaan adalah:
1. Bagaimana wujud hasil interaksi Islam secara kultural pada masyarakat
kerajaan Kotapinang yang diaplikasikan sehari-hari?
2. Apa saja yang dapat dipelihara dari hasil budaya Islam yang pernah ada di
kerajaan Kotapinang?
3. Apa saja aktifitas masyarakat yang berasal dari tradisi keislaman di masa lalu yang masih terpelihara hingga sekarang dari kerajaan Kotapinang?
1.4 Tujuan Penelitian
Sebagai sebuah penelitian ilmiah agar hasilnya terlihat dengan nyata maka
harus ditegaskan tujuannya. Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka sesungguhnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di atas, yakni :
1. Untuk mengetahui wujud hasil interaksi Islam secara kultural pada masyarakat kerajaan Kotapinang.
2. Untuk mengetahui hasil budaya Islam yang pernah ada di kerajaan Kotapinang. 3. Untuk mengetahui aktifitas masyarakat yang berasal dari tradisi keislaman di
7 1.5 Manfaat Penelitian
Sebagai sebuah karya ilmiah peneliti mengharapkan hasil karya ini
bermanfaat bagi pihak-pihak terkait dengan tema penelitian ini, sekurang-kurangnya bermanfaat untuk :
1. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan peneliti dan pembaca mengenai hasil interaksi budaya Islam di kerajaan Kotapinang.
2. Menjadi bahan masukan dan perbandingan bagi mahasiswa pendidikan
sejarah maupun bagi jurusan lainnya dengan bidang penelitian yang sama pada lokasi penelitian yang berbeda untuk menghasilkan keputusan yang
sempurna.
3. Menjadi bahan masukan bagi peneliti atau penulis berminat yang bermaksud mengadakan penelitian atau kajian karya ilmiah pada permasalahan yang
relevan.
4. Dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah untuk
program pelestarian budaya dan memperkaya sumber pembelajaran dan bagi masyarakat supaya lebih mengghargai dan ikut berpartisipasi memelihara
hasil-hasil budaya yang pernah ada dari kerajaan Kotapinang.
5. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan UNIMED, terlebih bagi Fakultas Ilmu Sosial.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapatlah diambil kesimpulan sebagai hasil penemuan kajian lapangan. Kesimpulan ini merupakan hasil temuan peneliti di lapangan. Adapun kesimpulan tersebut antara lain :
1. Dari berbagai macam ulasan tentang kerajaan/kesultanan Melayu di Indonesia, berita atau literatur tentang kerajaan Kotapinang sangat langka sehingga sulit
merekonstruksikan kerajaan ini lebih mendetail.
2. Kerajaan Kotapinang meliputi wilayah kecamatan Kotapinang sekarang dan secara demografi kawasan ini awalnya dihuni suku Melayu yang berhubungan
langsung dengan wilayah Pesisir Selat Malaka melalui sungai Barumun, dimana sungai ini sudah lama dijadikan alur transportasi penghubungn antara kawasan
pesisir dengan pedalaman. Pada perkembangan selanjutnya, kawasan ini dihuni oleh pendatang dari Pagaruyung, menyusul etnik Padang Bolak, disusul etnik
Tionghoa pada era kolonial serta dihuni etnik Jawa dan Toba pada masa Orde Baru.
3. Kerajaan Kotapinang memiliki struktur pemerintahan yang syah dan berdaulat
serta memiliki beberapa gelar kebangsawanan sama seperti kerajaan-kerajaan Melayu lainnya. Gelar Tengku khusus diberikan kepada penguasa; Raja
59
ini tidak menduduki kekuasaan; Wan sebuah gelar yang diperoleh anak dari perkawinan seorang wanita bergelar Tengku dengan lelaki kabanyakan/suku lain;
Datuk sebuah gelar yang diberikan kepada seseorang yang memiliki kelebihan khusus seperti pandai silat, pandai menyusun strategi perang, atau pandai meramu
obat-obatan; OK merupakan gelar yang diberikan Sultan kepada seseorang karena memiliki harta yang berlimpah dan atau kepada orang yang punya banyak hasil pemikiran (cendikiawan).
4. Segala aktifitas pemerintahan di kerajaan Kotapinang diselenggarakan serta dilaksanakan oleh para bangsawan baik itu di bidang peradilan, kepegawaian, bea
cukai (syahbandar), kemiliteran hingga bidang perniagaan.
5. Salah satu wujud nyata hasil interaksi Islam kepada masyarakat Kotapinang adalah dimana Sultan mendirikan rumah ibadah yang relatif megah.
Pembangunan masjid yang hampir tidak berjarak dengan istana menunjukkan kehidupan pemerintahan yang cenderung agamis/religius. Walau masjid bukan
merupakan simbol utama dalam Islam, tetapi paling tidak masjid merupakan suatu sistem yang berkelindan dalam sistem sosial kemasyarakatan pada satu
pemerintahan, dimana masjid difungsikan sebagai elemen penting dalam pengembangan budaya dan sistem sosial pada masyarakat. Selain itu, disamping sebagai tempat beribadah, masjid juga berfungsi sebagai sentral aktifitas
masyarakat seperti tempat menuntut ilmu, tempat bermuzakkarah hingga tempat
generasi muda menjalankan kegiatan keagamaan seperti maulid, isra mi’raj, nuzul
60
6. Situs pemakaman para pembesar di kerajaan Kotapinang terdapat di kompleks masjid raya. Berbeda dengan makam orang awam, makam raja beserta
keluarganya memiliki model berundak-undak, bernisan besar, ramping, panjang dan berbentuk bulat yang penuh dengan relief-relief kaligrafi berisi nama
siempunya makam serta torehan penggalan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
7. Hasil perwujudan budaya serta aktifitas keislaman yang masih terpelihara dapat terlihat dengan adanya perkumpulan kaum-kaum ibu dengan melaksanakan
aktifitas pewiritan yang berpenampilan muslimah dengan menutup aurat, mengucap salam, mengaji atau belajar al-qur’an, latihan marhaban sehingga
melahirkan lembaga Islami seperti organisasi perwiritan dan pendidikan pesantren.
8. Walau struktur sosial telah mengalami perubahan, tetapi tradisi-tradisi Islam
masih dipertahankan menjadi ikon dalam kehidupan sehari-hari karena sudah terlembaga sejak zaman kerajaan, salah satunya dalam dunia pendidikan, dimana
pendidikan telah mengakar dalam budaya kehidupan sehari-hari pada masyarakat Kotapinang. Sebagai kerajaan Melayu, pertautan antara Islam dengan Melayu
tidak lagi dipermasalahkan karena bukan rahasia umum lagi kalimat “masuk
Islam identik dengan masuk Melayu” sudah menjadi paradigma keseharian yang sudah mendarahdaging pada masyarakat Melayu Kotapinang. Salah satu lembaga
pendidikan yang masih eksis di Kotapinang adalah pesantren yang didirikan Syekh. Mhd Arief Al-Kholidi pada 1930. Awalnya lembaga ini berbentuk
61
masjid. Lambat laun karena mendapat respon dari masyarakat dari berbagai penjuru, persulukan ini berkembang menjadi sebuah pesantren (1935) dengan
kajian ilmu tareqat dalam bentuk zikir.
B. Saran
1. Kotapinang memiliki beberapa peninggalan bersejarah di antaranya bekas Istana
sultan Kotapinang, Masjid Raya Kotapinang yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tengku Mustafa Makmur Perkasa Alamsyah, kompleks
pemakaman raja yang berada di Masjid Raya dan pemakaman Pinang Awan, serta pesantren Basilam Baru yang didirikan Syekh Mohd. Arief Al-Kholodi perlu dijaga kelestariannya baik oleh masyarakat maupun oleh Pemda setempat agar
keberadaannya terus terjaga, terutama khususnya Istana Kotapinang di desain meniru gaya bangunan arsitektur Eropa yang kini kondisinya sangat
memprihatinkan dan mengalami kerusakan yang cukup parah hingga hanya dinding dan pilarnya saja yang masih tertinggal.
2. Sebagai wujud bukti sejarah, hasil budaya dan aktifitas keislaman yang sudah
mentradisi pada masyarakat Kotapinang harus tetap dipelihara keberlangsungannya. Walau zaman sudah modern, tapi budaya tradisi Melayu dan
kaidah keislaman harus tetap terjaga karena itulah tiket terakhir menuju alam berikutnya.
3. Masyarakat berkerjasama dengan Pemda perlu melakukan inventarisir dan
62
keislaman agar tidak mengalami pergeseran atau bahkan mengalami kepunahan seiring berkembangnya zaman dan semakin berkurangnya (mangkat) orang-orang
yang memahami/menguasai budaya Islami tersebut.
4. Sudah saatnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. 1987. Islam dan Masyarakat. LP3ES : Jakarta
Abdurraman, Dudung. 1999. Metodologi Penelitian Sejarah. Logos Wacana Ilmu : Jakarta.
Al-Qurtuby, Sumanto. 2003. Arus Cina-Islam-Jawa. Bongkar Sejarah atas Peranan
Tionghoa dalam Penyebaran Agama Islam di Nusantara Abad XV & XVII,
Inspeal Ahimsa Karya Press : Yogyakarta
Azhar, Susan. 2010. Revolusi Sosial. Skripsi FIS UNIMED.
Aziz, Abdul, 2001. Islam & Masyarakat Betawi. PT Logos Wacana Ilmu : Ciputat.
Azra, Azyumardi. 1999. Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan
Kekuasaan. Rosdakarya : Bandung.
______________. 2003. SURAU Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi dan
Modernisasi. Logos : Ciputat.
Basarshah II, Tuanku Luckman Sinar. 2006. Bangun Dan Runtuhnya Kerajaan
Melayu Di Sumatera Timur. Yayasan Kesultanan Serdang : Medan.
Dahlan, Ahmad, 2014. Sejarah Melayu. Gramedia : Jakarta.
Diyansyah, Arfan. 2011. Ornamen Istana Kotapinang. Skripsi FIS UNIMED.
Fahrizal, Cs. 2007. Budaya Melayu. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Utara : Medan.
Gazalba, Sidi. 1988. Islam dan Kesenian : Relevansi Islam dengan Seni-Budaya
Karya Manusia. Pustaka Alhusna : Jakarta.
Geertz, Clifford. 2013. Agama Jawa, Abangan, Satri Priyayi dalam Kebudayaan
Jawa. Komunitas Bambu : Jakarta.
Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Penerbit Universitas Idonesia (UI-Press) : Jakarta.
64
Helmiati. 2011. Sejarah Islam Asia Tenggara. Zanafa : Pekanbaru.
Husny, Tengku Lah. 1975. Butir-Butir Adat Budaya Melayu Pesisir Sumatera Timur. BP Husny : Medan.
Kasim, Ahmad.1968. Hikayat Hang Tuah. Dewan Bahasa Pustaka : Kuala Lumpur Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Antropologi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Muhaimin, AG, 2001. Islam dalam bingkai Budaya Lokal potret dari Cirebon. PT
Logos Wacana Ilmu : Ciputat.
Murtono, Sumarsaid. 1982. Negara dan Usaha Bina Negara di Jawa Masa Lampau. Gramedia : Jakarta.
Reid, Anthony. 2012. Sumatera Revolusi dan Elite Tradisional. Komunitas Bambu : Jakarta.
____________. 2014. Sumatera Tempo Doeloe dari Marco Polo sampai Tan Malaka. Komunitas Bambu : Jakarta.
Said, Muhammad. 2013. Patuan Na Lobi. Harian Waspada : Medan
Sanusi, Dkk. 1980. Sejarah Pendidikan Sumatera Utara. Depdikbud & Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya – Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah : Medan.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan. Yayasan Obor Indonesia : Jakarta.
Siregar, Ahmad Sofyan. 2011. Perdagangan di Kotapinang. Skripsi FIS UNIMED.
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Sunanto, Musyrifah.2007. Sejarah Peradaban Islam. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Tanjung, Flores, Dkk. 2014. Sejarah Batubara: Bahtera Sejahtera Berjaya. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Batubara : Batubara.
Yushar, 2007. Kepercayaan Magi dan Ritual Pada Masyarakat Melayu Panai
Labuhan Batu. Thesis PPs UNIMED.