TUGAS AKHIR
PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG
TERHADAP LENTURAN PADA BALOK LANGSING
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi D-3 Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan
OLEH :
MELVA WANDA
5123210022
PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK SIPIL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
v ABSTRAK
Melva Wanda, 5123210022, Pengaruh Variasi Jarak Sengkang Terhadap Lenturan Pada Balok Langsing, Tugas Akhir, Medan : Program Studi D-3 Teknik Sipil, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, 2016.
Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik. Beton bukan material yang elastis. Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah material pembentuknya. Dalam perencanaan beton bertulang diperlukan perencanaan untuk mengurangi keretakan pada beton. Salah satu keretakan yang paling sering terjadi adalah pada balok. Salah satu perencanaannya adalah mengetahui lendutan pada balok tersebut.
Model balok yang digunakan adalah balok beton bertulang dengan menggunakan balok langsing dengan dimensi yang berbeda-beda, yaitu 3 balok langsing dengan dimensi 15x20x150cm, 3 balok langsing dengan dimensi 20x25x150cm, dan 3 balok langsing dengan dimensi 25x30x150cm. Balok langsing menggunakan tulangan utama D12 dengan 3 tulangan tarik (3D12) dan 2 tulangan tekan (2D12) dan tulangan sengkang D6 dengan masing-masing jarak sengkang 5cm, 10 cm, dan 15cm. Nilai modulus elastisitas beton untuk perhitungan nilai jika dibuat dalam grafik perbandingannya tidak tampak, garis grafiknya akan saling bertindihan, sedangkan perbandingan hasil perhitungan antara dimensi balok 15x20x150cm, 20x25x150cm, dan 25x30x150 cm terlihat signifikan. Walaupun banyak tulangan sengkang yang digunakan cukup berbeda jauh, yaitu pada jarak sengkang 5 cm digunakan 30 tulangan sengkang, pada jarak sengkang 10 cm digunakan 15 tulangan sengkang, pada jarak sengkang 15 cm digunakan 10 tulangan sengkang, tetapi nilai yang didapat tidak jauh berbeda, hasil nya hanya berbeda 0,0003 sampai 0,001 mm pada setiap dengan dimensi penampang balok yang sama.
vi ABSTRACK
Melva Wanda, 5123210022, The Influence Of Variations In Bar Spacing against bending In Beams Slim, Non Degree Final Task, Medan : Course of Civil Engineering, Department of Building Technology Education, Faculty of Technic, State University of Medan, 2016.
Concrete is a material that is strong in press conditions , but weak in tensile condition. Concrete is not an elastic material. Concrete results from a set of mechanical and chemical interaction of a number of its constituent materials. In the planning of reinforced concrete planning is necessary to reduce cracks in concrete. One of the most common fractures are on the beam. One of the planning is to know on the beam deflection.
Beam models used are reinforced concrete beams using slender beams with different dimensions, which is 3 blocks slim with dimensions 15x20x150cm, 3 blocks slim with dimensions 20x25x150cm, and 3 blocks slim with dimensions 25x30x150cm. Slim beam using 3 main reinforcement D12 with tensile reinforcement (3D1) and 2 reinforcement press (2D12) and reinforcement stirrups D6 with each stirrup distance of 5cm , 10cm and 15cm. Modulus of elasticity of concrete for
the calculation of the maximum deflection value of all specimens are = √ .
The maximum deflection calculated by the concentrated loads evenly split
and . Load evenly split on the test beam is beam weight itself. From the
calculation results obtained value of the combination between the load and
are added up after each obtained value . Comparison of calculation results between stirrup distance of 5cm, 10cm, and 15 very small up if it is made in a comparison chart is not visible, the graph lines will overlap each other, eventhought
comparison of calculation results beams dimention 15x20x150cm,
20x25x150cm, dan 25x30x150cm like significant. Although a lot of reinforcement stirrup used is quite different, namely at a distance of stirrups 5 cm used 30 reinforcement stirrups, at a distance of stirrups 10 cm used 15 reinforcement stirrups, at a distance of stirrups 15 cm used 10 reinforcement stirrup, but the value of q obtained is not much different, results differ only 0.0003 to 0.001 mm on each beam section with the same dimensions .
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya dan melimpahkan pengetahuan serta memberikan
kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA)
yang berjudul “Pengaruh Variasi Jarak Sengkang Terhadap Lenturan Pada
Balok Langsing”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
diharapkan untuk penyempurnaan laporan tugas akhir ini.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat nasihat,
bimbingan, arahan, kritik, dan saran serta bantuan oleh berbagai pihak. Dengan
penuh rasa hormat, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Bambang Hadibroto, ST., MT MSi, selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir yang telah banyak memberikan waktu, tenaga, pikiran, bimbingan serta
nasehat kepada penulis selama mengerjakan penulisan laporan ini.
2. Ibu Dra. Rosnelli, MPd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan.
3. Bapak Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Irma N. Nasution, ST., M.Ds, selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik
viii 5. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, MPd., selaku Dosen Pembimbing
Akademik penulis yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama
masa perkuliahan dan dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Ibu Kinanti Wijaya, M.Sc dan Ibu Syafiatun Siregar, ST., MT., selaku dosen
penguji dalam ujian sidang meja hijau yang telah banyak memberi masukkan
kepada penulis.
7. Seluruh dosen dan staf pegawai pada Program Studi D-3 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
8. Kedua orang tua penulis, Ayah Asrul Hasibuan dan Mama Ida Murni
Nasution yang telah banyak mencurahkan cinta dan kasih sayangnya buat
penulis, yang telah memberikan bantuan dan doa yang tak terhingga nilainya,
sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi sampai
selesai. Dan yang tak pernah terlupakan ayahanda Alm. Irwan Efendi, ini
semua buat ayah. Karena kalian lah penulis bisa dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
9. Terima kasih juga buat kak Nina, Kak Vana, Agung, Bang Basri, Nurul,
Nadia, Hafnisa, Inara, yang senantiasa selalu membuat penulis tertawa dan
bersemangat. Terima kasih untuk supportnya dan telah menghibur penulis
selama pengerjaan tugas akhir ini.
10.Terima kasih buat teman-teman teristimewa Yuli, Yuni, Gerry, Aswin, Mifta,
Debora, Rina yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada
ix 11.Teman-teman seperjuangan dan Kakak/Abang Program Studi Teknik Sipil
D3 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Program Studi D-3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan.
Medan, Februari 2016 Penulis,
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
DAFTAR NOTASI ... xvii
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 3
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Metode Pengumpulan Data ... 5
Bab II Landasan Teori 2.1 Beton Bertulang ... 6
xi
2.2.1 Agregat ... 9
2.2.1.1Agregat Kasar ... 10
2.2.1.2Agregat Kasar ... 12
2.2.2 Semen ... 14
2.2.3 Air ... 17
2.2.4 Tulangan Baja ... 18
2.3 Balok Langsing Beton Bertulang ... 19
2.4 Jarak Sengkang ... 21
2.5 Lentur Pada Balok ... 24
2.6 Defleksi (Lendutan) Balok ... 27
2.7 Pengaplikasian Mathcad Pada Perhitungan Lendutan Balok ... 34
Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Umum ... 38
3.1.1 Data Primer ... 38
3.1.2 Data Sekunder ... 38
3.2 Bahan Dan Peralatan ... 39
3.2.1 Bahan ... 39
3.2.2 Peralatan ... 39
3.3 Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) ... 40
3.3.1 Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Halus ... 40
3.3.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus ... 41
3.3.3 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus ... 42
3.3.4 Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus ... 43
xii
3.4 Pemeriksaan Agregat Kasar (Batu Pecah) ... 44
3.4.1 Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar ... 45
3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar ... 46
3.4.3 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar ... 47
3.4.4 Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar ... 48
3.4.5 Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar ... 49
3.5 Perencanaan Campuran Beton (Mix Desain) ... 49
3.5.1 Data-data Campuran Beton ... 49
3.5.2 Perencanaan Campuran Beton ... 50
3.6 Benda Uji Balok Langsing Beton Bertulang ... 52
3.7 Prosedur Perhitungan Lendutan Balok Beton Bertulang ... 54
3.8 Data Perhitungan Lendutan Balok ... 54
3.9 Perhitungan q (Berat Sendiri) ... 56
Bab IV Hasil Penelitian 4.1Perhitungan Lendutan Balok ... 65
4.1.1 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 1 ... 65
4.1.2 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 2 ... 70
4.1.3 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 3 ... 74
4.1.4 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 4 ... 79
4.1.5 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 5 ... 83
4.1.6 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 6 ... 87
4.1.7 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 7 ... 91
xiii 4.1.9 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 9 ... 99
4.2 Hasil Perhitungan Lendutan Balok ... 103
4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Lendutan Pada Jarak Sengkang Yang
Sama ... 106
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ... 109
5.2 Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Susunan Besar Butiran Agregat Kasar ... 13
Tabel 2.2 Batas Gradasi Agregat Halus ... 16
Tabel 2.3 Jenis Semen SNI ... 17
Tabel 3.1 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Analisa Saringan
Agregat Halus ... 40
Tabel 3.2 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Jenis Dan
Penyerapan Agregat Halus ... 42
Tabel 3.3 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Halus ... 43
Tabel 3.4 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Isi Agregat
Halus ... 44
Tabel 3.5 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Analisa Saringan
Agregat Kasar ... 45
Tabel 3.6 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Jenis Dan
Penyerapan Agregat Kasar ... 47
Tabel 3.7 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Kasar ... 48
Tabel 3.8 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Isi Agregat
Kasar ... 49
Tabel 3.9 Rencana Campuran Beton ... 50
Tabel 3.10 Dimensi Balok Uji ... 53
Tabel 4.1 Hasil perhitungan Ymax balok uji dimensi balok 15x20 cm .... 103
Tabel 4.2 Hasil perhitungan Ymax balok uji dimensi balok 20x25 cm .... 104
Tabel 4.3 Hasil perhitungan Ymax balok uji dimensi balok 20x30 cm .... 105
Tabel 4.4 Lendutan Pada Jarak 5cm ... 106
Tabel 4.5 Lendutan Pada Jarak 10cm ... 107
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sengkang Terbuka ... 23
Gambar 2.2 Sengkang Tertutup ... 23
Gambar 2.3 Defleksi Pada Balok Sederhana ... 27
Gambar 2.4 Balok Sederhana Yang Mengalami Lentur ... 29
Gambar 2.5 Balok Sederhana Dengan Beban Merata ... 31
Gambar 2.6 Balok Sederhana Dengan Beban Terpusat ... 33
Gambar 3.1 Gradasi Agregat Halus Zona 2 (Pasir Sedang) ... 41
Gambar 3.2 Gradasi Agregat Kasar Ukuran Maksimum 40 mm ... 46
Gambar 3.3 Tulangan Utama dan Tulangan Sengkang ... 53
Gambar 3.4 Balok Dengan Beban Merata ... 54
Gambar 3.5 Balok Dengan Beban Terpusat ... 55
Gambar 4.1 Grafik Lendutan Pada Dimensi Balok 15x20cm... 103
Gambar 4.2 Grafik Lendutan Pada Dimensi Balok 20x25cm... 104
Gambar 4.3 Grafik Lendutan Pada Dimensi Balok 25x30cm... 105
Gambar 4.4 Grafik Lendutan Pada Jarak 5cm ... 106
Gambar 4.5 Grafik Lendutan Pada Jarak 10cm ... 107
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Assistensi Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Permohonan Judul dan Pembimbing Tugas Akhir
Lampiran 3 Surat Penugasan Dosen Pembimbing
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penggunaan Laboraturium Teknik Sipil
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam
kondisi tarik: kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 % dari kuat tekannya. Karena
rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada paraf pembebanan
yang masih rendah. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak
tersebut, gaya konsentris atau eksentris diberikan dalam arah longitudinal elemen
struktual. Gaya ini mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeleminasi atau
sangat mengurangi tegangan tarik dibagian tumpuan dan daerah krisis pada kondisi
beban kerja, sehingga dapat meningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional
penampang tersebut. Penampang dapat berperilaku elastis, dan hampir semua
kapasitas beton dalam memikul tekan pada semua beban bekerja distruktur tersebut.
Kekokohan beton pada suatu bangunan gedung tergantung pada bahan-bahan
yang digunakan, baik dalam pembuatan campuran maupun dalam pelaksanaan
konstruksinya. Beton bukan material yang elastis. Beton dihasilkan dari sekumpulan
interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah material pembentuknya. Seorang yang
merencankan beton harus dapat memilih material yang layak dan komposisinya
sehingga diperoleh beton yang efesien, memenuhi kekuatan yang disyaratkan oleh
perencana dan memenuhi persyaratan serviceability (kemampuan layan). Beton kuat
terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Struktur beton harus cukup mampu
menerima kondisi beban kerja dalam kaitan agar memperoleh kekuatan cadangan
2 Beban-beban yang bekerja pada struktur, baik yang berupa beban gravitasi
(berarah vertikal) maupun beban-beban lain, seperti beban angin (dapat berarah
horizonal), atau juga beban karena susut dan beban karena perubahan temperatur,
menyebabkan adanya lentur dan deformasi pada elemen struktur beton. Lentur pada
balok merupakan adanya regangan yang timbul karena adanya beban luar. Salah satu
kegagalan konstruksi bagunan gedung yang cukup fatal adalah keruntuhan geser
yang diakibatkan oleh kombinasi beban-beban yang bekerja. Beban yang melebihi
kapasitas penampang dari beton bertulang akan mengakibatkan retakan-retakan
disepanjang beton tersebut baik retak struktur maupun non struktur. Retakan-retakan
tersebut dapat terjadi lebih awal dan pada akhirnya akan berakibat terjadi keruntuhan
yang tiba-tiba, agar keruntuhan tidak terjadi maka perlu diperhatikannya material
yang akan digunakan, pembuatan campuran maupun maupun dalam pelaksanaan
konstruksinya. Dalam pembuatan beton bertulang harus dipastikan keamanan
struktur terhadap keruntuhan yang mungkin terjadi selama umur bangunan.
Perilaku balok pada beton bertulang pada keadaan runtuh karena geser sangat
berbeda dengan pada keruntuhan karena lentur. Balok tersebut langsung hancur tanpa
adanya peringatan terlebih dahulu. Pada daerah yang mengalami momen yang besar,
retak yang dapat terjadi disebut retak lentur. Pada daerah yang gesernya besar, akibat
tarik diagonal dapat terjadi retak miring sebagai kelanjutan dari retak lentur, dan
disebut retak geser lentur. Pada daerah yang mengalami keruntuhan lentur, retak
terutama terjadi pada sepertiga tengah bentang, dan tegak lurus terhadap arah
tegangan utama. Keruntuhan juga bisa dikarenakan oleh berat sendiri balok yang
lama kelamaan nilai lendutan yang terjadi semakin besar. Banyaknya jarak sengkang
3 sengkang pada balok yang digunakan maka tulangan yang digunakan akan semakin
banyak juga. Banyaknya tulangan mempengaruhi berat balok yang semakin besar
dan akan mengakibatkan lendutan yang terjadi pada balok juga akan semakin besar.
Karena lendutan yang terjadi semakin besar, maka semakin besar pula kemungkinan
keruntuhan balok pada bangunan akan terjadi. Sedikit atau banyaknya tulangan
sengkang yang digunakan akan berpengaruh pada lendutan dan keruntuhan suatu
balok pada bangunan.
Masa layan struktur sebuah bangunan beton bertulang sangat ditentukan oleh besarnya
lendutan yang dialami oleh struktur tersebut. Namun seringkali dalam pengerjaannya
struktur dibebani lebih besar dari yang diperkirakan semula. Ditambah lagi dengan adanya
kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan misalnya kurangnya jumlah tulangan yang
dipasang, jarak antar sengkang yang lebih besar dari yang direncanakan, mutu beton yang
kurang dari yang direncanakan serta hal-hal lainnya, hal-hal tersebut dapat mengakibatkan
struktur beton (dalam hal ini adalah balok beton bertulang) melendut melebihi apa yang
diperkirakan semula dan mengakibatkan retak pada beton.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui “Pengaruh Variasi Jarak Sengkang Terhadap Lenturan Pada Balok
Langsing”.
1.2Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi batasan
masalah antara lain sebagai berikut:
1. Perhitungan lendutan maksimal pada balok langsing dengan
4 2. Nilai modulus elastisitas beton untuk semua benda uji adalah =
√
3. Beton menggunakan kuat tekan K-250
4. Benda uji menggunakan balok langsing dengan dimensi yang berbeda-beda,
yaitu 3 balok langsing dengan dimensi 15x20x150cm, 3 balok langsing dengan
dimensi 20x25x150cm, dan 3 balok langsing dengan dimensi 25x30x150cm.
5. Balok langsing menggunakan tulangan utama D12 dengan 3 tulangan tarik
(3D12) dan 2 tulangan tekan (2D12) dan tulangan sengkang D6 dengan
masing-masing jarak sengkang 5cm, 10 cm, dan 15cm.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa
masalah antara lain sebagai berikut:
1. Apa pengaruh variasi jarak sengkang terhadap berat beban sendiri balok
dengan dimensi balok yang bervariasi pula.
2. Apa pengaruh variasi jarak sengkang terhadap lendutan pada balok langsing
akibat beban terpusat dan beban merata .
3. Bagaimana perbandingan hasil perhitungan lendutan maksimal dengan
jarak sengkang dan dimensi balok yang berbeda-beda menggunakan MathCAD
5 1.4Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah dan batasan masalah di atas maka tujuan
penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi jarak sengkang terhadap berat beban
sendiri balok dengan dimensi balok yang bervariasi pula.
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi jarak sengkang terhadap lendutan pada
balok langsing akibat beban terpusat dan beban merata .
3. Untuk mengetahui perbandingan hasil perhitungan lendutan maksimal
dengan jarak sengkang dan dimensi balok yang berbeda-beda menggunakan
MathCAD (PTC MathCAD Prime 3.1).
1.5Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan analisa secara ilmiah tentang perbandingan lendutan
terhadap jarak sengkang yang berbeda-beda pada pembaca.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis tentang menganalisa
lendutan balok langsing.
1.6Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Melakukan perhitungan dengan menggunakan program MathCAD.
2. Studi perpustakaan yaitu mengumpulkan informasi-informasi atau
materi-materi yang berhubungan dengan judul Tugas Akhir ini dari berbagai sumber
109 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin banyak tulangan sengkang yang digunakan maka semakin kecil
pula nilai yang didapatkan. Pada perhitungan didapat nilai semakin
kecil karena jarak sengkang yang digunakan semakin berjarak. Nilai
jarak sengkang 5 cm > jarak sengkang 10 cm > jarak sengkang 15 cm.
pada dimensi balok 15x20cm pada jarak 5 = 77,097 kg/m
pada dimensi balok 15x20cm pada jarak 10 = 73,767 kg/m
pada dimensi balok 15x2cm pada jarak 15 = 72,657 kg/m
pada dimensi balok 20x20cm pada jarak 5 = 121,097 kg/m
pada dimensi balok 20x25cm pada jarak 10 = 117,764 kg/m
pada dimensi balok 20x25cm pada jarak 15 = 116,657 kg/m
pada dimensi balok 25x30cm pada jarak 5 = 176,097 kg/m
pada dimensi balok 25x30cm pada jarak 10 = 172,764 kg/m
pada dimensi balok 25x30cm pada jarak 15 = 171,657 kg/m
2. Walaupun banyak tulangan sengkang yang digunakan cukup berbeda jauh,
yaitu pada jarak sengkang 5 cm digunakan 30 tulangan sengkang, pada
jarak sengkang 10 cm digunakan 15 tulangan sengkang, pada jarak
sengkang 15 cm digunakan 10 tulangan sengkang, tetapi nilai yang
didapat tidak jauh berbeda, hasil nya hanya berbeda 0,0003 sampai
110 Nilai didapat dari kombinasi antara beban dan yang dijumlahkan
setelah didapat nilai masing-masing nya.
3. Perbandingan hasil perhitungan anatara jarak sengkang 5cm, 10cm,
dan 15 yang didapat sangatlah kecil hingga jika dibuat dalam grafik
perbandingannya tidak tampak, garis grafiknya akan saling bertindihan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk hasil yang lebih akurat sebaikanya pembeban pada balok diperbanyak,
sehingga bisa didapat perbandingan nilai Ymax yang lebih jelas.
2. Variasi jarak sengkang juga sebaiknya di perbanyak sehingga nantinya bisa
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 1998, Pengeteahuan Teknik Bangunan, Jakarta : Bina Aksara.
Khrisbianto, Andi, 2010, MathCAD Bikin Berhitung Mudah, Jakarta:
Salemba Teknika
Mulyono, Tri., 2004, Teknologi Beton, Yogyakarta : C.V. Andi Offset.
Nawy, Edward G., 1998, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar,
Bandung: PT. Refika Aditama.
Nawy, Edward G., 2001, Beton Prategang Suatu Pendekatan Dasar,
Jakarta: Erlangga.
Nugraha, Paul dan Antoni, 2007, Teknologi Beton Dari Material, Pembuatan,
ke Beton Kinerja Tinggi, Yogyakarta: Andi Offset.
Schodek, Daniel L., 1989, Struktur, Bandung: PT. Refika Aditama.
Schodek, Daniel L., 1999, Struktur, Jakarta: Erlangga.
Sebayang, Darwin, 1989, Kekuatan Bahan Terapan, Jakarta : Erlangga
ACI 318-89, 1995, Building Code Requirements For Reinforced Concrete.
ASTM C150, 1985, Standart Specification For Portland Cement.
ASTM C33, 1982, Standart Specification For Concrete Aggregates.
SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam).
SK SNI T-15-1990-03, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
SNI 03-2834-1993, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal
_______, 2010, Defleksi Balok Elastis: Metode Integrasi Ganda, [pdf],
(http://web.ipb.ac.id/~lbp/kulon/diktat/4.pdf, diakses tanggal 8 Januari
2016.)
________, 2010, Defleksi Balok (Bab 6), [pdf],
(http://asat.staff.umy.ac.id/files/2010/02/bab-6-Defleksi-Balok.pdf,
diakses tanggal 8 Januari 2015).
Anwar, Nurdianto N., _______, Studi Geser Pada Balok Beton Bertulang,
[pdf],
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19187-3107100046-Paper.pdf, diakses tanggal 23 Desember 2015).
Muin, Resmi B., 2010, Struktur Beton Bertulang I: Geser Pada Balok, [pdf],