• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP LENTURAN PADA BALOK LANGSING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP LENTURAN PADA BALOK LANGSING."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG

TERHADAP LENTURAN PADA BALOK LANGSING

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi D-3 Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

OLEH :

MELVA WANDA

5123210022

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

Melva Wanda, 5123210022, Pengaruh Variasi Jarak Sengkang Terhadap Lenturan Pada Balok Langsing, Tugas Akhir, Medan : Program Studi D-3 Teknik Sipil, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, 2016.

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik. Beton bukan material yang elastis. Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah material pembentuknya. Dalam perencanaan beton bertulang diperlukan perencanaan untuk mengurangi keretakan pada beton. Salah satu keretakan yang paling sering terjadi adalah pada balok. Salah satu perencanaannya adalah mengetahui lendutan pada balok tersebut.

Model balok yang digunakan adalah balok beton bertulang dengan menggunakan balok langsing dengan dimensi yang berbeda-beda, yaitu 3 balok langsing dengan dimensi 15x20x150cm, 3 balok langsing dengan dimensi 20x25x150cm, dan 3 balok langsing dengan dimensi 25x30x150cm. Balok langsing menggunakan tulangan utama D12 dengan 3 tulangan tarik (3D12) dan 2 tulangan tekan (2D12) dan tulangan sengkang D6 dengan masing-masing jarak sengkang 5cm, 10 cm, dan 15cm. Nilai modulus elastisitas beton untuk perhitungan nilai jika dibuat dalam grafik perbandingannya tidak tampak, garis grafiknya akan saling bertindihan, sedangkan perbandingan hasil perhitungan antara dimensi balok 15x20x150cm, 20x25x150cm, dan 25x30x150 cm terlihat signifikan. Walaupun banyak tulangan sengkang yang digunakan cukup berbeda jauh, yaitu pada jarak sengkang 5 cm digunakan 30 tulangan sengkang, pada jarak sengkang 10 cm digunakan 15 tulangan sengkang, pada jarak sengkang 15 cm digunakan 10 tulangan sengkang, tetapi nilai yang didapat tidak jauh berbeda, hasil nya hanya berbeda 0,0003 sampai 0,001 mm pada setiap dengan dimensi penampang balok yang sama.

(6)

vi ABSTRACK

Melva Wanda, 5123210022, The Influence Of Variations In Bar Spacing against bending In Beams Slim, Non Degree Final Task, Medan : Course of Civil Engineering, Department of Building Technology Education, Faculty of Technic, State University of Medan, 2016.

Concrete is a material that is strong in press conditions , but weak in tensile condition. Concrete is not an elastic material. Concrete results from a set of mechanical and chemical interaction of a number of its constituent materials. In the planning of reinforced concrete planning is necessary to reduce cracks in concrete. One of the most common fractures are on the beam. One of the planning is to know on the beam deflection.

Beam models used are reinforced concrete beams using slender beams with different dimensions, which is 3 blocks slim with dimensions 15x20x150cm, 3 blocks slim with dimensions 20x25x150cm, and 3 blocks slim with dimensions 25x30x150cm. Slim beam using 3 main reinforcement D12 with tensile reinforcement (3D1) and 2 reinforcement press (2D12) and reinforcement stirrups D6 with each stirrup distance of 5cm , 10cm and 15cm. Modulus of elasticity of concrete for

the calculation of the maximum deflection value of all specimens are = .

The maximum deflection calculated by the concentrated loads evenly split

and . Load evenly split on the test beam is beam weight itself. From the

calculation results obtained value of the combination between the load and

are added up after each obtained value . Comparison of calculation results between stirrup distance of 5cm, 10cm, and 15 very small up if it is made in a comparison chart is not visible, the graph lines will overlap each other, eventhought

comparison of calculation results beams dimention 15x20x150cm,

20x25x150cm, dan 25x30x150cm like significant. Although a lot of reinforcement stirrup used is quite different, namely at a distance of stirrups 5 cm used 30 reinforcement stirrups, at a distance of stirrups 10 cm used 15 reinforcement stirrups, at a distance of stirrups 15 cm used 10 reinforcement stirrup, but the value of q obtained is not much different, results differ only 0.0003 to 0.001 mm on each beam section with the same dimensions .

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya dan melimpahkan pengetahuan serta memberikan

kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA)

yang berjudul “Pengaruh Variasi Jarak Sengkang Terhadap Lenturan Pada

Balok Langsing”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat

diharapkan untuk penyempurnaan laporan tugas akhir ini.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat nasihat,

bimbingan, arahan, kritik, dan saran serta bantuan oleh berbagai pihak. Dengan

penuh rasa hormat, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Bambang Hadibroto, ST., MT MSi, selaku Dosen Pembimbing Tugas

Akhir yang telah banyak memberikan waktu, tenaga, pikiran, bimbingan serta

nasehat kepada penulis selama mengerjakan penulisan laporan ini.

2. Ibu Dra. Rosnelli, MPd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Medan.

3. Bapak Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Irma N. Nasution, ST., M.Ds, selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik

(8)

viii 5. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, MPd., selaku Dosen Pembimbing

Akademik penulis yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama

masa perkuliahan dan dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Ibu Kinanti Wijaya, M.Sc dan Ibu Syafiatun Siregar, ST., MT., selaku dosen

penguji dalam ujian sidang meja hijau yang telah banyak memberi masukkan

kepada penulis.

7. Seluruh dosen dan staf pegawai pada Program Studi D-3 Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

8. Kedua orang tua penulis, Ayah Asrul Hasibuan dan Mama Ida Murni

Nasution yang telah banyak mencurahkan cinta dan kasih sayangnya buat

penulis, yang telah memberikan bantuan dan doa yang tak terhingga nilainya,

sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi sampai

selesai. Dan yang tak pernah terlupakan ayahanda Alm. Irwan Efendi, ini

semua buat ayah. Karena kalian lah penulis bisa dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

9. Terima kasih juga buat kak Nina, Kak Vana, Agung, Bang Basri, Nurul,

Nadia, Hafnisa, Inara, yang senantiasa selalu membuat penulis tertawa dan

bersemangat. Terima kasih untuk supportnya dan telah menghibur penulis

selama pengerjaan tugas akhir ini.

10.Terima kasih buat teman-teman teristimewa Yuli, Yuni, Gerry, Aswin, Mifta,

Debora, Rina yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada

(9)

ix 11.Teman-teman seperjuangan dan Kakak/Abang Program Studi Teknik Sipil

D3 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan penguasaan ilmu rekayasa sipil di Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan Program Studi D-3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri

Medan.

Medan, Februari 2016 Penulis,

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR NOTASI ... xvii

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Metode Pengumpulan Data ... 5

Bab II Landasan Teori 2.1 Beton Bertulang ... 6

(11)

xi

2.2.1 Agregat ... 9

2.2.1.1Agregat Kasar ... 10

2.2.1.2Agregat Kasar ... 12

2.2.2 Semen ... 14

2.2.3 Air ... 17

2.2.4 Tulangan Baja ... 18

2.3 Balok Langsing Beton Bertulang ... 19

2.4 Jarak Sengkang ... 21

2.5 Lentur Pada Balok ... 24

2.6 Defleksi (Lendutan) Balok ... 27

2.7 Pengaplikasian Mathcad Pada Perhitungan Lendutan Balok ... 34

Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Umum ... 38

3.1.1 Data Primer ... 38

3.1.2 Data Sekunder ... 38

3.2 Bahan Dan Peralatan ... 39

3.2.1 Bahan ... 39

3.2.2 Peralatan ... 39

3.3 Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) ... 40

3.3.1 Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Halus ... 40

3.3.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus ... 41

3.3.3 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus ... 42

3.3.4 Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus ... 43

(12)

xii

3.4 Pemeriksaan Agregat Kasar (Batu Pecah) ... 44

3.4.1 Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar ... 45

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar ... 46

3.4.3 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar ... 47

3.4.4 Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar ... 48

3.4.5 Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar ... 49

3.5 Perencanaan Campuran Beton (Mix Desain) ... 49

3.5.1 Data-data Campuran Beton ... 49

3.5.2 Perencanaan Campuran Beton ... 50

3.6 Benda Uji Balok Langsing Beton Bertulang ... 52

3.7 Prosedur Perhitungan Lendutan Balok Beton Bertulang ... 54

3.8 Data Perhitungan Lendutan Balok ... 54

3.9 Perhitungan q (Berat Sendiri) ... 56

Bab IV Hasil Penelitian 4.1Perhitungan Lendutan Balok ... 65

4.1.1 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 1 ... 65

4.1.2 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 2 ... 70

4.1.3 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 3 ... 74

4.1.4 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 4 ... 79

4.1.5 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 5 ... 83

4.1.6 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 6 ... 87

4.1.7 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 7 ... 91

(13)

xiii 4.1.9 Lendutan (Ymax) untuk benda uji 9 ... 99

4.2 Hasil Perhitungan Lendutan Balok ... 103

4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Lendutan Pada Jarak Sengkang Yang

Sama ... 106

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan ... 109

5.2 Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Susunan Besar Butiran Agregat Kasar ... 13

Tabel 2.2 Batas Gradasi Agregat Halus ... 16

Tabel 2.3 Jenis Semen SNI ... 17

Tabel 3.1 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Analisa Saringan

Agregat Halus ... 40

Tabel 3.2 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Jenis Dan

Penyerapan Agregat Halus ... 42

Tabel 3.3 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Kadar Air Agregat

Halus ... 43

Tabel 3.4 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Isi Agregat

Halus ... 44

Tabel 3.5 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Analisa Saringan

Agregat Kasar ... 45

Tabel 3.6 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Jenis Dan

Penyerapan Agregat Kasar ... 47

Tabel 3.7 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Kadar Air Agregat

Kasar ... 48

Tabel 3.8 Data-data Hasil Penelitian Pemeriksaan Berat Isi Agregat

Kasar ... 49

Tabel 3.9 Rencana Campuran Beton ... 50

Tabel 3.10 Dimensi Balok Uji ... 53

Tabel 4.1 Hasil perhitungan Ymax balok uji dimensi balok 15x20 cm .... 103

Tabel 4.2 Hasil perhitungan Ymax balok uji dimensi balok 20x25 cm .... 104

Tabel 4.3 Hasil perhitungan Ymax balok uji dimensi balok 20x30 cm .... 105

Tabel 4.4 Lendutan Pada Jarak 5cm ... 106

Tabel 4.5 Lendutan Pada Jarak 10cm ... 107

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sengkang Terbuka ... 23

Gambar 2.2 Sengkang Tertutup ... 23

Gambar 2.3 Defleksi Pada Balok Sederhana ... 27

Gambar 2.4 Balok Sederhana Yang Mengalami Lentur ... 29

Gambar 2.5 Balok Sederhana Dengan Beban Merata ... 31

Gambar 2.6 Balok Sederhana Dengan Beban Terpusat ... 33

Gambar 3.1 Gradasi Agregat Halus Zona 2 (Pasir Sedang) ... 41

Gambar 3.2 Gradasi Agregat Kasar Ukuran Maksimum 40 mm ... 46

Gambar 3.3 Tulangan Utama dan Tulangan Sengkang ... 53

Gambar 3.4 Balok Dengan Beban Merata ... 54

Gambar 3.5 Balok Dengan Beban Terpusat ... 55

Gambar 4.1 Grafik Lendutan Pada Dimensi Balok 15x20cm... 103

Gambar 4.2 Grafik Lendutan Pada Dimensi Balok 20x25cm... 104

Gambar 4.3 Grafik Lendutan Pada Dimensi Balok 25x30cm... 105

Gambar 4.4 Grafik Lendutan Pada Jarak 5cm ... 106

Gambar 4.5 Grafik Lendutan Pada Jarak 10cm ... 107

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Assistensi Tugas Akhir

Lampiran 2 Surat Permohonan Judul dan Pembimbing Tugas Akhir

Lampiran 3 Surat Penugasan Dosen Pembimbing

Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penggunaan Laboraturium Teknik Sipil

(17)
(18)
(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam

kondisi tarik: kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 % dari kuat tekannya. Karena

rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada paraf pembebanan

yang masih rendah. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak

tersebut, gaya konsentris atau eksentris diberikan dalam arah longitudinal elemen

struktual. Gaya ini mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeleminasi atau

sangat mengurangi tegangan tarik dibagian tumpuan dan daerah krisis pada kondisi

beban kerja, sehingga dapat meningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional

penampang tersebut. Penampang dapat berperilaku elastis, dan hampir semua

kapasitas beton dalam memikul tekan pada semua beban bekerja distruktur tersebut.

Kekokohan beton pada suatu bangunan gedung tergantung pada bahan-bahan

yang digunakan, baik dalam pembuatan campuran maupun dalam pelaksanaan

konstruksinya. Beton bukan material yang elastis. Beton dihasilkan dari sekumpulan

interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah material pembentuknya. Seorang yang

merencankan beton harus dapat memilih material yang layak dan komposisinya

sehingga diperoleh beton yang efesien, memenuhi kekuatan yang disyaratkan oleh

perencana dan memenuhi persyaratan serviceability (kemampuan layan). Beton kuat

terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Struktur beton harus cukup mampu

menerima kondisi beban kerja dalam kaitan agar memperoleh kekuatan cadangan

(20)

2 Beban-beban yang bekerja pada struktur, baik yang berupa beban gravitasi

(berarah vertikal) maupun beban-beban lain, seperti beban angin (dapat berarah

horizonal), atau juga beban karena susut dan beban karena perubahan temperatur,

menyebabkan adanya lentur dan deformasi pada elemen struktur beton. Lentur pada

balok merupakan adanya regangan yang timbul karena adanya beban luar. Salah satu

kegagalan konstruksi bagunan gedung yang cukup fatal adalah keruntuhan geser

yang diakibatkan oleh kombinasi beban-beban yang bekerja. Beban yang melebihi

kapasitas penampang dari beton bertulang akan mengakibatkan retakan-retakan

disepanjang beton tersebut baik retak struktur maupun non struktur. Retakan-retakan

tersebut dapat terjadi lebih awal dan pada akhirnya akan berakibat terjadi keruntuhan

yang tiba-tiba, agar keruntuhan tidak terjadi maka perlu diperhatikannya material

yang akan digunakan, pembuatan campuran maupun maupun dalam pelaksanaan

konstruksinya. Dalam pembuatan beton bertulang harus dipastikan keamanan

struktur terhadap keruntuhan yang mungkin terjadi selama umur bangunan.

Perilaku balok pada beton bertulang pada keadaan runtuh karena geser sangat

berbeda dengan pada keruntuhan karena lentur. Balok tersebut langsung hancur tanpa

adanya peringatan terlebih dahulu. Pada daerah yang mengalami momen yang besar,

retak yang dapat terjadi disebut retak lentur. Pada daerah yang gesernya besar, akibat

tarik diagonal dapat terjadi retak miring sebagai kelanjutan dari retak lentur, dan

disebut retak geser lentur. Pada daerah yang mengalami keruntuhan lentur, retak

terutama terjadi pada sepertiga tengah bentang, dan tegak lurus terhadap arah

tegangan utama. Keruntuhan juga bisa dikarenakan oleh berat sendiri balok yang

lama kelamaan nilai lendutan yang terjadi semakin besar. Banyaknya jarak sengkang

(21)

3 sengkang pada balok yang digunakan maka tulangan yang digunakan akan semakin

banyak juga. Banyaknya tulangan mempengaruhi berat balok yang semakin besar

dan akan mengakibatkan lendutan yang terjadi pada balok juga akan semakin besar.

Karena lendutan yang terjadi semakin besar, maka semakin besar pula kemungkinan

keruntuhan balok pada bangunan akan terjadi. Sedikit atau banyaknya tulangan

sengkang yang digunakan akan berpengaruh pada lendutan dan keruntuhan suatu

balok pada bangunan.

Masa layan struktur sebuah bangunan beton bertulang sangat ditentukan oleh besarnya

lendutan yang dialami oleh struktur tersebut. Namun seringkali dalam pengerjaannya

struktur dibebani lebih besar dari yang diperkirakan semula. Ditambah lagi dengan adanya

kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan misalnya kurangnya jumlah tulangan yang

dipasang, jarak antar sengkang yang lebih besar dari yang direncanakan, mutu beton yang

kurang dari yang direncanakan serta hal-hal lainnya, hal-hal tersebut dapat mengakibatkan

struktur beton (dalam hal ini adalah balok beton bertulang) melendut melebihi apa yang

diperkirakan semula dan mengakibatkan retak pada beton.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk

mengetahui “Pengaruh Variasi Jarak Sengkang Terhadap Lenturan Pada Balok

Langsing”.

1.2Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi batasan

masalah antara lain sebagai berikut:

1. Perhitungan lendutan maksimal pada balok langsing dengan

(22)

4 2. Nilai modulus elastisitas beton untuk semua benda uji adalah =

3. Beton menggunakan kuat tekan K-250

4. Benda uji menggunakan balok langsing dengan dimensi yang berbeda-beda,

yaitu 3 balok langsing dengan dimensi 15x20x150cm, 3 balok langsing dengan

dimensi 20x25x150cm, dan 3 balok langsing dengan dimensi 25x30x150cm.

5. Balok langsing menggunakan tulangan utama D12 dengan 3 tulangan tarik

(3D12) dan 2 tulangan tekan (2D12) dan tulangan sengkang D6 dengan

masing-masing jarak sengkang 5cm, 10 cm, dan 15cm.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa

masalah antara lain sebagai berikut:

1. Apa pengaruh variasi jarak sengkang terhadap berat beban sendiri balok

dengan dimensi balok yang bervariasi pula.

2. Apa pengaruh variasi jarak sengkang terhadap lendutan pada balok langsing

akibat beban terpusat dan beban merata .

3. Bagaimana perbandingan hasil perhitungan lendutan maksimal dengan

jarak sengkang dan dimensi balok yang berbeda-beda menggunakan MathCAD

(23)

5 1.4Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dan batasan masalah di atas maka tujuan

penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh variasi jarak sengkang terhadap berat beban

sendiri balok dengan dimensi balok yang bervariasi pula.

2. Untuk mengetahui pengaruh variasi jarak sengkang terhadap lendutan pada

balok langsing akibat beban terpusat dan beban merata .

3. Untuk mengetahui perbandingan hasil perhitungan lendutan maksimal

dengan jarak sengkang dan dimensi balok yang berbeda-beda menggunakan

MathCAD (PTC MathCAD Prime 3.1).

1.5Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan analisa secara ilmiah tentang perbandingan lendutan

terhadap jarak sengkang yang berbeda-beda pada pembaca.

2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis tentang menganalisa

lendutan balok langsing.

1.6Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Melakukan perhitungan dengan menggunakan program MathCAD.

2. Studi perpustakaan yaitu mengumpulkan informasi-informasi atau

materi-materi yang berhubungan dengan judul Tugas Akhir ini dari berbagai sumber

(24)

109 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Semakin banyak tulangan sengkang yang digunakan maka semakin kecil

pula nilai yang didapatkan. Pada perhitungan didapat nilai semakin

kecil karena jarak sengkang yang digunakan semakin berjarak. Nilai

jarak sengkang 5 cm > jarak sengkang 10 cm > jarak sengkang 15 cm.

 pada dimensi balok 15x20cm pada jarak 5 = 77,097 kg/m

 pada dimensi balok 15x20cm pada jarak 10 = 73,767 kg/m

 pada dimensi balok 15x2cm pada jarak 15 = 72,657 kg/m

 pada dimensi balok 20x20cm pada jarak 5 = 121,097 kg/m

 pada dimensi balok 20x25cm pada jarak 10 = 117,764 kg/m

 pada dimensi balok 20x25cm pada jarak 15 = 116,657 kg/m

 pada dimensi balok 25x30cm pada jarak 5 = 176,097 kg/m

 pada dimensi balok 25x30cm pada jarak 10 = 172,764 kg/m

 pada dimensi balok 25x30cm pada jarak 15 = 171,657 kg/m

2. Walaupun banyak tulangan sengkang yang digunakan cukup berbeda jauh,

yaitu pada jarak sengkang 5 cm digunakan 30 tulangan sengkang, pada

jarak sengkang 10 cm digunakan 15 tulangan sengkang, pada jarak

sengkang 15 cm digunakan 10 tulangan sengkang, tetapi nilai yang

didapat tidak jauh berbeda, hasil nya hanya berbeda 0,0003 sampai

(25)

110 Nilai didapat dari kombinasi antara beban dan yang dijumlahkan

setelah didapat nilai masing-masing nya.

3. Perbandingan hasil perhitungan anatara jarak sengkang 5cm, 10cm,

dan 15 yang didapat sangatlah kecil hingga jika dibuat dalam grafik

perbandingannya tidak tampak, garis grafiknya akan saling bertindihan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk hasil yang lebih akurat sebaikanya pembeban pada balok diperbanyak,

sehingga bisa didapat perbandingan nilai Ymax yang lebih jelas.

2. Variasi jarak sengkang juga sebaiknya di perbanyak sehingga nantinya bisa

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 1998, Pengeteahuan Teknik Bangunan, Jakarta : Bina Aksara.

Khrisbianto, Andi, 2010, MathCAD Bikin Berhitung Mudah, Jakarta:

Salemba Teknika

Mulyono, Tri., 2004, Teknologi Beton, Yogyakarta : C.V. Andi Offset.

Nawy, Edward G., 1998, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar,

Bandung: PT. Refika Aditama.

Nawy, Edward G., 2001, Beton Prategang Suatu Pendekatan Dasar,

Jakarta: Erlangga.

Nugraha, Paul dan Antoni, 2007, Teknologi Beton Dari Material, Pembuatan,

ke Beton Kinerja Tinggi, Yogyakarta: Andi Offset.

Schodek, Daniel L., 1989, Struktur, Bandung: PT. Refika Aditama.

Schodek, Daniel L., 1999, Struktur, Jakarta: Erlangga.

Sebayang, Darwin, 1989, Kekuatan Bahan Terapan, Jakarta : Erlangga

ACI 318-89, 1995, Building Code Requirements For Reinforced Concrete.

ASTM C150, 1985, Standart Specification For Portland Cement.

ASTM C33, 1982, Standart Specification For Concrete Aggregates.

SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan

Bangunan Bukan Logam).

SK SNI T-15-1990-03, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton

(27)

SNI 03-2834-1993, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton

Normal

_______, 2010, Defleksi Balok Elastis: Metode Integrasi Ganda, [pdf],

(http://web.ipb.ac.id/~lbp/kulon/diktat/4.pdf, diakses tanggal 8 Januari

2016.)

________, 2010, Defleksi Balok (Bab 6), [pdf],

(http://asat.staff.umy.ac.id/files/2010/02/bab-6-Defleksi-Balok.pdf,

diakses tanggal 8 Januari 2015).

Anwar, Nurdianto N., _______, Studi Geser Pada Balok Beton Bertulang,

[pdf],

(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19187-3107100046-Paper.pdf, diakses tanggal 23 Desember 2015).

Muin, Resmi B., 2010, Struktur Beton Bertulang I: Geser Pada Balok, [pdf],

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya hubungan relasional tersebut dapat menjadi acuan bagi penulis untuk memperkaya wawasan dan standarisasi kosa kata terkait dengan faktor-faktor pemicu keselarasan

Penelitian tentang variasi genetik KHV dan sebaran geografisnya di.. Indonesia memegang peranan penting untuk mengidentifikasi varian-varian virus yang berkembang di Indonesia

Hal Ini menggambarkan bahwa prosedur pelayanan yang ditetapkan di Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Daerah Jombang telah diikuti masyarakat dan memberikan

Berdasarkan tabel 4.5 tentang morfologi eritrosit setelah menstruasi yang diamati dengan memperhatikan 3 komponen diantaranya yaitu Shape (bentuk), Size (ukuran), dan

Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan kecemasan pasien pre operasi laparatomi dengan skor kecemasan sebelum diberikan teknik relaksasi otot progresif sebesar 62,00%

Ketika sebuah rumah tangga mengalami ketidak-harmonisan (disharmoni) antara suami istri dengan tindakan nusyuz (seperti tidak taat kepada suami atau pergi dari

Kolaka Timur yang termuat dalam Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 24.8/FK/PP-DPUP/VII/2016 tanggal 25 Juli 2016, yang ditetapkan sebagai penyedia pengadaan..

Pada tabel 3.2 dapat dilihat indikator pertama untuk sasaran strategis pertama untuk tujuan yang pertama yaitu persentase konsumen yang merasa puas dengan kualitas data