• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyerapan Air Pada Resin Komposit Microfiller dan Nanofiller

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penyerapan Air Pada Resin Komposit Microfiller dan Nanofiller"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

VALENTINE PURBA

NIM: 100600179

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Kedokteran Gigi

Tahun 2014

Valentine Purba

Penyerapan Air Pada Resin Komposit Microfiller dan Nanofiller xi + 46 halaman

Penyerapan air merupakan salah satu sifat resin komposit yang berpengaruh

terhadap kekuatan, daya tahan abrasi, volume dan stabilitas warna. Ukuran filler

mempengaruhi penyerapan air resin komposit. Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui perbedaan penyerapan air antara resin komposit microfiller dengan

nanofiller pada kelompok waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam setelah perendaman dalam aquadest. Sampel yang digunakan adalah resin komposit microfiller (n = 10) dan nanofiller (n = 10) berbentuk tablet dengan diameter 15 mm dan ketebalan 1 mm dengan penyinaran 40 detik dan dimasukkan ke inkubator 370C selama 24 jam.

Penimbangan sampel dilakukan sebelum dan sesudah perendaman selama 2, 4, 6 dan

8 jam. Nilai penyerapan air dihitung dengan rumus %w=100[(m2-m1)/m1]. Data

dianalisa dengan Repeated Anova dan t-independen. Hasil penelitian diperoleh rerata

(3)

0,059±0,039, 0,055±0,045 untuk masing-masing kelompok waktu perendaman 2, 4, 6

dan 8 jam. Hasil uji Repeated Anova terlihat tidak ada perbedaan signifikan pada

resin komposit microfiller dengan p=0,162 (p>0,05) dan nanofiller dengan p=0,052 (p>0,05). Hasil uji t-independen diperoleh nilai signifikansi kedua resin komposit

pada kelompok waktu perendaman 2 jam adalah 0,611 (p>0,05), 4 jam adalah 0,077

(p>0,05), 6 jam adalah 0,424 (p>0,05) dan 8 jam adalah 0,223 (p>0,05). Disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan nilai penyerapan air setelah perendaman dalam aquadest

selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam pada resin komposit microfiller dan nanofiller, serta tidak ada perbedaan nilai penyerapan air yang signifikan antara resin komposit

microfiller dan nanofiller tersebut.

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 16 Juni 2014

Pembimbing: Tanda Tangan

1. Astrid Yudhit, drg., M.Si ... NIP: 19781130 200501 2 001

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 16 Juni 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes

ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg., Ph.D

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara.

Rasa terima kasih yang tidak terhingga secara khusus penulis tunjukan kepada kedua orang tua tercinta Ayah (Harapan Purba, SH) dan Ibunda (Nurbetty Siregar, SPd) yang telah memberi banyak dukungan baik moril maupun materil, semangat dan motivasi yang tentunya sangat amat bermanfaat bagi penulis sehingga penulis dapat mengecap pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga dapat menyelesaikan seluruh proses penelitian skripsi ini dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara Medan

2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, atas kesediaanya menerima penulis untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Astrid Yudhit, drg., M.Si dan Sumadhi S, drg., Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan serta saran dalam penulisan skripsi ini.

(7)

5. Dennis, drg. selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah begitu banyak membantu, membimbing dan memberi nasihat berharga selama penulis menjalani masa studi di perkuliahan.

6. Dr. R. Lia Kusumawati, MS. SpMK (K) selaku Ketua Departemen

Mikrobiologi, Ibu Ida dan bang viki selaku asisten laboratorium di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 7. Maya Fitria, SKM., M.Kes selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara yang telah membantu di dalam pengolahan dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini.

8. Adik-adik saya yakni Venitha Sari Purba, Vickyanju Setyadi Purba, Varon diaz Purba, Abram John Wilton Purba yang telah memberi dukungan melalui doa, pengorbanan dan semangat kepada penulis.

9. Teman-teman terbaik penulis yakni Fedrika, Dress, Mega, Uti, Indah, Mery, Aryani, Janet, Frida, Evi, Leto, Intan, Nancy dan seluruh rekan mahasiswa angkatan 2010 yang telah banyak membantu selama penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih bayak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi dikemudian hari.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 16 Juni 2014 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI…. ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Resin Komposit ... 4

2.3.4.1 Resin Komposit Midihibrid ... 7

2.3.4.2 Resin Komposit Mikrohibrid ... 7

2.3.4.3 Resin Komposit Nanohibrid ... 8

2.3.5 Resin Komposit Nanofiller ... 8

(9)

2.4.1 Penyerapan Air ... 8

2.5 Kerangka Teori ... 10

2.6 Kerangka Konsep ... 11

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 12

3.2 Desain Penelitian ... 12

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

3.3.1 Tempat Penelitian ... 12

3.3.2 Waktu Penelitian ... 12

3.4 Sampel dan Besar Sampel Penelitian ... 12

3.4.1 Sampel Penelitian ... 12

3.8.1 Pembuatan Sampel Penelitian ... 19

3.8.2 Perendaman dan Penimbangan Sampel ... 20

3.9 Perhitungan Data ... 22

3.10 Analisa Data ... 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... . 23

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 26

BAB 5 PEMBAHASAN ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 32

6.3 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Resin Komposit Microfiller dan Nanofiller ... 19 2. Hasil penimbangan sampel resin komposit microfiller ... 23 3. Hasil penimbangan sampel resin komposit nanofiller ... 24 4. Nilai penyerapan air resin komposit microfiller setelah perendaman di

dalam aquadest selama 2, 4, 6, dan 8 jam ... 24 5. Nilai penyerapan air resin komposit nanofiller setelah perendaman di

dalam aquadest selama 2, 4, 6, dan 8 jam ... 25 6. Hasil analisis uji Repeated Anova penyerapan air resin komposit

microfiller dan nanofiller ... 27 7. Hasil analisis uji T-Independen penyerapan air resin komposit

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ukuran sampel penelitian ... 13

2. Master Cast ... 15

3. Light Curing Unit ... 15

4. Pinset ... 16

5. Microscope slide ... 16

6. Wadah perendaman ... 16

7. Stopwatch ... 17

8. Timbangan digital ... 17

9. Inkubator ... 17

10. Resin Komposit Filtek Z100 ... 18

11. Resin Komposit Filtek Z350 XT ... 18

12. Penyinaran Sampel ... 20

13. Skema titik penyinaran sampel ... 20

14. Perendaman Sampel ... 21

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Skema Alur Penelitian ... 35

2. Uji Normalitas ... 36

3. Uji Repeated Anova ... 38

4. Uji t-independen ... 41

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resin komposit merupakan bahan material kedokteran gigi yang digunakan untuk merestorasi gigi anterior maupun posterior. Resin komposit digunakan karena memiliki estetis yang baik dengan ketahanan pakai yang baik daripada bahan tambalan yang sudah ada sebelumnya. 1,2

Resin komposit memiliki komponen utama yaitu matriks resin, partikel bahan pengisi atau filler dan bahan coupling. Matriks resin yang biasa digunakan adalah Bis-GMA (bisphenol A-glycidylmethacrylate) atau urethane dimethacrylate

(UDMA). Partikel bahan pengisi dari resin komposit rata-rata berdiameter 0,2 sampai 3 µm (partikel fine ) atau 0,04µm (partikel microfine). Komposisi dari partikel bahan pengisi adalah partikel silika yang berbentuk quartz dan umumnya membentuk

30-70%volume atau 50-85%berat komposit. Bahan coupling digunakan untuk

menciptakan ikatan yang baik antara partikel bahan pengisi anorganik dengan matriks resin. Ikatan yang baik antara kedua bahan tersebut akan mempengaruhi ketahanan dari resin komposit itu pula.1,3

(14)

Salah satu sifat dari suatu bahan restorasi adalah penyerapan air. Penyerapan air pada resin komposit memiliki pengaruh terhadap kekuatan, daya tahan terhadap abrasi, volume, dan stabilitas warna. Selain itu, penyerapan air juga menyebabkan kelarutan bahan, hidrolisis, swelling, penambahan berat, plastisasi, keretakan mikro dan keausan. Hal ini akan mempengaruhi ketahanan jangka panjang restorasi resin komposit.3,5-9

Beberapa literatur menunjukkan evaluasi tentang penyerapan air pada resin komposit. El-Hajezi (2001) menyatakan bahwa penyerapan air pada resin komposit

microfine lebih besar dari resin komposit hibrid.10 Menurut Lagouvardos, dkk (2003), resin komposit lebih cepat menyerap air dari pada kompomer.11 Sakaguchi (2006) menyatakan resin komposit dengan partikel bahan pengisi yang lebih besar mempunyai nilai penyerapan air yang lebih besar bila dibandingkan dengan resin komposit dengan partikel bahan pengisi yang berukuran lebih kecil.3 Van Noort (2007) menyatakan bahwa penyerapan air hanya bergantung pada komposisi resin dan kualitas ikatan antara resin dengan filler.12

Penelitian yang dilakukan oleh da Silva, dkk (2008) menyatakan dalam penelitiannya bahwa resin komposit nanofiller menunjukkan solubilitas dan penyerapan saliva yang lebih tinggi daripada resin komposit hibrid. Resin komposit

nanofiller juga menunjukkan degradasi yang lebih tinggi daripada resin komposit hibrid pada lingkungan rongga mulut.6,13

Berger, dkk (2009) menunjukkan dari tiga jenis resin komposit yaitu

nanofiller, minifiller dan microfiller, ukuran partikel memiliki pengaruh yang sedikit pada penyerapan air dan kelarutannya. Penyerapan air pada tiga jenis resin komposit tersebut memiliki hasil yang hampir sama, namun pada kelarutannya nanofiller lebih rendah bila dibandingkan dengan minifiller dan microfiller.7

(15)

Oleh karena banyaknya akibat yang ditimbulkan dari kemampuan resin komposit untuk menyerap air maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penyerapan air antara resin komposi microfiller dengan resin komposit nanofiller.

1.2 Perumusan masalah

Dari uraian diatas timbul permasalahan:

Apakah ada perbedaan penyerapan air pada resin komposit microfiller dan

nanofiller pada kelompok waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam.

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui perbedaan penyerapan air antara resin komposit

microfiller dan nanofiller pada kelompok waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam setelah perendaman dalam aquadest.

1.4 Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah

Tidak ada perbedaan penyerapan air pada resin komposit microfiller dan

nanofiller pada kelompok waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam.

1.5 Manfaat penelitian

1. Sebagai masukan bagi dokter gigi dalam memilih resin komposit.

2. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Material Kedokteran Gigi.

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu bahan restorasi yang sering digunakan dibidang kedokteran gigi adalah resin komposit. Resin komposit memiliki estetis yang baik, kuat dan melekat secara mekanis ke struktur gigi. Resin komposit dapat digunakan untuk restorasi pada gigi anterior dan posterior, pembuatan post dan core serta direk vinir. Resin komposit memiliki keserasian warna yang baik dengan gigi asli sehingga sering digunakan untuk restorasi direk gigi anterior.1-4,14-18

2.1 Pengertian Resin Komposit

Istilah bahan komposit dapat diartikan sebagai gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Sejak awal tahun 1970-an, resin komposit menggantikan resin akrilik sebagai bahan restorasi gigi. Resin komposit memiliki kekuatan yang baik, tahan aus, lebih estetis bila dibandingkan dengan amalgam serta menggunakan bahan etsa sebagai bahan primer dan bonding.2

2.2 Komposisi Resin Komposit

Resin komposit banyak digunakan dibidang kedokteran gigi yaitu untuk bahan restorasi direk, bahan perekat, restorasi indirek serta pelapis bahan metal post

dan core pada perawatan endodontik. Tiga komponen utama resin komposit adalah matriks resin organik, bahan pengisi anorganik dan bahan coupling.2,3,17

2.2.1 Matriks Resin

Bis-GMA yang merupakan derivat hasil reaksi bisphenol-A dan

(17)

matriks resin komposit. Oleh karena Bis-GMA dan UDMA memiliki berat molekul yang tinggi maka keduanya merupakan cairan dengan viskositas tinggi. Hal ini menyebabkan resin komposit memiliki sifat yang kaku. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, monomer dengan viskositas rendah ditambahkan ke dalam matriks resin seperti methyl methacrylate (MMA), ethylene glycol dimethacrylate

(EDMA) dan triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA) yang disebut juga dengan pengontrol viskositas.1-3,12

Polimerisasi pada resin komposit dapat menyebabkan pengerutan. Bis-GMA yang memiliki berat molekul lebih tinggi dari pada methyl methacrylate (MMA) dapat mengurangi pengerutan saat polimerisasi. Nilai pengerutan akibat polimerisasi dari methyl methacrylate (MMA) adalah 22% sedangkan Bis-GMA adalah 7,5%.12 Selain monomer, dalam matriks resin ditambahkan juga bahan dengan konsentrasi kecil yaitu bahan aktivator-inisiator, bahan penghambat, penyerap sinar ultraviolet, pigmen dan pembuat opak.1-4,12,14-18

2.2.2 Partikel Bahan Pengisi

Penambahan partikel bahan pengisi dapat membuat matriks resin organik lebih kuat. Partikel bahan pengisi ditambahkan juga untuk mengontrol serta mengurangi pengerutan yang terjadi akibat polimerisasi matriks resin. Rata-rata ukuran partikel bahan pengisi berdiameter 0,2 – 0,3 µm (partikel fine) atau 0,04 µm (partikel microfine). Persentase volume dari partikel bahan pengisi lebih kecil bila dibandingkan dengan persentase berat resin komposit itu sendiri. Sekarang ini, kemajuan teknologi dibidang kedokteran gigi telah mengembangkan komposit nanofiller dengan ukuran 1 – 10 nm.1

(18)

pengisi mikro yang diperoleh dari proses pirolitik atau pengendapan. Partikel bahan pengisi umumnya membentuk 30-70%volume atau 50-85%berat komposit.1-4,12

2.2.3 Bahan Coupling

Untuk menciptakan ikatan yang kuat antara matriks resin dan partikel bahan pengisi diperlukan bahan coupling. Bahan coupling ini adalah silane dan yang paling sering digunakan adalah γ-methacryloxypropyltriethoxysilane (γ–MPTS). Bahan ini bereaksi dengan permukaan partikel pengisi anorganik dengan matriks resin organik yang memungkinkan keduanya berikatan satu sama lain. Hal ini sangat penting karena jika tidak ada ikatan yang baik, tekanan yang diterima oleh resin komposit tidak tersebar ke seluruh partikel yang ada. Ini akan menyebabkan mudah terjadinya fraktur pada resin komposit.12

2.3 Jenis Resin Komposit

Klasifikasi resin komposit berdasarkan ukuran partikel pengisinya terdiri atas resin komposit unfilled, resin komposit macrofiller, resin komposit microfiller

dan resin komposit hibrid.1-3,12

2.3.1 Resin Unfilled

Resin unfilled merupakan pengganti semen silikat yang pertama. Resin ini berupa substansi kimia yang berupa bubuk yaitu poly(methyl methacrylate) dalam bentuk butiran yang sudah dihaluskan, sedangkan larutannya adalah methyl methacrylate.2

2.3.2 Resin Komposit Macrofiller

(19)

2.3.3 Resin Komposit Microfiller

Resin komposit microfiller memiliki ukuran partikel berkisar antara 0,04-0,4µm. Partikel ini lebih kecil 200-300 kali dibandingkan dengan resin komposit

macrofiller. Partikel yang lebih kecil dari pada resin komposit macrofiller membuat resin komposit microfiller lebih tahan terhadap aus.2,4,12

2.3.4 Resin Komposit Hibrid

Untuk memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik dari resin komposit microfiller dan tetap mempertahankan estetis dari resin komposit mikrofiller, maka dikembangkan resin komposit hibrid. Resin komposit hibrid terdiri atas dua jenis partikel pengisi yaitu silika koloidal dan partikel kaca yang dihaluskan. Silika koloidal mempunyai 10-20%berat dengan ukuran rata-rata 0,04µm dan partikel kaca memiliki 75-80%berat dengan ukuran rata-rata 0,6-1µm.2,12,16

2.3.4.1 Resin Komposit Midihibrid

Resin komposit midihibrid merupakan jenis resin komposit hibrid yang memiliki ukuran partikel paling besar. Ukuran partikel resin komposit midihibrid rata-rata 1-3µm.16

2.3.4.2 Resin Komposit Mikrohibrid

Resin komposit mikrohibrid merupakan campuran dari resin komposit mikrofiller dan makrofiller. Ukuran partikelnya berkisar antara 0,5-1µm.2,16

2.3.4.3 Resin Komposit Nanohibrid

(20)

2.3.5 Resin Komposit Nanofiller

Resin komposit nanofiller menjadi salah satu klasifikasi resin komposit menurut ukuran partikelnya sejalan dengan pengenalan akan nanotechnology di bidang kedokteran gigi.1,4-6 Resin komposit nanofiller disebut juga dengan

nanocomposite dengan sistem partikel bahan pengisinya adalah kombinasi antara silika nanofiller dengan ukuran partikel utama 20 – 75 nm dan zirconia/silica nanocluster dengan diameter 0,6 – 1,4 µm. Partikel bahan pengisi dari resin komposit

nanofiller sekitar 59,5 %volume, dan ini mirip dengan persentase volume partikel bahan pengisi resin komposit mikrohibrid. Resin komposit nanofiller yang memiliki ukuran partikel yang lebih kecil memungkinkan hasil pemolesan yang lebih rapi dan halus daripada resin komposit dengan ukuran partikel yang lebih besar. Resin komposit ini juga memiliki sifat fisis yang mirip dengan resin komposit hibrid sehingga diindikasikan untuk restorasi gigi posterior dengan tekanan pengunyahan yang besar.1,5,6,20-22

2.4 Sifat Fisis Resin Komposit

Penyerapan air, solubilitas air, working dan setting time, konduktivitas termal dan pengerutan saat polimerisasi merupakan sifat-sifat fisis dari resin komposit. Sifat fisis ini dapat mempengaruhi ketahanan jangka panjang dari restorasi resin komposit.1,2,9

2.4.1 Penyerapan air

(21)

Penyerapan air pada resin komposit terutama pada rongga mulut terjadi seiring berjalannya waktu. Semakin besar ukuran partikel dari resin komposit, semakin banyak air yang akan diserap. Penyerapan air akan menyebabkan degradasi material (hidrolisis) dan menyebabkan ekspansi seperti ekspansi higroskopik dari resin komposit tersebut, tetapi penyerapan air merupakan suatu proses yang lama dibandingkan dengan pengerutan akibat polimerisasi.2,4,9,19

Penyerapan air pada resin komposit merupakan suatu proses difusi dimana semakin besar laju difusi dari air, semakin banyak air yan terserap. Secara umum, mekanisme difusi air melalui material polimer adalah teori volumetrik bebas dan teori interaksi. Teori volumetrik bebas menyatakan bahwa air berdifusi melalui microvoid

tanpa adanya hubungan dengan molekul polar pada material. Teori interaksi menyatakan air berrdifusi melalui material yang berikatan dengan kelompok hidrofilik. Air juga dapat berpenetrasi ke dalam matriks hidrofobik melalui tiga mekanisme yaitu difusi langsung ke dalam material, penetrasi dari microvoid atau kerusakan mikro yang memang sudah ada pada material, dan melalui interface

matriks dan partikel bahan pengisi. 2,3,24

Penyerapan air dapat dipengaruhi oleh komposisi matriks resin, jenis, ukuran, kehadiran golongan hidroksil yang mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air dan ikatan matriks dengan partikel bahan pengisi. Rusaknya ikatan tersebut memberikan dua konsekuensi penting. Pertama, ketika ikatan antara matriks resin dan partikel bahan pengisi hilang, partikel bahan pengisi kehilangan keefektifitasannya sebagai bahan yang memperkuat dan akan menyebabkan kerusakan pada restorasi resin komposit. Kedua, partikel bahan pengisi kehilangan kohesi permukaan sehingga restorasi tidak tahan aus.12

(22)

2.5 Kerangka teori

(23)

2.6 Kerangka konsep

Penyerapan air

Durasi Perendaman

Perubahan berat Resin Komposit

Microfiller

Resin Komposit

Nanofiller

(24)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Eksperimental Laboratorium.

3.2 Desain Penelitian

Time series design.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Waktu Penelitian

Bulan Juni 2013 – Mei 2014

3.4 Sampel dan Besar Sampel

3.4.1 Sampel

(25)

Gambar 1. Ukuran sampel penelitian

3.4.2 Besar Sampel

Jumlah sampel penelitian yang digunakan ditentukan berdasarkan rumus Frederer sebagai berikut:

(t-1) (r-1) > 15

Keterangan:

t : jumlah perlakuan r : jumlah ulangan

Dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan antara penyerapan air resin komposit microfiller dan resin komposit nanofiller selama 2, 4, 6, 8 jam sehingga t = 4. Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel (n) tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut :

(t-1) (r-1) > 15 (4-1) (r-1) > 15 3(r-1) > 15 3r - 3 > 15

3r > 18 r > 6

Minimal besar sampel tiap perlakuan adalah 6 sampel, dalam penelitian ini diambil besar sampel 10 buah untuk tiap perlakuan.

1 mm

(26)

3.4.3 Kriteria Sampel

1. Inklusi : resin komposit microfiller dan nanofiller mempunyai permukaan halus, mengkilap, rata dan ukuran sesuai.

2. Eksklusi : resin komposit microfiller dan nanofiller yang mempunyai porositas.

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

1. Resin komposit microfiller dan resin komposit nanofiller

2. Waktu perendaman selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam

3.5.2 Variabel Terikat

Penyerapan air pada resin komposit microfiller dan resin komposit

nanofiller selama 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam.

3.5.3 Varibel Terkendali

1. Ukuran sampel resin komposit microfiller dan nanofiller yaitu diameter 15 mm dan tebal 1 mm

2. Lama penyinaran yaitu 40 detik 3. Jenis sinar yaitu sinar halogen 4. Jarak penyinaran yaitu 1 mm

5. Arah penyinaran yaitu arah tegak lurus 6. Suhu inkubator 370C

3.6 Defenisi Operasional

(27)

2. Resin komposit nanofiller adalah resin komposit dengan partikel bahan pengisinya mengkombinasikan silika nanofiller dengan ukuran partikel utama 20 – 75 nm dan zirconia/silica nanocluster dengan diameter 0,6 – 1,4 µm

3. Penyerapan air adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap air sehingga menyebabkan penggembungan bahan tersebut yang mengakibatkan terjadinya degradasi secara permanen. Penyerapan air dapat diukur dengan menimbang berat resin komposit (dalam satuan mikrogram) dengan menggunakan timbangan digital.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

3.7.1 Alat Penelitian

1. Ring berdiameter 15 x 1 mm.

Gambar 2. Ring

2. Light curing unit halogen (Litex 680A, Dentaamerica, USA, dengan intensitas penyinaran > 800 mW/cm2)

Gambar 3. Light curing unit

(28)

4. Pinset

Gambar 4. Pinset

5. Glass microscope slide dengan tebal + 1 mm

Gambar 5. Microscope slide

6. Cellophan strip

7. Tempat merendam sampel resin komposit

(29)

8. Stopwatch, merek Seiko

Gambar 7. Stopwatch

9. Timbangan digital

Gambar 8. Timbangan digital 10. Kertas pasir

11. Inkubator (Binder, Germany)

(30)

3.7.2 Bahan Penelitian

1. Resin komposit microfiller, Filtek Z100 (3M ESPE, St.Paul, MN, USA)

Gambar 10. Resin Komposit Filtek Z100

2. Resin komposit nanofiller, Filtek Z350 XT (3M ESPE, St.Paul, MN, USA)

(31)

Tabel 1. Resin Komposit Microfiller dan Nanofiller

3.8.1 Pembuatan Sampel Penelitian24

1. Ring berdiameter 15 x 1 mm diletakkan cellophan strip pada bagian dasarnya.

2. Resin komposit diambil menggunakan instrumen plastis, diletakkan ke dalam ring dan dipadatkan.

(32)

4. Bagian atas disinari selama 40 detik pada bagian tengah dan keempat titik di ujung secara simetris dengan jarak penyinaran 1 mm (sesuai dengan ketebalan

glass microscope slide) dan arah sinar tegak lurus terhadap sampel. 5. Sampel dikeluarkan dari ring.

6. Sudut permukaan sampel dihaluskan dengan menggunakan kertas pasir dimulai dari ukuran tertinggi hingga terendah.

7. Dibuat sebanyak 10 sampel resin komposit microfiller dan 10 sampel resin komposit nanofiller.

Gambar 12. Penyinaran Sampel

Gambar 13. Skema titik penyinaran sampel

3.8.2 Perendaman dan Penimbangan Sampel24

1. Sampel disimpan dalam inkubator 370C selama 24 jam.

2. Setelah 24 jam, sampel dikeluarkan dari inkubator dan ditimbang untuk mendapatkan berat awal (m1).

(33)

3. Wadah ini ditempatkan di dalam inkubator bersuhu 370C selama 2 jam. 4. Setelah 2 jam, sampel dikeluarkan dari inkubator, dikeringkan dengan kertas tisu selama 5 detik kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat sampel pada kelompok waktu 2 jam.

5. Setelah ditimbang, sampel dimasukkan kembali ke dalam wadah dan ditempatkan ke dalam inkubator selama 2 jam kemudian.

6. Setelah 2 jam, sampel dikeluarkan lalu dikeringkan dengan kertas tisu selama 5 detik dan ditimbang untuk mendapatkan berat sampel pada kelompok waktu 4 jam.

7. Setelah ditimbang, sampel dimasukkan kembali ke dalam wadah dan ditempatkan ke dalam inkubator selama 2 jam kemudian.

8. Setelah 2 jam, sampel dikeluarkan lalu dikeringkan dengan kertas tisu selama 5 detik dan ditimbang untuk mendapatkan berat sampel pada kelompok waktu 6 jam.

9. Setelah ditimbang, sampel dimasukkan kembali ke dalam wadah dan ditempatkan ke dalam inkubator selama 2 jam kemudian.

10. Setelah 2 jam, sampel dikeluarkan lalu dikeringkan dengan kertas tisu selama 5 detik dan ditimbang untuk mendapatkan berat sampel pada kelompok waktu 8 jam.

(34)

3.9 Perhitungan Data

Data dihitung nilai penyerapan airnya sebagai persentase berat dalam satuan mikrogram dengan menggunakan rumus berdasarkan penelitian Musanje,dkk24:

%W = 100[(m2 - m1)/m1]

Keterangan:

m1 : berat sampel awal (satuan mikrogram)

m2 : berat sampel setelah perendaman selama 2 jam , 4 jam, 6 jam, dan 8 jam (satuan mikrogram)

3.10 Analisa Data

Data diuji statistik dengan menggunakan:

1. Uji repeated Anova untuk analisa data penyerapan air antara kelompok waktu perendaman 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam pada resin komposit microfiller dan

nanofiller dengan dengan tingkat kemaknaan (p ≤ 0,05).

2. Uji t-independen untuk analisa data penyerapan air antara resin komposit

(35)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah 10 buah resin komposit microfiller dan 10 buah resin komposit nanofiller. Masing-masing hasil penimbangan sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

A. Hasil Penimbangan Sampel

Tabel 2. Hasil penimbangan sampel resin komposit microfiller

(36)

Tabel 3. Hasil penimbangan sampel resin komposit nanofiller

(37)

A. Hasil pengukuran nilai penyerapan air resin komposit microfiller dan nanofiller

Tabel 4. Nilai penyerapan air resin komposit microfiller setelah perendaman di dalam

aquadest selama 2, 4, 6, dan 8 jam

No

Penyerapan air microfiller (%w)

2 jam 4 jam 6 jam 8 jam

Nilai rata-rata penyerapan air resin komposit microfiller yang terbesar adalah pada waktu perendaman 2 jam yaitu 0,109 dan yang terendah adalah pada waktu perendaman 8 jam yaitu 0,032 (terlihat pada tabel 4)

Tabel 5. Nilai penyerapan air resin komposit nanofiller setelah perendaman di dalam

aquadest selama 2, 4, 6, dan 8 jam

No

Penyerapan air nanofiller (%w)

2 jam 4 jam 6 jam 8 jam

(38)

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Data pengukuran penyerapan air resin komposit microfiller dan nanofiller

dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk oleh karena jumlah sampel yang digunakan adalah kurang dari 50 sampel. Dari uji normalitas di Lampiran 3 terlihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti data tersebut terdistribusi normal sehingga data akan diuji statistik dengan menggunakan uji Repeated Anova untuk melihat nilai penyerapan air untuk kelompok waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam pada sampel microfiller dan

nanofiller serta uji t-independen untuk melihat perbedaan penyerapan air pada sampel

microfiller dan nanofiller dalam kelompok waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam.

Tabel 6. Hasil analisa uji Repeated Anova penyerapan air resin komposit microfiller

dan nanofiller

Hasil statistik uji Repeated Anova (terlihat pada tabel 6) dapat dinyatakan bahwa nilai penyerapan air resin komposit microfiller pada kelompok waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam tidak terdapat perbedaan dengan tingkat kemaknaan (p< 0,05).

Kelompok

Nilai Penyerapan air (%w)

(39)

Tabel 7. Hasil analisa uji t-independen penyerapan air resin komposit microfiller dan nanofiller

Kelompok

Nilai Penyerapan air (%w)

N Rata-rata ± SD

2 jam 4 jam 6 jam 8 jam

Resin Komposit

Microfiller 10 0,109±0,079 0,058±0,053 0,078±0,062 0,032±0,034

Resin Komposit

Nanofiller 10 0,125±0,055 0,107±0,064 0,059±0,039 0,055±0,045

P 0,611 0,077 0,424 0,223

Data pengukuran penelitian perbandingan penyerapan air pada resin komposit

microfiller dan nanofiller pada tabel 7 dianalisa secara statistik dengan menggunakan uji independen dengan tingkat kemaknaan (p<0,05). Dari hasil statistik uji t-independen diperoleh nilai penyerapan air pada resin komposit microfiller dan resin komposit nanofiller lebih besar dari tingkat kemaknaan sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesa nol diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan nilai penyerapan air antara resin komposit microfiller dan nanofiller dalam perendaman aquadest selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam.

(40)

Gambar 15. Grafik rata-rata nilai penyerapan air resin komposit microfiller dan

nanofiller

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

2 jam 4 jam 6 jam 8 jam

ni

la

i

pe

ny

e

r

a

pa

n a

ir

(

%w

)

Waktu perendaman

(41)

BAB 5

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata penyerapan air pada resin komposit microfiller pada yaitu 0,109 ± 0,079 untuk kelompok waktu perendaman 2 jam, 0,058 ± 0,053 untuk kelompok waktu perendaman 4 jam, 0,078 ± 0,062 untuk kelompok waktu perendaman 6 jam, 0,032 ± 0,034 untuk kelompok waktu perendaman 8 jam. Nilai rata-rata penyerapan air pada resin komposit nanofiller yaitu 0,125 ± 0,055 untuk kelompok waktu perendaman 2 jam, 0,107 ± 0,064 untuk kelompok waktu perendaman 4 jam, 0,059 ± 0,039 untuk kelompok waktu perendaman 6 jam, 0,055 ± 0,045 untuk kelompok waktu perendaman 8 jam. Dari hasil statistik uji Repeated Anova dapat dinyatakan bahwa nilai penyerapan air resin komposit microfiller dan nanofiller pada kelompok waktu perendaman 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam tidak terdapat perbedaan dengan nilai signifikansi adalah 0,162 dan 0,052 (p>0,05). Dari hasil analisa data statistik uji t-independen perbedaan penyerapan air antara resin komposit microfiller dan nanofiller tersebut juga tidak signifikan yaitu pada waktu perendaman 2 jam adalah 0,611 (p>0,05), 4 jam adalah 0,077 (p>0,05), 6 jam adalah 0,424 (p>0,05) dan 8 jam adalah 0,223 (p>0,05) berdasarkan tingkat kemaknaan (p<0,05).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nicholson,dkk (2008) dan Berger,dkk (2009) yang menyatakan tidak ada perbedaan nilai penyerapan air yang signifikan pada resin komposit dengan ukuran partikel filler

yang berbeda-beda.7,23

(42)

komposit nanofiller berasal dari partikel primer yaitu silika bebas (nonagglomerated) yang memungkinkan lebih banyak air yang terakumulasi pada interface filler primer dan polimer matriks, yang dapat meningkatkan nilai penyerapan airnya. Selain itu, air juga dapat terakumulasi pada interface antara partikel silika yang berkelompok (aggregate silica cluster) dan polimer matriks yang memungkinkan adanya jalan masuk air ke dalam aggregate.

Resin komposit nanofiller memiliki filler kombinasi antara silika nanofiller

dengan ukuran partikel utama 20 – 75 nm dan zirconia/silica nanocluster dengan dimater 0,6-1,4 yang ukurannya hampir sama dengan ukuran filler resin komposit

microfiller. Hal ini memungkinkan tidak adanya perbedaan penyerapan air antara kedua resin komposit ini.

Penelitian ini didukung oleh Al-Shekhli dan Hakimzadeh (2012) yang menyatakan bahwa resin komposit nanofiller memiliki penyerapan air yang lebih tinggi dari pada resin komposit lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh bagian interface

antara partikel filler anorganik dan polimer matriks resin merupakan tempat terakumulasinya air di dalam resin komposit.25

Almeida,dkk (2010) juga menyatakan bahwa penyerapan air pada resin komposit nanofiller dapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, besarnya daerah permukaan yang dihubungkan dengan adanya partikel filler utama silika non-agglomerated 20 nm yang memungkinkan akumulasi air pada interface filler dan polimer matriks. Kedua, air dapat terakumulasi di interface antara partikel aggregate zirconia/silica cluster dan polimer matriks dan menyebar ke aggregate melalui jalur yang dibuat oleh partikel utama dan polimer matriks.26

(43)

polimer matriks dan penggabungan monomer yang berbeda akan meningkatkan sifat mekanis dari resin komposit tersebut.25-29

Menurut Ferracane (2001), bis-GMA umumnya bersifat kental dan lengket sehingga resin biasanya akan diencerkan dengan jenis monomer dimethacrylate

berviskositas rendah yaitu TEGDMA untuk menghasilkan resin yang bisa secara maksimal terisi oleh partikel filler. Hal ini mengakibatkan terjadinya reaksi kimia sehingga terbentuk ikatan matriks resin, filler dan bahan coupling.16

Akan tetapi pengenceran tersebut menyebabkan monomer TEGDMA

bergabung dengan kelompok hydroxyl dari molekul bis-GMA yang akan

mempengaruhi penyerapan air pada resin komposit.7,9,10 Air yang berkontak dengan permukaan partikel bahan pengisi silika dapat memutuskan ikatan siloxane dan menyebabkan lepasnya ikatan antara partikel bahan pengisi yang dapat meningkatkan hilangnya berat dari resin komposit.5,7,12,13

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada perbedaan penyerapan air yang signifikan (p>0,05) setelah perendaman dalam aquadest selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam pada resin komposit microfiller.

2. Tidak ada perbedaan penyerapan air yang signifikan (p>0,05) setelah perendaman dalam aquadest selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam pada resin komposit nanofiller.

3. Tidak ada perbedaan penyerapan air yang signifikan (p>0,05) setelah perendaman dalam aquadest pada kelompok waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam antara resin komposit microfiller dan nanofiller.

6.2 Saran

Saran penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

2. Diharapkan penelitian lanjutan dapat meneliti perubahan sifat-sifat fisis resin komposit lainnya pada saat dilakukan perendaman dengan lama waktu perendaman yang berbeda.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

1. Powers JM, Wahata JC. Dental materials properties and manipulation. 9th ed. Missouri: Mosby Inc., 2008: 68-84.

2. Annusavice KJ. Philips’ science of dental materials. Edisi 10. Alih bahasa Budiman JA, Purwoko S. Jakarta: EGC, 2004: 227- 49.

3. Power JM, Sakaguchi RL. Craig’s restorative dental material. 12th ed. Missiouri: Mosby Inc.,2006: 190-207.

4. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental materials. 9th ed. Newcastle: Blackwell Munksgaard, 2008: 196-221.

5. Moraes RR, et all. Nanohybrid resin composites: Nanofiller loaded materials or traditional microhybrid resins?. Operative Dentistry 2009; 34(5): 551-7.

6. Da Silva EM, Poskus LT, Guimaraes JGA. Influence of light-polymerization modes on the degree of conversion and mechanical properties of resin composites: A comparative analysis between a hybrid and a nanofilled composite. Operative Dentistry 2008; 33(3): 287-93.

7. Berger SB, Palialol ARM, Cavalli V, Giannini M. Characterization of water sorption, solubility and filler particles of light-cured composite resins. Braz Dent J 2009; 20(4): 314-18.

8. Firoozmand LM, de Araujo MM. Water sorption, hardness and scanning electron microscopy evaluation of dental composite resins submited to high-risk decay model and intensive treatment with flouride. Acta Odontal 2011; 24(2): 141-9. 9. Toledano M, Osorio R, Osorio E, Fuentes V, Prati C, Garcia-Godoy F. Sorption

and solubility of resin-based restorative dental materials. Journal of Dentistry 2003; 31: 43-50.

10. El-Hejazi AA. Water sorption and solubility of hybrid and microfine resins-composite filling materials. Saudi Dental Journal 2001; 13(3): 139-42.

11. Lagousvardos PE, Pissis P, Kyritsis A, Daoukaki D. Water sorption and water-induced molecular mobility in dental composite resins. Journal of Material Sciences 2003; 14: 753-59.

12. Van Noort R. Introduction to dental materials. 3rd ed. London: Mosby Inc., 2007: 99-125.

13. Da Silva EM, Almeida GS, Poskus LT, Guimaraes JGA. Relationship between the degree of conversion, solubility and salivary sorption of a hybrid and a nanofilled resin composite: Influence of the light-activation mode. J Appl Sci. 2008; 16(2): 161-6.

(46)

15. Scheller-Sheridan C. Basic guide to dental materials. New Delhi: Aptara Inc., 2010: 44-6.

16. Ferracane JL. Materials in dentistry. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001: 87-101, 135-40.

17. Zimmerli B, Strub M, Jeger F, Stadler O, Lussi A. Composite materials: Composition, properties and clinical applications. Schweiz Monatsschr Zahnmed 2010; 120: 972-9.

18. Donly KJ, Browning R. Class IV preparation design for microfilled and macrofilled composite resin. Pediatric Dentistry 1992; 14(1): 34-6.

19. Shalan LA, Yasin SAH. Water sorption of three types of composite resins. MDJ 2011; 8(3): 242-7.

20. Ergucu Z, Turkun L, Aladag A. Color stability of nanocomposites polished with one-step systems. Operative Dentistry 2008; 33(4): 413-20.

21. Fontes ST, Fernandez MR, de Moura CM, Meireles SS. Color stability of a nanofill composite: effect of different immersion media. J Appl Oral Sci. 2009; 17(5): 338-91.

22. Dresch W, Volpato S, Gomes JC, Ribeiro NR, Reis A, Loguercio AD. Clinical evaluation of a nanofilled composite in posterior teeth: 12-month results. Operative Dentistry 2006; 31(4): 409-17.

23. Nicholson JW. Water sorption/ desorption in polyacid-modified composite resins for dentristry. J Mater Sci 2008; 19: 1713-17.

24. Malacarne J, Carvalho RM, deGoes MF, Svizero N, Pashley DH, Tay FR, dkk. Water sorption/solubility of dental adhesive resins. Dental Material 2005;854-61. 25. L Musanje, Shu M, Darvell BW. Water sorption and mechanical behavior of

cosmetic direct restorative materials in artificial saliva. Dental Material 2001;17:394-401.

26. Al-Shekhli AAR, Hakimzadeh SMA. Sorption of nanofilled versus other conventional composites. JIDMR 2012; 5(2): 73-6.

27. Almeida GS, Poskus LT, Guimaraes JGA, da Silva EM.The effect of

mouthrinses on salivary sorption, solubility and surface degradation of a nanofilled and a hybrid resin composite. Operative Dentistry 2010; 35(1):105-11. 28. Al-Shekhli AAR, Al-Khfaji. Sorption and solubility of different light-activated

composites. International Dentistry-African Edition 2012; 3(1): 32-8.

29. Mathias P, Santos SR, Anguiar TR, Santos PR, Cavalcanti AN. Cigarette smoke:effects on water sorption and solubility of restorative dental composites. Operative Dentistry 2013; 3: 54-7.

(47)

Lampiran 1. Skema Alur Penelitian

Prosedur dilakukan diulang kembali setiap dua jam berikutnya untuk mendapatkan berat setelah perendaman untuk kelompok waktu 4 jam , 6 jam dan 8 jam

Sampel ditimbang untuk mendapatkan berat awal (m1) sebagai kontrol

Sampel direndam dalam aquadest 5 ml dan dimasukkan ke inkubator dengan temperatur ± 370C selama 2 jam

Sampel dikeluarkan dan dikeringkan dengan kertas tisu selama 5 detik

Sampel ditimbang untuk mendapatkan berat setelah perendaman (m2) pada kelompok

waktu perendaman 2 jam

Sampel microfiller dikeluarkan dari ring dan dimasukkan ke inkubator 370C selama 24 jam

Ring berdiameter 15 mm x 1 mm dialasi

cellophan strip

Sampel resin komposit microfiller dimasukkan ke dalam ring dan dipadatkan

Glass microscope slide yang sudah dialasi cellophan strip diletakkan di atas ring

Resin komposit microfiller disinari selama 40 detik dengan jarak penyinaran 1 mm pada

kelima titik penyinaran

Ring berdiameter 15 mm x 1 mm dialasi

cellophan strip

Sampel resin komposit nanofiller dimasukkan ke dalam ring dan dipadatkan

Glass microscope slide yang sudah dialasi cellophan strip diletakkan di atas ring

Resin komposit nanofiller disinari selama 40 detik dengan jarak penyinaran 1 mm pada

kelima titik penyinaran

Sampel nanofiller dikeluarkan dari ring dan dimasukkan ke inkubator 370C selama 24 jam

Sampel ditimbang untuk mendapatkan berat awal (m1) sebagai kontrol

Sampel direndam dalam aquadest 5 ml dan dimasukkan ke inkubator dengan temperatur ± 370C selama 2 jam

Sampel dikeluarkan dan dikeringkan dengan kertas tisu selama 5 detik

Sampel ditimbang untuk mendapatkan berat setelah perendaman (m2) pada kelompok

waktu perendaman 2 jam

Prosedur dilakukan diulang kembali setiap dua jam berikutnya untuk mendapatkan berat setelah perendaman untuk kelompok waktu 4 jam , 6 jam dan 8 jam

Analisa data : Uji Repeated Anova dan uji t-independen

(48)
(49)

Tests of Normality Microfiller

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tests of Normality Nanofiller

a. Lilliefors Significance Correction

(50)
(51)

Tests of Normality Microfiller

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tests of Normality Nanofiller

a. Lilliefors Significance Correction

(52)

Lampiran 3. Uji Repeated Anova

selisih1 .10950000 .078566674 10

selisih2 .05800000 .052510316 10

selisih3 .07840000 .062298921 10

selisih4 .03240000 .034451899 10

Multivariate Testsb

b. Design: Intercept

(53)

General Linear Model

nanofiller

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent

Variable

1 selisih1

2 selisih2

3 selisih3

4 selisih4

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

selisih1 .12520000 .055028881 10

selisih2 .10710000 .063800819 10

selisih3 .05930000 .039617757 10

selisih4 .05490000 .044660323 10

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .648 4.287a 3.000 7.000 .052

Wilks' Lambda .352 4.287a 3.000 7.000 .052

Hotelling's Trace 1.837 4.287a 3.000 7.000 .052

Roy's Largest Root 1.837 4.287a 3.000 7.000 .052

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

(54)

Lampiran 4. Uji T-Independen

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

selisih1 mikrofiller 10 .10950000 .078566674 .024844964

nanofiller 10 .12520000 .055028881 .017401660

selisih2 mikrofiller 10 .05800000 .052510316 .016605220

nanofiller 10 .10710000 .063800819 .020175590

selisih3 mikrofiller 10 .07840000 .062298921 .019700649

nanofiller 10 .05930000 .039617757 .012528235

selisih4 mikrofiller 10 .03240000 .034451899 .010894647

nanofiller 10 .05490000 .044660323 .014122834

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

selisih1 Equal variances assumed .696 .415 -.518 18 .611 -.015700000 .030332985 -.079427237 .048027237

(55)

selisih2 Equal variances assumed .029 .866 -1.879 18 .077 -.049100000 .026130208 -.103997530 .005797530

Equal variances not assumed -1.879 17.358 .077 -.049100000 .026130208 -.104143454 .005943454

selisih3 Equal variances assumed 3.122 .094 .818 18 .424 .019100000 .023346782 -.029949769 .068149769

Equal variances not assumed .818 15.256 .426 .019100000 .023346782 -.030589812 .068789812

selisih4 Equal variances assumed .050 .826 -1.261 18 .223 -.022500000 .017836698 -.059973511 .014973511

Gambar

Gambar Halaman
Gambar 1. Ukuran sampel penelitian
Gambar 3. Light curing unit
Gambar 6. Wadah perendaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 46 Tahun 2014 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan

The five organizations are the International Alliance of Patients ’ Organizations (IAPO), International Council of Nurses (ICN), International Federation of

[r]

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa ternak kerbau yang memiliki harga yang mahal jika memiliki karakteristik dengan kombinasi yaitu empat pusaran bulu

Selanjutnya pada tahun 2013 penelitian yang dilakukan oleh Siska Ismail,dkk dengan judul penelitian “ Strategi Pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD) Berkat Telaga

demik dari PGI yang nantinya akan menjadi masukan bagi Kemenag dalam merancang RUU PUB tahun 2016 nanti. Tidak hanya membahas mengenai ma­ sukan akademik, SAA juga membuat pernyataan

Penelitian ini sesuai dengan peneliti Musyawarah (2014) bahwa perempuan lebih banyak mengalami depresi dibandingkan dengan laki-laki yaitu 2 sampai 3 kali lebih

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Partisipasi Politik