• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakteristik Ternak Dalam Penentuan Harga Jual Kerbau Di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Karakteristik Ternak Dalam Penentuan Harga Jual Kerbau Di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III V"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2017.di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data kualitatif adalah data yang terdiri dari tanggapan peternak tentang selain

bobot badan kerbaupengaruh karakteristik ternak dalam menentukan harga jual ternak kerbau di Kecamatan Sibororngborong Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Data kuantitatif adalah data yang berupa bilangan atau angka-angka

berdasarkan kuesioner yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data yang digunakan adalah :

1. Data primer yaitu data yang bersumber hasil observasi dan wawancara langsung dengan peternak kerbau tentang pengaruh karakteristik ternak berupa tanduk, jenis kelamin, jumlah dan letak pusaran bulu dan warna kulit kerbau

terhadap harga jual kerbau (terlampir)

2. Data sekunder merupakan data diperoleh dari buku statistik, berbagai sumber

kepustakaan dan instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

(2)

2. Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab langsung dengan peternak dengan menggunakan alat bantu berupa daftar

pertanyaan (kuesioner) yang disusun sesuai kebutuhan penelitian.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan peternak kerbau yang telah menjual ternaknya serta pemilik yang berada di Kecamatan Siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun penentuan jumlah sampel menggunakan snowball.

Sampel

Proportionate Stratified Random Sampling (Sugiyono, 2008) adalah suatu metode penentuan sampel dengan menggolongkan populasi menjadi beberapa

tingkatan dan di pilih secara acak untuk menjadi sampel.

Terdapat 21 desa yang ada di Kecamatan Siborongborong. Menurut Gay dan Diehl (1992), penelitian deskriptif jumlah sampel minimum 30% dari

Populasi. Dalam penelitian ini pemilihan sampel berdasarkan jumlah ternak kerbau. Dan yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah : Pohan Jae,

(3)

Tabel 3. Jumlah Ternak Kerbau Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Siborongborong 2016

No Desa Jumlah Kerbau Persentasi

(%)

Sumber: Puskeswan Kecamatan Siborongborong (2016)

Dalam menentukan responden metode yang digunakan adalah snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan bantuan

informan, dan dari informan inilah akan berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini peneliti hanya mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel (Subagyo, 2006).Menurut Gay dan Diehl (1992), Jumlah responden

dalam penelitian ini minimum 30% dari populasi peternak kerbau dalam satu desa/kelurahan yang dijadikan sebagai sampel.

(4)

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi harga jual dan karakteristik ternak kerbau

dalam penentuan harga jual di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Karakteristik dalam penelitian ini terdiri dari tanduk, Jenis Kelamin, Jumlah dan letak pusaran bulu, warna kerbau serta kisaran harga yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi harg jual dapat dilihat dengan menggunakan model

pendekatan teknik Ekonometri dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu software Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS 19). Menurut Lutfi dan Syafrizal (2014) model pendugaan yang digunakan:

Ŷ

= a+ b

X

+ b

X

+ b

X

+ b

X

+ b

X

+ b

X

+ µ

Keterangan:

Ŷ : adalah harga jual kerbau (Y : topi) yang dipengaruhi beberapa faktor

dalam penentuan harg jual

a : adalah koefisien intercept (konstanta)

b₁,b₂,b₃ : adalah koefisien regresi

X₁ : adalah harga berdasarkantaksiran bobot badan (Kg/ekor)

X₂ : adalah harga berdasarkantanduk (Kg/ekor)

X₃ : adalah harga berdasarkan warna (Kg/ekor)

X₄ : adalah harga berdasarkan jenis kelamin (Kg/ekor)

X₅ : adalah harga berdasarkan umur (Kg/ekor)

X6 : adalah harga berdasarkan letak pusaran bulu (Kg/ekor)

X₅ : adalah harga berdasarkan jumlah pusaran bulu (Kg/ekor)

(5)

Variabel-variabel pada hipotesis diuji secara serempak dan parsial untuk mengetahui apakah variabel tersebut mempunyai pengaruh dominan atau tidak.

Jika variabel tersebut berpengaruh secara serempak maka digunakan uji F yakni:

F = r2/k

(1 - r2)/(n – k – 1)

Keterangan:

r² = Koefisien determinasi

n = Jumlah responden n-k-1 = Derajat bebas penyebut Kriteria uji:

F-hit F-tabel ………... H0 diterima (H1 ditolak)

F-hit F-tabel ... H0 ditolak (H1 diterima)

Menurut Sudjana (2002) jika variabel berpengaruh secara parsial dapat

diuji dengan uji t yakni:

Thit = b1 S2y123 = ∑(ỷ - y)2 S2b1 = s2y123 Sb1 n – k - 1 ∑Xi2(1 – Ri2)

Keterangan:

B = Parameter (i = 1,2,3) n-k-1 = derajat bebas

�² = Standart error parameter b

S2y123 = Standart error estimatis

(6)

t-hit t-tabel ……… H0 diterima (H1 ditolak)

t-hit t-tabel ……… H0 ditolak (H1 diterima)

Kriteria pengambilan keputusan:

t-tabel = (α ; db)

(α = 5%; db = n – k – 1)

Keterangan: n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas (X)

a. t-hitung > t-tabel (taraf signifikan α ≤ 0,010) : H0 ditolak, berarti koefisien regresi dari faktor tertentu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

b. t-hitung < t-tabel (taraf signifikan α ≥ 0,100) : H0 diterima, berart koefisien regresi dari faktor tertentu berpengaruh tidak nyata terhadap variabel terikat.

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menafsirkan

penelitian, maka dibuat definisi dan batasan opersional sebagai berikut :

Defenisi

1. Karakteristik kerbau adalah ciri-ciri yang tampak pada kerbau yang

(7)

2. Kebiasaan sosial budaya adat Batak Toba adalah penetapan harga jual oleh peternak dengan mempertimbangkan kebiasaan suku Batak Toba dalam

melaksanakan upacara adat dengan menggunakan kerbau.

3. Harga jual adalah kisaran harga yang ditetapkan oleh penjual kerbau (Rp/ ekor).

4. Penilaian Karakteristik adalah penetapan harga jual oleh peternak dengan mempertimbangkan karakteristik pada ternak kerbau.

5. Peternak dalam penelitian ini adalah peternak kerbau yang memelihara kerbau Lumpur dan kerbau murrah, dan kemudian akan menjual kerbaunya di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli

Utara.

2. Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Mei 2017.

3. Sampel penelitian adalah peternak kerbau yang berada di Kecamatan

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

4. Ruang lingkup penelitian ini adalah penentuan harga jual ternak kerbau di

Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara yang ditentukan berdasarkan bobot badan kerbau dan adanya pengaruh dan perbedaan harga jual kerbau yang dipengaruhi oleh karakteristik kerbau apabila ternak kerbau

dijual untuk kebutuhan pesta adat. Analisis yang dilakukan adalah analisis Deskriptif.

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peternakan Kerbau Rakyat Di Kecamatan Siborongborong

Jenis kerbau yang dipelihara oleh responden 100% adalah kerbau Lumpur. Pemeliharaan kerbau lumpur di Desa Pohan Jae, Desa Siborongborong II, Desa Silaitlait, Desa Siaro, Desa Sitabotabo Toruan, Desa Sitabotabo Dolok, dan Desa

Lobu Siregar II Kecamatan Siborongborong dilakukan dengan cara system pemiliharaan Ekstensif yakni ternak sepanjang hari di biarkan di lapangan terbuka

atau digembalakan di lahan lahan pertanian milik peternak kerbau.

Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor pendukung untuk dapat meningkatkan

produktivitas kerja sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap pembangunan suatu wilayah. Semakin tinggi umur seseorang maka kemampuan

untuk melakukan suatu usaha akan semakin berkurang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap responden yang bekerja sebagai peternak dan telah menjual ternak di Kecamatan Siborongborong Kabupaten

Tapanuli Utara maka responden dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi umur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi responden berdasarkan umur yang ada di Kecamatan Siborongborong KabupatenTapanuli Utara

No Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 20-45 48 64.86

2 ≥ 46 26 35.14

Total 74 100%

Sumber : Data Penelitian, 2017

(9)

berada pada kelompok umur 20 - 45 tahun (65,33%). Kondisi ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berada pada umur produktif yang memiliki

kemampuan fisik yang mendukung dalam beternak kerbau. Hal ini sesuai dengan literaturChamdi (2003) menemukakan, semakin muda usia peternak (usia produktif 20-45 tahun) umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin

tinggi dan minat untuk mengadopsi terhadap introduksi teknologi semakin tinggi.

Jenis kelamin responden

Jenis kelamin dibedakan antara laki-laki dan perempuan, karena secara biologis perempuan dan laki-laki berbeda maka fungsi-fungsi sosial ataupun kerja dalam masyarakat pun diciptakan berbeda. Laki-laki selalu dikaitkan dengan

fungsi dan tugas diluar rumah, sedangkan perempuan yang berkodrat melahirkan ada di dalam rumah mengerjakan urusan domestik saja. Perempuan bertugas

pokok membesarkan anak, laki-laki bertugas mencari nafkah. Perbedaan tersebut dipandang hal yang alamiah. Hal tersebut bukan hanya terjadi dalam keluarga tetapi juga telah melebar dalam kehidupan masyarakat (Syukrie, 2003).

Dalam penelitian ini semua responden adalah laki-laki yaitu 74 orang. Laki-laki lebih mendominasi dalam usaha ternak kerbau disebabkan tingkat

produktivitas kerja laki-laki relatif lebih tinggi dari pada perempuan, hal ini sesuai dengan pendapat Wirosuhardjo (1981) yang menyatakan bahwa produktivitas kerja kaum pria lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perempuan. Sementara

keterlibatan perempuan dalam usaha hanya membantu pekerjaan suaminya.

Tingkat Pendidikan Responden

(10)

pentingnya pendidikan dalam menyongsong masa depan yang lebih baik. Adapun klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Siborongborong KabupatenTapanuli Utara

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SD/ Sederajat 9 12.16

2 SMP/ Sederajat 16 21.62

3 SLTA/ Sederajat 42 56.76

4 Perguruan Tinggi S1 7 9.46

Jumlah 74 100%

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2017

Keadaan responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Sumbang

Kecamatan Siborongorong Kabupaten Tapanuli Utara beragam yaitu mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi (S1) (Tabel 5). Tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu SMA/Sederajat sebanyak 42 orang (57%) sedangkan terendah

yaitu tingkat pendidikan SD/Sederajat hanya 9 orang (12%). Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki kesadaran terhadap pentingnya pendidikan. Pendidikan tinggi yang dimiliki oleh seseorang mempengaruhi sikap, cara

pandang dan kemampuan dalam megerjakan suatu usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekartawi (2003) yang menyatakan bahwa mereka yang

berpendidikan tinggi adalah relative lebih cepat dalam mengadopsi inovasi dalam usaha pertanian, begitu pula sebaliknya mereka yang pendidikan rendah, mereka agak sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat.

Karakteristik dan Harga Jual Kerbau di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara

Harga jual ternak kerbau

Penentuan harga jual ternak kerbau di Kecamatan

(11)

berdasarkan pengalaman yang pernah diperoleh sebelumnya berdasarkan bobot badan kerbau. Harga jual untuk 1 Kg taksiran bobot badan ternak adalah

Rp130.000 pada kondisi tertentu karakteristik pada ternak kerbau dapat mempengaruhi dalam menentukan harga penjualan.Hal ini sesuai dengan literatur (Kotler, 1994) yang menyatakan bahwa dalam penentuan harga yang disepakati

tetap melewati proses tawar menawar antara peternak dan pembeli.

Karakteristik yang menentukan harga jual

Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Siborongborong penentuan harga jual ternak kerbau berdasarkan taksiran bobot badan yang diberi harga Rp. 130.000/Kg dan beberapa karakteristik tertentu ternak kerbau dan diperoleh data

hasil penelitian dapat dilihat seperti pada Tabel 7 sampai Tabel 13 (Lampiran 3). Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7. dapat diketahui bahwa harga

kerbau dengan kisaran berat badan 80 kg adalah Rp.14.000.000. harga perkilogram kerbau tersebut menjadi Rp. 175.000/kg karakteristikkerbautanduk panjang (gajah toba), jantan, warna hitam, jumlah pusaran tiga yang terletak pada

hidung, pundak, punggu, pinggul.

Berdasarkan hasil penelitian(Lampiran 4),dapat diketahui bahwa terdapat

3 responden menjual kerbau dengan kisaran berat badan 100 kg dengan harga jual adalah Rp.13.000.000 dengan memiliki kesamaan karakteristik yaitu jumlah dan letak pusaran bulu dan jenis kelamin jantan. Dan memiliki perbedaan pada umur

dan model tanduk. Pada kejadian ini karakteristik ternak tidak berpengaruh pada perubahan harga jual karena harga yang ditetapkan sesuai dengan harga jual

(12)

Berdasarkan hasil penelitian(Lampiran 4),dapat diketahui bahwa terdapat 15 orang respondenmenjual kerbau dengan kisaran bobot badan 110 Kg. 10 orang

menjual kerbau dengan dengan harga Rp. 15.000.000. dengan karakteristik yang berbeda pada tanduk, umur, letak pusaran bulu dengan harga Rp.136.000/Kg. 4 orang responden yang menjual kerbau dengan bobot yang sama dengan

karakteristik tanduk besar, warna hitam dan coklat, jantan, umur 3 tahun, empat buah pusaran bulu pada pundak dan pinggul dengan harga Rp.145.000/Kg

sehingga harga jualnya menjadi Rp.16.000.000. 1 orang responden menjual kerbau dengan harga Rp. 154.000/Kg dengan karakteristik tanduk panjang (Sitikko), jantan, warna hitam, umur 3 tahun empat pusaran bulu pada hidung,

pundak, pinggul dan harga yang ditetapkan adalah Rp.17.000.000.

Berdasarkan hasil penelitian(Lampiran 4),dapat diketahui bahwa terdapat

13 orang responden menjual kerbau dengan kisaran berat badan 120 Kg. 5 orang responden menjual kerbau dengan harga Rp. 133.000/Kg dengan karakteristik yang berbeda pada tanduk, umur dan letak pusaran bulu dan kesamaan pada

warna, jenis klamin, dan jumlah pusaran bulu, harga yang ditetapkan adalah Rp.16.000.000. 7 orang menjual kerbau dengan harga Rp. 141.000/Kg dengan

karakteristik empat pusaran bulu dan jenis kelamin jantan dan perbedaan karakteristik pada tanduk, warna, umur, letak pusaran bulu harga yang ditetapkan adalah Rp.17.000.000. 1 orang responden menjual kerbau dengan harga Rp.

150.000/Kg dengan karakteristik tanduk besar, warna hitam dan coklat, jantan, umur 3 tahun, empat pusaran bulu pada pundak dan pinggul dan harga yang

(13)

Berdasarkan hasil penelitian(Lampiran 4),dapat diketahui bahwa terdapat 29 orang responden menjual kerbau dengan kisaran berat badan 130 Kg. 1 orang

responden menjual kerbau dengan harga Rp.123.000/Kg harga ini merupakan harga yang dibawah dari harga pasaran hal ini disebabkan oleh responden menjual dengan keadaan terdesak sehingga harga yang ditetapkan adlah Rp.16.000.000. 6

orang responden menjual dengan harga Rp. 130.000/Kg dan harga Rp.17.000.000 harga ini merupakan harga yang ditetapkan sesuai dengan kisaran harga yang

biasa dan karakteristik ternak tidak berpengaruh pada penentuan harga jual. 15 orang responden menjual kerbau dengan harga Rp. 138.000/Kg dengan karakterisrik warna hitam, jantan, memiliki empat pusaran bulu dan harga yang

ditetapkan adalah Rp. 18.000.000. 7 orang responden menjual kerbau dengan harga Rp.146.000/kg dengan karakteristik umur, tanduk panjang besar (sitikko),

hitam, jantan, umur 2 tahun, memiliki empat pusaran bulu pada pundak dan pinggul dan harga yang ditetapkan adalah Rp. 19.000.000.

Berdasarkan hasil penelitian(Lampiran 4),dapat diketahui bahwa terdapat

9 orang responden menjual kerbau dengan kisaran berat badan 140 Kg. 8 orang responden menjual kerbau dengan harga Rp. 135.000/Kg dengan karakteristik

tanduk panjang, jantan berwana hitam, umur 3 tahun dan memiliki empat pusaran bulu dan harga yang ditetapkan adalah Rp.19.000.000. 1 orang responden menjual dengan harga Rp.142.000/Kg dengan karakteristik tanduk panjang (gajah toba),

jantan berwarna hitam, umur 3 tahun, memiliki empat pusaran bulu pada pundak dan pinggul, harga jual yang ditetapkan adalah Rp.20.000.000.

(14)

tersebut menjual dengan harga Rp.133.000/Kg. dengan karakteristik tanduk panjang (gajah toba), jantan berwarna hitam, memiliki empat pusaran bulu yang

terlat di pundak dan pinggul, harga jual yang ditetapkan adalah Rp.20.000.000. Berdasarkan hasil penelitian(Lampiran 4),dapat diketahui bahwa terdapat 2 orang responden menjual kerbau dengan kisaran berat badan 160 Kg. 1 orang

responden menjual dengan harga Rp.131.000/Kg pada keadaan ini karakteristik ternak tidak berpengaruh dalam penentuan harga harga yang ditetapkan adalah

Rp.21.000.000. 1 orang responden menjual kerbau dengan harga Rp. 156.000/Kg dengan karakteristik tanduk besar, jantan berwana hitam, umur 3 tahun, memiliki enam pusaran bulu di hidung, pundak dan pinggul, harga jual yang ditetapkan

adalah Rp.25.000.000.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan harga

jual yang dipengaruhi oleh karakteristik ternak. selisih perbedaan harga antara harga/Kg berdasarkan kisaran bobot badan dengan harga jual /Kg kerbau berdasarkan karakteristik tertentu dapat dilihat pada tabel 14. Berikut.

Tabel 6. Perbandingan harga jual antara harga berdasarkan taksiran bobot badan dan harga jual berdasarkan bobot badan dan karakteristik

No BB (Kg)

Harga(Rp)/kg berdasarkan BB

Harga(Rp)/Kg berdasarkan

BB dan karakteristik Keuntungan

1 80 Rp.130.0000 Rp.175.000 Rp.45.000

2 100 Rp.130.0000 Rp.130.000 Rp.0

3 110 Rp.130.0000 Rp.136.000 Rp.6.000

Rp.130.0000 Rp.145.000 Rp.15.000

Rp.130.0000 Rp.154.000 Rp.24.000

4 120 Rp.130.0000 Rp.133.000 Rp.3.000

Rp.130.0000 Rp.141.000 Rp.11.000

Rp.130.0000 Rp.150.000 Rp.20.000

(15)

Rp.130.0000 Rp.130.000 Rp.0

rp.130.0000 Rp.138.000 Rp.8.000

Rp.130.0000 Rp.146.000 Rp.16.000

6 140 Rp.130.0000 Rp.135.000 Rp.5.000

Rp.130.0000 Rp.142.000 Rp.12.000

7 150 Rp.130.0000 Rp.133.000 Rp.3.000

8 160 Rp.130.0000 Rp.131.000 Rp.1.000

Rp.130.0000 Rp.156.000 Rp.26.000

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 15. Dapat diketahi bahwa terdapat keuntungan harga jual berdasarkan kisaran bobot badan dan karakteristik.keuntungan terendah adalah Rp.1.000/Kg dan keuntungan tertinggi

adalah Rp.45.000/Kg. perbedaan harga jual kerbau dipengaruhi oleh karakteristik ternak. Terdapat 3 karakteristik yang paling berpengaruh dalam penentuan harga

jual yaitu :

1. Model tanduk

Tanduk merupakan suatu karakteristik dalam menentukan harga jual

kerbau. tanduk yang memiliki harga yang tertinggi adalah tanduk yang besar. Untuk jenis kerbau hitam harus memiliki tanduk yang modelnya bagus dan seimbang. Namun apabila terdapat cacat pada tanduknya atau bentuk tanduk yang

tida proporsional dengan badan kerbau (postur) harga akan turun. Sedangkan kerbau yang tujuan untuk tujuan konsumsi dagingnya karakteristik tanduk

tidaklah penting dalam penentuan harga jual. Berdasarkan hasil peneltian terdapat perbedaan harga pada satu jenis tanduk yang sama dapat dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan hasil penelitian pada (Lampiran 5), Dapat diketahui bahwa

model tanduk berpengaruh terhadap penentuan harga. Harga jual per taksiran bobot badan dengan karakteristik model tanduk seperti yang dijelaskan diatas,

(16)

Berdasarkan hasil penelitian, kerbau yang telah dijual pada penelitian ini terdapat 3 jenis kualitas tanduk. Kualitas 1 merupakan tanduk yang memiliki

harga tertinggi karena ini merupakan tanduk yang biasa digunakan dalam upacara adat. Dan tanduk kulitas 3 merupakan tanduk yang tidak dapat menentukan harga bahkan hal ini dapat menurunkan harga jual dari harga biasanya.

Gambar 1. Tanduk Kwalitas 1

Gambar 2. Tanduk Kualitas 2

Gambar 3. Tanduk kualitas 3 3) Warna dan Jenis kelamin

Warna dan jenis kelamin Kerbau yang ada di Kecamatan Siborongborong

(17)

adalah kerbau jantan karena kerbau betina biasanya digunakan sebagai indukan. Apabila kerbau dijual untuk tujuan dikonsumsi dagingnya maka warna kulit,

warna bulu tidaklah menjadi hal yang penting. Namun, apabila kerbau yang dijual memiliki bulu yang bagus, warna hitam polos dengan bulu hitam kasar yang tidak memiliki garis putih dibawah lehernya, akan menjadi suatu penentu harga jual

kerbau untuk digunakan sebagai sarana acara upacara adat Batak Toba. sesuai dengan Yulius (2012), ternak kerbau yang memiliki karakteristik tertentu, seperti

kondisi fisik yang tegap, tanduk yang panjang dan melengkung, pusaran rambut terdapat pada lokasi tertentu, warna bulu bagus, ekor panjang tentu akan memliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan ternak kerbau yang fisiknya kurus,

tanduk pendek dan tidak melengkung, pusaran rambut yang kurang jelas dan berada dibagian yang tidak diinginkan oleh masyarakat serta ekor yang pendek.

Berdasarkan hasil penelitian pada (Lampiran 5), dapat diketahui bahwa model tanduk berpengaruh terhadap penentuan harga. Harga jual per taksiran bobot badan dengan karakteristik warna bulu kerbau seperti yang dijelaskan

diatas, harga yang ditetapkan adalah Rp.138.000.

Berdasarkan hasil penelitian pada (Lampiran 5),dapat diketahui bahwa

model tanduk berpengaruh terhadap penentuan harga. Harga jual per taksiran bobot badan dengan karakteristik jenis kelamin kerbau seperti yang dijelaskan diatas, harga yang ditetapkan adalah Rp.138.500.

Berdasarkan hasil penelitian pada (Lampiran 5), dapat diketahui bahwa model tanduk berpengaruh terhadap penentuan harga. Harga jual per taksiran

(18)

2. Jumlah dan letak pusaran bulu

Letak pusaran bulu merupakan suatu karakteristik dalam menentukan harga

jual ternak kerbau di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Dari hasil penelitian jumlah dan letak pusaran bulu yan paling dominan menentukan harga

adalah empat buah pusaran bulu di pundak dan pinggul. Hal ini sesuai dengan

literatur Batosamma (1985), bahwa pusar rambut yang normal terdapat dibagian

hidung, pundak, dan pinggul. Pusar rambut yang terdapat dibagian hidung disenangi,

karena dipercaya bahwa jika dijadikan hewan pekerja atau pembajak sawah yang

baik. Pusar rambut yang berjumlah empat danletaknya dibagian pundak 2 pusaran dan

pinggul 2 pusaran yang dibutuhkan untuk menjadi sarana upacara adat. Hal ini sesuai

dengan Situmorang (1993), bahwa kerbau yang akan dijadikan hewan kurban dalam

acara adat saur matua adalah memiliki empat pusaran bulu. Hal ini diyakini oleh

masyarakat sekaliguspeternak kerbau sehingga pusaran kerbau sebagai karakteristik

menjadi pertimbangan dalam menentukan harga apabila ingin digunakan sebagai

salah satu sarana upacara adat Suku Batak Toba.

Berdasarkan hasil penelitian pada (Lampiran 5), dapat diketahui bahwa model tanduk berpengaruh terhadap penentuan harga. Harga jual per taksiran

bobot badan dengan karakteristik letak pusaran bulu kerbau seperti yang dijelaskan diatas, harga yang ditetapkan adalah Rp.141.250.

Berdasarkan hasil penelitian (Lampiran 5),) dapat diketahui bahwa model

tanduk berpengaruh terhadap penentuan harga. Harga jual per taksiran bobot badan dengan karakteristik jumlah pusaran bulu kerbau seperti yang dijelaskan

diatas, harga yang ditetapkan adalah Rp.136.500.

(19)

bobot badan dengan karakteristik jenis kelamin kerbau seperti yang dijelaskan diatas, harga yang ditetapkan adalah Rp.142.666.

Berdasarkan hasil penelitian pada (Lampiran 5),, dapat diketahui bahwa karakteristik yang dapat mempengaruhi harga yang paling tertinggi adalah berdasarkan taksiran bobot badan (G) yaitu dengan harga Rp.142.666. tertinggi

kedua adalah berdasarkan model tanduk (A) yaitu dengan harga Rp. 142.000. tertinggi ketiga dipengaruhi oleh letak pusaran bulu (E) yaitu dengan harga

Rp.141.250. tertinggi keempat dipengaruhi oleh jenis kelamin ternak (C) dengan harga Rp.138.500. tertinggi kelima dipengaruhi oleh warna kulit (B) dengan harga Rp.138.000. tertinggi keenam dipengaruhi oleh umur ternak (D) dengan harga

Rp.137.250. dan tertinggi terakhir adalah dipengaruhi oleh jumlah pusaran bulu (F) dengan harga 136.500.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa ternak kerbau yang memiliki harga yang mahal jika memiliki karakteristik dengan kombinasi yaitu empat pusaran bulu yang terdapat di pundak dan pinggul, model tanduk

besar, jan memiliki warna hitam tanpa garis putih dibawah lehernya serta kondisi fisik gemuk sedangan harga ternak kerbau akan murah jika memilikijumlah

pusaran bulu yang banyak dan terletah sembanrang pada tubuh kerbau, model tanduk yang tidak beraturan seperti pada gambar 4. Tanduk kualitas 3 dengan model tanduk yang tidak proporsional dengan bentuk tubuh (postur).

Pengaruh variabel penelitian terhadap harga jual kerbau

Pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga ual

(20)

(independent) adalah taksiran bobot badan (X1), tanduk (X2), warna (X₃), jenis

kelamin (X₄) umur (X₅), letak pusaran bulu (X6) dan jumlah pusaran bulu (X7)

sedangkan yang menjadi variabel terikat/tidak bebas (dependent) adalah Harga

jual (Y).

Hasil faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual kerbau di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara dapat di lihat pada tabel

22.

Tabel 7. . Koefisien Determinasi ( R2) faktor faktor penentu harga jual kerbau

Model Summary

a. Predictors: (Constant), BOBOT, WARNA, LETAK, TANDUK, JUMLAH

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa R Square bernilai 0,568 artinya bahwa semua variabel bebas taksiran bobot badan, tanduk, umur, warna,jenis kelamin, letak pusaran bulu dan jumlah pusaran bulu mempengaruhi

variabel terikat sebesar 56,8% dan selebihnya yaitu sebesar 43,2% dijelaskan oleh variabel lain (µ) yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(21)

JUMLAH 2526839.331 1212709.914 .203 2.084 .041

BOBOT 3376454.465 576582.692 .706 5.856 .000

a. Dependent Variable: HARGA

Berdasarkan tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:

Ŷ = a + bx1 - bx2 + bx3 + bx4 + bx5 + µ

Ŷ = 587638+528342X1-104881X2+636280X3 + 2526839X4+3376454X5

Keterangan:

Ŷ : Harga jual (ekor) X1 :tanduk

X2 : warna

X3 : letak pusaran bulu X4 : jumlah pusaran bulu X5 : taksiran bobot badan µ : Variabel yang tidak di teliti

Berdasarkan model persamaan di atas dapat diinterpresikan bahwa:

a. Apabila variabel bebas tanduk (X1) mengalami peningkatan sebesar 1 tingkat, maka akan terjadi peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp528.342

b. Apabila variabel bebas warna (X2) mengalami peningkatan sebesar 1 tingkat,

maka akan terjadi penurunan harga jual (Y) sebesar Rp104.881

c. Apabila variabel bebas letak pusaran bulu (X3) mengalami peningkatan

sebesar 1 tingkat, maka akan terjadi peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp 636.280

d. Apabila variabel bebas jumlah pusaran bulu (X4) mengalami peningkatan

sebesar 1 tahun, maka akan terjadi penaingkatharga jual (Y) sebesar Rp 2.526.839

(22)

g. Apabila varibel X1, X2, X3, X4 dan X5 yang di analisis diabaikan(tidak melakukan aktivitas), maka peternak penjual kerbau akan tetap dengan harga

sebesar Rp 587.638

Pengaruh taksiran bobot badan, tanduk, warna, letak pusaran bulu dan jumlah pusaran bulu secara parsial terhadap pendapatan peternak dapat diketahui

sebagai berikut :

a. Variabel tandukberpengaruh positif dan signifikan terhadap penentuan harga

jual kerbau, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,010)lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung(2.654)> ttabel(1,993) artinya jika ditingkatan variabel tanduk sebesar satu satuan

tingkatan maka harga jual meningkat sebesar Rp 528.342

b. Variabel warnatidak berpengaruh terhadap penentuan harga jual kerbau, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,869)diatas 0,05. Nilai thitung(-.165)< ttabel(1,993).

c. Variabel letak pusaran buluberpengaruh positif dan signifikan terhadap penentuan harga jual kerbau, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000)dibawah lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung(3.963)> ttabel(1,993) artinya jika ditingkatan variable

warna sebesar satu satuan maka harga jual meningkat sebesar Rp 636.280

d. Variabel jumlah pusaran bulu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

penentuan harga jual kerbau, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,041) lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung(2.084)< ttabel(1,993) artinya jika variabel jenis kelamin

tetap dalam satu jenis maka harga jual akan menurun sebesar Rp2.526.839.

e. Variabel taktsiran bobot badan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penentuan harga jual kerbau, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000)

(23)

variabel umur sebesar satu satuan maka harga jual meningkat sebesar Rp 3.376.454

Tabel 9. . Koefisien Determinasi ( R2) faktor tanduk

Model Summary

a. Predictors: (Constant), a4, a1, a3, a2

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa R Square bernilai 19%

artinya semua variabel bebas yaitu modeltanduk tipe a2, a3, a4, a6memiliki

hubungan untuk mempengaruhi variabel terikat sebesar 19% dan selebihnya yaitu sebesar 81% dijelaskan oleh variabel lain (µ) yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

Tabel 10. Analisis regresi linier berganda pengaruh berbagai tipe tanduk terhadap harga jual kerbau

1 (Constant) 14500000.000 938424.555 15.451 .000

TandukSemua 500000.000 1625399.008 .040 .308 .759

TandukBesarPanjang 3437500.000 995349.550 .846 3.454 .001

TandukPanjang 2500000.000 1010714.178 .587 2.473 .016

TandukBesar 2772727.273 1095843.788 .490 2.530 .014

a. Dependent Variable: HARGA

Berdasarkan tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:

Ŷ = a + b1x1+b2x2+b3x3+b4x4

Ŷ = 14.500.000+500.000X1+3.437.500X2 +2.500.000X3 +2.772.727X4+ µ

Keterangan:

Ŷ : Harga jual

(24)

X3 :panjang X4 : besar

X5 : tanduk pendek sama dengan nilai konstanta µ : Variabel yang tidak di teliti

Berdasarkan model persamaan di atas dapat diinterpresikan bahwa:

a. Apabila variabel bebas tanduk panjang, pendek, besar dan kecil (X1) maka nilai Y = a + bx1 mengalami peningkatan sebesar 1satuan, maka akan terjadi

peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp500.000

b. Apabila variabel bebas tanduk panjang dan besar (X2)maka nilai Y = a + bx2

mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp3.437.500

c. Apabila variabel bebas tanduk panjang (X3)maka nilai Y = a + bx3 mengalami

peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp2.500.000

d. Apabila variabel bebas tanduk pendek dan kecil (X4)maka nilai Y = a + bx4 mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp2.772.727

e. Apabila variabel X1, X2, X3 dan X4 yang dianalisis dianggap nol (tidak melakukan aktifitas maka, nilai(X5) adalah nilai konstanta yaituharga jual (Y)

sebesar Rp 14.500.000

f. Hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahi bahwa tanduk merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu harga jual. Semakin rendah harga semakin

rendah pula kualitas dari tanduk. Tanduk yang paling mempengaruhi harga jual adalah tanduk yang besar panjang, namun hal ini hanya berlaku apabila ternak di jual untuk kepentingan pesta adat. Apabila kerbau dijual untuk tujuan konsumsi

(25)

Tabel 11. . Koefisien Determinasi ( R2) faktor letak pusaran bulu

Predictors: (Constant), WarnaCoklat, WarnaHitam Dependent Variable: HARGA

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa R Square bernilai 0,120

artinya bahwa semua variabel bebas warnamemiliki hubungan untuk mempengaruhi variabel terikat sebesar 12% dan selebihnya yaitu sebesar 88%

dijelaskan oleh variabel lain (µ) yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 12. Analisis regresi linier berganda pengaruh tiap tipe warna pada variabel warna terhadap harga jual kerbau

Coefficientsa

1 (Constant) 16000000 642763.99

24.892 0

WarnaHitam 1500000 686472.24 0.255 2.185 0.032

WarnaCoklat -3000000 2032598.2 -0.172 -1.476 0.144

Dependent Variable: HARGA

Berdasarkan tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:

Ŷ = a + bx1 - bx2 + µ

(26)

a. Apabila variabel bebas warna (X1) maka nilai Y = a + bx1 mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan harga jual (Y)

sebesar Rp. 17.500.000

b. Apabila variable bebaswarna (X2) maka nilai Y = a - bx2 mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi penurunan harga jual (Y) sebesar

Rp 13.000.000

c. Apabila variabel X1 dan X2 yang dianalisis dianggap nol (tidak melakukan

aktifitas maka, nilai (X3) adalah nilai konstanta yaituharga jual (Y) sebesar Rp 16.000.000

d. hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa kerbau yang memiliki

warna merupakan yang menjadi faktor penentu harga jual. Warna hitam memiliki harga yang lebig tinggi dibanding warna lain. Akan tetapi apabila masayarakat

ingin membeli kerbau untuk tujuan komsumsi daging maka warna hitam ataupun warna yang lain tidak akan jadi pengaruh d

Tabel 13 . Koefisien Determinasi ( R2) faktor letak pusaran bulu

Model Summary

a. Predictors: (Constant), LetakPundakPinggul, LetakPundak,

LetakPunggu, LetakPundakPunggungHidung

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa R Square bernilai 0,017 artinya bahwa semua variabel bebas letak pusaran bulu e1,e2,e3,e4 dan e6memiliki

hubungan untuk mempengaruhi variabel terikat sebesar 0,17% dan selebihnya yaitu sebesar 98,3% dijelaskan oleh variabel lain (µ) yang tidak diteliti dalam

(27)

Tabel 14. Analisis regresi linier berganda pengaruh tiap tipe letak pusaran bulu pada variabel letak pusaran bulu terhadap harga jual kerbau

Coefficientsa

1 (Constant) 17181818.182 623352.870 27.564 .000

LetakPunggu -181818.182 2159357.685 -.010 -.084 .933

LetakPundak -1181818.182 2159357.685 -.068 -.547 .586

LetakPundakPinggul 1151515.152 1346596.105 .113 .855 .395

LetakPundakPunggungHidung 59561.129 679899.172 .012 .088 .930

a. Dependent Variable: HARGA

Berdasarkan tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:

Ŷ = a + b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+ µ

X4 : pundak pinggul hidung X5 : semua

µ : Variabel yang tidak di teliti

Berdasarkan model persamaan di atas dapat diinterpresikan bahwa:

a. Apabila variabel bebas letak pusaran bulu punggu (X1) maka nilai Y = a - bx1

mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp17.000,000

b. Apabila variabel bebas letak pusaran bulu di pundak (X2) maka nilai Y = a -

(28)

c. Apabila variabel bebas letak pusaran bulu di pundak punggu (X3)maka nilai Y = a + bx3 mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi

peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp 18.151.515

d. Apabila variabel bebas letak pusaran bulu di pundak punggu hidung(X4)maka nilai Y = a + bx4 mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi

peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp 17.122.257

e. Apabila variabel X1, X2, X3 dan X4 yang dianalisis dianggap nol (tidak

melakukan aktifitas maka, nilai (X5) adalah nilai konstanta yaituharga jual (Y) sebesar Rp 17.181.818

f. Hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa letak pusaran bulu

berpengaruh nyata dalam penentuan harga jual kerbau apabila dijual untuk keperluan pesta adat. Harga yang paling tinggi adalah pusaran yang terletak pada

pundak pinggul. Namun apabila kerbau dijual untuk tujuan konsumsi daging maka letak pusaran bulu diabaikan hargaa yang dibayar sesuai dengan taksiran bobot badan.

Tabel 15. . Koefisien Determinasi ( R2) faktor jumlah pusaran bulu

Model Summary

a. Predictors: (Constant), f3

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa R Square bernilai 0,203

artinya bahwa semua variabel bebas jumlah pusaran bulu f3 dan f4 memiliki

hubungan untuk mempengaruhi variabel terikat sebesar 20,3% dan selebihnya

(29)

Tabel 16. Analisis regresi linier berganda pengaruh tiap tipe jumlah pusaran bulu pada variable jumlah pusaran bulu terhadap harga jual kerbau

Coefficientsa

1 (Constant) 13000000.000 1351118.364 9.622 .000

JumlahEmpat 4375000.000 1369755.360 .352 3.194 .002

a. Dependent Variable: HARGA

Berdasarkan tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:

Ŷ = a + bx1+ µ

Berdasarkan model persamaan di atas dapat diinterpresikan bahwa:

a. Apabila variabel bebas jumlah pusaran bulu empat pusaran (X1) maka nilai Y

= a + bx1 mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp. 17.375.000

b. Apabila variabel X1 yang dianalisis dianggap nol (tidak melakukan aktifitas)

maka, nilai (X2) adalah nilai konstanta yaituharga jual (Y) sebesar Rp 13.000.000. c. Hasil penelitian pada tabel dapat diketahi bahwa jumlah pusaran bulu

berpengaruh dalam penentuan harga apabila ternak dijual untuk keperluan pesta adat namun apabila dijual untu komsumsi daging maka julah pusaran bulu diabaikan sebagai penentu harga jual.

Tabel 17. . Koefisien Determinasi ( R2) faktor taksiran bobot badan

(30)

Model R R Square

a. Predictors: (Constant), g2, g1

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa R Square bernilai 0,234 artinya bahwa semua variabel bebas letak pusaran bulu g1,g2 dan e3memiliki

hubungan untuk mempengaruhi variabel terikat sebesar 23,4% dan selebihnya yaitu sebesar 76,6% dijelaskan oleh variabel lain (µ) yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 18. Analisis regresi linier berganda pengaruh tiap tipe taksiran bobot badan pada variabel taksiran bobot badan terhadap harga jual kerbau

Coefficientsa

1 (Constant) 13333333.333 1038760.136 12.836 .000

Bobot100kg 3850000.000 1064412.397 .749 3.617 .001

Bobot150kg 5393939.394 1171879.481 .953 4.603 .000

a. Dependent Variable: HARGA

Berdasarkan tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:

Ŷ = a + b1x1 + b2x2+ µ

Ŷ = 13.333.333+ 3.850.000X1 + 5.393.939X2 + µ

Keterangan:

Ŷ : Harga jual

X1 : taksiran bobot badan 101-150 Kg X2 : taksiran bobot badan≥ 150 Kg X3 : taksiran bobot badan 70 ≥ 100 Kg µ : Variabel yang tidak di teliti

(31)

a. Apabila variabel bebastaksiran bobot badan g1 70-100 Kg (X1) maka nilai Y =

a + bx1 mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan

harga jual (Y) sebesar Rp. 13.183.333

b. Apabila variabel bebas taksiran bobot badan g2 101-150 Kg (X2) maka nilai Y

= a + bx1 mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka akan terjadi

peningkatan harga jual (Y) sebesar Rp. 18.727.272

c. Apabila variabel X1 dan X2 yang dianalisis dianggap nol (tidak melakukan

aktifitas) maka, nilai (X3) adalah nilai konstanta yaituharga jual (Y) sebesar Rp 13.333.333

d. hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa semakin tinggi bobot badan ernak

(32)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Karakteristik ternak kerbau yang terdapat di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara yaitu memiliki tanduk (panjang,besar; panjang; besar; besar, pendek), warna (hitam pekat dan coklat kehitam-hitaman),

jumlah pusaran bulu (satu, dua, tiga, empat, enam), letak pusaran bulu (pundak dan pinggul; pundak saja; pinggul saja; hidung, pundak, pinggul;

tidak beraturan), jantan, dan kondisi fisik.

b. Tanduk, warna, letak pusaran bulu dan taksiran bobot badan memberikan pengaruh positif dalam penentuan harga jual sedangkan letak pusaran bulu

tidak memberikan pengaruh dalam penentuan harga jual kerbau di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.

Saran

Disarankan kepada peternak seharusnya memelihara kerbau yang memiliki karakteristik yang baik untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi meliputi

model tanduk, letak dan jumlah pusaran bulu, warna kulit dan kondisi fisikyang baik.

Gambar

Tabel 3. Jumlah Ternak Kerbau Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Siborongborong   2016
Tabel 6. Perbandingan harga jual antara harga berdasarkan taksiran bobot badan dan harga jual berdasarkan bobot badan dan karakteristik
Gambar 3. Tanduk kualitas 3
Tabel 7. . Koefisien Determinasi ( R2) faktor faktor penentu harga jual kerbau
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : berdasarkan hasil penelitian ditemukan 8 tema, yaitu ibu-ibu postpartum merasa bahwa tradisi yang dilakukan sangat membantu dalam proses pemulihan, Ibu-Ibu

2 x 40’ Buku teks, Buku sumber lain Contoh- contoh surat menghargai karya dan prestasi orang lain (Apreciative of works and achievements of others), berfikir logis,

Praktik Budaya dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas pada Suku Dayak Sanggau, Tahun 2006.. Jurnal Kesehatan Masyarakat

 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok

ICZM (Integrated Coastal Zone Management) merupakan suatu pendekatan yang komprehensif yang dikenal dalam pengelolaan wilayah pesisir, berupa kebijakan yang terdiri

Use Case Diagram Sistem Berjalan Mengajukan Kenaikan Pangkat Memproses Pengajuan Kenaikan Pangkat Membuat Rekomendasi SK Mengelola Data Pegawai Anggota Staff Sektor Staff

Implementasi LKM Posdaya Kenanga dikatakan baik karena dari hasil tabel frekuensi menunjukkan tingkat ketepatan sasaran, tingkat pemberian sumber daya, dan tingkat