• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jujutsu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Jujutsu"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

JUJUTSU

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

YESSY YOSEVINA GULTOM

NIM : 082203060

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 

  MEDAN   

(2)

JUJUTSU 

         KERTAS KARYA 

  Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non‐Gelar 

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah  satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang. 

Dikerjakan 

OLEH: 

YESSY YOSEVINA 

NIM 082203060 

Pembimbing,              Pembaca, 

 

Muhibbah,S.S              Drs.Nandi S   

              NIP 19600822 198803 1 002 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII  FAKULTAS ILMU BUDAYA  UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 

(3)

 

Disetujui Oleh : 

Program Diploma Sastra dan Budaya 

Fakultas Ilmu Budaya 

Universitas Sumatera Utara 

Medan 

 

 

 

 

 

              Program studi DIII Bahasa Jepang 

              Ketua Program Studi 

 

 

              Zulnaidi, SS, M. Hum 

              NIP. 19670807 200401 1 001 

(4)

PENGESAHAN

 

Diterima oleh : 

Panitia Ujian Program Pendidikan Non‐Gelar Sastra Budaya 

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,  

Untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Studi 

Bahasa Jepang 

 

Pada   

Tanggal : 

Hari   

Program Diploma Sastra Budaya 

Fakultas Ilmu Budaya 

Universitas Sumatera  Utara 

 

Dekan, 

 

Dr. Syahron Lubis, M.A. 

(5)

 

 

Panitia Ujian : 

No.    Nama                Tanda Tangan 

 

1. ( )

2. ( )

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang

telah melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan kertas karya ini guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar Ahli

Madya pada Universitas Sumatra Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah

“Jujutsu”.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Baik dari

pengkajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah. Tetapi berkat

bimbingan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada pihak yang telah banyak membantu terutama kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis ,M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi SS,M,Hum, selaku ketua program studi Bahasa Jepang

D-3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera U tara.

3. Ibu Muhibbah, SS, selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

kepada penulis hingga selesainya kertas karya ini.

4. Drs.Nandi .S, Selaku Dosen pembaca

5. Ibu Hj. Siti Muharami Malayu, S.S., M.Hum, selaku Dosen wali

6. Seluruh staf pengajar jurusan bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama mengikuti

(7)

7. Keluarga yang kukasihi, orang tua tercinta Faber Gultom/Rosinta

Simangunsong serta kakak dan adik-adikku; kak destyna, crystin, koko,

dodo, serta seluruh keluarga yang selama ini memberikan dukungan, baik

secara moril, maupun materi kepada penulis. Terima kasih atas doa dan

dukungan kalian. Tak akan bisa aku melangkah sendiri.

8. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Bahasa Jepang stambuk 2008 khususnya

kelasB.

9. Sahabat-sahabat terbaikku Sylvia egita dan Handika Sinaga. Teman yang

selalu ada di saat suka dan duka. Terima kasih buat pengertian, doa, dan

motivasi kalian berdua selama ini.

10.Buat semua teman-teman ku, Gloria, Evi Cinra , Icun, Yenni, Siti, bang

Dede, Rotua, kak Kristin, Ami, yang tak bosan-bosannya menanyakan

bagaimana perkembangan TA. Terima kasih buat perhatian kalian.

11. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan

namanya satu per satu, terima kasih buat dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan untuk

kesempurnaan kertas karya ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua .

Medan , Juni 2011

Penulis

Yessy Yosevina Gultom

082203060

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Tujuan Peulisan ... 2

1.3. Pembatasan Masalah ... 2

1.4. Metode Penulisan ... 2

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUJUTSU 2.1. Pengertian Jujutsu ... 3

2.2. Aliran-Aliran Jujutsu ... 3

2.3. Sejarah Perkembangan Jujutsu ... 6

BAB III SENI TEKNIK JUJUTSU 3.1. Tata Tertib Dalam Berlatih Jujutsu ... 12

3.2. Perlengkapan Jujutsu ... 14

3.3. Teknik-Teknik Jujutsu ... 15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 20

4.2. Saran ... 20

(9)

ABSTRAK

JUJUTSU

Jujutsu adalah istilah generik (umum) yang digunakan kepada

bermacam-macam seni beladiri tangan kosong yang diciptakan oleh bangsa Jepang sebelum

tahun 1868. Pada dasarnya jujutsu merupakan bentuk-bentuk pembelaan diri yang

bersifat defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat

fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan. Dari seni

beladiri inilah lahir beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep

defensif seperti jujutsu diantaranya, Aikido dan Judo.

Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis

besarnya terbagi atas dua aliran yaitu Kuno dan modern. Aliran Kuno merupakan

aliran yang didirikan sebelum tahun 1868 dan masih lestari di negeri Jepang

hingga kini. Oleh bangsa Jepang, aliran kuno disebut dengan Koryu. Biasanya

pada aliran ini, silsilah keturunan sangat penting dan tekniknya juga dipertahan

semurni mungkin tanpa modifikasi sedikitpun. Aliran kuno ini antara lain meliputi

Daito-ryu Aikijujutsu, Takenouchi-ryu Jujutsu, Takagi Yoshin-ryu, Araki-ryu

jujtsu, Yoshin-ryu Jujutsu kenpo, Kito-ryu Jujutsu.

Aliran Modren merupakan aliran yang berakar pada aliran kuno dan

silsilah keturunan nya dapat dibuktikan. tekniknya sebagian telah dimodifikasi

untuk kondisi dunia modern. Namun sebagian tradisi kuno masih dipertahankan.

Rata-rata dari aliran modren masih berpusat di jepang, terutama yang didirikan

oleh bangsa jepang sendiri seperti Hakko-ryu ciptaan Okuyama, Kakodo-ryu

(10)

modern menekankan pada bela diri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada

Jujutsu).

Jujutsu harus dilaksanakn dalam suasana yang bersahabat (friendly). Harus

digalang rasa persahabatan dan persaudaraan antara sesama anggota dan tentunya

juga antara sesama anggota dengan para pelatih. Tata tertib dalam berlatih jujutsu

ada 5 yaitu, Rei, Shin Rei, Mute/Hiken/Kamite, Sensei ni Rei, Otage ni Rei

(Dohai Ni Rei).

Rei adalah saling menghormat kepada sesama anggota dan pelatih, Shin

Rei artinya menghormat kepada Dewa atau Tuhan, Mute yaitu mengakui kepada

Dewa atau Tuhan bahwa para murid datang kedalam latihan dengan tangan dan

pikiran yang terbuka, Hiken yaitu berjanji kepada Tuhan bahwa kemampuan

beladiri yang dimiliki bukan untuk dipamerkan, Kamite yaitu selalu bersyukur

dan berdoa kepada Tuhan karna Tuhan akan selalu hadir dan selalu melindungi

selama latihan berlangsung, Sensei ni rei artinya menghormat kepada sensei,

Otage ni Rei para murid saling mengahadap dan menghormat kepada sesama

teman di dojo. Hal ini merupakan sebagai janji kepada sesama teman atau rekan

buntuk saling membantu dalam meningkatkan kualitas pribadi masing-masing

Seni beladiri jujutsu diselenggarakan di atas karpet atau matras (tatami)

berbentuk segi empat dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang

disejajarkan. Seragam yang dikenakan seorang jujutsuka harus sesuai ukurannya.

Seragam Jujutsuka berupa jaket, ikat pinggang dan celana.

Teknik-teknik jujutsu terdiri atas Atemi Waza (menyerang bagian yang

lemah dari tubuh), Kansetsu Waza/Gyakudori (mengunci persendian lawan), dan

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Jujutsu merupakan seni beladiri yang berasal dari jepang. Dari seni

beladiri inilah lahir beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep

defensif seperti Jujutsu diantaranya, Aikido dan Judo. Pada dasarnya teknik-teknik

jujutsu terdiri atas Atemi Waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh),

Kansetsu Waza/Gyakudori (mengunci persendian lawan), dan Nage Waza

(menjatuhkan lawan). Teknik Jujutsu berbeda dengan teknik beladiri lainnya.

Teknik jujutsu merupakan teknik halus dan tidak pernah melawan tenaga lawan,

pukulan dari lawan tidak ditangkis dengan keras tetapi selalu dihindari. Jujutsu

tidak berfokus pada kompetisi tetapi hanya berfokus pada olahraga saja.

Di Indonesia seni beladiri jujutsu belum mencapai kemajuan yang pesat

dan belum mencapai popularitas seperti seni beladiri lainnya. Bahkan sama sekali

ada yang belum mengetahuinya. Dengan alasan diatas, maka penulis merasa

tertarik untuk menulis tentang seni beladiri jepang inidengan judul “Jujutsu”.

1.2Tujuan penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Ingin memperkenalkan salah satu olah raga beladiri jepang.

2. Untuk menjelaskan bahwa teknik jujutsu tidak sama dengan olah raga beladiri

lainnya

(12)

1.3Pembatasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini penulis akan membahas mengenai

teknik-teknik yang terdapat dalam seni beladiri jujutsu. Sebelum Bab III penulis

juga akan menjelaskan tentang sejarah jujutsu beserta aliran-aliran jujutsu

tersebut.

1.4Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah metode

kepustakaan. Penulis mengumpulkan data-data atau informasi yang berhubungan

dengan topik dan dirangkum untuk dideskripsikan ke dalam tiap bab dalam kertas

(13)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG JUJUTSU

2.1 Pengertian Jujutsu

Jujutsu adalah istilah generik (umum) yang digunakan kepada

bermacam-macam seni beladiri tangan kosong yang diciptakan oleh bangsa Jepang sebelum

tahun 1868. Nama “Jujutsu” berasal dari dua huruf, yaitu

 Ju = flexible/gentle (lentur/halus)

 Jutsu = Art/techniques (Seni/Teknik)

Jadi Jujutsu adalah seni teknik yang lentur atau halus.

Jujutsu pada dasar nya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat

defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat

fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan melainkan

dengan cara “menipu” lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk

mengalahkan dirinya sendiri.

2.2 Aliran-Aliran Jujutsu

Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis

besarnya terbagi atas dua aliran yaitu kuno dan modern.

Aliran kuno merupakan aliran yang didirikan sebelum tahun 1868 dan

masih lestari di negeri Jepang hingga kini. Oleh bangsa Jepang, aliran kuno

disebut dengan Koryu.

Biasanya pada aliran ini, silsilah keturunan sangat penting dan tekniknya juga

(14)

antara lain meliputi Daito-ryu Aikijujutsu, Takenouchi-ryu Jujutsu, Takagi

Yoshin-ryu, Araki-ryu jujtsu, Yoshin-ryu Jujutsu kenpo, Kito-ryu Jujutsu.

1. Daito-ryu Aikijujutsu

Daito-ryu Aikijujutsu diciptakan pada tahun 1100 oleh Shinra Saburo

Minamoto Yoshimitsu, bangsawan dari kaum samurai. Sebagai seorang prajurit,

Shinra sering mengamati orang-orang yang terluka dan tewas dalam peperangan

sehingga kemudian memepelajari ilmu anatomi, dan akhirnya menemukan

prinsip-prinsip kuncian persendian, lemparan, dan menyerang titik vital. Shinra

Saburo juga menemukan prinsip circular movement atau gerakan melingkar.

Hasil-hasil studi inilah yang mendasari lahirnya seni beladiri Daito-ryu

Aikijujutsu, sesuai dengan istananya (istana Daito). Namun demikian, ada

sebagian ahli yang berpendapat bahwa Daito-ryu sudah tidak lagi murni Koryu,

karena sudah dimodifikasi oleh Takeda Sokaku pada era Meiji, dan dimasa

sekarang Daito-ryu memakai sistem sabuk yang diadopsi dari beladiri judo.

2. Takenouchi-ryu Jujutsu

Berdasarkan cerita legenda, Takenouchi-ryu diciptakan oleh pangeran

HisamoriTakenouchi, seorang bangsawan yang tinggal di wilayah Okayama. Pada

tahun 1532, sang bangsawan bermimpi berjumpa dengan Dewa, kemudian oleh

Dewa diajari 5.000 teknik bertarung dan menangkap orang. Dari wangsit Dewata

inilah kemudian pangeran Hisamori Takenouchi menciptakan seni beladirinya

yang dinamakan Takenouchi-ryu Jujutsu, sesuai dengan namanya. Aliran ini

(15)

Hisayoshi Takenouchi-ryu, mendapatkan penghargaan dari Kaisar Jepang berupa

gelar “Kusaka Toride Kaizen”, artinya “pegulat terhebat di seluruh negara”.

3. Takagi Yoshin-ryu

Takagi Umanosuke adalah murid dari Hisayoshi Takenouchi. Takagi

Umanosuke menggabungkan ajaran Takenouchi-ryu dengan Takagi-ryu Jujutsu

yang berasal dari keturunan keluarganya dan mendirikan aliran baru yang

dinamakan Takagi Yoshin-ryu. Takagi Yoshin-ryu dikenal sebagai “Bodyguard

school” teknik-tekniknya sebagian besar bukan untuk berperang di luar istana

melainkan untuk bela diri di dalam istana .

4. Araki-ryu Jujutsu

Araki Mujinsai, yang mendirikan aliran Araki-ryu Jujutsu adalah salah

satu murid dari Hisayoshi Takenouchi, Sama seperti Takenouchi-ryu dan Takagi

Yoshin-ryu, aliran ini juga mengandung teknik jujutsu dan persenjataan

5. Yoshin-ryu Jujutsu Kenpo

Pada tahun 1590, seorang dokter dari Nagasaki bernama Akiyama pergi ke

negeri China untuk mempelajari seni pengobatan Akupuntur. Selain mempelajari

seni pengobatan Akiyama juga mempelajari beladiri kungfu (kenpo). Setelah

kembali ke jepang pada tahun 1610, Akiyama bertapa di kuil Temmangu untuk

mencari wangsit dari Dewa, demi mengembangkan seni pengobatan dan seni

beladiri yang dipelajarinya. Akhirnya setelah bertapa Akiyama memperoleh

(16)

kekuatan, melainkan justru menghadapi kekuatan dengan kelenturan. Dengan

menggabungkan antara prinsip kungfu dengan prinsip kelenturan, Akiyama

menciptakan beladiri Yoshin-ryu Jujutsu Kenpo. Yoshin-ryu artinya Aliran Jiwa

Pohon yu, Jujutsu artinya ‘seni kelenturan’ sedangkan kenpo adalah cara orang

jepang untuk menyebut beladiri kungfu cina. Karena aliran ini tercipta berkat

ilham dari Dewa, di kemudian hari aliran ini dikenal sebagai Shindo Yoshin-ryu

Jujutsu Kenpo; Shindo artinya “jalannya para Dewa”atau sesuai ajaran Dewa.

6. Kito-ryu Jujutsu

Pada tahun 1644-1648, seorang ahli kungfu dari China bernama Chen

Yuang Ping (oleh orang jepang dilafalkan “chin Genpin”) tinggal di Jepang,

tepatnya di kuil Kokuseiji yang terletak di Edo (sekarang Tokyo). Beliau selama

tinggal di Jepang lebih dikenal sebagai ahli keramik. Akan tetapi,Beliau juga

bersahabat dengan tiga orang Samurai bernama Miura, Fukuno dan Isogasi.

Karena persahabatan yang akrab ini, Mr.Chen mau mengajarkan seni beladiri

kungfu dan filsafat taoisme (Yin dan Yang) yang dikuasainya kepada ketiga

Samurai tersebut. Oleh Miura dan kawan-kawan, seni kungfu ini dibuat menjadi

sebuah aliran seni bela diri tangan kosong yang di sebut Kito-ryu Jujutsu.

Aliran modren merupakan aliran yang berakar pada aliran kuno dan

silsilah keturunan nya dapat dibuktikan, tetapi tekniknya sebagian telah

dimodifikasi untuk kondisi dunia modern. Namun sebagian tradisi kuno masih

dipertahankan. Rata-rata dari aliran modren masih berpusat di jepang, terutama

yang didirikan oleh bangsa jepang sendiri seperti Hakko-ryu ciptaan Okuyama,

(17)

Jujutsu modern menekankan pada bela diri dengan memakai pakaian sehari-hari

(Suhada Jujutsu)

2.3 Sejarah Perkembangan Jujutsu

Sebelum tahun 1603, bangsa jepang mengalami masa perperangan

(Sengoku Jidai), dimana negara Jepang terpecah belah menjadi beberapa provinsi,

yang dikuasai oleh kepala-kepala daerah (disebut Daimyo). Para Daimyo saling

berperang untuk berebut kekuasaan dan wilayah. Dalam perperangan ini, para

Daimyo memanfaatkan jasa prajurit professional yang di sebut kaum samurai.

Kaum inilah yang mengembangkan seni ksatria (Bujutsu) dan jalan ksatria

(Budo). Bujutsu adalah bermacam-macam seni berkelahi yang dipelajari untuk

kepentingan peperangan, seperti bajutsu (menunggang kuda), Yarijutsu (seni

tombak), Sojutsu (seni lembing), Kenjutsu (seni pedang), Kyujutsu (seni panah),

heiho(metode strategi berperang), dan lain-lain. Sementara itu, Budo adalah

tuntutan berpikir, bertindak, dan bertingkah laku yang layak bagi seorang Ksatria.

Misalnya, harus jujur, berani, tabah, rajin, bertekad kuat, berbelas kasih, patuh

kepada atasan, sportif, dan lain-lain.

Dimasa sekarang istilah “Bujutsu” sudah tidak banyak lagi digunakan,

justru orang lebih banyak menggunakan istilah “Budo”. Alasannya, Bujutsu

dianggap hanya sekedar berlatih teknik- teknik, sedangkan Budo dianggap bukan

hanya sekedar tuntunan prilaku sebagai seorang ksatria, namun dianggap menjadi

sebuah tuntutan untuk meningkatkan kualitas kpribadian seseorang yang

(18)

Di dalam situasi peperangan, terkadang seorang Samurai kehilangan

senjatanya dan harus bertarung dengan tangan kosong. Seorang samurai juga

bahkan di perintahkan untuk menangkap lawannya tanpa membunuh lawan

tersebut (diculik atau diinterogasi). Oleh karena itu, kaum Samurai juga

mengembangkan seni bela diri tangan kosong. Seni bela diri tangan kosong ini

pada awalnya dikenal dengan berbagai nama seperti Yoroi Kumi Uchi, Yawara,

Shuhaku, Hakudo, Kenpo, Taijutsu, Wajutsu, Koshi no mawari, dan lain-lain. Seni

bela diri tangan kosong kaum Samurai ini mencakup jurus-jurus menghindar,

menangkis, menangkap, membanting, bergumul, menyerang titik vital, dan

teknik-teknik lainnya. Dengan demikian, beladiri Samurai ini termasuk seni

beladiri yang komplit untuk pembelaan diri tangan kosong

Setelah masa dinasti Shogun Tokugawa (1603-1868), Seni beladiri tangan

kosong ini dikenal dengan nama Jujutsu. Dikatakan demikian karena pada tahun

1603 Shogun Tokugawa berhasil menguasai seluruh Jepang dan masa Sengoku

Jidai (zaman perang) telah berakhir. Karena masa peperangan bersenjata telah usai

seni beladiri biasanya lebih dimanfaatkan untuk menjaga perdamaian, misalnya

untuk menangkap penjahat kriminal atau untuk membela diri dalam sebuah

perkelahian. Teknik-teknik Jujutsu juga mengalami perubahan, Yang tadinya

bersifat “Yoroi Kumi Uchi” atau bertarung dengan memakai baju besi berubah

menjadi “Suhada Jujutsu” atau bertarung dengan pakaian sehari-hari.

Pada tahun 1868 Kaisar Meiji mengeluarkan Dekrit yang membubarkan

pemerintahan dinasti bangsawan Tokugawa. Dekrit ini juga mencabut hak-hak

istimewa kaum Bangsawan dan membubarkan tentara Samurai. Untuk keamanan

(19)

kalangan termasuk rakyat jelata. Tentara Nasional Jepang dididik dengan metode

pendidikan Barat dan memakai persenjataan Barat. Oleh karena itu, Pendidikan

secara Samurai dianggap kuno. Karena bubarnya tentara Samurai,

Sekolah-sekolah Jujutsu banyak mengalami kebangkrutankarena kehilangan pengikut.

Akhirnya para guru Jujutsu memutuskan bahwa pintu-pintu perguruan jujutsu

dapat mulai dibuka bagi rakyat umum demi kelangsungan hidup perguruan.

Pada tahun 1882, dibentuklah perguruan Jujutsu oleh Profesor Kano

seorang opsir tinggi di Kementerian Pendidikan Jepang. Profesor Kano

mengumpulkan ahli-ahli Jujutsu dari berbagai perguruan, antara lain Yokoyama

Sakujiro dari Tenjin Shinyo-ryu, Isogai Hajime, Nagaoka Hidekazu dari Kito-ryu,

Saigo Shirodari Daito-ryu, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk membuat sebuah

Jujutsu resmi pemerintahan Jepang yang gunanya adalah untuk standar pendidikan

jasmani di seluruh negara Jepang.

Sebelum pecahnya Perang Dunia II, banyak ahli Judo dan Jujutsu yang

berimigrasi ke negara-negara Barat, terutama pada tahun 1920-an. Mereka adalah

orang-orang yang sudah menguasai Jujutsu, kemudian dididik Judo oleh Profesor

Kano di perguruan, dan di perintahkan untuk menyebarkan Judo ke luar negri

supaya Judo menjadi olah raga di olympiade dan usaha ini terwujud pada tahun

1964. Diantara para ahli tersebut antara lain, yang berimigrasi ke Prancis, yaitu

Kawaishi Mikonosuke, yang berimigrasi ke Inggris, yaitu Uyenishi Sadakazu,

Abe Kenshiro, dan Tani Yukio; yang berimigrasi ke Rusia, yaitu Oschepkov. Dari

ajaran Oschepkov inilah lahir sambo, yaitu kombinasi antara Jujutsu dengan gulat

Rusia); yang berimigrasi ke Brazil, yaitu Maeda Mitsuyo dan yang

(20)

Saat-sat menjelang pecahnya Perang Dunia II, beberapa ahli Jujutsu yang

sudah menetap di negara barat memutuskan untuk bersumpah setia kepada

pemerintahan USA. Diantaranya adalah Mitose Masayoshi dan Okazaki Seichiro.

Mereka kemudian mengajarkan seni beladiri Jujutsu kepada tentara USA dan

tentara sekutu termasuk juga tentara Belanda. Setelah Jepang kalah pada Perang

Dunia II, Perguruan Seni bela diri seperti Naginatado, Jukendo, dan Judo di tutup

atas perintah panglima perang Amerika yaitu Jendral Mac Arthur. Karena Judo

dan Jujutsu dianggap sama, maka perguruan-perguruan Jujutsu banyak yang

menutup diri dan hanya mengajar secara sembunyi-sembunyi. Akibatnya, Jujutsu

mengalami kemunduran. Sebaliknya, perguruan bela diri lain seperti Karate,

Shorinji kempo, dan aikido berkembang pesat karena tidak terkena pelanggaran

dari Mac athur. Tentara Amerika mengizinkan perguruan-perguruan tersebut

dibuka karena dianggap bukan beladiri asli jepang. Karate dianggap bukan

beladiri Jepang melainkan beladiri Okinawan (kepulauan jajahan Jepang yang

terletak di Taiwan sebelah utara). Shorinji Kempo hasil karya So Doshin dianggap

bukan beladiri Jepang melainkan ajaran Budha dari China. Sementara Aikido

dianggap bukan seni beladiri, melainkan sebagai ajaran spiritual dari Uyeshiba

Morihei.

Pada tahun 1948 beladiri Jujutsu dan beladiri lainnya yang ditutup atas

perintah Jendral Mac Athur beroprasi kembali setelah Mr. Kano Risei (anak

Profesor Kano) bersumpah setia kepada Jendral Mac Athur bahwa Judo yang

diajarkan bersifat olah raga bukan bersifat militer. Pada masa penjajahan Belanda

(21)

Jujutsu di daerah Jakarta Kota yaitu di suatu tempat yang disebut Molen Filet

yang kemudian berubah fungsinya menjadi took barang antic dengan nama polim

Pada saat yang bersamaan di beberapa wilayah lain di pulau Jawa (Jawa

Timur) juga ada beberapa orang berkebangsaan jepang yang mengajarkan Jujutsu

antara lain Mr.Watanabe Isuki yang mengajarkan Jujutsu kepada Raden Djoko

Said (bangsawan Jawa) dan Mr.Saito yang mengajarkan Jujutsu kepada orang

Belanda Jan de Jong. Pada sekitar tahun 1955 organisasi Jujutsu yang bersatu

dengan organisasi Judo yang di beri nama Jujutsu dan Judo Association Djakarta

(JAD) mengadakan pemisahan organisasi. Sehingga, pada tanggal 11 desember

1955 berdirilah Jujutsu Club Djakarta (JCD). Namun karena adanya

perkembangan Jujutsu di beberapa tempat seperti di Yogyakarta, Surabaya,

(22)

BAB III

SENI TEKNIK JUJUTSU

3.1 Tata Tertib Dalam Berlatih Jujutsu

Latihan Jujutsu harus dilaksanakn dalam suasana yang bersahabat

(friendly). Harus digalang rasa persahabatan dan persaudaraan antara sesama

anggota dan tentunya juga antara sesama anggota dengan para pelatih.

Adapun tata tertib dalam berlatih adalah sebagai berikut:

3.1.1 Rei

Rei adalah saling menghormat kepada sesama anggota dan pelatih. Ada

dua cara menghormat yang umum, yaitu Tachi Rei (dari posisi berdiri) dan Seiza

Rei (dari posisi duduk). Yang dimaksud menghormat secara umum adalah bahwa

cara menghormat seperti ini berlaku untuk semua aliran jujutsu. Tachi Rei dan

Seiza Rei digunakan dalam semua aliran jujutsu.

Perlu diketahui bahwa dalam tradisi jepang, saat murid menghormat

kepada pelatih, pelatih juga menghormat kepada murid. Hal ini menunjukan

bahwa seorang pelatih tidak layak untuk menganggap dirinya lebih tinggi

daripada muridnya, justru seorang pelatih harus selalu rendah hati dan

menempatkan dirinya sebagai seorang pembimbing yang setara dengan muridnya.

3.1.2 Shin Rei

Shin Rei artinya menghormat kepada Dewa atau Tuhan. Cara menghormat

didalam setiap aliran berbeda, namun semua aliran jujutsu yang berasal dari

(23)

Dewa atau Tuhan. Bangsa Jepang beranggapan bahwa Dewa atau Tuhan yang

mereka percayai hadir didalam latihan dan turut memberikan bimbingan serta

pelajaran.

3.1.3 Mute, Hiken, Kamite

Mute yaitu mengakui kepada Dewa atau Tuhan bahwa para murid datang

kedalam latihan dengan tangan dan pikiran yang terbuka, siap menerima pelajaran

apapun, dengan tanpa niat buruk dan dengan ketulusan hati.

Hiken yaitu berjanji kepada Tuhan bahwa kemampuan beladiri yang

dimiliki bukan untuk dipamerkan, tetapi harus disembunyikan dan tidak boleh

menjadi suatu kesombongan

Kamite yaitu selalu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan karena Tuhan

akan selalu hadir dan selalu melindungi selama latihan berlangsung.

3.1.4 Sensei ni Rei

Setelah aba-aba berhenti dari senpai (senior), kemudian senpai akan

berkata “sensei ni rei” yang artinya menghormat kepada sensei. Seluruh siswa,

termasuk para senpai, menghormat kepada sensei dalam posisi Seiza Rei sambil

berkata “onegaishimasu”. sensei juga akan melakukan hal yang sama kepada para

murid

Tindakan ini adalah sebagai janji dari para murid untuk mematuhi

petunjuk dan bimbingan dari sensei dan para senpai dan janji dari sensei dan para

(24)

3.1.4 Otage ni Rei (Dohai Ni Rei)

Setelah senpai memberikan aba-aba Otage ni Rei para murid saling

mengahadap dan menghormat kepada sesama teman di dojo. Hal ini merupakan

sebagai janji kepada sesama teman atau rekan bahwa akan bekerja sama sebagai

saudara seperguruan untuk saling membantu dalam meningkatkan kualitas pribadi

masing-masing. Inilah yang disebut Jitta Kyoei atau Mutual Benefit, saling

menguntungkan antara sesama saudara seperguruan.

Setelah melakukan tata tertib ini, maka latihan jujutsu dapat dimulai.

Upacara penutupan latihan sama persis dengan upacara pembukaan, bedanya

hanya pada saat melakukan Sensei ni Rei dan Otage ni Rei, kalimat yang

diucapkan adalah “Arigatou Gozaimasu” yang artinya “terima kasih (atas

pelajaran yang di berikan)”. Seni bela diri dimulai dan diakhiri dengan sopan

santun.

3.2 Perlengkapan Jujutsu

3.2.1 Lantai Jujutsu

Seni beladiri jujutsu diselenggarakan di atas karpet atau matras (tatami)

berbentuk segi empat dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang

disejajarkan. Selain dialasi matras, dojo Jujutsu sekarang menggunakan pegas

dibawah lantai palsu untuk menahan benturan.

3.2.2 Seragam Jujutsu

Seragam (gi) longgar yang dikenakan seorang jujutsuka (atlet jujutsu)

(25)

celana. Bagian bawah jaket menutupi pantat ketika ikat pinggang dikenakan.

Antara ujung lengan dengan pergelangan tangan selisih 5-8 cm. Jaket yang

digunakan dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat dibanting ke lantai,

maka bahannya umumnya lebih tebal dari seragam karate atau bela diri yang lain.

Ikat pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30 cm menjuntai

pada masing-masing sisi. Celana yang di pakai sedikit longgar. Antara ujung

celana dengan pergelangan kaki selisih 5-8 cm.

3.3 Teknik-Teknik Jujutsu

Jujutsu tidak sama dengan beladiri karate atau bela diri aliran keras

lainnya. Jujutsu adalah beladiri aliran halus dan tidak pernah melawan tenaga

lawan. Beberapa teknik Jujutsu akan dibahas agar lebih sempurna dalam

melakukan gerakan Jujutsu

3.3.1 Ellebogstoot/Hiji Ate (Serangan dengan siku)

Serangan dengan siku sangat ampuh untuk pembelaan diri bagi wanita

karena siku merupakan bagian badan yang dapat menjadi alat pemukul yang

tangguh. Didalam teknik ini, Uke mencengkram kera baju Tori dan hendak

memukul Tori. Tori melawan pukulan tersebut dengan melakukan pukulan

intercept(sente) yaitu menggunakan pukulan Tegatana kebagian dalam siku Uke

saat Uke hendak melepaskan pukulan.

Sambil memuntir tangan kanan Uke dengan Tekubidori (pergelangan

tangan), Tori mengejutkan Uke dengan pukulan Hiji Ate Kiri kearah dagu. Untuk

(26)

tangan kanan dan melangkahkan kaki kanannya ke sebelah kanan Uke. Setelah

Uke kehilangan keseimbangan, Tori melakukan putaran pinggang kea rah kiri,

sehingga uke terbanting ke matras. Setelah Uke jatuh, Tori dapat melakukan

serangan balasan berupa tendangan/injakan sehingga Uke dapat dikalahkan

3.3.2 Kanisute/Kanibasami

Teknik ini juga termasuk dalam teknik bela diri wanita (Fujin

Goshinjutsu). Digunakan dalam situasi dimana Tori telah terjatuh ke matras dan

Uke masih berdiri. Tori duduk di matras sambil mengangkat kaki untuk menjaga

serangan lawan dan menggunakan tangan untuk menopang tubuhnya. Saat Uke

melakukan pukulan kiri, Tori menepis pukulan tersebut sambil menggunting kaki

Uke (menekan lutut kiri Uke dengan kaki kanan dan menarik pergelangan kaki

kiri Uke dengan kaki kiri). Uke terjatuh ke matras. Jika berlatih dengan kawan,

harus hati-hati karena teknik ini dapat mematahkan lutut. Harus dilakukan secara

perlahan.

3.3.3 Ashidori

Teknik ini sangat sederhana, namun harus dilakukan dengan timing y ang

tepat. Teknik ini sangat baik untuk latihan bagi pemula. Uke bersiap hendak

memukul Tori dengan pukulan kanan. Saat Uke melepaskan pukulan, Tori segera

menghindar denagn cara turun ke posisi kuda-kuda bawah (Junzukidachi Henka).

Pada detik berikutnya Tori langsung “menerkam” ke depan seperti macan,

menangkap serta menarik pergelangan kaki kanan Uke dengan tangan kirinya, dan

(27)

daya dorong yang kuat dari pinggul dan pundak Tori (tidak boleh pakai tenaga

tangan saja) supaya Uke terjatuh ke lantai. Kemudian Tori segera mundur ke

posisi kuda-kuda dan tetap menjaga kewaspadaan agar tidak terkena tendangan

Uke karena Posisi Uke sebelumnya rawan terkena tendangan uke.

3.3.4 Ude Hishigi Waki Gatame Kihon

Teknik Waki Gatame merupakan salah satu teknik teknik terpenting, baik

dalam jujdo maupun jujutsu. Teknik ini efektif dan mudah digunakan.

Berikut ini adalah bentuk Kihon (dasar) dari Waki Gatame:

1. Uke menyerang Tori dengan cengkeraman dua tangan kea rah baju.

2. Tori menghilangkan konsentrasi Uke dengan pukulan Shuto kanan ke rahang

kanannya.

3. Tori menangkap punggung tangan Uke dengan tangan kanannya. Ini adalah

persiapan untuk melakukan Waki Gatame.

4. Tori berputar 180 derajat sesuai jarum jam sambil memutir tangan kanan Uke

ke bawah ketiak kanannya. Inilah yang disebut Waki Gatame

5. Untuk memaksa Uke menyerang, Tori menekan siku kanan Uke yang

terperangkap di bawah ketiaknya dengan seluruh badan.

3.3.5 Ude Hishigi Waki Gatame

Teknik ini dapat digunakan dalam menghadapi todongan pisau ke perut

dari depan. Adapun cara-cara melakukannya adalah:

1. Uke mendorong Tori dengan pisau ke perut dari depan. Tori pura-pura

(28)

2. Saat Uke lengah, Tori melakukan sidenstepping ke kiri depan sambil

menyerang mata Uke dengan Nekote (cakaran lima jari kucing), sambil

menangkap tangan kanan Uke dengan tangan kirinya

3. Tori memerangkap siku kanan Uke ke bawah ketiak kanannya, dan berputar

!80 derajat sesuai putaran jarum jam untuk melakukan Waki Gatame.

Kuda-kuda harus rendah saat menekan siku lawan.

4. Untuk merebut pisau lawan, Tori melakukan tekanan dengan seluruh berat

badannya ke siku kanan Uke sambil memutar dan memelintir tangan Kanan

Uke yang memegang pisau.

5. Tori segera merebut pisau Uke

3.3.6 Kotegaeshi

Teknik ini berasal dari aliran Wado-ryu. Cara melakukannya sangat

sederhana. Uke bersiap memukul Tori dengan pukulan tangan kanan. Uke

melepaskan pukulan, Tori menghindar ke luar sambil melakukan tangkisan tepis

kiri (Migi Nagashi Osae Teishouke). Tangkisan ini bukan tangkisan yang keras,

melainkan menggunakan prinsip Noru dan Nagashu (mengalir) sesuai doktrin

Wado-ryu. Tori menangkis sambil menyiapkan tangan kanan untuk memukul.

Tori melepaskan pukulan Uraken kanan untuk menghilangkan konsentrasi Uke,

sambil menangkap pergelangan tangan kanan Uke dengan tangan kirinya. Tori

kemudian mencengkram tangan kanan Uke dengan kedua tangan nya.

Disaat seperti ini Tori melakukan kuncian Kotegaeshi. Bersamaan dengan

kuncian tersebut, Tori melepaskan tendangan kearah kemaluan Uke supaya Uke

(29)

langsung meletakan kaki kanannya ke belakang kaki kanan Uke, tujuannya adalah

untuk persiapan dalam melakukan bantingan. Tori membanting Uke dengan

melakukan puntiran ke tangan kanan Uke yang terperangkap. Untuk mengunci

pergelangann tangan dan siku Uke, Tori berputar 180 derajat dengan kaki kanan

nya sebagi sumbu. Siku kanan Uke dikunci diatas lutut kanan Tori. Kuncian ini

harus dilakukan denngan hati-hati dalam latihan karena bisa mencederai Uke.

3.3.7 Hadakajime

Teknik ini disebut juga Kubiwa atau Zudori yaitu pemanfaatan Hadikajime

untuk menangkap lawan. Teknik ini sangat cocok bagi anggota polisi jika ingin

menangkap lawan tanpa mencederai lawan tersebut. Uke menyerang Tori dengan

pukulan kanan. Tori melakukan tepisan dengan tangan kanan sambil

melangkahkan kakinya ke belakang Uke sehingga Tori berada di belakang Uke.

Tori langsung melingkarkan tangan kanan nya ke leher Uke dari belakang dan

melakukan cekikan Hadakajime. Cekikan ini tujuannya untuk menghentikan

aliran darah ke otak sementara dengan memblokir carotid artery di sisi-sisi leher

Uke. Dalam latihan, begitu Uke mengatakan “Maitta” atau menepuk tanah tiga

(30)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Jujutsu adalah cabang seni beladiri yang berasal dari negri Jepang. Jujutsu

tidak sama dengan beladiri karate atau beladiri aliran keras lainnya.

Jujutsu adalah beladiri aliran halus dan tidak pernah melawan tenaga

lawan.

2. Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (ryuha), namun pada garis

besarnya terbagi atas dua aliran yaitu kuno dan modren.

3. Jujutsu tidak berfokus pada kompetisi namun tetap efektif. Jujutsu lebih

berfokus sebagai olah raga saja.

4.2 Saran

1. Kita sebagai generasi muda, sebaiknya mengisi waktu luang dengan

berbagai macam kegiatan misalnya: olah raga, musik, dan sebagainya.

2. Dalam memilih olahraga kita harus melihat fungsinya terlebih dahulu.

Misalnya, olah raga beladiri jujutsu ini. Selain kita mendapatkan kesehatan

badan dan ketenangan spiritual, kita juga bisa menjaga diri sendiri.

3. Sebagai generasi muda selain melakukan olah raga seharusnya ikut serta

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Elmetera, Tim.2010. Warisan Budaya Dunia, Yogyakarta: Elmetera Publishing

www.jujutsu.gr.ip

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Video sejarah tersebut tidak hanya berisi gambar-gambar tempat dan situs sejarah lokal di Ambarawa, akan tetapi juga diceritakan mengenai sejarah perjuangan para pahlawan

Berdasarkan hasil analisis skalogram dan interaksi keruangan yang telah dilakukan, kecamatan yang berpotensi menjadi pusat pelayanan di Kota Tanjungpinang adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kampas rem cakram kendaraan bermotor dengan sifat fisis dan sifat kimia yang baik, menggunakan silika dari sekam padi sebagai bahan

Usaha peternakan, khususnya ternak babi tidak sekedar usaha sampingan, tetapi lebih sebagai usaha pokok yang dapat membutuhi kebutuhan keluarga, Untuk itu para

Tujuan khusus dari pelakasanaan Praktik Pengalaman Lapanagn 2 bimbingan dan konseling adalah menyusun program-program dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling sesuai

Indo Muro Kencana yang berkantor Jakarta agar memberikan/mengirim dokumen (putusan adat, gambar proses pembacaan dan penandatangan putusan adat serta penyerahan uang denda

Sedangkan untuk jenis beban linier konsumsi daya yang terpakai lebih hemat juga jika dibandingkan dengan daya yang tercantum pada beban itu sendiri, misalnya pada

Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru atau pengajar, untuk menyampaikan materi pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan