JUJUTSU
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O
L
E
H
YESSY YOSEVINA GULTOM
NIM : 082203060
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
JUJUTSU
KERTAS KARYA
Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non‐Gelar
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.
Dikerjakan
OLEH:
YESSY YOSEVINA
NIM 082203060
Pembimbing, Pembaca,
Muhibbah,S.S Drs.Nandi S
NIP 19600822 198803 1 002
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui Oleh :
Program Diploma Sastra dan Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program studi DIII Bahasa Jepang
Ketua Program Studi
Zulnaidi, SS, M. Hum
NIP. 19670807 200401 1 001
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non‐Gelar Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Studi
Bahasa Jepang
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A.
Panitia Ujian :
No. Nama Tanda Tangan
1. ( )
2. ( )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kertas karya ini guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar Ahli
Madya pada Universitas Sumatra Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah
“Jujutsu”.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Baik dari
pengkajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah. Tetapi berkat
bimbingan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.
Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah banyak membantu terutama kepada:
1. Bapak Dr.Syahron Lubis ,M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Zulnaidi SS,M,Hum, selaku ketua program studi Bahasa Jepang
D-3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera U tara.
3. Ibu Muhibbah, SS, selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis hingga selesainya kertas karya ini.
4. Drs.Nandi .S, Selaku Dosen pembaca
5. Ibu Hj. Siti Muharami Malayu, S.S., M.Hum, selaku Dosen wali
6. Seluruh staf pengajar jurusan bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama mengikuti
7. Keluarga yang kukasihi, orang tua tercinta Faber Gultom/Rosinta
Simangunsong serta kakak dan adik-adikku; kak destyna, crystin, koko,
dodo, serta seluruh keluarga yang selama ini memberikan dukungan, baik
secara moril, maupun materi kepada penulis. Terima kasih atas doa dan
dukungan kalian. Tak akan bisa aku melangkah sendiri.
8. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Bahasa Jepang stambuk 2008 khususnya
kelasB.
9. Sahabat-sahabat terbaikku Sylvia egita dan Handika Sinaga. Teman yang
selalu ada di saat suka dan duka. Terima kasih buat pengertian, doa, dan
motivasi kalian berdua selama ini.
10.Buat semua teman-teman ku, Gloria, Evi Cinra , Icun, Yenni, Siti, bang
Dede, Rotua, kak Kristin, Ami, yang tak bosan-bosannya menanyakan
bagaimana perkembangan TA. Terima kasih buat perhatian kalian.
11. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan
namanya satu per satu, terima kasih buat dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan untuk
kesempurnaan kertas karya ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua .
Medan , Juni 2011
Penulis
Yessy Yosevina Gultom
082203060
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2. Tujuan Peulisan ... 2
1.3. Pembatasan Masalah ... 2
1.4. Metode Penulisan ... 2
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUJUTSU 2.1. Pengertian Jujutsu ... 3
2.2. Aliran-Aliran Jujutsu ... 3
2.3. Sejarah Perkembangan Jujutsu ... 6
BAB III SENI TEKNIK JUJUTSU 3.1. Tata Tertib Dalam Berlatih Jujutsu ... 12
3.2. Perlengkapan Jujutsu ... 14
3.3. Teknik-Teknik Jujutsu ... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 20
4.2. Saran ... 20
ABSTRAK
JUJUTSU
Jujutsu adalah istilah generik (umum) yang digunakan kepada
bermacam-macam seni beladiri tangan kosong yang diciptakan oleh bangsa Jepang sebelum
tahun 1868. Pada dasarnya jujutsu merupakan bentuk-bentuk pembelaan diri yang
bersifat defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat
fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan. Dari seni
beladiri inilah lahir beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep
defensif seperti jujutsu diantaranya, Aikido dan Judo.
Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis
besarnya terbagi atas dua aliran yaitu Kuno dan modern. Aliran Kuno merupakan
aliran yang didirikan sebelum tahun 1868 dan masih lestari di negeri Jepang
hingga kini. Oleh bangsa Jepang, aliran kuno disebut dengan Koryu. Biasanya
pada aliran ini, silsilah keturunan sangat penting dan tekniknya juga dipertahan
semurni mungkin tanpa modifikasi sedikitpun. Aliran kuno ini antara lain meliputi
Daito-ryu Aikijujutsu, Takenouchi-ryu Jujutsu, Takagi Yoshin-ryu, Araki-ryu
jujtsu, Yoshin-ryu Jujutsu kenpo, Kito-ryu Jujutsu.
Aliran Modren merupakan aliran yang berakar pada aliran kuno dan
silsilah keturunan nya dapat dibuktikan. tekniknya sebagian telah dimodifikasi
untuk kondisi dunia modern. Namun sebagian tradisi kuno masih dipertahankan.
Rata-rata dari aliran modren masih berpusat di jepang, terutama yang didirikan
oleh bangsa jepang sendiri seperti Hakko-ryu ciptaan Okuyama, Kakodo-ryu
modern menekankan pada bela diri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada
Jujutsu).
Jujutsu harus dilaksanakn dalam suasana yang bersahabat (friendly). Harus
digalang rasa persahabatan dan persaudaraan antara sesama anggota dan tentunya
juga antara sesama anggota dengan para pelatih. Tata tertib dalam berlatih jujutsu
ada 5 yaitu, Rei, Shin Rei, Mute/Hiken/Kamite, Sensei ni Rei, Otage ni Rei
(Dohai Ni Rei).
Rei adalah saling menghormat kepada sesama anggota dan pelatih, Shin
Rei artinya menghormat kepada Dewa atau Tuhan, Mute yaitu mengakui kepada
Dewa atau Tuhan bahwa para murid datang kedalam latihan dengan tangan dan
pikiran yang terbuka, Hiken yaitu berjanji kepada Tuhan bahwa kemampuan
beladiri yang dimiliki bukan untuk dipamerkan, Kamite yaitu selalu bersyukur
dan berdoa kepada Tuhan karna Tuhan akan selalu hadir dan selalu melindungi
selama latihan berlangsung, Sensei ni rei artinya menghormat kepada sensei,
Otage ni Rei para murid saling mengahadap dan menghormat kepada sesama
teman di dojo. Hal ini merupakan sebagai janji kepada sesama teman atau rekan
buntuk saling membantu dalam meningkatkan kualitas pribadi masing-masing
Seni beladiri jujutsu diselenggarakan di atas karpet atau matras (tatami)
berbentuk segi empat dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang
disejajarkan. Seragam yang dikenakan seorang jujutsuka harus sesuai ukurannya.
Seragam Jujutsuka berupa jaket, ikat pinggang dan celana.
Teknik-teknik jujutsu terdiri atas Atemi Waza (menyerang bagian yang
lemah dari tubuh), Kansetsu Waza/Gyakudori (mengunci persendian lawan), dan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Alasan Pemilihan Judul
Jujutsu merupakan seni beladiri yang berasal dari jepang. Dari seni
beladiri inilah lahir beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep
defensif seperti Jujutsu diantaranya, Aikido dan Judo. Pada dasarnya teknik-teknik
jujutsu terdiri atas Atemi Waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh),
Kansetsu Waza/Gyakudori (mengunci persendian lawan), dan Nage Waza
(menjatuhkan lawan). Teknik Jujutsu berbeda dengan teknik beladiri lainnya.
Teknik jujutsu merupakan teknik halus dan tidak pernah melawan tenaga lawan,
pukulan dari lawan tidak ditangkis dengan keras tetapi selalu dihindari. Jujutsu
tidak berfokus pada kompetisi tetapi hanya berfokus pada olahraga saja.
Di Indonesia seni beladiri jujutsu belum mencapai kemajuan yang pesat
dan belum mencapai popularitas seperti seni beladiri lainnya. Bahkan sama sekali
ada yang belum mengetahuinya. Dengan alasan diatas, maka penulis merasa
tertarik untuk menulis tentang seni beladiri jepang inidengan judul “Jujutsu”.
1.2Tujuan penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini penulis memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Ingin memperkenalkan salah satu olah raga beladiri jepang.
2. Untuk menjelaskan bahwa teknik jujutsu tidak sama dengan olah raga beladiri
lainnya
1.3Pembatasan Masalah
Dalam penulisan kertas karya ini penulis akan membahas mengenai
teknik-teknik yang terdapat dalam seni beladiri jujutsu. Sebelum Bab III penulis
juga akan menjelaskan tentang sejarah jujutsu beserta aliran-aliran jujutsu
tersebut.
1.4Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah metode
kepustakaan. Penulis mengumpulkan data-data atau informasi yang berhubungan
dengan topik dan dirangkum untuk dideskripsikan ke dalam tiap bab dalam kertas
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG JUJUTSU
2.1 Pengertian Jujutsu
Jujutsu adalah istilah generik (umum) yang digunakan kepada
bermacam-macam seni beladiri tangan kosong yang diciptakan oleh bangsa Jepang sebelum
tahun 1868. Nama “Jujutsu” berasal dari dua huruf, yaitu
Ju = flexible/gentle (lentur/halus)
Jutsu = Art/techniques (Seni/Teknik)
Jadi Jujutsu adalah seni teknik yang lentur atau halus.
Jujutsu pada dasar nya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat
defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat
fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan melainkan
dengan cara “menipu” lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk
mengalahkan dirinya sendiri.
2.2 Aliran-Aliran Jujutsu
Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis
besarnya terbagi atas dua aliran yaitu kuno dan modern.
Aliran kuno merupakan aliran yang didirikan sebelum tahun 1868 dan
masih lestari di negeri Jepang hingga kini. Oleh bangsa Jepang, aliran kuno
disebut dengan Koryu.
Biasanya pada aliran ini, silsilah keturunan sangat penting dan tekniknya juga
antara lain meliputi Daito-ryu Aikijujutsu, Takenouchi-ryu Jujutsu, Takagi
Yoshin-ryu, Araki-ryu jujtsu, Yoshin-ryu Jujutsu kenpo, Kito-ryu Jujutsu.
1. Daito-ryu Aikijujutsu
Daito-ryu Aikijujutsu diciptakan pada tahun 1100 oleh Shinra Saburo
Minamoto Yoshimitsu, bangsawan dari kaum samurai. Sebagai seorang prajurit,
Shinra sering mengamati orang-orang yang terluka dan tewas dalam peperangan
sehingga kemudian memepelajari ilmu anatomi, dan akhirnya menemukan
prinsip-prinsip kuncian persendian, lemparan, dan menyerang titik vital. Shinra
Saburo juga menemukan prinsip circular movement atau gerakan melingkar.
Hasil-hasil studi inilah yang mendasari lahirnya seni beladiri Daito-ryu
Aikijujutsu, sesuai dengan istananya (istana Daito). Namun demikian, ada
sebagian ahli yang berpendapat bahwa Daito-ryu sudah tidak lagi murni Koryu,
karena sudah dimodifikasi oleh Takeda Sokaku pada era Meiji, dan dimasa
sekarang Daito-ryu memakai sistem sabuk yang diadopsi dari beladiri judo.
2. Takenouchi-ryu Jujutsu
Berdasarkan cerita legenda, Takenouchi-ryu diciptakan oleh pangeran
HisamoriTakenouchi, seorang bangsawan yang tinggal di wilayah Okayama. Pada
tahun 1532, sang bangsawan bermimpi berjumpa dengan Dewa, kemudian oleh
Dewa diajari 5.000 teknik bertarung dan menangkap orang. Dari wangsit Dewata
inilah kemudian pangeran Hisamori Takenouchi menciptakan seni beladirinya
yang dinamakan Takenouchi-ryu Jujutsu, sesuai dengan namanya. Aliran ini
Hisayoshi Takenouchi-ryu, mendapatkan penghargaan dari Kaisar Jepang berupa
gelar “Kusaka Toride Kaizen”, artinya “pegulat terhebat di seluruh negara”.
3. Takagi Yoshin-ryu
Takagi Umanosuke adalah murid dari Hisayoshi Takenouchi. Takagi
Umanosuke menggabungkan ajaran Takenouchi-ryu dengan Takagi-ryu Jujutsu
yang berasal dari keturunan keluarganya dan mendirikan aliran baru yang
dinamakan Takagi Yoshin-ryu. Takagi Yoshin-ryu dikenal sebagai “Bodyguard
school” teknik-tekniknya sebagian besar bukan untuk berperang di luar istana
melainkan untuk bela diri di dalam istana .
4. Araki-ryu Jujutsu
Araki Mujinsai, yang mendirikan aliran Araki-ryu Jujutsu adalah salah
satu murid dari Hisayoshi Takenouchi, Sama seperti Takenouchi-ryu dan Takagi
Yoshin-ryu, aliran ini juga mengandung teknik jujutsu dan persenjataan
5. Yoshin-ryu Jujutsu Kenpo
Pada tahun 1590, seorang dokter dari Nagasaki bernama Akiyama pergi ke
negeri China untuk mempelajari seni pengobatan Akupuntur. Selain mempelajari
seni pengobatan Akiyama juga mempelajari beladiri kungfu (kenpo). Setelah
kembali ke jepang pada tahun 1610, Akiyama bertapa di kuil Temmangu untuk
mencari wangsit dari Dewa, demi mengembangkan seni pengobatan dan seni
beladiri yang dipelajarinya. Akhirnya setelah bertapa Akiyama memperoleh
kekuatan, melainkan justru menghadapi kekuatan dengan kelenturan. Dengan
menggabungkan antara prinsip kungfu dengan prinsip kelenturan, Akiyama
menciptakan beladiri Yoshin-ryu Jujutsu Kenpo. Yoshin-ryu artinya Aliran Jiwa
Pohon yu, Jujutsu artinya ‘seni kelenturan’ sedangkan kenpo adalah cara orang
jepang untuk menyebut beladiri kungfu cina. Karena aliran ini tercipta berkat
ilham dari Dewa, di kemudian hari aliran ini dikenal sebagai Shindo Yoshin-ryu
Jujutsu Kenpo; Shindo artinya “jalannya para Dewa”atau sesuai ajaran Dewa.
6. Kito-ryu Jujutsu
Pada tahun 1644-1648, seorang ahli kungfu dari China bernama Chen
Yuang Ping (oleh orang jepang dilafalkan “chin Genpin”) tinggal di Jepang,
tepatnya di kuil Kokuseiji yang terletak di Edo (sekarang Tokyo). Beliau selama
tinggal di Jepang lebih dikenal sebagai ahli keramik. Akan tetapi,Beliau juga
bersahabat dengan tiga orang Samurai bernama Miura, Fukuno dan Isogasi.
Karena persahabatan yang akrab ini, Mr.Chen mau mengajarkan seni beladiri
kungfu dan filsafat taoisme (Yin dan Yang) yang dikuasainya kepada ketiga
Samurai tersebut. Oleh Miura dan kawan-kawan, seni kungfu ini dibuat menjadi
sebuah aliran seni bela diri tangan kosong yang di sebut Kito-ryu Jujutsu.
Aliran modren merupakan aliran yang berakar pada aliran kuno dan
silsilah keturunan nya dapat dibuktikan, tetapi tekniknya sebagian telah
dimodifikasi untuk kondisi dunia modern. Namun sebagian tradisi kuno masih
dipertahankan. Rata-rata dari aliran modren masih berpusat di jepang, terutama
yang didirikan oleh bangsa jepang sendiri seperti Hakko-ryu ciptaan Okuyama,
Jujutsu modern menekankan pada bela diri dengan memakai pakaian sehari-hari
(Suhada Jujutsu)
2.3 Sejarah Perkembangan Jujutsu
Sebelum tahun 1603, bangsa jepang mengalami masa perperangan
(Sengoku Jidai), dimana negara Jepang terpecah belah menjadi beberapa provinsi,
yang dikuasai oleh kepala-kepala daerah (disebut Daimyo). Para Daimyo saling
berperang untuk berebut kekuasaan dan wilayah. Dalam perperangan ini, para
Daimyo memanfaatkan jasa prajurit professional yang di sebut kaum samurai.
Kaum inilah yang mengembangkan seni ksatria (Bujutsu) dan jalan ksatria
(Budo). Bujutsu adalah bermacam-macam seni berkelahi yang dipelajari untuk
kepentingan peperangan, seperti bajutsu (menunggang kuda), Yarijutsu (seni
tombak), Sojutsu (seni lembing), Kenjutsu (seni pedang), Kyujutsu (seni panah),
heiho(metode strategi berperang), dan lain-lain. Sementara itu, Budo adalah
tuntutan berpikir, bertindak, dan bertingkah laku yang layak bagi seorang Ksatria.
Misalnya, harus jujur, berani, tabah, rajin, bertekad kuat, berbelas kasih, patuh
kepada atasan, sportif, dan lain-lain.
Dimasa sekarang istilah “Bujutsu” sudah tidak banyak lagi digunakan,
justru orang lebih banyak menggunakan istilah “Budo”. Alasannya, Bujutsu
dianggap hanya sekedar berlatih teknik- teknik, sedangkan Budo dianggap bukan
hanya sekedar tuntunan prilaku sebagai seorang ksatria, namun dianggap menjadi
sebuah tuntutan untuk meningkatkan kualitas kpribadian seseorang yang
Di dalam situasi peperangan, terkadang seorang Samurai kehilangan
senjatanya dan harus bertarung dengan tangan kosong. Seorang samurai juga
bahkan di perintahkan untuk menangkap lawannya tanpa membunuh lawan
tersebut (diculik atau diinterogasi). Oleh karena itu, kaum Samurai juga
mengembangkan seni bela diri tangan kosong. Seni bela diri tangan kosong ini
pada awalnya dikenal dengan berbagai nama seperti Yoroi Kumi Uchi, Yawara,
Shuhaku, Hakudo, Kenpo, Taijutsu, Wajutsu, Koshi no mawari, dan lain-lain. Seni
bela diri tangan kosong kaum Samurai ini mencakup jurus-jurus menghindar,
menangkis, menangkap, membanting, bergumul, menyerang titik vital, dan
teknik-teknik lainnya. Dengan demikian, beladiri Samurai ini termasuk seni
beladiri yang komplit untuk pembelaan diri tangan kosong
Setelah masa dinasti Shogun Tokugawa (1603-1868), Seni beladiri tangan
kosong ini dikenal dengan nama Jujutsu. Dikatakan demikian karena pada tahun
1603 Shogun Tokugawa berhasil menguasai seluruh Jepang dan masa Sengoku
Jidai (zaman perang) telah berakhir. Karena masa peperangan bersenjata telah usai
seni beladiri biasanya lebih dimanfaatkan untuk menjaga perdamaian, misalnya
untuk menangkap penjahat kriminal atau untuk membela diri dalam sebuah
perkelahian. Teknik-teknik Jujutsu juga mengalami perubahan, Yang tadinya
bersifat “Yoroi Kumi Uchi” atau bertarung dengan memakai baju besi berubah
menjadi “Suhada Jujutsu” atau bertarung dengan pakaian sehari-hari.
Pada tahun 1868 Kaisar Meiji mengeluarkan Dekrit yang membubarkan
pemerintahan dinasti bangsawan Tokugawa. Dekrit ini juga mencabut hak-hak
istimewa kaum Bangsawan dan membubarkan tentara Samurai. Untuk keamanan
kalangan termasuk rakyat jelata. Tentara Nasional Jepang dididik dengan metode
pendidikan Barat dan memakai persenjataan Barat. Oleh karena itu, Pendidikan
secara Samurai dianggap kuno. Karena bubarnya tentara Samurai,
Sekolah-sekolah Jujutsu banyak mengalami kebangkrutankarena kehilangan pengikut.
Akhirnya para guru Jujutsu memutuskan bahwa pintu-pintu perguruan jujutsu
dapat mulai dibuka bagi rakyat umum demi kelangsungan hidup perguruan.
Pada tahun 1882, dibentuklah perguruan Jujutsu oleh Profesor Kano
seorang opsir tinggi di Kementerian Pendidikan Jepang. Profesor Kano
mengumpulkan ahli-ahli Jujutsu dari berbagai perguruan, antara lain Yokoyama
Sakujiro dari Tenjin Shinyo-ryu, Isogai Hajime, Nagaoka Hidekazu dari Kito-ryu,
Saigo Shirodari Daito-ryu, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk membuat sebuah
Jujutsu resmi pemerintahan Jepang yang gunanya adalah untuk standar pendidikan
jasmani di seluruh negara Jepang.
Sebelum pecahnya Perang Dunia II, banyak ahli Judo dan Jujutsu yang
berimigrasi ke negara-negara Barat, terutama pada tahun 1920-an. Mereka adalah
orang-orang yang sudah menguasai Jujutsu, kemudian dididik Judo oleh Profesor
Kano di perguruan, dan di perintahkan untuk menyebarkan Judo ke luar negri
supaya Judo menjadi olah raga di olympiade dan usaha ini terwujud pada tahun
1964. Diantara para ahli tersebut antara lain, yang berimigrasi ke Prancis, yaitu
Kawaishi Mikonosuke, yang berimigrasi ke Inggris, yaitu Uyenishi Sadakazu,
Abe Kenshiro, dan Tani Yukio; yang berimigrasi ke Rusia, yaitu Oschepkov. Dari
ajaran Oschepkov inilah lahir sambo, yaitu kombinasi antara Jujutsu dengan gulat
Rusia); yang berimigrasi ke Brazil, yaitu Maeda Mitsuyo dan yang
Saat-sat menjelang pecahnya Perang Dunia II, beberapa ahli Jujutsu yang
sudah menetap di negara barat memutuskan untuk bersumpah setia kepada
pemerintahan USA. Diantaranya adalah Mitose Masayoshi dan Okazaki Seichiro.
Mereka kemudian mengajarkan seni beladiri Jujutsu kepada tentara USA dan
tentara sekutu termasuk juga tentara Belanda. Setelah Jepang kalah pada Perang
Dunia II, Perguruan Seni bela diri seperti Naginatado, Jukendo, dan Judo di tutup
atas perintah panglima perang Amerika yaitu Jendral Mac Arthur. Karena Judo
dan Jujutsu dianggap sama, maka perguruan-perguruan Jujutsu banyak yang
menutup diri dan hanya mengajar secara sembunyi-sembunyi. Akibatnya, Jujutsu
mengalami kemunduran. Sebaliknya, perguruan bela diri lain seperti Karate,
Shorinji kempo, dan aikido berkembang pesat karena tidak terkena pelanggaran
dari Mac athur. Tentara Amerika mengizinkan perguruan-perguruan tersebut
dibuka karena dianggap bukan beladiri asli jepang. Karate dianggap bukan
beladiri Jepang melainkan beladiri Okinawan (kepulauan jajahan Jepang yang
terletak di Taiwan sebelah utara). Shorinji Kempo hasil karya So Doshin dianggap
bukan beladiri Jepang melainkan ajaran Budha dari China. Sementara Aikido
dianggap bukan seni beladiri, melainkan sebagai ajaran spiritual dari Uyeshiba
Morihei.
Pada tahun 1948 beladiri Jujutsu dan beladiri lainnya yang ditutup atas
perintah Jendral Mac Athur beroprasi kembali setelah Mr. Kano Risei (anak
Profesor Kano) bersumpah setia kepada Jendral Mac Athur bahwa Judo yang
diajarkan bersifat olah raga bukan bersifat militer. Pada masa penjajahan Belanda
Jujutsu di daerah Jakarta Kota yaitu di suatu tempat yang disebut Molen Filet
yang kemudian berubah fungsinya menjadi took barang antic dengan nama polim
Pada saat yang bersamaan di beberapa wilayah lain di pulau Jawa (Jawa
Timur) juga ada beberapa orang berkebangsaan jepang yang mengajarkan Jujutsu
antara lain Mr.Watanabe Isuki yang mengajarkan Jujutsu kepada Raden Djoko
Said (bangsawan Jawa) dan Mr.Saito yang mengajarkan Jujutsu kepada orang
Belanda Jan de Jong. Pada sekitar tahun 1955 organisasi Jujutsu yang bersatu
dengan organisasi Judo yang di beri nama Jujutsu dan Judo Association Djakarta
(JAD) mengadakan pemisahan organisasi. Sehingga, pada tanggal 11 desember
1955 berdirilah Jujutsu Club Djakarta (JCD). Namun karena adanya
perkembangan Jujutsu di beberapa tempat seperti di Yogyakarta, Surabaya,
BAB III
SENI TEKNIK JUJUTSU
3.1 Tata Tertib Dalam Berlatih Jujutsu
Latihan Jujutsu harus dilaksanakn dalam suasana yang bersahabat
(friendly). Harus digalang rasa persahabatan dan persaudaraan antara sesama
anggota dan tentunya juga antara sesama anggota dengan para pelatih.
Adapun tata tertib dalam berlatih adalah sebagai berikut:
3.1.1 Rei
Rei adalah saling menghormat kepada sesama anggota dan pelatih. Ada
dua cara menghormat yang umum, yaitu Tachi Rei (dari posisi berdiri) dan Seiza
Rei (dari posisi duduk). Yang dimaksud menghormat secara umum adalah bahwa
cara menghormat seperti ini berlaku untuk semua aliran jujutsu. Tachi Rei dan
Seiza Rei digunakan dalam semua aliran jujutsu.
Perlu diketahui bahwa dalam tradisi jepang, saat murid menghormat
kepada pelatih, pelatih juga menghormat kepada murid. Hal ini menunjukan
bahwa seorang pelatih tidak layak untuk menganggap dirinya lebih tinggi
daripada muridnya, justru seorang pelatih harus selalu rendah hati dan
menempatkan dirinya sebagai seorang pembimbing yang setara dengan muridnya.
3.1.2 Shin Rei
Shin Rei artinya menghormat kepada Dewa atau Tuhan. Cara menghormat
didalam setiap aliran berbeda, namun semua aliran jujutsu yang berasal dari
Dewa atau Tuhan. Bangsa Jepang beranggapan bahwa Dewa atau Tuhan yang
mereka percayai hadir didalam latihan dan turut memberikan bimbingan serta
pelajaran.
3.1.3 Mute, Hiken, Kamite
Mute yaitu mengakui kepada Dewa atau Tuhan bahwa para murid datang
kedalam latihan dengan tangan dan pikiran yang terbuka, siap menerima pelajaran
apapun, dengan tanpa niat buruk dan dengan ketulusan hati.
Hiken yaitu berjanji kepada Tuhan bahwa kemampuan beladiri yang
dimiliki bukan untuk dipamerkan, tetapi harus disembunyikan dan tidak boleh
menjadi suatu kesombongan
Kamite yaitu selalu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan karena Tuhan
akan selalu hadir dan selalu melindungi selama latihan berlangsung.
3.1.4 Sensei ni Rei
Setelah aba-aba berhenti dari senpai (senior), kemudian senpai akan
berkata “sensei ni rei” yang artinya menghormat kepada sensei. Seluruh siswa,
termasuk para senpai, menghormat kepada sensei dalam posisi Seiza Rei sambil
berkata “onegaishimasu”. sensei juga akan melakukan hal yang sama kepada para
murid
Tindakan ini adalah sebagai janji dari para murid untuk mematuhi
petunjuk dan bimbingan dari sensei dan para senpai dan janji dari sensei dan para
3.1.4 Otage ni Rei (Dohai Ni Rei)
Setelah senpai memberikan aba-aba Otage ni Rei para murid saling
mengahadap dan menghormat kepada sesama teman di dojo. Hal ini merupakan
sebagai janji kepada sesama teman atau rekan bahwa akan bekerja sama sebagai
saudara seperguruan untuk saling membantu dalam meningkatkan kualitas pribadi
masing-masing. Inilah yang disebut Jitta Kyoei atau Mutual Benefit, saling
menguntungkan antara sesama saudara seperguruan.
Setelah melakukan tata tertib ini, maka latihan jujutsu dapat dimulai.
Upacara penutupan latihan sama persis dengan upacara pembukaan, bedanya
hanya pada saat melakukan Sensei ni Rei dan Otage ni Rei, kalimat yang
diucapkan adalah “Arigatou Gozaimasu” yang artinya “terima kasih (atas
pelajaran yang di berikan)”. Seni bela diri dimulai dan diakhiri dengan sopan
santun.
3.2 Perlengkapan Jujutsu
3.2.1 Lantai Jujutsu
Seni beladiri jujutsu diselenggarakan di atas karpet atau matras (tatami)
berbentuk segi empat dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang
disejajarkan. Selain dialasi matras, dojo Jujutsu sekarang menggunakan pegas
dibawah lantai palsu untuk menahan benturan.
3.2.2 Seragam Jujutsu
Seragam (gi) longgar yang dikenakan seorang jujutsuka (atlet jujutsu)
celana. Bagian bawah jaket menutupi pantat ketika ikat pinggang dikenakan.
Antara ujung lengan dengan pergelangan tangan selisih 5-8 cm. Jaket yang
digunakan dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat dibanting ke lantai,
maka bahannya umumnya lebih tebal dari seragam karate atau bela diri yang lain.
Ikat pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30 cm menjuntai
pada masing-masing sisi. Celana yang di pakai sedikit longgar. Antara ujung
celana dengan pergelangan kaki selisih 5-8 cm.
3.3 Teknik-Teknik Jujutsu
Jujutsu tidak sama dengan beladiri karate atau bela diri aliran keras
lainnya. Jujutsu adalah beladiri aliran halus dan tidak pernah melawan tenaga
lawan. Beberapa teknik Jujutsu akan dibahas agar lebih sempurna dalam
melakukan gerakan Jujutsu
3.3.1 Ellebogstoot/Hiji Ate (Serangan dengan siku)
Serangan dengan siku sangat ampuh untuk pembelaan diri bagi wanita
karena siku merupakan bagian badan yang dapat menjadi alat pemukul yang
tangguh. Didalam teknik ini, Uke mencengkram kera baju Tori dan hendak
memukul Tori. Tori melawan pukulan tersebut dengan melakukan pukulan
intercept(sente) yaitu menggunakan pukulan Tegatana kebagian dalam siku Uke
saat Uke hendak melepaskan pukulan.
Sambil memuntir tangan kanan Uke dengan Tekubidori (pergelangan
tangan), Tori mengejutkan Uke dengan pukulan Hiji Ate Kiri kearah dagu. Untuk
tangan kanan dan melangkahkan kaki kanannya ke sebelah kanan Uke. Setelah
Uke kehilangan keseimbangan, Tori melakukan putaran pinggang kea rah kiri,
sehingga uke terbanting ke matras. Setelah Uke jatuh, Tori dapat melakukan
serangan balasan berupa tendangan/injakan sehingga Uke dapat dikalahkan
3.3.2 Kanisute/Kanibasami
Teknik ini juga termasuk dalam teknik bela diri wanita (Fujin
Goshinjutsu). Digunakan dalam situasi dimana Tori telah terjatuh ke matras dan
Uke masih berdiri. Tori duduk di matras sambil mengangkat kaki untuk menjaga
serangan lawan dan menggunakan tangan untuk menopang tubuhnya. Saat Uke
melakukan pukulan kiri, Tori menepis pukulan tersebut sambil menggunting kaki
Uke (menekan lutut kiri Uke dengan kaki kanan dan menarik pergelangan kaki
kiri Uke dengan kaki kiri). Uke terjatuh ke matras. Jika berlatih dengan kawan,
harus hati-hati karena teknik ini dapat mematahkan lutut. Harus dilakukan secara
perlahan.
3.3.3 Ashidori
Teknik ini sangat sederhana, namun harus dilakukan dengan timing y ang
tepat. Teknik ini sangat baik untuk latihan bagi pemula. Uke bersiap hendak
memukul Tori dengan pukulan kanan. Saat Uke melepaskan pukulan, Tori segera
menghindar denagn cara turun ke posisi kuda-kuda bawah (Junzukidachi Henka).
Pada detik berikutnya Tori langsung “menerkam” ke depan seperti macan,
menangkap serta menarik pergelangan kaki kanan Uke dengan tangan kirinya, dan
daya dorong yang kuat dari pinggul dan pundak Tori (tidak boleh pakai tenaga
tangan saja) supaya Uke terjatuh ke lantai. Kemudian Tori segera mundur ke
posisi kuda-kuda dan tetap menjaga kewaspadaan agar tidak terkena tendangan
Uke karena Posisi Uke sebelumnya rawan terkena tendangan uke.
3.3.4 Ude Hishigi Waki Gatame Kihon
Teknik Waki Gatame merupakan salah satu teknik teknik terpenting, baik
dalam jujdo maupun jujutsu. Teknik ini efektif dan mudah digunakan.
Berikut ini adalah bentuk Kihon (dasar) dari Waki Gatame:
1. Uke menyerang Tori dengan cengkeraman dua tangan kea rah baju.
2. Tori menghilangkan konsentrasi Uke dengan pukulan Shuto kanan ke rahang
kanannya.
3. Tori menangkap punggung tangan Uke dengan tangan kanannya. Ini adalah
persiapan untuk melakukan Waki Gatame.
4. Tori berputar 180 derajat sesuai jarum jam sambil memutir tangan kanan Uke
ke bawah ketiak kanannya. Inilah yang disebut Waki Gatame
5. Untuk memaksa Uke menyerang, Tori menekan siku kanan Uke yang
terperangkap di bawah ketiaknya dengan seluruh badan.
3.3.5 Ude Hishigi Waki Gatame
Teknik ini dapat digunakan dalam menghadapi todongan pisau ke perut
dari depan. Adapun cara-cara melakukannya adalah:
1. Uke mendorong Tori dengan pisau ke perut dari depan. Tori pura-pura
2. Saat Uke lengah, Tori melakukan sidenstepping ke kiri depan sambil
menyerang mata Uke dengan Nekote (cakaran lima jari kucing), sambil
menangkap tangan kanan Uke dengan tangan kirinya
3. Tori memerangkap siku kanan Uke ke bawah ketiak kanannya, dan berputar
!80 derajat sesuai putaran jarum jam untuk melakukan Waki Gatame.
Kuda-kuda harus rendah saat menekan siku lawan.
4. Untuk merebut pisau lawan, Tori melakukan tekanan dengan seluruh berat
badannya ke siku kanan Uke sambil memutar dan memelintir tangan Kanan
Uke yang memegang pisau.
5. Tori segera merebut pisau Uke
3.3.6 Kotegaeshi
Teknik ini berasal dari aliran Wado-ryu. Cara melakukannya sangat
sederhana. Uke bersiap memukul Tori dengan pukulan tangan kanan. Uke
melepaskan pukulan, Tori menghindar ke luar sambil melakukan tangkisan tepis
kiri (Migi Nagashi Osae Teishouke). Tangkisan ini bukan tangkisan yang keras,
melainkan menggunakan prinsip Noru dan Nagashu (mengalir) sesuai doktrin
Wado-ryu. Tori menangkis sambil menyiapkan tangan kanan untuk memukul.
Tori melepaskan pukulan Uraken kanan untuk menghilangkan konsentrasi Uke,
sambil menangkap pergelangan tangan kanan Uke dengan tangan kirinya. Tori
kemudian mencengkram tangan kanan Uke dengan kedua tangan nya.
Disaat seperti ini Tori melakukan kuncian Kotegaeshi. Bersamaan dengan
kuncian tersebut, Tori melepaskan tendangan kearah kemaluan Uke supaya Uke
langsung meletakan kaki kanannya ke belakang kaki kanan Uke, tujuannya adalah
untuk persiapan dalam melakukan bantingan. Tori membanting Uke dengan
melakukan puntiran ke tangan kanan Uke yang terperangkap. Untuk mengunci
pergelangann tangan dan siku Uke, Tori berputar 180 derajat dengan kaki kanan
nya sebagi sumbu. Siku kanan Uke dikunci diatas lutut kanan Tori. Kuncian ini
harus dilakukan denngan hati-hati dalam latihan karena bisa mencederai Uke.
3.3.7 Hadakajime
Teknik ini disebut juga Kubiwa atau Zudori yaitu pemanfaatan Hadikajime
untuk menangkap lawan. Teknik ini sangat cocok bagi anggota polisi jika ingin
menangkap lawan tanpa mencederai lawan tersebut. Uke menyerang Tori dengan
pukulan kanan. Tori melakukan tepisan dengan tangan kanan sambil
melangkahkan kakinya ke belakang Uke sehingga Tori berada di belakang Uke.
Tori langsung melingkarkan tangan kanan nya ke leher Uke dari belakang dan
melakukan cekikan Hadakajime. Cekikan ini tujuannya untuk menghentikan
aliran darah ke otak sementara dengan memblokir carotid artery di sisi-sisi leher
Uke. Dalam latihan, begitu Uke mengatakan “Maitta” atau menepuk tanah tiga
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Jujutsu adalah cabang seni beladiri yang berasal dari negri Jepang. Jujutsu
tidak sama dengan beladiri karate atau beladiri aliran keras lainnya.
Jujutsu adalah beladiri aliran halus dan tidak pernah melawan tenaga
lawan.
2. Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (ryuha), namun pada garis
besarnya terbagi atas dua aliran yaitu kuno dan modren.
3. Jujutsu tidak berfokus pada kompetisi namun tetap efektif. Jujutsu lebih
berfokus sebagai olah raga saja.
4.2 Saran
1. Kita sebagai generasi muda, sebaiknya mengisi waktu luang dengan
berbagai macam kegiatan misalnya: olah raga, musik, dan sebagainya.
2. Dalam memilih olahraga kita harus melihat fungsinya terlebih dahulu.
Misalnya, olah raga beladiri jujutsu ini. Selain kita mendapatkan kesehatan
badan dan ketenangan spiritual, kita juga bisa menjaga diri sendiri.
3. Sebagai generasi muda selain melakukan olah raga seharusnya ikut serta
DAFTAR PUSTAKA
Elmetera, Tim.2010. Warisan Budaya Dunia, Yogyakarta: Elmetera Publishing
www.jujutsu.gr.ip