• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Peternak Babi dan Marjin Pemasaran Babi di Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Pendapatan Peternak Babi dan Marjin Pemasaran Babi di Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Daerah Humbang Hasundutan

Letak Wilayah

Secara geografis Kabupaten Humbang Hasundutan terletak pada 2˚ 1” - 2˚ 28” LU dan 98˚ 10” - 98˚ 58” BT. Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki

area seluas 2335,33 Km2, Kabupaten ini terletak di ketinggian antara 330-2075 m diatas permukaan laut, Secara administratif, Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu sebelah utara: Kabupaten Samosir; sebelah timur: Kabupaten Tapanuli Utara; sebelah barat: Kabupaten Dairi; Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah.

Berikut ini tabel penyebaran populasi ternak babi di Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel 2. Populasi dan sebaran ternak Kabupaten Humbang Hasundutan No Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambing Babi Ayam

Sumber: BPS Peternakan Kabupaten Humbang Hasundutan, 2011

(2)

Ternak Babi

Menurut Ruhyat (2003) klasifikasi ternak babi secara zoologis adalah sebagai berikut : Phylum : Chordata, Class : Mamalia, Ordo : Artiodactyla, Family : Suidae, Genus : Sus, Species : Sus scrofa.

Menurut Sihombing (2006), kelebihan ternak babi dibandingkan ternak lainnya adalah: babi cepat berkembang biak, cepat tumbuh, memiliki banyak anak sekali melahirkan mencapai 6-12 ekor anak, dan memberikan keuntungan pemasukan pendapatan yang besar.

(3)

Beberapa karakteristik sosial ekonomi peternak yang diduga berpengaruh terhadap pendapatan ternak, yaitu :

1. Skala Usaha

Keberhasilan dalam pendapatan usaha beternak sangat dipengaruhi oleh skala usaha atau jumlah kepemilikan ternak oleh peternak itu sendiri. Skala usaha memberikan keuntungan pada peternak, semakin banyak ternak yang dimiliki peternak, makin besar keuntungan dan menaikkan pendapatan peternak tersebut (Tohir, 1991).

2. Pengalaman Beternak

Pengalaman seseorang dalam berusaha tani berpengaruh terhadap penerimaan inovasi dari luar. Dalam melakukan penelitian, lamanya pengalaman diukur mulai sejak kapan peternak itu aktif secara mandiri mengusahakan usaha taninya tersebut sampai diadakan penelitian, faktor penghambat berkembangnya peternakan pada suatu daerah tersebut berasal dari faktor-faktor topografi, iklim, keadaan sosial, tersedianya bahan-bahan makanan rerumputan dan penguat. Disamping itu, faktor pengalaman yang dimiliki peternak masyarakat sangat

menentukan pula berkembangnya peternakan di daerah itu (Fauzia dan Tampubolon, 1991).

3. Tingkat Pendidikan

(4)

mendengarkan). Model pendidikan ini mengarah pada suatu sasaran agar petani memiliki mentalitas yang baik disertai dengan penguasaan manajemen dasar serta memiliki skill dalam bertani, yang akhirnya membawa petani untuk memperoleh produksi yang optimal tentu merupakan suatu langkah penting untuk memenuhi kebutuhan, tingkat pendidikan peternak cenderung mempengaruh cara berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan pada teknologi baru (Wiryono, 1997).

4. Umur/usia

Semakin muda usia peternak (usia produktif 20-45 tahun) umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi terhadap introduksi teknologi semakin tinggi (Chamdi, 2003).

5. Jumlah Tanggungan Keluarga

Semakin besarnya jumlah anggota petani atau peternak akan semakin besar pula tuntutan kebutuhan keuangan rumah tangga. Hal demikian besarnya jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusaha tani. Keluarga yang memiliki sebidang tanah tetap saja jumlahnya semakin sempitnya dengan pertambahan anggota secara terus-menerus, sementara kebutuhan akan diproduksi termasuk pangan semakin bertambah (Daniel, 2002).

6. Tenaga kerja

Menurut Hernanto (1993), tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja pria dan wanita dan tenaga kerja anak-anak yang berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Satu hari kerja setara pria (1 HKP) menggunakan jumlah jam kerja selama 8 jam dengan standard :

(5)

Tenaga kerja wanita dewasa > 15 tahun = 0,8 HKP = 6,4 jam Tenaga kerja anak-anak 10-15 tahun = 0,5 HKP = 4 jam Usaha ternak telah memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan keluarga peternak. Peningkatan pendapatan keluarga peternak tidak dapat dilepaskan dengan cara mereka menjalankan dan mengelola usaha ternaknya yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial dan ekonomi (Soekartawi, 1995).

Usaha Peternakan Rakyat

Usaha peternakan rakyat mempunyai ciri-ciri antara lain: Skala usaha kecil dengan cabang usaha, teknologi sederhana, produktivitas rendah, mutu produk kurang terjamin belum sepenuhnya berorientasi pasar dan kurang peka terhadap perubahan-perubahan (Cyrilla dan Ismail, 1988).

Usaha tani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak. Pada umumnya ciri-ciri usaha tani yang ada di Indonesia berlahan sempit, modal terbatas, tingkat pengetahuan petani yang terbatas dan kurang dinamis, serta pendapatan petani yang rendah (Soekartawi et al,1986).

Didalam pertanian rakyat, hampir tidak ada usaha tani yang memproduksi satu macam hasil saja. Disamping hasil-hasil tanaman, usaha pertanian rakyat meliputi pula usaha-usaha peternakan, perikanan, dan kadang-kadang usaha pencarian hasil hutan (Mubyarto, 1991).

(6)

Skala Kepemilikan

Menurut Sodiq dan Abidin (2002), berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak usaha di klasifikasikan sebagai berikut :

 Peternakan sebagai usaha sambilan yaitu tingkat pendapatan usaha tani

dari usaha ternaknya tidak lebih tinggi daripada 30% total pendapatannya,

 Peternakan sebagai cabang usaha yaitu tingkat pendapatan petani dari

usaha ternaknya antara 30-70% dari usaha total pendapatannya,

 Peternakan sebagai usaha pokokyaitu tingkat pendapatan petani dari usaha

ternaknya antara 70-100% dari usaha total pendapatannya,

 Peternakan sebagai usaha industri yaitu tingkat pendapatan petani dari

usaha ternaknya mencapai 100% dari usaha ternaknya.

Panca Usaha Ternak

1. Bibit

Menurut Sugeng (2000) dalam hal penelitian bibit dengan cara seleksi dan penyingkiran ternak yang kurang baik dari kelompok yang dipelihara tidak perlu dilakukan. Laju pertumbuhan ternak yang bagaimana tidak perlu dihiraukan, yang terpenting bagi peternak adalah ternak yang dipelihara itu tetap bisa berkembang biak.

2. Pakan

(7)

baik pula. Jenis Pakan babi adalah : Dedak Jagung, sayur-sayuran,pakan yang telah busuk, dll (Ensminger, 1991).

3. Kandang

Konstruksi kandang menurut Sugeng (2000) harus dibangun dengan perencanaan yang benar akan menjamin kenyamanan hidup ternak sebab bangunan kandang erat hubungannya dengan kehidupan ternak.

Perencanaan bangunan kandang yang perlu diperhatikan adalah iklim, konstruksi, dan bahan-bahan pembuat bangunan tersebut. Tiga faktor ini perlu diperhatikan karena faktor-faktor tersebut akan membawa kenyamanan bagi ternak apabila semua hal tersebut dipadu dengan baik (Wahyu, 2002).

4. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Pencegahan terhadap timbulnya penyakit lebih penting daripada mengobati, oleh karena itu para peternak selalu menjaga kesehatan pada ternak. Ternak-ternak akan mudah tertular penyakit apabila manajemennya sangat kurang (Abidin dan Simanjuntak, 1997).

5. Pemasaran

(8)

Pendapatan Usaha Ternak

Menurut Boediono (1998), biaya mencakup suatu pengukuran nilai Sumber Daya yang harus dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas yang bertujuan mencari keuntungan. Berdasarkan volume kegiatan, biaya dapat dibedakan atas biaya tetap dan variabel.

Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi semua sarana produksi. Analisis usaha tersebut merupakan keterangan yang rinci tentang penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu tertentu (Aritonang, 1993)..

Soeharjo dan Patong (1973), menyebutkan bahwa dalam analisis pendapatan diperlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan, selanjutnya disebutkan bahwa tujuan analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang maupun keadaan akan datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain, analisis pendapatan bertujuan untuk mengukur keberhasilan dari usaha.

Analisis Usaha

(9)

Usaha peternakan, khususnya ternak babi tidak sekedar usaha sampingan, tetapi lebih sebagai usaha pokok yang dapat membutuhi kebutuhan keluarga, Untuk itu para peternak harus mencatat semua kebutuhan produksi seperti biaya pembibitan, pengadaan pakan, tenaga kerja yang dikeluarkan maupun hasil yang diperoleh.

Menurut Hernanto (1996), menyatakan bahwa analisis usaha dimaksudkan untuk mengetahui kinerja usaha secara menyeluruh. Ada 3 laporan utama yang berkaitan dengan analisis usaha yaitu:

(1) Arus biaya dan penerimaan (Cash flow) yaitu biaya operasional (2) Neraca (balance sheet ), yaitu berupa harta, utang ,dan modal

(3) Pernyataan pendapatan (income statement), yaitu menyangkut laporan laba- Rugi berupa pendapatan dikurangi oleh beban (biaya).

Menurut Suharto dan Nazaruddin (1994), gambaran mengenai usaha ternak yang memiliki prospek cerah dapat dilihat dari usahanya. Hernanto (1996) menyatakan bahwa analisis usaha dimaksudkan untuk mengetahui kinerja usaha menyeluruh.

(10)

Marjin Pemasaran

Gambar

Tabel 2. Populasi dan sebaran ternak Kabupaten Humbang Hasundutan

Referensi

Dokumen terkait

(Jakarta: Rajawali Press, 2016), hlm.. Mereka diharuskan melakukan praktik berupa pengembangan tata kelola lembaga di beberapa lembaga pendidikan Islam. Berdasarkan uraian

Tekan tombol panah atas/bawah untuk memilih item yang akan diatur, lalu tekan tombol atau tombol panah kanan untuk masuk ke menu.. Tekan tombol panah atas/bawah

114 PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SUZUKI PADA CV.GAJAH MADA CABANG PADANG.. PENGARUH KUALITAS PRODUK,

Jika nilai b2 yang merupakan koefisien korelasi dari Kualitas Produk (X 2 ) sebesar 0.609 yang artinya mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen (Y)

Buku ini menganut prinsip bahwa rumah sakit adalah organisasi lembaga pelayanan yang memberikan pelayanan jasa kesehatan untuk membuat orang menjadi sehat kembali, atau tetap

SMP Swasta Katolik Asisi Medan : Lulus Tahun 20101. SMK Negeri 1 Tanjung Pandan : Lulus

Hasil penelitian ini, sesuai dengan penelitian yang dilakukan Risna (2010) mengenai pengaruh pendidikan kesehatan mencuci tangan terhadap perilaku mencuci tangan pada 57

Dari Gambar 12 membuktikan bahwa logika fuzzy yang dibangun untuk sistem pengendalian elemen pemanas pemanggang kopi, sudah dapat dikatakan sesuai dengan keahlian