• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP

PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. TELKOMSEL

BRANCH MEDAN

OLEH

JESIKA SARAH 070502048

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan dan yang dijadikan sebagai sampel adalah seluruh karyawan yang memiliki bawahan dalam hierarki organisasi yang berjumlah 35 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan. Hal ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi (R2), nilai R sebesar 0,659 yang berarti bahwa hubungan antara komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja sebesar 65,9%, artinya hubungan antarvariabel erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,379 berarti 37,9% faktor-faktor prestasi kerja dapat dijelaskan oleh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan sisanya 62,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

The aim of this research is to find out and explain the influence of downward communications, upward communications, and horizontal communications to the job performance of the employee of PT. Telkomsel Branch Medan.

This research uses the descriptive analysis method and the bifilar linear regression analysis. The population in this research is whole employee that have staffs in the organization hierarchy amounting to 35 persons.

The research’s output indicate that downward communications, upward communications, and horizontal communications variable are positively and significantly influential to the job performance of the employee of PT. Telkomsel Branch Medan. This case can be defined in the bifilar linear regression analysis and in the determination coefficient, that the R value is 0,659 means that the relation between downward communications, upward communications, and horizontal communications to the job performance is 65,9%, also means that inter variable is closely related. The Adjusted R Square value is 0,379 means that 37,9% of the job performance’s factors can be explained by downward communications, upward communications, and horizontal communications. Whereas the remaining 62,1% can be explained by the other factors that is not researched by this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, hanya atas kasihNya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Komunikasi Internal

Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan tahun akademik 2010/2011. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua

tercinta, Jabes Silaban, S.Pd dan Annarita Sidabutar, S.Pd karena sampai detik ini

dengan penuh kerendahan hati masih mau memperjuangkan kewajibannya sebagai

wali Tuhan atas penulis di dunia ini, terimakasih yang tak terhingga atas cinta dan

pengorbanannya yang tak akan pernah terbalaskan. Dengan hati yang tulus penulis

juga ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji II

saya atas segala ilmu, nasihat, serta bimbingannya.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1

(5)

5. Ibu Frida Ramadhini Harahap, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang

dengan kesabarannya telah banyak membantu dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku dosen penguji I yang telah banyak

memberikan masukan dan bimbingan untuk perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen, atas semua ilmu yang telah

menyempurnakan hidup kemahasiswaan saya selama di bangku perkuliahan.

8. Seluruh jajaran manajemen, staf, dan karyawan PT. Telkomsel Branch

Medan, Branch Sumatera Utara dan Kisel Pematang Siantar atas waktu dan

bantuannya dalam penelitian skripsi ini.

9. Adik-adik tercinta, Josua, Jennyfer, Judith Silaban, dan Yanti Lamtaruli M.

10. Sahabat-sahabatku tercinta, Rekha, Cimunk, dan Christy, Diana, Risda

terimakasih buat semua tawa dalam keadaan apapun, kalian yang terbaik.

11. Ikatan Mahasiswa Pemimpin Rasional dan Kreatif (IMPERATIF) dengan

segala elemen di dalamnya atas setiap hal yang setiap saat mempertajam

karakter dan intelektualitasku sebagai pemimpin yang takut akan Tuhan.

12. Semua orang yang turut mengambil bagian dalam penyelesaian skripsi ini,

tidak tersebutkan, tidak berarti mengurangi rasa terimakasih penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk setiap

kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya, penulis memohon maaf. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih. Tuhan memberkati.

Medan, Mei 2011

(6)

DAFTAR ISI

2.1.3. Hubungan Komunikasi dengan Perilaku Organisasional . 12 2.1.4. Komunikasi Internal ... 12

2.1.5. Keterbatasan Komunikasi Internal ... 16

2.1.6. Prestasi Kerja ... 17

2.1.7. Penilaian Prestasi Kerja ... 18

2.1.8. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja ... 18

2.2. Penelitian Terdahulu ... 20

2.3. Kerangka Konseptual ... 20

2.4. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1.Jenis Penelitian ... 23

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3.Batasan Operasional ... 23

3.4. Definisi Operasional ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 34

4.1.1. Profil PT. Telkomsel, Tbk... 34

4.1.2. Visi dan Misi PT. Telkomsel, Tbk ... 35

4.1.3. Struktur Organisasi PT. Telkomsel, Tbk ... 36

(7)

4.1.5. Program PT. Telkomsel, Tbk ... 37

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

4.2.1. Uji Validitas ... 40

4.2.2. Uji Reliabilitas ... 47

4.3. Analisis Deskriptif ... 48

4.3.1. Analisis Deskriptif Responden ... 48

4.3.2. Analisis Deskriptif Variabel ... 51

4.4. Uji Asumsi Klasik ... 60

4.4.1. Uji Normalitas ... 60

4.4.2. Uji Multikolinearitas ... 62

4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 63

4.5.1. Uji Signifkansi Parsial (Uji t) ... 63

4.5.2. Uji Signifkansi Simultan (Uji F) ... 64

4.5.3. Koefisien Determinan (R2)... 65

4.6. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pencapaian Target Subdepartemen PT. Telkomsel Branch Medan ... 6

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 25

Tabel 3.2 Skor Pertanyaan ... 26

Tabel 3.3 Pengelompokan Sampel ... 27

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 42

Tabel 4.2 Uji Validitas ... 44

Tabel 4.3 Uji Validitas ... 46

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas ... 47

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 48

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 49

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Subdepartemen ... 50

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel X1 ... 51

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel X2 ... 53

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel X3 ... 56

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Y ... 57

Tabel 4.13 Uji Kolmogorv-Smirnov ... 61

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas ... 62

Tabel 4.15 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 63

Tabel 4.16 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 65

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 74

Lampiran 2 Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ... 78

Lampiran 3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80

Lampiran 4 Tabulasi Regresi ... 88

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik ... 90

(11)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan dan yang dijadikan sebagai sampel adalah seluruh karyawan yang memiliki bawahan dalam hierarki organisasi yang berjumlah 35 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan. Hal ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi (R2), nilai R sebesar 0,659 yang berarti bahwa hubungan antara komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja sebesar 65,9%, artinya hubungan antarvariabel erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,379 berarti 37,9% faktor-faktor prestasi kerja dapat dijelaskan oleh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan sisanya 62,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

The aim of this research is to find out and explain the influence of downward communications, upward communications, and horizontal communications to the job performance of the employee of PT. Telkomsel Branch Medan.

This research uses the descriptive analysis method and the bifilar linear regression analysis. The population in this research is whole employee that have staffs in the organization hierarchy amounting to 35 persons.

The research’s output indicate that downward communications, upward communications, and horizontal communications variable are positively and significantly influential to the job performance of the employee of PT. Telkomsel Branch Medan. This case can be defined in the bifilar linear regression analysis and in the determination coefficient, that the R value is 0,659 means that the relation between downward communications, upward communications, and horizontal communications to the job performance is 65,9%, also means that inter variable is closely related. The Adjusted R Square value is 0,379 means that 37,9% of the job performance’s factors can be explained by downward communications, upward communications, and horizontal communications. Whereas the remaining 62,1% can be explained by the other factors that is not researched by this research.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Suatu organisasi tidak dapat eksis tanpa adanya komunikasi. Setiap orang

yang berkecimpung di dalamnya tidak dapat terlepas dari kegiatan komunikasi.

Secara umum, komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam organisasi yakni

memungkinkan orang-orang untuk saling bertukar informasi, dan membantu

menghubungkan sekelompok anggota dalam organisasi. Oleh karena itu, berhasil

tidaknya pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh adanya komunikasi

yang efektif antara setiap bagian dalam organisasi tersebut.

Pace (2005:31) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pertunjukan

dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari

suatu organisasi tertentu, dimana suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi

dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam

suatu lingkungan. Komunikasi yang digunakan mencakup berbagai macam bentuk

komunikasi, baik verbal maupun nonverbal.

Dalam suatu struktur organisasi, akan tampak berbagai macam posisi atau

kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggungjawab dan

wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari

manajer kepada bawahan ataupun antarsesama karyawan, pola transformasi

informasinya terjadi dalam dimensi komunikasi internal organisasi.

Brennan dalam Effendy (2007:122) mendefinisikan komunikasi internal

(14)

suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan

secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan.

Komunikasi internal mencakup komunikasi dari atas ke bawah yaitu komunikasi

yang mengalir dari individu yang berada pada kedudukan lebih tinggi dalam

hierarki organisasi kepada mereka yang berada pada kedudukan lebih rendah,

komunikasi dari bawah ke atas yaitu komunikasi yang mengalir dari individu

yang berada pada kedudukan lebih rendah dalam hierarki organisasi kepada

mereka yang berada pada kedudukan lebih tinggi, dan komunikasi horizontal yaitu

aliran komunikasi yang terjadi lintas fungsi yang berbeda-beda dalam sebuah

organisasi (Ivancevich, 2007:121-122).

Dalam komunikasi dari atas ke bawah, seorang pimpinan menggunakan

aliran komunikasi untuk menyampaikan informasi yang memiliki tujuan untuk

mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, pelatihan kerja, evaluasi,

perintah, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.

Sebaliknya dalam komunikasi dari bawah ke atas, bentuk informasi yang

disampaikan oleh bawahan kepada atasan dapat berupa laporan, pengaduan, dan

pengajuan usul. Sedangkan dalam komunikasi horizontal, aliran komunikasi

terjadi di antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu

organisasi (Herimanto, 2005:27-28).

Untuk menetapkan suatu tujuan, mereka yang terlibat dalam organisasi,

baik manajemen puncak, manajemen menengah, manajemen bawah, maupun

karyawan, perlu melakukan berbagai pembahasan yang serius dan cukup matang.

(15)

penguasaan pasar, kepuasan karyawan, atau memberikan pelayanan bagi

pelanggan. Dalam menetapkan berbagai macam tujuan organisasi tersebut sangat

diperlukan pertukaran informasi atau komunikasi antarunit yang ada dalam

organisasi tersebut.

Tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi dapat tercapai apabila

orang-orang dalam organisasi tersebut membuat berbagai keputusan yang

mendukung terlaksananya tujuan. Saat keputusan telah dilaksanakan, manajemen

perlu melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah hasil yang diterapkan

telah tercapai. Hasil tersebut dapat dilihat melalui prestasi kerja karyawan karena

prestasi kerja merupakan rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun

kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan (Hasibuan, 2008:87).

Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu

kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas

penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja

(Hasibuan, 2008:94). Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa faktor, antara

lain: biaya penjualan, pangsa pasar, produktivitas, tingkat perputaran karyawan,

dan tingkat persediaan yang ada. Semakin tinggi ketiga faktor di atas, semakin

besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.

Mengginson dalam Mangkunegara (2006:9-10) mengemukakan bahwa

penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk

menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas

dan tanggungjawabnya. Dengan kata lain penilaian tersebut dilakukan untuk

(16)

penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan untuk menetapkan

tindakan kebijaksanaan selanjutnya.

Dalam upaya mencapai prestasi kerja karyawan yang tinggi, sangat

diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik antarunit yang ada dalam organisasi

tersebut, baik komunikasi antara pimpinan dan bawahan secara timbal balik yang

dapat terlihat dalam penilaian prestasi kerja karyawan, maupun komunikasi

antarkaryawan yang dapat terlihat dari koordinasi yang dilakukan dalam

melaksanakan tugas sehari-hari (Purwanto, 2006: 37-38).

PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sebagai salah satu perusahaan

telekomunikasi terbesar di Indonesia mempertahankan posisi puncak sebagai

perusahaan yang memberikan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi dengan

meraih 3 penghargaan pada ajang Indonesian Customer Satisfaction Award

(ICSA) 2010. Keberhasilan mempertahankan prestasi selama 11 kali berturut-turut

ini membuat Telkomsel memperoleh predikat Best of The Best ICSA 2010

(www.telkomsel.com/733-Telkomsel-Pertahankan-Kepuasan-Pelanggan-Selama-11-Tahun).

Kesuksesan meraih predikat Best of The Best ICSA 2010 membuat

Telkomsel semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di industri

telekomunikasi selular Indonesia, di mana saat ini telah dipercaya melayani lebih

dari 93 juta pelanggan atau sekitar 50 persen pengguna ponsel di Indonesia.

Tingginya kepercayaan para pengguna ponsel terhadap layanan Telkomsel dengan

(17)

cakupan yang luas, kualitas jaringan yang handal, inovasi produk, pelayanan

pelanggan berstandar ISO, dan tarif yang semakin terjangkau.

PT. Telkomsel Branch Medan, sebagai salah satu GraPARI (Grha Pari

Sraya) Telkomsel adalah salah satu bagian yang memberikan kontribusi bagi

keberhasilan PT. Telkomsel tersebut. Untuk mendukung pelayanan pelanggan

(customer service) yang dilakukan oleh karyawan front office, Telkomsel Branch

Medan membagi 5 subdepartemen pada karyawan back office, yaitu Finance and

Administration, Community and Segmented Customer, Sales New Business, Sales

and Outlet, dan Shop.

Untuk setiap subdepartemen, masing-masing diberikan target per kuartal

oleh Branch Manager. Target tersebut tergantung kepada parameter yang

berbeda-beda untuk setiap subdepartemen. Dalam pelaksanaannya, setiap

karyawan pada masing-masing subdepartemen akan melaksanakan tugasnya di

bawah pengawasan supervisor yang selanjutnya akan dievaluasi secara periodik

oleh Branch Manager.

Pada awal kuartal, Branch Manager menyampaikan target setiap

subdepartemen kepada masing-masing supervisor, selanjutnya target tersebut

akan dikomunikasikan oleh supervisor kepada bawahannya melalui briefing yang

dilakukan secara periodik (tergantung subdepartemennya), yang pencapaiannya

kemudian akan dievaluasi pada briefing selanjutnya berdasarkan pada laporan

karyawan (bawahan). Begitu seterusnya hingga pada akhir kuartal Branch

(18)

Pada dasarnya, baik komunikasi vertikal maupun horizontal selalu terjadi

pada setiap subdepartemen. Setelah memperoleh informasi dari Branch Manager,

maka masing-masing supervisor melakukan briefing secara periodik kepada

stafnya dengan frekuensi yang disesuaikan dengan kebutuhan subdepartemen

tersebut. Briefing merupakan wadah penyampaian informasi dari atasan ke

bawahan, dan laporan dari bawahan ke atasan.

Berikut ini adalah tabel pencapaian target setiap subdepartemen pada PT.

Telkomsel Branch Medan selama tahun 2010.

Tabel 1.1

Pencapaian Target Subdepartemen PT. Telkomsel Branch Medan Tahun 2010

Subdepartemen Parameter Target Unit Realisasi Pencapaian

Finance and

Sales and Outlet Sales 900.000 Customer

based

Sumber: PT. Telkomsel Branch Medan (data diolah, Februari 2011)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa ada tiga subdepartemen

yang mencapai bahkan melebihi target yang ditetapkan, yaitu Finance and

Administration, Community and Segmented Customer, dan Shop. Sedangkan dua

subdepartemen lainnya, yaitu Sales New Business dan Sales and Outlet, walaupun

mendekati target namun belum dapat 100% mencapai target yang telah ditetapkan

(19)

diperoleh informasi bahwa ketiga subdepartemen yang dapat mencapai target

tersebut adalah subdepartemen yang paling sering mengadakan komunikasi

internal.

Subdepartemen Finance and Administration melakukan briefing setiap hari

karena tanggungjawab mereka untuk mendukung kebutuhan finansial dari

kegiatan operasional setiap unit dalam perusahaan. Subdepartemen Community

and Segmented Customer juga melakukan hal yang sama karena setiap hari sales

agent pada subdepartemen tersebut harus terjun langsung memasarkan produk ke

luar, sehingga secara rutin komunikasi dari atasan ke bawahan terjadi sebagai

bentuk motivasi dalam rangka pemenuhan target anggota komunitas.

Subdepartemen Shop yang setiap hari harus bertanggung jawab atas penanganan

keluhan pelanggan di GraPARI, mengadakan briefing setiap hari dipimpin oleh

Team Leader kepada para Customer Officer untuk membahas evaluasi kinerja

pada hari sebelumnya. Team Leader memperoleh informasi dari atasannya

(supervisor) dan bertukar informasi dengan sesama karyawan (karyawan back

office) yang mendukung kinerja karyawan front office.

Dua subdepartemen lainnya yaitu Sales New Business dan Sales and

Outlet, tidak mencapai target selama tahun 2010 dikarenakan jarangnya dilakukan

briefing. Supervisor dari masing-masing subdepartemen tersebut seringkali harus

pergi ke luar kota (kantor pusat di Jakarta) untuk menghadiri launching atau

perkenalan produk-produk terbaru Telkomsel. Hal ini berhubungan dengan PT.

Telkomsel yang dalam kurun waktu terakhir terus menerus mengadakan inovasi

(20)

bawahan menyebabkan kesulitan pada staff dan sales agent dalam mencapai target

yang ditentukan.

Data tersebut menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pencapaian target

dalam masing-masing unit tidak terlepas dari komunikasi yang baik antara atasan

dengan bawahan di dalam setiap departemen maupun antarkaryawan dalam

departemen itu sendiri, maupun antara karyawan antara departemen satu dan

lainnya. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pengaruh Komunikasi

Internal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi internal terhadap

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:

1. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan,

terutama mengenai komunikasi internal di dalam perusahaan.

2. Bagi penulis, sebagai usaha untuk menerapkan ilmu yang telah

diperoleh selama menjalani proses perkuliahan dan menambah

wawasan pengetahuan dalam bidang Manajemen Sumber Daya

Manusia khususnya yang berkaitan dengan masalah komunikasi

internal dan prestasi kerja.

3. Bagi pihak lain, sebagai bahan perbandingan bagi penulis/peneliti lain

dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2006:3) mendefinisikan komunikasi

sebagai suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang

biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau

tindakan. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari

benaknya.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan

secara sekunder.

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran

dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam

proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar,warna, dan lain

sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan

(23)

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan

komunikasinya karena komunikan sebagai sarananya berada di tempat

yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar,

majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang

sering digunakan dalam komunikasi.

2.1.2 Pengertian Organisasi

Organisasi menurut Rogers dan Rogers dalam Effendy (2007:114)

merupakan suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian

tugas. Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang

melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana operasi

dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya berjalan secara

harmonis, dinamis, dan pasti.

Pada kenyataannya, organisasi dan manajemen tidak mungkin dipisahkan.

Organisasi dan manajemen sama pentingnya sebab secara bersama-sama berusaha

mencapai tujuan yang sama. Manajemen sebagai kegiatan mengelola sumber

daya manusia, sumber dana, dan sumber-sumber lainnya tidak akan mencapai

(24)

mapan. Sebaliknya, organisasi sebagai strukur atau sistem akan sukar mencapai

tujuan yang sejak semula ditetapkan tanpa manajemen yang baik dan akurat.

2.1.3. Hubungan Komunikasi dengan Perilaku Organisasional

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan

penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu

organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam

hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam

suatu lingkungan.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam

mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang

dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa

yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi

pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu

konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi,

sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu

pada saat komunikasi dilancarkan.

2.1.4. Komunikasi Internal

Brennan dalam Effendy (2007:122) mendefinisikan komunikasi internal

(25)

suatu perusahaan atau jawaban yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau

jawaban tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan

pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau

jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).

Komunikasi internal juga dapat dikatakan sebagai pertukaran gagasan di antara

para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap

yang khas disertai pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam

perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan.

Komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi

horizontal.

A. Komunikasi Vertikal

Komunikai vertikal, yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward

communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah

komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan

secara timbal-balik (two-way traffic communication). Dalam komunikasi vertikal,

pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,

informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dalam pada

itu, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan,

dan sebagainya kepada pimpinan.

Menurut Katz dan Kahn dalam Herimanto (2005:27-28), komunikasi dari atas

ke bawah mempunyai tujuan pokok sebagai berikut:

(26)

2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus

dilaksanakan.

3. Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.

4. Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.

5. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu

organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan komunikasi dari bawah ke atas berperan menjalankan beberapa

fungsi penting. Gary Kreps dalam Ivancevich (2009:121) mengemukakan

beberapa di antaranya:

Komunikasi ke atas menyediakan umpan balik bagi para manajer mengenai

isu-isu organisasi terbaru, masalah yang dihadapi, serta informasi mengenai

operasi dri hari ke hari yang diperlukan untuk pengambilan keputusan mengenai

bagaimana menjalankan organisasi.

1. Hal ini merupakan sumber utama bagi manajemen untuk mendapatkan

umpan balik untuk menentukan seberapa efektif komunikasi ke bawah

dalam organisasi.

2. Hal ini dapat mengurangi ketegangan pada karyawan dengan memberikan

kesempatan pada anggota organisasi pada tingkat lebih rendah untuk

membagikan informasi yang relevan dengan atasannya.

3. Hal ini mendorong partisipasi dan keterlibatan karyawan, dan karenanya

meningkatkan kohesivitas organisasi.

Komunikasi dua arah secara timbal-balik tersebut dalam organisasi penting

(27)

organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan,

tanggapan, atau saran para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan

dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal atau sering diebut juga dengan istilah komunikasi

lateral, adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi

sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain

untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada

bagian atau departemen yang memiliki keedudukan sejajar.

Di dalam praktiknya, terdapat kecenderungan bahwa dalam melaksanakan

pekerjaannya manajer suka melakukan tukar-menukar informasi dengan rekan

kerjanya di departemen atau divisi yang berbeda, terutama apabila muncul

masalah-masalah khusus dalam suatu organisasi perusahaan. Komunikasi

horizontal bersifat koordinatif di antara mereka yang memiliki posisi sederajat,

baik di dalam satu departemen maupun di antara beberapa departemen.

Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi

horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama

lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat,

(28)

2.1.5. Keterbatasan Komunikasi Internal

Meskipun sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran

komunikasi internal kurang menguntungkan dari sudut pandang individual

maupun perusahaan.

Dilihat dari sudut pandang individual (perseorangan), komunikasi internal

yang bersifat formal ini sering membuat frustasi atau menjengkelkan pihak

tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk ke dalam proses

pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar, untuk dapat

berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui lapisan

manajer yang ada di bawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui untuk

dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.

Kemudian, jika dilihat dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar

dengan saluran komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau

gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap

keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan

kesalahpahaman. Setiap pesan yang mengalir dari atas maupun bawah

memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya.

Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan

mengurangi jumlah tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Struktur organisasi

yang mendatar (flat) dengan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan lebih

banyak rentang kendalinya (span of control) akan dapat membantu mengurangi

terjadinya distorsi.

(29)

2.1.6. Prestasi Kerja

Menurut Soeprihanto, prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya

adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran, atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Menurut Hasibuan dalam Mangkunegara (2006:18), aspek-aspek yang

dinilai sebagai prestasi kerja adalah sebagai berikut:

a. Kesetiaan

b. Hasil kerja

c. Kejujuran

d. Kedisiplinan

e. Kreativitas

f. Kerjasama

g. Kepemimpinan

h. Kepribadian

i. Prakarsa

j. Kecakapan

k. Tanggungjawab

Sehingga dalam hal penilaian tetap mempertimbangkan berbagai situasi

dan kondisi yang mempengaruhi prestasi kerja tersebut.

(30)

2.1.7. Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan

standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. Menetapkan

kebijaksanaan berarti apakah karyawan akan dipromosikan, didemosikan, dan

atau balas jasanya dinaikkan.

Sikula dalam Hasibuan (2008:87) menyatakan bahwa penilaian prestasi

kerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan

oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.

Dengan penilaian prestasi berarti para bawahan mendapat perhatian dari

atasannya sehingga mendorong mereka bergairah bekerja, asalkan proses

penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya.

2.1.8. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi karyawan berguna untuk perusahaan serta harus

bermanfaat bagi karyawan.

Tujuan dan kegunaan penilaian prestasi karyawan sebagai berikut

(Hasibuan, 2008:89-90):

1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk

promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.

2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa

sukses dalam pekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di

(31)

4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektivan

jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan,

kondisi kerja, dan peralatan kerja.

5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi

karyawan yang berada di dalam organisasi.

6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga

dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.

7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan

(supervisor, managers, administrators) untuk mengobservasi perilaku

bawahan (subordinate), supaya diketahui minat dan

kebutuhan-kebutuhan bawahannya.

8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau

kelemahan-kelemahan di masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan

selanjutnya.

9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan

karyawan.

10. Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel

dan dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa

diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan.

11. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan

karyawan.

12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian

(32)

2.2. Penelitian Terdahulu

Hanim (2007) meneliti “Hubungan Komunikasi terhadap Prestasi Kerja

Karyawan pada Front Office Department Niagara Hotel Parapat”. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara komunikasi dengan prestasi

kerja karyawan dan hubungan ini bernnilai positif. Koefisien korelasi yang

ditemukan sebesar 0,776 termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan

yang positif dan kuat antara komunikasi dan prestasi kerja karyawan.

Pelawi (2009) meneliti ”Pengaruh Komunikasi Internal terhadap Efisiensi

Kerja Karyawan Bagian SDM pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan”.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa variabel komunikasi internal (X)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan bagian SDM

pada PT Perkebunan Nusantara III Medan. Identifikasi determinan (R²) yaitu

dengan nilai 0.736 artinya bahwa sebesar 73,6% efisiensi kerja karyawan (Y) pada

PT Perkebunan Nusantara III Medan dapat dijelaskan dengan menggunakan

variabel komunikasi internal serta sisanya 26,4% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

2.3. Kerangka Konseptual

Untuk menetapkan suatu tujuan, mereka yang terlibat dalam organisasi,

baik manajemen puncak, manajemen menengah, manajemen bawah, maupun

karyawan, perlu melakukan berbagai pembahasan yang serius dan cukup matang.

(33)

orang-orang dalam organisasi tersebut membuat berbagai keputusan yang mendukung

terlaksananya tujuan.

Saat keputusan telah dilaksanakan, manajemen perlu melakukan

pengukuran untuk mengetahui apakah hasil yang diterapkan telah tercapai. Hasil

tersebut dapat dilihat melalui prestasi kerja karyawan karena prestasi kerja

merupakan rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang

dihasilkan setiap karyawan (Hasibuan, 2008:87).

Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu

kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas

penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja

(Hasibuan, 2008:94). Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa faktor, antara

lain: biaya penjualan, pangsa pasar, produktivitas, tingkat perputaran karyawan,

dan tingkat persediaan yang ada. Semakin tinggi ketiga faktor di atas, semakin

besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.

Menurut Purwanto (2006: 37-38), dalam upaya mencapai prestasi kerja

karyawan yang tinggi, sangat diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik

antarunit yang ada dalam organisasi tersebut, baik komunikasi antara pimpinan

dan bawahan secara timbal balik yang dapat terlihat dalam penilaian prestasi kerja

karyawan, maupun komunikasi antarkaryawan yang dapat terlihat dari koordinasi

(34)

Komunikasi Internal (X)

− Komunikasi dari atas ke bawah (X1)

− Komunikasi dari bawah ke atas (X2)

− Komunikasi Horizontal (X3)

Prestasi Kerja (Y)

Sumber: Effendy (2007:122-124), Hasibuan (2008:94), Purwanto (2006:37-38)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah

bahwa “Komunikasi internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:5), jenis-jenis penelitian secara umum

dikelompokkan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu.

Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana

penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan

objek-objeknya. Pada tingkat eksplanasi, penelitian termasuk kedalam penelitian

asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk

melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu

variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan

komunikasi horizontal berpengaruh terhadap variabel prestasi kerja.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Telkomsel Branch Medan yang berlokasi di

Jalan Listrik No.1 Gedung Selecta Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai

bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2011.

3.3. Batasan Operasional

Penelitian ini hanya membahas mengenai pengaruh komunikasi internal

terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan. Batasan

(36)

1. Variabel independen (X), yaitu:

a. Komunikasi dari atas ke bawah (X1)

b. Komunikasi dari bawah ke atas (X2)

c. Komunikasi horizontal (X3)

2. Variabel dependen (Y), yaitu prestasi kerja karyawan.

3.4. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi, maka

diperlukan definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut yaitu:

a. Variabel independen (X) terdiri dari:

1. Komunikasi dari atas ke bawah (X1), merupakan aliran komunikasi

dari manajer ke bawahan yang dapat berbentuk perintah, instruksi,

maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan

sebaik-baiknya.

2. Komunikasi dari bawah ke atas (X2), merupakan aliran komunikasi

dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer) yang dapat

berbentuk laporan-laporan, saran-saran, maupun

pengaduan-pengaduan.

3. Komunikasi horizontal (X3), merupakan komunikasi secara

mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama

(37)

b. Variabel dependen (Y) yaitu Prestasi Kerja merupakan rasio hasil kerja

nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap

karyawan.

Secara keseluruhan, operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala

Komunikasi dari

Prestasi Kerja (Y) Rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas

Sumber: Purwanto (2006:40-43), Hasibuan (2008:88), Mangkunegara (2006:18), data diolah

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan

responden terhadap setiap instrumen adalah dengan menggunakan skala Likert

dengan 5 (lima) alternatif jawaban. Urutan skala penelitian dari masing-masing

(38)

Tabel 3.2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2008:133)

3.6. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh karyawan PT. Telkomsel Branch Medan yang berjumlah 54 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2008:116). Penentuan sampel dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling dimana peneliti menentukan

sendiri jumlah sampel dengan memastikan bahwa berbagai subgroup

dalam populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik sampel

sampai batas tertentu seperti yang dikehendaki oleh peneliti (Kuncoro,

2009:140). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang

memiliki bawahan dalam hierarki organisasi, yaitu Branch Manager,

supervisor, Team Leader, dan staff dari setiap subdepartemen.

(39)

Tabel 3.3

Pengelompokan Sampel

Karyawan Jumlah

Branch Manager 1 orang

Supervisor:

a. Finance and Administration

b. Community and Segmented Customer c. Sales New Business

d. Sales and Outlet e. Shop

a. Finance and Administration

b. Community and Segmented Customer c. Sales New Business

d. Sales and Outlet e. Shop a. Sales and Outlet b. Shop

4 orang 2 orang

Jumlah Sampel 35 orang

Sumber: PT. Telkomsel Branch Medan (data diolah, Maret 2011)

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan

dengan mengadakan Tanya jawab kepada pihak yang mempunyai

wewenang untuk memberikan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

(40)

Metode ini dilakukan dengan memberikan satu set pertanyaan kepada

responden penelitian yang tersusun secara sistematis berisikan pertanyaan

(41)

c. Studi dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara meninjau, membaca, atau

mempelajari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah

yang diteliti.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat

setelah penelitian merupakan data yang telah didapat setelah penelitian

merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan

(kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat

menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas dilakukan pada 30 orang

karyawan PT. Telkomsel Branch Pematang Siantar dengan menggunakan

software SPSS versi 16.0. for windows, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel

2. Jika r

maka pernyataan tersebut valid

hitung < rtabel

b. Uji Reliabilitas

maka pernyataan tersebut tidak valid

Uji ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

(kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama.

Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS

versi 16.0. for Windows, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika ralpha > rtabel

b. Jika r

maka pernyataan reliabel

(42)

Menurut Kuncoro dalam Situmorang, dkk (2010:75), suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >

0,80.

3.9. Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,

menyajikan, dan menginterpretsikan data sehingga diperoleh gambaran

yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil

perhitungan.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, dilakukan uji asumsi klasik agar

didapat perkiraan yang tidak bias dan efisien, yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikansi 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)

di atas, nilai signifikansi 5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang, dkk, 2010:97).

2. Uji Multikolinearitas

Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi

berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati

(43)

dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)

melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai

Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas

(Situmorang, dkk, 2010:136).

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui berapa

besar pengaruh variabel bebas (komunikasi dari atas ke bawah,

komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal) terhadap

variabel terikat (prestasi kerja karyawan). Data diolah secara statistik

untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat

bantu program SPSS 16.0 for Windows.

Metode regresi berganda yang digunakan dan dirumuskan adalah:

Dimana:

Y = Prestasi kerja

a = Konstanta

b1-b3= Koefisien Regresi Berganda X1 = Komunikasi dari atas ke bawah X2 = Komunikasi dari bawah ke atas X3 = Komunikasi horizontal

e = Standar error

Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian

hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 16.0 for

Windows.

d. Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila

(44)

Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam

daerah dimana H0 diterima. Dalam analisis regresi ada 3 (tiga) jenis

kriteria ketepatan yang harus dilakukan yaitu:

1. Uji signifikansi parsial (Uji t)

Uji t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variabel

komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan

komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja yaitu variabel terikat (Y).

H0 : b1, b2, b3≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variabel komunikasi dari atas ke

bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal

terhadap prestasi kerja yaitu variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ha ditolak jika thitung > ttabelpada α = 5%

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

(45)

H0 : b1 = b2 = b3= 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variabel

komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan

komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja yaitu variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa variabel komunikasi

dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi

horizontal terhadap prestasi kerja yaitu variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin

besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

bebas (X1, X2, X3) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini

berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2

semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh

(46)

Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Profil PT. Telkomsel, Tbk

Telkomsel merupakan operator telekomunikasi selular terdepan di

Indonesia yang menyediakan beragam layanan dengan berbasis teknologi jaringan

GSM Dual Band (900 & 1800), GPRS, Wi – Fi, EDGE, 3G, HSDPA dan HSPA

di seluruh Indonesia. Untuk jaringan internasional, Telkomsel telah berkolaborasi

dengan 362 roaming partners di 196 negara.

Dengan cakupan jaringan terbesar di Indonesia, mencapai lebih dari 95%

total populasi wilayah Indonesia, jaringan Telkomsel telah menjangkau hingga

seluruh provinsi, kabupaten, dan hampir seluruh wilayah kecamatan di Indonesia.

Sebagai pemimpin pasar layanan broadband, Telkomsel menjadi yang petama

kali meluncurkan “Next Generation Flash HSPA+, yang mana akan

diimplementasikan di 24 kota di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2010.

Telkomsel menyediakan layanan voice dan SMS sebagai layanan dasar

selular, sebagaimana juga beragam layanan nilai tambah lainnya seperti nada

sambung pribadi, mobile banking, mobile wallet Cash), cash remittance

(T-Remittance), internet broadband (TELKOMSELFlash), layanan BlackBerry dan

lain sebagainya. Guna melayani kebutuhan segmen pelanggan yang berbeda-beda,

Telkomsel menawarkan kepada para pelanggannya pilihan antara dua layanan pra

bayar yakni simPATI dan Kartu As, atau menggunakan layanan pasca bayar

(48)

Selama 15 tahun beroperasi sejak peluncuran pertama kali layanan pasca

bayar secara komersial pada tanggal 26 Mei 1995, Telkomsel terus

mempertahankan keunggulan market share dan menjadi yang tersedepan dalam

layanan mobile lifestyle. Pada akhir bulan Juni 2010, jumlah pelanggan Telkomsel

mencapai 88,32 juta, mewakili jumlah market share yang mencapai 47% pasar

layanan selular.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2005-2009), pendapatan

operasional Telkomsel mengalami pertumbuhan dari Rp. 21,13 triliun di tahun

2005 menjadi Rp. 41,58 triliun di tahun 2009. Pada periode yang sama, jumlah

total pelanggan Telkomsel meningkat dari sekitar 24,27 juta pada akhir tahun

2005 menjadi 81,64 juta pada akhir tahun 2009, mewakili tingkat CAGR senilai

54%.

4.1.2. Visi dan Misi PT. Telkomsel, Tbk

Visi PT. Telkomsel, Tbk yaitu menjadi penyedia gaya hidup dan solusi

komunikasi bergerak terkemuka dan terbaik di regional. Dan misi PT. Telkomsel,

Tbk adalah memberikan layanan gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak

dengan kualitas terbaik yang melampaui harapan pelanggan, serta menciptakan

(49)

4.1.3. Struktur Organisasi PT. Telkomsel, Tbk

Sumber: http://

(50)

4.1.4. Produk PT. Telkomsel, Tbk

PT. Telkomsel, Tbk memiliki tiga merek kuat untuk melayani pangsa

pasar yang berbeda-beda, yaitu:

a. Kartu Halo, untuk pelanggan pascabayar, dan

b. simPATI dan Kartu As untuk pelanggan prabayar.

Selain itu PT. Telkomsel, Tbk juga menyediakan pelayanan luas berbasis GSM

yang menguntungkan para pelanggan, yang mencakup:

a. Call waiting

b. Call forwarding

c. Voice mail

d. International roaming

e. Short Message Service (SMS)

f. IDD/International Service

g. Flash (internet broadband)

h. Blackberry

i. Nada Sambung Pribadi (NSP)

j. Mobile Banking

k. Mobile Wallet (T-Cash)

l. Cash Remittance (T-Remittance)

4.1.5. Program PT. Telkomsel, Tbk

Adapun program-program yang dilakukan oleh PT. Telkomsel, Tbk adalah

(51)

a. Promo

Berbagai promo dilakukan oleh PT. Telkomsel, Tbk sesuai dengan

event-event tertentu seperti:

− Telkomsel 100 Juta Pelanggan

− Isi Ulang Berhadiah Alfamart

Member Get Member Blackberry Community

Isi Ulang simPATI, Bonus Nelpon dan Internetan

simPATI Goes To Singapore

b. simPATIzone

simPATIzone adalah wadah komunitas bagi pemakai kartu simPATI untuk

menikmati beragam fasilitas dan informasi tambahan mengenai produk &

layanan komunitas simPATIzone maupun Telkomsel secara umum.

c. Telkomsel School Community

Telkomsel School Community (TSC) merupakan wadah komunitas dari

pelanggan Telkomsel di komunitas pelajar yang dibentuk untuk memberikan

benefits lebih bagi para anggota komunitas, lewat diskon tarif dan

(52)

d. Mobile Campus

Telkomsel Mobile Campus merupakan program kerjasama terpadu antara

Telkomsel dan institusi Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk memberikan

solusi komunikasi mobile terintegrasi sehingga baik mahasiswa maupun

institusi Perguruan Tinggi dapat menikmati berbagai kemudahan

berkomunikasi yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar dan mobile

social networking.

e. Telkomsel Poin

Telkomsel Poin adalah program penukaran poin yang diperoeh dari setiap

pengisian ulang pulsa, dimana setiap pelanggan Telkomsel berkesempatan

mendapatkan kejutan sesuai pilihan dari Telkomsel Poin, yang dapat

ditukarkan dengan berbagai pilihan discount merchant atau nomor undian

dengan hadiah sesuai keinginan.

f. Telkomsel Ibadah

Program ini terdiri dari berbagai program dan tawaran hemat untuk

kenyamanan berkomunikasi di Tanah Suci (bagi pelanggan yang beragama

Muslim) dan berbagai program perjalanan rohani (ke Holyland bagi yang

beragama Kristen, Tirtayatra untuk yang beragama Hindu, dan Dharmawidya

(53)

g. Telkomsel Priority

Program komunitas pelanggan yang merupakan bagian dari program

loyalty untuk seluruh pelanggan (kartuHALO, simPATI, kartuAs) yang

masuk kriteria high (Rp. 1.000.000 <= ARPU < Rp. 3.000.000) dan very high

value (ARPU >= Rp. 3.000.000).

Pelanggan yang menjadi anggota komunitas ini mendapatkan benefit berupa

segmented services baik di call centre maupun GraPARI, Poin Rewards dan

Events sesuai dengan profil mereka.

h. Telkomsel Prodigi Community

Telkomsel prodigi (professional developer innovation guild) merupakan

komunitas untuk pengembang mobile aplikasi yang dibentuk oleh Telkomsel.

ide awal pembentukan komunitas ini merupakan unjuk pemantauan dari

Telkomsel akan banyaknya kapabilitas anak negeri dalam dunia kreasi

aplikasi yang belum sepenuhnya di salurkan.

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah

penelitian merupakan data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data

yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan (kuesioner). Valid artinya data

yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian

(54)

Utara, Pematang Siantar dengan menggunakan software SPSS versi 16.0. for

Windows, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel

2. Jika r

maka pernyataan tersebut valid

hitung < rtabel

Hasil pengolahan data untuk uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1

berikut.

(55)

Tabel 4.1 Uji Validitas

Pernyataan Corrected Item-Total

Correlation rtabel Keterangan

Butir 1 .367 0.361 Valid

(56)

Dari hasil pengujian terlihat bahwa pernyataan butir 8, 11, 14, 15, 20, 21,

22, 23, 24, 28, 29, 30 tidak valid karena nilai corrected item-total correlation

lebih kecil dari nilai rtabel

(57)

Tabel 4.2

(58)

Dari hasil pengujian terlihat bahwa pernyataan butir 5 dan 19 tidak valid

karena nilai corrected item-total correlation lebih kecil dari nilai rtabel

Hasil pengolahan data untuk uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. yaitu 0.361,

(59)

Tabel 4.3

(60)

Dari hasil pengujian terlihat bahwa seluruh pernyataan (25 butir

pernyataan) dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation lebih

besar dari nilai rtabel yaitu 0.361.

4.2.1. Uji Reliabilitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

(kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Untuk

melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0. for

Windows, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika ralpha > rtabel

b. Jika r

maka pernyataan reliabel

alpha < rtabel

Menurut Kuncoro dalam Situmorang, dkk (2010:75), suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,80. Hasil

pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. maka pernyataan tidak reliabel

Tabel 4.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.890 17

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 for Windows (Mei, 2011)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,890 atau

lebih besar dari 0,80. Dengan demikian, kuesioner penelitian dinyatakan reliabel,

sehingga dapat disebarkan kepada responden yang terpilih untuk dijadikan

(61)

4.3. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan

dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh

responden penelitian. Kuesioner berisikan 25 pernyataan yang terdiri dari 7 butir

untuk variabel komunikasi dari atas ke bawah (X1), 6 butir untuk variabel

komunikasi dari bawah ke atas (X2), 3 butir untuk variabel komunikasi horizontal

(X3), dan 9 butir untuk variabel pretasi kerja (Y). Populasi dalam penelitian ini

adalah karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan dan yang dijadikan sampel

adalah 35 orang karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan.

4.3.1. Analisis Deskriptif Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden Persentase

20 – 30 tahun 11 orang 31,43%

31-40 tahun 18 orang 51,43%

> 41 tahun 6 orang 17,14%

Jumlah 35 orang 100%

Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas usia responden dalam

penelitian ini adalah karyawan usia 31-40 tahun, yaitu sebanyak 18 orang atau

(62)

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Laki-laki 24 orang 68,57%

Perempuan 11 orang 31,43%

Jumlah 35 orang 100%

Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa mayoritas jenis kelamin responden

dalam penelitian ini adalah karyawan berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak

24 orang atau sebesar 68,57%.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase

1-5 tahun 8 orang 22,86%

5-10 tahun 20 orang 57,14%

> 10 tahun 7 orang 20%

Jumlah 35 orang 100%

Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)

Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa mayoritas lama bekeraja karyawan pada

PT. Telkomsel Branch Medan adalah selama 5-10 tahun, yaitu sebanyak 20 orang

(63)

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Subdepartemen Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Subdepartemen

Subdepartemen Jumlah

Responden Persentase

Branch Medan 1 orang 2,86%

Finance and Administration 3 orang 8,57%

Community and Segmented Customer 3 orang 8,57%

. Sales New Business 2 orang 5,71%

Sales and Outlet 15 orang 42,86%

Shop 11 orang 31,43%

Jumlah 35 orang 100%

Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)

Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan bekerja pada

subdepartemen Sales and Outlet yaitu sebanyak 15 orang atau sebesar 42,86%.

Hal ini dikarenakan subdepartemen Sales and Outlet memerlukan lebih banyak

sumber daya untuk mempromosikan dan menjual langsung produk-produk ke

(64)

4.3.2. Analisis Deskriptif Variabel

a. Komunikasi dari atas ke bawah Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komunikasi Dari Atas Ke Bawah

Butir

Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan butir 1 (Saya memberikan perintah kepada bawahan

Saya untuk mengerjakan setiap tugas) 5 orang (14,29%) responden

menjawab sangat setuju, 20 orang (57,14%) responden menjawab

setuju, 7 orang (20%) responden menjawab kurang setuju, 2 orang

(5,71%) responden menjawab tidak setuju, dan 1 orang (2,86%)

responden menjawab sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan butir 2 (Saya memberikan perintah kepada bawahan

Saya untuk mengerjakan suatu tugas yang harus segera ditindaklanjuti)

11 orang (31,43%) responden menjawab sangat setuju, 21 orang (60%)

responden menjawab setuju, 1 orang (2,86%) responden menjawab

kurang setuju, 1 orang (2,86%) responden menjawab tidak setuju, dan 1

Gambar

Tabel 1.1 Pencapaian Target Subdepartemen PT. Telkomsel
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Skor Pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Luaran : Mahasiswa mampu membuat sebuah refleksi singkat berisi komitmen pribadi tentang studi mereka di Universitas Pelita Harapan. Kegiatan : Berdiskusi dan mebuat refleksi

Sehingga diperlukan metode lain yang untuk mempercepat proses perhitungan secara efektif dan efisien yaitu menggunakan metode Learning Vector Quantization (LVQ) yang dapat

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Hipotesis alternatif Ha : terdapat perbedaan hasil belajar nahwu yang signifikan antara kelas eksperimen menggunakan metode mind map dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai event mlaku mlaku nang Tunjungan melalui media sosial Instagram

Berdasarkan uraian di atas adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu menentukan pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dividend payout ratio, dan net

Hasil analisis status gizi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada peer group tentang sarapan pagi dengan menggunakan Wilcoxon Test didapatkan nilai

Berlandaskan analisis tersebut didapat data yang digunakan dalam menentukan konsep perancangan peta rute angkutan feeder. Konsep tersebut meliputi metode

Simpulan dalam penelitian ini adalah aktivitas guru, tutorial dan siswa selama proses pembelajaran meningkat dari pertemuan pertama sampai pertemuan akhir dan