• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam menghadapi Menarche di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam menghadapi Menarche di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SMP NEGERI 1 MEDAN

TAHUN 2010

ERNORA 095102005

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Ernora

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SMP Negeri I Medan

Tahun 2010

ix + 41 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Perubahan pada masa remaja ini bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan tersebut merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari perubahan fisik itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi (menarche) di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 188 orang dengan metode pengambilan sampel random sampling. Penelitian dilakukan pada Januari 2010 sampai Juni 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan pengetahuan dan penyataan sikap saat menghadapi menarche. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan mayoritas remaja putri mendukung dari segi medis dalam menghadapi menarche sebanyak 183 orang (97,3 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi kebersihan vagina dalam menghadapi menarche sebanyak 113 orang (60,1 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi psikologi dalam menghadapi menarche sebanyak 169 orang (89,9 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi sumber informasi dalam menghadapi menarche sebanyak 95 orang (50,5 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi peran ibu dalam menghadapi menarche sebanyak 178 orang (94,7 %). Dari sikap responden mayoritas remaja putri mendukung dari segi medis dalam menghadapi menarche sebanyak 184 orang (97,9 %), mayoritas remaja putri tidak mendukung dari segi kebersihan vagina dalam menghadapi menarche sebanyak 96 orang (51,1 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi psikologi dalam menghadapi menarche sebanyak 130 orang (69,1 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi sumber informasi dalam menghadapi menarche sebanyak 130 orang (69,1 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi peran ibu dalam menghadapi menarche sebanyak 116 orang (61,7 %). Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai menarche melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di seluruh sekolah sehingga remaja memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang menarche.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja Putri, Menarche

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan Karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam menghadapi Menarche di

SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010”.

Dalam Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan,

akan tetapi berkat bantuan dar berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan USU.

3. dr. Juliandi Harahap, MA selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan USU

5. Kepada suami dan anakku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa,

dukungan berupa moril dan materil serta semangat kepada peneliti dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu peneliti mengharapkan

(4)

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, akhir kata peneliti

mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2010

(5)

DAFTAR ISI

k.Variable yang Mempengaruhi Remaja dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) ... 12

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 17

B. Defenisi Operasional Variabel ... 18

(6)

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Tempat Penelitian ... 20

D. Waktu Penelitian... 20

E. Etika Penelitian ... 20

F. Alat Pengumpulan Data ... 21

G. Pengumpulan Data ... 21

H. Analisa Data ... 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 24

1. Pengetahuan Responden ... 26

2. Sikap Responden ... 28

3. Sumber Informasi Responden ... 31

4. Peran Ibu Responden ... 32

B. Pembahasan ... 33

1. Pengetahuan Responen ... 33

2. Sikap Responden ... 34

3. Sumber Informasi Responden ... 36

4. Peran Ibu Responden ... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40

(7)

DAFTAR SKEMA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional... 18

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam

Menghadapi Menarche dari Segi Medis di SMP Negeri 1 Medan

Tahun 2010 ... 25

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam

Menghadapi Menarche dari Segi Kebersihan Vagina di SMP Negeri 1

Medan Tahun 2010 ... 25

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam

Menghadapi Menarche dari Segi Psikologi di SMP Negeri 1 Medan

Tahun 2010 ... 25

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam

Menghadapi Menarche dari Segi Sumber Informasi di SMP Negeri 1

Medan Tahun 2010 ... 26

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam

Menghadapi Menarche dari Segi Peran Ibu di SMP Negeri 1 Medan

Tahun 2010 ... 26

Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam

Menghadapi Menarche di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 ... 26

Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi

Menarche dari Segi Medis di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 . 27

Tabel 5.8. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi

(9)

2010 ... 27

Tabel 5.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi

Menarche dari Segi Psikologi di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010

... 28

Tabel 5.10. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi

Menarche dari Segi Sumber Informasi di SMP Negeri 1 Medan Tahun

2010 ... 28

Tabel 5.11. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi

Menarche dari Segi Peran Ibu di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010

... 28

Tabel 5.12. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kuesioner

Lampiran 2 : Permohonan Responden

Lampiran 3 : Format Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 4 : Conten Validity

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi

(11)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Ernora

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SMP Negeri I Medan

Tahun 2010

ix + 41 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Perubahan pada masa remaja ini bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan tersebut merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari perubahan fisik itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi (menarche) di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 188 orang dengan metode pengambilan sampel random sampling. Penelitian dilakukan pada Januari 2010 sampai Juni 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan pengetahuan dan penyataan sikap saat menghadapi menarche. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan mayoritas remaja putri mendukung dari segi medis dalam menghadapi menarche sebanyak 183 orang (97,3 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi kebersihan vagina dalam menghadapi menarche sebanyak 113 orang (60,1 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi psikologi dalam menghadapi menarche sebanyak 169 orang (89,9 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi sumber informasi dalam menghadapi menarche sebanyak 95 orang (50,5 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi peran ibu dalam menghadapi menarche sebanyak 178 orang (94,7 %). Dari sikap responden mayoritas remaja putri mendukung dari segi medis dalam menghadapi menarche sebanyak 184 orang (97,9 %), mayoritas remaja putri tidak mendukung dari segi kebersihan vagina dalam menghadapi menarche sebanyak 96 orang (51,1 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi psikologi dalam menghadapi menarche sebanyak 130 orang (69,1 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi sumber informasi dalam menghadapi menarche sebanyak 130 orang (69,1 %), mayoritas remaja putri mendukung dari segi peran ibu dalam menghadapi menarche sebanyak 116 orang (61,7 %). Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai menarche melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di seluruh sekolah sehingga remaja memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang menarche.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja Putri, Menarche

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja atau “adolesceance” berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti

tumbuh ke arah matang (Yani, 2009). Perkembangan psikologi remaja secara emosional

remaja bergerak ke arah mandiri lepas dari orang tua atau mereka yang lebih tua dan

membentuk hubungan dan minat yang baru (Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional, 2007).

Perubahan pada masa remaja ini bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga

fisik. Bahkan perubahan tersebut merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja,

sedangkan perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari perubahan fisik itu.

Diantara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan

jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi panjang dan tinggi), mulai

berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita) dan tanda-tanda

seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2003).

Masa remaja dan menstruasi yang terjadi pada seorang remaja putri mempunyai

kaitan yang erat. Bila seorang anak perempuan telah mengalami menstruasi yang

pertama (menarche), maka dapat dikatakan bahwa anak perempuan tersebut telah

(13)

seseorang banyak belajar mengenai berbagai segi kehidupan, pengalaman dan

penghayatan mengenai dirinya sendiri (Mayasari, 2005).

Awal terjadinya haid pertama (menarche) pada remaja putri pada usia 9-13 tahun,

ada juga yang lebih dan berbagai penelitian menunjukkan bahwa munculnya masa

pubertas di pengaruhi oleh status gizi dan kegiatan fisik. Perbaikan status gizi

mempercepat usia awal puberitas, sedangkan diet ketat untuk menurunkan berat badan

akan memperlambatkan menarchenya (Hetik, 2004).

Hampir setiap remaja wanita yang mengalami haid pertama (menarche) akan

mempunyai perasaan negatif di antaranya takut, marah, bingung merasa direpotkan

(Vidiawati, 2003).

Remaja putri membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan kesehatan

selama menstruasi. Remaja putri akan mengalami kesulitan dalam menghadapi

menstruasi yang pertama jika sebelumnya ia sebelum pernah mengetahui atau

membicarakannya baik dengan teman sebaya atau dengan ibu mereka. Idealnya seorang

remaja putri belajar tentang menstruasi dari ibunya, namun tidak selamanya ibu dapat

memberikan informasi tentang menstruasi karena terhalang oleh tradisi yang

menganggap tabu membicarakan menstruasi sebelum menarche (Mayasari, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Vidiawati (2003) di SLTP Negeri 1 Tambelangan

Sampang Medan mengenai persepsi dari remaja putri tentang pengertian menstruasi

pertama (menarche), didapatkan data-data persentase 89,3% yang masuk dalam kategori

persepsi positif, tanda dan gejala perubahan seks sekunder didapatkan data-data

persentase 68,87% dapat di katagorikan sebagai persepsi positif dan gejala psikologis

(14)

Jika dilihat hubungan haid pertama (menarche) dengan Usia haid pertama

(menarche) remaja putri, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hetik (2004), yang

meneliti hubungan asupan nutrisi dengan usia haid pertama (menarche) siswi kelas VI di

SD Negeri II Meri mojokerto, dari hasil analisa data dan interpretasi data yang dilakukan

pada variabel asupan nutrisi remaja putri dan usia haid pertama (menarche) didapatkan

25% sudah mengalami haid pertama (menarche) dan memiliki asupan nutrisi yang

cukup baik, 75% belum haid pertama (menarche) yang terdiri dari 50% mempunyai

asupan nutrisi yang cukup tetapi belum haid pertama (menarche) dan 25% memiliki

asupan nutrusi yang kurang baik dan belum haid pertama (menarche).

Berdasarkan uraian sebelumnya, tertarik melakukan penelitian yang berjudul

“pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SMP Negeri 1

Medan Tahun 2010”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi menarche di

SMP Negeri I Medan tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi

(15)

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dilihat dari segi medis

b. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dilihat dari segi kebersihan

vagina

c. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dilihat dari segi psikologi

d. Mengidentifikasi sumber informasi pada remaja putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010

e. Mengidentifikasi peran ibu pada remaja put ri dalam menghadapi menarche di

SMP Negeri 1 Medan tahun 2010

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kebidanan

Sebagai masukan untuk siswi remaja putri yang belum dan sudah tahu tentang

kesehatan haid pertama (menarche).

2. Bagi pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya, agar dapat dijadikan sebagai

bahan perbandingan dalam penelitian dengan variabel yang berbeda.

(16)

Sebagai bahan referensi atau perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui

dengan objek yang di ketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek yang

mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini, subjek tidak

melebur jadi objek, atau sebaliknya yang objek melebur melebur sabjek. Pengetahuan

pada hakekatnya yang dituntut atau ingin dicapai tujuannya adalah mencapai kebenaran.

Dengan mengetahui yang benar kita dapat mengetahui yang salah tanpa terlebih dahulu

mengetahui yang benar (Agustino, 2005).

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan langgeng dari pada perilaku oleh

pengetahuan.

Penelitian Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmodjo (2005), mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang

tersebut terjadi proses yang beruntun :

1. Awarennes (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu tentang stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap

(18)

3. Evaluation (menimbang-menimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden mulai baik lagi.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

diketahui oleh stimulus.

5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pengetahuan yang dicakup didalam

domain kognitif mempunyai enam tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat mengingat kembali

(recal) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Yaitu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada suatu kondisi

real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam komponen

komponen, tepi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada

(19)

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam batas keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terhadap suatu materi atau

objek.

B. Sikap

Menurut Bruno (1987) yang dikutip oleh Syah M (2004) sikap (attitude) adalah

kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk

terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat

kita anggap suatu kecenderungan siswa atau seseorang untuk bertindak dengan cara

tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa dan perilaku seseorang akan

ditandai dengan munculnya kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan

lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.

Sikap akan terwujudnya di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.

Adapun ciri-ciri sikap menurut WHO (World Health Organization) adalah :

1. Sikap akan ikut atau diikuti oleh tindakan yang mengacu pada pengalaman orang

lain.

2. Sikap akan diikuti atau tidak oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau

sedikitnya pada pengalaman seseorang.

3. Sikap suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan

(20)

Menurut Notoadmodjo (2005), sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam

penentuan sikap yang ini, pengetahuan berpikir, keyakinan dan emosi memegang

peranan yang penting. Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu ;

1. Menerima

Bila orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

2. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

3. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan sesuatu masalah.

4. Bertanggung jawab

Tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih nya dengan segala resiko

adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

C. Masa Pubertas dan Masa Remaja

Masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi, termasuk

perubahan seks sekunder pada masa ini juga mengalami perubahan fisik (Badan

koordinasi keluarga berencana nasional, 2007).

Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas digunakan

(21)

anak kemasa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari

anak ke dewasa. Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, dimana pertumbuhanya

lambat pada anak, kemudin disusul pacu tumbuh yang pesat pada masa pubertas.

Pertumbuhan organ reproduksi (rambut pubis, payudara, estis dan penis) mengalami

banyak perubahan selama pubertas. Agar dapat memahami normal atau tidaknya

pertumbuhan organ-organ seks, harus mengetahui pola normal pertumbuhannya

(Suetjiningsih, 2004).

D. Remaja

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi

dan psikis. Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar

dari penduduk dunia. Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia

adalah remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 900 juta berada di Negara sedang

berkembang.

Masa remaja, yaitu antara usia 10-19 tahun, adalah suatu priode masa pematangan

organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah

periode peralihan dan masa anak kemasa dewasa.

Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat,

dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Terjadinya

perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. Dalam hal

inilah bagi para ahli dalam bidang ini, memandang perlu akan adanya pengertian,

bimbingan dan dukungan dari lingkungan disekitarnya agar dalam sistem perubahan

tersebut terjadi pertumbuhan yang sehat sedemikian rupa sehingga kala remaja tersebut

(22)

kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi,

merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian

khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual yang tidak sehat akan

menimbulkan prilaku seksual yang tidak bertanggung jawab (Yani, 2009).

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga

tahap yaitu:

1. Masa remaja awal (10-12 tahun)

a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebayanya

b. Tampak dan merasa ingin bebas

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan tubuhnya dan mulai

berfikir yang hayal (abstrak)

2. Masa remaja Tengah (13-15 tahun)

a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis

c. Timbul perasaan cinta yang mendalam

d. Kemampuan berfikir abstrak (berhayal) makin berkembang

e. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual

3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri

b. Dalam mencari teman sebaya lebih seklektif

c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya

d. Dapat mewujudkan perasaan cinta

(23)

E. Menarche

Menarche adalah haid yang pertama kali terjadi, yang merupakan ciri khas

kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil.

F. Waktu terjadinya haid

Siklus menstulasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun (menarche)

yang terus berlanjut sampai umur 45-50 tahun (menopause) tergantung berbagai faktor,

termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.

G. Siklus dan lamanya haid

Siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Siklus normal berlangsung dalam

rentang waktu 21-35 hari panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama

saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan-kebulan tergantung pada

berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi dan nutrisi wanita tersebut. Selama siklus

menstruasi, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Siklus menstruasi

bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 23-35 hari dan

hanya 10-15% yang memiliki siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus

yang tidak teratur. Hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.

H. Gangguan menjelang haid

Gangguan ini dapat berupa ketegangan sebelum haid (premenstrual tension) terjadi

keluhan yang mulai sekitar seminggu sebelum dan sesudah haid. Terjadi karena ketidak

(24)

tersinggung, gelisah, sukar tidur, sakit kepala, perut kembung. Sedangkan gangguan

berat adalah depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi (Ida Agus gde Manuaba, 1999).

I. Pre Menstruasi Syndrom (PMS)

Suatu kumpulan gejala dan jenis serta intensitas berjalan berbeda dari wanita ke

wanita pada siklus menstruasi. Gejala-gejala bertahan dan berlangsung beberapa jam

hingga lebih atau sama dengan 10 hari, biasanya berhenti ketika menstruasi dimulai.

Bagaimanapun pada wanita-wanita perimenopause, gejala-gejala boleh menetap dan

berlaku mulai dan setelah menstruasi. Ketika menstrusi dimulai, beberapa wanita akan

mengalami dismenorhoe. Lebih dari 200 gejala yang berbeda telah dikenali, tetapi

terdapat tiga gejala paling terkemuka yaitu sifat lekas marah, tegang, dan disporia

J. Gejala-gejala PMS (Pre Mentruasi Syndrom)

1. Depresi alam perasaan, perasaan putus asa

2. Cemas, tegang

3. Perubahan mood secara tiba-tiba

4. Marah, irritabel

K. Variabel yang mempengaruhi remaja dalam menghadapi haid pertama (menarche)

1. Sumber informasi

Pada zaman sekarang ini dimana kemajuan teknologi komunikasi sudah

demikian maju menyebabkan arus informasi menjadi semakin cepat dan dunia

(25)

dalam hitungan detik. Demikian juga dengan informasi yang berbau seks, remaja

bisa mendapatkannya dengan mudah, karena informasi itu sangat deras dan

dikemas dengan menarik. Mereka bisa mendapatkannya melalui :

a. Keluarga/ orang tua

Relasi antara pendidik seks dengan keluarga sangat erat penting. Disatu sisi,

keluarga adalah pemberi pendidikan seks pertama bagi remaja serta memiliki

pengaruh terkuat (disamping teman sebaya dan media) dalam

mengembangkan nilai-nilai seksual dan pemahaman seks anak –anak dan

remaja. Dengan kata lain, keluarga adalah bagian yang tidak terpisahkan

dalam pendidikan seks. Topik-topik seperti hubungan kekeluargaan,

pengasuhan dan perencanaan keluarga adalah unsur-unsur yang pasti ada

dalam berbagai program pendidikan seks (Indasari, 2004).

Pada umumnya orang tua dianggap oleh anaknya sebagai orang yang paling

punya kredibilitas dan paling dapat dipercaya dalam memberi informasi.

Sejak dini anak berada dalam asuhan orang tua terutama ibu yang

memberikan kehangatan dan rasa nyaman. Orang tua adalah jawaban dari

segala usaha untuk menghilangkan rasa tidak nyaman, rasa sakit dan marah.

Rasa percaya kepada orang lain mulai dibentuk dan dikembangkan pada saat

anak masih bayi, yaitu ketika ibunya memberikan reaksi dengan tepat jika

sang bayi menangis, entah karena lapar, basah, haus, atau sakit. Jika setiap

kali ia merasa tidak nyaman, ibunya memberi perlakuan yang membuatnya

(26)

b. Media elektronik dan media massa

Kemunculan media memiliki dua pengaruh, baik positif dan negatif terhadap

anak-anak. Secara sadar atau tidak, setiap hari anak-anak belajar tentang seks

melalui tayangan yang mereka tonton di televisi, video dan bioskop. Di

televisi, misalnya seks dikemas sangat halus dan menarik dalam cerita

sinetron, telenovela, film cerita, klip music dan beragam acara lainnya

bahkan dalam film kartun. Selain dari tontonan anak-anak maupun remaja

dihadapkan juga pada gambar-gambar seronok dan berita-berita di media

cetak yang dapat dilihat dan dibaca dengan mudah. Remaja yang sedang

dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat

atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah

mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya (Sarwono,

1999).

c. Teman Sebaya

Anak-anak remaja cendrung lebih percaya pada teman-teman mereka

daripada orang tuanya. Mereka dapat memperoleh informasi apa saja yang

belum tentu semuanya benar, melalui teman-teman ataupun sumber lain.

Karena arus informasi tentang seks ini dapat diperoleh dengan mudahnya dan

semua itu menjadi sesuatu yang biasa, sehingga dapat mendorong remaja

untuk mencobanya. Maka jangan pernah orang tua menunda untuk berbicara

dengan mereka. Karena orang tua adalah orang yang paling mengenal siapa

dan bagaimana, apa kebutuhan dan bagaimana memenuhinya. Selain itu, baik

dilihat dari sudut agama maupun hukum Negara, orang tua adalah pendidik

(27)

jawabkan kelak, karena orang tualah yang paling tepat untuk menyampaikan

masalah kesehatan reproduksi kepada anak-anak mereka (sarwono, 1999).

d. Peran ibu

Seorang ibu yang merupakan pendidik pertama dan utama, seharusnya

memahami hal ini, karena masa kanak-kanak atau pubertas merupakan masa

pembentukan kepribadian manusia.

Seorang ibu peran dalam langkah awal untuk menghasilkan generasi yang

berkembang dari sisi tubuh, intelektualitas, kecerdasan sosial, mampu

(28)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka antar variabel yang ingin akan diamati dan diukur

melalui penelitian ini yang akan dilakukan

Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep penelitian ini adalah:

Skema. 1. Kerangka konsep Pengetahuan dan

sikap remaja putri - Medis - Kebersihan

Vagina - Psikologi

Sumber Informasi

(29)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Hasil dari tahu setelah remaja melakukan

(30)

2. Sikap

Kuesioner Wawancara 1. Negatif : bila responden memiliki memiliki skor < 12 2. Mendukung: bila

responden memiliki skor >13

1. Tidak mendukung: bila responden memiliki skor < 4 2. Mendukung: bila

Kuesioner Wawancara 1. Tidak mendukung: bila responden

(31)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggunakan rancangan cross

sectional. Penelitian dilakukan melalui wawancara dengan responden dengan

menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada masing-masing responden yaitu remaja

putri yang telah mendapat haid pertama enam bulan lalu di SMP Negeri 1 Medan.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri SMP Negeri 1 Medan

sebanyak 360 siswa.

2. Sampel

Sampel yaitu sebagian dari populasi, sampel dalam penelitian ini remaja putri

yang telah mendapat haid pertama enam bulan yang lalu yaitu kelas 1, 2, dan 3

SMP Negeri 1 Medan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah

pengambilan sampel secara acak sederhana. Jadi besar sampel dalam penelitian

(32)

n = 188

Maka besarnya sampel dalam penelitian ini sejumlah 188 remaja putri yang telah

mendapat haid pertama enam bulan yang lalu di SMP Negeri 1 Medan

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Medan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari - Juni 2010.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan

izin Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Medan. Dalam penelitian ini terdapat

beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan

kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila

calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden

berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan

(33)

responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen

penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. untuk mendapatkan mengetahui

pengetahuan dan sikap responden berdasarkan medis, kebersihan vagina, psikologi,

sumber informasi dan peran ibu di SMP Negeri 1 Medan setelah mengisi kuesioner.

F. Pengumpulan Data

1. Kuesioner Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan

peneliti mengonsultasikan kuesioner kepada pembimbing sehingga responden hanya

memilih jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data ini terdiri dari empat

bagian, yaitu : bagian pertama pengetahuan, bagian kedua sikap masing-masing

berdasarkan medis, kebersihan vagina, dan psikologi, bagian ketiga sumber

informasi dan bagian keempat peran ibu.

Pada bagian pertama, kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui

pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche. Bagian ini terdiri dari 14

pertanyaan berdasarkan medis sebanyak 7 pertanyaan dari nomor 1-7, kebersihan

vagina sebanyak 4 pertanyaan dari nomor 8-11, psikologi sebanyak 3 pertanyaan

dari nomor 12-14. Untuk menilai pengetahuan remaja, dilakukan penyekoran dengan

jawaban benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).

Pada bagian pengetahuan terdiri dari 3 kategori, yaitu: 1) Kurang : bila

responden menjawab benar pertanyaan 1-4 dari 14 pertanyaan; 2) Cukup : bila

(34)

responden menjawab benar pertanyaan 9-14 dari 14 pertanyaan. Pada bagian

pengetahuan medis terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Tidak mendukung: bila

responden menjawab benar pertanyaan 0-3 dari 7 pertanyaan; dan 2) Mendukung :

bila responden menjawab benar pertanyaan 4-7 dari 7 pertanyaan. Pada bagian

kebersihan vagina terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Tidak mendukung: bila responden

menjawab benar pertanyaan 1-2 dari 4 pertanyaan; dan 2) Mendukung: bila

responden menjawab benar pertanyaan 3-4 dari 4 pertanyaan. Pada bagian psikologi

terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Tidak mendukung: bila responden menjawab benar

pertanyaan 0-1 dari 3 pertanyaan; dan 2) Mendukung: bila responden menjawab

benar pertanyaan 2-3 dari 3 pertanyaan.

Pada bagian kedua, kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengetahui sikap

remaja dalam menghadapi menarche. Bagian ini terdiri dari 11 pernyataan

berdasarkan medis sebanyak 6 pernyataan dari nomor 1-6, kebersihan vagina

sebanyak 2 pernyataan dari nomor 7-8, dan psikologi sebanyak 3 pernyataan dari

nomor 8-11. Untuk menilai sikap ibu dilakukan dengan cara mengisi kuesioner

dengan menggunakan skala likert yang menggunakan alternatif jawaban : sangat

tidak setuju (STS) skornya 4, tidak setuju (TS) skornya 3 (tiga), setuju (S) skornya 2

(dua), sangat setuju (SS) skornya 1 (satu).

Pada bagian sikap terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Negatif : bila responden

memiliki skor <16,5; dan 2) Positif : bila responden memiliki skor > 16,5. Pada

bagian sikap medis terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Tidak mendukung: bila

responden memiliki skor < 12; dan b) Mendukung: bila responden memiliki skor

>13. Pada bagian sikap kebersihan vagina terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Tidak

(35)

memiliki skor > 5. Pada bagian sikap psikologi terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Tidak

mendukung: bila responden memiliki < 6; dan 2) Mendukung: bila responden

memiliki > 7.

Pada bagian ketiga, kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui sumber

informasi remaja putri dalam menghadapi menarche. Bagian ini terdiri dari 5

pertanyaan dari nomor 1-5. Untuk menilai sumber informasi remaja putri dalam

menghadapi menarche, dilakukan penyekoran dengan jawaban benar diberi nilai 1

(satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol). Pada bagian sumber informasi

terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Tidak mendukung: bila responden menjawab benar

pertanyaan 0-2 dari 5 pertanyaan; 2) Mendukung: bila responden menjawab benar

pertanyaan 3-5 dari 5 pertanyaan.

Pada bagian keempat kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui peran ibu

pada remaja putri dalam menghadapi menarche. Bagian ini terdiri dari 5 pertanyaan

dari nomor 1-5. Untuk menilai peran ibu pada remaja putri dalam menghadapi

menarche, dilakukan penyekoran dengan jawaban benar diberi nilai 1 (satu) dan

jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol). Pada bagian peran ibu terdiri dari 2 kategori,

yaitu: 1) Tidak mendukung: bila responden menjawab benar pertanyaan 0-2 dari 5

pertanyaan; dan 2) Mendukung: bila responden menjawab benar pertanyaan 3-5 dari

5 pertanyaan.

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Uji validitas

Uji validitas, dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner

(36)

tersebut. Content validity index sudah dilakukan dengan dr. Ichwanul Adenin,

SpOG, K didapatkan nilai validitas 0,8.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau

kekonsistenan jawaban yang diberikan reponden atas pertanyaan dari kuesioner.

Uji validitas dilakukan pada 20 siswa yang mempunyai kriteria sama dengan

responden siswa SMP Kemala Bhayangkari-1 dilakukan pada bulan Febuari

2010. Lalu data diolah menggunakan komputerisasi dengan cara analyze

kemudian scale setelah itu reliability statistic untuk mencari nilai koefisien alpha

cronbach sebesar 0,7.

G. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini

yaitu :

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Mengajukan surat permohanan izin pelaksanaan penelitian kepada kepala

sekolah SMP Negeri I Medan

3. Menyatakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela

4. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan (informed consent)

5. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya

dipersilahkan untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh

(37)

6. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa

kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi

H. Analisa Data

Data yang dikumpulkan dianalisa secara deskriptif. Dalam proses pengolahan data

terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu:

1. Editing

Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah

data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk

memudahkan kembali melihat lokasi dan dari suatu kode dari suatu variable.

3. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan dalam

master tabel atau database komputer. Kemudian membuat tabel distribusi

frekuensi.

4. Melakukan teknik analisis

Penganalisasian khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu

statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Karena

(38)

Statistika deskriptif adalah statistika yang membahas cara-cara meringkas,

menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar lebih mudah

dimengerti dan lebih mempunyai makna. Hasil analisa data disajikan dalam

bentuk table distribusi frekuensi dan persentase untuk melihat pengetahuan dan

(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai

pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri I

Medan tahun 2010. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Januari sampai dengan

Maret 2010 di SMP Negeri 1 Medan dengan jumlah responden sebanyak 188 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi

menarche, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 14 pertanyaan

pengetahuan, 11 pernyataan sikap, 5 pertanyaan sumber informasi dan 5 pertanyaan

peran ibu. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu

pengetahuan (berdasarkan medis, kebersihan vagina, psikologi), sikap (berdasarkan

medis, kebersihan vagina, psikologi), sumber informasi dan peran ibu pada remaja

putri tentang haid pertama (menarche).

1. Pengetahuan responden

a. Pada penelitian ini mencakup pengetahuan remaja putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di

(40)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 (n=188)

Variabel n Persentase (%)

Berdasarkan tabel di atas diketahui mayoritas responden berpengetahuan

cukup pada remaja putri dalam menghadapi menarche sebanyak 98 orang (52,1

%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang remaja putri dalam

menghadapi menarche sebanyak 5 orang (2,7 %).

b. Pada penelitian ini mencakup dari segi medis pada pengetahuan remaja putri

dalam menghadapi menarce di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche Berdasarkan Medis di SMP Negeri I Medan Tahun 2010 (n = 188)

No Variabel n %

Berdasarkan tabel di atas diketahui mayoritas responden mendukung

pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan medis

(41)

pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan medis

sebanyak 5 orang (2,7 %).

c. Pada penelitian ini mencakup dari segi kebersihan vagina pada pengetahuan

remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun

2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche Berdasarkan Kebersihan Vagina di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010

(n=188)

Berdasarkan tabel di atas diketahui mayoritas responden tidak mendukung

pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan kebersihan

vagina sebanyak 113 orang (60,1 %) dan minoritas responden mendukung

pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan kebersihan

vagina sebanyak 75 orang (39,9 %).

d. Pada penelitian ini mencakup dari segi psikologi pada pengetahuan remaja

put ri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010

(42)

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi (Menarche) Berdasarkan Psikologi di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 (n=188)

No Variabel n %

Berdasarkan tabel di atas diketahui mayoritas responden mendukung

pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan psikologi

sebanyak 169 orang (89,9 %) dan minoritas responden tidak mendukung

pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan psikologi

sebanyak 19 orang (10,1 %).

2. Sikap responden

a. Pada penelitian ini mencakup dari segi kebersihan vagina pada sikap remaja

put ri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SMP Negeri

(43)

Berdasarkan tabel di atas diketahui mayoritas responden sebahagian besar sikap

positif pada remaja put ri dalam menghadapi menarche sebanyak 188 orang (100 %).

b. Pada penelitian ini mencakup dari segi medis pada pengetahuan remaja putri

dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi (Menarche) Berdasarkan Medis di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 (n=188)

No Variabel n %

Berdasarkan tabel di atas diketahui mayoritas responden tidak mendukung sikap

remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan medis sebanyak 184 orang

(97,9 %) dan minoritas responden mendukung sikap remaja putri dalam menghadapi

menarche berdasarkan medis sebanyak 3 orang (1,6 %).

c. Pada penelitian ini mencakup dari segi kebersihan vagina pada sikap remaja

put ri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi (Menarche) Berdasarkan Kebersihan Vagina di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 (n=188)

(44)

Berdasarkan tabel di atas diketahui mayoritas responden tidak mendukung sikap

remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan kebersihan vagina sebanyak

96 orang (51,1 %) dan minoritas responden mendukung sikap remaja putri dalam

menghadapi menarche berdasarkan kebersihan vagina sebanyak 92 orang (48,9 %).

d. Pada penelitian ini mencakup dari segi psikologi pada sikap remaja putri

dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi (Menarche) Berdasarkan Psikologi di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 (n=188)

No Variabel n %

Berdasarkan tabel di atas diketahui mayoritas responden mendukung sikap

remaja putri dalam menghadapi menarche berdasarkan psikologi sebanyak 130

orang (69,1 %) dan minoritas responden tidak mendukung sikap remaja putri dalam

menghadapi menarche berdasarkan medis sebanyak 58 orang (30,9 %).

3. Sumber informasi responden

Pada penelitian ini mencakup dari segi sumber informasi pada remaja putri dalam

menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel

(45)

Tabel 5.9

Distribusi Responden dari segi sumber informasi pada Remaja Putri dalam Menghadapi

Menarche Berdasarkan Sumber Informasi di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 (n=188)

No. Sumber informasi n %

Berdasarkan tabel di atas diketahui pada sumber informasi pengetahuan remaja

put ri dalam menghadapi menarche mayoritas responden mendukung sebanyak 95

orang (50,5 %) dan minoritas responden tidak mendukung sebanyak 93 orang (49,5

%).

4. Peran ibu responden

Pada penelitian ini mencakup dari segi peran ibu pada remaja putri dalam

menghadapi menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 5.9

Distribusi Responden dari segi peran ibu pada Remaja Putri dalam Menghadapi

Menarche Berdasarkan Peran Ibu di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010 (n=188)

(46)

Berdasarkan tabel di atas diketahui pada peran ibu pengetahuan remaja putri

dalam menghadapi menarche mayoritas responden mendukung sebanyak 178 orang

(94 %) dan minoritas responden tidak mendukung sebanyak 10 orang (5,3 %).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan responden saat menghadapi (menarche)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari

188 responden yang diteliti ditemukan responden berpengetahuan cukup saat

menghadapi (menarche) sebanyak 98 orang (52,1 %) dan minoritas responden

berpengetahuan baik saat mengahadapi (menarche) sebanyak 85 orang (45,2%). Hal

ini dikarenakan responden masih kurang mengetahui tentang menarche.

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 188 responden yang diteliti, ditemukan

mayoritas responden mendukung dari segi medis sebanyak 183 orang (97,3 %) dan

minoritas responden tidak mendukung sebanyak 5 orang (2,7%). Sesuai pendapat

Widyastuti (2009) pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan

berlangsung kurang lebih selama 4 tahun.

Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 188 responden yang diteliti, ditemukan

mayoritas responden tidak mendukung dari segi kebersihan vagina sebanyak 113

orang (60,1 %) dan minoritas responden mendukung sebanyak 75 orang (39,9).

Sesuai pendapat Jones (2005) bahwa bahan yang digunakan adalah kain yang bersih,

mudah menyerap dan mudah dibuang untuk pembalut steril untuk dimasukkan ke

vagina.

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 188 responden yang diteliti, ditemukan

(47)

dan minoritas responden tidak mendukung sebanyak 19 orang (10,1 %). Sesuai Jones

(2005) bahwa saat inilah remaja merasakan adanya dorongan baru, sesuatu tarikan

terhadap lawan jenis yang belum dipahami benar.

2. Sikap responden dalam menghadapi menarche

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh ibu mempunyai sikap

positif dalam menghadapi menarche yaitu sebanyak 96 orang (100%). Hal ini

dikarenakan responden sudah mengetahui tentang menarche.

Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 188 responden yang diteliti, ditemukan

mayoritas responden mendukung dari segi medis sebanyak 184 orang (97,9 %) dan

minoritas responden tidak mendukung sebanyak 3 orang (1,6%). Sesuai pendapat

Jones (2005) bahwa mereka mengalami pusing-pusing, perut kembung, letih atau

mudah tersinggung dan mungkin merasakan tekanan di daerah pinggul saat

menjelang haid.

Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 188 responden yang diteliti, ditemukan

mayoritas responden tidak mendukung dari segi kebersihan vagina sebanyak 96

orang (51,1 %) dan minoritas responden mendukung sebanyak 92 orang (48,2 %).

Sesuai pendapat Jones (2005) bahwa pembalut harus diganti 2-3 kali sehari selama

haid secara teratur, karena dapat mengakibatkan gangguan pada vagina dan

menimbulkan penyakit.

Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 188 responden yang diteliti, ditemukan

mayoritas responden mendukung dari segi psikologi sebanyak 130 orang (69,1 %)

(48)

pendapat Jones (2005) bahwa remaja mempelajari sikap serta pandangan yang

berbeda tentang moral dan seksualitas.

3. Sumber informasi dalam menghadapi menarche

Dapat dilihat bahwa dari 188 responden yang diteliti, ditemukan mayoritas

responden mendukung dari segi sumber informasi sebanyak 95 orang (50,5 %) dan

minoritas responden tidak mendukung sebanyak 93 orang (49,5 %). Sesuai BKKBN

(2000) bahwa penggunaan media elektronik (radio/ televisi) sebagai media promosi

menjadi salah satu faktor penyebab. Media televisi atau radio merupakan media yang

paling mudah diakses masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan informasi

tentang menarche banyak diketahui oleh responden diantaranya karena adanya

komunikasi dan informasi.

4. Peran ibu dalam menghadapi menarche

Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 188 responden yang diteliti, ditemukan

mayoritas responden mendukung dari segi peran ibu sebanyak 178 orang (94,7 %)

dan minoritas responden tidak mendukung sebanyak 10 orang (5,3 %). Hasil

penelitian Daryati (2007) seseorang ibu berperan dalam langkah awal untuk

menghasilkan generasi yang berkembang dari sisi tubuh, intelektual, kecerdasan

(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri 1 Medan tahun 2010. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche mayoritas responden

berpengetahuan cukup sebanyak 98 orang (52,1 %), pengetahuan medis pada

remaja putri dalam menghadapi menarche mayoritas responden mendukung

sebanyak 183 orang (97,3 %), pengetahuan kebersihan vagina pada remaja putri

dalam menghadapi menarche mayoritas responden tidak mendukung sebanyak

113 orang (60,1 %), pengetahuan psikologi pada remaja putri dalam menghadapi

menarche mayoritas responden mendukung sebanyak 169 orang (89,9 %).

2. Sikap remaja putri dalam menghadapi menarche seluruh responden memiliki

sikap positif sebanyak 188 orang (100 %), sikap medis pada remaja putri dalam

menghadapi menarche mayoritas responden mendukung sebanyak 184 orang

(97,9 %), sikap kebersihan vagina pada remaja putri dalam menghadapi

menarche mayoritas responden tidak mendukung sebanyak 96 orang (51,1 %),

sikap psikologi pada remaja putri dalam menghadapi menarche mayoritas

responden mendukung sebanyak 130 orang (69,1 %).

3. Sumber informasi pada remaja putri dalam menghadapi menarche mayoritas

(50)

4. Peran ibu pada remaja putri dalam menghadapi menarche mayoritas responden

mendukung sebanyak 178 orang (94,7 %).

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu:

1. Pada remaja putri masih kurangnya pemahaman dalam menghadapi menarche

dari segi kebersihan vagina. Diharapkan kepada remaja putri agar lebih

memperhatikan tentang kebersihan vagina sewaktu menstruasi.

2. Diharapkan kepada pihak sekolah agar lebih mengaktifkan PKRR (Program

Kesehatan Reproduksi Remaja) khususnya dalam menghadapi menarche agar

remaja putri lebih menguasai tentang menstruasi.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rhineka Cipta

Budiarto, E. (2002). Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Hadi, S. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Indra Sari, W, 2004, Ketika Anak Remaja, Alex Media Computindo, Jakarta

Jones, DL. (2005), Setiap Wanita. PT. Delapratasa Publishing.

Kartanto, K. (2006). Psikologi Wanita. Bandung : Mandar maju.

Mayasari, D, 2007, Studi kasus mengenai pengetahuan dan penerimaan putri terhadap menstruasi (studi kasus pada 4 siswi SLTP di Jakarta)

2007)

Maulana, H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT. RINEKA CIPTA

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Medologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Noni, E, S. (2008). Kesiapan Siswa Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bayangkari 1 Medan Tahun 2008

Nursalam. (2008 ). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Paath, Erna Francin. (2004) . Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakatra : EGC

Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media

(52)

Sastroasmoro, P ,Sarwono. ( 2002 ). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi Kedua. Jakarta : CV Sagung Seto.

Saryono. ( 2008 ). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Sayono, S. (2006). Gizi Remaja Putri . Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : CV. Sagung Seto

Vidiawati, Y, 2003, Persepsi Remaja Putri Terhadap Munculnya cirri-ciri seks sekunder

di SLTPN I Tambelangan Sampang Madura,

(53)

INSTRUMEN PENELITIAN

PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SMP NEGERI 1

MEDAN TAHUN 2010

Daftar pertanyaan ini untuk mengumpulkan data tentang seberapa jauh

pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche. Penelitian ini berguna untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menghadapi menarche

khususnya di SMP Negeri 1 Medan.

No Responden :

Alamat :

Tanggal :

Petunjuk pengisian :

1. Semua pertanyaan harus dijawab

2. Pilihlah dari salah satu jawaban yang disediakan

A. Pengetahuan medis

1. Menurut anda apa pengertian Haid pertama ?

a. Haid yang datang pertama sekali dalam kehidupan seorang wanita

b. Haid yang teratur pada seorang wanita

(54)

2. Siklus normal menstruasi adalah ?

a. 21-35 hari

b. 32-34 hari

c. 35-40 hari

3. Untuk menjaga agar darah haid tidak mengganggu maka digunakan ?

a. Kain

b. Pembalut wanita

c. Kapas

4. Lamanya haid normal adalah ?

a. 3-7 Hari

b. 9-10 Hari

c. 1 bulan

5. Gejala gangguan haid akan normal pada saat ?

a. Haid dimulai dan setelah haid

b. Gizi terpenuhi

c. Pagi hari

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi haid adalah kecuali ?

a. Hidup teratur

b. Emosi

c. Nutrisi

7. Haid pertama biasanya dimulai pada wanita muda yang normal pada usia yaitu ?

a. 12-15 tahun

b. 20-22 tahun

(55)

B. Kebersihan Vagina

8. Pada saat anda haid sebaiknya membersihkan kemaluan dengan menggunakan ?

a. Tissue

b. Air bersih

c. Kertas

9. Darah haid berwarna ?

a. Merah

b. Merah kekuning-kuning

c. Merah kecoklat-coklatan

10. Ketika pertama haid, apa yang saudara lakukan dengan bekas softek/duk saudara

tersebut ?

a. Membuangnya langsung tanpa dicuci terlebih dahulu

b. Dicuci/dibilas lalu dibuang ketempat sampah

c. Dibiarkan saja

11. Berapa kali saudara ganti pembalut ketika haid ?

a. 2-3 kali sehari

b. 4-5 kali sehari

(56)

C. Psikologi

12. Gangguan ketegangan menjelang haid adalah kecuali ?

a. Gelisah

b. Perut kembung

c. Nafsu makan bertambah

13. Bagaimana pengalaman saudara ketika pertama kali mendapat haid ?

a. Takut

b. Biasa saja, karena sudah tahu dari teman

c. Membaca buku

14. Apa tanda-tanda jika saudara akan datang bulan (haid) ?

a. Mudah emosi

b. Nafsu makan bertambah

c. Payudara mengeras atau sakit

B. Sikap

1. SS : Sangat Setuju

2. S : Setuju

3. TS : Tidak Setuju

4. STS : Sangat Tidak Setuju

1. Medis

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Ketika haid wanita wajib menggunakan pembalut 2. Pada saat haid pertama wanita merasa cemas

3. Haid biasa terjadi pada awal waktu datangnya haid dan hilang dalam beberapa hari

(57)

5. Jika wanita haid teratur menandakan bahwa keadaan tubuhnya sehat

6. Setiap kali wanita haid akan merasakan nyeri pada perut, payudara, pinggang, dll

2. Kebersihan vagina

No Pernyataan SS S TS STS

7 Pada saat haid wanita harus membersihkan vaginanya dengan bersih

8 Cara membersihkan alat kelamin yang sehat bisa menggunakan air

3. Psikologi

No Pertanyaan SS S TS STS

9 Haid menandakan dewasanya seorang perempuan 10 Perempuan yang mendapat haid pertama ketakutan 11 Saat haid perempuan meningkat kemarahannya

C. Sumber Informasi

Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda pernah ikut seminar tentang haid pertama (menarche)

2. Apakah anda pernah nonton TV mengenai haid pertama (menarche)

3. Apakah anda pernah mendengar ceramah tentang haid pertama (menarche)

4. Apakah anda pernah membaca Koran, majalah, tabloid tentang haid pertama (menarche)

(58)

D. Peran Ibu

Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah ibu anda menjelaskan tentang haid pertama (menarche)

2. Pertama kali haid, apakah ibu saudara memberitahu saudara akan mengalaminya 3. Apakah ibu memberitahu tentang haid

pertama itu nomal atau tidak

4. Apakah ibu memberi tahu berapa kali mengganti pembalut

5. Apakah ibu saudara memberitahu

(59)

CONTEN VALIDITY INDEKS

Menurut anda apa pengertian Haid pertama ? 2 Siklus normal menstruasi adalah ?

3 Untuk menjaga agar darah haid tidak mengganggu maka digunakan ?

4 Lamanya haid normal adalah ?

5 Gejala gangguan haid akan normal pada saat ? 6 Faktor-faktor yang mempengaruhi haid adalah

kecuali ?

7 Haid pertama biasanya dimulai pada wanita muda yang normal pada usia yaitu ?

Kebersihan Vagina

1 Pada saat anda haid sebaiknya membersihkan kemaluan dengan menggunakan ?

2 Darah haid berwarna ?

3 Ketika pertama haid, apa yang saudara lakukan dengan bekas softek/pembalut saudara tersebut ?

4 Berapa kali saudara ganti pembalut ketika haid ?

Psikologi

1 Gangguan keterangan menjelang haid adalah kecuali ?

2 Bagaimana pengalaman saudara ketika pertama kali mendapat haid ?

3 Apa tanda-tanda jika saudara akan datang bulan (haid) ?

Sumber Informasi

1 Apakah anda pernah ikut seminar tentang haid pertama (menarche)

2 Apakah anda pernah nonton TV mengenai haid pertama (menarche)

(60)

4 Apakah anda pernah membaca koran, majalah, tabloid tentang haid pertama (menarche)

5 Apakah anda pernah mendengar siaran radio membahas tentang haid pertama (menarche)

Peran Ibu

1 Apakah ibu anda menjelaskan tentang haid pertama (menarche)

2 Pertama kali haid, apakah ibu saudara memberitahu saudara saudara memberitahu saudaraakan mengalaminya

3 Apakah ibu saudara memberitahu tentang haid pertama itu normal atau

4 Apakah ibu memberi tahu berapa kali mengganti pembalut

5 Apakah ibu saudara memberitahu bagaimana cara mengatasi nyeri haid

2. SIKAP A Sikap

No Pertanyaan 0.6 0.7 0.8 0.9 1.00

1

Pengetahuan medis

Ketika haid wanita wajib menggunakan pembalut 2 Pada saat haid pertama wanita merasa cemas 3 Haid biasa terjadi pada awal waktu datangnya haid

dan hilang dalam beberapa hari 4 Haid di rasakan oleh semua wanita

5 Jika wanita haid teratur menandakan bahwa keadaan tubuhnya sehat

6 Setiap kali wanita haid akan merasakan nyeri pada perut, payudara, pinggang dll

Kebersihan Vagina

1 Pada saat haid wanita harus membersihkan vaginanya dengan bersih

2 Cara membersihkan alat kelamin bisa menggunakan air rebusan sirih

Psikologi

(61)

Sumber Informasi

1 Mendapatkan sumber informasi dari majalah 2 Informasi tentang siklus haid didapat dari tenaga

kesehatan

3 Perasaan pertama kali yang didapat haid melalui TV

Peran Ibu

1 Ibu merupakan orang yang pertama mengetahui haid

2 Ibu memberitahu tentang mengganti pembalut

Medan, 13 April 2010

(62)

PERMOHONAN RESPONDEN

Kepada Yth :

Saudari ...

Di

SMP Negeri 1 Medan

Dengan Hormat,

Saya adalah mahasiswi D4 bidan pendidik USU yang akan mengadakan

penelitian dengan judul ”Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam menghadapi

menarche di SMP Negeri 1 Medan Tahun 2010.

Data yang diperoleh hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian, kerahasiaan

identitas remaja akan dijaga dan tidak disebarluaskan dan untuk itu cukup

mencantumkan nama inisial.

Saya sangat menghargai remaja untuk meluangkan waktu dalam mengisi

kuesioner dengan menandatangani persetujuan (informed consent) yang di sajikan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih semoga segala

bantuan anda dapat memberi dukungan bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya

di masa yang akan datang.

Medan, Januari 2010

Peneliti

(63)

FORMAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Setelah mendengar dan memahami maksud penelitian yang telah dijelaskan oleh

saudari Ernora, Mahasiswi D4 bidan Pendidik USU dengan ini saya yang bertanda

tangan dengan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan dengan

judul: ” Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam menghadapi menarche di SMP

Negeri 1 Medan Tahun 2010”

Informasi dan data yang saya berikan adalah benar adanya sesuai dengan

kenyataan dan pengetahuan saya.

Demikian persetujuan ini saya tandatangani dengan suka rela tanpa paksaan dari

pihak manapun.

Medan, Januari 2010

Responden

(64)

PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENELITIAN

NAMA : ERNORA

NIM : 095102005

JUDUL KTI : PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM

MENGHADAPI MENARCHE DI SMPN 1 MEDAN

Telah disetujui untuk melaksanakan penelitian

Medan, Januari 2010

Pembimbing

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi (
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Konservasi adalah sebuah program yang dikemas dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya agar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak iritan yaitu faktor eksogen dan endogen, dimana faktor eksogen misalnya bahan kimia (contoh: detergen,

Setiap konsekuen pada aturan yang berbentu IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil

merakit dan menetapkan paket soal US/M dengan cara menggabungkan 25% (dua puluh lima persen) paket soal dari Kementerian dengan 75% (tujuh puluh lima

Puji dan syukur atas berkat dan rahmat Allah Bapa Yang Maha Kuasa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PERADILAN PROFESI TERHADAP POLISI PELAKU

Serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh kebijaksanaan, dengan nama Allah kami Himpunan Mhasiswa Program Studi (HMPS) Ekonomi Islam menghimpun diri

PCR adalah suatu reaksi untuk mengandakan jumlah molekul Deoxyribo nucleat Acid (DNA) pada target tertentu dengan cara mensintesis molekul DNA baru yang

lemak, protein dan karbohidrat sehingga aktifitas penyerapan zat-zat makanan meningkat, dengan adanya penyerapan zat-zat makanan yang lebih banyak berpengaruh