• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Waktu Gilir Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl Dr. Mansyur No.48b Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Waktu Gilir Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl Dr. Mansyur No.48b Medan"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH WAKTU GILIR KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA

SPBU PERTAMINA PASTI PAS JL DR. MANSYUR

NO.48B MEDAN

OLEH

IRJA BREBA TARIGAN 070502220

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Waktu Gilir Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr. Mansyur No.48 B Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh waktu gilir kerja terhadap produktivitas karyawan pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr.Mansyur No.48 B Medan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr. Mansyur No. 48 B Medan, dengan populasi penelitian 35 orang responden dengan mengambilan sampling dengan menggunakan sampling jenuh. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji signifikansi waktu gilir kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl Dr. Mansyur No. 48 Medan.

(3)

ABSTRACT

The title of this study is "The Influence of cultivation Time Employee Productivity At Work Against Pertamina gas stations must Pas Jl. Dr. Mansyur 48 B Medan ". The purpose of this study was to determine and analyze the influence of cultivation time on the productivity of employees working at gas stations must Pertamina Pas Jl. Dr.Mansyur 48 B Medan.

The data used in this study is to use primary data and secondary data. Primary data was conducted through a questionnaire distributed to employees must Pas Jl Pertamina gas stations. Dr. Mansyur No. 48 B Medan, with a population of 35 respondents to the research retrieval sampling using a sampling saturated. Data analysis methods used are simple linear regression analysis.

The results showed that the significance test of time turn affects the productivity of employees working at gas stations must Pertamina Pas Jl Dr. Mansyur No. 48 Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas berkat Tuhan yang telah banyak melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis, terutama dalam proses penulisan serta

penyusunan skripsi ini.

Penulisan serta penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari semua

pihak agar menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Bantuan dari berbagai pihak

berupa moril maupun material menjadi dorongan serta memberikan andil yang

sangat besar kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan serta penyusunan

skripsi ini. Penulis tidak dapat membalas semua bantuan tersebut, namun dalam

kesempatan ini penulis memberikan ruang tersendiri untuk mengucapkan terima

kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian skripsi

ini. Semoga segala bantuan yang telah dilimpahkan tersebut dibalas oleh Tuhan

Yang Maha Kuasa.

Adapun pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan serta

penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(5)

3. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis

yang telah meluangkan waktu dan selalu memberikan arahan dan motivasi

bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Yenni Absah, SE, MSi selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan saran, kritik serta masukan dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Yulinda, MSi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

saran, kritik serta masukan dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan khususnya Departemen Manajemen

yang telah banyak mendidik, membimbing dan mengajarkan penulis

selama berkuliah.

7. Terkhusus kepada kedua orangtua ku,yakni Ayahanda Ir. Pujin Tarigan,

dan Ibunda Rosa Rita Sebayang yang telah membesarkan penulis sampai

sebesar ini yang tidak akan dapat terbalas jasanya oleh penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan melimpahkan kasih

dan karunia kepada kita semua. Amin.

Medan, Agustus 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 7

2.1.2 Peranan Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

2.2 Pengertian Shift Kerja ... 9

2.3 Produktivitas 2.3.1 Pengertian Produktivitas ... 10

2.3.2 Konsep Dasar Sistem Produktivitas ... 13

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Karyawan ... 14

2.3.4 Pengukuran Produktivitas Karyawan ... 18

2.4 Penelitian Terdahulu ... 21

2.5 Kerangka Konseptual ... 22

2.6 Hipotesis………... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 24

3.4 Definisi Operasional Variabel... 25

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 25

3.6 Populasi dan Sampel ... 26

3.7 Jenis Data ... 27

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Pertamina (Persero) Tbk ... 32

4.2 Hasil Penelitian ... 36

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Penelitian ... 38

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 41

4.2.4 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 44

4.3 Pembahasan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman Tabel

Tabel 1.1 Pembagian Kerja Kerja Karyawan ... 3

Tabel 1.2 Penilaian Kinerja Karyawan ... 4

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 25

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman Gambar

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...50

Lampiran 2 Data Mentah Kuesioner Variabel Waktu Gilir ……….. 52

Lampiran 3 Data Mentah Kuesioner Variabel Produktivitas ……… 53

Lampiran 4 Hasil Analisis Deskriptif Responden ………. 54

(11)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Waktu Gilir Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr. Mansyur No.48 B Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh waktu gilir kerja terhadap produktivitas karyawan pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr.Mansyur No.48 B Medan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr. Mansyur No. 48 B Medan, dengan populasi penelitian 35 orang responden dengan mengambilan sampling dengan menggunakan sampling jenuh. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji signifikansi waktu gilir kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl Dr. Mansyur No. 48 Medan.

(12)

ABSTRACT

The title of this study is "The Influence of cultivation Time Employee Productivity At Work Against Pertamina gas stations must Pas Jl. Dr. Mansyur 48 B Medan ". The purpose of this study was to determine and analyze the influence of cultivation time on the productivity of employees working at gas stations must Pertamina Pas Jl. Dr.Mansyur 48 B Medan.

The data used in this study is to use primary data and secondary data. Primary data was conducted through a questionnaire distributed to employees must Pas Jl Pertamina gas stations. Dr. Mansyur No. 48 B Medan, with a population of 35 respondents to the research retrieval sampling using a sampling saturated. Data analysis methods used are simple linear regression analysis.

The results showed that the significance test of time turn affects the productivity of employees working at gas stations must Pertamina Pas Jl Dr. Mansyur No. 48 Medan.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Zaman yang sudah serba modern ini, khususnya dalam dunia usaha

manusia tetap memegang peranan yang sangat penting, karena manusia adalah

sebagai pusat pelaksana dari segala kegiatan di bidang usaha, baik itu usaha jasa

maupun barang. Tetapi manusia akan lebih memegang peranan penting di dalam

bidang usaha jasa. Sebagai contohnya di bidang manufaktur yang dewasa ini

semakin berkembang. Manusia sebagai pelaksana kegiatan bisnis mempunyai

keterbatasan atau kemampuan kerja di mana banyak faktor yang membatasi

kegiatan manusia, antara lain fisik, daya pikir, pendidikan dan latihan, sikap,

waktu, dan tempat.

Permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini semakin komplek dan

luas, maka pimpinan semakin dituntut untuk menjalankan sistem manajemen yang

baik, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Pada dasarnya

semua perusahaan bertujuan untuk mencari laba dengan mendayagunakan

faktor-faktor sistem produksi yang ada. Hal ini tidak terlepas oleh pembagian kerja

karyawan atau gilir kerja karyawan itu sendiri yang tujuannya untuk

meningkatkan produktivitas karyawan.

Shift kerja/Gilir kerja merupakan sistem pengaturan waktu kerja yang

memungkinkan karyawan berpindah dari satu waktu ke waktu yang lain setelah

(14)

kelompok kerja yang lain sehingga memberi peluang untuk memanfaatkan

keseluruhan waktu yang tersedia untuk mengoperasikan pekerjaan.

Shift kerja/gilir kerja juga dapat berpengaruh terhadap manusia. Didalam

dunia perusahaan oleh karena alasan teknis, ekonomi maupun sosial, perusahaan

menerapkan beberapa standar shift kerja tambahan/gilir kerja, yakni shift kerja

pagi, shift siang dan shift malam. Kondisi kerja dengan waktu yang berbeda

tersebut sering menyebabkan berbagai gangguan, seperti gangguan fisiologis

(kualitas tidur rendah, kapasitas fisik maupun mental turun, gangguan saluran

pencernaan), gangguan psikologis, sosial maupun gangguan performasi kerja

(www.google.co.id).

Pada umumnya perusahaan melakukan gilir kerja menerapkan tiga shift

waktu kerja untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen, yakni shift kerja

pertama dari jam 08-16.00 wib, shift kerja kedua dari jam 16.00-00.00 wib,

sedangkan shift kerja ketiga dari jam 00.00-08.00 wib, akan tetapi meskipun di

perusahaan ini terbagi atas tiga shift kerja tentu saja akan memiliki produktivitas

kerja yang berbeda satu shift kerja yang satu dengan satu shift kerja yang lainnya,

akan tetapi tidak tertutup kemungkinan juga ada beberapa perusahaan yang

menerapkan dua sistem shift kerja. Perusahaan yang menerapkan dua sistem shift

kerja yakni SPBU Pertamina Pasti Pas JL. Dr. Mansyur No. 48 B Medan.

SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr.Mansyur No.48 B Medan merupakan

perusahaan SPBU yang bergerak di bidang pengisian bahan bakar minyak,

(15)

kebutuhan konsumen. Waktu kerja yang diberikan kepada para karyawannya

adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Pembagian Kerja Karyawan Shift Kerja Waktu Kerja Shift Kerja 1

Berdasarkan pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pembagian kerja

karyawan di SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr. Mansyur No. 48 B Medan

memiliki dua pembagian waktu, yakni shift kerja pertama dari jam 08-16.00 Wib,

shift kerja kedua dari jam 16.00-00.00 Wib, akan tetapi meskipun di perusahaan

ini terbagi dua shift kerja tentu saja akan memiliki produktivitas kerja yang

berbeda satu shift kerja yang satu dengan satu shift kerja yang lainnya.

Produktivitas pada hakekatnya meliputi sikap yang senantiasa mempunyai

pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja

kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu

daripada hasil yang diraih hari ini.

Menurut Hasibuan (2000:74) ”Produktivitas adalah perbandingan antara

hasil (output) dengan masukan (input). Jika produktivitas naik ini hanya

dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan

sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga

kerjanya. Sedangkan menurut Blecher dalam Wibowo (2011:109) produktivitas

adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang

diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan

(16)

Tabel 1.2

Penilaian Produktivitas Karyawan SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr. Manyur No. 48 B Medan Tahun 2009-2010

Keterangan 2009 2010

Sangat Baik 9 7

Baik 12 12

Kurang Baik 14 16

Total Pegawai 33 35

Sumber: SPBU Pertamina Pasti Pas Jl.Dr Mansyur No. 48 B Medan (2011)

Berdasarkan pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa penilaian produktivitas

karyawan tahun 2009 khususnya pada penilaian kurang baik setiap tahunnya

mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas karyawan pada

SPBU Pertamina Pasti Pas Jl Dr Mansyur No. 48 B Medan tidak terlalu baik.

Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Suprapto dalam jurnalnya

(2008:242) menyatakan bahwa produktivitas pada dasarnya berkaitan erat dengan

sistem produksi,yaitu dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja, modal atau

capital dapat dikelola dalam suatu cara yang terorganisir untuk mewujudkan

barang atau jasa secara efektif dan efisien. Mengenai gilir kerja atau shift kerja

bila terdapat dua atau lebih pekerja bekerja secara berurutan pada lokasi pekerjaan

yang sama. Bagi seorang pekerja, gilir kerja berada pada lokasi kerja yang sama,

baik teratur pada saat yang sama atau pada waktu yang berlainan. Gilir kerja atau

shift kerja berbeda dengan hari kerja yang biasa, dimana pada hari kerja yang

biasa dilakukan secara teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya,

(17)

24jam/hari. Biasanya perusahaan yang berjalan secara kontiniu menerapkan

sistem gilir kerja ini.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan didasarkan pada teori

yang telah ada, hal yang menjadi perhatian bagi penulis adalah kondisi waktu gilir

kerja yang berbeda pada setiap waktu gilir kerja tersebut, apakah memiliki

pengaruh atau tidak terhadap produktivitas mereka dalam bekerja. Dengan alasan

inilah penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Waktu Gilir Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr. Mansyur No.48 BMedan”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh waktu gilir kerja terhadap produktivitas

karyawan pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl. Dr.Mansyur No.48 B Medan?”. 1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh waktu gilir kerja terhadap produktivitas karyawan pada SPBU

Pertamina Pasti Pas Jl. Dr.Mansyur No.48 B Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

a) Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menjadi sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan

teoritis masalah sumber daya manusia, khususnya mengenai waktu gilir

(18)

b) Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan kepada permasalahan dalam membuat kebijakan

mengenai bidang yang penulis teliti untuk masa yang akan dating.

c) Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan perbandingan dan referensi yang dapat memberikan

perbandingan dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia sebagai bagian atau cabang dari ilmu

manajemen yang banyak dikenal dengan istilah lain seperti “manajemen

personalia” atau administrasi personalia. Istilah manapun yang digunakan pada

hakekatnya adalah sama untuk memberikan pedoman secara sistematis tentang

cara memperlakukan manusia di dalam organisasi, demi mencapai tujuannya.

Manajemen sumber daya manusia dalam pembahasannya menitik beratkan

bagaimana mutu organisasi atau perusahaan dalam mengupayakan pencapaian

tujuan perusahaan.

Adapun definisi dari manajemen adalah suatu kegiatan yang esensial yang

menjamin koordinasi dari usaha orang-orang untuk mencapai tujuan kelompok.

Kegiatan tersebut dikelompokkan ke dalam fungsi-fungsi manajemen, yaitu :

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan. Menurut James

menyatakan manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha pada anggota organisasi dan

penggunaan sumberdaya-sumberdaya lainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan ilmu atau seni yang memperlajari

bagaimana memimpin orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sumber

daya manusia yang dikonotasikan dengan personalia merupakan keseluruhan

(20)

Beberapa definisi manajemen sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Hasibuan (2002:10) menyatakan bahwa manajemen sumber daya

manusia adalah ilmu atau seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan tertentu.

2. Menurut Yuli (2005:16), manajemen sumber daya manusia merupakan

kegiatan yang mengatur tentang cara pengadaan tenaga kerja, melakukan

pengembangan, memberikan kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan

pemisahaan tenaga kerja melalui proses-proses manajemen dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diartikan manajemen sumber daya

manusia adalah proses pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja manusia agar

potensi yang dimiliki oleh tenaga kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut

berfungsi secara maksimal bagi pencapaian tujuan perusahaan.

2.1.2 Peranan Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan organisasi diharapkan dapat tercapai bila keberadaan dari sumber

daya manusia dapat dioptimalkan peran dan fungsi strateginya. Secara umum

peran manajemen sumber daya manusia dapat dikelompokkan dalam tiga peran

utama, yaitu a) peran administrasi, b) peran operasional, dan c) peran strategis.

Manajemen sumber daya manusia mempunyai hubungan erat dengan

lingkungan organisasi, yaitu strategi persaingan, strategi yang dimaksud adalah

menarik tenaga kerja yang efektif ke dalam organisasi, mengembangkan tenaga

(21)

untuk jangka panjang. Pencapaian sasaran-sasaran ini membutuhkan keahlian

dalam perencanaan, pelatihan, evaluasi kerja, administrasi gaji dan upah,

program-program tunjangan, dan bahkan permutusan kontrak kerja. (Daft,

2000:34).

Gambar 2.1 : Sasaran-sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber : Daft (2002)

Menarik Tenaga Kerja Yang Efektif

- Perencanaan SDM - Analisis Kerja - Peramalan - Rekrutmen

Mengembangkan Tenaga kerja Yang Efektif - Seleksi

- Pelatihan - Pengembangan - Evaluasi Kinerja

Mempertahankan Tenaga Kerja Yang Efektif

- Upah dan Gaji - Tunjangan - Hubungan Kerja

- Penghentian Kontrak Kerja

2.2Pengertian Shift Kerja

Sistem shift merupakan suatu sistem pengaturan kerja yang memberi

peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia untuk

mengoperasikan pekerjaan. Sistem shift digunakan sebagai suatu cara yang

paling mungkin untuk memenuhi tuntutan akan kecenderungan semakin

meningkatnya permintaan barang-barang produksi. Sistem ini dipandang akan

(22)

Menurut Landy , jadwal kerja shift adalah adanya pengalihan tugas atau

pekerjaan dari satu kelompok karyawan pada kelompok karyawan yang lain.

Sedangkan menurut Riggio, kerja shift sebagai suatu jadwal kerja dimana setiap

karyawan secara bergantian datang ke tempat kerja agar kegiatan operasional

tetap berjalan.

Gordon dan Henifin menyatakan bahwa kerja shift adalah jadwal kerja

yang menggunakan jam kerja yang tidak seperti biasanya, akan tetapi jam kerja

tetap dimulai dari pukul 07.00-09.00 pagi.

Kesimpulan dari beberapa definisi di atas adalah, bahwa shift kerja

merupakan sistem pengaturan waktu kerja yang memungkinkan karyawan

berpindah dari satu waktu ke waktu yang lain setelah periode tertentu, yaitu

dengan cara bergantian antara kelompok kerja satu dengan kelompok kerja yang

lain sehingga memberi peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu yang

tersedia untuk mengoperasikan pekerjaan.

2.3Produktivitas

2.3.1 Pengertian Produktivitas

Produktivitas mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia

untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya. Produktivitas

tidak hanya mencakup aspek-aspek ekonomi, tetapi juga berkaitan dengan aspek

non ekonomi, misalnya manajemen dan organisasi, masalah mutu kerja, mutu

kehidupan, perlindungan dan keselamatan kerja, motivasi, inisiatif, dan lain

(23)

Pengertian produktivitas sering dikacaukan dengan kata produksi.

Produksi bukanlah produktivitas. Peningkatan produksi tidak selalu dengan

peningkatan produktivitas, karena dalam pengertian produksi yangmenjadi

perhatian adalah peningkatan output sedangkan penggunaan input kurang

mendapatkan perhatian.

Istilah produktivitas muncul pertama kali pada tahun 1776 dalam suatu

makalah yang disusun oleh Sarjana ekonomi Perancis, Quesney. Sedangkan

produktivitas sebagai supaya konsep dengan output dan input yang menjadi

bagian utamanya, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo sekitar 1810. Inti

konsepnya adalah Bagaimana output akan berubah apabila besaran inputnya

berubah.

Hasibuan (2002:90) Pengertian produktivitas dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu :

a) Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain yaitu hasil

daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan

produkti yang dipergunakan (input).

b) Produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada

waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut.

c) Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor

esensial yakni: investasi, termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi

(24)

Pengertian produktivitas sebenarnya mengandung 2 aspek yaitu :

1) Aspek Modal

Di lihat dari segi mental pada dasarnya produktivitas adalah sikap mental

yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa untuk kehidupan

hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari

hari ini.

2) Aspek teknik

Dari segi aspek teknik maka produktivitas mengandung pengertian

perbandingan antara pemasukan (input) dengan keluaran (output). Dan

jika diartikan lebih sederhana produktivitas yang dimasukkan disini adalah

tentang perbandingan secata ilmu hitung antara jumlah setiap sumber saya

yang digunakan selama proses produksi berlangsung.

Menurut Hasibuan (2002:94), produktivitas adalah perbandingan antara

output dengan input. Jika produktivitas naik, ini hanya dimungkinkan oleh adanya

peningkatan efesiensi dalam waktu, bahan, tenaga dan sistem kerja, teknik

produksi dan adanya peningkatan kerja karyawan. Untuk dapat menyatakan akan

baik bila dia mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia karena digaji atau

diberi upah sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan (expectation)

merupakan hal yang diciptakan motivasi seorang karyawan untuk bersedia

melaksanakan kegiatan kerja dengan kinerja yang baik.

2.3.2 Konsep Dasar Sistem Produktivitas

Pemahaman mengenai produktivitas agar lebih bertambah ada baiknya

(25)

ukuran keberhasilan produktivitas hanya dipandang dari sisi output maka

produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi input dan output.

Novita (2002:21) menyebutkan bahwa “produktivitas tidak sama dengan

produktivitas, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan

komponen dari usaha produktivitas”. Dengan demikian produktivitas merupaan

suatu kombinasi dari evektivitas dan efesiensi sehingga produktivitas dapat diukur

dengan membandingkan antara efektivitas dengan efesiensi.

Lingkungan

Input → Proses → Output → Produktivitas

Sumber : Gasperzs dalam Novita Gambar 2.3 : Skema Sistem Produksi

Produktivitas dari sistem suatu organisasi atau perusahaan apabila telah

Gambar 2.2 :Produktivitas Kerja Tenaga

kerja Proses Produk Prosuktivitas

System

Umpan balik untuk pengendalian system Produksi agar meningkatkan produktivitas terus menerus

Sumber : Hasibuan (2002)

Langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu

untuk diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang

terjadi antara tingkat produktivitas aktual dengan rencana (productivity gap)

(26)

penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi

ini, selanjutnya dapat direncakan kembali target produktivitas yang akan dicapai

baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Program formal dapat dilakukan untuk mencapai target produksi yang

telah direncanakan dan untuk meningkatkan produktivitas terus menerus. Siklus

produktivitas itu diulang kembali secara continiue untuk mencapai peningkatan

produktivitas dalam sistim organisasi atau perusahaan.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Karyawan

Faktor-faktor penting untuk menjamin keberhasilan usaha dan

meningkatkan produktivitas. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Keadaan fisik (kesehatan, gizi)

Salah satu tugas pimpinan perusahaan adalah berusaha untuk mempertahankan

kesehatan para karyawan. Kesehatan karyawan menyangkut kesehatan fisik

maupun kesehatan mental. Kesehatan karyawan bisa terganggu karena

penyakit, stress, atau ketegangan pikiran maupun karena kecelakaan.

Kesehatan fisik maupun mental karyawan yang buruk akan menyebabkan

kecenderungan adanya tingkat absensi yang tinggi dan rendah tingkat

produktivitasnya, dan sebaliknya karyawan yang memiliki kondisi yang prima

dapat menyelesaikan pekerjaanya dengan baik. Untuk itu gizi setiap karyawan

perlu diperhatikan karena hal ini besar pengaruhnya terhadap peningkatan

(27)

b. Pendidikan dan keterampilan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang besar pengaruhnya terhada

peningkatan produktivitas kerja karyawan. Semakin tinggi pendidikan

karyawan, semakin besar ia dapat bekerja dengan efektif dan efesien sehingga

mampu untuk meningkatkan prestasinya ke jenjang lebih baik dan lebih

tinggi.

c. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang nyaman, baik dan memberikan rasa nyaman, akan

memberikan kegairahan kerja pada karyawan dalam melaksanakan

pekerjaanya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas yang

sangat erat hubungan dengan lingkungan kerja, yaitu: pewarnaan, kebersihan,

pertukaran udara, penerangan, musik, keamanan, dan kebisingan.

d. Etos kerja

Manusia dikatakan sebagai makluk sosial dimana memerlukan persahabatan

dan berhubungan dengan sesamanya. Persahabatan memberikan kebahagiaan

terbesar didalam memuaskan kebutuhan mereka. Kebutuhan-kebutuhan sosial

lainnya bisa diperoleh dari hubungan antara atasan dengan bawahan dimana

akhirnya karyawan mengingingkan adanya perhatian dalam menjalankan

pekerjaannya. Oleh karena itu faktor sosial budaya merupakan elemen yang

tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan produktivitas karyawan.

e. Faktor menejerial (motivasi dan kepemimpinan)

Perilaku pemimpin sering disebut gaya kepemimpinan (style of leadiership)

(28)

tertentu. Jiak seorang pimpinan dapat memimpin karyawannya dengan baik,

maka karyawan akan lebih termotivasi untuk berprestasi, sebab mereka

menjadikan pimpinannya sebagai contoh perilaku. Jadi seorang pimpinan

yang benar-benar efektif adalah pimpinan yang dapat memotivisir dan

bergairah dalam melaksanakan tugasnya.

f. Peralatan yang digunakan

Pimpinan perusahaan harus memperhatikan karyawan dalam melaksanakan

tugas sehari-hari dengan peralatan yang ada. Peralatan yang digunakan

mempunyai efek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pekerjaan.

Penggunaan peralatan yang modern dapat menghindari pemborosan waktu dan

tenaga yang digunakan.

Pada umumnya terdapat sejumlah faktor penyebab penurunan

produktivitas perusahaan, antara lain :

1. Ketidak mampuan manajemen dalam mengukur, mengevaluasi, dan megelola

produktivitas perusahaan.

2. Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengakuan dan penghargaan

yang diberikan tidak berkaitan dengan produktivitas dan tanggung jawab dari

karyawan tersebut.

3. Pengiriman produk yang seing terlambat karena ketidakmampuan memenuhi

jadwal yang ditetapkan, sehingga mengecewakan pelanggan.

4. Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi dan pemasaran.

5. Pemborosan penggunaan sumber-sumber daya material, tenaga kerja, energi,

(29)

6. Terdapat konflik-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerjasama yang

tidak terpecah, sehingga menimbulkan ketidakefektifan dalam kerja sama dan

partisipasi total dari karyawan.

7. Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk

meningkatkan pengetahuan tentang teknik-teknik peningkatan kualitas dan

produktivitas perusahaan.

8. Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri dengan tingkat

peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

perusahaan.

9. Dan lain-lain yang dapat diidentifikasi dan dikembangkan sendiri sesuai

dengan masalah penurunan produktifitas dari masing-masing perusahaan.

Peningkatan produktivitas perusahaan pada dasarnya harus dimulai dari

produktivitas individu (karyawan) yang ada dalam perusahaan itu, sehingga

manajemen perusahaan yang ingin meningkatkan produktivitas perusahaan harus

memberikan perhatian utama kepada masalah produktivitas individu (karyawan),

sebelum menggara produktivitas daru sumber-sumber daya lain seperti material,

energi, modal, mesin dan peralatan, informasi, dan lain-lain.

Karakteristik umum dari individu atau karyawan yang produktif biasanya

ditandai dengan beberapa hal berikut :

a) Secara terus-menerus selalu mencari berbagai gagasan dan cara penyelesaian

tugas yang lebih baik

b) Memberikan saran-saran untuk perbaikan secara suka-rela

(30)

d) Melakukan perencanaan dengan menyertakan jadwal waktu

e) Selalu bersikap positif terhadap karyawan

f) Dapat berperan sebagai anggota tim kerja sama yang baik

g) Dapat memotivasi diri melalui dorongan dari dalam diri sendiri

h) Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap pekerjaannya serta

mau menerapkan dalam pekerjaan itu.

i) Menerima saran-saran yang dianggap lebih dari orang lain.

j) Hubungan antar pribadi dengan semua tingkatan manajemen dalam organisasi

berlangsung dengan baik

k) Sangat menyadari dan memperdulikan masalah pemborosan dan inefisiensi

dalam penggunaan sumber-sumber daya.

l) Mempunyai tingkat kehadiran yang baik

m) Sering kali melampuai standar-standar yang telah ditetapkan

n) Selalu mampu mempelajari sesuatu hal baru dengan cepat.

2.3.4 Pengukuran Produktivitas Karyawan

Produktivitas merupakan salah satu kinerja perusahaan. Berbicara

mengenai produktivitas yang menjadi perhatian utama adalah masalah

pengukuran produktivitas, karena pengukuran produktivitas merupakan langkah

awal yang sangat penting untuk menentukan kebijakan perusahaan yang

diperlukan dalam meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Pengukuran produktivitas maksudnya adalah untuk mengetahui

(31)

efektivitas dari proses produksi operaso suatu perusahaan dan selanjutnya dapat

digunakan untuk memperbaiki agar tercapainya produktivitas yang lebih baik.

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diketahui bahwa :

a. Produktivitas tenaga kerja dikatakan meningkat apabila :

1) Volume produksi meningkatkan sedangkan penggunaan jumlah tenaga

kerja tetap.

2) Volume produksi meningkat sedangkan penggunaan jumlah tenaga kerja

berkurang.

b. Produktivitas tenaga kerja menurun apabila :

1) Volume produksi menurun sedangkan penggunaan jumlah tenaga kerja

tetap.

2) Volume produksi tetap sedangkan penggunaan jumlah tenaga kerja

meningkat.

Produksi tenaga kerja meningkat berarti kemampuan kerja karyawan

meningkat dari jumlah penggunaan tenaga kerja. Dengan seperti itu

memungkinkan harga pokok relatif rendah dengan waktu dan kualitas yang

terjamin. Sehingga merupakan kekuatan bagi perusahaan dalam memenangkan

persaingan.

Manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara

lain:

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat

meningkatkan produktivitas melalui efesiensi penggunaan sumber-sumber

(32)

2. Perencanaan sumber-sumber daya akan lebih efektif dan efesien melalui

pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun

jangka panjang.

3. Tujuan ekonomis dan non eknomis dari perusahaan dapat diorganisasikan

kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut

produktivitas.

4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat

dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas

sekarang.

5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan

berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada

diantara tingkat produktivitas yang direncakan (productivitas ekspektasi) dan

tingkat produktifitas yang diukur (produktivitas aktual). Dalam hal ini

pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi

masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga tindakan

korektif dapat diambil.

6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang

bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas di antara organisasi,

produktivitas dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi

produktivitas industri pada skala nasional maupun global.

7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi

informasi yang berguna untuk merencakan tingkat keuntungan dari

(33)

8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif

akan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus

(continious productivity improvement).

9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang

bermanfaat untuk menetukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan

produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.

10.Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam

mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus

yang dilakukan dalam produktivitas itu.

11.Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang

untuk bekerja lebih baik.

12.Terus menerus melakukan perbaikan dan juga meningkatkan kepuasan kerja.

Orang-orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran

produktivitas apabila dampak dari pengukuran produktivitas itu terlihat dan

dirasakan langsung dari mereka.

13.Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar-menawar) secara kolektif dapat

diselesaikan secara nasional, apabila ukuran-ukuran produktivitas.

2.4Penelitian Terdahulu

Novita (2002) melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Perbedaan

Waktu Gilir Kerja terhadap Produktivitas karyawan pada PT. Coca-cola Amatil

Botling Indonesia”. Menggunakan metode analisis korelasi (Corelation Analysis).

Variabel X adalah jam kerja aktual karyawan pada tiap waktu gilir kerja dan

(34)

Mengemukakan hipotesis “ada pengaruh perbedaan penerapan waktu gilir kerja

terhadap tingkat produktivitas karyawan PT. Coca-cola Amating Botling

Indonesia”. Dari hasil analisis maka hipotesa yang dikemukakan penulis tersebut

dapat diterima. Hal ini ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi antara jam kerja

aktual dan tingkat produktivitas karyawan.

Suprapto (2008) dalam jurnalnya “Pengaruh Shift Kerja dan Jenis Kelamin

Terhadap Produktivitas Kerja Operator pada Proses Pengelintingan Rokok Sigaret

Tangan”. Sampel didapat dari masing-masing 3 operator laki-laki dan wanita dari

setiap shift kerja pagi, siang dan malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

antara shift kerja terhadap produktivitas kerja operator, ada pengaruh antara jenis

kelamin terhadap produktivitas kerja operator, dan ada pengaruh antara shift kerja

dan jenis kelamin terhadap produktivitas operator.

2.5Kerangka Konseptual

Keputusan Menteri Perhubungan (KM 2005, 2002: 3-12) menyatakan

bahwa waktu gilir kerja (shift) adalah jam kerja selama 8 jam termasuk istrahat 1

jam, kecuali hari jumat siang, istrahat 2 jam. Dalam keputusan Menteri

Perhubungan Republik Indonesia tersebut menjelaskan dalam 1 bulan terdapat 25

gilir kerja/orang dan dalam satu hari terdapat 2 gilir kerja.

Sistem shift merupakan suatu sistem pengaturan kerja yang memberi

peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia untuk

mengoperasikan pekerjaan. Sistem shift digunakan sebagai suatu cara yang

(35)

meningkatnya permintaan barang-barang produksi. Sistem ini dipandang akan

mampu meningkat produktivitas suatu perusahaan yang mengggunakannya.

Menurut Sinungan (2000:23), bahwa produktivitas adalah perbandingan

antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang

digunakan (input). Menurut Blecher dalam Wibowo (2011:109) produktivitas

adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang

diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan

masukan. Produktivitas sering dibandingkan dengan standar yang sudah

ditentukan sebelumnya. Apabila lebih banyak keluaran dihasilkan dari jumlah

masukan yang sama ,atau masukan yang sedikit dapat dipergunakan untuk

mendapatkan keluaran yang sama, produktivitas diperbaiki.

Sumber : Sinungan (2000), diolah

Waktu Gilir Kerja

Waktu Gilir Kerja (X) Produktivitas Karyawan

(Y)

Gambar 2.3 : Kerangka Konseptual

2.6Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis

yang dikemukakan adalah: “Ada pengaruh waktu gilir kerja terhadap

produktivitas karyawan Pada SPBU Pertamina Pasti Pas Jl Dr. Mansyur No. 48 B

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei. Survei menurut Arikunto

(2007:236) merupakan suatu jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh peneliti

dalam bidang, sosiolog, bisnis, politik, pemerintahan, dan pendidikan. Penelitian

survei yang terkenal adalah dengan The Gallup Poll yang dimaksudkan untuk

mengetahui pendapat masyarakat.

Informasi dari penelitian survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi

dan dapat pula hanya sebagian dari populasi. Survei yang dilakukan kepada semua

populasi dinamakan penelitian sensus, sedangkan jika pengumpulan data hanya

dilakukan pada sebagian dari populasi disebut sebagai survei sampel. sedangkan

berdasarkan tingkat eksplanasi nya penelitian ini adalah penelitian asosiatif yakni

penelitian yang menghubungkan/mempengaruhi dua variabel atau lebih (Ginting

dan Syafrizal Helmi Situmorang, 2008:57)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan pada SPBU Pertamina Pasti Pas

Medan yang beralamat di Jl Dr. Mansyur No. 48 B Medan, sedangkan waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan September 2011.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional didalam penelitian ini adalah tentang pengaruh waktu

gilir kerja terhadap produktifitas karyawan SPBU Pertamina Pasti Pas Jl.Dr.

(37)

3.4 Definisi Operasional

a. Waktu gilir kerja merupakan waktu kerja seorang karyawan didalam

melakukan sebuah pekerjaan dengan orang lain yang dilakukan secara

bergantian.

b. Produktivitas karyawan Kemampuan seseorang untuk menghasilkan

barang/jasa dengan menggunakan berbagai sumber produksi sesuai dengan

mutu dan kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran

Waktu Gilir Kerja

(X)

Waktu kerja seorang karyawan didalam melakukan sebuah pekerjaan dengan orang lain yang dilakukan secara bergantian.

1. Jenis Shift Kerja 2. Panjang Waktu

Shift Kerja

3. Waktu Mulai

dan Diakhiri Shift Kerja

4. Waktu Istirahat

5. Jadwal shift

yang terjadwal sumber produksi sesuai dengan mutu dan kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

1. Tingkat Upah 2. Keterampilan

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(38)

alternatif jawaban kepada responden untuk masing-masing variabel dengan

menggunakan skala 1 sampai 5. Adapun skor yang diberikan dapat dilihat dari

Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2005 : 86). 3.6 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi

penelitian ini difokuskan pada karyawan kontrak di SPBU Pasti Pas No. 48

Medan yang berjumlah 35 orang karyawan, yang terbagi atas 2 shift (jam kerja).

Setiap shift terdiri dari 8 jam kerja.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Teknik penarikan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan sensus (sampling jenuh). Sensus

(sampling jenuh) merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sampel sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

(39)

3.7 Jenis Data

Jenis data didalam penelitian ini adalah:

a. Data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari responden

yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara

memberikan daftar pertanyaan (questionaire) dan melakukan wawancara

(interview).

b. Data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik

dari buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan situs internet untuk

mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data didalam penelitian ini adalah

a. Wawancara

Wawancara merupakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden

yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil (Sugiyono,

2008:130). Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

tanya jawab kepada pemilik SPBU Pertamina Pasti Pas No. 48 Medan.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

(40)

teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan

kepada para karyawan SPBU Pasti Pas No. 48 Medan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal-jurnal

penelitian, majalah dan internet yang memiliki relevansi dengan

penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa

yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur

melakukan tugasnya mencapai sasaran. Menurut Jogiyanto dalam Kuncoro (2003

:120) pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan

benar. Bila koefisien korelasi masing-masing pertanyaan sama dengan nilai r tabel

atau lebih besar dari nilai rtabel maka butir instrumen dinyatakan valid (nilai r tabel

dengan responden 30 orang sebagai tolak ukur dalam butir pernyataan valid

dipakai cronbach’s alpha 0,8 maka dapat dipastikan ukuran tersebut dapat

dipercaya (reliable) (Kuncoro, 2003:254).

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi

16.00, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika r hitung positif dan rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2) Jika r hitung negatif dan rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak

(41)

Uji validitas penelitian ini dilakukan pada SPBU yang berada di JL Setia Budi

Medan.

b. Reliabilitas

Reliabilitas menujukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.

Dikatakan konsistensi jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama

diperoleh hasil yang berbeda-beda. Menurut Kuncoro (2003:254) nilai

cronbach alpha > 0,8 dapat dikatakan reliabel. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan program SPSS versi 16.00. Butir pertanyaan yang

sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan

kriteria sebagai berikut:

1) Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.

2) Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak reliabel

3.10 Teknik Analisis Data

a. Metode deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti

mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menyajikan data sehingga dapat

memberikan gambaran umum yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan

bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau

menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

(42)

signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai

signifikan 5% artinya variable residual berdistribusi normal.

c. Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan didalam penelitian ini adalah

waktu gilir kerja (variabel independen), dan produktivitas karyawan

(variabel dependen). Maka analisis yang digunakan untuk melihat

pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y) menggunakan rumus sebagai

berikut :

Y = a + bX + e

Dimana:

Y = Produktivitas Karyawan.

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi Linier Sederhana

X = Waktu Gilir Kerja

e = Standar Eror

d. Uji Signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk membandingkan sebelum dan sesudah

atau perlakuan atau untuk membandingkan kelompok yang satu dengan

kelompok lainnya (Sugiyono, 2008:50 ).

Adapun model hipotesis pada penelitian ini adalah:

H0 : bi = 0, Artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara positif dan

(43)

H0 : bi ≠ 0, Artinya variabel bebas berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap variabel terikat.

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. thitung lebih besar dari ttabel pada alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

2. thitung lebih kecil dari ttabel dari pada alpha 5% maka H0 diterima dan

Ha ditolak.

e. Koefisien Determinan (R2)

Untuk melihat seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan

variabel terikat. Jika (R²) semakin besar atau mendekati satu, maka

dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y). Jika R2 semakin mengecil atau

mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah bahkan dapat

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Pertamina (Persero) Tbk.

Pada tahun 1945, Jepang, dengan disaksikan pihak Sekutu, menyerahkan

Tambang Minyak Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini

adalah bekas daerah konsesi sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa revolusi

fisik, tambang minyak ini hancur total. Lapangan-lapangan minyak di daerah lain

di Indonesia dapat dikuasai kembali oleh Belanda dan pihak asing berdasarkan

hak konsesi, namun lapangan minyak di Sumatera Utara dan Aceh dapat

dipertahankan bangsa Indonesia.

Semenjak kedaulatan Republik Indonesia diakui pada Desember 1949,

hingga akhir 1953 Pemerintah masih ragu apakah akan mengembalikan Tambang

Minyak Sumatera Utara kepada BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan

‘koordinator’ untuk pertambangan oleh Menteri Perekonomian pada tahun 1954

belum membawa perbaikan. Pada bulan Oktober 1957, Kepala Staf TNI Angkatan

Darat pada waktu itu Jenderal A.H. Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo

untuk membentuk Perusahaan Minyak yang berstatus hukum Perseroan Terbatas.

Pada tanggal 10 Desember 1957 didirikan P.T. Pertambangan Minyak

Nasional Indonesia (PT. Pertamina) dengan Kol.Dr. Ibnu Sutowo sebagai

Presiden Direktur. Berdasarkan UU No 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara,

P.T Permina sebagai Perseroan Terbatas menjadi Perusahaan Negara. Pertamina

memiliki jaringan distribusi BBM dan non-BBM yang kuat, tersebar di seluruh

(45)

di seluruh Indonesia dilakukan melalui jalur distribusi yang meliput i: Transit

Terminal, Depot, Instalasi dan DPPU. Jenis-jenis produk BBM terdiri atas:

premium, kerosine, autogas (solar), minyak diesel, dan minyak bakar. Sedangkan

yang dimaksud BBK adalah bahan bakar untuk penerbangan (aviasi), yaitu avtur

dan avigas, serta gasoline dengan nilai oktan tinggi, yaitu Pertamax dan Pertamax

Plus. Sedangkan BBK jenis Premix dan Super TT sudah tidak dipasarkan lagi.

Suplai avtur dan avigas terus meningkat sejalan dengan permintaan yang

juga meningkat akibat peningkatan lalu-lintas penerbangan dalam negeri. Produk

avtur dan avigas, menurut Laporan Tahunan Pertamina 1999-2000, sejak Februari

1999 telah dikeluarkan dari BBM bersubsidi dan harganya diserahkan kepada

mekanisme pasar. Berikut ini sekilas perjalanan Pertamina melayani bahan bakar

untuk pesawat, pemasaran bahan bakar untuk pesawat terbang secara modern tak

bisa dilepaskan dari dinamika makro organisasi pemasaran di Pertamina.

Khususnya untuk pemasaran dalam negeri. Pada masa Hindia Belanda terdapat

dua perusahaan minyak yang beroperasi dalam penyediaan dan pemasaran BBM.

Sedangkan pada masa pendudukan Jepang penyediaan dan pemasaran

BBM untuk masyarakat sangat terbatas karena BBM yang dihasilkan terutama

digunakan untuk keperluan perang.Perebutan dari Jepang atas fasilitas

pembekalan BBM di dalam negeri beserta sarana penimbunan dan pengangkutan

tidak berjalan lancar. Penyebabnya, kedatangan tentara Belanda baik dalam

Agresi I Belanda tahun 1947 maupun Agresi II Belanda tahun 1948. Hingga

periode 1950-1960, pembekalan BBM untuk keperluan dalam negeri sepenuhnya

(46)

memenuhi sekitar 4,2 persen dari seluruh konsumsi BBM dalam negeri yang saat

itu (1960) mencapai 3,3 juta kiloliter. Sebagian besar Shell dan Stanvac yang

memasok.Walaupun tingkat konsumsi terus meningkat, tetapi sejak 1950 sampai

1960 tidak ada penambahan investasi pada sarana distribusi dan pemasaran.

Dengan melihat kondisi politik saat itu, perusahaan-perusahaan asing mengalami

keraguan untuk melanjutkan usahanya di Indonesia. Saat itu ada 740 stasiun

pompa bensin, 125 truk tangki dengan daya angkut 1.000 kiloliter. Keadaan

tersebut mempersulit masyarakat untuk mendapatkan pelayanan BBM.

Organisasi pemasaran Pertamina sepanjang catatan yang diperoleh mulai dibenahi

tahun 1960-an yaitu pada masa Pertamina. Dimulai dengan membangun pusat

administrasi kecil di setiap pusat pemasaran di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan

Medan.

Faisal Abdaoe boleh dicatat sebagai salah seorang pembangun jaringan

pemasaran. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini ditugaskan

menciptakan suatu kebijakan pemasaran untuk Pertamina. Pertamina saat itu

mulai melakukan pemasaran langsung. Walaupun pada awalnya masih ditopang

oleh Shell. Ketika Kontrak Karya dengan Tiga Besar Shell, Stanvac, dan Caltex

diratifikasi November 1963, Pertamin telah membangun sebuah organisasi

pemasaran yang lancar dan fungsional. Saleh Siregar pimpinan Pertamin mencoba

meyakinkan Pemerintah melalui Wakil PM III Chairul Saleh bahwa Pertamina

adalah perusahaan yang pantas mengambilalih pemasaran dalam negeri setelah

(47)

Maka 11 Desember 1963 Pertamina ditunjuk untuk menerima semua kekayaan

pemasaran dari kelompok Tiga Besar. Lalu Saleh Siregar mengajukan usulan

baru, agar pempercepat pemindahan aset pemasaran. Hal ini menguntungkan

Indonesia dibandingkan harus membayar distribusi sebanyak 0,10 dolar per barel.

Chaerul Saleh setuju dan Tiga Besar pun setuju. Pemindahan aset Shell berikut

personalia dilakukan atas dasar satu area ke area lain selesai pada Juli 1965.

Namun keterlibatan asing dalam pemasaran domestik belum pupus sama

sekali. Angkutan laut masih ditangani Shell dan Stanvac, sekalipun Permina juga

telah memasuki bisnis itu. Pada saat itu Shell dan Stanvac masih menjalankan

kilang-kilang karena kemampuan Pertamina dan Perumigan dua BUMN migas

selain Pertamina masih terbatas. Pada perkembangan selanjutnya Permina di

bawah Ibnu Sutowo meminta persetujuan Pemerintah agar bisa membangun

armada tanker yang diperlukan untuk menangani ekspor minyak dan penyaluran

antar-pulau. Permintaan disetujui tahun 1964, Permina mulai mengekspor minyak

dengan kapalnya sendiri. Dari waktu ke waktu armada milik Permina terus

bertambah. Termasuk kapal carter. Sebelumnya, tahun 1962, Permina pun

membeli sebuah perusahaan pesawat udara, Aero Comander, untuk

pengembangan pelayanan udara. Ini merupakan cikal bakals Pelita Air Service.

Dan pada tahun yang sama Permina pun membeli sistem telekomunikasi yang

canggih, yang dilengkapi dengan telex dan komunikasi suara. Tahun 1965

meletus G30S/PKI. Keadaan politik mewarnai keadaan ekonomi. Perundingan

dengan SHELL dan STANVAC masih berlangsung, tetapi distribusi dalam

(48)

minyak tanah dan bensin tidak terawasi. Ibnu Sutowo mendapat mandat penuh

dari Chairul Saleh untuk mengurusi semua keadaan sehari-hari masalah migas.

Pompa bensi biasanya kehabisan persediaan dan pemakai terpaksa membayar

harga pasar gelap. Pada dasarnya harga itu naik, tapi kenaikan itu pergi ke pasar

gelap, bukan kepada Pemerintah dan maskapai minyak.

Ibnu Sutowo meneruskan perundingan. Stanvac ragu. Sebaliknya Shell

memilih meneruskan pembicaraan penjualan anak perusahaannya yang ada di

Indonesia. Dicapai persetujuan dengan harga 110 juta dolar AS, dan persetujuan

itu ditandatangani 1 Desember 1965 dan berlaku dari tanggal 1 Januari 1966.

Pembayarannya sendiri dilakukan dalam waktu lima tahun dari lapangan dan

kilang bekas Shell sendiri.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program Statisitic Product and

Service Solution (SPSS) 16.00 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

b. Jika rhitung positif atau r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan

kepada 30 orang responden diluar dari responden penelitian. Nilai rtabel dengan

ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikasi sebesar alpha 5 %,

(49)

Tabel 4.1

Pertanyaan 1 69,33 40,368 ,459 ,904

Pertanyaan 2 69,50 38,603 ,554 ,902

Pertanyaan 3 69,57 38,185 ,632 ,899

Pertanyaan 4 69,40 38,869 ,621 ,900

Pertanyaan 5 69,60 37,972 ,678 ,898

Pertanyaan 6 69,47 37,913 ,635 ,899

Pertanyaan 7 69,33 37,954 ,676 ,898

Pertanyaan 8 69,50 38,328 ,590 ,901

Pertanyaan 9 69,53 37,775 ,674 ,898

Pertanyaan 10 69,50 38,190 ,608 ,900

Sumber; SPSS 16.00

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas

Corrected Item-Total

Correlation Keterangan

Pertanyaan 1 ,459 Valid

Pertanyaan 2 ,554 Valid

Pertanyaan 3 ,632 Valid

Pertanyaan 4 ,621 Valid

Pertanyaan 5 ,678 Valid

Pertanyaan 6 ,635 Valid

Pertanyaan 7 ,676 Valid

Pertanyaan 8 ,590 Valid

Pertanyaan 9 ,674 Valid

Pertanyaan 10 ,608 Valid

Sumber; SPSS 16.00

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh

pertanyaan/pernyataan valid, karena nilai corrected item total correlaction

seluruh pernyataan bernilai lebih besar atau sama dengan nilai r tabel 0,361, hal

(50)

Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 dengan kriteria

sebagai berikut :

a. Jika r alpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika r alpha positif atau lebih kecil dari r tabel maka di nyatakan tidak

reliabel.

Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nila r alpha sebesar 0,906 dan r tabel

sebesar 0,80 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih

besar dari r tabel (0,906 > 0,80) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel

dan dapat digunakan untuk penelitian.

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Penelitian

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.4

Karakteristik Respoden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden %

18-22 7 20

Berdasarkan Tabel 4.4 yang berusia 18 sampai dengan 22 tahun

(51)

sebesar 12 orang responden atau 34%, 28 sampai dengan 32 tahun

sebesar 6 orang responden atau 17%, 33 sampai dengan 37 tahun

sebesar 10 orang responden atau 29%. Berikut ini grafik karakteristik

responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut:

0

Gambar 4.1 : Grafik Responden Berdasarkan Usia

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Jumlah Responden %

S1 8 23

D3 10 29

SMA 17 48

Jumlah 35 100 Sumber : Data diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa yang berpendidikan S1

sebesar 8 orang responden atau 23%, D3 sebesar 10 orang responden

atau 29% dan SMA sebesar 17 orang responden atau 48%. Berikut ini

grafik karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah

(52)

0 5 10 15 20

S1

D3

    SMA

Sumber : Data diolah (2011)

Gambar 4.2 : Grafik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden %

Laki-Laki 24 69

Perempuan 11 31

Jumlah 35 100 Sumber : Data diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa yang berjenis kelamin

laki-laki sebesar 24 orang responden atau 69%, dan yang berjenis kelamin

perempuan sebesar 11 orang responden atau 31 %. Berikut ini grafik

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai

(53)

0

Gambar 4.3 : Grafik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian a. Variabel Waktu Gilir Kerja (X)

Tabel 4.7

Frekuensi Responden Waktu Gilir Kerja Tanggapan

Sumber : Data Primer, 2011 (Diolah)

1) Pada pernyataan pertama, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju tidak ada, kurang setuju sebesar 15 orang responden

atau 42%, setuju 5 orang responden atau 14,3%, sangat setuju

sebesar 15 orang responden atau 42,9%.

2) Pada pernyataan kedua, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

(54)

atau 42%, setuju 5 orang responden atau 14,3%, sangat setuju

sebesar 15 orang responden atau 42,9%.

3) Pada pernyataan ketiga, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju tidak ada, kurang setuju sebesar 15 orang responden

atau 42%, setuju 5 orang responden atau 14,3%, sangat setuju

sebesar 15 orang responden atau 42,9%.

4) Pada pernyataan keempat, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju tidak ada, kurang setuju sebesar 7 orang responden

atau 20%, setuju 26 orang responden atau 74,3%, sangat setuju

sebesar 2 orang responden atau 5,7%.

5) Pada pernyataan ketiga, yakni yakni menyatakan sangat tidak

setuju, tidak setuju tidak ada, kurang setuju sebesar 7 orang

responden atau 20%, setuju 26 orang responden atau 74,3%,

sangat setuju sebesar 2 orang responden atau 5,7%.

b. Variabel Produktivitas Karyawan (Y) Tabel 4.8

Frekuensi Responden Produktivitas Karyawan (Y) Tanggapan

(55)

1) Pada pernyataan pertama, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju tidak ada, kurang setuju sebesar 7 orang responden

atau 20%, setuju 11 orang responden atau 31,4%, sangat setuju

sebesar 17 orang responden atau 48,6%.

2) Pada pernyataan kedua, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju tidak ada, kurang setuju sebesar 7 orang responden

atau 20%, setuju 12 orang responden atau 34,3%, sangat setuju

sebesar 16 orang responden atau 45,7%.

3) Pada pernyataan ketiga, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju tidak ada, kurang setuju sebesar 7 orang responden

atau 20%, setuju 15 orang responden atau 42,9%, sangat setuju

sebesar 13 orang responden atau 37,1%.

4) Pada pernyataan keempat, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju, dan kurang setuju tidak ada, setuju 30 orang

responden atau 85,7%, sangat setuju sebesar 5 orang responden

atau 14,3%.

5) Pada pernyataan kelima, yakni menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju, kurang setuju tidak ada, setuju 28 orang responden

(56)

4.2.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis

grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied

Residual. Apakah titik menyebar di sekitra garis diagonal maka data

telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression

Standarizied Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

1.0

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Gambar 4.1 :Pegujian Normalitas. Sumber : Data Primer (2011).

Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di

sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain

itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji

kolmogorov-sumirnov pada tingkat signifikan 5 % (0,05). Hasil uji

(57)

Tabel 4.8

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber : Data Primer Diolah (2011).

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena

nilai Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,300 ditas tingkat signifikansi 0,05

atau 5 %. Atau Asympy.Sig (2-tailed) > 0,05

4.2.5 Analisis Regresi Linier Sederhana Uji Signifiknasi

Uji-t digunakan untuk menguji secara parsial seberapa besar pengaruh

varabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk melakukan uji t maka

menggunakan Tabel Cofficients.

Tabel 4.8 Uji Signifikansi

Coefficientsa

-1.557 2.968 -.524 .603

1.300 .169 .801 7.676 .000 (Constant)

a. Test distribution is Normal.

(58)

a. Hasil uji-t menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = -1,557 + 1.300 X + e

b. Gilir Kerja (X)

Gilir kerja memiliki thitung sebesar 7,676, karena nilai thitung > nilai

ttabel = 7,676 > 2,000 hal ini berarti H0 ditolak, dan Ha diterima yaitu

waktu gilir kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada

SPBU Pertamina Pasti Pas Jl Dr. Mansyur No. 48 Medan.

Uji Koefisien Determinan (R2). Tabel 4.9 Koefisien Determinan

Model Summary

.801a .641 .630 1.48352 Model

Predictors: (Constant), Gilir Kerja a.

Sumber : SPSS (2011)

a. R square disebut juga koefisien determinasi, dapat dilihat bahwa R

square (R2) adalah 64,1 %.

b. Adjusted R Square 0,630 berarti 63,0 % waktu gilir kerja dijelaskan

oleh produktivitas karyawan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain diluar penelitian ini.

c. Std.Error of the Estimate merupakan kesalahan standar dari

penaksiran yang bernilai 1.48352

4.3Pembahasan

Berdasarkan dari hasil regresi linier sederhana bahwa Gilir kerja memiliki

Gambar

Tabel 1.1 Pembagian Kerja Karyawan
Tabel 1.2 Penilaian Produktivitas Karyawan SPBU Pertamina Pasti Pas
Gambar 2.1  : Sasaran-sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia  Sumber
Gambar 2.3 : Skema Sistem Produksi menerus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ridha (2014) salah satu faktor risiko dari penyebab kuman diare adalah faktor lingkungan yang merupakan epidemiologi diare atau penyebaran diare sebagian

3) Pengembangan industri sarana seperti pesawat, kapal, bus, KRL, monorail dan gerbong kereta belum dilakukan secara memadai untuk mendorong peningkatan peran moda

Penelitian ini memaparkan metode pengukuran kadar asam urat pada urine menggunakan NIRS dengan pendekatan partial least square regresion (PLSR) , yang memungkinkan

Karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, membuat orangtua para gamer perlu menyesuaikan gaya dan praktik pengasuhan agar dapat membantu anak-anak mereka

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan periklanan yang dilakukan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia, mengetahui tanggapan konsumen terhadap iklan motor

• Adalah pengorganisasian kurikulum yang berpusat pada

 Mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk pengabdian kepada

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mendeskripsikan kemampuan bertanya tingkat tinggi peserta didik yang tidak diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball