• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008 Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008 Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TENTANG PEMERIKSAAN

PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI SALAH SATU CARA

UNTUK MEDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

FAKULTAS SASTRA USU MEDAN ANGKATAN 2008

Oleh:

LORNA TING KANG NI

NIM: 070100253

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TENTANG PEMERIKSAAN

PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI SALAH SATU CARA

UNTUK MEDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

FAKULTAS SASTRA USU MEDAN ANGKATAN 2008

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

LORNA TING KANG NI

NIM: 070100253

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008 Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara.

Nama : Lorna Ting Kang Ni NIM : 070100253

_____________________________________________________________

Pembimbing Penguji I

______________________

___________________________

(dr. T. Ibnu Alferally Sp. PA) (dr. Mutiara Indah Sari )

Penguji II

________________________ (dr. Rina Amelia, MARS)

Medan, 23 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Angka kejadian kanker payudara di Indonesia masih terbilang tinggi, yaitu sekitar 11,9%. Sebagian besar kasus kanker payudara (60-80%) terdeteksi pada stadium lanjut. Padahal kanker ini dapat dideteksi secara dini. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi Fakultas Sastra angkatan 2008 dengan semester lima dan enam USU Medan. Jumlah sampel minimal yang harus dicapai adalah sebanyak 66 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Pengetahuan responden tentang SADARI akan diukur melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Pengetahuan ini juga dikelompokkan menjadi tiga kategori tingkat pengetahuan, yaitu pengetahuan kurang baik, pengetahuan cukup, dan pengetahuan baik.

Dari 66 orang responden penelitian, sebanyak 39 orang responden mengetahui istilah SADARI sedangkan 27 orang lainnya tidak mengetahui istilah SADARI. Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang SADARI, didapatkan bahwa 50% responden memiliki pengetahuan yang kurang, 33% responden memiliki pengetahuan yang cukup dan hanya 16.7% yang memiliki pengetahuan baik.

Kesimpulannya, 33 orang (50%) dinyatakan memiliki pengetahuan yang kurang baik (skor penilaian <40%) tentang SADARI, 22 orang (33.3%) yang memiliki pengetahuan cukup tentang SADARI (skor penilaian 40-75%) dan 11 orang (16.7%) yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI (skor penilaian >75%).

(5)

ABSTRACT

Breast cancer incidence rate in Indonesia is still fairly high which is around 11.9%. Most cases of breast cancer (60-80%) was detected at an advanced stage though this cancer can be detected early. One of the early detection way is by doing breast self-examination. The purposes of this study were to assess public knowledge about the image of breast self-examination.

The method used in this study was descriptive study with cross-sectional design. The population of the studies were students with according semester five and six. The minimum sample size should be achieved is 66 people. Sampling was done by using stratified random sampling technique. Knowledge of respondents about breast self-examination were measured through interview using structured questionnaires. This knowledge was also grouped into three categories level of knowledge, namely lack of knowledge, moderate knowledge and good knowledge.

From 66 respondents, 39 respondents knew the term “breast-self examination” while the 27 others didn’t know about it. Grouping of respondents’ knowledge level showed that 50% respondents had lack of knowledge, 33.3% had moderate knowledge and only 16.7% had good knowledge.

As a conclusion, 33 people (50%) had lack of knowledge (observational score <40%), 22 people (33.3%) had moderate knowledge (observational score 40-75%) and 11 people (16.7%) had good knowledge (observational score >75%).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Proposal Penelitian ini dapat diselesaikan. Proposal penelitian dengan

judul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008

Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara” ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof.dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr T. Ibnu Alferraly, SpPA, selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis. 3. dr. H. Delyuzar,Sp.PA(K), selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas

segala bimbingan, ilmu, dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis. 4. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

teristimewa kepada dosen dan staf department IKK serta staf Medical Education Unit (MEU).

5. Bagian Administrasi Fakultas Sastra USU, teristimewa staf yang banyak memberikan kerjasama dan informasi semasa pengumpulan data.

6. Teman-teman yang telah mendukung dan membantu penulis : Arlies Chua, Tracie Gan dan Goh Swee Ruo.

7. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

(7)

Penulis menyadari proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menjadi lebih baik untuk ke depannya kelak.

Medan, 24 November 2010

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.3. SADARI(PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) sebagai deteksi awal kanker payudara……….... 26

(9)

2.3.2 Prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). . 27

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….……. 33

3.2. Definisi Operasional………... 33

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian………. 35

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian……….. 35

4.3. Populasi dan Sampel……… 35

4.3.1 Populasi... 35

4.3.2 Sampel ... 36

4.4. Teknik Pengumpulan Data……….. 36

4.4.1 Data Primer... 36

4.4.2 Data Sekunder... 37

4.5. Pengolahan dan Analisa Data……… 37

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 39

5.2. Deskripsi Responden Penelitian... 39

5.3. Hasil Penelitian... 39

5.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian... 39

5.4. Pembahasan... 43

5.4.1 Gambaran Pengetahuan... 43

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan... 46

6.2. Saran... 46

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 1 Anatomi Payudara 8

Gambar 2 Cara Melakukan SADARI dengan

Melihat Payudara 27

Gambar 3 Cara Melakukan SADARI dengan

Mengangkat Kedua Tangan 28

Gambar 4 Cara Melakukan SADARI dengan

Tangan di Samping 28

Gambar 5 Cara Melakukan SADARI dengan

Berkacak Pinggang 28

Gambar 6 Cara Melakukan SADARI dengan

Posisi Berbaring 29

Gambar 7 Cara Melakukan SADARI dengan

Vertical Strip 30

Gambar 8 Cara Melakukan SADARI secara

Pemutaran 30

Gambar 9 Cara Melakukan SADARI dengan

Memeriksa puting susu 31

Gambar 10 Cara Melakukan SADARI dengan

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman Tabel 2.1. Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan

TNM System 23

Tabel 2.2. Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan

TNM System 24

Tabel 2.3. Klasifikasi Metastase Berdasarkan TNM System 24

Tabel 2.4. Stadium Numerik Kanker Payudara 25

Tabel 2.5. Five-Years Survival Rate Pasien Kanker Payudara 26

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variable Pengetahuan 40 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan

Gambaran pengetahuan responden penelitian 41

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan

tingkat pengetahuan responden penelitian 41

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan

Sumber pengetahuan responden penelitian tentang

SADARI 42

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2: Petunjuk Wawancara

Lampiran 3: Lembar Penjelasan

Lampiran 4: Pengantar dan Informed Consent

Lampiran 5: Kuesioner Penelitian

Lampiran 6: Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Lampiran 7: Hasil Uji Validitas Kuesioner

Lampiran 8: Daftar Induk Penelitian

Lampiran 9: Output SPSS

Lampiran 10: Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data

(13)

ABSTRAK

Angka kejadian kanker payudara di Indonesia masih terbilang tinggi, yaitu sekitar 11,9%. Sebagian besar kasus kanker payudara (60-80%) terdeteksi pada stadium lanjut. Padahal kanker ini dapat dideteksi secara dini. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi Fakultas Sastra angkatan 2008 dengan semester lima dan enam USU Medan. Jumlah sampel minimal yang harus dicapai adalah sebanyak 66 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Pengetahuan responden tentang SADARI akan diukur melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Pengetahuan ini juga dikelompokkan menjadi tiga kategori tingkat pengetahuan, yaitu pengetahuan kurang baik, pengetahuan cukup, dan pengetahuan baik.

Dari 66 orang responden penelitian, sebanyak 39 orang responden mengetahui istilah SADARI sedangkan 27 orang lainnya tidak mengetahui istilah SADARI. Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang SADARI, didapatkan bahwa 50% responden memiliki pengetahuan yang kurang, 33% responden memiliki pengetahuan yang cukup dan hanya 16.7% yang memiliki pengetahuan baik.

Kesimpulannya, 33 orang (50%) dinyatakan memiliki pengetahuan yang kurang baik (skor penilaian <40%) tentang SADARI, 22 orang (33.3%) yang memiliki pengetahuan cukup tentang SADARI (skor penilaian 40-75%) dan 11 orang (16.7%) yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI (skor penilaian >75%).

(14)

ABSTRACT

Breast cancer incidence rate in Indonesia is still fairly high which is around 11.9%. Most cases of breast cancer (60-80%) was detected at an advanced stage though this cancer can be detected early. One of the early detection way is by doing breast self-examination. The purposes of this study were to assess public knowledge about the image of breast self-examination.

The method used in this study was descriptive study with cross-sectional design. The population of the studies were students with according semester five and six. The minimum sample size should be achieved is 66 people. Sampling was done by using stratified random sampling technique. Knowledge of respondents about breast self-examination were measured through interview using structured questionnaires. This knowledge was also grouped into three categories level of knowledge, namely lack of knowledge, moderate knowledge and good knowledge.

From 66 respondents, 39 respondents knew the term “breast-self examination” while the 27 others didn’t know about it. Grouping of respondents’ knowledge level showed that 50% respondents had lack of knowledge, 33.3% had moderate knowledge and only 16.7% had good knowledge.

As a conclusion, 33 people (50%) had lack of knowledge (observational score <40%), 22 people (33.3%) had moderate knowledge (observational score 40-75%) and 11 people (16.7%) had good knowledge (observational score >75%).

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri diluar kendali (sel kanker). Kanker dapat menyerang siapa saja, baik wanita maupun pria, anak-anak sampai orang lanjut usia. Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti kanker walaupun gen kanker yang diturunkan telah ditemukan pada beberapa jenis kanker. Ada beberapa faktor resiko terjadinya kanker, seperti faktor genetik, asupan gizi, hormonal, paparan radiasi, dan lain-lain (Alisyawiya, 1984).

Salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada wanita adalah kanker payudara. Sesuai dengan namanya, kanker ini berada pada jaringan payudara. Kanker payudara menempati urutan pertama terbanyak pada wanita. Sebenarnya, kanker ini tidak hanya diderita oleh wanita saja. Pria juga memiliki resiko menderita kanker payudara. Namun, angka kejadiannya pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria (Ama, 1990).

Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007 menunjukkan, kejadian kanker payudara mencapai 21.69 %, lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya 17 %. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais, jumlah kasus baru juga terus meningkat. Kalau tahun 2003 hanya ada 221 kasus, tahun 2008 sudah tiga kali lipatnya menjadi 657 kasus. Sayangnya 60-70 % pasien datang pada stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir setengah dari angka kejadian kanker payudara berakhir dengan kematian (Aristiarini, 2010).

(16)

Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta tahun 2005 menunjukkan, 80 % masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Hanya 11.5 % yang paham, sementara sisanya tidak tahu (8.5 %). Ini masih ditambah dengan ketakutan payudara diangkat sampai keharusan membayar biaya berobat yang mahal sehingga banyak pasien menunda kedatangannya ke tempat pelayanan kesehatan dengan memilih mencari pengobatan alternatif (Aristiarini, 2010).

Faktor lain adalah pemerintah memang belum memprioritaskan penanganan kanker sehingga belum ada program penanggulangan secara terpadu, dari hulu sampai hilir. Deteksi dini dan skrining yang menjadi kunci tingkat bertahan hidup yang tinggi, sebagai contoh, belum terorganisasi (Tjindarbumi, 2000).

Menurut Audrey, et al. (2009), pendeteksian dini perlu dilakukan untuk menurunkan mortalitas kanker payudara bahkan deteksi dini ini dapat menurunkan mortalitas sebesar 40 %. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) merupakan deteksi dini kanker payudara yang paling mudah dibanding dengan yang lain yaitu pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan dan pemeriksaan mammografi.

Umumnya, kanker payudara terdeteksi pertama kali oleh penderitanya sendiri. Untuk itu, agar kanker tersebut dapat dideteksi lebih awal, pemeriksaan payudara sendiri perlu dilakukan secara rutin setiap bulan oleh para wanita, baik wanita yang beresiko tinggi maupun wanita tanpa resiko. Selain mudah untuk dilakukan, pemeriksaan ini juga membuat para wanita merasa nyaman karena pemeriksaan ini dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.

(17)

mahasisiwi di sana tidak pernah terpapar kepada pengetahuan tentang kanker payudara dan SADARI. Hal tersebut akan memudahkan penelitian tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Sastra USU tentang SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Sastra USU, Medan tentang SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui apakah SADARI sudah dipahami oleh mahasiswi Fakultas Sastra USU, Medan angkatan 2008 tentang tujuan utama SADARI, target SADARI, kapan dilakukan SADARI dan apa yang dilakukan dan ditemukan dari SADARI.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang penelitian.

b. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang SADARI.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik malalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang talah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis dalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan.

(19)

f. Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dan Widianti (2007), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

c. Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-menurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negative, tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, Koran, televise, buku, dan lain-lain.

e. Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

f. Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2. Kanker Payudara 2.2.1 Anatomi Payudara

(20)

wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium (Snell, 2006).

Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini. Kelenjar ini bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli (alveolus dan acinus singular) menghasilkan susu dan substansi lainnya selama masa menyusui (Snell, 2006).

Gambar 1 Anatomi Payudara

Menurut Audrey et al, (2009), untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima region, yaitu:

(21)

2.2.2 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada di jaringan payudara. Kanker payudara dapat berasal dari jaringan payudara itu sendiri atau dari jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari kanker lain (Azamris, 2006).

2.2.3 Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi yang jelas tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. Beberapa faktor resiko tersebut adalah (Azamris, 2006):

a. Usia.

Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.

b. Pernah menderita kanker payudara.

Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0.5-1% /tahun.

c. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.

Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. d. Faktor genetik dan hormonal.

(22)

Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.

e. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.

Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperplasia atipik).

f. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun. Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara

g. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.

Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama.

h. Obesitas pasca menopause.

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.

(23)

Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas /hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

j. Bahan kimia.

Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. k. DES (dietilstilbestrol).

Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.

l. Penyinaran.

Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. m. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker

rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

2.2.4 Gejala

Keluhan pasien kanker payudara berbeda-beda sesuai dengan stadiumnya. Umumnya, pasien karsinoma in situ, T1, dan T2 datang dengan keluhan adanya benjolan pada payudara tanpa disertai nyeri atau hasil pemeriksaan skrining mamografi yang abnormal.

Pada stadium lanjut, perubahan-perubahan pada payudara akan ditemui, seperti: perubahan pada permukaan kulit payudara, keluarnya cairan yang abnormal dari puting susu, serta perubahan pada bentuk dan ukuran payudara. Selain itu, dapat pula ditemui pembesaran kelenjar limfe dan tanda-tanda metastase pada jaringan lain (Hoskins et al, 2005).

2.2.5 Diagnosis

(24)

ditemuka n adanya benjolan pada payudara, baik disertai nyeri ataupun tanpa nyeri. Berdasarkan lokasinya, kanker payudara sering ditemukan pada (Hoskins et al, 2005):

a. Kuadran atas bagian lateral : 50%

b. Regio sentral (1cm dari areola mamma) : 17% c. Kuadran atas bagian medial : 15 %

d. Kuadran bawah bagian lateral : 10 % e. Kuadran bawah bagian medial : 8 %

Selain pemeriksaan fisik, mamografi USG payudara juga dapat dilakukan, terutama pada wanita lanjut usia dan wanita yang beresiko tinggi. Bahkan, sekarang ini dapat pula dilakukan pemeriksaan MRI payudara. Pemeriksaan ini terutama dianjurkan kepada wanita muda yang telah terbukti mengalami mutasi gen (Hoskins et al, 2005)

Jika pada pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dijumpai adanya kelainan, baik berupa benjolan atau gambaran radiologi yang abnormal, maka perlu dilakukan biopsi untuk mendapatkan contoh jaringan yang akan diperiksa di bawah mikroskop. Dari pemeriksaan biopsi ini, dapat dipastikan ada atau tidaknya sel kanker (Hoskins et al, 2005)

2.2.6 Stadium (Staging)

Jika diagnosa kanker payudara telah ditegakkan, maka perlu ditentukan stadium dari kanker tersebut untuk memberikan pengobatan yang sesuai. Stadium kanker ditentukan berdasarkan klasifikasi TNM system yang meliputi :

a) Ukuran Tumor (T)

(25)

Tabel 2.1. Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan TNM System

Tx tumor primer tidak bisa diketahui

To tumor primer tidak teraba T1

T1a T1b T1c

tumor ukuran terbesar < 2 cm diameter tumor < 0,5 cm diameter tumor 0,5-1cm diameter tumor 1-2 cm

T2 diameter tumor >2 cm tapi < 5 cm

setiap tumor yang diekstensi ke kulit atau dinding dada ekstensi ke dinding dada

edema (peau d’orange), ulserasi, satelit nodul pada payudara ipsilateral

kedua-duanya T4a dan T4b mastitis karsinomatosa

Sumber: Djamoloeddin, 2005

b) Palpable Lymph Node (N)

(26)

Tabel 2.2. Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan TNM System

Nx kgb tidak dapat ditentukan

N0 tidak ada metastasis KGB regional

N1 metastasis pada KGB axilla ipsilateral dan mobile (tidak terfiksir) N2 metastasis pada KGB axilla ipsilateral dan terfiksir

N3 metastasis pada KGB mammary interna ipsilateral

Keterangan:KGB -Kelenjar getah bening Sumber: Djamoloeddin, 2005

c) Metastase (M)

Huruf “M” menunjukkan metastase (penyebaran) kanker ke organ yang jauh atau ke lymph node yang tidak langsung berhubungan dengan kanker.

Tabel 2.3. Klasifikasi Metastase Berdasarkan TNM System

Mx adanya metastasis jauh tidak diketahui

M0 tidak ada metastasis jauh

M1 adanya metastasis jauh (termasuk metastasis pada KGB supra klavikula ipsilateral

Keterangan:KGB -Kelenjar getah bening Sumber: Djamoloeddin, 2005

(27)

Tabel 2.4. Stadium Numerik Kanker Payudara

Sumber: Kosmojaya Pandu Nusa, 2009

2.2.7. Prognosa

(28)

Tabel 2.5. Five-Years survival Rate Pasien Kanker Payudara

Stadium Five-Years Survival Rate 0 100%

I 98% II 88% IIIA 56% IIIB 49% IV 16%

Sumber: Imaginis, 2009

2.3. SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) sebagai deteksi awal kanker payudara

2.3.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Menurut Sukardja (2000), deteksi dini kanker adalah suatu usaha untuk menemukan adanya kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih lokal, dan belum menimbulkan kerusakan yang berarti sehingga masih dapat disembuhkan. Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-orang yang “kelihatannya sehat”, asimpomatik, atau pada orang yang beresiko tinggi menderita kanker.

(29)

Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya dilakukan setiap tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat. American Cancer Society menganjurkan perempuan menjalani pemeriksaan klinis payudara sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin, setiap tiga tahun sekali untuk perempuan berusia 20-39 tahun dan setiap tahun untuk perempuan di atas 40 tahun (Ihea, 2003).

2.3.2 Prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1)

a. Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak).

Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin

Gambar 2 Cara Melakukan SADARI dengan Melihat Payudara

b. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

(30)

Gambar 3 Cara Melakukan SADARI dengan Mengangkat Kedua Tangan

d. Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

Gambar 4 Cara Melakukan SADARI dengan Tangan di Samping

(31)

e. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang atau tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

2) Memeriksa Perubahan Bentuk Payudara Dengan Posisi Berbaring

Gambar 6 Cara Melakukan SADARI dengan Posisi Berbaring

a. Dimulai dari payudara kanan.

b. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut dengan meletakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa.

c. Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala.

d. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.

e. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan.

(32)

Gambar 7 Cara Melakukan SADARI dengan Vertical Strip

a. Memeriksa seluruh bagian payudara secara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke batas bawah payudara, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak.

b. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.

c. Gerakkan tangan dengan perlahan-lahan ke batas bawah payudara dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian batas bawah payudara, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan payudara.

d. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

Gambar 8 Cara Melakukan SADARI secara Pemutaran

(33)

a. Berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar.

b. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.

c. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. d. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan

tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.

5) Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara

Gambar 9 Cara Melakukan SADARI dengan Memeriksa Puting Susu

a. Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

6)

(34)

b. Letakkan tangan kanan ke samping dan merasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini, tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Sastra angkatan 2008 (responden) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara diuraikan sebagai berikut:

_________

3.2. Definisi Operasional

Pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang SADARI. Dalam konsep penelitian ini, pengetahuan yang diukur hanya dalam batas “tahu” yang diukur dari pengetahuan tentang tujuan utama SADARI, sejak kapan dilakukan SADARI, target SADARI, kapan dilakukan SADARI, dan apa boleh dilakukan dan ditemukan dari SADARI. Penilaian terhadap pengetahuan mahasiswi mengenai SADARI dengan mengajukan 13 pertanyaan dengan hasil skoring adalah 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Pengetahuan baik : apabila responden mendapat nilai > 75% dari seluruh skor yang ada.

2. Pengetahuan cukup : apabila responden mendapat nilai 40-75% dari seluruh skor yang ada.

Tingkat Pengetahuan mahasiswi Fekultas Sastra USU angkatan

2008

(36)

3. Pengetahuan kurang baik : apabila responden mendapat nilai < 40% dari seluruh skor yang ada.

Cara Ukur : Angket

Alat Ukur : Kuesioner

(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Dalam satu rentang waktu tertentu, didapatkan gambaran pengetahuan responden tentang SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak pencarian dan penentuan judul hingga pembuatan laporan hasil penelitian. Selama pembuatan proposal dan laporan hasil penelitian, telah dilakukan beberapa kali proses bimbingan. Pengumpulan data penelitian akan dilakukan selama 6 bulan Agustus sampai November bertempat di Fakultas Sastra USU, Medan, Propinsi Sumatera Utara. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dipilih sebagai populasi penelitian ini karena kebanyakan pelajarnya terdiri daripada perempuan dan mahasisiwi di sana tidak pernah terpapar kepada pengetahuan tentang kanker payudara dan SADARI. Hal tersebut akan memudahkan penelitian tersebut.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

(38)

akan berkurang. Angkatan 2009 tidak memenuhi kriteria SADARI yaitu 20 tahun ke atas.

4.3.2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2005), jumlah sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus:

n = N______

1 + N(d²)

n: jumlah sampel

N: jumlah populasi

d: derajat kepercayaan (0,1)

(Notoatmodjo, 1993).

Dari hasil survei awal, didapatkan bahawa jumlah mahasiswi di Fakultas Sastra angkata 2008 adalah 194 orang. Dengan menggunakan rumus penghitungan sampel di atas, maka jumlah sampel penelitian adalah 66 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling.

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ditanyakan langsung oleh surveyer kepada responden.

(39)

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan adalah data yang didapatkan dari pihak Universitas Fakultas Sastra yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa di fakultas tersebut

4.5. Pengelolahan dan Analisa data

a. Sebelum meninggalkan tempat penelitian, kelengkapan jawaban kuesioner diperiksa terlebih dahulu oleh surveyer.

b. Setelah itu, jawaban responden diperiksa secara manual. Sistem scoring untuk kuesioner:

1) Jika jawaban pertanyaan no.1 adalah tidak tahu, maka pertanyaan tidak dianjurkan. Skor total yang didapat oleh responden adalah 0.

2) Pertanyaan no.1, no.2, no.12, dan no.13 tidak memiliki poin. Pertanyaan-pertanyaan ini digunakan sebagai data deskriptif.

3) Untuk pertanyaan no.3 sampai no.8, masing-masing pertanyaan memiliki poin 1. Jika responden menjawab dengan benar, maka responden mendapat skor 1. Jika salah satu atau tidak tahu, responden mendapat skor 0.

4) Untuk pertanyaan no.9 dan no.10, poinnya adalah 3. Masing-masing pilihan jawaban memiliki poin 1. Skor yang diberikan sesuai dengan jawaban responden yang benar. Jika salah satu tidak tahu, maka skornya adalah 0.

5) Untuk pertanyaan no.11, poinnya adalah 1. Jika salah atau tidak tahu, maka skornya adalah 0.

(40)

7) Seluruh skor yang didapatkan oleh responden akan dijumlahkan.

8) Nilai yang didapat oleh responden akan dihitung dengan menggunakan rumus:

c. Tingkat pengetahuan responden akan ditentukan berdasarkan nilai yang didapat.

1. Jika responden mendapat nilai > 75%, maka responden dikategorikan sebagai pengetahuan baik.

2. Jika responden mendapat nilai 40-75%, maka responden dikategorikan sebagai pengetahuan cukup.

3. Jika responden mendapat nilai < 40%, maka responden dikategorikan sebagai pengetahuan kurang baik.

d. Data dimasukkan (entry data) kemudian dianalisa dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.

(41)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN

Dalam bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya. Penelitian dilakukan sejak penyusuhan proposal hingga penyusuhan laporan hasil penelitian. Proses pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2010 dengan melakukan wawancara terhadap 66 mahasiswi angkatan 2008 di Fakultas Sastra tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Fakultas Sastra di Kampus USU. Kampus Fakultas Sastra USU terletak di Padang Bulan yaitu di sebelah barat daya kota Medan, tujuh kilometer dari pusat kota. Fakultas ini memiliki luas 0.2 km²dan dibagi menjadi 27 gedung. Penelitian ini mencakup 9 gedung (ruang kuliah) yang ada di Fakultas Sastra. Di samping itu, penelitian ini dijalankan pada mahasiswi Fakultas Sastra angkatan 2008 yang berjumlah 194 orang yang diambil secara acak.

5.2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden penelitian adalah mahasiswi angkatan 2008 semester enam berjumlah 66 orang yang berumur 20 tahun ke atas.

5.3. Hasil Penelitian

5.3.1. Deskripsi Hasil Penelitian

(42)

pengetahuan responden terhadap SADARI. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variable Pengetahuan

NO Pertanyaan Jawaban Responden

Benar Salah

F % F %

3. Maksud SADARI 26 39.4 40 60.6

4. Tujuan utama SADARI 35 53 31 47

5. Target SADARI 35 53 31 47

6. Usia kapan dimulai SADARI 14 21.2 52 78.8

7. Seberapa sering SADARI dilakukan 14 21.2 52 78.8

8. Kapan SADARI dilakukan 6 9.1 60 90.9

9. Apa yang dilakukan semasa melakukan SADARI

10 15.2 56 84.8

10 Apa yang ditemukan pada SADARI 15 22.7 51 77.3 11. Apa yang harus dilakukan jika

menemui kelainan pada SADARI

29 43.9 37 56.1

Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab benar yaitu pertanyaan pada nomor empat dan lima yaitu sebesar 53% . Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pada pertanyaan nomor delapan yaitu sebesar 90.9%.

(43)

Tabel 5.2: Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan gambaran pengetahuan responden penelitian (N=66).

Gambaran Pengetahuan Frekuensi (Orang) Persentase (%) Tahu 39 59.1

Tidak Tahu 27 40.9

Total 66 100

Setelah dilakukan pengelompokkan tingkat pengetahuan, 33 orang dinyatakan memiliki pengetahuan yang kurang baik (skor penilaian <40%) tentang SADARI, 22 orang yang memiliki pengetahuan cukup tentang SADARI (skor penilaian 40-75%) dan 11 orang yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI (skor penilaian >75%).[Tabel 5.3]

Tabel 5.3: Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat pengetahuan responden penelitian (N=66).

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (Orang) Persentase (%) Kurang baik 33 50

Cukup 22 33.3

Baik 11 16.7

Total 66 100

(44)

Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan sumber pengetahuan responden penelitian tentang SADARI (N=39).

Sumber Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Media cetak 10 25.6

Media elektronik 20 51.3

Orang lain 9 23.1

Total 39 100

Pengetahuan responden tentang SADARI tidak selalu diikuti dengan kerutinan responden untuk melakukan SADARI. Dari seluruh responden yang mengetahui SADARI, 11 orang tidak pernah melakukan SADARI, 14 orang sering melakukan SADARI (lebih dari tiga kali setahun), dan 14 orang rutin melakukan SADARI (sebulan sekali). [Tabel 5.5]

Tabel 5.5 : Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan frukuensi melakukan SADARI responden penelitian (N=39).

Frekuensi Melakukan SADARI Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Tidak Pernah 11 28.2

Sering (lebih dari tiga kali setahun) 14 35.9

Rutin (sebulan sekali) 14 35.9

(45)

5.4. Pembahasan

5.4.1 Gambaran Pengetahuan

Dari 66 orang responden, 59.1% responden yang mengetahui istilah pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI, sedangkan 40.9% lainnya tidak mengetahui istilah SADARI. [Tabel 5.2]. Hal ini menunjukkan bahwa informasi tentang SADARI tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, khususnya mahasiswi di Fakultas Sastra. Mahasiswi di Fakultas Sastra mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat awam yang menyebabkan mereka lebih aktif dalam mendapatkan informasi kesehatan yaitu tentang kanker payudara dan SADARI. Hasil penelitian ini memperlihatkan kesesuaian antara gambaran tingkat pengetahuan pada mahasiswi fakultas kebidanan FK UNS yang telah dilaporkan oleh Nugraheni A. (2010). Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan responden yaitu mahasiswi kebidanan yang telah mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang kanker payudara dan SADARI. Akan tetapi, penelitian dari Munawaroh N. (2009) menunjukkan bahwa sebagian besar responden di kelurahan Polonia Kecamatan memiliki tingkat pengetahuan yang tidak baik tentang SADARI. Hal ini sesuai dengan Hana dalam Sulistina (2009) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, pengalaman dan usia.

(46)

Nugraheni A. (2010). Akan tetapi, sebanyak 90.9% responden penelitian yang salah menjawab pertanyaan nomor delapan tentang kapan SADARI dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi Fakultas Sastra hanya mempunyai pengetahuan yang sekedar ”tahu” saja dibandingkan dengan mahasiswi Fakultas Kebidanan yang pernah menerima pendidikan tentang kanker payudara dan SADARI.

Salah satu yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah ketersediaan fasilitas sebagai informasi (Notoatmodjo, 2003). Seperti yang kita ketahui, informasi tentang SADARI ini sudah banyak dipublikasikan di berbagai media, seperti media cetak (buku, majalah, koran, tabloid) dan media elektronik (televisi, radio, internet). Oleh karena itu, ketersediaan media informasi itu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang SADARI.

Sesuai dengan faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notatmodjo (2003), pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sebagian responden yang mengetahui istilah SADARI mengaku keluarga pernah memiliki masalah kesehatan pada payudara. Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Maka dari itu, pengalaman dari sendiri maupun pengalaman dari orang lain dapat memperluas pengetahuan seseorang.

(47)

perlukaan pada kulit atau puting, perubahan warna kulit payudara, permukaan kulit yang tidak mulus, dan keluarnya cairan yang tidak normal dari puting susu (Sukardja, 2000).

Dari hasil penelitian, setengah responden (50%) memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang SADARI. [Tabel 5.3]. Pengetahuan yang kurang baik menunjukkan bahwa responden tidak mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner penelitian. Menurut peneliti, ketidaktahuan atau kesalahan responden dalam menjawab pertanyaan ini mungkin disebabkan oleh ketidakpahaman responden tentang pemeriksaan payudara sendiri sehingga informasi tentang SADARI yang pernah dibaca atau didengar responden terlupakan begitu saja.

Tidak semua responden melakukan SADARI secara teratur meskipun telah mengetahui betapa pentingnya pemeriksaan ini. Sebagian responden menganggap bahwa pemeriksaan payudara sendiri merupakan hal yang tabu untuk dilakukan, sedangkan sebagian lainnya menganggap bahwa pemeriksaan payudara sendiri ini hanya perlu dilakukan jika ada keluhan (seperti nyeri pada payudara). Padahal, seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang ”kelihatannya sehat” atau orang yang asimptomatik (Sukardja, 2000).

(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

a. Dari hasil wawancara terhadap responden tentang pemeriksan payudara sendiri (SADARI), didapatkan bahwa 39 orang (59.1%) mengetahui istilah SADARI dan 27 orang lainnya (40.9%) tidak mengetahui istilah SADARI.

b. Setelah dilakukan pengelompokkan tingkat pengetahuan, 33 orang dinyatakan memiliki pengetahuan yang kurang baik (skor penilaian <40%) tentang SADARI, 22 orang yang memiliki pengetahuan cukup tentang SADARI (skor penilaian 40-75%) dan 11 orang yang memiliki pengetahuan baik tentang SADARI (skor penilaian >75%).

c. Sumber pengetahuan responden tentang SADARI berbeda-beda, yaitu media cetak (25.6%), media elektronik (51.3%) dan dari orang lain (23.1%).

d. Secara umum, kebanyakan responden penelitian tidak mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tujuan utama SADARI, target SADARI, kapan dilakukan SADARI dan apa yang dilakukan dan ditemukan dari SADARI.

6.2. Saran

(49)

SADARI karena media ini merupakan media yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mengakses informasi tentang SADARI.

b. Masyarakat, khususnya para wanita, sangat dianjurkan untuk lebih proaktif dalam mencari informasi seputar masalah kesehatan wanita, terutama tentang pemeriksaan payudara sendiri yang merupakan salah satu cara untuk medeteksi penyakit yang paling ditakuti para wanita, yaitu kanker payudara.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Aristiarini, 2010. PR Panjang Tangani Kanker Payudara. Available from:

[Accessed : 01 May 2010]

Ama, Faisol, 1990. Masalah Kanker Payudara dan pemecahannya. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Tahun XIX. Nomor 1 Maret. Jakarta.

Audrey Berman, Shirlee J., Barbara K., et al., 2009. Pengkajian Kesehatan Pada Orang Dewasa. Available

From:

[Accessed : 29 March 2010]

Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya, Dalam: Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Azamris, 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudara di Rumah

Sakit Dr.M. Djamil Padang. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152.

Available from:

]

(51)

Dinkes Bone Bolango, 2007. Mengenai Kanker. Available from:

Djamaloeddin, 2005. Kelainan pada Mamma ( Payudara). Dalam : Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, dan Trijatmo Rachimhadi, ed. Ilmu

Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 486-493.

Hoskins, William J., Robert C. Young, et al, 2005. Breast Cancer. In : Principles and Practise of Gynecologic Oncology. Fourth Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 1077-1155.

Ihea, 2003. Pemeriksaan Payudara. Available from:

Imaginis, 2009. Staging and Survival Rate of Breast Cancer. Available from: http//www.imaginis.com/breasthealth/staging.asp [Accessed: 09 April 2010]

Moningkey, Shirley Ivonne, 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari 2000. Jakarta.

Kosmojaya Pandu Nusa, 2009. Kanker Payudara. Available from:

(52)

Munawaroh N., 2009. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat

Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Cara Untuk

Mendeteksi Dini Kanker Payudara. Medan. 27-30.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam:

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta,121-128.

Nugraheni A., Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang SADARI dengan Perilaku SADARI sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara pada Mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS. Surakarta. 44-47.

Sarwono P., 1996. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo, Jakarta.

Snell, Richard S., 2006. Extremitas Superior. Dalam:Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,420-422/.

Sukardja, I Dewa Gede, 2000. Deteksi Dini Kanker. Dalam : Onkologi Klinik. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, 175-177.

Sulistina, D. 2009. Hubungan antara Pengetahuan Menstruasi dengan Perilaku Kesehatan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMPN 1 Trenggalek. Skripsi. Tidak diterbitkan. FK UNS. Surakarta

(53)

Widianti, Elfi, Aat Sriati, dan Tati Hernawaty, 2007. Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikosomatik dan Pencegahannya do Puskesmas Tarogong Garut. Available from:

(54)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lorna Ting Kang Ni

Tempat/Tanggal Lahir : Sabah/24 Februari 1986

Agama : Kristian

Alamat : no146,Blok YY,Taman Setia Budi Indah 1,20155 Medan.

Riwayat Pendidikan : 1. SRJK(C) Chung Hwa KK (1993-1998)

2. SM Tshung Tsin KK (1999-2004)

3. SM Lasalle KK (2005-2006)

4. Universitas Sumatera Utara Medan (2007-sekarang)

(55)

Lampiran 2

PETUNJUK WAWANCARA Petunjuk Umum Wawancara

1. Wawancara dilakukan oleh peneliti atau surveyer lain yang telah diberi penjelasan mengenai wawancara.

2. Sebelum melakukan wawancara,surveyer harus menjelaskan terlebih dahulu apa yang akan dilakukannya, kemudian meminta persetujuan responden dan meminta responden untuk menandatangani informed consent.

3. Wawancara yang dilakukan oleh surveyer berpedoman pada pertanyaan yang ada di kuesioner.

4. Kuesioner berada di tangan surveyer dan tidak boleh ditunjukkan kepada responden.

5. Surveyer mengajukan pertanyaan kepada responden dan memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab sendiri pertanyaan tersebut sesuai dengan pengetahuannya tanpa diberi tahu pilihan jawaban yang ada.

6. Pertanyaan yang diajukan oleh surveyer tidak harus mengikuti redaksi yang ada di kuesioner. Surveyer boleh megubah redaksinya tetapi harus sesuai dengan maksud pertanyaan di kuesioner.

7. Jika responden tidak mengerti dengan pertanyaannya,surveyer boleh memberikan contoh jawaban untuk pertanyaan tersebut,baik pilihan jawaban dari kuesioner maupun hal lain yang relevan dengan pertanyaan tersebut.

8. Sesuaikan maksud jawaban responden dengan pilihan jawaban yang ada di kuesioner.

(56)

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Data responden harus diisi dengan lengkap.

2. Jawaban setiap pertanyaan diberi tanda silang (X).

3. Untuk jawaban dari pertanyaan no.1, no.3-8, no.11-13, responden hanya boleh memilih salah satu dari pilihan jawaban yang ada.

4. Untuk no.2, no.9, no.10, responden boleh memilih lebih dari satu pilihan jawaban.

5. Khusus pertanyaan no,10, jika responden menjawab salah satu poin dari pilihan jawaban yang ada, responden dianggap memilih pilihan jawaban tersebut.

4. Jika jawaban responden bukan merupakan salah satu dari pilihan jawaban yang ada, surveyer harus mencatat jawabannya di bawah pertanyaan tersebut.

(57)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua,

Saya, Lorna Ting Kang Ni, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008 Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara”. Penelitian ini dilakukan dengan meminta Saudari mengisi kuesioner yang diedarkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan saudari tentang SADARI sebagai salah satu cara untuk medeteksi dini kanker payudara. Jawaban yang Saudari berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudari tetap dirahasiakan dan tidak akan dituliskan atau disebarkan. Bila terjadi sesuatu atau ada yang ingin Saudari tanyakan dapat menemui atau menghubungi saya di :

Alamat : No146,BLK YY,Taman Setia Budi Indah,20155, Medan No. Telepon / HP : 08192076337

Keikutsertaan Saudari dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi Saudari bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Saudari berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini Saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan Saudari, Saya ucapkan terima kasih.

(58)

( ) Lampiran 4

PENGANTAR DAN

INFORMED CONSENT

Pengantar

Saya, Lorna Ting Kang Ni, mahasiswa FK USU semester VI, sedang melakukan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra angkatan 2008 tentang SADARI Sebagai Salah Satu Cara untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara.Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi tugas akhir Community Research Program (CRP).

Saya akan melakukan wawancara selama 10 menit mengenai pengetahuan Anda tentang SADARI.Semua keterangan yang Anda sampaikan akan menjadi rahsia penelitian, tidak akan disebarluaskan,dan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian.

Informed Consent

Setelah membaca pengantar di atas,maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut. Semua keterangan yang saya sampaikan adalah benar dan tanpa peksaan dari pihak manapun.

(59)

1. Apakah Anda mengetahui istilah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)?

Lampiran 5

Kuesioner Penelitian

Nama Responden :

Semester :

a. Tahu b. Tidak tahu

2. Dari mana saudari mengetahui istilah SADARI? a. Media cetak

b. Media elektronik c. Dari orang lain

3. Apa yang dimaksud dengan SADARI?

a. Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan b. Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh orang lain(yang bukan

tanaga kesehatan)

c. Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh diri sendiri d. Tidak tahu

4. Apakah tujuan utama dari SADARI?

a. Untuk mendeteksi dini kanker payudara

b. Untuk memeriksa adanya infeksi payudara

c. Tidak tahu

(60)

a. Wanita yang berisiko untuk menderita kanker payudara

b. Wanita yang tidak berisiko untuk menderita kanker payudara

c. Semua wanita,baik yang berisiko untuk maupun yang tidak berisiko

d. Tidak tahu

6. Sejak usia berapa SADARI dianjurkan untuk dilakukan?

a. Sejak haid pertama

b. Sejak usia 20 tahun

c. Sejak melahirkan anak pertama

d. Sejak menopause

e. Tidak tahu

7. Seberapa sering sebaiknya SADARI dilakukan?

a. Setahun sekali

b. Enam bulan sekali

c. Sebulan sekali

d. Tidak tahu

8. Kapan sebaiknya SADARI dilakukan?

a. Sebelum menstruasi

b. Saat menstruasi

c. 7-10 days setelah menstruasi

(61)

e. Tidak tahu

9. Apa saja yang perlu dilakukan saat melakukan SADARI?

a. Melihat payudara

b. Memijat payudara

c. Maraba payudara

d. Tidak tahu

10. Apa saja yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan SADARI?

a. Dari melihat payudara:

• Ukuran,bentuk,warna payudara

• Tarikan dan perubahan arah puting susu • Penebalan kulit

• Kerutan pada kulit

b. Dari memijat payudara:

• Keluarnya cairan dari putting susu(kecuali pada wanita menyusui)

c. Dari meraba payudara:

• Benjolan pada payudara d. Tidak tahu

11. Apa yang harus dilakukan jika ditemukan kelainan pada payudara saat melakukan SADARI?

a. Dibiarkan saja

b. Tunggu beberapa bulan,kemudian diperiksa kembali

(62)

d. Tidak tahu

12. Apakah Anda pernah melakukan SADARI?

a. Pernah

b. Tidak

13. Seberapa sering Anda melakukan SADARI?

a. Sering (kurang dari 3x setahun)

(63)

Nama Responden

Lampiran 6

TABEL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Ptotal

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 10

3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 11

4 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

8 1 1 1 1 1 1 2 1 1 10

9 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7

(64)

Lampiran 7

Hasil Uji Validitas Kuesioner

Correlations

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(65)

Nama

Sering 38.46 Pengetahuan kurang baik

(66)

wiloa Tahu Tidak tahu Rutin 61.54 Pengetahuan paramith Tahu Media Cetak Rutin 76.92 Pengetahuan

baik

erace Tahu Media

elektronik

Sering 46.15 Pengetahuan cukup gema Tahu Media Cetak Sering 53.85 Pengetahuan

cukup

devi Tahu Media

elektronik

Sering 46.15 Pengetahuan cukup alfi Tahu Dari orang

lain

Rutin 76.92 Pengetahuan baik

(67)

pernah cukup

Rutin 76.92 Pengetahuan baik

Rutin 76.92 Pengetahuan baik

auliya Tahu Media Cetak Sering 46.15 Pengetahuan cukup

amira Tahu Media

elektronik

Sering 53.85 Pengetahuan cukup

alia Tahu Media

elektronik

Sering 46.15 Pengetahuan cukup putri Tahu Dari orang

lain

Rutin 76.92 Pengetahuan baik

andreani Tahu Dari orang lain

(68)

triana Tidak tahu Media Cetak Tidak pernah

0 Pengetahuan

kurang baik

fatin Tahu Media

elektronik

Rutin 61.54 Pengetahuan cukup r Tahu Media Cetak Sering 76.92 Pengetahuan

(69)

Lampiran 9

OUTPUT SPSS

1. Distribusi responden berdasarkan semester

semester

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Semester 5 46 69.7 69.7 69.7

Semester 6 20 30.3 30.3 100.0

Total 66 100.0 100.0

2. Distribusi berdasarkan sumber

Sumber informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

3. Distribusi responden berdasarkan gambaran pengetahuan tentang SADARI

Gambaran Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tahu 39 59.1 59.1 59.1

Tidak tahu 27 40.9 40.9 100.0

Total 66 100.0 100.0

(70)

Tingkat Pengetahuan tentang SADARI Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Pengetahuan kurang

baik

33 50.0 50.0 50.0

Pengetahuan cukup 22 33.3 33.3 83.3

Pengetahuan baik 11 16.7 16.7 100.0

Total 66 100.0 100.0

5. Distribusi responden berdasarkan frekuensi melakukan SADARI

Frekuensi melakukan SADARI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak pernah 38 57.6 57.6 57.6

Sering 14 21.2 21.2 78.8

Rutin 14 21.2 21.2 100.0

Gambar

Gambar 10 Cara Melakukan SADARI dengan
Gambar 1 Anatomi Payudara
Tabel 2.1. Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan TNM System
Tabel 2.3. Klasifikasi Metastase Berdasarkan TNM System
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan stres dengan siklus menstruasi yang tidak teratur pada mahasiswi Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2007.. Penelitian dilakukan

Penelitian ini adalah penelitian survei crosssectional yang bersifat deskriptif, yang telah dilakukan untuk menentukan tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Sastra USU terhadap

Dengan adanya fakta bahwa kejadian kanker payudara semakin meningkat setiap tahun dan lebih sering terdeteksi pada stadium lanjut, maka peneliti ingin mengetahui

Tujuan dari Penelitian ini yaitu mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang sadari pada mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan stres dengan siklus menstruasi yang tidak teratur pada mahasiswi Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2007.. Penelitian dilakukan

menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Reza Fitryesta R , mahasiswi Program Studi S1 pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran