• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DENGAN TINDAKAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA MAHASISWI

DI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh

DILLA PEBRIA SARI 131021086

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DENGAN TINDAKAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA MAHASISWI

DI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

DILLA PEBRIA SARI 131021086

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, putting susu dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah desain penelitian survei deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh seluruh mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015 sebanyak 84 orang.

Hasil uji chi-square menunjukkan pengetahuan dengan tindakan signifikan (berhubungan) tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara (p=0,006). Sikap dengan tindakan signifikan (berhubungan) tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara (p=0,012). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dengan tindakan mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

Saran yaitu Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera disarankan untuk menambah materi pelajaran KIA dan Kespro dalam kurikulum Kesehatan Masyarakat tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Bagi mahasiswi ekstensi untuk membaca buku pengetahuan tentang SADARI dampak dari bahaya kanker payudara sebagai pembunuh wanita sehingga kita sebagai tenaga kesehatan harus mencegah dengan mengurangi resiko kanker payudara sebagai salah satu usaha untuk mengetahui adanya kanker payudara sehingga apabila terjadi kanker payudara maka secepatnya mendapat pengobatan. Hasil penelitian selanjutnya bisa sebagai refrensi ilmiah mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara untuk dijadikan sebagai gambaran tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara

(5)

ABSTRACT

BSE is a breast self-examination aims to determine the presence or absence of breast cancer in women. This examination is done by using mirrors and performed by women aged 20 years and above. The main indications of BSE is to detect breast cancer by observing the breast from the front, left side and right side, if there is a bump, discoloration of the skin, nipple and discharge or pus and blood.

The study aims to determine the relationship of knowledge, attitude and actions BSE as early detection of breast cancer on a student in the Faculty of Public Health, University of North Sumatra in 2015. This type of research is descriptive analytic survey research design with cross sectional approach. Population is the whole entire student at the Faculty of Public Health, University of North Sumatra in 2015 as many as 84 people.

Chi-square test results showed significant knowledge of the action (related) on BSE as early detection of breast cancer (p = 0.006). Attitude with significant action (related) on BSE as early detection of breast cancer (p = 0.012). Based on the results of research and discussion is concluded that there is a relationship between knowledge, attitude and student actions on BSE as early detection of breast cancer.

For suggestions that Sumatra University School of Public Health advised to add to the subject matter in the curriculum Kespro KIA and Public Health on BSE as early detection of breast cancer. For a student to read books extensions knowledge about BSE impact of the dangers of breast cancer as a killer of women so that we as health workers should be prevented by reducing the risk of breast cancer as one attempt to detect breast cancer so that in case of breast cancer then immediately get treatment. Results of the study could further as a scientific reference a student at the Faculty of Public Health, University of North Sumatra to serve as an overview of BSE as early detection of breast cancer.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dilla Pebria Sari

Tempat/Tanggal Lahir : Duri, 10 Februari 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. Bhakti Nusantara no.58 Gg:Sriwijaya Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Prov.Riau

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1997-2003 : SD Negeri 049, Babussalam, Duri-Riau

2. 2003-2006 : SMP Pondok Pesantren Babussalam, Pekanbaru

3. 2006-2009 : SMA Negeri 1 Mandau, Duri-Riau

4. 2009-2012 : Akademi Kebidanan Sehat, Medan

5. 2013-2015 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 2012-2013 : Klinik Bidan Helendri Duri-Riau

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat

dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara pada mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan tahun

2015”. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad

SAW yang telah membawa umat manusia kealam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai tak terlepas dari

bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah

sepantasnya penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Drs.Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

2. Bapak Drs. Heru Santosa,MS.Ph.D selaku Ketua Departemen Kependudukan

Dan Biostatistik.

3. Ibu Sri Rahayu Sanusi SKM, M. Kes, Ph.D dan Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes

selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu

serta dukungan.

4. Bapak dan Ibu selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk

(8)

5. Bapak dr. Wirsal Hasan, MPH selaku dosen pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan staf yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan.

7. Dr. Drs.Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

USU yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di Fakultas

Kesehatan Masyarakat.

8. Ayahanda Jurnaidi dan Ibunda Maizarmis yang telah mendukung saya dalam

do’a serta memberi semangat disepanjang hidup saya dan seluruh keluarga

yang telah memberikan banyak bantuan baik secara moril dan materi.

9. Terima kasih buat saudara kandung ku Kakak Ayu Ilham Sari, S.Pd, Buat

Adikku Dita Tri Sari, S.Pdi, da Adek bungsuku Diya Ispraju Sari yang

memberikan support, semangat dalam mengerjakan skripsi, serta doa yang

dipanjatkan kepada ALLAH SWT.

10. Terima kasih buat sahabatku yang ku sayangi telah memberikan support dan

semangat dalam mengerjakan skripsi.

11. Terima kasih buat teman-temanku dalam perjuangan konsul barengan telah

memberikan semangat, dorongan bila ada keluhan dalam mengerjakan skripsi

khusus untuk Ria Mistika Mardalena Am.Keb, Gravika Dian Lestari

Am.Keb, dan Siti Zubaidah,Am.Keb.

12. Terima kasih buat teman-teman satu kost yang memberikan support,

dorongan untuk semangat dalam mengerjakan skripsi khusus buat Octira

Daniaty Am.Keb, Putri Novela Am.Keb dan Kak Nurma kesayangan kami.

13. Teman-teman peminatan Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi Fakultas

Kesehatan Masyarakat yang saling memberikan semangat dan kesan yang tak

(9)

14. Teman-teman seangkatan ekstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang

saling memberikan semangat dan kesan yang tak terlupakan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan,

untuk itu kritik dan saran membangun diharapakan untuk kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya

untuk menambah pengetahuan dalam bidang kesehatan dan bermanfaat

bagi pengembangan ilmu

Medan, Oktober 2015

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... . i

ABSTRAK ... ii

ABTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Tujuan Umum ... 10

1.3.2 Tujuan Khusus ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 11

2.1.1 Pengertian SADARI ... 11

2.1.2 Siapa Yang Perlu Melakukan SADARI ... 13

2.1.3 Manfaat SADARI ... 14

2.1.4 Tujuan SADARI... . 14

2.1.5 Cara Memeriksa Payudara Sendiri... 15

2.1.6 Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)... 23

2.1.8 Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan... 24

2.2 Kanker Payudara ... 26

2.2.1 Pengertian Kanker Payudara ... 26

2.2.2 Gejala dan Tanda Kanker Payudara... 27

2.2.3 Penyebab Kanker Payudara dan Faktor Resiko... . 30

(11)

2.3 Pengetahuan ... 38

2.3.1 Definisi Pengetahuan... 38

2.3.2 Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ... 39

2.4 Sikap ... 43

2.4.1 Defenisi Sikap ... 43

2.4.2 Faktor- faktor Yang Berpengaruh Terhadap Sikap ... 44

2.5 Tindakan ... 46

2.5.1 Definisi Tindakan... . 46

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Tindakan... 47

2.7 Kerangka Konsep Penelitian ... 47

2.8 Hipotesis Penelitian ... 48

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 50

3.2 Lokasi dan Waaktu Penelitian ... 50

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 50

2.2.2 Waktu Penelitian ... 50

3.3 Populasi dan Sampel ... 51

3.3.1 Populasi ... 51

3.3.2 Sampel ... 51

3.4 Pengumpulan Data ... 51

3.5 Defenisi Operasional ... 52

3.6 Aspek Pengukuran ... 52

3.7 Instrumen Penelitian ... 56

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas ... 56

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 57

3.9.1 Tekhnik Pengolahan Data ... 58

3.7.2 Analisa Data ... 58

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ... 60

4.1.1 Demografi ... 60

4.1.2 Sejarah Berdirinya FKM USU ... 60

4.1.3 Visi, Misi FKM ... 61

4.1.4 Peserta Program Pendidikan ... 62

4.2 Analisa Univariat ... 62

(12)

4.2.2 Gambaran Pengetahuan Responden ... 65

4.2.3 Gambaran Sikap Responden ... 66

4.2.4 Gambaran Tindakan Responden ... 73

4.3 Analisis Bivariat ... 77

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pengetahuan Responden SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara ... 81

5.2 Sikap Responden SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara... 83

5.3 Tindakan Responden SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara ... . 86

5.4 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara ... 87

5.5 Hubungan Sikap Responden Dengan Tindakan Deteksi Dini Kanker Payudara ... 92

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 97

6.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN- LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 103

Lampiran 2 Master Tabel ... 109

Lampiran 3 Uji Validitas Dan Reabilitas Kuesioner Responden ... 109

Lampiran 4 Hasil Penelitian Analisis Univariat Dan Analisis Bivariat ... 127

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian di Fakultas Kesehatan Masyarakat

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.6.1 Skor Penilaian Pengetahuan ... 53

Tabel 3.6.2 Jumlah Skor Pengetahuan Responden ... 54

Tabel 3.6.3 Jumlah Skor Sikap Responden ... 55

Tabel 3.6.4 Skor Penilaian Tindakan ... 56

Tabel 3.6.5 Jumlah Skor Tindakan Responden ... 56

Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 ... 63 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 ... 65 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 ... 66

(14)

Sumatera Utara Tahun 2015 ... 67

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 ...

72

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 ...

73

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 ...

77

Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

78

Tabel 4.9 Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

Gambar 1 Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin

... ... 16

Gambar 2 Tahap 2 Periksa Payudara dengan Diangkat Kedua Tangan ... 17

Gambar 3 Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping ... 17

Gambar 5 Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak Pinggang...

18

Gambar 6 Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI ...

18

Gambar 7 Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip ...

19

Gambar 8 Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar... ...

20

Gambar 9 Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara ...

20

Gambar 10 Tahap 5 Memeriksa Ketiak ... ...

21

Gambar 11 Kerangka Konsep ... ...

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Master Tabel

Lampiran 3 Uji Validitas Dan Reabilitas Kuesioner Responden

Lampiran 4 Hasil Penelitian Analisis Univariat Dan Analisis Bivariat

(17)

ABSTRAK

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, putting susu dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah desain penelitian survei deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh seluruh mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015 sebanyak 84 orang.

Hasil uji chi-square menunjukkan pengetahuan dengan tindakan signifikan (berhubungan) tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara (p=0,006). Sikap dengan tindakan signifikan (berhubungan) tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara (p=0,012). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dengan tindakan mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

Saran yaitu Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera disarankan untuk menambah materi pelajaran KIA dan Kespro dalam kurikulum Kesehatan Masyarakat tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Bagi mahasiswi ekstensi untuk membaca buku pengetahuan tentang SADARI dampak dari bahaya kanker payudara sebagai pembunuh wanita sehingga kita sebagai tenaga kesehatan harus mencegah dengan mengurangi resiko kanker payudara sebagai salah satu usaha untuk mengetahui adanya kanker payudara sehingga apabila terjadi kanker payudara maka secepatnya mendapat pengobatan. Hasil penelitian selanjutnya bisa sebagai refrensi ilmiah mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara untuk dijadikan sebagai gambaran tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara

(18)

ABSTRACT

BSE is a breast self-examination aims to determine the presence or absence of breast cancer in women. This examination is done by using mirrors and performed by women aged 20 years and above. The main indications of BSE is to detect breast cancer by observing the breast from the front, left side and right side, if there is a bump, discoloration of the skin, nipple and discharge or pus and blood.

The study aims to determine the relationship of knowledge, attitude and actions BSE as early detection of breast cancer on a student in the Faculty of Public Health, University of North Sumatra in 2015. This type of research is descriptive analytic survey research design with cross sectional approach. Population is the whole entire student at the Faculty of Public Health, University of North Sumatra in 2015 as many as 84 people.

Chi-square test results showed significant knowledge of the action (related) on BSE as early detection of breast cancer (p = 0.006). Attitude with significant action (related) on BSE as early detection of breast cancer (p = 0.012). Based on the results of research and discussion is concluded that there is a relationship between knowledge, attitude and student actions on BSE as early detection of breast cancer.

For suggestions that Sumatra University School of Public Health advised to add to the subject matter in the curriculum Kespro KIA and Public Health on BSE as early detection of breast cancer. For a student to read books extensions knowledge about BSE impact of the dangers of breast cancer as a killer of women so that we as health workers should be prevented by reducing the risk of breast cancer as one attempt to detect breast cancer so that in case of breast cancer then immediately get treatment. Results of the study could further as a scientific reference a student at the Faculty of Public Health, University of North Sumatra to serve as an overview of BSE as early detection of breast cancer.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

dengan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan salah

satu kanker yang sangat ditakuti oleh kaum wanita, setelah kanker serviks. Kanker

payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, sehingga

terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi

pada jaringan payudara. Kanker payudara pada umumnya menyerang pada kaum

wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat meyerang kaum laki-laki,

walaupun kemungkinan menyerang kaum laki-laki itu sangat kecil sekali yaitu

1:1000. Kanker payudara ini adalah salah satu jenis kanker yang juga menjadi

penyebab kematian terbesar kaum wanita di dunia, termasuk di Indonesia

(Mulyani, 2013).

Insiden kanker payudara terus meningkat, sebagian karena teknologi

diagnostik yang lebih canggih. Angka mortalitas yang dikaitkan dengan kanker

payudara tidak banyak berubah sejak tahun 1930 sekalipun sudah banyak

kemajuan dalam pengobatan (Baradero dkk, 2007).

Gejala kanker payudara bisa berupa adanya benjolan pada payudara yang

tidak terasa nyeri. Semula, benjolan itu kecil. Lama kelamaan, benjolan ini

(20)

kulit, sehingga menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting payudara.

Itulah yang membuat puting payudara tertarik ke dalam (retraksi), serta berwarna

merah muda atau kecokelatan sampai menjadi oedema, sehingga terlihat seperti

kulit jeruk, mengerut, atau timbul borok pada payudara. Semakin lama, borok

membesar dan mendalam maka akan menghancurkan seluruh payudara

(Suprianto, 2010).

Rendahnya kesadaran untuk memeriksakan dini ini tidak hanya terjadi

pada wanita pada wanita dengan pendidikan atau ekonomi rendah, tetapi juga

mereka yang berpendidikan tinggi atau cukup mapan, bahkan di kalangan profesi

kedokteran sendiri. Penyebaran informasi mengenai manfaat pemeriksaan dini

(mamografi) atau faktor risiko kanker payudara mungkin kurang tersebar luas di

masyarakat (Bustan, 2007).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu langkah

awal deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang akan

lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin, sebab 85% kelainan di payudara

justru pertama kali dikenali oleh penderita (Rasjidi, 2010). Prognosis kanker

payudara tergantung pada tingkatan pertumbuhan, pada tumor ukuran kecil

tindakan preventif diharapkan. Oleh sebab itu, lebih baik melakukan

penanggulangan kanker payudara di titik beratkan pada deteksi tumor stadium

dini yang biasanya berukuran kecil.

Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Alangkah

baiknya jika semua wanita sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan dan segera

(21)

sangat penting dianjurkan benjolan pada payudara. SADARI sangat penting

dianjurkan kepada masyarakat untuk menerapkannya sekitar 90% kanker

payudara ditemukan sendiri oleh pasien dan sekitar 5% ditemukan selama

pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Penemuan awal, pada sebagain besar kanker

payudara (66%), berupa massa keras atau kokoh, tidak lunak, batas tidak tegas.

Pada 11% kasus tanda yang ditimbul berupa massa di payudara yang nyeri

(Mulyani, 2013)

Proyeksi data WHO tahaun 2012 memperkirakan prediksi peningkatan

substantif 19,3 juta kasus kanker per tahun pada tahun 2025 ke depan, sehingga

menyebabkan pertumbuhan dan penuaan global populasi semakin pesat. Lebih

dari 50% semua kanker (56,8%) yang menyebabkan kematian itu akibatnya

(64,9%) pada tahun 2012 terjadi perkembangan wilayah di dunia dan membuat

proporsi ini akan meningkat lebih lanjut pada tahun 2025. Pada tahun 2012

terdiagnosis 1,7 juta perempuan menderita kanker payudara dari 6,3 juta wanita

(World Health Organization (WHO), 2012).

Pada tahun 2014, diperkirakan 232.670 kasus kanker payudara invasif

diharapkan dapat didiagnosis pada wanita di Amerika Serikat dan 62.570 kasus

baru non-invasif (in situ) kanker payudara. Data tahun 2014 memperkirakan

232.670 kasus baru kanker payudara invasif diharapkan dapat didiagnosis supaya

megurangi risiko kejadian kanker payudara. Sekitar 40.000 wanita di Amerika

Serikat diperkirakan meninggal disebabkan akibat kanker payudara meskipun

angka kematian telah menurun sejak 1989 dengan penurunan lebih besar pada

wanita di bawah 50 tahun. Menurun ini dianggap sebagai hasil dari kemajuan

(22)

seorang wanita terkena kanker payudara sekitar dua kali lipat jika dia anggota

keluarga yang didiagnosis dengan kanker payudara sekitar 5-10% dari kanker

payudara dapat dikaitkan dengan mutasi gen (perubahan abnormal) diturunkan

dari ibu atau ayah (American Cancer Society (ACS), 2014).

Kira-kira 20% lebih kasus kanker payudara terkait dengan keluarga, yaitu

terdapat pengleompokkan kasus kanker dalam keluarga, tetapi penyakit tersebut

tidak menunjukkan pola pewarisan yang pasti. Kasus peluang pengelompokkan

kanker umum didapatkan dari pewarisan gen yang menyebababkan sedikit

peningkatan risiko kanekr, pembagian sedikit peningkatan risiko kanker pengaruh

lingkungan yang umum terjadi yang disebabkan berbagai faktor yang

kemungkinan disebabkan pewarisan gen membuat individu lebih rentan terhadap

lingkungan (Andrews, 2010).

Setiap tahun, American Cancer Society memperkirakan jumlah kasus

kanker yang menyebabkan kematian yang diharapkan di Amerika Serikat supaya

data terbaru berjalan dengan baik untuk mengurangi risiko kejadian kanker,

kematian, dan kelangsungan hidup berdasarkan data kejadian dari Nasional

Cancer Institute, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dan Asosiasi

Amerika Utara Kanker Central Registry dan data kematian dari Pusat Nasional

untuk Statistik Kesehatan. Sebanyak 1.660.290 kasus kanker 80.350 kematian

akibat kanker diproyeksikan terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2013

(Global Statistic Cancer, 2013).

Program Kementerian Kesehatan dan Female Cancer Program (FCP) pada

(23)

program deteksi dini kedua kanker tersebut telah berkembang di 207 kabupaten

pada 32 provinsi, yang dilaksanakan oleh 717 dari 9500 Puskesmas. Saat ini, telah

ada 405 pelatih atau trainers yang terdiri dari dokter spesialis obstetri ginekologi,

dokter spesialis bedah onkologi, dokter spesialis bedah, dokter umum serta bidan

dan diperkuat oleh 1.682 providers atau pelaksana program terdiri dari dokter

umum dan bidan. Jumlah diskrining sebanyak 644.951 perempuan atau 1,75%

dari target perempuan usia 30-50 tahun, 28.850 (4,47%) IVA positif, curiga

kanker leher rahim 840 (1,3 per 1000), benjolan pada payudara 1.682 (2,6 per

1000). Kementerian Kesehatan (Kemkes) mencatat dari sekian banyak kanker

yang menyerang penduduk Indonesia, kanker payudara dan kanker leher rahim

(serviks) tertingi kasusnya di seluruh Rumah Sakit (RS).

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan

data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, prevalensi tumor/kanker

di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker

tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher

rahim. Berdasarkan data Sistem Informasi RS (SIRS), jumlah pasien rawat jalan

maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%)

dan kanker serviks 5.349 orang (12,8%). Baru disusul kanker leukimia sebanyak

4.342 orang (10,4%, lymphoma 3.486 orang (8,3%) dan kanker paru 3.244 orang

(7,8%). Sementara berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker di

Indonesia sendiri sudah mencapai 1,4 per 1000 penduduk, dan merupakan

penyebab kematian nomor tujuh.

Di Indonesia berdasarkan data yang ada, kanker leher rahim menempati

(24)

jumlah kasus kanker yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah

pada tahun 2012 dengan jumlah insidens untuk kanker payudara sebanyak 2.261

kasus dan kanker leher rahim sebanyak 909 kasus. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Sub Bagian Rekam Medik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto pada tanggal 15 Mei 2013, tahun 2012 jumlah kunjungan pasien

kanker payudara sebanyak 2.089 orang. Tahun 2013 dari bulan januari sampai

Mei 2013, jumlah kunjungan pasien kanker payudara sebanyak 2.121 orang,

pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi sebanyak 826 orang, dan

rata-rata per bulan mencapai 148 orang.

Masalah dalam penanggulangan kanker payudara di Indonesia adalah

penderita datang ke pelayanan kesehatan sudah dalam stadium lanjut. Sumatera

Utara melaporkan penderita yang berobat pada stadium dini hanya berkisar

20-30%. Sedangkan penderita yang datang pada stadium lanjut sebanyak 70 %.

Kondisi ini jauh berbeda dengan negara barat yang hampir 80 % pasien kanker

payudara datang pada stadium dini. Menurut data di Divisi Bedah Onkologi

RSUP H. Adam Malik Medan, terdapat 1.427 penderita kanker payudara pada

kurun waktu 2011-2013)

Sudah saatnya wanita lebih peka dan mulai memperhatikan organ

payudara secara khusus. Semakin dini kita mengetahui masalah yang terjadi pada

payudara maka semakin awal deteksi kanker payudara dapat dilakukan. Hasilnya

pengobatan dapat dilakukan pada stadium awal sehingga kemungkinan sembuh

dan kemampuan bertahan jauh lebih besar. Hanya lima menit memahami dan

kenali payudara kita untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini (Nisman,

(25)

Deteksi dini merupakan langkah awal terdepan dan paling penting dalam

pencegahan kanker. Dengan deteksi dini diharapkan angka mortalitas dan

morbiditas, dan biaya kesehatan akan lebih rendah. Deteksi dini dan skrining

menjadi kunci tingkat bertahan hidup yang tinggi pada penderita. Deteksi dini

dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Selain itu, untuk meningkatkan

kesembuhan penderita kanker payudara, kuncinya adalah penemuan dini,

diagnosis dini, dan terapi dini. Untuk itu, diperlukan diseminasi pengetahuan

tentang kanker payudara, dan pendidikan wanita untuk melakukan pemeriksaan

payudara sendiri (Olfah dkk, 2013).

Deteksi dini sangat penting dan efektif dalam menanggulangi kanker

payudara. Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui.

Faktor risikonya bersifat multifaktor dan banyak yang tidak dapat dikendalikan.

Faktor risiko yang signifikan dan telah terbukti adalah jenis kelamin wanita dan

bertambahnya usia, sehingga setiap wanita berisiko kanker payudara. Riwayat

keluarga kanker payudara juga merupakan faktor risiko penting, 5-10% penderita

akibat kelainan genetik (Olfah dkk, 2013).

Salah satu metode deteksi dini kanker payudara adalah pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI). SADARI perlu dilakukan ketika seorang wanita

telah mencapai masa pubertas dan mengalami perkembangan payudara. SADARI

berperan penting dalam penemuan kanker payudara stadium dini, karena secara

statistik di Amerika dan juga di Indonesia 95% kejadian kanker payudara

ditemukan oleh penderita itu sendiri. Bahkan, 90% dari kanker payudara

ditemukan oleh wanita itu sendiri saat melakukan SADARI. American Cancer

(26)

memeriksakankan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai usia 40 tahun.

Sesudahnya, pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam setahun.. meskipun

sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara bisa dijumpai, tetapi potensi

keganasannya sangat kecil (Setiati, 2009).

Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dengan melakukan

pemeriksaan payudara sendiri atau yang dikenal dengan SADARI. SADARI

adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan setiap wanita dan bisa dilakukan

sendiri di rumah. Tindakan ini penting karena 75-85% keganasan kanker payudara

ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. SADARI perlu

dilakukan ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas dan mulai

mengalami perkembangan pada payudaranya (Rasyidi 2009).

Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setelah ke 5 dan ke-7 sesudah

menstruasi, dimana jaringan payudara saat densitasnya lebih rendah. Pada pasien

yang tergolong dalam risiko tinggi disarankan untuk melakukan pemeriksaan

payudara sendiri saat pertengahan siklus menstruasi. Pemeriksaan payudara

sendiri terdiri atas dua bagian yang meliputi infeksi atau palpasi. Dengan berdiri

di depan kaca, payudara diinspeksi sambil dalam posisi berdiri sambil tangan di

samping, sambil kedua telapak tangan menekan satu sama lain, dan sambil kedua

tangan berada pada pinggang. Bentuk payudara asimetris, adanya massa, dan kulit

yang retraksi dapat terdeteksi dengan manuver ini.(Rasyidi, 2009).

Masalah utama pelaksanaan SADARI sebagai metode deteksi dini kanker

payudara adalah jarang sekali yang melakukannya dengan benar. Menurut Bustan

(27)

wanita dengan pendidikan atau ekonomi rendah, tetapi juga mereka yang

berpendidikan tinggi atau cukup mapan, bahkan di kalangan profesi kedokteran

sendiri. Padahal Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku seseorang

tentang kesehatan antara lain ditentukan oleh pengetahuan orang yang

bersangkutan.

Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke

petugas kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya. American Cancer Society

dalam proyek skrening kanker payudara menganjrkan pemeriksaan SADARI

walaupun tidak dijumpai keluhan apapun. Dengan melakuakn deteksi dini dapat

menekan angka kematian sebesar 25-30%. Dalam melakukan deteksi dini seperti

SADARI diperlukan minat dan kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk

meningkatkan kualitas hidup serta menjaga kualitas untuk lebih baik (Mulyani,

2013).

Penulis memilih Fakultas Ilmu Keperawatan sebagai tempat penelitian

karena di fakultas ini akan dibentuk kader-kader tenaga kesehatan yaitu perawat.

Sebagai calon perawat, mahasiswa FIK idealnya memilki pengetahuan, kesadaran,

dan perilaku yang baik dalam melakukan pemeriksaan kanker payudara.

Khususnya Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran yang biasa

dilakukan oleh diri sendiri yaitu SADARI. Studi pendahuluan penelitian

Nugrahini (2008) ini dilakukan secara acak pada 10 orang mahasiswi. Dari hasil

studi pendahuluan diperoleh data sebagai berikut: 4 orang mengetahui tentang

SADARI, 6 orang belum mengetahui tentang SADARI, 2 orang pernah

melakukan SADARI dan 8 orang belum pernah melakukan SADARI. Mahasiswa

(28)

yang terjadi pada payudara secara dini, sehingga berdampak pada keterlambatan

pemeriksaan pada selajutnya.

Berdasarkan penelitian Handayani (2013) yang dilakukan peneliti pada

tanggal 9 Oktober 2012 di Prodi D III Keperawatan STIKES Kusuma Husada

Surakarta terdapat sebanyak 285 mahasiswi tingkat 1 sebanyak 3 orang, tingkat 2

sebanyak 4 orang dan tingkat 3 sebanyak 3 orang, didapatkan hasil bahwa

mahasiswi sudah medapatkan materi tentang SADARI sejak semester 1. Dari 10

mahasiswi tersebut, 8 mahasiswi yaitu tingkat 1 sebanyak 2 orang, tingkat 2

sebanyak 3 orang, dan tingkat 3 sebanyak 3 orang sudah dapat mencotohkan cara

melakukan SADARI namun mereka mengakui tidak rutin dalam melakukan

SADARI setiap bulannya, sedangkan 2 mahasiswi masing-masing tingkat 1 dan

tingkat 2 sudah dapat mencotohkan cara melakukan SADARI dan rutin

melakukan SADARI setiap bulannya.

Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah institusi kesehatan yang mencetak

tenaga kesehatan masyarakat yang terutama bergerak di bidang kesehatan

promotif dan preventif. Untuk mengetahui dan mempraktekkan SADARI sebagai

metode upaya pencegahan kanker payudara. Berdasarkan hasil wawancara 8

responden dari 84 Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ada 7

responden mengerti dengan pengetahuan SADARI (Pemeriksaan Payuadara

Sendiri) dan manfaat kegunaan SADARI dan 1 orang tidak mengeti pengetahuan

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan manfaatnya. Dari 8 responden 6

orang tidak memahami langkah melakukan SADARI cara yang benar tidak

mengaplikasikan rutin dalam sebulan dan 2 orang memahami langkah SADARI

(29)

SADARI mahasiswi pada umumnya kurang baik dari 6 responden mengatakan

mereka malas, tidak nyaman, lupa, malu dengan payudara sendiri, kurang

memperhatikan payudaranya, dan mengatakan tidak penting dilakukan setiap

bulan, kalau lagi ingat dilakukan dan kalau tidak ingat tidak dikerjakan

pemeriksaan payudara sendiri dan meraka beranggapan bahwa faktor genetik

keturunan mereka tidak ada menderita kanker payudara sehingga tindakan

SADARI masih mimimnya dilakuakn oleh tenaga kesehatan dan hanya 2

responden yang melakukan tindakan SADARI setiap bulannya supaya ingin

mencegah deteksi dini kanker payudara.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan

Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi Di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan

pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara tahun 2015”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

(30)

payudara pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan Mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi

dini kanker payudara di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara tahun 2015.

2. Untuk mengetahui Sikap Mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini

kanker payudara di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara tahun 2015

3. Untuk mengetahui tindakan Mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini

kanker payudara di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara tahun 2015 .

4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI

sebagai deteksi dini kanker payudara pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Fakultas, dapat memberikan informasi kepada Fakultas Kesehatan

Masyarakat mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi

FKM USU tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

2. Sebagai masukan bagi Departemen Kependudukan dan Biostatistik FKM USU

(31)

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi ilmiah dalam

melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemeriksaan payudara sendiri

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

2.1.1 Pengertian SADARI

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini dilakukan

dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun

ke atas. Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker

payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah

ada benjolah, perubahan warna kulit, puttting berisik dan pengeluaran cairan atau

nanah dan darah (Olfah dkk, 2013). American Cancer Society merekomendasikan

agar sejak usia 20 tahun, kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga

tahun sekali sampai usia 40 tahun. Sesudahnya pemeriksaan dapat dilakukan

sekali dalam setahun. Meskipun sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara

bisa dijumpai, tetapi potensi keganasannya sangat kecil (Setiati, 2009).

Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah pengembangan

kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini

dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal

penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh

semua wanita tanpa perlu merasa malu kepada pemeriksa, tidak membutuhkan

biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu menyediakan waktuna selama

(33)

mandi atau pada saat sedang berbaring. SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat

seorang wanita telah mengalami menstruasi. Tingkat sensitivitasnya

(kemampuannya untuk mendeteksi kanker payudara) dalah sekitar 20-30%

(Nisman, 20011).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker

payudara adalah cara termudah dan termurah mengetahui adanya benjolan yang

kemungkinan besar berkembang menjadi kanker ganas. SADARI atau periksa

payudara sendiri dengan rutin merabanya merupakan langkah penting untuk

deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena mudah, murah, cepat, dan efektif

untuk semangkin “mengenal” dan menyadari jika terdapat suatu hal yang tidak

normal pada payudara.

Sebaiknya jangan tunggu ada benjolan di payudara karena jika hal itu

sudah terjadi, maka kemungkinan menderita kanker payudara stadium 1 lebih

besar. Pemeriksaan melalui ultrasonografi dan mamografi harus dilakukan secara

berkala. Untuk wanita yang berusia 50 tahun ke atas, disarankan setiap tahun.

Sementara yang berumur di bawah itu, bisa tiga tahun sekali. Meski begitu, jika

ada benjolan, yang terdeteksi kanker payudara dari lima wanita yang merasa ada

benjolan paling hanya satu (Olfah dkk, 2013).

Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara

sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat

dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus

mengeluarkan biaya. American Cancer Society dalam proyek skrening kanker

(34)

apapun. Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar

25-30%. Dalam melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukan minat dan

kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta

menjaga kualitas hidup untuk lebih baik (Mulyani, 2013).

Bentuk payudara biasanya berubah-ubah sebelum memasuki masa

menstruasi, biasanya payuadara terasa membesar, lunak, atau ada benjolan dan

kembali normal ketika masa menstruasi selesai. Yang terpenting adalah mengenali

perubahan mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak keadaan normal dari

payudara sendiri. Pemeriksaan payudar sendiri (SADARI) secara rutin untuk

dapat merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi

perubahan dapat segera diketahui. Waktu terbai untuk memeriksa payudara adalah

7 sampai 10 hari setelah menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak.

Pemeriksaan tidak tepat dilakukan pada menjelang dan sewaktu menstruasi

(Bustan, 2007).

SADARI optinum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus

menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam

keadaan lembut, tidak keras, membengkak sehingga jika ada pemebengkakan

akan lebih mudah ditemukan ( Mulyani, 2013).

2.1.2 Siapa Yang Perlu Melakukan SADARI?

Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan melakukan SADARI atau

Breast Self Examination (BSE) untuk mengurangi memicu kejadian kanker

(35)

1. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi

2. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan

3. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan payudara

sendiri (SADARI)setiap bulan.

4. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu melakukan

mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh dokter setiap 2 tahun.

5. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun :

a. Mamogram awal atau dasar antara usia 35 sampai 40 tahun.

b. Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3 tahun.

6. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada

dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.

7. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada

dokter dan mamogarfi setiap tahun.

2.1.3 Manfaat SADARI

Menurut Nisman (2011) Deteksi dini merupakan langkah awal yang

sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada

payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker

tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan

kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir 85%

(36)

dengan benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah,

dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara

2.1.4 Tujuan SADARI

Menurut Nisman (2011) tujuan SADARI sangat perlu dilakukan dengan

bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara sebagai berikut.

1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk

mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker

payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini akan

memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.

2. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada

stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.

2.1.5 Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)

Menurut Nisman (2011), Mulyani (2013), Bustan (2007), Sitorus (2006),

Proverawati (2010) dan Olfah dkk (2013) deteksi dini kanker payudara dapat

dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa

payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus haid telah

berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang

sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya tidak lebih

dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker

payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga

banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI

(periksa payuadara sendiri) pada saat menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan

(37)

dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada

payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun

kurang atau lebih.

1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di depan cermin

dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya perubahan

ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit.

2. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin.

Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris

atau tidak). Cara melakukan :

2.1 Gambar Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin

Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit

payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan

(38)

jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan juga bentuk

puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah tanpa kita SADARI.

Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara berkerut, cekung ke

dalam, atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting yang berubah posisi di

mana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna

memerah, kasar, dan terasa sakit.

2.2 Gambar Tahap 2 Periksa Payudara dengan Diangkat KeduaTangan

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan maksud

untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau fascia

(39)

terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan warna, tarikan, tonjolan, kerutan,

perubahan bentuk puting atau permukaan kulit menjadi kasar.

2.3 Gambar Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.

Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

(40)

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang / tangan

menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla. Lalu

perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi demikian,

bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang mencurigakan

perubahan atau kelainan atau puting.

2.5 Gambar Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI

Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan

membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang

telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan

diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan

tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari

Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara

Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular membentuk sudut 90

(41)

2.6 Gambar Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang

selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua

payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk

mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan

benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran

ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang

lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar

dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi

(42)

2.7 Gambar Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.

Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.

Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.

Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan

tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. Tekanan

payudara memutar searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang

(43)

2.8 Gambar Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk

melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

2.9 Gambar Tahap 5 Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke

samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal

atau tidak.

2.1.5.1 Cara Melakukan SADARI

Menurut Bustan (2007) dan Purnomo (2009) langkah-langkah tahapan

pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan berbagai macam semasa mandi,

berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat tidur supaya membuat kenya

manan Anda untuk melakukan SADARI dalam setiap bulan untuk mengurangi

kematian akibat kanker payudara karena terlambat mendeteksi dini kanker

(44)

1. Semasa Mandi

Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari, gerakkan secara

mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap payudara. Gunakan tangan

kanan untuk memeriksa payuadara sebelah kiri dan tangan kiri untuk memeriksa

payuadara kanan. Periksa dan cari bila terdapat gumpalan/ kebetulan keras,

menebal di payudara.

2. Berdiri di hadapan cermin

Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh

perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang nda, tekan turun

perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan menolak payudara

Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti segala perubahan seperti besar, bentuk

dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat kekakuan, lekukan atau

puting tersorot ke dalam. Dengan perlahan-lahan, picit kedua puting dan

perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih

atau mengandungi darah.

3. Berbaring

Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu

kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan jari Anda mendatar

dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari bagian

pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah

puting. Lakukan putaran untuk memeriksa setiap bagian payudara termasuk

puting. Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan

(45)

rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di sepanjang atas

tulang selangka.

2.1.6 Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Menurut Olfah dkk (2013), Setiati (2009), Nisman (2011), dan Kasdu

(2005) menyatakan apabila Anda tidak melakukan Skrining dan deteksi dini

dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan 5-7 hari stelah menstruasi akan

medapatkan temuan masalah kanker payudara atau kelainan yang terjadi di

payudara seperti memiliki ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang

menunjukkan suatu ketidaknormalan pada pyudara. Hal-hal berikut ini dapat

menandakan adanya kanker payudara tanda-tanda khusus kanker payudara

sebagai berikut:

1. Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara biasanya tanpa

rasa sakit walaupun 25% kanker dihubungkan dengan suatu rasa tidak

nyaman.

2. Puting susu yang terlipat ke dalam.

3. Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan terdapat

kerutan-kerutan pada kulit payudara.

4. Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu payudara.

5. Suatu perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari puting susu

(46)

6. Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak Anda yang

berbintik-bintik adalah tanda meningkatnya penyakit.

7. Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit, jika ditekan

tidak bergerak pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu payudara.

8. Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting susu

9. Timbul rasa nyeri

10. Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu seperti gatal, terasa

bakar, dan tertarik ke dalam

11. Terjadi perlukaan di daerah ketiak.

2.1.7 Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan

Menurut Nisman (2011) dan Mulyani (2013) SADARI baru dilakukan

oleh sebgian kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25% sampai 30% wanita

yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan teratur setiap

bulannya. Umumnya langkah ini dihindari karena menimbulkan bayangan

menakutkan. Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah

untuk melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya harapan besar

bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang ringan, bisa diobati, dan

penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Yang kedua adalah berusahalah

untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan berusaha memijat-mijat benjolan

tersebut karena pemijatan tidak akan membuat benjolan menegcil, sebaliknya

justru dapat membuat masalah menjadi lebih berat jika benjolan ini merupakan

masalah atau penyakit. Yang ketiga adalah segera konsultasikan dengan dokter

yang tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

(47)

Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia

menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui

pemeriksaan Mammografi, angka kematia karena kanker payudara dapat

diturunkan sampai 30%. Metode mammografi, sinar X yang dipancarkan sangat

kecil, sehingga metode ini relatif mudah. Mammografi merupakan suatu tes yang

aman yang bertujuan untuk melihat adanya masalah pada payudara wanita.

b. Biopsi

Suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan

daerah sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk

dilakukan tes, dicari adanya perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya

kanker. Benjolan atau perubahan yang ditemukan pada payudara dapat bersifat

jinak (bukan kanker) atau ganas (kanker) dan jika kanker payudara dapat lebih

dini maka wanita kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih baik serta banyak

terapi untuk kanker payudara.

c. Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala

gejala kanker payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram ini

memakan waktu lebih lama karena gambar yang diambil juga lebih banyak.

d. Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan

menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidak menunjukkan

bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan kanker dibandingkan film

(48)
[image:48.595.200.414.86.197.2]

Gambar 2.10 Pemeriksaan Mammograf

2.2 Kanker Payudara

2.2.1 Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu

payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang

sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan

bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Kanker payudara (Carcinoma

Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma.

Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar embuat air susu), saluran

kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara (Olfah dkk, 2013).

Kanker payudara dikenal sebagai slaha satu kanker yang paling sering

menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevalensinya

tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih

tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, karena keterlambatan

diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobtan. Semua ini pada gilirannya

menyebabkan masalah kanker sebagai suatu masalah kesehatan yang biaya yang

(49)

Menurut Mulyani (2013) dan Suprianto (2010) Kanker payudara

merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat

dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker payudara pada

umumnya menyerang pada kaum wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga

dapat menyerang kaum laki-laki, walaupun kemungkinan juga dapat menyerang

kaum laki-laki itu sangat kecil sekali yaitu 1:1000. Kanker payudara ini adalah

salah asatu jenis kanker yang juga menjadi penyebab kematian terbesar kaum

wanita di dunia, termasuk di Indonesia. Kanker payudara berdasarkan sifat

serangannya terbagi menjadi dua,yaitu:

1. Kanker Payudara Invasif

Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta dinding

kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker

dapat bersifat invasif / menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke

simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.

2. Kanker Payudara Non-Invasif

Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta

jaringan konektif disekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ merupakan

bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan

LICS/Lobular Carcinoma In Situ lebih jarang terjadi justru lebih diwaspadai

karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.

2.2.2 Gejala dan Tanda Kanker Payudara

(50)

Menurut Mulyani (2013), Setiati (2009), Bustan (2007), dan Olfah dkk

(2013) gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi karena

awal pertumbuhan sel kanker payudara jga tidak diketahui dengan mudah. Sering

kali, gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut.

Untuk menentukan gejala awal kanker payudara dapat dideteksi oleh kaum

wanita, jadi perlu seorang ahli untuk menemukan awal kanker payudara. Secara

rutin wanita dapat melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba

seputar payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara.

Menurut American Cancer Association, kemungkinan wanita wanita

terkena kanker payudara itu satu banding delapan orang atau 12 persen. Adapun

beberapa gejala kanker payudara :

1. Ditemukannya benjolan pada payudara yang tidak hilang dan permanen

biasanaya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit

payudara atau sekitar ketiak. Menurut American Cancer Society, gejala awal

yang signifikan dan sering dialami wanita ialah benjolan yang biasanya

ditandai rasa sakiy bila dipegang atau ditekan.

2. Perubahan pada payudara

Biasanya gejala yang terjadi ialah berubahnya ukuran, bentuk payudara dan

puting. Dimana gejala itu awalnya ditandai dengan permukaan payudara akan

berwarna merah, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk,

kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk. Adapula dalam kasus

lain, warna payudaranya berubah orange.

(51)

Pada puting seringkali mengeluarkan cairan (nipple discharge) seperti darah,

tetapi juga terkadang juga berwarna kuning, kehijau-hijauan berupa nanah.

4. Pembengkakan pada payudara

Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan payudara tanpa

ada benjolan, yang merupakan gejala umumnya. Bahkan, kadang kadang salah

satu payudara pembuluh darah jadi tlebih terlihat.

Menurut Olfah dkk (2013) mengungkapkan tanda dan gejala kanker

payudara dibuat beedasarkan fasenya sebagai berikut:

A. Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa tanda gejala). Tanda dan

gejala yang paling umum dalah benjolan dan penebalan pada payudara.

Kebanyakkan sekitar 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Pada stadium

dini, kanker payudara tidak menimbulkan keluhan.

B. Fase lanjut

1. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya

2. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah di obati

3. Eksim pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau

diobati.

4. Putting susu sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau

keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau menyusui.

5. Putting susu tertarik ke dalam

6. Kulit payudara menegrut seperti kulit jeruk (peud d’orange).

C. Metastase luas, berupa :

1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal

(52)

3. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke

tulang

4. Fungsi hati abnormal.

Menurut Suprianto (2010) sesungguhnya seseorang bisa terserang kanker

Lantaran banyak faktor diantaranya ialah faktor gen, makanan dan minuman

tertentu dan lain sebagainya. Supaya kita dapat mengidentifikasi adanya kanker

dalam tubuh, kita mesti mengenali tanda-tanda kanker sejak dini. Tanda-tanda

kanker payuadara yaitu:

1. Berkurangnya berat badan tanpa diketahui penyebabnya.

2. Demam yang berlebih sering terlihat dalam tahap-tahap lanjut, terutama bila

kanker mempengaruhi sistem kekebalan dan mengurangi pertahanan terhadap

infeksi.

3. Rasa lelah yang berlebihan.

4. Rasa nyeri yang muncul di tempat-tempat tertentu, yang merupakan sistem

tahap lanjut penyakit kanker.

5. Perubahan warna kulit menguning, memerah, gatal-gatal, atau pertumbuhan

rambut berlebihan.

2.2.3 Penyebab Kanker Payudara dan Faktor Resiko

2.2.3.1 Penyebab Kanker Payudara

Menurut Sitorus (2006), Kasdu (2005), Mulyani (2013) hingga saat ini,

penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti salah satunya genetik

(53)

terlalu banyak mengonsumsi makanan yang berelmak, obata-obatan yang

mengandung hormon estrogen dan zat karsinogen (zat warna sintesis dan bahan

kimia).

1. Faktor Usia

Semakin tua usia seorang wanita, maka akan risiko untuk menderita kanker

payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia

paling beresiko terkena kanker payudara, terutamabagi mereka yang

mengalami menopause terlambat.’

2. Faktor Genetik

Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi faktor

resiko pencetus knaker payudara. Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker

payudara maka ada kemungkinan untuk memilki risiko terkena kanker

payudara dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai

riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.

3. Penggunaan hormon estrogen

Penggunaan hormon estrogen (misalnya pada pengunaan terapi estrogen

replacemenet), penggunaan terapi estrogen replacement mempunyai

peningkatan risiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker

payuadara.

4. Gaya hidup yang tidak sehat

Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak

teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko

kanker payudara.

(54)

Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja

menghisap asap rokok yang dikeluarkan olehorang perokok sering kali

didengar perokok pasif terkena risiko dari bahaya asap rokok dibanding

perokok aktif. Menurut ahli dari California Enviromental Protection Agency

Perokok asif memiki hubungan erat dengan resiko terserang penyakit kanekr

payuadara, oleh karena itu jangan menjadi perokok aktif, hindarilah

orang-orang yang merokok di sekitar anda agar anda tidak menjadi perokok pasif.

6. Penggunaan kosmetik

Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko

menyebabkan peningkatan risiko mengalami penyakit kanker payudara,

sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan diri

kita.

7. Penggunaan

Gambar

Gambar 2.10 Pemeriksaan Mammograf
Gambar 2.11
Tabel 3.4 Skor Penilaian Tindakan
Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden di Fakultas Kesehatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap remaja putrid di SMK N 1 Karanganyar. S1

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara..

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI OLEH MAHASISWI JALUR A PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN..

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI berada dalam

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap mengenai SADARI dengan Praktik melakukan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker

Bertolak dari pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

Upaya deteksi dini kanker payudara dengan praktek SADARI dapat meningkatkan. pengetahuan dan sikap mahasiswa di Fakultas Keguruan dan

Hasil penelitian ini yang telah dilakukan tentang pengaruh pendidikan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan siswi dalam upaya deteksi dini kanker payudara di