TUGAS AKHIR
“ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN
(INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK)”
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
Oleh
MAISARAH HARAHAP
080422023
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN
(INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK)
Oleh :
MAISARAH HARAHAP
080422023
Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Elektro
Disetujui oleh:
Pembimbing,
IR. M. ZULFIN, MT
NIP. 196401251991031001
Diketahui oleh:
Pelaksana Harian
Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
Prof. Dr. Ir. USMAN S. BAAFAI
NIP. 194610221973021001
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
FAKULTAS TEKNIK
ABSTRAK
Pertumbuhan permintaan layanan jasa telekomunikasi digital khususnya untuk komunikasi global saat ini semakin meningkat. Layanan jasa telekomunikasi dilakukan melalui berbagai jaringan khusus yang masing-masing hanya mampu menyediakan sekelompok jasa telekomunikasi tertentu saja. Misalnya untuk jaringan telepon hanya bisa memberikan layanan telepon (suara) saja, jaringan data hanya mampu memberikan layanan untuk data saja. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, beberapa layanan yang dulunya ditangani oleh jaringan yang berbeda-beda kini bisa diakses dan dilayani oleh satu jaringan akses terpadu yaitu jaringan ISDN (Integrated Service Digital Network). ISDN mampu menyatukan seluruh layanan ke dalam satu jaringan tunggal dan mampu menyediakan seluruh layanan yang diinginkan pelanggan. Hal ini sesuai dengan prinsip multiplexer yaitu banyak user akan dilewatkan dalam sebuah saluran telekomunikasi.
Pada proses multiplexer dalam jaringan ISDN bisa terjadi delay dan
Probabilitas Blocking akibat kepadatan trafik yang masuk. Analisis kinerja multiplexer pada ISDN (Integrated Service Digital Network) menggunakan teori
antrian M/M/1/N dengan disiplin antrian FIFO (First In Firs Out). Parameter yang dianalisis adalah delay, throughput dan probabilitas blocking.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai delay, throughput dan probabilitas
blocking tergantung kepada intensitas trafik (kepadatan trafik), laju kedatangan
pelanggan dan laju pelayanan. Semakin tinggi intensitas trafik dengan laju pelayanan tetap maka delay dan probabilitas blocking akan meningkat pula. Pada saat jumlah pelanggan yang masuk ke jaringan ISDN sebanyak 10 dengan panjang paket suara dan teks 1000 bit, maka pada saat intensitas trafik 0,5 diperoleh delay sebesar 335,65.10-12 detik dan probabilitas blocking sebesar 4,8.10-4 detik serta
throughput 772 bit. Sedangkan pada saat intensitas trafik meningkat menjadi 0,9
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kemampuan dan ketabahan dalam menghadapi segala
cobaan, halangan dan rintangan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta
shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW.
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa Ayahanda
Drs. Abdul Ghani Harahap (Alm) dan Ibunda Siti Arwani Siregar serta Abanghanda
Ismail Hamdi Harahap, ST dan yang terkasih Nanang Arie Suhandoko, Amd yang
merupakan bagian dari hidup penulis yang senantiasa mendukung, memberi
motivasi serta mendoakan penulis.
Tugas akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun
judul Tugas Akhir ini adalah:
ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN
(INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK)
Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya
Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
b. Bapak Rahmad Fauzi, ST, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
c. Bapak Ir. M. Zulfin, MT, selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas
nasehat, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
d. Bapak Ir. Zulkarnaen Pane, selaku Penasehat Akademis penulis, atas
bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan perkuliahan selama ini.
e. Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan
seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara atas segala bantuannya.
f. Sahabat-sahabat terbaik di elektro, semoga silaturahmi kita terus terjaga.
g. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan baik
dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik dengan
tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat
penulis harapkan.
Akhir kata penulis berserah diri pada Allah SWT, semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama bagi penulis sendiri.
Medan, Desember 2010
Penulis
Maisarah Harahap
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi Penulisan ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK (ISDN) 2.1 Umum ... 6
2.2 Konsep Dasar ISDN ... 7
2.2.1 Defenisi ISDN ... 8
2.2.2 Latar Belakang munculnya ISDN ... 9
2.2.3 Prinsip Kerja ISDN ... 10
2.2.4 Tujuan ISDN ... 12
2.2.5 Keuntungan ISDN ... 14
2.4 Tipe Akses ISDN ... 18
2.4.1 Basic Access ... 18
2.4.2 Primary Access ... 19
2.5 Arsitektur Jaringan ISDN ... 21
2.6 Konfigurasi User Network ISDN ... 22
2.7 Arsitektur Protokol ISDN ... 25
2.8 Koneksi ISDN ... 27
BAB III MULTIPLEXING 3.1 Umum ... 29
3.2 Frequency Division Multiplexing (FDM) ... 31
3.2.1 Proses Multiplexing pada FDM ... 32
3.2.2 Proses Demultiplexing pada FDM ... 33
3.2.3 Sistem Pembawa Analog ... 34
3.3 Synchronous Time Division Multiplexing ... 36
3.3.1 Proses Multiplexing ... 37
3.3.2 Time Slot dan Frame ... 38
3.3.3 Sistem Pembawa Digital ... 39
3.4 Statistical Time Division Multiplexing ... 41
3.4.1 Kinerja Statistical Time Division Multiplexing ... 43
3.5 Antarmuka Jaringan Pengguna ISDN ... 43
3.5.1 Antarmuka Dasar ISDN ... 44
3.5.2 Antarmuka ISDN Primer ... 46
BAB IV ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN
4.1 Umum ... 56
4.2 Model Antrian Multiplexing ... 56
4.3 Asumsi-Asumsi ... 59
4.4 Analisis Perhitungan Delay, Throughput, dan Probabilitas
Blocking ... ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 98
5.2 Saran ... 99
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Frame Basic Access ... 19
Gambar 2.2 Struktur Frame Primary Access ... 20
Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan ISDN ... 22
Gambar 2.4 Konfigurasi Referensi dan Pembagian Group ISDN ... 23
Gambar 2.5 Arsitektur Protokol ISDN ... 26
Gambar 3.1 Prinsip Dasar Multiplexing ... 30
Gambar 3.2 Frequency Division Multiplexing ... 32
Gambar 3.3 Gambaran Umum Proses FDM ... 33
Gambar 3.4 Proses Demultiplexing Pada FDM ... 34
Gambar 3.5 Hierarki Analog ... 36
Gambar 3.6 Time Division Multiplexing ... 37
Gambar 3.7 Gambaran Umum Proses TDM Sinkron ... 38
Gambar 3.8 Konsep Dasar dan Time Slot TDM Sinkron ... 39
Gambar 3.9 Hierarki Digital ... 40
Gambar 3.10 Perbandingan TDM Sinkron dan TDM Asinkron ... 42
Gambar 3.11 Format Frame pada TDM Statiskal... ... 43
Gambar 3.12 Struktur Frame untuk ISDN Basic Rate Access... 46
Gambar 3.13 Format Frame Akses ISDN Primer dengan Rate 1,544 Mbps... 47
Gambar 3.14 Format Frame Akses ISDN Primer Pada Rate 2,048 Mbps ... ... 48
Gambar 3.16 Model Antrian M/M/1 ... 49
Gambar 3.17 Interval Waktu Kedatangan Frame pada Proses Poisson ... 50
Gambar 3.18 Distribusi Poisson dengan Interval Waktu T ... 50
Gambar 3.19 Diagram Transisi Kondisi Sistem Antrian M/M/1/N ... 52
Gambar 3.20 Hubungan Antara Throughput dan Load ... 53
Gambar 4.1 Model Antrian Multiplexing ... 57
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi Kanal-Kanal ISDN ... 18
Tabel 2.2 Standar User Network Interface... 20
Tabel 3.1 Standar Frekuensi Pembawa FDM Amerika dan
Internasional... ... 35
Tabel 3.2 Standar Frekuensi Pembawa TDM Amerika dan
Internasional... 40
Tabel 4.1 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=10, Suara 1000 bit dan Data Teks 1000 bit... 66
Tabel 4.2 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=10, Suara 1000 bit dan Data Teks 1500 bit... 73
Tabel 4.3 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=10, Suara 1500 bit dan Data Teks 1000 bit... 81
Tabel 4.4 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=20, Suara 1000 bit dan Data Teks 1000 bit... 82
Tabel 4.5 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=20, Suara 1000 bit dan Data Teks 1500 bit... 83
Tabel 4.6 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=20, Suara 1500 bit dan Data Teks 1000 bit... 85
Tabel 4.7 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=30, Suara 1000 bit dan Data Teks 1000 bit... 86
Tabel 4.8 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
Tabel 4.9 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=30, Suara 1500 bit dan Data Teks 1000 bit... 88
Tabel 4.10 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=40, Suara 1000 bit dan Data Teks 1000 bit... 90
Tabel 4.11 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=40, Suara 1000 bit dan Data Teks 1500 bit... 91
Tabel 4.12 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=40, Suara 1500 bit dan Data Teks 1000 bit... 92
Tabel 4.13 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=50, Suara 1000 bit dan Data Teks 1000 bit... 94
Tabel 4.14 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
dengan N=50, Suara 1000 bit dan Data Teks 1500 bit... 95
Tabel 4.15 Analisis Perhitungan Kinerja Multiplexer pada ISDN
ABSTRAK
Pertumbuhan permintaan layanan jasa telekomunikasi digital khususnya untuk komunikasi global saat ini semakin meningkat. Layanan jasa telekomunikasi dilakukan melalui berbagai jaringan khusus yang masing-masing hanya mampu menyediakan sekelompok jasa telekomunikasi tertentu saja. Misalnya untuk jaringan telepon hanya bisa memberikan layanan telepon (suara) saja, jaringan data hanya mampu memberikan layanan untuk data saja. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, beberapa layanan yang dulunya ditangani oleh jaringan yang berbeda-beda kini bisa diakses dan dilayani oleh satu jaringan akses terpadu yaitu jaringan ISDN (Integrated Service Digital Network). ISDN mampu menyatukan seluruh layanan ke dalam satu jaringan tunggal dan mampu menyediakan seluruh layanan yang diinginkan pelanggan. Hal ini sesuai dengan prinsip multiplexer yaitu banyak user akan dilewatkan dalam sebuah saluran telekomunikasi.
Pada proses multiplexer dalam jaringan ISDN bisa terjadi delay dan
Probabilitas Blocking akibat kepadatan trafik yang masuk. Analisis kinerja multiplexer pada ISDN (Integrated Service Digital Network) menggunakan teori
antrian M/M/1/N dengan disiplin antrian FIFO (First In Firs Out). Parameter yang dianalisis adalah delay, throughput dan probabilitas blocking.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai delay, throughput dan probabilitas
blocking tergantung kepada intensitas trafik (kepadatan trafik), laju kedatangan
pelanggan dan laju pelayanan. Semakin tinggi intensitas trafik dengan laju pelayanan tetap maka delay dan probabilitas blocking akan meningkat pula. Pada saat jumlah pelanggan yang masuk ke jaringan ISDN sebanyak 10 dengan panjang paket suara dan teks 1000 bit, maka pada saat intensitas trafik 0,5 diperoleh delay sebesar 335,65.10-12 detik dan probabilitas blocking sebesar 4,8.10-4 detik serta
throughput 772 bit. Sedangkan pada saat intensitas trafik meningkat menjadi 0,9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi telekomunikasi terasa semakin cepat, terutama
dengan pesatnya kemajuan teknologi komputer dan informatika. Saluran telepon,
yang awalnya hanya untuk komunikasi suara, sekarang sudah banyak dimanfaatkan
untuk komunikasi data, teks, suara dan gambar atau grafik. Apalagi dengan
munculnya jaringan komputer global yang disebut Internet, penggabungan antara
teknologi informasi dan telekomunikasi ini akan menjadikan dunia berada di
genggaman kita.
Untuk itulah, Indonesia mengoperasikan Jaringan Digital Pelayanan
Terpadu (JDPT) atau lebih dikenal dengan istilah aslinya sebagai Integrated Service
Digital Network (ISDN). Banyak keuntungan yang diperoleh bila komunikasi
telepon, faksimil, teks, video, transmisi data, gambar dan jaringan komputer
menggunakan layanan ISDN. Di antaranya adalah kecepatannya yang dapat
mencapai 144 Kbps (Kilobit per second) atau bahkan hingga 2 Mbps (Megabit per
second). ISDN dapat digambarkan sebagai jaringan telekomunikasi melalui
perombakan jaringan telepon, yang dapat melayani aplikasi suara maupun non
suara seperti data, teks, citra, dan video pada satu jaringan yang sama.
ISDN muncul menjadi sebuah sarana telekomunikasi di tengah masyarakat
akibat adanya pertumbuhan permintaan dalam hal komunikasi suara, data, dan
itu, perkembangan perangkat terminal CTE memberikan kebebasan kepada
pelanggan dalam memilih alat komunikasi yang berstandarkan ISDN.
Konsep dasar ISDN yang menyatukan seluruh service kedalam satu jaringan
saja yang mampu menyediakan seluruh service yang diinginkan pelanggan sesuai
dengan prinsip multiplexer. Maka dari uraian diatas, penulis tertarik untuk
menganalisis bagaimana sebenarnya kinerja multiplexer tersebut pada ISDN
termasuk analisa menganalisa delay , probabilitas blocking dan throughput.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Bagaimana model dan prinsip kerja jaringan ISDN.
2. Bagaimana prinsip kerja multiplexer pada ISDN.
3. Bagaimana prinsip kerja teori antrian M/M/1/N dengan sistem antrian FIFO.
4. Bagaimana analisis kinerja model Multiplexer pada ISDN yang mencakup
delay, throughput dan Probalilitas Blocking.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah
menguraikan dan menganalisis Kinerja Multiplexer pada ISDN yang meliputi
1.4 Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang meluas maka penulis akan membatasi
pembahasan Tugas Akhir ini dengan hal-hal berikut :
1. Hanya membahas kinerja Multiplexer pada ISDN yang mampu melewatkan
atau men-switch trafik suara dan data saja.
2. Hanya membahas kinerja Multiplexer pada ISDN menggunakan antarmuka
Primer dengan kecepatan 1,544 Mbps.
3. Sistem antrian yang digunakan adalah sistem antrian M/M/1/N dengan
disiplin antrian FIFO.
4. Parameter kinerja yang dihitung mencakup delay, throughput dan
probabilitas blocking.
5. Tidak membahas ISDN secara mendetail.
6. Tidak membahas Multiplexing mendetail.
1.5 Metodologi Penulisan
Metode penulisan yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah ;
1. Studi Literatur, yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan
topik Tugas Akhir yang terdiri dari buku-buku referensi baik yang dimiliki
oleh penulis atau dari perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal,
internet, dan lain-lain.
2. Studi Perhitungan, yaitu dengan melakukan perhitungan terhadap kinerja
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini maka penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang Latar
Belakang Masalah, Tujuan Penulisan, Batasan Masalah,
Metodologi Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK (ISDN)
Bab ini menjelaskan tentang sejarah perkembangan ISDN, Konsep
dasar ISDN, Struktur Kanal ISDN, Tipe Akses ISDN, Arsitektur
Jaringan ISDN, Konfigurasi User Network ISDN, Arsitektur
Protokol ISDN dan Koneksi ISDN.
BAB III : MULTIPLEXER
Bab ini menjelaskan tentang Prinsip Kerja Multiplexer, FDM
(Frequency Division Multiplexing), Synchronous Time Division
Multiplexing, Statictical Time Division Multiplexing, Antar muka
BAB IV : ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN
Bab ini menjelaskan tentang penganalisaan performa Multiplexer
pada ISDN meliputi perhitungan delay, throughput dan
Probabilitas Blocking dengan menggunakan asumsi yang dibuat
serta menentukan analisis hasil.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari analisa yang telah
BAB II
INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK (ISDN)
2.1 Umum
Evolusi di dalam jaringan telekomunikasi eksisting telah terjadi dan terus
berlangsung. Arah evolusi yang terjadi mengarah kepada digitalisasi jaringan,
inteligensi jaringan dan integrasi layanan. Sejak ditemukannya teknologi digital
PCM membawa dampak yang luar biasa pada perkembangan jaringan
telekomunikasi yang ditandai dengan digitalisasi. Digitalisasi jaringan
telekomunikasi mencakup tiga perkembangan teknologi yaitu dari transmisi analog
ke transmisi digital, dari switching analog ke switching digital dan koneksi analog
menjadi koneksi digital dari satu ujung pelanggan ke ujung pelanggan lain.
Digitalisasi jaringan tidak terbatas pada sistem transmisi dan sentral tetapi juga
digitalisasi sistem pensinyalan. Teknologi pensinyalan digital membawa dampak
pada pemisahan fungsi-fungsi jaringan telekomunikasi. Dalam perkembangannya,
jaringan pensinyalan merupakan jaringan tersendiri yang terpisah dengan jaringan
informasi. Digitalisasi jaringan merupakan dasar teknologi untuk implementasi
ISDN[1].
Selain Digitalisasi jaringan, perkembangan ISDN juga direalisasikan dengan
adanya Inteligensi Jaringan. Perkembangan jaringan mengarah kepada peningkatan
inteligensi jaringan sebagai akibat dari pengembangan sistem digital. Dengan
sistem digital, fungsi-fungsi yang dulu tidak bisa dilakukan oleh jaringan (melalui
intervensi manusia) kini dilakukan sepenuhnya oleh jaringan dan manusia hanya
Inteligensi jaringan dewasa ini semakin berkembang terutama sejak ditemukannya
teknologi pensinyalan digital terpisah dengan jaringan informasi misalnya Signaling
System ITU-T No.7[1].
Integrasi Layanan juga mendukung terealisasikannya jaringan ISDN.
Jaringan telekomunikasi konvensional hanya bias menyediakan sekelompok
service, misalnya jaringan telepon hanya bisa memberikan service telepon (suara),
jaringan data hanya memberikan service untuk data. Dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi digital, beberapa service yang dulunya ditangani oleh
jaringan yang berbeda-beda kini bisa diakses dan dilayani oleh satu jaringan akses
terpadu. Tahap akhir evolusi menghendaki semua service seperti suara, data,
gambar dan video serta service lainnya dapat diakses dan dilayani oleh satu
jaringan, yaitu jaringan ISDN. Pemisahan fungsi-fungsi jaringan membentuk
jaringan tersendiri merupakan awal dari evolusi jaringan telekomunikasi, seperti
misalnya jaringan pensinyalan, jaringan service, jaringan akses dan jaringan
manajemen[1].
2.2 Konsep Dasar ISDN (Integrated Service Digital Network)
Ide dasar ISDN adalah penyatuan seluruh service ke dalam satu jaringan
yang mampu menyediakan seluruh service yang diinginkan pelanggan. Untuk
kemudahan akses dan mendukung seluruh tipe terminal dari pabrik yang berbeda
digunakan interface akses standar untuk keperluan seluruh akses yang digunakan[1]
Ide tersebut didasari pada kenyataan bahwa jaringan konvensional saat ini
2.2.1 Defenisi ISDN (Integrated Service Digital Network)
ISDN (Integrated Service Digital Network) adalah Jaringan Digital yang
mampu memberikan berbagai macam layanan jasa telekomunikasi melalui satu
interface serbaguna yang berlaku di seluruh dunia[1].
Sebelum adanya ISDN, layanan jasa telekomunikasi dilakukan melalui
berbagai jaringan khusus yang masing-masing hanya mampu menyediakan
sekelompok jasa telekomunikasi tertentu. Dengan demikian, ISDN merupakan
pengembangan dari jaringan telepon IDN (Integrated Digital Netwok) yang
menyediakan hubungan digital dari ujung satu pelanggan ke ujung pelanggan lain
secara digital (end-to-end digital connectivity) untuk proses transformasi informasi
dalam bentuk suara, data dan gambar. Pada umumnya jaringan telepon
menyalurkan informasi suara melalui jaringan analog, sedangkan informasi bukan
suara disalurkan melalui jaringan digital kecepatan rendah menggunakan teknologi
transmisi seperti modem dan VFT (Voice Frequency telegraphy)[1].
Dengan berkembangnya tekologi baik untuk sistem transmisi maupun
sistem switching, terbuka kemungkinan untuk mewujudkan suatu jaringan digital
universal dan seragam. Jaringan telepon dipilih sebagai titik tolak untuk
mempersiapkan IDN (Integrated Digital Network). Pada IDN semua sentral telepon
dan jaringan transmisi penghubungnya bekerja berdasarkan teknologi PCM sesuai
rekomendasi ITU-T G.700 sehingga dalam hubungan antar sentral tidak diperlukan
2.2.2 Latar Belakang Munculnya ISDN
Latar belakang munculnya ISDN didasari pada kenyataan adanya
pertumbuhan permintaan komunikasi digital khususnya untuk komunikasi global
(internasional) juga keinginan akan suatu jaringan multiguna yang sederhana,
efisien, fleksibel, handal, dan biaya murah dalam pengoperasiannya. Dipihak lain,
perkembangan peralatan terminal “Customer Premises Equipment” (CPE)
berkembang cukup pesat bahkan melebihi teknologi jaringan telekomunikasi itu
sendiri. Dengan demikian latar belakang munculnya ISDN antara lain[2]:
1. Pertumbuhan permintaan komunikasi
Pertumbuhan permintaan komunikasi digital domestik maupun internasional
setiap tahun semakin meningkat seiring dengan perkembangan dunia bisnis
global. Kebutuhan komunikasi tidak hanya terbatas pada komunikasi suara
tetapi juga komunikasi non-suara seperti data dan gambar.
2. Kesederhanaan, fleksibilitas dan biaya
Dengan semakin banyak service yang diberikan akan mengakibatkan
kompleksibilitas jaringan, khususnya pada individual jaringan konvensional
saat ini. Kesederhanaan merupakan faktor penting dalam suatu jaringan
sehingga akan memudahkan dan menguntungkan pelanggan. Untuk service
yang berbeda dalam hal tertentu pelanggan tidak dikenakan biaya misalnya
untuk registrasi service penyambungan sirkit dan service penyambungan
paket, pelanggan cukup diregistrasi satu kali (diregistrasi sebagai pelanggan
ISDN). Pertumbuhan komunikasi digital yang semakin meningkat,
kecepatan yang cukup tinggi. Penyediaan jaringan dengan kanal
berkecepatan tinggi (misalnya 64 kbps) merupakan solusi yang diharapkan.
3. Perkembangan Perangkat Terminal (CPE)
Perkembangan teknologi perangkat terminal dewasa ini boleh dikatakan
terpisah dengan perkembangan teknologi jaringan telekomunikasi. Salah
satu keuntungan yang didapat dari perkembangan tersebut memungkinkan
pelanggan dengan bebas memilih terminal yang digunakan untuk aplikasi
yang diinginkan . Konsekuensinya, jaringan telekomunikasi yang disediakan
harus mampu melayani terminal tersebut. Dalam implementasinya pada
ISDN, terminal yang bisa dipakai oleh pelanggan adalah sembarang
terminal namun untuk keseragaman terminal tersebut harus sesuai dengan
standar yang ditetapkan untuk akses ISDN.
2.2.3 Prinsip Kerja ISDN
Prinsip kerja ISDN meliputi[3]:
1. Mendukung berbagai aplikasi voice dan nonvoice dengan menggunakan
rangkaian terbatas dari fasilitas yang sudah distandarkan.
Prinsip ini mendukung tujuan ISDN dan merupakan suatu cara untuk
mencapai tujuan tersebut. ISDN mendukung berbagai jenis layanan yang
berkaitan dengan komunikasi suara (panggilan telepon) dan komunikasi
non-suara (pertukaran data digital). Layanan-layanan ini ditampilkan sesuai
dengan standar (rekomendasi ITU-T) yang menetapkan beberapa interface
2. Mendukung aplikasi switched dan non-switched.
ISDN mendukung circuit-switching dan packet-switching. Selain itu, ISDN
juga mendukung layanan non-switched dalam bentuk jalur yang disediakan
untuk maksud itu.
3. Ketergantungan terhadap koneksi 64 kbps
ISDN menampilkan koneksi circuit-switching dan packet-switching pada 64
kbps. Ini merupakan pembangunan blok ISDN yang mendasar. Kecepatan
ini dipilih karena pada saat itu kecepatan 64 kbps merupakan kecepatan
standar untuk suara digital, dan oleh sebab itu dimasukkan ke dalam upaya
pengembangan Integrated Digital Network (IDN). Pengembangan
selanjutnya dalam hal ISDN memungkinkan fleksibilitas yang lebih luas
lagi.
4. Memiliki kecerdasan dalam jaringan
ISDN diharapkan mampu menyediakan layanan terbaru dan memberikan
kemampuan manajemen dan pemeliharaan jaringan yang lebih baik dengan
adanya SS7.
5. Arsitektur protokol yang berlapis
Protokol-protokol bagi pemakai untuk mengakses ISDN melampirkan
arsitektur berlapis dan dapat dipetakan menjadi model OSI. Dalam hal ini
terdapat sejumlah keuntungan sebagai beerikut :
a. Standar-standar yang dikembangkan untuk aplikasi-aplikasi yang
b. Standar-satndar baru yang berkaitan dengan ISDN yang didasarkan
atas standar-standar yang telah ada, mengurangi biaya penerapan
barunya.
c. Standar-standar dapat dikembangkan dan diimplementasikan secara
terpisah untuk berbagai lapisan dan berbagai fungsi di dalam lapisan
tersebut. Ini memungkinkan dilakukannya penerapan
layanan-layanan ISDN secara bertahap dan tepat untuk basis provider atau
konsumen tertentu.
6. Konfigurasi yang beragam
Lebih dari satu konfigurasi fisik yang bisa dipergunakan untuk
mengimplementasikan ISDN. Ini memungkinkan adanya perbedaan dalam
kebijakan nasional (sumber tunggal versus persaingan), dalam hal status
teknologi, serta dalam hal kebutuhan dan peralatan dasar konsumen.
2.2.4 Tujuan ISDN
ISDN melibatkan pemerintah negara, perusahaan-perusahaan komunikasi
dan pengolah data, organisasi-organisi standar, dan lain-lain. Tujuan-tujuan
tertentunya pada umumnya, terbagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda.
Tujuan terpenting ISDN adalah[3]:
1. Standarisasi
Intinya adalah adanya standar ISDN yang menjadi dasar untuk dilakukannya
2. Transparansi
Layanan terpenting yang tersedia adalah layanan transmisi transparan. Ini
memungkinkan bagi pemakai mengembangkan aplikasi dan protokol
dengan keyakinan bahwa mereka tidak akan terpengaruh oleh ISDN yang
mendasari.
3. Pemisahan fungsi-fungsi kompetitif
Sangatlah mungkin memisahkan fungi-fungsi yang tersedia yang
ditampilkan secara kompetitif terhadap fungsi-fungsi yang secara
fundamental menjadi bagian dari ISDN. Di banyak negara, satu entitas
tunggal yang dimiliki pemerintah mampu menyediakan seluruh layanan.
Beberapa negara berharap agar layanan-layanan tertentu ditawarkan secara
kompetitif.
4. Layanan leased dan switched
ISDN menyediakan layanan ujung ke ujung dedicated sekaligus layanan
switched. Ini memungkinkan bagi pemakai mengoptimalkan implementasi
teknik-teknik switching dan routing.
5. Tarif yang berhubungan dengan biaya
Harga layanan ISDN harus didasarkan pada biaya dan tidak didasarkan pada
jenis data yang dibawa. Satu jenis layanan tidak bisa mensubsidi yang lain.
6. Migrasi yang lancar
Konversi ISDN dilakukan secara bertahap, dan jaringan harus berdekatan
dengan perangkat dan layanan yang telah ada. Jadi, interface ISDN bisa
7. Dukungan multiplexed
Sebagai tambahan bagi tersedianya dukungan berkapasitas rendah untuk
pemakai individu, dukungan multiplexed harus tersedia untuk
mengakomodasi PBX yang dimiliki pemakai dan perangkat jaringan lokal.
2.2.5 Keuntungan ISDN
Keuntungan ISDN meliputi[2]:
1. Bagi Pelanggan yaitu :
- Penghematan biaya
- Fleksibilitas
2. Bagi Network Provider yaitu :
- Universalitas perangkat
- Jangkauan pemasaran layanan yang makin besar
3. Bagi Manufacturer
Manufacturer dapat lebih fokus terhadap pengembangan perangkat
karena telah ada standar yang jelas.
4. Enhanced Service Provider
Akses user yang lebih mudah dan standar mengakibatkan pengaturan
yang sederhana untuk layanan khusus seperti transaksi keuangan.
2.2.6 Standar Rekomendasi ISDN
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada ISDN, mutlak diperlukan
standar yang mengatur seluruh aspek teknik dan non teknik ISDN. Tujuan dari
a. Mendukung universalitas yang diberikan dan probabilitas perangkat yang
digunakan.
b. Menurunkan biaya peralatan.
c. Standarisasi memungkinkan untuk produksi secara massal sehingga akan
menurunkan biaya operasi.
d. Meningkatkan pasar global (berlaku diseluruh dunia).
e. Menjamin kemungkinan pertukaran informasi secara menyeluruh diseluruh
dunia.
Badan yang bertanggung jawab atas standarisasi ISDN adalah ITU-TS
(ITU-Internatioanal Telekomunication Union - Telecomunication standardization
sector). Standarisasi ISDN pada awalnya ditangani oleh study group D (disebut
sebagai studi group spesial)[1]:
Rekomendasi I-series dibagi menjadi tujuh kelompok utama yang diberi
label I.100 sampai I.700 yaitu[3]:
1. I.100 series - Konsep Umum
2. I.1200 series – Kemampuan Layanan
3. I.300 series – Aspek-aspek Jaringan
4. I.1400 series – Interface antara Pemakai dengan Jaringan.
5. I.1500 series – Interface Internetwork
6. I.1600 series – Prinsip-Prinsip Pemeliharaan
2.3 Struktur Kanal ISDN
Dalam komunikasi data, secara logika kanal dikenal sebagai suatu saluran
tempat sinyal mengalir yang dapat membawa sinyal digital atau analog yang berisi
data informasi (suara/data) dari user atau pesan pensinyalan (signaling message).
Pada network telepon konvensional, hubungan antara user dan sentral lokal baik
untuk pensinyalan maupun data informasi dilewatkan pada sebuah kanal analog
tunggal (konsep CAS). ISDN terdiri dari beberapa kanal logika untuk keperluan
saluran pensinyalan dan saluran data informasi. Berdasarkan fungsi dan
kecepatannya terdapat 3 tipe dasar kanal yaitu[1]:
1. Kanal B
Fungsi utama kanal B adalah untuk membawa sinyal informasi dari user ke
jaringan dalam bentuk suara, data atau video. Kecepatan kanal B adalah 64
kbps yaitu kecepatan yang dibutuhkan untuk aplikasi data digital. Kanal B
juga dapat digunakan untuk menyalurkan voice (suara) hi-fi band lebar (7
kHz atau 15 kHz) yang diproses menjadi 64 kbps. Bisa juga dengan
menggunakan multiplex untuk dua sinyal kecepatan 32 kbps menjadi satu
sinyal 64 kbps.
Ada empat jenis koneksi yang bisa disusun pada kanal B yaitu[3]:
a. Circuit switched
b. Packet swiched
c. Frame mode
2. Kanal D
Fungsi utama kanal D adalah untuk membawa pesan pensinyalan dari suatu
terminal ISDN ke jaringan melalui konektor fisik (physical connector) dan
sistem pesan pensinyalan (signaling message) standar. Kanal D mempunyai
kapasitas yang sangat tinggi dan selalu tetap tersedia. Selain kanal D bisa
dipergunakan sebagai packet-switched atau hubungan jarak jauh
berkecepatan rendah (100 bps) pada saat tidak ada informasi pensinyalan
yang menunggu.
3. Kanal H
Kanal H tersedia bagi informasi pemakai pada rate bit yang lebih tinggi
yaitu pada kecepatan diatas 64 kbps. Pemakai dapat menggunakan kanal
tertentu seperti trunk berkecapatan tinggi atau membagi-bagi kanal sesuai
dengan skema TDM yang dimiliki. Contoh aplikasi meliputi faximili cepat,
video, data berkecepatan tinggi, audio bermutu tinggi, serta aliran-aliran
informasi multiple pada kecepatan data yang lebih rendah.
Untuk lebih mempermudah memahami fungsi-fungsi dari kanal ISDN,
Tabel 2.1 Fungsi kanal-kanal ISDN[1]
Tipe Kanal Bit rate Deskripsi
B 64 kbps Sinyal informasi, untuk bit rate 8, 16, 32
dan 64 kbps
Mode peenyambungan
-switched (packet switch & circuit switch)
-non switched
D 16 kbps Aplikasi BRA
-signaling
-low bit rate data
Aplikasi PRA
-signaling
H 384 kbps (H0)
1536 kbps (H11)
1920 kbps (H12)
Sinyal informasi
Mode penyambungan
-switched (packet swich & circui switch)
-non switched
2.4 Tipe Akses ISDN
Untuk mengakses ISDN, ITU-T telah menetapkan 2 jenis tipe akses yaitu
Basic Rate Acces (BRA) untuk jalur akses individu dan Primary Rate Acces (PRA)
untuk jalur akses PABX[3].
2.4.1 Basic Access
Terdiri dari dua kanal B-64 kbps full duplex dan sebuah kanal D-16 kbps
frame untuk akses ini ditunjukkan pada gambar 2.1. Masing-masing 48 bit
mencakup 16 bit dari kanal B dan 4 bit dari kanal D.
Gambar 2.1 Struktur Frame Basic Acces[3]
Layanan dasar (Basic Acces) dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
sebagian pemakai individu, termasuk pemakai perumahan dan kantor-kantor dalam
jumlah kecil. Hal ini memungkinkan pemakaian suara dan beberapa aplikasi data
seperti akses packet-switched, jalur menuju layanan alarm sentral, faksimili,
videotext, dan seterusnya secara simultan. Layanan-layanan ini bisa diakses melalui
sebuah terminal multiguna tunggal atau beberapa terminal terpisah. Pada salah satu
nya disediakan sebuah interface fisik tunggal[3].
2.4.2 Primary Access
Primary Access dimaksudkan untuk pemakai dengan persyaratan kapasitas
yang lebih besar, misalnya seperti perkantoran dengan PABX digital atau jaringan
lokal. Struktur kanal Primary Access adalah[1] :
30 B + D (untuk PCM-30)
23 B + D (untuk PCM 24)
Struktur frame untuk akses primer (Primary Access) ditunjukkan pada Gambar
2.2[3].
Gambar 2.2 Struktur Frame Primary Access[3]
Ada beberapa tipe akses pada Primary interface (PRA) yaitu[1]:
a. Multi Access
Akses dengan mulple kanal B dan satu kanal D (nB +D).
b. High Speed Access
Misalnya akses dengan HO, untuk pengiriman high speed data.
c. Combine Access
Akses dengan multiple kanal H.
Untuk mempermudah pemahaman mengenai interface pada Basic Access dan
[image:33.595.142.432.144.233.2]Primary Access disajikan pada Tabel 2.2[1]:
Tabel 2.2 Standar User Network Interface[1]
Tipe Inteface Bit Rate Struktur Interface Struktur Kanal
Basic Interface 192 kbps Basic Access 2B + D
Primary Inteface 1544 kbps
2048 kbps
Multiple Access
High Speed Access
Combine Access
23 B + D
30 B + D
4 H
3 HO + D
5 HO + D
2.5 Arsitektur Jaringan ISDN
Jaringan telekomunikasi pada dasarnya merupakan interkoneksi antar
komponen-komponen telekomunikasi dasar berupa interkoneksi link node sebagai
sarana transportasi service yang diberikan kepada user. Setiap jaringan
telekomunikasi mempunyahi konfigurasi yang berbeda sesuai dengan kemampuan
dan aplikasinya[1].
Arsitrektur jaringan ISDN terdiri dari jaringan akses yang menyediakan
fasilitas akses ke service ISDN dan jaringan antara sentral untuk integrasi dengan
jaringan publik eksisting. Jaringan end-to-end digital ISDN dapat digunakan untuk
mengirimkan dan menerima sinyal digital tanpa modem dengan kecepatan 144 kbps
(2B + D). Kelebihan ISDN tidak hanya karena kecepatan akses yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kemampuan modem terbaik saat ini tetapi juga dapat
menggunakan kabel eksisting (jaringan kabel eksisting). Interkoneksi ISDN dengan
jaringan jaringan publik eksisting memerlukan standarisasi dan strategi untuk
menghindari terjadinya masalah interface dan sebagai langkah awal migrasi
eksisting ke ISDN. Standarisasi ISDN dapat mengacu pada rekomendasi ITU-T
rekomendasi regional setempat. Arsitektur jaringan ISDN ditunjukkan pada
Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan ISDN[1]
Arsitektur jaringan ISDN sebagaimana halnya jaringan eksisting (PSTN)
menggunakan sistem hirarki. Hal yang berbeda dengan arsitektur jaringan eksisting
adalah adanya pemisahan antara link informasi dengan link signalling. Jaringan
signalling pada ISDN memegang peranan yang sangat penting dan tidak hanya
digunakan untuk aplikasi ISDN tetapi untuk aplikasi lain seperti Mobile network,
dan aplikasi PSTN.
2.6 Konfigurasi User Network ISDN
Untuk menentukan persyaratan-persyaratan untuk akses pemakai ISDN
mempunyai langkah yaitu mengelompokkan fungsi-fungsi yang berada di tempat
a. Pengelompokan fungsional, yaitu aturan-aturan terbatas tertentu dari
perangkat fisik atau kombinasi-kombinasi perangkat.
b. Pengelompokan titik, yaitu titik konseptual yang dipergunakan untuk
memisahkan kelompok-kelompok fungsi.
User network interface merupakan beberapa atribut yang meliputi
karakteristik fisik, elektrik, protokol, service, capability, performance serta
maintenance network ISDN. Untuk mempermudah pemahaman pada setiap atribut
tersebut, digunakanlah istilah Reference Configuration dan Functional Group.
Konfigurarasi Referensi merupakan konsep pembagian fungsi secara keseluruhan
kedalam beberapa fungsional group. Group Fungsional merupakan beberapa set
fungsi yang mungkin diperlukan untuk akses ke ISDN. Kedua istilah tersebut di
[image:36.595.129.470.427.639.2]jelaskan pada Gambar 2.4.
Keterangan dari blok-blok tesebut adalah :
a. TE1 adalah terminal dengan kemampuan protokol yang relevan dengan
interface pada titik referensi S dan T dan dapat dihubungkan langsung ke
sistem NT.
Contoh : - Telepon ISDN
- Video Phone
b. TE2 adalah terminal yang tidak dilengkapi dengan protokol ISDN dan
hanya dapat dihubungkan ke NT dengan bantuan Terminal Adapter (TA).
Contoh : - Telepon Konvensional
- Terminal X-25
c. TA dapat menyediakan fungsi-fungsi konversi dari karakteristik TE2 ke
karakteristk interface pada titik referensi S, memungkinkan mengakses
ISDN dengan mengadaptasikannya ke protokol interface pada titik referensi
S.
Contoh : - X.25 TA
- TA pesawat telepon analog
d. NT1 dapat menyediakan fungsi-fungsi yang ekivalen dengan layer 1 pada
model OSI, memastikan bahwa TE secara fisik dan elektrik sesuai dengan
jaringan skses sentralisasi pemeliharaan.
e. NT2 dapat menyediakan fungsi-fungsi yang ekivalen dengan layer 2 dan
layer di atas nya (layer 2 ke atas).
Contoh : - PABX
f. Titik referensi T (Terminal ) berhubungan dengan penghentian jaringan
ISDN minimal ditempat pemakai serta memisahkan perangkat provider
jaringan dengan perangkat pemakai.
g. Titik referensi S (Sistem) berhubungan dengan interface terminal ISDN
individu serta memisahkan perangkat terminal pemakai dari fungsi-fungsi
komunikasi yang terkait dengan jaringan.
h. Titik referensi R (Rate) dapat menampilkan interface non-ISDN di antara
perangkat pemakai yang bukan merupakan perangkat adapter dan
kompatibel ISDN.
2.7 Arsitektur Protokol ISDN
Arsitektur Protokol ditunjukkan pada Gambar 2.5 dalam konteks model
OSI. Sama seperti jaringan, ISDN pada intinya tidak berkaitan dengan lapisan 4
sampai 7 pada pemakai. Ini merupakan lapisan-lapisan ujng ke ujung yang
diterapkan pemakai untuk memindakan informasi. Akses jaringan hanya berkaitan
Gambar 2.5 Arsitektur Protokol pada ISDN[3]
Fungsi-fungsi dari lapisan 1 sampai dengan 3 tersebut adalah :
a. Layer 1, mempunyai fungsi yaitu :
- Encoding dan decoding sinyal
- Transmisi kanal B,D, dan H
- Multiplexing untuk membentuk laju primer
- Aktivasi dan deaktivasi sirkit fisik
b. Layer 2, mempunyai fungsi yaitu :
- Membangun dan membubarkan datalink
- Error, Flow dan Congestion Control
c. Layer 3, mempunyai fungsi yaitu :
- Pengalamatan dan routing
- Membangun dan membubarkan koneksi level jaringan
- User-to-user signalling
- Multiplexing level jaringan
- Multiplexing internetworking
2.8 Koneksi ISDN
ISDN menampilkan empat jenis layanan untuk komunikasi ujung ke ujung
yaitu[3]:
a. Panggilan circuit-switched
Konfigurasi jaringan dan protokol melibatkan kanal B dan kanal D. Kanal B
dipergunakan untuk perpindahan data pemakai yang transparan. Pemakai
yang sedang berkomunikasi bisa menggunakan protokol-protokol yang
mereka inginkan untuk berkomunikasi dari ujung ke ujung. Sedangkan
kanal D dipergunakan untuk memindahakan informasi kontrol antara
pemakai dan jaringan untuk pemantapan panggilan dan penghentian serta
akses ke fasilitas-fasilitas jaringan.
b. Koneksi Semipermanen
Koneksi semipermanen di antara titk-titik yang disepakati tersedia untuk
periode waktu yang tak terbatas setelah langganan, untuk periode waktu
yang ditentukan atau untuk periode waktu yang disepakati dalam sehari,
oleh interface jaringan. Protokol kontrol panggilan tidak diperlukan karena
koneksinya sudah ada.
c. Panggilan packet-switched sepanjang kanal B
Ada dua kemungkinan implementasi layanan ini yaitu :
1. Packet-switched dilengkapi dengan satu jaringan terpisah
atau disebut juga dengan Packet Switched Public Data
Network (PSPDN)
2. Packet-switched yang diintegrasikan kedalam ISDN
Bila layanan packet-switching disediakan oleh PSPDN terpisah, akses
menuju layanan tersebut adalah melalui kanal B karenanya baik pemakai
maupun PSPDN harus terkoneksi sebagai pelanggan ke ISDN.
d. Panggilan packet-switched sepanjang kanal D
Untuk akses kanal D, ISDN menyediakan koneksi semipermanen ke simpul
packet-switching di dalam ISDN. Pemakai menggunakan protokol level 3
X.25. Karena kanal D juga dipergunakan untuk pensinyalan kontrol,
diperlukan beberapa cara untuk membedakan antara lalu lintas packet X.25
BAB III
MULTIPLEXING
3.1 Umum
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu informasi
melalui satu saluran. Tujuan utamanya adalah menghemat jumlah saluran fisik,
misalnya kabel, pemancar dan penerima (transceiver) atau kabel optik. Agar
penggunaan saluran telekomunikasi lebih efisien maka dipergunakan beberapa
bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber transmisi
membagi kapasitas transmisinya menjadi lebih besar. Dua bentuk yang paling
umum dari multiplexing yaitu[4]:
1. Frequency Division Multiplexing (FDM)
2. Time Division Multiplexng (TDM)
Frequency Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan
sinyal analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama
dengan mengalokasikan band frekuensi yang berbeda ke masing-masing sinyal.
Diperlukan peralatan modulasi untuk memindahkan setiap sinyal ke band frekuensi
yang diperlukan, sedangkan peralatan multiplexing diperlukan untuk
mengkombinasikan sinyal-sinyal yang dimodulasi[4].
Synchronous time division multiplexing bisa digunakan bersama-sama
dengan sinyal digital atau sinyal analog yang membawa data digital pada bentuk
multiplexing yang membawa data digital. Pada bentuk multiplexing yang seperti ini,
terdiri dari satu atau lebih jatah waktu. Efeknya akan tampak pada bit interleave
dari data pada berbagai sumber[7].
Aplikasi multiplexing yang umum adalah dalam komunikasi long-haul.
Media utama pada jaringan long-haul berupa jalur gelombang mikro, koaksial atau
serat optik berkapasitas tinggi. Jalur-jalur ini dapat memuat transmisi data dalam
jumlah besar secara simultan dengan menggunakan multiplexing. Multiplexing
memiliki keuntungan sebagai berikut[6]:
a. Host hanya butuh satu port I/O untuk n terminal
b. Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan
c. Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi
d. Memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin
e. Menggunakan kapasitas saluran semaximal mungkin
f. Karakteristik permintaan komunikasi pada umumnya memerlukan
penyaluran data dari beberapa terminal ke titik yang sama.
Gambar 3.1 menggambarkan fungsi multiplexing dalam bentuk yang paling
sederhana. Terdapat n input untuk multiplexer. Multiplexer dihubungkan ke
demultiplexer melalui sebuah jalur tunggal. Saluran tesebut mampu membawa n
[image:43.595.135.482.590.706.2]kanal data yang terpisah[8].
Multiplexer menggabungkan data dari jalur input n dan mentransmisikan
melalui jalur berkapasitas tinggi. Demultiplexer menerima aliran data yang sudah
dijadikan multiplex kemudian memisahkan (melakukan demultiplexing) data
berdasarkan kanal, lalu mengirimkannya ke saluran output yang tepat. Penggunaan
multiplexing secara luas dalam komunikasi data dapat dijelaskan melalui hal-hal
berikut[4]:
a. Semakin tinggi kecepatan data, semakin efektif biaya untuk fasiltas
transmisi. Maksudnya untuk aplikasi dan pada jarak tertentu, biaya per Kbps
menurun bila kecepatan data dan fasilitas transmisi meningkat.
b. Sebagian besar perangkat komunikasi data individu memerlukan dukungan
kecepatan data yang yang relatif sedang. Sebagai contoh, untuk sebagian
besar aplikasi komputer pribadi dan terminal, kecepatan data di antara 9600
bps dan 64 Kbps sudah cukup memadai.
3.2 Frequency Division Multiplexeing
Frequency Division Multiplexeing (FDM) dimungkinkan bila lebar pita
media transmisi yang digunakan melebihi lebar pita yang diperlukan sinyal yang
ditransmisikan. Sejumlah sinyal dapat dibawa secara simultan bila masing-masing
sinyal dimodulasi ke frekuensi pembawa yang berbeda dan frekuensi pembawa
terpisah dimana lebar pita sinyal secara signifikan tidak bertumpang tindih[4].
Gambar 3.2 menggambarkan kasus umum FDM. Enam sumber sinyal
dimasukkan ke multiplexer yang akan memodulasi setiap sinyal frekuensi yang
(kanal). Untuk mencegah timbulnya interferensi, kanal dipisahkan oleh band
pelindung (guard band) yang merupakan bagian dari spectrum yang tidak
digunakan[3].
Gambar 3.2 Frequency Division Multiplexing[7]
Sinyal campuran yang diransmisikan di sepanjang media merupakan sinyal
analog. Dalam hal input digital, sinyal harus disalurkan melalui modem untuk
diubah menjadi analog[3].
3.2.1 Proses Multiplexing padaFDM
Pada Gambar 3.3 diilustrasikan proses FDM (FrequencyvDivision
Multiplexing). Sejumalah sinyal analog dan digital [mi(t), i=1,n] di-multiplex ke
media transmisi yang sama. Masing-masing sinyal mi(t) dimodulasikan ke frekuensi
pembawa fi, karena menggunakan frekuensi pembawa multiple masing-masing
disebut subpembawa. Sinyal yang dimodulasi kemudian ditambahkan agar
menghasilkan sinyal baseband campuran mb(t) seperti ditunjukkan pada Gambar
3.3 (b). fi harus dipilih sehingga lebar pita dari berbagai sinyal tidak tumpang tindih
(a) Transmiter
(b) Spektrum sinyal pemodulasi baseband campuran
[image:46.595.144.467.109.380.2](c) Receiver
Gambar 3.3 Gambaran umum proses FDM[10]
3.2.2 Proses Demultiplexing pada FDM
Demultiplexing menggunakan filter sinyal multiplexing untuk
mengembalikan sinyal ke bentuk semula. Setiap sinyal dimodulasi ke frekuensi
proses demultiplexing. Contoh yang paling dikenal dari aplikasi FDM adalah siaran
radio dan Televisi kabel[4].
Gambar 3.4 Proses Demultiplexing pada FDM[3]
3.2.3 Sistem Pembawa Analog
Sistem pembawa jarak jauh yang ada di Amerika Serikat dan seluruh dunia
dirancang sedemikian rupa agar dapat mentransmisikan sinyal-sinyal band suara di
sepanjang jalur transmisi berkapasitas tinggi. Di Amerika Serikat, FDM AT & T
merancang hierarki skema FDM yang memuat sistem transmisi dari berbagai
kapasitas. Mirip dengan itu, namun tidak sama adalah sistem yang diadopsi secara
internasional di bawah ITU-T[3].
Pada level pertama hierarki AT & T, 12 kanal suara yang dikombinasikan
agar menghasilkan group sinyal dengan lebar pita sebesar 12 x 4 kHz, yang
terentang pada 60-108 kHz. Sinyal dihasilkan dengan cara yang sama seperti
sebelumnya dengan menggunakan frekuensi subpembawa 64-108 kHz dengan
Blok pembangun dasar berikutnya adalah supergroup dengan 60 kanal yang
dibentuk oleh 5 group sinyal FDM. Pada setiap tahap masing-masing group
diperlakukan sebagai sinyal tunggal dengan lebar pita 48 kHz dan dimodulasi oleh
subpembawa. Subpembawa memiliki frekuensi dari 420-612 kHz dengan kenaikan
sebesar 48 kHz. Sinyal yang dihasilkan menempati 312-552 kHz. Level hierarki
berikutnya adalah mastergroup, yang menggabungkan 10 input supergroup. Lebar
pita sebesar 240 kHz yang terentang pada 312 sampai 552 kHz. Untuk multiplexing
[image:48.595.105.505.335.606.2]pada level yang lebih tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.1[4].
Tabel 3.1 Standar Frekuensi Pembawa FDM Amerika dan Internasional[4]
Nomor
Kanal Suara
Lebar Pita Spektrum AT & T ITU-T
12 48 kHz 60-108 kHz Group Group
60 240 kHz 312-552 kHz Supergroup Supergroup
300 1.323 MHz 812-2044 kHz Mastergroup
600 2.52 MHz 564-3084 kHz Mastergroup Mastergroup
900 3.872 Mhz 8.516-12.388 kHz Supermaster
group
N x 600 Mastergroup
multiplex
3600 16.984 MHz 8.516-12.388 kHz Jumbogroup
10800 57.442 MHz 8.516-12.388 kHz Jumbogroup
Ilustrasi dari hierarki analog dapat dilihat pada Gambar 3.5[4].
Gambar 3.5 Hierarki Analog[4]
3.3 Synchronous Time Division Multiplxing
Synchronous Time Division Multiplexing memungkinkan bila kecepatan
data dari suatu media bisa sama atau melebihi kecepatan data dari sinyal-sinyal
digital yang ditransmisikan. Sinyal-sinyal digital multiple (sinyal analog yang
memuat data digital) lambat laun bisa dibawa melalui jalur transmisi tunggal dan
melakukan interleaving pada bagian-bagian dari setiap sinyal. Interleaving bisa
dilakukan pada level bit atau pada blok-blok byte atau dalam jumlah yang besar.
Pengiriman data dilakukan dengan mencampur data berdasarkan waktu sinyal data
tersebut dikirimkan. Digunakan untuk transmisi sinyal digital, bit data dari terminal
secara bergantian diselipkan diantara bit data dari terminal lain. Pemancar dan
penerima harus sinkron agar masing-masing penerima menerima data yang
ditujukan kepadanya. TDM hanya digunakan untuk komunikasi titik ke titik. TDM
sampai dengan 30 terminal sekaligus. Gambar 3.6 menunjukkan gambaran umum
[image:50.595.241.428.159.295.2]TDM[4].
Gambar 3.6 Time Division Multiplexing[7]
3.3.1 Proses Muliplexing pada Synchronous Time Division Multiplexing
Gambaran umum proses Multiplexing pada TDM sinkron disajikan dalam
Gambar 3.7. Sejumlah sinyal [mi (t), i=1, n] di-multiplex pada media transmisi yang
sama. Sinyal-sinyal tersebut membawa data digital serta sinyal digital. Data yang
datang dari setiap sumber dengan cepat disangga. Setiap penyangga biasanya
memiliki panjang satu bit atau satu karakter. Penyangga secara berturut-turut
di-scan agar membentuk deretan data digital campuran mc(t). Operasi scan ini
berlangsung sangat cepat sehingga setiap penyangga sudah dikosongkan sebelum
lebih banyak data yang datang. Kecepatan data mc (t) setidaknya harus sama dengan
jumlah rate data mi (t). Data yang ditransmisikan memiliki format seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.7(b). Data disusun ke dalam frame. Masing-masing
(a) Transmitter
(b) Frame TDM
[image:51.595.137.461.82.540.2](c) Receiver
Gambar 3.7 Gambaran Umum Proses TDM Sinkron[10].
3.3.2 Time Slot dan Frame
Pada Synchronous Time Division Multiplexing, aliran data pada koneksi
input dibagi menjadi beberapa unit dan setiap unit memiliki time slot. Setiap unit
output. Jika input time slot TS maka output time slot T/n s. Jika n adalah jumlah
koneksi diasumsikan TDM sinkron dan ditunjukkan pada Gambar 3.8[4].
(a) Konsep Dasar TDM Sinkron
[image:52.595.165.469.154.422.2](b) Time Slot TDM Sinkron[4]
Gambar 3.8 Konsep dasar dan Time Slot TDM Sinkron
Pada Gambar 3.8 (b) dapat dilihat bahwa jika ada n koneksi dan frame maka
akan dibagi menjadi n time slot dan setiap slot dialokasikan untuk setiap unit data
pada satu saluran input. Jika durasi input unit adalah T, maka durasi setiap slot
adalah T/n dan durasi setiap frame adalah T[4].
3.3.3 Sistem Pembawa Digital
Sistem pembawa jarak jauh yang tersedia di Amerika Serikat dan seluruh
dunia dirancang sedemikian rupa agar dapat mentransmisikan sinyal suara di
dipergunkana di Kanada dan Jepang serta di Amerika Serikat sendiri. Hierarki yang
dipergunakan di Internasional yang ditetapkan oleh ITU-T dapat dilihat pada Tabel
3.2[3].
Tabel 3.2 Standar Frekuensi Pembawa TDM di Amerika dan Internasional[7]
Tanda Jumlah Kanal Suara
Rate Data (Mbps)
Level Jumlah Kanal Suara
Rate Data (Mbps)
DS-1 24 1.544 1 30 2.048
DS-1C 48 3.152 120 8.448
DS-2 96 6.312 3 480 34.368 DS-3 672 44.736 4 1920 139.264
DS-4 4032 274.176 5 7680 565.148
Ilustasi hierarki digital dapat dilihat pada Gambar 3.9[4].
Gambar 3.9 Hierarki Digital[4]
Dasar hierarki TDM (di Amerika Serikat dan Jepang) yang dimaksud adalah
format transmisi DS-1 seperti ditunjukkan pada Gambar 3.10 yang me-multiplex 24
kanal. Setiap frame berisi 8 bit per kanal plus bit framing untuk 24 x 8 + 1 = 193
bit. Untuk transmisi suara ditetapkan aturan yaitu masing-masing kanal memuat
satu kata dari data suara yang didigitalkan. Sinyal suara analog yang asli dijadikan
sebesar 8000 sampel per detik. Setiap slot kanal dan setiap frame harus mengulang
8000 kali per detik dengan panjang frame 193 bit sehingga diperoleh kecepatan data
8000 x 193 = 1,544 Mbps[4].
Format DS-1 dapat menyediakan layanan data digital. Agar sesuai dengan
suara maka digunakan kecepatan data yang sama sebesar 1,544 Mbps. Dalam hal
ini disediakan 23 kanal data posisi kanal ke 24 digunakan untuk byte khusus untuk
framing. Selain itu format DS-1 juga bisa dipergunakan untuk membawa campuran
kanal data dan suara. Dalam hal ini dipergunakan 24 kanal tanpa ada byte
sinkronisasi. Kecepata diatas DS-1 dapat dicapai dengan cara multiplexing pada
level yang lebih tinggi melalui bit interleaving dari input 1. Misalkan sitem
DS-1 mengkombinasikan empat input DS-DS-1 menjadi sebuah aliran sebesar 6,3DS-12 Mbps.
Data dari keempat sumber di-interleaving-kan 12 bit sekaligus sehingga diperoleh
1,544 Mbps x 4 = 6,176 Mbps[4]
3.4 Statistical Time Division Multiplexing
Salah satu alternatif untuk menyinkronkan TDM adalah dengan TDM
Statistikal. Multiplexer statistikal memanfaatkan sifat transmisi data yang umum
dengan mengalokasikan jatah waktu secara dinamis sesuai permintaan. Karena
TDM statistikal memiliki kelebihan yaitu perangkat yang terpasang tidak semuanya
melakukan transmisi sepanjang waktu, maka kecepatan data pada saluran multiplex
menjadi lebih kecil dibanding jumlah kecepatan data dan perangkat yang terpasang.
Dengan demikian multiplexer Statistikal dapat menggunakan kecepatan data yang
sinkron. Perbandingan antar TDM Sinkron dengan TDM Statistikal dapat dilihat
pada Gambar 3.10[4].
Gambar 3.10 Perbandingan TDM Sinkron dan TDM Asinkron[10]
Pada Gambar 3.10 diperlihatkan empat sumber data dan data yang
dihasilkan dalam empat kali jatah waktu (t0, t1, t2, t3). Dalam multiplex sinkron,
multiplexer memiliki kecepatan output efektif sebesar empat kali lipat dari
kecepatan data pada perangkat input. Pada setiap peluang waktu, data dikumpulkan
dari keempat sumber dan dikirim keluar[4].
Sebaliknya, multiplex statistik tidak akan mengirim peluang waktu yang
kosong bila ada data yang dikirim. Jadi selama waktu pertama itu peluang hanya
diberikan untuk A dan B saja yang dikirim. Posisi signifikan dan peluang menjadi
hilang dalam skema ini. Tidak diketahui sebelumnya data mana dan sumber yang
berada pada peluang tertentu. Karena data yang tiba dan didistribusi melalui saluran
I/O tidak bisa diperkirakan, maka informasi alamat diperlukan untuk memastikan
agar pengirimannya tepat. Jadi ada lebih banyak overhead per jatah waktu pada
Struktur frame yang digunakan multiplexer statistikal menimbulkan dampak
pada kinerjanya. Jelasnya, diharapkan bisa meminimalkan biaya bit untuk
meningkatkan proses transmisi. Umumnya sistem TDM statistikal menggunakan
protokol sinkron semacam HDLC. Gambar 3.11 menunjukkan format frame TDM
statistikal[4].
Gambar 3.11 Format Frame pada TDM Statistikal[7]
3.4.1 Kinerja Satistical Time Division Multiplexeing
Kecepatan data dan output multiplexer statistikal kurang dari jumlah
kecepatan data input. Ini terjadi karena sudah diantisipasi bahwa jumlah rata-rata
input kurang dari kapasitas saluran yang di-multiplex. Kesulitan dengan pendeatan
ini adalah sementara rata-rata jumlah input kurang dari kapasitas saluran yang
di-multiplex, sehingga akan muncul periode puncak saat input melebihi kapasitas.
Pemecahan untuk masalah ini adalah dengan memasukkan penyangga ke dalam
multiplex untuk menahan kelebihan input sementara. Terdapat pertukaran di antara
ukuran penyangga yang dipergunakan serta kecepatan data saluran[4].
3.5 Antarmuka Jaringan Pengguna ISDN
Pengguna me-multiplexing-kan lalu lintas sejumlah perangkat ke interface
3.5.1 Antarmuka Dasar ISDN (Integrated Service Digital Network)
Pada antarmuka antara peralatan penghentian jaringan dan pelanggan, data
digital diubah dengan menggunakan transmisi full duplex. Saluran fisik
dipergunakan untuk transmisi ke semua arah. Saluran menandai spesifikasi
antarmuka yang menyatakan penggunaan skema pengkodean pseudoternary. Biner
satu ditunjukkan melalui kondisi tidak adanya voltase, sedangkan biner nol
ditunjukkan melalui pulsa negative atau positif sebesar 750 mV ± 10 %. Kecepatan
datanya sebesar 192 Kbps[3].
Struktur akses dasar terdiri dari dua kanal B 64 Kbps dan satu kanal D 16
Kbps. Kanal-kanal ini menghasilkan muatan sebanyak 144 Kbps, di-multiplex di
sepanjang antar muka jaringan pengguna 192 Kbps. Sedangkan yang tersisa
dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang berkenaan dengan framing dan sinkronisasi.
Kanal B adalah kanal dasar pengguna. Kanal tersebut bisa dipergunakan untuk
membawa data digital (misalkan koneksi komputer pribadi), PCM suara digital
yang dikodekan (misalkan koneksi telepon) atau apapun lalu lintas yang sesuai
dengan kanal 64 Kbps. Pada waktu tertentu, koneksi logik bisa disusun terpisah
untuk setiap kanal B ke tujuan ISDN. Selain itu dipergunakan pula untuk membawa
informasi kontrol, yang diperlukan untuk menyusun dan menghentikan koneksi
kanal B. Sedangkan transmisi kanal D memuat rangkaian frame LAPD[7].
Sama halnya dengan skema TDM sinkron, transmisi akses dasar disusun
menjadi frame-frame dengan panjang tertentu dan berulang-ulang. Dalam hal ini
setiap frame memiliki panjang 48 bit, pada 192 Kbps, frame-frame tersebut harus
diulang pada kecepatan satu frame setiap 250 ms. Struktur frame dibagi menjadi
pelanggan menuju jaringan (NT), sedangkan frame bagian bawah ditransmisikan
melalui NT menuju TE[4].
Setiap frame 48 bit mencakup 16 bit dari masing-masing kanal B dan 4 bit
dari kanal D. Bit-bit yang tersisa mengandung penafsiran sebagai berikut : pertama
dilihat struktur frame dari arah TE menuju NT. Masing-masing frame memulainya
dengan sebuah bit framing yang selalu ditransmisikan sebagai pulsa positif.
Kemudian diikuti bit penyeimbang dc (L) yang disusun untuk pulsa negative agar
voltasenya seimbang. Pola F-L kemudian menyinkronkan pesawat penerima pada
permulaan frame. Spesifikasinya menyatakan bahwa setelah dua posisi bit pertama
ini maka berikutnya adalah kemunculan pertama itu nol yang akan ditandai sebagai
pulsa negatif. Setelah itu barulah aturan pseudoternary yang diamati. Delapan bit
berikutnya (B1), berasal dari kanal B pertama. Kemudian diikuti bit penyeimbangan
dc (L). Berikutnya muncul sebuah bit dari kanal D, diikuti bit penyeimbangnya.
Setelah itu diikuti bit framing pembantunya (FA) yang disusun untuk nol kecuali
bila digunakan untuk struktur multiframe. Disini mengikuti bit penyeimbang
lainnya (L), delapan bit (B2) dari kanal B kedua, serta bit penyeimbang lainnya (L).
Ini kemudian diikuti dengan bit-bit dari kanal D, kanal B pertama, kanal D lagi,
kanal B kedua, serta kanal D sebelumnya lagi dimana setiap kelompok bit kanal
Gambar 3.12 Struktur Frame untuk ISDN Basic Rate Access[3]
Struktur frame dalam NT kearah NT sama dengan struktur frame untuk transmisi
dari arah TE ke NT.
3.5.2 Antarmuka ISDN Primer
Antarmuka primer, seperti halanya dengan antarmuka dasar yaitu
me-multiplexing-kan kanal multiple melintasi sebuah media transmisi tunggal. Dalam
antarmuka primer hanya sebuah konfigurasi ujung ke ujung saja yang
dimungkinkan. Biasanya antarmuka mendukung PABX digital atau perangkat
konsentrasi lainnya yang mengontrol TE multiple dan menyediakan fasilitas TDM
statistikal untuk mengakses ISDN. Kecepatan untuk antarmuka primer adalah 1,544
Antarmuka ISDN pada 1,544 Mbps didasarkan atas struktur transmisi DS-1
Amerika Utara yang dipergunakan pada layanan transmisi T1. Gambar 3.13
menunjukkan ilustrasi format frame untuk rate data ini[3].
Gambar 3.13 Format Frame Akses ISDN Primer dengan Rate 1,544 Mbps[10]
Deretan bit disusun menjadi frame 193 bit ulangan. Masing-masing frame
terdiri dari 24 jatah waktu 8 bit dan sebuah bit framing. Jatah waktu yang sama
diulang melalui frame multiple yang merupakan sebuah saluran (kanal). Pada
kecepatan data 1,544 Mbps, frame berulang dengan tingkat kecepatan satu untuk
setiap 125 second atau sebesar 8000 frame per detik. Dengan demikian setiap
saluran mendukung 64 Kbps. Biasanya struktur transmisi digunakan untuk
mendukung saluran-saluran 23 B dan satu saluran D 64 Kbps. Pengkodean line
untuk interface I,544 Mbps adalah AMI (Alternate Mark Inversion) dengan
menggunakan B8ZS[3].
Antarmuka ISDN pada kecepatan 2,048 Mbps di dasarkan pada struktur
transmisi Eropa untuk tingkat kecepatan data yang sama. Gambar 3.14
Gambar 3.14 Format Frame Akses ISDN Primer pada Rate 2,048 Mbps[10]
Stream bit di susun ke dalam frame 256 bit berulang. Masing-masing frame
terdiri dari 32 slot waktu 8 bit. Slot waktu yang pertama digunakan untuk framing
dan sinkronisasi. 31 slot waktu yang lain mendukung kanal pemakai. Pada tingkat
kecepatan data 2,048 Mbps, frame berulang pada tingkat kecepatan satu putaran per
125 ms, atau 8000 frame per detik. Dengan demikian setiap kanal mendukung 64
Kbps. Biasanya struktur transmisi digunakan untuk mendukung 30 kanal B dan satu
kanal D. Pengkodean line untuk antarmuka 2,048 Mbps adalah AMI dan HDB3[3].
3.6 Kinerja Multiplexer Pada ISDN
Untuk menghitung kinerja multiplexer pada ISDN (Integrated Service
Digital Network) digunakan sistem antrian. Jenis sistem antrian yang digunakan
adalah M/M/1/N. Sistem antrian M/M/1/N dipilih sebab sesuai dengan prinsip dasar
ISDN yaitu menyatukan seluruh pelanggan dalam satu jaringan tunggal. Sistem
antrian M/M/1/N dibuat dengan kedatangan Poisson, memiliki satu server dengan <