Peran Advokasi Perawat Dalam Merawat Pasien
di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Skripsi
Zacky Mubaraq 091121010
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridhonya jualah maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan judul ” Peran Advokasi Perawat Dalam Merawat Pasien di Rumah sakit Umum Daerah Langsa tahun 2010” . serta shalawat beriringan salam penulis hanturkan kepada junjungan umat sepanjang masa Nabi Muhammad SAW besrta keluarga dan para sahabat.
Terima kasih kepada kedua orang tua ku ayahanda Zainal Abidin dan Ibunda Sion R. Ginting atas dukungan, doa dan kasih sayang nya kepada penulis. Rasa terima kasih ku kepada adik ku Eri Dian Syah yang selalu memberi motivasinya kepada penulis. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangaan dan kelemahan, baik dari teknik penulisan maupun materi. Hal ini karena keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah dimasa yang akan datang.
Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, saran keterangan dan data-data, baik secara tertulis maupun secara lisan. Maka pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Jenny M. Purba. S.KP, MNS selaku Pembimbing I Skripsi. 3. Bapak Iwan Rusdi. S.KP, MNS selaku Pembimbing II Skripsi. 4. Ibu Farida Lindasari Siregar. S.Kep, Mkep selaku Penguji
6. Seluruh Civitas Akademika Fakultas keperawatan USU yang telah memberikan
bimbingan selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Jajaran Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur yang telah mendukung penulis untuk melanjutkan studi di Fakultas Keperawatan USU Medan.
8. Teman-teman seperjuangan Fakultas Keperawatan USU terutama setambuk 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
9. Seluruh Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Langsa yang telah menjadi bersedia responden dalam penelitian ini.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya dan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa mendatang. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin
Wassalamualaikum Wr. Wb
Medan, Januari 2011
Daftar Isi
Halaman Judul Halaman
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... vii
Bab 1. Pendahuluan ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Perumusan Masalah ... 4
3. Tujuan Penelitian ... 4
4. Manfaat Penelitian ... 4
Bab 2. Tinjauan Teoritis ... 5
1. Pengertian Peran ... 5
1.1 Peran ... 5
2. Konsep Keperawatan ... 5
2.1 Falsafah Keperawatan ... 5
2.2 Pengertian Keperawatan ... 6
2.3 Tujuan Keperawatan... 6
2.4 Peran Perawat Kesehatan ... 7
3. Tanggung Jawab Profesi Keperawatan ... 9
4. Hak dan Kewajiban Perawat ... 9
5. Peran Advokasi Perawat ... 11
Bab 3. Kerangka Konseptual ... 17
1. Kerangka Konsep ... 17
Bab 4. Metodologi Penelitian ... 19
1. Desain Penelitian ... 19
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
4. Pertimbangan Etik ... 21
5. Instrumen Penelitian ... 23
6. Pengumpulan Data ... 24
7. Analisa Data ... 24
Bab 5. Hasil dan Pembahasan... 28
1. Hasil penelitian... 28
2. Pembahasan... 33
Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 36
1. Kesimpulan ... 36
2. Saran ... 36 Daftar Pustaka
Lampiran
1. Jadwal Penelitian.
2. Rencana Anggaran Biaya.
3. Lembar Persetujuan menjadi Responden Penelitian. 4. Instrumen Penelitian.
5. Riwayat Hidup.
6. Lembar Bukti Bimbingan.
7. Surat Pengantar Izin Survei Awal dari Fakultas Keperawatan USU 8. Surat Izin melakukan Survei Awal dari Rumah Sakit Umum Daerah
Langsa.
9. Surat pengantar izin pengambilan data dari Fakultas Keperawatan USU.
10.Surat Izin melakukan pengambilan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
Daftar Tabel
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ... 27
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Pemela Hak Pasien ... 28
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Mediator Pasien dengan Tenaga Kesehatan lain ... 29
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Peran Perawat Bertindak Atas Nama Pasien ... 29
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Pelindung Terhadap Keputusan Pasien ... 30
Judul : Peran Advokasi Perawat Dalam Merawat Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Nama mahasiswa : Zacky Mubaraq
Nim : 091121010
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Tahun : 2011
Abstrak
Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Masalah moral yang muncul dalam hubungan perawat dan pasien tertuju pada hubungan perawat dan pasien dalam memberikan hak pasien dan tanggung jawab professional perawat, aspek legal dan hak-hak moral dalam hubungan kontrak diantara mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran perawat dalam merawat pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 70 responden. Untuk mengetahui karakteristik responden dicari persentase dan frekuensi, begitu juga untuk karakteristik peran advokasi perawat dalam merawat pasien dicari persentase dan frekuensi dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner yang berisikan pernyataan yang dilakukan oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Statistik univariat digunakan untuk menganalisa variabel peran advokasi perawat dan dianalisa menggunakan skala ordinal yang ditampilkan dalam distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 47% responden (70 orang) melaksanakan perannya sebagai advokat pada pasien dalam kategori baik dan 21 responden (30%) melaksanakan perannya sebagai advokat. pasien 49% (70 orang). Rumah Sakit seharusnya mensosialisasikan mengenai hak dan kewajiban pasien, sehingga asumsi masyarakat terhadap kinerja perawat terutama dalam menjalankan peran advokasi di rumah sakit tidak disalah artikan dan menimbulkan ketidaknyamanan pada perawat dalam bekerja. Rekomendasi untuk perawat diharapkan dapat meningkatkan peran nya sebagai seorang advokat sehingga kepercayaan pasien terhadap perawat dapat lebih baik lagi.
Judul : Peran Advokasi Perawat Dalam Merawat Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Nama mahasiswa : Zacky Mubaraq
Nim : 091121010
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Tahun : 2011
Abstrak
Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Masalah moral yang muncul dalam hubungan perawat dan pasien tertuju pada hubungan perawat dan pasien dalam memberikan hak pasien dan tanggung jawab professional perawat, aspek legal dan hak-hak moral dalam hubungan kontrak diantara mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran perawat dalam merawat pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 70 responden. Untuk mengetahui karakteristik responden dicari persentase dan frekuensi, begitu juga untuk karakteristik peran advokasi perawat dalam merawat pasien dicari persentase dan frekuensi dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner yang berisikan pernyataan yang dilakukan oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Statistik univariat digunakan untuk menganalisa variabel peran advokasi perawat dan dianalisa menggunakan skala ordinal yang ditampilkan dalam distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 47% responden (70 orang) melaksanakan perannya sebagai advokat pada pasien dalam kategori baik dan 21 responden (30%) melaksanakan perannya sebagai advokat. pasien 49% (70 orang). Rumah Sakit seharusnya mensosialisasikan mengenai hak dan kewajiban pasien, sehingga asumsi masyarakat terhadap kinerja perawat terutama dalam menjalankan peran advokasi di rumah sakit tidak disalah artikan dan menimbulkan ketidaknyamanan pada perawat dalam bekerja. Rekomendasi untuk perawat diharapkan dapat meningkatkan peran nya sebagai seorang advokat sehingga kepercayaan pasien terhadap perawat dapat lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar
terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang
dilaksanakan oleh tenaga perawat profesional, dalam melaksanakan tugasnya
dapat bekerja sama dengan profesi lain. Perawat dituntut untuk melaksanakan
asuhan keperawatan untuk pasien baik secara individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang
kompeherensif. Sebagai tenaga yang profesional dalam melaksanakan tugasnya
diperlukan suatu sikap yang menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik
dan bertanggung jawab secara moral (Ismani 2001).
Masalah moral yang muncul dalam hubungan perawat pasien terjadi tanpa
pengujian, dan banyak masalah pribadi yang dihadapi perawat yang terlibat dalam
manajemen, administrasi dan tanggung jawab publik. Perhatian tertuju pada
kesulitan moral dalam hubungan perawat pasien dalam tujuan untuk memberikan
hak pasien dan tanggung jawab profesional perawat, aspek legal dan hak-hak
moral dalam hubungan kontrak diantara mereka.
Menjadi seorang perawat bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi
membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Kebanyakan masyarakat
mengenal perawat identik dengan sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar
televisi melalui sinetron-sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat
seperti itu di masyarakat memang tidak mudah, tetapi merupakan suatu keharusan
bagi semua perawat, terutama seorang perawat professional (Sujana, 2009).
Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing “
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan professional. Nilai-nilai esensial ini sangat
berkaitan dengan moral keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki komiten
yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar
perilaku yang etis dalam praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang
perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal
maupun informal dengan sejawat atau teman. Praktik keperawatan, termasuk etika
keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas
kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia (Rahmiwati, 2009).
Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12 jam
memungkinkan mempunyai banyak waktu untuk mengadakan hubungan baik dan
mengetahui keunikan pasien sebagai manusia holistik sehingga berposisi sebagai
advokat pasien (Curtin, 1986). Pada dasarnya, peran perawat sebagai advokat
pasien adalah member informasi dan memberi bantuan kepada pasien atas
keputusan apa pun yang dibuat pasien, memberi informasi berarti menyediakan
informasi atau penjelasan sesuai yang dibutuhkan pasien, memberi bantuan
mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan nonaksi. Dalam menjalankan peran
aksi, perawat memberikan keyakinan kepada pasien bahwa mereka mempunyai
tidak tertekan dengan pengaruh orang lain, sedangkan peran nonaksi mengandung
arti pihak advokat seharusnya menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan
pasien (Sulandra, 2008).
Peran perawat sebagai advokat pasien menuntut perawat untuk dapat
mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang dimilikinya
tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku profesional, dan
hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu, pengalaman dan pendidikan
yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang diperlukan
sebagai syarat untuk menjadi advokat pasien.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Langsa
ditemukan bahwa perawat ikut membantu klien dalam memilih dokter yang akan
menangani dirinya, memberikan informasi tentang sistem pelayanan yang ada
dirumah sakit tersebut. Tampak nyata bahwa peran perawat sebagai advokat
begitu penting bagi klien. Namun, pada kenyataannya peran ini belum berfungsi
optimal. Dari pengalaman peneliti, pasien sering merasa kurang puas dengan
perawatan di rumah sakit terutama pada perawat dan dokter. Perawat sering tidak
menjadi pembela bagi klien saat klien membutuhkannya misalnya saat
membutuhkan informasi tentang status penyakitnya, pemilihan pengobatan dan
lain sebagainya.
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dilihat adalah “
bagaimana peran advokasi perawat dalam merawat pasien di RSUD Langsa?”.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran advokasi perawat
dalam merawat pasien di RSUD Langsa.
4. Manfaat penelitian
4.1 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
tambahan dalam meningkatkan perannya sebagai advokasi ketika hak pasien
diabaikan oleh tenaga kesehatan lain.
4.2 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah studi kepustakaan dan
menjadi suatu masukan yang berarti dan bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan
dan bidang kesehatan lainnya mengenai peran advokat perawat dalam merawat
pasien di rumah sakit.
4.3 Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar dan informasi bagi
penelitian selanjutnya yang memiliki topik dan ruang lingkup terkait penelitian
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Peran
1.1 Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Fadli
dalam Kozier Barbara, 2008).
2. Konsep Keperawatan
2.1 Falsafah Keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat
manusia dan esensi yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Hakekat manusia yang dimaksud disini adalah manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, social dan spiritual, sedangkan esensinya adalah falsafah keperawatan
yang meliputi :
• Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang
harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis,
social dan spiritual yang diberikan secara kompeherensif dan tidak bias
dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
• Bentuk pelayanan yang diberikan harus secara langsung dengan
• Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku, kepercayaan, status sosial, agama, dan ekonomi.
• Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim
kesehatan bukan sendiri-sendiri.
• Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan
seorang penerima jasa pasif (Hidayat, 2008).
2.2 Pengertian Keperawatan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang
diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Undang-Undang Kesehatan
No.23,1992). Dalam Permenkes RI No. 1239 tahun 2001, dijelaskan bahwa
perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri (Putri & Fanani).
2.3 Tujuan Keperawatan
• Teori Peplau(1952).
Tujuan keperawatan untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan
klien.
• Teori Orem (1971)
Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu klien
• Nightingale (1860)
Tujuan keperawatan untuk pasilitasi proses penyebuhan tubuh dengan
memanipulasilingkungan klien.
• King (1971)
Tujuan keperawatan untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu
klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan.
• Rogers (1970)
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,mencegah
kesakitan, dn merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak
mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan.
2.4 Peran Perawat Kesehatan
• Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dievaluasi tingkat perkembangannya.
• Peran sebagai advokasi klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga
dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien.
• Peran edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
• Peran Koordinator
Peran in dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.
• Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
• Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
• Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan (Azis, 2008)
3. Tanggung Jawab Profesi keperawatan
1. Perawat harus menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan sendiri.
2. Perawat harus melindungi hak pasien untuk memperoleh keamanan dan
pelayanan yang berkualitas
3. Perawat harus selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian, serta menjaga
perilaku dalam melaksanakan tugasnya.
4. Hak dan Kewajiban Perawat
4.1 Hak Perawat adalah sebagai berikut:
a) Perawat berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
b)Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan
spesialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
c) Perawat berhak menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
perundang-undangan serta standar dan kode etik keperawatan.
d)Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau
keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasan terhadap
e) Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
keperawatan/ kesehatan secara terus menerus.
f) Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi
pelayanan maupun oleh pasien.
g)Perawat berhak mendapat jaminan perlindungan terhadap resiko kerja
yang dapat menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres
emosional.
h)Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan
kebijaksanaan pelayanan kesehatan.
i) Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh pasien/keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
4.2 Kewajiban Perawat
a) Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
b)Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi dan batas kegunaannya.
c) Perawat wajib menghormati hak pasien.
d)Perawat wajib merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain
yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang
bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
e) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan
dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau
f) Perawat wajib memberikan kesempatan pada pasien untuk menjalankan
ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaannya masing-masing
selama tidak mengganggu pasien lainnya.
g)Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
pasien.
h)Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
keperawatan yang diberikan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan
kemampuannya.
i) Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatn secara akurat
dan berkesinambungan.
j) Perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan atau kesehatan secara terus-menerus.
k)Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan
sesuai dengan batas kewenangannya.
l) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien, kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
m)Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian
yang telah dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja (Suhaemi,
5. Peran Advokasi Perawat
5.1 Pengertian Advokasi
Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau
memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela
pasien dalam praktik keperawatan.(Brooker, 2002). Advokat adalah seseorang
yang membela perkara orang lain (Kozier Erb, 2004). Advokat pasien adalah
seorang advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan
advokat sebagai pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien,
sumber informasi tentang status kesehatan pasien, penolong dalam
mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan, keinginan dan penolong pasien
dalam membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh
karena itu advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan,
peran perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi
hak pasien mereka dari adanya penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti,
2009) .
Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang
ditampilkan untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi dengan
memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang
berlaku. Perawat yang bertanggung jawab berarti menunjukkan kewajibannya
sebagai seorang profesional dengan komitmen menempatkan kebutuhan pasien di
atas kepentingan sendiri (Putri & Fanani, 2010) .
Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki
1) Model perlindungan terhadap hak
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar
tidak ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang
semua hak yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang
dimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah
pelanggaran hak pasien.
2) Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut
pasien
Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala
keputusan tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu
sendiri, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan
memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien,
melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari
semua alternatif pilihan atau keputusan.
3) Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai
manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik,
pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus
mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu.
Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya
hak-hak pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat
keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena
pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan
kepada pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya. Perawat diharapkan
mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan memastikan bahwa
keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan
melindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien.
5.2 Tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien
Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa
tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah :
1) Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan
cara : memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna
bagi pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan
disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima
semua keputusan pasien.
2) Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang
disekeliling pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang
dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi
antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki
pemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan
3) Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara :
memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien
dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan
pasien selama dalam perawatan.
5.3 Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat
Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai
advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :
1) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk
menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
2) Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang
didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan
kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan berperasaan.
3) Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah
mengetahui cara memelihara kesehatannya.
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki
sikap yang baik agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa
sikap yang harus dimiliki perawat, adalah:
1) Bersikap asertif
Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut
pandang yang positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung
2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih
utama walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
3) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi,
konfrontasi atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara
perawat dan dokter.
4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang
berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.
5) Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis,
seperti melaporkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah
atau pejabat terkait yang memiliki wewenang/otoritas.
5.4 Tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat pasien
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan
kemampuan pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan
sebagai advokat bagi pasien, perawat perlu meninjau kembali tujuan peran
tersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan bagi pasien. Menurut Ellis &
Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :
1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah
partner dalam perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat
dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan
akan bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya.
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk
menentukan pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk
menjelaskan semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.
3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan
alternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk
memilih sesuai keinginannya.
4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut
bertentangan dengan pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua
nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan
dalam melakukan berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk
membantu dan memenuhi kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.
6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang
berbeda-beda. Sebagai advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai
yang dianut pasien dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang
tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa
asing dengan lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk
mengorientasikan pasien dengan lingkungan rumah sakit dan menjelaskan semua
peraturan-peraturan dan hak-haknya selama di rumah sakit, sehingga pasien dapat
beradaptasi dengan baik.
8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap
sehingga pelayanan lebih maksimal hasilnya.
9. Mendukung pasien dalam perawatan.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien
selama dalam perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta
mendukung setiap keputusan pasien.
10. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan
mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter
untuk memberikan obat penghilang nyeri.
11. Menghargai pasien.
Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan
lebih mengerti dan menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.
Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak
pasien sehingga pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan
membahayakan pasien.
13. Memberi kekuatan pada pasien.
Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber kekuatan
bagi pasien yang mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan
ketakutan, kecemasan dan harapan-harapannya.
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis &
Hartley, 2000), adalah pasien akan :
1) Mengerti hak-haknya sebagai pasien.
2) Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan
pilihan-pilihannya.
3) Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
4) Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.
5) Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.
6) Mendapatkan pengobatan yang optimal.
7) Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.
8) Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.
4.5 Hak-hak dan Kewajiban Pasien
Hak-hak pasien telah dijamin dalam pasal 4 Undang-Undang No 23
Tahun !992, yang isinya “ Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan yang optimal.”
4.5.1 Hak pasien
• Hak mendapat pelayanan yang manusiawi sesuai dengan standar profesi
kedokteran.
• Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya serta tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap dirinya.
• Hak memilih dokter yang merawat dirinya.
• Hak memilih sarana kesehatan.
• Hak atas rahasia yang berkaitan dengan penyakit yang diderita.
• Hak menolak tindakan medis tertentu atas dirinya.
• Hak untuk menghentikan pengobatan.
• Hak untuk mencari second opinion (pendapat lain).
• Hak atas rekam medis.
• Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
• Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
• Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis.
• Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus
malpraktik.
• Pasien berhak memeriksa dan menerima penjelasan pembayaran.
4.5.2 Kewajiban Pasien
• Memberi keterangan yang jujur tentang penyakitnya kepada petugas
kesehatan.
• Mematuhi nasehat dokter.
• Menjaga kesehatan dirinya.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
skematik. Model skematik atau yang disebut juga dengan model konseptual
menggambarkan fenomena dalam konsep diagram dan menggunakan kotak, anak
panah atau simbol lain untuk menggambarkan hubungan antar konsep (Polit et al,
2001).
•
Skema di atas menjelaskan peran perawat sebagai advokasi bagi pasien
yang meliputi : pelindung terhadap keputusan pasien, mediator antara pasien dan
orang-orang sekitar pasien, dan aktor yang bertindak atas nama pasien serta
pengetahuan perawat tentang hak-hak pasien. Peran tersebut merupakan salah satu
kewajiban yang harus dijalankan oleh perawat dalam memenuhi fungsi dan
tugasnya di rumah sakit. Sehingga pada akhirnya akan menghasilkan gambaran
tentang peran perawat sebagai advokasi bagi pasien di rumah sakit. Peran advokasi perawat
• Pembela hak pasien • Mediator pasien
dengan tenaga kesehatan
• Bertindak atas nama pasien
• Pelindung terhadap keputusan pasien
Kategori pelaksanaan dalam praktek di rumah sakit
B. Definisi operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil
Pengukuran
Skala
1 Peran advokasi
perawat pelaksana
yang berada di ruang
rawat inap di RSUD
langsa.
Perilaku perawat
dalam melindungi
atau membela pasien
di RSUD Langsa.
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Desain penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang advokasi perawat dalam merawat pasien di RSUD Langsa
tahun 2010.
2. Populasi dan sampel
2.1. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dimana suatu penelitian akan
dilakukan generalisasi (Burn, 1999). Populasi dalam penelitian adalah semua
perawat yang bekerja di BPK RSUD Langsa khususnya perawat yang bekerja di
ruang rawat inap. Dengan jumlah 15 ruang rawat dan total polulasi penelitian ini
adalah 248 perawat yang bekerja di ruang rawat inap BPK RSU Langsa.
2.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah confidental
sampling. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang mewakili suatu
populasi (saryono, 2008).
Menurut slovin, (2002) dalam nursalam, (2008) rumus sampel adalah
sebagai berikut:
2 ) (
1 N d
N n
5
Tehnik sampling yang digunakan adalah confidental sampling :
ICCU 16 orang
RPBB 13 orang
NEON 16 orang
KRAMSAL 24 orang
KUA 16 0rang
KUB 24 orang
RPA 17 orang
I B 14 orang
5
Teknik acak bertingkat digunakan bila populasi bersifat heterogen
3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Langsa karena rumah sakit ini
merupakan rumah sakit pemerintah yang telah terakreditasi B dan juga sebagai
rumah sakit rujukan dari beberapa kabupaten. Penelitian ini akan dilakukan pada
bulan Desember 2010.
4. Etika penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Direktur RSUD Langsa.
Selanjutnya, setelah mendapat izin, peneliti menyerahkan langsung lembar
1. Menghargai keputusan subjek.
2. Menghargai privasi subjek.
3. Menyembunyikan identitas subjek dengan memberi kode pada instrument.
4. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan subjek pada peneliti.
5. Memperlakukan subjek secara adil.
6. Tidak membahayakan klien.
Sebelum responden diberikan lembar persetujuan (informed consent),
peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian, menjelaskan partisipasi
responden, serta kerahasiaan data yang diperoleh. Setelah diberikan penjelasan,
peneliti memastikan bahwa responden benar-benar mengerti tentang penelitian
yang akan dilaksanakan, termasuk keuntungan dan kerugian menjadi responden
penelitian. Responden yang bersedia menjadi subjek penelitian, dipersilakan
membaca lembar persetujuan dan menandatanganinya. Jika responden tidak
bersedia menjadi subjek penelitian, responden berhak mengundurkan diri dari
penelitian.
Kerahasiaan data responden akan dijaga oleh peneliti dengan cara
memberi kode pada masing-masing lembar kuesioner. Lembar kuesioner yang
telah diisi akan disimpan di tempat yang hanya diketahui oleh peneliti. Peneliti
5. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kuesioner. Kuesioner tersebut memuat beberapa pernyataan yang dirancang oleh
peneliti, yang mengacu pada kerangka konsep. Pertanyaan terdiri dari dua bagian,
yaitu :
1. Bagian pertama tentang data demografi yang terdiri dari umur, jenis
kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan, lama bekerja dan lain-lain.
2. Bagian kedua pertanyaan tentang pelaksanaan kerja perawat.
Pernyataan tentang tentang pelaksanaan peran perawat sebagai advokasi
pasien di rumah sakit yang berjumlah 20 pernyataan yang terdiri dari 7
pernyataan mengenai pembela hak pasien ada pada pernyataan no
1,2,3,4,5,6 dan 7. 4 pernyataan mengenai mediator pasien dengan tenaga
kesehatan ada pada no 8,9,10 dan 11. 3 pernyataan mengenai bertindak
atas nama pasien ada pada no 12,13 dan 14. 6 pernyataan pelindung
terhadap keputusan pasien ada pada no 15,16,17,18,19 dan 20.
Kuesioner dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti dengan
berpatokan pada tinjuan pustaka. Oleh karena itu penting dilakukan uji reabilitas
dan validitas instrumen. Uji realibilitas ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
derajat atau kemampuan suatu instrumen untuk mengukur secara konsisten
sasaran yang akan diukur. Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data
pada 10 orang sampel yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel
6. Uji validitas dan Reabilitas
6.1. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrument
pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan
data yang relevan dengan apa yang sedang diukur (Dempsey dan Dempsey,2002).
Untuk mengukur validitas pengukuran pada penelitian ini digunakan validitas ini
yaitu validitas berdasarkan tinjauan pustaka. Selanjutnya dikonsultasikan kepada
yang berkompeten di bidang tersebut (Setiadi, 2007). Uji validitass dilakukan oleh
bagian keperawatan komunitas Oleh beliau, peneliti diarahkan untuk
memperbaiki instrument penelitian sesuai dengan tinjauan pustaka agar nilai valid
dari instrument penelitian.
6.2. Uji Reabilitas
Kuesioner konsep diri dan motivasi belajar dibuat oleh peneliti sendiri,
oleh karena itu penting dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrument
bertujuan untuk mengetahui seberapa derajat atau kemempuan alat ukur untuk
mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur yang memberikan hasil yang
sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel (Ritonga, 2003). Uji
reliabilitas pada instrument peran advokasi perawat dalam merawat pasien
dilakukan pengumpulan data terhadap 10 orang responden yaitu kepada perawat
Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Langsa. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan
menggunakan formula cronbach alpha dalam system komputerisasi dengan hasil
uji 0,96. Oleh sebab itu, instrument dikatakan reliable sesuai dengan pendapat
7. Pengumpulan data
Prosedur-prosedur dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui
beberapa langkah, yaitu mengajukan dan menyerahkan surat permohonan izin
kepada pihak BPK RSUD Langsa untuk mengadakan penelitian, setelah
mendapat izin peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden dengan
menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian memberikan lembar
informed consent untuk ditandatangani oleh responden jika calon responden
setuju menjadi subjek penelitian dan menjelasan kepada responden tentang cara
pengisian kuesioner. Selanjutnya memberikan kesempatan kepada responden
untuk bertanya kepada peneliti apabila tidak jelas dengan kuesioner yang
diberikan dan memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.
Setelah selesai responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah telah diisi
kepada peneliti untuk diperiksa. Responden berhak untuk tidak menjawab semua
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Kemudian peneliti mengelompokkan
data yang sudah terkumpul sesuai dengan variabel penelitian.
7. Analisa Data
Setelah kuesioner yang disebarkan kepada responden terkumpul, peneliti
melakukan pengolahan dan analisis data. Analisis yang digunakan pada penelitian
ini adalah analisis deskriptif. Pada analisis ini, data demografi dan jawaban
responden akan dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Pengolahan data meliputi Editing, yaitu proses pengecekan kembali kuesioner
kelengkapan, kejelasan, relevansi, serta konsistensi jawaban responden. Kuesioner
yang belum lengkap akan dikembalikan kepada responden untuk diisi kembali
pada saat itu juga. Coding, yaitu proses mengubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk bilangan sehingga akan mempercepat proses memasukkan data
serta memudahkan pada saat analisis data. Scoring, yaitu proses memberi nilai
untuk setiap pertanyaan sesuai dengan ketepatan jawaban responden. Jawaban
responden diberi scor dan hasil scoring ini akan dijumlahkan, sehingga setiap
responden memiliki nilai tersendiri. Processing, yaitu proses memasukkan data ke
dalam program komputer.Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data-data
yang telah dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama
kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan maka data
tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data
yang dilakukan.
7.1Statistik Univariat
Statistik univariat adalah suatu metode untuk menganalisa data dari suatu
variabel yang bertujuan untuk mendiskripsikan suatu hasil penelitian (Polit &
Hugler, 2002). Pada penelitian ini metode statistik univariat digunakan untuk
menganalisa variabel dependen yaitu peran advokasi perawat. Untuk menganalisa
variabel peran advokasi perawat, akan dianalisa dengan menggunakan skala
ordinal dan akan ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Untuk menganalisa
variabel independen yaitu kategori pelaksanaan dalam praktek di rumah sakit akan
dianalisa dengan menggunakan skala ordinal dan akan ditampilkan dalam
Peran advokasi perawat dikategorikan atas 3 kelas interval. Nilai terendah
yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 60. Kategori kurang
dengan nilai 0-20, kategori cukup dengan nilai 21-40, dan kategori baik dengan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai peran advokasi perawat
dalam merawat pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Penelitian ini telah
dilaksanakan dari tanggal 20 Desember sampai 21 Desember 2010 di Rumah
Sakit Umum Langsa dengan jumlah responden 70 orang.
5.1.1. Karakteristik Responden
Tabel 1 : Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden
Frekuensi Persentase
Usia (Tahun)
Pendidikan SPK
Diploma Tiga (D III) Sarjana (S1)
Tabel 1. menunjukkan bahwa 45 orang responden (63,4%) berada pada
rentang usia 23-31 tahun, sebanyak 63 orang responden (90%) adalah perempuan.
Sebagian besar responden (45 orang; 63,4%) telah bekerja selama 1-9 tahun, dan
62 orang responden (87,3%) memiliki latar belakang pendidikan Diploma III
Keperawatan.
5.1.2. Peran advokasi perawat dalam merawat pasien di Rumah Sakit
Umum
Daerah Langsa
Tabel 2 : Distribusi Peran Advokasi Perawat Sebagai Pembela Pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Langsa (n = 70)
N o.
Peran sebagai pembela pasien
1 Memberi informasi kepada pasien sebelum dan sesudah melakukan tindakan
0 0 0 0 32 42,9 40 57,1
2 Memberi kesempatan kepada anggota keluarga berada di samping pasien
0 0 7 10 15 21,4 48 68,6
3 Mengakui hak pasien untuk memilih keputusan tentang tindakan pengobatannya
0 0 5 7,1 20 28,6 45 64,3
4 Mempertahankan
kerahasiaan mengenai keadaan pasien seperti yang diminta keluarga
0 0 10 14,3 18 25,7 42 60
5 Merawat pasien yang diabaikan oleh teman sejawat
pernyataan persetujuan sebelum melakukan tindakan kepada pasien
7 Memberi informasi pada pasien / keluarga setiap diminta tentang efek samping dari pengobatan medis
0 0 9 12,9 26 37,1 35 50
Berdasarkan tabel 2 peran advokasi perawat sebagai pembela hak pasien
pernyataan selalu mayoritas ditemukan pada pernyataan no 2 yaitu sebanyak 48
responden (68,6%) dan paling sedikit pada pernyataan no 6 yaitu 13 responden,
pernyataan sering mayoritas ditemukan pada pernyataan no 6 yaitu sebanyak 33
responden (47,1%) dan pernyataan paling sedikit yaitu pada pernyataan no 2 yaitu
15 responden (21,4%), dan pernyataan kadang-kadang mayoritas ditemukan pada
pernyataan no 6 yaitu sebanyak 24 responden (34,3%) dan paling sedikit pada
Tabel 3 : Distribusi frekuensi mediator pasien dengan tenaga kesehatan lain
no Peran sebagai mediator pasien dengan tenaga kesehatan lain
Tidak pernah
Kadang-kadang
sering Selalu
n % n % n % n %
8 Melindungi pasien dari tindakan perawatan yang tidak pantas/ sesuai dengan peraturan yang berlaku
4 5,7 23 32,9 13 18,6 30 42,9
9 Memberikan pilihan kepada pasien untuk menentukan dokter yang akan merawat pasien
2 2,9 35 50 19 27,1 14 20
10 Bertindak sebagai mediator untuk berkomunikasi antara pasien/ keluarga dan tim kesehatan lainnya
2 2,9 18 25,7 25 35,7 25 35,7
11 Berbicara kepada ketua tim mengatasnamakan pasien ketika perawatan yang diberikan bertentangan dengan hak-hak pasien
0 0 1 1,4 48 68,6 48 30
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada indikator peran
advokasi mediator pasien dengan tenaga kesehatan lain pernyataan selalu
mayoritas ditemukan pada pernyataan no 8 yaitu sebanyak 30 responden (42,9%)
dan paling sedikit ditemukan pada pernyataan no 9 yaitu 14 responden (20%),
pernyataan sering mayoritas ditemukan pada pernyataan no 11 yaitu sebanyak 48
responden (68,6%) dan paling sedikit yaitu pada pernyataan no 8 sebanyak 18
responden (18,6%), dan pernyataan kadang-kadang mayoritas ditemukan pada
pernyataan no 9 yaitu sebanyak 35 responden (50%) dan paling sedikit ditemukan
pada no 11 yaitu sebanyak 1 responden (1,4%), sedangkan pernyataan responden
responden (5,7%) dan paling sedikit pada pernyataan no 9 dan 10 masing-masing
2 responden (2,9%).
Tabel 4 : Distribusi frekuensi bertindak atas nama pasien
No Peran sebagai bertindak atas nama pasien
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering Selalu
N % n % n % n %
12 Tidak pernah menghindar merawat pasien dengan penyakit menular
0 0 0 0 26 37,1 44 62,9
13 Melaksanakan standar
profesi dalam merawat pasien
0 0 11 15,7 35 50 24 34,3
14 Mencoba mengikuti
harapan pasien
0 0 9 12,85 31 44,28 30 42,85
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada indikator peran
advokasi bertindak atas nama pasien pernyataan selalu paling banyak ditemukan
pada pernyataan no 12 yaitu sebanyak 44 responden (62,9%) dan paling sedikit
pada pernyataan no 13 sebanyak 24 responden (34,3%), pernyataan sering
terbanyak dijumpai pada pernyataan no 14 yaitu sebanyak 35 responden (50%)
dan paling sedikit ditemukan pada pernyataan no 12 sebanyak 26 responden
(37,1%), pernyataan kadang-kadang terbanyak pada pernyataan no 13 yaitu
sebanyak 11 responden (15,7%) dan pernyataan paling sedikit ditemukan pada
Tabel 5 : distribusi frekuensi pelindung terhadap keputusan pasien
15 Menyarankan pasien agar mau dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas yang lebih mendukung
0 0 6 8,6 21 30 43 61,4
16 Merawat pasien walaupun takut akan bahaya tertularnya penyakit yang diderita pasien
0 0 8 11,43 29 41,43 33 47,14
17 Mencoba mendduku ng pasien/ keluarga untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan
0 0 6 8,6 28 40 30 51,4
18 Memberikan informasi dan memberikan kesepatan untuk membuat keputusan
0 0 20 28,6 29 41,49 21 30
19 Memberikan penjelasan secara terperinci kepada pasien/ keluarga
mengenai biaya perawatan
0 0 5 7,1 47 67,1 18 25,7
20 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk terlibat dalam pembuatan keputusan ketika pasien tidak berdaya
1 1,4 8 11,4 55 78,6 6 8,6
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada indikator peran
advokasi pelindung terhadap keputusan pasien pernyataan selalu mayoritas
ditemukan pada pernyataan no 15 yaitu sebanyak 43 responden (61,4%) dan
pernyataan paling sedikit terdapat pada pernyataan no 20 yaitu sebanyak 6
yaitu sebanyak 47 responden (67,1%) dan paling sedikit pernyataan paling sedikit
terdapat pada pernyataan no 15 yaitu sebanyak 21 responden (30%), pernyataan
kadang-kadang mayoritas ditemukan pada pernyataan no 18 yaitu sebanyak 20
responden (28,6%) dan paling sedikit terdapat pada pernyataan no 19 yaitu
sebanyak 5 responden (7,1%), sedangkan pernyataan responden tidak pernah
mayoritas ditemukan pada pernyataan no 20 yaitu sebanyak 1 responden (1,4%).
Tabel 6 : Distribusi frekuensi peran advokasi perawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Langsa
Peran advokasi Frekuensi Persentase
Kurang Cukup Baik
0 21 49
0 30 70
Total 70 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden
dalam melakukan perawatan terhadap pasien terbanyak adalah kategori baik yaitu
sebanyak 49 orang (70%), kategori cukup sebanyak 21 orang (30%) dan paling
sedikit yaitu kategori kurang yaitu (0%).
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa jumlah responden berdasarkan usia
dijumpai paling banyak pada kelompok usia 23-31 tahun yaitu 45 orang (63,4%),
jenis kelamin responden yang terbanyak yaitu perempuan sebanyak 63 orang
45 orang (63,4%), tingkat pendidikan terbanyak dijumpai yaitu diploma tiga (D
III) sebanyak 62 orang (87,3%). Setelah responden memberikan pernyataan dalam
bentuk kuesioner didapati hasil bahwa peran advokasi perawat dalam merawat
pasien dengan indikator pembela hak pasien mayoritas di rumah sakit mayoritas
peran responden dalam katagori baik yaitu sebanyak 49 orang (70%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep menurut (Purba dan Pujiastuti,
2009) yang mengatakan advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktek
keperawatan, peran perawat sebagai advokasi harus bertanggung jawab untuk
melindungi hak pasien dari adanya penipuan atau penyimpangan. Menurut teori
(Putri & Fanani, 2010) tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
dan kinerja yang ditampilkan untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas
tinggi dengan memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan
standart yang berlaku. Perawat yang bertanggung jawab berarti menunjukkan
kewajibannya sebagai seorang professional dengan komitmen menempatkan
kebutuhan pasien diatas kepentingan sendiri.
Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian Salman
(2009) yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dalam
Informed Consent Dengan Pelaksanaan Peran Advokasi Pada Klien Pra Bedah
Di RSUD Pariaman Tahun 2008” dengan menggunakan jenis penelitian
deksriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study jumlah sampel 30
orang dengan metode total sampling, dan pengumpulan data dengan
53,3% perawat memiiiki pengetahuan tinggi, 73% memiliki sikap positif dan
53,3% tidak melaksanakan peran advokasinya.
Sejauh ini peran advokasi perawat dalam merawat pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Langsa dalam katagori baik, berdasarkan penilaian yang dilakukan
dalam pernyataan yang diberikan pada responden kategori peran advokasi perawat
dalam merawat pasien di rumah sakit umum langsa tahun 2010 didapatkan hasil
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1.1. Karakteristik perawat usia 23-31 tahun mayoritas didapati yaitu 45
orang (63,4%), dengan jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan
sebanyak 63 orang (90%), lama bekerja responden terbanyak yang
dijumpai yaitu 1-9 tahun sebanyak 45 orang (63,4%), tingkat pendidikan
terbanyak dijumpai yaitu diploma tiga (D III) keperawatan sebanyak 62
orang (87,3%). Namun dalam penelitian ini tidak diteliti sehingga tidak
dijabarkan.
1.2. Peran advokasi perawat Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2010
dalam merawat pasien di rumah sakit mayoritas dalam katagori baik
yaitu sebanyak 49 orang (70%).
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat peneliti
sampaikan yaitu sebagai berikut :
2.1. Aplikasi Keperawatan
Rumah Sakit hendaknya mensosialisasikan mengenai hak dan kewajiban
pasien dan perawat di tiap ruang rawat inap sehingga pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui hak dan kewajibannya, begitu juga bagi perawat
dalam merawat pasien, pasien dan keluarga dapat memperoleh pelayanan
yang baik. Dan perawat agar dapat meningkatkan dan mempertahankan peran
advokasi nya dalam merawat pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
2.2. Institusi Pendidikan Keperawatan
2.2.1 Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan sebagai salah satu referensi
tentang peran advokasi perawat dalam merawat pasien di Rumah
Sakit.
2.3. Penelitian Berikutnya
2.3.1 Perlu modifikasi dalam jumlah dan tekhnik pengambilan data yang
berbeda agar dapat menjadi suatu perbandingan dengan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, C.. (2001). Kamus saku keperawatan. (edisi 31). Jakarta. EGC
Creasia, J. L., & Parker. B.. (2001). Conceptuals foundations : the bridge to professional
nursing practice. (3rd
Dewi. A. I.. (2008). Etika dan hokum kesehatan). Yogyakarta : Pustaka book publisher ed). St. Louis : Mosby.
Ellis, J. R., & Celia L. H. (2000). Managing and coordinating nursing care. (3rd
Helm, A. (2006). Mal praktik keperawatan. Jakarta. EGC
ed). Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Hidayat. A. A.. (2008). Konsep dasar keperawatan. (edisi 2). Jakarta : Penerbit salemba medika
Kozier, B., et al. (2004). Fundamentals of nursing : concepts, process, and practice. (7th
Notoatmojo, S. (2005). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan. Yogyakarta : Andi Alfred..
ed). Volume 1. New jersey : Pearson Education.
Putri. H. T. & Fanani. A. (2010). Etika profesi keperawatan. Yogyakarta. Citra pustaka. Purba. J. M. & Pujiastuti. S. E. (2009). Dilema etik & pengambilan keputusan etis.
Jakarta. EGC.
Salman .(2009). Data peran advokasi perawat .06 januari, 2011
Suryani, M. (2004). Pemahaman dan perilaku perawat dalam melaksanakn peran
advokat klien di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah dewasa RS Husada-Jakarta. Tesis master tidak diterbitkan, Universitas Indonesia. Jakarta, Indonesia.
Sulandra-sulandra. (2009). Blogspot.com/…/konsep-moral-dalam-praktik-keperawatan Taher. M. D.Taylor.. (2003). Medical ethics. Jakarta. Penerbit Gramedia Pustaka utama.
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
Peran Advokasi Perawat dalam Merawat Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Oleh : Zacky Mubaraq
Nim: 091121010
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Sumatera Utara Medan. Ingin melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan peran advokasi perawat dalam merawat pasien.
Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Fakultas Keperawatan USU Medan. Maka saya mengharapkan kesediaan bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir persetujuan ini.
Tanggal :
No. responden :
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
berpartisipasi dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang bernama : Zacky Mubaraq, Nim.
091121010, tentang “Peran Advokasi Perawat Dalam Merawat Pasien Di
Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2010”
Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi pada saya.
Apabila ada pertanyaan yang menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman
atau berakibat negatif terhadap saya, saya berhak menghentikan atau
mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak.
Saya mengerti bahwa catatan/data mengenai penelitian ini akan
dirahasiakan dan hanya dipergunakan untuk pengolahan data pada penelitian ini
saja.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
berperan dalam penelitian ini.
Langsa, Desember 2010
Tanda Tangan
Soal 20
Pearson Correlation
.742* .893** .115 .705* .742* .625 .502 .705* .057 .905** .546 .827** .848** .684* .318 .778** .893** .869** .281 1 .941** Sig.
(2-tailed)
.014 .000 .752 .023 .014 .054 .139 .023 .875 .000 .102 .003 .002 .029 .371 .008 .000 .001 .431 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Total Pearson Correlation
.831** .835** .156 .798** .838** .519 .729* .841** .279 .823** .605 .950** .891** .685* .315 .904** .835** .812** .238 .941** 1 Sig.
(2-tailed)
.003 .003 .666 .006 .002 .124 .017 .002 .435 .003 .064 .000 .001 .029 .375 .000 .003 .004 .507 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Lampiran
Kuesioner
Petunjuk: berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kecenderungan sikap anda terhadap pernyataan itu
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya memberikan informasi kepada pasien sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2 Saya memberikan kesempatan anggota keluarga pasien berada di samping pasien dalam keadaan kritis
3 Saya mengakui hak pasien untuk memilih keputusan tentang tindakan pengobatannya
4 Saya mempertahankan kerahasiaan mengenai keadaan pasien seperti yang diminta oleh keluarga 5 Saya merawat pasien yang diabaikan oleh teman
sejawat dengan penuh perhatian
6 Saya memberikan surat pernyataan persetujuan sebelum melakukan tindakan kepada pasien/ keluarga
7 Saya memberi informasi pada pasien/ keluarga setiap diminta tentang efek samping dari pengobatan medis
8 Saya melindungi pasien dari tindakan perawatan yang tidak pantas/ sesuai dengan peraturan yang berlaku
9 Saya memberikan pilihan kepada pasien untuk menentukan dokter yang merawat pasien untuk menentukan dokter yang akan merawat pasien 10 Saya bertindak sebagai mediator untuk
berkomunikasi antara pasien/ keluarga dan tim kesehatan lainnya
11 Saya berbicara kepada ketua tim mengatasnamakan pasien ketika perawatan yang diberikan
bertantangan dengan hak-hak pasien
12 Saya tidak pernah menghindar merawat pasien dengan penyakit yang menular
13 Saya melaksanakan standar profesi dalam merawat pasien
15 Saya menyarankan pasien agar mau dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas yang lebih mendukung untuk penyembuhan pasien dari penyakit yang dideritanya 16 Saya harus merawat pasien walaupua takut akan
bahaya tertularnya penyakit yang diderita pasien 17 Saya mencoba untuk mendukung pasien/ keluarga
untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan 18 Saya memberikan informasi dan meberikan
kesempatan pada pasien untuk membuat keputusan 19 Saya memberikan penjelasan secara terperinci
kepada pasien/ keluarga mengenai baiya perawatan 20 Saya membarikan kesempatan pada keluarga untuk terlibat dalam pembuatan keputusan ketika pasien tidak berdaya
Keterangan :
TP : Tidak pernah
KD : Kadang-kadang
SR: Sering
GET
FILE='D:\skripsi zacky\data spss jack.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
SAVE OUTFILE='D:\skripsi zacky\data spss jack.sav' /COMPRESSED.
COMPUTE total = p1 + p2 + p3 + p4 + p5 + p6 + p7 + p8 + p9 + p10 + p11 +
p12 + p13 + p14 + p15 + p16 + + p17 + p18 + p19 + p20 . EXECUTE .
FREQUENCIES
VARIABLES=kategori /ORDER= ANALYSIS .
Frequencies
[DataSet1] D:\skripsi zacky\data spss jack.sav
Statistics
kategori peran
N Valid 70
Missing 1
kategori peran
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid cukup 21 29.6 30.0 30.0
baik 49 69.0 70.0 100.0
Total 70 98.6 100.0
Missing System 1 1.4
FREQUENCIES VARIABLES=Soal1 Soal2 Soal3 Soal4 Soal5 Soal6 Soal7 Soal8 Soal9 Soal10 Soal11 Soal12 Soal13 Soal14 Soal15 Soal16 Soal17 Soal18 Soal19 Soal20 /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Frequency Table
Soal1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sering 30 42.9 42.9 42.9
Selalu 40 57.1 57.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
Soal2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kadang-Kadang 7 10.0 10.0 10.0
Sering 15 21.4 21.4 31.4
Selalu 48 68.6 68.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
Soal3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kadang-Kadang 5 7.1 7.1 7.1
Sering 20 28.6 28.6 35.7
Soal3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kadang-Kadang 5 7.1 7.1 7.1
Sering 20 28.6 28.6 35.7
Selalu 45 64.3 64.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
Soal4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kadang-Kadang 10 14.3 14.3 14.3
Sering 18 25.7 25.7 40.0
Selalu 42 60.0 60.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Soal5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kadang-Kadang 23 32.9 32.9 32.9
Sering 16 22.9 22.9 55.7
Selalu 31 44.3 44.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
Soal6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kadang-Kadang 24 34.3 34.3 34.3
Sering 33 47.1 47.1 81.4
Selalu 13 18.6 18.6 100.0